RIWAYAT HIDUP. anak pertama dari pasangan drh Nyoman Reli dan Ibu Meigy S Pantouw. Penulis

Transkripsi

1 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 9 November 1994 di Manado. Penulis adalah anak pertama dari pasangan drh Nyoman Reli dan Ibu Meigy S Pantouw. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kartika Perkamil, Manado dan tamat tahun 2000, dilanjutkan di Sekolah Dasar 30 Manado, dan tamat pada tahun 2006, kemudian melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Manado dan lulus pada tahun 2009, dan melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 9 Manado dan lulus pada tahun Pada Juli 2012, Penulis diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Denpasar, Bali melalui jalur PMDK. Selama duduk di bangku kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan kampus baik internal maupun eksternal. Penulis melakukan penelitian mulai bulan November 2015 hingga mei 2016, di bidang observasi dengan judul Pemeliharaan Dan Pemahaman masyarakat Kabupaten Klungkung Terhadap Rabies Pada Anjing sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan (S.KH) pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

2 ABSTRAK Rabies merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Rhabdoviridae family Lyssavirus dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia serta menyebabkan kerusakan sistem saraf pusat. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pemeliharaan anjing dan tingkat pemahaman masyarakat mengenai penyakit rabies di Kabupaten Klungkung. Metode penelitian yang dilakukan adalah menyebar kuisioner kepada 130 responden yang tersebar di 13 desa (Desa Negari, Nyalian, Nyanglan, Sampalan, Sulang, Jumpai, Manduang, Semarapura Kangin, Tojan, Batumadeg, Klumpu, Pejukutan, Tanglad),yang berada di Kabupaten Klungkung data hasil wawancara kemudian ditabulasi dan dianalisis guna mengetahui presentasi dari sejumlah variabel yang ada sehingga dapat memperoleh informasi cara masyarakat Klungkung memelihara anjing. Hasil penelitian ini menunjukan cara pemeliharaan anjing di Kabupaten Klungkung sudah 69% cukup baik meskipun mobilitas anjing diantaranya ( asal anjing, cara memperoleh anjing, dan tidak pernahnya dibawa keluar desa) presentase sebanyak 58%. hal ini masih cukup banyak di Kabupaten Klungkung faktor ini juga berperan dalam penularan rabies yang dapat menjangkit anjing anjing dari desa yang bebas rabies. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam meningkatkan efektivitas pengendalian rabies di Kabupaten Klungkung. Kata Kunci: Rabies, Anjing, Kabupaten Klungkung

3 ABSTRACT Rabies is a disease caused by a virus of the genus Rhabdoviridae family Lyssavirus can affect all warm-blooded animals and humans as well as causing damage to the central nervous system. The purpose of this study was to determine the maintenance system of dogs and level of understanding of the public regarding rabies in Klungkung regency. The research method is spreading questionnaires to 130 respondents spread across 13 villages (Desa Negari, Nyalian, Nyanglan, Sampalan, Sulang, jumpai, Manduang, Semarapura Kangin, Tojan, Batumadeg, Klumpu, Pejukutan, Tanglad), which is in Klungkung data from interviews then tabulated and analyzed to determine the presentation of a number of variables that exist so that they can obtain information on how the public in Klungkung maintenance of the dog. The results of this study show how the maintenance of the dog in Klungkung regency is already 69% is good enough although such mobility dog (dog origins, how to obtain a dog, and not taken out of the village) its percentage as much as 58%. it is still many in Klungkung regency these factors also play a role in the transmission of rabies virus can infect dogs from rabies-free village. The results of this study are expected to be used as a reference in improving the effectiveness of rabies control in Klungkung regency. Keywords: Rabies, dog, Klungkung

