BAB II DASAR TEORI. 2.1 Business Process Management (BPM) Konsep Dasar Tujuan II-1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. 2.1 Business Process Management (BPM) Konsep Dasar Tujuan II-1"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Business Process Management (BPM) Konsep Dasar Business Process Management (BPM) adalah disiplin ilmu untuk memodelkan, automatisasi, mengelola, dan mengoptimasi proses bisnis untuk meningkatkan profitability [KAH07]. Proses bisnis yang dimaksud di dalam definisi BPM ini termasuk sistem teknologi informasi dan interaksi manusia [NEW04]. Penggunaan dari disiplin ilmu ini semakin meluas di organisasi. Hal ini disebabkan pentingnya sebuah organisasi menjadi efektif dan efisien dengan terus memperbaiki proses bisnisnya. Proses bisnis sendiri didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang terstruktur atau semiterstruktur yang dilakukan dalam sekumpulan atau oleh dua atau lebih individu untuk mencapai tujuan bersama [KAH07]. Ada lima poin esensial dari definisi ini [KAH07]: 1. Proses bisnis terdiri atas sekumpulan oleh task (pekerjaan). Satu task tidak bisa dikategorikan dalam proses bisnis. 2. Proses bisnis itu terstruktur atau semi-terstruktur. Hal ini berarti ada sekumpulan lojik atau aturan yang mengatur keterurutan aktivitas. Aktivitas tidak dijalankan secara ad hoc. 3. Task dapat muncul dalam serial atau paralel. 4. Harus ada setidaknya dua atau lebih individu atau aplikasi yang terlibat sebagai pemain dalam melakukan tugas yang berbeda untuk sebuah proses. 5. Sekumpulan task harus memiliki tujuan, sehingga dapat dinilai untuk optimalisasi berikutnya dengan melihat keberhasilan mencapai tujuan atau tidak. Seperti dijelaskan pada poin nomor empat di atas, proses bisnis dewasa ini tidak seluruhnya dijalankan secara manual oleh manusia. Sebagian dijalankan dengan bantuan sistem lain. Konversi dari aktivitas sebuah organisasi dari manual atau setengah terkomputerisasi menjadi terotomasi penuh disebut business process automation [NEW04] Tujuan Tujuan dari BPM seperti yang dituliskan pada [NEW04] adalah sebagai berikut. 1. Mengurangi ketidakcocokan antara kebutuhan perusahaan dengan sistem teknologi informasi yang terimplementasi dengan memungkinkan pihak analis bisnis memodelkan proses bisnis dan membiarkan bagian teknologi informasi (misal: II-1

2 II-2 sebuah divisi atau departemen) menyediakan infrastruktur untuk mengeksekusi dan mengontrol proses bisnis tersebut. 2. Meningkatkan produktivitas pegawai dan mengurangi biaya operasional dengan mengotomatisasi dan melancarkan proses bisnis 3. Meningkatkan agility dan fleksibilitas pada perusahaan dengan secara eksplisit memisahkan antara logika proses dari aturan bisnis dan merepresentasikan proses bisnis dalam bentuk yang mudah diubah jika terjadi perubahan kebutuhan. 4. Mengurangi biaya pengembangan dan usaha dengan menggunakan bahasa pemrograman high level yang memungkinkan analis bisnis dan pengembang secara cepat membangun dan memperbaharui sistem teknologi informasi dalam domain permaslahan tertentu Business Process Management System (BPMS) Dikarenakan saat ini peran teknologi informasi sudah semakin penting dalam sebuah organisasi, konsep BPM banyak dikaitkan dengan penerapannya pada perangkat lunak yang digunakan oleh organisasi tersebut. Pada dasarnya konsep BPM tidak menyangkut pada perangkat lunak saja, namun pada seluruh proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk menunjang pengerjaan BPM pada perangkat lunak, terdapat sebuah teknologi yang disebut sebagai Business Process Management System (BPMS) Komponen-Komponen BPMS Menurut [NEW04], umumnya komponen yang ada di dalam BPMS adalah sebagai berikut: 1. Process Modeling. Kakas ini berfungsi memodelkan proses bisnis dalam bentuk visual. Kakas ini memungkinkan pihak yang tidak mengerti dalam hal implementasi, tapi terlibat penting dengan proses tersebut dapat memodelkan proses bisnis untuk dijalankan pada sistem. 2. Process Execution. Kakas ini menyediakan mesin untuk mengimpor model proses yang telah dimodelkan pada kakas process modeling untuk dapat dijalankan dalam sistem ini. Kakas ini juga bertanggung jawab menjalankan proses yang diimpor tersebut. Beberapa contoh tanggung jawab dari kakas ini adalah: Menghubungkan beberapa task dan mengeksekusinya di dalam keterurutan yang benar Memberikan dan mengalamatkan task kepada pengguna yang berhak Memantau status dari proses

3 II-3 Mengakses sistem IT lokal atau remote untuk mengambil informasi yang dibutuhkan proses, memperbaharui informasi yang dibuat oleh proses, dan mengeksekusi transaksi yang didefinisikan oleh proses Mengawasi proses eksekusi, memberikan pemberitahuan saat business rule dilanggar, dan melaporkan permasalahan kepada supervisor atau manajer jika tidak dibenahi dalam jangka waktu tertentu. Dikarenakan proses bisnis dapat berjalan dalam waktu yang lama, terkadang sebuah process engine dibutuhkan untuk mendukung beberapa versi di dalam sebuah proses 3. Process Monitoring. BPMS juga memiliki kakas untuk mengawasi proses bisnis yang berjalan. Beberapa kemampuan yang termasuk di sini adalah: Melihat laporan dari seluruh eksekusi proses Melihat laporan dari seluruh proses yang komplit Melihat status dari proses, apakah telah selesai atau masih berjalan Menghentikan sementara proses dan menyambungnya lagi Mengatur prioritas dari proses 4. Business Activity Monitoring (BAM). Komponen ini berfungsi untuk menganalisis kejadian dan informasi yang tersimpan mengenai proses bisnis untuk menyediakan feedback secara real-time untuk perbaikan proses bisnis. Keempat komponen tersebut digambarkan pada Gambar II-9. Gambar II-1 Komponen Dasar BPMS [NEW04]

4 II Contoh BPMS Saat ini terdapat banyak sekali BPMS. Pada pembahasan ini akan dibahas tiga diantaranya, yaitu Intalio BPMS, jboss jbpm, dan OpenESB. 1. Intalio BPMS Intalio BPMS Community Edition (CE) merupakan sebuah BPMS yang dikembangkan oleh Intalio. Pada Desember 2006 BPMS ini dirilis sebagai sebuah produk open source, sehingga membebaskan pengembang manapun untuk menggunakan dan mengajukan usulan untuk pengembangan perangkat lunak ini. Intalio BPMS CE terdiri atas dua aplikasi utama, yaitu Intalio BPMS Designer dan Intalio BPMS Server. Intalio BPMS Designer berfungsi untuk merancang proses bisnis yang akan dieksekusi oleh Intalio BPMS Server, sementara BPMS Server berfungsi untuk mengeksekusi proses bisnis yang telah didefinisikan dan memberikan report terhadap hasil eksekusi tersebut. Intalio BPMS Server juga menyediakan dukungan untuk mengintegrasikan web services dalam proses bisnisnya. Perancangan yang difasilitasi oleh Intalio BPMS Designer dilakukan dengan notasi Business Process Modeling Notation (BPMN), yang akan dikonversi ke BPEL untuk dieksekusi. Selain fitur perancangan proses bisnis tersebut, BPMS ini juga menyediakan fitur untuk merancang form untuk proses bisnis yang melibatkan manusia. Intalio BPMS Designer dibangun di atas Eclipse STP. Eclipse STP merupakan IDE open source yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan. Aplikasi ini bersifat desktop based. Sementara Intalio BPMS Server dibangun dengan menggunakan Apache ODE (Orchestration Director Engine). Sebuah proyek dari Apache untuk mesin eksekusi BPEL. 2. jboss jbpm Aplikasi jboss jbpm adalah sebuah BPMS yang dikembangkan oleh jboss. Seperti halnya Intalio, aplikasi ini terdiri atas aplikasi server yang mengeksekusi proses (jbpm Process Engine), dan sebuah aplikasi berbasis Eclipse untuk mendesain proses (jbpm Process Designer). Aplikasi jbpm Process Engine dapat digunakan sebagai pengintegrasi aplikasiaplikasi dalam sebuah enterprise, dan dapat juga dijadikan sebagai mesin eksekusi proses bisnis dalam sebuah aplikasi. jbpm Process Engine mendukung eksekusi proses yang didefinisikan dengan bahasa jpdl sebagai bahasa utama. Selain jpdl

