INDEPENDENSI TELEVISI MENJELANG PEMILU PRESIDEN 2014
|
|
- Yuliana Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INDEPENDENSI TELEVISI MENJELANG PEMILU PRESIDEN 2014 Ketika Media Jadi Corong Kepentingan Pemilik (Bag. 2) Sebuah laporan penelitian Remotivi mengenai praktik pemberitaan, iklan, dan program non-berita politik di 11 stasiun televisi Muhamad Heychael
2 INDEPENDENSI TELEVISI MENJELANG PEMILU PRESIDEN 2014: Ketika Media Jadi Corong Kepentingan Pemilik (Bagian 2) Muhamad Heychael Remotivi, 2014 Penyunting: Roy Thaniago Yovantra Arief Tim Peneliti: Fina Azmiya Grace Esther Ika Prahasti Nuriana Nadia Hanum Nadia Silvarani Rayhana Anwarie Setyo Manggala Utama Perdana Putri Infografik: Ellena Ekarahendy Peneltian ini merupakan hasil kerja Divisi Penelitian Remotivi. Materi tayangan televisi yang digunakan untuk keperluan analisis diperoleh dari rekaman yang dilakukan Remotivi, dan sebagian kecil lainnya didapat dari Komisi Penyiaran Indonesia. Penelitian ini terselenggara atas dukungan dana Yayasan Tifa. Kecuali dinyatakan berbeda, seluruh isi laporan ini dilindungi dengan lisensi Creative Common Attribution 3.0. Hak cipta dilindungi secara terbatas Remotivi adalah sebuah inisiatif warga untuk kerja pemantauan tayangan televisi di Indonesia. Cakupan kerjanya turut meliputi aktivitas pendidikan melek media, penelitian, dan advokasi, yang bertujuan (1) mengembangkan tingkat kemelekmediaan masyarakat, (2) menumbuhkan, mengelola, dan merawat sikap kritis masyarakat terhadap televisi, dan (3) mendorong profesionalisme pekerja televisi untuk menghasilkan tayangan yang bermutu, sehat, dan mendidik. remotivi.or.id f: Lembaga Remotivi
3 Pendahuluan Keberimbangan informasi dan keadilan representasi adalah syarat bagi terwujudnya ide media massa sebagai ruang publik. Menurut Habermas, media sebagai sarana komunikasi perlu menjadi ruang yang setara bagi semua orang untuk mengakses informasi dan menyatakan pendapatnya (Jones, 2009). Dalam momen-momen pemilu presidensial di Indonesia seperti sekarang ini, tuntutan pada media untuk menjalankan fungsinya sebagai sebagai ruang publik semakin mendesak. Tak pelak lagi, media yang independen adalah syarat mutlak bagi terpenuhinya kebutuhan akan informasi yang berimbang dan berorientasi pada kepentingan publik. Studi ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian Remotivi yang bertujuan mengukur indepenpendesi stasiun televisi selama Pemilu Penelitian sebelumnya telah diterbitkan dengan tajuk Independensi Televisi Menjelang Pemilu 2014: Ketika Media Menjadi Corong Kepentingan Pemiliknya. Pada saat penelitian ini dilakukan, yakni pada 1-7 Meil 2014, terdapat lima tokoh yang sudah dideklarasikan oleh partainya masing-masing, yakni Aburizal Bakrie (Capres Golkar), Prabowo Subianto (Capres Gerindra), Joko Widodo (Capres PDIP), Wiranto (Capres Hanura), dan Hary Tanoesoedibjo ( Hanura). Maka, untuk mengukur independensi tiap stasiun televisi, kami meneliti program berita 1, iklan 2, dan non-berita 3 berdasarkan kemunculan lima tokoh politik tersebut. Dalam program berita, kami mencatat kehadiran tokoh politik melalui tiga variabel, yaitu: frekuensi 4, durasi 5, dan durasi penonjolan 6. Namun, itu saja tidak cukup. Banyaknya ruang kemunculan yang diberikan pada capres/cawapres tidak selalu menguntungkan. Sebab, untuk mengonstruksi opini publik atas seorang tokoh politik, media kerap menggunakan bingkai pemberitaan. Oleh karena itu, kami juga mengukur nada pemberitaan 7. 1 Produk berita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program reguler berita di masing-masing stasiun televisi. Misalnya, Liputan 6 di SCTV, Metro Pagi di Metro TV, Seputar Indonesia di RCTI, dan seterusnya. 2 dalam pengertian ini adalah commercial break yang di dalamnya memunculkan lima tokoh politik sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Dengan definisi yang demikian, baik iklan politik maupun iklan komersial sekalipun, jika memunculkan salah satu tokoh politik maka akan di-coding sebagai bentuk kemunculan. Pada iklan politik kami hanya menghitung frekuensi dan durasi kemunculan. 