4 UCAPAN TERIMA KASIH Puji Syukur penulis panjatkan kepada Ida sang Hyang Widhi Wasa atas berkat rahmat dan karunianya penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul Pemeliharaan Dan Pemahaman Masyarakat Kabupaten Klungkung Terhadap Rabies Pada anjing dapat terselesaikan. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana kedokteran hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bapak Dr. drh. I Wayan Batan, MS selaku pembimbing pertama, Bapak drh. Kadek Karang Agustina, MP selaku pembimbing kedua Bapak Prof Dr. drh. I Ketut Berata, MSi selaku pembimbing akademik 2. Para dosen penguji yang telah memberi masukan yaitu drh. Tjokorda Sari Nindhia, MP, Dr. drh. I Ketut Suatha, M.Si dan drh. I Made Kardena, MVS. 3. Bapak dan Ibu dosen, staf pimpinan dan pegawai pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, sahabat sahabat saya. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna dan untuk itu segala kritik dan saran penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Sebagai akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Denpasar, juni 2016 Penulis

5 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Riwayat Hidup. iv Abstrak. v Ucapan terima kasih... vii Daftar Isi... x Daftar Tabel. xii Daftar Lampiran... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Etiologi Penyakit Rabies Patogenesis Penyakit Rabies Gejala Klinis Pada Anjing Pada Manusia Masa Inkubasi Tipe Tipe Rabies pada Hewan Diagnosa Rabies Diagnosa Lapangan Diagnosa Laboratorium Sistem Pemeliharaan Anjing Epidemiologi Penyakit Rabies BAB III BAHAN DAN METODE Materi Objek Penelitian Alat Penelitian Bahan Penelitian Metode Penelitian Cara Pengumpulan Data Prosedur Penelitian Analisis dan Penyajian Data Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 15

6 4.1 Hasil Pembahasan Jumlah anjing yang dipelihara Cara memelihara anjing Memelihara hewan penular rabies lain (kucing) Pemeriksaan kesehatan anjing Kontak dengan anjing lain Status vaksinasi dan kondisi anjing Pemberian pakan Mobilitas anjing Pemahaman masyarakat terhadap rabies Mengikuti penyuluhan dan kejadian rabies pada manusia/hewan Aturan adat dan desa.. 26 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran 28 DAFTAR PUSTAKA... 29

7 DAFTAR TABEL Tabel 1 Sistem Pemeliharaan Anjing di Kecamatan Banjarangkan, Dawan, Klungkung dan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Bali Tabel 2 Mobilitas Anjing di Kecamatan Banjarangkan, Dawan, Klungkung dan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Bali Tabel 3 Pemahaman terhadap rabies masyarakat di Kecamatan Banjarangkan, Dawan, Klungkung dan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Bali Tabel 4 Rabies dan aturan desa di Kecamatan Banjarangkan, Dawan, Klungkung dan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Bali. 19

8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner Penelitian Lampiran 2 Peta Kabupaten Klungkung Lampiran 3 Peta Penyebaran Rabies di Kabupaten Klungkung tahun

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Bali diperkirakan setiap enam penduduk terdapat satu ekor anjing (Mahardika et al., 2009) dengan jumlah estimasi populasi anjing di Bali tahun 2011 sebanyak ekor (Dinas Peternakan Provinsi Bali, 2009). Provinsi Bali merupakan suatu wilayah yang bebas rabies sebelum tahun Namun, sejak 18 Desember 2008 Bali dikatakan positif rabies dan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini jelas tertuang dalam Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati Badung, Peraturan Menteri Pertanian, serta Office International of Epizotica (OIE) (Putra, 2010). Rabies pertama kali berjangkit pada manusia di desa Ungasan dan pada anjing di desa Kedonganan, Kuta Selatan, Badung ( Supartika et al., 2009 ) kemudian wabah menyebar ke seluruh kabupaten kota di Bali (Batan et al, 2014). Keberadan anjing bagi masyarakat Bali khususnya masyarakat Klungkung tidak dapat dipisahkan dari kehidupan budaya di Bali. Anjing memiliki beragam fungsi bagi orang Bali, misalnya untuk penjaga rumah dan dikorbankan dalam upacara korban suci Bhuta Yadnya. Anjing juga dipandang sebagai hewan yang dihormati karena menurut Mahabarata, anjing adalah hewan setia yang menemani Yudhistira dalam suka dan duka hingga masuk surga (Muslimah, 2011). Kesetiaan anjing kepada Yudhistira diabadikan dalam bentuk patung dipertigaan jalan di depan SMU 1 Klungkung. Penyebaran rabies di Kabupaten Klungkung dimulai dengan terdapatnya dua orang korban rabies akibat gigitan anjing yang menulari dua wilayah di Klungkung yaitu di Desa Pikat, kecamatan Dawan Klungkung dan di Desa Akah, Klungkung pada bulan Agustus 2010 Sejak 1 April 2010, berdasarkan laporan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung, sedikitnya ada sebelas desa di kabupaten Klungkung positif rabies. Kesebelas desa tersebut yakni Takmung, Gelgel,

