BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Perangkat Lunak Arsitektur perangkat lunak adalah sekumpulan pernyataan yang menggambarkan komponen perangkat lunak dan fungsi-fungsi yang ada pada komponen tersebut. Ia menggambarkan struktur teknis, batasan-batasan, ciri-ciri, serta antarmuka pada komponen-komponen tersebut. Arsitektur merupakan rancangan fisik sistem dan oleh karena itu membutuhkan rencana yang matang pada saat pembuatannya (Krafzig et al, 2004). Arsitektur perangkat lunak merupakan struktur sebuah sistem, yang meliputi elemen perangkat lunak, sifat (property) yang tampak dari elemen itu, serta relasi di antara elemen-elemen tersebut (Bass et al dalam Krafzig et al, 2004). Sifat yang tampak misalnya fungsi apa saja yang disediakan oleh elemen, bagaimana kinerjanya, bagaimana penanganan kesalahannya, sumber daya apa saja yang digunakan. Menurut Erl (2009), ada tiga elemen yang saling berkaitan erat ketika berbicara tentang arsitektur perangkat lunak. Pertama adalah arsitektur teknologi, yaitu desain fisik dari suatu perangkat lunak. Kedua adalah infrastruktur teknologi, yaitu lingkungan pendukung yang termasuk di dalamnya perangkat keras dan perangkat lunak. Ketiga adalah perangkat lunak itu sendiri. Berikut adalah diagram sederhana yang memperlihatkan keterkaitan ketiga elemen tersebut.

2 Gambar 2.1 Hubungan arsitektur, infrastruktur, dan perangkat lunak (Erl, 2009) Istilah arsitektur berasal dari istilah yang digunakan pada bidang konstruksi bangunan. Sebuah bangunan memiliki desain fisik yang digambarkan dalam cetak biru arsitektur (architecture blueprint) atau disebut juga spesifikasi arsitektur. Suatu bangunan berada dalam lingkungan tertentu. Lingkungan ini bisa memberikan dukungan ataupun tidak terhadap bangunan tersebut. Sebagai contoh, bangunan perumahan yang dididukung oleh sarana transportasi, pembangkit tenaga listrik, dan sistem pembuangan limbah. Lingkungan pendukung inilah yang disebut infrastruktur. Agar bangunan dapat memanfaatkan infrastruktur tersebut, desain fisiknya harus mengintegrasikan berbagai infrasturktur tadi ke dalam arsitekturnya. Oleh karena itu, spesifikasi arsitektur sebuah bangunan haruslah memperhatikan infrastruktur di sekitarnya. Begitu juga dengan perangkat lunak, rancangan arsitekturnya harus memperhatikan infrastruktur di mana perangkat lunak ini akan ditempatkan. 2.2 Arsitektur Berorientasi Layanan (Service Oriented Architecture atau SOA) Apabila melihat kehidupan sehari-hari, aktivitas yang terjadi di dalam kota tempat kita tinggal dapat dijadikan analogi untuk memahami apa itu layanan (service). Salah satu aktivitas yang dapat dikatakan berorientasi layanan (service oriented) adalah kegiatan

3 bisnis. Setiap perusahaan telah berorientasi layanan, masing-masing perusahaan menawarkan layanan yang dapat digunakan oleh beragam konsumen. Secara kolektif, mereka membentuk suatu komunitas bisnis. Suatu komunitas bisnis tidak ditangani oleh perusahaan tunggal yang menyediakan semua layanan, melainkan ada berbagai perusahaan yang menawarkan layanannya masing-masing. Berbagai perusahaan yang tergabung dalam komunitas tersebut dapat tersebar di berbagai tempat. Keterkaitan antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya juga minimal. Ini diperlukan agar apabila ada suatu perusahaan yang berpotensi, perusahaan tersebut dapat berkembang tanpa terhalang ketergantungan pada perusahaan lain. Perusahaan yang ada bersifat mandiri sehingga dapat mengembangkan kegiatan bisnisnya sendiri. Namun walaupun bersifat mandiri, berbagai perusahaan tersebut tetap harus mematuhi suatu aturan tertentu, misalnya penggunaan mata uang yang standar untuk urusan pertukaran barang dan jasa. Aturan ini adalah hal penting, terutama untuk konsumen. Dengan adanya standarisasi, konsumen tidak dipaksakan untuk mengikuti aturan baru yang dibuat oleh suatu perusahaan tertentu. Hal ini akan menjaga keharmonisan kegiatan bisnis yang ada. Berdasarkan analogi di atas, layanan dapat diartikan sebagai suatu unit solusi mandiri yang tidak seutuhnya terisolasi serta mengikuti suatu aturan atau standarisasi tertentu. Secara teknis, solusi ini berupa logika program tertentu (Erl, 2005). Layanan dapat pula diartikan sebagai sekumpulan kemampuan. Contohnya layanan pemesanan barang yang menawarkan kemampuan untuk membuat pesanan, memeriksa status pesanan, mengganti pesanan, serta membatalkan pesanan (Erl, 2008). Mabrouk (2008) mengutip definisi layanan dari Web Services and Service-Oriented Architecture: The Savvy Manager s Guide sebagai fungsi-fungsi yang telah terdefinisi, bersifat independen, serta tidak bergantung pada keadaan layanan yang lainnya. Kemudian definisi lain dikutip dari SearchSystemChannel.com sebagai satu unit pekerjaan yang dilakukan oleh entitas komputasi tertentu, seperti manusia ataupun program komputer.

4 Setiap perangkat lunak yang memanggil dan berinteraksi dengan layanan dikatakan pemakan layanan (service consumer). Sebagai contoh ada aplikasi yang berinteraksi dengan layanan, maka aplikasi tersebut dikatakan service consumer. Ada juga layanan yang memanggil dan berinteraksi dengan layanan lain. Dalam hal ini, layanan tersebut juga berperan sebagai service consumer. Gambar 2.2 Beberapa bentuk service consumer (Erl, 2009) Istilah lain yang juga sering digunakan untuk service consumer adalah service requester. Kemudian istilah yang digunakan untuk unit yang memberikan layanan adalah service provider. Istilah ini dikeluarkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). Sejumlah layanan yang terpisah dan dikumpulkan menjadi satu (agregasi) untuk mengotomatisasi tugas ataupun proses bisnis tertentu disebut service composition. Pada service composition, setidaknya harus ada minimal dua buah layanan dan sebuah

