BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami kebangkrutan karena tidak siap akan perubahanperubahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami kebangkrutan karena tidak siap akan perubahanperubahan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi informasi membuat lingkungan bisnis mengalami perubahan yang cukup signifikan. Tidak jarang banyak perusahaanperusahaan yang mengalami kebangkrutan karena tidak siap akan perubahanperubahan yang terjadi secara mendadak dan tidak terduga. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan membutuhkan strategi bisnis yang baik, yang bisa membuat perusahaan untuk tetap bertahan dan semakin berkembang dan maju. Strategi umum perusahaan merupakan penetapan sasaran jangka panjang perusahaan. Strategi bisnis memusatkan pada cara bersaing dalam suatu industri atau sub kelompok strategis dan cara mencapai keunggulan dalam bersaing. Dalam penyusunan strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan perusahaan yang menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan, sehingga dapat disusun dan dipilih alternatif strategi yang pada akhirnya diimplementasikan, selanjutnya dilakukan evaluasi strategi yang diimplementasikan. Menentukan kerangka kerja dengan cara mengidentifikasi berbagai dimensi lingkungan serta melibatkan masalah prediksi pengembangan masa depan perusahaan itu sendiri (David, Fred : 2009) Strategi perusahaan bermanfaat untuk mengantisipasi tantangan dan kesempatan masa depan, dapat memberikan arah dan tujuan perusahaan di masa depan yang jelas pada semua karyawan, membuat tugas eksekutif puncak menjadi 1

2 2 lebih mudah dan mengurangi resiko, dapat memonitor kejadian di dalam perusahaan, memberikan informasi pada menajemen puncak merumuskan tujuan akhir, membantu pembuatan keputusan, membantu praktik para manajer dan mengarahkan pada efektivitas perusahaan. Setiap perusahaan hidup dari pelanggannya, karena pelanggan merupakan salah satu alasan keberadaaan suatu perusahaan. Dengan demikin kepuasan pelanggan wajib menjadi perioritas setiap perusahaan. Berfokus pada pelanggan melalui usaha memahami kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka merupakan kunci memenangkan persaingan global yang sedemikian ketat. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memiliki strategi bisnis yang matang dan jelas, agar dapat memuaskan pelanggan-pelanggannya. Setiap perusahaan pasti memiliki struktur yang berbeda-beda yang memberikan dasar bagi fungsi organisasi tersebut. Desentralisasi adalah pendelegasian tugas dan tanggung jawab kepada manajer. Tingkat pendelegasian menunjukkan bahwa manajer yang lebih tinggi mengijinkan manajer yang lebih rendah untuk membuat kebijakan secara independen. Dengan melakukan pendelegasian wewenang, maka hal ini dapat mengurangi beban dari manajemen puncak. Tetapi bukan berarti bahwa setiap organisasi harus mendesentralisasikan setiap keputusannya (Hansen Mowen :2000). Pendelegasian yang diberikan kepada manajer yang lebih rendah dalam otoritas pembuatan keputusan akan diikuti pula dengan tanggung jawab atas aktifitas yang mereka lakukan (Hansen Mowen:2000). Kebijakan yang dijalankan karena inisiatif sendiri, maka akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih

3 3 besar atas kebijakan yang dijalankan tersebut. Disini otoritas merupakan sebagai hak untuk menentukan penugasan dan tanggung jawab yang merupakan kewajiban untuk mencapai tugas yang telah ditetapkan. Banyak perusahaan memilih untuk desentralisasi agar bisa meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. Perusahaan-perusahaan melakukan desentralisasi karena para manajer lokal mampu memberikan keputusan yang baik, berdasarkan pada informasi lokal. Manajer lokal juga sanggup memberikan tanggapan yang tepat waktu untuk kondisi-konsdisi yang berubah. Dalam desentralisasi, para manajer memiliki peran yang lebih besar dalam pembuatan keputusan dan pengimplementasiannya, serta menjadi lebih bertanggung jawab terhadap aktivitas unit kerja yang dipimpin. Adanya desentralisasi ini akan menyebabkan para manajer yang diberikan pelimpahan wewenang membutuhkan informasi yang berkualitas serta relevan untuk mendukung kualitas keputusannya. Di samping itu, desentralisasi digunakan untuk perusahaan besar karena keterbatasan kognitif sebab tidak mungkin ada orang yang dapat memahami secara utuh setiap pasar dan produk. Alasan lainnya adalah sebagai wadah untuk melatih dan memotivasi manajer lokal dan membebaskan manajemen puncak dari masalah-masalah operasional sehari-sehari sehingga mereka dapat menggunakan waktunya untuk memikirkan hal-hal yang bersifat jangka panjang seperti perencanaan strategis. Tingkat desentralisasi akan berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan sistem akuntansi manajemen. Dampak interaksi antara sistem akuntansi manajemen dengan desentralisasi akan semakin positif terhadap kinerja manajerial. Kesesuaian antara informasi dengan kebutuhan pengambilan keputusan akan

4 4 memberikan dampak terhadap kualitas keputusan yang akan diambil, sehingga akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Adanya masalah yang kompleks pada perusahaan mengharuskan menajemen perusahaan memanfaatkan teknologi informasi dengan baik yang akan berdampak pada pengambilan keputusan yang efektif, sehingga dapat memenfaatkan peluang yang ada dan dapat mengidentifikasi masalah serta cara mengatasai masalah tersebut. Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang sangat penting dalam dunia usaha, mulai dari usaha kecil yang tidak mencari sampai pada perusahaan besar yang mencari keuntungan membutuhkan informasi akuntansi yang di gunakan sebagai alat perancanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian maupun sebagai dasar pengambilan keputusan (Hansen Mowen :2000) Untuk mengoperasikan sebuah organisasi atau perusahaan yang kompleks, dengan efisien dan efektif, manajemen membutuhkan informasi terinci tentang operasi perusahaan. Seperti pada PT Jamu Jago Semarang, bagaimana manajemen Jamu Jago di Semarang harus memperoleh operasi informasi sehari-hari. Seperti, berapa jumlah bahan jamu jago yang harus disediakan, dari mana bahan diperoleh, berapa jam peralatan pabrik harus digunakan setiap harinya, berapa jumlah pegawai yang harus dipekerjakan, bagaimana cara mengembangkan Jamu Jago, berapa produk jamu jago yang harus dihasilkan agar perusahaan tidak rugi, dan sebagainya.

5 5 Lingkungan bisnis yang berubah begitu cepat sangat mempengaruhi perkembangan konsep dan praktik akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen harus mampu menyediakan informasi yang memungkinkan manajer untuk berfokus pada nilai pelanggan, manajemen mutu total, kompetensi berbasis waktu dan pemanfaatan teknologi informasi. Akuntansi manajemen bertugas untuk membantu tugas manajer dalam usaha mereka untuk meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan. Namun tujuan tersebut harus dicapai oleh manajer untuk mendukung perilaku tidak etis yang mungkin dilakukannya. Sebuah perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien jika dikelola dengan cara yang tepat. Para pengelola perusahaan, yaitu dewan komisaris, dewan direktur dan para manajer, tergabung ke dalam suatu kelompok yang disebut manajemen perusahaan. Manajemen inilah yang bertanggung jawab untuk menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan (Hansen Mowen : 2000) Perencanaan sistem akuntansi manajemen merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi yang berorientasi pada informasi finansial internal organisasi yang berasal dari data historis, dan perlu mendapat perhatian, sehingga dapat memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan organisasi. Salah satu fungsi dari sistem akuntasi manajemen adalah menyediakan sumber informasi penting bagi manajer. Informasi tersebut dibutuhkan untuk menjalankan dua fungsi pokok manajer yaitu perencanaan, dan pengendalian aktivitas perusahaan, dalam usaha pencapaian tujuan organisasi dengan sukses.

6 6 Bagi sebuah organisasi kinerja merupakan salah satu faktor penentu yang penting sekali agar bisa tumbuh dan berkembang, maka oleh karena itu hampir di semua organisasi menggunakan kinerja untuk mengukur kemampuan, keberhasilan dan kegagalan dalam upaya pengelolaan sumber daya yang dimiliki, agar dapat mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Kinerja manajerial merupakan hasil periodik operasional suatu manajer berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah di buat (Erna dan Dwi :2006). Penilaian kinerja memiliki peran penting dalam mengetahui atau mengukur keberhasilan suatu perusahaan. Tapi meskipun demikian pada kenyataannya kondisi tersebut masih kurang mendapat perhatian penting dari sebagian besar perusahaan, karena sebagian besar perusahaan masih berorientasi pada profit yang didapat dan menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu tanpa memperhatikan hasil kinerjanya. Hal seperti ini sebenarnya kurang sesuai untuk diterapkan pada jaman modern sekarang ini, dimana persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat dan banyak juga bermunculan perusahaan yang bergerak pada berbagai bidang dan tidak sedikit juga perusahaan yang bermunculan bergerak pada bidang yang sama atau perusahaan sejenis yang beroperasi pada daerah yang sama. Dengan demikian hal ini akan membuat persaingan bisnis yang semakin ketat. Timbulnya persaingan bisnis yang ketat akan menuntut setiap manajemen perusahaan agar lebih baik lagi dalam penetapan strategi pada perusahaan mereka, dan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki supaya bisa lebih unggul dari

7 7 perusahaan-perusahaan yang lainnya, dan mampu melalui dan mengatasi permasalahan yang ada dan yang akan datang. Perusahaan yang tidak dapat menghadapi persaingan yang ketat, bisa memberikan dampak yang fatal pada perusahaan tersebut. Perusahaan tersebut bisa mengalami kebangkrutan dan tidak sedikit yang akhirnya tutup karena tidak dapat bersaing karena strategi bisnis dan pemanfaatan sistem akuntansi manajemen yang kurang baik. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan industri yang memiliki kapasitas pekerjaan yang rumit, mulai dari proses produksi sampai dengan menjadi barang jadi yang siap untuk dipasarkan.saat ini, bisnis bergerak lebih cepat daripada sebelumnya. Perubahan-perubahan dalam teknologi, komunikasi, kondisi ekonomi memengaruhi perusahaan dan akuntan manajemen dalam caracara yang baru. Akuntan manajemen harus mendukung manajemen dalam semua tahap pengambilan keputusan bisnis. Sebagai ahli dalam akuntansi, mereka harus cerdas, siap sedia, mengikuti perkembangan terbaru, serta memahami kebiasaan dan praktik tempat perusahaan mereka beroperasi. PT JAMU JAGO semarang berdiri pada tahun Sampai sekarang PT. Jamu Jago masih beroperasi dengan aktif, dan mengeluarkan berbagai macam produk jamu. Jamu yang terdiri dari bahan-bahan alami yang diproses sedemikian rupa untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. PT jamu Jago yang didirikan oleh T.K. Suprana yang merupakan pabrik jamu pertama di Indonesia. Sudah hampir 97 tahun PT Jamu Jago berdiri, sampai hari ini masih tetap bertahan dan

