Penelitian Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Berdasarkan. Variasi Umur Dan Jenis Sampah
|
|
- Yulia Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penelitian Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Berdasarkan Variasi Umur Dan Jenis Sampah Research Of Biopores To Determine The Rate Of Water Absorption Based On Variation In Age And Types Of Solid Waste R.T. Sibarani dan Ir. Didik Bambang S., MT Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya ABSTRAK Pada Tugas Akhir ini diperkenalkan teknologi biopori yang dapat mengurangi limpasan air hujan (run-off) dengan meresapkan lebih banyak volume air hujan ke dalam tanah, dengan membentuk liang/ pori-pori dalam tanah melalui aktifitas proses degradasi sampah organik oleh mikroorganisme dan organisme dalam tanah, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan laju resap air pada lubang biopori berdasarkan variasi umur dan jenis sampah. Penelitian dilakukan dalam skala lapangan yakni di daerah Medokan Semampir dan Rungkut Kidul. Variabel yag digunakan adalah variasi umur dan jenis sampah, meliputi sampah daun, sampah kulit buah dan sampah sayuran. Sedangkan umur sampah selama 7, 14, dan 21 hari. Dimensi lubang biopori dibuat dengan kedalaman 80 cm, dan diameter 15 cm. Pada penelitian ini didapatkan jenis sampah kulit buah dengan umur sampah 14 hari lebih besar dalam meresapkan limpasan dengan laju resap air sebesar 1,463 x 10-4 L/ dtk/ cm 2 di daerah Medokan Semampir, dan umur sampah 7 hari dengan laju resap 0,224 x 10-4 L/ dtk/ cm 2 untuk sampah kulit buah di daerah Rungut Kidul, dengan karakteristik dan level air tanah dalam hal ini sangat berpengaruh besar atas hasil kinerja biopori. Kata kunci : laju resap air, teknologi Biopori, run-off ABSTRACT In this paper, biopores technology was introduced to reduce rainwater run-off by more catching volume of rain water into the soil, forming many pores in the soil through the activity of the degradation processes organic waste by microorganisms and organisms in the soil, to minimize the possibility of flooding. This study aims to determine the rate of water absorption in Biopores based on variation in age and types of waste solid. 1
2 Research conducted in the field scale in the region Medokan Semampir and Rungkut Kidul. Variables used were type of waste, including leaves, fruits, and vegetables garbage. The age of the waste for 7, 14, and 21 days. Biopori dimensional hole was made by the depth of 80 cm and 15 cm in diameter. In this study obtained the skin of fruit waste with waste age 14 days is effective to absorp water with rate of 1,463 x 10-4 L/ sec/ cm 2 respectively in Medokan Semampir, and waste age 7 days with rate of absorption 0,224 x 10-4 L/ sec/ cm 2 in Rungkut Kidul, with characteristics and ground water levels has very large affect on performance results of Biopores. Keyword : Biopores technology; Infiltration Area; run-off Pendahuluan Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang semakin besar menyebabkan aktifitas penduduk dan perkembangan kota menjadi semakin pesat. Hal ini berdampak pada semakin banyaknya jumlah gedung dan permukiman-permukiman baru yang didirikan, sehingga berakibat pada semakin berkurangnya area infiltrasi air hujan. Sebagian besar air hujan yang turun ke bumi tidak dapat meresap secara langsung ke dalam tanah dan akhirnya menjadi limpasan atau run off atau yang sering disebut dengan air permukaan. Limpasan air hujan yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah bagi masyarakat, terutama adalah banjir. Pada musim penghujan sering sekali terjadi permasalahan banjir di sebagian wilayah kota-kota besar di Indonesia, termasuk kota Surabaya. Lokasi yang rawan genangan banjir di Kota Surabaya adalah di daerah Rungkut kidul, dan Medokan semampir. Solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan banjir terutama untuk daerah pemukiman padat atau yang mempunyai lahan resapan air hujan yang minim dapat dilakukan dengan menggunakan Teknologi Biopori. Teknologi biopori ini akan dapat mengurangi limpasan air hujan dengan meresapkan lebih banyak volume air hujan ke dalam tanah sehingga dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya banjir. 2
3 Tujuan Penulisan Menentukan laju resap air pada setiap variasi jenis sampah dan umur sampah dalam lubang resapan biopori dengan karakteristik tanah di lokasi studi. Selain itu juga untuk menentukan lubang resapan biopori yang efektif (lebih besar) dalam menyerap air limpasan berdasarkan variasi jenis dan umur sampah. Pengertian Biopori Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Berikut ini adalah contoh gambarnya : Gambar 1 Foto Mikroskop Elektron dari Lubang Cacing dan Akar pada Matriks Tanah (lingkaran kuning) Gambar 1. menunjukkan foto melalui mikroskop elektron yang menggambarkan dua buah lubang yang terbentuk oleh cacing (pada lingkaran kuning bagian atas) dan lubang yang terbentuk oleh aktifitas akar tanaman (pada lingkaran kuning bagian bawah). Bila lubang-lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah Atau dengan perkataan lain akan dapat mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi. Peningkatan jumlah biopori tersebut dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal ke dalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput atau vegetasi lainnya, dan sejenisnya. Bahan organik ini kelak akan dijadikan sumber energi bagi organisme di dalam tanah sehinga aktifitas mereka akan 3
