BAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI"

Transkripsi

1 BAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI 3.1.SISTEM KELISTRIKAN Listrik digunakan untuk keperluan penerangan pabrik maupun kantor dan untuk menggerakkan motor-motor listrik dari komponen proses pembuatan tekstil. Energi listrik ini sepenuhnya diperoleh dari PT PLN (Persero). Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke industri tekstil PT X adalah sebesar 414 kva digunakan untuk mengoperasikan beberapa beban pada industri dan penerangan. Sumber daya listrik yang disalurkan ke PT X melalui saluran disribusi tegangan menengah(sutm) 20 kv ke tegangan rendah (TR) 380 V/220 V melalui Transformator milik PLN yang berada di Gardu Induk berlokasi dalam area PT X. Kemudian dengan melalui panel incoming ke MDP selanjutnya listrik didistribusikan ke proses produksi, penerangan dan pemakaian sendiri (gambar satu garis pada kelistrikan dapat dilihat pada gambar 2.1). PT X saat ini menggunakan sumber tenaga listrik hanya dari PLN dan tidak menggunakan sumber tenaga listrik cadangan seperti generator set. Beban utama MDP adalah 1 unit boiler, mesin-mesin softwinding,twisting,machoner, dyeing, rewinding, kompressor, dan sebagian untuk penerangan. Setiap mesin produksi mempunyai beberapa motor yang berukuran kecil. Adapun tingkat tegangan yang digunakan di PT X terdiri atas 2 yaitu untuk sebagian mesin-mesin proses industri menggunakan phase 3, tegangan 380V/220 V dan sebagian lagi menggunakan sistem phase 3 tegangan 220 V/ 110 UNIVERSITAS MERCU BUANA 16

2 V. Dengan kondisi ini, PT X menggunakan Trafo step down dengan kapasitas 400 kva, 220 V/ 110 V, dengan sumber tegangan diambil dari MDP pada ACB 600 A. Panel MDP telah dilengkapi dengan kapasitor bank, yang nilai faktor daya yang tertulis pada panel mencapai 0,99 atau hampir 1. Namun pengukuran dengan Power Quality Analyzer, faktor daya terlihat berfluktuasi di bawah nilai 0,85. Hampir semua motor-motor induksi belum menggunakan inverter. Namun, untuk motor-motor ukuran besar (>20 kw) sebaiknya harus menggunakan inverteruntuk mencapai kondisi faktor daya yang diharapkan yaitu berkisar antara 0,8 sampai 0,9 (masih ada beberapa motor-motor yang faktor dayanya rendah).kondisi ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk penghematan energi meningkatkan efisiensi kerja dari mesin-mesin Pengukuran Kualitas Daya Listrik Pada gambar 3.1 terlihat pengukuran dilakukan langsung pada panel MDP, dengan menggunakan alat ukur besaran listrik merk HIOKI tipe Gambar 3.1 Pengukuran MDP dan komponen-komponen listrik penunjang UNIVERSITAS MERCU BUANA 17

3 Pengukuran juga dilakukan dengan menggunakan Power Quality Analyzer merk HIOKI tipe 3197 (gambar 3.2) selama 4 jam pada MDP. Gambar 3.2 Pengukuran pada MDP menggunakan alat merk HIOKI tipe 3197 Pengukuran besaran listrik dilakukan pada beberapa lokasi lainnya sebagai berikut: a. Pengukuran dengan HIOKI pada : Kompresor Sanko (dengan hasil seperti diberikan pada tabel 3.1) Mesin Centrifugal (dengan hasil seperti diberikan pada tabel 3.2) Cheese Drayer 2 (dengan hasil seperti diberikan pada tabel 3.3) Soft Winding (dengan hasil seperti diberikan pada tabel 3.4) Data Pengukuran Tabel 3.1 Kompresor Sanko No. Parameter Fasa R Fasa S Fasa T 1 Daya aktif, P (kw) 5,4 10,2 6,5 2 Daya reaktif, Q (kvar) 10,02 1,6 8,3 3 Daya kompleks, S (kva) 11,3 10,2 10,6 4 Tegangan (Volt) Arus (Ampere) 16,7 15,1 15,5 6 Faktor daya, cos φ 0,4 0,9 0,6 7 THD tegangan, % 1,1 1,7 1,3 8 THD arus, % 8,2 16,2 16,2 UNIVERSITAS MERCU BUANA 18

