VARIASI KARAKTERISTIK SUARA AYAM GAGA PADA KONTES NASIONAL REZKY ARTA AFRINA

Transkripsi

1 VARIASI KARAKTERISTIK SUARA AYAM GAGA PADA KONTES NASIONAL REZKY ARTA AFRINA DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Variasi Karakteristik Suara Ayam Gaga pada Kontes Nasional adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan mau pun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2016 Rezky Arta Afrina NIM D

4

5 ABSTRAK REZKY ARTA AFRINA. Variasi Karakteristik Suara Ayam Gaga pada Kontes Nasional. Dibimbing oleh MARIA ULFAH dan BURHANUDDIN MASY UD. Ayam gaga adalah salah satu ayam penyanyi Indonesia yang berasal dari Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Penelitian ini menganalisis karakteristik suara ayam gaga yang berpartisipasi di kontes nasional tahun Dua puluh enam (26) ayam gaga yang digunakan dalam penelitian ini. Suara ayam direkam dengan menggunakan microfon tipe shotgun Sennheiser ME66 dan disimpan menggunakan alat perekam Sony PCM-D50. Waveform, durasi, amplitudo, frekuensi dan power suara ayam dianalisis dengan menggunakan software Raven Pro 1.4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam gaga yang mampu menghasilkan 3 gelombang suara adalah ayam yang masuk kategori slow, disko dan kristal. Ayam yang masuk kategori kristal hanya menghasilkan suara penutup yang baik. Durasi suara ayam tertinggi pada penelitian ini dihasilkan oleh ayam yang masuk kategori dangdut yaitu sebesar 8.5±0.54(s). Ayam pada semua kategori mempunyai kisaran nilai rataan peak amplitudo, min amplitudo, max amplitudo yang hampir sama yaitu masing-masing (u), (u) dan 32767(u). Peak frekuensi suara terendah dan tertinggi masing-masing dihasilkan oleh ayam gaga pada kategori disko ±275.18Hz), dan kategori kristal ±0(Hz). Nilai rataan max power suara tertinggi dan terendah dihasilkan oleh ayam pada kategori slow dan dangdut masing-masing sebesar ±0.76(dB) dan ±2.37(dB). Perbedaan ini disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Kata kunci: amplitudo, ayam gaga, durasi suara, frekuensi, power, waveform ABSTRACT REZKY ARTA AFRINA. Sound Characteristic Variation in Gaga Rooster Participated on National Competition. Supervised by MARIA ULFAH and BURHANUDDIN MASY UD. Gaga rooster is one of Indonesian crowing rooster originated from Sidrap district, South Sulawesi. The study analyzed the characteristics of gaga rooster sound which participated in the national competition in A total of twenty-six (26) gaga rooster used in this study. Rooster sound recorded using a shotgun microphone Sennheiser ME66 and a recorder Sony PCM-D50. The duration, amplitude, frequency and power of rooster sound analyzed using Raven Pro 1.4 software. The results show that the gaga rooster grouped which were produced slow, disco and crystal sound had 3 waveform (1 st, 2 nd and 3 rd waveform). However, the rooster produced, crystal sound only had a waveform (3 rd waveform). The longest sound duration was performed by rooster produced dangdut (8.5 ± 0:54(s). All rooster from all sound groups produced similar average value of peak amplitude, min amplitude, and max amplitude, namely (u) (u) and (u), respectively. The lowestand the highest peak frequency of sound were produced by rooster from disco ( ± Hz), and crystal group ( ± 0Hz), respectively. The highest and the lowest value of max power were produced

6 by chicken from slow and dangdut group, namely ± 0.76 (db) and ± 2:37(dB). This difference is thought to be caused by genetic and environmental factors. Keywords: amplitude, duration, frequency, gaga rooster, power, waveform

7 VARIASI KARAKTERISTIK SUARA AYAM GAGA PADA KONTES NASIONAL REZKY ARTA AFRINA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

8

9 Judul Skripsi : Variasi Karakteristik Suara Ayam Gaga pada Kontes Nasional Nama : Rezky Arta Afrina NIM : D Disetujui oleh Maria Ulfah, SPt MScAgr Pembimbing I Dr Ir Burhanuddin Masy ud MS Pembimbing II Diketahui oleh Dr Irma Isnafia Arief, SPt MSi Ketua Departemen Tanggal Lulus:

10

11 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Salawat serta salam semoga senantiasa terlimpah dan tercurah kepada Rasulullah SAW, serta para sahabat, keluarga dan pengikutnya. Skripsi ini berjudul Variasi Karakteristik Suaral Ayam Gaga pada Kontes Nasional merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Maria Ulfah, SPt MSc Agr dan Bapak Dr Ir Burhanuddin Masy ud MS selaku dosen pembimbing skripsi. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Hotnida C.H. Siregar MSi Ibu Dr Ir Niken Ulupi MS selaku dosen pembimbing akademik, dosen pembahas seminar, dan dosen penguji sidang skripsi atas segala saran, nasehat, dan motivasi yang telah diberikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak penyelenggara kontes ayam ketawa Jakarta 2015 yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengambil data sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada PT Bukit Asam Tanjung Enim yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama penulis menyelesaikan kuliah di Institut Pertanian Bogor. Bapak (Ibrahim), Ibu (Iswana), kakak (Meirjal, Novan, Onny, dan Masagun) serta seluruh keluarga atas semangat dan doa yang dipanjatkan untuk kesuksesan penulis. Terima kasih kepada Selvia, Ihwan, Audrian, Nurma, Alfi, Nia, Laila dan Ummi sebagai teman seperjuangan terbaik selama penulis melakukan penelitian dan bimbingan, serta terima kasih juga seluruh teman-teman IPTP 49 atas segala kebersamaan dan kekeluargaan yang telah dijalani selama penulis melaksanakan perkuliahan di IPB. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Bogor, Agustus 2016 Rezky Arta Afrina

