Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan."

Transkripsi

1 Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan. Muhammad Nasir Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang, Abstrak Tingkat konsumsi energi listrik PT. Semen Padang cukup besar untuk keperluan produksi. Komponen biaya listrik ini menempati urutan kedua dalam struktur biaya produksi. Karena itu, sangat perlu diterapkan pola pemakaian energi listrik yang efektif dan efisien pada peralatan produksi agar diperoleh biaya produksi yang lebih rendah. Dengan demikian akan meningkatkan daya saing perusahaan. Pada Raw Mill III-B Pabrik Indarung IV PT. Semen Padang, terdapat motor dengan rating tegangan 6 kv yang mengkonsumsi energi listrik dengan tingkat konsumsi energi listrik sebesar 17,67 kwh/ton Raw Mix. Pada kondisi ini motor beroperasi dengan faktor daya yang bervariasi dan belum pada kondisi maksimum. Untuk meningkatkan efisiensi konsumsi energi listrik dan efektifitas operasional motor maka dilakukan upaya Demand Side Management (DSM). Adapun metode yang digunakan adalah perbaikan stabilitas tegangan dengan perbaikan faktor daya sistem dan mengubah pola pembebanan motor. Dengan melakukan perbaikan faktor daya pada jaringan distribusi motor menjadi 0,97, rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran motor menjadi lebih kecil, dengan penghematan energi listrik sebesar 1,9 kwh untuk waktu produksi 1 hari. Sementara dengan perubahan pola pembeban hingga kondisi 90 %, 9,5 % dan 95 % dari kapasitas maksimal Mill, diperoleh penghematan pada setiap perubahan pembebanan sebesar 1,13 % dengan tingkat konsumsi energi listrik 17,47 kwh/ton, 1,47 % dengan tingkat konsumsi energi listrik 17,41 kwh/ton dan 3,51% dengan tingkat konsumsi energi listrik sebesar 17,05 kwh/ton. Kata Kunci: efisiensi ; faktor daya; pola pembebanan. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Semen Padang mengkonsumsi energi listrik dalam kapasitas yang cukup besar untuk keperluan produksinya. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut, PT. Semen Padang mengambil daya dari PT. PLN Persero dengan kapasitas daya terpasang sebesar 90 MVA yang digunakan untuk menjalankan peralatan pada Pabrik Indarung II, III, IV, V, kebutuhan tambang dan kebutuhan non pabrik. Sebagai perusahaan yang berorientasi terhadap keuntungan, PT. Semen Padang perlu menerapkan pola pemakaian energi listrik yang efektif dan efisien, sehingga biaya produksi dari konsumsi energi listrik dapat ditekan. Inefisiensi penggunaan energi listrik pada sebuah industri besar biasanya banyak terjadi pada sisi pendistribusian energi listrik kepada sistem produksi ataupun pada peralatanperalatan produksi yang menggunakan energi listrik dalam kapasitas yang cukup besar. Keefektifan konsumsi energi listrik oleh peralatan-peralatan produksi yang sebagian besar berupa motor induksi dengan tegangan 380 Volt, dan motor induksi dengan tegangan 6 kv perlu diperhatikan, agar efisiensi konsumsi energi listrik pada bagian produksi dapat ditingkatkan.

2 Oleh karena alasan di atas maka dirasa perlu dilakukan sebuah analisa untuk mengetahui tingkat efisiensi konsumsi energi listrik dan evaluasi operasional motor produksi pada salah satu pabrik di PT. Semen Padang yaitu pada Raw Mill III-B Indarung IV yang memiliki tingkat konsumsi energi listrik sebesar 0 kwh/ton Raw Mix yang dihasilkan, agar diperoleh sebuah metode pemanfaatan energi listrik yang lebih efektif dan efisien. Pada penelitian ini, pembahasan dikhususkan pada motor induksi dengan tegangan 6 kv, yang terdiri dari motor Mill I, Mill II, Separator I, Separator II dan Mill Fan, dimana tingkat konsumsi energi listrik oleh motor-motor tersebut sekitar 17,67 kwh/ton Raw Mix. 1. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat konsumsi energi listrik oleh motor dengan tegangan 6 kv pada Raw Mill III-B Indarung IV PT. Semen Padang.. Untuk mengetahuti tingkat penghematan konsumsi energi listrik oleh motor dengan tegangan 6 kv pada Raw Mill III-B Indarung IV PT. Semen Padang dengan melakukan perbaikan faktor daya dan pola pembebanan pada motor produksi 3. Untuk mengetahui penghematan pada saluran distribusi.. Tinjauan Pustaka Daya yang disalurkan pada jaringan distribusi dalam bentuk daya nyata yang terdiri dari daya aktif dan daya reaktif. Daya aktif total pada sistem tiga fasa seimbang adalah : S( 3 ph ) = 3V I (1) Dengan : P ph 3V I os ϕ ( 3 ) = Q ph 3V I ( 3 ) = Sinϕ Jika sistem tiga fasa tidak seimbang (arus pada masing-masing fasa tidak sama), maka daya total adalah penjumlahan dari daya masing-masing fasa..1. Kapasitor Shunt dan Pengaruh Kapasitor Shunt terhadap Faktor Daya Kapasitor shunt banyak digunakan pada sistem distribusi. Kapasitor ini mensuplai daya dan arus reaktif untuk mereduksi komponen arus akibat dari beban induktif yang ada pada saluran. Jadi kapasitor shunt akan memodifikasi karakteristik beban induktif dengan

