AUDIT I Modul ke: Audit Planning and analitical prosedur. Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 10Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI
|
|
- Leony Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 AUDIT I Modul ke: 10Fakultas Afly EKONOMI DAN BISNIS Audit Planning and analitical prosedur Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI
2 PERENCANAAN AUDIT Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program audit menyeluruh Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Menurut Standar pekerjaan lapangan pertama Profesional Akuntan Publik (SPAP) mensyaratkan adanya perencanaan yang memadai yaitu: Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. (IAI, 2001). Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya Auditing, menerangkan bahwa: Perencanaan dan supervise berlangsung terus menerus selama audit, auditor sebagai penanggung jawab akhir atas audit dapat mendelegasikan sebagian fungsi perencanaan dan supervise auditnya dalam kantor akuntannya (asisten).
3 Menurut Standar Auditing 316 dalam Standar Profesional Akuntan Publik (Ikatan Akuntan Indonesia, 2001) mensyaratkan agar audit dirancang untuk memberikan keyakinan memadai atas pendeteksian salah saji yang material dalam laporan keuangan. Menurut SA Seksi 326 (PSA No. 07), Paragraf Audit No. 20 menyatakan bahwa: Auditor pada hakikatnya harus dirumuskan dalam jangka waktu dan biaya yang wajar. Standar pertama dari Generally Accepted Auditing Standart (GAAS) - di Indonesia, SPAP untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai. Tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat sehingga auditor dapat memperoleh bukti yang cukup kompeten untuk kondisi yang ada, membantu manjaga agar biaya audit yang dikelurkan tetap wajar, seta menghindari kesalahpahaman dengan kliennya.
4 Memperoleh bukti yang cukup kompeten merupakan hal yang sangat penting jika KAP ingin meminimalkan kewajiban hukum dan memelihara suatu reputasi yang baik dalam komunitas bisnis. Menjaga biaya audit yang dikeluarkan tetap dalam batas yang wajar akan membantu KAP tetap kompetitif dan selanjutnya dapat mempertahankan bahkan memperluas jumlh kliennya, dengan asumsi bahwa KAP tersebut memiliki reputasi untuk melakukan pekerjaan yang berkualitas tinggi. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Dalam perencanaan audit,auditor harus mempertimbangkan antara lain : Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industri dimana satuan usaha tersebut beroperasi didalamnya. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut. Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang signifikan,termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
5 Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment). Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti risiko kekeliruan dan ketidakberesan yang material atau adanya transaksi antar pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas (sebagai contoh, laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak / perjanjian.
6 PROSEDUR PEMERIKSAAN Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervise biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan satuan usaha dan diskusi dengan staff lain dalam kantor akuntan dan pegawai satuan usaha tersebut. Contoh prosedur tersebut meliputi : Mereview arip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan, dan laporan audit tahun lalu. Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan staff kantor akuntan yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi satuan usaha. Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis saat ini yang berdampak terhadap satuan usaha. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
7 Membicarakan tipe, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris, atau komite audit. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang baru. Mengkoordinasikan bantuan dari pegawai satuan usaha dalam penyiapan data. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada konsultan, spesialis, dan auditor intern. Membuat jadwal pekerjaan audit (time schedule). Menentukan dan mengkoordinasikan kebutuhan staff audit. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat mengantisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan yang
8 Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya (understanding client business), termasuk sifat dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi dan lain-lain. Pengetahuan mengenai bisnis satuan usaha biasanya diper oleh auditor melalui pengalaman dengan satuan usaha atau industrinya serta pengajuan pertanyaan kepada pegawai perusahaan. Kertas kerja audit dari tahun sebelumnya dapat berisi informasi yang bermanfaat mengenai sifat bisnis, struktur organisasi, dan karekteristik operasi, serta transaksi yang memerlukan pertimbangan khusus. Sumber lain yang dapat digunakan oleh auditor adalah publikasi yang dikeluarkan oleh industri, laporan keuangan satuan usaha lain dalam industri, buku teks, majalah, dan perorangan yang memiliki pengetahuan mengenai indutri.
9 Pengetahuan tentang bisnis klien, membantu auditor dalam : Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus. Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah, direview dan dikumpulkan dalam organisasi. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persedian, depresiasi, penyisihan piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka panjang. Menilai kewajaran representasi manajemen. Mempertimbangkan kesesuaian standar akuntansi yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya.
