Potensi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbesar di. Panas Bumi dan Teknologi BAB IV. Reservoir. 4.1 Reservoir Panas Bumi
|
|
- Hartono Yandi Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV Reservoir Panas Bumi dan Teknologi Potensi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Sayangnya, potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu kendalanya adalah lemahnya penguasaan bangsa ini terhadap teknologi untuk pengelolaan panas bumi. 4.1 Reservoir Panas Bumi Benny Facius Dictus merupakan salah satu ahli reservoir, khususnya terkait dengan panas bumi yang dimiliki oleh Indonesia. Ketertarikan Benny atas ilmu yang berkaitan dengan reservoir panas bumi dilatarbelakangi atas kenyataan bahwa potensi panas bumi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Ironisnya, justru bangsa ini merupakan salah satu bangsa yang tertinggal dalam penguasaan 25
2 Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi Benny Facius Dictus teknologi panas bumi. Padahal, penguasaan ilmu pengetahuan tersebut akan membawa manfaat yang besar terhadap industri energi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Benny sendiri telah lama bergelut dengan masalah terkait reservoir minyak dan gas bumi. Belakangan, minatnya diarahkan untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan reservoir panas bumi. Ada beberapa perbedaan antara reservoir minyak dan gas dengan reservoir panas bumi. Perbedaan tersebut terutama menyangkut sifat fisik daripada batuan itu sendiri. Perlu diketahui, berdasarkan paparan Benny, ada dua teori yang diyakini oleh ilmuan terkait dengan proses terbentuknya minyak bumi. Teori pertama meyakini bahwa minyak bumi berasal dari suatu proses reaksi yang mengakibatkan ledakan yang selanjutnya membentuk rantai hidrokarbon yang panjang. Teori pertama ini banyak diyakini oleh para ilmuwan dari Eropa Timur. Teori yang kedua meyakini bahwa reservoir minyak bumi terbentuk akibat adanya endapan plankton. Teori ini banyak dianut oleh sebagian besar ilmuwan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Teori ini mengatakan bahwa aktivitas magma yang berada di perut bumi akan mendorong perut kulit bumi. Desakan ini akan mengakibatkan retakan (fracture) dengan bentuk-bentuk yang berbeda, tergantung pada kekuatan gaya desak magma dan elastisitas kulit bumi itu sendiri. Teori ini meyakini bahwa minyak bumi terbentuk dari dasar laut yang terangkat ke permukaan. Karena erosi, butiran-butiran dan plankton-plankton ikut terbawa ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya terendapkan. Begitu seterusnya, dan proses ini dapat berulang dan dapat memakan waktu jutaan tahun, sehingga endapan-endapan tersebut dapat berlapis-lapis. Desakan-desakan dari aktivitas magma yang datang kemudian dapat mengakibatkan patahan-patahan yang baru lagi. Dari patahan-patahan inilah yang akhirnya terbentuk reservoir. Bentuk geometri dari reservoir itu sendiri bisa dipengaruhi oleh jenis batuan yang ada. Jenis batuan yang berbeda saat terdorong oleh aktivitas magma akan membentuk 26
3 patahan yang berbeda pula. Masih menurut teori yang kedua, adanya air dan minyak yang terperangkap di dalam perut bumi dapat berasal dari air laut yang terangkat, sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Dikarenakan tekanan dan temperatur yang sangat tinggi, mengakibatkan planktonplankton ini berubah menjadi ikatan suatu hidrokarbon. Reservoir minyak dan gas bumi itu sendiri biasanya melibatkan suhu yang tidak terlampau tinggi. Umumnya hanya melibatkan suhu pada kisaran 50-60ºC. Namun demikian, kadang bisa melibatkan suhu sampai dengan 100ºC sebagaimana terjadi di Riau (Caltex, sekarang Chevron). Namun demikian, proses ini terkadang melibatkan tekanan yang tinggi. Berbeda dengan reservoir minyak bumi yang terbentuk dari endapan plankton, reservoir panas bumi ini biasanya terbentuk karena adanya aktivitas gunung berapi. Akibat adanya gesekan dari lempeng-lempeng bumi, dapat menimbulkan temperatur yang sangat tinggi. Hal ini akan berdampak pada terjadinya peluruhan radioaktif dari berbagai zat yang ada di perut bumi (diantaranya torium dan potassium). Peluruhan radioaktif inilah yang mengakibatkan pelepasan panas. Jadi bisa dikatakan, bahwa potensi panas bumi selalu terkait dengan peristiwa-peristiwa vulkanologi. Dari ahli vulkanologi, biasanya bisa didapatkan informasi terkait dengan sejarah gunung berapi dan juga aktivitas-aktivitas gunung berapi. Informasi tersebut bisa terkait dengan apakah status gunung berapi tersebut masih aktif atau tidak. Potensi panas bumi biasanya berada pada daerah yang terdapat gunung berapi yang sudah mati (atau tidak sedang pada kondisi aktif meletus). Di Indonesia, potensi panas bumi itu terdapat di daerah misalnya Garut (Kamojang), yang memiliki tiga deretan gunung yang telah mati. Mengingat panas bumi terkait dengan peristiwa vulkanik, maka jenis batuan yang ada adalah jenis batuan vulkanik. Sifat-sifat batuan vulkanik sangat berbeda dengan sifat-sifat batuan sedimen (yang sering dijumpai pada reservoir minyak bumi). Batuan sedimen memiliki pori-pori dan permiabilitas yang jelas, sedangkan batuan vulkanik lebih seperti besi. Hal ini disebabkan batuan vulkanik ini terbentuk dari lahar yang 27
4 Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi Benny Facius Dictus mendingin, maka karakternya sulit untuk diprediksi. Dengan demikian, maka untuk menentukan/menghitung cadangan dari panas bumi yang ada di reservoir adalah pekerjaan yang sangat sulit, karena tingkat ketidakpastiannya sangat tinggi Penentuan Karakteristik Reservoir Untuk mengetahui letak dan bentuk geometri reservoir panas bumi, dapat menggunakan bantuan citra satelit. Melalui citra satelit, kita bisa mengindikasikan adanya sumber-sumber panas. Lebih jauh, citra satelit juga memungkinkan untuk mengetahui struktur geologi suatu daerah. Dengan menggunakan informasi tersebut, maka ahli geologi akan bisa menentukan bentuk dan arah patahan-patahan yang ada pada suatu daerah. Dengan demikian, mereka dapat menentukan bagaimana, misalnya, gaya-gaya yang bekerja pada batuan-batuan yang ada dan sekaligus dapat menentukan bagaimana aliran panasnya. Namun demikian, identifikasi reservoir dengan citra satelit hanya merupakan langkah awal. Masih perlu dilakukan upaya lebih lanjut untuk menentukan lebih pasti kondisi reservoir. Dari citra satelit, belum dapat diketahui konfigurasi dan geometri, termasuk ukuran dari reservoir tersebut. Hanya ada gambaran kasar dari reservoir. Langkah berikutnya adalah dengan bantuan gelombang elektromagnetik sehingga akan menghasilkan data yang lebih akurat. Namun demikan, Benny menggaris bawahi bahwa rambatan gelombang elektromagnetik dapat dipengaruhi oleh intervensi gelombang lain, misal gelombang suara. Karenanya, saat melakukan pengukuran harus terbebas dari berbagai gangguan gelombang-gelombang yang lain. Inilah alasannya mengapa pengukuran sering dilakukan pada tengah malam/dini hari yang relatif sangat hening dan tenang. Benny juga menegaskan bahwa proses pengukuran ini akan berjalan dengan baik sekiranya kita mampu mengetahui lintasan gelombang yang diharapkan. Dengan demikian, kita bisa menentukan titik-titik dan dapat meletakkan alat pelontar gelombang elektromagnetik dengan tepat. 28
5 Tanpa itu, hasil yang didapat akan menjadi tidak akurat. Mengingat untuk melakukan satu percobaan sampai intepretasinya dapat menelan biaya sebesar 40 juta, maka pengulangan percobaan dikarenakan hasil yang tidak akurat akan semakin memperbesar biaya eksplorasi. Tentunya hal tersebut diupayakan untuk dihindari oleh perusahaan. Untuk mendapatkan hasil percobaan yang akurat, dibutuhkan kerja sama yang baik antara ahli geologi dan geofisika. Ahli geologi, dengan melakukan pengamatan terhadap jenis karakteristik batuan yang ada termasuk struktur batuannya, akan bisa menentukan apakah dibagian bawah bumi terdapat sumber panas atau tidak. Indikasi yang digunakan adalah apakah batuan-batuan yang ada teralterasi atau tidak. Jika tingkat alterasinya tinggi, maka bisa dipastikan bahwa dibagian bawah terdapat sumber panas bumi. Ahli geofisika dapat menentukan sifat-sifat fisika batuan termasuk misalnya tahanan jenis batuan tersebut. Sebagaimana disampaikan sebelumnya, untuk menentukan dengan akurat kondisi reservoir, diperlukan kerja sama antar beberapa ahli dari berbagai disiplin. Namun demikian, sering kali didapati kurangnya koordinasi dari para ahli tersebut, dan masing-masing ahli cenderung sibuk dengan urusannya masing-masing. Lebih parahnya, sering kali di lapangan, para ahli tersebut mendapatkan kenyataan dikejar targettarget yang diberikan oleh perusahaan atau instansi dimana mereka bekerja. Padahal, menurut Benny, diperlukan konsentrasi yang tinggi untuk meneliti sebuah reservoir dengan akurasi yang tinggi. Ahli geokimia memiliki peranan penting dalam menentukan karakteristik suatu reservoir. Dalam konteks ini, ahli geokimia dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu geokimia air dan geokimia gas. Sebagai contoh, di Ciater, dimana terdapat air panas. Seorang ahli geokimia air dapat melakukan penelitian dengan mengambil sebagian air panas di Ciater sebagai sampel, lalu diuji coba dan dianalisa di laboratorium. Dengan menganalisa komposisi air tesebut, maka akan bisa ditentukan temperatur reservoir tersebut. Mengingat rumitnya proses identifikasi yang akurat terhadap reservoir, 29
