III. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 47 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Kabupaten Natuna merupakan salah satu daerah tertinggal dari tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau. Daerah tertinggal adalah daerah yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Daerah tertinggal ditetapkan dengan menggunakan enam kriteria yaitu perekonomian masyarakat, sarana prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan lokal, aksesbilitas, karakteristik daerah dan sumberdaya manusia. Menurut Arfida (2003) ekonomi sumberdaya manusia membicarakan: (1) faktor-faktor mempengaruhi penyediaan lapangan tenagakerja, (2) faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan tenagakerja, dan (3) pasar kerja dimana terjadi proses mempertemukan lowongan kerja dan pencari kerja. Selain itu ekonomi sumberdaya manusia atau ekonomi tenagakerja juga membahas masalahmasalah yang timbul dalam aspek (1), (2), dan (3) di atas, dan alternatif kebijakan yang perlu diambil untuk masalah-masalah tersebut. Pengembangan kesempatan kerja, diperlukan langkah untuk mengidentifikasi karakteristik tenagakerja Kabupaten Natuna. Karakteristik yang menyatakan persediaan dan kebutuhan tenagakerja, dengan pendekatan Peraturan Menteri Tenagakerja RI Nomor PER.24.MEN/XII/2008 tentang Metode Perhitungan Persediaan dan kebutuhan tenagakerja. Data ketenagakerjaan diperoleh dari profil ketenagakerjaan Kabupaten Natuna Tahun Proyeksi penduduk usia kerja menurut golongan umur dari tahun 2012 sampai dengan tahun Golongan umur dibagi menjadi 3 bagian, 1). Golongan umur tahun, 2). Golongan umur dan, 3). Golongan umur 55 tahun ke atas. Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data ketersediaan dan kebutuhan tenagakerja adalah regresi linier sederhana. Kabupaten Natuna masih menghadapi permasalahan terhadap pengelolaan sumberdaya manusia, terutama bidang ketenagakerjaan, tingginya angka pengangguran, rendahnya kualitas tenagakerja menyebabkan daerah Kabupaten Natuna menjadi tertinggal. Daerah-daerah yang terbelakang atau tertinggal mempunyai ketergantungan yang kuat dengan daerah

2 48 luar. Daerah tersebut melakukan pembangunan ekonomi untuk menghilangkan keterbelakangan atau ketergantungan. Pengembangan kesempatan kerja merupakan upaya untuk mengendalikan aktivitas ekonomi bagi masyarakat lokal yang terbelakang. Dengan adanya pengembangan kesempatan kerja ini memungkinkan kelompok-kelompok masyarakat miskin produktif seperti nelayan, buruh dan pekerja informal masuk pada rantai perekonomian yang lebih besar. Pengembangan kesempatan kerja pada sektor basis ekonomi memiliki peran yang strategis dalam menggerakan perekonomian masyarakat. Ekonomi basis memiliki pengganda basis lapangan kerja (employment base multiflier), bertambahnya kesempatan kerja pada sektor basis akan menambah lebih banyak tenagakerja non basis. Metode Shift Share Analisys dan LQ (Location queotient) dan Pengganda basis merupakan metode yang sering dipakai sebagai indikasi sektor basis. Pada kerangka pemikiran ini, LQ digunakan untuk mengetahui sektor basis dan non basis, maka data yang digunakan sebagai dasar ukuran adalah jumlah tenagakerja. Metode Shift Share analisis yang digunakan untuk melihat kesempatan kerja nyata di Kabupaten Natuna yang dipengaruhi laju pertumbuhan kesempatan kerja di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, bauran industri dan keunggulan kompetitif yang dimiliki Kabupaten Natuna. Rencana investasi pengembangan base camp Blok D-Alpha Natuna menelan biaya yang relatif besar. Pembangunan base camp yang akan direncanakan dibangun di daerah Kabupaten Natuna, perlu persiapan daerah diantaranya mempersiapkan regulasi agar tidak tumpang tindih, penyiapan lahan, dan menyiapkan tenagakerja daerah yang ada. Tingginya angka pengangguran yang ada di Kabupaten Natuna maka perlu dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu: bagaimana tingkat pengangguran terbuka dan pembangunan base camp Blok D-Alpha Natuna. Berdasarkan hal-hal tersebut maka disusunlah perumusan strategi dengan melalui dua tahap, yaitu tahap identifikasi SWOT melalui input stage faktor-faktor eksternal dan internal. Hasil identifikasi SWOT di petakan melalui tahapan Road Map Strategy untuk mendapatkan langkah-langkah perancangan strategi dan program pengembangan

