ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA FASILITAS INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
|
|
- Dewi Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA FASILITAS INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Budiyono, Sumarbagiono, Sugianto*) ABSTRAK ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA FASILITAS INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Telah dilakukan analisis konsumsi energi listrik pada fasilitas Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif Badan Tenaga Nuklir Nasional. Analisis bertujuan mengevaluasi kebutuhan dan penggunaan energi listrik Pusat Teknologi Limbah Radioaktif. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data arus beban dan data kelistrikan lain untuk menghitung energi listrik terpakai. Hasil penelitian diketahui bahwa 61% konsumsi energi listrik Pusat Teknologi Limbah Radioaktif digunakan untuk operasional Media Energy Supply. Peralatan dengan konsumsi energi terbanyak adalah chiller yaitu 36% dari total kebutuhan. Nilai pemakaian energi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif sebesar kwh/bulan sampai dengan kwh/bulan tergantung pada jenis kegiatan operasi. Nilai batas pemakaian yang ditetapkan Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam rangka program hemat energi selama ini sebesar kwh/bulan dinilai tidak mencukupi untuk operasi peralatan pengolahan limbah dan sarana pendukung secara optimal. Kata kunci: konsumsi energi listrik, pengolahan limbah radioaktif, optimal ABSTRACT ELECTRICAL ENERGY CONSUMPTION ANALYSIS FOR RADIOACTIVE WASTE MANAGEMENT INSTALLATION FACILITY NATIONAL NUCLEAR ENERGY AGENCY. An analysis has been done on electric energy consumption Radioactive Waste Management Installation facility National Nuclear Energy Agency. The analysis aims to evaluate demand and consumption of electric energy for installation of Radioactive Waste Technology Center. The research conducted using electric current data methods and data load another electricity to calculate the electric energy used. The research shows that 61% electrical energy consumption of Radioactive Waste Technology Center for Media Energy Supply operations. Equipment with the highest energy consumption is chiller that 36% of the total requirement. The value of energy consumption of Radioactive Waste Technology Center of 87,553 kwh / month up to 165,088 kwh / month depending on the type of operations. Limit values set out the National Nuclear Energy Agency in the framework of energy-saving programs during the registration 69,872 kwh / month is not considered sufficient for the operation of waste treatment equipment and support facilities optimally. Keywards: electrical energy consumtion, radwaste treatment, optimally PENDAHULUAN Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) adalah satuan kerja di bawah BATAN yang mengemban tugas dan fungsi melaksanakan pengelolaan limbah radioaktif untuk mencegah timbulnya radiasi terhadap manusia dan lingkungan, serta melaksanakan pengendalian keselamatan lingkungan untuk mendukung operasi pemanfaatan iptek nuklir. Dalam operasinya, PTLR mampu melayani pengolahan limbah radioaktif padat dan cair yang berasal dari pengusaha instalasi nuklir dan pengguna zat radioaktif baik di BATAN maupun luar BATAN seperti industri, rumah sakit, lembaga penelitian dan lain-lain. Untuk kegiatan layanan ini, PTLR memiliki Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif dan fasilitas pendukung lainnya. Fasilitas instalasi pengolahan terdiri dari; evaporator, kompaktor, insenerator, unit sementasi, dekontaminasi dan dekomisioning. Sedangkan fasilitas sarana pendukung adalah seluruh peralatan media energy supply (MES). *) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN 141