12

13 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Ruang Lingkup Penelitian 1 METODE 2 Waktu dan Tempat Penelitian 2 Alat 2 Bahan 2 Prosedur 3 Pengambilan sampel suara ayam 3 Analisis suara ayam 4 Analisis data 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Karakteristik Panjang Gelombang (Waveform) suara Ayam Gaga 5 Tipe suara slow 5 Tipe suara kristal 6 Tipe suara kerajinan bunyi 7 Tipe suara dangdut 7 Tipe suara disko 8 Durasi, Amplitudo, Frekuensi dan Power Suara Ayam Gaga 9 Durasi 10 Peak amplitudo 10 Min amplitudo 10 Max amplitudo 11 Peak frekuensi 11 Max power 11 Average power 12 Pembahasan Umum 12 SIMPULAN DAN SARAN 13 DAFTAR PUSTAKA 14 LAMPIRAN 17 RIWAYAT HIDUP 19

14 DAFTAR TABEL 1 Karakteristik sampel ayam gaga yang digunakan pada penelitian 3 2 Rataan durasi, amplitudo, frekuensi dan power suara ayam gaga yang berpartisipasi dalam kontes tingkat nasional Karakteristik kualitas suara ayam gaga dalam kontes nasional 13 DAFTAR GAMBAR 1 Sampel tipe ayam gaga yang mengikuti Kontes Nasional Contoh pola waveform ayam gaga tipe slow pada Kontes Nasional 4 3 Contoh pola waveform ayam gaga tipe disko pada Kontes Nasional 5 4 Karakteristik waveform suara ayam gaga tipe slow pada kontesayam gaga tingkat nasional Karakteristik waveform suara ayam gaga tipe kristal pada kontesayam gaga tingkat nasional Karakteristik waveform suara ayam gaga tipe kerajinan bunyi pada kontesayam gaga tingkat nasional Karakteristik waveform suara ayam gaga tipe dangdut pada kontesayam gaga tingkat nasional Karakteristik waveform suara ayam gaga tipe disko pada kontes ayam gaga tingkat nasional DAFTAR LAMPIRAN 1 Hasil t-test untuk durasi 15 2 Hasil t-test untuk max amplitudo 15 3 Hasil t-test untuk max power 15 4 Hasil t-test untuk min amplitudo 15 5 Hasil t-test untuk peak amplitudo 15 6 Hasil t-test untuk peak frekuensi 15 7 Hasil t-test untuk wave Hasil t-test untuk wave Hasil t-test untuk wave 3 16

15 PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam lokal merupakan salah satu plasma nutfah unggas yang dikembangkan oleh masyarakat Indonesia tidak hanya sebagai penghasil daging dan telur namun beberapa rumpun ayam juga dipelihara untuk tujuan kontes dan kesenangan atau kesayangan karena mempunyai suara yang unik. Salah satu ayam lokal pesuara di Indonesia adalah ayam gaga yang berasal dari kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Kontes suara merupakan salah satu upaya untuk melestarikan ayam gaga. Untuk keperluan kontes ayam gaga, ayam yang digunakan adalah ayam jantan sehingga ayam jantan yang memilki kualitas suara yang memenuhi standar kontes pada umumnya memilki nilai ekonomi yang tinggi. Tipe suara ayam gaga dibedakan menjadi enam yaitu kerajinan berbunyi, slow, dangdut, remaja, disko dan kristal (Panitia Kontes Ayam Gaga Nasional 2015). Sampai saat ini, penelitian karakteristik perbedaan suara ayam gaga masih sangat sedikit sehingga penelitian mengenai perbedaan tipe suara ayam gaga perlu dikembangkan lebih lanjut. Salah satu metode penelitian perbedaan karakteristik suara ayam gaga adalah melakukan analisa karakteristik bioakustiknya. Bugiwati dan Ashari (2013) menyatakan bahwa ayam gaga memiliki dua tipe suara yaitu tipe dangdut dan slow yang didasarkan pada kecepatan ritme bersuara dan jumlah suku kata. Mengingat penelitian Bugiwati dan Ashari (2013) tidak menyertakan tipe suara ayam gaga yang lain (kerajinan bunyi, disko, dan kristal) oleh karena itu penelitian ini akan menganalisis karakteristik suara ayam gaga untuk tipe kerajinan bunyi, dangdut, remaja, disko dan kristal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk membedakan karakteristik perbedaan suara ayam gaga pada kontes. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan menganalisa variasi karakteristik suara ayam gaga untuk setiap tipe kerajinan bunyi, slow, dangdut, remaja, disko dan kristal. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menganalisa perbedaan karakteristik suara ayam gaga yang mengikuti kontes ayam gaga nasional tahun 2015 yang meliputi tipe kerajinan bunyi, slow, dangdut, disko dan kristal yang meliputi karakteristik waveform, durasi, amplitudo, frekuensi dan power.

16 2 METODE Waktu dan Tempat Penelitian Koleksi suara ayam gaga dilakukan pada Kontes Ayam Ketawa Nasional di lapangan Departemen Penerangan Jakarta pada tanggal 13 Desember 2015 (surat keterangan no 13/XII/2015/P3AKSI) Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat perekam (recorder) Sony PCM-D50, microfon tipe shotgun Sennheiser ME66, buku dan alat tulis untuk mencatat data-data hasil penelitian, batu baterai, kamera dan satu set komputer yang dilengkapi dengan program analisis suara Raven Pro 1.4 (Bioacustic Research Program, Cornell Laboratory of Ornithology, Cornell University, Ithaca, NY, USA (Charif et al. 2010). Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 26 ekor ayam gaga (kerajinan bunyi = 4, slow = 10, dangdut = 4, remaja = 3, disko= 4, dan kristal= 1) yang sudah memenuhi standard kualitas suara di dalam kontes nasional tahun Beberapa sampel ayam gaga yang digunakan pada penelitian ini ditampilkan pada Gambar 1 Gambar 1 Beberapa sampel tipe ayam gaga yang mengikuti Kontes Nasional 2015 yang digunakan pada penelitian ini. (A) Ayam gaga tipe

