BAB III METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Farida Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Seperti yang telah dijelaskan pada bab I dan II bahwa penelitian studi kapasitas infiltrasi menggunakan metode Horton hal ini disebabkan karena data untuk memperoleh parameter metode ini mudah dilakukan dengan biaya yang terbatas dengan hasil yang dapat. Sedangkan untuk pengukuran laju infiltrasi dilapangan dilakukan dengan ring infiltrometer karena metode pengukuran ini sangat mudah dalam penerapan dilapangan, murah dibanding dengan simulator hujan dan sesuai dengan keadaan tanah dilapangan. Pada penelitian ini tidak menggunakan double ring infiltrometer karena kondisi tanah merupakan tanah urugan batu untuk itu dibutuhkan gaya atau tenaga yang besar untuk melakukan penetrasi untuk ring yang berdiameter besar. Untuk mempermudah penelitian ini maka diperlukan pendekatan atau metodologi penelitian yang di mulai dari pengumpulan data data. Pengumpulan data dibagi menjadi dua bagian yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder hal ini dimaksudkan agar mempermudah penelitian, hal ini dapat dilihat dari bagan alir penelitian di bawah ini.
2 3.2 Pengambilan Data Sekunder Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian Data yang didapat dari badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jakarta Pusat dari tahun 1990 sampai Data tersebut adalah besarnya curah hujan dikawasan Kemanggisan yang diukur dari stasiun Cengkareng, Jakarta Barat. Penggunaan data curah hujan stasiun Cengkareng sebagai data pada penelitian ini adalah karena stasiun tersebut merupakan stasiun terdekat dan telah sesuai dengan metode Thiessen seperti yang telah dijelaskan pada bab 2. Data curah hujan tersebut hanya dapat diambil dari tahun 1990 sampai 2002 disebabkan karena data soft copy yang terbaru hanya sampai tahun Data curah hujan yang didapat
3 nantinya akan digunakan untuk menghitung distribusi frekuensi curah hujan. Selain data tersebut luas area pengukuran dan detail letak titik pengambilan sample juga digunakan untuk penelitian ini dan data tersebut didapat dari Building Management universitas Bina Nusantara. Besarnya curah hujan atau kapasitas curah hujan yang jatuh atau mengalir dari atap rumah dan mengalir dikawasan tersebut yang didapat, digunakan untuk menghitung debit limpasan. Dimana untuk menghitung besarnya kapasitas aliran yaitu dengan mengalikan koefisien run off, koefisien penyebaran hujan, intensitas hujan, dan luasan atap. 3.3 Pengambilan Data Primer Data primer didapat dari pengukuran dilapangan yang dilakukan di universitas Bina Nusantara, Kemanggisan, Jakarta Barat. Data primer diambil terdiri dari : a. Data laju infiltrasi tanah yang diukur dengan menggunakan ring infiltrometer. b. Data permeabilitas tanah yang diuji di laboratorium tanah. c. Data laju infiltrasi dengan pada lubang resapan biopori. Ring infiltometer adalah suatu pipa besi yang bergaris tengah cm dengan tinggi 60 cm. Pada bagian atas pipa terdapat plat yang berfungsi memudahkan dan melindungi ring pada saat ditekan. Untuk pelaksanaan pengukuran infiltrasi dengan ring infiltrometer dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Menentukan lahan yang akan diukur b. Membersihkan lahan lahan yang akan diukur c. Mempersiapkan alat alat pada lokasi pengukuran d. Menekan ring infiltrometer kedalam tanah + 50 cm e. Membersihkan tanah tanah yang terkelupas didalam ring infiltrometer
4 f. Menuangkan air kedalam ring infiltrometer sampai penuh dan tunggu sampai air tersebut seluruhnya terinfiltrasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menghilangkan retak retak tanah yang merugikan pengukuran. g. Air dituangkan kembali sampai penuh h. Setelah air penuh, stopwatch dinyalakan dan air didiamkan selama 5 menit i. Setelah 5 menit, penurunan yang terjadi diukur dan dicatat j. Air dituang kembali secepatnya kemudian diamkan kembali selama 5 menit Besar penurunan muka air kemudian diukur dan dicatat kembali k. Pada poin j dilakukan secara terus menerus sampai laju penurunan konstan atau penurunan muka air ke n sama dengan laju penurunan muka air ke n+1 dengan waktu pengamatan yang sama yaitu 5 menit Sebelum pengambilan sampel data infiltrasi menggunakan ring infiltrometer maka dihitung terlebih dahulu jumlah sampel yang dapat mewakili luas area kampus Kijang, Universitas Bina Nusantara. Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan maksud agar pengambilan data menjadi lebih efisien dan efektif baik dari segi waktu maupun biaya. Namum karena terbatasnya area yang memiliki tanah lunak dan terbuka maka pada penelitian ini diambil 7 titik sampel pengukuran laju infiltrasi tanpa biopori dan dengan biopori. Permeabilitas tanah merupakan sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran rembesan yang berupa air mengalir melewati rongga pori yang menyebabkan tanah bersifat permeablel. Data permeabilitas diperoleh dari uji laboratorium tanah data ini sama fungsinya dengan data hasil uji lapangan diatas. Seperti yang telah dijelaskan pada bab II biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal kedalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalam sekitar 80
5 100 cm. Untuk pembuatan lubang resapan biopori dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Buat lubang silindris secara vertikal kedalam tanah dengan diameter 10 cm. kedalaman lubang kurang lebih 100 cm atau tidak melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara cm. b. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 3 cm dengan tebal 2 cm disekeliling mulut lubang. c. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput. d. Sampah organik perlu selalu ditambahkan kedalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan. e. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan. Setelah lubang biopori terbentuk maka pengukuran laju infiltrasi dilakukan sama seperti untuk pelaksanaan pengukuran ring infiltrometer hanya saja tanpa menggunakan ring infiltrometer. Pengukuran laju infiltrasi tanpa menggunakan ring infiltrometer pada biopori disebabkan karena kedalaman biopori lebih dalam dibanding dengan panjang ring infiltrometer, jika ring dibuat lebih panjang maka proses penetrasi ring kedalam tanah akan menjadi lebih sulit dan biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar. Untuk mengetahui lebih detail dimana penelitian akan dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini. Pengambilan data primer ini akan berlangsung selama kurang lebih tiga hari terhitung sejak tanggal 2 Desember 2009 sampai dengan 4 Desember 2009 dengan kondisi cuaca tidak hujan dan tanah tidak jenuh.
6 G F D E C B A Dimana titik pengukuran akan dilakukan Sumber : Building Management Biuns University, 2009 Gambar 3.2. Landscape Kampus Kijang 3.4 Pengolahan Data Curah Hujan dan Debit Limpasan Pengolahan data curah hujan rencana dilakukan dengan metodologi berikut. a. Pemeriksaan data hujan maksimum harian dari pos hujan yang tersedia di sekitar lokasi studi. b. Analisis frekuensi, untuk menentukan distribusi statistik yang sesuai dengan kondisi data pos hujan yang ada; c. Distribusi statistik yang dicoba adalah distribusi Normal, Log-Normal, Gumbel dan Log-Pearson Tipe III. Sedangkan pemilihan data terhadap distribusi dilakukan berdasarkan persyaratan masing masing distribusi pada bab 2.
7 d. Menganalisa intensitas curah hujan rencana Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram alir pengolahan data curah hujan berikut ini. Gambar 3.2 Bagan Alir Pengolahan Data Curah Hujan 3.5 Analisa data Primer
8 Data primer yang didapat dari hasil pengukuran dilapangan dianalisa dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Menganalisa data dari hasil pengukuran double ring infiltrometer dilapangan dengan menggunakan metode Horton b. Dari data hasil pengukuran double ring infiltrometer di dapat infiltrasi awal (f o ) dari tanah. Kondisi ini tergantung dengan kadar air dalam tanah. c. Selain nilai infiltrasi awal (f o ) hasil pengukuran double ring infiltrometer menghasilkan nilai infiltrasi konstan (f c ). d. Menganalisa bentuk persamaan dari kapasitas infiltrasi dengan persamaan Horton. e. Dari bentuk persamaan di dapat nilai konstanta yang menunjukkan laju pengurangan kapasitas infiltrasi (k). f. Dari parameter pada poin b, c, d dan e maka diketahui kapasitas infiltrasi. g. Mengetahui kapasitas infiltrasi tanpa biopori dan dengan biopori. h. Kapasitas infiltrasi bersama dengan intensitas hujan dan debit limpasan dapat digunakan sebagai acuan untuk merencanakan jumlah lubang biopori yang akan dibuat. i. karateristik permeabilitas tanah dianalisa dari uji laboratorium tanah untuk mengetahui hubungannya dengan laju infiltrasi tanah Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram alir analisa data primer berikut ini.
