BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gambaran Umum Blueprint Blueprint adalah sebuah rancangan yang dirumuskan untuk memberikan arahan terhadap kegiatan perusahaan yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga setiap kegiatan memiliki kesesuaian dengan tuntutan, tantangan dan kebutuhan di lingkungan sekitar perusahaan ( Fungsi blueprint adalah sebagai strategi perencanaan dan pengembangan dalam sistem informasi di suatu perusahaan yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan korporat (corporate business plan). Hal ini menyatakan bahwa keberadaan sistem informasi merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam usaha pencapaian visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan. Isi dari sebuah dokumen blueprint adalah : 1. Apa saja yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam periode tertentu 2. Apa saja yang akan dikembangkan 3. Layanan apa saja yang akan diberikan 4. Berapa keuntungan yang harus didapatkan dalam periode waktu tertentu 5. Seberapa jauh jangkauan layanan yang disediakan oleh perusahaan 10

2 Gambaran Umum Service Oriented Architecture Pendekatan Service Oriented Architecture (SOA) merupakan sebuah arsitektur yang berorientasi pada service yang mempunyai kemampuan terhadap semua entitas. Entitas tersebut menjadi sebuah service yang memiliki sifat untuk melayani. Implementasi yang menggunakan pendekatan SOA secara sederhana didefinisikan sebagai perubahan dari sebuah sistem yang pada mulanya hanya dipakai untuk sebuah masukan menjadi sebuah sistem yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan sistem lain yang ada dan tidak memiliki sifat pendekatan point to point. SOA dapat digambarkan sebagai sebuah permodelan dari suatu perangkat lunak yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan berorientasi pada service atau dikenal dengan istilah service orientation. SOA menggambarkan logika bisnis yang digunakan atau logika yang diotomatisasikan dalam sebuah sistem yang berskala besar. Setiap service memiliki otonomi masing masing sehingga service tersebut tidak bergantung antara service yang satu dengan service yang lainnya. Komunikasi antar service tersebut dapat terjadi melalui sebuah protokol yang telah menerapkan standar yang sesuai sehingga dapat memudahkan dalam melakukan pengintegrasian service yang baru dan menyusun kembali kumpulan service yang telah ada yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada proses bisnisnya. SOA merupakan sebuah solusi yang direkomendasikan untuk permodelan suatu sistem di sebuah perusahaan yang mengalami perubahan pada proses bisnis yang dimilikinya. Hal tersebut didukung oleh

3 12 keunggulan yang ditawarkan oleh pendekatan SOA seperti yang dijelaskan di bawah ini : a. Memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai sistem yang memiliki platform yang berbeda seperti J2EE dan.net. Software developer dapat memilih untuk membangun sebuah layer yang berada di atas sistem tersebut sehingga dapat saling berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya serta menggunakan pesan yang telah distandarisasikan. Contoh hal yang dibahas tersebut adalah penggunaan teknologi XML. b. Memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi. Sebuah perusahaan seringkali mengalami perubahan pada struktur yang dimilikinya untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan tersebut. Perangkat lunak juga memiliki pengaruh yang cukup penting untuk dapat menyesuaikan diri terhadap proses bisnis yang mengalami perubahan itu. Permodelan perangkat lunak yang menggunakan SOA akan meminimalisasikan resiko yang dapat timbul oleh proses modifikasi pada perangkat lunak. Hal ini didukung oleh keseluruhan logika dari sistem yang telah terbagi secara baik menjadi sekumpulan service. Keseluruhan logika hanya perlu dilakukan penyusunan ulang dari keseluruhan service atau penambahan service yang baru jika dibutuhkan perubahan. Hal ini sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi biaya yang dikeluarkan untuk menyesuaikan proses bisnis yang berubah menjadi lebih sedikit daripada sebelumnya.

4 Definisi Service Oriented Architecture Definisi Service Orientation Architecture (SOA) menurut Open Group pada tahun 2007 adalah sebuah gaya arsitektur yang mendukung service orientation (John Erickson, Keng Siau, 2008). Definisi tersebut terfokus pada gaya arsitektur, service orientation, service serta fitur fitur yang menonjol pada SOA. Organization for Advancement of Structured Information Standards (OASIS) mendefinisikan SOA sebagai paradigm yang digunakan untuk mengatur dan memanfaatkan kemampuan terdistribusi yang mungkin berada di bawah kendali kepemilikan suatu domain yang berbeda (John Erickson, Keng Siau, 2008). Definisi yang disebutkan OASIS tersebut meliputi sesuatu yang disebut sebagai reference model. Reference model yang dimaksud adalah rincian definisi yang diperluas dan diformalkan. Object Management Group (OMG) pada tahun 2007 mendefinisikan SOA sebagai sebuah gaya arsitektur yang digunakan untuk komunitas dan konsumen yang menyediakan jasa untuk mencapai nilai bersama (John Erickson, Keng Siau, 2008). SOA memungkinkan kebabasan teknis antara anggota komunitas, menetapkan standar bahwa anggota komunitas harus setuju untuk mematuhi, memberikan nilai bisnis dan proses untuk anggota komunitas dan memungkinkan untuk berbagai teknologi yang menfasilitasi komunitas yang saling berinteraksi. SOA didefinisikan oleh World Wide Web Consortium (W3C) sebagai suatu bentuk arsitektur sistem terdistribusi yang pada umumnya ditandai dengan logical view,

5 14 message orientation, description orientation, granularity dan platform neutrality (John Erickson, Keng Siau, 2008). XML.com pada tahun 2007 mendefinisikan SOA sebagai sebuah gaya arsitektur yang memiliki tujuan untuk mencapai loosely couple antara agen perangkat lunak yang berinteraksi (John Erickson, Keng Siau, 2008). Service adalah satuan kerja yang dilakukan oleh penyedia service untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan kepada consumer service. Javaworld.com memberikan definisi SOA yang disusun oleh Raghu Kodali pada tahun Kodali mendeskripsikan SOA sebagai evolusi dari komputasi yang terdistribusi berdasarkan permintaan/paradigm rancangan balasan untuk aplikasi yang sinkron dan asinkron (John Erickson, Keng Siau, 2008). Kodali melanjutkan penjelasan definisinya dengan 4 (empat) karakteristik SOA. Empat karakteristik SOA yang dibahas antara lain : a. Antarmuka yang disusun dengan XML yang menggunakan WSDL b. Skema XML yang disebut dengan XSD yang harus digunakan untuk mengolah pesan c. Registry UDDI berdasarkan pada penyimpanan daftar service yang disediakan d. setiap service harus mempertahankan tingkat kualitas yang ditetapkan untuk melalui persyaratan keamanan QoS. IBM mengusulkan bahwa SOA menggambarkan gaya arsitektur yang memperlakukan komponen perangkat lunak sebagai service set (UNL IBM system in Global Innovation Hub, 2007). Definisi tersebut ditegaskan