8 8 tetap beroperasi dengan baik dan mengeluarkan berbagai macam produk. Dapat dilihat bahwa PT Jamu Jago memiliki Starategi bisnis yang sangat baik. Sembilan puluh tujuh (97) tahun bukanlah sebuah jangka waktu yang pendek untuk sebuah perusahaan dapat tetap bertahan dan semakin berkembang dalam era globalisasi sekarang ini. Banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri, tapi hanya bertahan sekitar 5 tahun sudah mengalami kebangkrutan. Selama 97 tahun PT Jamu Jago Semarang bukanlah satu-satunya perusahaan jamu yang berdiri di Indonesia. PT jamu jago juga memiliki pesaing perusahaan jamu yang sama di Semarang, contoh PT Nyonya Meneer (1919) dan PT Sidomuncul (1940). Kedua perusahaan ini termasuk perusahaan jamu terbesar di Indonesia. Meskipun memiliki pesaing, tetapi PT Jamu Jago tetap bertahan dan berkembang dengan memunculkan produk-produk yang berkualitas. Bukan hanya itu juga, kini PT Jamu Jago juga sudah melakukan ekspor produk-produknya ke luar negeri seperti Malaysia, Vietnam dan Jepang. Suksesnya PT Jamu Jago dalam mempertahankan keberadaannya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada PT Jamu Jago, faktor apa saja yang mendukung lamanya perusahaan ini berdiri. Salah satu faktor utama yang menentukan lama tidaknya sebuah perusahaan berdiri adalah hasil dari kinerja manajarial yang baik. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial dalam penelitian ini menggunakan variabel strategi bisnis, desentralisasi dan sistem akuntansi manajemen.

9 9 Penelitian memilih perusahaan manufaktur untuk diteliti karena alasan perusahaan manufaktur merupakan pekerjaan yang cukup rumit, yang dimulai dari proses produksi hingga menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Sehingga hal seperti ini perusahaan membutuhkan strategi bisnis yang matang, Informasi Akuntansi Manajemen yang cukup baik untuk meningkatkan kinerja manjerial yang semakin baik dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini. Penelitian yang dilakukan oleh Lempas dkk (2014) mengatakan bahwa sistem akuntansi manajemen memberikan hasil yang signifikan dan positif terhadap kinerja manajer. Solechan dan Setiawati (2009), menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial berbanding lurus, dimana apabila sistem akuntansi manajemen baik maka kinerja manajer menunjukkan hasil yang baik juga, begitu juga sebaliknya. Tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siglilipu (2013) bahwa sistem akuntansi manajemen belum berhasil memberikan pengaruh terhadap kinerja manajer. Erna dan Dwi (2006) mengatakan bahwa desentralisasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja manajerial. Hasil yang sama juga diberikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2013) bahwa dengan adanya desentralisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial pada dealer mobil di kota Jambi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Solechan dan Setiawati (2009) mengatakan bahwa desentralisasi tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja manajerial.

10 10 Pada penelitian yang dilakukan oleh Wiryana (2014) mengatakan bahwa strategi bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajer. Sedangkan Sutapa (2003) hasil penelitiannya menunjukkan, ada pengaruh interaksi antara tingkat desentralisasi dan karakteristik aggregation dan broad scope SAM terhadap kinerja manajerial. Tingginya tingkat desentralisasi dan karakteristik broad scope SAM yang lebih dibuat-buat atau tidak jujur akan berdampak negatif terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini adalah penelitian sintesa dari penelitian Lempas dkk (2014). Dengan variabel Desentralisasi, Sistem Akuntansi Manajemen, Kinerja Manajer dan menambahkan Strategi bisnis yang diambil dari penelitian Wiryana dan Augustine (2014) yang menggunakan enam variabel yaitu sistem akuntansi manajemen, kinerja manajerial, strategi bisnis, PEU, ketidakpastian tugas dan desentralisasi. Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa terjadi ketidakkonsistenan hasil dari penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah strategi bisnis, desentralisasi, dan sistem akuntansi manajemen mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajer. Sehingga penulis melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh Strategi Bisnis, Desentralisasi, Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja manajer pada PT Jamu Jago Semarang. 1.2 Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang diatas, sehingga dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti sebagai berikut:

11 11 a. Adakah pengaruh Desentralisasi terhadap Kinerja Manajer pada Jamu Jago? b. Adakah pengaruh Strategi Bisnis terhadap Kinerja Manajer? c. Adakah pengaruh Sistem Akutansi Manajemen terhadap Kinerja Manajer? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu: a. Untuk mengetahui pengaruh Desentralisasi terhadap Kinerja Manajer b. Untuk mengetahui pengaruh Strategi Bisnis terhadap Kinerja Manajer c. Untuk mengetahui pengaruh Sistem Akuntansi manajemen terhadap Kinerja Manajer 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Instansi, memberikan masukan bagi yang berkepentingan atau perusahaan untuk meningkatkan kinerja manajerial yang berkenaan dengan strategi bisnis, desentralisasi dan sistem akuntansi manajemen 2. Pembaca, diharapkan berguna sebagai informasi tambahan yang mungkin diperlukan di bidang strategi bisnis, desentralisasi, dan sistem akuntansi manajemen di masa yang akan datang 3. Pihak lain, memperkuat penelitian yang sebelumnnya yang berkenaan dengan adanya pengaruh antara strategi bisnis, desentralisasi, dan sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial.

12 Sistematika Penulisan Penelitian skripsi ini dibagi dalam 5 bab dan setiap bab dibagi menjadi sub bab-sub bab, hal ini dimaksudkan agar lebih jelas dan mudah dipahami. Secara garis besar materi pembahasan dari masing-masing bab tersebut dijelaskan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang landasan teori yang mendasari penelitian ini yaitu strategi bisnis, desentralisasi, sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial serta untuk menganalisa masalah yang dibahas, penelitian terdahulu sebagai dasar dari penelitian yang akan dilakukan, pengembangan hipotesis dan kerangka teoritis dalam penelitian ini. Bab III : Metode Penelitian Bab ini akan menguraikan mengenai variabel inependen, variabel dependen, definisi operasional, penentuan populasi, sampel penelitian, jenis dan sumber data penelitian, metode pengumpulan data serta metode analisis data.

13 13 Bab IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian dan analisis data hasil olahan SPSS serta pembahasan dari hasil penelitian. Bab V : Penutup Merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan, saran yang berguna bagi pihak terkait, serta keterbatasan yang mengemukakan kelemahan dari penilitian ini

14 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Teori Kontijensi Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa menetapkan pada seluruh organisasi pada semua keadaan (Lubis, 2011). Sistem akuntansi mnanajemen tersebut tergantung pada faktor-faktor situsional yang ada dalam organisasi. Ouley (1980) dalam Wiryana dan Augustine (2014) menyatakan The contingency approach to management accounting is based on the premise that there is no universally appropriate accounting system which applies equally to all organizations in all circumstances. Dengan cara melakukan pendekatan kontijensi dapat digunakan untuk menganalisis dan mendesain sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang digunakan perusahaan dalam berbagai tujuan. Sudah banyak penelitian yang telah menggunakan pendekatan kontijensi guna menganalisis serta mendesain sistem kontrol, khususnya pada sistem akuntansi manajemen. Berdasarkan pendekatan kontijensi, terdapat dugaan bahwa ada faktor-faktor situasional lain yang mungkin akan saling berinteraksi dalam suatu keadaan tertentu. Sebagian peneliti pada bidang akuntansi melakukan pengujian agar

15 15 dapat mengevaluasi variabel-variabel seperti desentralisasi, strategi bisnis dan sistem akuntansi manajemen, sehingga kinerja manajerial menjadi lebih efektif. Strategi yang telah dipilih dan diterapkan oleh sebuah perusahaan akan memaksa perusahaan tersebut untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam mengiplementasikan strategi yang telah diterapkan tersebut. Informasi dalam struktur organisasi desentralisasi akan mempengaruhi kemampuan organisasi dalan mengolah dan mengumpulkan informasi. Perusahaan yang menganut sistem sentralisasi sebuah informasi mngkin hanya akan mengalir dan terpusat pada manajemen tingkat atas saja, namun pada perusahaan desentralisasi informasi tersebut juga dapat mengalir pada tingkatan manajemen yang lebih rendah Strategi Bisnis Pengertian Strategi Bisnis David Fred (2009) mengatakan bahwa strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional serta perlu mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal yang dihadapi perusahaan. Strategi disebut juga konsep bisnis perusahaan dan juga merupakan perencanaan yang melihat ke depan yang dipadukan dalam konsep dasar atau misi perusahaan.

