BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Suwardjono (2014) mengungkapkan bahwa akuntansi sebagai teknologi memungkinkan akuntansi sengaja dirancang untuk mencapai tujuan negara. Tujuan dimaksud adalah agar tercipta efektif dan efesiensi pengelolaan sumber daya negara. Output dari sistem akuntansi adalah laporan keuangan sebagai bentuk pertanggung jawaban sekaligus untuk mengukur kinerja dari suatu perusahaan. Kieso (2011) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak diluar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Dengan demikian laporan keuangan dapat juga diartikan sebagai seperangkat informasi yang disajikan oleh organisasi atas kinerja organisasi dalam periode tertentu yang nantinya dapat digunakan oleh pemakai laporan untuk pengambilan keputusan. Pengertian laporan keuangan selanjutnya diperkuat oleh pendapat Siegel dan Shim (2005:185) yang menyatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diperlukan adalah neraca, laporan laba-rugi dan laporan perubahan posisi keuangan. Ketiganya dapat digabungkan dengan laporan pelengkap. 10

2 Investor memerlukan beberapa informasi keuangan untuk mencapai hasil yang mereka inginkan. Salah satu informasi tersebut yaitu informasi mengenai instrumen keuangan yang dapat dilihat dari laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan akhir dari suatu proses akuntansi yang bertujuan untuk memberikan informasi keuangan mengenai kondisi perusahaan dalam suatu periode.laporan keuangan memberikan beberapa informasi keuangan yang dibutuhkan oleh para investor maupun kreditor. Melalui analisis keuangan yang cermat dari laporan keuangan suatu perusahaan akan mampu mengevaluasi kekuatan serta kelemahan perusahaan. Selain itu informasi dalam laporan keuangan harus disajikan dengan memadai untuk memungkinkan dilakukannya sebuah prediksi kondisi keuangan, arus kas, dan profitabilitas perusahaan di masa depan. Informasi yang akan diungkapan dalam laporan keuangan tentunya harus disesuaikan dengan kepentingan pengguna laporan keuangan. Diharapkan dengan semakin transparan informasi yang disajikan oleh suatu perusahaan ditambah dengan semakin nyatanya penerapan tata kelola yang baik akan meningkatkan keberhasilan bisnis dalam dunia usaha secara berkesinambungan, juga dapat digunakan untuk memahami bisnis pada suatu perusahaan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen suatu perusahaan diperlukan karena informasi yang disajikan relatif seragam, sedangkan kebutuhan dari pemakai beragam. Disamping itu 11

3 pihak luar perusahaan tidak terlibat secara langsung dalam operasional sehari-hari. Sehingga mereka hanya bergantung pada laporan keuangan yang disajikan saja. Menurut Suwardjono (2014:157) tujuan utama pelaporan keuangan sebagai berikut: 1. Menyediakan informasi yang berguna bagi keputusan investasi, kredit dan pemakai lainnya. Baik berjalan maupun potensial dalam membuat keputusan invesatasi, kredit dan semacamnya yang rasional. 2. Menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah saat terjadi, dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas mendatang dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas (pinjaman). 3. Menyediakan informasi tentang daya ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut dan akibat dari transaksi, kejadian, keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut Jenis-Jenis Laporan Keuangan Suwardjono membedakan laporan keuangan (satatement keuangan) dan pelaporan keuangan. Menurutnya lingkup laporan keuangan hanyalah lingkup yang masih diatur oleh standar dan 12

4 tentunya lingkup tersebut mengalami proses pengauditan. Laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Statement posisi keuangan (neraca) yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu akhir periode. 2. Statement laba komprehensif yaitu laporan yang menunjukan laba rugi perusahaan setelah pendapatan atas operasional dikurangi dengan pendapatan dan biaya lain-lainnya. 3. Statement aliran kas (laporan perubahan posisi keuangan atau disebut laporan arus kas) yaitu laporan yang menunjukkan arus dana dan perubahan-perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan. 4. Statement investasi oleh dan distribusi kepemilik (Laporan perubahan modal) merupakan laporan yang menunjukkan sebab- sebab perubahan modal selama suatu periode akuntansi. 5. Catatan atas laporan keuangan yaitu informasi yang berisi penjelasan lebih lanjut tentang kebijakan akuntansi maupun informasi-informasi belum dilaporkan dalam elemen laporan keuangan lainnya. Sedangkan pelaporan keuangan menurut Suwardjono adalah semua informasi yang bermanfaat untuk keputusan investasi kredit dan semacamnya. Financial Acounting Standars Board (FASB) mengidentifkikasi lingkup informasi yang dipandang bermanfaat 13