5 penggerak yang memulai komposisi (initiator). Jika tidak, interaksi hanya merupakan pertukaran data biasa antara satu layanan ke layanan lain. Gambar 2.3 Komposisi layanan (Erl, 2009) Berorientasi layanan dapat diartikan sebagai suatu cara berpikir yang terdiri dari seperangkat prinsip tertentu. Penerapan prinsip ini dalam mendesain solusi akan menghasilkan solusi yang berorientasi layanan. Unit paling mendasar pada solusi berorientasi layanan adalah layanan (service) (Erl, 2009). Erl (2005) mendefinisikan SOA sebagai bentuk arsitektur teknologi yang menganut prinsip-prinsip berorientasi layanan. Ketika diwujudkan dalam teknologi web service, SOA memberikan potensi untuk mendukung prinsip-prinsip ini di seluruh proses bisnis dan domain otomatisasi perusahaan. Idealnya, SOA distandarisasi di seluruh perusahaan, namun untuk mencapai target ini dibutuhkan transisi yang direncanakan dengan matang serta dapat mendukung teknologi ataupun sistem yang saat ini masih ada dan digunakan (legacy system).

6 SOA membangun model arsitektur yang fokus pada peningkatan efisiensi, kelincahan, serta produktivitas perusahaan dengan menempatkan layanan sebagai hal utama. Sebagai bentuk arsitektur teknologi, implementasi SOA dapat berupa kombinasi berbagai teknologi, produk, application programming interface (API), tambahan infrastruktur pendukung, serta bagian lain (Erl, 2009). 2.3 Prinsip Berorientasi Layanan Erl (2005) memaparkan beberapa prinsip umum pada berorientasi layanan sebagai berikut: 1. Service reusability. Layanan dapat digunakan ulang, sehingga layanan harus didesain agar dapat mendukung penggunaan kembali. 2. Service contract. Agar service dapat berinteraksi, mereka harus memberikan kontrak yang berisi bentuk layanan dan informasi yang dipertukarkan. 3. Service loose coupling. Layanan tidak terhubung erat. Maksudnya layanan didesain agar dapat bekerja tanpa bergantung pada layanan tertentu. 4. Service abstraction. Layanan membungkus logika. Bagian yang tampak dari luar hanyalah kontrak layanan. Logika serta implementasi di balik itu tidak kelihatan dan tidak penting bagi peminta layanan. 5. Service composability. Beberapa layanan dapat disusun untuk membentuk layanan baru. 6. Service autonomy. Layanan bersifat mandiri. Pengembangan layanan dapat dilakukan terpisah. Layanan memiliki kendali penuh terhadap logika yang dimilikinya. 7. Service statelessness. Layanan tidak didesain untuk menyimpan informasi keadaan tertentu (state). 8. Service discoverability. Layanan harus dapat ditemukan. Deskripsi layanan harus dapat dicari dan dimengerti oleh peminta layanan. Hubungan prinsip berorientasi layanan dan berorientasi objek diuraikan dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

7 Tabel 2.1.a Hubungan berorientasi layanan dengan berorientasi objek Berorientasi layanan Service reusability Service contract Service loose coupling Service abstraction Service composability Service autonomy Service statelessness Berorientasi objek Prinsip modularitas dengan pembuatan class pada dasarnya adalah bagaimana membuat sesuatu yang dapat digunakan ulang. Prinsip lain seperti abstraksi dan enkapsulasi juga mendukung penggunaan ulang dengan membuat pemisahan yang jelas antara interface dan implementasi. Penggunaan interface dalam pengembangan aplikasi berorientasi objek menunjukkan hal yang serupa dengan prinsip service contract dalam orientasi layanan. Interface menunjukkan deskripsi abstrak sebuah class, yang sama halnya dengan WSDL pada sebuah web service. Pembuatan interface dapat menghilangkan ketergantungan sebuah class. Interface hanya memberikan informasi struktur sebuah class. Implementasinya harus dilakukan secara terpisah di luar interface, yakni pada class yang mengimplementasi interface tersebut. Prinsip abstraksi pada orientasi objek meminta class menyediakan interface ke lingkungan luar sehingga class ini dapat diakses dengan interface yang disediakan. Enkapsulasi mendukung hal ini dengan melakukan pembungkusan detail class, di mana logika yang ada dalam class tidak ditampilkan ke luar. Orientasi objek mendukung konsep asosiasi, seperti agregasi (aggregation) dan komposisi (composition). Hal yang sama juga didukung oleh orientasi layanan. Orientasi layanan memungkinkan berbagai unit pemrosesan logika bekerja secara mandiri, tidak tergantung dengan unit-unit lain. Objek terdiri dari sekumpulan class dan data yang secara alami bersifat stateful (menyimpan informasi keadaan). Menerapkan stateful pada pembuatan layanan juga memungkinkan, namun prinsip steteless lebih ditekankan pada orientasi layanan. Menerapkan sifat stateless (tidak menyimpan informasi keadaan) merupakan penyimpangan dari hal ini.

8 Tabel 2.1.b Hubungan berorientasi layanan dengan berorientasi objek (lanjutan) Berorientasi layanan Service discoverability Berorientasi objek Membuat interface class yang konsisten merupakan langkah yang dapat mengidentifikasi dan membedakan berbagai unit pemrosesan logika. Hal ini juga mendukung penggunaan ulang karena class menjadi lebih mudah ditemukan. 2.4 Implementasi Layanan Erl (2009) memaparkan beberapa teknologi yang dapat digunakan dalam implementasi layanan. Pada umumnya semua teknologi yang dapat digunakan untuk mengembangkan sistem terdistribusi dapat digunakan untuk mengembangkan layanan. Saat ini, layanan dapat diimplementasikan sebagai: 1. Komponen 2. Web service 3. REST service Komponen adalah perangkat lunak yang didesain sebagai bagian dari sistem terdistribusi. Kemampuannya dipublikasi sebagai method, sehingga dapat dipanggil oleh aplikasi maupun perangkat lunak lain. Komponen biasanya terikat pada platform tertentu (platform-specific), contohnya adalah komponen yang dikembangkan dengan teknologi.net ataupun Java. Gambar 2.4 Notasi komponen dan service sebagai komponen (Erl, 2009)

9 Web service adalah bentuk implementasi layanan yang menyediakan kontrak terpisah yang terdiri dari Web Service Description Language (WSDL) dan satu atau lebih definisi skema XML serta mungkin juga ekspresi WS-Policy. Web service mempublikasi kemampuannya dalam bentuk operasi (operation), membentuk antarmuka teknis yang tidak tergantung framework maupul platform tertentu. Web service terdiri dari service contract, unit layanan dan unit pemrosesan pesan. Ilustrasi dari web service adalah sebagai berikut. Gambar 2.5 Ilustrasi web service (Erl, 2009) Representational State Transfer (REST) berarti membuat sistem terdistribusi berdasarkan resources. REST services (disebut juga RESTful services) adalah perangkat lunak yang didesain dengan penekanan pada kesederhanaan, skalabilitas, serta kegunaan. 2.5 Komponen Arsitektur Berorientasi Layanan Erl (2005) memaparkan komponen SOA sebagai berikut: 1. Pesan (messages) yaitu data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu unit kerja. 2. Operasi (operations) yaitu logika yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu unit kerja. 3. Layanan (services) yaitu sekumpulan operasi yang dapat melakukan tugas tertentu. 4. Proses (processes) yaitu aturan bisnis yang menentukan operasi layanan apa yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu.

10 Sebagai pengantar sebelum pembahasan tentang web service, berikut adalah bagian yang sama yang terdapat pada web service: 1. Pesan SOAP (SOAP messages) 2. Operasi layanan web (web service operations) 3. Layanan web (web services) 4. Aktivitas (activity) Setiap layanan terdiri dari satu atau lebih operasi. Setiap operasi mengatur pengolahan fungsi tertentu yang dapat ditangani oleh layanan. Pengolahan ini terdiri dari pengiriman dan penerimaan pesan. Dengan menyusun bagian-bagian ini, layanan membentuk suatu aktivitas atau proses yang dapat mengotomatisasi suatu tugas tertentu. Gambar 2.6 Service dan Operations (Erl, 2005) Gambar 2.7 Operation dan Messages (Erl, 2005)

11 Gambar 2.8 Activity (Erl, 2005) Komponen SOA saling terhubung seperti pada gambar di bawah ini. Operasi mengirim dan menerima pesan untuk melakukan kerja. Layanan mengelompokkan sekumpulan operasi yang sejenis. Proses dapat menyusun layanan. Proses memanggil beberapa operasi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Gambar 2.9 Hubungan komponen SOA (Erl, 2005) 2.6 Layanan Web (Web Service) Web service adalah sebuah antarmuka (interface) yang menggambarkan sekumpulan operasi-operasi yang dapat diakses melalui jaringan, misalnya internet, dalam bentuk pesan XML (Kreger dalam Priyambodo, 2005). Web service merupakan sepotong atau sebagian informasi atau proses yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dengan

12 menggunakan piranti apa saja, tidak terikat dengan sistem operasi atau bahasa pemrograman yang digunakan (Manes dalam Priyambodo, 2005). Web service dapat dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman apa saja dan juga dapat diimplementasikan pada platform manapun. Hal ini dimungkinkan karena web service berkomunikasi menggunakan sebuah standar format data yang universal yaitu XML dan menggunakan protokol SOAP (Hamids dalam Priyambodo, 2005). 2.7 Web Service Description Language (WSDL) Mabrouk (2008) memaparkan bahwa WSDL merupakan dokumen yang ditulis menggunakan XML untuk menggambarkan web service. WSDL menunjukkan lokasi dan operasi apa yang diberikan oleh layanan sehingga dapat digunakan oleh peminta layanan (service consumer). Suatu WSDL menggambarkan empat hal berikut: 1. Layanan yang disediakan oleh web service, seperti daftar operasi yang dapat digunakan serta atribut pesan. 2. Tipe data pesan, baik pesan masukan (input) maupun pesan keluaran (output). 3. Informasi binding untuk protokol transportasi, seperti HTTP dan JMS. 4. Alamat layanan yang digunakan untuk memanggilnya. WSDL merupakan sebuah bahasa berbasis XML yang digunakan untuk mendefinisikan web service dan menggambarkan cara untuk mengakses web service tersebut (Shohoud dalam Priyambodo, 2005). Deskripsi WSDL mendefinisikan sebuah service sebagai kumpulan dari port, di mana tiap-tiap port didefinisikan secara abstrak sebagai porttype yang mendukung sekumpulan operasi. Tiap-tiap operasi memproses sekumpulan pesan tertentu (Priyambodo, 2005). Berdasarkan tulisan yang berjudul Introduction to WSDL, WSDL telah menjadi rekomendasi W3C sejak 26 Juni Erl (2005) menjelaskan bahwa WSDL menggambarkan titik hubungan sebuah penyedia layanan (service provider), yang juga dikenal dengan sebutan service endpoint atau endpoint saja. WSDL menyediakan definisi formal dari antarmuka

13 endpoint, sehingga apapun yang akan berkomunikasi dengan layanan mengetahui dengan tepat bagaimana ia harus menyusun pesannya. WSDL juga memberikan lokasi fisik (alamat) sebuah layanan. Suatu WSDL dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu deskripsi abstrak dan deskripsi konkit, seperti diperlihatkan pada gambar berikut. Gambar 2.10 Deskripsi abstrak dan deskripsi konkrit pada WSDL (Erl, 2005) Deskripsi abstrak memberikan informasi tentang antarmuka web service tanpa tergantung teknologi apapun yang digunakan. Dengan memisahkan informasi ini, integritas deskripsi layanan (service description) dapat dijaga terhadap semua perubahan yang mungkin terjadi pada platform di mana layanan dijalankan. Ada tiga bagian utama dalam deskripsi abstrak, yaitu porttype, operation dan message. Bagian porttype menjelaskan pesan (message) apa saja yang dapat diproses oleh layanan ke dalam sekumpulan fungsi yang disebut sebagai operasi (operation). Setiap operasi menunjukkan aksi tertentu yang dilakukan oleh layanan. Operasi terdiri dari sekumpulan pesan masukan (input message) dan pesan keluaran (output message). Pada WSDL versi 2.0, porttype berganti nama menjadi interface.

14 Agar suatu web service dapat menjalankan prosesnya, definisi antarmuka abstrak perlu dihubungkan dengan suatu implementasi teknologi yang nyata, yakni protokol transportasi. Hubungan ini didefinisikan dalam deskripsi konrit suatu WSDL, yang terdiri dari binding, port dan service. Binding menggambarkan teknologi transportasi yang akan digunakan layanan untuk berkomunikasi. SOAP adalah bentuk yang paling umum, namun teknologi lain juga dapat digunakan. Binding dapat diterapkan pada keseluruhan antarmuka atau pada operasi tertentu. Port menggambarkan lokasi fisik di mana layanan dapat diakses dengan protokol tertentu. Service digunakan untuk menunjukkan sekumpulan endpoint yang saling berhubungan. Pada WSDL versi 2.0, port berganti nama menjadi endpoint. Gambar 2.11 Elemen pada dokumen WSDL (Erl, 2005) Pada suatu dokumen WSDL, elemen paling luar adalah <definitions>. Dalam elemen tersebut terdapat lima element utama yaitu: 1. Elemen <type> untuk mendefinisikan tipe data yang digunakan dalam pesan.

