LAPORAN HASIL EKSPOSE PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KOMODITI UNGGULAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLIGI PERTANIAN SULTENG. Oleh : Ir. Caya Khairani, dkk
|
|
- Surya Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN HASIL EKSPOSE PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KOMODITI UNGGULAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLIGI PERTANIAN SULTENG Oleh : Ir. Caya Khairani, dkk
2 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH
3 LATAR BELAKANG Sektor pertanian merupakan pilar utama pendukung Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Donggala berdasarkan perhitungan PDRB kabupaten Donggala tahun 2001, peranan sektor pertanian mencapai angka sebesar 52,07%, angka tersebut menunjukkan peningkatan dibanding keadaan tahun sebelumnya hanya mencapai 51,37%. Hal ini menunjukkan peningkatan peranan sektor pertanian cukup signifikan. Kontribusi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura sendiri terhadap PDRB Donggala yaitu 20% (BPS Kabupaten Donggala, 2001). Selain padi, tanaman kakao juga merupakan komoditi unggulan Sulteng. Munier (2004) melaporkan bahwa Kabupaten Donggala memiliki luas pertanaman kakao ha atau 54% dari luas tanaman kakao di Sulteng dan hasil penelitian Limbongan dkk (2000) dalam Langsa (2003) menunjukkan bahwa pemakaian klon unggul kakao pada teknik sambung samping dapat meningkatkan produksi dari 0,8 ton menjadi 1,9 ton/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Puslitkoka Jember menunjukkan bahwa pengendalian PBK melalui sarungisasi dapat menekan serangan sampai % sedangkan pengendalian dengan semut dapat menekan 70 75% yang menjadikan tanaman kakao sangat berarti bagi perekonomian Sulawesi Tengah. Sedangkan dibidang peternakan, sapi merupakan komoditi yang juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani apalagi jika dipelihara secara terkontrol dengan menggunakan teknologi pemeliharaan ternak sesuai anjuran. Berdasarkan laporan Bulo, dkk (2003) menunjukkan bahwa pemeliharaan sapi dengan penggunaan jerami sebagai pakan ternak dapat meningkatkan berat badan ternak sapi sebesar 0,70 kg/ekor/hari. Dengan adanya peningkatan produksi dan produktivitas beberapa komoditi tersebut tentunya tidak lepas dari hasil-hasil penelitian dan pengkajian beberapa komoditi unggulan yang telah dilaksanakan di BPTP Sulteng yang dapat memberikan tambahan pendapatan kepada petani. Sejalan dengan hal-hal tersebut diatas maka salah satu upaya untuk menetapkan suatu areal pertanaman yang sesuai untuk komoditas berdasarkan kemampuan/kesesuaian lahan yang dapat meningkatkan efisiensi dalam pengembangan usahatani yaitu AEZ. BPTP Sulteng telah melakukan pemetaan dan 1
4 arahan komoditi pertanian skala 1: berupa peta biofisik meliputi Kabupaten Donggala, Parigi Moutong, Buol dan Toli Toli, Poso dan Morowali, Banggai dan Banggai Kepulauan yang dilengkapi legenda dan penjelasan. Selain itu pula telah dilakukan secara detail AEZ skala 1 : yang diarahkan untuk pengwilayahan komoditas berdasarkan kemampuan dan kesesuaian lahan pada tingkat usahatani (Farming System Zone) di walayah Lore Utara, Sigi Biromaru, Lalundu dan dikawasan Agropolitan. Dengan adanya AEZ/FSZ maka dapat diketahui potensi, informasi tentang permasalahan dan kebutuhan teknologi serta komoditi unggulan disuatu wilayah. Peragaan teknologi merupakan kegiatan untuk mendemonstrasikan keunggulan teknologi yang didiseminasikan dibandingkan dengan teknologi yang ada. Teknologi dibandingkan dengan bantuan gambar, grafik, data angka ataupun keragaan teknologi di lapangan. Tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan dengan jelas perbedaan hasil antara teknolgi yang dianjurkan dengan biasa diterapkan. Salah satu peragaan teknologi yang dapat dilaksanakan untuk menunjang kegiatan diseminasi adalah melalui expose/pameran (Badan Litbang Pertanian, 2001). Selanjutnya dikatakan bahwa kegiatan ekspose dimaksudkan untuk memberi informasi tentang hasil-hasil litkaji terutama teknologi dan informasi unggulan serta kegiatan lain sesuai dengan tugas dan fungsi unit kerja kepada pengunjung antara lain pejabat, ilmuwan/pendidik, penyuluh, petani-nelayan, pengusaha, masyarakat umum dan lain-lain. Penyaluran hasil penelitian melalui kegiatan penyuluhan bukan hal baru, tetapi makin maju petani-nelayan, maka makin tinggi pula permintaan teknologi untuk meningkatkan produksi usahataninya. Oleh karena itu diperlukan usaha penyampaian teknologi secara informatif, aplikatif dan efektif dari hasil kegiatan penelitian kepada petani-nelayan untuk diterapkan pada usahataninya (Anonim, 1999). Selanjutnya dijelaskan bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh penyuluh dalam kegiatan transfer teknologi kepada petani, namun dirasakan masih lamban. Salah satu kendala adalah terbatasnya teknologi yang spesifik lokasi serta kurangnya media informasi yang mudah dipahami oleh petani-nelayan. Kegiatan ekspose merupakan peragaan teknologi kepada pengguna tentang keunggulan-keunggulannya sehingga pengguna berkeinginan untuk melaksanakan teknologi tersebut. Banyak teknologi hasil penelitian yang belum diterapkan 2
5 sepenuhnya oleh petani seperti pemeliharaan sapi, kambing dan domba ekor gemuk, teknologi usahatani kakao, jagung, pengendalian penyakit buah - buahan dan usahatani sayur-sayuran, teknologi hasil pengolahan pangan maupun teknologi komoditi unggulan lainnya Keberhasilan kegiatan penelitian dan pengkajian pertanian ditentukan oleh tingkat pemanfaatan hasilnya oleh penyusun sasaran, Penerapan teknologi hasil litkaji diharapkan dapat mendorong pembangunan pertanian di daerah sehingga sektor pertanian mampu berfungsi sebagai mesin penggerak perekonomian nasional. Diseminasi hasil litkaji kepada petani-nelayan, pihak swasta dan pengguna lain perlu dilakukan melalui media yang tepat dan terus menerus. Kegiatan diseminasi bukan sekedar penyebarluasan informasi dan teknologi pertanian tetapi lebih dari itu, petaninelayan diharapkan dapat menerapkan hasil litkaji tersebut dalam usaha pertanian sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan (Badan Litbang Pertanian, 2001). TUJUAN DAN KELUARAN Tujuan Melaksanakan ekspose teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian komoditi unggulan. Keluaran Terlaksananya ekspose teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian komoditi unggulan ditingkat nasional maupun regional. METODOLOGI 1. Kerangka Pemikiran Telah cukup banyak hasil penelitian dan pengkajian komoditi unggulan yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah seperti teknologi hasil penelitian pengkajian PTT padi sawah, teknologi hasil penelitian dan pengkajian sapi, kambing, domba ekor gemuk, teknologi hasil penelitian dan pengkajian kakao, bawang merah serta komoditi lain khususnya di lahan kering yang perlu diinformasikan pada pengguna/masyarakat luas baik secara nasional, 3
6 regional maupun lokal. Kegiatan Ekspose Teknologi merupakan salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan keunggulan suatu teknologi kepada pengguna/masyarakat luas. Khairani, dkk (2004) melaporkan bahwa berdasarkan hasil kegiatan ekspose yang telah dilaksanakan tahun 2004 menunjukkan bahwa kegiatan tersebut telah dikunjungi oleh orang per ekspose sebanyak dua kali dengan prosentase pengunjung petani 38%, penyuluh 21%, pengusaha 7%, pengambil kebijakan 14% dan masyarakat luas 9%. Dari keanekaragaman pengunjung, petani memiliki prosentase yang tertinggi yaitu 38%. Hal ini menunjukkan bahwa, kegiatan ekspose merupakan metode yang efektif untuk menyampaikan teknologi kepada pengguna dalam waktu yang relatif pendek, khususnya kepada petani dan banyaknya permintaan pengunjung terhadap hasil-hasil teknologi dan terlihat bahwa minat masyarakat cukup besar terhadap informasi teknologi hasil penelitian dan pengkajian. 2. Cakupan Kegiatan Kegiatan Ekspose Komoditi unggulan adalah peragaan keunggulan teknologi hasil penelitian dan pengkajian yang telah dilaksanakan oleh BPTP Sulteng dalam bentuk peta, gambar, data, foto dan sampel/hasil yang diikuti dengan penjelasan secara lisan maupun tertulis kepada pengunjung/peserta event nasional, regional dan lokal sebanyak tiga kali. 3. Lokasi dan Materi Kegiatan Pelaksanaan dilakukan di Bogor, Palu, Balaesang Kabupaten Donggala. Dilakukan pengumpulan bahan serta pengambilan foto pada sentra produksi/lokasi penelitian dan pengkajian di Kabupaten Donggala sesuai materi ekspose. Materi Ekspose komoditi unggulan teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian meluputi : - Potensi dan sumberdaya alam - Teknologi hasil pengolahan pangan - Teknologi hasil penelitian dan pengkajian sapi - Teknologi hasil penelitian dan pengkajian kakao - dan hasil penelitian lain sebagai komoditi unggulan daerah 4
7 Prosedur Kegiatan - Penentuan topik pameran oleh penyuluh dan peneliti BPTP - Penentuan personil pelaksana sesuai dengan materi dan bahan tugas yang akan dikerjakan. - Pengumpulan materi pameran dilakukan oleh personil yang telah ditunjuk yaitu peneliti dan penyuluh serta petugas lainnya. - Penyiapan tempat dan pengaturan materi pameran oleh personil dan pelaksana yang ditunjuk. - Pelaksanaan Pameran - Evaluasi dan Pelaporan HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Persentase hasil pengunjung pada kegiatan expose komoditi unggulan teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian di Bogor No. Kriteria Pengunjung Persentase Pengunjung (%) Rata-rata Respon Pengunjung 1. Peneliti / Ilmuwan / Penyuluh 24,6 Bagus, Baik, sangat 2. Petani 3,4 mengesankan, menarik, 3. Pelajar/Mahasiswa 21,2 sukses, Bangga dengan Dosen/Pengajar Pengusaha/Swasta Pengambil Kebijakan/ Instansi terkait Masyarakat Umum Media Massa 22,0 6,8 9,3 11,9 0,8 identitas Sulteng, sangat bagus, sangat baik, sangat menarik Total persentase 100-5
8 Tabel 2. Persentase hasil pengunjung pada kegiatan expose komoditi unggulan teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian di BKP Palu No Kriteria Pengunjung Persentase Pengunjung (%) Rata-rata Respon Pengunjung 1. Pengambil kebijakan/ 5,2 Bagus, Baik, sangat Instansi terkait mengesankan, menarik, sukses, 2. LSM 2,2 Bangga dengan identitas Pengusaha/ Swasta Petani 10,1 6,7 Sulteng, sangat bagus, sangat baik, sangat menarik Masyarakat Umum Pelajar/Mahasiswa Dosen/Pengajar Penyuluh 28,9 18,8 10,6 6,9 Total prosentase Tabel 3. Persentase hasil pengunjung pada kegiatan expose komoditi unggulan teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian di Desa Meli Kec. Labean, Kab. Donggala No. Kriteria Pengunjung Persentase Pengunjung (%) Rata-rata Respon Pengunjung 1. Pengambil kebijakan/ 14,8 Bagus, Baik, sangat Instansi terkait mengesankan, menarik, sukses, 2. Pengusaha/ Swasta 2,7 Bangga dengan identitas Petani Masyarakat Umum 63,8 16,9 Sulteng, sangat bagus, sangat baik, sangat menarik Media Massa PPL 0,5 1,4 Total persentase Kegiatan expose komoditi unggulan teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian telah dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu di Bogor, Palu dan di Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala, walaupun penyampaian teknologi kepada pengguna dilakukan dalam waktu yang relatif singkat namun minat masyarakat cukup besar terhadap informasi teknologi hasil penelitian dan pengkajian. Ini sesuai yang dinyatakan oleh Badan Litbang Pertanian, 2001 bahwa kegiatan expose dimaksudkan 6
9 untuk memberikan informasi tentang hasil-hasil penelitian dan pengkajian terutama teknologi dan informasi unggulan serta kegiatan lainnya kepada pengunjung expose antara lain pejabat, ilmuwan dan pendidik, penyuluh, petani-nelayan, pengusaha, masyarakat luas dan lain-lain, selain itu pula dengan adanya expose adalah untuk menunjukkan dengan jelas perbedaan hasil antara teknologi yang dianjurkan dengan yang biasa diterapkan melalui gambar, peta, grafik, data/angka ataupun keragaan teknologi dilapangan. Berdasarkan sample hasil persentase pengunjung pada kegiatan expose komoditi unggulan teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan di Bogor, menunjukkan bahwa terdapat keanekaragaman kriteria pengunjung dengan persentase masing-masing peneliti/ilmuwan/penyuluh sebesar 24,6%, petani 3,4%, pelajar/mahasiswa 21,2% dosen/pengajar 22,0%, pengusaha/swasta 6,8%, pengambil kebijakan/instansi terkait 11,9%, media massa 0,8%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa peneliti/ilmuwan/penyuluh merupakan kriteria pengunjung yang memiliki prosentase tertinggi dibandingkan dengan pengunjung yang lainnya (Tabel 1), pelaksanaan expose di Bogor dilaksanakan selama dua hari dengan jumlah pengunjung kurang lebih 915 orang, sedangkan hasil expose yang dilakukan di kota Palu menunjukkan bahwa pengambil kebijakan/instansi terkait memiliki persentase sebesar 5,2%, LSM 2,2%, pengusaha/swasta 10,1%, petani 6,7%, masyarakat umum 28,9%, pelajar/mahasiswa 18,8%, dosen/pengajar 10,6% dan penyuluh 6,9%, berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat umum merupakan kriteria pengunjung yang tertinggi dibanding dengan pengunjung yang lainnya (Tabel 2), pelaksanaan expose di Palu dilaksanakan selama dua hari dengan jumlah pengunjung kurang lebih 464 orang. Pada pelaksanaan expose yang dilaksanakan di Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala menunjukkan bahwa pengambil kebijakan/instansi terkait memiliki persentase sebesar 14,8%, pengusaha/swasta 2,7%, petani dan kelompok petani-nelayan andalan 63,8%, masyarakat umum 16,9%, penyuluh 1,4%, Media Massa sebesar 0,5% (Tabel 3), kegiatan expose di Kecamatan Balaesang tersebut dilaksanakan satu hari dengan jumlah pengunjung kurang lebih 664 orang. Berdasarkan data sample hasil expose yang dilaksanakan menunjukkan bahwa petani memiliki persentase pengunjung yang tertinggi dibandingkan dengan kriteria pengunjung yang lainnya. Ini diduga karena minat dan rasa keingintahuan adanya 7
10 informasi teknologi cukup tinggi. Jika dilihat dari hasil tanggapan pengunjung terhadap pelaksanaan kegiatan expose komoditi unggulan teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian menunjukkan bahwa rata-rata respon pengunjung yang diperoleh adalah dari baik hingga sangat baik (Tabel 1, 2, 3). Berdasarkan hasil data sample pengunjung menunjukkan bahwa masyarakat umum juga memiliki prosentase yang cukup tinggi, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ekspose merupakan metode yang efektif untuk penyampaian teknologi kepada pengguna dalam waktu yang relatif pendek, banyaknya permintaan pengunjung terhadap hasil-hasil teknologi dan terlihat bahwa minat masyarakat cukup besar terhadap informasi teknologi hasil penelitian dan pengkajian begitu pula dengan peneliti/ilmuwan/penyuluh, dosen/pengajar, pelajar/mahasiswa dan instansi terkait. Sesuai yang dinyatakan (Badan Litbang Pertanian, 2001) bahwa keberhasilan kegiatan penelitian dan pengkajian pertanian ditentukan oleh tingkat pemanfaatan hasilnya oleh penyusun sasaran, Penerapan teknologi hasil litkaji diharapkan dapat mendorong pembangunan pertanian di daerah sehingga sektor pertanian mampu berfungsi sebagai mesin penggerak perekonomian nasional. Diseminasi hasil litkaji kepada petaninelayan, pihak swasta dan pengguna lain perlu dilakukan melalui media yang tepat dan terus menerus. Kegiatan diseminasi bukan sekedar penyebarluasan informasi dan teknologi pertanian tetapi lebih dari itu, petani-nelayan diharapkan dapat menerapkan hasil litkaji tersebut dalam usaha pertanian sehingga dapat meningkatkan. KESIMPULAN - Kegiatan expose komoditi unggulan teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian telah dilaksanakan sebanyak tiga kali yatu di Bogor, Palu dan Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala - Berdasarkan sample hasil prosentase pengunjung pada kegiatan expose komoditi unggulan teknologi hasil-hasil penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan di Bogor, menunjukkan bahwa terdapat keanekaragaman kriteria pengunjung dengan persentase masing-masing peneliti/ilmuwan/penyuluh sebesar 24,6%, petani 3,4%, pelajar/mahasiswa 21,2% dosen/pengajar 22,0%, pengusaha/swasta 6,8%, pengambil kebijakan/instansi terkait 11,9%, media massa 0,8. Hasil expose di Palu menunjukkan bahwa pengambil kebijakan/instansi terkait sebesar 8
11 5,2%, LSM 2,2%, pengusaha/swasta 10,1%, petani 6,7%, masyarakat umum 28,9%, pelajar/mahasiswa 18,8%, dosen/pengajar 10,6% dan penyuluh 6,9%, di Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala menunjukkan bahwa pengambil kebijakan/instansi terkait sebesar 14,8%, pengusaha/swasta 2,7%, petani dan kelompok petani-nelayan andalan 63,8%, masyarakat umum 16,9%, penyuluh 1,4%, Media Massa sebesar 0,5%. Kegiatan expose di Kecamatan Balaesang dilaksanakan satu hari dengan jumlah pengunjung kurang lebih 664 orang DAFTAR PUSTAKA Anonim, Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Anonim., Satu Dasa Warsa BPTP Sulawesi Tengah. BPTP Sulteng. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian. Peragaan Teknologi dan Informasi Pertanian. Komunikasi Tatap Muka dan Pengembangan Informasi. Badan Litbang Pertanian Jakarta. BPS Kabupaten Donggala, Kabupaten Donggala Dalam Angka. BPS Kabupaten Donggala. Bulo. D., A.N. Kairupan., F.F. Munier., Saidah., Femmi.N.F., T. Rumayar., Y. Bunga., A., Lasenggo, S. Bahri., Laporan Hasil Pengkajian Integrasi Sapi Potong Pada lahan Sawah irigasi Di Sulawesi Tengah. BPTP Sulteng. Puslitbang Sosek Pertanian Badan Litbang Pertanian. Khairani., C., Laporan Hasil Diseminasi pada Kegiatan Ekspose Pengembangan Teknologi Pertanian Lahan Kering. BPTP Sulteng. Munier,F.F., 2004., Proposal Penelitian TA Pengembangan Sistem Usahatani Integrasi Kakao-Kabing-Hijauan pakan Ternak di kabupaten Donggala. Kerjasama BPTP Sulteng dengan LRPI, Puslitbangnak dan Puslitbangtanak. Badan penelitian dan Pengebangan Pertanian. Langsa.Y., Chatijah., A.Ardjanhar., Y. Bunga., Basrum., Pardi dan Anshar., Pengkajian Penggunaan Klon Untuk Pengembangan Tanaman Kakao Secara Vegetatif menunjang Program Rehabilitasi Kakao di Sulawesu Tengah. 9
12 Personalia Nama Bidang Keahlian Unit Kerja Caya Khairani THP BPTP Sulteng IGP. Sarasutha Sosek Pertanian BPTP Sulteng Muljadi Dg. Mario Kesuburan Tanah BPTP Sulteng Asni Ardjanhar Hama & Penyakit BPTP Sulteng Rahmat Anasiru Alsintan BPTP Sulteng Femmi Nor Fahmi Perikanan BPTP Sulteng Rudi Aksono Peternakan BPTP Sulteng Syamsyiah Gafur Hama & Penyakit BPTP Sulteng M. Amin Sosek perikanan BPTP Sulteng A. Dalapati THP BPTP Sulteng Yogy Purna, R THP BPTP Sulteng Jonny Firdaus Mekanisasi Pertanian BPTP Sulteng Sumarni THP BPTP Sulteng Tumirin Teknisi BPTP Sulteng Sugito Teknisi BPTP Sulteng Abd. Mukadas Teknisi BPTP Sulteng Cyprianus Sampe Teknisi BPTP Sulteng Jadwal kegiatan Kegiatan B u l a n Ke Persiapan x x x x - Penentuan topik x x - Penentuan personil x x - Pengumpulan materi x x x - Penyiapan peyiapan materi x x - Penyiapan tempat x x - Pelaksanaan pameran x x - Pelaporan x x x 10
13 PEMBIAYAAN TOTAL Rp ; 1. Belanja barang operasional lainnya Rp ; Biaya photocopy&penjilidan Rp ; Biaya ekspose&pameran Rp ; Biaya pengiriman Rp ; 2. Belanja bahan Rp Pembelian bahan ATK dll Rp ; Pembelian bahan ekspose Rp ; 3. Belanja perjalanan lainnya Rp ; Perjalanan konsultasi Rp ; Perjalanan Daerah Rp ; 11
14 Rencana Biaya Berdasarkan Kegiatan Kebutuhan Biaya Per Bulan (dalam ribuan rupiah) No. MAK Kegiatan Total 1 Persiapan 2 Penentuan Topik 3 Penentuan Personil 4 Pengumpulan Materi Belanja perjalanan lainnya (daerah) Penyiapan Tempat Belanja bahan (bhn ekspose) Belanja barang (ATK) Pelaksanaan Pameran Belanja perjalanan lainnya (pusat) Belanja perjalanan lainnya (daerah) Belanja bahan operasional (fotokopi+ jilid) Belanja bahan operasional (ekspose & pameran) Belanja bahan operasional (pengiriman) Laporan Belanja bahan operasional (fotokopi+ jilid) Total Per bulan
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN
LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang
PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang Ringkasan Pengembangan unit desa binaan di Desa Sumari diawali pada tahun 2001 dengan kegiatan demonstrasi cara dan hasil pemupukan pada sawah dengan varietas
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK
LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK Oleh Caya Khairani, dkk BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2005 LAPORAN PELAKSANAAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK Abstrak Teknologi
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk
LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG
LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2003 1 LAPORAN PELAKSANAAN DISEMINASI GELAR
Lebih terperinciTEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI
TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI Abstrak Kebijaksanaan pembangunan pertanian di Sulawesi Tengah diarahkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama Jabatan :
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI
LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI TAHUN ANGGARAN 2006 Oleh: Caya Khairani Asni Ardjanhar Syafruddin Yogi Purna Rahardjo Sumarni BPTP SULAWESI TENGAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR TAHUN 2008
No. Kode: LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI PERTANIAN DI DAERAH P4MI Oleh: Abdi Negara BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA
LAPORAN AKHIR PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciPENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH
KODE JUDUL: X.264 PENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH PENELITI/PEREKAYASA: Ir. Yakob Langsa Ir. Asni Ardjanhar,MP.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Saat ini pelaksanaan pembangunan pertanian di tingkat petani umumnya masih bersifat parsial (per sub sektor). Sebagai contoh, lahan sawah masih dipandang sebagai
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI XXXXXXXXXX Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta Telp. : (021) , , , Fax.
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI XXXXXXXXXX Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp. : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax. : (021) 3857046 Homepage : http://www.bps.go.id E-mail : bpshq@bps.go.id Seuntai
Lebih terperinciKARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI
X. 145 KARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI Anny Mulyani, D. Subardja, M. Anda, Yiyi Sulaeman, Rhizatus S
Lebih terperinciPROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciGELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG
LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG OLEH : CAYA KHAIRANI, DKK BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2005 1 LAPORAN PELAKSANAAN
Lebih terperinci<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak
Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46
Penentuan komoditas unggulan merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2014)
No. 19/03/72/Th.XVIII, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2014) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2014 sebesar 1.020.561 ton
Lebih terperinciPENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH
PENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH PENELITI/PEREKAYASA: Yakob Langsa Asni Ardjanhar, Benyamin Ruruk Rusdi Lape,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciPROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2015)
No. 17/03/72/Th.XIX, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2015) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 sebesar 1.015.368 ton
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI INTEGRASI SAPI POTONG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI SULAWESI TENGAH
FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI INTEGRASI SAPI POTONG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI SULAWESI TENGAH Lintje Hutahaean dan Heni Sulistyawati PR Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembangunan daerah di Indonesia pada dasarnya didasari oleh kebijaksanaan pembangunan nasional dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan daerah. Kebijaksanaan
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871
Lebih terperinciPERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014
No. 26/05/72/Th. XVII, 2 Mei 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014 A. PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) Pertumbuhan produksi Industri
Lebih terperinciVI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN
VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN Pada bab V telah dibahas potensi dan kesesuaian lahan untuk seluruh komoditas pertanian berdasarkan pewilayahan komoditas secara nasional (Puslitbangtanak,
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN JALAN KAMPUS PERTANIAN KALASEY, TELEPON. 0431-838637 FAX. 0431-838637 WEBSITE : www.sulut.litbang.pertanian.go.id, E-MAIL : bptp-sulut@litbang.pertanian.go.id;
Lebih terperinciMEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT
MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT Peranan dan kinerja agribisnis dalam pembangunan ekonomi Faktor produksi utama sektor pertanian di NTB adalah lahan pertanian. Berdasarkan hasil
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BADAN PUSAT STATISTIK No. 69/12/72/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 74,07 RIBU RUMAH TANGGA, NAIK 5,92 PERSEN DARI TAHUN
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014
No.46/08 /72/Th.XVIII, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 58.116 KUINTAL, CABAI RAWIT SEBESAR 125.200 KUINTAL,DAN BAWANG MERAH SEBESAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan
Lebih terperinciPengembangan Perkebunan Kakao Menggunakan Model Sistem Dinamik Produksi Kakao di Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah
Pengembangan Perkebunan Kakao Menggunakan Model Sistem Dinamik Produksi Kakao di Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah Syafruddin dan Andi Irmadamayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi
Lebih terperinciKajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB
Kode Penelitian : SIDa Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB Nama Penelitian : 1. Baiq Tri Ratna Erawati, SP, MSc
Lebih terperinciHeni Sulistyawati PR dan Lintje Hutahaean Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK
DAMPAK TEKNOLOGI SISTEM USAHATANI INTEGRASI KAKAO DAN KAMBING TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH Heni Sulistyawati PR dan Lintje Hutahaean Balai Pengkajian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAKAO. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAKAO Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciKEGIATAN PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN MELALUI INISIATIF LOKAL POOR FARMERS INCOME IMPROVEMENT THROUGH INNOVATION. Tahun Anggaran 2007
KEGIATAN PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN MELALUI INISIATIF LOKAL POOR FARMERS INCOME IMPROVEMENT THROUGH INNOVATION Tahun Anggaran 2007 STRATEGI PENYULUHAN DAN PERANANNYA TERHADAP KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2013)
No. 17/03/72/Th.XVII, 3 Maret 2014 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2013) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2013 sebesar 1.031.324 ton
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciPosisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014
Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Agenda revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan pertanian yang dicanangkan pada tahun 2005 merupakan salah satu langkah mewujudkan tujuan pembangunan yaitu
Lebih terperinciFAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH
FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH Lintje Hutahaean, Saidah, dan Ferry. F. Munier Balai Pengkajian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan memperluas keanekaragaman hasil pertanian. Hal ini berguna untuk memenuhi
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PELAKSANAAN TEMU LAPANG DAN TEMU USAHA MENDUKUNG KEGIATAN P4MI
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN TEMU LAPANG DAN TEMU USAHA MENDUKUNG KEGIATAN P4MI OLEH : H. NOOR INGGAH H. DWI PRAPTOMO S. AWALUDIN HIPI ULYATU FITROTIN IDA ROYANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris didukung oleh sumber daya alamnya yang melimpah memiliki kemampuan untuk mengembangkan sektor pertanian. Indonesia memiliki
Lebih terperinciHasil Litkaji Jumat, 20 April :00
Kegiatan penelitian dan pengkajian untuk pengembangan pertanian lahan marjinal TA 2003 telah dilaksanakan di 4 BPTP terkait (Sulteng, Jateng, NTB, dan NTT) serta Balit Nasional lingkup Badan Litbang Pertanian.