10 Kamasan, Semarapura Kelod, Semarapura Tengah, Semarapura Kauh, Selisihan, Pesinggahan, Pikat, Tangkas, Tegak (Balipost, 2010). Setelah itu, kasus Rabies menyebar di wilayah lainya di Kabupaten Klungkung (Nasution, 2011). Perkembangan kasus rabies di Kabupaten Klungkung pada tahun 2015 sebanyak 20 kasus (Kesuma nata, 2015). Penularan rabies terjadi sangat cepat, seperti tanpa hambatan, karena anjinganjing di Bali relatif tidak memiliki kekebalan terhadap rabies (Batan et al., 2014). Rendahnya tingkat kekebalan tersebut membuat rabies seperti menunggu waktu untuk mewabah (Utami dan Sumiarto, 2010). Banyaknya penularan rabies yang disebabkan oleh anjing dikarenakan sistem pemeliharaan anjing yang ada di Bali. Anjing yang ada di Bali 5-25% adalah anjing yang berpemilik yang berada di perkarangan rumah, dan umumnya anjing ras, diikat dan dikandangkan dalam perkarangan rumah yang berpagar dan berpintu. Selebihnya sekitar 70-90% anjing yang berpemilik lainnya hidup bebas (free range), tidak diikat/dikandangkan, sehingga anjing tersebut dapat berada di luar rumah atau di pekarangan pemiliknya, dan sekitar 5% terdapat anjing tanpa pemilik yang hidup mandiri tanpa bantuan manusia (Putra et al., 2009). Upaya-upaya penanganan rabies telah banyak dilakukan dengan mengimplementasikan prosedur Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia (Kiatvetindo) rabies. Setelah program pemberantasan rabies di Bali berjalan, upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang optimal. Kasus rabies pada hewan tetap ada setiap bulan (Dibia et al., 2011). Laporan mengenai kasus penyakit rabies dari hewan yang menyerang manusia di Kabupaten Klungkung masih sangat terbatas. Informasi ini penting untuk mengetahui korelasi atau pola hubungan kejadian rabies pada anjing dengan manusia. Kabupaten Klungkung merupakan kawasan wisata yang dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara seperti Goa Lawah, Kertha Gosa, Nusa Penida, dan Nusa Lembongan. Ada kejadian rabies di Kabupaten Klungkung daratan maupun di Nusa Penida dapat menjadi berita yang merugikan bagi usaha pariwisata, dan masyarakat Klungkung. Bedasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian untuk

11 mengetahui penyebaran dan korelasi kejadian rabies pada anjing dan manusia di Kabupaten Klungkung 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana sistem pemeliharaan anjing di Kabupaten Klungkung? 2. Bagaimana tingkat pemahaman masyarakat Kabupaten Klungkung mengenai rabies pada anjing? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pemeliharaan anjing dan tingkat pemahaman masyarakat mengenai penyakit rabies di Kabupaten Klungkung. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi mengenai cara masyarakat Kabupaten Klungkung memelihara anjing yang berdampak pada penyebaran rabies 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat Kabupaten Klungkung mengenai bahaya penyakit rabies