3 49 kesempatan kerja untuk membangun daerah Kabupaten Natuna yang berkelanjutan. Perumusan masalah Kajian : - Bagaimana ketersediaan dan kebutuhan tenagakerja daerah Kab. Natuna. - Bagaimana Kesempatan Kerja di Kabupaten Natuna - Bagaimana penganggur terbuka dan pembangunan Base Camp Natuna Blok D Alpha di Kabupaten Natuna. - Rumusan strategi apa yang tepat dalam pengembangan kesempatan kerja di Kab. Natuna Ketersediaan dan Kebutuhan Tenagakerja Daerah Kabupaten Natuna Shift Share Menganalisis Kesempatan Kerja Di Kabupaten Natuna Location Quotien (LQ) Pengganda Basis Lapangan Kerja Menganalisis pengangguran dan pembangunan Base Camp Natuna Blok D Alpha Analisis Deskriptif PERUMUSAN STRATEGI MATRIK SWOT ROAD MAP STRATEGY PERANCANGAN STRATEGI DAN ROGRAM PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN NATUNA Gambar 3. Kerangka Pemikiran Kajian

4 Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilaksanakan di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau dengan pertimbangan bahwa wilayah ini merupakan daerah perbatasan terluar yang memiliki potensi kelautan dan perikanan yang mampu menggerakan perekonomian lokal dengan serapan tenagakerja lokal. Kabupaten Natuna masih dikategorikan daerah tertinggal di Propinsi Kepulauan Riau sesuai dengan Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal nomor: 001/KEP/M- PDT/I/2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal. Kajian pembangunan daerah ini dilaksanakan selama dua bulan dari pertengahan Bulan Februari sampai dengan April Metode Kajian Sasaran Kajian dan Teknik Sampling Sasaran kajian ini adalah 1). Tenagakerja yang bekerja di wilayah perdesaan (budidaya perikanan laut), 2). Tenagakerja yang bekerja di wilayah perkotaan (pada sektor jasa), 3). Kelompok Serikat Pekerja atau LSM yang peduli terhadap isu ketenagakerjaan, 4). Pengusaha atau Asosiasi Pengusaha di daerah/ Kadin/ Gapeknas, 5). Pihak Pemerintah Daerah dan Aparat yang terkait dengan Pengembangan Kesempatan Kerja di daerah. Sedangkan untuk perumusan strategi alternatif terhadap pengembangan kesempatan kerja di Kabupaten Natuna dengan melibatkan stakeholder diantaranya mewakili kelompok serikat pekerja, pengusaha dan pemerintah daerah dan aparat yang terkait. Tabel 3. Distribusi Responden Kajian No Kelompok Jenis Responden Jumlah 1 Tenagakerja Wilayah Perdesaan 2 Wilayah Perkotaan 2 2. Pengusaha Pemilik Usaha 2 3. Serikat Pekerja/ Buruh Ketua SP/SB 1 4. Pemerintah Kabupaten Dinsosnaker 2 dan Aparat Bappeda 2 Dislutkan 2 Disperindag 2 BPS 2 Kadin 2