5 II-5 juga disediakan ekstensi untuk dukungan eksekusi proses dalam bahasa BPEL. Namun pengembangan dukungan untuk bahasa ini masih dalam tahap beta. Aplikasi jbpm Process Designer yang disediakan oleh jbpm dapat memvisualisasikan proses bisnis, namun terbatas dalam bahasa jpdl. Untuk eksekusi dengan BPEL, dibutuhkan pembuatan kode BPEL secara manual. 3. OpenESB Pada teknologi Java Enterprise Edition (JEE), terdapat sebuah standar yang digunakan untuk integrasi aplikasi, yaitu Java Business Integration (JBI). Standard ini digunakan untuk mengintegrasikan berbagai jenis aplikasi yang berada dalam platform yang berbeda. Teknologi JBI digunakan untuk menerapkan orkestrasi web service. Terdapat lima komponen JBI utama untuk lapisan ini, yaitu : 1. Process Modeler, berfungsi untuk melakukan perancangan terhadap proses bisnis yang akan dijalankan oleh perangkat lunak, dalam lingkungan JBI. Komponen ini akan menerima masukan berupa proses bisnis yang dituliskan dalam Business Process Modeling Notation (BPMN) dan mengubahnya menjadi bahasa BPEL, yang menjadi keluaran. Hasil keluaran ini nantinya akan digunakan oleh komponen process engine. 2. Process Monitoring, komponen ini berfungsi untuk memantau pekerjaan yang dilakukan oleh process engine. Dari komponen ini dapat dilihat proses bisnis apa saja yang bekerja, gagal, waktu eksekusi proses, dan fitur-fitur lainnya sesuai dengan kebutuhan sistem. Komponen ini akan diimplementasi menggunakan Java Management Extensions (JMX). 3. Process Engine, komponen ini berfungsi melakukan eksekusi dari proses bisnis sesuai dengan keluaran dari process modeler. 4. JBI Normalized Message Router, komponen ini berfungsi sebagai jalur untuk mengalirkan message dari satu komponen maupun service ke lainnya. 5. HTTP/SOAP Binding Component. Untuk menyambung setiap layanan dengan lingkungan JBI ini, maka digunakan binding component. Dikarenakan pada SOA telah disepakati untuk menggunakan SOAP sebagai format pesan, maka untuk memungkinkan seluruh service terintegrasi digunakan HTTP/SOAP Binding Component Untuk mengimplementasikan model ini dapat digunakan aplikasi OpenESB. Aplikasi ini telah mengimplementasikan lingkungan JBI mulai dari process modeler, process

6 II-6 engine, binding component, dan JBI message router. Komponen process monitoring tidak langsung diimplementasi oleh OpenESB, namun dapat dibangun dengan menggunakan teknologi Java Management Extension (JMX) Business Process Modeling Notation (BPMN) Business Process Modeling Notation (BPMN) merupakan sebuah standard untuk memodelkan web service dan proses web service, yang diinisiasi oleh Business Process Management Initiative (BPMI) [OWE03]. BPMN terdiri atas sebuah diagram, yaitu Business Process Diagram (BPD). Tujuan dari pembuatan diagram ini adalah agar proses bisnis dapat mudah dimengerti dan dapat memodelkan proses bisnis yang sulit. BPMN merupakan satu-satunya inisasi dari BPMI yang dikembangkan saat ini. Selain BPMN, terdapat Business Process Modeling Language (BPML) dan Business Process Query Language (BPQL). [OWE03]. Diagram BPMN dirancang untuk dapat langsung dipetakan menjadi BPML, seperti physical data model dipetakan menjadi Data Definition Language (DDL). Salah satu BPML yang umum digunakan adalah Business Process Execution Language (BPEL). Contoh sebuah proses yang dimodelkan dalam BPMN dapat dilihat pada Gambar II-2 Proses Lelang Online [OWE03]Proses tersebut memodelkan lelang online. Gambar II-2 Proses Lelang Online [OWE03]

7 II-7 Diagram BPMN terdiri atas elemen. Elemen ini terbagi atas empat kategori, yaitu Flow Object, Connecting Object, Swimlanes, dan Atrifacts. Berikut penjelasan dari masing masing elemen BPMN. 1. Flow Object, terdiri atas: a. Event direpresentasikan dalam bentuk lingkaran dan menjelaskan apa yang terjadi saat itu. Ada tiga jenis event, yaitu start, intermediate, dan end. Masing-masing mewakili kejadian dimulainya proses bisnis, interupsi proses bisnis, dan akhir dari proses bisnis. Untuk setiap jenis event tersebut sendiri terbagi atas beberapa jenis, misalnya message start, yang dilambangkan seperti start event namun mendapatkan tambahan lambang amplop di dalamnya, yang berarti ada pesan event tersebut dimulai dengan masuknya pesan. Gambar II-3 Elemen start, intermediate, dan end event b. Activity merepresentasikan pekerjaan (task) yang harus diselesaikan. Ada empat macam activity, yaitu task, looping task, sub process, dan looping subprocess. Keempatnya secara terurut diperlihatkan pada Gambar II-4. Gambar II-4 Elemen-Elemen Activity c. Gateway merepresentasikan pemecahan alur yang terdapat di dalam proses bisnis. Ada berbagai macam gateway, yaitu exclusive data based, exclusive event based, inclusive event based, dan parallel. Keempatnya secara terurut ditunjukkan dalam Gambar II-5. Gambar II-5 Elemen-Elemen Gateway 2. Connecting Object, terdiri atas:

8 II-8 a. Sequence flow, merepresentasikan pilihan default untuk menjalankan proses b. Message flow, merepresentasikan aliran pesan antar proses c. Association, digunakan untuk menghubungkan elemen dengan artifact Gambar II-6 Elemen sequence flow, message flow, dan association 3. Swimlanes. Elemen ini digunakan untuk mengkategorikan secara visual seluruh elemen dalam diagram. Ada dua jenis swimlanes, yaitu pool dan lane. Perbedaannya adalah lane terletak di bagian dalam pool untuk mengkategorisasi elemen-elemen di dalam pool menjadi lebih spesifik. Gambar II-7 Pool dan Lane 4. Artifacts. Elemen ini digunakan untuk memberi penjelasan di diagram. Elemen ini terdiri atas tiga jenis, yaitu: a. Data object, digunakan untuk menjelaskan data apa yang dibutuhkan dalam proses b. Group, untuk mengelompokkan sejumlah aktivitas di dalam proses tanpa mempengaruhi proses yang sedang berjalan c. Annotation, digunakan untuk memberi catatan agar diagram menjadi lebih mudah dimengerti Gambar II-8 Elemen data object, group, dan annotation