16 Alternatif Strategi Bisnis Penyususnan alternatif strategi adalah bagian adalah tahap awal dari pengembangan strategi dan melibatkan pencarian dan perancangan rutin. Pembuatan keputusan strategi akan memulai untuk menimbulkan penyelesaian alternatif jika suatu masalah diterima sebagai suatu celah. Dalam menimbulkan penyelesaian alternatif, penyusunan strategi dapat memilih metode-metode penyusunan alternative yang sifatnya rutin atau mengunakan pendekatanpendekatan kreatif. Pada umumnya, perusahaan besar dan dominan akan sepenuhnya mengembangkan alternatif strategi aktif dalam segmen pasar utamanya. Perusahaan kecil bertahan hidup jika mereka mempunyai strategi pasif kearah segmen pasar utama perusahaan besar dan strategi aktif kearah segmen yang tidak diindahkan atau diabaikan oleh perusahaan dominan sehingga perusahaan kecil tersebut diharapkan dapat berkembang. Perusahaan dapat pula mengembangkan strategi aktif pada salah satu bagian lingkungan dan mengembangkan strategi pasif pada bagian lingkungan lainnya. Kenyataanya, penentuan karakteristik krusial dalam pemilihan strategi aktif atau strategi pasif dipengaruhi oleh ukuran relatif perusahaan dalam pasarnya. Miles dan Snow (1978) dalam Wiryana dan Augistine (2014) menentukan tipologi perusahaan kedalam dimensi aktif dan pasif, mereka mengusulkan bahwa

17 17 secara historikal perushaan dapat digolongkan ke dalam empat postur yaitu: prospectors, analyzers, defender dan reactors. 1. Prospector Perusahaan yang masuk ke dalam kategori tipe strategi prosppector merupakan perusahaan yang secara kontinyu mencari peluang-peluang pasar dengan berkompetensi memunculkan produk-produk baru dan market development serta bereksperimen dengan melakukan respon-respon potensial terhadap kecenderungan lingkungan yang muncul. Maka oleh karena itu, perusahaan yang masuk ke dalam kategori prospector, sering merupakan kreator perubahan dan ketidakpastian, sehingga kompetitornya harus senantiasa merespon. 2. Defender Perusahaan yang masuk ke dalam kategori tipe defender perusahaan yang memiliki domain produk yang sempit. Manajemen puncak perusahaan adalah orang-orang yang ahli dalam area yang terbatas dan tidak berusaha mencari peluang-peluang dengan area yang lebih luas keluar dari ruang lingkupnya. Sehingga karakteristik perusahaan tipe defender cenderung memiliki sifat kurang dinamis. Sehingga hasil dari focus yang sempit ini perusahaan jarang melakukan penyesuain-penyesuaian dalam teknologi struktur atau metode operasinya.

18 18 3. Analyzer Analyzer merupakan kombinasi dari prospector dan defender. Perusahaan yang masuk ke dalam kategori analyzer merupakan perusahaanperusahaan yang beroperasi dalam dua tipe domain produk pasar yang relatif stabil dan tetap melakukan perubahan-perubahan. Pada area yang selalu mengalami perubahan manajer puncak senantiasa memperhatikan pesaingnya secara seksama berkenan dengan ide-ide yang akan diambil kemudian dengan cepat mengadopsi mengadopsi sesuatu yang paling menjanjikan. 4. Reactor Reactor adalah strategi perusahaan yang manajer puncaknya seringkali menerima perubahan dan ketidakpastian yang terjadi pada lingkungan organisasinya, tetapi tidak menanggapinya secara efektif, sehingga tipe perusahaan yang seperti ini tidak memiliki strategi untuk selalu menyesuaikan teknologi informasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi Manfaat Strategi Supriyono (1998) mengatakan bahwa, perlu untuk mengetahui manfaat dari srategi, strategi itu sangat penting bagi perusahaan. Berikut manfaat strategi bagi perusahaan: 1. Strategi merupakan cara untuk mengantisipasikan tantangan-tantangan dan kesempatan-kesempatan (peluang-peluang) masa depan pada kondisi lingkungan perusahaan yang berubah dengan cepat.

19 19 2. Strategi dapat memberikan tujuan dan arah perusahaan di masa depan dengan jelas kepada semua karyawan. Karena dengan tujuan dan arah masa depan yang jelas, maka bagi karyawan bermanfaat untuk : a. Mengetahui apa yang diharapakan dari pada karyawan dan kemana arah tujuan perusahaan. b. Dapat mengurangi konflik yang timbul karena strategi tang efektif mengarahkan pada karyawan untuk mengikutinya. c. Memberikan semangat atau dorongan pada karyawan dan manajemen dalam mencapai tujuan. d. Menjamin adanya dasar pengendalian manajemen dan evaluasi. e. Menjamin para eksekutif puncak mempunyai kesatuan opini atas masalah strategi dan tindakan-tindakan f. Dapat digunakan untuk mempertimbangkan berbagai alternatif terbaik. g. Mengurangi celah dan tumpang tindih berbagai aktivitas. h. Mengurangi hambatan0-hambatan untuk berubah. i. Meningkatkan kemampuan mencegah timbulnya masalah. 3. Pada saat ini, strategi banyak dipraktekkan di dalam industri, karena membuat tugas para eksekutif puncak menjadi lebih mudah dan mengurangi resiko. 4. Strategi adalah kacamata yang bermanfaat untuk memonitor apa yang dikerjakan dan terjadi di dalam perusahaan.

20 20 5. Memberikan informasi kepada manajemen puncak di dalam merumuskan tujuan akhir dalam perusahaan dengan memperhatikan etika masyarakat dan lingkungannya. 6. Strategi dapat membantu manajemen dalam pembuatan keputusan proaktif maupun reaktif agresif. 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi dapat membantu praktikpraktik manajer. 8. Perusahaan yang menyusun strategi umumnya lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menyusun strategi Keterbatasan Strategi Meskipun manfaat strategi banyak, tetapi strategi juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang harus diperhatikan oleh para penyusun strategi sehingga keterbatasan dapat ditekan serendah mungkin. Berikut dari strategi : 1. Strategi didasarkan atas prediksi, tetapi perusahaan sulit menyusun prediksi keadaan masa depan secara terinci karena masa depan sangat kompleks dan berubah-ubah. Untuk menghadapi masalah ini diperlukan teknik probabilitas yang lebih akurat di dalam memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. 2. Dedikasi yang berlebihan terhadap strategi yang sudah ditetapkan dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan yang ada. Perlu disadari bahwa srategi hasrus bersifat fleksibel di dalam menghadapi lingkungan yang kompleks serta berubah secara dinamis, strategi yang semula ditentukan

21 21 mungkin tidak cocok dengan perubahan lingkungan dengan akibat perubahan kesempatan dan hambatan yang ada. 3. Strategi yang disusun harus merupakan suatu kesatuan, komprehensif, dan terpadu: tetapi syarat ini seringkali sulit dipenuhi karena adanya konflik antara tujuan corporate dengan tujuan devisi atau departemen-departemen di dalam organisasi, juga dapat timbul konflik antara tujuan devisi yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini perlu konsep kseimbangan alokasi sumber perusahaan dan eliminasi konflik antardivisi organisasi. 4. Kesulitan menyusun pola-pola tujuan, kebijakan, dan implementasinya secara bijaksana. Dalam hal ini diperlukan pertimbangan-pertimbangan (judgments) manajemen. Pertimbangan manajemen diperlukan di dalam menyusun strategi. 5. Proses manajemen stategi memerlukan waktu, usaha, dan biaya namun tidak ada jaminan manfaatnya lebih besar Desentralisasi Pengertian Desentralisasi Pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang dipimpin. Hal ini penting karena menyangkut semua aspek. Kesalahan dalam pengambilan keputusan bisa merugikan orgnisasi, muai dari kerugian citra sampai kepada kerugian uang. Ada kalanya keputusan di ambil oleh manajer

22 22 sendiri, tetapi tidak jarang jugapi bersama dengan staf, tergantung dari besar kecilnya masalah dan gaya kepemimpinan yang di anut oleh si manajer. Setiap perusahaan pasti memiliki struktur yang berbeda-beda yang memberikan dasar bagi fungsi organisasi tersebut. Desentralisasi adalah pendelegasian tugas dan tanggung jawab kepada manajer. Tingkat pendelegasian menunjukkan bahwa manajer yang lebih tinggi mengijinkan manajer yang lebih rendah untuk membuat kebijakan secara independen. Pendelegasian yang diberikan kepada manajer yang lebih rendah dalam otoritas pembuatan keputusan akan diikuti pula dengan tanggung jawab atas aktifitas yang mereka lakukan. Kebijakan yang dijalankan karena inisiatif sendiri, maka akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar atas kebijakan yang dijalankan tersebut. Disini otoritas merupakan sebagai hak untuk menetukan penugasan, dan tanggung jawab merupakan kewajiban untuk mencapai tugas yang telah ditetapkan. Garrison & Narren (2000) memberikan pengertian bahwa perusahaan yang terdesentralisasi yaitu perusahaan yang pembuat keputusannya tidak diserahkan kepada beberapa eksekutif puncak tetapi diserahkan diseluruh organisasi, dengan manajer di berbagai tingkatan membuat keputusan-keputusan penting yang berhubungan dengan lingkup tanggung jawab mereka. Desentralisasi hanyala masalah tingkatan karena seluruh organisasi didesentralisasikan pada lingkup tertentu sejauh diperlukan. Desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan wewenag ke bawah yaitu ke devisi-devisi, cabang-cabang, atau satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah lainnya. Desentralisasi juga adalah pendelegasian wewenang

23 23 dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi dan dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi. Hansen & Mowen (2000) mengatakan bahwa desentralisasi (decentralization) merupakan praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Esensi dari desentralisasi adalah kebebasan pengambilan keputusan. Suatu perusahaan yang desentralisasi, manajer pada jenjang yang lebih rendah membuat dan mengimplementasikan keputusan, sedangkan pada organisasi yang tersentralisasi, manajer pada jenjang yang lebih rendah hanya bertanggunng jawab terhadap implementasi keputusan. Desentralisasi sangatlah diperlukan karna kondisi administratif organisasi atau perusahaan yang semakin kompleks, begitu juga terhadap tugas dan tanggung jawab, sehingga diperlukan pendistribusian otoritas kepada manajemen yang lebih rendah. Untuk mendapatkan kebijakan-kebijakan yang telah di ambil lebih berkualitas, maka dengan adanya desentralisasi, penetapan kebijakan dilakukan oleh manajer yang lebih memahami kondisi unit yang dipimpinnya Alasan-alasan Desetralisasi Berikut beberapa alasan organisasi atau perusahaan melakukan desentralisasi, yaitu sebagai berikut: 1. Kemudahan terhadap pengumpulan dan pemanfaatan informasi lokal. Kualitas dalam pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Ketika perusahaan tumbuh dalam ukuran

24 24 dan beroperasi pada pasar dan wilayah yang berbeda, manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi-kondisi lokal. Namun, manajer yang berada pada jenjang yang lebih rendah dapat berhubungan dengan kondisikondisi pengoperasian, sehingga mempunyai akses yang lebih untuk pengoperasian tersebut, maka manajer yang berada pada jenjang yang lebih rendah sering unggul dalam pembuatan keputusan-keputusan yang lebih baik. 2. Fokus Manajemen Pusat. Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasi, manajemen pusat bebas berperan dalam upaya perumusan perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. Kelangsungan operasi jangka panjang dari perusahaan harus penting bagi manajemen pusat daripada operasi sehari-hari. 3. Melatih dan Memotivasi Manajer. Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenang yang lebih tinggi. Memberikan kesempatan pada manajer tingkat bawah dalam membuat keputusan dapat membantu para manajer puncak untuk mengevaluasi kapabilitas manajer tingkat bawah. Pertanggungjawaban yang lebih besar mampu menghasilkan kepuasan kerja yang lebih tinggi memotivasi manajer lokal untuk berupaya lebih baik, Inisiatif dan kreativitas yang lebih tinggi akan muncul. 4. Meningkatkan Daya Saing.