15 2. Elemen <message> untuk mendefinisikan format pesan, baik itu pesan masukan (input) atau pesan keluaran (output) suatu operasi. 3. Elemen <porttype> untuk mendefinisikan sekumpulan operasi (operation). Tiaptiap elemen <operation> mendefinisikan sebuah operasi serta pesan masukan yang dibutuhkan dan pesan keluaran yang diberikan oleh operasi tersebut. 4. Elemen <binding> untuk memetakan operasi-operasi dan pesan yang telah didefinisikan pada porttype ke suatu protokol tertentu. 5. Elemen <service> untuk mendefinisikan sekumpulan port yang saling berhubungan. Elemen <port> memetakan binding ke lokasi sebuah web service. 2.8 Simple Object Access Protocol (SOAP) Mabrouk (2008) menerangkan bahwa SOAP merupakan protokol yang berbasiskan XML. Protokol ini memberikan kemudahan kepada aplikasi untuk bertukar informasi menggunakan protokol transportasi seperti HTTP. Beberapa keuntungan yang membuat SOAP sangat direkomendasikan dan telah menjadi protokol komunikasi yang paling banyak digunakan untuk web service adalah sebagai berikut: 1. SOAP tidak tergantung pada platform manapun (platform independent). 2. SOAP dapat digunakan dalam jaringan internet. 3. Pesan SOAP dapat dibaca manusia, terstruktur, serta berbasis teks karena berupa XML SOAP merupakan protokol yang digunakan untuk mempertukarkan data atau informasi dalam format XML (Scheinbum dalam Priyambodo, 2005). SOAP dapat dikatakan sebagai gabungan antara HTTP dengan XML karena SOAP umumnya menggunakan protokol HTTP sebagai sarana transportasi datanya dan data yang akan dipertukarkan ditulis dengan format XML. Karena SOAP menggunakan HTTP dan XML, maka SOAP memungkinkan pihak-pihak yang berbeda dapat saling mempertukarkan datanya (Priyambodo, 2005). Erl (2005) menjelaskan bahwa tujuan utama SOAP adalah untuk memberi definisi format pesan yang standar. Struktur pesan ini cukup sederhana, tetapi dapat diperluas

16 dan disesuaikan dengan kebutuhan. Setiap pesan SOAP dipaket ke dalam suatu wadah yang disebut envelope. Gambar 2.12 Struktur dasar pesan SOAP (Erl, 2005) Header berisi header block. Header block melengkapi pesan dengan beragam informasi yang mungkin dibutuhkan oleh web service. Penggunaan header block memberikan kemungkinan pesan dapat menampung informasi tambahan yang banyak dan bervariasi. Beberapa contoh fitur yang dapat ditambahkan dengan penggunaan header block yaitu: 1. Instruksi pemrosesan yang akan dieksekusi oleh entitas terentu 2. Informasi routing 3. Mekanisme keamanan (security) 4. Pemrosesan transaksi (transaction) Isi pesan yang sesungguhnya ditampung dalam body, yang biasanya berupa data dalam format XML. Isi body ini sering disebut sebagai message payload. Bagian body ini juga dapat berisi elemen fault, yang digunakan untuk menyampaikan informasi ketika terjadi suatu kesalahan (exception).

17 Pada suatu pesan SOAP, elemen paling luar adalah <Envelope>. Dalam elemen tersebut terdapat elemen opsional <Header> dan elemen wajib <Body>. Gambar 2.13 Elemen pada pesan SOAP (Erl, 2005) Ada dua atribut penting yang menentukan bentuk pesan SOAP serta tipe data yang digunakan untuk merepresentasikan data, yaitu atribut style yang digunakan oleh elemen soap:binding serta atribut use yang ada di elemen soap:body. Kedua elemen ini berada pada elemen soap:binding suatu dokumen WSDL. Gambar 2.14 Contoh binding dengan style document dan use literal

18 Atribut style pada elemen soap:binding dapat bernilai document atau rpc. Document mendukung keseluruhan dokumen XML dimasukkan ke dalam body SOAP, sementara rpc lebih mencerminkan komunikasi RPC tradisional yang mendukung tipe data parameter. Atribut use pada elemen soap:body dapat bernilai literal atau encoded. SOAP memiliki tipe datanya sendiri untuk merepresentasikan isi body. Kemudian, dikeluarkan dukungan untuk tipe data XSD. Atribut ini menunjukkan tipe data mana yang akan digunakan. Penggunaan literal menunjukkan bahwa tipe data XSD akan digunakan. Kombinasi style dan use yang mungkin adalah sebagai berikut: 1. Style RPC dan use encoded (disingkat rpc/encoded) 2. Style RPC dan use literal (disingkat rpc/literal) 3. Style document dan use encoded (disingkat document/encoded) 4. Style document dan use literal (disingkat document/literal) Butek (2005) memaparkan perbedaan kombinasi style dan use tersebut. Pembahasan ini akan menggunakan contoh method berikut: public void mymethod(int x, float y); Pada rpc/encoded, akan dihasilkan WSDL dengan elemen message dan porttype lebih kurang sebagai berikut: <message name="mymethodrequest"> <part name="x" type="xsd:int" /> <part name="y" type="xsd:float" /> </message> <message name="empty" /> <porttype name="pt"> <operation name="mymethod"> <input message="mymethodrequest"> <output message="empty" /> </operation> </porttype> Contoh pesan SOAP untuk memanggil operasi mymethod dengan nilai x = 5 dan nilai y = 5.0 adalah sebagai berikut. <soap:envelope> <body> <mymethod> <x xsi:type="xsd:int">5</x> <y xsi:type="xsd:float">5.0</y> </mymethod>

19 </body> </soap:envelope> Tabel 2.3 Kelebihan dan kekurangan rpc/encoded Kelebihan 1. WSDL cukup sederhana. 2. Nama operasi muncul di pesan SOAP, sehingga penerima mudah untuk mengetahui pesan ini untuk operasi yang mana. Kekurangan 1. Informasi encoding (seperti xsi:type= "xsd:int") terkadang tidak diperlukan dan hanya menambah ukuran pesan. 2. Pesan tidak dapat divalidasi menggunakan skema XML. 3. Tidak sesuai aturan web services interoperability (WS-I). Pada rpc/literal, WSDL yang dihasilkan tetap sama seperti pada WSDL dengan rpc/encoded. Perbedaannya terletak pada pesan SOAP untuk memanggil operasinya: <soap:envelope> <body> <mymethod> <x>5</x> <y>5.0</y> </mymethod> </body> </soap:envelope> Tabel 2.4 Kelebihan dan kekurangan rpc/literal Kelebihan 1. WSDL tetap sederhana. 2. Nama operasi muncul di pesan SOAP, sehingga penerima mudah untuk mengetahui pesan ini untuk operasi yang mana. 3. Informasi encoding sudah tidak dimasukkan. 4. Sesuai aturan WS-I. Kekurangan 1. Pesan tidak dapat divalidasi menggunakan skema XML. Bentuk document/encoded tidak pernah digunakan dan tidak sesuai aturan WS-I. Pada document/literal, WSDL yang dihasilkan mengalami perubahan: <types> <schema>

20 <element name="xelement" type="xsd:int" /> <element name="yelement" type="xsd:float" /> </schema> </types> <message name="mymethodrequest"> <part name="x" element="xelement" /> <part name="y" element="yelement" /> </message> <message name="empty" /> <porttype name="pt"> <operation name="mymethod"> <input message="mymethodrequest"> <output message="empty" /> </operation> </porttype> Contoh pesan SOAP untuk bentuk WSDL ini adalah sebagai berikut: <soap:envelope> <soap:body> <xelement>5</xelement> <yelement>5.0</yelement> </soap:body> </soap:envelope> Tabel 2.5 Kelebihan dan kekurangan document/literal Kelebihan 1. Tidak ada informasi encoding. 2. Pesan dapat divalidasi menggunakan skema XML. Kekurangan 1. WSDL menjadi lebih rumit. 2. Nama operasi tidak muncul di pesan SOAP, sehingga lebih menyulitkan bagi penerima pesan. 3. WS-I hanya mengizinkan satu node anak di bawah node soap:body. Selain keempat bentuk di atas, ada bentuk tambahan yang disebut document/literal wrapped. WSDL yang dihasilkan mengalami perubahan menjadi sebagai berikut: <types> <schema> <element name="mymethod"> <complextype> <sequence> <element name="xelement" type="xsd:int" /> <element name="yelement" type="xsd:float" /> </sequence> </complextype> </element> <element name="mymethodresponse">

21 <complextype /> </element> </schema> </types> <message name="mymethodrequest"> <part name="parameters" element="mymethod" /> </message> <message name="empty"> <part name="parameters" element="mymethodresponse" /> </message> <porttype name="pt"> <operation name="mymethod"> <input message="mymethodrequest"> <output message="empty" /> </operation> </porttype> Contoh pesan SOAP untuk bentuk WSDL ini adalah sebagai berikut: <soap:envelope> <soap:body> <mymethod> <x>5</x> <y>5.0</y> </mymethod> </soap:body> </soap:envelope> Sekilas bentuk pesan ini sama dengan bentuk pesan pada rpc/literal. Namun <mymethod> anak dari <soap:body> sebenarnya berbeda. Pada document/literal wrapped, ini adalah nama elemen pembungkus yang ditunjuk oleh pesan. Sementara pada rpc/literal, ini adalah nama operasi. Tabel 2.6 Kelebihan dan kekurangan document/literal wrapped Kelebihan 1. Tidak ada informasi encoding. 2. Pesan dapat divalidasi menggunakan skema XML. 3. Nama operasi muncul di pesan SOAP. 4. Mengikuti aturan WS-I di mana soap:body hanya memiliki satu anak. Kekurangan 1. WSDL menjadi semakin lebih rumit. Bentuk document/literal wrapped berasal dari Microsoft dan tidak ada spesifikasi yang menjelaskan bentuk ini. Pembahasan di atas menunjukkan bahwa bentuk yang

22 paling baik adalah document/literal wrapped. Namun ada saat tertentu di mana bentuk tersebut tidak dapat digunakan. Misalnya ketika ada method yang di-overload berikut: public void mymethod(int x, float y); public void mymethod(int x); Ketika menggunakan bentuk document/literal wrapped, perlu elemen yang memiliki nama yang sama dengan nama operasi, dan hal ini tidak dapat dilakukan dalam XML. Solusi untuk hal ini dapat menggunakan bentuk document/literal. Penggunaan document/literal tidak memungkinkan ketika ada method dengan jumlah dan tipe parameter yang sama, misalnya ada method berikut: public void mymethod(int x, float y); public void mymethod(int x); public void yourmethod(int x, float y); Pada document/literal tidak ada nama operasi, sehingga tidak mungkin mengetahui pesan yang terdiri dari sebuah integer dan sebuah float adalah milik mymethod atau yourmethod. Solusi untuk hal ini dapat menggunakan bentuk rpc/literal.

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA Dengan melakukan penelusuran evolusi pola-pola integrasi, maka dapat ditunjukkan bahwa SOA merupakan teknik integrasi yang dibangun berdasarkan teknologi

Lebih terperinci

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA Bab II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian penulis, aplikasi distribusi penjualan barang sudah ada. Dari aplikasi yang sudah ada tersebut penulis ingin mengembangkan lagi

Lebih terperinci

TUGAS ONLINE 2 : SOAP PERANCANGAN SISTEM BERBASIS KOMPONEN

TUGAS ONLINE 2 : SOAP PERANCANGAN SISTEM BERBASIS KOMPONEN TUGAS ONLINE 2 : SOAP PERANCANGAN SISTEM BERBASIS KOMPONEN NURMIGIANTI 2012 81 030 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2014 I. Pendahuluan SOAP (Simple Object Access

Lebih terperinci

SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA)

SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) Implemented using Web Services SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 TUJUAN Mengerti konsep dasar dari Service Oriented Architecture (SOA). Memahami manfaat SOA. Mengerti kapan

Lebih terperinci

Web Service. Asep Herman Suyanto

Web Service. Asep Herman Suyanto Web Service Asep Herman Suyanto info@bambutechno.com http://www.bambutechno.com Web service adalah sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interaksi yang bisa beroperasi machine-to-machine

Lebih terperinci

By : Agung surya permana ( )

By : Agung surya permana ( ) By : Agung surya permana (5108100504) Latar belakang Rumusan masalah Permasalahan yang diangkat dalam menyelesaikan tugas akhir ini adalah: Bagaimana mengimplementasikan metode arsitektur SOA dari hasil