6 Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi Benny Facius Dictus Benny berpendapat bahwa untuk dapat menghasilkan data yang akurat, dibutuhkan waktu yang panjang (bisa sampai 10 tahun). Berbeda dengan kondisi reservoir minyak yang relatif statis, fluida yang mengisi revervoir panas bumi bersifat dinamis (bergerak terus). Untuk melakukan pengukuran secara langsung akan karakteristik dan bentuk geometri sangatlah sulit. Pengukuran hanya bisa dilakukan dengan berdasar pada penggunaan gelombang elektromagnetik, untuk menentukan sifat fisik dari batuan yang ada. Langkah selanjutnya, sebelum melakukan eksploitasi sumber panas bumi, adalah menentukan cadangannya. Di dalam panas bumi ada yang disebut dengan sumber daya dan ada yang disebut dengan cadangan. Sumber daya itu bisa ditentukan dengan dua metoda, yakni spekulatif dan hipotetis. Dengan menggunakan metoda spekulatif, penentuan potensi sumber panas yang ada pada suatu reservoir, misalnya Kamojang, dapat ditentukan berdasarkan pengalaman. Yang menjadi dasar penentuan ini adalah sifat kemiripan geologi, kemiripan dari fluida, dan kemiripan dari sistem panas bumi itu sendiri. Metoda hipotetis menggunakan suatu pengukuran yang berdasarkan rumus dan persamaan atau rumus tertentu. Melalui metoda hipotetis, cadangan yang ada di suatu reservoir dapat dikategorikan menjadi probable dan possible. Probable adalah cadangan yang sudah terbukti sedangkan possible adalah cadangan yang masih merupakan prediksi. Menurut Benny, terkait dengan upaya eksploitasi sumber energi panas bumi, hal tersulit justru terletak pada bagaimana menentukan letak dan kondisi suatu reservoir. Ini dikarenakan adanya tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi, baik terhadap letak dan kondisi dari reservoir tersebut. Ketidakpastian tersebut dapat meliputi bentuk geometris dan potensi sumber panas bumi tersebut. Untuk menentukan potensi yang ada pada suatu reservoir, 30
7 dibutuhkan pengetahuan yang mendalam terkait geologi, geofisika, geokimia, dan hidrologi. Khususnya terkait dengan geologi dan hidrologi, Benny berpendapat bahwa Indonesia mempunyai keterbatasan akan teknologi yang diperlukan. Untuk menentukan, misal bentuk geometri suatu reservoir yang berada di dalam perut bumi, kerja sama antara ahliahli pada bidang tersebut mutlak untuk dilakukan. Melalui kerja sama tersebut, bentuk geometri dari suatu reservoir panas bumi akan dapat diketahui dengan lebih baik. Untuk mengetahui bentuk geometri dari reservoir minyak dan gas bumi, dibutuhkan orang-orang dengan keahlian geologi dan geofisika. Ahli geologi akan mempelajari jenis dan struktur batuan, sedangkan ahli geofisika akan menentukan letak dari reservoir tersebut. Seorang ahli geofisika dapat menggunakan bantuan dinamit yang diletakkan pada sebuah lubang yang kemudian diledakkan. Rambatan gelombang suara dalam bentuk gelombang longitudinal dan transversal dari hasil ledakkan tersebut akan mengalir melalui berbagai media (baik itu batuan, minyak, gas, air dan lain sebagainya). Rambatan gelombanggelombang tersebut kemudian direkam dengan menggunakan recorder. Rekaman ini kemudian dapat dianalisa (misal terkait dengan transit timenya) dan menggunakan rumus tertentu, sehingga Gambar 6. Aktifitas di Lapangan terkait dengan dapat digunakan untuk Penentuan Karakteristik Reservoir, Lapangan Laine, membantu menentukan Kabupaten Kendari, Sulawesi Selatan 31
8 Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi Benny Facius Dictus letak dan bentuk geometri (termasuk volume) reservoir tersebut. Masih menurut Benny, teknologi pengeboran panas bumi pada prinsipnya relatif sama dengan teknologi yang digunakan untuk pengeboran minyak. Hal ini mengingat Benny mempunyai latar belakang terkait dengan perminyakan, sehingga mengetahui teknologi apa yang digunakan untuk pengeboran minyak. Namun demikian, ada beberapa perbedaan terkait dengan eksploitasi sumber panas bumi dan minyak bumi. Hal ini disebabkan panas bumi, yang diambil dari perut bumi bukan dalam bentuk massa, tetapi dalam bentuk energi panas. Energi dalam bentuk panas inilah yang nantinya akan dialirkan ke dalam sebuah pembangkit listrik. Mengingat yang dimanfaatkan dari panas bumi adalah energinya, dan bukan dalam bentuk massa, dengan demikian hal tersebut akan menyulitkan untuk diekspor. Dengan kata lain, panas bumi akan lebih efisien bila dimanfaatkan pada lokasi yang letaknya berdekatan dengan sumber panas bumi tersebut. 4.2 Potensi Serat Batang Pisang Sebagai Pengganti Polimer Suatu saat, Benny mendapatkan tantangan dari kakak kelasnya, Sayogi Sudarman. Ben, bisa tidak kamu membuat suatu lumpur yang sifatnya alami untuk menahan zona loss ini, karena selama ini kita menahan zona loss itu menggunakan bahan kimia yaitu polimer. Polimer itu kan mahal, apakah kamu memiliki ide? tanya Sayogi Sudarman. Zona loss adalah kondisi yang dijumpai saat pengeboran, dimana fluida (misal: polimer) yang disemprotkan ke dalam lubang pengeboran akan tersedot ke dalam, bahkan sekalipun berton-ton fluida telah disemprotkan. Ditantang seperti itu, Benny pun menjawab bahwa ia perlu untuk membaca literatur terlebih dahulu. Disaat mendalami literatur itulah ia mendapatkan sebuah artikel yang menjelaskan bahwa zona loss dapat diatasi dengan menggunakan serat batang pisang Albaka. Serat batang 32
9 pisang Albaka dipilih karena mempunyai sifat yang sangat elastis dan tahan terhadap kadar garam yang tinggi, bahkan hingga sampai ppm. Untuk menahan zona loss, serat batang pisang tersebut diramu terlebih dahulu hingga menyerupai lumpur. Bersama empat orang teman sejawatnya, Benny berdiskusi untuk mendapatkan formula yang tepat. Kebetulan, saat itu LEMIGAS mempunyai laboratorium lumpur dengan fasilitas yang cukup lengkap. Akhirnya ditemukan sebuah formula yang didapatkan dari serat batang Albaka yang dicampur dengan sekam padi, bentonik, dan sedikit polimer sebagai perekat. Saat formula tersebut diuji coba pada skala laboratorium, ternyata hasilnya sangat baik. Dengan penemuan formula tersebut, awalnya Benny berniat untuk mematenkannya. Namun demikian, karena berbagai kesibukannya, akhirnya formula tersebut belum dipatenkan. 33
10 Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi Benny Facius Dictus 34
Terhadap Pemanfaatan Sumber Energi Panas Bumi
BAB III Peranan Penelitian Terhadap Pemanfaatan Sumber Energi Panas Bumi Menurut Benny, peranan penelitian sangatlah penting. Melalui penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, perekonomian hingga ketahanan
Lebih terperinciKlasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia
STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 13-5012-1998 ICS 73.020 Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN LATAR BELAKANG Indonesia secara geologis terletak pada pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang tersedia di alam yang memiliki nilai ekonomi dan manfaat bagi manusia. Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber
Lebih terperinciPanas Bumi dan Kebijakan Pemerintah
BAB II Potensi Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah Sejarah pengelolaan sumber energi ini di Indonesia sudah dimulai sejak awal abad ke-20. Panas Bumi merupakan salah satu sumber energi yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas (Au) telah dimanfaatkan sejak era prasejarah sebagai mineral ekonomis yang bernilai tinggi. Mineral emas dianggap berharga karena kilauan cahaya yang dipantulkan
Lebih terperinciSaran dan Harapan untuk Lembaga Penelitian dan Indonesia
BAB VI Catatan Akhir: Saran dan Harapan untuk Lembaga Penelitian dan Indonesia Sebagai catatan akhir, ada beberapa saran dan harapan dari Benny Facius Dictus demi kemajuan dunia penelitian dan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi saat ini semakin meningkat khususnya di wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi saat ini semakin meningkat khususnya di wilayah Indonesia. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dan industri di Indonesia yang bertambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan energi di Indonesia khususnya energi listrik semakin berkembang. Energi listrik sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah
BAB I PENDAHULUAN Kegiatan ekplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah kegiatan eksplorasi dilaksanakan dan ditemukan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Daerah Sumatera merupakan salah satu daerah yang memiliki tatanan geologi sangat kompleks, baik dari segi sedimentologi, vulkanologi, tektonik dan potensi sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki wilayah sangat luas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki wilayah sangat luas dan sumber daya alam yang berlimpah. Kondisi sumber daya alam Indonesia saat ini, sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perekonomian. Data Kementerian ESDM (2014) menyatakan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup masyarakat dengan penggunaan tertinggi urutan ketiga setelah bahan bakar minyak dan gas. Kebutuhan energi listrik
Lebih terperinciSD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. PEMBETUKAN TANAH SUBUR DAN STRUKTUR BUMILATIHAN SOAL BAB 11. magma. kawah. lahar. lava
SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. PEMBETUKAN TANAH SUBUR DAN STRUKTUR BUMILATIHAN SOAL BAB 11 1. Batuan cair dan panas yang terdapat di dalam perut bumi adalah. magma kawah lahar lava Magma adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah inti, putih telurnya adalah selubung, dan cangkang telurnya adalah kerak.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bumi memiliki struktur dalam yang hampir sama dengan telur. Kuning telurnya adalah inti, putih telurnya adalah selubung, dan cangkang telurnya adalah kerak. Berdasarkan
Lebih terperinciCadangan bahan bakar fosil dalam bentuk minyak dan gas bumi biasanya. terakumulasi dalam batuan reservoir di bawah permukaan bumi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cadangan bahan bakar fosil dalam bentuk minyak dan gas bumi biasanya terakumulasi dalam batuan reservoir di bawah permukaan bumi. Batuan reservoir merupakan batuan
Lebih terperinciBAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI
BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI Lokasi pada lepas pantai yang teridentifikasi memiliki potensi kandungan minyak bumi perlu dieksplorasi lebih lanjut supaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di Indonesia, yaitu berada di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Blitar, Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksploitasi cadangan minyak bumi dan gas di bagian Barat Indonesia kini sudah melewati titik puncak kejayaannya, hampir seluruh lapangan minyak di bagian barat Indonesia
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi
BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi Metode geologi yang dipergunakan adalah analisa peta geologi regional dan detail. Peta geologi regional menunjukkan tatanan geologi regional daerah tersebut, sedangkan
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
PENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) MKE-3 NK.Caturwati, Imron Rosyadi, Febriana Irfani C. Jurusan Teknik Mesin Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciBAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA
BAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA IV.1 TINJAUAN UMUM Pengambilan sampel air dan gas adalah metode survei eksplorasi yang paling banyak dilakukan di lapangan geotermal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas bumi terbesar (p otensi cadangan dan potensi diketahui), dimana paling tidak terdapat 62 lapangan
Lebih terperinciTEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI
TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI ARINI ROSA SINENSIS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA 2017 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komplek vulkanik Dieng di Jawa Tengah memiliki sistem panas bumi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Komplek vulkanik Dieng di Jawa Tengah memiliki sistem panas bumi temperatur tinggi yang berkaitan dengan gunung api (Layman, 2002). Sistem panas bumi ini dapat dibagi
Lebih terperinciProses Pembentukan dan Jenis Batuan
Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Penulis Rizki Puji Diterbitkan 23:27 TAGS GEOGRAFI Kali ini kita membahas tentang batuan pembentuk litosfer yaitu batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf serta
Lebih terperinciBATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH
BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak
Lebih terperinciPotensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya energi yang melimpah dan beraneka ragam, diantaranya minyak bumi, gas bumi, batubara, gas alam, geotermal, dll.
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB III TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Tambang Zeolit di Desa Cikancra Tasikmalaya Indonesia berada dalam wilayah rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku sampai Sulawesi.
Lebih terperinciPosisi geologi Indonesia yang berada di jalur vulkanik aktif dunia. membuat Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral dan energi yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi geologi Indonesia yang berada di jalur vulkanik aktif dunia membuat Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral dan energi yang cukup melimpah, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Panas bumi (Geotermal) adalah sumber daya alam berupa air panas atau uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah permukaan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Kiprah dan perjalanan PT. Chevron Pacific Indonesia yang telah cukup lama ini secara perlahan diikuti oleh penurunan produksi minyak dan semakin kecilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan aspek tektoniknya, Indonesia berada pada jalur tumbukan tiga lempeng besar dengan intensitas tumbukan yang cukup intensif. Tumbukan antar lempeng menyebabkan
Lebih terperincibatuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada.
DESKRIPSI BATUAN Deskripsi batuan yang lengkap biasanya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Deskripsi material batuan (atau batuan secara utuh); 2. Deskripsi diskontinuitas; dan 3. Deskripsi massa batuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan rumusan masalah Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang berbeda-beda, diantaranya mantel bumi dimana terdapat magma yang terbentuk akibat
Lebih terperinciRingkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014
\ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Minyak dan gasbumi hingga saat ini masih memiliki peranan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan energi umat manusia, meskipun sumber energy alternatif lainnya sudah
Lebih terperinciDalam pengembangannya, geodinamika dapat berguna untuk : a. Mengetahui model deformasi material geologi termasuk brittle atau ductile
Geodinamika bumi 9. GEODINAMIKA Geodinamika adalah cabang ilmu geofisika yang menjelaskan mengenai dinamika bumi. Ilmu matematika, fisika dan kimia digunakan dalam geodinamika berguna untuk memahami arus
Lebih terperinciPERAN REMOTE SENSING DALAM KEGIATAN EKSPLORASI GEOLOGI
PERAN REMOTE SENSING DALAM KEGIATAN EKSPLORASI GEOLOGI Penginderaan jauh atau disingkat inderaja, berasal dari bahasa Inggris yaitu remote sensing. Pada awal perkembangannya, inderaja hanya merupakan teknik
Lebih terperinciKONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun
KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN Oleh : Tim Penyusun 1. PENDAHULUAN Kegiatan usaha pertambangan harus dilakukan secara optimal, diantaranya termasuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Totok Gunawan (2004) geografi pada dasarnya merupakan kajian mengenai geosfera serta komponen-komponennya secara terpadu, holistik dan sistematis dalam konteks
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR
BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR 4.1 Sistem Panas Bumi Secara Umum Menurut Hochstein dan Browne (2000), sistem panas bumi adalah istilah umum yang menggambarkan transfer panas alami pada volume
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang melimpah. Anugrah ini merupakan hal yang harus termanfaatkan secara baik demi kebaikan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di Indonesia banyak sekali terdapat gunung berapi, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. Gunung berapi teraktif di Indonesia sekarang ini adalah Gunung
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH Tanah adalah salah satu bagian bumi yang terdapat pada permukaan bumi dan terdiri dari massa padat, cair, dan gas. Tanah
Lebih terperinci2015, No Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan da
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.620, 2015 BAPETEN. Instalasi Nuklir. Aspek Kegunungapian. Evaluasi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai geologi terutama mengenai sifat/karakteristik suatu reservoir sangat penting dalam tahapan eksploitasi suatu
Lebih terperinciSeisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi
Seisme/ Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Berdasarkan peta diatas maka gempa bumi tektonik di Indonesia diakibatkan oleh pergeseran tiga lempeng besar
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT
KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW
Lebih terperinciPENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN
PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN ISTILAH DAN DEFINISI Beberapa istilah dan definisi yang digunakan diambil dari acuan-acuan, yang dimodifikasi sesuai kebutuhan, yaitu : Bahan galian, segala jenis bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Panas bumi (Geothermal) adalah sumber daya alam berupa air panas atau uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah permukaan oleh batuan panas.
Lebih terperinciNO KODE MATA KULIAH SKS KOMPTENSI KKNI 1 MKS 101 Bahasa Indonesia 2(2-0) 2 MKS 201 Bahasa Inggris 2(2-0) Pengetahuan Kebencanaan Lingkungan
Komposisi Kurikulum Pengelompokan komposisi kurikulum Prodi Teknik berdasarkan kurikulum KKNI yang memenuhi kriteria sikap dan tata nilai, ketrampilan umum, penguasaan pengetahuan dan ketrampilan khusus
Lebih terperinciM MODEL KECEPATAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE TOMOGRAFI DATA MICROEARTHQUAKE DI LAPANGAN PANAS BUMI ALPHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi panas bumi telah lama menjadi sumber kekuatan di daerah vulkanik aktif yang berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi. Indonesia merupakan negara dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga lempeng yang besar, yaitu Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudra Hindia- Australia, dan Lempeng
Lebih terperincisumber daya alam yang tersimpan di setiap daerah. Pengelolaan dan pengembangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral yang sangat besar. Sumber daya mineral terbentuk melalui pembentukan pegunungan, aktivitas magma pada gunung api danproses
Lebih terperinciBAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH
BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Di sekitar kita terdapat berbagai
Lebih terperinciJenis Bahaya Geologi
Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1. Skema produksi panas bumi dan lokasi pengambilan sampel kerak silika
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya panas bumi. Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia mencapai 40% dari total potensi yang dimiliki
Lebih terperinciEnergi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai
Energi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai Disusun oleh: Dian Emy Mastura NIM : 4001415005 Angkatan 2015 Energi panas bumi atau geothermal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zona Kendeng memiliki sistem minyak dan gas bumi yang masih terus
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Zona Kendeng memiliki sistem minyak dan gas bumi yang masih terus didiskusikan para ahli. Kegiatan eksplorasi yang dilakukan pada zona ini diawali dengan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Joko Triyanto, Subroto, Marwan Effendy Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kompleks Gunung Api Arjuno Welirang (KGAW) merupakan bagian dari rangkaian gunung api aktif di Pulau Jawa yang berada di bagian selatan ibukota Surabaya, Jawa Timur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas akhir merupakan persyaratan utama untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu (S-1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya panas bumi yang terdapat di daerah vulkanik, graben (vulkano-tektonik) dan non-vulkanik. Hingga saat ini, telah teridentifikasi 265 daerah
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI
APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI Gb. Penelitian Gerakan Sedimen Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya Pemanfaatan teknik nuklir dimasa sekarang ini telah digunakan secara luas dalam berbagai bidang oleh
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia termasuk ke dalam negara yang dilalui oleh Ring of Fire dan memiliki 129 gunungapi. Hal tersebut berhubungan dengan pembentukan sistem panasbumi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posisi tektonik Indonesia terletak pada pertemuan Lempeng Eurasia, Australia dan Pasifik. Indonesia dilalui sabuk vulkanik yang membentang dari Pulau Sumatera, Jawa,
Lebih terperinci2017, No sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015
No.726, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Wilayah Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG WILAYAH KERJA PANAS
Lebih terperinciMetode Geofisika untuk Eksplorasi Panasbumi
1 Metode Geofisika untuk Eksplorasi Panasbumi Pendahuluan 2 Pendahuluan (1) Metoda geofisika menyelidiki gejala fisika bumi dengan mengukur parameter-parameter fisik yang berkaitan. Beberapa metode geofisika
Lebih terperinciGambar 1.1 Proses Pembentukan Batubara
1. Bagaimana terbentuknya? Gas metana batubara terbentuk selama proses coalification, yaitu proses perubahan material tumbuhan menjadi batubara. Bahan organik menumpuk di rawa-rawa sebagai tumbuhan mati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadikan tanah yang terkompresi yang berupa fase awal
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Tanah adalah komponen penting di muka bumi ini dimana tempat tumbuh berkembangannya flora dan fauna yang berdampingan dengan manusia, selain itu juga tanah memiliki
Lebih terperinciTEORI TEKTONIK LEMPENG
Pengenalan Gempabumi BUMI BENTUK DAN UKURAN Bumi berbentuk bulat seperti bola, namun rata di kutub-kutubnya. jari-jari Khatulistiwa = 6.378 km, jari-jari kutub=6.356 km. Lebih dari 70 % permukaan bumi
Lebih terperinciPENGENALAN. Irman Sonjaya, SE
PENGENALAN Irman Sonjaya, SE PENGERTIAN Gempa bumi adalah suatu gangguan dalam bumi jauh di bawah permukaan yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda di permukaan. Gempa bumi datangnya sekonyong-konyong
Lebih terperinciGEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA
GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA Disusun Oleh: Josina Christina DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 BAB I... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Tujuan... 3 1.3 Rumusan Masalah... 4 BAB II... 5 2.1 Pengertian
Lebih terperinciKeselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)
Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity) a) Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perminyakan adalah salah satu industri strategis yang memegang peranan sangat penting saat ini, karena merupakan penyuplai terbesar bagi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius. Bahkan di wilayah yang seharusnya belum menjadi masalah telah menjadi masalah. Yang lebih
Lebih terperinciA. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi
A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi Istilah minyak bumi diterjemahkan dari bahasa latin (petroleum), artinya petrol (batuan) dan oleum (minyak). Nama petroleum diberikan kepada fosil hewan dan tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang Lapangan panas bumi Kamojang terletak 42 km arah tenggara kota Bandung, Jawa Barat. Lapangan ini membentang pada deretan pegunungan
Lebih terperinciBAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi
BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi Metode geologi yang dipakai adalah analisis peta geologi regional dan lokal dari daerah penelitian. Untuk peta geologi regional, peta yang dipakai adalah peta geologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon, seismik pantul merupakan metoda
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon, seismik pantul merupakan metoda utama yang selalu digunakan. Berbagai metode seismik pantul yang berkaitan dengan eksplorasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Schieferdecker (1959) maar adalah suatu cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km, dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya.
Lebih terperinciBAB VI AGREGAT. Yang dimaksud agregat dalam hal ini adalah berupa batu pecah, krikil, pasir ataupun
BAB VI AGREGAT Yang dimaksud agregat dalam hal ini adalah berupa batu pecah, krikil, pasir ataupun komposisi lainnya, baik hasil alam (natural aggregate), hasil pengolahan (manufactured aggregate) maupun
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
52 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Distribusi Hiposenter Gempa dan Mekanisme Vulkanik Pada persebaran hiposenter Gunung Sinabung (gambar 31), persebaran hiposenter untuk gempa vulkanik sangat terlihat adanya
Lebih terperincimanusia. Kebutuhan akan energi yang semakin tinggi memerlukan langkah yang efektif guna meningkatkan produktivitas minyak dan gas bumi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrokarbon memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi manusia. Kebutuhan akan energi yang semakin tinggi memerlukan langkah yang efektif guna meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga lempeng besar (Eurasia, Hindia Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki tatanan tektonik
Lebih terperinciPerkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)
Jurnal of Eart, Energy, Engineering ISSN: 2301 8097 Jurusan Teknik perminyakan - UIR Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X) Estimation Geothermal
Lebih terperinciAcara Well Log Laporan Praktikum Geofisika Eksplorasi II
WELL LOG 1. Maksud dan Tujuan Maksud : agar praktikan mengetahui konsep dasar mengenai rekaman sumur pemboran Tujuan : agar praktikan mampu menginterpretasi geologi bawah permukaaan dengan metode rekaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pliosen Awal (Minarwan dkk, 1998). Pada sumur P1 dilakukan pengukuran FMT
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Lapangan R merupakan bagian dari kompleks gas bagian Selatan Natuna yang terbentuk akibat proses inversi yang terjadi pada Miosen Akhir hingga Pliosen Awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat terbentuk dan terakumulasinya hidrokarbon, dimulai dari proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksplorasi hidrokarbon memerlukan pemahaman mengenai cekungan tempat terbentuk dan terakumulasinya hidrokarbon, dimulai dari proses terbentuknya cekungan, konfigurasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN GEOLOGI. yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo - Australia, dan. dilihat pada Gambar 1.
BAB II TINJAUAN GEOLOGI 2.1. Struktur Geologi Proses terjadinya sumber panas bumi di Indonesia merupakan hasil dari interaksi tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo - Australia, dan
Lebih terperinciARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN. Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH ID 02
ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH 30408397 3 ID 02 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2011 ENERGI TERBARUKAN Konsep energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Lapangan Ramai terletak di Cekungan Sumatra Tengah, yang merupakan cekungan hidrokarbon penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia. Lapangan Ramai ditemukan pada tahun
Lebih terperinciContents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...
Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2 Pokok Permasalahan... 2 1.3 Lingkup Pembahasan... 3 1.4 Maksud Dan Tujuan... 3 1.5 Lokasi... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 4 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan salah satu faktor pendukung perkembangan kemajuan suatu negara, bilamana suatu negara kekurangan energi maka akan memperlambat perkembangan kemajuan
Lebih terperinciaptudika.web.ugm.ac.id
aptudika.web.ugm.ac.id 41. Siklus hidrologi berperan serta dalam merubah bentuk permukaan bumi melalui proses: A. presipitasi dan evaporasi B. evaporasi dan transpirasi C. transpirasi dan infiltrasi D.
Lebih terperinciSISTEM PANASBUMI: KOMPONEN DAN KLASIFIKASINYA. [Bagian dari Proposal Pengajuan Tugas Akhir]
SISTEM PANASBUMI: KOMPONEN DAN KLASIFIKASINYA [Bagian dari Proposal Pengajuan Tugas Akhir] III.1. Komponen Sistem Panasbumi Menurut Goff & Janik (2000) komponen sistem panasbumi yang lengkap terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan minyak baru di Indonesia diyakini masih tinggi walaupun semakin sulit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan eksplorasi minyak dan gas bumi menjadikan penelitian dan pengoptimalan studi cekungan lebih berkembang sehingga potensi untuk mencari lapangan
Lebih terperinciBAB IV PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI
Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB IV PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI IV.1 Kehilangan Panas Alamiah Dalam penentuan potensi panas
Lebih terperinci