BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di dunia termasuk Indonesia. Penyakit malaria menjadi salah satu perhatian global karena kasus malaria yang tinggi dapat berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi bahkan mengancam keselamatan jiwa manusia. (Erdinal, 2006). Penyakit malaria dapat dicegah dan disembuhkan. Dengan demikian tindakan pencegahan merupakan salah satu tindakan yang penting untuk mengatasi penyakit malaria. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan bahwa upaya pencegahan penyakit menular adalah tanggung jawab bersama pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Pencegahan penyakit malaria yang paling efektif adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui perubahan perilaku yang berhubungan dengan pemberantasan penyakit malaria. Tingkat pengetahuan tentang pencegahan, cara penularan serta upaya pengobatan penyakit malaria, sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap terjadinya penyakit malaria (Dalimunthe, 2008). Upaya pencegahan penyakit malaria difokuskan untuk meminimalkan jumlah kontak manusia dengan nyamuk melalui pemakaian kelambu dan penyemprotan rumah. Beberapa daerah menekankan penggunaan kelambu yang telah direndam dengan insektisida. Salah satu hambatan utama penggunaan kelambu secara massal adalah faktor ekonomi (Utomo, 2007). 1

2 2 Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil. Menurut perhitungan para ahli berdasarkan teori ekonomi kesehatan, dengan jumlah kasus malaria tersebut di atas, dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar mencapai sekitar 3 triliun rupiah lebih. Kerugian tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatan daerah (Depkes RI, 2009). Penyakit malaria sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Pada tahun 2006 terjadi KLB malaria di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa KLB disebabkan terjadinya perubahan lingkungan oleh bencana alam, migrasi penduduk dan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan sehingga tempat perindukan potensial nyamuk malaria semakin meluas (Harijanto, 2010). Kasus malaria yang tinggi berdampak terhadap beban ekonomis yang besar baik bagi keluarga yang bersangkutan dan bagi pemerintah melalui hilangnya produktivitas kerja, hilangnya kesempatan rumah tangga untuk membiayai pendidikan serta beban biaya kesehatan yang tinggi. Dalam jangka panjang, akan menimbulkan efek menurunnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Indonesia (Trihono, 2009). Berdasarkan hasil penelitian Kasnodihardjo (2008), tentang pola kebiasaan masyarakat dalam kaitannya dengan masalah malaria di daerah Sihepeng Kabupaten Tapanuli Selatan, menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat mengetahui bahwa malaria adalah penyakit menular dan nyamuk sebagai vektor penular. Mereka bahkan menganggap penyakit malaria berbahaya, namun kebanyakan mereka kurang mengetahui bagaimana cara penularan penyakit malaria. Hal ini memengaruhi tindakan masyarakat dalam pencegahan penyakit malaria.

3 3 Penyakit malaria juga dapat membawa dampak kerusakan ekonomi yang signifikan. Penyakit malaria dapat menghabiskan sekitar 40% biaya anggaran belanja kesehatan masyarakat dan menurunkan sebesar 1,3% Produk Domestik Bruto (PDB) khususnya di negara-negara dengan tingkat penularan tinggi (WHO, 2010). Berdasarkan data WHO (2010), terdapat sebanyak 247 juta kasus malaria di seluruh dunia dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian pada tahun Sebagian besar kasus dan kematian malaria ditemukan di Afrika dan beberapa negara di Asia, Amerika Latin, Timur Tengah serta Eropa. Setiap 45 detik seorang anak di Afrika meninggal dunia akibat penyakit malaria. Penyebaran penyakit malaria di dunia sangat luas yakni antara garis lintang 60º di utara dan 40º di selatan yang meliputi lebih dari 100 negara beriklim tropis dan subtropis (Erdinal, 2006). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2010, penyakit malaria menyerang 108 negara dan kepulauan di dunia pada tahun Penduduk dunia yang berisiko terkena penyakit malaria hampir setengah dari keseluruhan penduduk di dunia, terutama negara-negara berpenghasilan rendah. Pengendalian malaria di Indonesia yang tertuang dalam Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sehat, yang terbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030 (Profil Kesehatan RI, 2009 ). Target yang disepakati secara internasional oleh 189 negara adalah mengusahakan terkendalinya penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria pada tahun 2015 dengan indikator prevalensi malaria per penduduk.

4 4 Berdasarkan laporan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012 Angka kejadian malaria per 1000 penduduk pada tahun 2012 adalah 1.69% sedangkan data tahun 2011 adalah 1.75%. Sementara itu, pengendalian vektor, prosentase Kabupaten/Kota yang melakukan mapping vektor pada tahun 2012 adalah 47,23%, dan data tahun 2011 yaitu 40,5%. Secara nasional kasus malaria selama tahun cenderung menurun. (Kemkes, 2013). Indonesia mengalami kemajuan dalam pemberantasan malaria, seperti mayoritas penduduk yang bertempat di daerah dengan API ( Annual Parasite Incident) <1 per 1000 (75% populasi), sisanya masih berada di daerah dengan API >1 per Pada tahun 2012 Angka API Malaria di Indonesia sebesar 1.69 per penduduk, angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar 1,75 per penduduk (Kemkes. 2013) Di Provinsi Aceh Malaria masih merupakan penyakit endemis di beberapa kabupaten di Provinsi Aceh. Berdasarkan laporan profil kesehatan pada tahun 2010 jumlah penderita malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan darah sebanyak orang dan dengan pemeriksaan sediaan darah (malaria positif) sebanyak orang Dengan jumlah angka kesakitan (Incidence Rate) sebesar 0.9% dan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0%. (Profil Kesehatan Provinsi Aceh, 2010). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Aceh Barat pada tahun 2012 berjumlah 161 kasus penyakit malaria. sedangkan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tangkeh tahun 2012 jumlah kasus malaria sebesar 26 kasus. Berdasarkan hasil survei pendahuluan, secara umum geografis daerah Woyla Timur ini terdiri dari hutan lebat, rawa-rawa, sungai dan persawahan.

5 5 Kondisi geografis seperti ini secara entomologi telah mengakibatkan semakin meluasnya tempat perkembangbiakan vektor malaria atau nyamuk anopheles. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang pengaruh faktor pengetahuan, sikap, informasi dan ketersediaan sarana terhadap tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria di wilayah kerja Tangkeh Woyla Timur tahun Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian adalah apakah ada pengaruh faktor pengetahuan, sikap, informasi dan ketersediaan sarana terhadap tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur tahun Tujuan Khusus 1. Mengetahui pengaruh tindakan kepala keluarga dalam terhadap pencegahan penyakit malaria di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur tahun Mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap pencegahan penyakit malaria di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur tahun 2013.