6 15 sebagai kebutuhan bisnis yang harus mengendalikan definisi dari service dan nilai tujuan harus terfokus dengan reusability dan fleksibilitas service yang telah didefinisikan (John Erickson, Keng Siau, 2008) Prinsip Prinsip Service Orientation Pendekatan Service Oriented Architecture (SOA) tidak memiliki prinsip prinsip yang baku digunakan untuk pengembangan SOA tersebut. Beberapa prinsip yang seringkali digunakan terkait dengan pendekatan SOA terdapat pada pembahasan di bawah ini (Thomas Erl, 2008, p ): i. Prinsip 1 : Service dapat digunakan kembali Pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan SOA, service dirancang secara khusus untuk mendukung penggunaan kembali sesuai dengan kebutuhannya. ii. Prinsip 2 : Service memberikan kontrak yang formal Service tidak membutuhkan suatu pembagian apa pun di dalam pengembangan yang menggunakan pendekatan SOA untuk dapat berinteraksi dengan service. Service membutuhkan sebuah kontrak yang formal yang dapat mendeskripsikan setiap service yang telah ada dan menentukan persyaratan yang dibutuhkan pada pertukaran informasi yang terjadi. iii. Prinsip 3 : Service merupakan pasangan yang bebas Service secara khusus pada pendekatan SOA dirancang untuk dapat berkomunikasi dengan antar service tanpa perlu saling ketergantungan.

7 16 iv. Prinsip 4 : Inti sari service mendasari logika Satu satunya bagian dari service yang terlihat di dunia luar pada penerapan pendekatan SOA merupakan hal hal yang ditampilkan melalui kontrak service tersebut. Logika dasar yang melampui hal tersebut dinyatakan ke dalam deskripsi yang terdiri dari kontrak yang tidak nyata dan tidak relevan dengan permintaan dari service tersebut. v. Prinsip 5 : Service dapat diuraikan Penggunaan SOA menyebabkan service dapat menyusun service yang lain. Hal ini memungkinkan logika yang dapat digambarkan pada tingkat granularity yang berbeda dan mempromosikan penggunaannya kembali serta penyusunan dari inti sari yang berada pada layer. vi. Prinsip 6 : Service bersifat otonomi Logika yang menggunakan pendekatan SOA dipengaruhi oleh sebuah service yang diletakan pada sebuah batasan yang tidak dapat dilihat. Service tersebut akan mengontrol batas tersebut dan untuk mengeksekusinya tidak perlu bergantung dengan service lain. vii. Prinsip 7 : Service bersifat stateless Service yang berbasiskan SOA tidak harus membutuhkan pengaturan informasi state. Hal ini dikarenakan state tersebut dapat menghalangi kemampuan service untuk bergabung atau berintegrasi.

8 17 viii. Prinsip 8 : Service tidak terdeteksi Service yang dirancang harus dapat memungkinkan deskripsi mengenai diri service sendiri di dalam sistem yang telah menerapkan SOA untuk dapat menemukan servicenya tersebut dan dapat dimengerti oleh manusia dan pemohon service tersebut yang dapat menggunakan logika dalam service tersebut SOA Reference Architecture Service Oriented Architecture (SOA) reference architecture adalah pendekatan SOA yang memberikan karakteristik dan definisi untuk setiap layer dan hubungan antar layer serta membantu dalam penempatan blok arsitektur ke dalam setiap layer (Norbert Bieberstein, Robert G. Laird, Dr. Keith Jones, Tilak Mitra, 2008, p58). Layer ini memberikan fasilitas untuk membuat arsitektural blueprint pada SOA dan membantu dalam pemberian solusi yang dapat digunakan kembali di dalam dunia industri dan berpotensi di seluruh industri secara vertikal.

9 18 SOA reference architecture digambarkan pada diagram di bawah ini (Norbert Bieberstein, Robert G. Laird, Dr. Keith Jones, Tilak Mitra, 2008, p58) : Gambar 2.1 SOA Reference Architecture SOA reference architecture yang dijelaskan pada gambar terdiri dari beberapa layer. Berikut ini pembahasan mengenai layer yang merupakan bagian dari SOA reference architecture (Norbert Bieberstein, Robert G. Laird, Dr. Keith Jones, Tilak Mitra, 2008, p59-62) : a. Layer 1 : Operational System Layer Operational system layer mencakup sistem operasional yang berada dalam lingkungan Teknologi Informasi (TI) saat ini pada sebuah perusahaan serta mendukung aktifitas bisnis perusahaan tersebut. Layer ini juga meliputi semua aplikasi, package aplikasi, legacy system, sistem pemrosesan transaksi serta keanekaragaman database.

10 19 b. Layer 2 : Service Component Layer Service component layer sesuai dengan pernyataan yang telah didefinisikan oleh service pada service layer. Sebuah service komponen menyediakan implementasi pada bagian luar yang menyatukan fungsi fungsi dari keanekaragaman jenis, yang memungkinkan untuk dipecah, sistem operasi yang menyembunyikan integrasi dan akses yang sulit bagi service yang dipakai oleh customer. Keunggulan dari komponen tampak luar berdasarkan pada fleksibiltas pada perubahan sistem operasional tanpa memberikan pengaruh terhadap definisi dari service tersebut. Komponen service menyediakan titik pelaksanaan untuk merealisasikan service yang menjamin quality of service (QoS) dan memenuhi suatu service level agreement (SLA). c. Layer 3 : Service Layer Service layer meliputi semua definisi service pada portfolio service yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Definisi dari setiap service baik informasi yang semantic maupun sintesis didefinisikan pada layer ini. Tahap yang paling penting pada layer ini merupakan identifikasi dari service yang menggunakan beragam teknik yang dapat dikerjakan secara bersama sama. d. Layer 4 : Business Process Layer Proses bisnis menggambarkan bagaimana bisnis berjalan pada suatu perusahaan. Proses bisnis adalah gambaran TI yang beragam aktifitas yang terkoordinasi dan bekerja sama dalam sebuah