17 kerajinan bunyi; (B) Ayam gaga tipe slow; (C) Ayam gaga tipe dangdut; (D) Ayam gaga tipe remaja; (E) Ayam gaga tipe disko; (F) Ayam gaga tipe kristal. Foto oleh Rezky Arta Afrina (A,B,C,D,E,dan F) Tabel 1 Karakteristik sampel suara ayam gaga yang digunakan pada penelitian No Ayam Gaga Kode Tipe Warna Warna (Tipe Suara) sampel jengger bulu kaki 1 Kerajinan Bunyi KB 1 Tunggal Putih Coklat 2 Kerajinan Bunyi KB 2 Tunggal Putih Hitam 3 Kerajinan Bunyi KB 3 Tunggal Hitam Hitam 4 Kerajinan Bunyi KB 4 Tunggal Putih Putih 5 Slow SL 1 Tunggal Hitam Hitam 6 Slow SL 2 Tunggal Hitam Hitam 7 Slow SL 3 Tunggal Hitam Hitam 8 Slow SL 4 Tunggal Hitam Coklat 9 Slow SL 5 Tunggal Merah Coklat 10 Slow SL 6 Tunggal Merah Coklat 11 Slow SL 7 Tunggal Hitam Hitam 12 Slow SL 8 Tunggal Putih Putih 13 Slow SL 9 Tunggal Merah hitam Coklat 14 Slow SL 10 Tunggal Putih Coklat 15 Dangdut DG 1 Tunggal Putih Abu-abu 16 Dangdut DG 2 Tunggal Kuning muda Putih 17 Dangdut DG 3 Tunggal Merah hitam Abu-abu 18 Dangdut DG 4 Tunggal Coklat tua Coklat 19 Remaja RJ 1 Tunggal Merah Hitam 20 Remaja RJ 2 Tunggal Putih Coklat 21 Remaja RJ 3 Tunggal Hitam Hitam 22 Disko DK 1 Tunggal Coklat tua Abu-abu 23 Disko DK 2 Tunggal Kuning coklat Coklat 24 Disko DK 3 Tunggal Hitam Coklat 25 Disko DK 4 Tunggal Hitam Hitam 26 Kristal KT 1 Rose (Mawar) Hitam Abu-abu Prosedur Pengambilan sampel suara ayam Ayam gaga jantan sebanyak 26 ekor yang sudah memenuhi standar kontes tingkat nasional 2015 digunakan dalam penelitian ini. Kriteria penilaian kualitas suara ayam gaga tingkat nasional 2015 ditampilkan pada Tabel 3. Semua ayam gaga yang digunakan dalam penelitian ini dalam kondisi sehat dan dibawah pengawasan pemiliknya untuk menghindari ayam stress dalam pengambilan data penelitian. Semua perlakuan dalam penelitian ini mengikuti aturan penanganan hewan penelitian yang ditetapkan oleh Animal Care and Use Committee (ACUC) IPB. 3

18 4 Tahapan proses perekaman suara ayam gaga dilakukan sebagai berikut: 1. Proses perekaman dilakukan dengan meletakkan mikrofon Sennheiser ME66 secara sejajar dengan paruh ayam dengan jarak sekitar 1 m dari paruh ayam yang akan direkam suaranya. 2. Suara ayam disimpan di dalam alat perekam (Sony PCM-D50) untuk digunakan pada analisis suara selanjutnya 3. Analisis suara dilakukan dengan menggunakan program Raven Pro 1.4 Analisis Suara Ayam Ayam gaga dikelompokkan berdasarkan kualitas suara, yaitu tipe kerajinan bunyi, selow, dangdut, remaja, disko dan kristal. Suara ayam yang direkam selanjutnya dianalisis menggunakan software Raven Pro 1.4 Parameter suara yang diamati meliputi gelombang suara (waveform), durasi (s), amplitudo (u), frekuensi (Hz), dan power (db) 1. Spectogram digunakan untuk memberikan informasi secara tepat representasi suara dalam bentuk grafik secara sekuensial dimana semakin hitam grafik yang dihasilkan menunjukkan bahwa suara ayam semakin keras dengan amplitudo yang semakin tinggi. 2. Waveform merupakan visualisasi suara kokok dalam bentuk grafik. Sumbu X adalah dimensi waktu (detik) dan sumbu Y adalah dimensi frekuensi (khz).waveform berguna untuk menggambarkan pola kokok (Rusfidra 2004) Gambar 2 Gambar 2 Contoh Pola waveform ayam gaga tipe slow pada Kontes Nasional (1,2..dst) Suku kata 3. Durasi suara (detik) adalah lama tempuh suara pada saat individu memproduksi suara (Rusfidra 2004) 4. Amplitudo (kuat suara) yaitu simpangan terjauh dari syllable. Satu rangkaian elemen suara atau lebih yang terjadi secara bersama-sama dalam suatu pola yang teratur dalam suara nyanyian atau lebih disebut syllable atau suku kata. Sedangkan satu suku kata yang terjadi secara berulang-ulang dalam satu nyanyian yang digambarkan sebagai suatu suara nyanyian disebut sebagai frase, sehingga urutan satu atau lebih frase dipisahkan dari urutan kalimat lain dengan durasi variabel (Bugiwati 2013)