4 meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas mereka maka akan semakin banyak biopori yang terbentuk. Kesinergisan antara lubang vertikal yang dibuat dengan biopori yang terbentuk akan memungkinkan lubang-lubang ini dimanfaatlkan sebagai lubang peresapan air artifisial yang relatif murah dan ramah lingkungan. Lubang resapan ini selanjutnya diberi julukan Lubang Resapan Biopori atau disingkat sebagai LRB. Sepuluh manfaat LRB adalah : 1. Memelihara cadangan air tanah 2. Mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah 3. Menghambat intrusi air laut 4. Mengubah sampah organik menjadi kompos 5. Meningkatkan kesuburan tanah 6. Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah 7. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah 8. Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran udara dan perairan 9. Mengurang emisi gas rumah kaca (CO 2 dan metan) 10. Mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan. ( Mekanisme Biopori Cara membuat lubang biopori adalah : 1. Buat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter sepuluh sentimeter, kedalaman sekitar seratus sentimeter atau tidak melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran atau alur yang telah dibuat. Jarak antarlubang cm. 4
5 2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar dua sampai dengan tiga sentimeter, setebal dua sentimeter di sekeliling mulut lubang. 3. Segera isi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan pohon, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur. 4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang menyusut karena proses pelapukan. 5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang. Teknologi ini bisa diaplikasikan di kawasan perumahan yang 100 persen kedap air atau sama sekali tidak ada tanah terbuka maupun di areal persawahan yang berlokasi di kawasan perbukitan. Prinsip dari teknologi ini adalah menghindari air hujan mengalir ke daerah yang lebih rendah dan membiarkannya terserap ke dalam tanah melalui lubang resapan tersebut. Menurut Ir. Kamir R. Brata MS., yang menjadi salah satu faktor penyebab banjir adalah air hujan yang mengguyur wilayah hulu tidak bisa diserap dengan baik karena berkurangnya pepohonan dan banyaknya bangunan, sehingga wilayah hilir kebanjiran. Dinamakan teknologi biopori atau mulsa vertikal karena teknologi ini mengandalkan jasa hewan-hewan tanah seperti cacing dan rayap untuk membentuk pori-pori alami dalam tanah, dengan bantuan sampah organik, sehingga air bisa terserap dan struktur tanah diperbaiki. Di kawasan perumahan yang 100 persen kedap air, teknologi lubang serapan biopori ini diterapkan dengan membuat lubang di saluran air ataupun di areal yang sudah terlanjur diperkeras dengan semen dengan alat bor. Kemudian ke dalam lubang berdiameter 10 cm dengan kedalaman 80 cm atau maksimal satu meter tersebut, dimasukkan sampah organik yang bisa berupa daun atau ranting kering serta sampah rumah tangga. Keberadaan sampah organik ini berfungsi untuk membantu menghidupkan cacing tanah dan rayap yang nantinya akan membuat biopori. 5
6 Untuk lebih jelasnya sketsa penampang lubang biopori dapat dilihat pada gambar 2 seperti di bawah ini : Gambar 2. Sketsa Penampang Lubang Resapan Biopori Metodologi Penelitian Penelitian Lubang Resapan Biopori (LRB) dilakukan untuk mengetahui laju resap air berdasarkan dua variabel, yaitu variabel jenis sampah dan umur sampah. Pada variabel jenis sampah meliputi sampah daun, sampah kulit buah dan sampah sayuran. Untuk sampah sayur yang sejenis digunakan adalah jenis sampah sayur kangkung. Sampah kulit buah digunakan jenis kulit buah pepaya, dan untuk jenis sampah daun yang diambil adalah daun-daun gugur yang berasal dari pepohonan. Sedangkan untuk variabel umur sampah adalah selama 7, 14, dan 21 hari. Di setiap akhir umur sampah kompos diambil untuk dibandingkan. Penelitian dilakukan dengan cara: Pembuatan Blanko Membuat lubang dengan kedalaman 80 cm dan diameter 15 cm dengan menggunakan alat bor. Di atas lubang diletakkan wadah ukur dari plastik transparan yang telah dilubangi dasarnya sesuai luas penampang lubang. Namun lubang pada dasar wadah tersebut ditutup terlebih dahulu sebelum diisi air. Wadah kemudian diisi air hingga kedalaman tertentu sesuai volume yang diinginkan. (± 20 lt) Tutup lubang lalu dibuka sehingga air di dalamnya dapat mengalir masuk menuju lubang. 6
7 Ketika air mulai mengalir masuk ke dalam lubang hingga air yang ada di dalam tandon habis, waktunya diukur dengan menggunakan stopwatch, dan penurunannya juga diukur dengan mistar/ penggaris. Lubang Resapan Biopori (LRB) Membuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 80 cm dan diameter 15 cm dengan menggunakan alat bor. Mengisi lubang dengan sampah organik. Sampah ini berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan, sisa ampas buah yang sejenis, dan sampah sayuran yang juga sejenis. Untuk sampah sayuran dipakai jenis sayur kangkung dengan perlakuan dicacah terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam lubang. Perlakuan yang sama juga dilakukan untuk setiap jenis sampah yang lainnya. Setelah itu diatas lubang biopori diletakkan wadah ukur dari plastik transparan yang telah dilubangi dasarnya sesuai luas penampang lubang. Namun lubang pada dasar wadah tersebut ditutup terlebih dahulu sebelum diisi air. Wadah kemudian diisi air hingga kedalaman tertentu sesuai volume yang diinginkan. (± 20 lt) Tutup lubang lalu dibuka sehingga air dapat mengalir masuk menuju lubang biopori. Ketika air mulai mengalir masuk ke dalam lubang resapan biopori hingga air yang ada di dalam wadah habis, waktunya diukur dengan menggunakan stopwatch dan penurunan volumenya juga dicatat / satuan waktu. Untuk lebih jelasnya, gambaran penelitian dapat ditunjukkan pada gambar 3 berikut : Adukan Semen Air PDAM Lubang Biopori Tanah Sampah Organik Gambar 3. Sketsa Penelitian Laju Resap Air pada Lubang Biopori 7