10 Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervise adalah memberikan instruksi kepada asisiten, tetap menjaga penyampain informasi masalah-masalah penting yang dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan yang dilaksanakan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit kantor akuntan. Luasnya supervisi yang memadai bagi suatu keadaan tergantung atas banyak factor, termasuk kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang melaksanakan audit. Para asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka dan tujuan prosedur audit yang mereka laksankan. Mereka harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat,luas, dan saat prosedur harus dilaksanakan, seperti bisnis satuan usaha yang bersangkutan dengan penugasan dan masalah-masalah akuntansi dan audit. Auditan dengan tanggung jawab akhir unutk setiap audit harus mengarahkan asisten untuk mengemukakan pertanyaan akuntansi dan auditing signifikan yang muncul dalam audit sehingga auditor dapat menetapkan seberapa signifikan masalah tersebut.
11 PROSEDUR PENYUSUNAN PERENCANAAN AUDIT Auditor harus menyususn Audit Plan, segera setelah Engagement Letter disetujui oleh klien,yang isinya mencakup : 1. Hal hal Mengenai Klien a. Bidang Usaha Klien, Alamat, Nomor Telepon, Facsimile dan lain-lain. b. Status Hukum Perusahaan ( berdasarkan Akta Pendirian ) Nama Pemilik Permodalan c. Accounting Policy ( Kebijakan Akuntansi ) Buku buku yang digunakan : Buku Penjualan Buku Pembelian Buku Kas / Bank Buku Memoria
12 Metode Pembukuan Manual : tulis tembus, biasa Komputer Mesin Pembukuan Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum ( membantu dalam menyusun budget dan pemilihan tenaga-tenaga yang akan ditugaskan diklien tersebut ) d. Neraca ( Laporan Posisi Keuangan ) Komparatif dan perbandingan Penjualan, Laba / Rugi tahun lalu dan sekarang. Perbandingan antara Neraca tahun lalu dan Neraca tahun sekarang / bulan terakhir tahun sekarang agar diperoleh gambaran mengenai ukuran besar kecilnya perusahaan. e. Client Contact yaitu mengenai dari orang-orang yang akan sering dihubungi auditor. MIsalnya : Presiden Direktur Controller, Chief Accountant. Dewan Komisaris dan Komite Audit. Selain itu perlu diketahui penasihat hukumnya siapa berikut alamat, nomor telepon, faks, dan address.
13 f. Accounting, Auditing & Tax Problem Harus dijelaskan persoalan-persoalan yang (mungkin) akan dihadapi oleh klien, seperti : Accounting Problem, misalnya: Perubahan metode pencatatan dari manual ke computer. Revaluasi fixed asset. Perubahan metode atau tarif penyusutan. Auditing Problem, misalnya : Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan. Perubahan Accounting Policy Tax Problem, misalnya : Masalahnya restitusi, kekurangan penyetoran. Adanya 2 pembukuan di dalam perusahaan.
14 2. Hal - hal yang Mempengaruhi Klien Bisa didapat dari majalah - majalah ekonomi / surat kabar, antara lain : Business News, Ekonomi Keuangan Indonesia. Contoh : adanya peraturan peraturan baru yang dapat mempengaruhi klien. 3. Rencana Kerja Auditor Hal hal yang penting antara lain : a. Staffing Nama partner Nama manager Nama supervisor Nama senior Nama asisten
15 b. Waktu Pemeriksaan Waktu dimulainya suatu pemeriksaan Berapa lama waktu pemeriksaan Dead line, dalam arti laporan pemeriksaan : Selesai kapan? Dikirim ke mana dan waktu sampainya kapan? Kepada siapa report itu dikirim? Budget, baik dalam jumlah jam kerja maupun biaya pemeriksaan. c. Jenis Jasa yang Diberikan General Audit Special Audit Bantuan Administrasi Menyususn Laporan Posisi Keuangan (Neraca)/Laba Rug (L/R Komprehensif) Perpajakan Hal hal tambahan : d. Bantuan bantuan yang diberikan klien. Mengisi Formulir piutang, utang
16 Time Schedule Misal : Bulan November : Review Internal Control. Tentative Audit Program (audit program sementara). Bulan Desember : Cash count. Observasi persediaan. Dan lain-lain Pada time schedule juga ditulis siapa yang mengerjakan dan beberapa jam kira-kira waktu yang dibutuhkan. Pada akhir audit plan dituiskan : Dibuat oleh : Review oleh : Approved oleh :
17 AUDIT PROGRAM Setelah audit plan disusun, dan sebelum pemeriksaan laporan keuangan dimulai, auditor harus menyusun audit program yang merupakan kumpulan dari prosedurcaudit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis. Audit program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakaan. Audit program harus menggariskan dengan rinci, prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit. Audit program yang baik harus mencantumkan : Tujuan pemeriksaan Prosedur audit yang dijalankan Kesimpulan pemeriksaan
18 Sebagian KAP menggunakan audit program yang sudah distarndarisasi dan digunakan di setiap kliennya, sebagian lagi menggunakan audit program yang disusun sesuai kondisi dan situasi di perusahaan ( tailor made). Dan akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk Compliance Test dan Substantive Test. Audit Procedures dan Audit Teknik Audit procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif. Audit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit evidence) yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran lapotran keuangan.untuk diperlukan audit teknik, yaitu caracara untuk memperoleh audit evidence seperti : konfirmasi, observasi, inspeksi, tanya jawab (inquiry) dan lain-lain.