6 6 3. Mengetahui pengaruh sikap terhadap pencegahan penyakit malaria di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur tahun Mengetahui pengaruh informasi terhadap pencegahan penyakit malaria di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur tahun Mengetahui pengaruh ketersediaan sarana terhadap malaria di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur tahun Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis 1. Sebagai bahan informasi dan pengembangan bagi penelitian sejenis dan berkelanjutan Manfaat Praktis 1. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan Ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. 2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan, pemerintah/pengambil keputusan tentang permasalahan terkait sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria.

7 7

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Batasan Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang mempunyai cakupan luas antara lain: berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007) Perilaku Kesehatan Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku kesehatan a dalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Secara lebih terinci, perilaku kesehatan itu mencakup: 1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, adalah bagaimana seseorang merespon, baik secara pasif maupun aktif terhadap sakit dan penyakit yang dialaminya. Perilaku ini meliputi tingkatan pencegahan sebagai berikut: a. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ( health promotion behaviour) b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour) c. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behaviour) 7

9 8 d. Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour) 2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, adalah respon seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan modern maupun tradisional. 3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour), adalah respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. 4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behaviour), adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Becker dalam Notoatmodjo (2007), mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut: 1) Perilaku kesehatan (health behaviour) 2) Perilaku sakit (the illness behaviour) 3) Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) Determinan Perilaku Masyarakat Menurut Notoatmodjo (2005), meskipun perilaku adalah bentuk respon terhadap stimulus dari luar diri seseorang, namun karakteristik dan faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan juga dapat memengaruhi respon seseorang. Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003), perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu: a. Faktor pemudah (predisposing factor) Faktor pemudah perilaku adalah faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku pada individu atau masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, sistem dan nilai yang ada di masyarakat.

10 9 Apabila seorang penderita penyakit malaria memiliki pengetahuan tentang manfaat pengobatan dan kemana harus berobat, itu akan mempermudah dirinya untuk memeriksakan penyakitnya. Hal tersebut juga akan dipermudah pula apabila ia memiliki sikap positif terhadap penyakit malaria. b. Faktor pendukung (enabling factor) Faktor pendukung perilaku adalah fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung atau memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat, misalnya: tersedianya pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), obat-obatan, alatalat kontrasepsi, jamban dan sebagainya. c. Faktor pendorong (reinforcing factor) Faktor pendorong perilaku adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, misalnya: untuk berperilaku sehat diperlukan contoh dari para tokoh masyarakat, seperti lurah, dokter (tenaga kesehatan), camat dan lain-lain Kognitif (Pengetahuan) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2007) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah proses penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku baru atau adopsi perilaku

11 10 yang didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap positif akan bersifat langgeng (long lasting). Sedangkan perilaku yang tidak didasari pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama Attitude (Sikap) Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap belum merupakan tindakan, tetapi merupakan predisposisi tindakan. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Allport dalam Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu : 1) kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek. 2) kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3) kecenderungan untuk bertindak. Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Menurut Azwar (2007), sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak ( favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) Informasi/Media Massa Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek ( immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

12 11 media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoatmodjo, 2007) Tindakan (Practice) Menurut Notoatmodjo (2007), suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Tindakan dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan yaitu: 1. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan tindakan tingkat pertama. 2. Respon Terpimpin (guided respons) Respon terpimpin adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh yang telah diberikan. 3. Mekanisme (mechanism) Mekanisme adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu secara benar dan hal itu sudah menjadi kebiasaan. 4. Adaptasi (adaptation) Adaptasi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.

13 Malaria Istilah malaria diambil dari 2 kata bahasa Italia, yaitu mal (buruk) dan area (udara) atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga memiliki beberapa nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam kura dan paludisme (Prabowo, 2008). Penyakit malaria disebabkan oleh sporozoa genus plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk spesies anopheles. Golongan yang berisiko tertular malaria antara lain: ibu hamil, pelancong yang tidak memiliki kekebalan terhadap malaria, pengungsi dan pekerja yang berpindah ke daerah endemis malaria (Yatim, 2007). Kegiatan pemberantasan penyakit ini sudah dilakukan sejak lama. Adanya parasit malaria kebal (resisten) terhadap obat -obatan, merupakan salah satu penyebab sulitnya usaha pemberantasan penyakit ini (Prabowo, 2008) Faktor Host (Pejamu) Secara alami, penduduk di suatu daerah endemis malaria ada yang mudah dan ada yang sukar terinfeksi malaria, meskipun gejala klinisnya ringan. Perpindahan penduduk dari dan ke daerah endemis malaria hingga kini masih menimbulkan masalah. Sejak dahulu telah diketahui bahwa wabah penyakit ini sering terjadi di daerah-daerah pemukiman baru, seperti di daerah perkebunan dan transmigrasi. Hal ini terjadi karena pekerja yang datang dari daerah lain belum mempunyai kekebalan sehingga rentan terinfeksi (Prabowo, 2008). Kerentanan manusia terhadap penyakit malaria berbeda-beda. Ada manusia yang rentan, yang dapat tertular oleh penyakit malaria, tetapi ada pula yang lebih kebal dan tidak mudah tertular oleh penyakit malaria. Berbagai bangsa (ras) mempunyai kerentanan yang berbeda-beda (faktor rasial) (Gandahusada, 2003).

14 Banyak orang dari Afrika Barat dan beberapa kulit hitam Amerika mempunyai 13 duffy antigen negatif yang dapat menerangkan rendahnya insiden dari Plasmodium vivax di Afrika Barat, namun di daerah lain di Afrika, prevalensi Plasmodium vivax cenderung lebih tinggi (Garcia, 1996) Faktor Agent (Penyebab) Penyakit malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk anopheles betina. Spesies anopheles di seluruh dunia terdapat sekitar species dan 60 spesies diantaranya diketahui sebagai penular malaria. Spesies anopheles di Indonesia ada sekitar 80 jenis dan 24 spesies di antaranya telah terbukti penular penyakit malaria (Prabowo, 2008). Nyamuk anopheles hidup di daerah beriklim tropis dan subtropis, tetapi juga bisa hidup di daerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang ditemukan pada daerah ketinggian lebih dari m. Tempat perindukannya bervariasi (tergantung spesiesnya) dan dapat dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu pantai, pedalaman dan kaki gunung. Nyamuk anopheles betina biasanya menggigit manusia pada malam hari atau sejak senja hingga subuh. Jarak terbangnya tidak lebih dari 0,5-3 km dari tempat perindukannya (Prabowo, 2008). Nyamuk anopheles biasa meletakkan telurnya di atas permukaan air satu per satu. Telur dapat bertahan hidup dalam waktu cukup lama dalam bentuk dorman. Bila air cukup tersedia, telur-telur tersebut biasanya menetas 2-3 hari sesudah diletakkan. Nyamuk anopheles sering disebut nyamuk malaria karena banyak jenis nyamuk ini yang menularkan penyakit malaria (Sembel, 2009) Faktor Environment (Lingkungan) Keadaan lingkungan berpengaruh besar terhadap ada tidaknya malaria di suatu daerah. Keberadaan danau air payau, genangan air di hutan, persawahan,