9 Identifikasi permasalahan Pengumpulan data Primer Uji Permeabilitas Tanah Analisa Infiltrasi Pengukuran Laju Infiltrasi dengan Menggunakan Double Ring Infiltrometer Pengukuran dilapangan Dengan Biopori Tanpa Biopori Mencari Parameter f o dan f c Membentuk Persamaan Laju Infiltrasi dengan Persamaan Horton Analisa Parameter k Analisa Laju Infiltrasi Pembanding Analisa Koefisien Permeabilitas Mendekati atau tidak? No Gunakan Metode lain Yes 1 Analisa Banyaknya Biopori Analisa Hasil selesai Gambar 3.3. Diagram Alir Analisa Banyaknya Biopori.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.6 Analisa Debit Limpasan Permukaan Analisa ini bertujuan untuk mengetahui debit air pada kawasan kampus Kijang, Universitas Bina Nusantara, Kemanggisan, Jakarta Barat, pada
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN
BAB II METODOLOGI PENELITIAN Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir PERMASALAHAN Perlunya kajian mengenai permasalahan terkait dengan perubahan tata guna lahan, berkurangnya volume air tanah dan permasalahan
Lebih terperinciSTUDI KAPASITAS INFILTRASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HORTON
STUDI KAPASITAS INFILTRASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HORTON SKRIPSI Oleh Andyanto NSP 0700733154 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2010 62 STUDI KAPASITAS INFILTRASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciSTUDI KAPASITAS INFILTRASI METODE HORTON UNTUK PEMAKAIAN BIOPORI DI KAMPUS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA BERDASARKAN DEBIT LIMPASAN PERMUKAAN
STUDI KAPASITAS INFILTRASI METODE HORTON UNTUK PEMAKAIAN BIOPORI DI KAMPUS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA BERDASARKAN DEBIT LIMPASAN PERMUKAAN Juliastuti; Andryan Suhendra Civil Engineering Department, Faculty
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lingkungan Masjid Al-Wasi i Universitas Lampung
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lingkungan Masjid Al-Wasi i Universitas Lampung pada bulan Juli - September 2011. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang
Lebih terperinciData primer diperoleh dari pengukuran dilapangan yang dilakukan di area. Lokasi yang dipakai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah daerah lahan
BAB 111 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan 3.1.1 Data Primer Data primer diperoleh dari pengukuran dilapangan yang dilakukan di area lingkungan kampus Universitas Riau Pekanbaru dan uji laboratorium.