19 RISIKO AUDIT DAN AMTERIALITAS Dalam PSA No. 25, diberikan pedoman bagi auditor dalam mempertimbangkan resiko dan materialitas pada saat perncanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan berdasarkan standart auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia : Risiko audit dan materialitas mempengaruhi penerapan standart auditing, khususnya standart pekerjaan la[angan dan standart pelaporan, serta tercermin dalam laporan audit bentuk baku. Risiko audit dan materialitas, bersama dengan hal-hal lain, perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit serta dalam mengevaluasi hasil prosedur tersebut. Adanya risiko audit diakui dengan pernyataan dalam penjelasan tentang tanggung jawab dan fungsi auditor independen. Konsep materialitas mangakui bahwa beberapa hal, baik
20 Laporan mengandung salah saji material apabila laporan keuangan tersebut mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan, salah saji dapat disebabkan akibat dari kekeliruan atau kecurangan. Dalam perencanaan audit, auditor berkepentingan dengan masalah-masalah yang mungkin material terhadap laporan keuangan, auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan audit untuk memperolehj keyakinan memadai bahwa salah saji disebabkan karenba kekeliruan atau kecurangan. Istilah kekeliruan berarti salah saji atau penghilangan yang tidak sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Meskipun kecurangan merupakan pengertian yang luas dari segi hukum, kepentingan auditor secara khusus berkaitan dengan tindakan curang yang menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan. Pada waktu mempertimbangkan tanggung jawab auditor memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas salah saji material, tidak ada perbedaan penting antara kekelirun dan kecurangan.
21 Pada waktu menyimpulkan apakah dampak salah saji, secara individual atau secara gabungan, material, auditor biasanya harus mempertimbangkan sifat dan jumlah dalam kaitannya dengan sifat dan jumlah pos dalam laporan keuangan yang diaudit. Pertimbangan auditor mengenati materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh presepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Auditir harus mempertimbangkan rasio audit dan materialitas dalam : Merencanakan audit dan merancang prosedur audit, Mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan standart akuntansi yang berlaku umum diindonesia. Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa, sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan profesionalnya, memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Risiko audit dapat ditentukan dalam ukuran kuantitatif atau kualitatif.
22 Dalam merencanakan audit, auditor harus menggunakan pertimbangannya dalam menentukan tingkat risiko audit yang cukup rendah dan pertimbangan awal mengenai tingkat materialitas degan suatu cara yang diharapkan, dalam keterbatasan bawaan dalam proses audit, dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Auditor merencaknakan audit untuk mencapai keyakinan memadai guna mendeteksi salah saji yang diyakini jumlahnya cukup besar, secara individual atau keseluruhan, yang secara kuantitatif berdampak material terhadap laporan keuangan Dalam situasi tertentu, untuk perncanaan audit, auditor mempertimbangkan materialitas sebelum laporan keuangan yang akan diauditnya secara disusun. Pada tingkat saldo akun ata golongan transaksi, risiko audit terdiri atas : Risiko Bawaan Risiko pengendalian Risiko deteksi
23 PROSEDUR ANALITAS Standar Audit (SA Seksi 329 ) mendefinisikan prosedur analitis sebagai evaluasi terhadap informasi keuangan yang dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang 1 dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data non keuangan. Aspek penting dari definisi prosedur analitis adalah bahwa prosedur analitis melibatkan perbandingan antara nilai yang dicatat dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Tujuan Prosedur analitis : Prosedur Analitis Awal digunakan untuk membantu auditor memahami dengan lebih baik mengenai bisnis klien dan untuk merencanakan sifat, saat dan luas prosedur audit. Prosedur Analitis Subtantif digunakan sebagai prosedur substantif untuk memperoleh kejelasan mengenai asersi tertentu yang berkaitan dengan saldo akun atau kelompok transaksi. Prosedur Analitis Akhir digunakan sebagai review menyeluruh atas informasi keuangan dalam tahap review akhir audit.
24 Tujuan Prosedur analitis serta fakta dan keadaan akan menentukan jenis prosedur analitis yang digunakan untuk menyusun ekspektasi dan tekhnik yang digunakan dalam penyelidikan dan evaluasi perbedaan yang signifikan. Ada 3 jenis prosedur analitis : Analitis tren : Pemeriksaan perubahan diakun selama waktu tertentu Analistis Rasio : perbandingan selama waktu tertentu atau tolak ukur, dari hubungan antara akun-akun laporan keuangan atau antara akun dan data non keuangan. Analitis kewajaran : Pengembangan suatu model untuk membentuk suatu ekspektasi menggunakan data keuangan, data nonj keuangan atau keduanya, untuk menguji saldo akun atau perubahan pada saldo akun diantara periode akuntansi.
25 PROSEDUR KEPUTUSAN PROSEDUR ANALITIS SUBTANTIF Tahap pertama dalam proses keputusan adalah mengembangkan ekspektasi untuk jumlah atau saldo akun. Hal ini merupakan tahap yang paling penting dalam melakukan prosedur analitis. Standart audit mensyaratkan auditor untuk memiliki ekspektasi ketika prosedur analitis diberikan. Suatu ekspektasi dapat dikembangkan dengan menggunakan tiap jenis prosedur analitis yang dibahas sebelumnya dengan menggunakan informasi yang tersedia dari berbagai sumber, seperti : Data Keuangan dan Operasi Ramalahn dan Anggaran Publikasi Industri Informasi Pesaing Analisis Manajemen Laporan Analis
26 RASIO LEUANGAN TERPILIH BERGUNA SEBAGAI PROSEDUR ANALITIS Sejumlah rasio keuangan dugunakan oleh auditor sebagai prosedur analitis. Rasio ini dibagi menjadi tiga kategori : rasio likuditas jangka endek, aktivitas profitabilitas, dan cadangna terhadap aktiva produktif (coverage). Meskipun rasio yang dibahas dapat diterapkan dikebanyakan entitas, auditor dapat juga menggunakan rasio spesifik industri. Beberapa hal yang layak diberikan sebelum rasio keuangan didiskuisikan. Pertama, dalam banyak kasus, auditor dapat membandingkan rasio klien dengan rata-rata industri. Sementara rata-rata industri bertindak sebagai tolak ukur yang bermanfaat, pembatasan tertentu harus dikenali. Karena rasio industri adalah rata-rata, rasio tidak menangkap faktor operasi atau geogafri yang mungkin spesifik bagi klien. Kedua, riset audit memperlihatkan bahwa salah saji material tidak mempengaruhi secara signifkan rasio tertentu. Hal ini terutama berlaku untuk rasio aktivitas. Ketiga, auditor harus berhati-hati untuk tidak mengevaluasi rasio keuangan dalam isolasi. Dalam kasus tertentu, suatu rasio mungkin menguntungkan karena kompenannya tidak menguntungkan. Jika rasio terkait tidak diperiksa, auditor dapat menarik kesimpulan yang salah.