25 25 Perusahaan-perusahaan besar sekarang menyadari bahwa mereka tidak akan mampu bertahan apabila tetap mengoperasikan suatu devisi yang tidak berdaya saing Unit-unit Desetralisasi Desentralisasi diwujudkan dengan membentuk unit-unit yang disebut divisi. Hansen & Mowen (2000) mengatakan bahwa ada beberapa cara untuk membedakan divisi, yaitu: 1. Berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi. Diorganisasikan berdasarkan lini produknya, bahwa beberapa divisi lain bergantung kepada divisi yang lainnya. Dalam pengaturan desentralisasi, terdapat beberapa yang saling ketergantungan, jika tidak demikian, maka suatu perusahaan hanya akan menyerupai kumpulan dari entitas yang terpisah secara total. 2. Menurut garis geografis. Kehadiran divisi-divisi yang membentang di satu atau lebih wilayah menciptakan kebutuhan akan evaluasi kinerja yang mampu mempertimbangkan perbedaan lingkungan divisional. 3. Berdasarkan jenis pertanggungjawaban. Diorganisasikan berdasarkan jenis pertanggungjawabannya, seperti: pusat biaya, pusat pendapatan, pusat ;aba, dan pusat investasi. Pusat investasi mencerminkan tingkat tertinggi desentralisasi diikuti dengan pusat laba, pusat pendapatan dan pusat biaya, karena para

26 26 manajernya memiliki kebebasan untuk membuat beragam keputusan penting Keunggulan Desentralisasi Menurut Garisson & Norren (2000) Desentralisasi memiliki beberapa keungggulan, sebagai berikut : a. Manajemen puncak dibebaskan atau diringankan dari pemecahan berbagai persoalan hari ke hari yang lebih banyak dan dapat lebih berkonsentrasi pada strategi dan pada bagian-bagian organisasi. b. Desentralisasi dapat memberikan peluang manajer-manajer yang lebih rendah untuk memperoleh pengalaman-penalaman poko dalam pengambilan keputusan. Tanpa pengalaman yang seperti itu mereka akan mengalami kesulitan-kesulitan jika akan dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi. c. Menambah tanggungjawab dan wewenang pembuatan keputusan yang sering kali dapat mengakibatkan bertambahnya kepuasan atas hasil kerja yang telah dilakukan. Hal tersebut membuat pekerjaan lebih menarik dan memberikan insentif yang lebih besar agar orang-orang tersebut terpacu untuk memgeluarkan usaha-usaha terbaik mereka. d. Manajer-manajer yang berada pada tingkat yang lebih rendah secara umum memiliki informasi yang lebih rinci dan diperbaharui mengenai kondisi-kondisi dalam bidang tanggungjawab mereka sendiri datipada manajer puncak. Sebab keputusan-keputusan yang telah diambil oleh

27 27 manajer pada tingkat yang lebih rendah seringkali didasarka pada informasi yang lebih baik, sehingga dapat lebih tepat sasaran. e. Sulit untuk mengevaluasi prestasi seorang manajer jika manajer tidak banyak diberikan kebebasan, karena kemampuan yang dimilikinya tidak dapat terlihat Kelemahan Desentralisasi Selain memiliki keunggulan, desentralisasi juga memiliki beberapa kelemahan. Ada empat kelemahan utama dari desentralisasi, yaitu: a. Memungkinkan manajemen-manajemen pada tingkatan yang lebih rendah untuk membuat keputusa-keputusan tanpa sepenuhnya memahami, sedangka manajer tingkat puncak biasanya memiliki informasi yang lebih terperinci tentang operasi-operasi daripada manajer-manajer pada tingkatan yang lebih rendah. Manajer puncak biasanya memiliki lebih banyak informasi tentang organisasi sebagai satu keseluruhan dan mungkin memiliki suatu pemahaman yang lebih baik dari strategi perusahaan. Situasi tersebut dapat dihindari sampai pada suatu lingkup dengan penggunaan sistem informasi manajemen modern yang dapat memberikan informasi yang sama kepada setiap menajer yang sampai pada CEO (Chif Executive Officer) dan manajer puncak lainnya. b. Organisasi yang benar-benar terdesentralisasi, memungkinkan akan terjadi sesuatu kekurangan koordinasi bagi antara manajer yang memiliki otonomi. Permasalahan tersebut dapat dihindari dengan cara

28 28 mendefinisikan strategi perusahaan secara jelas dan mengkonsumsikannya seara efektif pada seluruh bagian organisasi. c. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah mugkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan perusahaan secara keseluruhan. d. Seseorang dalam bagian organisasi mungkin memiliki gagasan inovatif yang luar biasa yang akan menguntungkan bagian-bagian lain dari organisasi, tetapi tanpa adanya arahan dari pusat, gagasan tersebut mungkin tidak dibagi bersama dan digunakan oleh bagian-bagian lain dari organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat desentralisasi dalam suatu organisasi mungkin berbeda. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya devisi atau departemen organisasi atau perubahan lingkungan internal maupun eksternal. Jadi pendekatan yang paling logic yang dapat digunakan organisasi adalah mengamati segala kemungkinan yang terjadi Sistem Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen dan laporan akuntansi menyajikan informasi yang terutama ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi financial dalam pencapain tujuan perusahaan. Di lain pihak manajer harus menentukan tujuan perusahaan, menjabarkan tujuan tersebut, mengevaluasi dan mengambil tindakan untuk pencapain, sesudah itu mengendalikan apa yang telah ditetapkan. Informasi akuntansi sangat membantu menjalankan fungsi manajer tersebut. Tugas pokok akuntansi adalah memperoleh, mengorganisasikan dan menyajikan dalam bentuk

29 29 laporan yang berupa informasi keuangan untuk pencapain tujuan perusahaan. Sehingga diharapakan tugas manajemen lebih terarah dan efisien, sebab diberi informasi oleh akuntan manajemen dalam memberi informasi keuangan. Hansen dan Mowen (2009) Sistem informasi akuntansi manajemen adalah system informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen. Hansen dan Mowen (2009) mengatakan bahwa Sistem akuntansi manajemen mempunyai 3 tujuan umum, yaitu: a. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. b. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaiakan berkelanjutan. c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga tujuan ini mengungkapkan bahwa manajer dan pengguna lainnya membutuhkan informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Para manajer, pekerja dan eksekutif menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Pada intinya, informasi akuntansi manajemen membantu manajer menjalankan perannya dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Perencanaa merupakan formulasi terperinci dari tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian merupakan pemonitoran

30 30 implementasi suatu rencana, sedangkan pengambilan keputusan adalah pemilihan di antara alternatif yang ada. Peranan akuntan manajemen dalam sebuah perusahaan merupakan peranan pembantu. Mereka membantu orang-orang yang bertanggung jawab melaksanakan tujuan dasar organisasi. Posisi yang bertanggung jawab langsung pada tujuan dasar organisasi disebut sebagai lini posisi. Posisi yang mendukug dan tidak bertanggung jawab langsung terhadap tujuan dasar organisasi disebut posisi staf. Karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen Chenhall dan Morris (1986) dalam Wiryana dan Augustine (2014) : 1. Broad scope Informasi sistem akuntansi manajemen yang bersifat broad scope merupakan informasi yang memperhatikan dimensi fokus, time horizon dan kualifikasi. Informasi broad scope memberikan informasi tentang faktor-faktor eksternal, internal, informasi ekonomi, non ekonomi, kejadian yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang, dan informasi yang berhubungan dengan aspekaspek lingkungan. Desentralisasi akan mendorong manajer untuk mengembangkan kompetesinya di dalam perusahaan, yang akanmendorong kearah peningkatan kinerja, sehingga mereka memerlukan informasi broad scope untuk mendukung daya saing. Disamping itu, broad scope dapat memenuhi kebutuhan manajer terhadap informasi-informasi tertentu, sebab tiap-tiap manajer membutuhkan informasi yang berbeda-beda, antara manjer yang satu dengan

31 31 manajer yang lainnya sesuai dengan fungsi masing-masing manajer. Pemenuhan terhadap kebutuhan para manajer akan mampu membantu para manajer menghasilkan kebijakan yang lebih efektif, sehingga hasilnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi secara menyeluruh ke arah yang lebih baik 2. Timelines Timelines yaitu ketepatan waktu dalam memperoleh informasi mengenai suatu kejadian. Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara permohonan informasi dangan penyajian informasi yang diinginkan serta frekuensi penyampaian informasi akuntansi manajemen. Informasi yang tepat waktu sangat mempengaruhi kemampuan manajer agar dapat merespon setiap kejadian. Apabila informasi disampaikan terlambat, maka akan berakibat informasi tersebut kehilangan nilai dalam mempengaruhi kualitas keputusan. 3. Aggregated Informasi agregad diperlukan oleh organisasi yang menganut sistem desentralisasi karena dapat mencegah terjadinya overload informasi. Informasi yang teragregasi dengan tepat dapat memberikan masukan penting dalam proses pengambilan keputusan, karena waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan informasi yang tidak teragregasi karena tidak terorganisir. Aggregated merupakan penyampaian informasi dalam bentuk yang lebih ringkas tetapi mencakup hal-hal penting dan tidak mengurangi nilai informasi itu sendiri. Dimensi aggregate merupakan ringkasan informasi menurut fungsi, periode waktu dan model keputusan.

32 32 4. Integreated Karakteristik informasi integrasi mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan antara bagian satu dengan bagian lain. Berperan sebagai koordinator untuk mengendalikan pengambilan keputusan yang beragam. Informasi terintegarsi sangat membantu para manjer ketika dihadapkan dalam melakukan pengambilan keputusan yang mungkin berpengaruh terhadap sub unit lainnya. Informasi yang terintegrasi juga menunjukkan akan sifat transparansi informasi dari masing-masing manajer, karena informasi mengenai dampak dampak suatu kebijakan dengan unit lainnya tercermin dalam informasi integrasi Kinerja Manajerial Pengertian Kinerja Manajerial Kinerja Manajerial adalah hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, laporan pertanggung jawaban, pembinaan dan pengawasan. Kinerja manajerial akan dikatakan efektif apabila tujuan organisasi yang telah tertuang dalam anggaran dapat tercapai. Menurut Mulyadi (2005) kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial. Kinerja manajerial merupakan hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanan, penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, pembinaan dan pengawasan.

33 33 Mahoney (1963) dalam Dwirandra (2007) mengatakan bahwa kinerja manajer sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan efektifitas kinerja organisasi. Mahoney mendefinisikan kinerja manajer berdasarkan fungsi manajemen pada teori manajamen klasik. Mahoney (1963) dalam Yuristisia (2009) menyebutkan bahwa kinerja manajerial sebagai kinerja para individu dalam kegiatan manajerial. Variable kinerja manajerial di ukur dengan menggunakan self-rating yang dikembangkan oleh Mahoney, dimana setiap responden diminta untuk mengukur kinerja sendiri ke dalam sembilan dimensi, yaitu : 1. Perencanaan Penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan dating. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kibijakan, prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksanasesuai dengan sasaran. 2. Investigasi Kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dari analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakuakan. Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian-bagian dalam organisasi melalui tukar menukar informasi yang dikaitkan dengan penyesuaian program-program kerja.

34 34 3. Koordinasi Menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainnya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijalankan. 4. Evaluasi Penilaian yang dilakukan oleh pimpinan terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan. 5. Pengendalian Penilaian atas usulan kinerja yang diamati dan dilaporkan 6. Pemilihan Staf Memeilihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru, menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja lain 7. Negosiasi Usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan, atau kontrak untuk barang-barang dan jasa. 8. Perwakilan

35 35 Menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan kantor-kantor lain. 9. Kinerja secara menyeluruh Peranan Manajer Henry Mintzberg berkesimpulan bahwa semua manajer, mulai dari manajer perusahaan sampai pimpinan gangster, mempunyai aktivitas yang serupa. Pertama, mereka memperoleh status dari otoritas formal. Manajer perusahaan ditunjuk oleh Dewan Komisaris dan manajer tersebut memperoleh otoritas dengan penunjukan tersebut. Pimpinan gangster barangkali diangkat oleh anggotanya dan dengan demikian status kepemimpinan diperoleh dari penunjukan tersebut. Dari penunjukan tersebut manajer terlibat kegiatan hubungan manusia (interpersonal) dengan karyawan, manajer di bawahnya, teman manajer maupun atasannya. Kemudian dia memperoleh informasi dari interaksi dengan orang-oang lain. Informasi tersebut kemudian digunakan untuk pengambilan keputusan. Peranan Manajer sebagai informasi (Information Roles) merupakan konsekuensi lanjutan dari peranan hubungan manusia yang mencakup tiga peranan yaitu: a. Monitor. Peranan monitor membuat manajer selalu aktif mencari informasi yang dapat bermanfaat bagi organisasi. Majaner selalu bertanya kepada bawahannya, manajer selalu mengikuti berita, manajer mencari peluang

36 36 bisnis melalui jaringan kontaknya. Peranan monitor ini membuat manajer menjadi orang yang paling terinformasi atau paling banyak mempunyai informasi dalam organisasinya. b. Disemanasi (disseminator) Manajer mendistribusikan informasi yang diperolehnya kepada pihak lain, khususnya kepada bawahannya, agar bawahan mampu mengerjakan tugasnya dengan baik. Informasi tersebuat dapat berupa hasil rapat, atau hasil perkiraan atau hasil analisis manajer, atau informasi yang diperoleh dari pihak luar orgaisasi. Apabila peranan monitor dengan peranan diseminasi digabungkan, akan terlihat posisi manajer yang sangat penting dalam arus informasi di dalam, maupun keluar organisasi. c. Juru bicara (Spokesman) Peranan juru bicara memposisikan manajer sebagai wakil organisasi dalam menyampaikan informasi ke pihak luar. Manajer devisi perlu menyampaikan informasi mengenai divisinya kepada manajer puncak. Sumber daya selalu terbatas, sedangkan kebutuhan tidak pernah terbatas. Manajer harus mengalokasikan sumberdaya yang terbatas tersebut agar organisasi dapat tercapai dengan efisien. Manajer biasanya akan menentukan prioritas, kebutuhan mana yang harus didahulukan dan lihat-lihat mana yang dapat dilakukan kemudian. Manajer perlu mengetahui bagaimana hasil yang telah dicapainya selama tahun berjalan. Dengan memberikan pelaporan kinerja secara berkala dan tepat waktu menjadikan mereka mengetahui keberhasilan upaya yang telah dilakukan,

37 37 dapat mengambil tindakan korektif dan mengubah rencana bila perlu. Laporan kinerja secara berkala dapat memberikan dorongan perilaku yang positif dan memberikan kesempatan serta waktu bagi manajer untuk beradaptasi dalam kondisi yang berubah-ubah Penelitian Terdahulu Dalam penelitian, peneliti merujuk pada beberapa penelitian terdahulu untuk dijadikan acuan, antara lain: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti/T ahun 1 Lempas dkk (2014) 2 Wiryana dan Augustine (2014) Judul Tujuan Metode Penelitian Desentralisasi Dan Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajer Pada PT.Sinar Galesong Prima Manado Pengaruh Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen terhadap kinerja manajerial dengan variable moderasi strategi bisnis, PEU, ketidakpastian tugas dan desentralisasi Untuk mengetahui pengaruh antara desentralisasi terhadap sistem akuntansi dan kinerja manajer dan pengaruh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajer pada Pt. Sinar Galesong Prima Manado Untuk memberikan bukti empiris mengenai penngaruh karakteristik SAM terhadap kinerja manajerial, pengaruh PEU, ketidakpastian tugas dan desentralisasi dalam hubungan karakteristik SAM Pengembanga deskripsi Metode survey Hasil Penelitian 1.Variabel desentralisasi dan sistem akuntansi manajemen secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Sinar Galoseng Prima Cabang Manado 2.sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajer pada PT Sinar Galesong Prima Manado 1)SAM berpengaruh positif da signifikan terhadap kinerja manajerial. 2)strategi bisnis, PEU dan ketidakpastian tugas sebagai variabel moderator dengan karakteristik SAM berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. 3)

38 38 dengan kinerja manajerial, desentralisasi sebagai variabel moderator dengan karakteristik SAM tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial 3 Suryani (2013) 4 Solechan dan Seriawati (2009) 5 Yuristisia (2009) 6 Erna dan Dwi Pengaruh penggunaan informasi akuntansi manajemen dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial (survey pada dealer mobil kota jambi) Pengaruh karakteristik system akuntansi manajemen dan desentralisasi sebagai variabel moderating terhadap kineja manajerial (studi empiris perusahaan manufaktur di kabupaten Semarang) Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial dengan variable moderasi strategi perceived environmental uncertainty bisnis peu dan sesentralisasi pada perusahaan manufaktur di propinsi Jambi Pengaruh desentralisasi, Untuk mengetahui pengaruh dari sinformasi sistem akuntansi manajemen dan desentralisasi terhadap kinerja manajerila pada dealer mobil di kota jambi Mengetahui bukti empiris pengaruh karakteristik system akuntansi manajemen dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial. Untuk memperoleh bukti emperis mengenai pengaruh sistem akuntansi manajemen, interaksi informasi akuntansi manajemen sistem dan strategi bisnis serta desentralisasi terhadap kinerja manajer pada perusahaan manufaktur di propinsi Jambi Untuk mengetahui pengaruh antara Metode survey Secara parsial terdapat pengaruh antara frekuensi penerbitan laporan rutin, kualitas informasi akuntansi manajemen, desentralisasi terhadap kinerja manajerial Metode survey 1)Terdapat pengaruh terhadap positif sa signifikan perusahaan anatara karakteristik manufaktur di SAM terhadap Kabupaten kinerja manajerial. 2) Semarang tidak ada pengaruh yang posiitif dan signifikan antara desentalisasi dan karalteristik SAM terhadap kinerja manajerial. Pengembangan deskriptif Melalui data primer berupa Sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajer di dukung leh strategi bisnis dan desentralisasi sebagai variable moderator Secara Variabel parsial

39 39 (2006) karakteristik sistem akuntansi manajemn dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial pada PT Alim Surya Steel desentralisasi, karakteristik informasi akuntansi manajemen dan ketidakpastian tugas terhadap kinerja mansjerial. jawaban kuesioner oleh responden. desentralisasi, karakteristik sistem akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial 2.2 Kerangka Teoritis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi bisnis, desentralisasi dan sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajer pada PT Jamu Jago Semarang. Sehingga dari penjelasan tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut: Strategi Bisnis (X1) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Desentralisasi (X2) Kinerja Manajer (Y) Sistem informasi Akuntansi (X3) 2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul, Arikunto (2006) Pengaruh Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Manajerial

40 40 Kinerja manajerial dipengaruhi oleh interakasi antara sistem informasi akuntansi manajemen dan strategi bisnis. Adanya kesesuaian antara strategi bisnis dan sistem informasi akuntansi manajemen akan mengakibatkan kinerja manajerial semakin tinggi. Yuristisia (2011) mengatakan bahwa strategi bisnis mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Begitu juga dengan Wiryana dan Augstine (2014) mengatakan bahwa interaksi strategi bisnis yan berfungsi sebagai variabel moderator dengan sistem informasi akuntansi manajemen berpengaruh positif dan signifkan terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Ada pengaruh positif dan signifikan antara strategi bisnis terhadap kinerja manajerial Pengaruh Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Tingkat desentralisasi akan mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap informasi sistem akuntansi manajemen. Dampak Interaksi antara sistem akuntansi manajemen dengan desentralisasi akan semakin positif terhadap kinerja manajerial. Hubungan tersebut terjadi karena adanya desentralisasi, para manajer diberikan hak untuk mengambil keputusan oleh superior (atasannya) dan mengimplementasikannya, tetapi di sisi lain manajer bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah ditetapkan.

