BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari laporan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari laporan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengungkapan Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan (Suwardjono, 2014: 578). PSAK No. 60 (Revisi 2014) yang menjelaskan tentang pengungkapan instrumen keuangan dan risiko secara lebih tegas mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan. Dalam paragraf 1 dijelaskan bahwa tujuan PSAK 60 ini adalah mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi: a) Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas; PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi sehingga para pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif. Selain itu entitas juga disyaratkan untuk mengungkapkan 8

2 mengenai kebijakan akuntansi, akuntansi lindung nilai dan nilai wajar termasuk tingkat dalam hirarki nilai wajar. b) Sifat dan cakupan resiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola resiko tersebut. PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi sehingga para pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan. Pengungkapan informasi tersebut berupa pengungkapan kualitatif dan pengungkapan kuantitatif. Dalam pengungkapan kualitatif entitas harus mengungkapkan eksposur risiko, bagaimana risiko timbul, tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko serta metode pengukuran risiko. Sedangkan pengungkapan untuk kuantitatif entitas disyaratkan untuk mengungkapkan risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar termasuk membuat analisa sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar. Suwardjono (2014: 580) memaparkan tujuan pengungkapan adalah sebagai berukut: 1. Tujuan melindungi Pengungkapan dimaksudkan untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan terbuka. 2. Tujuan Informatif Pengungkapan diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifitasan pengambilan keputusan. 9

3 3. Tujuan Kebutuhan Khusus Tujuan ini merupakan gabungan antara tujuan melindungi dan tujuan khusus. Dimana informasi yang diungkapkan kepda publik dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju Instrumen Keuangan PSAK 50 mendefinisikan instrumen keuangan sebagai setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Sementara IAS 32 (2005) par. 11 mendefinisikan a financial instrument is any contract that gives rise to a financial asset of one entity and a financial liability or equity instrument of another entity. Sedangkan menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2010:1318) instrumen keuangan adalah Aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui pada laporan posisi keuangan entitas, ketika entitas menjadi bagian dari ketentuan kontraktual instrumen. Instrumen keuangan terdiri dari 5 jenis yaitu aset keuangan, liabilitas keuangan, instrumen ekuitas, instrumen derivatif, dan instrumen lindung nilai Liabilitas Keuangan Menurut Lam dan Lau (2014: 9) liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa: a. Kewajiban kontraktual: 1) Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain. 2) Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi merugikan entitas tersebut. 10

4 b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas milik entitas yang bersangkutan dan merupakan suatu: 1) Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. 2) Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, hak, opsi atau waran prorata untuk memperoleh suatu jumlah yang tetap instrumen ekuitas yang dimiliki entitas untuk jumlah yang tetap dari berbagai mata uang adalah instrumen ekuitas jika entitas menawarkan rights, opsi atau waran prorata terhadap semua pemilik yang ada saat ini pada kategori yang sama pada instrumen ekuitas nonderivatif yang dimiliki. Kriteria Pengungkapan Menurut PSAK No. 60 terdiri dari 6 item sebagai berikut: 1. Kategori liabilitas keuangan 2. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 3. Saling hapus liabilitas keuangan 4. Pos penghasilan, beban, keuntungan 5. Nilai wajar 6. Resiko likuiditas Kategori Liabilitas Keuangan PSAK No. 60 menyatakan bahwa liabilitas keuangan adalah jumlah tercatat untuk setiap kategori berikut: 11

5 a. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, menunjukkan secara terpisah: Liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada saat pengakuan awal; dan Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 b. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Apabila liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi maka entitas mengungkapkan jumlah perubahan selama periode dan secara kumulatif, dalam nilai wajar liabilitas keuangan yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit atas liabilitas.selain itu, entitas juga mengungkapkan perbedaan anatara jumlah tercatat liabilitas keuangan dan jumlah yang disyaratkan secara kontraktual Saling hapus liabilitas keuangan Pada akhir periode entitas harus mengungkapkan antara lain: Jumlah bruto liabilitas keuangan yang diakui Jumlah yang disalah hapuskan sesuai dengan kriteria dalam PSAK 50 Jumlah netto yang disajikan dalam laporan keuangan Jumlah yang terikat dengan instrumen keuangan dan jumlah yang terkait dengan agunan keuangan 12