27 Kualitas ekspektasi disebut sebagai ketepatan dari ekspektasi. Ketepatan adalah ukuran bagi efektivitas prosedur analitis, kualitas ini mewakili derajat keandalan yang ditempatkan pada prosedur. Ketepatan adala ukuran seberapa dekat ekspektasi memperkirakan yang benar tetapi jumlah yang tidak diketahui. Derajat ketepatan yang diinginkan akan berbeda dengan tujuan spesifik prosedur analitis. Ketepeatan atas ekspektasi adalah fungsi dari materialitis dan risiko deteksi yang diinginkan untuk asersi yang sedang diuji membutuhkan risiko deteksi tingkat rendah, ekspektasi harus sangat tepat. Tetapi, semakin tepat ekspektasi, semakin luas dan mahal prosedur audit yang digunakan untuk mempertimbangkan, yang menghasilkan pertukaran (trade off) biaya-manfaat. Empat berikut mampengaruhi ketepatan prosedur analitis. Pemecahan Semakin rinci tingakat ekpsektasi dibentuk, semakin besar ketepatannya. Sebagai contoh, ekspektasi yang dibentuk menggunakan data bulanan akan lebih tepat daripada ekspektasi yang dibentuk menggunakan data tahunan.
28 Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan Sebagaimana disebutkan sebelumnya, prosedur analitis dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan. Pertimbangan utama kelayakan suatu hubungan adalah apakah hubuangan yang digunakan untuk menguji asersi adalah layak. Sebagai contoh, adalah suatu hal yang layak untuk mengharapkan bahwa peningkatan penjualan akan meningkatkan peningkatan piutang dagang. Keandalan data Kemampuan untuk mengembangkan ekspektasi yang tepat dipengaruhi oleh keandalan data yang tersedia. Keandalan data untuk mengembangkan ekspektasi tergantung dari tiga faktor yaitu : independensi sumber bukti, efektivitas pengendalian internal, dan pengetahuan langsung auditor. Jenis prosedur analitis yang digunakan untuk membentuk ekspektasi Secara umum, analisis tren adalah metode yang kurang tepat digunakan dan analisis kewajaran adalah yang paling tepat.
29 PROSEDUR ANALITIS FINAL Tujuan prosedur anlitis pada tahap review menyeluruh dari audit adalah untuk membantu auditor dalam menentukan kesimpulan yang dicapai dan mengevaluasi penyajian laporan keuangan secar keseluruhan. Hal ini membutuhkan review terhadap neraca saldo, laporan keuangan, dan catatan kaki dalam rangka untuk (1) mempertimbangkan kecukupan bukti yang dikumpulkan untuk mendukung saldo yang tidak biasa atau tidak diharapkan yang diselidiki selama audit dan (2) menentukan apakah ada saldo atau hubungan yang tidak biasa lainnya yang belum diselidiki.
30 RASIO LIKUIDITAS JANGKA PENDEK Rasio Likuiditas jangka pendek menunjukan kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban lancarnya.tiga rasio yang biasa dipakai unutk tujuan ini adalah: Rasio lancar = Aktiva lancar : Kewajiban Lancar Rasio Cepat = Aktiva likuid : Kewajiban Lancar Rasio Arus kas Operasi = Arus Kas Operasi : Kewajiban Lancar
31 RASIO AKTIVITAS Rasio aktivitas menunjukan bagaimana aktiva entitas dikelola secara efektif. Hanya rasio yang berkaitan dengan piutang dan persediaan yang dibahas disini karena untuk kebanyakan pedagang besar, pedagang eceran atau perusahaan manufaktur, 2 akun ini mewakili aktiva yang memiliki aktivitas tinggi. Perputaran Piutang = Penjualan Kredit : Piutang Hari Piutang dagang beredar = 365 hari : Perrputaran piutang dagang Perputaran Persediaan = Harga pokok penjualan : persediaan Hari Pesediaan ditangan = 365 hari : perputaran persediaan
32 RASIO PROFITABILITAS Rasio profitabilitas menunjukan keberhasilan atau kegagalan entitas unutk perode tertentu. Persentase laba kotor = Laba bersih : Penjualan bersih Margin Laba = Pendapatan bersih : penjualan bersih Rasio laba terhadap aktiva = laba bersih : Total Aktiva Rasio laba terhadap ekuitas = laba bersih : ekuitas pemegang saham
33 RASIO CADANGAN TERHADAP ASET PRODUKTIF Utang terhadap ekuitas = (Utang jangka pendek + utang jangka panjang) : Ekuitas pemegang saham Kelipatan pembayaran bunga = (Laba bersih + beban bunga) : beban bunga.