3 menghasilkan arus leading untuk melawan arus lagging akibat dari beban induktif. Pada feeder, kapasitor ini akan mereduksi magnitude arus sumber, memperbaiki faktor daya dan jatuh tegangan antara sisi kirim dan sisi terima. Prinsip dasar dari usaha perbaikan faktor daya adalah dengan melakukan penyeimbangan daya reaktif induktif atau melakukan kompensasi kebutuhan daya reaktif dari beban induktif melalui suplai daya reaktif kapasitif dari kapasitor ke beban induktif, seperti pada gambar 1. berikut : ϕ P ϕ L Q Q L Q Gambar 1. Diagram kompensasi daya reaktif Berdasarkan gambar 1. di atas, daya reaktif kapasitif yang dibutuhkan untuk mengkompensasi perubahan daya reaktif beban induktif, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Q = P ( Tgϕ Tgϕ) () L Q 1 ϕ = V. I. Sinϕ (3) Jika Sin adalah 1 ( =90º), maka V I = dan X V V p = (4) 3 Dengan mensubsitusikan persamaan 4 ke dalam persamaan 3 di peroleh : Q = 1 V p φ (5) X Dari persamaan (5) dapat ditentukan besarnya kapasitansi per kapasitor yang diperlukan untuk mengkompensasi perubahan beban induktif, sebagai berikut : 1φ = 1. π. f.x (6)

4 Dimana : P = Daya aktif (tetap terhadap kompensasi) ϕl = Sudut faktor daya semula ϕ = Sudut faktor daya yang dicapai Q L = Daya reaktif sebelum pemasangan kapasitor (kvar) Q = Daya reaktif setelah pemasangan kapasitor (kvar) Q = Daya reaktif kapasitif yang dibutuhkan (kvar) = Kapasitansi per kapasitor yang dibutuhkan (Farad).. Jatuh Tegangan dan Rugi-Rugi Daya Besar jatuh tegangan yang terjadi disepanjang saluran sebelum sampai ke beban dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut : V drop = 3. I. L (r cos + x sin ) (7) secara persentase dapat ditentukan dengan persamaan berikut : Vdrop V (%) = x100% (8) 1000xV LL Dengan rendahnya faktor daya menyebabkan bertambahnya arus total yang mengalir pada saluran transmisi atau distribusi, sesuai dengan persamaan : I Total I = Aktif PF Peningkatan arus total yang mengalir pada saluran akan mengakibatkan nilai rugi-rugi daya pada saluran juga meningkat, sesuai dengan persamaan: P θ = I R (10) 3 3 (9).3. Daya dan Efisiensi pada Motor Induksi Daya input motor, P in, adalah daya (elektrik) yang diserap oleh motor. Nilai daya input motor diberikan oleh persamaan berikut ini : Dimana V 1 I 1 P = 3 V I in 1 1 cosϕ : nilai rms dari tegangan terminal stator per-fasa (volt) : nilai rms dari arus stator per-fasa (Amper) os : faktor daya : sudut antara phasor V 1 dengan phasor I 1

5 Karena motor induksi adalah beban induktif os akan bersifat terkebelakang (lagging) dan nilainya akan bervariasi antara beban nol dan beban penuh, terkecil pada beban nol dan terbesar pada beban penuh. Daya masuk rotor (terdapat pada celah udara) : ' ' R ( I ) cos atau P = ( I ) a P 3 = 3E1 φ (11) S Daya keluar rotor (daya mekanik rotor termasuk rugi gesek dan angin) adalah: ' ( I ) a P m = 3 R (1) Rugi tembaga motor adalah ' ( I) a P U = 3 R (13) Jadi dari persamaan (11), (1), dan (13) didapatkan : ( 1 S) S P : Pm : PU = 1: : (14) Secara umum efesiensi didefenisikan sebagai berikut [1] : atau Atau P η = P P η = out in in Χ100% ΣRugi rugi Χ100% P out Pout η = Χ100% (15) P + ΣRugi rugi out Untuk menentukan nilai efisiensi motor dengan pembebanan yang berbeda dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan interpolasi yaitu : Dimana : η η1 = η η 1 y y y1 y η = efisiensi operasional motor 1 η 1 = nilai efisiensi di bawah efisiensi operasional motor η = nilai efisiensi di atas efisiensi operasional motor Y = persentasi beban motor saat operasional y 1 = persentasi beban motor di bawah persentasi operasional motor (16)

6 y = persentasi beban motor di atas persentasi operasional motor.4. Energi Listrik Energi listrik adalah besarnya daya (daya aktif dan daya reaktif) yang dikonsumsi selama satu satuan waktu. Energi listrik dinyatakan dalam satuan WH, kwh (energi listrik aktif) dan VARH, kvarh (energi listrik reaktif). Besarnya energi listrik yang dikonsumsi ditunjukkan oleh kwh meter dan kvarh meter. Namun kvarh meter hanya dipasang pada konsumen dengan kapasitas daya tersambung yang besar (di atas 01 kva). Besarnya energi listrik yang digunakan baik berupa daya aktif maupun berupa daya reaktif dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan : kwh = P. t kvarh = Q. t Sedangkan total penggunaan energi listrik dalam jangka waktu tertentu dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan : kwh tot = kwh i n i= 1 3. Metodologi Penelitian Raw Mill III-B Indarung IV terdapat motor dengan rating tegangan 6 KV. Motor tersebut merupakan motor Induksi dengan kapasitas yang berbeda, dimana fungsi dari motormotor induksi tersebut adalah untuk menggerakkan Mill, Fan dan Separator. Sehingga penamaan motor tersebut disesuaikan dengan fungsi masing-masing. Pada penelitian ini akan dianalisa pengaruh penambahan kapasitansi Kapasitor Bank pada nilai faktor daya, rugi-rugi saluran motor dan nilai jatuh tegangan pada saluran motor. Selain itu juga akan dianalisa tingkat konsumsi energi listrik oleh motor dan perubahan tingkat efisiensi motor tersebut dengan mengubah pola operasional pembebanan motor. 4. Analisis Dan Pembahasan 4.1.Perbaikan Faktor Daya Berdasarkan pengukuran nilai faktor daya (cos ) dari kelima motor yang terdapat pada feeder Raw Mill III-B Indarung IV PT. Semen padang memiliki kondisi yang berbedabeda, dimana untuk motor Mill I, Mill II nilai faktor daya masih di bawah 0,90. Sementara untuk motor Mill Fan, Separator I dan Separator II, nilai faktor daya sudah berada sedikit di atas 0,90. Walaupun nilai cos yang diserap oleh motor telah memenuhi standar, tetapi untuk

7 pertimbangan ekonomis, masih diperlukan dilakukan kompensasi pada motor ini. Untuk memperbaiki faktor daya maka digunakan kapasitor statis sehingga diharapkan nilai daya reaktif pada saluran dapat berkurang. Setelah dilakukan perhitungan untuk memperbaiki faktor daya pada masing-masing motor untuk nilai faktor daya (cos ) 0,95; 0,97 dan 0,99, diperoleh nilai daya reaktif kapasitor (Q c ) dan nilai kapasitansi kapasitor () yang berbeda-beda. Hal ini ini disebabkan oleh konsumsi daya aktif (kw) dan daya reaktif (kvar) yang bervariasi. Untuk menghindari kelebihan pemakaian kapasitor yang dapat menyebabkan motor beroperasi pada keadaan kapasitif yang berarti faktor daya akan kembali menjauhi satu, maka dari variasi faktor daya yang hendak dicapai adalah faktor daya 0,97. Hal ini untuk menghindari daya reaktif (Q) bersifat kapasitif. Nilai daya reaktif kapasitor dan kapasitansi kapasitor yang diperlukan oleh masingmasing motor adalah sebagai berikut: Tabel 1. Daya reaktif dan kapasitansi kapasitor untuk cos 0,97 Motor Q (Kvar) 1 (mf) Mill I 45,6 38,36 Mill II 338,0 8,65 Separator I 19, 1,63 Separator II 35,53 3,0 Mill Fan 150,6 1,47 4..Perbaikan Rugi-rugi Penghantar Motor Perbaikan faktor daya menyebabkan nilai arus pada penghantar menjadi lebih kecil. Tentunya ini akan menyebabkan nilai rugi-rugi daya pada penghantar menjadi lebih kecil. Grafik di bawah menunjukkan perubahan nilai rugi-rugi daya pada saluran motor dengan adanya perubahan nilai faktor daya, dimana nilai rugi-rugi daya semakin kecil dengan perbaikan nilai faktor daya. Perubahan nilai rugi-rugi rata-rata saluran motor untuk faktor daya yang hendak dicapai yaitu 0,97 dapat dilihat pada tabel di bawah: Tabel. Perubahan rugi-rugi saluran motor dengan cos 0,97 Motor P cos eksis (kw) P cos 0,97 (kw) Mill I 0,190 0,13 Mill II 0,4 0,196 Separator I 0,033 0,031 Separator II 0,035 0,030 Mill Fan 0,141 0,14

8 Nilai rugi-rugi daya pada saluran motor tidak terlalu besar hal ini karena panjang saluran motor dari feeder tidaklah besar sehingga nilai resistansi yang berkaitan dengan perhitungan rugi-rugi saluran tidak terlalu besar. Sedangkan untuk perubahan nilai rugi-rugi daya, yang mengalami perubahan yang cukup signifikan terdapat pada motor Mill I, dan Mill II. Hal ini karena nilai faktor daya kedua motor tersebut masih rendah. Sehingga pada saat faktor daya diperbaiki perubahan nilai rugi-rugi daya pada saluran cukup besar seperti yang terlihat pada tabel. 4.3.Jatuh Tegangan pada Saluran Penghantar Motor Perubahan nilai jatuh tegangan pada saluran motor juga tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dengan adanya perbaikan faktor daya. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3. Perubahan nilai jatuh tegangan pada saluran motor dengan cos 0,97 Motor V drop eksisting (V) V drop (V) Mill I 1,34 0,98 Mill II 1,44 1,1 Separator I 1,16 1,11 Separator II 1,18 1,08 Mill Fan 1,56 1,36 Hal ini disebabkan oleh besarnya tegangan yang dikirimkan oleh Gardu Induk PT. Semen Padang rata-rata 6,3 kv. Dengan mengubah faktor daya mencapai nilai faktor daya 0,97, motor yang mengalami perubahan nilai jatuh tegangan yang cukup besar adalah motor Mill I dan Mill II.Hal ini karena kedua motor tersebut mengalami perubahan faktor daya yang cukup besar. Sementara itu, untuk motor Separator I, Separator II dan Mill Fan perubahan nilai jatuh tegangan tidak begitu besar karena perubahan faktor daya tidak terlalu besar. 4.4.Efisiensi Motor Pembebanan dan efisiensi motor terlihat bahwa motor masih dibebani pada kondisi belum maksimum dimana nilai tertinggi pembebanan pada masing-masing motor adalah: Motor Mill I dengan persentase pembebanan 6,59 % dan tingkat efisiensi motor 95,8 %. Motor Mill II dengan persentase pembebanan sebesar 68,93 % dan tingkat efisiensi motor 96,03 %.