5 untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit adalah sebagai berikut: 1. Statement keuangan (laporan keuangan) yang terdiri dari: neraca, laporan laba rugi, perubahan modal, arus kas. 2. Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi yang belum diungkapkan dalam keempat jenis laporan diatas. Biasanya mengungkapkan kebijakan akuntansi, pos bersyarat, metode sediaan volume saham yang beredar, pengukuran alternatif dan lain-lainnya. 3. Informasi pelengkap yaitu informasi yang langsung dipengaruhi standar. 4. Sarana pelaporan keuangn lainnya yaitu media pelaporan keuangan yang tidak dipengaruhi oleh sebuah standar. Contoh diskusi dan analisis manajemen dan surat-surat ke pemegang saham. 5. Informasi lainnya yaitu informasi yang tidak diwajibkan untuk diungkapkan. Tetapi jika informasi ini tersedia akan membantu pengambilan keputusan. Contoh: laporan analisis perusahaan ataupun artikel berita tentang perusahaan. Dari penjelasan tujuan laporan keuangan tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan dari laporan keuangan yaitu sebagai sarana pengungkapan kepada pihak yang berkepentingan. 14

6 Laporan Keuangan Sebagai Sarana Pengungkapan Menurut Siegel dan Shim (2005) pengungkapan adalah informasi yang diberikan sebagai lampiran pada laporan keuangan dalam bentuk catatan kaki atau atau tambahan serta informasi ini menyediakan penjelasan posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Informasi penjelas mengenai kesehatan keuangan dapat diberikan dalam laporan pemeriksa. Semua materi harus diungkapkan termasuk informasi kuantitatif (seperti komponen dolar dan persediaan) dan kualitatif (seperti tuntutan hukum) yang akan sangat membantu pengguna laporan keuangan. Menurut Suwardjono (2014:578) secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan. Kedua pendapat tersebut menekankan bahwa laporan keuangan sebagai bentuk penyediaan informasi atas kinerja perusahaan harus memuat informasi sedetail mungkin. Karena pihak berkepentingan (pemegang saham ataupun kreditur) tidak terlibat secara langsung dalam operasi perusahaan. Oleh sebab itu informasi yang tidak masuk dalam kriteria pemgungkapan keuangan harus diungkapkan memalui media pelaporan yang lainnya yaitu dalam bentuk catatan atas laporan keuangan. Dimana 15

7 nantinya catatan atas laporan keuangan tersebut memuat pengungkapan yang tidak dapat disajikan jika menggunakan media pelaporan yang lain. Harapannya informasi yang belum begitu jelas dan lengkap yang diungkapkan melalui media pelaporan yang lain dapat dijelaskan dalam bentuk catatan atas laporan keuangan ini. Semakin tinggi tingkat pengungkapan perusahaan akan mempermudah investor dalam memperoleh informasi yang relevan dalam waktu cepat (Hargyantoro, 2010). Hal ini akan memberikan sinyal positif bagi investor sehingga menyebabkan nilai perusahaan pada perusahaan yang melakukan pengungkapan menjadi tinggi bagi pihak eksternal perusahaan (Mendes dan Alves, 2004 dalam Afifurrahman dan Hapsoro, 2008) Tujuan Pengungkapan Suwardjono (2014:580) memaparkan tujuan pengungkapan adalah sebagai berukut: 1. Tujuan melindungi Pengungkapan dimaksudkan untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan terbuka. 2. Tujuan Informatif Pengungkapan diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat memebantu keefektifitasan pengambilan keputusan. 3. Tujuan Kebutuhan Khusus 16

8 Tujuan ini merupakan gabungan antara tujuan melindungi dan tujuan khusus. Dimana informasi yang diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju Peraturan Tentang Pengungkapan Laporan Keuangan di Indonesia Beberapa peraturan dan undang-undang yang berkaitan dengan pengungkapan informasi keuangan mencakup: 1. Undang-undang No. 3 Tahun 1983 Tentang Pendaftaran Perusahaan. Dalam undang-undang ini perusahaan harus menyediakan informasi yang dapat diakses publik yang didalamnya terdiri dari: nama perusahaan, informasi mengenai dewan komisaris dan dewan direktur serta modal yang diperoleh. 2. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 Tentang Laporan Tahunan. Peraturan ini memeprluas jangkauan perusahaan-perusahaan yang diharuskan menyediakan laporan keuangan kepada publik. Sebelumnya hanya perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) saja yang diharuskan menyediakan laporan kepada publik. 3. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 60 Tahun 2014 Tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan. 17

9 Melihat begitu luasnya lingkup pengungkapan dalam laporan keuangan. Maka peneliti hanya membatasi lingkup pengungkapan laporan keuangan tentang instrumen keuangan saja. Selanjutnya yang menjadi pembahasan peneliti hanya pengungkapan yang distandarkan dalam PSAK No. 60 saja Instrumen Keuangan International Accounting Standars (IAS) 32 Tahun 2005 paragraf. 11 mendefinisikan a financial instrument is any contract that gives rise to a financial asset of one entity and a financial liability or equity instrument of another entity. Sedangkan PSAK 50 mendefinisikan instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Instrumen keuangan terdiri dari 5 jenis yaitu aset keuangan, liabilitas keuangan, instrumen ekuitas, instrumen derivatif, dan instrumen lindung nilai. Dengan demikian disimpulkan bahwa Instrumen keuangan merupakan aset yang dapat diperdagangkan dalam bentuk apapun, baik kas, bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak kontraktual untuk menerima atau memberikan, uang tunai atau instrumen keuangan lainnya Perkembangan Pengaturan Instrumen Keuangan di Indonesia Pengaturan instrumen keuangan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan atau (revisi). Tahap-tahap revisinya sebagai berikut: 18

10 1. PSAK lama samapai dengan tahun 1998 Pengaturan ini terdiri dari: PSAK 09 Penyajian aktiva lancar dan kewajiban lancar PSAK 50 Sekuritas PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang PSAK 21 Akuntansi Ekuitas PSAK 31 Akuntansi Perbankan PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu PSAK 51 Akuntansi Kuasi Organisasi PSAK 55 Akuntansi Instrumen Deivatif dan Aktivitas Lindung Nilai PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah 2. PSAK Revisi 2006 PSAK 50 Instrumen Keuangan Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran 3. PSAK Revisi 2010 PSAK ini memisahkan Instrumen Keuangan Penyajian dan Pengungkapan yang diatur dalam PSAK 50 menjadi: PSAK 50 Penyajian PSAK 55 Pengakuan dan Pengukuran PSAK 60 Pengungkapan 4. PSAK 50, 55, 60 Revisi

11 PSAK ini merevisi PSAK 60 tentang instrumen keuangan: Pengungkapan yang disahkan pada tanggal 26 November Revisi ini efektif mulai tanggal 1 Januari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 Instrumen Keuangan: Penyajian Tujuan dari pernyataan ini adalah menetapkan prinsip penyajian isntrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Pernyataan ini diterapkan untuk klasifikasi instrumen keuangan dari perspektif penerbit dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas: klasifikasi bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus. Jenis-jenis instrumen keuangan tersebut diatur dalam paragraf PP03-PP23 yaitu sebagai berikut: 1. Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk: a. Kas; b. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain; c. Hak kontraktual: Untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari entitas lain; atau Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut. 20

12 d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan: Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. 2. Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa : a. Kewajiban kontraktual: Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut. b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu: Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menyerahkan sautu jumlah yang 21

13 bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan memeprtukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitan entitas. Beberapa contoh instrumen keuangan yang termasuk dalam cakupan IAS 32 dan 39 meliputi: 1. Kas. 2. Giro dan deposito. 3. Commercial paper. 4. Utang dan piutang usaha, wesel, dan pinjaman. 5. Sekuritas utang dan ekuitas, baik dari perspektif pemegang maupun penerbitnya. Kategori ini mencakup investasi dalam perusahaan anak, perusahaan assosiasi, dan usaha patungan. 6. Sekuritas yang dijamin dengan asset, seperti kewajiban hipotik dengan jaminan, kesepakatan pembelian kembali, dan securitised packages of receivables. 7. Derivatif, yang mencakup opsi, right, waran, kontrak berjangka, kontrak. 22

14 Penyajian LiabilitasInstrumen Keuangan Berdasarkan PSAK No. 50 yang termasuk kedalam pos-pos liabilitas sebagai instrumen keuangan tersebut terdiri dari: 1. Liabilitas Segera Liabilitas segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. 2. Simpanan Nasabah Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. 3. Simpanan Bank Lainnya Simpanan bank lainnya adalah kewajiban bank kepada bank lainnya, baik bank dalam negeri maupun luar negeri dalam bentuk giro, tabungan, interbank call money, deposito berjangka dan lain-lain yang sejenis. 4. Liabilitas Akseptasi Liabilitas akseptasi adalah tagihan yang timbul sebagai akibat akseptasi yang dilakukan terhadap wesel berjangka. 5. Liabilitas Derivatif Liabilitas Derivatif adalah tagihan karena potensi keuntungan dari suatu perjanjian atau kontrak transaksi derivatif (selisih positif antara nilai kontrak dengan nilai wajar transaksi derivatif pada 23

15 tanggal laporan), termasuk potensi keuntungan transaksi yang masih berjalan. 6. Pinjaman yang diterima Pinjaman yang diterima adalah dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam perjanjian pinjaman. 7. Surat Berharga Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya maupun suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang umumnya diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang. 8. Beban yang harus dibayar Beban yang harus dibayar adalah kewajiban yang timbul akibat pengakuan akuntansi terhadap biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. 9. Utang Bunga Uatang bunga adalah bunga yang telah diperoleh tapi belum diambil atau bunga yang jatuh tempo tetapi belum dibayar. 10. Pinjaman Subsiordinari Pinjaman Subsiordinari adalah pinjaman berdasarkan suatu perjanjian dapat dilunasi apabila bank telah memenuhi kewajiban 24

16 tertentu dan dalam hal terjadinya likuidasi hak tagihnya berlaku paling akhir dari semua simpanan dan pinjaman diterima. 11. Liabilitas Lainnya Liabilitas lainnya adalah liabilitas untuk menampung kewajibankewajiban yang tidak dapat digolongkan kedalam salah satu pos dana dan juga tidak mencukupi untuk disajikan dalam pos sendiri. Biasanya liabilitas lainnya ini tidak dapat di kelompokkan dalam kelompok liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan demikian yang menjadi data dalam penelitian ini bukan saldo total liabilitas yang tercantum dalam laporan keuangan. Tetapi sesuai dengan yang diatur dalam PSAK No. 50 tersebut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK ini mengadobsi pengaturan dalam IFRS 7 Financial Instrument: Disclosures. Tujuan PSAK ini adalah mensyaratkan entitas untuk mnyediakan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi: 1. Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas. 2. Sifat dan cakupan risiko yang timbul dari isntrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut. 25

17 Kriteria Pengungkapan Liabilitas Instrumen Keuangan Kriteria Pengungkapan liabilitas instrumen keuangan menurut PSAK No. 60 terdiri dari 6 item sebagai berikut: 1. Kategori liabilitas keuangan Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, menunjukan secara terpisah, liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan diklasifikasikan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan amortisasi. 2. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Apabila liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi maka entitas mengungkapkan: Jumlah perubahan selama periode dan secara kumulatif. Perbedaan antara jumlah tercatat liabilitas keuangan dan jumlah yang disyaratkan secara kontraktual. 3. Saling hapus liabilitas keuangan Pada akhir periode entitas harus mengungkapkan antara lain: Jumlah bruto liabilitas keuangan yang diakui. 26

18 Jumlah yang disalah hapuskan sesuai dengan kriteria dalam PSAK 50. Jumlah netto yang disajikan dalam laporan keuangan. Jumlah yang terikat dengan instrumen keuangan dan jumlah yang terkait dengan agunan keuangan. Jumlah netto dari jumlah yang terikat dengan instrumen keuangan dan jumlah yang terkait dengan agunan keuangan dengan jumlah netto yang disajikan dalam laporan keuangan. 4. Pos penghasilan, beban, keuntangan Keuntungan atau kerugian atas netto liabilitas keuangan yang diukur pada perolehan diamortisasi. Total penghasilan bunga dan total bunga untuk liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar. Penghasilan dan beban imbalan untuk liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar. 5. Nilai wajar Entitas mengungkapkan nilai wajar dari kelas aset tersebut dengan cara yang memungkinkan untuk membandingkan dengan jumlah tercatatnya. 6. Risiko likuiditas Entitas mengungkapkan: Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan non derivatif yang menunjukan sisa jatuh tempo kontraktual 27

19 Analisis jatuh tempo ntuk iabilitas keuangan derivatif Deskripsi mengenai bagaimana entitas mengelola resiko likuiditas yang melekat di liabilitas keuangan derivatif dan non derivative Nilai Perusahaan Menurut Salvatore (2005) tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Nilai perusahaan merupakan salah satu indikator dari kesehatan suatu perusahaan. Perusahaan harus menghitung nilai perusahaan untuk memperoleh harga agar bisa dijual ataupun melihat tingkat kemakmuran perusahaan. Bila nilai perusahaan meningkat maka semakin tinggi harga saham perusahaan dan menyebabkan semakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Sedangkan, jika dilihat dari tujuan jangka panjang dalam perusahaan yaitu mengoptimalkan nilai perusahaan, dimana semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya (Fama dalam Wahyudi dan Pawestri,2006) juga menjelaskan bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua instrumen keuangan seperti hutang, warran, maupun saham preferen. 28

20 Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan return saham karena motivasi investor untuk melakukan investasi salah satunya adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi atau keuntungan yang disebut return yang sesuai dengan apa yang telah diinvestasikannya baik jangka pendek maupun jangka panjang baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Ang (1997) konsep return atau kembalian adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Return saham merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya di perusahaan tertentu. Selanjutnya Jogiyanto (2000) membedakan return saham menjadi dua jenis, yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Wahyudi (2003) return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung dari selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedang return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain. Bentuk dari current income berupa keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan positif, jika harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya. 29

21 Dalam penelitian ini return saham yang diapakai adalah return realisasi. Karena return realisasi dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran nilai perusahaan dan sekaligus dapat digunakan sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang. Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Menurut Ross et al. (2003) return saham adalah selisih antara harga saham periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya dibagi harga saham pada periode sebelumnya Kajian Penelitian Penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Okky, Sinarwati dan Anantawikrama (2015) yang berjudul Analisis pengaruh profitablitas, likuditas dan leverageterhadap return saham..hasilnya terbukti bahwa hutang yang diwakilkan oleh leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang representasikan oleh return saham. Penelitian tentang pengungkapan dilakukan oleh Timotius Kevin Sugito (2014) yang berjudul Pengaruhpengungkapan terhadap nilai perusahaan (Studipada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia tahun 2012). Hasilnya juga terbukti bahwa pengungkapan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 30

22 2.5. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Liabilitas Instrumen Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Kebijakan utang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi utang maka semakin tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan utang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya. Menurut Bringham dan Houston (2006) semakin tinggi risiko dari penggunaan lebih banyak utang akan cendrung menurunkan harga saham. Investor perlu memperhatikan kesehatan perusahaan melalui perbandingan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Jika modal sendiri lebih besar dari modal pinjaman, maka perusahaan tidak akan mudah bangkrut. Berdasarkan hasil penelitian Okky, Sinarwati dan Anantawikrama (2015) leveragemenunjukkan proporsi atas pemakaian utang dalam membiayai investasinya. Informasi mengenai adanya penggunaan utang oleh perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi investor karena dengan adanya penggunaan utang tersebut perusahaan memiliki kondisi yang baik dalam memperoleh laba. Pada saat penjualan dan laba meningkat per tahun, maka pembiayaan dengan hutang dan beban tetap tertentu akan meningkatkan pendapatan pemilik saham. hal tersebut 31

23 menjadi pertimbangan investor untuk menanamkan modalnya ke suatu perusahaan. Oleh sebab itu hipotesis penulis adalah: H 1 : Liabilitas Instrumen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengaruh Ketaatan Pengungkapan Liabilitas Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Penelitian yang dilakukan oleh Timotius Kevin Sugito (2014) yang meneliti tentang pengaruh pengungkapan terhadap nilai perusahaan (Studi pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia tahun 2012 membuktikan bahwa pengungkapan laporan keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.karena melalui pengungkapan, informasi-informasi perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan dapat mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Hal ini dapat memberi sinyal positif bagi investor, sehingga dapat memicu terjadinya peningkatan dalam volume perdagangan saham yang mengakibatkan tingginya harga saham di pasar modal sebagai cerminan atas nilai suatu perusahaan. Dalam laporan keuangan tersebut terdapat instrumen keuangan. Salah satunya adalah liabilitas instrumen keuangan. Dian (2015) memandang bahwa keseluruhan instrument keuangan pengungkapan liabilitas dalam bentuk angka keuangan maupun non keuangan dapat dijadikan dasar pertimbangan stakeholder. Hal ini disebabkan oleh adanya kemungkinan kecurangan dalam 32

24 pemerolehan angka tersebut, sehingga timbul suatu keraguan mengenai keandalan informasi keuangan mengenai instrument keuangan yang disajikan. Sehingga perlu dilakukan uji ketaatan terhadap pengungkapan liabilitas instrumen keuangan tersebut. Dimana jika perusahaan taat dalam mengungkapkan liabilitas kemungkinan kecurangan dalam pemerolehan angka liabilitas tersebut menjadi kecil, oleh sebab itu timbul rasa kepercayaan terhadap informasi yang disajikan dengan demikian investor tertarik berinvestasi pada perusahaan. Oleh sebab itu hipotesis penulis adalah: H 2 : Ketaatan Pengungkapan Liabilitas Instrumen Keuangan (KPLK) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Kerangka Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka diatas, maka gambaran kerangka pikir dalam penelitian ini untuk mempermudah analisis adalah sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Liabilitas Keuangan (X 1 ) Nilai Perusahaan (Y) Ketaatan Pengungkapan (X 2 ) 33

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori Signal Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dan bisnis yang berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya beroperasi untuk menghasilkan laba yang sebesarbesarnya tetapi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

II. DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi di masa yang akan datang. Menurut PSAK 1 (2009) manfaat laporan

II. DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi di masa yang akan datang. Menurut PSAK 1 (2009) manfaat laporan II. DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Manfaat Laporan Keuangan Menurut Fahmi (2012) manfaat dari laporan keuangan adalah membantu pihak pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pada pengungkapan suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pada pengungkapan suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Penelitian 2.1.1 Teori Sinyal Signaling Theory (Teori Sinyal) menyatakan bahwa terdapat kandungan informasi pada pengungkapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat 23 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham (studi

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham (studi BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Arlina et al (2014), yang menguji Pengaruh informasi arus kas, laba kotor, ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pasar Modal Indonesia a. Pengertian Pasar Modal Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset atau lebih dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal memperoleh sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan informasi yang relevan dan reliabel merupakan hal yang penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial Reporting Standard

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai alternatif untuk menginvestasikan modalnya. Dana yang tersedia dapat disimpan dalam bentuk

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) dengan lebih baik jika mereka mendapatkan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas yang disajikan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Teori Yang Relevan Dengan Kebijakan Deviden Menurut Brigham dan Houston (2001:14) menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Hutang 2.1.1 Pengertian Rasio Hutang Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi para investor dan salah satu sumber dana bagi perusahaan (emiten). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. bagi para investor dan salah satu sumber dana bagi perusahaan (emiten). Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran pasar modal merupakan suatu hal yang penting dalam dunia perekonomian, karena pasar modal dapat berfungsi sebagai alternatif investasi bagi para investor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya adalah hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi berterima

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat situasi politik ekonomi yang terjadi saat ini, perkembangan perusahaan banyak mengalami hambatan. Keadaan ini mengharuskan pimpinan

Lebih terperinci

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MATERI Perumusan Tujuan Akuntansi Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan Konsep Dasar Laporan Keuangan Perbedaan Pelaporan dan Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan peminjam selaku pihak yang memerlukan atau membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peminjam selaku pihak yang memerlukan atau membutuhkan dana. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal saat ini di Indonesia mendorong analisis yang muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Dalam hal ini dapat terjadi karna pasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Harnanto,1984).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Current Ratio (CR) Pengertian rasio aktiva lancar menurut Suad Husnan dan Enny Pujiastuti (2006:72): Rasio aktiva lancar adalah rasio mengukur seberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Dedi Aji Hermawan (2012) Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh DER, EPS, dan NPM terhadap return saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan rangkuman kinerja perusahaan untuk melaporkan setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu: 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas

BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Arus Kas 2.1.1Pengertian dan Tujuan Arus Kas Di dalam melakukan kegiatan usaha, suatu perusahaan memerlukan kas untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weigandt, Kimmel dan Kieso (2011): Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Sinyal Teori signal (sinyal) menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu dengan cara jual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Return dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi (return yang terjadi atau dapat juga

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada laporan akuntansi DPLK AIAF, periode akuntasi (tahun buku) adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember. A. Jurnal Pencatatan Akuntansi Dana Pensiun Pencatatan Transaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia mendorong banyaknya analisis yang muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar modal

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Return Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INSTRUMEN KEUANGAN PADA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

PENGGUNAAN INSTRUMEN KEUANGAN PADA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA PENGGUNAAN INSTRUMEN KEUANGAN PADA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA Nur Fadilla, Sofatul Lail Lisa, Rohmania Nur Laily, Fitriya Indah Wahyuni nurfadilajuniandra@gmail.com Abstrak Instrumen keuangan adalah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. jumlah modal kerja bersih yang layak diterima, serta menjamin tingkat likuiditas

II. LANDASAN TEORI. jumlah modal kerja bersih yang layak diterima, serta menjamin tingkat likuiditas II. LANDASAN TEORI 2.1 Modal 2.1.1 Pengertian Setiap perusahaan atau badan usaha membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari. Pengelolaan modal kerja yang baik harus dapat menjamin jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut kamus akuntansi edisi kedua oleh Abdullah (1993:176), laporan keuangan adalah laporan-laporan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya dunia perekonomian dan perbankan internasional, Indonesia dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan standar akuntansi internasional, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal dapat digunakan sebagai tempat menjual saham bagi perusahaan yang memerlukan dana, begitu juga investor dapat membeli surat berharga di pasar modal.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA BAB 4. AKTIVITAS KETIGA Capaian yang diharapkan setelah membaca bab aktivitas ketiga dalam materi Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah stakeholder mampu: 1. Memahami tujuan laporan keuangan (Financial

Lebih terperinci

LIMITED HEARING. PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. 14 November 2006 PUBLIC HEARING

LIMITED HEARING. PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. 14 November 2006 PUBLIC HEARING LIMITED HEARING PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan 14 November 2006 TUJUAN PSAK 50 (1998) Vs PSAK 50 (2006) Menyamakan pengaturan akuntansi dan pelaporan investasi efek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kristiana (2012) meneliti pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih pada perhitungan laba rugi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perusahaan go public di Indonesia dapat dilihat dari bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) setiap tahunnya. IPO merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Ada beberapa instrumen keuangan banyak digunakan oleh perusahaan seperti

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Ada beberapa instrumen keuangan banyak digunakan oleh perusahaan seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumen keuangan adalah suatu kontrak yang menambah nilai aset keuangan suatu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas dari entitas lain (IAI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang handal bagi para pemakainya untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama dikarenakan oleh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama dikarenakan oleh kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini, pasar modal Indonesia merupakan satu bentuk pasar dalam pasar keuangan. Pasar ini telah menjadi perhatian banyak pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberi bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan pasar modal di Indonesia telah dimulai tahun 1952. Membutuhkan sekitar 36 tahun, sejak digalakannya pasar modal oleh pemerintahan Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi pada suatu perusahaan. Menurut (Ang, 1997 dalam Adiliawan, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. investasi pada suatu perusahaan. Menurut (Ang, 1997 dalam Adiliawan, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Return saham merupakan ukuran yang dilihat oleh investor yang akan melakukan investasi pada suatu perusahaan. Menurut (Ang, 1997 dalam Adiliawan, 2010) konsep return

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Saat ini, semakin banyak masyarakat yang berminat pada investasi yang

BAB l PENDAHULUAN. Saat ini, semakin banyak masyarakat yang berminat pada investasi yang 1 BAB l PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini, semakin banyak masyarakat yang berminat pada investasi yang menguntungkan. Hal ini yang dimanfaatkan oleh perusahaan dalam hal pembentukan modal melalui

Lebih terperinci