11 20 perusahaan untuk melakukan fungsi bisnis yang spesifik tingkat tinggi. Proses yang digambarkan pada business process layer ini adalah media yang menghubungkan antara kebutuhan bisnis dan TI perusahaan sebagai manifestasi tingkat solusi dengan menggunakan ABBs dari layer yang horizontal dan vertikal lainnya dalam susunan arsitektur. Pengguna pada consumer layer menggunakan proses bisnis pada layer ini sebagai salah satu cara untuk memanggil aplikasi secara fungsional. e. Layer 5 : Consumer Layer Consumer layer menggambarkan keberagaman alur terhadap jalur yang dikirim melalui fungsi TI tersebut. Alur ini dapat dalam beberapa bentuk yang berbeda seperti konsumen eksternal atau internal yang mengakses fungsi aplikasi yang melalui mekanisme akses seperti sistem B2B, portal dan bentuk lainnya. Tujuan dari consumer layer ini adalah untuk melakukan standarisasi pada access protocol dan format data sehingga proses yang dilakukan dari layer yang terdepan ke proses bisnis, service dan layer dibawahnya dapat berlangsung dengan cepat dan memiliki pola arsitektur yang standar. f. Layer 6 : Integration Layer Integration layer menyediakan kemampuan bagi consumer layer untuk dapat menemukan service provider dan service invocations. Kemampuan dasar yang dimiliki layer ini yaitu mediasi, routing data serta transformasi protokol. Ketiga kemampuan dasar ini membantu ekosistem service. Service tersebut mampu berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya yang merupakan bagian dari proses bisnis terkait.

12 21 Persyaratan yang bukan fungsionalitas seperti keamanan, latency, kualitas service antara service yang berdekatan dalam reference architecture dilakukan oleh blok blok arsitektur dalam layer ini. Fungsi pada layer ini biasanya didefinisikan oleh Enterprise Service Bus (ESB). Berikut ini adalah gambar ESB yang dimaksud : Gambar 2.2 Enterprise Service Bus di Integration Layer Gambar di atas menunjukan bahwa ESB menyediakan kemampuan bagi konsumen dan provider service untuk dapat berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Service dapat ditemukan dengan menggunakan registry dengan mengelola, mengamankan serta menyediakan program aplikasi antarmuka (API) untuk menfasilitasi perkembangan konektifitas. g. Layer 7 : QoS Layer QoS layer terfokus pada implementasi pengelolaan kebutuhan yang bukan fungsionalitas (NFRs) yang dibutuhkan oleh service untuk dilakukan. Layer ini menyediakan kemampuan infrastruktur yang mampu mewujudkan NFRs. Layer ini menangkap elemen elemen data yang menyediakan informasi di sekitar non compliance ke NFRs

13 22 di setiap layer yang horizontal. Standar NFRs yang dibutuhkan untuk memantau non compliance adalah keamanan, ketersediaan, skalabilitas dan keunggulan. h. Layer 8 : Information Architecture Layer Layer ini menjamin representasi yang tepat dari data dan informasi yang diperlukan dalam suatu SOA. Arsitektur data dan arsitektur representasi informasi (bersama dengan pertimbangan utama dan pedoman untuk merancang dan penggunaannya) di setiap lapisan horizontal spesifik adalah tanggung jawab dari information architecture layer ini. i. Layer 9 : Governance Layer Governance layer menjamin pengelolaan yang baik dari seluruh siklus service. Layer ini bertanggung jawab untuk memprioritaskan service yang memiliki nilai tinggi dan harus dilaksanakan dengan baik untuk setiap layer dalam arsitektur dan untuk menyediakan rasionalisasi yang didasarkan pada tujuan dari bisnis yang dipenuhi oleh service tersebut atau TI perusahaan Anatomi Service Oriented Architecture Pemahaman service oriented architecture yang baik memerlukan pembahasan mengenai hal hal yang membagi komponen komponen utama pada kerangka kerja web service dan mempelajari mengenai hubungan hubungan yang terjadi di dalamnya. Hal yang harus pertama kali dilakukan adalah memberi nama kembali pada komponen tersebut

14 23 sehingga dapat menjelaskan terminology yang berkaitan dengan service orientation. Penempatan hal yang telah dilakukan pada langkah pertama dilakukan ke dalam gambaran yang logis yang melakukan pemeriksaan komponen komponen yang telah ada di dalam konteks SOA (Thomas Erl, 2008, p ) Komponen Logikal pada Kerangka Kerja Web Service Gambar di bawah ini menjelaskan mengenai penyajian yang diberikan secara singkat dari beberapa komponen penting yang berada dalam suatu web service yang berkaitan dengan konteks pemodelan logis : Gambar 2.3 Sebuah Web Service yang Mendukung Dua Operasi Gambar di atas menjelaskan bahwa setiap web service terdiri dari 1 (satu) atau lebih operasi. Setiap operasi pada gambar mengatur proses dari fungsi yang spesifik yang tersedia dalam web

15 24 service yang dapat dijalankan atau dieksekusi. Proses yang dibahas sebelum ini terdiri dari pengiriman dan penerimaan pesan pada Simple object access protocol atau lebih dikenal dengan istilah SOAP. SOAP yang dimaksud tersebut dijelaskan pada gambar yang diberikan di bawah ini : Gambar 2.4 Sebuah Operasi Pemrosesan Keluar Masuk Pesan pada SOA Penyusunan yang dilakukan pada bagian ini mengakibatkan web service dapat membentuk sebuah aktifitas yang dilakukan secara bersamaan dapat mengoptimalkan sebuah tugas. Pembahasan di atas dapat dijelaskan dengan sebuah gambar yang diberikan di bawah ini : Gambar 2.5 Skenario Komunikasi Dasar antar Web Service