9 II Service-Oriented Architecture (SOA) Sebelum memahami mengenai pengertian SOA, ada baiknya untuk mengetahui definisi service terlebih dahulu. Service dalam lingkup SOA merupakan sekumpulan fungsi, prosedur, atau proses yang akan memberi respon jika diminta oleh sebuah client. SOA adalah sebuah bentuk teknologi arsitektur yang mengikuti prinsip-prinsip serviceorientation (berorientasi service) [ERL05]. Konsep service-orientation ini melakukan pendekatan dengan membagi masalah besar menjadi sekumpulan service kecil yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. SOA tidak terkait dengan suatu teknologi tertentu, tapi lebih ke arah pendekatan untuk pembangunan perangkat lunak yang moduler. Untuk lebih jelasnya, konsep dari service-oriented ini akan dijelaskan pada bagian berikut Konsep Service-Oriented Seperti telah dijelaskan sebelumnya, service-oriented merupakan sebuah pendekatan dalam penyelesaian masalah besar dengan membaginya menjadi sekumpulan layanan (service) kecil yang menyelesaikan permasalahan spesifik. Istilah ini telah ada cukup lama dan telah digunakan untuk berbagai macam konteks permasalahan dan tujuan tertentu [ERL05]. Contoh dari dekomposisi permasalahan menjadi sekumpulan service ini dapat dilihat dalam kasus pemesanan makanan di restoran. Misalkan seorang pelanggan ingin memesan makanan, maka ia akan memanggil pelayan di restoran tersebut untuk mencatatan pesanan, lalu pelayan tersebut memberikan pesanan kepada dapur untuk dimasak. Setelah makanan yang dimasak telah jadi, makanan tersebut akan diantar ke pelanggan oleh pelayan. Dengan pendekatan service-oriented, penyelesaian masalah itu dapat dibagi menjadi sekumpulan service berupa pemesanan makanan, pengantaran pesanan ke dapur, pembuatan makanan di dapur, dan pengantaran makanan ke pelanggan. Selain definisi yang dijelaskan sebelumnya, service sendiri dapat dipandang sebagai enkapsulasi lojik dari satu atau sekumpulan aktivitas tertentu. Bila dicontohkan dalam sebuah otomasi bisnis, service dapat dilihat pada Gambar II-9. Otomasi bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang disusun dalam langkah-langkah sebagai implementasi proses bisnis. Seperti dapat dilihat pada Gambar II-9, lingkup dari service tidak terbatas, service dapat mengenkapsulasi sebuah proses besar atau hanya satu langkah proses kecil. Hal ini dapat disesuaikan tergantung kebutuhan. Misalkan bila dicontohkan dalam kasus pemesanan makanan sebelumnya, sebuah service pembuatan makanan di dapur dapat didekomposisi lagi

10 II-10 menjadi beberapa langkah. Misalkan penyediaan bahan, pemeriksaan keberadaan bahan, proses masak, dan sebagainya. Setelah seluruh permasalahan dapat dibagi dalam beberapa service, solusi dari permasalahan tersebut harus bisa diselesaikan dengan memungkinkan seluruh service berpartisipasi dalam sebuah orkestrasi. Untuk itu ada beberapa permasalahan yang harus dimiliki oleh service, yaitu bagaimana service berhubungan, bagaimana service berkomunikasi, bagaimana service didesain, dan bagaimana pesan antar service didefinisikan [ERL05]. Gambar II-9 Enkapsulasi business process dengan service Pembagian berdasarkan service ini sesungguhnya bukan sesuatu yang baru, karena telah banyak diterapkan. Namun hal baru dari pendekatan service-oriented ini terkait dengan sifatsifat yang dimilikinya [ERL05], yaitu: 1. Loosely coupled, yaitu setiap service berdiri sendiri secara independen dan tidak tergantung service lain untuk berjalan. Ketergantungan diminimalisir sehingga hanya butuh mekanisme komunikasi satu sama lain. 2. Service contract, yaitu setiap service memiliki kesepakatan mengenai cara untuk komunikasi 3. Autonomy, yaitu service memiliki hak penuh terhadap semua lojik yang dienkapsulasi 4. Abstraction, yaitu service tidak memperlihatkan bagaimana lojik diimplementasi di dalamnya. 5. Reusability, yaitu lojik dibagi menjadi sekumpulan service yang dapat memudahkan reuse. 6. Statelessness, yaitu service tidak memiliki status tertentu terkait dengan aktivitas yang dilakukannya.

11 II Discoverability, yaitu service didesain untuk deskriptif sehingga bisa ditemukan dan diakses melalui mekanisme pencarian tertentu Komponen-Komponen SOA Bila dilihat pada penjelasan sebelumnya, SOA terdiri atas sekumpulan service. Namun sekumpulan service tidak cukup untuk membentuk sebuah arsitektur ini. Menurut [ERL05], SOA terdiri atas empat komponen, yaitu: 1. Message, yaitu data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebagian atau sebuah unit kerja, yang dipertukarkan antara satu service dengan yang lainnya 2. Operation, yaitu fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sebuah service untuk memproses message hingga menghasilkan sesuatu. Fungsi-fungsi inilah yang nantinya akan saling berinteraksi untuk menyelesaikan sebuah unit kerja 3. Service, merepresentasikan sekumpulan operation yang berhubungan untuk menyelesaikan sekumpulan unit kerja yang berhubungan 4. Process, merupakan business rule yang menentukan operasi mana yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Ilustrasi dari keempat komponen ini dapat dilihat pada Gambar II-10. Gambar II-10 Ilustrasi Operations dan Services [ERL05] Komponen-komponen tersebut terhubung satu sama lain dengan deskripsi sebagai berikut [ERL05]: 1. Sebuah operation mengirim dan menerima message untuk mengerjakan sesuatu 2. Sebuah operation kebanyakan didefinisikan oleh message yang memprosesnya 3. Sebuah service mengelompokkan sekumpulan operation yang berhubungan 4. Sebuah service didefinisikan oleh operation yang membentuknya 5. Sebuah instans dari service dapat mengkomposisi service lain 6. Sebuah instans dari process tidak harus didefinisikan oleh service karena mungkin hanya membutuhkan sebagian dari fungsionalitas yang diberikan oleh service

12 II Sebuah instans dari process memicu sekumpulan operation berjalan untuk menyelesaikan proses otomasi 8. Setiap instans dari process didefinisikan secara parsial operation yang digunakannya Ilustrasi dari keterhubungan seluruh komponen ini dapat dilihat dari Gambar II-11. Gambar II-11 Keterhubungan antar komponen SOA [ERL05] Layering pada SOA Perangkat lunak yang tidak menggunakan SOA secara umum dapat dibagi menjadi dua layer utama, yaitu application layer di mana aplikasi dijalankan dan business process layer yang mendeskripsikan bagaimana proses bisnis dalam perusahaan berjalan. Proses bisnis organisasi akan didefinisikan dalam aplikasi bersamaan dengan kode program yang bersifat teknis. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar II-12. Gambar II-12 Business Logic dan Application Logic pada Enterprise [ERL05]

13 II-13 Dalam implementasi SOA, konsep service-oriented yang dipegangnya diimplementasikan dalam sebuah layer di antara business process layer dan application layer yang mana keduanya merupakan bagian dari enterprise logic. Layer tersebut dinamakan service interface layer, dan dapat dilihat pada Gambar II-13. Fungsi dari layer ini adalah mengenkapsulasi lojik yang ada di application logic, sekaligus business process yang ada di business logic. Dengan pendekatan ini, aplikasi bisa lebih dimodularisasi dan menggunakan berbagai macam teknologi. Seperti dapat dilihat pada Gambar II-13, teknologi.net pada aplikasi A, J2EE pada aplikasi B, dan aplikasi C akhirnya akan dienkapsulasi oleh service interface layer. Service interface layer ini juga terbagi atas berbagai lapisan abstraksi, yaitu application service layer, business service layer, dan orchestration service layer. Ilustrasi dari ketiganya dapat dilihat pada Gambar II-14. Gambar II-13 Implementasi layer pada enterprise [ERL05] Application Service Layer Application service layer. menyediakan sekumpulan service yang spesifik untuk mengenkapsulasi teknologi tertentu yang terdapat di dalam application logic. Service yang disediakan dalam layer ini akan melakukan abstraksi terhadap semua lojik yang tidak terkait