3 Program non-berita adalah semua program di luar kategori iklan dan berita. Termasuk di dalamnya kuis, reality show, talkshow, dan lain-lain. Pada program non-berita, kami hanya menghitung kemunculan saja (frekuensi) 3. Seorang tokoh capres disebut muncul dalam program non-berita ketika tokoh capres tersebut hadir atau direpresentasikan (baik dalam bentuk nama, slogan, atau term yang menggantikan, misalnya Win- HT ) dalam tayangan. Pada praktiknya, pada satu tayangan kuis misalnya, setiap kemunculan sebagaimana definisi di atas, kami hitung sebagai satu. Dan pada sebuah program umumnya terjadi lebih dari satu kali kemunculan dan meski demikian tetap kami hitung satu. Artinya, hanya mungkin satu kemunculan pada satu program untuk tiap capres dan cawapres. 4 Frekuensi dihitung berdasarkan kemunculan tokoh politik dalam setiap item berita, iklan, dan non-berita. 5 Durasi adalah lama waktu tayang sebuah berita, iklan, dan non-berita (hitungan detik) dalam memunculkan tokoh politik. 6 Durasi Penonjolan dalam berita adalah ketika suara (berupa kalimat yang utuh, tidak termasuk kalimat sapaan) tokoh politik muncul di dalam tayangan visual, baik diwawancarai langsung maupun ketika sedang berpidato atau beraktivitas lainnya. 7 Nada pemberitaan adalah bingkai yang diciptakan media atas sebuah berita melalui kata sifat yang terdapat pada teks/audio yang dibacakan oleh pembaca berita. Bingkai pemberitaan ini yang menghasilkan nada pemberitaan: netral, positif, dan negatif.
4 Terakhir, berbeda dengan penelitian terdahulu, kami menambahkan variabel topik berita 8 untuk melihat strategi pembingkaian dari tiap stasiun televisi atas tiap capres-cawapres. Topik juga berguna untuk memberikan potret wacana politik kita hari ini. Selama periode pemantauan, populasi data yang kami jadikan sampel meliputi : 512 berita berdurasi detik, 229 spot iklan berdurasi detik, dan 58 titik kemunculan program non-berita. Berdasar data itulah kami melakukan analisis terhadap 11 stasiun televisi bersiaran nasional. Temuan: Eksploitasi Media Atas Nama Sebagaimana temuan pada penelitian sebelumnya, wajah televisi pada cuaca politik seperti saat sekarang ini tak juga berubah. Data dalam riset ini masih menunjukkan kesimpulan yang sama, yaitu stasiun televisi yang berafiliasi dengan partai politik terindikasi menggunakan medianya bagi kepentingan golongan. Stasiun televisi tak ubahnya buletin internal partai politik, yang hanya lancar berbicara dari satu sisi saja. Televisi kita hari ini adalah televisi satu dimensi. Di Metro TV, misalnya, Jokowi diberikan porsi kemunculan yang tinggi (secara frekuensi 74,4%, secara durasi 73,9%) dengan nada yang positif (31,3%). Bandingkan dengan rivalnya, yakni Prabowo, yang hanya mendapat 12% (frekuensi) dan 12,2% (durasi), dengan 16,7% berita bernada negatif. Metro TV menayangkan footage Prabowo yang sedang berjoged, dalam kontrasnya dengan Jokowi yang diliput ketika sedang bekerja atau blusukan. Temuan lain juga menunjukkan bahwa hanya Jokowi yang beriklan di Metro TV, dengan 31 spot (10) iklan serta durasi 931 detik (10). Lalu, Aburizal Bakrie, yang hari ini mendukung pencapresan Prabowo adalah tokoh yang paling banyak diberitakan secara negatif (53,8%). Sebaliknya, di TV One, Prabowo mendapat ruang yang dua kali lipat lebih banyak ketimbang Jokowi (secara frekuensi 38,4%, secara durasi 38,2%). Begitupun Aburizal Bakrie, yang mendapat 39% (frekuensi) dan 37,7% (durasi). Yang menarik adalah, peta koalisi politik sangat menentukan peta atau arah pemberitaan masingmasing televisi. Pergerakan media hanyalah bayangan dari pergerakan politik pemiliknya. Sebagai misal, pada penelitian Remotivi sebelumnya (1-7 November 2013), pemberitaan atas Jokowi di Metro TV tidak lebih dari 12% (Heychael dan Rafika, 2014:15). Ini menunjukkan bahwa media massa hari ini hanya menjadi medium pertemuan antarsyahwat kekuasaan 9. Sementara itu, TV One dan ANTV adalah dua stasiun televisi yang memberi frekuensi pemberitaan paling tinggi pada Aburizal Bakrie (ANTV 5 frekuensi dan TV One 39%). Dari total durasi berita 419 detik di ANTV, 26% di antaranya menonjolkan Bakrie (jumlah tersebut adalah penonjolan tertinggi di 8 Topik merupakan ide utama berita yang menjadi tema paling dominan dalam narasi. Topik ditentukan lewat headline (judul berita) dan sub-judul. Bila pada hal tersebut belum jelas topik yang diusung, coder diminta untuk memperhatikan narasi berita secara keseluruhan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai tema utama pemberitaan. Pada peneltian ini, karena beragamnya topik-topik berita yang tidak terantisipasi oleh kategori awal yang telah dibuat, sebagian topik ditentukan secara induktif. 9 antara PDIP dan Nasdem Baru terjadi setelah pemilahan legislatif
5 ANTV). Hal yang serupa juga terjadi di TV One. Dari jumlah durasi berita detik, 12,3% di antaranya menonjolkan Bakrie (ini adalah jumlah penonjolan tertinggi di TV One). Statistik yang berbeda ditunjukkan oleh MNC Grup. Global TV, RCTI, dan MNC TV secara ekslusif hanya menyiarkan iklan dan program non-berita dari pasangan Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo. Di Global TV, kuis Indonesia Cerdas yang memuat slogan dan atribut pasangan tersebut ditayangkan sehari sekali. Tidak hanya sampai di situ, RCTI pun menayangkan reality show Mewujudkan Mimpi Indonesia, yang juga memuat atribut pasangan ini. Selain lewat kuis dan reality show, mereka juga beriklan di stasiun televisi milik MNC Group. Kalkulasi iklan mereka di tiga televisi ini mencapai 99 (10) titik dan menghabiskan durasi detik (10). Panorama di atas adalah bukti bahwa yang bertanding bukan hanya kandidat capres-cawapres, melainkan juga media yang mengusung mereka. Pertandingan politik media ini tidak hanya diikuti oleh dua televisi saja. Studi ini menunjukkan bahwa independensi media yang pemiliknya berafilisasi langsung dengan partai politik punya problem dalam hal independensi. Pasalnya, proporsi pemberitaan, iklan, dan program non-berita dari tiga kelompok bisnis media (MNC Group, Viva Group, dan Media Group) terindikasi bias kepentingan politik pemiliknya. Temuan-temuan di atas adalah satu tanda bahwa dalam hiruk-pikuk penyiaran politik dewasa ini, publik diposisikan hanya sebagai penonton. Media penyiaran, yang menggunakan frekuensi publik, telah dengan sewenang-wenang dipergunakan sebagai alat politik elit. Televisi partisan jelas membahayakan demokrasi dan publik yang butuh informasi jernih bagi alat mengambil keputusan. Televisi satu dimensi jelas tak akan mampu menghadirkan informasi yang utuh dan menyeluruh, karena kemampuan itu telah lebih dulu dibunuh oleh keharusan yang lebih besar: melayani pemiliknya. Agenda Televisi, Agenda Elit Bias dalam dunia pertelevisian kita ini menunjukkan bahwa diskurus berita politik lebih mementingkan kepentingan politik elit ketimbang mengakomodasi perspektif publik. Media kurang peka dalam mengenali masalah-masalah yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Hal ini tergambar dengan jelas dari pemilihan topik berita. Media diharapkan mampu menyediakan informasi tentang kemampuan serta komitmen capres dan cawapres untuk menyelesaikan persoalan publik. Namun demikian, topik-topik yang berhubungan dengan persoalan publik tidak mendapatkan perhatian yang layak. Isu yang paling dominan selama periode 1-7 Mei di 11 stasiun televisi bersiaran nasional adalah koalisi partai politik (lihat lampiran). Tentu saja, informasi mengenai koalisi menjelang Pilpres adalah penting bagi publik yang hendak menentukan pilihan. Namun, ketika pemberitaan koalisi partai politik diberikan porsi yang demikian besar bahkan di atas isu-isu seperti jaminan sosial, ketenaga, dan lainnya maka kita harus bertanya: siapa yang sebenarnya butuh koalisi? Suara siapa yang sebetulnya diwakili televisi?