16 Komponen Logis pada Logika yang Terotomatisasi Kerangka kerja di dalam web service tidak hanya menawarkan sebuah teknologi yang memungkinkan untuk saling berkomunikasi. Kerangka kerja tersebut juga menawarkan sebuah perspektif atau pandangan yang menerapkan sifat modular ke dalam logika yang terotomatisasi sebagai sesuatu yang utuh. Kemampuannya tersebut menyebabkan kerangka kerja dapat dibandingkan dengan suatu unit yang tidak saling bergantung. Gambar di bawah ini menjelaskan mengenai pandangan secara primitive mengenai cara operasi dan service yang menjadi suatu unit logika yang dapat disusun sehingga terdiri dari sebuah unit logika yang terotomatisasikan : Gambar 2.6 Sebuah Perspektif Primitif Mengenai SOA yang Dimodularkan dengan Logika yang Terotomatisasi Menjadi Unit Gambar 2.7 yang diberikan di bawah ini menjelaskan bahwa suatu pesan merupakan suatu hal yang sesuai. Pesan tersebut

17 26 membuat unit yang terkait pada proses logika atau dikenal dengan istilah service dapat berkomunikasi dengan service yang lainnya. Berikut ini adalah gambar yang menjelaskan mengenai sebuah perspektif primitif pada unit yang dapat berkomunikasi antar unit secara logis : Gambar 2.7 Sebuah Perspektif Primitif pada Unit yang Dapat Berkomunikasi antara Unit Secara Logis Komponen Service Oriented Architecture Susunan dari tingkat abstraksi logika yang terdapat pada sebuah perusahaan dapat dijelaskan pada pembahasan yang diberikan di bawah ini : Sebuah pesan penjelaskan mengenai data yang dibutuhkan untuk dapat melengkapi beberapa atau semua bagian yang terdapat pada suatu unit kerja. Sebuah operasi menjelaskan mengenai logika yang dibutuhkan untuk dapat melakukan proses pada pesan sehingga dapat melengkapi suatu unit kerja tertentu.

18 27 Sebuah service menjelaskan mengenai seperangkat atau kumpulan operasi yang dikelompokan menurut logika yang dimilikinya yang dapat melakukan suatu unit kerja tertentu yang berhubungan dengan service. Sebuah proses terdiri dari peraturan bisnis (business rule) yang menentukan operasi service yang digunakan untuk melengkapi suatu unit yang telah terotomatisasi. Sebuah proses dengan kata lain memberikan gambaran mengenai sebuah potongan kerja yang berukuran besar dan membutuhkan kelengkapan dari suatu unit kerja yang berukuran lebih kecil darinya Hubungan antar Komponen dalam Service Oriented Architecture Pembahasan mengenai hubungan antar komponen yang dimiliki oleh suatu service orientation dapat dijelaskan sebagai berikut : Sebuah operasi akan mengirimkan dan menerima sebuah pesan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu Sebuah operasi dapat ditentukan oleh sebuah proses pesan yang terkait oleh karena kemampuan yang telah dijelaskan pada pernyataan di atas Sebuah operasi mengelompokan sebuah kumpulan operasi yang saling memiliki hubungan keterkaitan

19 28 Kemampuan di atas menyebabkan sebuah service ditentukan oleh operasi tertentu yang terkait dengan hal tersebut. Sebuah proses instance dapat menyusun suatu service Sebuah proses instance yang dianggap tidak penting dapat ditentukan oleh servicenya. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan dari sebagian fungsionalitas yang ditawarkan oleh service tersebut. Sebuah proses instance memanggil sebuah kelompok service yang unik pada operasi tertentu untuk dapat melengkapi proses otomatisasi yang terkait. Kemampuan di atas menyebabkan setiap proses instance ditentukan oleh sebagian operasi service yang digunakan olehnya SOA Foundation Pengembangan sebuah arsitektur yang menerapkan SOA membutuhkan 2 (dua) aspek penting yang harus dimengerti oleh para pengembang SOA. Aspek yang penting tersebut adalah SOA foundation dan SOA maturity model.(soa Alliance, 2006, p1). Arsitektur yang menggunakan pendekatan SOA pada proses pengembangannya harus meliputi setiap area yang terdapat pada masing masing komponen SOA foundation. Setiap komponen SOA foundation harus beriringan dengan penerapan pendekatannya, kebutuhannya dan pola perancangan yang dimungkinkannya (SOA Alliance, 2006, p2).

20 29 Komponen yang terdapat di dalam SOA foundation dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar segitiga ini (SOA Alliance, 2006, p2) : Gambar 2.8 SOA Foundation Ketiga komponen yang terdapat dalam Gambar 2.8 digunakan pada pengembangan SOA dalam suatu perusahaan. Berikut ini adalah pembahasan mengenai masing masing komponen yang terdapat pada gambar di atas sebagai berikut (SOA Alliance, 2006, p2) : Arsitektur Bisnis Arsitektur bisnis merupakan komponen yang berdasarkan pada strategi bisnis, tujuan, prioritas dan proses yang dijalankan oleh sebuah perusahaan yang akan melakukan pengembangan sistem dengan menggunakan pendekatan SOA yang dimaksud. Salah satu keuntungan yang didapatkan dari pengembangan yang menggunakan pendekatan SOA ini adalah memiliki kemampuan untuk menggunakan kembali proses bisnis yang menyediakan Return On Investment (ROI) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengembangan yang menggunakan kembali komponen infrastruktur atau data tersebut. Hal ini juga

21 30 meliputi proses bisnis seperti implementasi aplikasi bisnis yang digunakan pada sebuah perusahaan. Arsitektur Infrastruktur Arsitektur infrastruktur adalah suatu perangkat yang memungkinkan pendekatan SOA dan memberikan petunjuk atau jalur pada semua infrastruktur dari suatu jaringan, server, pusat data, firewall yang digunakan untuk infrastruktur suatu aplikasi, keamanan, pengawasan middleware dan yang lainnya. Arsitektur Data & Informasi Arsitektur data dan informasi berhubungan dengan proses melakukan identifikasi suatu Key Performance Indicator (KPI) dan informasi tersebut membutuhkan pengendalian pada suatu perusahaan. Arsitektur data berhubungan dengan proses membentuk suatu model baik secara logis maupun secara fisik pada data seperti memanipulasi dan kualitas data SOA Maturity Model Pengembangan yang menerapkan pendekatan SOA mengenalkan SOA maturity model sebagai salah satu aspek penting yang membantu sebuah perusahaan dalam mengembangkan sebuah kerangka pikir untuk mencapai suatu target tertentu.