15 14 tambak ikan, pembukaan hutan dan pertambangan di suatu daerah akan meningkatkan kemungkinan timbulnya penyakit malaria karena tempat-tempat tersebut merupakan tempat perindukan nyamuk malaria (Prabowo, 2008). Hal ini diperburuk dengan adanya perpindahan penduduk dari daerah endemis ke daerah bebas malaria dan sebaliknya (Mursito, 2002). Tidak semua daerah yang dimasuki penderita malaria akan terjangkit penyakit malaria. Jika daerah tersebut tidak terdapat nyamuk malaria, penularan penyakit tersebut tidak akan terjadi. Demikian pula sebaliknya, sekalipun di suatu daerah terdapat nyamuk malaria tetapi jika di daerah tersebut tidak ada penderita malaria, penularan malaria tidak akan terjadi. Suatu daerah akan terjangkit penyakit malaria apabila di daerah itu ada nyamuk malaria yang pernah menggigit penderita malaria (Mursito, 2002) Penyebab Penyakit Malaria Penyebab penyakit malaria di Indonesia ada 4 jenis yaitu: Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale dan Plasmodium falcifarum. Gejala dan intensitas serangan ke-4 plasmodium tersebut pada garis besarnya sama, namun setiap plasmodium tersebut memberikan karakteristik tersendiri dalam intensitas dan frekuensi serangan. a. Plasmodium vivax (P.vivax) Plasmodium vivax memberikan intensitas serangan dalam bentuk demam setiap 3 hari sekali, sehingga sering dikenal dengan istilah malaria tertiana. Jenis malaria ini tersebar hampir di seluruh kepulauan di Indonesia dan merupakan jenis malaria terbanyak yang dijumpai di daerah malaria. Masa inkubasi malaria tertiana berkisar antara hari yang diawali dengan gejala nyeri kepala, nyeri pinggang, mual, muntah dan badan terasa lesu.

16 15 Gejala awalnya adalah muncul demam tidak teratur tapi kemudian demamnya menjadi teratur setiap 48 jam sekali di waktu siang atau sore hari. Suhu badan dapat mencapai 41ºC. Keadaan ini dapat diikuti dengan pembengkakan limpa dan timbul cacar herpes pada bibir, pusing dan rasa mengantuk. Kondisi tersebut disebabkan oleh adanya gangguan di otak. b. Plasmodium malariae (P.malariae) Plasmodium malariae menyebabkan serangan demam setiap 4 hari sekali sehingga sering dikenal dengan istilah malaria kuartana. Jenis malaria ini dapat tumbuh subur di daerah tropik, baik di dataran rendah maupun tinggi. Masa inkubasi plasmodium ini antara hari. Gejala serangannya menyerupai Plasmodium vivax tetapi demam dirasakan pada sore hari dengan frekuensi yang teratur. Plasmodium malariae dapat menyebabkan gangguan pada ginjal yang bersifat menahun. c. Plasmodium ovale (P.ovale) Plasmodium ovale banyak dijumpai di Indonesia bagian timur terutama di Papua. Gejala yang ditimbulkan oleh P.ovale mirip dengan P.vivax. Penyakit malaria yang disebabkan parasit jenis ini relatif jarang kambuh dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. d. Plasmodium falcifarum (P. falcifarum) Penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falcifarum banyak dijumpai di seluruh kepulauan Indonesia. Penyakit malaria jenis ini termasuk malaria ganas dengan masa inkubasi 9-14 hari. Plasmodium falcifarum dapat menyerang limpa dan hati. Apabila organ hati sudah terkena, akan timbul gejala yang menyerupai penyakit kuning. Penderita akan merasa gelisah dan terkadang

17 16 mengigau diikuti keluarnya keringat dingin. Frekuensi denyut nadi serta pernapasan juga akan meningkat pada saat serangan tersebut. Akibat yang paling buruk akan terjadi bila plasmodium tersebut sudah menyerang otak sehingga menyebabkan gumpalan darah pada pembuluh darah. Akibat lebih lanjut dapat menyebabkan proses kelumpuhan, menurunnya kesadaran dan akhirnya penderita tersebut meninggal dunia (Mursito, 2002) Gejala Penyakit Malaria Gejala-gejala penyakit malaria dipengaruhi oleh kekebalan tubuh penderita, jenis plasmodium malaria serta jumlah parasit yang menginfeksinya. Waktu terjadinya infeksi pertama kali, sampai timbulnya gejala penyakit disebut masa inkubasi, sedangkan waktu antara terjadinya infeksi sampai ditemukannya parasit malaria di dalam darah disebut periode prepaten. Masa inkubasi maupun periode prepaten ditentukan oleh jenis plasmodium yang menyerang seseorang (Prabowo, 2008). 1. Demam Sebelum timbul demam, biasanya penderita malaria akan mengeluh lesu, sakit kepala, nyeri pada tulang dan otot, kurang nafsu makan, rasa tidak enak pada perut, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di punggung. Keluhan seperti ini pada umumnya timbul pada malaria yang disebabkan oleh P.vivax dan P.ovale, sedangkan pada malaria yang disebabkan oleh P.falcifarum dan P.malariae, keluhan-keluhan tersebut tidak jelas. Demam pada penyakit malaria bersifat periodik dan berbeda-beda waktunya, tergantung dari plasmodium penyebabnya. Serangan demam yang khas pada penyakit malaria terdiri dari 3 stadium:

18 17 a) Stadium menggigil Stadium ini dimulai dengan perasaan kedinginan hingga menggigil. Penderita sering membungkus badannya dengan selimut atau sarung. Pada saat menggigil, seluruh tubuhnya bergetar; denyut nadinya cepat, tetapi lemah; bibir dan jari-jari tangannya biru; serta kulitnya pucat. Pada anak-anak, sering disertai dengan kejang-kejang. Stadium ini berlangsung 15 menit sampai satu jam yang diikuti dengan meningkatnya suhu badan. b) Stadium puncak demam Pada stadium ini, penderita yang sebelumnya merasa kedinginan, berubah menjadi panas sekali. Wajah penderita merah, kulit kering dan terasa panas seperti terbakar, frekuensi pernapasan meningkat, nadi penuh dan berdenyut keras, sakit kepala semakin hebat, muntah-muntah, kesadaran menurun, sampai timbul kejang (pada anak-anak). Suhu badan bisa mencapai 41ºC. Stadium ini berlangsung selama dua jam atau lebih yang diikuti dengan keadaan berkeringat. c) Stadium berkeringat Pada stadium ini, penderita berkeringat banyak di seluruh tubuhnya hingga tempat tidurnya basah. Suhu badan turun dengan cepat, penderita merasa sangat lelah dan sering tertidur. Setelah bangun dari tidurnya, penderita akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan seperti biasa. Sebenarnya pada saat itu, penyakit malaria masih bersarang dalam tubuh penderita. Stadium ini berlangsung 2-4 jam. 2. Pembesaran limpa (splenomegali) Pembesaran limpa merupakan gejala khas pada penyakit malaria kronis atau menahun. Limpa menjadi bengkak dan terasa nyeri. Limpa membengkak akibat penyumbatan oleh sel-sel darah merah yang mengandung parasit malaria.

19 18 Konsistensi limpa semakin lama menjadi semakin keras karena jaringan ikat pada limpa semakin bertambah. Dengan pengobatan yang baik, limpa dapat berangsur normal kembali. 3. Anemia Pada penyakit malaria, anemia atau penurunan kadar hemoglobin darah sampai di bawah nilai normal disebabkan penghancuran sel darah merah yang berlebihan oleh parasit malaria. Anemia juga dapat timbul akibat gangguan pembentukan sel darah merah di sumsum tulang (Prabowo, 2008). Pada tubuh seekor nyamuk anopheles betina, dapat hidup bersama lebih dari satu spesies plasmodium sehingga terjadi infeksi campuran (mixed infection) (Soedarto, 2008) Penyebaran dan Penularan Malaria Penyebaran penyakit malaria ditemukan pada 64º Lintang Utara (Archangel di Rusia) sampai 32º Lintang Selatan (Cordoba di Argentina), dari daerah rendah 400 m di bawah permukaan laut (Londiani di Kenya) atau m (Cochabamba di Bolivia). Beberapa daerah bebas malaria ditemukan di antara batas-batas garis lintang dan garis bujur tersebut. Penyakit malaria di Indonesia dapat berjangkit di daerah dengan ketinggian sampai m di atas permukaan laut. Spesies yang paling banyak dijumpai adalah P. falcifarum dan P. vivax sedangkan P. ovale dan P. malariae pernah ditemukan di Papua dan NTT (Prabowo, 2008). Penyakit malaria ditularkan melalui 2 cara, yaitu alamiah dan non alamiah. Penularan secara alamiah adalah melalui gigitan nyamuk anopheles yang mengandung parasit malaria dan non alamiah jika bukan melalui gigitan nyamuk anopheles.

20 19 Berikut beberapa penularan penyakit malaria secara non alamiah: 1) Malaria bawaan (kongenital) Malaria kongenital adalah malaria pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria. Penularannya terjadi karena adanya kelainan pada sawar plasenta (selaput yang melindungi plasenta), sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya. Selain melalui plasenta, penularan dari ibu kepada bayinya juga dapat melalui tali pusat. 2) Penularan mekanik (transfusion malaria) Transfusion malaria adalah infeksi malaria yang ditularkan melalui transfusi darah dari donor yang terinfeksi penyakit malaria, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama pada pecandu narkoba atau melalui transplantasi organ. Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi pada para pecandu obat bius yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril. Parasit malaria dapat hidup selama 7 hari dalam darah donor. Masa inkubasi transfusion malaria biasanya lebih singkat dibandingkan dengan infeksi malaria secara alamiah (Prabowo, 2008) Tindakan Masyarakat dalam Pencegahan Malaria Usaha pencegahan penyakit malaria di Indonesia belum mencapai hasil yang optimal karena beberapa hambatan diantaranya yaitu: tempat perindukan nyamuk malaria yang tersebar luas, jumlah penderita yang sangat banyak serta keterbatasan SDM, infrastruktur dan biaya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan penyakit malaria, diantaranya: 1. Menghindari gigitan nyamuk malaria Tindakan menghindari gigitan nyamuk sangat penting, terutama di daerah dimana angka penderita malaria sangat tinggi. Penduduk yang tinggal di daerah

21 20 pedesaan atau pinggiran kota yang banyak sawah, rawa-rawa, atau tambak ikan (tempat ideal untuk perindukan nyamuk malaria), disarankan untuk memakai baju lengan panjang dan celana panjang saat ke luar, terutama pada malam hari. Nyamuk malaria biasanya menggigit pada malam hari. Mereka yang tinggal di daerah endemis malaria, sebaiknya memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi rumah serta menggunakan kelambu saat tidur. Masyarakat juga dapat memakai minyak anti nyamuk (mosquito repellent) saat tidur di malam hari untuk mencegah gigitan nyamuk malaria (Prabowo, 2008). Upaya penggunaan kelambu juga merupakan salah satu cara untuk menghindari gigitan nyamuk. Kelambu merupakan alat yang telah digunakan sejak dahulu (Yatim, 2007). 2. Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa adalah sebagai berikut: a) Penyemprotan rumah Penyemprotan rumah-rumah di daerah endemis malaria dengan insektisida sebaiknya dilaksanakan dua kali dalam setahun dengan interval waktu enam bulan. b) Larvaciding Larvaciding merupakan kegiatan penyemprotan rawa-rawa yang potensial sebagai tempat perindukan nyamuk malaria. c) Biological control Biological control adalah kegiatan penebaran ikan kepala timah (Panchaxpanchax) dan ikan guppy/water cetul (Lebistus reticulatus) pada genangangenangan air yang mengalir dan persawahan. Ikan-ikan tersebut berfungsi sebagai

22 21 pemangsa jentik-jentik nyamuk malaria. 3. Mengurangi tempat perindukan nyamuk malaria Tempat perindukan nyamuk malaria bermacam-macam, tergantung spesies nyamuknya. Ada nyamuk malaria yang hidup di kawasan pantai, rawa-rawa, empang, sawah, tambak ikan, atau hidup di air pegunungan. Masyarakat di daerah endemis malaria, yaitu daerah yang seringkali terjangkit penyakit malaria juga sangat perlu menjaga kebersihan lingkungan. Tambak ikan yang kurang terpelihara harus dibersihkan, parit-parit di sepanjang pantai bekas galian yang terisi air payau harus ditutup, persawahan dengan saluran irigasi, airnya harus dipastikan mengalir dengan lancar, bekas roda yang tergenang air atau bekas jejak kaki hewan pada tanah berlumpur yang berair harus segera ditutup untuk mengurangi tempat perkembangbiakan larva nyamuk malaria. 2.3 Pengertian Puskesmas Pengertian Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok (Depkes RI, 2006). Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran

23 22 serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Depkes. RI, 2004). Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional masyarakat yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberi pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. (Azwar, 1999.). Untuk memperluas jangkauannya satu Puskesmas diduduki oleh beberapa Puskesmas pembantu. Puskesmas pembantu adalah salah satu unit organisasi Puskesmas yang berfungsi sebagai jaringan pelayanan kesehatan Puskesmas untuk menjangkau seluruh masyarakat yang ada di wilayah kerja suatu Puskesmas (Depkes RI, 2004) Tugas dan Fungsi Puskesmas Dalam melaksanakan tugasnya, puskesmas melaksanakan dengan beberapa cara yaitu : 1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri. 2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien 3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

24 23 4. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat 5. Bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas. (Hatmoko, 2007) Fungsi puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektoral termasuk masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggara setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan,upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan (Trihono, 2005). Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu sebagai pusat pembangunan kesehatan masayarakat di wilayahnya, membina peran serta masyarakat di wilayah kerjannya dalam rangkan meningkatkan kemampuan hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya (Azwar, 1999). Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia pegelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada empat asas pokok yakni asas pertanggungjawaban wilayah, asas peran serta masyarakat, asas keterpaduan dan asas rujukan. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama masyarakat, keluarga dan massyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat termasuk sumber pembayaannya serta ikut

25 24 menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat (Triho no, 2005). Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Trihono, 2005). Puskesmas diberbagai daerah melakukan berbagai macam pekerjaan agar warga masyarakat dapat menjalai hidup yang sehat. Jenis pelayanan yang diberikan berbeda menurut daerahnya. Pencegahan penyakit. Puskesmas melakukan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan, juga imunisasi untuk mencegah penyakit. Puskesmas memberikan pelayanan konsultasi dan bimbingan mengenai kehamilan persalinan dan perawatan anak serta pemeriksaan kesehatan. Kesehatan jiwa. Puskesmas memberikan pelayanan konsultasi dan bimbingan mengenai sakit urat syaraf, sakit jiwa, cacat mental serta memberitahu lembaga kesehatan yang harus dituju. (Hatmoko, 2007) Visi dan Misi UPTD Puskemas Tangkeh 1. Visi Puskesmas UPTD Puskesmas Tangkeh merupakan sarana pelayanan kesehatan yang ad di Kecamatan Woyla Timur dan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat UPTD Puskesmas Tangkeh mempunyai visi Terhujudnya Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan (Profil Puskesmas Tangkeh, 2012).

26 25 2. Misi Puskesmas Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tangkeh ada 5 (lima) misis untuk mendukung visi puskesmas yang telah ditetapkan: a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan pelayanan kesehatan dasar masyarakat. b. Memberdayakan semua elemen masyarakat baik formal maupun non formal. c. Melatih kader kesehatan/posyandu dalam meningkatkan peran serta masyarakat terhadap kepedulian anak secara dini. d. Melakukan penyuluhan kesehatan secara berkesinambungan terhadap masyarakat. e. Meningkatkan sumber daya petugas kesehatan baik melalui pelatihanpelatihan maupun pendidikan formal. (Profil Puskesmas Tangkeh, 2012). 2.4 Kerangka Teoritis Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh (Notoatmodjo,2003), maka kerangka teoritis dapat disajikan sebagai berikut : Pengetahuan Peran serta masyarakat Sikap Ketersediaan Sarana Pencegahan Penyakit Malaria Tindakan Informasi

27 Kerangka Konsep Berdasarkan judul penelitian yang telah ditetapkan maka kerangka konsep penelitian menerangkan keadaan mengenai hubungan variabel bebas (independent) dengan terikat ( dependent), dimana yang berhubungan dengan variabel terikat (dependent) yaitu pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana, informasi dan tindakan. Secara kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen Pengetahuan Sikap Ketersediaan Sarana Pencegahan Penyakit Malaria Informasi Tindakan 2.5 Hipotesis Penelitian (Ha) 1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap pencegahan penyakit malaria 2. Ada pengaruh sikap terhadap pencegahan penyakit malaria 3. Ada pengaruh ketersediaan sarana terhadap pencegahan penyakit malaria 4. Ada pengaruh informasi terhadap pencegahan penyakit malaria 5. Ada pengaruh tindakan terhadap pencegahan penyakit malaria

28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan penelitian Penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana, informasi dan tindakan kepala keluarga terhadap pencegahan penyakit malaria di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur yang dilakukan pada tanggal 30 Agustus sampai dengan 17 September Populasi dan Sampel Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang memiliki atau pernah menderita penyakit malaria yaitu sebanyak 26 kepala keluarga Sampel Arikunto (2007) mengatakan jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150, sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Jadi teknik yang digunakan adalah teknik total sampling yaitu pengambilan seluruh populasi jadi Sampel dalam penelitian ini menggunakan keseluruhan populasi yaitu keseluruhan kepala keluarga yang memiliki atau pernah menderita penyakit malaria yaitu sebanyak 26 kepala keluarga. 27

29 Metode Pengumpulan Data Data Primer Data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden Data Sekunder Data yang diperoleh dari gambaran umum di UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat dan referensi-referensi perpustakaan yang ada hubungan dengan penelitian serta literatur-literatur lainnya. 3.5 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No. Variabel Keterangan Variabel Independen 1. Pengetahuan Definisi Merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Cara ukur Wawancara Alat ukur Kuesioner Hasil ukur - Baik - Kurang Skala ukur Ordinal 2. Sikap Definisi Merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek Cara ukur Wawancara Alat ukur Kuesioner Hasil ukur - Baik - Kurang 3. Ketersediaan Sarana Skala ukur Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Ordinal Tempat pelayanan kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal responden meliputi: puskesmas, polindes, dokter atau bidan praktik swasta dan sarana kesehatan lain yang dapat diakses oleh responden Wawancara Kuesioner - Tersedia - Tidak tersedia Ordinal

30 4. Informasi Definisi Pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang baik yang di sampaikan oleh petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan) atau media lain mengenai upaya-upaya untuk mencegah penyakit malaria Cara ukur Wawancara Alat ukur Kuesioner Hasil ukur - Mendapatkan informasi - Tidak mendapatkan informasi Skala ukur Ordinal 5. Tindakan kepala keluarga Definisi Upaya nyata yang dilakukan responden dalam pencegahan malaria. 29 Cara ukur Wawancara 6. Pencegahan Penyakit Malaria Alat ukur Kuesioner Hasil ukur - Baik - Kurang Skala ukur Ordinal Variabel Dependen Definisi Usaha untuk menghindari infeksi dengan demam berkala yang disebabkan oleh parasit Plasmodium (termasuk Protozoa) dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina Cara ukur Wawancara Alat ukur Hasil ukur Skal ukur Kuesioner - Ya - Tidak Ordinal 3.6 Aspek Pengukuran Variabel Pengetahuan 1. Baik, apabila responden mendapat nilai > 15 dari seluruh skor maksimal. 2. Kurang, apabila responden mendapat nilai < 15 dari seluruh skor maksimal Sikap 1. Baik, apabila responden mendapat nilai > 15 dari seluruh skor maksimal. 2. Kurang, apabila responden mendapat nilai < 15 dari seluruh skor maksimal.