8 Pembuatan lubang biopori dilakukan dengan menggunakan alat bor seperti pada Gambar 4 berikut ini : Gambar 4. Sketsa Alat Bor Analisa Data dan Pembahasan A. Penelitian Lubang Resapan Biopori (LRB) di Kelurahan Medokan Semampir Lokasi penelitian berada di atas lahan warga seluas 5x9 m 2. Jenis tanah di lokasi penelitian ini adalah lanau berwarna coklat terang dengan profil air tanah yang cukup tinggi dimusim penghujan dan besar porositas 56,66 % (Data Analisa Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, 2009). Penelitian dilakukan dengan membuat 10 lubang berbentuk silinder dengan cara menggali didalam tanah menggunakan alat bor manual, berdiamer mata bor 15 cm dan panjang 1,2 m. Lubang digali dengan ukuran diameter 15 cm sedalam 80 cm mengingat tinggi air tanah yang cukup dangkal di wilayah tersebut. Hasil penelitian ditampilkan dalam diagram sebagai berikut : Sayur Kulit buah Daun 7 hari 14 hari 21 hari Sayur Kulit buah Daun 7 hari hari hari Gambar 5. Grafik Perbandingan Hasil Penelitian Laju Resap LRB berdasarkan Umur Sampah dalam satuan L/ dtk 8
9 Sayur Kulit Buah Daun hari 14 hari 21 hari 7 hari 14 hari 21 hari Sayur Kulit Buah Daun Gambar 6. Grafik Perbandingan Hasil Penelitian Laju Resap LRB berdasarkan Jenis Sampah dalam satuan L/dtk Dari data ini didapatkan hasil laju resap yang berbeda-beda antara tiap jenis sampah. Hal ini disebabkan karena jumlah air yang meresap tergantung dari proses pembentukan biopori pada tiap jenis sampah. Biopori ini terbentuk sebagai hasil dari aktifitas mikroorganisme dalam menguraikan/ mendegradasi sampah. Aktifitas mokroorganisme ini sangat dipengaruhi oleh jumlah makanan yang tersedia (sampah) di dalam lubang biopori. Dimana diketahui bahwa bila semakin banyak mikroorganisme, maka biopori yang terbentuk juga akan semakin banyak, sehingga jumlah air yang mampu diresapkan pun akan semakin banyak. Sebaliknya jika jumlah biopori dalam tanah yang terbentuk sedikit, maka jumlah air yang dapat diresapkan pun akan semakin kecil. Dari perbandingan hasil ini dapat dilihat bahwa sampah kulit buah lebih besar dalam meresapkan air yang dituangkan kedalam lubang biopori. Hal ini dapat disebabkan aroma kulit buah yang sangat kuat dan berasa manis sehingga mampu menarik lebih banyak mikroba atau hewan pengurai lain seperti cacing, semut, rayap, dsb menuju sampah. Selain itu permukaan kulit yang licin/ angka kekasarannya yang sangat kecil juga berpengaruh dalam melewatkan air menjadi semakin mudah. Sedangkan massa daun jauh lebih ringan/ kecil daripada sampah sayuran dalam hal ini sayur kangkung memiliki batang yang tebal dan lebih lama dalam mengurainya. 9
10 Blanko lubang resapan adalah lubang yang telah digali namun tidak diisi sampah dan dibiarkan sebagai lubang kosong. Lubang ini kemudian diisi air pada volume tertentu. Hal ini bertujuan untuk melakukan perbandingan antara hasil laju resapan air (standar/ blanko) dengan laju resapan lubang Biopori, sehingga dari hasil ini dapat diketahui lubang mana yang lebih efektif (lebih besar) dalam meresapkan air hujan atau genangan. Laju resap air pada blanko akan tetap sama meskipun dilakukan pada dimensi lubang yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini dibuat lubang blanko dengan ukuran diameter 15 cm dan kedalaman 80 cm sesuai dengan ukuran dimensi lubang biopori. Perhitungan perbandingan laju resap air dilakukan dengan memakai satuan L/ dtk/ cm 2. Sehingga perlu dikonversi terlebih dulu dari satuan L/dtk ke L/ dtk/ cm 2. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Hasil nilai laju resap LRB dalam satuan L/ dtk/ cm 2 D H Umur Jenis V LRB V LRB (cm) (cm) Sampah Sampah (L/ dtk/) (L/ dtk/ cm 2 ) hari Sayur hari Sayur hari Sayur hari K. Buah hari K. Buah hari K. Buah hari Daun hari Daun hari Daun Ratarata Untuk menentukan tingkat keefektifan LRB yaitu dengan cara membandingkan laju resap LRB terhadap laju resap Blanko. 10
11 Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan untuk semua jenis lubang LRB yang lainnya terhadap blanko yang hasilnya dapat dilihat pada data tabel berikut : Tabel 2. Perbandingan Tingkat Keefektifan LRB terhadap Blanko Tingkat D H Umur Jenis V LRB V Blanko Efektifitas (cm) (cm) Sampah Sampah (L/ dtk/ cm 2 ) (L/ dtk/ cm 2 ) (%) hari Sayur hari Sayur hari Sayur hari Kulit buah hari Kulit buah hari Kulit buah hari Daun hari Daun hari Daun Rata- rata Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa lubang biopori memiliki tingkat keefektifan yang tinggi dalam meresapkan air, dengan nilai perbandingan terhadap blanko yang hasilnya mencapai rata-rata 3686,30 %. B. Penelitian LRB di Kelurahan Rungkut Kidul Lokasi penelitian dilakukan di halaman areal Kantor Kelurahan Rungkut Kidul diatas lahan seluas 4x8 m 2. Jenis tanah di lokasi penelitian ini adalah lempung berpasir berwarna abu-abu kecokelatan dengan profil air tanah yang cukup tinggi dimusim penghujan. Tingkat Porositas (n) adalah sebesar 66,62 % (Data Analisa Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS). Porositas adalah perbandingan antara volume pori dengan volume total tanah (V v /V T ). Dimana volume pori adalah jumlah total rongga atau ruang terbuka yang 11