5 Metode Pengumpulan Data Kajian pembangunan daerah ini memerlukan data primer dan sekunder. Data primer melalui pengamatan, wawancara langsung dengan responden untuk mendapatkan hal-hal yang berhubungan dengan kajian, serta mendapatkan informasi faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kesempatan kerja di daerah. Data sekunder diperoleh dari laporan yang dikeluarkan oleh instansi yang berkaitan langsung dengan pengembangan kesempatan kerja di Kabupaten Natuna yaitu Dinsosnaker Kabupaten Natuna, BPS Kabupaten Natuna, Bappeda Kabupaten Natuna, Bappeda Provinsi Kepulauan Riau, BPS Provinsi Kepulauan Riau dan BPS RI Pusat di Jakarta,. Data pengangguran menurut berbagai karakteristik diperoleh di Kantor Pusdatin (Pusat Data dan Informasi) Kementrian Tenagakerja RI di Jakarta adalah merupakan data sakernas 2009 yang dilaksanakan BPS RI Pusat. Data sekunder juga diperoleh dari studi pustaka dengan melakukan penelaahan terhadap referensi yang relevan dengan topik kajian Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi ketersediaan tenagakerja dengan menggunakan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja), PUK (Penduduk Usia Kerja) Angkatan Kerja (AK) dan penghitungan kebutuhan tenagakerja dari pendekatan proyeksi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) adalah analisis regresi linier sederhana berdasarkan Peraturan Menteri Tenagakerja RI Nomor: PER.24/MEN/XII/2008 Tentang Metode Penghitungan Persediaan dan Kebutuhan Tenagakerja. Penghitungan berdasarkan TPAK, PUK dan AK dengan asumsi bahwa perkembangan fertilitas, mortalitas, dan migrasi dianggap ceteris paribus, dengan formulasi sebagai-berikut: Y = a + b x b n XY - X Y = n X 2 ( X) 2 = Y bx

6 52 Y X = Keterangan : Y = Hasil Proyeksi a = Konstanta b = Parameter x = Tahun Analisis Shift Share Analisis shift share adalah salah satu teknik kuantitatif yang biasa digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Untuk tujuan tersebut, analisis ini menggunakan tiga informasi dasar yang berhubungan satu sama lain yaitu: pertama, pertumbuhan ekonomi preferensi propinsi atau nasional (national growth effect), yang menunjukkan bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Kedua, pergeseran proforsional (proportional shift), yang menunjukkan perubahan relatif kinerja suatu sektor di daerah tertentu terhadap sektor yang sama di preferensi propinsi atau nasional. Pergeseran proporsional (proporsional shift) tersebut juga pengaruh bauran industri (industry mix). Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkosentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan preferensi. Ketiga, pergeseran diferensial (differential shift) yang memberikan informasi dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan referensi. Jika pergeseran differensial dari suatu industri positif, maka industri tersebut relatif lebih tinggi daya saingnya dibandingkan industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan referensi. Pergeseran differensial ini disebut juga pengaruh keunggulan kompetitif (Widodo, 2006). Analisis Shift Share adalah analisis yang digunakan untuk melihat kesempatan kerja nyata di Kabupaten Natuna yang dipengaruhi oleh laju

7 53 pertumbuhan kesempatan kerja di Provinsi Riau dan Kepri, Bauran Industri dan Keunggulan Kompetitif yang dimiliki Kabupaten Natuna. Analisis ini menggunakan rumus sebagai-berikut (Tarigan, 2005) : D ij = N ij + M ij +C ij... (1) N ij = E ij + r n..... (2) M ij = E ij (r in r n ).... (3) C ij = E ij (r ij r in )... (4) r n = (E* n E n )... (5) E n r in = (E* n E in )... (6) E in r ij = (E* ij E ij )... (7) E ij Keterangan : D ij : perubahan nyata kesempatan kerja sektor i di Kabupaten Natuna N ij M ij C ij E ij : komponen pengaruh pertumbuhan Provinsi Kepulauan Riau : komponen pengaruh bauran industri : komponen pengaruh keunggulan kompetitif : kesempatan kerja sektor i di Kabupaten Natuna tahun awal E* ij : kesempatan kerja sektor i di Kabupaten Natuna tahun akhir E in : kesempatan kerja sektor i di Provinsi Riau dan Kepri tahun awal E* in : kesempatan kerja sektor i di Provinsi Riau dan Kepri tahun akhir E n : total kesempatan kerja di Provinsi Riau dan Kepri tahun awal E* n : total kesempatan kerja di Provinsi Riau dan Kepri tahun akhir r n r in r ij : laju perubahan total kesempatan kerja di Provinsi Riau dan Kepri : laju perubahan kesempatan kerja sektor i di Prov. Riau dan Kepri : laju perubahan kesempatan kerja sktor i di Kabupaten Natuna Analisis Location Quotient (LQ) Metode Location Quotient adalah membandingkan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk sektor tertentu diwilayah kita dibandingkan dengan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk ekspor yang sama secara nasional. Dalam