31 Ketersediaan Sarana 1. Tersedia, apabila responden mendapat nilai > 1,5 dari seluruh skor maksimal 2. Tidak tersedia, apabila responden mendapat nilai < 1,5 dari seluruh skor maksimal Informasi 1. Mendapatkan informasi, apabila responden mendapat nilai > 1,5 dari seluruh skor maksimal 2. Tidak mendapatkan informasi, apabila responden mendapat nilai < 1,5 dari seluruh skor maksimal Tindakan Kepala Keluarga 1. Baik, apabila jawaban responden menjawab > 16,5 skor maksimal 2. Kurang, apabila jawaban responden menjawab < 16,5 skor maksimal Pencegahan Penyakit Malaria 1. Ya, apabila jawaban responden menjawab > 10,5 skor maksimal 2. Tidak, apabila jawaban responden menjawab < 10,5 skor maksimal 3.7 Analisis Data Analisis Univariat Hasil yang diperoleh kemudian dibuat rata-rata dan dibuat distribusi frekuensi dari semua variabel Analisis Bivariat Digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan hubungan variabel menggunakan tabulasi silang guna melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. analisis bivariat dilakukan untuk melihat adanya pengaruh antara

32 31 variabel independen terhadap dependen. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square (χ²) karena kedua variable penelitian berbentuk data kategori. Adapun rumus perhitungan chi-square adalah sebagai berikut : Keterangan : X 2 = nilai chi-square O = nilai Observasi E = nilai ekspektasi df = derajat bebas k = jumlah kolom b = jumlah baris 0,05 = taraf signifikan. Analisa data dilakukan dengan pengujian statistik untuk melihat adanya hubungan antara variable bebas dan variable terikat dalam penelitian. Adapun Syarat uji Chi-Square: 1. Sudah dikategorikan 2. Skala ukur ordinal atau nominal bentuk data kategorik 3. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan/nilai ekspektasi (nilai E kurang dari 1) 4. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapa /nilai ekspektasi kurang dari 5, lebih 20% dari keseluruhan sel 5. Jika syarat uji chi square tidak terpenuhi, maka :

33 32 a. Alternatif uji chi-aquare untuk tabel 2x2 adalah uji Fisher Exact b. Alternatif untuk tabel selain 2x2 adalah dengan penggabungan sel. Hipotesa penelitian (Ha) diterima bila nilai χ² hitung < χ² tabel dengan nilai p > α (0,05), sedangkan hipotesis ditolak apabila nilai χ² hitung > χ² tabel dengan nilai p < α (0,05).

34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Kecamatan Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat Kondisi Geografis Secara geografis Kecamatan Woyla Timur terletak lebih kurang 55,5 Km dari pusat kota Meulaboh, gampong yang terdekat yaitu Gampong Paya Mengeundrang dan yang terjauh yaitu Gampong Seuradek. Keadaan wilayah berbukit-bukit dan umumnya Gampong terletak dilereng gunung dan kawasan hutan. Semua Gampong yang ada di Kecamatan Woyla Timur termasuk kriteria sangat terpencil dengan pusat pemerintahan kecamatan ada di Gampong Tangkeh. Kecamatan Woyla Timur adalah merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Barat yang memiliki luas 132,60 Km 2 atau 4,53 persen dari luas Kabupaten Aceh Barat. Kecamatan Woyla terdiri dari dua mukim terdiri dari 26 Gampong dengan ibukota Kecamatan Tangkeh. Secara astronomis, Kecamatan Woyla Timur berbatas sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Sungai Mas : Berbatasan dengan Kecamatan Woyla : Berbatasan dengan Kecamatan Woyla : Berbatasan dengan Kecamatan Kaway XVI Kondisi Demografis Penduduk di Kecamatan Woyla Timur sangat bervariasi dalam hal umur, pekerjaan dan pendidikan. Jumlah penduduk adalah Jiwa dengan 33

35 34 perbandingan jumlah penduduk laki-laki 2091 jiwa dan jumlah penduduk perempuan adalah 2047 jiwa yang tersebar di 26 Gampong. Gampong terbanyak penduduknya adalah Gampong Alue Kuyun dengan jumlah penduduk 520 jiwa dan yang terendah penduduk adalah Gampong Gunong Panyang dengan jumlah penduduk 34 jiwa, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani (profil Kecamatan Woyla Timur. 2012). Tabel 4.1 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur No Jenis Kelamin Jumlah Jiwa 1. Laki-laki Perempuan 2047 Total 4138 Sumber : Data primer diolah tahun Analisa Univariat Karakteristik responden dapat dilihat dengan menggunakan kuesioner melalui wawancara yang meliputi pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana kesehatan, informasi dan tindakan kepala keluarga. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Terhadap Pencegahan Penyakit Malaria di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur No Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Baik 14 53,8 2. Kurang 12 46,2 Total Sumber : Data primer diolah tahun 2013 Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut pengetahuan terbanyak adalah yang baik yaitu sebanyak 14 responden ( 53,8%) dan yang kurang sebanyak 14 responden 46,2%).

36 Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Sikap Terhadap Pencegahan Penyakit Malaria di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur No Sikap Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Baik 15 57,7 2. Kurang 11 42,3 Total Sumber : Data primer diolah tahun 2013 Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut sikap terbanyak adalah yang baik yaitu 15 responden (57,7%) dan yang kurang sebanyak 11 responden (42,3%). 35 Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Sarana Terhadap Pencegahan Penyakit Malaria di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur No Ketersediaan Sarana Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Tersedia 12 46,2 2. Tidak Tersedia 14 53,8 Total Sumber : Data primer diolah tahun 2013 Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut ketersediaan sarana yang tersedia adalah sebanyak 12 responden (46,2%) dan yang tidak tersedia adalah 14 responden (53,8%). Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Terhadap Pencegahan Penyakit Malaria di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur No Informasi Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Mendapatkan Informasi 10 38,5 2. Tidak Mendapatkan Informasi 16 61,5 Total Sumber : Data primer diolah tahun 2013 Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut informasi yang mendapatkan informasi adalah sebanyak 8 responden (30,8%) dan yang tidak mendapatkan informasi adalah 18 responden (69,2%).

37 36 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Penyakit Malaria di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur No Tindakan Kepala Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Baik 14 53,8 2. Kurang 12 46,2 Total Sumber : Data primer diolah tahun 2013 Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut tindakan kepala keluarga yang baik adalah sebanyak 14 responden ( 53,8%) dan yang kurang adalah 12 responden (46,2%). Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pencegahan Penyakit Malaria di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur No Pencegahan Penyakit Malaria Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Ya 14 53,8 2. Tidak 12 46,2 Total Sumber : Data primer diolah tahun 2013 Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut pencegahan penyakit malaria yang ya adalah sebanyak 14 responden (53,8%) dan yang tidak adalah 12 responden (46,2%). 4.2 Analisa Bivariat Hubungan Pengetahuan dengan Pencegahan Penyakit Malaria di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan dengan Pencegahan Penyakit Malaria di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur No Pengetahuan Pencegahan Penyakit Malaria Total Ya Tidak OR P Value n % n % n % 1. Baik 12 85,7 2 14, , Kurang 2 16, , Jumlah Sumber : Data primer diolah tahun 2013

38 37 Dari data tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa variabel pengetahuan, persentase pengetahuan baik yang pencegahan penyakit malaria yang ya sebanyak 12 orang ( 85,7%). Bila dibandingkan dengan responden yang pengetahuan kurang yang pencegahan penyakit malaria yang ya sebanyak 2 orang (16,7%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% pada df 1, diperoleh nilai p-value 0,001 yang bearti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan pencegahan penyakit malaria. Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan Odd Rasio (OR) sebesar artinya responden yang mempunyai pengetahuan yang baik mempunyai peluang kali untuk pencegahan penyakit malaria dibandingkan responden yang kurang mempunyai pengetahuan Hubungan Sikap Dengan Pencegahan Penyakit Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkeh Woyla Timur Tabel 4.9 Hubungan Sikap dengan Pencegahan Penyakit Malaria di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tangkeh Woyla Timur Pencegahan Penyakit No Sikap Malaria Total OR P Value Ya Tidak n % n % n % 1. Baik 13 86,7 2 13, , Kurang 1 9, , Jumlah Sumber : Data primer diolah tahun 2013 Dari data tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa variabel sikap, persentase sikap baik yang pencegahan penyakit malaria ya sebanyak 13 orang (86,7%). Bila dibandingkan dengan sikap kurang yang pencegahan penyakit malaria yang ya sebanyak 1 orang (9,1%).

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di dunia termasuk Indonesia. Penyakit malaria menjadi salah satu perhatian

Lebih terperinci

DEFINISI KASUS MALARIA

DEFINISI KASUS MALARIA DEFINISI KASUS MALARIA Definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu perhatian global karena kasus malaria yang tinggi dapat berdampak luas

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu perhatian global karena kasus malaria yang tinggi dapat berdampak luas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di dunia termasuk Indonesia. Penyakit malaria menjadi salah satu perhatian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi tingginya angka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas 2.1.1 Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah klien serta semakin luas penyebarannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan dan berinteraksi, ketiga nya adalah host, agent dan lingkungan. Ketiga komponen ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Nyamuk anopheles hidup di daerah tropis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang dominan di daerah tropis dan sub tropis dan dapat mematikan. Setidaknya 270 penduduk dunia menderita malaria dan lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembangbiak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini ditularkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Kayubulan Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang pada saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi yang mengancam jiwa dan banyak menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta penduduk di dunia terinfeksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Limboto Barat Barat Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni 2012. 3.2 Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi, diperkirakan pada 2009 dari 225

Lebih terperinci

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Malaria Sudah diketahui sejak jaman Yunani Kutukan dewa wabah disekitar Roma Daerah rawa berbau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria masih merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, terutama di negara-negara tropis dan subtropis. Kurang lebih satu miliar penduduk dunia pada 104 negara (40%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit malaria umumnya menyerang daerah tropis (Cina daerah Mekong, Srilangka, India, Indonesia, Filipina) dan subtropis (Korea Selatan, Mediternia Timur, Turki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malaria Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. 3 Malaria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komitmen global dibidang kesehatan adalah memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya (MDG ke 6). Sebagaimana yang diketahui bahwa Penyebaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan dalam bidang kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium. Vivax. Di Indonesia Timur yang terbanyak adalah Plasmodium

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium. Vivax. Di Indonesia Timur yang terbanyak adalah Plasmodium BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria di Indonesia tersebar di seluruh pulau dengan derajat endemisitas yang berbeda. Spesies yang terbanyak dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang sangat dominan di daerah tropis dan sub-tropis serta dapat mematikan. Setidaknya 270 juta penduduk dunia menderita malaria dan

Lebih terperinci

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan plasmodium. Parasit ini hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filariasis atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini tersebar

Lebih terperinci

Project Status Report. Presenter Name Presentation Date

Project Status Report. Presenter Name Presentation Date Project Status Report Presenter Name Presentation Date EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA Oleh : Nurul Wandasari S Program Studi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul 2012/2013 Epidemiologi Malaria Pengertian:

Lebih terperinci

Latar Belakang Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa

Latar Belakang Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa Latar Belakang Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja (Dinkes

I. PENDAHULUAN. dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja (Dinkes I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan mempengaruhi angka kesakitan bayi, anak balita dan ibu melahirkan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Penyakit Malaria merupakan infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies Plasmodium penyebab malaria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi parasit yaitu Plasmodium yang menyerang eritrosit.malaria dapat berlangsung akut maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dangue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Diantara kota di

Lebih terperinci

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DATARAN BULAN KECAMATAN AMPANA TETE KABUPATEN TOJO UNA UNA 1) Rizal Sidiki, 2) Indro Subagyo, 3) Muhammad Jufri 1,3) Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub tropis, dan menjangkit

Lebih terperinci

KUESIONER ANALISIS FAKTOR KEJADIAN RELAPS PADA PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010

KUESIONER ANALISIS FAKTOR KEJADIAN RELAPS PADA PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010 Lampiran 1 KUESIONER ANALISIS FAKTOR KEJADIAN RELAPS PADA PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010 Petunjuk Wawancara : 1. Pakailah bahasa Indonesia yang sederhana, bila perlu dapat menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filariasis merupakan salah satu penyakit tertua dan paling melemahkan yang dikenal dunia. Filariasis limfatik diidentifikasikan sebagai penyebab kecacatan menetap dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN

LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN 93 LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN Gambar 1. Keadaan Rumah Responden Gambar 2. Keaadaan Rumah Responden Dekat Daerah Pantai 94 Gambar 3. Parit/selokan Rumah Responden Gambar 4. Keadaan Rawa-rawa Sekitar

Lebih terperinci

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui 1 BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) atau lazimnya disebut dengan DBD / DHF merupakan suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi Millenium 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi Millenium Development Goals (MDGs), Indonesia mempunyai komitmen untuk melaksanakannya serta menjadikannya

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA PADA KELUARGA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA PADA KELUARGA Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA PADA KELUARGA Fera Meliyanti Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Al- Ma arif Baturaja Jl. Dr. Moh. Hatta

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs) poin ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian Kabupaten Intan Jaya, adalah kabupaten yang baru berdiri pada tahun 2009, dan merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten sebelumnya

Lebih terperinci

Fajarina Lathu INTISARI

Fajarina Lathu INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Malaria merupakan penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada manusia oleh gigitan nyamuk Anopheles

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filariasis limfatik adalah penyalit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk dan berdampak pada kerusakan sistem limfe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium yaitu makhluk hidup bersel satu yang termasuk ke dalam kelompok protozoa. Malaria ditularkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang sangat dominan di daerah tropis dan sub-tropis dan dapat mematikan. Setidaknya 270 juta penduduk dunia menderita malaria dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit genus plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan gigitan nyamuk Anopheles

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang sangat dominan di daerah tropis dan sub tropis serta dapat mematikan (membunuh) lebih dari satu juta manusia di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut sebagai vektor borne diseases. Vektor adalah Arthropoda atau

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut sebagai vektor borne diseases. Vektor adalah Arthropoda atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga sering disebut sebagai vektor borne diseases. Vektor adalah Arthropoda atau invertebrata lain

Lebih terperinci

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PELAKSANAAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN PALU TIMUR KOTA PALU 1) DaraSuci 2) NurAfni Bagian Epidemiologi

Lebih terperinci

Proses Penularan Penyakit

Proses Penularan Penyakit Bab II Filariasis Filariasis atau Penyakit Kaki Gajah (Elephantiasis) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Filariasis disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high burden countries,

BAB 1 PENDAHULUAN. endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high burden countries, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit malaria masih mendominasi masalah kesehatan di masyarakat dunia, menurut laporan WHO tahun 2009 ada 109 negara endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high

Lebih terperinci

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menurut Sistem Kesehatan Nasional adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat dunia yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang World Malaria Report (2011) menyebutkan bahwa malaria terjadi di 106 negara bahkan 3,3 milyar penduduk dunia tinggal di daerah berisiko tertular malaria. Jumlah kasus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria merupakan penyakit yang penyebarannya sangat luas di dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan derajat dan berat infeksi

Lebih terperinci

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Malaria Key facts Malaria adalah penyakit yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Setiap 30 detik seorang anak meninggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik dunia maupun Indonesia (Kemenkes RI, 2011). Penyakit malaria adalah penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filariasis atau elephantiasis dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai penyakit kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang disebabkan infeksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh vektor masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam Berdarah Dengue

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Esti Ratnasari dan Muhammad Khadziq Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat. ISPA masih menjadi masalah kesehatan yang penting karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Parasit Genus Plasmodium terdiri dari 4 spesies yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

BAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu melahirkan, serta menimbulkan Kejadian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Gejala umumnya muncul 10 hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN.  1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filariasis merupakan penyakit menular yang terdapat di dunia. Sekitar 115 juta penduduk terinfeksi W. Bancrofti dan sekitar 13 juta penduduk teridentifikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit kaki gajah (filariasis) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Cacing filaria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap individu masyarakat yang harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk memproteksi masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan para kepala negara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan para kepala negara dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan para kepala negara dan perwakilan dari 189 negara dalam sidang Persatuan Bangsa-Bangsa di New York pada bulan September

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perilaku Dilihat dari aspek biologisnya, perilaku merupakan sesuatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Malaria adalah salah satu penyakit yang mempunyai penyebaran luas, sampai saat ini malaria menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Berdasarkan Survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat yang paling fatal bagi penderita yaitu kecacatan permanen yang sangat. mengganggu produktivitas (Widoyono, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Akibat yang paling fatal bagi penderita yaitu kecacatan permanen yang sangat. mengganggu produktivitas (Widoyono, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit nematoda, penyakit ini jarang menyebabkan kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas penderitanya

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENYAKIT MALARIA SERTA PEMERIKSAAN SAMPEL DARAH MASYARAKAT PERUMAHAN ADAT DI KECAMATAN KOTA WAIKABUBAK KABUPATEN SUMBA BARAT - NTT SKRIPSI Oleh Thimotius

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak

Lebih terperinci

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh TIWIK SUSILOWATI J

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh TIWIK SUSILOWATI J HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANA RARA KECAMATAN LOLI KABUPATEN SUMBA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini ber di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. Wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemiologi perubahan vektor penyakit merupakan ancaman bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Dengue hemorraghic fever (DHF) atau

Lebih terperinci

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DI DALAM RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang menempati posisi penting dalam deretan penyakit infeksi yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit parasit tropis yang penting didunia dan masih merupakan masalah utama didunia. Malaria adalah penyebab kematian nomor 4 di dunia setelah infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan Indonesia sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mendapatkan sumber daya tersebut, pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian, variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama jumlah penderita DBD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit penyebab masalah kesehatan masyarakat terutama di negara tropis dan sub tropis yang sedang berkembang. Pertumbuhan penduduk yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah salah satu penyakit menular paling umum dan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Malaria disebabkan oleh parasit yang disebut Plasmodium, yang ditularkan

Lebih terperinci

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria sebagai salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, berdampak kepada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang disebabkan oleh berjangkitnya penyakit-penyakit tropis. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang disebabkan oleh berjangkitnya penyakit-penyakit tropis. Salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis banyak menghadapi masalah kesehatan yang disebabkan oleh berjangkitnya penyakit-penyakit tropis. Salah satu penyakit

Lebih terperinci

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi demam akut yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue dari genus Flavivirus ditularkan melalui gigitan nyamuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar paling cepat yang disebabkan oleh virus nyamuk. Dalam 50 tahun terakhir, insiden telah meningkat 30 kali

Lebih terperinci