6 Takluknya stasiun televisi pada agenda pemilik menemukan bentuknya yang paling gamblang dalam pemberitaan Hary Tanoe dalam kaitannya dengan mengenai bisnis yang ia jalankan (2). Melalui tiga stasiun televisi miliknya (RCTI, MNC TV, dan Global TV), Hary Tanoe kerap muncul dalam beritaberita mengenai ekspansi bisnisnya, semisal kerjasama MNC Group dengan ABC (Australia Brodcasting Commision) atau bahkan rapat RUPS pemegang saham PT Global Mediatama. Melalui berita-berita ini, MNC Group melakukan dua hal sekaligus: pertama, memanfaatkan berita sebagai ajang promosi silang perusahaan, dan kedua, membentuk citra Hary Tanoe, selaku cawapres dari Hanura, sebagai pengusaha sukses. Memang terdapat beberapa pengecualian. Ada beberapa topik publik yang melekat pada pemberitaan capres. Jokowi misalnya, dilekatkan pada topik seputar kinerja Pemda DKI dan Prabowo dengan topik ketenaga. Hampir setiap pemberitaan tentang keduanya terkait dengan dua hal tersebut. Kedua isu tersebut juga terbilang isu publik. Kinerja pemda merupakan bekal publik menilai kinerja Jokowi. Sedangkan visi Prabowo mengenai ketenaga juga merupakan informasi penting bagi publik untuk menetukan pilihan politiknya. Namun, soalnya menjadi lain ketika topik-topik publik menjadi sarana politisasi kepentingan elit pemilik media. Hal ini tampak dari tidak munculnya topik kinerja Pemda DKI di TV One dan ANTV. Kedua stasiun televisi milik Aburizal Bakrie tersebut sama sekali tidak membuat berita Jokowi berkaitan dengan kinerjanya selaku Gubernur DKI. Sebaliknya, TV One dan ANTV termasuk yang menyumbang paling banyak melekatkan isu Dugaan kampanye dalam soal Ujian Nasional pada Jokowi (TV One 12% dan ANTV 33%). Di sisi lain, besarnya porsi pemberitaan Jokowi dengan topik Kinerja Pemda DKI di Metro TV (16,3%) juga perlu dipertanyakan, apakah dibingkai dalam kerangka publik atau pesan sponsor dari pemilik? Strategi pembingkaian dengan penghindaran isu juga dilakukan oleh MNC Group. Ketika banyak televisi memberi porsi pemberitaan menyakut konflik politik di tubuh partai Hanura, tidak satu pun televisi milik Hary Tanoe yang ketika penelitian dilakukan masih menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu Hanura menyiarkan berita tersebut. Lebih dari sekadar melakukan sensor informasi, televisi bahkan dijadikan alat untuk memoles citra diri pemiliknya. Praktik ini teridentifikasi, misalnya, lewat TV One yang memberikan porsi pemberitaan sebesar 3% untuk Aburzal Bakrie dengan topik pembangunan ramah lingkungan 10. Mudah bagi kita untuk mengingat bawah Aburizal Bakrie adalah juga pemilik Lapindo Brantas, yang diduga bertanggungjawab atas bencana lumpur di Sidoarjo. Pemberitaan bertema pembangunan ramah lingkungan, betapa pun kecilnya, bisa berarti upaya pembersihan nama. Ini sekali lagi bukti bahwa televisi menjadikan agenda kepentingan politik pemiliknya sebagai agenda publik 11. *** 10 TV One secara berulang memberitakan pidato Aburizal Bakrie di Indonesia Green Infrastructur Summit Tidak ada televisi lain yang memberitakan Aburizal Bakrie dengan topik pembangunan ramah lingkungan, selain TV One
7 PROPORSI,, & Program Non- CAPRES & CAWAPRES di 11 Stasiun Televisi ABURIZAL BAKRIE JOKO WIDODO PRABOWO SUBIANTO HARY TANOE SOEDIBJO WIRANTO TVRI 22.2% 41.5% 43.4% 21.2% 22.3% 41.4% 24.2% 5.1% 8.1% 4.8% 7.2% 12% 22% 2.8% 2.7% 10.4% 4% 48% 4.3% 10.1% 14% % 24% 10 43% % 5% 10 8% 87.5% 12.5% 10 Non
8 ABURIZAL BAKRIE JOKO WIDODO PRABOWO SUBIANTO HARY TANOE SOEDIBJO WIRANTO TV ONE 15.2% 39% 38.5% 38.4% 5.5% 1.8% 37.8% 37.7% 13.4% 38.2% 6.6% 4% 12.3% 65% 32% 6% 3% 2.2% 33% 1.6% 67% 22.2% 39% 98.4% 15% 95.8% % 77.8% 2% % Non- 27.3% 13.6% 31.8% 9.1% 18.2% Metro TV 12.8% 74.4% 12% 0.8% 12.7% 73.9% 12.2% 1.2% 15.9% 15% 75% 13.8% 9% 9.4% 18.6% 2% 7% 15.4% % 8.3% 3% 6% 30.8% 8 13% 68.7% 75% 1% 10 78% 53.8% 6% 22% 16.7% Non- 5 5
9 ABURIZAL BAKRIE JOKO WIDODO PRABOWO SUBIANTO HARY TANOE SOEDIBJO WIRANTO SCTV 22.7% 41% 40.9% 31.8% 4.5% 20.3% 19% 10.7% 39% 51% 14.8% 35.1% 5.6% 4% 25% 8.1% 5% 9.6% 25% 25% % 25% Non- Indosiar 11.1% 72.2% 16.7% 9.6% 71% 7.1% 19.4% 19.3% 6% 9.8% 76% 16.3% 18% 14.4% 18.6% % 13% 10 19% 69% 91.7% 10 Non- 10
10 ABURIZAL BAKRIE JOKO WIDODO PRABOWO SUBIANTO HARY TANOE SOEDIBJO WIRANTO RCTI 10 39% % Non- 45% 55% MNC TV % 1 15% 20.6% 20.2% 38.2% 6.9% 14.1% 13% 8.5% 27% 18.2% 17% 6.2% 9% 18.4% 34% 33.7% 33% 5 33% 33.3% 17% 5 17% 33.3% 17% % 33% 66.7% 8% 5 17% 66.7% Non-
11 ABURIZAL BAKRIE JOKO WIDODO PRABOWO SUBIANTO HARY TANOE SOEDIBJO WIRANTO Global TV 30.7% 30.8% 15.4% 15.4% 38.5% 31.7% 10.6% 39% 19.8% 37.9% 13% 8.4% 51% 36% 19.6% Non- 5 5 Trans TV % 35.3% 22.6% 37.1% 40.3% 28% 9.5% 42% 8.6% 3 5.7% % % 16.7% 27% 10 27% 37.5% 45% 83.3% Non-
12 ABURIZAL BAKRIE JOKO WIDODO PRABOWO SUBIANTO HARY TANOE SOEDIBJO WIRANTO Trans 7 25% 45.8% 29.2% 27.6% 40.8% 40.9% 31.6% 21% 3.9% 67% 8.4% 12% 1.9% 18% 33.3% 64% 63.3% 18% 28.6% 5 17% 33% 16.7% 27.3% 28.6% 43% 5 14% 43% Non- ANTV % 24% 24.7% 75% 26% 25% 17.8% % 14% 57% % % Non-
13 topik TOPIK Pemberitaan CAPRES & CAWAPRES di 11 Stasiun Televisi TVRI ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// 18.2% 18.2% Lainnya ABURIZAL BAKRIE 27.3% 13.6% Survey 22.7% Dukungan dari Ormas 25% 15% Kinerja Pemda DKI 5% Lainnya JOKO WIDODO 2.5% Jaminan Sosial 1 Dugaan Kampanye Pada Soal Ujian Nasional 15% Survey 12.5% Dukungan dari Ormas 12.5% 2.5% Profil Capres 14.3% 19% 14.3% Survey PRABOWO SUBIANTO 52.4% 6 HARY TANOE 4 Konflik Internal 75% WIRANTO 25% Konflik Internal
14 TV One ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// 8% Dukungan dari Ormas 6% Pembangunan Ramah Lingkungan 86% 12% Dukungan dari Ormas 12% Dugaan Kampanye Pada Soal Ujian Nasional 76% 5% 95% ANTV ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// 4 Profil Capre/ 6 33% Lainnya s 34% Profil Capres/ 33% 22% Lainnya 5 5 Dukungan dari Ormas 78%
15 SCTV ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// 6 2 Profil Capres/ 2 Survey 11% 33% 11% Kinerja Pemda DKI 45% Profil Capres/ 43% 57% 10 Indosiar ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// % 17% 17% Kinerja Pemda DKI 16% 25% Profil Capres/ 34% 33% 33%
16 RCTI ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// 10 MNC TV ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// 10 2 Kinerja Pemda DKI 8 29% 71% Dukungan dari Ormas 78% 22% Bisnis Capres /
17 Global TV ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// 5 Survey 5 5 Survey 5 Dugaan Kampanye Pada Soal Ujian Nasional Bisnis Capres / Trans TV ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// 10 13% Kinerja Pemda DKI 62% 25% Perang antar Pendukung Capres di Dunia Maya 33% Perang antar Pendukung Capres di Dunia Maya 67%
18 Trans 7 ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// 17% Profil Capres 83% 28% 9% Dugaan Kampanye Pada Soal Ujian Nasional 18% 14% Profil Capres / 72% 14% Survey 18% 9% Kinerja Pemda DKI 9% Survey 9% Profil Capres / Metro TV ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// 13.3% % 6.5% 20.7% 4.3% Lainnya % Kinerja Pemda DKI 2.2% Dukungan dari Ormas
INDEPENDENSI TELEVISI MENJELANG PEMILU PRESIDEN 2014
INDEPENDENSI TELEVISI MENJELANG PEMILU PRESIDEN 2014 Ketika Media Jadi Corong Kepentingan Politik Pemilik (Bagian 3) Sebuah laporan penelitian Remotivi mengenai praktik pemberitaan, iklan, dan program
Lebih terperinciNo TGL PROGRAM PELANGGARAN TV SANKSI 1 20 Sept Menyiarkan Konvensi Partai Demokrat (15 September 2013) UU Penyiaran: Pasal 14 (1), Pasal 36 (4)
REKAP SANKSI KPI KEPADA LEMBAGA PENYIARAN (TV) TERKAIT PELANGGARAN PROGRAM DI MASA PEMILU 2014 (20 Sept 2013 9 Jul No TGL PROGRAM PELANGGARAN TV SANKSI 1 20 Sept Menyiarkan Konvensi Partai Demokrat (15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat capres mulai berlomba melakukan kampanye dengan berbagai cara dan melalui berbagai media.
Lebih terperinciBEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014
BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 1 Rebutan dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar (NU, Muhammadiyah, Petani, Buruh, dan Ibu Rumah Tangga) Empat puluh hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi digulirkan akhir Mei 1998, kebebasan media massa di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pemberitaan media tidak lagi didominasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri media di Indonesia yang kini berorientasi pada kepentingan modal telah menghasilkan suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan, yaitu berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita buruh merupakan salah satu berita yang jarang dilihat dalam tayangan pemberitaan media TV. Berita buruh masih belum mendapatkan porsi yang pas dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Bagian ini disajikan hasil temuan penelitian yang diperoleh dari data informan.