Lebih terperinciOleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018
Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018 1 Pendahuluan Tujuan, Output, Prakiraan Manfaat & Dampak Metodologi
Lebih terperinciVISITOR FARM DAN UKT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
VISITOR FARM DAN UKT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2005 VISITOR FARM DAN UKT
Lebih terperinciPROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciINOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU
INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU 2011-2014 LATAR BELAKANG Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merupakan unit
Lebih terperinci[ nama lembaga ] 2012
logo lembaga 1.04.02 KAJIAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI MENDUKUNG SISTEM DAN MODEL PENGEMBANGAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES DI WILAYAH GERNAS KAKAO Prof. Dr. Ir. Azmi Dhalimi, SU Balai Besar Pengkajian
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh bagi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan
Lebih terperinciKEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR. Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1)
KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1) Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK Peluang
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan
KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinciJ. PRIMA TANI LKDRIB KABUPATEN SIJUNJUNG
J. PRIMA TANI LKDRIB KABUPATEN SIJUNJUNG Pada tahun 2007 salah satu lokasi Prima Tani Lahan Kering Dataran Rendah Beriklim Basah Sumatera Barat dilaksanakan di Kabupaten Sijunjung. Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar
PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan strategis karena merupakan sebagai tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia, dimana hampir setengah dari
Lebih terperinciIKU TAHUN 2017 SEKRETARIAT DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG. Indikator Kinerja Formulasi Penghitungan/Penjelasan Sumber Data
SEKRETARIAT Formulasi Penghitungan/Penjelasan Sumber Data 1 Meningkatnya penunjang kelancaran Persentase penunjang kelancaran administrasi perkantoran administrasi perkantoran Jumlah pegawai yang mendapatkan
Lebih terperinciRALAT ADDENDUM. No. 568/PAN/APBD/VII/2012 Tanggal 26 Juli Huruf F : Angka 1 Daftar Personil Inti yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:
PEMERINTAH DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH DINAS PERKEBUNAN JLN. R.A. KARTINI No. 25, TELP. ( 0451) 421862-454562, FAX (0451) 421862 PALU Kode Pos 94112 RALAT ADDENDUM No. 568/PAN/APBD/VII/2012 Tanggal
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH
PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH Muh. Rusdi, Herman S. dan Ruslan Boy Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK
Lebih terperinci13 diantaranya merupakan kelompok tani padi sawah, sisanya yakni 4 kelompok tani kakao, 5 kelompok tani
Kegiatan Prima Tani Kabupaten Donggala dilaksanakan di Desa Tonggolobibi, Kecamatan Sojol. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan memperhatikan saran dan masukan pemerintah Kabupaten Donggala
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki peran penting yaitu sebagai makanan manusia dan ternak. Indonesia merupakan salah satu penghasil
Lebih terperinciBoks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah
Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk Sulawesi Tengah dengan padi, kakao, kelapa, cengkeh dan ikan laut sebagai komoditi
Lebih terperinciLingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :
PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2010 DAN ANGKA RAMALAN I 2011)
PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA No. 05/03/72/Th. XIII, 1 Maret 2011 (ANGKA SEMENTARA 2010 DAN ANGKA RAMALAN I 2011) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2010
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa
Lebih terperinciKAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah
KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah Pendahuluan Indonesia memiliki potensi sumber daya lahan hayati yang sangat kaya dengan berbagai jenis tanaman pangan,
Lebih terperinciPENATAAN SISTEM PERTANIAN DAN PENETAPAN KOMODITAS UNGGULAN BERDASARKAN ZONA AGROEKOLOGI DI SULAWESI TENGAH
PENATAAN SISTEM PERTANIAN DAN PENETAPAN KOMODITAS UNGGULAN BERDASARKAN ZONA AGROEKOLOGI DI SULAWESI TENGAH Syafruddin, Agustinus N. Kairupan, A. Negara, dan J. Limbongan Sulawesi Tengah, Jalan Lasoso No.
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA
RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN (ROPP) ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA 2015-2019 DEDI SUGANDI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014 RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)
No. 40/07/72/Th.XVIII, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2014 sebesar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. komoditas utama penghasil serat alam untuk bahan baku industri Tekstil dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kapas merupakan salah satu bahan baku industri yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional karena kapas merupakan komoditas utama penghasil serat alam untuk
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENINGKATAN KAPASITAS SDM DALAM KOMUNIKASI DAN DISEMINASI HASIL LITKAJI (PENAS, PAMERAN, VISITOR PLOT, PEKAN AGROINOVASI, PENYUSUNAN DATABASE BAHAN
Lebih terperinciPRODUKSI PANGAN INDONESIA
65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian
Lebih terperinciAGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG
PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciPERUBAHAN NILAI PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI KAWASAN PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH KABUPATEN GIANYAR
PERUBAHAN NILAI PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI KAWASAN PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH KABUPATEN GIANYAR Jemmy Rinaldi dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Lebih terperinciKAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO
X.290 KAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO Zulkifli Mantau, SPi, MSi BPTP Gorontalo 2012 LATAR BELAKANG Sektor pertanian hingga beberapa dekade mendatang masih tetap
Lebih terperinciRUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015
RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS BAWANG MERAH. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS BAWANG MERAH Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan
Lebih terperinci