14 II-14 dengan proses bisnis, namun dibutuhkan untuk menjalankan fungsi-fungsi yang ada di proses bisnis tersebut. Misalkan sebuah proses bisnis mengandung aktivitas notifikasi yang mengharuskan pengiriman kepada pihak yang dinotifikasi, maka application service layer menyediakan layanan untuk mengirimkan Business Service Layer Business service layer merepresentasikan business logic dari aplikasi. Layer ini bisa diibaratkan sebagai controller dari application service layer. Pada business service layer inilah fungsi-fungsi bisnis, yang berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menjalankan proses bisnis disediakan. Aktivitas-aktivitas tersebut akan menjalankan fungsi-fungsi yang ada di application service layer jika dibutuhkan. Layer ini sendiri menyediakan abstraksi kepada pengguna layanannya mengenai fungsi-fungsi bisnis yang ada, sehingga tidak perlu melihat bagaimana application logic dijalankan di sana. Ada dua macam service yang mungkin disediakan oleh business service layer, yaitu: 1. Task-centric, yaitu sebuah service yang mengenkapsulasi lojik tertentu dalam proses bisnis yang melibatkan satu atau dua entitas bisnis. Service jenis ini memiliki potensi reuse yang terbatas, namun proses analisis untuk menghasilkannya akan lebih mudah 2. Entity-centric, yaitu service yang mengenkapsulasi lojik yang sifatnya spesifik terhadap entitas bisnis tertentu. Service jenis ini sangat baik dalam reusability, namun proses analisis yang dibutuhkan untuk menghasilkannya lebih sulit Orchestration Service Layer Orchestration service layer merupakan sebuah layer yang menyediakan abstraksi dengan level tertinggi dari aplikasi. Pada layer ini semua proses bisnis yang ada di dalam sistem didefinisikan dan dijalankan dengan menggunakan fungsi-fungsi yang terdapat pada business service layer.

15 II-15 Gambar II-14 Abstraksi dari service interface layer [ERL05] SOA dan Web Services Seperti telah dijelaskan sebelumnya, untuk mengimplementasikan sebuah service, terdapat beberapa isu utama, yaitu bagaimana service berkomunikasi, bagaimana service didesain, dan bagaimana pesan antar service didefinisikan. Web Service merupakan sebuah teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan ini. Teknologi ini juga telah jamak dipakai untuk membangun aplikasi berbasis SOA. Malah dengan penggunaan web services ini, potensi-potensi SOA baru dapat dimunculkan. Hal inilah yang menyebabkannya sering identik dengan SOA. Selain pengaruh dari teknologi web services, ekstensi dari teknologi ini, yang biasa disebut dengan WS-*, juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan SOA. Akibatnya, SOA semakin identik dengan web services. Atas dasar ini Thomas Erl dalam [ERL05] menyebutnya sebagai contemporary SOA. Contemporary SOA merupakan SOA yang menggunakan web services dan XML dalam implementasinya. Untuk selanjutnya, yang disebut sebagai SOA adalah contemporary SOA. Bagaimana Web Services sebagai sebuah teknologi dapat memfasilitasi beberapa isu perancangan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Sebuah service dalam SOA adalah sebuah aplikasi web service. Pada dasarnya sebuah service di dalam SOA adalah sebuah aplikasi. Aplikasi ini merepresentasikan sebuah business logic atau automation logic dari sebuah proses sistem besar yang mencakupinya. Tuntutan dari sistem ini adalah dia harus bisa berdiri sendiri dan bisa berkomunikasi satu sama lain. Hal itu sudah dimiliki oleh

16 II-16 sebuah aplikasi web services. Maka dari itu, implementasi service dalam SOA merupakan aplikasi web services. 2. Hubungan satu service dengan yang lainnya didefinisikan dengan Web Service Description Language (WSDL) Gambar II-15 Peran WSDL dalam hubungan antar service [ERL05] WSDL mendeskripsikan bagaimana format sebuah pesan yang akan dikirim oleh sebuah aplikasi web service harus ditulis, agar dapat dimengerti oleh aplikasi web services lainnya yang menerima. Dalam sudut pandang SOA, yang menggunakan web services sebagai service, teknologi WSDL ini menjadi jembatan untuk menghubungkan sebuah service ke service lainnya. Ilustrasi hubungan ini dapat dilihat pada Gambar II Service berkomunikasi satu sama lain menggunakan SOAP messaging. Kebutuhan untuk saling berkirim pesan dalam SOA merupakan hal yang paling penting. Untuk teknologi perngiriman pesan, kita dapat menggunakan SOAP. Hal ini dikarenakan SOAP fleksibel dan dapat diperluas. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, teknologi WS-* memberikan peran terhadap berkembangnya SOA fundamental, hingga menjadi contemporary SOA. Salah satu permasalahan pada SOA yang dapat diselesaikan oleh teknologi ini adalah pembuatan proses bisnis, dengan WS-BPEL. Untuk mengkomposisi sekumpulan web services menjadi sebuah workflow, dibutuhkan sebuah standar. Hal ini dimungkinkan dengan adanya WS-BPEL atau BPEL4WS. Ekstensi web service ini memiliki bahasa yang bisa dikompilasi dan dijalankan oleh aplikasi yang mendukung orkestrasi. Ekstensi ini membawa web service ke dalam integrasi enterprise Analisis dan Perancangan SOA Implementasi dari SOA membutuhkan pendekatan yang berbeda dengan pembangunan perangkat lunak umumnya. Saat ini perangkat lunak banyak dibangun dengan pendekatan

17 II-17 object oriented. Implementasi dari SOA juga diterapkan dengan membangun secara object oriented, namun menggunakan analisis dan perancangan berorientasi objek saja tidak cukup untuk membangun SOA, karena sifatnya terlalu low level [ZIM04]. Sebelum melangkah ke identifikasi kelas dan objek seperti yang dilakukan pada analisis dan perancangan berorientasi objek, terlebih dahulu harus dilakukan analisis di level yang lebih tinggi yaitu analisis dan perancangan service. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah bagaimana mengidentifikasi service apa saja yang bakal diimplementasikan, operasi apa saja yang dikandungnya, dan teknologi apa saja yang diterapkan nantinya. Setelah service teridentifikasi, baru analisis dan perancangan pada level kelas dapat dilakukan. Salah satu pendekatan yang diajukan adalah Service-Oriented Analysis and Design yang diusulkan pada [ERL05]. Pendekatan ini memberikan sejumlah langkah-langkah untuk mengimplementasikan SOA Service-Oriented Analysis Service-Oriented Analysis bertujuan untuk mengidentifikasi service apa saja yang akan dibangun dan lojik apa saja yang akan dienkapsukasi. Kumpulan lojik yang akan dienkapsulasi direpresentasikan dalam operasi yang dikandung oleh setiap service tersebut. Adapun tiga langkah utama yang terdapat pada analisis ini adalah: 1. Mendefinisikan lingkup dari proses analisis, yaitu mendefinisikan proses apa saja yang akan dianalisis dalam implementasi 2. Mengidentifikasi sistem yang telah ada. Kebanyakan implementasi SOA merupakan integrasi dari aplikasi-aplikasi yang ada sebelumnya. Oleh karena itu, identifikasi sistem lain yang terkait harus dilakukan terlebih dahulu 3. Memodelkan kandidat service. Hasil requirement pada dua sebelum lalu dimodelkan dalam bentuk kumpulan service. Ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk memodelkan service tersebut, yaitu task-centric, entity-centric, dan gabungan antara keduanya Service-Oriented Design Service-Oriented Design bertujuan untuk membentuk rancangan dari hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa pertanyaan penting yang harus terjawab pada tahap ini adalah bagaimana definisi service interface diturunkan dari kandidat service yang dimodelkan pada fase analisis, karakteristik SOA apa saja yang harus diimplementasi, standar industri apa saja yang dibutuhkan untuk implementasi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