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Bagian ini disajikan hasil temuan penelitian yang diperoleh dari data informan. Uraiannya sebagai berikut : 1. Proses atensi dan sensasi anggota De Photograph
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu yang bersifat demokratis di Indonesia terwujud untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Di mana rakyat dapat memilih sendiri wakil-wakil lembaga pemerintahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa seharusnya menjadi sarana pencerahan dan transformasi nilainilai kebenaran agar masyarakat dapat melihat secara apa adanya. Media sebaiknya tidak memunculkan
Lebih terperinci2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA
BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas
Lebih terperinciPROFIL PARA CALON PRESIDEN PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN 2014 DALAM MEDIA MASSA
UNIVERSITAS INDONESIA PROFIL PARA CALON PRESIDEN PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN 2014 DALAM MEDIA MASSA MAKALAH NON-SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga mampu membentuk opini publik melalui tayangan yang disajikannya, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan di masyarakat telah memberikan pengaruh yang begitu signifikan di masyarakat. Berbagai bentuk
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian Dalam deskripsi obyek penelitian ini akan membahas secara ringkas tentang gambaran umum kuis maupun perusahaan dan partai yang menjadi sponsor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi membuat informasi mudah di akses dengan cepat tanpa harus menunggu lama. Hal tersebut yang membuat internet menjadi pilihan banyak masyarakat dalam
Lebih terperincisemakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga
1. Latar Belakang Dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat di iringi dengan semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga selalu berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kotak kecil yang dapat memunculkan gambar dan suara ini kerap disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kotak kecil yang dapat memunculkan gambar dan suara ini kerap disebut masyarakat dengan televisi. Ia telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Bahkan, tidak jarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail, 2011:310) dengan radio rumah tangga pada tahun 1920-an. Selanjutnya pada tahun 1940-an diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kemajuan teknologi canggih seperti saat ini, informasi bisa kita dapatkan dari berbagai media. Informasi tersebut tidak lagi hanya kita dapatkan melalui media
Lebih terperinciAnalisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014
Analisis Isi Media Judul: MIP No 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014 Sebaran Media MCA hari ini Senin 5 Mei 2014 teridentifikasi media online terbanyak yang memberitakan adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa elektronik modern yang sangat efektif karena memiliki kandungan informasi yang jauh lebih besar dari pada media lain nya, baik itu media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap pasif karena pengaruh media pada saat itu didukung oleh munculnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah penelitian/pembahasan mengenai audiens telah dimulai seiring dengan penelitian tentang efek komunikasi massa. Pada awalnya, audiens dianggap pasif karena pengaruh
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY. Oleh Tim Peneliti. Indonesia Corruption Watch. Hasil Kajian Monitoring Dana Kampanye Pilpres 2014
EXECUTIVE SUMMARY Hasil Kajian Monitoring Dana Kampanye Pilpres 2014 Oleh Tim Peneliti Indonesia Corruption Watch Jakarta, 15 Desember 2014 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilu merupakan salah satu prosedur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Sekarang ini televisi bukan lagi barang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tumbangnya rezim Soeharto pada tahun 1998, Indonesia mengalami masa reformasi, dimana rakyat bisa terlibat langsung dalam aktivitas politik di DPR atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Media pada sekarang ini semakin ramai, salah satunya media massa yang merupakan saluran, alat, atau fasilitas yang dapat dipergunakan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siaran atau tayangan berita. Menurut Charnley dalam Wahyudi (1996:27) News is
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa khususnya pers memiliki beberapa fungsi bagi masyarakat yaitu fungsi memberikan informasi, fungsi edukasi, fungsi koreksi, fungsi rekreasi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban baru yang mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas
Lebih terperinciHasil Riset Media Monitoring Parpol dan Capres April-Juni 2013
Hasil Riset Media Monitoring Parpol dan Capres April-Juni 213 Pol-Tracking Institute Jakarta, April 213 Jl. Pangrango 3A, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan-1298 Telp. +6221-8371545, +6221-83794995, Faks.+6221-8379516
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan televisi swasta muncul sejak adanya RCTI pada tahun 1989 sebagai stasiun televisi swasta pertama yang memberikan program hiburan untuk masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Opini adalah pendapat, ide, atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan tertentu terhadap perspektif dan ideologi yang bersifat kontroversial. Publik adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pemilih Pemula di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Pemilih Pemula di Indonesia Pada tahun 2014 ini, Indonesia mengadakan pemilu yang ke- 11. Dimana pemilu pertama kali diadakan pada tahun 1955.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas pada saat ini. Beraneka ragam partai politik yang bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai negara demokrasi, pada tahun 2014 Indonesia kembali menyelenggarakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai negara demokrasi, pada tahun 2014 Indonesia kembali menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu). Pemilihan umum untuk calon legislatif dilakukan pada 9
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menarik sebanyak mungkin orang untuk membaca dan melihatnya.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi adalah suatu alat penerima gambar dan suara yang didapat dari sebuah sinyal transmisi, pemancar dan satelit. Televisi merupakan salah satu alat
Lebih terperinciMENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)
RILIS HASIL MEDIA MONITORING MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014) www.theindonesianinstitute.com LATAR BELAKANG Di masa kampanye terbuka, media massa menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia. Dapat dilihat dari survei Komisi Pemilihan Umum (KPU), seperti dikutip dalam artikel Kompas.com
Lebih terperinciMOTIF DAN KEPUASAN PESERTA KUIS KEBANGSAAN DALAM MENGIKUTI PROGRAM ACARA KUIS KEBANGSAAN RCTI. Ruth Alvoncia Hernawan / Mario Antonius Birowo
MOTIF DAN KEPUASAN PESERTA KUIS KEBANGSAAN DALAM MENGIKUTI PROGRAM ACARA KUIS KEBANGSAAN RCTI Ruth Alvoncia Hernawan / Mario Antonius Birowo Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Lebih terperinciANALISIS FRAMING BERITA CAPRES DAN CAWAPRES PADA PEMILU 2014 DI HARIAN REPUBLIKA DAN JAWA POS
ANALISIS FRAMING BERITA CAPRES DAN CAWAPRES PADA PEMILU 2014 DI HARIAN REPUBLIKA DAN JAWA POS Oleh: Permata Romadhonita (071115011) - B E-mail: permataromadhonita@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini berfokus
Lebih terperinciBAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN
BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN 6.1 Kesadartahuan (Awareness) Responden pada Iklan Marjan 6.1.1 Acara Televisi yang Sering Menayangkan Iklan Marjan Iklan memiliki
Lebih terperinciDari Fadli dan Novanto: Welcome Papa Trump...
Dari Fadli dan Novanto: Welcome Papa Trump... Reporter Dede Suryana Sumber Rimanews http://rimanews.com/nasional/politik/read/20161110/307857/dari-fadli-dan-novanto-welcome-papa-trump- 10 NOV 2016 06:01
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa adalah proses media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada masa sekarang ini,
Lebih terperinciMEDIA SURVEI NASIONAL
MEDIA SURVEI NASIONAL GRAHA MUSTIKA RATU, SUITE 707 Jl. Gatot Subroto Kav. 74-75, Jakarta 12870 Telp : 021-83709208, 83709209. Fax : 021-83795585. CP : RICO MARBUN (08121379579) www.median.or.id I. METODOLOGI
Lebih terperinciEfek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental
Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental (Adinda Tenriangke Muchtar, Arfianto Purbolaksono The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research) http://www.shnews.co/detile-28182-gelombang-efek-jokowi.html
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu proses bisnis yang paling kompleks. Pengertian
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu proses bisnis yang paling kompleks. Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no.8 tahun 1995 yaitu pasar modal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas sehingga dapat diproduksi, didistribusikan, dan direproduksi dalam jumlah besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan memiliki lembaga-lembaga khusus berdasarkan tugas masing-masing. Dalam rangka untuk memahami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan media massa, baik elektronik maupun cetak mengalami pertumbuhan luar biasa. Indikasinya, bisa dilihat dari pertumbuhan jumlah media massa yang terus mengalami
Lebih terperinciKomisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN
Komisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN GUGUS TUGAS PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMBERITAAN, PENYIARAN, DAN IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Sementara media televisi merupakan salah satu diantara media massa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun ini merupakan tahun demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 merupakan pengalaman pertama bagi partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden. Ketentuan peralihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai tahun 1998 setelah peristiwa pengunduran diri Soeharto dari jabatan kepresidenan. Pers Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Teori yang digunakan
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Teori yang digunakan 2.1.1 Televisi Sebagai Media Massa Televisi sebagai suatu bentuk media massa memiliki karateristik tersendiri yang berbeda dengan media massa lainnya. Bentuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah hanya melaporkan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis Iklan Kampanye Partai Politik Pemilu 2009. Secara tekstual, penggunaan kosakata, gaya bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Remotivi Remotivi adalah sebuah inisiatif warga untuk memantau tayangan televisi di Indonesia. Cakupan kerjanya turut meliputi aktivitas pendidikan melek media dan
Lebih terperinciMarketing Politik; Media dan Pencitraan di Era Multipartai, oleh Roni Tabroni Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta
Marketing Politik; Media dan Pencitraan di Era Multipartai, oleh Roni Tabroni Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian adalah dunia yang selalu menarik perhatian banyak masyarakat. Hampir setiap hari dan setiap waktu, banyak orang menghabiskan waktunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 ini menjadi tahun yang ramai dengan perbincangan politik. Mulai dari pemilihan anggota DPRD sampai pemilihan calon presiden terjadi pada tahun 2014 ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Pemilu 2014 akan menjadi cermin bagi kualitas yang merujuk pada prinsip demokrasi yang selama ini dianut oleh Negara kita Indonesia. Sistem Pelaksanaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat
Lebih terperinciPertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres
Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres Lingkaran Survei Indonesia Awal Juni 2014 1 Pertarungan Wilayah Strategis dan Efek Cawapres Untuk memenangi pemilu presiden (pilpres) yang tinggal 34 hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah Negara yang berbentuk republik dengan menganut sistem pemerintahan presidensial dengan pemimpin Negara seorang presiden dan di bantu oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kurangnya 51 tahun. Sampai detik ini, terdapat banyak stasiun televisi nasional yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penyiaran di Indonesia melalui televisi dimulai sejak lama lebih kurangnya 51 tahun. Sampai detik ini, terdapat banyak stasiun televisi nasional yang ada di
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap teks yang terdapat pada website Komisi Penyiaran Indonesia dan. Masyarakat Ikut Awasi TV edisi 25 Maret 2014.
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Bab ini menjelaskan kesimpulan dari fungsi media massa sebagai medium penyebar informasi dalam mengonstruksi literasi media. Penelitian ini dilakukan terhadap teks yang terdapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA Ideologi politik Jokowi sebagai presiden RI ke-7 terlihat dari visi misi yang diterapkan dalam membangun bangsa dan negara Indonesia. Media massa berperan dalam penggambaran pencitraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi
BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini cukup berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media konvensional terpaksa harus beralih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, salah satu media massa yang sangat mudah di akses dan paling berpengaruh adalah televisi. Televisi ibarat kotak ajaib yang tanpa kita sadari mampu
Lebih terperinciLAPORAN HASIL MEDIA MONITORING RAKERNAS PDIP & RAPIMNAS GOLKAR
LAPORAN HASIL MEDIA MONITORING RAKERNAS PDIP & RAPIMNAS GOLKAR VS Pol-Tracking Institute Jakarta, 7 Oktober 2012 Jl. Pangrango 3A, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan-12980 Telp. +6221-83701545, +6221-83794995,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. online, media elektronik dan cetak menjadi primadona dalam menyebarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara berfikir masyarakat saat ini sudah bukan lagi menjadi kebutuhan sekunder yang dianggap sebelah mata saja. Kesadaran untuk pentingnya mendapatkan informasi sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki peran strategis sebagai saluran yang menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, kita dapat memperoleh
Lebih terperinciHead to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014
Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Vs Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif Geliat partai politik dan capres menggalang koalisi telah usai. Aneka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semakin berkembangnya media massa, masyarakat dapat semakin mudah untuk menjangkau informasi dan memenuhi
Lebih terperinciyang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan manusia saat ini memasuki era globalisasi. Globalisasi itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya menyangkut informasi secara mendunia
Lebih terperinciPENGARUH ORIENTASI POLITIK PEMILIK MEDIA TERHADAP PEMBERITAAN TELEVISI
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH ORIENTASI POLITIK PEMILIK MEDIA TERHADAP PEMBERITAAN TELEVISI MAKALAH NON-SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Catrina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Era sekarang sering disebut sebagai era informasi, dimana manusiasangat memprioritaskan informasi. Manusia selalu merasa haus akan informasi. Informasi sudah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari
9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari menjamurnya stasiun televisi swasta, dan televisi televisi lokal di daerah. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemimpin, kebijakan dan kemana arah masa depan bangsa. Kita ketahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tepat 5 tahun setelah pemilihan umum pada tahun 2009, tahun 2014 bisa di katakan sebagai tahun politik. Pemilihan calon presiden dan wakil presiden menjadi satu ajang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fenomena ini diawali ketika Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mulai menyusun dan mengumumkan nama-nama kabinet dengan nama Kabinet Kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Umatera Utara. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi selama satu dekade terakhir telah bertransformasi begitu pesat. Dampak perkembangan tersebut dirasakan langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa adalah yang paling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa adalah yang paling populer dibanding dengan media komunikasi lainnya. Hingga saat ini televisi masih menjadi
Lebih terperinciVARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI
VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:
Lebih terperinciKETIKA TELEVISI PEDULI
KETIKA TELEVISI PEDULI Potret Dilematis Filantropi Media sebuah laporan penelitian mengenai praktik penggalangan dana publik oleh televisi Muhamad Heychael dan Roy Thaniago KETIKA TELEVISI PEDULI: POTRET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam komunikasi, tentu kita mengenal tentang komunikasi massa. Dalam hal ini faktor keserempakan merupakan ciri utama dalam komunikasi massa. Adapun hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Di samping kebutuhan mereka akan sandang, pangan, dan papan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi
Lebih terperinciEFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK
SURVEI OPINI PUBLIK EKSPERIMENTAL EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK Survei Nasional 10 20 Oktober 2013 Jl. Cikini V No 15 A Menteng, Jakarta Pusat 10330 Telp. (021) 3917814
Lebih terperinci