34 DAFTAR PUSTAKA Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir Abadi Jusuf, Jasa Audit da Assuranca (Pendekatan Terpadu Aplikasi Indonesia) Salemba Empat buku 2, Standar Profesional Akuntan Publik, IAPI (SPAP). Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK). Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP). Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006 (BY). Auditing, Haryono Yusuf (HY). Audit Sampling, Pusat Penerbit Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
35 Terima Kasih Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA
AUDIT I Developing the overhall audit plan and audit program EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI
AUDIT I Modul ke: 15Fakultas Afly EKONOMI DAN BISNIS Developing the overhall audit plan and audit program Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI JENIS JENIS PENGUJIAN Dalam mengembangkan suatu
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMERIKSAAN
PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai
Lebih terperinciAUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI
AUDIT I Modul ke: 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Audit risk and materiality Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI KONSEP MATERIALITAS Financial Accounting Standards Board mendefinisikan materialitas
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN SUPERVISI
Standar Profesionail Akuntant Publik SA Seksi 3 1 1 PERENCANAAN DAN SUPERVISI Sumber: PSA No. 05 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan pertama mengharuskan bahwa Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya
Lebih terperinciAUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)
Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 PERENCANAAN
Lebih terperinciPREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)
PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA
Lebih terperinciSTANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga
STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.
Lebih terperinciRISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT
SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan
Lebih terperinciPERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS
PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat : untuk memungkinkan auditor mendapatkan
Lebih terperinciPerencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
Pada Standar Pekerjaan Lapangan #1 (PSA 05) menyebutkan bahwa Pekerjaan (audit) harus direncanakan sebaik-baiknya, dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya Perencanaan audit meliputi
Lebih terperinciRISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT
Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi
Lebih terperinciSURAT PERIKATAN AUDIT
SA Seksi 320 SURAT PERIKATAN AUDIT Sumber: PSA No. 55 Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang: a. Persetujuan dengan klien
Lebih terperinciREPRESENTASI MANAJEMEN
SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai
Lebih terperinciAUDIT I AUDIT REPORTS. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI
AUDIT I Modul ke: AUDIT REPORTS Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI UNSUR UNSUR LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU Judul Laporan. Satndar auditing mewajibkan setiap
Lebih terperinci5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca
Subsequent Event Subsequent Events adalah : Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya Laporan Audit Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan
Lebih terperinciPERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN
SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian
Lebih terperincia. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.
SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Auditing 2 SKS : 3 Semester : 5 Kode MK : EBA512061 I. DESKRIPSI Mata Kuliah ini merupakan kelanjutan dari Mata Kuliah Auditing 1 yang secara garis besar memberikan wawasan pengetahuan tentang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
Lebih terperinciSA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN
SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam
Lebih terperinciPERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL
SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
Lebih terperinciSA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN
SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan berkaitan
Lebih terperinciAUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI
AUDIT I Modul ke: The Audit Standars Setting Proces Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI PENGERTIAN STANDAR AUDITING Standard Auditing adalah Landasan konseptual
Lebih terperinciPERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN
SA Seksi 319 PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber : PSA No. 69 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien
Lebih terperinciModul ke: AUDIT II PENYELESAIAN AUDIT. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI
Modul ke: 14 Afly Fakultas EKONOMI DAN BISNIS AUDIT II PENYELESAIAN AUDIT Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI MENYELESAIKAN PEKERJAAN LAPANGAN Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Dalam melakukan evaluasi perencanaan audit pada KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry, langkah awal yang penulis lakukan adalah dengan membuat permohonan izin kepada pihak KAP
Lebih terperinciSTANDAR PEKERJAAN LAPANGAN
Daftar Isi Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 300 STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN Penunjukan auditor independen; perencanaan dan supervisi; risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit; pengujian
Lebih terperinciSPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan
SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban
Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan
Lebih terperinciPEMAHAMAN ATAS BISNIS KLIEN
SA Seksi 318 PEMAHAMAN ATAS BISNIS KLIEN Sumber: PSA 67 PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk menetapkan standar dan untuk memberikan panduan tentang apa yang dimaksud dengan pengetahuan tentang
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
Mata Kuliah : Auditing 2 SKS : 3 Semester : 5 Kode MK : EBA512061 I. DESKRIPSI Mata Kuliah ini merupakan kelanjutan dari Mata Kuliah Auditing 1 yang secara garis besar memberikan wawasan pengetahuan tentang
Lebih terperinciPertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang
KUESIONER Mohon Bapak / Ibu / Saudara menjawab pertanyaan di bawah ini dengan tanda ( ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Bapak / Ibu / Saudara. 1 ini berhubungan dengan prosedur audit.