18 II Mengkomposisi SOA, yaitu mendefisikan sekumpulan service dan memilih teknologi terbuka yang mendukung layer-layer tersebut. 2. Merancang service, tujuannya adalah mengubah dari kandidat service yang dihasilkan pada analisis menjadi service yang siap diimplementasi dengan web service yang mengenkapsulasi lojik yang tepat, dan memenuhi requirement. 3. Merancang proses bisnis berorientasi service, tujuannya adalah untuk membentuk orchestration layer. Hasil dari proses ini adalah workflow logic yang dapat dieksekusi. 2.3 Web Services Web services adalah sistem pertukaran informasi berbasis XML yang menggunakan internet untuk interaksi antara aplikasi [ION07]. Teknologi ini merupakan standar yang diadopsi oleh banyak vendor perangkat lunak, karena memiliki standar terbuka. Standar terbuka ini yang memungkinkan aplikasi web service yang diimplementasi oleh vendor berbeda dapat berkomunikasi satu sama lain. Perkembangan web services yang begitu cepat menyebabkan lahirnya ekstensi-ekstensi web services yang memperluas fungsi web services itu sendiri. Untuk membedakan web services dasar dengan ekstensi-ekstensinya, maka keduanya dibedakan menjadi web service generasi pertama dan web services generasi kedua. Pada pembahasan berikut akan diulas keduanya serta salah satu ekstensi yang akan digunakan pada tugas akhir ini, yaitu WS-BPEL Web Services Generasi Pertama [ERL04] Web services generasi pertama adalah pondasi dari teknologi web services ini sendiri. Implementasi dari teknologi ini, yang berupa aplikasi web services, saling berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan dokumen berformat XML dan protokol pengiriman pesan SOAP (Simple Object Access Protocol) melalui HTTP. Format XML, SOAP, dan HTTP ini juga merupakan standar terbuka yang dapat diadopsi. Sebuah aplikasi web service tentunya tidak dapat langsung diketahui bagaimana penggunaannya. Oleh karena itu, aplikasi ini harus menyediakan deskripsi service. Untuk deskripsi ini, web service juga memiliki standar terbuka yaitu WSDL (Web Service Description Language). Standard web service juga menyediakan mekanisme pencarian aplikasi web service, yaitu UDDI (Universal Description Discovery and Integration). UDDI ini dapat dianalogikan sebagai catalog web service di dunia maya, sehingga memungkinkan sebuah aplikasi web service dapat menemukan aplikasi lain yang dibutuhkan. Namun penggunaan UDDI sendiri

19 II-19 saat ini belum banyak diadopsi. Gambaran umum dari standar-standar tersebut dapat dilihat pada Gambar II-16. Gambar II-16 Keterhubungan Antar Komponen Web Services [ERL04] Spesifikasi web service seperti yang dijelaskan sebelumnya merupakan dasar dari aplikasi web services, yang dapat disebut sebagai web services generasi pertama. Penjelasan lebih lanjut dari WSDL, SOAP, dan UDDI dapat dilihat sebagai berikut Web Service Description Language (WSDL) Web Services Description Language (WSDL) adalah bahasa berbasis XML yang digunakan untuk mendeskripsikan web services [ERL04]. Adanya WSDL memungkinkan kita mengatahui jenis deskirpisi layanan yang disediakan dan fungsi-fungsi apa saja yang dimiliki sebuah aplikasi web service. Struktur umum dari WSDL adalah sebagai berikut [ERL04]: <definitions> <interface> <operation> </operation> </interface> <message> <part> </part> </message> <service> <endpoint> </endpoint> </service> <binding> </binding> </definitions>

20 II-20 Penjelasan dari elemen-elemen yang ada di dalam bahasa ini dijelaskan sebagai berikut 1. Elemen interface merepresentasikan interface dari web service, dan terdiri atas operasi-operasi yang dimiliki oleh web service dengan tag operation 2. Elemen message merepresentasikan semua input dan output message dari operation. Sebuah message dapat terdiri atas satu parameter atau lebih. Untuk itu digunakan komponen part 3. Elemen service menyimpan koleksi dari endpoint, yang menyimpan alamat fisik dan informasi protokol. Setiap komponen endpoint dapat mereferensi elemen binding, dan lalu dihubungkan dengan informasi endpoint pada operasi tertentu 4. Elemen binding mengasosiasikan dirinya dengan konstruksi operation Simple Object Access Protocol (SOAP) Simple Object Access Protocol merupakan protokol untuk menukarkan pesan berbasis XML dalam jaringan komputer [ERL04]. Umumnya SOAP melalui protokol HTTP. Struktur pesan SOAP adalah sebagai berikut [ERL04]. <env:envelope xmlns:env= > <env:header> </env:header> <env:body> </env:body> </env:envelope> Elemen envelope membentuk dokumen pesan terdiri atas bagian body dan header. Elemen header sifatnya opsional. Penggunaan header umumnya adalah untuk implementasi ekstensi SOAP dan data-data tambahan, sementara body bertujuan untuk menyimpan pesan Universal Description Discovery and Integration (UDDI) Universal Description Discovery and Integration (UDDI) adalah registry berbasis XML yang bersifat platform-independent [ERL04]. UDDI memungkinkan sebuah bisnis untuk mempublikasikan service mereka sehingga aplikasi mereka dapat digunakan oleh aplikasi lainnya. UDDI mengorganisasikan registry dalam enam tipe data [ERL04]: 1. Business Entity, menyimpan informasi profil mengenai bisnis yang disimpan, termasuk nama, deskripsi, dan unique identifier. 2. Business Service, merepresentasikan layanan aktual yang ditawarkan oleh bisnis terdaftar, disimpan dalam elemen businessentity 3. Specification Pointers, menyimpan alaman dari business service ke informasi implementasi, disebut juga binding components

21 II Service types, menyediakan informasi dari definisi inter 5. Business relationships, direpresentasi dengan publisherassertion, menyimpan hubungan antara entitas bisnis dengan yang lainnya 6. Subscriptions, direpresentasi dengan elemen subscription, memungkinkan subscriber mendapatkan notifikasi saat profil business entity diperbaharui Web Service Generasi Kedua [ERL04] Perkembangan teknologi web services berlanjut pada munculnya ekstensi-ekstensi dari web service, yang biasa disebut second generation web services atau WS-* [ERL04]. Ekstensi ini merupakan pengembangan dari teknologi web services dasar yang muncul disebabkan kebutuhan-kebutuhan yang ada di dalam enterprise. Adapun beberapa ekstensi yang jamak digunakan adalah WS Coordination, WS Transaction, Business Process Execution Language for Web Services (BPEL4WS atau WS-BPEL), WS- ReliableMessaging, WS Addressing, WS Policy, WS PolicyAssertions, WS PolicyAttachments, WS Attachments, dam SOAP with Attachments (SwA). Perkembangan dari teknologi ekstensi ini tidak berhenti pada ekstensi-ekstensi yang ada di atas. Seiring dengan berjalannya waktu, standar ini akan terus berkembang WS-BPEL WS-BPEL adalah ekstensi web services yang digunakan untuk memfasilitasi proses pemodelan dan eksekusi BPEL (Business Process Execution Language) dalam web services. BPEL sendiri merupakan sebuah bahasa pemodelan berformat XML yang digunakan untuk mendeskripsikan proses bisnis. Model yang dihasilkan oleh bahasa ini nantinya dapat dieksekusi oleh engine BPEL. WS-BPEL pertama kali disusun pada Juli 2002 dengan rilis versi 1.0. Bahasa ini dibangun berdasarkan Web Services Flow Language (WSFL) dari IBM dan spesifikasi XLANG dari Microsoft [ERL04]. Saat ini perkembangan bahasa ini telah mencapai versi 2.0 dan pengembangannya dipegang oleh OASIS. Struktur umum dari bahasa ini digambarkan sebagai berikut: [ERL04] <process> <partnerlinks>... </partnerlinks> <variables>... </variables> <sequence> <receive...> <invoke...> <reply...>... </sequence>... </process>