19 5 Gambar 3 Contoh pola waveform ayam gaga tipe disko pada Kontes Nasional. (1,2..dst) Suku kata Syllable atau suku kata pada Gambar 3 ditandai dengan nomor 1,2,3,4..dst pada setiap ambar yang artinya satu suara ayam dapat menghasilkan beberapa syllable. Sedangkan frase yang dimaksud adalah gabungan dari beberapa syllable yang ditandai dengan nomor 1,2,3,4..dst pada satu suara ayam yang menunjukkan bahwa dalam satu frase terdapat lebih dari 1 syllable atau beberapa syllable 5. Frekuensi merupakan salah satu parameter penting untuk mengetahui kualitas suara yaitu untuk menentukan tinggi rendahnya nada, semakin tinggi nada semakin tinggi juga frekuensi dan sebaliknya (Ganong 1998) Analisis Data Data karakteristik suara individu ayam gaga (tipe kerajinan bunyi, slow, dangdut, disko dan kristal) yang meliputi meliputi durasi (s), amplitudo (u), frekuensi (Hz), dan power (db) diolah dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 sehingga diperoleh nilai rataan dan standar deviasinya dan dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey. Hasil analisis selanjutnya dibahas secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Panjang Gelombang (Waveform) suara Ayam Gaga Karakteristik waveform suara ayam gaga untuk kategori slow, dangdut, kerajinan bunyi, disco dan kristal pada penelitian ini ditampilkan pada Gambar 4,5,6,7 dan 8. Terdapat perbedaan suara yang dihasilkan oleh masing-masing kelompok tipe suara ayam gaga. Tipe suara slow Gambar 4 merupakan visualisasi dari suara ayam gaga tipe slow dan terdapat dua bentuk tampilan yaitu, A). Oscillogram dan B). Spectogram. Oscilogram dan spectogram memiliki sumbu X dan sumbu Y dimana sumbu X menunjukkan waktu (detik), dan sumbu Y menunjukkan nilai frekuensi dan kekuatan di setiap titik. Satu suara ayam terdiri dari suara awal, tengah, dan akhir serta memiliki karakteritik yang berbeda (Rusfidra 2006)

20 6 Waveform suara ayam gaga tipe slow (Gambar 4) memiliki 3 pola suara yaitu suara angkatan/awalan pada waveform 1, suara tengah pada waveform 2 dan suara akhir pada waveform 3. Suara angkatan/awalan dengan suara tebal yang dapat dilihat pada semakin hitamnya tampilan spectrogram, panjang, dan terdengar jelas. Pola wavefrom 1 pada gambar diatas terdiri dari 3 suku kata yaitu ditandai dengan angka 1,2 dan 3. Pada waveform 2 atau suara tengah memiliki suku kata lebih dari satu suku kata yang terdiri dari suku kata 4,5,6 dan 7. Karakteristik suara ayam gaga tipe slow umumnya memiliki irama agak pelan dengan jumlah suku kata lebih sedikit dibanding ayam gaga tipe dangdut. Suara tengah tipe slow ini memiliki jarak antar suku katanya yang lebih panjang dibandingkan tipe suara ayam gaga lainnya, tajam dalam suku katanya, jeda antar suku kata terdengar jelas sehingga durasi suara yang dapat dihasilkan pada tipe slow ini lebih lama jika dibandingkan dengan suara tipe lainnya, serta suara penutup pada waveform 3 yang terdiri dari satu suku kata yang mengalun lambat dan perlahan menghasilkan suara yang tipis. Gambar 4 Karakteristik waveform suara ayam gaga tipe slow pada kontes ayam gaga tingkat nasional (A) Oscillogram; (B) Spectogram; (1,2..dst) Suku kata. Tipe suara kristal Tipe suara kristal dikategorikan sebagai kelas kualitas suara terbaik diantara semua tipe suara ayam gaga yang lain (Panitia Kontes Ayam Gaga Nasional 2015). Gambar 5 menunjukkan visualisasi suara ayam gaga tipe kristal yang mempunyai 3 gelombang suara dan jarak antar silable yang jelas, sehingga suara ayam dengan kategori kristal ini termasuk kedalam kelas terbaik dan harga yang tinggi dibandingkan dengan ayam gaga yang memiliki tipe suara yang lain. Di samping itu ayam gaga tipe suara kristal juga memiliki panjang gelombang ketiga (wave 3) yang lebih panjang (Gambar 5) jika dibandingkan dengan tipe suara slow (Gambar 4).

21 7 Gambar 5 Karakteristik waveform suara ayam gaga tipe kristal pada kontes ayam gaga tingkat nasional (A) Oscillogram; (B) Spectogram; (1,2..dst) Suku kata. Tipe suara kerajinan bunyi Ayam gaga yang memiliki tipe suara kerajinan bunyi menghasilkan gelombang suara kedua (wave 2) yang lebih panjang dan bervariasi (Gambar 6) jika dibandingkan dengan tipe suara slow (Gambar 4) dan kristal (Gambar 5). Namun demikian suara yang dihasilkan tidak sebaik suara gelombang ketiga yang dihasilkan oleh tipe kristal hal ini dikarenakan suara suku kata yang semakin lama mengalami penurunan power Gambar 6 Karakteristik waveform suara ayam gaga tipe kerajinan bunyi pada kontes ayam gaga tingkat nasional 2015 Tipe suara dangdut Berdasarkan data waveform suara ayam gaga tipe dangdut (Gambar 7) bahwa ayam gaga dengan tipe dangdut memiliki suara angkatan/awalan yang tebal, suku kata yang penuh dan terdengar jelas pada waveform 1 yang terdiri dari dua suku kata sebagai suara awalannya untuk menghasilkan suara yang berirama. Suara pada waveform 2 menghasilkan beberapa suku kata yang tipis dengan irama yang cepat dan jarak antar suku kata yang rapat hal ini merupakan ciri khas dari ayam gaga tipe dangdut karena meskipun demikian suara yang dihasilkan tetap mengasilkan irama yang baik dan mengalun dengan teratur serta memiliki power yang kuat pada suara tengah namun perlahan suku kata yang dihasilkan mengalami

22 8 penurunan power suara yang dapat dilihat pada suku kata ke 9 dan seterusnya yang semakin lama semakin tidak menunjukkan power suara yang penuh dan perlahan suara yang terdengarpun tidak jelas dan terlihat tipis. Gambar 7 Karakteristik waveform suara ayam gaga tipe dangdut pada kontes ayam gaga tingkat nasional 2015 (A) Oscillogram; (B) Spectogram; (1,2..dst) Suku kata. Tipe Suara disko Pada ayam gaga dengan kategori dangdut dan disko dalam penelitian ini hampir memiliki karakteristik suara yang sama. Kategori dangdut menghasilkan suara yang cepat dan jarak antar syllable nya juga rapat (Gambar 7), hal demikian serupa dengan kategori disko dengan suara yang dihasilkan cukup cepat (Gambar 8). Perbedaan di antara kedua tipe suara ayam ini adalah pada peak amplitudo yang dihasilkan oleh masing-masing tipe ayam. Tipe suara dangdut memiliki peak amplitudo sebesar (u), sedangkan tipe suara disko memiliki peak amplitudonya yang lebih besar yaitu (u) (Tabel 2). Peak amplitudo berpengaruh terhadap kualitas suara yang dihasilkan karena peak amplitudo merupakan amplitudo tertinggi yang dapat dihasilkan oleh ayam dalam menghasilkan suaranya Gambar 8 Karakteristik waveform suara ayam gaga tipe disko pada kontes ayam gaga tingkat nasional 2015 (A) Oscillogram; (B) Spectogram; (1,2..dst) Suku kata.

23 Berikut ini merupakan hasil rataan durasi, amplitudo, frekuensi dan power suara ayam gaga yang berpartisipasi dalam kontes tingkat nasional 2015 yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan durasi, amplitudo, frekuensi dan power suara ayam gaga yang berpartisipasi dalam kontes tingkat nasional Hasil dan Pembahasan Durasi, Amplitudo, Frekuensi dan Power Suara Ayam Gaga Parameter Kerajinan Slow Dangdut Remaja Disko Kristal (n=4) (n=10) (n=4) (n=3) (n=4) (n=1) 1. Durasi suku kata (s) 7.1± ± ± ± ±0.67 2±0 2. Peak amplitudo (u) ± ± ± ± ± ±0 3. Min amplitudo (u) ± ± ± ± ± ±0 4. Max amplitudo (u) ± ± ± ± ± ±0 5. Peak frekuensi (Hz) ± ± ± ± ± ±0 6. Max power (db) ± ± ± ± ± ±0 7. Average power (db) a. Waveform ± ± ± ± ± ±0 b. Waveform ± ± ± ± ± ±0 c. Waveform ± ± ± ± ± ±0

24 10 Durasi Rusfidra (2004) menyatakan bahwa durasi suara (detik) adalah lama tempuh suara pada saat individu memproduksi suara. Rataan durasi dari suara kategori kerajinan bunyi, slow, dangdut, remaja, disko dan kristal yaitu masingmasing adalah 7.1±0.77(s), 1.82±0.42(s), 8.5±0.54(s), 6.5±0.20(s), 7.6±0.67(s) dan 2±0(s). Durasi suara terlama dihasilkan oleh ayam kategori dangdut yaitu sebesar 8.5±0.54(s). Durasi suara terpendek dihasilkan oleh ayam kategori kristal yaitu hanya sebesar 1.82±0.42(s). Perbedaan durasi yang dihasilkan dikarenakan ayam memiliki kemampuan bersuara yang berbeda-beda. Dalam kontes nasional, durasi suara tidak menjadi standar penilaian yang sangat penting karena pada kontes nasional hal utama yang perlu diperhatikan yaitu suara angkatan/awalan, suara tengah, suara penutup, irama suara dan dasar suara. Rataan durasi suara dari semua kategori tidak ada perbedaan (P>0.05). Peak Amplitudo Peak amplitudo merupakan amplitudo tertinggi dari suara ayam. Menurut Rusfidra (2004) amplitudo (kuat suara) yaitu simpangan terjauh dari syllable. Amplitudo dapat berpengaruh terhadap suara yang akan dihasilkan. Rataan peak amplitudo untuk suara ayam ketawa dengan kategori suara kerajinan, slow, dangdut, remaja, disko, dan kristal masing-masing adalah ±356.22(u), ±0(u), ± (u), ±0(u), ±0.08(u) dan ±0(u) (Tabel 2). Rataan peak amplitudo tertinggi dan terendah yaitu pada suara ayam dengan kategori disko dan dangdut yaitu masing-masing sebesar ±0.08(u) dan ± (u). Perbedaan peak amplitudo yang dihasilkan ini karena perbedaan ayam yang diamati, dan sistem pemeliharaan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rataan nilai peak amplitudo dari semua kategori suara yang diamati tidak berbeda (P>0.05). Jumlah suku kata (syllable) yang dihasilkan dapat berpengaruh pada kuat suara dalam suatu durasi karena amplitudo merupakan simpangan terjauh dari syllable. Min Amplitudo Minimal amplitudo merupakan nilai amplitudo terendah. Amplitudo dapat mempengaruhi suara yang akan dihasilkan. Semakin besar gelombang suara yang dihasilkan maka suara yang dihasilkan akan semakin kuat. Hal ini karena kuat lemahnya suatu bunyi bergantung pada besar kecilnya amplitudo gelombang yang dihasilkan (Kamajaya 2007). Rataan nilai minimal amplitudo untuk enam kategori suara ayam yang diamati yang berperan pada kontes nasional 2015 mempunyai nilai rataan hampir sama sekitar (u) (Tabel 2) artinya bahwa amplitudo terendah yang dapat dihasilkan oleh ayam yang berperan dalam kontes nasional 2015 ini mempunyai nilai min amplitudo yang hampir sama pada setiap kategori suara. Hasil uji menunjukkan bahwa minimal amplitudo untuk semua kategori suara ayam yang mengikuti kontes ini tidak berbeda (P>0.05) Max amplitudo Max amplitudo merupakan nilai maksimum amplitudo suara ayam yang dihasilkan. Rataan nilai maksimum amplitudo tertinggi dihasilkan oleh ayam dengan kategori slow yaitu sebesar ±13.17(u). Sedangkan rataan max amplitudo untuk kategori kerajinan, dangdut, remaja, disko, dan kristal masing-

25 masing adalah ± (u), ± (u), ±90.78(u), ±123.33(u) dan ±0(u) (Tabel 2). Kekuatan suara dapat mempengaruhi besar dan kecil suara yang dihasilkan, karena kuat lemahnya suatu bunyi bergantung pada besar kecilnya amplitudo gelombang yang dihasilkan (Kamajaya 2007). Pada hasil yang didapatkan bahwa sebenarnya maksimum amplitudo suara ayam yang berperan pada kontes Kontes Nasional 2015 ini mempunyai nilai yang hampir sama pada setiap kategorinya. Hasil uji menunjukkan bahwa max amplitudo untuk semua kategori suara ayam yang mengikuti kontes ini tidak berbeda (P>0.05). Kekuatan suara yang dihasilkan ayam dipengaruhi oleh pemberian nutrisi oleh peternak, sehingga suara yang dihasilkan tidak terputusputus dan lemah (Rusdin 2007). Peak Frekuensi Frekuensi (Hz) merupakan jumlah getaran per detik dari suatu syllable. Frekuensi merupakan salah satu parameter penting untuk mengetahui kualitas suara yaitu untuk menentukan tinggi rendahnya nada, semakin tinggi nada semakin tinggi juga frekuensi dan sebaliknya (Ganong, 1998). Rataan peak frekuensi tertinggi yaitu sebesar ±0(Hz) dihasilkan oleh ayam gaga kategori kristal. Sedangkan untuk kategori kerajinan bunyi, slow, dangdut, remaja, dan disko masing-masing adalah ±356.22(Hz), ±290.80(Hz), ±226.19(Hz), ±439.95(Hz), ±275.18(Hz) (Tabel 2). Hasil uji menunjukkan bahwa peak frekuensi untuk semua kategori suara tidak berbeda (P>0.05). Perbedaan peak frekuensi suara ayam dipengaruhi oleh nada yang dikeluarkan oleh ayam tersebut berbeda (Ganong 1998). Max power Max power merupakan kekuatan maksimum dari suara ayam yang dihasilkan. Rataan max power dari enam kategori suara ayam gaga dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak berbeda (P>0.05) berkisar 109(dB) sampai 110(dB). Kekuatan suara dipengaruhi oleh nutrisi, stress, dan stamina (Jatmiko 2001). Kekuatan suara ini dipengaruhi juga oleh amplitudo yang dihasilkan oleh ayam tersebut. Semakin besar amplitudo maka kekuatan suara semakin besar. Power merupakan salah satu indikator utama penilaian dalam kontes, oleh karena itu power yang dimiliki oleh masing-masing ayam berpengaruh terhadap alunan suara yang akan dihasilkan. Average power Average power merupakan nilai rata-rata dari kekuatan suara yang dihasilkan. Average power dapat dilihat berdasarkan gelombang dari setiap suara yang dihasilkan. Gelombang suara 1 untuk semua kategori suara yang diamati memiliki nilai rataan power hampir sama yaitu sekitar 90(dB), dan untuk gelombang suara 2 memiliki nilai rataan power sekitar 90(dB) kecuali untuk suara dengan kategori dangdut yaitu sebesar 89.42(dB) yang menunjukkan mengalami penurunan nilai rataan power dari 1 st dan 2 nd waveform hal ini dikarenakan pada kategori dangdut mempunyai suara awalan yang tebal dan suku kata yang dihasilkan mengalami penurunan power suara yang dapat dilihat pada suku kata ke 9 dan seterusnya yang semakin lama semakin tidak menunjukkan power suara yang penuh dan perlahan suara yang terdengarpun tidak jelas dan terlihat tipis (Gambar 11

26 12 7). Suara ayam dengan kategori kerajinan bunyi mengalami penurunan power pada setiap gelombang suaranya, hal ini dapat dilihat pada gelombang 3 (suara penutup) yang hanya mempunyai rataan power sebesar 86.86(dB) lebih rendah daripada waveform 1 dan 2. Hal ini dikarenakan ayam dengan kategori kerajinan bunyi tidak semuanya dapat menghasilkan suara gelombang 3 dengan baik sehingga pada setiap gelombang suaranya mengalami penurunan power. Kategori slow dan kristal tidak mengalami perubahan rataan power yang cukup besar dari setiap waveformnya, bahkan kategori kristal mempunyai nilai average power yang baik karena ayam dengan kategori kristal mampu menghasilkan suara penutup (waveform 3) dengan baik dibandingkan dengan kategori lainnnya. Kekuatan ini dipengaruhi oleh nutrisi, stress, dan stamina (Jatmiko 2001). Pembahasan Umum Suara pada ayam dipengaruhi oleh otot-otot trakea yaitu M. tracheolateralis dan M. sternotrachealis (Setijanto 1998). Adanya kontraksi dari M. tracheolateralis, membuat membran menjadi tegang, sehingga akan bergetar ketika udara melewatinya dan akhirnya suara dihasilkan (McLelland 1990). Vokalisasi bergantung pada konfigurasi syrinx dan aliran udara yang tepat. M. tracheolateralis, M. sternotrachealis, struktur syrinx, kantung udara clavicular dan otot-otot ventilator akan bekerja sama membentuk sistem suara (Gaunt dan Gaunt 1977). Karatkteristik suara ayam gaga yang berpartisipasi pada Kontes Nasional 2015 ini mempunyai kategori suara yang berbeda-beda yaitu kategori kerajinan bunyi, slow, dangdut, remaja, disko dan kristal. Suara ayam gaga terdiri dari suara awal (1 st waveform), suara tengah (2 nd waveform), dan suara akhir (3 rd waveform), untuk suara akhir (3 rd waveform), tidak semua kategori suara dapat menghasilkan suara akhir (3 rd waveform) dengan baik. Kriteria penilaian kualitas ayam gaga dalam kontes nasional meliputi suara angkatan, suara tengah, suara penutup, irama suara dan dasar suara. Suara angkatan/awal (1 st waveform) mengayun panjang, suku kata yang jelas, tebal, bersih, dan mempunyai power yang kuat. Suara tengah (2 nd waveform) minimal mempunyai 2 suku kata, jelas, tebal, bertekanan tajam pada setiap suku kata, mempunyai jeda yang rata di setiap suku katanya. Suara penutup (3 rd waveform) harus jelas, panjang(lama), mengalun dan bertekanan sehingga indah didengar. Irama suara juga merupakan salah satu kriteria penilaian suara dalam kontes dengan jarak antar suara yang teratur, rapi, serta suara angkatan dan penutup harus berharmonisasi. Selain itu dasar suara yang baik apabila mempunyai bobot suara yang tebal, kemampuan untuk menembus suara yang baik, dan memiliki power yang jelas, bertekanan sehingga mampu menguasai lapangan.

27 13 Hasil penelitian didapatkan kualitas suara ayam gaga yang berbeda-beda. Berikut adalah tabel kriteria kualitas suara ayam gaga menurut juri kontes 2015 dan menurut hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 3 dibawah ini Tabel 3 Karakteristik kualitas suara ayam gaga dalam kontes nasional 2015 Kriteria kualitas No suara 1 Suara angkatan/awalan Standar penilaian juri kontes (2015) a) Panjang: Mengayun panjang, membentuk setengah lingkaran, suku kata yang jelas b) Jelas / Tebal: Harus tebal, terdengar jelas c) Bersih: Tidak boleh mangandung aksen R d) Power: mempunyai power yang kuat 2 Suara tengah a) Lengkap: Minimal terdapat 2 suku kata Kha..Khak.., Kuak..kwak,atau kuik..kwik b) Jelas: Harus jelas, tidak tipis maupun kabur c) Bertekanan: Tajam pada setiap suku kata d) Step/Interval: Jeda/spasi yang bagus dan rata di setiap suku katanya Hasil penelitian Slow pendek pendek Dangdut Remaja Disko Kristal Durasi Durasi panjang Durasi Durasi Durasi panjang pendek Amplitudo rendah Amplitudo tinggi Amplitudo rendah Amplitudo tinggi Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi rendah rendah rendah rendah Power tinggi Power rendah Power tinggi Power Amplitudo Amplitudo Amplitudo Amplitudo rendah tinggi rendah tinggi Power tinggi rendah rendah Power rendah Power tinggi Power Power tinggi Power rendah Power tinggi Power Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi rendah rendah rendah rendah Amplitudo rendah Frekuensi tinggi Power tinggi Amplitudo rendah Power tinggi Power tinggi Frekuensi tinggi

28 14 Tabel 3 Karakteristik kualitas suara ayam gaga dalam kontes nasional 2015 (Lanjutan) No Amplitudo Amplitudo tinggi rendah Power rendah tinggi Amplitudo Amplitudo tinggi rendah Amplitudo Amplitudo tinggi rendah Amplitudo Amplitudo tinggi rendah Kriteria kualitas Standar penilaian juri kontes Hasil Penelitian suara (2015) Slow Dangdut Remaja Disko Kristal 3 Suara penutup a) Jelas: Harus jelas dan tidak tipis Amplitudo rendah Amplitudo tinggi Amplitudo rendah b) Panjang: Panjang dan lama Durasi Durasi Durasi Durasi Durasi c) Mengalun: Mengalun serta tidak terdengar monoton Amplitudo rendah Amplitudo tinggi Amplitudo rendah Amplitudo tinggi Amplitudo rendah d) Bertekanan: Bertekanan akan Power tinggi Power rendah Power tinggi Power indah didengar 4 Irama Suara a) Senggang: Jarak antar suara harus teratur dan tempo yang sama Amplitudo rendah Amplitudo tinggi Amplitudo rendah b) Lenggang: Rapi dan teratur Amplitudo rendah Amplitudo tinggi Amplitudo rendah c) Elok: Jarak antar interval dari bunyi lainnya mempunyai tempo nada yang teratur Amplitudo rendah Amplitudo tinggi Amplitudo rendah d) Harmonisasi: Suara angkatan, dan penutup harus ber harmoni Frekuensi rendah Frekuensi rendah Frekuensi rendah Frekuensi rendah Frekuensi tinggi 5 Dasar Suara a) Tebal: Bobot suara yang tebal, padat dan berisi Amplitudo rendah Amplitudo tinggi Amplitudo Amplitudo tinggi Amplitudo rendah b) Bersih: Tidak terdengar basah dan sembar Frekuensi rendah Frekuensi rendah Frekuensi rendah Frekuensi rendah Frekuensi tinggi c) Kering: Mempunyai kemampuan Power tinggi Power rendah Power tinggi Power Power tembus yang baik d) Power: Jelas bertekanan sehingga mampu menguasai lapangan rendah Power tinggi Power rendah Power tinggi Power rendah tinggi Power tinggi