8 54 bentuk rumus, apabila yang digunakan adalah data lapangan kerja, hal tersebut dapat dituliskan sebagai berikut ( Tarigan, 2005) : LQ = 1 i / e L i / E Keterangan: 1 i = Banyaknya lapangan kerja sektor i di wilayah analisis e L i E = Banyaknya lapangan kerja sektor di wilayah analisis = Banyaknya lapangan kerja sektor i secara nasional = Banyaknya lapangan kerja secara nasional Catatan : Istilah nasional adalah wilayah yang lebih tinggi jenjangnya. Misalnya apabila wilayah analisis adalah provinsi maka wilayah nasional adalah wilayah negara. Apabila wilayah analisis adalah wilayah kabupaten/ kota maka istilah nasional digunakan untuk wilayah provinsi, dan seterusnya. Dari rumus diatas diketahui bahwa apabila LQ > 1 berarti bahwa porsi lapangan kerja sektor i di wilayah analisis terhadap total lapangan kerja wilayah adalah lebih besar dibandingkan dengan porsi lapangan kerja untuk sektor yang sama secara nasional. Artinya, sektor i di wilayah kita secara proporsional dapat menyediakan lapangan kerja melebihi porsi sektor i secara nasional. LQ > 1 memberikan indikasi bahwa sektor tersebut basis, sedangkan apabila LQ < 1 berarti sektor itu adalah non basis (Tarigan, 2005). Soepono (2001) penggunaan LQ sebagai salah satu teknik pengukuran yang paling terkenal dari model basis ekonomi untuk menentukan apakah setiap produk/ jasa, kategori produk, industri atau sektor ekonomi regional yang pertumbuhannya diurai oleh analisis shift share, basis atau non basis. Jadi analisis LQ merupakan tindak lanjut atau pelengkap dari shift share untuk menentukan sektor basis dan sektor non basis. Sektor basis adalah sektor yang memiliki kesempatan kerja lebih besar lebih dari cukup dan sektor non basis sebaliknya. Suatu Location Quotient (LQ) diberi batasan suatu rasio berikut (Soepono, 2001) :

9 55 LQ = (E ij / E j ) (E in / E n ) Keterangan : E ij = kesempatan kerja persektor di Kabupaten Natuna E j = kesempatan kerja total di Kabupaten Natuna E in = kesempatan kerja persektor di Provinsi Riau dan Kepri (sebagai perekonomian benchmark/ patokan/ acuan) E n = kesempatan kerja kerja total di Provinsi Riau dan Kepri Pengganda Basis Lapangan Kerja (Employment Base Multiflier) Analisis basis dan non basis pada umumnya didasarkan atas nilai tambah ataupun lapangan kerja. Misalnya, penggabungan lapangan kerja basis dan lapangan kerja non basis merupakan total lapangan kerja yang tersedia untuk wilayah tersebut. Demikian pula penjumlahan pendapatan sektor basis dan pendapatan sektor non basis merupakan total pendapatan wilayah tersebut. Di dalam suatu wilayah dapat dihitung berapa besarnya lapangan kerja basis dan lapangan kerja non basis, dan apabila kedua angka itu dibandingkan, dapat dihitung nilai rasio basis (base ratio) dan dapat dipakai untuk menghitung nilai pengganda basis (base multiflier) (Tarigan, 2005). Tarigan (2005) mengatakan bahwa nilai pengganda basis lapangan kerja (employment base multiflier) adalah nilai yang digunakan untuk melihat besarnya perubahan kesempatan kerja total untuk setiap satu perubahan kesempatan kerja di sektor basis, dihitung dengan rumus : Pengganda basis kesempatan kerja = total kesempatan kerja Kesempatan kerja basis Perubahan kesempatan kerja total yang ditimbulkan bisa dirinci lagi mengenai banyaknya lapangan kerja non basis yang tersedia. Ini dapat dihitung dengan rasio basis (base ratio). Rasio basis adalah perbandingan antara banyaknya lapangan kerja non basis yang tersedia untuk setiap satu lapangan kerja basis (Tarigan, 2005).

10 Metode Analisis Deskriptif Metode deskriptif, digunakan untuk menganalisis pengangguran menurut berbagai karakteristik yang dianggap relevan dalam kajian, diantaranya pengangguran terbuka menurut golongan umur, daerah, tingkat pendidikan, keterampilan dan kategori. Penjelasan kategori dapat dibagi menjadi empat yaitu; 1). Mencari pekerjaan, 2). Mempersiapkan usaha, 3). Tidak mencari pekerjaan, 4). Sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja. Keterampilan terdiri dari sembilan jenis yaitu: 1). Otomotif, 2). Listrik/ Elektro, 3). Bangunan, 4). Teknik Mekanik, 5). Tata Niaga, 6). Aneka Kejuruan, 7). Pariwisata, 8). Pertanian, 9). Tidak Mengikuti Kursus. Analisis ini digunakan untuk mendeskriptifkan bagaimana pemberdayaan penganggur terbuka guna mengantisipasi pembangunan base camp Blok D-Alpha Natuna di Kabupaten Natuna 3.4 Metode Perumusan Strategi dan Program Perumusan strategi dilakukan dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). Sebelum melakukan proses identifikasi, terlebih dahulu disepakati basis analisis stakeholder yang berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal. Dalam kajian ini, yang dikategori sebagai pihak internal adalah pekerja/ buruh, pengusaha dan pemerintah daerah di Kabupaten Natuna. Selain dari itu akan masuk pada pihak eksternal Analisis SWOT Menurut David (2008) Analisis SWOT dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap identifikasi SWOT dan tahap analisis SWOT itu sendiri. Tahap identifikasi SWOT adalah tahap yang mengidentifikasi bentuk-bentuk kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki oleh pihak-pihak internal ketenagakerjaan, serta berbagai bentuk peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dari pihak eksternal ketenagakerjaan. Sedangkan tahap Analisis SWOT adalah tahapan untuk merumuskan suatu strategi dengan mengkombinasikan faktor-faktor internal (strengths dan weaknesses) serta faktor-faktor eksternal

11 57 (opportunities dan threats) ke dalam matrik SWOT sebagaimana terlihat pada Gambar 4. Eksternal Internal Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Peluang (Opportunities) Strategi SO (Aggresive Strategies) Strategi WO (Turn Around Strategies) Ancaman (Threats) Strategi ST (Diversification Strategies) Strategi WT (Defensive Strategies) Sumber : David FR, 2008 Gambar 4. Matriks Analisis SWOT Road Map Strategy Strategi yang telah dirumuskan berdasarkan analisis SWOT diatas, selanjutnya dipetakan ke dalam bentuk road map strategy. Hal ini bertujuan untuk dapat menjelaskan beberapa hal yang mendasar (Baga, 2009) yaitu: 1) Road Map Strategy menunjukan adanya prioritas penanganan suatu strategi dibandingkan strategi lainnya. Pendekatan road map tetap menganggap penting ke semua strategi yang berhasil dirumuskan pada tahapan sebelumnya. Adapun prioritas akan terlihat pada urgensi penanganan yang lebih dahulu. 2) Road Map Strategy menunjukan adanya hubungan sekuensial antara satu strategi dengan lainnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesimpangsiuran yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas strategi tersebut. 3) Dalam hal-hal tertentu hubungan sekuensial antara satu strategi dapat mengarah pada hubungan resiprokal, dimana implementasi strategi lainnya. 4) Satu hal yang tidak kalah pentingnya bahwa pembuatan road map akan menjelaskan time-frame implementasi masing-masing strategi dalam periode waktu tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah sektor-sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Magelang yang ditentukan berdasarkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kulon Progo yang merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sektor-sektor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Majalengka yang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Jawa Barat. Objek yang ada

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel 14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini difokuskan untuk Kota Ternate yang terletak pada provinsi Maluku Utara. Alasan memilih penelitian di Kota Ternate karena Kota Ternate merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gresik karena Kabupaten Gresik mengalami pergeseran struktur

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 1 (2) (2012) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH MELALUI ANALISIS SEKTOR BASIS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini hanya di Kabupaten Boyolali saja, akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam

METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam 28 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series, III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series, dengan periode pengamatan tahun 2007-2011. Data yang digunakan antara lain: 1. Produk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Tegal yang merupakan salah satu kotamadya dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Tegal merupakan daerah yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel merupakan suatu objek yang diteliti atau menjadi fokus perhatian dalam sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data 4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Pengambilan data di lapangan dipusatkan di PPN Brondong dan pusat pemerintahan Kabupaten

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Regional 2.2 Teori Basis Ekonomi

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Regional 2.2 Teori Basis Ekonomi II TINJAUAN PUSTAKA 2. Pembangunan Regional Kebijaksanaan ekonomi regional ialah penggunaan secara sadar berbagai macam peralatan (instrumen) untuk merealisasikan tujuan-tujuan regional, dan tanpa adanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua pengertian yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah merupakan fungsi dari potensi sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal, prasarana dan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada daerah Kabupaten Kubu Raya, yang merupakan satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pandangan pembangunan ekonomi modern memiliki suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan ekonomi modern tidak hanya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Magelang yang merupakan salah satu kota yang ditetapkan menjadi kawasan andalan wilayah jawa tengah pada Perda Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Keadaan geografis yang berada dibawah gunung Lawu membuat kabupaten ini memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di empat Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Gresik, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Bojonegoro.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung Kabupaten Badung merupakan satu dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali yang mempunyai wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Strategi Salam (2004) menyatakan bahwa strategi pada dasarnya adalah kemampuan organisasi mengelola sumberdaya yang dimiliki dalam menghadapi lingkungan dengan memandang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kutai kartanegara yang merupakan salah satu dari 10 Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai kartanegara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON:

ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON: ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS CONTACT PERSON: Untuk mewujudkan laboratorium yang bermutu perlu dilakukan analisis (identifikasi dan penilaian) berbagai faktor yang strategis yang mendukung pengelolaan

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT

PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI ARIZAL LUTFIEN PRASSLINA PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat. 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua pengertian yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisa

Lebih terperinci

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN I II PENDAHULUAN PENDAHULUAN Pembangunan dapat diartikan berbeda-beda oleh setiap orang tergantung dari sudut pandang apa yang digunakan oleh orang tersebut. Perbedaan cara pandang mengenai proses pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Pada penelitian yang menggunakan data sekunder, objek penelitian menjelaskan data yang digunakan dalam penelitian. Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regional merupakan pelaksanaan dari pembangunan nasional pada wilayah

BAB I PENDAHULUAN. regional merupakan pelaksanaan dari pembangunan nasional pada wilayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi mengharuskan Indonesia dituntut untuk siap bersaing dengan negara-negara lain. Agar mampu bersaing Indonesia harus memantapkan terlebih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si

KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si A. Analisis Shift-Share Untuk mengetahui tingkat perkembangan perekonomian wilayah digunakan metode shift share. Peubah utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG

BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG 5.1 Analisis SWOT Analisis strengths, weakness, oppurtunities dan threats (SWOT) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi memiliki pengertian yang sangat luas. Menurut akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai suatu fenomena

Lebih terperinci

9. Keputusan /2 ATE\MW\DATAWAHED\2016\PER.GUB\NOVEMBER

9. Keputusan /2 ATE\MW\DATAWAHED\2016\PER.GUB\NOVEMBER PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN PERENCANAAN TENAGA KERJA DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur.Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Blitar merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI No.90/01/1/Th.IV, 5 Januari 009 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROPINSI KEPRI, KEADAAN SAMPAI DENGAN AGUSTUS 008 Pada Agustus 008, jumlah angkatan kerja mencapai 666.000

Lebih terperinci

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua 42 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua pengertian yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN Upaya pencapaian pertumbuhan ekonomi dengan memfokuskan peningkatan investasi pemerintah dan swasta pada sektor unggulan (prime sector) yaitu sektor pertanian, selama ini belum

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SIDOARJO

PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SIDOARJO PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SIDOARJO Nida Farikha 1),Erwin Widodo 2), Ketut Gunarta 3) 1),2),3 ) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi. DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 8 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2010 TENTANG PERENCANAAN TENAGA KERJA MAKRO

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2010 TENTANG PERENCANAAN TENAGA KERJA MAKRO MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2010 TENTANG PERENCANAAN TENAGA KERJA MAKRO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor penentu perubahan struktur ekonomi,deskripsi kegiatan ekonomi serta

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA KABUPATEN NATUNA

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA KABUPATEN NATUNA 99 VI. STRATEGI PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA KABUPATEN NATUNA 6.1 Identifikasi SWOT Pengembangan Kesempatan Kerja Sebagaimana yang dituangkan dalam metodologi, bahwa unit yang dijadikan basis analisis

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir Arahan Strategi Pengembangan Wilayah Berdasarkan Komoditas Unggulan yang Berdaya saing di Kabupaten Indramayu sebagai kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat, 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten Cirebon dan Provinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk menganalisis pengembangan potensi ekonomi lokal daerah tertinggal sebagai upaya mengatasi disparitas pendapatan di Provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dharmawan (2016) dalam penelitiannya tentang Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengembangan Sektor Potensial Di Kabupaten Pasuruan Tahun 2008-2012 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah upaya multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penulisan skripsi ini, penelitian dilakukan di Provinsi Lampung. Secara khusus

METODE PENELITIAN. penulisan skripsi ini, penelitian dilakukan di Provinsi Lampung. Secara khusus III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pengumpulan data dan informasi yang mendukung dan diperlukan dalam proses penulisan skripsi ini, penelitian dilakukan di Provinsi Lampung. Secara khusus bertempat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhibungan dengan penelitian. Sektor atau kegiatan basis adalah sektor atau kegiatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhibungan dengan penelitian. Sektor atau kegiatan basis adalah sektor atau kegiatan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjul mengenai variable yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari instansi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari instansi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun 2002-2011 dari instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung. Adapun data yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN 164 BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN Adanya keterbatasan dalam pembangunan baik keterbatasan sumber daya maupun dana merupakan alasan pentingnya dalam penentuan sektor

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota di provinsi Kalimantan Barat yang berjumlah 14 kabupaten/kota. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita, dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan juga

BAB I PENDAHULUAN. perkapita, dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi nasional pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan pembangunan ekonomi ragional. Pembangunan ekonomi nasional yaitu untuk menciptakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 19 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesempatan kerja merupakan lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi atau produksi (Depnakertrans, 2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada umumnya mempunyai corak atau cirinya sendiri yang berbeda

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri dari yang diperoleh dari website BPS Provinsi Lampung dan Bank Indonesia Provinsi Lampung.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota setiap daerah dituntut untuk mampu melakukan rentang kendali dalam satu

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran

I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dan sistem pemerintahan yang bercorak monolitik sentralistik di pemerintahan pusat kearah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Otonomi daerah yang disahkan melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran paradigma dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dari pola sentralisasi menjadi desentralisasi yang ditandai dengan lahirnya undang-undang nomer 22 tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan tolak ukur perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi

Lebih terperinci

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

3 METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian. 3.2 Jenis, Sumber dan Metode Analisis Data

3 METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian. 3.2 Jenis, Sumber dan Metode Analisis Data 13 3 METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian meliputi wilayah Kabupaten yang mencakup 10 kecamatan. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Mei sampai Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang pada umumnya termasuk di Indonesia masih memunculkan adanya dualisme yang mengakibatkan adanya gap atau kesenjangan antara daerah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan dimasa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kondisi geografi wilayah yang bermacam-macam. sehingga struktur ekonomi tiap wilayah sangat beragam.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kondisi geografi wilayah yang bermacam-macam. sehingga struktur ekonomi tiap wilayah sangat beragam. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki kondisi geografi wilayah yang bermacam-macam sehingga struktur ekonomi tiap wilayah sangat beragam. Dalam hal ini pembangunan wilayah menjadi sangat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

: Arief Budiman Npm : Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pemb : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM

: Arief Budiman Npm : Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pemb : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM ANALISIS ANALISIS STRATEGI DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL STRATEGI DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Nama : Arief Budiman Npm : 1910703 Fakultas : Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Kalimantan Tengah dengan luas mencapai 153.564 km 2 (Badan Pusat Statistik, 2014) merupakan provinsi ketiga terbesar di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah (regional development) pada dasarnya adalah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah (regional development) pada dasarnya adalah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah (regional development) pada dasarnya adalah pelaksanaan pembangunan nasional pada suatu wilayah yang telah disesuaikan dengan kemampuan fisik dan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan di Pulau Lombok karena pulau ini memiliki banyak

Lebih terperinci