22 II-22 Penjelasan dari elemen-elemen yang ada di dalam bahasa ini akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Process. Process merupakan elemen utama dari BPEL. Nama proses didefinisikan di sini dengan atribut name. Selain itu tag ini digunakan juga untuk memasukkan infromasi yang terkait definisi proses. 2. partnerlink dan partnerlinks. Elemen ini mendefinisikan tipe port dari service lain yang ikut berpartisipasi dalam eksekusi dari proses bisnis. 3. variables. Elemen ini digunakan untuk menyimpan informasi status yang digunakan selama workflow logic berjalan. 4. sequence. Elemen ini mengorganisasikan sekumpulan aktivitas sehingga bisa dieksekusi dalam keterurutan. Adapun elemen-elemen yang didukung WS-BPEL untuk sequence diantaranya recieve, assign, invoke, dan reply. Selain empat elemen utama di atas, WS-BPEL juga memfasilitasi sejumlah tag lain. Standar dari BPEL ini didefinisikan oleh OASIS dan dapat diperoleh di website OASIS.

BAB III ANALISIS. 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA III-1

BAB III ANALISIS. 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA III-1 BAB III ANALISIS 3.1 Model Penerapan BPM pada SOA Penerapan proses BPM pada sebuah organisasi akan mengakibatkan sistem yang digunakan terus berubah untuk mencapai proses bisnis yang lebih efisien dan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Konsep Service Oriented 2-1

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Konsep Service Oriented 2-1 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Saat berbicara mengenai SOA, maka terlebih dahulu harus dilakukan pembahasan mengenai services. Services adalah sebuah fungsi yang terdefinisi

Lebih terperinci

Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik

Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik 1 Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik F Kapojos, H.F. Wowor, A.M. Rumagit, A.P.R Wowor. Abstrak Service Oriented Architecture (SOA) suatu teknologi

Lebih terperinci

3.1 Arsitektur Web Service

3.1 Arsitektur Web Service BAB 3 Web Service Seperti telah dijelaskan sebelumnya, SOA terdiri atas sekumpulan layanan. Menurut Luthria et al, (2009), jika layanan mencerminkan fungsi bisnis di dalam model komputasi berbasis layanan,

Lebih terperinci

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA Dengan melakukan penelusuran evolusi pola-pola integrasi, maka dapat ditunjukkan bahwa SOA merupakan teknik integrasi yang dibangun berdasarkan teknologi

Lebih terperinci

By : Agung surya permana ( )

By : Agung surya permana ( ) By : Agung surya permana (5108100504) Latar belakang Rumusan masalah Permasalahan yang diangkat dalam menyelesaikan tugas akhir ini adalah: Bagaimana mengimplementasikan metode arsitektur SOA dari hasil

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis (Lanjutan) Mia Fitriawati,M.Kom

Pemodelan Proses Bisnis (Lanjutan) Mia Fitriawati,M.Kom Pemodelan Proses Bisnis (Lanjutan) Mia Fitriawati,M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Menuangkan proses bisnis dalam bentuk diagram, sehingga: Terdokumentasi Dapat disampaikan kepada orang lain Memudahkan pemahaman

Lebih terperinci

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan Overview Web Service (sebagai software) adalah sebuah sistem didesain untuk mendukung mesin interoperabilitas untuk berinteraksi dalam jaringan. Seringnya Web service hanya berupa application programming

Lebih terperinci

WEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12

WEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12 WEB SERVICES Sistem terdistribusi week 12 Outline Kegunaan web service Sejarah bahasa pemrograman Perusahaan pengusul web service Arsitektur web service Keuntungan & kekurangan wes service Kegunaan web

Lebih terperinci

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan)

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan) 1. Pengenalan Web Service Definisi Web Service Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service

Lebih terperinci

Business Process Analysis

Business Process Analysis Business Process Analysis Pertemuan 8 Business Process Modeling Notation [ BPMN ] Introducing Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom Business Process Modeling Notation (BPMN) adalah notasi grafis yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge base Sebuah knowledge base adalah repositori informasi yang tersentralisasi. Sebuah perpustakaan publik, sebuah basis data yang terkait dengan informasi tentang subjek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple,

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Basis Data Terdistribusi Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple, database yang saling berkaitan secara logik yang didistribusikan melalui

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Perangkat Lunak Arsitektur perangkat lunak adalah sekumpulan pernyataan yang menggambarkan komponen perangkat lunak dan fungsi-fungsi yang ada pada komponen tersebut.

Lebih terperinci

BAB I. BPM. Pengertian BPM

BAB I. BPM. Pengertian BPM BAB I. BPM I.1. Pengertian BPM Sejalan dengan tuntutan persaingan bisnis, banyak perusahaan menyadari bahwa keunggulan teknologi dan produk yang dihasilkan semata tidak lagi dapat diandalkan menjadi sumber

Lebih terperinci

SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA)

SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) Implemented using Web Services SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 TUJUAN Mengerti konsep dasar dari Service Oriented Architecture (SOA). Memahami manfaat SOA. Mengerti kapan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: BPMN, Business, Prosedur, Proses. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: BPMN, Business, Prosedur, Proses. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Fakultas Teknologi Informasi memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang tidak sedikit dalam menjalankan setiap proses yang dimiliki. Seiring berjalannya waktu, dibutuhkan update pada SOP

Lebih terperinci

PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI

PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI Media Informatika Vol. 9 No. 1 (2010) PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI Ana Hadiana Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak Lanjut Pengenalan Web App + Req. Web App Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 Aplikasi

Lebih terperinci

PEMODELAN PROSES BISNIS REGISTRASI PENGISIAN KRS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

PEMODELAN PROSES BISNIS REGISTRASI PENGISIAN KRS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO PEMODELAN PROSES BISNIS REGISTRASI PENGISIAN KRS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Reskyana Tanggo 1) ; Sheila Claudy Riady 2) 1), 2) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS METODE

BAB 3 ANALISIS METODE BAB 3 ANALISIS METODE 3.1 Analisis Pembangunan Aplikasi SOA dengan SOAD dan Aplikasi SOA adalah aplikasi yang menggunakan konsep service-oriented dalam pembangunan dan penggunaan aplikasi. Penggunaan konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Service Oriented Thomas Erl (2005) mengatakan Service oriented merupakan sebuah pendekatan dalam penyelesaian masalah besar dengan membaginya menjadi sekumpulan layanan (service)

Lebih terperinci

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA Bab II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian penulis, aplikasi distribusi penjualan barang sudah ada. Dari aplikasi yang sudah ada tersebut penulis ingin mengembangkan lagi

Lebih terperinci

Firewall & WEB SERVICE

Firewall & WEB SERVICE Firewall & WEB SERVICE Definisi Firewall Umumnya ditempatkan pada batas network untuk membangun batas pinggir keamanan (security). Firewall digunakan untuk melindungi internal network dari eksternal yang

Lebih terperinci

INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA

INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA Media Informatika Vol. 11 No. 1 (2012) INTEGRASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERBASIS PENERAPAN SOA Ana Hadiana Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda no. 96 Bandung

Lebih terperinci

1 Ade Hodijah. Ciwaruga, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

1 Ade Hodijah. Ciwaruga, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 253-261 PERANCANGAN MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE MENGGUNAKAN METODOLOGI UNIFIED PROCESS THE MODEL DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PEMODELAN PROSES BISNIS B2B DENGAN BPMN (STUDI KASUS PENGADAAN BARANG PADA DIVISI LOGISTIK)

PEMODELAN PROSES BISNIS B2B DENGAN BPMN (STUDI KASUS PENGADAAN BARANG PADA DIVISI LOGISTIK) PEMODELAN PROSES BISNIS B2B DENGAN BPMN (STUDI KASUS PENGADAAN BARANG PADA DIVISI LOGISTIK) Dewi Rosmala 1), Falahah 2) 1) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

Pendahuluan Tinjauan Pustaka Service Oriented Architecture (SOA)

Pendahuluan Tinjauan Pustaka Service Oriented Architecture (SOA) 1. Pendahuluan Teknologi informasi dapat digunakan untuk membantu dalam peningkatan kinerja suatu bisnis atau organisasi. Untuk mengoptimalkan proses bisnisnya, perusahaan memanfaatkan teknologi informasi

Lebih terperinci

WEB SERVICE Pembayaran Uang Kuliah Online. dengan PHP dan SOAP WSDL. Roki Aditama CV. LOKOMEDIA

WEB SERVICE Pembayaran Uang Kuliah Online. dengan PHP dan SOAP WSDL. Roki Aditama CV. LOKOMEDIA WEB SERVICE Pembayaran Uang Kuliah Online dengan PHP dan SOAP WSDL Roki Aditama CV. LOKOMEDIA WEB SERVICE Pembayaran Uang Kuliah Online dgn PHP dan SOAP WSDL Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan

Lebih terperinci

UDDI. Team Dosen. Prodi Teknik Informatika, Fak. Teknologi Informasi Universitas Mercubuana Yogyakarta 2016

UDDI. Team Dosen. Prodi Teknik Informatika, Fak. Teknologi Informasi Universitas Mercubuana Yogyakarta 2016 UDDI Team Dosen Prodi Teknik Informatika, Fak. Teknologi Informasi Universitas Mercubuana Yogyakarta 2016 Apa itu UDDI? Universal Description, Discovery and Integration Directory Service yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Event. 2.2 Web Service II-1

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Event. 2.2 Web Service II-1 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibabarkan dasar-dasar teori yang menjadi landasan pengerjaan tugas akhir ini. Dasar-dasar teori ini didapatkan dari studi literatur yang merupakan salah satu metodologi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI Dalam studi kasus ini akan dibangun 3 buah aplikasi, yaitu aplikasi pengelolaan transaksi penjualan (SIPOS) sebagai aplikasi utama yang berbasis SOA serta aplikasi

Lebih terperinci

Tujuan 04/07/ :01

Tujuan 04/07/ :01 Sistem Basis Data : Perancangan Perangkat Lunak Tujuan Mahasiswa mampu memahami analisis dan desain model database Mahasiswa paham dan mengerti konsep desain database Mahasiswa mengerti desain arsitektur

Lebih terperinci

TUGAS ONLINE 2 : SOAP PERANCANGAN SISTEM BERBASIS KOMPONEN

TUGAS ONLINE 2 : SOAP PERANCANGAN SISTEM BERBASIS KOMPONEN TUGAS ONLINE 2 : SOAP PERANCANGAN SISTEM BERBASIS KOMPONEN NURMIGIANTI 2012 81 030 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2014 I. Pendahuluan SOAP (Simple Object Access

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran tertentu, sedangkah menurut (Hall, 2007) mengatakan sistem adalah. adalah sebuah sistem harus lebih dari satu bagian.

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran tertentu, sedangkah menurut (Hall, 2007) mengatakan sistem adalah. adalah sebuah sistem harus lebih dari satu bagian. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Menurut Fitz Gerald dalam Jogiyanto (2005), suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

Lebih terperinci

BAB III ANALISA IMPLEMENTASI BPMS DAN PENGEMBANGANNYA

BAB III ANALISA IMPLEMENTASI BPMS DAN PENGEMBANGANNYA BAB III ANALISA IMPLEMENTASI BPMS DAN PENGEMBANGANNYA Bab ini akan membahas analisa terhadap tinjuan terintegrasi tentang sistem informasi peduli proses, implementasi BPMS yang tersedia saat ini untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi penjelasan tentang kajian berbagai pustaka yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Kajian pustaka akan dilakukan terhadap beberapa literatur tentang Extensible

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada saat ini sangatlah pesat dan mengalami kemajuan di berbagai bidang mulai dari hardware, software, dan aplikasinya. Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 Perkembangan Web Service

BAB 1 Perkembangan Web Service BAB 1 Perkembangan Web Service Service Oriented Architecture (SOA) (McGovern dkk, 2003) merupakan paradigma yang baru muncul untuk aplikasi terdistribusi dan pemrosesan e-business yang berasal dari pemrograman

Lebih terperinci

PENERAPAN BUSINESS PROCESS MANAGEMENT DALAM SERVICE-ORIENTED ARCHITECTURE

PENERAPAN BUSINESS PROCESS MANAGEMENT DALAM SERVICE-ORIENTED ARCHITECTURE PENERAPAN BUSINESS PROCESS MANAGEMENT DALAM SERVICE-ORIENTED ARCHITECTURE STUDI KASUS: VIRTUAL RESEARCH CENTER LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh: Brahmasta Adipradana

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses BAB II DASAR TEORI Bab ini akan membahas dasar teori yang melandasi penulisan tesis ini yaitu pekerjaan, proses, struktur organisasi, sistem informasi, sistem informasi yang peduli proses, teknik pemodelan

Lebih terperinci

Web Service. Asep Herman Suyanto

Web Service. Asep Herman Suyanto Web Service Asep Herman Suyanto info@bambutechno.com http://www.bambutechno.com Web service adalah sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interaksi yang bisa beroperasi machine-to-machine

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote

KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote Komunikasi Data Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan data dan penyebaran informasi menjadi kurang efektif dan efisien, apabila sumber informasi dalam bentuk kertas yang statis atau mengandalkan daya ingat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. 2.1 Web Service Web Service adalah sekumpulan application logic beserta objek-objek dan method-method yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan dengan judul penelitian oleh penulis mengenai Pengembangan Web api Pada Sistem Assesmen Dan Berbasis Tag Sebagai Pembantu Penyusunan Strategi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

Model-Model Sistem Bisnis

Model-Model Sistem Bisnis Model-Model Sistem Bisnis SI-216 Analisa dan Desain Sistem Informasi II Rosa Ariani Sukamto, ST Kemampuan Analis Sistem Sistem analis: orang yang menganalisis sistem dengan mempelajari masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK 1 BAB I PERSYARATAN PRODUK 1. 1 Pendahuluan Keberadaan usaha warung internet (warnet) saat ini mulai menjamur di manamana. Hal ini dikarenakan kebutuhan informasi menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Tabel 1.1 Jumlah mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Tabel 1.1 Jumlah mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan STMIK AMIKOM Purwokerto merupakan perguruan tinggi komputer yang memiliki 2 program studi unggulan, yaitu program studi sistem informasi dan teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, khususnya di dalam dunia teknik informatika, penting bagi pelaku industri yang berkecimpung di dunia

Lebih terperinci

PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE

PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE Dwi Sunaryono 1, Wahyu Suadi 2, I Made Krisna Widhiastra 3 1,2,3 Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 60111 E-mail : dwi@its-sby.edu,

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

PEMODELAN PROSES BISNIS SISTEM AKADEMIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS PROCESS MODELLING NOTATION (BPMN) (STUDI KASUS INSTITUSI PERGURUAN TINGGI XYZ)

PEMODELAN PROSES BISNIS SISTEM AKADEMIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS PROCESS MODELLING NOTATION (BPMN) (STUDI KASUS INSTITUSI PERGURUAN TINGGI XYZ) PEMODELAN PROSES BISNIS SISTEM AKADEMIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS PROCESS MODELLING NOTATION (BPMN) (STUDI KASUS INSTITUSI PERGURUAN TINGGI XYZ) Moch Ali Ramdhani ABSTRAK Pemodelan proses bisnis

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Unit informasi digital yang terdapat pada halaman web. Pihak yang menyediakan layanan. Pihak yang membutuhkan layanan

DAFTAR ISTILAH. Unit informasi digital yang terdapat pada halaman web. Pihak yang menyediakan layanan. Pihak yang membutuhkan layanan DAFTAR TABEL Tabel III-1 Fase dan Deliverables UP dalam Tugas Akhir... III-1 Tabel III-2 Fitur Joomla... III-2 Tabel III-3 Fitur Drupal... III-3 Tabel III-4 Identifikasi Web Service... III-5 Tabel III-5

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Pengertian sistem informasi menurut O brien & Marakas (2010) adalah kombinasi dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. 3.1 Analisis Model Business Process Outsourcing

BAB III ANALISIS. 3.1 Analisis Model Business Process Outsourcing BAB III ANALISIS 3.1 Analisis Model Outsourcing Dari beberapa penjelasan mengenai model Outsourcing (BPO) pada subbab 2.3.1, diajukan Gambar III.1 sebagai gambaran umum dari BPO pada Tugas Akhir ini. Beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Teori Umum 1.1.1 Aplikasi SMS Lokal Komputer Aplikasi SMS Lokal Komputer digunakan untuk pengiriman SMS ke pelanggan dengan menggunakan PC yang disambungkan dengan Handphone agar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Business process. 2.2 Laporan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Business process. 2.2 Laporan BAB II DASAR TEORI Pada Bab II ini akan dibahas mengenai dasar teori yang digunakan untuk mengerjakan Tugas Akhir. Dasar teori tersebut dimulai dari penjelasan mengenai pengertian Business process, konsep

Lebih terperinci

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Diperlukannya Tugas Akhir untuk memenuhi syarat akademik untuk menyelesaikan pembelajaran di Bandung. Penulis melihat kebutuhan di PJ Ny. Girang Tegal. Sistem yang ada di PJ Ny. Girang Tegal saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya teknologi-teknologi yang mendukungnya. Salah satu teknologi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sistem dan pencarian dokumen dengan memanfaatkan web service pada sistem yang berbeda sebagai sumber data dan index yang telah dibuat dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRAKATA ARTI SINGKATAN

DAFTAR ISI PRAKATA ARTI SINGKATAN PRAKATA ARTI SINGKATAN ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 2 1.3 Batasan Masalah 2 1.4 Keaslian Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pemanfaatan enterprise Architecture planning (EAP) untuk perencanaan system informasi melibatkan pemahaman dan kejelasan beberapa definisi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah)

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kriminalitas Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring Edisi III mendefinisikan kriminalitas sebagai hal-hal yg bersifat kriminal atau perbuatan yg melanggar hukum pidana.kartono

Lebih terperinci

PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI

PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI SISTEM TERDISTRIBUSI CLIENT SERVER PROSES TERDISTRIBUSI SISTEM TERDISTRIBUSI CLIENT SERVER 1 Proses terdistribusi dapat diaplikasikan pada berbagai ruang kerja,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem dapat diartikan sebagai serangkaian komponen-komponen yang

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem dapat diartikan sebagai serangkaian komponen-komponen yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem dapat diartikan sebagai serangkaian komponen-komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu (Soeherman &

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS ANDROID

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS ANDROID PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS ANDROID (STUDI KASUS PENYIRAMAN TAMAN RUMAH ) TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Kelulusan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

PEMODELAN ANALISIS PL

PEMODELAN ANALISIS PL PEMODELAN ANALISIS PL Aprilia Sulistyohati, S.Kom Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Your Logo REKAYASA SISTEM VS REKAYASA PERANGKAT LUNAK Rekayasa sistem berkaitan dengan semua aspek

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman, sistem pencarian buku di Perpustakaan UKDW sangat diperlukan untuk mempercepat pencarian buku. Sistem yang dikembangkan bisa secara

Lebih terperinci

BAB 2 BPEL dan ESB 2.1 Business Process Execution Language (BPEL)

BAB 2 BPEL dan ESB 2.1 Business Process Execution Language (BPEL) BAB 2 BPEL dan ESB 2.1 Business Process Execution Language (BPEL) Di dalam perusahaan, BPEL digunakan untuk standardisasi EAI dan memperluas integrasi sistem yang masih terisolasi. Antar perusahaan, BPEL

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Rapor Rapor berasal dari kata dasar report yang berarti laporan. Rapor merupakan laporan hasil dari suatu kegiatan yang disusun secara benar. Materi yang dilaporkan dalam hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer. Aplikasi berbasis web

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan. Diagram alir dibawah ini menunjukkan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PERANCANGAN WEB KORAN PELAJAR YOGYAKARTA BERBASIS WEB SERVICE SOAP DAN CSS FRAMEWORK FOUNDATION 4 NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN WEB KORAN PELAJAR YOGYAKARTA BERBASIS WEB SERVICE SOAP DAN CSS FRAMEWORK FOUNDATION 4 NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN WEB KORAN PELAJAR YOGYAKARTA BERBASIS WEB SERVICE SOAP DAN CSS FRAMEWORK FOUNDATION 4 NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Saddam Habibie 10.11.4067 Kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dari hasil studi di lapangan menunjukan bahwa sistem yang sedang berjalan di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB. PHP Web Service. Nama : Ilham NIM : Kelas : 6B. Daftar isi

TUGAS SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB. PHP Web Service. Nama : Ilham NIM : Kelas : 6B. Daftar isi TUGAS SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB PHP Web Service Nama : Ilham NIM : 09071003024 Kelas : 6B Daftar isi FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM INFORMASI 2009/2010 1 1. Pengenalan web service 3 2. Apa itu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 53 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi masalah, analisis sistem, perancangan sistem, rancangan pengujian dan evaluasi sistem dalam Rancang Bangun Sistem

Lebih terperinci

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data KOMUNIKASI Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia 2.1 Komunikasi Data Komunikasi data merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... vii viii x xiii xvi xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambil keputusan. Data Warehouse sebagai sarana pengambilan keputusan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengambil keputusan. Data Warehouse sebagai sarana pengambilan keputusan, merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 Dalam menentukan dan mengambil suatu keputusan pada suatu perusahaan atau instansi diperlukan data-data yang diolah menjadi suatu informasi yang berguna bagi

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 19 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Dasar Sistem Informasi II.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hartini (2006), sistem dapat didefinisikan dengan dua buah sudut pandang. Yang pertama adalah melihat suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

Arsitektur Aplikasi Web

Arsitektur Aplikasi Web Web Engineering 2010 Arsitektur Aplikasi Web Husni husni@if.trunojoyo.ac.id Husni.trunojoyo.ac.id Komputasi.wordpress.com Outline Pendahuluan Metode dan Pendekatan Seluk beluk Arsitektur Web Komponen dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi komputerisasi saat ini, khususnya di bidang informatika, sistem informasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. BAB II LANDASAN TEORI Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan merupakan salah satu dari sekian banyak bidang yang

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan merupakan salah satu dari sekian banyak bidang yang 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang pendidikan merupakan salah satu dari sekian banyak bidang yang memanfaatkan teknologi informasi. Seperti halnya pada perguruan tinggi dituntut untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi internet yang pesat saat ini memudahkan berbagai macam informasi dapat diperoleh di mana saja dan kapan saja. Situs-situs yang menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah membantu sektor manufaktur dalam memproduksi barang mulai dari bahan mentah menjadi barang jadi yang siap dipasarkan.

Lebih terperinci