6 Jumlah netto dari jumlah yang terikat dengan instrumen keuangan dan jumlah yang terkait dengan agunan keuangan dengan jumlah netto yang disajikan dalam laporan keuangan Pos penghasilan, beban, keuntungan Keuntungan atau kerugian atas netto liabilitas keuangan yang diukur pada perolehan diamortisasi Total penghasilan bunga dan total bunga untuk liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar Penghasilan dan beban imbalan untuk liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar Nilai Wajar Entitas mengungkapkan nilai wajar dari kelas aset tersebut dengan cara yang memungkinkan untuk membandingkan dengan jumlah tercatatnya Resiko Likuiditas Entitas mengungkapkan: Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan non derivatif yang menunjukan sisa jatuh tempo kontraktual Analisis jatuh tempo ntuk iabilitas keuangan derivatif Deskripsi mengenai bagaimana entitas mengelola resiko likuiditas yang melekat di liabilitas keuangan derivatif dan non derivatif Reputasi Auditor Reputasi kantor audit mengacu pada citra perusahaan yang dibangun dari waktu ke waktu oleh kantor audit tersebut. Ini mungkin sebagai akibat dari 13

7 susunan auditor yang dimiliki KAP, nama, kualitas audit yang dirasakan akibat sedikit atau tidak ada litigasi, biaya yang dikenakan dan lain sebagainya. Lebih lanjut lagi, Moizer dan Zarova (1999) berpendapat bahwa reputasi didasarkan pada kualitas teknis dan fungsional dari perusahaan audit dan reputasi ini hanya akan datang dari waktu ke waktu. Menurut Gregory dan Jeanes (2007), untuk mengukur reputasi itu sendiri, itu harus didasarkan pada asumsi kualitas, yang sulit untuk dievaluasi Namun, peneliti dapat menyimpulkan dari metode audit yang digunakan oleh perusahaan audit. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kualitas audit dapat disimpulkan dari jenis perusahaan audit (Aronmwan, Ashafoke, dan Mgbame, 2013). DeAngelo (1981) dalam Aronmwan Ashafoke, dan Mgbame (2013) mengemukakan teori pemikiran reputasi untuk kualitas audit. Dalam karyanya, ia memproksikan kualitas audit menggunakan ukuran perusahaan audit (KAP) dan kuat menegaskan bahwa KAP besar memiliki lebih banyak kehilangan jika mereka memasok audit kualitas rendah. Kantor Akuntan Publik yang dikategorikan sebagai KAP besar adalah KAP yang termasuk dalam anggota The Big Four, yaitu Deloitte Touche Tohmatsu Limited, PricewaterhouseCoopers (PwC), Ernst & Young (E&Y), dan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG). Keempat KAP tersebut merupakan KAP dengan kualitas terbaik serta jumlah cabang terbanyak di hampir semua negara di seluruh dunia. 14

8 Deloitte Touche Tohmatsu Limited Deloitte Indonesia memaparkan bahwa "Deloitte" adalah merek di mana puluhan ribu profesional yang berdedikasi di perusahaan independen di seluruh dunia bekerja sama untuk menyediakan audit, konsultasi, penasehat keuangan, manajemen risiko, pajak, dan layanan yang terkait untuk memilih klien. Di Indonesia, layanan disediakan oleh Osman Bing Satrio & Eny dan entitas terkait lainnya di Indonesia (Deloitte Indonesia), yang merupakan afiliasi dari Deloitte Southeast Asia Ltd. Deloitte Southeast Asia Ltd adalah perusahaan anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited. Dengan lebih dari 50 mitra dan lebih dari 900 profesional yang terletak di dua kantor, spesialis Deloitte Indonesia menggabungkan keahlian teknis dan pengetahuan industri yang mendalam di lima bidang profesional - audit, pajak, penasehat keuangan, jasa risiko perusahaan dan konsultasi - dan memberikan layanan berkualitas tinggi yang konsisten untuk banyak perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta perusahaan multinasional dan nasional besar, lembaga-lembaga publik, dan perusahaan yang berkembang pesat PricewaterhouseCoopers (PwC) Sebagaimana dijelaskan oleh PricewaterhouseCoopers Indonesia, PricewaterhouseCoopers(PwC) mengacu pada jaringan perusahaan anggota dari PricewaterhouseCoopers International Limited, yang masing-masing merupakan badan hukum yang terpisah dan independen.perusahaan dari jaringan global PwC adalah organisasi jasa terbesar di dunia profesional yang menghimpun pengetahuan dan keterampilan lebih dari orang di