41 41 Solechan (2009) mengatakan bahwa tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan hubungan antara desentralisasi dengan kinerja manajerial. Hal ini diperkuat juga oleh peneleitian yang dilakukan oleh lempas (2014) bahwa desentralisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerila. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara desentralisasi terhadap kinerja manajerial Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Manajer yang memiliki informasi akuntansi manajemen yang broadscpoe, timelines, aggregation dan integration akan mampu meningkatkan kinerja manajer dalam pembuatan perencanaan yang lebih baik serta mampu mencapai target yang telah ditetapkan. Agar dapat menjalankan fungsi dan tugas yang telah diberikan dengan baik, maka dibutuhkan informasi akuntansi manajemen dari berbagai sumber yang sifatnya luas. Lempas dkk (2014) mengatakan bahwa sistem akuntansi manajemen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini juga dinyataka dalam penelitian yang dilakukan oleh Solechan dan Setiawati (2009) bahwa sistem akuntansi manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

42 42 H3 : Ada pengaruh positif dan signifikan antara sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial

43 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah variabel terikat (variabel dependen) dan variabel bebas (variabel independen). 1) Variabel Bebas (Independen Variabel) Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel independen juga dapat disebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent variabel). Pada penelitian ini variabel independen terdiri dari strategi bisnis, desentralisasi, dan sistem kuntansi.manajemen 2) Variabel Terikat (Dependen Variabel) Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelasakan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen juga dapat disebut sebagai variabel konsekuensi (consequent variabel). Dalam penelitian ini variabel dependennya yaitu kinerja manajerial Definisi Operasional Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

44 44 1. Strategi Bisnis Strategi bisnis dalam penelitian ini merupakan variabel independen. Variabel strategi bisnis diukur dengan instrumen Miles dan Snow (1978) dalam Wiryana dan Augustine (2014), dengan dimensi prospector dan defender dimana responden diminta untuk menjawab 6 butir pertanyaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu Sangat Setuju = SS dengan skor 5, Setuju = S dengan skor 4, Netral = N dengan skor 3, Tidak Setuju = TS dengan skor 2, Sangat Tidak Setuju = STS dengan skor Desentralisasi Desentralisasi dalam penelitian ini merupakan variabel independen. Variabel desentralisasi diukur dengan instrumen yang diadopsi dari Dwirandra (2007), dimana setiap responden diminta untuk menjawab 6 butir pertanyaan. Setiap pertanyaan berisikan mengenai seberapa besar peran manajer dalam perusahaan, yang diukur dengan menggunakan skala likert 1, tidak setuju (persepsi desentralisasi rendah) sampai 5, sangat setuju (persepsi desentralisasi tinggi). 3. Sistem Akuntansi Manajemen Variabel sistem akuntansi manajemen merupakan variabel independe. Variabel sistem akuntansi manajemen yang diukur dengan karekteristik sistem akuntansi manajemen yang dikembangkan oleh Chenhall dan Morris (1986), dengan dimensi Broadscope, timelines, aggregated, integrated, dimana responden diminta untuk menjawab 14 butir pertanyaan. Variabel ini diukur

45 45 dengan menggunakan skala likert, yaitu Sangat Setuju = SS dengan skor 5, Setuju = S dengan skor 4, Netral = N dengan skor 3, Tidak Setuju = TS dengan skor 2, Sangat Tidak Setuju = STS dengan skor Kinerja Manajerial Dalam penelitian kinerja manajerial merupakan variabel dependen. Variable kinerja manajerial di ukur dengan menggunakan self-rating yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Yuristisia (2009), dimana setiap responden diminta untuk mengukur kinerja sendiri ke dalam sembilan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasiaan, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, perwakilan dan kinerja secara menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu Sangat Setuju = SS dengan skor 5, Setuju = S dengan skor 4, Netral = N dengan skor 3, Tidak Setuju = TS dengan skor 2, Sangat Tidak Setuju = STS dengan skor Populasi Dan Sampel Populasi (population) adalah keseluruhan dari unit yang diteliti yang merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakterietik tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah top manager, middle manager dan low manager pada PT jamu Jago Semarang. Pemilihan sampel dalam penelitian yaitu dengan metode sensus, dikarenakan keterbatasan responden yang dibutuhkan, maka semua populasi dijadikan sampel.

46 Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitia ini adalah berupa data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, tidak melalui media perantara. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang diajukan atau desebarkan kepada responden. Respondennya yaitu manajer pada PT Jamu Jago Semarang. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei dengan memberikan kuesioner atau angket kepada responden. Kuesioner atau angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada para manajer di PT Jamu Jago Semarang. Pada penelitian ini responden diberikan lima pilihan jawaban. Untuk mengetahui distribusi masing-masing variabel dimana pengumpulannya dengan menggunakan kuesioner, setiap indikator dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasikan dan kemudian diberi skor. Adapaun pemberian skor indikator strategi bisnis, desentralisasi, sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial adalah sebagai berikut: a. Jawaban pernyataan Sangat Setuju (SS) = 5 b. Jawaban pernyataan Setuju (S) = 4 c. Jawaban pernyataan Netral (N) = 3 d. Jawaban pernyataan Tidak Setuju (TS) = 2 e. Jawaban pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

47 Metode Analisis Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini metode anallisis data yang digunakan adalah sebagaia berikut: Uji Validitas Pengujian terhadap validitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa pengukuran yang digunakan benar-benar mengukur konsep yang akan diukur. Validitas yang akan diuji dalam penelitian ini adalah contruct validity. Kuisioner bisa dinyatakan valid atau tidak tergantung pada pertanyaan pada kuisioner, dinyatakan valid apabila pertanyaa pada kuisioner tersebut mampu mngungkapkan sesuatu yang diukur pada kuisioner tersebut. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)=n-2. (Ghozali:2013) Uji Reliabilitas Reliabilitas pengukuran menunjukkan tingkat kebebasan pengukuran dari bias atau kesalahan. Reliabilitas pengukuran menunjukkan stabilitas dan konsistensi instrument pengukuran dalam mengukur konsep. Reliabililitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat diandalakn. Cara yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah dengan menghitung Cronbach alpha yang mensyaratkan satu instrument yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach alpha diatas 0.70 (Ghozali:2013).

48 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk tujuan menguji apakah data penelitian yang dilakukan memiliki distribusi yang normal atau tidak. Uji normalitas data pada penelitian ini dengan uji kolmogorov-smirmov (Ghozali:2013). Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yaitu, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal Uji Multikolinearitas Pengujian ini untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas atau independen (Ghozali, 2013). Syarat berlakunya model regresi ganda adalah antar variabel bebasnya tidak memiliki hubungan sempurna atau mengandung multikolinearitas. Cara mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance melalui SPSS dan koefesien korelasi antar variabel bebas. Jika VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 10% (0,1), maka model regresi tersebut terbebas dari multikolinearitas (Ghozali, 2013).

49 Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, 2013) Gejala heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melakukan pengamatan grafik plot melalui spss antara prediksi variabel terikat dengan residualnya, dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residulanya (Y prediksi-y sesungguhnya ). Model yang bebas dari heteroskedastisitas memiliki grafik plot dengan pola titik yang menyebar diatas dan dibawah sumbu Y.Untuk memperkuat uji heterokedastisitas dilakukan uji Glejser dengan ketentuan signifikan lebih besar dari 0,05, maka terbebas dari heterokedastisitas (Ghozali, 2013) Pengujian Hipotesis Analisis Persamaan Regresi Berganda Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai varabel independen yang diketahui (Gujarti, 2003 dalam Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini, analisis yang digunkan adalah analisis regresi berganda. Persamaan yang digunakan adalah sebagai beikut :

50 50 Dimana : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Y a = Kinerja manajerial = Konstanta b 1, b 2 = koefisien X 1 X 2 X 3 = Strategi Bisnis = Desentralisasi = Sistem Akuntansi Manajemen Uji Simultan (Uji F) Uji F pada dasarnya digunakan untuk mencari tahu apakah semua variabel independen secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi sebesar < 0,05 maka H o ditolak. Jika H o ditolak maka H a diterima yang berarti dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013) Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen. Bila nilai signifikansi ά <0,05 maka H o ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013) Uji Koefisien Determinasi Pengujian koefisien determinasi memiliki tujuan untuk mengukur seberapa jauh model regresi bisa menerangkan variabel dependen pada penelitian.

51 51 Nilai koefisien determinasi (R 2 ) pada antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel bebas sangat terbatas. Nilai R 2 yang mendekati satu, menunjukkan bahwa variabel-variabel terikat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variasi variabel terikat (Ghozali:2013).

52 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah PT Jamu Jago Semarang PT Jamu Jago adalah salah satu perusahaan jamu tertua di Indonesia. Jamu Jago juga dikenal dengan nama PT. Industri Jamu Cap Jago, yang berkantor pusat di Jl Ki Mangunsarkoro 106 Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Sementara, pabrik pengolahannya berada di Srondol, Jl. Perintis Kemerdekaan Semarang. Dengan ratusan produk jamu jamu dan obat herbal serta konsistensinya dalam menjaga mutu, Jamu Jago mampu bertahan sebagai salah satu pemain besar di industri jamu di Indonesia. Jamu Jago didirikan pada tahun 1918 dengan seorang tokoh bernama almarhum Phoa Tjiong Kwa atau T.K Suprana dan istrinya Tjia Kiat Nio atau Mak Jago yang sebetulnya perintis perusahhan ini dengan pengetahuannya tentang jamu tradisional dan satu toko jamu kecil di desa Wonogori Jawa Tengah yang memulai usaha jamunya dari perusahaan rumahan. PT Jamu Jago juga merupakan salah satu produsen jamu tertua di Indonesia. Hingga kini Jamu Jago telah tumbuh dengan pesat menjadi perusahaan jamu yang terkenal di Indonesia. Perusahaan ini bermula saat TK Suprana mengamati cara pembuatan jamu dari sang ibu sejak dia masih muda. Sejak saat itu, dia telah mengabdikan diri untuk mempelajari dan mengembangkan pembuatan jamu tradisional dengan metode yang baru. Jamu buatan

53 53 perusahaan ini berasal dari bahan-bahan alami dari tanaman herbal yang terdiri dari daun, biji, bunga, akar, kulit, dan rimpang. Semua bahan tersebut diracik sedemikian rupa untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. Dengan visi menyehatkan masyarakat dengan cara yang aman, alami, mudah dan terjangkau. Jamu Jago melakukan beberapa terobosan, diantaranya menciptakan jamu dalam bentuk kapsul ekstrak, pil, tablet, jamu cair, salep, serbuk padat dan serbuk effervescent. Dengan inovasi ini, Jamu Jago telah merubah pandangan menikmati jamu dengan mudah dan praktis. Produk Jamu Jago dikenal luas di Indonesia, bahkan beberapa telah diekspor ke luar negeri, seperti Malaysia, Vietnam dan Jepang. Produk Jamu Jago sebagian besar berupa jamu baik dalam bentuk serbuk maupun kapsul. Namun, ada pula produk lain berupa minyak gosok, madu, ramuan kesehatan pria dewasa serta obat masuk angin. 4.2 Identitas Responden Responden pada penelitian ini adalah Top Manajer, Middle Manajer, Low Manajer dan kepala devisi yang berkontribusi dalam pengambilan keputusan pada PT Jamu Jago Semarang yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini. Untuk mengetahui lebih jelas gambaran umum tentang identitas responden dapat diketahui dari semua kuesioner atau angket yang disebarkan kepada responden yaitu : Pendidikan terakhir, masa kerja dan umur.