Lebih terperinci: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN KONSERVASI AIR TANAH MELALUI SUMUR RESAPAN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Menimbang DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciTATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN
Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,
Lebih terperinciPasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinci2. Pengukuran besar ^ayf infiltrasi tanah menggunakan single ring
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Teknik Pengumpulan Data Sebelum dimulai pengumpulan data diperlukan persiapan - persiapan, antara lain penyiapan alat berapa single ring infiltrometer, alat berapa pipa silinder
Lebih terperinciEFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI
EFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI Siswanto *, Lita Darmayanti *, Polo Tarigan** Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293 Abstrak Tujuan
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciAnalisa Penerapan Resapan Biopori Pada Kawasan Rawan Banjir Di Kecamatan Telaga Biru
Analisa Penerapan Resapan Biopori Pada Kawasan Rawan Banjir Di Kecamatan Telaga Biru Ilyas Ichsan 1) dan Zulkifli S. Hulalata 2) 1) Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gorontalo e-mail : ilyasichsan10@gmail.com
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Manfaat dalam melakukan kegiatan pembuatan lubang biopori antara lain :
PROGRAM KERJA LPM STIMA IMMI DALAM RANGKA MELAKSANAKAN KEGIATAN PEDULI LINGKUNGAN BERSAMA-SAMA DENGAN WARGA SEKITAR BERUPA PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI KOMPLEK PERUMAHAN DEPARTEMEN KEUANGAN RW 05 CILANDAK
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Umum
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Umum Pada bab ini akan diuraikan hasil perhitungan kapasitas infiltrasi dari tiga lokasi pengujian lapangan yang telah ditentukan berdasarkan wilayah kawasan rawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air hujan, karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi
Lebih terperinciNASKAH SEMINAR EVALUASI NILAI INFILTRASI JENIS PENUTUP LAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA INTISARI
NASKAH SEMINAR EVALUASI NILAI INFILTRASI JENIS PENUTUP LAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Ivan Setyo Prabowo 1, Nursetiawan 2, Burhan Barid 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil UMY, 2 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genangan merupakan dampak dari ketidakmampuan saluran drainase menampung limpasan hujan. Tingginya limpasan hujan sangat dipengaruhi oleh jenis tutupan lahan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir dan genangan air dapat mengganggu aktifitas suatu kawasan, sehingga mengurangi tingkat kenyamaan penghuninya. Dalam kondisi yang lebih parah, banjir dan genangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel menuju rongga dari satu titik yang
Lebih terperinciPEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI TAMAN PEMBIBITAN TEBET
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI TAMAN PEMBIBITAN TEBET DISUSUN OLEH : Ir. Nyayu Siti Rahmaliya, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur
Lebih terperinciDr. Zulkifli Rangkuti, MM
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI PANTI ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 3 TEBET DISUSUN OLEH : Dr. Zulkifli Rangkuti, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI TAHUN 2014 1 KATA PENGANTAR Dengan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Cikabayan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciLUBANG RESAPAN BIOPORI SALAH SATU UPAYA DALAM MENGATASI GENANGAN AIR DI KAWASAN CANDI MUARA TAKUS
LUBANG RESAPAN BIOPORI SALAH SATU UPAYA DALAM MENGATASI GENANGAN AIR DI KAWASAN CANDI MUARA TAKUS Alfian Saleh dan Widya Apriani Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Soemarto (1999) infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, umumnya (tetapi tidak pasti), melalui permukaan dan secara vertikal. Setelah beberapa waktu kemudian,
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di
23 BAB III. METODE PENELITIAN A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di Laboratorium Metode Falling Head Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi dari alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Alur Penelitian Tahapan dalam penelitian ini diantaranya adalah pengumpulan data, penentuan titik lokasi pengujian, pengukuran laju infiltrasi di lapangan menggunakan alat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, sambungan kata
63 BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, sambungan kata depan meta (menuju, melalui,mengikuti) dan kata benda hodos (jalan, cara, arah). Jadi metode bisa dirumuskan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai bulan April sampai
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai bulan April sampai dengan bulan Juli 2011. Tempat penelitian adalah Rayon I Unit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut (Soemarto,1999). Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, umumnya (tetapi tidak pasti), melalui permukaan dan secara vertikal. Setelah beberapa waktu kemudian,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau
40 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk, terutama manusia. Dua pertiga wilayah bumi terdiri dari lautan
Lebih terperinciSTUDI LAJU INFILTRASI KAWASAN DENGAN MENGGUNAKAN LUBANG BIOPORI SEBAGAI UPAYA PENURUNAN TINGGI GENANGAN DAN UPAYA KONSERVASI AIR TANAH
ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 138-147 STUDI LAJU INFILTRASI KAWASAN DENGAN MENGGUNAKAN LUBANG BIOPORI SEBAGAI UPAYA PENURUNAN TINGGI GENANGAN DAN UPAYA KONSERVASI AIR TANAH Yulia 1, Alfiansyah Yulianur 2,
Lebih terperinciPengukuran Nilai Infiltrasi Lapangan dalam Upaya Penerapan Sistem Drainase Berkelanjutan di Kampus UMY
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 3 No.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2017 Pengukuran Nilai Infiltrasi Lapangan dalam Upaya Penerapan Sistem Drainase Berkelanjutan di Kampus
Lebih terperinciPENGGUNAAN APLIKASI SISTEM PERESAPAN BIOPORI TERHADAP ALIRAN DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR DI KECAMATAN BANDA SAKTI KABUPATEN ACEH UTARA MUAZZI
PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM PERESAPAN BIOPORI TERHADAP ALIRAN DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR DI KECAMATAN BANDA SAKTI KABUPATEN ACEH UTARA TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian Pendidikan
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN
STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN Sugeng Sutikno 1, Mutia Sophiani 2 1 Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Subang 2 Alumni
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung
III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infiltrasi Menurut Munaljid dkk. (2015) infiltrasi adalah proses masuknya air dari atas (surface) kedalam tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori pori tanah dipengaruhi
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di daerah kawasan rawan bencana sub DAS Putih. Pemilihan lokasi sub DAS putih karena merupakan salah satu jalur yang terkena lahar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Laju Infiltrasi Menggunaltan Single Ring Infiltrometer Besamya laju Infiltrasi dapat diperoleh dari pengukuran dilapangan dengan menggunakan alat single ring
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan perhitungan kapasitas infiltrasi dari tiga lokasi pengujian lapangan di DAS Krasak, tiga lokasi tersebut terdiri berdasarkan peta kawasan rawan
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM INFILTRASI. Oleh: Dr. Badaruddin,S.Hut,MP
PANDUAN PRAKTIKUM INFILTRASI Oleh: Dr. Badaruddin,S.Hut,MP FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2017 PRAKATA Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi
2 TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke
Lebih terperinciASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.
ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB. PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN STADION SURAJAYA KABUPATEN LAMONGAN OLEH: MAHASISWA : BRANI BIJAKSONO NRP: 3111 105 028 DOSEN PEMBIMBING : UMBORO LASMINTO, ST.MSc.Dr.Techn NIP: 19721202
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para dosen, dan pegawainya. Menyadari akan pentingnya suatu kampus maka sudah sewajarnya kampus
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
39 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung. PETA LOKASI PENELITIAN Gambar 7. Lokasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah lempung dari Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Kemiling, Air yang digunakan berasal
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi penelitian
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi di DAS Pabelan. Pemilihan lokasi DAS Pabelan karena merupakan salah satu jalur yang terkena
Lebih terperinci2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daur hidrologi merupakan perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut, air tersebut akan tertahan (sementara)
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Umum
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Umum Pada bab ini akan diuraikan perhitungan kapasitas infiltrasi dari tiga lokasi pengujian lapangan yang telah ditentukan berdasarkan wilayah kawasan rawan bencana (KRB).
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
37 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Gambar 8. Lokasi Penelitian 38 B. Bahan
Lebih terperinciBAB 5 INFILTRASI DAN PERKOLASI
BAB 5 INFILTRASI DAN PERKOLASI DEFINISI INFILTRASI Proses masuknya lapisan air kedalam tanah lewat permukaan tanah, sehingga besarnya Infiltrasi ini dipengaruhi oleh keadaan lapisan permukaan tanah. PERKOLASI
Lebih terperinciKONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG
KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG Titik Poerwati Leonardus F. Dhari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di daerah kawasan rawan bencana DAS Krasak. Pemilihan lokasi DAS Krasak karena merupakan salah satu jalur/kawasan yang terkena lahar
Lebih terperinciStudi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan
1 Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan Sulistiya Nengse, Didik Bambang Supriyadi, dan Mas Agus Mardyanto Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Parameter Infiltrasi Metode Horton Tabel hasil pengukuran laju infiltrasi double ring infiltrometer pada masingmasing lokasi dapat dilihat pada Lampiran A. Grafik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI 11 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai Agustus 2009. Penelitian dilakukan di lapang dan di laboratorium konservasi tanah dan air. Pada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Gambar 3.1 Titik Lokasi Pengukuran (Sumber: Google Earth) Daerah penelitian terletak di Desa Kayu Ambon, Lembang tepatnya di jalan Pangragajian
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis Daerah penelitian terletak pada 15 7 55.5 BT - 15 8 2.4 dan 5 17 1.6 LS - 5 17 27.6 LS. Secara administratif lokasi penelitian termasuk ke dalam wilayah Desa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infiltrasi Infiltrasi adalah proses masuknya air dari atas ( Surface ) kedalam tanah. Didalam tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara ( interflow ) menuju
Lebih terperinciPEMANFAATAN BAK RESAPAN DAN BIOPORI SISTEM GUNA MENGATASI MASALAH GENANGAN AIR
PEMANFAATAN BAK RESAPAN DAN BIOPORI SISTEM GUNA MENGATASI MASALAH GENANGAN AIR SOEPARDI HARRIS Soepardiharris@yahoo.co.id Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air
BAB I PENDAHULUAN I. Umum Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Sumber Daya Air dan Lahan Jurusan Teknik Pertanian dan Laboratorium Ilmu
Lebih terperinciBAB III. INFILTRASI DAN PERKOLASI
BAB III. INFILTRASI DAN PERKOLASI A. Pendahuluan Pada bab ini akan dipelajari tentang pengertian infiltrasi dan perkolasi serta cara pengukuran kapasitas infiltrasi. Tujuan yang ingin dicapai (TIK) setelah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penyajian metodelogi penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Mulai. Latar Belakang.
BAB III METODOLOGI 3.1 Penyajian Metodologi Penyajian metodelogi penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Mulai Latar Belakang Tujuan Penelitian Survey Lokasi Penelitian Studi Pustaka Analisis
Lebih terperinciSTUDI KAPASITAS INFILTRASI SEDIMEN DI KAWASAN RAWAN BENCANA PADA DAS PABELAN PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 5 217 ISSN : 2339-28X STUDI KAPASITAS INFILTRASI SEDIMEN DI KAWASAN RAWAN BENCANA PADA DAS PABELAN PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2 Jazaul Ikhsan 1*, Puji
Lebih terperinciberbagai aspek kehidupan. Selain sebagai pemenuhan kebutuhan hidup, air dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Air merupakan suatu komponen yang memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Selain sebagai pemenuhan kebutuhan hidup, air dapat pula digunakan
Lebih terperinciKAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK
KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK Pertumbuhan kota semakin meningkat dengan adanya perumahan,
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI DAN JUMLAH LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KAWASAN DAS CIKAPUNDUNG BAGIAN TENGAH
PENENTUAN LOKASI DAN JUMLAH LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KAWASAN DAS CIKAPUNDUNG BAGIAN TENGAH Oleh : 1 Ria Sarah Sanitya, 2 Hani Burhanudin 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...iv DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR PETA...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
13 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai Desember 2011 dan terbagi menjadi 2 tempat yakni lapang dan laboratorium. Kegiatan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian akan dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut: Identifikasi permasalahan
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian akan dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut: Identifikasi permasalahan Pengumpulan dan pengolahan data Pemodelan Kalibrasi
Lebih terperinciTEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENGURANGI BANJIR DAN TUMPUKAN SAMPAH ORGANIK
TEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENGURANGI BANJIR DAN TUMPUKAN SAMPAH ORGANIK Oleh : Ir. Nurhenu Karuniastuti, M.Si. ABSTRAK Permasalahan banjir yang melanda sebagian wilayah di Indonesia dewasa ini, lebih banyak
Lebih terperinciPERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERLANGSUNGAN AIR TANAH DI PERKOTAAN DENGAN SISTEM SUMUR RESAPAN
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERLANGSUNGAN AIR TANAH DI PERKOTAAN DENGAN SISTEM SUMUR RESAPAN Soepardi Harris soepardiharris@yahoo.com Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Matematika
Lebih terperinciPEMETAAN POTENSI AREA RESAPAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TAMBAKBAYAN HULU MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 10.1
PEMETAAN POTENSI AREA RESAPAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TAMBAKBAYAN HULU MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 10.1 Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama
Lebih terperinciPenelitian Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Berdasarkan. Variasi Umur Dan Jenis Sampah
Penelitian Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Berdasarkan Variasi Umur Dan Jenis Sampah Research Of Biopores To Determine The Rate Of Water Absorption Based On Variation In Age And Types Of Solid
Lebih terperinciPROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES
PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM KERJA KKP 2010 KABUPATEN
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA
ISSN : 2460-8815 PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA Sulistiya Nengse Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Islam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini dilakukan sebuah perumahan yang berada di kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota
Lebih terperinciJUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...v DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR PETA...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Penelitian ini meninjau kestabilan sebuah lereng yang terdapat Desa Tambakmerang, Kecamatan Girimarto, DAS Keduang, Wonogiri akibat adanya beban hujan 3 harian.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium Sentraldan Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi pekerjaan terletak di Jl. Jendral Sudirman, Kelurahan Karet Semanggi, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Pusat. Tepatnya di dalam area perkantoran gedung
Lebih terperinciINFILTRASI PADA HUTAN DI SUB DAS SUMANI BAGIAN HULU KAYU ARO KABUPATEN SOLOK
INFILTRASI PADA HUTAN DI SUB DAS SUMANI BAGIAN HULU KAYU ARO KABUPATEN SOLOK (INFILTRATION ON FOREST AT SUMANI SUBWATERSHED UPPER OF KAYU ARO SOLOK REGENCY) Nurmegawati 1 ABSTRACT The objectives of research
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Definisi daerah aliran sungai dapat berbeda-beda menurut pandangan dari berbagai aspek, diantaranya menurut kamus penataan ruang dan wilayah,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang terdapat di Kecamatan Kemiling,
Lebih terperinciBAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG
BAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG 2.1 Teknologi Lubang Resapan Biopori. Secara alami biopori adalah lubang-lubang kecil atau terowongan kecil di dalam tanah yang terbentuk oleh aktivitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau
39 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan perkembangan teknologi saat ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan permukiman sedangkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan adalah pengukuran laju infiltrasi secara langsung di
Lebih terperinciProf. Dr. Ir. Sari Bahagiarti, M.Sc. Teknik Geologi
Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti, M.Sc. Neraca air di suatu daerah merupakan perimbangan antara jumlah air yang masuk, keluar, dan yang tersimpan oleh tanah/batuan di daerah tersebut UNTUK MENGHITUNG NERACA
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Memenuhi ujian sarjana Teknik
Lebih terperinciANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN
ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN Kristanto Wibisono 1, Antonius C 2, Herry P. Chandra 3, Cilcia K. 4 ABSTRAK : Seiring dengan bertambahnya
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK SIPIL USU
JURNAL TEKNIK SIPIL USU KAJIAN EFEKTIVITAS LUBANG RESAPAN BIOPORI DALAM MEREDUKSI DEBIT BANJIR AKIBAT AIR LIMPASAN HUJAN (RUN-OFF) PADA KAWASAN PERUMAHAN (STUDI KASUS: PERUMAHAN CLASSIC 3, MEDAN) Muhammad
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI DAN JUMLAH LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KAWASAN DAS CIKAPUNDUNG BAGIAN TENGAH
PENENTUAN LOKASI DAN JUMLAH LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KAWASAN DAS CIKAPUNDUNG BAGIAN TENGAH 1 RIA SARAH SANITYA, 2 HANI BURHANUDIN 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan
Lebih terperinciSeva Darwia, Ichwana, Mustafril Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Laju Infiltrasi Lubang Resapan Biopori (LRB) Berdasarkan Jenis Bahan Organik Sebagai Upaya Konservasi Air dan Tanah (Infiltration Rate of Absorption Holes Biopore Based on Type of Organic Material as Water
Lebih terperinciUCAPAN TERIMA KASIH. Denpasar, 26 Februari Penulis
ABSTRAK Sumur resapan air merupakan bangunan menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan dari atap atau lahan yang kedap air untuk meresap kedalam
Lebih terperinci