9 negara, PwC membangun hubungan dengan klien dengan menyediakan layanan berdasarkan kualitas dan integritas. Anggota dari jaringan global PwC di Indonesia yang selanjutnya disebut sebagai "PwC Indonesia" adalah KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Penasehat dan PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, yang masing-masing merupakan badan hukum yang terpisah dan independen. Selama lebih dari 40 tahun, PwC Indonesia telah memainkan peran dalam kisah sukses pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosialindonesia.saat ini, layanan yang ditawarkan oleh jaringan PwC terus bertambah nilai dalam hampir merambah setiap industri dan profesi, dan banyak lembaga-lembaga swasta dan publik di setiap wilayah negara. Perusahaan dari jaringan global PwC membantu klien memecahkan masalah bisnis yang kompleks dengan menggabungkan pola pikir global dan bakat ahli rakyatindonesia.pwc menyediakanjasa yang berfokus pada industri jaminan, pajak, dan jasa konsultasi untuk klien publik dan swasta. PwC menggunakan jaringan, pengalaman dan pemahaman bisnis untuk membangun kepercayaan dan menciptakan nilai bagi klien Ernst & Young (E&Y) Ernst & Young Indonesia menggambarkan Ernst & Young (EY) sebagai firma jasa professional multinasional yang berpusat di London, Inggris, Britania Raya.EY mengacu pada organisasi global, dan bisa merujuk ke satu atau lebih, dari perusahaan anggota dari Ernst & Young Global Limited, yang masing- 16

10 masing merupakan badan hukum yang terpisah. Ernst & Young Global Limited, sebuah perusahaan Inggris terbatas dengan jaminan, tidak memberikan layanan kepada klien. EY merupakan firma jasa profesional terbesar ketiga di dunia menurut pendapatan pada tahun 2012 dan merupakan salah satu dari firma audit Empat Besar.EY memiliki empat lini jasa utama sebagai berikut: Assurance: terdiri dari Financial Audit (asurans induk), Financial Accounting Advisory Services, Fraud Investigation & Dispute Services, dan Climate Change & Sustainability Services. Tax: mencakup Transfer Pricing, International Tax Services, Business Tax Compliance, Human Capital, Customs, Indirect Tax, Tax Accounting & Risk Advisory Services, Transaction Tax. Advisory: terdiri dari empat sublini jasa: Actuarial, IT Risk and Assurance, Risk, dan Performance Improvement. Transaction Advisory Services (TAS): menangani agenda permodalan perusahan menjaga, mengoptimalkan, menginvestasikan, dan mendapatkan modal Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) KPMG Indonesia menyatakan dirinya sebagai jaringan global perusahaan profesional yang menyediakan jasa Audit, Pajak dan Advisory. KPMG beroperasi di 155 negara dan memiliki lebih dari orang yang bekerja di perusahaanperusahaan anggota di seluruh dunia. Perusahaan anggota independen dari jaringan KPMG berafiliasi dengan KPMG International Cooperative (KPMG 17

11 International), entitas Swiss. Setiap perusahaan KPMG adalah entitas hukum yang berbeda dan terpisah dan menggambarkan dirinya seperti itu. KPMG Indonesia adalah Siddharta Widjaja & Rekan, KPMG Advisory Indonesia dan KPMG Siddharta Advisory. Kantor akuntan publik Siddharta Widjaja & Rekan, salah satu perusahaan akuntansi yang pertama didirikan di Indonesia, didirikan pada tahun 1957 oleh Drs. Basuki T. Siddharta. Pada tahun 2002, divisi pajak didirikan sebagai entitas yang terpisah, sekarang bernama KPMG Advisory Indonesia ini menyediakan layanan konsultasi bisnis yang berfokus pada perpajakan dan masalah bisnis yang terkait. KPMG Siddharta Advisory didirikan pada tahun 1986 untuk menyediakan berbagai layanan konsultasi kepada masyarakat bisnis Indonesia dan internasional.firma KPMG adalah salah satu praktik terbesar di negara ini, memberikan layanan kepada perusahaan-perusahaan multinasional, joint ventures dan perusahaan domestik yang beroperasi di berbagai sektor usaha.firma ini adalah sumber daya untuk keahlian berorientasi bisnis lokal dan internasional di Indonesia dan menyediakan akses ke KPMG Global Network. Perhatian klien individu merupakan aspek fundamental dari jasa profesional yang diberikan oleh KPMG Indonesia. Sementara bisnis di Indonesia mungkin menghadapi sejumlah masalah yang sama, solusi optimal tidak selalu sama untuk setiap perusahaan atau industri yang dilayani. Klien KPMG Indonesia adalah dari berbagai ukuran, termasuk perusahaan milik swasta, perusahaan multinasional, badan milik negara dan lembaga pemerintah serta perusahaan yang 18

12 terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Keahlian industri KPMG Indonesia memberikan banyak manfaat untuk klien Nilai perusahaan Nilai perusahaan merupakan salah satu indikator dari kesehatan suatu perusahaan. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Karena itu, nilai perusahaan menjadi sangat penting bagi pemilik dan pihak luar sehingga transaksi yang terjadi menjadi jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Samuel (2000) dalam Nurlela dan Ishaluddin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Wahyudi dan Prasetyaning (2005) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia di bayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Kusumajaya (2011) memaparkan beberapa variabel kuantitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan sebagai berikut: 1) Nilai Buku Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan 19

13 cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. Adapun komponen dari shareholdersequity yaitu agio saham (paid up capital in excess of par value) dan laba ditahan (retained earning). 2) Nilai Appraisal Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal independent. Teknik yang digunakan oleh perusahaan appraisal sangat beragam, bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan dengan biaya penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi dengan sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam kegunaan dalam menghasilkan earnings dan kemudian nilai going concern dari suatu perusahaan. Bagaimanapun nilai appraisal dari suatu perusahaan akan bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubungan dengan metode penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya alam atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. Kegunaan dari nilai appraisal akan menghasilkan beberapa keuntungan. Nilai perusahaan yang berdasarkan appraiser independent juga akan menghasilkan pengurangan goodwill dengan meningkatkan harga aktiva perusahaan yang telah dikenal. Good-will dihasilkan sewaktu nilai pembelian suatu perusahaan melebihi nilai buku dari aktivanya. 3) Nilai Pasar Saham Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis. 20

14 Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan secara luas diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun berdasarkan nilai pasar.pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling sering dipergunakan dalam menilai perusahaan besar. Bagaimanapun nilai ini dapat berubah secara cepat.faktor analisis berkompetisi dengan pengaruh spekulatif murni dan berhubungan dengan sentimen masyarakat dan keputusan pribadi. 4) Nilai Chop-Shop Pendekatan Chop-Shop untuk valuasi pertama kali diperkenalkan oleh Dean Lebaron dan Lawrence Speidell of Batterymarch Financial Management. Secara khusus, ia menekankan untuk mengidentifikasi perusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila dipisahkan menjadi bagian-bagian. Pendekatan ini mengkonseptualisasikan praktik penekanan untuk membeli aktiva di bawah harga penempatan mereka. 5) Nilai Arus Kas Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapat mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum yang harus dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari merger. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham 21

15 menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar saham perusahaan. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Meningkatnya nilai perusahaan dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya. Bagi investor yang tertarik untuk berinvestasi tentunya tingkat return atau keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang ditanamkannya berupa capital gain dan dividen yang merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham. 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh pengungkapan liabilitas instrumen keuangan terhadap nilai perusahaan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Dian Yusuf Arinantyo yang berjudul Pengaruh Ketaatan Pengungkapan Aset dan Liabilitas Instrumen Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan.Penelitianini menemukan bahwa Ketaatan Pengungkapan Liabilitas Instrumen Keuangan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini berarti semakin baik Ketaatan Pengungkapan Liabilitas Instrumen Keuangan suatu perusahaan dapat menumbuhkan kepercayaan stakeholder sehingga sejalan pula dengan peningkatan nilai perusahaan. Selain itu terdapat juga penelitian Irma Supiyatna yang berjudul Pengaruh Ketaatan Pengungkapan Asset Dan Liabilitas Instrumen Keuangan 22

16 Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi yang menyimpulkan bahwa Ketaatan Pengungkapan Liabilitas Instrumen Keuangan (KPLIK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y). Hal ini berarti, jika Ketaatan Pengungkapan Liabilitas Instrumen Keuangan (KPLIK) mengalami peningkatan, maka Nilai Perusahaan (Y) juga akan mengalami peningkatan. 2.3 Hipotesis Pengaruh pengungkapan liabilitas instrumen keuangan terhadap nilai perusahaan Laporan keuangan yang tidak memberikan tingkat pengungkapan yang memadai oleh sebagian investor dipandang sebagai laporan keuangan yang penuh dengan resiko (Juniarti, 2003) dalam Arinantyo (2015). Salah satunya adalah pengungkapan liabilitas instrumen keuangan yang diperhatikan oleh pemegang saham. Para pemegang saham melihat liabilitas dalam laporan keuangan perusahaan. Dalam pengambilan keputusan investasi, liabilitas merupakan salah satu instrumen keuangan yang diperhatikan oleh pemegang saham. Para pemegang saham dapat melihat jumlah liabilitas dalam laporan keuangan perusahaan. Pengungkapan tingkat liabilitas yang dimiliki perusahaan sedikit-banyak akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh investor, karena menyangkut tingkat return yang akan ia terima nantinya. 23

17 Pengungkapan liabilitas instrumen keuangan menjadi bagian penting yang menjadi cerminan nilai perusahaan karena harga saham juga dapat menunjukkan bagaimana kinerja liabilitas suatu perusahaan. H1:Pengungkapan Liabilitas Instrumen Keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap Nilai Perusahaan 2.3.2Pengaruh Reputasi Auditor terhadap nilai perusahaan Kualitas audit menunjukkan keandalan dan transparansi informasi keuangan perusahaan. Informasi keuangan yang baik tentunya akan memberikan keyakinan yang lebih bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan terkait perusahaan, termasuk keputusan investasi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit yang dihasilkan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang termasuk dalam anggota The Big Four akan memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP nonbig Four. Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam anggota The Big Four adalah Deloitte Touche Tohmatsu Limited, PricewaterhouseCoopers (PwC), Ernst & Young (E&Y), dan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG). Keempat KAP tersebut merupakan KAP dengan kualitas terbaik serta jumlah cabang terbanyak di hampir semua negara di seluruh dunia. Hal ini antara lain dikarenakan KAP The Big Four sudah mempunyai standar internasional dalam prosedur sehingga diharapkan opini yang dihasilkan independen dan dapat diandalkan. H2: Reputasi Auditor berpengaruh signifikan positif terhadap Nilai Perusahaan 24

18 2.4 Kerangka Penelitian Berikut adalah penggambaran hubungan antar variabel atau model penelitian: GAMBAR 2.1 MODEL PENELITIAN Pengungkapan Liabilitas Instrumen Keuangan (X₁) Nilai Perusahaan (Y) Reputasi Auditor (X₂) 25