12 terbentuk antara butiran partikel tanah. Rongga pori inilah yang nantinya berfungsi untuk melewatkan/ meresapkan air limpasan dalam mekanisme lubang biopori. Hasil penelitian ditampilkan dalam diagram sebagai berikut : hari 14 hari 21 hari Sayur Kulit buah Daun Sayur Kulit buah Daun 7 hari hari hari Gambar 7. Grafik Perbandingan Hasil Penelitian Laju Resap LRB berdasarkan umur sampah dalam satuan L/ dtk Sayur Kulit Buah Daun hari 14 hari 21 hari 7 hari 14 hari 21 hari Sayur Kulit Buah Daun Gambar 8. Grafik Perbandingan Hasil Penelitian Laju Resap LRB berdasarkan Jenis Sampah dalam satuan L/ dtk Dari hasil diatas dapat diketahui pemilihan LRB yang lebih besar dalam meresapkan air limpasan berdasarkan variasi umur sampah adalah LRB dengan umur sampah 7 hari pada jenis sampah kulit buah. Nilai laju resap yang didapatkan adalah sebesar 0,088 lt/ dtk. Berdasarkan data ini diketahui bahwa dari minggu ke minggu kinerja biopori mengalami penurunan hal ini disebabkan di wilayah Rungkut mulai memasuki musim penghujan dengan intensitas hujan yang tinggi dimana tingkat air tanah terus mengalami kenaikan dan 12
13 menggangu aktifitas organisme dalam menguraikan sampah organik, serta keadaan tanah yang liat dan buruk dalam meresapkan air hujan. Pada hasil laju resapan ini nilai yang didapatkan sangat kecil dibandingkan di daerah Medokan hal ini disebabkan karakteristik tanah di areal kantor Kelurahan Rungkut Kidul adalah jenis tanah lempung dimana partikel tanahnya kecil sehingga memiliki porositas yang kecil pula, selain itu keadaan tanah disana juga merupakan bekas areal urugan dimana banyak terdapat batuan dan material bangunan yang tertimbun dalam tanah. Ditambah datangnya musim penghujan menyebabkan tanah cepat jenuh dan tingginya air tanah sehingga menyebabkan kinerja biopori terganggu dan tidak optimal. Blanko Lubang Resapan Perhitungan perbandingan laju resap air dilakukan dengan memakai satuan L/ dtk/ cm 2. Tabel 3. Perbandingan Tingkat Keefektifan LRB terhadap Blanko Tingkat D H Umur Jenis V LRB V Blanko Efektifitas (cm) (cm) Sampah Sampah (L/ dtk/ cm 2 ) (L/ dtk/ cm 2 ) (%) hari Sayur hari Sayur hari Sayur hari Kulit buah hari Kulit buah hari Kulit buah hari Daun hari Daun hari Daun Rata-rata Berdasarkan hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa lubang biopori memiliki tingkat keefektifan yang tinggi dalam meresapkan air atau limpasan dengan nilai perbandingan terhadap blanko yang hasilnya mencapai rata-rata 862,20 %. 13
14 Kesimpulan 1. LRB di Kelurahan Medokan Semampir a) Pemilihan LRB yang ideal untuk variasi umur sampah dalam penelitian biopori di desa Medokan semampir adalah LRB dengan umur sampah 14 hari. Sedangkan untuk variasi jenis sampah yang paling besar dalam meresapkan air adalah sampah Kulit buah. Dengan nilai laju resap yang dihasilkan sebesar 1,46 x 10-4 L/ dtk/ cm 2. b) Lubang Resapan Biopori memberikan tingkat keefektifan yang cukup signifikan terhadap blanko dalam meresapkan air limpasan mencapai 3686,30 %. 2. LRB di Kelurahan Rungkut Kidul a) Pemilihan LRB yang ideal untuk variasi umur sampah dalam penelitian biopori di desa Rungkut Kidul adalah LRB dengan umur sampah 7 hari. Sedangkan untuk variasi jenis sampah yang paling besar dalam meresapkan air adalah sampah kulit buah. Dengan nilai laju resap yang dihasilkan sebesar 0,224 x 10-4 L/ dtk/ cm 2. b) Kinerja biopori semakin menurun hal ini disebabkan tingginya air tanah yang semakin meningkat akibat memasuki musim penghujan, dan faktor karakteristik jenis tanah di wilayah penelitian. Daftar Pustaka Brata, Kamir R dan Anne Nelistya, Lubang Resapan Biopori, Bogor. Johnherf, Biopori Sebagai Peresap Air yang Mengatasi Banjir dan Sampah, <URL: SuaraMerdeka, Teknologi Biopori, Solusi Tepat Atasi Banjir, <URL: Tim Biopori, Biopori : Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan, <URL: 14
PENGARUH JENIS SAMPAH, VARIASI UMUR SAMPAH TERHADAP LAJU INFILTRASI LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)
PENGARUH JENIS SAMPAH, VARIASI UMUR SAMPAH TERHADAP LAJU INFILTRASI LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB) Ananda Wulida Habibiyah 1), Sri Widyastuti 2) Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN
BAB II METODOLOGI PENELITIAN Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir PERMASALAHAN Perlunya kajian mengenai permasalahan terkait dengan perubahan tata guna lahan, berkurangnya volume air tanah dan permasalahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciBIOPORI TANAH SEBAGAI RESAPAN AIR DI DESA BUKIT RATA DUSUN MELUR KUALA SIMPANG: ACEH TAMIANG
BIOPORI TANAH SEBAGAI RESAPAN AIR DI DESA BUKIT RATA DUSUN MELUR KUALA SIMPANG: ACEH TAMIANG Tri Mustika Sarjani 1, Elfrida 2, Mawardi 3 1,2,3 Prodi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Samudra E-mail
Lebih terperinciPENENTUAN LAJU RESAPAN BIOPORI (LRB) BERDASARKAN UMUR DAN JENIS SAMPAH YANG DIBENAMKAN DALAM LUBANG RESAPAN BIOPORI
PENENTUAN LAJU RESAPAN BIOPORI (LRB) BERDASARKAN UMUR DAN JENIS SAMPAH YANG DIBENAMKAN DALAM LUBANG RESAPAN BIOPORI Oleh : NENNY TRIANA P NIM. 100 500 173 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN
Lebih terperinciTEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENGURANGI BANJIR DAN TUMPUKAN SAMPAH ORGANIK
TEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENGURANGI BANJIR DAN TUMPUKAN SAMPAH ORGANIK Oleh : Ir. Nurhenu Karuniastuti, M.Si. ABSTRAK Permasalahan banjir yang melanda sebagian wilayah di Indonesia dewasa ini, lebih banyak
Lebih terperinciTabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian Horison Kedalaman Uraian
14 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Tanah Deskripsi profil dan hasil analisis tekstur tiap kedalaman horison disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Manfaat dalam melakukan kegiatan pembuatan lubang biopori antara lain :
PROGRAM KERJA LPM STIMA IMMI DALAM RANGKA MELAKSANAKAN KEGIATAN PEDULI LINGKUNGAN BERSAMA-SAMA DENGAN WARGA SEKITAR BERUPA PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI KOMPLEK PERUMAHAN DEPARTEMEN KEUANGAN RW 05 CILANDAK
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genangan merupakan dampak dari ketidakmampuan saluran drainase menampung limpasan hujan. Tingginya limpasan hujan sangat dipengaruhi oleh jenis tutupan lahan pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Seperti yang telah dijelaskan pada bab I dan II bahwa penelitian studi kapasitas infiltrasi menggunakan metode Horton hal ini disebabkan karena data
Lebih terperinciBAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG
BAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG 2.1 Teknologi Lubang Resapan Biopori. Secara alami biopori adalah lubang-lubang kecil atau terowongan kecil di dalam tanah yang terbentuk oleh aktivitas
Lebih terperinciKUALITAS LINGKUNGAN MELALUI PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI
Oleh : Amanda S. Sembel (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado, amandasembel@gmail.com) Dwight Moody Rondonuwu (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Lebih terperinciPasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciOleh: Irawan Yulva Dinata*, Erna Juita**, Farida**
1 1 Studi Tentang Laju Infiltrasi Lubang Resapan Biopori (LRB) Pada Beberapa Jenis Penggunaan Lahan di Kelurahan Gunung Pangilun Kecamatan Padang Utara Kota Padang Oleh: Irawan Yulva Dinata*, Erna Juita**,
Lebih terperinciTATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN
Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,
Lebih terperinciMengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti
Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti Banjir dan sampah tentunya telah menjadi problem yang tidak pernah selesai dan sangat serius di banyak kota besar
Lebih terperinciPENGGUNAAN LUBANG RESAPAN BIOPORI UNTUK MINIMALISASI DAMPAK BAHAYA BANJIR PADA KECAMATAN SUKAJADI KELURAHAN SUKAWARNA RW004 BANDUNG (035L)
Lingkungan PENGGUNAAN LUBANG RESAPAN BIOPORI UNTUK MINIMALISASI DAMPAK BAHAYA BANJIR PADA KECAMATAN SUKAJADI KELURAHAN SUKAWARNA RW004 BANDUNG (035L) Maria Christine Sutandi 1, Ginardy Husada 2, Kanjalia
Lebih terperinciPEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI TAMAN PEMBIBITAN TEBET
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI TAMAN PEMBIBITAN TEBET DISUSUN OLEH : Ir. Nyayu Siti Rahmaliya, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur
Lebih terperinciPENGARUH LUBANG RESAPAN BIOPORI TERHADAP LIMPASAN PERMUKAAN Edho Victorianto 1), Siti Qomariyah 2), Sobriyah 3)
ISSN 2354-8630 PENGARUH LUBANG RESAPAN BIOPORI TERHADAP LIMPASAN PERMUKAAN Edho Victorianto 1), Siti Qomariyah 2), Sobriyah 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 2), 3) Pengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan perkembangan teknologi saat ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan permukiman sedangkan
Lebih terperinciAnalisa Penerapan Resapan Biopori Pada Kawasan Rawan Banjir Di Kecamatan Telaga Biru
Analisa Penerapan Resapan Biopori Pada Kawasan Rawan Banjir Di Kecamatan Telaga Biru Ilyas Ichsan 1) dan Zulkifli S. Hulalata 2) 1) Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gorontalo e-mail : ilyasichsan10@gmail.com
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciDr. Zulkifli Rangkuti, MM
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI PANTI ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 3 TEBET DISUSUN OLEH : Dr. Zulkifli Rangkuti, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI TAHUN 2014 1 KATA PENGANTAR Dengan
Lebih terperinciPENGUKURAN LAJU INFILTRASI LUBANG RESAPAN BIOPORI DENGAN PEMILIHAN JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH DI KAMPUS I UKRIDA TANJUNG DUREN JAKARTA
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENGUKURAN LAJU INFILTRASI LUBANG RESAPAN BIOPORI DENGAN PEMILIHAN JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH DI KAMPUS I UKRIDA TANJUNG DUREN JAKARTA MEASURING THE INFILTRATION RATE OF
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Organik Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciKAJIAN KAPASITAS SERAP BIOPORI DENGAN VARIASI KEDALAMAN DAN PERILAKU RESAPANNYA
Kajian Kapasitas Serap Biopori Dengan Variasi Kedalaman Dan Perilaku Resapannya (Umar Abdul) KAJIAN KAPASITAS SERAP BIOPORI DENGAN VARIASI KEDALAMAN DAN PERILAKU RESAPANNYA Umar Abdul Aziz Dosen Jurusan
Lebih terperinci: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN KONSERVASI AIR TANAH MELALUI SUMUR RESAPAN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Menimbang DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. Diusulkan oleh: Rizki Muzammil Asnawati Angga Wiranda Rizqi Via Utami