29 15 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ayam yang mampu menghasilkan suara akhir (penutup) dengan baik yaitu ayam kategori kristal. Pada ayam kategori kristal ini menghasilkan tiga gelombang suara dengan suara angkatan (1 st waveform) yang terdiri dari 2 syllable, suara tengah (2 nd waveform) terdiri dari 6 syllable, dan suara akhir (3 rd waveform) yang terdiri dari 1 syllable (Gambar 5). Dalam hasil penelitian ini juga menyebutkan beberapa suara kategori slow dan disko juga dapat menghasilkan suara akhir, namun suara akhir yang dihasilkan tidak sebaik ayam dengan kategori kristal. Sehingga tipe suara kristal dikategorikan sebagai kelas kualitas suara terbaik diantara semua tipe suara ayam gaga yang lain dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi (Panitia Kontes Ayam Gaga Nasional 2015). Durasi suara tertinggi pada hasil penelitian ini terdapat pada kategori suara dangdut yang menghasilkan syllable lebih banyak jika dibandingkan dengan kategori suara lainnya sehingga rataan power yang semakin menurun pada setiap waveform. Rataan peak amplitudo dan min amplitudo pada ayam yang berpartisipasi pada kontes nasional 2015 ini menghasilkan nilai yang hampir sama artinya bahwa amplitudo terendah yang dapat dihasilkan oleh ayam yang berperan dalam kontes nasional 2015 ini mempunyai nilai min amplitudo yang hampir sama pada setiap kategori suara. Namun berbeda pada rataan max amplitudo yang dihasilkan berbeda-beda pada setiap kategorinya, hal ini dikarenakan kemampuan ayam untuk menghasilkan suara terbaiknya berbeda-beda tergantung pada lingkungan dan sistem pemeliharaannya. Amplitudo dapat berpengaruh terhadap suara yang akan dihasilkan semakin besar gelombang suara yang dihasilkan maka suara yang dihasilkan akan semakin kuat. Hal ini karena kuat lemahnya suatu bunyi bergantung pada besar kecilnya amplitudo gelombang yang dihasilkan (Kamajaya 2007). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kategori kristal mampu menghasilkan suara penutup (3 rd waveform) yang jelas, panjang, mengalun dan bertekanan. Gelombang suara (waveform), durasi (s), amplitudo (u), frekuensi (Hz), dan power (db) yang dihasilkan pada setiap kategori ayam yang berpartisipasi dalam Kontes Nasional 2015 berbeda-beda. Perbedaan ini banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Saran Penelitian lebih lanjut yang perlu dilakukan adalah karakteristik suara ayam gaga yang menjadi juara kontes sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan juara.

30 16 DAFTAR PUSTAKA Bugiwati SRA, Ashari F Crowing sound analysis of gaga chicken: local chicken from south Sulawesi Selatan. Makasar (ID): Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Charif RA, AM Waack, LM Strickman Raven Pro 1,4 User s Manual. Ithaca (NY): Comell Lab of Ornithology. Ganong WF Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-17. Jakarta (ID): Widjajakusumah MD, penerjemah. ECG Gaunt AS, Gaunt LL Mechanics of The Syrinx in Gallus gallus. II. Electromyographic Studies of Ad Libitum Vocalizations. J Morphil. 152(1): Jatmiko Studi Fenotipe Ayam Pelung untuk Seleksi Tipe Ayam Penyanyi. [tesis]. Bogor (ID): Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Kamajaya Cerdas Belajar Fisika. Bandung (ID): Grafindo Media Pratama. McLelland J A Colour Atlas of Avian Anatomy. Wolfe Publisihing, England. Panitia Kontes Ayam Gaga Kriteria penilaian kualitas suara ayam gaga dalam kontes nasional. Jakarta (ID): Panitia Kontes Ayam Gaga 2015 Rusdin M Analisis Fenotipe, Genotipe dan Suara Ayam Pelung di Kabupaten Cianjur. [tesis]. Bogor (ID): Pogram Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor Rusfidra Karakterisasi sifat-sifat fenotipik sebagai strategi awal konservasi ayam kokok balenggek di Sumatera Barat [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Rusfidra A Pengembangan Riset Bioakustik di Indonesia : Studi pada Ayam Koko Balenggek, Ayam Pelung dan Ayam Bekisar. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengembangan MIPA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta Setijanto H Anatomi Unggas. Bogor (ID): IPB Press

31 17 LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil t-test untuk durasi Source db K KT F hit P-Value Perlakuan Eror Total Lampiran 2 Hasil t-test untuk max amplitudo Source db K KT F hit P-Value Perlakuan Eror Total Lampiran 3 Hasil t-test untuk max power Source db K KT F hit P-Value Perlakuan Eror Total Lampiran 4 Hasil t-test untuk min amplitudo Source db K KT F hit P-Value Perlakuan Eror Total Lampiran 5 Hasil t-test untuk peak amplitudo Source db K KT F hit P-Value Perlakuan Eror Total Lampiran 6 Hasil t-test untuk peak frekuensi Source db K KT F hit P-Value Perlakuan Eror Total Lampiran 7 Hasil t-test untuk wave 1 Source db K KT F hit P-Value Perlakuan Eror Total Lampiran 8 Hasil t-test untuk wave 2 Source db K KT F hit P-Value

32 18 Perlakuan Eror Total Lampiran 9 Hasil t-test untuk wave 3 Source db K KT F hit P-Value Perlakuan Eror Total

33 19 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Rezky Arta Afrina dilahirkan di Lahat pada tanggal 08 April Penulis merupakan anak kelima dari 5 bersaudara pasangan Bapak Ibrahim Ilyas dan Ibu Iswana. Penulis mengawali pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 09 Lahat dan lulus pada tahun Penulis melanjutkan sekolah tingkat pertama di SMP Negeri 6 Lahat dan lulus pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Lahat dan lulus pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan S1 di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2012 melalui jalur BUD (Beasiswa Utusan Daerah) dari PT. Bukit Asam dan di terima pada pilihan pertama di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif sebagai pengurus organisasi DPM (Dewan Pimpinan Mahasiswa) sebagai anggota di Komisi II internal pada periode dan sebagai anggota Komisi III eksternal pada periode Selain itu penulis aktif di beberapa kegiatan kepanitiaan, seperti D CATRA 2013, Masa Perkenalan Fakultas 2014, Festival Ayam Pelung Nasional 2013, Hari Susu Nasional 2014, dan Kontes Ayam Bekisar Selama kuliah penulis mengikuti program Kuliah Kerja Profesi di Kabupaten Purwakarta Jawa Barat.