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta 7 II. LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Tipe Kepemilikan Perusahaan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe kepemilikan perusahaan terbagi atas dua yaitu BUMN dan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Suwardjono (2014) mengungkapkan bahwa akuntansi sebagai teknologi memungkinkan akuntansi sengaja dirancang untuk mencapai tujuan negara. Tujuan dimaksud adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Peneliti ingin menguji kebenaran dari hipotesis yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Peneliti ingin menguji kebenaran dari hipotesis yang telah BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan dari metode yang digunakan maka jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneliti ingin menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan pada bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (PSAK, 2012). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (PSAK, 2012). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan gambaran keuangan dari sebuah perusahaan, oleh karena itu dalam proses pembuatan laporan keuangan harus dibuat dengan benar dan disajikan

Lebih terperinci

PSAK 60 (REVISI 2014) PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN

PSAK 60 (REVISI 2014) PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN PSAK 60 (REVISI 2014) PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN 60 PSAK 60 PSAK 60 mengatur persyaratan pengungkapan dalam laporan keuangan terhadap instrumen keuangan. Sebelumnya diatur dalam PSAK 50 (revisi 2006):

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen mempunyai kewajiban untuk membuat laporan keuangan karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan principal. Dalam teori keagenan, agen memilki peran sebagai pengambil

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) 2 Astuti & Ramantha (2014) 3 Ardianingsih (2014) 4 Ismiyaca et al. (2015) Auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari peningkatan pasar modalnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir bergerak menuju ke arah lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala bentuk kegiatan dan keputusan investasi di pasar modal akan

BAB I PENDAHULUAN. Segala bentuk kegiatan dan keputusan investasi di pasar modal akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Segala bentuk kegiatan dan keputusan investasi di pasar modal akan berpengaruh terhadap pasar dan akan menimbulkan reaksi pasar. Orang yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan keagenan (agency theory) menjelaskan adanya pemisahan fungsi antara agen (pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 9 BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 2.1 Going Concern Going concern adalah dalil yang menyatakan bahwa suatu entitas akan menjalankan terus operasinya dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Animah dan Ramadhani (2010) mengemukakan bahwa nilai perusahaan penting karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya

Lebih terperinci

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berangkat dari kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi yang terjadi pada beberapa entitas bisnis, salah satunya adalah perusahaan energi besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. RERANGKA TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESA 1. Rerangka Teori a) Teori Agensi (Agency Theori) Agency Theory ini menerangkan hubungan antara agen dengan principal. Principal pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor terhadap audit delay, membutuhkan kajian teori-teori sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemakai lainnya untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pemakai lainnya untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk informasi yang sangat bermanfaat yang dapat digunakan oleh para investor, kreditor dan para pemakai lainnya untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal dan Saham 2.1.1. Pengertian Pasar Modal dan Saham Pasar modal merupakan penghubung antara investor (pihak yang memiliki dana) dengan perusahaan (pihak yang memerlukan

Lebih terperinci

FINANCIAL INSTRUMENT

FINANCIAL INSTRUMENT Pelaporan Akuntans Keuangan- Financial Instrument 1 FINANCIAL INSTRUMENT Dwi Martani Latar Belakang Revisi PSAK 50-55 2 Perkembangan standar Internasional IFRS 30 dan 39 Investor melakukan investasi secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Auditor changes merupakan suatu tindakan keputusan yang diambil oleh perusahaan dengan tujuan tertentu, antara lain: untuk meningkatkan citra perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Menurut Jansen dan Meckling (1976) yang dikemukakan oleh januarti (2008:8) menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan kira-kira selama 4 (bulan) dengan menggunakan data dari perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan bagaimana pengujian dilaksanakan. Maka dari itu bab ini akan menjabarkan mengenai variabel-variabel yang digunakan yang terdiri atas variabel dependen dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan berkaitan dengan permasalahan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun Perusahaan yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun Perusahaan yang menjadi 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2014. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi auditor

BAB I PENDAHULUAN. yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi auditor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kasus Enron di Amerika Serikat membuat banyak pihak terkejut, apalagi hal tersebut melibatkan salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) internasional yakni Arthur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dari sebuah entitas bisnis. Setiap usaha tentu membutuhkan adanya pencatatan atas laporan keuangan usahanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b) BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Audit Report Lag Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya

Lebih terperinci

BAB II AUDIT REPORT LAG, OPINI AUDIT, JENIS INDUSTRI DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK. merupakan bagian dari proses pelaporan. Laporan keuangan yang lengkap

BAB II AUDIT REPORT LAG, OPINI AUDIT, JENIS INDUSTRI DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK. merupakan bagian dari proses pelaporan. Laporan keuangan yang lengkap BAB II AUDIT REPORT LAG, OPINI AUDIT, JENIS INDUSTRI DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja sama antara negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan daya

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 10,443 8,204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,473,201 281,605 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Struktur keuangan merupakan kombinasi atau bauran dari segenap pos yang termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Setiap Kantor Akuntan Publik menginginkan untuk memiliki auditor yang dapat bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel. Uraian mengenai penelitian terdahulu adalah sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel. Uraian mengenai penelitian terdahulu adalah sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti dengan menggunakan berbagai variabel.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory adalah pendesainan kontrak untuk menyelaraskan kepentingan antara principal dan agent dalam hal terjadi konflik

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 0 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2016 31 Dec 2015 ASET 1. Kas 9,570 12,320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,212,969 1,228,564

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan dan mengelola kegiatan bisnis dengan baik. Hal ini perlu didukung oleh ketersediaan

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 9.988 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 385.826 281.605 3. Penempatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 di muka, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Rasio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan informasi yang relevan dan reliabel merupakan hal yang penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial Reporting Standard

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 12,320 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,228,564 1,473,201 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk menentukan atau menilai posisi keuangan

Lebih terperinci

Murabahah Anuitas Perspektif Baru Lembaga Keuangan Syariah

Murabahah Anuitas Perspektif Baru Lembaga Keuangan Syariah Murabahah Anuitas Perspektif Baru Lembaga Keuangan Syariah Murabahah Anuitas Perspektif Baru Lembaga Keuangan Syariah 1 Murabahah Anuitas Perspektif Baru Lembaga Keuangan Syariah 2 Popularitas dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah emiten aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) bidang manufaktur, yang pada tahun 2010 berjumlah 172 perusahaan. Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Ketidakrelevanan Dividen Evaluasi pengaruh rasio pembayaran dividen terhadap kekayaan pemegang saham dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 10.521 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 317.299 281.605

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rokok, sub sektor farmasi, sub sektor kosmetik & barang keperluan rumah tangga

BAB III METODE PENELITIAN. rokok, sub sektor farmasi, sub sektor kosmetik & barang keperluan rumah tangga 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdiri dari sub sektor makanan dan minuman, sub sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1 paragraf 07

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1 paragraf 07 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1 paragraf 07 (SAK:2007) merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Report Lag Laporan keuangan yang akurat, handal dan terpercaya sangat diperlukan oleh pemilik perusahaan, investor, pemerintah dan stakeholder dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap entitas bisnis harus melaporkan aktivitas yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Laporan tersebut merupakan sebuah laporan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak disektor nonkeuangan yang terdaftar tahun 2013

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Sep 2015 31 Dec 2014 ASET 1. Kas 9,942 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,520,489 1,473,201

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. atau lebih dan masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak mencoba

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. atau lebih dan masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak mencoba BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) merupakan proses kontrak antara dua orang atau lebih dan masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : PSAK par.7) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengungkapan tanggung jawab sosial perusaahan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting (Mathews, 1995) atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu dengan karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan investasi di Indonesia terus meningkat, termasuk investasi di pasar modal. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2016 31 Des 2015 ASET 1. Kas 12.254 12.320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.621.559 1.228.564

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Jun 2015 31 Des 2014 ASET 1. Kas 9.144 10.443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.770.562 1.473.201 3.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Bagian ini akan menjelaskan variabel-variabel yang digunakan, pengukuran dari tiap-tiap variabel, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laba merupakan hasil kegiatan operasional pada satu periode tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Informasi mengenai laba rugi yang diperoleh

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 51 AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 51 AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 51 AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI Paragraf-paragraf yang

Lebih terperinci

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weigandt, Kimmel dan Kieso (2011): Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori Agensi merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara pemilik modal (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan wewenang pada

Lebih terperinci

Keunggulan. Membangun Kepercayaan. Menciptakan nilai.

Keunggulan. Membangun Kepercayaan. Menciptakan nilai. Keunggulan. Membangun Kepercayaan. Menciptakan nilai. Profil Kami Jaringan Global PwC Jaringan global PwC merupakan salah satu jaringan penyedia jasa profesional terbesar di dunia. Dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis terhadap pengaruh variabel independen yaitu reputasi auditor, disclosure,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial atau biasa dikenal dengan Corporate Social Responsibility

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial atau biasa dikenal dengan Corporate Social Responsibility 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak perusahaan yang tidak hanya mementingkan internal perusahaan, tetapi juga mulai memperhatikan kepentingan pihak luar. Pihak luar yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Ayat 1). Perusahaan manufaktur adalah suatu cabang industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Ayat 1). Perusahaan manufaktur adalah suatu cabang industri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan memperoleh keuntungan atau laba bersih, baik yang diselenggaraan

Lebih terperinci

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan Edisi : VII/Juli 2009 Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan Oleh: Rian Ardhi Redhite Beny Kurniawan Keduanya Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan Pada

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan output dari proses akuntansi yang menjadi sarana komunikasi atas hasil pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan output dari proses akuntansi yang menjadi sarana komunikasi atas hasil pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan digunakan untuk menilai kinerja sebuah perusahaan. Laporan keuangan merupakan output dari proses akuntansi yang menjadi sarana komunikasi atas hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 1. Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, patuh artinya suka dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( )

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( ) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan merupakan versi game theory yang memodelkan proses kontrak antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan merupakan versi game theory yang memodelkan proses kontrak antara 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan merupakan versi game theory yang memodelkan proses kontrak antara dua orang atau lebih dan masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak mencoba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Agency Theory Agency theory adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik atau pemegang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pelayanan akuntansi kepada masyarakat. UU no 5 tahun 2011 tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pelayanan akuntansi kepada masyarakat. UU no 5 tahun 2011 tentang BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntan Publik Akuntan publik adalah seorang akuntan yang memberikan jasa pelayanan akuntansi kepada masyarakat. UU no 5 tahun 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh perusahaan terdiri dari pinjaman,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan yang pertama kali dikembangkan oleh Jensen dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan yang pertama kali dikembangkan oleh Jensen dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan yang pertama kali dikembangkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976 memandang adanya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI 2016 Aria Farah Mita Tujuan dan Ruang Lingkup Par. 01 : Tujuan Mengatur persyaratan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, ventura bersama,dan entitas asosiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan sosiologis yang

Lebih terperinci

II. DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi di masa yang akan datang. Menurut PSAK 1 (2009) manfaat laporan

II. DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi di masa yang akan datang. Menurut PSAK 1 (2009) manfaat laporan II. DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Manfaat Laporan Keuangan Menurut Fahmi (2012) manfaat dari laporan keuangan adalah membantu pihak pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan, dan

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN/ATAU PENAMBAHAN INFORMASI ATAS INFORMASI TAMBAHAN

PERBAIKAN DAN/ATAU PENAMBAHAN INFORMASI ATAS INFORMASI TAMBAHAN PERBAIKAN DAN/ATAU PENAMBAHAN INFORMASI ATAS INFORMASI TAMBAHAN INFORMASI INI MERUPAKAN PERBAIKAN DAN/ATAU PENAMBAHAN INFORMASI ATAS INFORMASI TAMBAHAN YANG TELAH DIPUBLIKASIKAN DI WEBSITE BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Agency Theory). Dalam teori ini, pemilik diperlakukan sebagai principal dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Agency Theory). Dalam teori ini, pemilik diperlakukan sebagai principal dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Auditor switching dapat dijelaskan dengan menggunakan teori keagenan (Agency Theory). Dalam teori

Lebih terperinci