9 Motor Separator I dengan persentase pembebanan sebesar 6,3 % efisiensi motor 94,05 %. dengan tingkat Motor Separator II dengan persentase pembebanan sebesar 6,43 5 dan tingkat efisiensi motor 94,05 %. Motor Mill Fan denngan persentase pembebanan sebesar 88,1 % dan tingkat efisiensi motor sebesar 95,56 %. Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai persentase pembebanan pada masingmasing motor masih jauh dari pembebanan maksimum Pola Produksi terhadap Konsumsi Energi Listrik Berdasarkan data operasional dan perhitungan konsumsi energi dapat diperoleh total massa produksi berupa Raw Mix yang di hasilkan oleh Raw Mill III-B Indarung IV, untuk operasinal 7 hari dengan waktu rata-rata perhari selama 15 jam, adalah sebesar Ton. Sementara itu total konsumsi energi listrik oleh motor dengan rating tegangan 6 kv (High Tension) untuk waktu yang sama adalalah sebesar ,57 kwh. Sehingga diperoleh besarnya konsumsi energi listrik untuk setiap ton Raw Mix pada Raw Mill III-B adalah 17,67 kwh/ton. Berdasarkan standar maksimum yang mampu ditampung oleh Mill, maka jumlah kapasitas Mill dapat ditingkatkan hingga kapasitas 00 ton/jam. Akan tetapi untuk keamanan dan perawatan alat (Mill) maka pola penambahan beban pada Mill, divariasikan dengan tingkat toleransi 10 %, 7,5 %dan 5 % dibawah total maksimum yang sanggup ditampung oleh Mill. Perubahan konsumsi energi listrik motor yang cukup signifikan dengan adanya penambahan beban pada Mill adalah pada motor Mill I, Mill II dan Mill Fan. Sementara untuk motor Separator hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi, karena motor Separator bekerja berdasarkan produk yang dihasilkan Mill, yang bernilai konstan. Sehingga pada perhitungan konsumsi energi listrik pada perubahan beban, data yang digunakan merupakan nilai rata-rata daya motor pada data operasional. Dengan melakukan perhitungan konsumsi energi listrik dengan perubahan pembebanan, maka diperoleh besarnya konsumsi energi listrik oleh motor untuk setiap ton produk adalah sebagai berikut : Untuk pembebanan 90 % dari kapasitas maksimal Mill : 17,47 kwh/ton dengan tingkat penghematan sebesar 1,13 %

10 Untuk pembebanan 9,5 % dari kapasitas maksimal Mill: 17,41 kwh/ton dengan tingkat penghematan sebesar 1,47 % Untuk pembebanan 95 % dari kapasitas maksimal Mill: 17,05 kwh/ton dengan tingkat penghematan sebesar 3,51 % Penambahan beban juga menyebabkan nilai efisiensi motor tersebut menjadi lebih baik seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4. Efisiensi motor dengan penambahan beban Motor eksisting 90% 9,5% 95% Mill I 95,79 95,86 95,91 95,91 Mill II 95,98 96,04 96,09 96,10 Mill Fan 95,56 95,61 95,66 95, Konsumsi Energi Listrik dengan Perubahan Nilai Faktor Daya Berdasarkan hasil perhitungan besarnya tingkat konsumsi energi listrik dengan adanya perubahan nilai faktor daya adalah 17,67 kwh/ton untuk os 0,95, 17,66 Kwh/Ton untuk os 0,97 dan 17,66 Kwh/ton untuk os 0,99. Dapat dilihat bahwa perubahan nilai faktor daya pada motor ini, tidak terlalu mempengaruhi tingkat konsumsi energi listrik karena besarnya nilai rugi-rugi daya yang terdapat pada saluran tidak terlalu besar. Total energi listrik yang dapat dihemat oleh Raw Mill III-B dengan perbaikan faktor daya menjadi 0,97 dalam waktu 1 hari produksi dengan waktu produksi 15 jam ditunjukkan oleh tabel 5: Tabel 5. Energi listrik yang dihemat dengan perbaikan faktor daya menjadi 0,97 Motor P eksisting P cos 0,97 P kwh kwh total Mill I 0,190 0,13 0,058 0,86 Mill II 0,4 0,196 0,046 0,69 Separator I 0,033 0,031 0,00 0,03 1,9 Separator II 0,035 0,030 0,005 0,08 Mill Fan 0,141 0,14 0,017 0, Evaluasi Kinerja Motor Daya pada motor saat beroperasi, dimana nilai daya aktif (kw) yang terbesar pada masing-masing motor adalah: Mill I : 93.1 kw Mill II : kw

11 Separator I Separator II Mill Fan : kw : kw : kw Dengan pembebanan pada kondisi 90%, 9,5% dan 95% dari kondisi maksimal Mill dapat terlihat bahwa nilai daya aktif (kw) yang terbesar adalah : Mill I Mill II Mill Fan : 1035,9 kw : 108,19 kw : 69,06 kw Dari data daya aktif (kw) sebelum penambahan beban dan sesudah penambahan beban, penggunaan daya aktif terbesar untuk Mill I 1035,9 kw. Sementara itu untuk motor Mill II adalah 108,19 kw. Jadi dapat dilihat bahwa untuk kondisi maksimum kapasitas yang dibutuhkan lebih kecil dari kapasitas motor yang ada yaitu 1500 kw. Dari data pembebanan pada kondisi 9,5% dan 95%, perkiraan daya yang dibutuhkan oleh Mill Fan melebihi kapasitas dari motor Fan yang ada, sehingga penambahan beban produksi dengan toleransi tersebut tidak mungkin dilakukan kecuali dilakukan penggantian motor. Untuk motor Separator hanya dilihat pada kondisi operasional karena tidak ada perubahan pembebanan. Daya aktif tertinggi untuk Separator I adalah 186,3 kw. Sementara itu untuk Separator II adalah 184,15 kw. Dan nilai ini juga lebih rendah dibanding kapasitas yang dimiliki oleh motor yaitu 50 kw. 5. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan dan analisa yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Untuk memperbaiki faktor daya motor menjadi 0,97 dibutuhkan nilai daya reaktif dan nilai kapasitansi kapasitor per fasa untuk masing-masing motor sebesar : Motor Mill I : 45,6 kvar; 38,36 mf Motor Mill II : 338,0 kvar; 8,65 mf Motor Separator I : 19, kvar; 1,63 mf Motor Separator II : 35,53 kvar; 3,0 mf Motor Mill Fan :150, 6 kvar; 1,47 mf. Perbaikan faktor daya menjadi 0,97 dapat memperbaiki nilai rugi-rugi daya pada saluran motor yaitu: Motor Mill I : 0,19 kw menjadi 0,13 kw

12 Motor Mill II Motor Separator I Motor Separator II Motor Mill Fan : 0,4 kw menjadi 0,196 kw : 0,033 kw menjadi 0,031 kw : 0,035 kw menjadi 0,030 kw : 0,141 kw menjadi 0,14 kw 3. Perbaikan faktor daya menjadi 0,97 dapat memperbaiki nilai jatuh tegangan pada saluran motor yaitu: Motor Mill I Motor Mill II Motor Separator I Motor Separator II Motor Mill Fan : 06,85 V menjadi 0,98 V : 85,70 V menjadi 0,0 V : 1,0 V menjadi 8,91 V : 14,34 V menjadi 8,70 V : 50,8 V menjadi 8,01 V 4. Tingkat konsumsi energi listrik oleh motor dengan tegangan 6 kv pada Raw Mill III-B Indarung IV PT. Semen Padang adalah sebesar 17,67 kwh/ton Raw Mix. 5. Tingkat konsumsi energi listrik dan penghematan yang diperoleh dengan melakukan penambahan beban produksi pada Mill adalah sebesar : Pembebanan 90 % dari kapasitas maksimal Mill Dengan penghematan 1,13 % :17,47 kwh/ton Pembebanan 9,5 % dari kapasitas maksimal Mill : 17,41 kwh/ton Dengan penghematan 1,47 % Pembebanan 95 % dari kapasitas maksimal Mill Dengan penghematan 3,51 % : 17,05 kwh/ton 6. Penghematan konsumsi energi listrik dengan dilakukannya perbaikan faktor daya menjadi 0,97 untuk waktu produksi 1 hari adalah sebesar 1,9 kwh. 7. Untuk mengurangi biaya konsumsi energi listrik, hendaknya produksi dilakukan pada waktu tidak beban puncak 6. Terima Kasih Penulis Menyampaikan terima kasih kepada Pihak PT. Semen Padang dan Universitas Andalas atas bantuan yang diberikan sehingga terlaksana penelitian ini.

13 7. Daftar Kepustakaan [1] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,1995. [] Arismunandar, A, Susumu Kuwahara, Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik, Jilid III Gardu Induk, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, [3] Pabla, A. S, Sistem Distribusi Daya Listrik, Erlangga, Jakarta, [4] Nazir Refdinal, Diktat Kuliah Mesin-Mesin Listrik II, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang,. [5] P. Sen, Principles Of Electric Machines And Power Electronics, Second Edition, John Wiley & Sons, New York, [6] Grainger, J. John, Stevenson, William. D. Jr, Power System Analysis, McGraw-Hill. Inc, International edition, Singapore, [7] Gonen Turan, Electric Power Distribution System Engineering, McGraw-Hill, Inc, Untied States, [8] Induction Motors Action. 000 [9] Mahmudsyah S, Awwaluddin N, Audit Dan Konversi Energi Energi Dalam Rangka Perbaikan Indeks Pemakaian Energi Listrik di PT. Multi Bintang Indonesia, SSTE-1, Bandung, 000. [10] Mahmud S, Ridlo AF, Implementasi Deman Side Management (DSM) Untuk Optimalisasi Sistem Beban Listrik PT. PLN Distribusi Wilayah Jawa Timur, SSTE-1, Bandung, 000.

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( ) Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( ) Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator Ija Darmana Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi IndustriUniversitas Bung Hatta E-mail : ija_ubh@yahoo.com Submitted: 23-07-2015,

Lebih terperinci

Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic oltage Regulator ja Darmana Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi ndustri Universitas Bung Hatta E-mail : ija_ubh@yahoo.com ABSTRAK Pada jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Listrik Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas

Lebih terperinci

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono@uny.ac.id Analisis Pemasangan Kapasitor

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA OPERASIONAL PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA OPERASIONAL PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA OPERASIONAL PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV Dede Kaladri. S Jurusan Teknik Elektro-FTI,Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto

ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto Novalina Putri, Putranto; Analisis Perhitungan Losses Pada Jaringan Tegangan Rendah Dengan Perbaikan Pemasangan Kapasitor ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Tarif dan Koreksi Faktor Daya Tarif dan Koreksi Faktor Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @uny.ac.id Tujuan: Mahasiswa dapat: 1.

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT 4.1. Perancangan Instalasi dan Jenis Koneksi (IEEE std 18-1992 Standard of shunt power capacitors & IEEE 1036-1992 Guide for Application

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik OPTIMALISASI PENGGUNAAN KAPASITOR BANK PADA JARINGAN 20 KV DENGAN SIMULASI ETAP (Studi Kasus Pada Feeder Srikandi di PLN Rayon Pangkalan Balai, Wilayah Sumatera Selatan) David Tampubolon, Masykur Sjani

Lebih terperinci

Penentuan Kapasitas dan Lokasi Optimal Penempatan Kapasitor Bank Pada Penyulang Rijali Ambon Menggunakan Sistem Fuzzy

Penentuan Kapasitas dan Lokasi Optimal Penempatan Kapasitor Bank Pada Penyulang Rijali Ambon Menggunakan Sistem Fuzzy 119 Penentuan Kapasitas dan Lokasi Optimal Penempatan Kapasitor Bank Pada Penyulang Rijali Ambon Menggunakan Sistem Fuzzy Hamles Leonardo Latupeirissa, Agus Naba dan Erni Yudaningtyas Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA Yogyakarta, 0 Nopember 2007 RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA Sofian Yahya, Toto Tohir Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT. PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT. PLN UPJ SLAWI) Tejo Sukmadi 1, Bambang_Winardi 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM Sugeng A Karim, Analisis Generator dan Motor Sinkron Sebagai Pembangkit Daya Reaktif Sistem ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf (2) SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM (Drs. Sugeng A. Karim,

Lebih terperinci

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Rita Prasetyowati Jurusan Pendidikan Fisika-FMIPA UNY ABSTRAK Masyarakat luas mengenal alat penghemat listrik sebagai alat yang dapat menghemat

Lebih terperinci

STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO)

STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO) STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO) Oleh : Sepanur Bandri 1 dan Topan Danial 2 1) Dosen

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014 ANALISIS PERBAIKAN TEGANGAN PADA SUBSISTEM DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR BANK DENGAN ETAP VERSI 7.0 Wiwik Handajadi 1 1 Electrical Engineering Dept. of Institute of Sains & Technology AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV ANTARA TASIKMALAYA DEPOK

ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV ANTARA TASIKMALAYA DEPOK ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV ANTARA TASIKMALAYA DEPOK Oleh Bintang Unggul P Program Studi Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGGUNAAN KAPASITOR DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV KAMPUS UNDANA PENFUI KUPANG

PERENCANAAN PENGGUNAAN KAPASITOR DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV KAMPUS UNDANA PENFUI KUPANG Seminar Nasional Sains dan Teknik0 (SANSTEK 0) Kupang, Nopember0 PERENANAAN PENGGUNAAN KAPASTOR DAYA PADA JARNGAN DSTRBUS PRMER 0 KV KAMPUS UNDANA PENFU KUPANG ABSTRAK Agusthinus S. Sampeallo ), Frans

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN 1. Ir. H. Mohammad Amir., M.Eng 2. Aji Muharam Somantri Konsentrasi Teknik Tenaga Listrik, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.

Lebih terperinci

Oleh: Erhaneli (1), Ramadonal (2) (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro (2) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro

Oleh: Erhaneli (1), Ramadonal (2) (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro (2) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro OPTIMASI PEMASANGAN KAPASITOR DALAM PERBAIKAN FAKTOR DAYA DAN DROP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 k (Feeder Ekspres GH Balitan Rayon Sitiung) Menggunakan Simulasi ETAP 7,5 Oleh: Erhaneli (1), Ramadonal

Lebih terperinci

No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN :

No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN : .33 ol. Thn.XII April 00 ISSN : 0854-847 PERBANDINGAN ANTARA KOMPENSASI DAYA REAKTIF TERPUSAT DENGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF TERDISTRIBUSI BAGI PERBAIKAN KESTABILAN TEGANGAN PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMBAR

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA Bayu Pradana Putra Purba, Eddy Warman Konsentrasi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r. Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya

Lebih terperinci

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG Sri Kurniati. A, Sudirman. S Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Undana, AdiSucipto Penfui, Kupang, Indonesia,

Lebih terperinci

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN Analisis Jatuh Pada Penyulang 20 kv Berdasarkan pada Perubahan Beban (Studi Kasus Penyulang Penfui dan Penyulang Oebobo PT. PLN Persero Rayon Kupang) Agusthinus S. Sampeallo, Wellem F. Galla, Rendi A.

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik 30%. 1 Alat penghemat daya listrik bekerja dengan cara memperbaiki faktor daya Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik Alat penghemat daya listrik adalah suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG

ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG M. Fahmi Hakim, Analisis Kebutuhan Capacitor Bank, Hal 105-118 ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG Muhammad Fahmi Hakim

Lebih terperinci

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Studi Komparatif Arus Asut Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Iwan Setiawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV Oleh Endi Sopyandi Dasar Teori Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangantinggi. Dengan transformator tegangan

Lebih terperinci

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP) PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA Agung Warsito, Mochammad Facta, M Anantha B P a.warsito@elektro.ft.undip.ac.id,

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4. Jurnal Emitor Vol. 15 No. 02 ISSN 1411-8890 ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0 Novix Jefri

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY) ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY) Selamat Aryadi (1), Syamsul Amien (2) Konsentrasi Teknik

Lebih terperinci

Muh Nasir Malik, Analisis Loses Jaringan Distribusi Primer Penyulang Adhyaksa Makassar

Muh Nasir Malik, Analisis Loses Jaringan Distribusi Primer Penyulang Adhyaksa Makassar MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 1, Juni 2009 ANALISIS LOSES JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER PADA PENYULANG ADHYAKSA MAKASSAR Muh. Nasir Malik Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Sebelum dilakukan perhitungan dalam analisa data, terlebih dahulu harus mengetahui data data apa saja yang dibutuhkan dalam perhitungan. Data data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata-1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SIMULASI ALIRAN DAYA PADA DIVISI WIRE ROD MILL (WRM) PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK. DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7 Andri Wibowo 1, Ir. Tedjo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan

Lebih terperinci

Perbaikan Tegangan untuk Konsumen

Perbaikan Tegangan untuk Konsumen Perbaikan Tegangan untuk Konsumen Hasyim Asy ari, Jatmiko, Ivan Bachtiar Rivai Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK 2.1. KONSUMSI ENERGI PADA BANGUNAN BERTINGKAT Peningkatan jumlah konsumsi energi oleh bangunan bertingkat seperti gedung perbelanjaan, perkantoran, rumah sakit,

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu contoh energi yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, energi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tenaga listrik demikian pesatnya seiring dengan begitu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tenaga listrik demikian pesatnya seiring dengan begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan tenaga listrik demikian pesatnya seiring dengan begitu cepatnya perkembangan di industri. Pada industri PT Kusumaputra Santosa Karanganyar membutuhkan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Mochammad Abdillah, Endro Wahyono,SST, MT ¹, Ir.Hendik Eko H.S., MT ² 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri Dosen

Lebih terperinci

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN Sylvia Handriyani 2200109034 LATAR BELAKANG Rendahnya faktor daya listrik pada KUD Tani Mulyo Lamongan Besarnya

Lebih terperinci

Perancangan Alat Perbaikan Faktor Daya Beban Rumah Tangga dengan Menggunakan Switching Kapasitor dan Induktor Otomatis

Perancangan Alat Perbaikan Faktor Daya Beban Rumah Tangga dengan Menggunakan Switching Kapasitor dan Induktor Otomatis 1 Perancangan Alat Perbaikan Faktor Daya Beban Rumah Tangga dengan Menggunakan Switching Kapasitor dan Induktor Otomatis Temmy Nanda Hartono, Pembimbing 1: Mahfudz Shidiq, Pembimbing 2: Hari Santoso. Abstrak

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI Pemasangan Kapasitor Bank Pada Sistem Kelistrikan

PERHITUNGAN DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI Pemasangan Kapasitor Bank Pada Sistem Kelistrikan CHAPTER IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI 4.1. Pemasangan Kapasitor Bank Pada Sistem Kelistrikan Berikut data dari hasil pengukuran kelistrikan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF 3.1. Perancangan Perbaikan Faktor Daya ( Power Factor Correction ) Seperti diuraikan pada bab terdahulu, Faktor

Lebih terperinci

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi Rizky Syahputra Srg., Raja Harahap, Perhitungan Arus... SSN : 59 1099 (Online) SSN : 50 3 (Cetak) Perhitungan Arus Netral, Rugi-Rugi, dan Efisiensi Transformator Distribusi 3 Fasa 0 KV/00V Di PT. PLN (Persero)

Lebih terperinci

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa 1 Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa Filia Majesty Posundu, Lily S. Patras, ST., MT., Ir. Fielman Lisi, MT., dan Maickel Tuegeh, ST., MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Irpan Rosidi Tanjung, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Ali Sahbana Harahap, Raja Harahap, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA Agus Hayadi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura agushayadi@yahoo.com Abstrak-

Lebih terperinci

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL Analisis Teoritis Penempatan Transformator Distribusi Menurut Jatuh Tegangan Di Penyulang Bagong ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PT. ASIAN PROFILE INDOSTEEL

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PT. ASIAN PROFILE INDOSTEEL STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PT. ASIAN PROFILE INDOSTEEL Ifhan Firmansyah-2204 100 166 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA LAPANGAN. Ananlisi ini menjadi salah satu sarana untuk mencari ilmu yang tidak

BAB IV ANALISIS DATA LAPANGAN. Ananlisi ini menjadi salah satu sarana untuk mencari ilmu yang tidak 4.1. Analisis Data di Industri BAB IV ANALISIS DATA LAPANGAN Ananlisi ini menjadi salah satu sarana untuk mencari ilmu yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Salah satu fungsi dari praktik industri adalah

Lebih terperinci

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN Sylvia Handriyani, Adi Soeprijanto, Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak Besarnya pemakaian energi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Agus R. Utomo Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail : arutomo@yahoo.com Mohamad Taufik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) M. Arfan Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron Oleh: Luthfi Rizal Listyandi I. Latar Belakang Salah satu potensi sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan guna mewujudkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS DAYA LISTRIK GEDUNG UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

IDENTIFIKASI KUALITAS DAYA LISTRIK GEDUNG UNIVERSITAS PGRI SEMARANG DENTFKAS KUALTAS DAYA LSTRK GEDUNG UNVERSTAS PGR SEMARANG Adhi Kusmantoro 1 Agus Nuwolo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas PGR Semarang Jl. Sidodadi Timur No.4 Dr.Cipto Semarang 1 Email

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan menggunakan KWh-meter analog 3 fasa dan KWh-meter digital 3 fasa. Perbandingan yang dilihat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA BEBAN 18,956 kw/ 6,600 V, MENGGUNAKAN CAPACITOR BANK DI PT INDORAMA VENTURES INDONESIA

TUGAS AKHIR. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA BEBAN 18,956 kw/ 6,600 V, MENGGUNAKAN CAPACITOR BANK DI PT INDORAMA VENTURES INDONESIA TUGAS AKHIR PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA BEBAN 18,956 kw/ 6,600 V, MENGGUNAKAN CAPACITOR BANK DI PT INDORAMA VENTURES INDONESIA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then TRASFORMATOR Φ C i p v p p P Transformator terdiri dari sebuah inti terbuat dari laminasi-laminasi besi yang terisolasi dan kumparan dengan p lilitan yang membungkus inti. Kumparan ini disuplay tegangan

Lebih terperinci

Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan

Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan Analisis Penempatan Transformator Distribusi Berdasarkan Jatuh Tegangan Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan rudisalman.unimed@gmail.com Abstract Distribution

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Sistem Tenaga Listrik Sekalipun tidak terdapat suatu sistem tenaga listrik yang tipikal, namun pada umumnya dapat dikembalikan batasan pada suatu sistem yang lengkap

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) Makruf Abdul Hamid,Panusur S M L Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK BERDASARKAN PERTUMBUHAN BEBAN BERBASIS BIAYA INVESTASI MINIMUM

STUDI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK BERDASARKAN PERTUMBUHAN BEBAN BERBASIS BIAYA INVESTASI MINIMUM STUDI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK BERDASARKAN PERTUMBUHAN BEBAN BERBASIS BIAYA INVESTASI MINIMUM Adri Senen Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Bengkalis, Bengkalis Riau email : Ad_Senen@Yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem distribusi merupakan salah satu sistem dalam tenaga listrik yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan pemakai energi listrik, terutama

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT Tri Agus Budiyanto (091321063) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung

Lebih terperinci

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER Asri Akbar, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

Fasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan fasa fungsi sinusoidal dari waktu. Sebuah rangkaian yang dapat dijelaskan dengan menggunakan fasor disebut berada dalam

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL Arwadi Sinuraya*) Abstrak Pembangunan pembangkit listrik dengan daya antara 1kW 10 kw banyak dilaksanakan

Lebih terperinci

Menurunkan Biaya Pemakaian Listrik 8 Unit Gedung Melalui Perbaikan Faktor Daya dan Profil Tegangan

Menurunkan Biaya Pemakaian Listrik 8 Unit Gedung Melalui Perbaikan Faktor Daya dan Profil Tegangan Juli - Desember 2013 88 Menurunkan Biaya emakaian Listrik 8 Unit Gedung Melalui erbaikan Faktor Daya dan rofil Tegangan Rafael Sri Wiyardi Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunungpati

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 0 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI Erhaneli (1), Aldi Riski () (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro () Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa

Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa Soedibyo dan Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Tegangan, Arus, Faktor Daya, dan Daya Aktif pada Beban Listrik di Minimarket

Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Tegangan, Arus, Faktor Daya, dan Daya Aktif pada Beban Listrik di Minimarket P-ISSN 1411-0059 E-ISSN 2549-1571 Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Tegangan, Arus, Faktor Daya, dan Daya Aktif pada Beban Listrik di Minimarket Fachry Azharuddin Noor 1, Henry Ananta 2, dan Said

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT USU

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan semakin tingginya tarif listrik, maka tuntutan efisiensi dalam pemakaian daya listrik adalah menjadi pertimbangan utama. Efisiensi penggunaan daya listrik

Lebih terperinci

STUDI PERHITUNGAN DAN ANALISA RUGI RUGI JARINGAN DISTRIBUSI (STUDI KASUS: DAERAH KAMPUNG DOBI PADANG)

STUDI PERHITUNGAN DAN ANALISA RUGI RUGI JARINGAN DISTRIBUSI (STUDI KASUS: DAERAH KAMPUNG DOBI PADANG) PPM-POTEKNK BENGKAS STUD PERHTUNGAN DAN ANASA RUG RUG JARNGAN DSTRBUS (STUD KASUS: DAERAH KAMPUNG DOB PADANG) Adri Senen Dosen Program Studi Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei. Alam

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH Yoakim Simamora, Panusur

Lebih terperinci