54 Kuesioner Tabel 4.1 Kuesioner No Item Jumlah Presentase (%) 1 Kuesioner yang disebar Kuesioner yang tidak kembali 3 8,57 Jumlah 32 91,43 Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Pada tabel 4.1 jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah berjumlah 35 responden. Sejumlah 3 (8,57%) kuesioner tidak kembali dan 32 (91,43%) kuesioner yang kembali Berdasarkan Jabatan Tabel 4.2 Tingkat Jabatan No Jabatan Jumlah Presentase (%) 1 Top Manajer 2 6,25 2 Middle Manajer 18 56,25 3 Low Manajer 12 37,5 Jumlah Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Pada tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah middle manager sebanyak 18 responden (56,25%), jabatan low manager sebanyak 12 responden (37,5%), dan top manager sebanyak 2 responden (6,25%) Pendidikan Terakhir Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan yang dimaksud adalah berupa pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh responden di PT Jamu Jago Semarang. Data identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan yang pernah ditempuh, dapat dilihat pada tabel 4.3 :

55 55 Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden No Pendidikan Jumlah Presentase (%) 1 SMA/Diploma 9 28,12 2 S ,75 3 S-2/S3 1 3,13 Jumlah Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.3 memberikan hasil bahwa responden yang lulusan SMA/Diploma berjumlah 9 responden (28,12%), S1 berjumlah 22 respnden (68,75%), S2 sejumlah 1 responden (3,13%) Lama Bekerja Untuk mengetahui seberapa lama responden tersebut bekerja pada PT Jamu Jago Semarang, maka masa kerja perlu didata. Data mengenai masa kerja responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Lama Bekerja No Pendidikan Jumlah Presentase (%)) 1 <5 tahun tahun 6 18,75 3 >11 tahun 18 56,25 Jumlah Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.4 memberikan hasil bahwa responden yang bekerja <5 tahun berjumlah 8 responden (25%), bekerja 6-10 tahun berjumlah 6 respnden (18,75%), bekerja >10 tahun berjumlah 18 responden (56,25%).

56 Umur Mengetahui umur responden memiliki tujuan untuk mengetahui umur ratarata responden yang ada pada PT Jamu Jago Semarang. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat data responden menurut umur : Tabel 4.5 Umur Responden No Umur Jumlah Presentase (%) 1 <30 tahun tahun 6 18, tahun 15 46,87 4 >50 tahun 3 9,38 Jumlah Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.5 memberikan hasil bahwa responden yang berusia <30 tahun berjumlah 8 responden (25%), berusia tahun berjumlah 6 respnden (18,75%), berusia tahun berjumlah 15 responden (46,87%), berusia >50 tahun berjumlah 3 responden (9,38%). 4.3 Hasil Analisis Data Deskripsi Hasil Penelitian Terhadap 32 responden dilakukan analisis data yang memenuhi kriteria dalam pengolahan data. Data yang diolah merupakan hasil rata-rata jawaban responden pada masing-masing variabel, yaitu Strategi Bisnis (X1), Desentralisasi (X2), Sistem Akuntansi Manajemen (X3) dan Kinerja Manajerial (Y).

57 Hasil Validitas Pengujian terhadap validitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa pengukuran yang digunakan benar-benar mengukur konsep yang akan diukur. Validitas yang akan diuji dalam penelitian ini adalah contruct validity. Kuisioner bisa dinyatakan valid atau tidak tergantung pada pertanyaan pada kuisioner. Dinyatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner tersebut mampu mngungkapkan sesuatu yang diukur pada kuisioner tersebut. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)=n-2. (Ghozali:2013) Tabel 4.6 Uji Validitas Strategi Bisnis Item r hitung r tabel Keterangan Strategi Bisnis (X1) X1.1 0,828 0,296 Valid X1.2 0,728 0,296 Valid X1.3 0,678 0,296 Valid X1.4 0,396 0,296 Valid X1.5 0,724 0,296 Valid X1.6 0,473 0,296 Valid Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.6 pengujian validitas pada variabel strategi bisnis menunjukkan bahwa nilai r hitung > r tabel, maka variabel strategi bisnis dapat dikatakan valid.

58 58 Tabel 4.7 Uji Validitas Desentralisasi Item r hitung r tabel Keterangan Desentralisasi (X2) X2.1 0,505 0,296 Valid X2.2 0,381 0,296 Valid X2.3 0,629 0,296 Valid X2.4 0,395 0,296 Valid X2.5 0,729 0,296 Valid X2.6 0,683 0,296 Valid Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.7 pengujian validitas pada variabel desentralisasi menunjukkan bahwa nilai r hitung > r tabel, maka variabel desentralisasi dapat dikatakan valid. Tabel 4.8 Uji Validitas SAM Item r hitung r tabel Keterangan Sistem Akuntansi Manajemen (X3) X3.1 0,749 0,296 Valid X3.2 0,659 0,296 Valid X3.3 0,664 0,296 Valid X3.4 0,710 0,296 Valid X3.5 0,772 0,296 Valid X3.6 0,850 0,296 Valid X3.7 0,692 0,296 Valid X3.8 0,627 0,296 Valid X3.9 0,801 0,296 Valid X3.10 0,821 0,296 Valid X3.11 0,690 0,296 Valid X3.12 0,700 0,296 Valid X3.13 0,461 0,296 Valid X3.14 0,637 0,296 Valid Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.8 pengujian validitas pada variabel SAM menunjukkan bahwa nilai r hitung > r tabel, maka variabel SAM dapat dikatakan valid.

59 59 Tabel 4.9 Uji Validitas Kinerja Manajerial Item r hitung r tabel Keterangan Kinerja Manajerial (Y) Y ,296 Valid Y ,296 Valid Y.3 0,708 0,296 Valid Y.4 0,658 0,296 Valid Y.5 0,621 0,296 Valid Y.6 0,639 0,296 Valid Y.7 0,554 0,296 Valid Y.8 0,709 0,296 Valid Y.9 0,714 0,296 Valid Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.9 pengujian validitas pada variabel kinerja manajerial menunjukkan bahwa nilai r hitung > r tabel, maka variabel kinerja manajerial dapat dikatakan valid Hasil Reliabilitas Reliabilitas pengukuran menunjukkan tingkat kebebasan pengukuran dari bias atau kesalahan. Reliabilitas pengukuran menunjukkan stabilitas dan konsistensi instrument pengukuran dalam mengukur konsep. Reliabililitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat diandalakan. Cara yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah dengan menghitung Cronbach alpha yang mensyaratkan satu instrument yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach alpha diatas 0.70 (Ghozali, 2013). Hasil Uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

60 60 Tabel 4.10 Hasil Reliabilitas Variabel NO Variabel Cronbach Standar Kriteria Alpha Reliabel 1 Strategi Bisnis 0,851 >0,7 Reliabel 2 Desentralisasi 0,797 >0,7 Reliabel 3 Sistem Akuntansi 0,939 >0,7 Reliabel Manajemen 4 Kinerja Manajerial 0,905 >0,7 Reliabel Sumber : Data primer diolah (2016) Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel strategi bisnis, desentralisasi, sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial memiliki hasil cronbach alpha diatas standar reliable standar yaitu 0,7. Sehingga hal ini dapat dikatakan bahwa responden konsisten dalam menjawab kuesioner dan dapat dikatakan reliabel Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Normalias Uji normalitas dilakukan untuk tujuan menguji apakah data penelitian yang dilakukan memiliki distribusi yang normal atau tidak (Ghozali, 2013). Regresi yang baik yaitu mempunyai data yang terdistribusi dengan normal.

61 61 Gambar 4.1 Uji Normalitas Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Pada gambar 4.1 tampilan grafik normalitas P-Plot, dapat disimpulkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan titik-titik yang menyebar tidak menjauh dari garis diagonal, sehingga data penelitian berdistribusi normal. Maka dalam pengujian hipotesisnya dapat menggunakan model regresi. Pengujian ini dilengkapi juga dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), untuk mendukung uji grafik Normlitas P-Plot.

62 62 Tabel 4.11 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S) Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,564 dengan signifikansi 0,980 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi dengan normal. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 32 a,b Normal Parameters Mean 0E-7 Most Extreme Differences Std. Deviation Absolute.083 Positive.071 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.471 Asymp. Sig. (2-tailed).980 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data Hasil Multikolonieritas Pengujian ini untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Syarat berlakunya model regresi ganda adalah antar variabel bebasnya tidak memiliki hubungan sempurna atau mengandung multikolinearitas. Jika VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka model regresi tersebut terbebas dari multikolinearitas.

63 63 Model Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas Pada tabel 4.12 angka tolerance menunjukkan hasil lebih besar dari 0,10 dan angka pada VIF kurang dari 10. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi multikoleniaritas. Coefficients a Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) Strategi Bisnis Desentralisasi Sistem Akuntansi Manajmen a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial Hasil Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak mengandung heteroskedastisitas. Pada penelitian ini untuk mendeteksi uji heteroskedastisitas menggunakan grafik scatterrplot dan uji glejser.

64 64 Gambar 4.2 Grafik Scaterrplot Sumber :Data primer yang diolah, 2016 Dengan melihat gambar 4.2 yaitu tampilan grafik scaterrplot dapat terlihat bahwa titik-titik menyebar dibawah dan diatas angka 0 (nol) pada sumbu Y dan juga terlihat tidak membentuk sebuah pola tertentu. Sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak mengandung heteroskedastisitas. Untuk memperkuat hasil grafik scaterrplot maka dilakukan dengan menggunakan uji glejser sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami kebangkrutan karena tidak siap akan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami kebangkrutan karena tidak siap akan perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi informasi membuat lingkungan bisnis mengalami perubahan yang cukup signifikan. Tidak jarang banyak perusahaanperusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dengan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini persaingan bisnis yang sangat ketat menuntut perusahaan untuk bisa bersaing secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi

Lebih terperinci

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) aktivitas yang dilakukan (Hansiadi, 2002).