22 31 Berikut ini adalah diagram yang mengilustrasikan SOA maturity model pada sebuah perusahaan sebagai berikut : Gambar 2.9 SOA Maturity Model Gambar 2.9 dapat dibahas secara lebih terperinci mengenai SOA maturity model yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan dalam pengembangan yang menggunakan pendekatan SOA. Pembahasan tersebut dapat dikelompokan menjadi beberapa hal sebagai berikut (SOA Alliance, 2006, p2) : Tahap Pengembangan Aplikasi Web Tahap pengembangan aplikasi web yang dimaksud akan menyediakan browser yang berdasarkan pada sebuah solusi bisnis perusahaan baik untuk pengguna internal maupun pengguna eksternal. Browser yang dimaksud tersebut dapat disediakan dalam bentuk Customer Relationship Management (CRM) yang berbasiskan web, Enterprise Resource Planning (ERP) atau aplikasi yang umum digunakan. Bagian Teknologi Informasi (TI) sebagai unit

23 32 pendukungnya mendistribusikan sebuah service yang diterapkan pada perusahaan yang memuat hal hal seperti manajemen pencarian, pesan singkat, forum diskusi, white board dan sebagainya. Mengembangkan Gabungan Aplikasi Pengembangan aplikasi yang melakukan proses penggabungan perlu dilakukan beberapa hal yang penting. Hal tersebut antara lain mengakses dan menyediakan informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber yang ada untuk pengguna yang pada awalnya dilakukan secara internal kemudian akan dilanjutkan secara eksternal. Tahap ini secara umum akan memusatkan perhatian pada proses yang meningkatkan kualitas data yang disediakan. Proses Bisnis yang Terotomatisasi Tahap mengotomatisasikan proses bisnis suatu perusahaan merupakan suatu tahap yang menyediakan kerja sama antara aplikasi, data dan infrastruktur dengan pengguna yang ditujukan untuk menyediakan kemampuan yang dibutuhkan oleh pelaksanaan suatu peran tersebut secara efektif dalam sebuah perusahaan. Hal ini dapat memberdayakan proses bisnis dengan memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Tahap ini menyebabkan perusahaan dapat mencapai ROI yang lebih tinggi dibandingkan dengan dukungan dari konsolidasi berbagai sistem bisnis ke sebuah sistem yang tunggal. Hal ini juga membutuhkan pengaturan pada sebuah perusahaan untuk mengubah keadaan perusahaan sekarang menjadi keadaan yang ingin

24 33 dicapai pada akhir manajemen proses bisnis tidak seperti yang terdapat pada solusi point to point Metode Rubric Heide Goodrich adalah seorang ahli metode rubric yang mendefinisikan metode rubric sebagai alat penilaian yang berisi daftar kriteria untuk sebuah pekerjaan atau apa yang penting ( Metode Rubric adalah suatu metode penilaian otentik yang digunakan untuk mengukur suatu pekerjaan. Metode Rubric merupakan panduan penilaian yang bertujuan untuk melakukan evaluasi suatu kinerja terhadap pekerjaan berdasarkan jumlah dari keseluruhan kriteria dibandingkan dengan nilai numeric tunggal. Metode rubric dapat berupa analitikal atau holistikal dan dapat dibuat untuk setiap area konten. Metode rubric pada umumnya menentukan tingkat kinerja yang diinginkan untuk beberapa tingkat kualitas. Tingkat kualtias dapat ditulis dengan peringkat yang berbeda (Misalnya A untuk sangat bagus, B untuk bagus, C untuk cukup bagus dan D untuk tidak bagus) atau sebagai nilai numerik (Misalnya nilai 4 untuk sangat bagus, nilai 3 untuk bagus, nilai 2 untuk cukup bagus dan nilai 1 untuk tidak bagus). Metode ini juga dapat menentukan tingkat bantuan untuk setiap penilaian terhadap kualitas(

25 34 Metode rubric dapat disusun dalam berbagai bentuk dan tingkat kesulitan yang berbeda beda. Keberagaman metode rubric ini mempunyai fitur fitur umum yang harus dimilikinya antara lain : Fokus pada pengukuran tujuan lain (kinerja, perilaku, atau kualitas) Menggunakan rentang nilai untuk melakukan penilaian kinerja tersebut Mengandung karakteristik kinerja tertentu yang diatur dalam tingkat yang mengindentifikasikan sejauh mana standar yang telah dipenuhi (Pickett dan Dodge) Berikut ini diberikan contoh penilaian kriteria yang diberikan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari suatu tugas sebagai berikut ( Tabel 2.1 Contoh Penilaian Kriteria pada Metode Rubric

26 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode analytical hierarchy process (AHP) adalah struktur hirarki kriteria, fungsional dengan masukan persepsi dari manusia (Eka Andrita Gusdha M, Asep Wahyudin, Eddy Prasetyo Nugroho, 2009, p1). Metode AHP dikembangkan oleh Saaty pada tahun 1993 dan digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang rumit atau tidak berkerangka. Data dan informasi statistic dari suatu permasalahan tersebut dihadapi dengan sangat sedikit. Metode AHP pada umumnya dibedakan menjadi 2 (dua) jenis antara lain (Eko Nurmianto, Arman Hakim Nasution, 2004, p50): Hirarki struktural Hirarki struktur yaitu masalah yang kompleks diuraikan menjadi beberapa bagian atau elemen berdasarkan ciri atau besaran tertentu. Hirarki structural ini sangat berkaitan dengan menganalisa masalah yang kompleks melalui pembagian objek yang diamati menjadi beberapa kelompok yang lebih kecil. Hirarki fungsional Hirarki fungsional menguraikan masalah yang kompleks menjadi beberapa bagian berdasarkan kepentingan hubungan yang dimilikinya. Hirarki fungsional membantu mengatasi masalah atau mempengaruhi sistem yang kompleks untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti penentuan prioritas tindakan, alokasi sumber daya dan sebagainya. Langkah langkah yang garus dilakukan dalam metode AHP untuk melakukan penghitungan sebagai berikut (Yanthi Astuti, 2008, p28-41):

27 36 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan Tahap ini menguraikan tujuan dari suatu kegiatan, mengidentifikasi pilihan pilihan, dan merumuskan kriteria untuk memiliki suatu prioritas. 2. Membuat struktur hirarki dari permasalahan yang didefinisikan tersebut Penyusunan hirarki dilakukan dengan menggambarkan elemen sistem atau alternatif keputusan yang teridentifikasi pada tahap sebelumnya. Langkah pertama menentukan tujuan dari suatu kegiatan penyusunan prioritas. Langkah selanjutnya menentukan kriteria dari tujuan dan diuraikan menjadi unsur unsurnya yaitu kriteria dan alternative dan disusun menjadi struktur hirarki seperti gambar di bawah ini : Gambar 2.10 Struktur Hirarki AHP

28 37 3. memberikan penilaian prioritas elemen kriteria dan alternatif Penilian kriteria ditujukan untuk menentukan bobot dari masing masing kriteria sedangkan penilian alternative ditujukan untuk melihat bobot suatu alternative untuk suatu kriteria. Kedua penilaian ini dimaksudkan untuk melihat seberapa penting suatu pilihan dilihat dari kriteria tertentu. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan menurut Saaty pada tahun 1988 dapat dilihat pada tabel berikut ini (Saaty, T.L, 1990, p97) : Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas Kepentingan Keterangan 1 Kedua elemen sama penting 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lain 5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan 4. Membuat matriks berpasangan Perbandingan berpasangan yaitu tahap yang melakukan perbandingan setiap elemen dengan elemen lainnya dalam tingkat hirarki secara berpasangan. Perbandingan ini akan mendapatkan nilai tingkat kepentingan elemen dalam bentuk kualitatif. Skala kualitatif tersebut menggunakan skala penilian untuk memperolah nilai kuantatif berupa angka. Nilai kepentingan relative antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 2.1.

29 38 Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1, jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapakan nilai tertentu maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan nilai kebalikannya. Cara mengisi matriks berpasangan dengan melakukan analisa prioritas antara elemen baris dibandingkan dengan elemen kolom. 5. Menentukan nilai bobot prioritas Bobot atau prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. Cara mencari nilai bobot untuk masing masing elemen dengan melakukan penjumlahan setiap nilai bobot prioritas pada setiap baris dari matriks dibagi dengan jumlah elemen tersebut. Kelebihan metode AHP dibandingka dengan metode lainnya menurut Saaty pada Tahun 1990 adalah (Dharma Tintri E. Sudarsono, 2004, p71): 1. Struktur yang berhirarki. Struktur ini sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih sampai pada sub kriteria yang berada paling bawah. 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan yang dikeluarkan dari analisis sensitivitas pengambilan keputusan

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA Dengan melakukan penelusuran evolusi pola-pola integrasi, maka dapat ditunjukkan bahwa SOA merupakan teknik integrasi yang dibangun berdasarkan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebuah model arsitektur yang mendukung service orientation (John

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebuah model arsitektur yang mendukung service orientation (John BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Service Oriented Architecture Definisi Service Orientation Architecture (SOA) menurut Open Group adalah sebuah model arsitektur yang mendukung service orientation (John Erickson,

Lebih terperinci

PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI

PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI Media Informatika Vol. 9 No. 1 (2010) PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI Ana Hadiana Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple,

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Basis Data Terdistribusi Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple, database yang saling berkaitan secara logik yang didistribusikan melalui

Lebih terperinci

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan Overview Web Service (sebagai software) adalah sebuah sistem didesain untuk mendukung mesin interoperabilitas untuk berinteraksi dalam jaringan. Seringnya Web service hanya berupa application programming

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI.

PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI. Media Informatika Vol. 11 No. 1 (2012) PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI Rini Astuti Sekolah Tinggi Manajemen

Lebih terperinci

WEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12

WEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12 WEB SERVICES Sistem terdistribusi week 12 Outline Kegunaan web service Sejarah bahasa pemrograman Perusahaan pengusul web service Arsitektur web service Keuntungan & kekurangan wes service Kegunaan web

Lebih terperinci

INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA

INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA Media Informatika Vol. 11 No. 1 (2012) INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA Ana Hadiana Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda no. 96 Bandung

Lebih terperinci

SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA)

SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) Implemented using Web Services SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 TUJUAN Mengerti konsep dasar dari Service Oriented Architecture (SOA). Memahami manfaat SOA. Mengerti kapan

Lebih terperinci

By : Agung surya permana ( )

By : Agung surya permana ( ) By : Agung surya permana (5108100504) Latar belakang Rumusan masalah Permasalahan yang diangkat dalam menyelesaikan tugas akhir ini adalah: Bagaimana mengimplementasikan metode arsitektur SOA dari hasil

Lebih terperinci

Firewall & WEB SERVICE

Firewall & WEB SERVICE Firewall & WEB SERVICE Definisi Firewall Umumnya ditempatkan pada batas network untuk membangun batas pinggir keamanan (security). Firewall digunakan untuk melindungi internal network dari eksternal yang

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Konsep Service Oriented 2-1

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Konsep Service Oriented 2-1 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Saat berbicara mengenai SOA, maka terlebih dahulu harus dilakukan pembahasan mengenai services. Services adalah sebuah fungsi yang terdefinisi

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Perangkat Lunak Arsitektur perangkat lunak adalah sekumpulan pernyataan yang menggambarkan komponen perangkat lunak dan fungsi-fungsi yang ada pada komponen tersebut.

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan)

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan) 1. Pengenalan Web Service Definisi Web Service Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service

Lebih terperinci

Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik

Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik 1 Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik F Kapojos, H.F. Wowor, A.M. Rumagit, A.P.R Wowor. Abstrak Service Oriented Architecture (SOA) suatu teknologi

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 5

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 5 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 5 outline Mekanisme Pengambilan Keputusan Metode Pengembangan Sistem ERP Kerangka Kerja Pemilihan Solusi Kriteria Evaluasi Mekanisme pengambilan keputusan Sistem

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING. Defri Kurniawan M.Kom

REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING. Defri Kurniawan M.Kom REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING Defri Kurniawan M.Kom Content Pengenalan Perancangan Model Analysis to Model Design Design Concept Design Model Pengenalan Perancangan Perancangan PL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Perekonomi Nasional Indonesia sekarang ini, pemasaraan berkembang dengan pesat dan memahami perilaku konsumen menjadi salah satu strategi dalam keberhasilan memasarkan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Riyanarto Sarno 1, Dwi Sunaryono 2, Gita Ventyana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BASIS DATA MODEL BASIS DATA

BASIS DATA MODEL BASIS DATA BASIS DATA MODEL BASIS DATA APA ITU MODEL BASIS DATA? Model database menunjukkan struktur logis dari suatu basis data, termasuk hubungan dan batasan yang menentukan bagaimana data dapat disimpan dan diakses.

Lebih terperinci

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Budi Daryatmo STMIK MDP Palembang budi_daryatmo@yahoo.com Abstrak: Pengelolaan TI perlu direncanakan dan dituangkan dalam bentuk cetak biru TI sehingga organisasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA III-1

BAB III ANALISIS. 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA III-1 BAB III ANALISIS 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA Penerapan proses BPM pada sebuah organisasi akan mengakibatkan sistem yang digunakan terus berubah untuk mencapai proses bisnis yang lebih efisien dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, khususnya di dalam dunia teknik informatika, penting bagi pelaku industri yang berkecimpung di dunia

Lebih terperinci

Tujuan 04/07/ :01

Tujuan 04/07/ :01 Sistem Basis Data : Perancangan Perangkat Lunak Tujuan Mahasiswa mampu memahami analisis dan desain model database Mahasiswa paham dan mengerti konsep desain database Mahasiswa mengerti desain arsitektur

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan, komponen, penyimpanan, dan tatakelola arsitektur TOGAF dalam rangka pengembangan dokumen

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini membuat banyak pihak merasakan manfaat yang luar biasa. Bukan hanya sebagai pelengkap kebutuhan manusia, namun keberadaan

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Rapor Rapor berasal dari kata dasar report yang berarti laporan. Rapor merupakan laporan hasil dari suatu kegiatan yang disusun secara benar. Materi yang dilaporkan dalam hal

Lebih terperinci

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA Bab II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian penulis, aplikasi distribusi penjualan barang sudah ada. Dari aplikasi yang sudah ada tersebut penulis ingin mengembangkan lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2003, tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government bahwa agar terlaksannya penerapan e-government secara

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak Lanjut Pengenalan Web App + Req. Web App Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 Aplikasi

Lebih terperinci

Web Service. Asep Herman Suyanto

Web Service. Asep Herman Suyanto Web Service Asep Herman Suyanto info@bambutechno.com http://www.bambutechno.com Web service adalah sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interaksi yang bisa beroperasi machine-to-machine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu organisasi. Fungsi sistem informasi menurut Bodnar dan Hopwood adalah untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. 2.1 Web Service Web Service adalah sekumpulan application logic beserta objek-objek dan method-method yang dimilikinya

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian 36 Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) yang merupakan kerangka kerja arsitektur di

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN MOXIE

BAB V PERANCANGAN MOXIE BAB V PERANCANGAN MOXIE Bab ini berisi penjabaran dari hasil perancangan Moxie. Pembahasan pada bab ini mencakup perancangan arsitektur dan model skenario untuk Moxie. Model skenario merupakan produk dari

Lebih terperinci

Arsitektur Aplikasi Web

Arsitektur Aplikasi Web Web Engineering 2010 Arsitektur Aplikasi Web Husni husni@if.trunojoyo.ac.id Husni.trunojoyo.ac.id Komputasi.wordpress.com Outline Pendahuluan Metode dan Pendekatan Seluk beluk Arsitektur Web Komponen dasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 19 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Dasar Sistem Informasi II.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hartini (2006), sistem dapat didefinisikan dengan dua buah sudut pandang. Yang pertama adalah melihat suatu

Lebih terperinci

DATA CENTER: PENDAHULUAN

DATA CENTER: PENDAHULUAN DATA CENTER: PENDAHULUAN Tujuan Setelah mengikuti matakuliah ini diharapkan mahasiswa mampu: mengetahui dan memahami fungsi, tujuan, dan komponen pembentuk sebuah data center disertai fungsi dan tujuan

Lebih terperinci

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS Rapat Koordinasi Penyiapan Teknis SIMPUS Departemen Kesehatan Surabaya 29 Mei 2007 Hadwi Soendjojo - Kepala Pusat

Lebih terperinci

SISTEM TERDISTRIBUSI UNTUK SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN WEB SERVICE

SISTEM TERDISTRIBUSI UNTUK SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN WEB SERVICE SISTEM TERDISTRIBUSI UNTUK SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN WEB SERVICE OLEH - Nur Adi Hidayanto - Puji Tri Haryono - Yogi Purnomo Putra Kelas TI 12 C Dosen Pengampu : S.Samsugi, S.Kom.,

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai langkah yang harus diterapkan agar penelitian dan proses perancangan sistem informasi dapat dilakukan secara terarah dan memudahkan dalam analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pemanfaatan enterprise Architecture planning (EAP) untuk perencanaan system informasi melibatkan pemahaman dan kejelasan beberapa definisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah : 19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep dasar sistem menurut [ Jog99] dalam bukunya yang berjudul

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep dasar sistem menurut [ Jog99] dalam bukunya yang berjudul BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Konsep dasar sistem menurut [ Jog99] dalam bukunya yang berjudul Analisis & disain sistem informasi: Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komputasi awan atau Cloud Computing

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komputasi awan atau Cloud Computing BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini penggunaan komputasi awan atau Cloud Computing berkembang dengan signifikan. Perusahaan-perusahaan besar yang berorientasi terhadap penggunaan teknologi

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses BAB II DASAR TEORI Bab ini akan membahas dasar teori yang melandasi penulisan tesis ini yaitu pekerjaan, proses, struktur organisasi, sistem informasi, sistem informasi yang peduli proses, teknik pemodelan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi komputerisasi saat ini, khususnya di bidang informatika, sistem informasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Business System Planning (BSP) sering disebut sebagai sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Business System Planning (BSP) sering disebut sebagai sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Business System Planning (BSP) Business System Planning (BSP) sering disebut sebagai sebuah pendekatan atau metodologi terstruktur. Metodologi BSP dikembangkan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka menguraikan temuan dan bahan penelitian yang diperoleh dari acuan yang akan dijadikan landasan untuk melakukan kegiatan penelitian Tugas Akhir

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM

MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK NAMA : RANI JUITA NIM : 41813120165 DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 A. DESAIN PERANGKAT

Lebih terperinci

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING Dosen : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Disusun Oleh : Nama : NURUL FARIDA NIM : 09.11.3242 Kelas : S1 TI 10 Jurusan : S1 Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam dunia sistem informasi, konsep-konsep dan pemikiran yang ada terus bertambah dan berkembang. Begitu pula dengan pemikiran tentang permasalahan arsitektur dalam

Lebih terperinci

ITSP Product Offering

ITSP Product Offering ITSP Product Offering Solusi TI yang komprehensif untuk kelangsungan bisnis Anda Enterprise Resiliency Services Data Center Design & Construction Data Center Migration Enterprise Infrastructure Managed

Lebih terperinci

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Bab 1 Sistem File dan Sistem : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Pengenalan Konsep Utama Data dan informasi Data - Fakta belum terolah Informasi - Data telah diproses Manajemen data Basis data Metadata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) bidang II Kota Bandung adalah salah satu bagian dari BPPT Kota Bandung yang melayani proses penerbitan perizinan meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alur /Kerangka Desain Penelitian Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat oleh Sugiyono, dikutip bahwa: Metodologi penelitian

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) Tatik yuniati Abstrak Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGEMBANGAN AREA PERUMAHAN PADA PERUMAHAN PALM TOWN TEGAL

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGEMBANGAN AREA PERUMAHAN PADA PERUMAHAN PALM TOWN TEGAL LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGEMBANGAN AREA PERUMAHAN PADA PERUMAHAN PALM TOWN TEGAL Sobah Khoirotun Anisa Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

3.1 Arsitektur Web Service

3.1 Arsitektur Web Service BAB 3 Web Service Seperti telah dijelaskan sebelumnya, SOA terdiri atas sekumpulan layanan. Menurut Luthria et al, (2009), jika layanan mencerminkan fungsi bisnis di dalam model komputasi berbasis layanan,

Lebih terperinci

II.1 Paradigma SOA II-1

II.1 Paradigma SOA II-1 BAB II DASAR TEORI Bab ini akan membahas mengenai teori-teori yang menjadi landasan atau dasar pengembangan konsep SOA, keuntungan SOA, prinsip-prinsip SOA, desain dan pengembangan SOA, bagaimana SOA dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini informasi merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan atau organisasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis perusahaan terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, aplikasi dan platform yang digunakan oleh departemen-departemen dan unit pendukung pada perguruan tinggi menjadi beragam.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil

Lebih terperinci

Pendahuluan Tinjauan Pustaka Service Oriented Architecture (SOA)

Pendahuluan Tinjauan Pustaka Service Oriented Architecture (SOA) 1. Pendahuluan Teknologi informasi dapat digunakan untuk membantu dalam peningkatan kinerja suatu bisnis atau organisasi. Untuk mengoptimalkan proses bisnisnya, perusahaan memanfaatkan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #5 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #5 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #5 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan teknik analisis arsitektur enterprise yang digunakan untuk dapat mengoptimalkan efektivitas proses

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF Ibrahim 1, Lela Nurpulaela 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Singaperbangsa Karawang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

P10 Konsep & Prinsip Desain. A. Sidiq P.

P10 Konsep & Prinsip Desain. A. Sidiq P. P10 Konsep & Prinsip Desain A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta Desain PL & RPL 2 Model Analisis Model Desain AnalysisModel Design Model 3 Data design (desain data) Mentransformasikan model

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Prosedur didefinisikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Unit informasi digital yang terdapat pada halaman web. Pihak yang menyediakan layanan. Pihak yang membutuhkan layanan

DAFTAR ISTILAH. Unit informasi digital yang terdapat pada halaman web. Pihak yang menyediakan layanan. Pihak yang membutuhkan layanan DAFTAR TABEL Tabel III-1 Fase dan Deliverables UP dalam Tugas Akhir... III-1 Tabel III-2 Fitur Joomla... III-2 Tabel III-3 Fitur Drupal... III-3 Tabel III-4 Identifikasi Web Service... III-5 Tabel III-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi internet yang pesat saat ini memudahkan berbagai macam informasi dapat diperoleh di mana saja dan kapan saja. Situs-situs yang menyediakan informasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords : Arsitektur Interprise, Zachman Framework, Arsitektur Teknologi Informasi

ABSTRAK. Keywords : Arsitektur Interprise, Zachman Framework, Arsitektur Teknologi Informasi Judul Pembimbing I Pembimbing II Penyusun : Perancangan Arsitektur Teknologi Informasi Di Laboratorium Pengembangan Dan Penerapan Teknologi Informasi Teknik Informatika, UPN Veteran Jatim Menggunakan Zachman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi Konsep teknologi informasi khususnya Internet telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ServiceOrientedArchitecture (SOA) Ada banyak ragam definisi dari SOA.Microsoft menyatakan SOA sebagai The policies, practices, frameworks that enable application functionality

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan

Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan Materi Pembelajarann Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan 7.1 Sistem Perusahaan 7.2 Sistem Manajemen Rantai Pasokan 7.3 Sistem Manajemen Hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan memanipulasi data. Sistem ini digunakan

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE 34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya teknologi-teknologi yang mendukungnya. Salah satu teknologi yang

Lebih terperinci

BAB 1 Perkembangan Web Service

BAB 1 Perkembangan Web Service BAB 1 Perkembangan Web Service Service Oriented Architecture (SOA) (McGovern dkk, 2003) merupakan paradigma yang baru muncul untuk aplikasi terdistribusi dan pemrosesan e-business yang berasal dari pemrograman

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 MKK-3161 E-BisnisE INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 Infrastruktur Dasar E-Bisnis Infrastruktur e-bisnis adalah arsitektur hardware, software, konten dan data yang digunakan untuk memberikan layanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI Jakarta Imam Sunoto, Fiqih Ismawan, Ade Lukman Nulhakim,, Dosen Universitas Indraprasta PGRI Email : raidersimam@gmail.com, vq.ismaone@gmail.com,

Lebih terperinci

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani SOFTWARE TESTING Ratna Wardani Capaian Memahami pentingnya Software Testing Memahami teknik dalam Software Testing Dasar-dasar Software Testing Teknik-teknik dalam Software Testing Here we go... Dasar-dasar

Lebih terperinci