4 Data Pengukuran Tabel 3.2 Centrifugal No. Parameter Fasa R Fasa S Fasa T 1 Daya aktif, P (kw) 3,26 3,15 3,15 2 Daya reaktif, Q (kvar) 1,60 1,52 1,50 3 Daya kompleks, S (kva) 3,63 3,50 3,09 4 Tegangan (Volt) Arus (Ampere) 17,3 16,7 16,7 6 Faktor daya, cos φ 0,9 0,9 0,9 7 THD tegangan, % 1,4 1,4 1,5 8 THD arus, % Data Pengukuran Tabel 3.3 Cheese Drayer 2 No. Parameter Fasa R Fasa S Fasa T 1 Daya aktif, P (kw) 14,6 17,2 12,6 2 Daya reaktif, Q (kvar) 14,9 17,4 35,5 3 Daya kompleks, S (kva) 20,9 24,5 37,6 4 Tegangan (Volt) Arus (Ampere) 52,8 61,9 54,8 6 Faktor daya, cos φ 0,7 0,7 0,7 7 THD tegangan, % 1,5 1,5 1,5 8 THD arus, % 3,4 3,4 3,6 Data Pengukuran Tabel 3.4Soft Winding No. Parameter Fasa R Fasa S Fasa T 1 Daya aktif, P (kw) 0,47 0,07 0,54 2 Daya reaktif, Q (kvar) 0,32 0,60 0,28 3 Daya kompleks, S (kva) 0,57 0,60, 0,60 4 Tegangan (Volt) Arus (Ampere) 2,73 2,88 2,90 6 Faktor daya, cos φ 0,8 0,1 0,8 7 THD tegangan, % 1,6 1,6 1,2 8 THD arus, % 2,3 2,2 1,2 b. Pengukuran dengan HIOKI 3197 pada MDP di ruang elektrik dengan hasil seperti dapat dilihat pada gambar 3.3 sampai dengan gambar 3.10 atau tabel 3.5 sampai tabel 3.10 sebagai berikut : UNIVERSITAS MERCU BUANA 19

5 Pengukuran frekuensi Pengukuran Tegangan Pengukuran Arus Pengukuran daya aktif, daya reaktif, dan daya semu Pengukuran faktor daya Pengukuran ketidakseimbangan tegangan Pengukuran THD tegangan frekuensi std min std max :53:00 11:58:00 12:03:00 12:08:00 12:13:00 12:18:00 12:23:00 12:28:00 12:33:00 12:38:00 12:43:00 12:48:00 12:53:00 12:58:00 13:03:00 13:08:00 13:13:00 13:18:00 13:23:00 13:28:00 13:33:00 13:38:00 13:43:00 Gambar 3.3 Pengukuran frekuensi Tabel 3.5 Hasil pengukuran frekuensi Frekuensi (Hz) Batas toleransi Max Rata-rata Min Dari tabel diatas terlihat bahwa maksimal frekuensi terukur 50,23 Hz dan minimal 49,79 Hz. Frekuensi listrik dari PLN nilai standarnya 50Hz, dan toleransi frekuensi masih baik untuk konsumen adalah maksimal 50,5Hz dan minimal 49,5Hz sehingga dari data pada gambar 3.3 atau tabel 3.5 dapat diketahui frekuensi di PT Xmasih baik. UNIVERSITAS MERCU BUANA 20

6 Teg S rms Teg T rms Teg R rms std min std max Gambar 3.4 Pengukuran tegangan RST sistem Tabel 3.6 Hasil pengukuran tegangan Tegangan R (V) S (V) T (V) Batas Toleransi Max Rata-rata Min Hasil Pengukuran dapat dilihat pada tabel 3.6, dimana untuk tegangan hasil pengukuran masih baik karena masih didalam batas toleransi yang diijinkan Arus S rms Arus T rms Arus N rms Arus R rms :53:00 11:57:00 12:01:00 12:05:00 12:09:00 12:13:00 12:17:00 12:21:00 12:25:00 12:29:00 12:33:00 12:37:00 12:41:00 12:45:00 12:49:00 12:53:00 12:57:00 13:01:00 13:05:00 13:09:00 13:13:00 13:17:00 13:21:00 13:25:00 13:29:00 13:33:00 13:37:00 13:41:00 11:53:00 11:57:00 12:01:00 12:05:00 12:09:00 12:13:00 12:17:00 12:21:00 12:25:00 12:29:00 12:33:00 12:37:00 12:41:00 12:45:00 12:49:00 12:53:00 12:57:00 13:01:00 13:05:00 13:09:00 13:13:00 13:17:00 13:21:00 13:25:00 13:29:00 13:33:00 13:37:00 13:41:00 Gambar 3.5.Pengukuran arus RSTN system UNIVERSITAS MERCU BUANA 21

7 Tabel 3.7. Hasil pengukuran arus Arus R (A) S (A) T (A) N (A) Max Ratarata Min Pada gambar 3.5 dan tabel 3.7 dapat di lihat bahwa arus pada PT X terjadi ketidakseimbangan, dan muncul pula arus netral yang nilainya cukup besar. Ketidakseimbangan ini juga diperkuat oleh hasil pengukuran daya seprti dapat dilihat pada gambar Daya Aktif Daya Reaktif Daya Semu 11:53:00 11:58:00 12:03:00 12:08:00 12:13:00 12:18:00 12:23:00 12:28:00 12:33:00 12:38:00 12:43:00 12:48:00 12:53:00 12:58:00 13:03:00 13:08:00 13:13:00 13:18:00 13:23:00 13:28:00 13:33:00 13:38:00 13:43:00 Gambar 3.6 Pengukuran daya aktif, daya reaktif dan daya semu UNIVERSITAS MERCU BUANA 22

8 Faktor Daya std :53:00 11:58:00 12:03:00 12:08:00 12:13:00 12:18:00 12:23:00 12:28:00 12:33:00 12:38:00 12:43:00 12:48:00 12:53:00 12:58:00 13:03:00 13:08:00 13:13:00 13:18:00 13:23:00 13:28:00 13:33:00 13:38:00 13:43:00 Gambar 3.7 Pengukuran faktor daya Tabel 3.8 Hasil pengukuran power factor Power Factor % batas toleransi Max 1 1 Rata-rata 0.63 Min Dari hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 3.7 dan tabel 3.8 maka rata-rata power factor yang terukur adalah0,63%, nilai ini sangat jauh dari standar nilai yang diijinkan yaitu 0,85. UNIVERSITAS MERCU BUANA 23

9 Teg unbl std :53:00 11:57:00 12:01:00 12:05:00 12:09:00 12:13:00 12:17:00 12:21:00 12:25:00 12:29:00 12:33:00 12:37:00 12:41:00 12:45:00 12:49:00 12:53:00 12:57:00 13:01:00 13:05:00 13:09:00 13:13:00 13:17:00 13:21:00 13:25:00 13:29:00 13:33:00 13:37:00 13:41:00 Gambar 3.8 Grafik ketidakseimbangan tegangan Tabel 3.9 Hasil pengukuran tegangan unbalance Tegangan Unbalance % batas toleransi Max Rata-rata 0.71 Min 0.6 Dari gambar 3.8 dan tabel 3.9 terlihat hasil pengukuran ketidakseimbangan tegangan yaitu rata-rata 0,71%, dan ini masih baik karena masih barada dibawah nilai standarnya yaitu 2,5%. UNIVERSITAS MERCU BUANA 24

10 THD Teg S THD Teg T THD Teg R std :53:00 11:57:00 12:01:00 12:05:00 12:09:00 12:13:00 12:17:00 12:21:00 12:25:00 12:29:00 12:33:00 12:37:00 12:41:00 12:45:00 12:49:00 12:53:00 12:57:00 13:01:00 13:05:00 13:09:00 13:13:00 13:17:00 13:21:00 13:25:00 13:29:00 13:33:00 13:37:00 13:41:00 Gambar 3.9 Grafik THD tegangan Tabel 3.10 Hasil pengukuran THD tegangan THD Tegangan R (%) S (%) T (%) Batas toleransi Max Rata-rata Min Hasil pengukuran THD tegangan seperti dapat dilihat pada gambar 3.9 menunjukkan nilai yang di tabel 3.10 masih baik, dan nilai yang terukur masih berada dibawah nilai standarnya yaitu 5%. UNIVERSITAS MERCU BUANA 25

11 3.2.PERALATAN UTAMA PENGGUNA ENERGI Motor Listrik Untuk motor-motor pompa yang digunakan untuk proses proses produksi yang digunakan di industri di PT.X adalah : a. Centrifugal Pump sebanyak 4 unit dengan type XA capacity 30 m 3 /phase 3/380V/ 7,5 HP.. b. Centrifugal Pump sebanyak 2 unit dengan type XA capacity 30 m 3 /phase 3/380 V./ 7,5 HP Boiler Ada 2 (dua unit) boileryang terpasang di PT X,1 (satu) unit adalah jenis M-W (1978) dalam keadaan rusak dan tidak digunakan untuk proses operasi, dan 1 (satu) unit lainnya adalah jenis JL-S (buatan 1995) yang digunakan untuk proses produksi. Untuk memenuhi kebutuhan uap pada proses pembuatan tekstil dilayani oleh steamboilerlong Chuan atau Cochran. Sementara untuk melayani kebutuhan oli panas pada proses pembuatan tekstil dilayani oleh 2 (dua) unit oil heater boiler Long Chuan atau 2 (dua) unit boiler Basuki Tipe ke 2 unit boiler yang digunakan di PT. X dapat dilihat pada tabel Tabel 3.11.Data steam boiler Boiler Loos International Tipe JL-S Tahun pemakaian 1995 Bahan bakar Gas Alam Sistem pengaturan boiler Objek utama dari kontrol boiler otomatis adalah menjaga tekanan steam, temperatur dan level air dalam kisaran tertentu dengan melihat volume penguapan, sehingga kualitas uap dicapai secara terus-menerus. UNIVERSITAS MERCU BUANA 26

12 Sistim pengaturan yang digunakan pada boiler terdiri atas: a. Sistim pengaturan pembakaran (automatic combustion control) b. Sistim pengaturan air boiler (automatic boiler water control) c. Sistim pengaman (safety control) Pengaturan pembakaran dilakukan dengan mengatur laju pengumpan gas alam dan laju aliran udara pembakaran yang disuplai oleh udara dorongfdf(forced Draft Fan)dan laju aliran udara isap oleh IDF(Induced Draft Fan). Pengaturan laju pengumpan gas alam, kecepatan pengumpanan pada boiler diatur secara otomatis, Ada dua jenis sistim pengaturan yakni sistim pengaturan yang hanya mengatur pembakaran (automaticcombustioncontrol) dan sistim pengaturan boiler secara menyeluruh (automaticboilercontrol / ABC) Blow-down boiler Ketidakmurnian yang terkandung dalam air pengumpan (feedwater) terkondensasi selama penguapan ion di ketel uap menjadi kotoran dan kerak, dan pada kasus ekstrim hal ini menyebabkan pelapisan atau buih. Oleh karena itu diperlukan untuk melaksanakan blowdown pada waktu wajar sedemikian sehingga kondensasi takmurnian dijaga dalam derajat keasaman pada 25 o C (PH 10,5 11,3). Blowdown dilakukan setiap 4 jam, volume sekali blowdown kira-kira 3-5 liter Kompresor Terdapat 7 unit kompresorudara jenis sentrifugal yang digunakan di PT. Xdengan kapasitas yang berbeda.dari dua unit yang terpasang, hanya 1 (satu) unit yang dioperasikan untuk melayani kebutuhan udara tekan. Udara tekan dari kompresor ditampung di sebuah tangki yang kemudian didistribusikan ke unit pengguna tanpa pengaturan tekanan. Tekanan kerja normal yang tercatat saat pengamatan adalah 7 bar. Spesifikasi kompresor yang ada terlihat pada tabel 3.3. adalah spesifikasi compressor. UNIVERSITAS MERCU BUANA 27

13 Tabel 3.12Spesifikasi kompressor Merk Sunco Type VS - 30 Pressure 15 kg/cm 2 Capacity 22 kw Jumlah 2 Merk Sunco Type VS - 15 Pressure 15 kg/cm 2 Capacity 11 kw Jumlah 2 Merk Hitachi Type UA Pressure 10 kg/cm 2 Capacity 5,5 kw Jumlah 2 Merk Fu Seng Type TA 100 Pressure 10 kg/cm 2 Capacity 3,7 kw Jumlah 1 Merk Fu Seng Type TA 120 Pressure 10 kg/cm 2 Capacity 15 kw Jumlah PENGGUNAAN ENERGI PER-PROSES Uap yang diproduksi pada boiler digunakan sepenuhnya pada proses produksi yaitu untuk proses pewarnaan dan pengeringan. Tidak ada spesifikasi kebutuhan uap pada setiap unit pengguna demikian pula tidak tersedia alat monitoring (flowmeter) produksi uap yang terpasang pada jalur suplai utama. Penggunaan energi termal dapat terlihat pada tabel 3.4. Tabel 3.13Penggunaan energi termal pada proses produksi Jenis termal Uap Panas Proses Dyeing Dr yi n g Hank - dyeing Dry - Hank UNIVERSITAS MERCU BUANA 28

14 3.3.1.Penggunaan Bahan Bakar Pada Boiler Jenis bahan bakar yang digunakan untuk boiler adalah gas alam. Konsumsi gas alam dapat diterlihat pada table Tabel 3.14 Konsumsi gas alam bulanan tahun 2009 Bulan MMBTU Tahun 2009 Biaya Januari 1.566, ,00 Pebruari 1.415, ,00 Maret 1.403, ,00 April 1.447, ,00 Mei 1.167, ,00 Juni 947, ,00 Juli 934, ,00 Agustus 899, ,00 September 803, ,00 Oktober 645, ,00 Nopember 617, ,00 Desember 721, ,00 Jumlah , , Penggunaan Energi Pada Kompressor Udara tekan (compressed air) yang dihasilkan oleh kompressor digunakan untuk keperluan produksi, sedangkan energi yang dikonsumsi untuk memproduksi udara tekan tersebut berasal dari energi listrik yang dipasok dari PT.PLN (Persero). Penggunaan udara tekan pada proses pewarnaan benang antara lain adalah: a. untuk menggerakkan peralatan pada proses dyeing. b. untuk menggerakkan tensioner rantai utama dan untuk menekan silinder pengering. c. untuk menggerakkan katup blowdown pada boiler. UNIVERSITAS MERCU BUANA 29

15 3.3.3.Penggunaan Air bersih Untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada konsumsi boiler, pewarnaan benang, pembilasan benang warnadan juga sebagian kecil dipenuhi untuk kebutuhan umum diluar produksi adalah dengan menggunakan pompa berkapasitas 80 m 3 /jam. 3.4.SISTEM DISTRIBUSI ENERGI TERMAL Sistem distribusi termal PT X dilakukan oleh 1 set fasilitas utama, yaitu boiler sebagai penghasil uap yang diditribusikan ke pemprosesan melalui pemipaan seperti tampak pada gambar pump up tanki supply water Stack c LOOS gunzenhausen 7 ton/jam Boiler operating bar Steam trap blowdown T 79 c Distributor Steam trap Steam trap cheese dyeing cheese dyeing cheese dyeing cheese dyeing cheese dyeing cheese dyeing cheese dryer cheese dryer Gambar 3.10 Distribusi energi termal UNIVERSITAS MERCU BUANA 30

16 3.4.1.Sistem Distribusi Uap Tekanan yang dihasilkan steamboiler dijaga pada +/- 8 kg/cm 2. Output dari 1 unit steam boiler berupa uap dihubungkan melalui pipa pipa untuk melayani prosesproses sebagai berikut: a. Proses pemanasan pada mesin dyeing dan mesin rotarywashing. b. Proses pemanasan pada mesin hank. c. Proses pemanasan pada mesin machoner. d. Proses pengeringan mesin steamer. e. Proses pemanas air pada tangki air umpan boiler. Pipa pengantar uap dari rumah boiler menuju titik pemakai jalur pemipaan melalui header outlet/suplai menuju keproses produksi (menuju mesin-mesin pengguna uap panas tanpa ada pengaturan tekanan).kondensat sisa proses dikumpulkan pada bak pengumpul untuk keperluan proses lainnya dan tidak ada kondensat yang dikembalikan ke boiler. Pemipaan uap dan gas adalah fasilitas untuk mendistribusikan uap panas dari boiler ke tiap-tiap proses yang membutuhkan. Energi termal yang diproduksi oleh boiler dialirkan ke titik pengguna melalui pipa pengantar. Masing-masing pipa ke titik pengguna dibalut dengan insulator glasswool setebal 5 cm dan lapisan aluminium foil pada bagian pipa terluarnya KONSUMSI ENERGI PADA MESIN PRODUKSI Mesin produksi pada PT X menggunakan energi listrik cukup besar untuk melayani beberapa mesin proses, dengan tingkat tegangan phase tiga 380 Volt dan ada juga yang menggunakan tingkat tegangan phase tiga 220 V/110 V diantaranya adalah: a. Cheese Dyeing berjumlah 8 unit dengan total energi sebesar kwh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam. b. Cheese Drayer berjumlah 4 unit dengan total energisebesar5.760 kwh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam. UNIVERSITAS MERCU BUANA 31

17 c. SoftWinding berjumlah 4 unit dengan total energisebesar kwh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam. d. Rewinding berjumlah 6 unit dengan total energi sebesar2160 kwh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam. e. Twisting danmach-coner berjumlah 14 unit dengan total energi sebesar kwh dan asumsi mesin dalam beroperasi selama 24 jam. Disamping mesin-mesin produksi tersebut diatas, ada juga mesin lain untuk membantu mesin-mesin proses produksi beroperasi diantaranya sebagai berikut : a. Compressor berjumlah 14 unit dengan total energi sebesar 2,729,28 kwh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam. b. Boiler berjumlah 2 unit dengan total energi sebesar 3,120kWh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam. c. Hoistberjumlah 2 unit dengan total energi sebesar 720 kwh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam. UNIVERSITAS MERCU BUANA 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA 3.1 Sistem Kelistrikan Sejak tahun 1989 PT Maju Jaya melakukan kontrak pasokan listrik dari PLN sebesar 865 KVA dengan tegangan kerja 20 KV, 3 phasa. Seluruh sumber listrik

Lebih terperinci

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF 3.1. Perancangan Perbaikan Faktor Daya ( Power Factor Correction ) Seperti diuraikan pada bab terdahulu, Faktor

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENGUKURAN KUALITAS DAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI TEKSTIL

ANALISIS HASIL PENGUKURAN KUALITAS DAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI TEKSTIL ANALISIS HASIL PENGUKURAN KUALITAS DAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI TEKSTIL Achmad Hasan Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi E-mail: hasan_bppt@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT 4.1. Perancangan Instalasi dan Jenis Koneksi (IEEE std 18-1992 Standard of shunt power capacitors & IEEE 1036-1992 Guide for Application

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA LAPANGAN. Ananlisi ini menjadi salah satu sarana untuk mencari ilmu yang tidak

BAB IV ANALISIS DATA LAPANGAN. Ananlisi ini menjadi salah satu sarana untuk mencari ilmu yang tidak 4.1. Analisis Data di Industri BAB IV ANALISIS DATA LAPANGAN Ananlisi ini menjadi salah satu sarana untuk mencari ilmu yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Salah satu fungsi dari praktik industri adalah

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.

Lebih terperinci

berupa fibre dan sheel yang di gunakan untuk membakar tabung boiler yang berisi air

berupa fibre dan sheel yang di gunakan untuk membakar tabung boiler yang berisi air 127 Dalam waktu 20 jam. Dalam distribusi tenaga kalori listrik pabrik kelapa sawit yang menggunakan boiler sebagai pembangkit nya, membutuhkan bahan bakar berupa fibre dan sheel yang di gunakan untuk membakar

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Sebelum dilakukan perhitungan dalam analisa data, terlebih dahulu harus mengetahui data data apa saja yang dibutuhkan dalam perhitungan. Data data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

EFISIENSI ENERGI TERMAL SISTEM BOILER DI INDUSTRI

EFISIENSI ENERGI TERMAL SISTEM BOILER DI INDUSTRI EFISIENSI ENERGI TERMAL SISTEM BOILER DI INDUSTRI Achmad Hasan Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi BPPT Gedung II Lantai 20 Jl MH Thamrin 8. Jakarta 10340 e-mail: a_hasan@webmail.bppt.go.id,hasan_bppt@yahoo.com

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI SISTEM KELISTRIKAN DI INDUSTRI BENANG

AUDIT ENERGI SISTEM KELISTRIKAN DI INDUSTRI BENANG AUDIT ENERGI SISTEM KELISTRIKAN DI INDUSTRI BENANG Achmad Hasan Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi BPPT Gedung II Lantai 20 Jl. M.H. Thamrin No.8 Jakarta 10340 E-mail: hasan_bppt@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Tarif dan Koreksi Faktor Daya Tarif dan Koreksi Faktor Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @uny.ac.id Tujuan: Mahasiswa dapat: 1.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S KEHANDALAN SISTEM HIDRAN GEDUNG RSG-GAS DENGAN CARA PENAMBAHAN CATU DAYA LISTRIK DARI DISEL BRV 30 Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S Sub Bidang Sistem Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan oleh mesin pendingin ( mesin Chiller ) untuk didistribusikan ke unit unit mesin pendingin

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MANAJEMEN ENERGI UNTUK PENCAPAIAN PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK DI PT SINAR SOSRO

TUGAS AKHIR MANAJEMEN ENERGI UNTUK PENCAPAIAN PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK DI PT SINAR SOSRO TUGAS AKHIR MANAJEMEN ENERGI UNTUK PENCAPAIAN PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK DI PT SINAR SOSRO Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh

Lebih terperinci

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) 1 1. BOILER 2. PRINSIP KONSERVASI PADA BOILER 3 KASUS Boiler telah dikenal sejak jaman revolusi industri. Boiler merupakan peralatan

Lebih terperinci

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN 44 3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Industri susu adalah perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mempunyai usaha di bidang industri

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG Mahadi Prasetyawan (L2F008059) 1, DR. Ir. Joko Windarto,MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP

BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP 3.1 Pengaruh LP drain pump terhadap effisiensi thermal Low Pressure drain pump (LP drain pump) merupakan jenis pompa sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan fluida

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan

PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan J. Tek. Ling. Vol. 10 No. 1 Hal. 62-68 Jakarta, Januari 2009 ISSN 1441-318X PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan Teguh Prayudi Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI Pemasangan Kapasitor Bank Pada Sistem Kelistrikan

PERHITUNGAN DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI Pemasangan Kapasitor Bank Pada Sistem Kelistrikan CHAPTER IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI 4.1. Pemasangan Kapasitor Bank Pada Sistem Kelistrikan Berikut data dari hasil pengukuran kelistrikan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja Alat Pada penelitian ini pengukuran dilakukan pada sebuah gedung di salah satu kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dimana penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Rumah akit Roemani emarang mendapatkan suplai daya listrik dari PLN dengan sistem tegangan tiga fasa melalui dua buah trafo, yang mempunyai saluran berbeda,

Lebih terperinci

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER Oleh : Mohammad Choirul Anam 4213 105 021 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2014 BOILER 1. Dasar Teori

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam pengamatan awal dilihat tiap seksi atau tahapan proses dengan memperhatikan kondisi produksi pada saat dilakukan audit energi. Dari kondisi produksi tersebut selanjutnya

Lebih terperinci

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono@uny.ac.id Analisis Pemasangan Kapasitor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi sangat cepat pertumbuhannya dari suatu negara, perkembangan tersebut hampir menyeluruh disegala bidang terutama dibidang kelistrikan. Sejak berkembangnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Oraganic Rankine Cycle Pada penelitian ini sistem Organic Rankine Cycle secara umum dibutuhkan sebuah alat uji sistem ORC yang terdiri dari pompa, boiler, turbin dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Lab Lama Teknik Elektro FPTK UPI dengan perencanaan rangkaian listrik yang dipasang beberapa beban listrik. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permintaan energi dalam kurun waktu menurut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permintaan energi dalam kurun waktu menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan permintaan energi dalam kurun waktu 2011-2030 menurut skenario BAU (Business As Usual) meningkat seperti pada gambar 1.1. Dalam gambar tersebut diperlihatkan

Lebih terperinci

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI Koes Indrakoesoema, Yayan Andryanto, M Taufiq Pusat Reaktor Serba Guna GA Siwabessy, Puspiptek,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang didapat dari hasil penelitian yaitu berupa laju aliran, volume chiller, temperatur dan tekanan sebelum atau sesudah system menyala pada system

Lebih terperinci

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Elemen Kompetensi III Elemen Kompetensi 1. Menjelaskan prinsip-prinsip konservasi energi 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1) PT INDAH KIAT PULP & PAPER

REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1) PT INDAH KIAT PULP & PAPER DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR CHAPTER I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Target dan Capaian I-3 1.3 Cakupan Pekerjaan 1-3 1.4 Metodologi dan Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP : STUDI PENENTUAN KAPASITAS MOTOR LISTRIK UNTUK PENDINGIN DAN PENGGERAK POMPA AIR HIGH PRESSURE PENGISI BOILER UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN AIR PADA PLTGU BLOK III (PLTG 3x112 MW & PLTU 189 MW) UNIT PEMBANGKITAN

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

HASIL AUDIT ENERGI DI INDUSTRI TEKSTIL

HASIL AUDIT ENERGI DI INDUSTRI TEKSTIL HASIL AUDIT ENERGI DI INDUSTRI TEKSTIL Achmad Hasan Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi e-mail: a_hasan@webmail.bppt.go.id,hasan_bppt@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Bendungan Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH cinta mekar (sumber,ibeka, 2007) PLTMH Cinta Mekar memanfaatkan aliran air irigasi dari sungai Ciasem yang berhulu di Gunung

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT Tri Agus Budiyanto (091321063) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung

Lebih terperinci

Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan.

Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan. Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan. Muhammad Nasir Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang, nasirsonni@ft.unand.ac.id Abstrak Tingkat konsumsi

Lebih terperinci

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin diambil nilai rata-rata adalah sebesar (P in ) = 18 kg/ cm² G ( tekanan dibaca lewat alat ukur ), ditambah dengan

Lebih terperinci

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan

Lebih terperinci

STUDI EFISIENSI TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK GIS LISTRIK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan

STUDI EFISIENSI TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK GIS LISTRIK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan STUDI EFISIENSI TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK GIS LISTRIK Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK Besar kecilnya efisiensi yang dihasilkan oleh transformator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Umum Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat energi yang mengubah air menjadi uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di dapur ketel uap. Komponen-komponen

Lebih terperinci

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Steam Power Plant Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Siklus dasar yang digunakan pada Steam Power Plant adalah siklus Rankine, dengan komponen utama boiler, turbin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi utama sistem tenaga listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik setiap konsumen secara terus menerus. Sebelum tenaga listrik disalurkan ke konsumen

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/13.43-22 PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Boiler. Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran tentang boiler secara umum serta fungsi komponen - komponen utama dan fungsi komponen - komponen pendukung bahan boiler.boiler

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1. STUDI PEMBANGUNAN PLTU MAMUJU 2X7 MW DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SULAWESI BARAT Yanuar Teguh Pribadi NRP: 2208100654 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/PKS-PRS/08 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen /Pengendali

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS DAYA LISTRIK GEDUNG UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

IDENTIFIKASI KUALITAS DAYA LISTRIK GEDUNG UNIVERSITAS PGRI SEMARANG DENTFKAS KUALTAS DAYA LSTRK GEDUNG UNVERSTAS PGR SEMARANG Adhi Kusmantoro 1 Agus Nuwolo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas PGR Semarang Jl. Sidodadi Timur No.4 Dr.Cipto Semarang 1 Email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN BAKAR Warsono Rohmat Subodro (UNU Surakarta, rohmadsubodro@yahoo.com) ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER 4.1 Spesifikasi boiler di PT. Kartika Eka Dharma Spesifikasi boiler yang digunakan oleh PT. Kartika Eka Dharma adalah boiler jenis pipa air dengan kapasitas 1 ton/ jam,

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2; 94-98 PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 Jev N. Hilga, Sunarwo, M. Denny S, Rudy Haryanto

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN 2005 Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN 2005. Telah dilakukan pengoperasian Sistem Sarana Penunjang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan audit ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 hingga 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan audit ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 hingga 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan audit ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 hingga 26 Januari 2017 dan mengambil tempat di Blok A Gedung Keuangan Negara Yogyakarta.

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Minyak Transformator Daya 25 Kva Berdasarkan Data Citra Kamera Termal Dan Data Hasil Uji Gas Chromatograph

Analisis Kualitas Minyak Transformator Daya 25 Kva Berdasarkan Data Citra Kamera Termal Dan Data Hasil Uji Gas Chromatograph Analisis Kualitas Minyak Transformator Daya 25 Kva Berdasarkan Data Citra Kamera Termal Dan Data Hasil Uji Gas Chromatograph Subkhi Abdul Aziz 2208 100 149 Pembimbing: Dr. Eng. Ardyono Priyadi, ST., M.Eng.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

Kualitas Daya Listrik (Power Quality)

Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 2745354 giriwiyono@uny.ac.id Perkembangan Teknologi Karakteristik

Lebih terperinci

BAB III RENCANA SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

BAB III RENCANA SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK BAB III RENCANA SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK 3.1 UMUM Didalam perencanaan pembangunan sebuah pabrik, tidak akan lengkap dan tidak sempurna bila tidak terdapat mesin utama serta fasilitas penunjang yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi semakin meningkat. Oleh karena itu para ilmuan berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB III PENELITIAN KINERJA CHILLER (AIR COOLED)

BAB III PENELITIAN KINERJA CHILLER (AIR COOLED) BAB III PENELITIAN KINERJA CHILLER (AIR COOLED) 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Menggunakan program monitor dari Air Cooled 640 TR 3.2 Prosedur Standar acuan untuk Uji Air Cooled dengan menggunakan

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

STUDI PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA STUDI PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA Titiek Suheta,Abdullah Farid Jurusan Teknik Elektro,Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DI INDUSTRI KERTAS

IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DI INDUSTRI KERTAS IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DI INDUSTRI KERTAS Achmad Hasan Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi E-mail: a_hasan@webmail.bppt.go.id,hasan_bppt@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK Beban tidak seimbang pada jaringan distribusi tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik metil tersier butil eter adalah unit

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci