BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor penentu perubahan struktur ekonomi,deskripsi kegiatan ekonomi serta pola dan struktur pertumbuhan ekonomi tiap kecamatan di Kabupaten Boyolali tahun , yang merupakan bagian dari propinsi Jawa Tengah. B. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan (time series) dari periode tahun Sedangkan sumber data dari penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali dan Jawa Tengah, dan instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini. C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang telah tersedia di dinas-dinas atau instansi-instansi terkait, oleh karena itu metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan studi kepustakaan yaitu mengumpulkan berbagai data-data maupun teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. D. Definisi Operasional Variabel 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai tambah dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh sektor ekonomi dalam suatu daerah dalam kurun waktu satu tahun. (dalam satuan rupiah). Dalam penelitian ini 33

2 digilib.uns.ac.id 34 data PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku. 2. PDRB perkapita Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai tambah dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh sektor ekonomi dalam suatu daerah dalam kurun waktu satu tahun per jumlah penduduk (dalam satuan rupiah). 3. Sektor unggulan Sektor unggulan merupakan sektor yang unggul baik dilihat dari segi kontribusi maupun segi pertumbuhan. (Overlay) 4. Sektor basis Sektor yang mampu untuk memenuhi segala kebutuhan di daerahnya sendiri dan mampu mengekspor ke daerah lain, serta dominan apabila dilihat dari kontribusinya (LQ). 5. Pembangunan Ekonomi Proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam angka panjang. 6. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi menunjukkan peningkatan PDRB dari tahun dasar penelitian sampai akhir penelitan. (dalam persen) 7. Kondisi Perekonomian Kondisi perekonomian menunjukkan tingkat perokonomian suatu daerah berdasarkan perbandingan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi daerah studi dengan referensi.

3 digilib.uns.ac.id 35 Dalam hal ini tiap Kecamatan di Kabupaten Boyolali sebagai daerah studi dan Kabupaten Boyolali sebagai referensi. E. Metode Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor basis,faktor penentu perubahan struktur ekonomi, deskripsi kegiatan ekonomi serta pola dan struktur pertumbuhan ekonomi tiap kecamatan di Kabupaten Boyolali. Dengan menggunakan Location Quotient, analisis Shift Share, analisis MRP, Overlay dan Tipologi Klassen. 1. Location Quotient (LQ) Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada keunggulan komparatif dalam perekonomian daerah yang dianalisis untuk menunjukan basis ekonomi di wilayah tersebut dari kriteria kontribusi. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Arsyad, 1999: 142) Location Quontient: Keterangan: vi = pendapatan dari sektor i ditingkat kecamatan vt = pendapatan total di kecamatan Vi = pendapatan sektor i di tingkat kabupaten Vt = pendapatan total di tingkat kabupaten

4 digilib.uns.ac.id 36 Terdapat 3 (tiga) kategori dari hasil perhitugan LQ dalam perekonomian suatu daerah: a) Jika LQ > 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kecamatan lebih berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan di tingkat kabupaten. Sektor ini dalam perekonomian daerah di kecamatan memiliki keunggulan komparatif dan dikategorikan sebagai sektor basis. b) Jika LQ = 1, maka sektor yang bersangkutan baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat kabupaten memiliki tingkat spesialisasi atau dominasi yang sama. c) Jika LQ < 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kecamatan kurang berspesialisasi atau kurang dominan dibandingkan di tingkat kebupaten. Sektor ini dalam perekonomian daerah di kecamatan dikategorikan sebagai sektor non basis. 2. Analisis Shift Share Analisis Shift Share adalah yaitu teknik yang dipakai dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian diatasnya (Arsyad, 1999:139).Teknik ini menggambarkan kinerja sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah dibandingkan dengan kinerja perekonomian diatasnya, sehingga dengan alatanalisis ini dapat diketahui adanya pergeseran hasil pembangunan perekonomian daerah bila daerah tersebut mendapatkan

5 digilib.uns.ac.id 37 kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian diatasnya. (Prasetyo Soepono dalam Agus Tri Basuki, 2009 : 41) Rumus yang dipakai dalam analisis shift share klasik adalah : Dij = Nij + Mij + Cij Keterangan : Dij = Perubahan variabel output i di kecamatan j Nij = Pertumbuhan ekonomi kabupaten Mij = Bauran industri sektor i di kecamatan j Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di kecamatan j Dimana : Dij = E*ij Eij Nij = Eij.rn Mij = 3.5e) Cij=Eij. - Keterangan : Eij = Pendapatan sektor i di wilayah j pada awal tahun analisis (Tahun 2007) E*ij = Pendapatan sektor i tahun terakhir di wilayah j (Tahun 2011) r = Pertumbuhan = laju pertumbuhan sektor i di daerah j = laju pertumbuhan i di kabupaten = laju pertumbuhan PDRB kabupaten

6 digilib.uns.ac.id 38 Laju pertumbuhan PDRB kabupaten maupun laju pertumbuhan sektor i di sekitar daerah j diperoleh dari = (E*ij Eij) /Eij = (E*in Ein) /Ein = (E*n En) / En Dimana : Eij = Pendapatan sektor i di wilayah j pada tahun 2007 E*ij = Pendapatan sektor i tahun 2011 di wilayah j Ein = Pendapatan sektor i di kabupaten pada tahun 2007 E*in = Pendapatan sektor i tahun 2011 di kabupaten En = nilai tambah PDRB kabupaten pada tahun 2007 E*n = nilai tambah PDRB kabupaten pada tahun 2011 Untuk suatu daerah pertumbuhan kabupaten, bauran industri, dan keunggulan kompetitif dapat dijumlahkan untuk semua sektor sebagai keseluruhan daerah, sehingga persamaan Shift Share untuk sektor i di daerah j Dij= Eij. +Eij ( - )+Eij( - )...(3.5j) Persamaan tersebut membebankan tiap sektor daerah dengan laju pertumbuhan yang setara dengan laju pertumbuhan yang dicapai oleh perekonomian daerah setingkat diatasnya selama kurun waktu analisis.

7 digilib.uns.ac.id Analisis Deskripsi Kegiatan Ekonomi Potensial a. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Model Rasio Pertumbuhan digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial terutama sektor ekonomi di wilayah studi (kecamatan) dalam perbandingan dengan daerah referensi (kabupaten). Dengan mengkombinasikan keduanya akan diperoleh deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial di wilayah studi maupun wilayah referensi. Pada perhitungan MRP akan diperoleh nilai riil yang selanjutnya perlu dikonversi dengan nilai nominalnya baik RPs maupun RPr. Bila hasil perhitungan nilai riil > 1 maka nilai nominalnya positif, sebaliknya jika hasil perhitungan nilai riil < 1 maka nilai nominalnya negatif. Adapun rumus selengkapnya sebagai berikut : (Yusuf dalam Agus Tri Basuki, 2009 : 39) 1) Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr) Adalah perbandingan antara laju pertumbuhan sektor i pada wilayah referensi dengan laju pertumbuhan total kegiatan (PDRB) wilayah referensi. RPr= keterangan : = Perubahan pendapatan wilayah referensi pada awal (2007) danakhir (2011) tahun penelitian = Perubahan pendapatan sektor i di wilayah referensi pada awal (2007) dan akhir (2011) tahun penelitian

8 digilib.uns.ac.id 40 = Pendapatan wilayah referensi pada awal (2007) tahun penelitian = Pendapatan sektor i wilayah referensi pada awal (2007) tahun penelitian 2) Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) Adalah perbandingan antara laju pertumbuhan sektor i wilayah studi dengan laju pertumbuhan sektor sejenis di wilayah referensi. RPs= Keterangan : = perubahan pendapatan sektor i di wilayah studi pada awal (2007) dan akhir (2011) tahun penelitian = pendapatan sektor i di wilayah studi pada awal (2007) tahun penelitian = perubahan pendapatan sektor i di wilayah referensi pada awal (2007) dan akhir (2011) tahun penelitian = pendapatan sektor i di wilayah referensi pada awal (2007) tahun penelitian Terdapat 4 kategori dalam Model Rasio Pertumbuhan, yaitu : a) Jika nilai (+) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang menonjol, kegiatan ini disebut dominan pertumbuhan.

9 digilib.uns.ac.id 41 b) Jika nilai (+) dan (-) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol. c) Jika nilai (-) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol, tapi ditingkat studi memiliki pertumbuhan yang menonjol. d) Jika nilai (-) dan (-) berarti kegiatan sektor tersebut baik pada tingkat referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol. b. Overlay Dalam analisis Overlay ini dimaksudkan untuk melihat deskripsi kegitan ekonomi yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi (Yusuf dalam Agus Tri Basuki, 2009 : 42). Dengan analisis ini maka kesimpulan-kesimpulan yang sifatnya sementara pada analisis Location Quotien (LQ) dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) sudah dapat teratasi karena deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial akan lebih akurat dengan menggunakan analisis ini. Dalam analisis ini, hasil perhitungan Location Quotien (LQ) dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) yang lebih dari 1 diberi simbol positif (+), sementara untuk nilai yang kurang dari 1 diberi simbol negatif (-).

10 digilib.uns.ac.id 42 Terdapat 4 kategori kemungkinan dalam analisis Overlay, yaitu sebagai berikut : 1) Pertumbuhan bernilai positif (+) dan kontribusi bernilai positif (+) menunjukkan kegiatan dominan dari kriteria kontribusi (LQ) dan dari kriteria pertumbuhan (RPs). 2) Pertumbuhan bernilai positif (+) dan kontribusi bernilai negatif (-) menunjukkan kegiatan yang pertumbuhannya (RPs) dominan tapi kontribusinya dalam (LQ) kecil. 3) Pertumbuhan bernilai negatif (-) dan kontribusi bernilai positif (+) menunjukkan kegiatan yang pertumbuhannya (RPs) kecil tapi kontribusinya dalam (LQ) besar. 4) Pertumbuhan bernilai negatif (-) dan kontribusi bernilai negatif (-) menunjukkan kegiatan suatu setor perekonomian tidak potensial dan dominan baik dilihat dari kriteria pertumbuhannya (RPs) maupun kontribusinya dalam (LQ). 4. Klassen Typology Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masingmasingdaerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata-ratap ertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan per kapita sebagai sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu: daerah cepat-maju dan cepattumbuh

11 digilib.uns.ac.id 43 (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (highincome but low growth), daerah berkembang cepat (high growth but lowincome), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income) (Syafrizal dalam Agus Tri Basuki, 2009: 42). Variabel yang digunakan dalam alat analisis ini adalah pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan PDRB harga konstan di tiap Kecamatan Kabupaten Boyolali dan PDRB harga konstan Kabupaten Boyolali. Gambaran mengenai potret kondisi perekonomian suatu wilayah adalah: Tabel 3.1 Model Tipologi Klassen: Pendukung Analisis Status Perekonomian Kecamatan di Kabupaten Boyolali PDRB Per kapita Xi < X Pertumbuhan (3)Daerah Berkembang Cepat (4) Daerah Maju dan Cepat Tumbuh Xi < X (1)Daerah relatif Tertinggal (2) Daerah maju tetapi tertekan Sumber: Sjafrizal dalam Agus Tri Basuki, 2009 : 4 Keterangan: Xi = PDRB per Kapita Tiap Kecamatan di Kabupaten Boyolali X = PDRB per Kapita Kabupaten Boyolali = Tingkat Pertumbuhan - )/ ] x 100%)

12 digilib.uns.ac.id 44 Xi = Pertumbuhan PDRB Tiap Kecamatan di Kabupaten Boyolali X = Pertumbuhan PDRB Kabupaten Boyolali Berdasarkan tabel diatas posisi perekonomian dapat dibagi menjadi beberapa klarifikasi: a. Klasifikasi 1 (Daerah relatif tertinggal) Suatu kecamatan di Kabupaten Boyolali yang mempunyai tingkat PDRB perkapita dan laju pertumbuhan PDRB yang lebih kecil dibandingkan dengan Kabupaten Boyolali.Wilayah ini disebut daerah relatif tertinggal. b. Klasifikasi 2 (Daerah maju tetapi tertekan) Suatu kecamatan di Kabupaten Boyolali yang mempunyai tingkat PDRB perkapita yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah Kabupaten Boyolali, tetapi laju pertumbuhan PDRB nya lebih kecil daripada Kabupaten Boyolali. Wilayah ini disebut daerah maju tetapi tertekan. c. Klasifikasi 3 (Dearah tertinggal tetapi berkembang pesat) Suatu kecamatan di Kabupaten Boyolali ini meskipun tingkat PDRB perkapitanya lebih kecil dibandingkan dengan Kabupaten Boyolali, tetapi laju pertumbuhannya lebih unggul daripada Kabupaten Boyolali. Wilayah ini disebut daerah tertinggal tetapi berkembang pesat.

13 digilib.uns.ac.id 45 d. Klasifikasi 4 (Daerah Maju dan Cepat Tumbuh) Suatu kecamatan di Kabupaten Boyolali mempunyai tingkat PDRB dan laju pertumbuhan yang lebih unggul dibandingkan Kabupaten Boyolali.Wilayah ini disebut daerah yang maju dan berkembang pesat.

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada daerah Kabupaten Kubu Raya, yang merupakan satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini hanya di Kabupaten Boyolali saja, akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah sektor-sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Magelang yang ditentukan berdasarkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kutai kartanegara yang merupakan salah satu dari 10 Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai kartanegara

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan III.METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel 1. Potensi Ekonomi Merupakan kemampuan ekonomi yang dimiliki daerah yang mungkin atau layak dikembangkan sehingga akan terus berkembang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gresik karena Kabupaten Gresik mengalami pergeseran struktur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Majalengka yang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Jawa Barat. Objek yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kulon Progo yang merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sektor-sektor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series, III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series, dengan periode pengamatan tahun 2007-2011. Data yang digunakan antara lain: 1. Produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di empat Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Gresik, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Bojonegoro.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Keadaan geografis yang berada dibawah gunung Lawu membuat kabupaten ini memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Model Rasio Pertumbuhan Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakukan analisis alternatif guna mengetahui potensi kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ekonomi yang ada di Pulau Jawa. Selain mengetahui struktur juga untuk

BAB III METODE PENELITIAN. ekonomi yang ada di Pulau Jawa. Selain mengetahui struktur juga untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui sektor unggulan dan struktur ekonomi yang ada pada seluruh provinsi di Pulau Jawa, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan di Pulau Lombok karena pulau ini memiliki banyak

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri dari yang diperoleh dari website BPS Provinsi Lampung dan Bank Indonesia Provinsi Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini difokuskan untuk Kota Ternate yang terletak pada provinsi Maluku Utara. Alasan memilih penelitian di Kota Ternate karena Kota Ternate merupakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si

KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si A. Analisis Shift-Share Untuk mengetahui tingkat perkembangan perekonomian wilayah digunakan metode shift share. Peubah utama

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari semua hasil pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Hasil analisis Model Rasio Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dharmawan (2016) dalam penelitiannya tentang Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengembangan Sektor Potensial Di Kabupaten Pasuruan Tahun 2008-2012 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Tegal yang merupakan salah satu kotamadya dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Tegal merupakan daerah yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk menganalisis pengembangan potensi ekonomi lokal daerah tertinggal sebagai upaya mengatasi disparitas pendapatan di Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur.Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Blitar merupakan

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di: JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 219-228 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB (Studi Kasus BPS Kabupaten Kendal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi nasional sebagai upaya untuk membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk mewujudkan salah satu tujuan nasional yaitu memajukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sektor ekonomi yang menyusun PDRB atas harga konstan 2010 menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sektor ekonomi yang menyusun PDRB atas harga konstan 2010 menurut BAB III A. Obyek/Subyek Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai obyek penelitan adalah sektor ekonomi yang menyusun PDRB atas harga konstan 2010 menurut lapangan usaha

Lebih terperinci

PENENTU SEKTOR UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH: Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir

PENENTU SEKTOR UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH: Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 10, Nomor 1, April 2009: 34 50 PENENTU SEKTOR UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH: Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir Agus Tri Basuki 1 dan Utari Gayatri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung Kabupaten Badung merupakan satu dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali yang mempunyai wilayah

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BATU

ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BATU ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BATU JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Mohammad Setiawan 105020107111025 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua 42 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua pengertian yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. A. Teori Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah. pada Gross Domestic Product (GNP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu

II.TINJAUAN PUSTAKA. A. Teori Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah. pada Gross Domestic Product (GNP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu II.TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Gross Domestic Product (GNP) atau Produk Domestik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam

METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam 28 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel merupakan suatu objek yang diteliti atau menjadi fokus perhatian dalam sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

PERUBAHAN STRUKTUR DAN TIPOLOGI EKONOMI KABUPATEN SAMBAS SRI MULYATI B

PERUBAHAN STRUKTUR DAN TIPOLOGI EKONOMI KABUPATEN SAMBAS SRI MULYATI B PERUBAHAN STRUKTUR DAN TIPOLOGI EKONOMI KABUPATEN SAMBAS JURNAL ILMIAH MAGISTER EKONOMI (M.E.) Pada Program Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Oleh SRI MULYATI B61109009 PROGRAM

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhibungan dengan penelitian. Sektor atau kegiatan basis adalah sektor atau kegiatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhibungan dengan penelitian. Sektor atau kegiatan basis adalah sektor atau kegiatan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjul mengenai variable yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan Dengan menggunakan beberapa analisis alternatif, dapat diketahui bahwa sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan dalam pembangunan

Lebih terperinci

Keywords : transformation economic structure,base sectors,shift share,lq,mrp, Overlay

Keywords : transformation economic structure,base sectors,shift share,lq,mrp, Overlay Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi dan Identifikasi... Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi Dan identifikasi Sektor Basis Di Kabupaten Banyuwangi 1 (Analysis of Transformation Economic Structure and

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008-2013 SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi Syarat syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa: BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap sektor ekonomi di Kabupaten Bantul periode 2010-2015, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari hasil perhitungan analisis Location

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari instansi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari instansi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun 2002-2011 dari instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung. Adapun data yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua pengertian yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBANGUNAN WILAYAH BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : STUDI KASUS KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN

ANALISIS PEMBANGUNAN WILAYAH BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : STUDI KASUS KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN ANALISIS PEMBANGUNAN WILAYAH BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : STUDI KASUS KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2010 2014 Wafiyulloh Mubarrok Email : wafiyulloh.mubarrok@gmail.com Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Analisis struktur perekonomian kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: HARRY KISWANTO NIM F0104064 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Lebih terperinci

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Atas Dasar Penyerapan Tenaga Kerja Studi Kasus di Kota Manado Tahun

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Atas Dasar Penyerapan Tenaga Kerja Studi Kasus di Kota Manado Tahun Analisis Penentuan Sektor Unggulan Atas Dasar Penyerapan Tenaga Kerja Studi Kasus di Kota Manado Tahun 2008-2013 Marshall Peterson Dedifu Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Magelang yang merupakan salah satu kota yang ditetapkan menjadi kawasan andalan wilayah jawa tengah pada Perda Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Barat yang terdiri dari 14 (empat belas) kabupaten/kota (Gambar 3.1) dengan menggunakan data sekunder

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KOTA SINGKAWANG DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KOTA SINGKAWANG DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KOTA SINGKAWANG DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) URAY DIAN NOVITA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TANJUNGPURA ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai obyek penelitan adalah sektor ekonomi di kabupaten Banjarnegara yang menyusun Pendapatan Daerah Regional

Lebih terperinci

Katalog BPS: 32101016.21 ANALISIS SEKTOR UNGGULAN 2015 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU ANALISIS SEKTOR UNGGULAN KEPULAUAN RIAU 2015 2086-2350 Katalog BPS : 3201016.21 No. Publikasi BPS : 21000.1510 No. ISSN

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH Djarwadi dan Sunartono Kedeputian Pengkajian Kebijakan Teknologi BPPT Jl. M.H. Thamrin No.8 Jakarta 10340 E-mail : djarwadi@webmail.bppt.go.id

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB (STUDI KASUS BPS KABUPATEN KENDAL TAHUN 2006-2010) SKRIPSI Disusun oleh : ROSITA WAHYUNINGTYAS J2E 008 051 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan tolak ukur perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penulisan skripsi ini, penelitian dilakukan di Provinsi Lampung. Secara khusus

METODE PENELITIAN. penulisan skripsi ini, penelitian dilakukan di Provinsi Lampung. Secara khusus III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pengumpulan data dan informasi yang mendukung dan diperlukan dalam proses penulisan skripsi ini, penelitian dilakukan di Provinsi Lampung. Secara khusus bertempat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar belakang Rumusan Masalah... 6

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar belakang Rumusan Masalah... 6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iv vii viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang... 1 1.2.

Lebih terperinci

I N F L A S I. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol. 2 No. 1 - Oktober 2011

I N F L A S I. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol. 2 No. 1 - Oktober 2011 I N F L A S I ISSN 2087-3239 Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol. 2 No. 1 - Oktober 2011 Diterbitkan Oleh: Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Pattimura Alamat Redaksi: Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang pada umumnya termasuk di Indonesia masih memunculkan adanya dualisme yang mengakibatkan adanya gap atau kesenjangan antara daerah

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2011-2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat - Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN 2010-2014 2.1 STRUKTUR EKONOMI Penetapan SDG s Sustainable Development Goals) sebagai kelanjutan dari MDG s Millenium Development Goals) dalam rangka menata arah

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN UKM BERORIENTASI EKSPOR DENGAN PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN (STUDI KASUS DI PROPINSI DKI) Widyatmini

STRATEGI PENGEMBANGAN UKM BERORIENTASI EKSPOR DENGAN PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN (STUDI KASUS DI PROPINSI DKI) Widyatmini STRATEGI PENGEMBANGAN UKM BERORIENTASI EKSPOR DENGAN PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN (STUDI KASUS DI PROPINSI DKI) Widyatmini Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen,Universitas Gunadarma Abstrak Pembangunan daerah

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING SEKTOR EKONOMI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Oleh: Hamzah Hafied (Dosen FE UMI Makassar) Abstrak

ANALISIS DAYA SAING SEKTOR EKONOMI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Oleh: Hamzah Hafied (Dosen FE UMI Makassar) Abstrak ANALISIS DAYA SAING SEKTOR EKONOMI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH Oleh: Hamzah Hafied (Dosen FE UMI Makassar) Abstrak Penelitian bertujuan untuk (1) mengetahui klasifikasi pertumbuhan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan masyarakat Indonesia dengan tujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur merata materiil

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Alamat : Jl Soekarno -Hatta No. 191 Telp. (0294) 381225 Kendal Kode Pos : 51311 CV. SIGRA NITISARA Jl. Monjali No. 79 Karangjati RT 020/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tanaman pangan pada 21 kecamatan di wilayah Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tanaman pangan pada 21 kecamatan di wilayah Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada komoditas unggulan, keragaman (diversitas), tingkat konsentrasi, dan tingkat spesialisasi komoditas tanaman

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGEMBANGAN SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN JEPARA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI) (1995-2010) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah upaya multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2007-2011 JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Bakhtiar Yusuf Ghozali 0810210036 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH DI KABUPATEN PESISIR SELATAN

ANALISIS SEKTOR BASIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH DI KABUPATEN PESISIR SELATAN ANALISIS SEKTOR BASIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH DI KABUPATEN PESISIR SELATAN Yanti Permata Sari, Nurul Huda 1, Firdaus SY 2 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun (Pendekatan Shift Share Esteban Marquillas)

Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun (Pendekatan Shift Share Esteban Marquillas) Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun 2004-2013 1 Analysis of the Role of the Agricultural Sector to the Economy of East Java 2004-2013 (Shift Share Esteban Marquillas

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI EKONOMI LOKAL UNTUK PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH DI KABUPATEN ALOR TAHUN

ANALISIS POTENSI EKONOMI LOKAL UNTUK PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH DI KABUPATEN ALOR TAHUN ANALISIS POTENSI EKONOMI LOKAL UNTUK PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH DI KABUPATEN ALOR TAHUN 2009-2013 Di Susun oleh: Semuel Johanis Atama NPM: 11 11 19223 Pembimbing Nurcahyaningtyas, SE.,M.Si

Lebih terperinci

Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen dalam Menopang Pembangunan Provinsi Papua Tahun

Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen dalam Menopang Pembangunan Provinsi Papua Tahun Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen dalam Menopang Pembangunan Provinsi Papua Tahun 2004-2008 Agus Tri Basuki Universitas Muhammadiyah Yogyakarta e-mail:agustribasuki@yahoo.co. Regency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan

BAB I PENDAHULUAN. daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan proses dimana pemerintah daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan melakukan mitra kerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI. Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI. Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIDA Banyuwangi Email: nuranim_staida@yahoo.com & Email: inayahsyaiqoni@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan. yang dimiliki oleh daerahnya. Pembangunan nasional dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan. yang dimiliki oleh daerahnya. Pembangunan nasional dilakukan untuk A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan nasional, karena pembangunan nasional di Indonesia dilakukan agar mampu menciptakan pemerataan pendapatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time series) antara tahun 2009 hingga tahun 2013. Data tersebut terdiri dari:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekenomian masyarakat selalu mengalami pasang-surut sehingga berpengaruh pada tingkat kesejahteraan wilayahnya. Hal tersebut karena perekonomian masyarakat yang masih

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014 SEKTOR BASIS DAN STRUKTUR EKONOMI DI KOTA BANDAR LAMPUNG (An Analysis of Economic s Structure and Bases Sector in Bandar Lampung City) Anda Laksmana, M. Irfan Affandi, Umi Kalsum Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TABANAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TABANAN ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TABANAN NGURAH MADE NOVIANHA PYNATIH Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang

Lebih terperinci

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN I II PENDAHULUAN PENDAHULUAN Pembangunan dapat diartikan berbeda-beda oleh setiap orang tergantung dari sudut pandang apa yang digunakan oleh orang tersebut. Perbedaan cara pandang mengenai proses pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 HALAMAN SAMPUL DEPAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010).

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pembangunan Ekonomi Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan output

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pandangan pembangunan ekonomi modern memiliki suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan ekonomi modern tidak hanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat, 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten Cirebon dan Provinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS KABUPATEN PURWOREJO ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR BASIS KABUPATEN PURWOREJO LAPORAN PENELITIAN Oleh: ISTIKO AGUS WICAKSONO, S.P. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1 ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN 2003 2013 Chrisnoxal Paulus Rahanra 1 c_rahanra@yahoo.com P. N. Patinggi 2 Charley M. Bisai 3 chabisay@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. di Kabupaten Alor, maka dapat di simpulkan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. di Kabupaten Alor, maka dapat di simpulkan sebagai berikut: 61 BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang potensi-potensi ekonomi di Kabupaten Alor, maka dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis LQ, sektor

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN 164 BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN Adanya keterbatasan dalam pembangunan baik keterbatasan sumber daya maupun dana merupakan alasan pentingnya dalam penentuan sektor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukuan diwilayah Kota Bandar Lampung dan Provinsi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukuan diwilayah Kota Bandar Lampung dan Provinsi III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukuan diwilayah Kota Bandar Lampung dan Provinsi Lampung Sebagai Refrensi B. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT EKO-REGIONAL, Vol 2, No.2, September 2007 APLIKASI MODEL STATIC DAN DYNAMIC LOCATION QUOTIENTS DAN SHIFT-SHARE DALAM PERENCANAAN EKONOMI REGIONAL (Studi Kasus Kabupaten Ogan Komering Ulu Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral, dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah di wilayah negaranya. Dalam pembangunan perekonomian di suatu

BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah di wilayah negaranya. Dalam pembangunan perekonomian di suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara di dunia tentu memiliki tujuan atau keinginan untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi. Untuk mencapai tujuan itu pemerintah pada suatu negara

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KOTA TOMOHON TAHUN ( )

IDENTIFIKASI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KOTA TOMOHON TAHUN ( ) IDENTIFIKASI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KOTA TOMOHON TAHUN (2009-2013) Neltji Janis, Amran. T. Naukoko, Hanly F. Dj. Siwu Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Sam Ratulangi,

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA (STUDI KASUS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE )

ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA (STUDI KASUS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE ) ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA (STUDI KASUS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2007-2012) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Andreas Andy Permana 0710210057 JURUSAN

Lebih terperinci

Analisis Sektor Unggulan dan Hubungannya dengan Ketenagakerjaan dan Kemiskinan di Provinsi Jambi. Oleh; Irmanelly Ahmad Soleh

Analisis Sektor Unggulan dan Hubungannya dengan Ketenagakerjaan dan Kemiskinan di Provinsi Jambi. Oleh; Irmanelly Ahmad Soleh Analisis Sektor Unggulan dan Hubungannya dengan Ketenagakerjaan dan Kemiskinan di Provinsi Jambi Oleh; Irmanelly Ahmad Soleh Dosen STIE Muhammadiyah Jambi ABSTRAK Kemiskinan merupakan permasalahan terbesar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi empat kabupaten dan satu kota yang ada. Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih menjadi obyek penelitian

Lebih terperinci