Lebih terperinci

PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI

PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI Media Informatika Vol. 9 No. 1 (2010) PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI Ana Hadiana Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung

Lebih terperinci

Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik

Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik 1 Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik F Kapojos, H.F. Wowor, A.M. Rumagit, A.P.R Wowor. Abstrak Service Oriented Architecture (SOA) suatu teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Konsep Service Oriented 2-1

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Konsep Service Oriented 2-1 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Saat berbicara mengenai SOA, maka terlebih dahulu harus dilakukan pembahasan mengenai services. Services adalah sebuah fungsi yang terdefinisi

Lebih terperinci

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan Overview Web Service (sebagai software) adalah sebuah sistem didesain untuk mendukung mesin interoperabilitas untuk berinteraksi dalam jaringan. Seringnya Web service hanya berupa application programming

Lebih terperinci

3.1 Arsitektur Web Service

3.1 Arsitektur Web Service BAB 3 Web Service Seperti telah dijelaskan sebelumnya, SOA terdiri atas sekumpulan layanan. Menurut Luthria et al, (2009), jika layanan mencerminkan fungsi bisnis di dalam model komputasi berbasis layanan,

Lebih terperinci

WEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12

WEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12 WEB SERVICES Sistem terdistribusi week 12 Outline Kegunaan web service Sejarah bahasa pemrograman Perusahaan pengusul web service Arsitektur web service Keuntungan & kekurangan wes service Kegunaan web

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. 2.1 Web Service Web Service adalah sekumpulan application logic beserta objek-objek dan method-method yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya teknologi-teknologi yang mendukungnya. Salah satu teknologi yang

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak Lanjut Pengenalan Web App + Req. Web App Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 Aplikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple,

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Basis Data Terdistribusi Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple, database yang saling berkaitan secara logik yang didistribusikan melalui

Lebih terperinci

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan)

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan) 1. Pengenalan Web Service Definisi Web Service Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran tertentu, sedangkah menurut (Hall, 2007) mengatakan sistem adalah. adalah sebuah sistem harus lebih dari satu bagian.

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran tertentu, sedangkah menurut (Hall, 2007) mengatakan sistem adalah. adalah sebuah sistem harus lebih dari satu bagian. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Menurut Fitz Gerald dalam Jogiyanto (2005), suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

Lebih terperinci

Firewall & WEB SERVICE

Firewall & WEB SERVICE Firewall & WEB SERVICE Definisi Firewall Umumnya ditempatkan pada batas network untuk membangun batas pinggir keamanan (security). Firewall digunakan untuk melindungi internal network dari eksternal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan dengan judul penelitian oleh penulis mengenai Pengembangan Web api Pada Sistem Assesmen Dan Berbasis Tag Sebagai Pembantu Penyusunan Strategi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Rapor Rapor berasal dari kata dasar report yang berarti laporan. Rapor merupakan laporan hasil dari suatu kegiatan yang disusun secara benar. Materi yang dilaporkan dalam hal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Event. 2.2 Web Service II-1

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Event. 2.2 Web Service II-1 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibabarkan dasar-dasar teori yang menjadi landasan pengerjaan tugas akhir ini. Dasar-dasar teori ini didapatkan dari studi literatur yang merupakan salah satu metodologi

Lebih terperinci

BAB 3 DASAR TEORI 3.1 Web Service

BAB 3 DASAR TEORI 3.1 Web Service BAB 3 DASAR TEORI 3.1 Web Service Web Service dapat dirancang untuk mendukung interopabilitas mesin-mesin yang dapat berinteraksi melalui jaringan, web service memiliki antarmuka yang dalam format mesin-processable

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Service Oriented Thomas Erl (2005) mengatakan Service oriented merupakan sebuah pendekatan dalam penyelesaian masalah besar dengan membaginya menjadi sekumpulan layanan (service)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA III-1

BAB III ANALISIS. 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA III-1 BAB III ANALISIS 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA Penerapan proses BPM pada sebuah organisasi akan mengakibatkan sistem yang digunakan terus berubah untuk mencapai proses bisnis yang lebih efisien dan

Lebih terperinci

ANALISA SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE(SOA) MENGGUNAKAN WEB SERVICE UNTUK PENJADWALAN MUBALLIGH PADA IKMI DAN DDI

ANALISA SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE(SOA) MENGGUNAKAN WEB SERVICE UNTUK PENJADWALAN MUBALLIGH PADA IKMI DAN DDI ANALISA SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE(SOA) MENGGUNAKAN WEB SERVICE UNTUK PENJADWALAN MUBALLIGH PADA IKMI DAN DDI Iwan Iskandar 1, Nur Jannah 2 Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI

PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI SISTEM TERDISTRIBUSI CLIENT SERVER PROSES TERDISTRIBUSI SISTEM TERDISTRIBUSI CLIENT SERVER 1 Proses terdistribusi dapat diaplikasikan pada berbagai ruang kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi internet yang pesat saat ini memudahkan berbagai macam informasi dapat diperoleh di mana saja dan kapan saja. Situs-situs yang menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi penjelasan tentang kajian berbagai pustaka yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Kajian pustaka akan dilakukan terhadap beberapa literatur tentang Extensible

Lebih terperinci

Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) Tatik yuniati Abstrak Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

Lebih terperinci

INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA

INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA Media Informatika Vol. 11 No. 1 (2012) INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA Ana Hadiana Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda no. 96 Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sistem dan pencarian dokumen dengan memanfaatkan web service pada sistem yang berbeda sebagai sumber data dan index yang telah dibuat dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu organisasi. Fungsi sistem informasi menurut Bodnar dan Hopwood adalah untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN WEB KORAN PELAJAR YOGYAKARTA BERBASIS WEB SERVICE SOAP DAN CSS FRAMEWORK FOUNDATION 4 NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN WEB KORAN PELAJAR YOGYAKARTA BERBASIS WEB SERVICE SOAP DAN CSS FRAMEWORK FOUNDATION 4 NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN WEB KORAN PELAJAR YOGYAKARTA BERBASIS WEB SERVICE SOAP DAN CSS FRAMEWORK FOUNDATION 4 NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Saddam Habibie 10.11.4067 Kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI WEB SERVICE COMPOSITE (STUDI KASUS APLIKASI PARIWISATA)

IMPLEMENTASI WEB SERVICE COMPOSITE (STUDI KASUS APLIKASI PARIWISATA) Makalah Nomor: KNSI-108 IMPLEMENTASI WEB SERVICE COMPOSITE (STUDI KASUS APLIKASI PARIWISATA) Jasman Pardede 1, Uunk Ungkawa 2, Adil Kurnia Ramdan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan otobus (PO) merupakan salah satu jasa akomodasi angkutan darat yang melayani perjalanan dari satu kota menuju kota lainnya. Saat ini informasi mengenai jadwal

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI BARANG BERBASIS WEB SERVICE

SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI BARANG BERBASIS WEB SERVICE SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI BARANG BERBASIS WEB SERVICE Susan Dian Purnamasari 1), Maulana 2), Fatoni 3) 1), 2) Sistem Informasi Universitas Bina Darma Palembang 3) Manajemen Informatika Universitas Bina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studio Tugas Akhir (TA) merupakan bagian di Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU yang berperan dalam proses administrasi tugas akhir mahasiswa. Studio TA menangani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi 1 Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Business Process Management (BPM) Konsep Dasar Tujuan II-1

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Business Process Management (BPM) Konsep Dasar Tujuan II-1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Business Process Management (BPM) 2.1.1 Konsep Dasar Business Process Management (BPM) adalah disiplin ilmu untuk memodelkan, automatisasi, mengelola, dan mengoptimasi proses bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam dunia sistem informasi, konsep-konsep dan pemikiran yang ada terus bertambah dan berkembang. Begitu pula dengan pemikiran tentang permasalahan arsitektur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan landasan teori dan teknologi yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan yang dipaparkan akan dimulai dari teknologi web service beserta dengan beberapa

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote

KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote Komunikasi Data Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI WEB-SERVICE PADA SISTEM PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU ATAP DI PEMERINTAH KOTA PALU

IMPLEMENTASI WEB-SERVICE PADA SISTEM PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU ATAP DI PEMERINTAH KOTA PALU IMPLEMENTASI WEB-SERVICE PADA SISTEM PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU ATAP DI PEMERINTAH KOTA PALU Mohammad Yazdi 1 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu Sulawesi Tengah 94118 email

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas berbagai teori yang melandasi dalam membangun sistem ini. 3.1 Sistem Informasi Menurut Hall (2006, p6), sistem informasi adalah serangkaian prosedur formula

Lebih terperinci

PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE

PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE Dwi Sunaryono 1, Wahyu Suadi 2, I Made Krisna Widhiastra 3 1,2,3 Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 60111 E-mail : dwi@its-sby.edu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Web Service Web Service merupakan kumpulan aplikasi logika yang menyediakan data dan service bagi aplikasi-aplikasi yang lain (Danny Ryan dan Tommy Ryan, 2002). Adapun aplikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemodelan Objek Pemodelan objek merupakan suatu metode untuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. (Nugroho, 2005, hal:37).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

UML UNIFIED MODELLING LANGUAGE

UML UNIFIED MODELLING LANGUAGE UML UNIFIED MODELLING LANGUAGE Diagram UML Use Case Activity Sequence Colaboration Class Statechart Componen Deployment Analisys phase (OOA-object oriented analisys) OOA teknik semiformal -> notasi grafis

Lebih terperinci

Pengumpulan Data. Analisa Data. Pembuatan Use Case,Activity dan Sequence Diagram. Perancangan Database. Bisnis Proses.

Pengumpulan Data. Analisa Data. Pembuatan Use Case,Activity dan Sequence Diagram. Perancangan Database. Bisnis Proses. BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang bagian analisa dan perancangan sistem. Analisa sistem dilakukan dengan mendeskripsikan, kebutuhan perangkat lunak yang meliputi use

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada saat ini sangatlah pesat dan mengalami kemajuan di berbagai bidang mulai dari hardware, software, dan aplikasinya. Dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... vii viii x xiii xvi xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN MOXIE

BAB V PERANCANGAN MOXIE BAB V PERANCANGAN MOXIE Bab ini berisi penjabaran dari hasil perancangan Moxie. Pembahasan pada bab ini mencakup perancangan arsitektur dan model skenario untuk Moxie. Model skenario merupakan produk dari

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Riyanarto Sarno 1, Dwi Sunaryono 2, Gita Ventyana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi komputerisasi saat ini, khususnya di bidang informatika, sistem informasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dari hasil studi di lapangan menunjukan bahwa sistem yang sedang berjalan di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas. Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas. Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia yang ada dalam ruang lingkup Universitas khususnya pada tiap

Lebih terperinci

WEB SERVICE Pembayaran Uang Kuliah Online. dengan PHP dan SOAP WSDL. Roki Aditama CV. LOKOMEDIA

WEB SERVICE Pembayaran Uang Kuliah Online. dengan PHP dan SOAP WSDL. Roki Aditama CV. LOKOMEDIA WEB SERVICE Pembayaran Uang Kuliah Online dengan PHP dan SOAP WSDL Roki Aditama CV. LOKOMEDIA WEB SERVICE Pembayaran Uang Kuliah Online dgn PHP dan SOAP WSDL Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Tabel 1.1 Jumlah mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Tabel 1.1 Jumlah mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan STMIK AMIKOM Purwokerto merupakan perguruan tinggi komputer yang memiliki 2 program studi unggulan, yaitu program studi sistem informasi dan teknik

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Pada jurnal dengan judul A Service-oriented Architecture for Business Intelligence dipaparkan tentang perbandingan konsep service-oriented dalam BI dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI MUHAMMAD ALVIN

SKRIPSI MUHAMMAD ALVIN PENGEMBANGAN APLIKASI PORTAL TUGAS AKHIR DI STUDIO TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FMIPA USU MEDAN MENGGUNAKAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE DENGAN WEB SERVICE SKRIPSI MUHAMMAD ALVIN 061401088

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dengan cara mempublikasikan hasil karyanya melalui website sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dengan cara mempublikasikan hasil karyanya melalui website sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan bantuan dari orang lain dalam menjalankan suatu kegiatan tertentu. Manusia membutuhkan kerja sama dari orang lain mengenai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kriminalitas Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring Edisi III mendefinisikan kriminalitas sebagai hal-hal yg bersifat kriminal atau perbuatan yg melanggar hukum pidana.kartono

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut Jogiyanto HM (1995 : 5) adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut Jogiyanto HM (1995 : 5) adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut Jogiyanto HM (1995 : 5) adalah sebagai berikut : Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam pendefinisian sistem, yaitu yang menekankan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRAKATA ARTI SINGKATAN

DAFTAR ISI PRAKATA ARTI SINGKATAN PRAKATA ARTI SINGKATAN ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 2 1.3 Batasan Masalah 2 1.4 Keaslian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan data dan penyebaran informasi menjadi kurang efektif dan efisien, apabila sumber informasi dalam bentuk kertas yang statis atau mengandalkan daya ingat

Lebih terperinci

II.1 Paradigma SOA II-1

II.1 Paradigma SOA II-1 BAB II DASAR TEORI Bab ini akan membahas mengenai teori-teori yang menjadi landasan atau dasar pengembangan konsep SOA, keuntungan SOA, prinsip-prinsip SOA, desain dan pengembangan SOA, bagaimana SOA dapat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI.

PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI. Media Informatika Vol. 11 No. 1 (2012) PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI Rini Astuti Sekolah Tinggi Manajemen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun aplikasi.

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun aplikasi. BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun aplikasi. 3.1 E-Commerce E-commerce merupakan suatu kumpulan teknologi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. mengangkat kasus dan penggunaan teknologi yang berbeda-beda, pada table 2.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. mengangkat kasus dan penggunaan teknologi yang berbeda-beda, pada table 2.1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Aplikasi chat messenger sebelumnya sudah pernah dibuat dengan mengangkat kasus dan penggunaan teknologi yang berbeda-beda, pada table 2.1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gambaran Umum Blueprint Blueprint adalah sebuah rancangan yang dirumuskan untuk memberikan arahan terhadap kegiatan perusahaan yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kejahatan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring Edisi III mendefinisikan kejahatan sebagai hal-hal yg bersifat kejahatan atau perbuatan yg melanggar hukum pidana. Kartono

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN...

BAB I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI TESIS... i HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi INTISARI... xiii ABSTRACT... xiv BAB I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data KOMUNIKASI Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia 2.1 Komunikasi Data Komunikasi data merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.2 Hal , Mei-Agustus 2014, ISSN

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.2 Hal , Mei-Agustus 2014, ISSN ANALISIS KINERJA KOMPUTASI TERDISTRIBUSI DENGAN PLATFORM WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE REST REPRESENTATIONAL STATE TRANSFER Oleh : Yogiswara *) ABSTRAK Teknologi Komputasi terdistribusi seperti Common

Lebih terperinci

Prodi Teknik Informatika, Fak. Teknologi Informasi Universitas Mercubuana Yogyakarta 2016

Prodi Teknik Informatika, Fak. Teknologi Informasi Universitas Mercubuana Yogyakarta 2016 TIF82 REST Team dosen Prodi Teknik Informatika, Fak. Teknologi Informasi Universitas Mercubuana Yogyakarta 2016 Pendahuluan Hypertext Transfer Protocol (HTTP) merupakan eleman penting sebuah web, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi yang semakin berkembang mendorong banyak perusahaan dalam mengembangkan sistem informasi demi kemudahan proses bisnis sehari-hari. Dalam pengembangannya

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Beberapa metode penelitian dilakukan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 3.1.1 Model Model diperlukan

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Teori Umum 1.1.1 Aplikasi SMS Lokal Komputer Aplikasi SMS Lokal Komputer digunakan untuk pengiriman SMS ke pelanggan dengan menggunakan PC yang disambungkan dengan Handphone agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

TUGAS ELEARNING PENGEMBANGAN WEB SERVICE

TUGAS ELEARNING PENGEMBANGAN WEB SERVICE TUGAS ELEARNING PENGEMBANGAN WEB SERVICE Disusun Oleh : NAMA : Agung Septiansyah NIM : 13111095 TEKNIK INFORMATIKA Kelas Malam/22 PENERAPAN PRIVATE UDDI REGISTRY PADA APLIKASI WEB SERVICE INFORMASI HARGA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam bidang pendidikan dan merupakan

Lebih terperinci

APLIKASI PELAPORAN KERUSAKAN JALAN TOL MENGGUNAKAN LAYANAN WEB SERVICE BERBASIS ANDROID

APLIKASI PELAPORAN KERUSAKAN JALAN TOL MENGGUNAKAN LAYANAN WEB SERVICE BERBASIS ANDROID APLIKASI PELAPORAN KERUSAKAN JALAN TOL MENGGUNAKAN LAYANAN WEB SERVICE BERBASIS ANDROID, Rinaldy Maulidiansyah 1, Deny Fauzy Rakhman 2,Muhammad Ali Ramdhani 3 Jurusan Teknik Informatika,Fakultas Sains

Lebih terperinci

BAB 3 Landasan Teori

BAB 3 Landasan Teori BAB 3 Landasan Teori 3.1 Waralaba (franchise) Waralaba (franchise) adalah suatu bentuk kerja sama antara satu pihak dengan pihak lain dimana pemberi waralaba (franchisor) memberikan izin kepada penerima

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi sekarang menyebabkan perusahaan berusaha untuk menjaga pelanggan-pelanggan yang ada. Menurut Carmen Acatrinei dan Teodora Viviana Puiu (2013:153), kartu

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Aplikasi Web Aplikasi merupakan sekumpulan program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melakukan tugas tertentu. Dengan kata lain, aplikasi bisa disebut juga dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 19 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Dasar Sistem Informasi II.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hartini (2006), sistem dapat didefinisikan dengan dua buah sudut pandang. Yang pertama adalah melihat suatu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI WEB SERVICE UNTUK SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

IMPLEMENTASI WEB SERVICE UNTUK SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI IMPLEMENTASI WEB SERVICE UNTUK SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI Benni Agung Nugroho, Ellya Nurfarida Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Kediri e-mail : benni.nugroho@gmail.com,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KASIR (SIKASIR) BERBASIS MOBILE

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KASIR (SIKASIR) BERBASIS MOBILE ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KASIR (SIKASIR) BERBASIS MOBILE TUGAS AKHIR ADLAN QOWI 1112001015 PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016 ANALISIS

Lebih terperinci

komprehensip dan menjadi rujukan bagi rumah sakit PKU Muhammadiyah di

komprehensip dan menjadi rujukan bagi rumah sakit PKU Muhammadiyah di BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Profil Perusahaan PKU Muhammadiyah Temanggung RSU PKU Muhammadiyah Temanggung didirikan pada 12 Oktober 1989 atau 12 Rabiul Awal 1409 H. Lokasi dari rumah sakit ini sendiri adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah tidak dapat lagi terlepas dari teknologi internet di mana internet telah menjadi suatu teknologi yang tidak dapat lepas

Lebih terperinci

BAB 1 PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

BAB 1 PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK BAB 1 PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK Pemrograman berorientasi objek (Inggris: object-oriented programming disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci