Ekonomi Dunia yang Melambat kecuali Amerika Serikat
|
|
- Yuliani Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Ekonomi Dunia yang Melambat kecuali Amerika Serikat Amerika Serikat Indikator perekonomian menunjukkan perbaikan di tengah perlambatan global; sebagian besar peserta FOMC memperkirakan peningkatan Fed Funds Rate di akhir 2015 Eropa Secara fundamental perekonomian Eropa menunjukkan tanda perbaikan, namun tertekan oleh permasalahan utang Yunani Tiongkok Ekonomi mencatat pertumbuhan terendah, paket stimulus terus digulirkan Jepang Perekonomian masih menghadapi inflasi yang rendah Perekonomian Global Perekonomian global diproyeksikan tumbuh melambat (OECD dan Bank Dunia) Komoditas Harga komoditas masih melanjutkan penurunan
3 Pertumbuhan Yang Melambat Q1 4,71%, Q2 4,67% Pertumbuhan Ekonomi Transaksi Berjalan Utang Luar Negeri Inflasi yoy Neraca Perdagangan Nilai Tukar Rupiah
4 Pertumbuhan Kredit Melambat,Ancaman Besar NPL CAR dan Rasio Modal Inti Rentabilitas dan Efisiensi Perbankan Kredit & DPK Perbankan Rasio Posisi Devisa Neto Perbankan
5 Pertumbuhan Kredit Melambat,Ancaman Besar NPL Non-Performing Loan Perkembangan Likuiditas Perbankan
6 Tantangan Perekonomian Domestik El Nino Ekspor Kredit Target Pajak Belanja modal Risiko inflasi berpotensi meningkat terkait nilai tukar, harga minyak, dan El-Nino. El Nino Nilai Tukar BBM TTL & LPG PDB Downside risks Upside Risks Upside Risks Downside risks Kompleksitas masalah meningkat PDB US Grexit Ekspor Risiko Tiongkok Harga Komoditas PDB RAR (-) Kepemilikan NR Normalisasi Fed & US Broad appreciation QE Eropa & Jepang Upside Upside Risks Risks Downside risks Downside risks Downs risk CAD meningkat seiring permintaan domestik yg lebih rendah menurunkan impor. Downside risks Risiko penurunan capital inflow terkait RAR negatif dan pelemahan nilai tukar Upside Risks Capital Inflow
7 Pertumbuhan ekonomi masih termoderasi Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan global, pertumbuhan ekonomi domestik pada Q masih melanjutkan moderasi. Hal ini turut berdampak pada perlambatan kredit yang disalurkan oleh sektor perbankan. Perlambatan ekonomi global dan volume perdagangan dunia turut berdampak pada moderasi pertumbuhan domestik Kredit perbankan juga melambat, namun laju perlambatan selama semester terpantau melandai dibandingkan pada tahun 2014 Sumber: BPS Sumber: OJK 7
8 Kinerja Industri Perbankan Juli 2015 Pertumbuhan Kredit Rp3.828T 1,89% (mtm) 4,18% (ytd) 10,38% (yoy) Rp3.833T 0,15% (mtm) 4,34% (ytd) 10,04% (yoy) Rp4.319T 2,07% (mtm) 4,99% (ytd) 12,65% (yoy) Pertumbuhan DPK Rp4.328T 0,21% (mtm) 5,21% (ytd) 14,31% (yoy) NPL Gross CAR 2,70% BOPO NIM 2,56% 14 bps 20,28% 20,78% 81,40% 81,39% 5,32% 5,32% -31 bps -1 bps - bps ROA 2,29% 2,27% -2 bps Kondisi perbankan masih dalam kondisi normal meskipun terdapat tendensi pemburukan kinerja (ROA) seiring meningkatnya risiko kredit (NPL) perbankan. No Indikator PMK Mei-15 Jun-15 Jul-15 1 Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD)78.15% 74,14% 80,94% 2 Posisi Devisa Neto (PDN) 2.26% 2,40% 2,44% 3 Capital Adequacy Ratio CAR) 20.51% 20,28% 20,78% 4 Return on Asset (ROA) 2.45% 2,29% 2,27% 5 Non-Performing Loan (NPL) Net 1.25% 1,22% 1,29% 6 Loan-to-Deposit Ratio (LDR) 88.72% 88,46% 88,03% Kondisi likuiditas perbankan relatif cukup terjaga, meski mengalami penurunan dengan rasio AL/NCD dan AL/DPK di atas threshold. 19 AGUSTUS 26 AGUSTUS 2015 Perkembangan Likuiditas Perbankan Seiring penurunan kinerja keuangan perbankan, BCI turun 13 bps menjadi 0,67 dan masih bertahan di zona kuning, Banking Condition Indicator Rumah Tangga Perdagangan Besar Industri Pengolahan Pertanian Konstruksi Pertambangan Pertumbuhan Kredit 0,51%; -1,54%; -0,03%; 1,88%; 1,44%; -1,38%; Porsi Kredit 22,68% 19,51% 18,34% 5,89% 4,32% 3,61% NPL 1,83%; 8 bps 3,97%; 25 bps 2,26%; 24 bps 2,06%; -1 bps 5,54%; 11 bps 3,82%; 44 bps
9 IMPACT PENUH KETIDAKPASTIAN.. Tantangan Perekonomian Global : Permasalahan kedepan makin kompleks Known-Known Harga minyak turun dan tetap rendah Harga komoditas yang turun Unknown-Unknown Kerentanan pasar keuangan global, khususnya China Masalah Geopolitik Known-Unknown Normalisasi Kebijakan Fed Pelemahan ekonomi China Krisis Yunani IDENTIFIKASI
10 Perkembangan Ekonomi Daerah : PERTUMBUHAN DAERAH JUGA MELEMAH DALAM LAMPU KUNING DAN MERAH Pertumbuhan ekonomi daerah terkendala, terlebih pada sebagian daerah berbasis komoditas P gpdrb negatif SUMATERA JAKARTA JAWA KALIMANTAN SULAMPUA BALI NUSRA SUMBER: BANK INDONESIA
11 DARI KRISIS KE KRISIS; APAKAH SUDAH KRISIS ATAU MENUJU KRISIS INDIKATOR EKONOMI Pertumbuhan Ekonomi (yoy) -13,10% 4,12% 4,67% Inflasi 82,40% 12,14% 7,26% Cadangan Devisa (USD miliar) 17,40 50,2 107,6 Nilai Tukar Rupiah Depresiasi Rupiah (posisi terendah) 19,7% 34,86% 14,5% IHSG NPL (Non-Performing Loan Gross) 30% 3,8% 2,6% Suku Bunga Acuan BI 60% 9,50% 7,50% Rasio Utang Pemerintah terhadap PDB 100% 27,40% 24,7% Total Utang Luar Negeri (Pemerintah dan Swasta,USD miliar) 150,8 155,08 304,3 Rasio Utang LN terhadap Cadangan Devisa 8,6x 3,1x 2,8x SUMBER: DIOLAH DARI BERBAGAI SUMBER
12 KONDISI EKSISTING UMKM Secara aktual mayoritas pelaku usaha di Indonesia adalah Usaha Mikro Data Kementerian KUKM dan BPS 2014 Usaha Kecil 1,13% Usaha Meneng ah 0,09% Usaha Besar 0,01% 2013 Usaha Mikro 98,77 % Usaha Mikro (Asset: < Rp 50 Juta/Omset: Rp. 300 Juta Per Th), Usaha Kecil (Asset: Rp 50 Juta - 1 Milyar/Omset: Rp 300 Juta - 2,5 Milyar), Usaha Menengah (Asset: >Rp 1 Milyar - 3 Milyar/Omset: >Rp 2,5 Milyar - 50 Milyar), dan Usaha Besar (Asset: >Rp. 3 Milyar/Omset: >Rp. 50 milyar) UU No. 20/2008 tentang UMKM
13 KESENJANGAN KONTRIBUSI PELAKU UMK DAN UMB UMiK 99,9% 45,49% 27,52% INVESTASI 4,00% EKSPOR PAJAK 94,22% PDB KESENJANGAN KONTRIBUSI PELAKU UMK & UMB TENAGA KERJA 54,51% 72,48% 95,97% UMB 0,1% 5,78% Data Kementerian KUKM 2013
14 Luas Kredit UMKMK Masih kurang optimalnya penyaluran kredit UMKMK dapat dilihat dari rasio penyaluran kredit UMKMK terhadap total kredit hanya 19,5%. Posisi Total Outstanding Kredit Per Februari 2015: Rp T, Outstanding Kredit UMKMK : Rp. 720,8 T. Pelaku Ekonomi Indonesia 1 UMKMK : 58 Juta Unit 2 Kredit UMKMK 19,5% 3
15 Latar Belakang Perlunya Penjaminan Kredit UMKMK : Feasible but not Bankable Akses kepada sumber pembiayaan menjadi salah satu penghambat perkembangan UMKMK. Keterbatasan Aspek Legal Formal Kesulitan memenuhi Ketentuan teknis perbankan 2 4 MEMBUTUHKAN PENJAMINAN KREDIT 1 3 Mensyaratkan Agunan Fisik Sumber: Jamkrindo
16 Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia, Persaingan Makin Ketat Bank Perkreditan Rakyat (BPR/BPRS) = BPR 1,636, BPRS 163 Bank Unit Mikro Bank Komersial: BRI Unit = 5,019 / DSP = 1,316 / Mandiri = 2,463 / BTPN = 619, bank-bank umum, bumn, swasta, asing campuran Badan Kredit Desa/BKD = 5,279 MFIs Koperasi (KSP) = 36,485 Formal Pegadaian = 4,933 cabang/kantor unit Non Bank LDKP (Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan) e.g.: LPD in Bali = 1,351 unit Non Formal Organisasi Non Pemerintah (NGO) Self Help Group BMT (LKM dengan prinsip islam) Sumber: OJK diolah 16
17 BPR Kinerja Keuangan, Dana Masih Tumbuh Indikator Pertumbuhan Aset BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember Keterangan Pertumhuhan aset: 17,09% Jumlah BPR Aset naik 518 Aset turun 81 Aset naik di atas rata-rata industri 245 Pertumbuhan aset dari 599 BPR Indikator Pertumbuhan DPK BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember Keterangan Jumlah BPR Pertumhuhan DPK: 16,77% DPK naik 515 DPK turun 84 DPK naik di atas rata-rata industri 256 Pertumbuhan DPK dari 599 BPR
18 BPR Kinerja Keuangan, Kredit Tumbuh Seimbang Indikator Pertumbuhan Kredit BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember Keterangan Pertumhuhan Kredit: 16,38% Jumlah BPR Kredit naik 504 Kredit turun 95 Kredit naik di atas rata-rata industri 241 Pertumbuhan Kredit dari 599 BPR. Indikator Pertumbuhan Modal *) BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember Keterangan Pertumhuhan Modal: 16,98% Jumlah BPR Modal naik 517 Modal turun 82 Modal naik di atas rata-rata industri 250 *): tier I; Pertumbuhan Kredit dari 599 BPR.
19 BPR Kinerja Keuangan, Banyak yang Labanya Naik Indikator Pertumbuhan Laba Tahun Berjalan BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember Keterangan Jumlah BPR Pertumhuhan Laba Tahun Berjalan: 0,43% Laba naik 353 Laba turun 246 Laba naik di atas rata-rata industri 348 Pertumbuhan Laba Tahun Berjalan dari 599 BPR Indikator CAR BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember Keterangan Jumlah BPR CAR Rata-rata: 28,02% CAR Sama atau di Atas Rata-rata 122 CAR di Bawah Rata-rata 477 CAR 8% ke Atas 597 CAR di Bawah 8% 2 Posisi CAR Rata-rata dari BPR (nasional).
20 BPR Kinerja Keuangan, NPL Menjadi Perhatian Indikator NPL BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember Keterangan Jumlah BPR NPL Rata-rata : 4,76% NPL 5% ke Atas 164 NPL di Bawah 5% 435 NPL 5% s.d. 10% 118 NPL di Atas 10% 46 Indikator ROA BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember ROA Rata-rata : 2,99% Keterangan Posisi NPL Rata-rata dari BPR (nasional). Jumlah BPR ROA di Atas Rata-rata 405 ROA di Bawah Rata-rata 194 ROA 1,5% ke Atas 524 ROA di Bawah 1,5% 74 ROA Minus (-) 29 Posisi ROA Rata-rata dari BPR (nasional).
21 BPR Kinerja Keuangan, LDR nya Mulai Mentok Indikator ROE BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember ROE Rata-rata : 27,95% Keterangan Jumlah BPR ROE di Atas Rata-rata 347 ROE di Bawah Rata-rata 252 ROE 8,0% ke Atas 540 ROE di Bawah 8,0% 59 ROE Minus (-) 30 Posisi ROE Rata-rata dari 1,643 BPR (nasional). Indikator LDR BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember LDR Rata-rata : 79,45% Keterangan Jumlah BPR LDR 78% s.d. 92% 336 LDR di Bawah 78% 198 LDR >92% s.d. <100% 61 LDR 100% ke Atas 4 Posisi LDR Rata-rata dari BPR (nasional).
22 BPR Masih Banyak yang Belum Efisien Indikator BOPO BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember Keterangan Jumlah BPR BOPO Rata-rata : 80,30% BOPO di Bawah 92% 527 BOPO >92% s.d. <100% 40 BOPO 100% ke Atas 32 Posisi BOPO Rata-rata dari BPR (nasional). Indikator NIM BPR Kovensional Beraset Rp25 Miliar ke Atas per Desember Keterangan NIM Rata-rata: 10,10% Jumlah BPR NIM di Atas Rata-rata 383 NIM di Bawah Rata-rata 216 NIM Rata-rata dari 599 BPR.
23 BPR Masih Banyak yang Belum Efisien BPR DIDOMINASI BERMODAL KECIL SUMBER: OJK DIOLAH BIRO RISET INFOBANK Ukuran BPR yang Kecil Membuat Tidak Efisien dalam Operasional dan Terbatasnya Ruang Gerak (Skala Ekonomi)
24 UMKM Kembali ke Khitah Bank dengan wilayah operasional terbatas dengan kekuatan modal Memfokuskan pada penyediaan jasa perbankan kepada UMKM baik secara formal/informal dan masyarakat setempat (community bank) kembali ke khittah Melakukan pendekatan personal dalam melayani kebutuhan nasabahnya Proses yang relatif cepat dan prosedur yang sederhana Kelayakan usaha merupakan pertimbangan utama dalam pemberian kredit dengan teknologi informasi yang memadai.
25 Market Crash Human Pandemic Wind Strom Earthquake Flood Oil Price Shock Cyber Attack Souvereign default Terrorism Drought Power Outage Volcano Plant epidemic Solar Strom Freeze Heatwave Nuclear accident Tsunami GDP at risk in cities in $US billions by risk Figures rounded to nearest billions from the Lioyds City Risk index Source: Llyods Get the Data
26
PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015
PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015
PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia dalam lima tahun terakhir, antara tahun 2008 hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika,
Lebih terperinciKREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE
KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE Bagaimana memutus rantai pelemahan kredit & PDB Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar menurut Kasmir (2012), yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi domestik pada tahun 2015 mengalami perlambatan, yaitu sebesar 4,79% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5,02% (Berita Resmi Statistik No.16/02/Th.XIX,
Lebih terperinciLAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014
LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 Proses perbaikan ekonomi negara maju terhambat tingkat inflasi yang rendah. Kinerja ekonomi Indonesia melambat antara lain karena perlambatan ekspor dan kebijakan
Lebih terperinciPolicy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016
Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang menguntungkan. Dengan total populasi mencapai 248,8 juta jiwa pada tahun 2013 (Sumber: Statistik Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian yang lebih terbuka antara negara satu dengan negara yang lain. Perekonomian
Lebih terperinciJuni 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terus berkelanjutan. Pada akhir tahun 1997, suku bunga untuk jangka waktu bulanan di Bank
Lebih terperinciFebruari 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,
Lebih terperinciMonthly Market Update
Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sebelum krisis tahun 1998 sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak dilirik oleh perbankan karena mereka menilai sektor ini tidak layak untuk dibiayai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada masih menurunnya harga komoditas internasional. Di sisi lain, pasar keuangan global masih menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu penyokong perekonomian sebuah negara, bank sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan likuiditas
Lebih terperinciDr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI
Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Seminar Nasional dan Expo UMKM Perbarindo. "Modernisasi BPR Dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan & Kemudahan Akses Bagi UMKM Dalam Menghadapi Persaingan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan pada satu periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap aktivitas ekonomi memerlukan jasa perbankan untuk memudahkan transaksi keuangan. Di
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis kinerja keuangan BPR Konvensional di Jawa dan Sumatera dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan antara tahun 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian Indonesia di sektor perbankan mengalami keadaan yang pasang surut. Ketidakstabilan disebabkan karena adanya
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Modal merupakan salah satu kunci terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Tanpa adanya modal yang memadai, suatu usaha tidak dapat berjalan dengan baik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan operasionalnya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga yang berfungsi sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat. Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi. menumbuhkan dan memompa perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menumbuhkan dan memompa perekonomian suatu negara. Dimana dengan kehadiran perbankan diharapkan akan membantu meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan penyebab utama terjadinya krisis perbankan. Besarnya cadangan kredit dan kerugian sebagai akibat selisih
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang
Lebih terperinciDAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG
DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari tugas akhir ini. Berikutnya diuraikan mengenai batasan masalah dan sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN: Indonesia s Economy and The Prospect for Banking Industry 2016
OTORITAS JASA KEUANGAN: Indonesia s Economy and The Prospect for Banking Industry 2016 Muliaman D. Hadad, Ph.D Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan IBI - Seminar Economic Outlook 2016 Jakarta,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. A. Perkembangan penyaluran kredit UMKM BPD di Indonesia. mencapai 304,492 milyar rupiah atau meningkat sebesar 13,02 persen
Jutaan Rupian BAB IV GAMBARAN UMUM A. Perkembangan penyaluran kredit UMKM BPD di Indonesia Sesuai dengan data Statistik Perbankan Indonesia, kinerja kredit BPD menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik.
Lebih terperinciMempertahankan Soliditas
Hasil Kinerja Semester I 2017 Mempertahankan Soliditas Public Expose 2017 PT Bank Central Asia Tbk Jakarta, 9 Agustus 2017 Daftar Isi Tinjauan Makro Ekonomi halaman Kondisi makro ekonomi 4 Ikhtisar kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai lembaga perantara (financial
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas sektor perbankan dalam suatu negara memegang peranan penting dalam memajukan kehidupan masyarakatnya. Setiap orang dalam melakukan transaksi finansial yang berhubungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,
Lebih terperinciProyeksi beberapa Indikator Ekonomi Mohammad Indra Maulana Alumni FEB UGM
Proyeksi beberapa Indikator Ekonomi Mohammad Indra Maulana Alumni FEB UGM 12/31/ DAFTAR ISI 1 2 3 Metodologi Data Hasil 12/31/ M. Indra Maulana 2 Bagian 1 Metodologi 12/31/ M. Indra Maulana 3 1.Uji Stasionaritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian negara,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank
I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai karakteristik tersendiri sehingga dalam pengelolaannya harus disesuaikan dengan karakteristik perusahaan yang bersangkutan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didalam Undang-Undang nomor 10 Tahun 1998 yang dikeluarkan pada tanggal 10 November 1998 tentang perubahan dari Undang-Undang nomor 7 Tahun 1992 yang menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Citibank merupakan bank asing yang juga memiliki kantor perwakilan di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank didirikan pada 1812
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia bisa disebut dengan small open economy imbas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia bisa disebut dengan small open economy imbas dari masa krisis ekonomi global yang mempengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri. Salah satu dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary). Sebagai perantara keungan, artinya bank menjembatani kebutuhan
Lebih terperinciKETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR
Keynote Speech KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR Dengan tema Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2016 Balroom Hotel JW Marriot, Jakarta, 19 November 2015 Assalamu alaikum
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. NIM, BOPO, CAR, LDR, NPL, size, dan diversifikasi terhadap profitabilitas
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini mengenai pengaruh NIM, BOPO, CAR, LDR, NPL, size, dan diversifikasi terhadap profitabilitas berupa ROA dan ROE
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan analisis laporan keuangan Bank BUMN selama periode 2010 sampai tahun 2014 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang terpenting yang mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Fungsinya sebagai perantara keuangan (financial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1980-an pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan perbankan. Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya perkembangan zaman, tingkat kebutuhan masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi masyarakat yang
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Manfaat Penulisan Kerangka Penulisan...
DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan cara meningkatkan pendapatan melalui kegiatan perekonomian. Peningkatan ini membutuhkan suatu sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang begitu pesat perkembangannya menyebabkan dampak terhadap muncul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era teknologi informasi yang begitu maju sekarang ini memberikan pengaruh yang sangat signifikan di seluruh segi kehidupan termasuk di bidang perekonomian. Teknologi
Lebih terperinciPROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF
PROSPEK EKONOMI 216: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 215 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PERKEMBANGAN TERKINI 3Q6 3Q7 3Q8 3Q9 3Q1 3Q11 3Q12 3Q13 3Q14 3Q15 EKONOMI GLOBAL: PERTUMBUHAN EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis moneter sebagai akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (04 Januari 08 Januari 2016)
Banking Weekly Hotlist (04 Januari 08 Januari 2016) Senin, 04 Januari 2016 Laba Bank Sulit Berkembang OJK menyatakan laba industri perbankan nasional pada kuartal IV/2015 mengalami penurunan dibandingkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejauh ini krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 telah membawa dampak yang tidak baik bagi perkembangan bangsa Indonesia. Hampir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal sangat penting pada peranan dalam sistem keuangan. Keberadaan sistem keuangan dalam sektor perbankan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat modern. Sistem pembayaran dan intermediasi hanya dapat terlaksana bila ada sistem keuangan
Lebih terperinciUMKM & Prospek Ekonomi 2006
UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank
BAB I PENADAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga intermediasi bagi pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Dimana bank memiliki beberapa fungsi, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern saat sekarang ini, menyimpan uang kas dalam jumlah banyak sudah tidak aman lagi. Dengan perkembangan teknologi dan semakin sempitnya lapangan pekerjaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti dilanggarnya prinsip kehati-hatian perbankan (prudential-banking
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya, tujuan suatu perusahaan
Lebih terperinciMembangun BPR yang Sehat, Kuat dan Berdaya Saing Tinggi Arah Kebijakan Pengaturan Dalam Rangka Mendukung Modernisasi Bank Perkredian Rakyat
Membangun BPR yang Sehat, Kuat dan Berdaya Saing Tinggi Arah Kebijakan Pengaturan Dalam Rangka Mendukung Modernisasi Bank Perkredian Rakyat Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OUTLINE Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian maka diperlukan sumber-sumber penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekuatan sistem perbankan merupakan persyaratan penting untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006). Bank adalah bagian utama dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis yang belum begitu terkenal, di mana bank tidak perlu mencari nasabah tetapi sebaliknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembanguan perekonomian di Indonesia erat kaitannya dengan dunia perbankan. Dunia perbankan adalah salah satu sumber pemasukan dalam membangun sistem perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak pemilik dana dengan pihak yang tidak memiliki dana. Bank mengumpulkan
Lebih terperinci