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MEMINIMALISIR BANJIR DI KAWASAN PERUMAHAN CILEDUG INDAH I BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN
Lebih terperincimencapai pinggang orang dewasa, kira-kira 110 cm. Awalnya hanya warga yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir selalu menjadi musuh bagi warga di berbgai daerah. Saat pembangunan pemukiman dan prasarana lainnya sebagian permukaan lahan dipadatkan akibat perataan tanah.
Lebih terperinciJl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp
PENGARUH LUBANG RESAPAN BIOPORI PADA TANAH BERPENUTUP RUMPUT GAJAH MINI (Pennisetum Purpureum Schumach. 1827) TERHADAP REDUKSI LIMPASAN PERMUKAAN Rizki Putro Kurniawan 1), Siti Qomariyah 2), Sobriyah 3)
Lebih terperinciIBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG
IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG S. Utami, R. Rahadian, L. K. Perwati Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU
PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU Elsie*, Israwati Harahap, Nofripa Herlina, Yeeri Badrun, Novia Gesriantuti
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA AGUSTUS Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA
LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA 22-23 AGUSTUS 2013 Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA @ 2013 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pelaga, salah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI 11 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai Agustus 2009. Penelitian dilakukan di lapang dan di laboratorium konservasi tanah dan air. Pada penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi
2 TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke
Lebih terperinciBIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN MAKALAH
BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN MAKALAH Diusulkan oleh : YANNIKA NIDIA SARI 09320016 PROGRAM STUDI MATEMATIKA DAN KOMPUTASI FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu 2000 3000 mm/tahun. Namun ironisnya dibeberapa tempat masih
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam
PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA 1 Sampah adalah segala hasil samping, atau sisa yang tidak sesuai kegunaannya serta tidak memiliki arti dan fungsi yang tepat. 2 Jenis jenis Sampah Secara garis besar, sampah
Lebih terperinciPemanfaatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Perhitungan Permeabilitas Untuk Setiap Titik Lubang Resapan di Rawa Makmur Permai Bengkulu
Jurnal Gradien Vol. 12 No. 1 Januari 2016: 1149-1152 Pemanfaatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Perhitungan Permeabilitas Untuk Setiap Titik Lubang Resapan di Rawa Makmur Permai Bengkulu Halauddin *,Suhendra,Refrizon
Lebih terperinciStudi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan
1 Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan Sulistiya Nengse, Didik Bambang Supriyadi, dan Mas Agus Mardyanto Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciPencegahan Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori pada SDN 07 dan SDN 13 Pagi Cawang
Pencegahan Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori pada SDN 07 dan SDN 13 Pagi Cawang Posma Sariguna J.K. Hutasoit 1, Suzanna Josephine L.Tobing 2, Rutman L.Toruan 3 1 Jurusan Manajemen, Universitas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol Tanah Latosol adalah tipe tanah yang terbentuk melalui proses latosolisasi. Proses latosolisasi memiliki tiga proses utama, yaitu (1) pelapukan intensif yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 4.1. Karakteristik Fisik Tanah di Sekitar Lubang Resapan Biopori 4.1.1. Bobot Isi Tanah Hantaran hidrolik merupakan parameter sifat fisik tanah yang berperan dalam pengelolaan
Lebih terperinciKONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik
KONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik Latar Belakang: Penghutan kembali atau reboisasi telah banyak dilakukan oleh multipihak untuk menyukseskan
Lebih terperinci\?-e- r,c, OP cj 'TH ~
\?-e- r,c, OP cj 'TH ~ ~--rl\tx -I 0\7 (\?\IIl o~ Kepada Yth: BapaklIbu Ketua RTIRW Taman Permata Jakarta Barat Di Tempat Buana Sesuai dengan pengarahan dari Bapak Lurah Kembangan Utara mengenai pelaksanaan
Lebih terperinciPEMANFAATAN BAK RESAPAN DAN BIOPORI SISTEM GUNA MENGATASI MASALAH GENANGAN AIR
PEMANFAATAN BAK RESAPAN DAN BIOPORI SISTEM GUNA MENGATASI MASALAH GENANGAN AIR SOEPARDI HARRIS Soepardiharris@yahoo.co.id Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta
Lebih terperinciUnjuk Kerja Resapan Air Hujan
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 2, 133-142, November 2012 133 Unjuk Kerja Resapan Air Hujan (Performance Recharge Rain Water) BURHAN BARID, PRASETYO ADI NUGROHO, ASRI LUTFI HUDA ABSTRACT Nowadays,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel menuju rongga dari satu titik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gorontalo sebagian besar wilayahnya berbentuk dataran, perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian 0 2000 M di atas permukaan laut. Luas
Lebih terperinciDRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE)
BAB 5 DRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE) Tujuan Untuk mengeringkan lahan agar tidak terjadi genangan air apabila terjadi hujan. Lahan pertanian, dampak Genangan di lahan: Akar busuk daun busuk tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan sosial
Lebih terperinciMENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)
Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK SIPIL USU
JURNAL TEKNIK SIPIL USU KAJIAN EFEKTIVITAS LUBANG RESAPAN BIOPORI DALAM MEREDUKSI DEBIT BANJIR AKIBAT AIR LIMPASAN HUJAN (RUN-OFF) PADA KAWASAN PERUMAHAN (STUDI KASUS: PERUMAHAN CLASSIC 3, MEDAN) Muhammad
Lebih terperinciPengaruh Hujan terhadap Perubahan Elevasi Muka Air Tanah pada Model Unit Resapan dengan Media Tanah Pasir
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 16, No. 1, 57-64, Mei 2013 57 Pengaruh Hujan terhadap Perubahan Elevasi Muka Air Tanah pada Model Unit Resapan dengan Media Tanah Pasir (The Effect of Rain to the Change
Lebih terperinciPROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES
PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM KERJA KKP 2010 KABUPATEN
Lebih terperinciPerbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori. Oleh : Sri Widyastuti *)
Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Oleh : Sri Widyastuti *) Abstrak Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik. Sampah ini akan dijadikan
Lebih terperinciSeva Darwia, Ichwana, Mustafril Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Laju Infiltrasi Lubang Resapan Biopori (LRB) Berdasarkan Jenis Bahan Organik Sebagai Upaya Konservasi Air dan Tanah (Infiltration Rate of Absorption Holes Biopore Based on Type of Organic Material as Water
Lebih terperinciPERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERLANGSUNGAN AIR TANAH DI PERKOTAAN DENGAN SISTEM SUMUR RESAPAN
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERLANGSUNGAN AIR TANAH DI PERKOTAAN DENGAN SISTEM SUMUR RESAPAN Soepardi Harris soepardiharris@yahoo.com Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Matematika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lubang Resapan Biopori
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lubang Resapan Biopori LRB adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka
Lebih terperinciPENGARUH PERESAPAN AIR HUJAN MENGGUNAKAN LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)
PENGARUH PERESAPAN AIR HUJAN MENGGUNAKAN LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB Ashri Febrina Rahmasari 1, Suripin 2, Sudarno 3 1 Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan UNDIP 2 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciLongsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
Tipe-Tipe Tanah Longsor 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk, terutama manusia. Dua pertiga wilayah bumi terdiri dari lautan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 TEMA PENGEMBANGAN DESAIN Proses merancang bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan peningkatan efisiensi, mengurangi
Lebih terperinci2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daur hidrologi merupakan perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut, air tersebut akan tertahan (sementara)
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA
ISSN : 2460-8815 PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA Sulistiya Nengse Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Islam
Lebih terperinciSOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN
SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN Oleh: Rachmat Mulyana P 062030031 E-mail : rachmatm2003@yahoo.com Abstrak Banjir dan menurunnya permukaan air tanah banyak
Lebih terperinciPENGARUH BIOPORI TERHADAP INFILTRASI DAN LIMPASAN PADA TANAH PASIR BERLANAU
PENGARUH BIOPORI TERHADAP INFILTRASI DAN LIMPASAN PADA TANAH PASIR BERLANAU Irena Dwi Arviana 1), Siti Qomariyah 2), Sobriyah 3) 1)MahasiswaJurusanTeknikSipil, UniversitasSebelasMaret 2), 3) PengajarJurusanTeknikSipil,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai
Lebih terperinciKONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG
KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG Titik Poerwati Leonardus F. Dhari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI
Lebih terperinciGambar 1. Lahan pertanian intensif
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Penggunaan Lahan Seluruh tipe penggunaan lahan yang merupakan objek penelitian berada di sekitar Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm, IPB - Bogor. Deskripsi
Lebih terperinciPENGARUH BIOPORI TERHADAP INFILTRASI DAN LIMPASAN PADA TANAH LANAU BERPASIR
PENGARUH BIOPORI TERHADAP INFILTRASI DAN LIMPASAN PADA TANAH LANAU BERPASIR Rica Purnomo Sari ), Siti Qomariyah 2), Sobriyah 3) ) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 2), 3) Pengajar
Lebih terperinciEFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI
EFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI Siswanto *, Lita Darmayanti *, Polo Tarigan** Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293 Abstrak Tujuan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,
1 PERATURAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN, Menimbang : a. bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan
Lebih terperinciPEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,
Lebih terperincimenyebabkan kekeringan di musim kemarau,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Pengertian Drainase dan Perubahan Konsep Drainase Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan sumber air yang dapat dipakai untuk keperluan makhluk hidup. Dalam siklus tersebut, secara
Lebih terperinciHUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN
MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2012) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami proses-proses aliran
Lebih terperincidampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau
dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau ABSTRAK Sejalan dengan peningkatan kebutuhan penduduk, maka kebutuhan akan perluasan lahan pertanian dan perkebunan juga meningkat. Lahan yang dulunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan manusia, air tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik saja, yaitu digunakan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sumur Resapan Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur resapan
Lebih terperinciKAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN
Spectra Nomor 11 Volume VI Januari 008: 8-1 KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN Ibnu Hidayat P.J. Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri
Lebih terperinciTANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa
AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Lubang Resapan Biopori
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lubang Resapan Biopori Lubang Resapan Biopori atau yang biasa disingkat LRB adalah sebuah rekayasa teknologi peresapan air tepat guna berupa lubang silindris berbentuk vertikal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air hujan, karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup tinggi, dengan curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun. Air merupakan sumberdaya alam yang
Lebih terperinciI Dewa Gede Jaya Negara*, Anid Supriyadi*, Salehudin*
144 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 3, No. 2 : 144-155, September 2016 ANALISIS KEMAMPUAN PERESAPAN LIMPASAN AIR HUJAN PADA MODEL EMBUNG LAHAN DIAGONAL (ELD) TERHADAP GRADASI LAPISAN TANAH DI LAHAN
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hubungan Curah Hujan dengan Koefisien Regim Sungai (KRS) DAS Ciliwung Hulu Penggunaan indikator koefisien regim sungai pada penelitian ini hanya digunakan untuk DAS Ciliwung
Lebih terperinciDAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA
DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA Imran SL Tobing Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta ABSTRAK Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; sampah dianggap sebagai sesuatu
Lebih terperinciPengukuran Nilai Infiltrasi Lapangan dalam Upaya Penerapan Sistem Drainase Berkelanjutan di Kampus UMY
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 3 No.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2017 Pengukuran Nilai Infiltrasi Lapangan dalam Upaya Penerapan Sistem Drainase Berkelanjutan di Kampus
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hantaran Hidrolik
II. TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1. Hantaran Hidrolik Hantaran hidrolik adalah salah satu sifat fisik tanah yang penting untuk diperhatikan dalam penggunaan dan pengelolaan tanah. Hantaran hidrolik berperan penting
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
STUDI PERVIOUS PAVING UNTUK MEREDUKSI RUNOFF DENGAN BAHAN PENGISI KERIKIL BUATAN DARI LUMPUR LAPINDO OLEH : MADE NINA LESMANA P (3307.100.017) DOSEN PEMBIMBING : Ir. Mas Agus Mardyanto, ME.,PhD JURUSAN
Lebih terperinciANALISIS RESAPAN LIMPASAN PERMUKAAN DENGAN LUBANG BIOPORI DAN KOLAM RETENSI DI FAKULTAS TEKNIK UNS SKRIPSI
ANALISIS RESAPAN LIMPASAN PERMUKAAN DENGAN LUBANG BIOPORI DAN KOLAM RETENSI DI FAKULTAS TEKNIK UNS Analysis of surface runoff infiltration with biopori hole and retention pool in the Faculty of Engineering
Lebih terperinciMENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN BIOPORI
MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN BIOPORI Syamsul Arifin Arifin & Khusnul Orizanto Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang syamsul.tanah@gmail.com ; arie_merah@yahoo.co.id Abstract Water
Lebih terperinciBab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN
Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN Novitasari,ST.,MT. TIU & TIK TIU Memberikan pengetahuan mengenai berbagai metode dalam penanganan drainase, dan mampu menerapkannya dalam perencanaan drainase kota:
Lebih terperinciINDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION
INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan tropis di Indonesia meliputi areal seluas 143 juta hektar dengan berbagai tipe dan peruntukan (Murdiyarso dan Satjaprapdja, 1997). Kerusakan hutan (deforestasi) masih
Lebih terperinciBAB III PENGENDALIAN LONGSOR Identifikasi dan Delineasi Daerah Rawan Longsor
BAB III PENGENDALIAN LONGSOR Daerah rawan longsor harus dijadikan areal konservasi, sehingga bebas dari kegiatan pertanian, pembangunan perumahan dan infrastruktur. Apabila lahan digunakan untuk perumahan
Lebih terperinciBKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi
% liat = [ H,( T 68),] BKM % debu = 1 % liat % pasir 1% Semua analisis sifat fisik tanah dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik tanah dalam mempengaruhi infiltrasi. 3. 3... pf pf ialah logaritma dari
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI
BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI 2.1. Tinjauan Umum Untuk dapat merencanakan penanganan kelongsoran tebing pada suatu lokasi, terlebih dahulu harus diketahui kondisi existing dari lokasi tersebut. Beberapa
Lebih terperinci