2 Evaporator PTLR mampu mengolah limbah cair anorganik aktivitas rendah dan sedang dengan cara penguapan pada temperatur 100 C. Kapasitas tampung limbah radioaktif cair anorganik pra olah sebanyak 200 m³ dan mampu mengevaporasi limbah sebanyak 0,75 m³ jam. Hasil olahan berupa konsentrat limbah radioaktif yang selanjutnya diimobilisasi dengan matriks semen dan destilat yang dapat dibuang ke lingkungan. Kompaktor mampu mengkompaksi limbah padat dapat mampat aktivitas rendah dan sedang dengan gaya 600 kn dan kemudian mengkapsulasi hasil kompaksi di dalam matriks semen. Kapasitas proses unit kompaksi optimum adalah 14 drum 100 liter terkompaksi di dalam 2 drum 200 liter perminggu. Insenerator mampu membakar sempurna limbah organik cair dan limbah padat terbakar dengan temperatur hingga 1100 o C dengan kapasitas pembakaran 50 kg/jam. Abu hasil pembakaran diimoblisasi dengan matriks semen di dalam wadah drum 100 liter. Fasilitas dekontaminasi memberikan layanan dekontaminasi pakaian kerja, shoes cover, peralatan-peralatan keselamatan kerja kecil maupun paralatan-peralatan di instalasi nuklir yang relatif besar, misalnya pompa, valve, motor, casing filter, ducting, blower dan lain-lain. Unit-Unit dekontaminasi yang tersedia di PTLR adalah laundry, bak perendaman, ultrasonic, sand blasting dan water jetting. Fasilitas MES berfungsi memberikan layanan media dan energi yang dibutuhkan dalam proses pengolahan limbah. Unit-unit yang tersedia adalah steam system, service and domestic water system, demineralized water system, compressed air system, cooling water system, generator set, ventilation air conditioning and off-gas system. Untuk mengoperasikan seluruh fasilitas pengolahan limbah dan sarana dukung yang telah diuraikan diatas, dibutuhkan sumber energi listrik yang besar. Dalam usaha memenuhi kebutuhan listrik, PTLR memanfaatkan dua sumber energi listrik yaitu dari Perusahaan Listik Negara (PLN) dan Generator set. Kapasitas listrik PLN terpasang sebesar 1455 kva (kilo volt ampere). Sedangkan kapasitas generator set untuk menyediakan sumber listrik sebesar 625 kva. Energi listrik didistribusikan melalui dua buah trafo dengan identitas Trafo 1 dan Trafo 2. Trafo 1 khusus untuk mensuplai jaringan dengan beban 4 buah chiller, sedangkan Trafo 2 untuk mensuplai beban peralatan lainnya [1]. Dalam menindaklanjuti surat edaran Ka. BATAN tentang penghematan energi listrik, PTLR telah melakukan langkahlangkah penghematan. Tindakan yang diambil diantaranya telah dua kali menurunkan daya listrik terpasang dari 2000 kva ke 1800 kva tahun 2002 dan dari 1800 kva ke 1455 kva tahun Disamping itu juga dikeluarkan kebijakan untuk meniadakan kegiatan proses shift malam, merubah jam operasi peralatan, pemasangan capacitor bank serta mengatur dan mengurangi lampu penerangan. Namun langkah -langkah penghematan yang telah dilakukan diatas masih belum efisien jika diukur dengan nilai batas penggunaan energi listrik yang diberikan ke PTLR saat ini sebesar kwh per bulan. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menguraikan dan mengevaluasi kembali konsumsi energi listrik secara riil pada fasilitas Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif PTLR. TEORI Konsumsi energi listrik di fasilitas pengolahan limbah radioaktif lebih banyak digunakan sebagai suplai daya motor dengan sirkuit tiga fase. Sirkuit tiga fase umum digunakan pada mayoritas sistem transmisi, distribusi dan konversi energi yang tingkat daya atau volt-amperenya (VA) berada diatas 10 kilowatt (kw) atau kilovolt-ampere (kva). Alasan mendasar menggunakan sirkuit tiga fase berhubungan dengan daya jenis (power density), yaitu perbandingan daya ke massa suatu peralatan listrik ataupun daya ke volumenya. Peralatan listrik dengan berat tertentu dapat mengirimkan lebih banyak daya dalam bentuk tiga fase dari pada satu fase [2]. Dalam sistem tiga fase, ada dua macam hubungan yang dapat dibuat, yaitu hubungan bintang dan hubungan delta. Secara umum, tegangan pada kedua hubungan tersebut sama-sama terbagi menjadi dua jenis, yaitu tegangan fase dan tegangan saluran. Untuk menghitung besar daya yang dipakai, hubungan bintang dan delta mempunyai persamaan yang sama, 142
3 yaitu; P = 3. V. I. Cos φ (1) P = daya terpakai (watt) V = Tegangan tiga fase (volt) I = Arus beban yang mengalir pada setiap fase (ampere) Cos Φ = power factor Cos Φ atau sering dikenal dengan istilah power factor adalah selisih sudut antara fase gelombang tegangan terhadap fase arus, yang menunjukkan kualitas daya yang dikonsumsi oleh peralatan listrik. Power factor (PF) memiliki satuan tanpa dimensi antara nol dan satu. Besarnya power factor ditentukan dari jenis beban yang terhubung ke sistem suplai listrik. Jika beban merupakan resistif murni, maka power factor berada pada nilai satu karena gelombang arus dan tegangan berada pada fase yang sama. Apabila bebannya induktif seperti transformer, motor, dan semua jenis peralatan listrik dengan lilitan koil, maka akan menghasilkan daya reaktif dengan fase gelombang arus berjalan terlambat terhadap fase gelombang tegangan. Sebaliknya jika bebannya kapasitif seperti kapasitor bank maka menghasilkan daya reaktif dengan fase gelombang arus mendahului fase gelombang tegangan [3]. Power factor merupakan penghubung antara daya yang diperlukan untuk melakukan kerja (kw), daya reaktif (kvar), dan daya yang sebenarnya dikeluarkan (kva). Hubungan ketiganya terlihat jelas pada Gambar 1. Daya reaktif (kvar) ditimbulkan oleh beban induktif dan kapasitif, yang mana keduanya mempunyai jarak sudut 180 o satu sama lain. φ = (2) Berdasarkan hubungan segitiga diatas dapat ditentukan nilai power factor: (3) Untuk menghitung jumlah energi terpakai digunakan persamaan: W = P. t W P t dayareaktif ( kvar) tan 1 dayaaktif ( kwh) PF = Cosφ (4) = energi listrik yang terpakai (watt jam) = daya terpakai (watt) = waktu pemakaian (jam) kvar (induktif) kva kvar (total) Ø kw kvar (kapasitif) Gambar 1. Hubungan antara daya aktif, daya reaktif dan daya nyata 143
4 TATA KERJA Dalam melakukan analisis, penulis terlebih dahulu melakukan pengamatan dan pengumpulan data sebelum melakukan perhitungan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Pengumpulan Data Kelistrikan Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif PTLR memanfaatkan sumber energi listrik utama dari PLN. Dari gambar sistem jaringan, suplai listrik PLN 20 kv terhubung ke trafo milik PTLR melalui saklar utama. Trafo yang digunakan ada dua yaitu satu trafo dihubungkan ke Low Voltage Main Distribution Board (LV MDB) I melalui motorized Magnetic Circuit Breaker (MCB) dan trafo lainnya dihubungkan ke LV MDB II juga dengan motorized Magnetic Circuit Breaker (MCB). LV MDB I khusus mensuplai listrik ke jaringan beban chiller sedangkan LV MDB II mensuplai listrik ke jaringan beban lainnya. Pada LV MDB II, jaringan dicabang ke jalur normal dan jalur emergency. Kedua jalur dipisah menggunakan MCB model motorized coupler. Pola kerja penyambungan masingmasing MCB dapat dilakukan secara otomatis/manual. Gambar online diagram tentang sistem kelistrikan PTLR diperlihatkan pada Gambar Data Tagihan Listrik Data penggunaan energi listrik PTLR selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 diperlihatkan pada Tabel Perhitungan Konsumsi Listrik Perhitungan energi listrik menggunakan dua sumber data yaitu hasil pengukuran arus beban dan data kelistrikan setiap peralatan. Pengukuran arus beban dilakukan pada peralatan yang beroperasi rutin. Sedangkan data kelistrikan diambil dari dokumen gambar dan name plate peralatan. Perhitungan daya terpakai menggunakan persamaan 1-4. Hasil perhitungan kebutuhan listrik wajib untuk peralatan MES diperlihatkan pada Tabel-2. Kebutuhan listrik PTLR selain peralatan MES dapat dilihat pada Tabel-3.Kebutuhan listrik untuk MES terkait jenis pengolahan limbah diperlihatkan pada Tabel-4. Tabel-1. Penggunaan Listrik PTLR Tahun
5 Prosiding Prosiding Seminar Seminar Nasional Nasional Teknologi Teknologi Pengelolaan Pengelolaan Limbah Limbah VIII VIII Pusat Teknologi Pusat Teknologi Limbah Limbah Radioaktif-BATAN Radioaktif-BATAN ISSN ISSN Pusat Penelitian Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK dan Teknologi-Ristek Gambar-2. Online diagram sistem kelistrikan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif 145
6 Tabel-2. Kebutuhan Listrik Wajib untuk Peralatan Media Energy Supply (MES) Tabel-3. Kebutuhan Listrik PTLR selain Peralatan MES NO NAMA SISTEM DAYA (TERPASANG) kw kva 1 EVAPORASI SEMENTASI KOMPAKSI INSENERASI DEKONTAMINASI BENGKEL FIRE PROTECTION PENERANGAN AC SPLIT PERALATAN LAB KOMPUTER
7 Tabel-4. Kebutuhan Listrik untuk MES terkait Jenis Pengolahan Limbah 147
8 PEMBAHASAN Perhitungan konsumsi energi listrik pada masing-masing unit fasilitas pengolahan limbah radioaktif dan fasilitas pendukung telah dilakukan. Perhitungan berdasarkan pada besarnya daya terpakai dan waktu operasi peralatan. Grafik hasil perhitungan konsumsi energi listrik diperlihatkan pada Gambar 3. Gambar menunjukkan bahwa fasilitas dukung/ MES membutuhkan energi listrik terbesar atau 61% dari total kebutuhan listrik PTLR. Sebagai penyedia media dan energi pendukung proses pengolahan limbah, MES mengoperasikan peralatan listrik berdaya besar dalam waktu lama sehingga kebutuhan energi listrik juga besar. Sebagai gambaran: satu sistem chiller mempunyai daya 120 kw, kompresor udara 30 kw, pompa servis 30 kw dan exhaust fan 48 kw. Sistem tersebut rata-rata beroperasi selama 8 jam per hari kerja. Prosentase terkecil kebutuhan energi listrik PTLR terdapat pada unit fire protection yaitu 0,5 %. Meskipun kapasitas dayanya 39,20 kw namun waktu operasinya kecil. Sistem hanya dioperasikan saat kegiatan perawatan. Prosentase 61% kebutuhan listrik PTLR yang digunakan MES, jika diuraikan dalam bentuk grafik kebutuhan per unit peralatan dapat dilihat pada Gambar 4. Grafik menunjukkan bahwa prosentase terbesar energi digunakan untuk operasional chiller. Hal ini disebabkan untuk memenuhi kebutuhan sistem Ventilation Air Conditioning (VAC), MES harus mengoperasikan 3 sistem chiller secara bersamaan yang berarti 3 x 120 kw = 360 kw. Sistem chiller beroperasi setiap hari kerja selama 8 jam. Prosentase kebutuhan energi listrik pada sistem MES yang lain lebih kecil karena masing-masing hanya beroperasi satu dari dua sistem. Konsumsi energi terkecil terdapat pada fuel system yaitu 0,1 %, karena sistem hanya berkapasitas 0,75 kw dan operasionalnya pun tidak kontinyu karena bersamaan dengan operasi generator set atau steam system. Jika dihitung secara keseluruhan berdasarkan Gambar 3 dan Gambar 4, kebutuhan energi listrik unit chiller tetap menempati porsi paling tinggi yaitu 36% dari total kebutuhan energi PTLR. Oleh karena itu operasi sistem ini sangat menentukan besar kecilnya jumlah pemakaian energi listrik setiap bulan. Gambar 3. Prosentase konsumsi energi listrik PTLR 148
9 Gambar 4. Prosentase konsumsi energi listrik per unit peralatan MES Hasil perhitungan konsumsi energi listrik setiap bulan berdasarkan jenis kegiatan dapat dilihat pada Gambar 5. Perhitungan menggunakan asumsi bahwa operasi rutin adalah operasi MES dan unit pendukung lain tanpa proses pengolahan limbah. Waktu operasi menggunakan 8 jam per hari dan 20 hari per bulan. Untuk sebagian kecil penerangan menggunakan waktu operasi 24 jam selama 30 hari per bulan. Asumsi waktu proses dalam perhitungan konsumsi energi listrik saat pengolahan limbah adalah 8 jam per hari dan 10 hari per bulan. Grafik pada Gambar 5 menunjukkan bahwa kebutuhan energi listrik setiap bulan untuk jenis kegiatan operasi rutin adalah kwh. Nilai ini merupakan batas minimal harus disediakan dalam mengoptimalkan operasional MES. Apabila instalasi pengolahan limbah radioaktif beroperasi secara penuh maka konsumsi energi listrik per bulan adalah kwh. Terdapat tiga jenis data nilai batas pemakaian energi listrik per bulan yaitu dari Badan Tenaga Nuklir Nasional sebesar kwh, rata-rata pemakaian tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 sebesar kwh, dan hasil perhitungan sebesar kwh kwh tergantung jenis kegiatan operasi. Data nilai batas pertama jelas terlalu kecil jika melihat besarnya fasilitas instalasi pengolahan limbah PTLR. Dengan data tersebut tidak mungkin diperoleh predikat efisien dalam rangka penghematan energi. Data nilai batas kedua merupakan hasil rata-rata pemakaian tahun Pada periode tersebut sebagian peralatan instalasi pengolahan limbah dan sarana pendukung dalam kondisi rusak sehingga sistem tidak beroperasi secara optimal. Data nilai batas ketiga merupakan kondisi riil saat ini. Revitalisasi peralatan yang telah dan sedang dilaksanakan akan mengembalikan fungsi masing-masing peralatan sehingga sistem bekerja optimal. Dengan optimalnya kinerja sistem maka konsumsi energi juga bertambah melebihi nilai batas data pertama maupun kedua. 149
10 Konsumsi Energi listrik (KWH/bulan) Rutin Sementasi Evaporasi Kompaksi Dekontaminasi Insenerasi Sementasi & Evaporasi Sementasi & Kompaksi Sementasi & Insenerasi Operasi Penuh Jenis Kegiatan Gambar 5. Grafik kebutuhan energi listrik per bulan pada masing-masing jenis kegiatan KESIMPULAN Dari bahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut; 1. Konsumsi energi listrik PTLR terbanyak digunakan untuk operasional fasilitas media energy supply (MES) yaitu 61% dari total pemakaian. 2. Konsumsi energi listrik fasilitas MES terbanyak digunakan untuk operasional chiller yaitu 61% dari total kebutuhan MES dan 36% dari total pemakaian PTLR. 3. Batas pemakaian energi listrik PTLR untuk operasi optimal adalah sampai dengan kwh per bulan tergantung dari jenis kegiatan operasinya. 4. Nilai batas pemakaian kwh per bulan yang diberikan selama ini tidak mencukupi guna mengoperasikan secara optimal fasilitas pengolahan limbah dan sarana dukung PTLR. DAFTAR PUSTAKA 1. JONNER SITOMPUL, Pengoperasian Sistem Catu Daya Pusat Teknologi Limbah Radioaktif Prosiding Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR, Tangerang, WAHYUDI JONATHAN, Audit Energi Listrik pada Empat Mesin Injection Moulding Utama di PT. M, Surabaya, html 3. Wikipedia, The free Encyclopedia, 17 March 2010 at 22:48. wiki/power_factor 4. ZUHAL, Dasar Tenaga Listrik dan Elektonika Daya, Gramedia, Jakarta
PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN 2005 Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN 2005. Telah dilakukan pengoperasian Sistem Sarana Penunjang
Lebih terperinciTarif dan Koreksi Faktor Daya
Tarif dan Koreksi Faktor Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @uny.ac.id Tujuan: Mahasiswa dapat: 1.
Lebih terperinciEVALUASI PENGHEMATAN ENERGI DI INSTALASI RADIOMETA- LURGI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR
EVALUASI PENGHEMATAN ENERGI DI INSTALASI RADIOMETA- LURGI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR Abdul Latief Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK EVALUASI
Lebih terperinciJonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN
Hasil Penelilian dan Kegialan PTLR Tahun 2006 PENGOPERASIAN PUSAT TEKNOLOGI SISTEM CATU DAYA LlMBAH RADIOAKTIF Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN ABSTRAK Pengoperasian Sistem Catu
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
KARAKTERISTIK SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN KARAKTERISTIK
Lebih terperinciBAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)
BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENGOPERASIAN SISTEM PENYEDIA MEDIA & ENERGI. Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
OPTIMALISASI PENGOPERASIAN SISTEM PENYEDIA MEDIA & ENERGI ABSTRAK Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMALISASI PENGOPERASIAN SISTEM PENYEDIA MEDIA DAN ENERGI INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau
Lebih terperinciBAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda
25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya
Lebih terperinciBAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon
BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK
Abstract PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK Oleh : Winasis, Azis Wisnu Widhi Nugraha Program Sarjana Teknik Unsoed Purwokerto The application of shunt capacitor
Lebih terperinciPENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk
6 BAB II DASAR TEORI 2.1. AUDIT ENERGI Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk penghematan. Tujuan suatu audit
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember
Lebih terperinciPENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
ABSTRAK PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Budi Arisanto, Heri Witono, Arifin Istavara Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT
BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT 4.1. Perancangan Instalasi dan Jenis Koneksi (IEEE std 18-1992 Standard of shunt power capacitors & IEEE 1036-1992 Guide for Application
Lebih terperinciAnalisis Pemasangan Kapasitior Daya
Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono@uny.ac.id Analisis Pemasangan Kapasitor
Lebih terperinciBAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF
BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF 3.1. Perancangan Perbaikan Faktor Daya ( Power Factor Correction ) Seperti diuraikan pada bab terdahulu, Faktor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat
Lebih terperinciPENGOPERASIAN SERVICE & DOMESTIC WATER SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN PENAMBAHAN AIR PADA SISTEM PENYEDIA MEDIA DAN ENERGI
PENGOPERASIAN SERVICE & DOMESTIC WATER SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN PENAMBAHAN AIR PADA SISTEM PENYEDIA MEDIA DAN ENERGI ABSTRAK Sri Maryanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciOptimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow
Sidang Tugas Akhir (Genap 2011-2012) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow Nama : Dendy Yumnun Wafi NRP : 2209 105 094 Pembimbing
Lebih terperinciPENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana
Lebih terperinciGenset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.
LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Analisis Arus Transien Transformator Setelah Penyambungan Beban Gedung Serbaguna PT
Lebih terperinciBAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)
15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,
Lebih terperinciOptimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow
1 Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow Dendy Yumnun Wafi, Ir. Sjamsjul Anam, MT, Heri Suryoatmojo, ST. MT. Ph.D. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN
ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN Sylvia Handriyani 2200109034 LATAR BELAKANG Rendahnya faktor daya listrik pada KUD Tani Mulyo Lamongan Besarnya
Lebih terperinciPEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro
Lebih terperinciKajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik
Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Rita Prasetyowati Jurusan Pendidikan Fisika-FMIPA UNY ABSTRAK Masyarakat luas mengenal alat penghemat listrik sebagai alat yang dapat menghemat
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK
57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGUKURAN KUALITAS DAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI TEKSTIL
ANALISIS HASIL PENGUKURAN KUALITAS DAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI TEKSTIL Achmad Hasan Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi E-mail: hasan_bppt@yahoo.com
Lebih terperinciRANCANGAN PENGHEMATAN BIAYA PEMAKAIAN LISTRIK DI INSTALASI RADIOMETALURGI PTBN
RANCANGAN PENGHEMATAN BIAYA PEMAKAIAN LISTRIK DI INSTALASI RADIOMETALURGI PTBN Abdul Latief Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK RANCANGAN PENGHEMATAN
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN
ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN 1. Ir. H. Mohammad Amir., M.Eng 2. Aji Muharam Somantri Konsentrasi Teknik Tenaga Listrik, Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin
Lebih terperinciSri Maryanto, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN
Hasil Penelilian dan Kegiatan PTLR Tahlln 2006 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG PENGELOLAAN TAT A UDARA IPLR TAHUN 2006 Sri Maryanto, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT
RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT Tri Agus Budiyanto (091321063) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung
Lebih terperinciPERAWATAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Purwantara Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PERAWATAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Purwantara Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK Instalasi pengolahan limbah radioaktif telah berdiri sejak 5 Desember 1988. Untuk kelangsungan operasional
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG Mahadi Prasetyawan (L2F008059) 1, DR. Ir. Joko Windarto,MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Listrik Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas
Lebih terperinciPENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF-GAS. Pengoperasian sistem VAC & Off-gas dilakukan
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu contoh energi yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, energi
Lebih terperinciMetode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan.
Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan. Muhammad Nasir Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang, nasirsonni@ft.unand.ac.id Abstrak Tingkat konsumsi
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka
Lebih terperinciGambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik
30%. 1 Alat penghemat daya listrik bekerja dengan cara memperbaiki faktor daya Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik Alat penghemat daya listrik adalah suatu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Sebelum dilakukan perhitungan dalam analisa data, terlebih dahulu harus mengetahui data data apa saja yang dibutuhkan dalam perhitungan. Data data yang dikumpulkan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014
ANALISIS PERBAIKAN TEGANGAN PADA SUBSISTEM DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR BANK DENGAN ETAP VERSI 7.0 Wiwik Handajadi 1 1 Electrical Engineering Dept. of Institute of Sains & Technology AKPRIND Yogyakarta
Lebih terperinciPENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS. Gatot Sumartono Pusat T eknologi Limbah Radioaktif, BAT AN
Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 2006 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TAT A UDARA) Gatot Sumartono Pusat T eknologi Limbah Radioaktif, BAT AN ABSTRAK PENGOPERASIAN SISTEM
Lebih terperinciPENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR ABSTRAK Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN COOLING WATER SYTEM UNTUK PENURUNAN
Lebih terperinciSTUDI PEMILIHAN SUMBER ENERGI LISTRIK DI PABRIK GULA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) XI SITUBONDO
STUDI PEMILIHAN SUMBER ENERGI LISTRIK DI PABRIK GULA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) XI SITUBONDO TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka menyelesaikan pendidikan sarjana S1
Lebih terperinciBAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA
BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA 3.1 Sistem Kelistrikan Sejak tahun 1989 PT Maju Jaya melakukan kontrak pasokan listrik dari PLN sebesar 865 KVA dengan tegangan kerja 20 KV, 3 phasa. Seluruh sumber listrik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya
9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali
Lebih terperinciPENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK
PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid
Lebih terperinci1.KONSEP SEGITIGA DAYA
Daya Aktif, Daya Reaktif dan Dan Pasif 1.KONSEP SEGITIGA DAYA Telah dipahami dan dianalisa tentang teori daya listrik pada arus bolak-balik, bahwa disipasi daya pada beban reaktif (induktor dan kapasitor)
Lebih terperinciDari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.
Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Generator Sinkron Satu Fasa Pabrik Pembuat : General Negara Pembuat
Lebih terperinciMETODE PERBAIKAN FAKTOR DAYA MENGGUNAKAN KAPASITOR BANK UNTUK MENGURANGI DAYA REAKTIF UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAYA LISTRIK PADA INDUSTRI
METODE PERBAIKAN FAKTOR DAYA MENGGUNAKAN KAPASITOR BANK UNTUK MENGURANGI DAYA REAKTIF UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAYA LISTRIK PADA INDUSTRI M. Khairil Anwar - 23211007 email : anwardz12@gmail.com Sekolah
Lebih terperinciDAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)
DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG
M. Fahmi Hakim, Analisis Kebutuhan Capacitor Bank, Hal 105-118 ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG Muhammad Fahmi Hakim
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat
Lebih terperinciEVALUASI SUSUT PADA SISTEM KELISTRIKAN ENERGI MEGA PERSADA GELAM
EVALUASI SUSUT PADA SISTEM KELISTRIKAN ENERGI MEGA PERSADA GELAM Fidel Rezki Fajry 1, Amien Rahardjo 2. Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia fidelrezki.fajry@gmail.com, amien@ee.ui.ac.id Abstract
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa
Lebih terperinciRUMUS DAYA 3 PHASE MANUALS DOWNLOAD
05 December, 2017 RUMUS DAYA 3 PHASE MANUALS DOWNLOAD Document Filetype: PDF 460.16 KB 0 RUMUS DAYA 3 PHASE MANUALS DOWNLOAD Rumus Daya Listrik adalah P=VI. 1.Dalam perhitungan 3 phase. Kalau rumus daya
Lebih terperinciOPERASI SISTEM LAUNDRY PADA PROSES MESIN CUCI (WASHING MACHINE) Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
OPERASI SISTEM LAUNDRY PADA PROSES MESIN CUCI (WASHING MACHINE) Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK OPERASI SISTEM LAUNDRY PADA PROSES MESIN CUCI (WASHING MACHINE), Untuk mendukung kelancaran
Lebih terperinciMENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )
MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciSTUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PT. ASIAN PROFILE INDOSTEEL
STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PT. ASIAN PROFILE INDOSTEEL Ifhan Firmansyah-2204 100 166 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo,
Lebih terperinciBatas Porsi Defence. Aliran Amphere. Moment Putaran. Saves Electricity Saves You Money Saves the Environment
Arus Aliran Amphere Torsi Moment Putaran Batas Porsi Defence CTL adalah sebuah Current Torque Limit yang dipandu Electronic Control Unit (ECU) dan Proportional Control Unit (PCU) bekerja otomatis terhadap
Lebih terperinciREAKTOR BEROPERASI DENGAN BEBAN LISTRIK PADA JALUR 1 DAN JALUR 2. Koes Indrakoesoema KONSUMSI ENERGI LISTRIK PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG) SAAT
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. X No. 1, April 2013: 45-58 KONSUMSI ENERGI LISTRIK PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG) SAAT REAKTOR BEROPERASI DENGAN BEBAN LISTRIK PADA JALUR 1 DAN JALUR 2 Koes Indrakoesoema
Lebih terperinciBAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA
BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan
Lebih terperinciBAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN. 3.1 Rangkaian dan Peralatan Pengujian
BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN 3.1 Rangkaian dan Peralatan Pengujian Pengujian dilakukan di Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik (TTPL) Fakultas Teknik. Secara umum, pengujian terbagi
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR
38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga
Lebih terperinciPEMAKAIAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK OPERASI BOILER, GENERATOR SET DAN FORKLIFT SELAMA TAHUN Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK OPERASI BOILER, GENERATOR SET DAN FORKLIFT SELAMA TAHUN 2010-2012 ABSTRAK Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK OPERASI GENERATOR
Lebih terperinciANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN
ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN Sylvia Handriyani, Adi Soeprijanto, Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak Besarnya pemakaian energi
Lebih terperinciPENGOPERASIAN SISTEM SERVICE WATER DAN DOMESTIC WATER PAD A INSTALASI PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF
Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 2006 /SSN 0852-2979 PENGOPERASIAN SISTEM SERVICE WATER DAN DOMESTIC WATER PAD A INSTALASI PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF Sri Maryanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif,
Lebih terperinciRANGKAIAN OPTIMAL UNTUK MOTOR INDUKSI 1 FASE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PADA APLIKASI POMPA AIR
RANGKAIAN OPTIMAL UNTUK MOTOR INDUKSI 1 FASE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PADA APLIKASI POMPA AIR Dedi Ary Prasetya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta e-mail:
Lebih terperinciAnalisa Efisiensi Konsumsi Energi Listrik Pada Kapal Motor Penumpang Nusa Mulia
Analisa Efisiensi Konsumsi Energi Listrik Pada Kapal Motor Penumpang Nusa Mulia Alimuddin, Herudin, David Mangantar Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon, Indonesia alimudyuntirta@yahoo.co.id,
Lebih terperinciDAYA LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
DAYA LISTRIK ARUS BOLAK BALIK DASAR TEORI Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt. Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian
Lebih terperinciEfisiensi Energi Listrik Dalam Upaya Meningkatkan Power Quality dan Penghematan Energi Listrik di Gedung Universitas Ciputra (UC) Apartment Surabaya
Efisiensi Energi Listrik Dalam Upaya Meningkatkan Power Quality dan Penghematan Energi Listrik di Gedung Universitas Ciputra (UC) Apartment Surabaya Efisiensi Energi Listrik Dalam Upaya Meningkatkan Power
Lebih terperinciBAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK
BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK 2.1. KONSUMSI ENERGI PADA BANGUNAN BERTINGKAT Peningkatan jumlah konsumsi energi oleh bangunan bertingkat seperti gedung perbelanjaan, perkantoran, rumah sakit,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. 4.1 Pemakaian Beban Saat Kondisi Filter Bersih. 35PK, langsung pada sub distribution panel di area ruang serbaguna.
BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan hasil pengukuran dari panel saat dinyalakan AC dan hasil pengukuran tiap jam di panel untuk AC. Maka akan dilakukan analisa data untuk mengetahui seberapa besar energi yang
Lebih terperinciAUTOMATIC POWER FACTOR CONTROL (APFR) CAPACITOR SHUNT UNTUK OPTIMALISASI DAYA REAKTIF MENGGUNAKAN METODE INVOICE (CASE STUDY PDAM)
AUTOMATIC POWER FACTOR CONTROL (APFR) CAPACITOR SHUNT UNTUK OPTIMALISASI DAYA REAKTIF MENGGUNAKAN METODE INVOICE (CASE STUDY PDAM) Safrizal Department of Electrical Engineering University of Islam Nahdlatul
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA
BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Bendungan Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH cinta mekar (sumber,ibeka, 2007) PLTMH Cinta Mekar memanfaatkan aliran air irigasi dari sungai Ciasem yang berhulu di Gunung
Lebih terperinciUNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
UNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Budiyono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK UNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN
Lebih terperinciDisusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa
Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Frekuensi dan Tegangan Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri (421 13 019) Ryan Rezkyandi Saputra (421 13 018) Hardina Hasyim (421 13 017) Jusmawati (421 13 021) Aryo Arjasa
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN LIMBAH RADIOAKTIF DI PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LIMBAH RADIOAKTIF DI PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF Ayi Muziyawati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LIMBAH RADIOAKTIF DI PUSAT TEKNOLOGI
Lebih terperinciPENGUJIAN ALAT PENGHEMAT DAYA LISTRIK KONSUMSI PUBLIK
PENGUJIAN ALAT PENGHEMAT DAYA LISTRIK KONSUMSI PUBLIK LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK
BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan
Lebih terperinciPENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR. Telah dilakukan kegiatan Pengoperasian dan pengembangan Bengkel
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan
Lebih terperinciANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah
Lebih terperinciBAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN
BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN 3.1 Pengujian Pengujian dilakukan di Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik (TTPL) Fakultas Teknik dengan rangkaian pengujian sebagai berikut : Gambar
Lebih terperinciBAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN
39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang
Lebih terperinciBAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
BAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI 3.1.SISTEM KELISTRIKAN Listrik digunakan untuk keperluan penerangan pabrik maupun kantor dan untuk menggerakkan motor-motor listrik
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 ALUR PROSES Berikut adalah diagram alir dari kegiatan Penghematan Energi & Air (PEA) di BPPT Gambar 4.1 Diagram Alir PEA BPPT (Sumber: Pribadi) 4.1.1 Penjelasan
Lebih terperinci