Lebih terperinciKOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI
SA Seksi 315 KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI Sumber: PSA No. 16 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti
Lebih terperinciKOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT
SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan
Lebih terperinciStandar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.
SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang diterjemahkan
Lebih terperinciREPRESENTASI MANAJEMEN
SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai
Lebih terperinciBAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN
SA Seksi 543 BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN Sumber: PSA No. 38 Lihat SA Seksi 9543 untuk Interpretasi Seksi ini. PENDAHULUAN 01 Seksi ini berisi panduan bagi auditor independen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain
Lebih terperinciAUDIT I. The Assurance Service Market. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI
AUDIT I Modul ke: The Assurance Service Market Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI TIMBUL DAN BERKEMBANGNYA PROFESI AKUNTAN PUBLIK Pada masa di mana jumlah
Lebih terperinciKONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA
SA Seksi 420 KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA Sumber: PSA No. 09 PENDAHULUAN 01 Standar pelaporan kedua (disebut di sini sebagai standar konsistensi) berbunyi: Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam bidang auditing, jasa yang diberikan oleh Akuntan Publik (AP) adalah melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapat (opini)
Lebih terperinciSA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:
SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan
Lebih terperinciEVALUASI PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KAP NOOR SALIM DAN REKAN
EVALUASI PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KAP NOOR SALIM DAN REKAN Ryanfeiza Harashta Husri Bina Nusantara University, Jl. KH. Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480 Abstrak Penelitian ini membahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku
Lebih terperinciStandar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai
SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence
Lebih terperinciAUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION. Afly Yessie, SE, Msi. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS
AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI SIFAT DAN TUJUAN SAMPLING AUDIT AU 350.01
Lebih terperinciSA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.
SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian
Lebih terperinciATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N
Atestasi Kepatuhan SAT Seksi 500 ATESTASI KEPATUHAN S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan bagi perikatan
Lebih terperinciA. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER
A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER Dalam suatu general audit/financial audit (pemeriksaan umum), akuntan public pada akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan public yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini menjelaskan mengenai dasar pemilihan topik, masalah yang diangkat, tujuan melakukan penulisan, serta kerangka pikir penulisan secara umum yang akan ditulis. 1.1.
Lebih terperinciMATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT
Minggu ke-6 MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Program Studi Akuntansi STIE PELITA NUSANTARA KONSEP MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang
Lebih terperinciAUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI
Audit atas Estimasi Akuntansi SA Seksi 342 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Sumber: PSA No. 37 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit kompeten
Lebih terperinciBAB II KUALITAS AUDIT, AKUNTABILITAS DAN PENGETAHUAN. dan standar pengendalian mutu.
BAB II KUALITAS AUDIT, AKUNTABILITAS DAN PENGETAHUAN 2.1. Kualias Audit Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing
Lebih terperinciModul ke: AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI
Modul ke: 11 Afly Fakultas EKONOMI DAN BISNIS AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI EMPAT KARATERISTIK SIKLUS PEROLEHAN DAN PELUNASAN KEMBALI MODAL
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap
Lebih terperinciBAB II AUDIT PERSEDIAAN BERDASAR STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN MENURUT SPAP
8 BAB II AUDIT PERSEDIAAN BERDASAR STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN MENURUT SPAP 2.1 Auditing Pada dasarnya, auditing sangat memberi nilai tambah bagi laporan keuangan yang telah disusun oleh suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN 3.1 PERENCANAAN AUDIT
BAB III PEMBAHASAN 3.1 PERENCANAAN AUDIT Standar Pekerjaan Lapangan dalam Standar Auditing mengharuskan bahwa audit harus direncanakan dengan sebaik-baiknya Tiga alasan utama auditor merencanakan audit
Lebih terperinciBAB 1 PENGANTAR AUDITING
BAB 1 PENGANTAR AUDITING 1.1 PENDAHULUAN AUDITING 1.1.1 PENGERTIAN AUDITING Menurut Soekrisno Agoes, (2004:3): Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh pihak yang rofessiona,
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap ini sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus. Keputusan
Lebih terperinciPertemuan 1 AUDITING
Pertemuan 1 AUDITING PENGERTIAN AUDITING (SUKRISNO AGUS) Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis 2), oleh pihak yang independen 3), terhadap laporan keuangan 1) yang telah disusun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditing merupakan proses pengumpulan data dan evaluasi bukti dari informasi perusahaan untuk menentukan tingkat kesesuaian antara informasi yang dimiliki oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan tidak terlepas dari perekonomian suatu negara. Perusahaan baru akan tumbuh secara cepat jika memiliki perekonomian yang baik dan sehat.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
Lebih terperinciPROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN
SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
Lebih terperinciBUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:
Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan
Lebih terperinciAUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3
AUDIT LAPORAN KEUANGAN Pertemuan 3 HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN AUDITING Akuntansi Auditing MANFAAT EKONOMI SUATU AUDIT Akses ke pasar modal Biaya Modal yang Rendah Penangguhan infesiensi dan kecurangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Adapun pengertian auditing dirinci oleh beberapa pakar sebagai berikut: Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4) Auditing is the accumulation and evaluation
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN DISUSUN SESUAI DENGAN SUATU BASAIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF SELAIN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA
SA Seksi 623 LAPORAN KHUSUS Sumber: PSA No. 41 PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan dalam hubungannya dengan: a. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi
Lebih terperinciBAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang
BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan
Lebih terperinciUNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN
SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan
Lebih terperinciSA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN
SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam pelaporan atas dokumen yang dibuat oleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan
Lebih terperincipengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi
pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Salah satu fungsi dari akuntan publik adalah menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan.
Lebih terperinciPERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA
SA Seksi 341 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Sumber: PSA No. 30 Lihat SA Seksi 9341 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang era globalisasi banyak perusahaan berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar lagi. Dalam mengembangkan usahanya, baik perusahaan perseorangan
Lebih terperinciSA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No.
SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR Sumber: PSA No. 36 Lihat SA Seksi 9553 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01
Lebih terperinciPenerimaan Penugasan & Perencanaan Audit
Bab V Penerimaan Penugasan & Perencanaan Audit Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. 1 Tahapan Kegiatan
Lebih terperinci1.1 Pengertian Auditing
1.1 Pengertian Auditing Secara umum Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan - pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,
Lebih terperinciSILABUS MATA AJAR AUDITING DAN ATESTASI 3 SKS
SILABUS MATA AJAR AUDITING DAN ATESTASI 3 SKS Deskripsi dan Tujuan Mata ajaran ini diberikan untuk membekali peserta didik dengan pendalaman pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan standar auditing,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya
Lebih terperinciLAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN
SA Seksi 508 LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan
Lebih terperinciBENTUK-BENTUK PENUGASAN LAIN
Modul ke: 15 Afly Fakultas EKONOMI DAN BISNIS AUDIT II BENTUK-BENTUK PENUGASAN LAIN Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI TINJAUAN ATAS TINGKAT KEYAKINAN DAN JASA-JASA LAIN Keempat tingkat keyakinan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun
1 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pada akhirnya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Materialitas dan Risiko Audit ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciStandar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan
SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 15/08/2016 Tanggal revisi 25/02/2017 Fakultas Program D3 Bisnis dan
Lebih terperinciTugas Individu Kasus 10
Nama : Irene Nathasia Devi NIM : 115020307111013 Kelas : CE Tugas Individu Kasus 10 Pertanyaan Diskusi 1. PSA No. 39 SA Seksi 336 merupakan pengaturan auditor dalam menggunakan jasa profesional lainnya
Lebih terperinciKOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI
SA Seksi 315 KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI Sumber: PSA No. 16 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti
Lebih terperinciKOMPILASI DAN RE VIEW ATAS LAPO RAN KEUAN GAN
Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan SAR Seksi 100 KOMPILASI DAN RE VIEW ATAS LAPO RAN KEUAN GAN Sumber: PSAR No. 01 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mendefinisikan kompilasi laporan keuangan dan review
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Auditing 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audit yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan
Lebih terperinciStandar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal
SA 0 Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN AUDIT 0 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode
Lebih terperinciEVALUASI PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK ACHMAD, RASYID, HISBULLAH & JERRY (KAP ARHJ)
EVALUASI PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK ACHMAD, RASYID, HISBULLAH & JERRY (KAP ARHJ) Danti Putri Utami Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat
Lebih terperinci