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) aktivitas yang dilakukan (Hansiadi, 2002). BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) Sistem informasi akutansi manajemen adalah suatu mekanisne pengendalian organisasi, serta merupakan alat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Kontinjensi Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Tanpa adanya suatu informasi dalam suatu organisasi, para manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi saat ini telah berdampak pada arah persaingan bisnis yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan kompetensi yang ada dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi seefektif dan seefisien mungkin. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen & 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini lingkungan bisnis berkembang secara cepat. Persaingan yang terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen & Mowen (2007) Persaingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Kontijensi Teori kontijensi sering juga disebut teori situasional. Teori ini menjelaskan adanya faktor-faktor situasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam persaingan bisnis dewasa ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam persaingan bisnis dewasa ini perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan bisnis dewasa ini perusahaan dituntut untuk memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan yang dimiliki agar dapat memperoleh dan mempertahankan pangsa

Lebih terperinci

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak Judul : Komitmen Organisasi Dan Desentralisasi Sebagai Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Manajerial PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era yang semakin modern menuntut perusahaan untuk berantisipasi pada suatu keadaan yang tidak menentu. Persaingan yang semakin ketat menuntut sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dengan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini persaingan bisnis yang sangat ketat menuntut perusahaan untuk bisa bersaing secara

Lebih terperinci

KUESIONER. isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. Usia :

KUESIONER. isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. Usia : KUESIONER Petunjuk pengisian berikut terdiri dari tipe isian dan tipe pilihan, pada tipe isian isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Berilah tanda silang (X) pada salah satu nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan ini, semakin sulit bagi manajer untuk membuat keputusan yang tepat karena masalah yang dihadapi semakin kompleks, oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer, yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi persaingan yang semakin ketat merupakan tantangan dan peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam perkembangan Ekonomi Dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan

Lebih terperinci

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan dunia perekonomian tidaklah semudah yang dibayangkan dan sesederhana seperti apa yang terlihat. Begitu pula dalam menjalankan suatu perusahaan. Tercapainya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat perusahaan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah untuk meningkatkan mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesulitan dalam proses perencaan dan pengendalian manajemen disebabkan adanya ketidakpastian lingkungan bisnis yang muncul akibat persaingan dunia usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang ada di Indonesia terdiri dari perusahaan pemerintah maupun swasta. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, hanya perusahaan yang mampu melakukan efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang SKRIPSI INTERAKSI STRATEGI BISNIS DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN (PERCEIVED ENVIRONMENTAL UNCERTAINTY) TERHADAP HUBUNGAN ANTARA EMPAT KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN KINERJA ORGANISASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB II KIBLAT TEORITIS

BAB II KIBLAT TEORITIS BAB II KIBLAT TEORITIS 2.1 Teori Kontijensi Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen adalah untuk mengidentifikasi hubungan variabel ketidak pastian lingkungan, ketidak pastian tugas, perubahan kultur

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI IMPLEMENTASI SISTEM PENILAIAN KINERJA UNTUK PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat) Oleh : NUZULLIANA WINERY

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dimana pertukaran informasi dan teknologi menjadi lebih mudah dilakukan sehingga membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Lingkungan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN MANAJERIAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJER

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJER PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJER (Survey pada perusahaan penerbit dan percetakan di Klaten) SKRIPSI

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI JURNAL PENELITIAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Banyudono di Kabupaten

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan selalu mengalami perubahan secara cepat dan terus menerus. Hal ini disebabkan, karena dunia telah memasuki era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk memandang lebih jauh ke depan berguna untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini diharapkan pada banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini diharapkan pada banyaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada saat ini diharapkan pada banyaknya persaingan yang menyebabkan suatu ketidakpastian lingkungan bisnis yang akan menimbulkan kesulitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran, BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Kontijensi Teori kontijensi menyatakan bahwa tidak ada rancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen yang

Lebih terperinci

KUESIONER. Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja Manajerial (Studi

KUESIONER. Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja Manajerial (Studi KUESIONER Kuesioner ini disusun untuk memperoleh data data yang diperlukan untuk penelitian mengenai Sistem Akuntansi Manajemen Broadscope, Persepsi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa menghindar dari kondisi

BAB I PENDAHULUAN. swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa menghindar dari kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Derasnya arus globalisasi menyebabkan persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan kompetitif, perusahaan baik milik Negara maupun swasta sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: RATNA YULIATI B

SKRIPSI. Disusun oleh: RATNA YULIATI B PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey pada Rumah Sakit di Sukoharjo) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), sistem akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan terhadap return on asset (ROA) pada rumah sakit swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran yang telah disusun memiliki peranan sebagai perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dibutuhkan proses yang baik dari pengendalian manajemen.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dibutuhkan proses yang baik dari pengendalian manajemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan bisnis perhotelan di Kota Yogyakarta. Tak bisa dimungkiri, semakin maju sektor pariwisata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor industri mempunyai andil paling besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor industri mempunyai andil paling besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor industri mempunyai andil paling besar dalam peningkatan pendapatan nasional dibandingan dengan sektor-sektor yang lainnya. Sektor industri terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan dan pengendalian operasional Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak memberikan peran bagi para kepala

Lebih terperinci

Oleh : DIDHIK HERMANSAH B

Oleh : DIDHIK HERMANSAH B PENGARUH SISTEM PENGANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN PELAKSANAAN ANGGARAN YANG EFEKTIF PADA RUMAH SAKIT DI WILAYAH BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic

BAB II LANDASAN TEORI. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Anggaran Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dunia modern sekarang ini membuat peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Berdasarkan pentingnya dunia perbankan terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Manajerial Penilaian kinerja manajerial menurut Mahoney, dkk (1963 dalam Zainul, 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang meliputi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter

Lebih terperinci

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris pada Universitas Swasta di Surakarta) SKRIPSI

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

S K R I P S I. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang S K R I P S I PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING ( Jasa Angkutan Container di Semarang. ) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan Asean Economic Community, perusahaan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan Asean Economic Community, perusahaan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan Asean Economic Community, perusahaan dituntut untuk gesit dalam mengembangkan inovasi dan strategi yang baru agar mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Bastian (2006) kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL A-PDF Merger DEMO : Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Survey Pada Perusahaan

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia usaha jauh berkembang dengan pesat baik dalam skala besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari perkembangan ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu, dalam menghadapi pesaing-pesaingnya perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu, dalam menghadapi pesaing-pesaingnya perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu terjadinya globalisasi. Globalisasi yang melanda seluruh sisi dunia mengakibatkan persaingan dalam dunia bisnis semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank yang ada mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan mampu membawa perusahaan menuju

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) dan faktorfaktor yang mempengaruhi variasinya antar organisasi telah lama menjadi perhatian peneliti dan praktisi mengingat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun /BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis sekarang ini semakin meningkat seiring dengan majunya dunia teknologi informasi, semakin menambah tingkat persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL. (Survai Pada Perusahaan Manufaktur di Sukoharjo)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL. (Survai Pada Perusahaan Manufaktur di Sukoharjo) PENGARUH MOTIVASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL (Survai Pada Perusahaan Manufaktur di Sukoharjo) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW. Namun secara umum tujuan untuk organisasi profit adalah untuk

BAB I. Pendahuluan UKDW. Namun secara umum tujuan untuk organisasi profit adalah untuk BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan. Tujuan ini dibedakan menjadi tujuan jangka pendek (satu tahun) dan tujuan jangka panjang (lima tahun lebih). Tujuan

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

PENGARUH PELIMPAHAN WEWENANG DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH PELIMPAHAN WEWENANG DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL PENGARUH PELIMPAHAN WEWENANG DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL (Survey pada beberapa Bank Pemerintah dan Swasta di Kabupaten Klaten)

Lebih terperinci

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta) 1 PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi seperti sekarang ini menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan ketatnya tingkat persaingan. Bersamaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Sebelum membahas pengertian akuntansi biaya sebaiknya kita memahami pengertian biaya terlebih dahulu. Yang dimaksud dengan biaya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu 7 BAB II DASAR TEORI 2.1. Anggaran 2.1.1. Definisi Anggaran Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya diharapkan akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, tuntutan untuk mengelola suatu entitas adalah dengan akuntabilitas dan transparansi sangat diperlukan. Akuntabilitas dan transparansi

Lebih terperinci

Soal Jawab untuk Semua Materi 1. Ada dua landasan teori dalam pendekatan akuntansi keprilakuan, yakni pendekatan Normatif ke Deskriptif dan

Soal Jawab untuk Semua Materi 1. Ada dua landasan teori dalam pendekatan akuntansi keprilakuan, yakni pendekatan Normatif ke Deskriptif dan Soal Jawab untuk Semua Materi 1. Ada dua landasan teori dalam pendekatan akuntansi keprilakuan, yakni pendekatan Normatif ke Deskriptif dan Pendekatan Universal ke pendekatan Kontijensi. Dalam hal pendekata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini yang ditandai dengan era globalisasi, menuntut perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia untuk dapat bersaing agar tetap

Lebih terperinci

Organizational Theory & Design

Organizational Theory & Design Modul ke: Organizational Theory & Design Desain Organisasi Fakultas PASCA FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi MM www.mercubuana.ac.id PENGORGANISASIAN : STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI Pengorganisasian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Perencanaan Sistem Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Perencanaan Sistem Akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini, menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar tetap unggul dalam persaingan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desember 2015, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan. memasuki era baru yaitu penerapan perdagangan bebas kawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. Desember 2015, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan. memasuki era baru yaitu penerapan perdagangan bebas kawasan Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desember 2015, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru yaitu penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yang merupakan wujud dari

Lebih terperinci

[8] Perencanaan Strategis. Hasudungan Hutasoit, SE, M.Ak.

[8] Perencanaan Strategis. Hasudungan Hutasoit, SE, M.Ak. [8] Perencanaan Strategis Hasudungan Hutasoit, SE, M.Ak. Memikirkan masa depan: 1. Pemahaman informal 2. Pernyataan formal Pernyataan formal megenai rencana disebut RENCANA STRATEGIS Proses pembuatannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia Siagian (2008) menyatakan perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berhasil memenangkan persaingan atau kompetisi dalam dunia bisnis dengan perusahaan lainnya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci