Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan
|
|
- Suhendra Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI EKSPRIMENTAL/STUDI INTERVENSI Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan sengaja diberikan tindakan/intervensi tertentu dengan kelompok lain yang sama tetapi tidak dilakukan intervensi apapun. Studi ini termasuk penelitian Epidemiologi Analitik. Nama lain studi eksperimental adalah studi Intervensi yang hampir mirip dengan studi kohort. Perbedaan studi kohort dengan studi intervensi terletak pada perlakuan intervensi status exposure pada subjek-subjek yang diteliti. Penelitian eksperimental dalam Epidemiologi pada umumnya hanya menerapkan Jenis Intervensi yang bersifat Preventif (Profilaktif), Promotif, dan Terapeutik. Tahap-tahap pada studi intervensi secara umum terdiri dari : 1. Memilih sampel dari populasi; 2. Mengintervensi subjek-subjek yang diteliti; 3. Mengelompokkan subyek-subyek menjadi kelompok yang mendapat exposure (E+) dan kelompok yang tidak mendapat exposure (E-); 4. Melakukan follow -up pada kedua kelompok; 5. Mengukur Outcome atau Disease (D+ atau D-) pada kedua kelompok; dan akhirnya 6. Membandingkan outcome pada kedua kelompok Langkah-langkah tersebut disajikan pada gambar berikut: Gambar 1. Desain Studi Intervensi pg. 1
2 Contoh studi intervensi: peneliti ingin mengetahui pengaruh penggunaan vitamin C terhadap penyembuhan penyakit gusi berdarah. Pada penelitian ini para penderita penyakit gusi berdarah dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama diberikan Vitamin C dan kelompok kedua tidak diberikan Vitamin C. Kemudian dilakukan follow up dan dilihat hasilnya. Berdasarkan bagaimana peneliti mengalokasikan exposure kepada subjek-subjek yang diteliti, maka studi intervensi dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. True experiment study bila ada proses randomisasi 2. Quasi experiment study tanpa ada proses randomisasi Lalu apa itu randomisasi? RANDOMISASI Randomisasi adalah proses yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek-subjek yang diteliti sedemikian rupa sehingga setiap subyek mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat exposure atau tidak mendapat exposure. Dalam hal ini terdapat dua tahap randomisasi yaitu randomisasi seleksi dan randomisasi alokasi (lihat gambar 2 di bawah) Gambar 2. Proses Randmomisasi pg. 2
3 Randomisasi Selection yaitu meyeleksi subjek-subjek yang akan diteliti sedemikian rupa sehingga setiap subjek di populasi studi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel (lihat gambar 3). Gambar 3. Proses Randomisasi Seleksi Randomisasi Allocation/Randomisasi yakni memilih secara random anggota sampel untuk mendapat exposure, sehingga setiap anggota sampel mempunyai kesempatan yang sama untuk menerima E+ atau E-. Pada proses ini, variabel-variabel confounder (covariate) terdistribusi hampir secara equal pada kelompok yang E+ dan E- (lihat gambar 4). Gambar 4. Proses Randomisasi Seleksi pg. 3
4 Pada proses randomisasi, setiap individu di sampel membawa karakteristik masingmasing, misalnya umur, sex, aktifitas olah raga, merokok dll. Jika proses Random Allocation berjalan baik, maka akan diperoleh distribusi variable konfounder yang equal pada kedua kelompok. Contoh: Distibusi Frekuensi Variabel Konfounding. E+ ( 100 orang ) E- (100 orang) Umur Tua 40% Tua 41% Sex Laki-laki 24% Laki-laki 26% Aktifitas Baik 15% Baik 14% Merokok Merokok 20% Merokok 18% Selain variabel konfounder yang dapat terukur, variabel-variabel konfounder yang tidak terukur juga akan terdistribusi secara equal juga. Jika distribusi frekwensi variabel konfounder equal pada kedua kelompok maka: tidak perlu lagi dilakukan kontrol terhadap variable konfounder pada fase analisis validitas interna meningkat analisis cukup sampai uji bivariate saja Contoh beberapa metode Random Allocation disajikan pada gambar 5 berikut. pg. 4
5 Gambar 5. Beberapa Model Random Alokasi. Complete random allocation (kiri) dan Stratified random allocation (kanan) Disamping itu, studi eksperimen dapat juga dikelompokkan berdasarkan kelompok pembanding yaitu: 1. Within-Group Design (Pre-experimental Design) 2. Between-Group Design a. True Experimental Design b. Quasi Experimental Design WHITHIN-GROUP DESIGN (PRE-EXPERIMENTAL DESIGN) Nama lain dari studi ini adalah Single-Group Design atau Pre-test and Post-test Design. Studi ini tidak membutuhkan randomisasi. Tahap-tahap pada studi ini antara lain (lihat gambar : 1. Melakukan pengukuran terhadap variabel outcome terhadap individu-individu yang diteliti, sebelum dilakukan intervensi; 2. Memberikan exposure pada seluruh individu yang sama; pg. 5
6 3. Melakukan follow up terhadap seluruh individu; 4. Melakukan pengukuran variabel outcome ; dan 5. Membandingkan variabel outcome pada saat pre-test dan variabel outcome pada post-test. Gambar 6. Proses Pre-experimental design BETWEEN GROUP DESIGN Merupakan studi experimen dimana peneliti membandingkan outcome dari dua atau lebih kelompok yang mendapat intervensi yang berbeda. Terdapat dua macam beetween group design: 1. Ttrue Experiment Design (ada proses randomisasi) 2. Quasi Experiment Design (tidak ada proses randomisasi) True Experiment Design (randomized between-group design) Nama lain studi ini adalah RCT (Randomized Clinical Trial), untuk penelitian yang bersifat klinis. Pada studi ini dilakukan penelitian hubungan antara variabel exposure dengan variabel outcome. Label E atau exposure dapat berupa : obat, program-program kesehatan, pg. 6
7 pelatihan, tindakan medis dan lain-lain. Label D atau outcome dapat berupa: status klinis, status psikologis, status kesehatan, status laboratoris, status pengetahuan, dll. Berikut adalah skema dari True Experiment Design. Gambar 7. Skema True Experimental Design Tahap-tahap studi antara lain: 1. Memilih sampel dari populasi, meliputi: a. Menentukan siapa yang menjadi subjek untuk penelitian dan bagaimana merekrutnya. Sampel disesuaikan dengan pertanyaan penelitian (kriteria interna dan kriteria externa). b. Menentukan populasi studi c. Menghitung sampel yang adekuat d. Menarik sampel dari populasi secara random Dalam Penelitian Epidemiologi Eksperimental, Kelompok kelompok (Populasi) yang akan diteliti dibedakan menjadi beberapa tingkat, yaitu : 1. Populasi Referen, yaitu populasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Populasi Studi, yaitu populasi yang akan menjadi sasaran pada penelitian yang akan dilakukan. Hal ini untuk menghindari adanya kesulitan secara teknis, misalnya: tidak semua penderita penyakit TBC Paru dapat diteliti. pg. 7
8 3. Populasi Trial, yaitu bagian dari Populasi Studi yang benar-benar bersedia diikutsertakan sebagai responden dalam penelitian 4. Kelompok Study dan Kelompok Kontrol. Dari mereka yang masuk dalam Populasi Trial kemudian dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, yaitu kelompok studi dan kelompok kontrol. Gambar 8. Pembagian Populasi dalam Penelitian Eksperimen Subyek dalam studi ini dapat manusia atau hewan seperti tikus, mencit, atau kera. Penggunaan hewan sebagai subyek penelitian biasanya bertujuan menentukan keamanan dan keefektivan suatu zat terapetik baru atau prosedur medis yang meminimalkan risiko pada manusia. Baik penggunaan subyek manusia atau hewan pada penelitian experimen, diupayakan agar variabilitas factor dapat dikurangi dibanding factor risiko. 2. Mengukur variabel-variabel dasar (yang diduga sebagai confounder), meliputi: a. Mengukur variabel karakteristik dasar dari seluruh individu pada sampel pg. 8
9 b. Mempertimbangkan mengukur variabel outcome yang tujuannya adalah untuk memastikan bahwa outcome belum muncul pada saat studi dimulai, dan untuk dibandingkan dengan variabel outcome setelah studi berakhir c. Mempertimbangkan mengukur variabel-variabel yang berpotensi untuk menjadi konfounder Pengukuran variabel dasar dapat dipakai untuk mengecek apakah randomisasi berjalan secara baik, dengan cara: Membandingkan distribusi frekwensi variabel-variabel dasar pada masing-masing kelompok Melihat apakah distribusi frekwensi variabel-variabel dasar terdistribusi secara equal Kadang-kadang terdapat penelitian yang tidak melakukan pengukuran variabel dasar dengan anggapan randomisasi yang dikerjakan dipastikan adanya ekualisasi. Kelemahannya adalah peneliti tidak dapat mengecek jika randomisasi tidak menghasilkan ekualisasi pada masing-masing kelompok. Untuk mengontrol variable penelitian, tiga prinsip penting harus disertakan dalam penelitian experimental: Control groups, artinya intervensi atau perlakuan experimental (seperti obat, vaksin, lingkungan bebas rokok atau diet khusus) ditahan dari sebagian subyek peneltian. Subyek ini selama control group, menerima dosis kosong atau tanpa pemeriksaan, yang disebut Placebo. Randomization Blinding pg. 9
10 3. Melakukan proses randomisasi Pada proses ini, peneliti menjadikan individu-individu dalam sampel mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat exposure (E+) atau tidak mendapat exposure (E-). Variabel-variabel (karakteristik, konfounder atau variabel outcome terdistribusi hampir secara equal pada kelompok yang E + dan E -. Proses randomisasi digunakan sebagai dasar untuk merencanakan analisis yang akan dilakukan, jika variabel-variabel yang diukur setelah randomisasi : Tersdistribusi secara equal pada kelompok yang dibandingkan maka analisis bivariate sudah cukup Tidak terdistribusi secara equal pada kelompok yang dibandingkan maka analisis multivariate dibutuhkan untuk mengontrol variabel-variabel yang belum terdistribusi secara equal 4. Mengaplikasikan intervensi secara blind Bila memungkinkan, peneliti mendisain sedemikian rupa sehingga subjek-subjek yang diteliti atau siapapun yang kontak dengan mereka, tidak mengetahui apakah mereka termasuk kelompok E + atau E Dikatakan single blind jika hanya subjek yang diteliti yang tidak mengetahui Dikatakan double blind jika subjek yang diteliti dan peneliti yang tidak mengetahui Dikatakan triple blind jika subjek yang diteliti, peneliti, dan penganalisis data tidak mengetahui Blinding dapat mengeliminasi pengaruh variabel konfounder pada waktu randomisasi dilakukan. Setelah proses randomisasi selesai yaitu pada periode follow-up, proses randomisasi tidak dapat lagi mengeliminasi variabel konfounder. pg. 10
11 Pada periode follow-up dapat muncul kondisi yang dapat menimbulkan bias, misalnya : a. Subjek yang mengetahui dirinya mendapat E + akan merasa lebih baik, sebaliknya subjek yang mendapat E merasa dirinya menjadi lebih parah atau sebagainya; b. peneliti yang mengetahui mengenai status keterpaparan exposure pada subjek yang diteliti akan memberikan perhatian yang berlebih atau berkurang atau terpengaruh pada waktu mengukur variabel outcome ; c. Penganalisis yang mengetahui status keterpaparan exposure dan outcome pada subjek-subjek yang diteliti dapat mempengaruhi proses analisis yang dilakukannya Untuk menghindari bias tersebut diatas, jika memungkinkan dilakukan proses blinding. Akan tetapi, tidak semua penelitian eksperimen dapat dilakukan proses blinding. 5. Memfollow-up kelompok-kelompok yang diteliti 6. Mengukur variabel outcome pada kelompok yang diteliti secara blind Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat mengukur variable outcome: Variabel outcome dapat diukur dalam skala kontinyu ataupun kategorikal Jumlah dari variabel outcome dapat lebih dari satu Definisi operasional dari variabel outcome harus jelas Peneliti sebaiknya telah membuat definisi operasional untuk variabel outcome yang mungkin muncul akibat adanya side effect pada studi experimen yang dilakukan Sebaiknya blinding juga dilakukan pada waktu mengukur variabel outcome Kelengkapan data, minimal 90% baru dapat dikatan valid pg. 11
12 Quasi Experiment Design (Non-RAndomized Between-Group Design) Pada studi ini, experimen dilakukan tanpa melaksanakan proses randomisasi pada subjeksubjek yang diteliti. Biasannya variabel konfounder tidak terdistribusi secara equal pada kelompok-kelompok yang dibandingkan. Variabel konfounder belum dapat dikontrol pada fase disain, akan tetapi dikontrol pada fase analitik dengan analisis multivariate. Kerugiannya hanya variabel konfounder yang diketahui dan dapat terukur saja yang dapat dikontrol, sedangkan variabel konfounder yang belum diketahui dan tidak terukur tidak dapat dikontrol. Berikut adalah skema Quasi Experiment Design. Gambar 9. Skema Quasi Experiment Design Langkah-langkah pada studi ini antara lain: 1. Memilih sampel dari populasi 2. Mengukur variabel-variabel dasar (yang diduga sebagai confounder) 3. Mengaplikasikan intervensi secara blind 4. Mem-follow-up kelompok-kelompok yang diteliti 5. Mengukur variabel outcome pada kelompok yang diteliti secara blind Berdasarkan wilayah kerjanya, studi intervensi tervagi menjadi 3 yaitu: 1) Randomized Controlled Trial disebut juga Uji Klinis; 2) Field Trial disebut juga Eksperimen Lapangan; dan 3) Community Trial disebut juga Intervensi Komunitas pg. 12
13 Randomized Controlled Trials (RCT) Randomized Controlled Trial adalah penelitian epidemiologi yang didisain untuk mempelajari pengaruh intervensi, biasanya digunakan pada penelitian penyakit khusus (clinical trial). Subyek dari populasi studi secararandom diambil untuk dilakukan intervensi dan mengontrol grup, dan hasilnya dibandingkan terhadap outcomes. Untuk memastikan bahwa kelompok yang dibandingkan equivalent, pasien dialokasikan terhadap kelompok secara random yakni dengan kemungkinan. Bila pemilihan dan randomisasi berjalan dengan baik, kelompok control dan penelitian akan sebanding pada awal investigasi. Perbedaan antara kelompok yang telah berubah tidak dipengaruhi oleh bias peduli atau tidak peduli oleh peneliti. Field trials Field trials, berbeda dengan clinical trials, melibatkan orang sehat tetapi dianggap memiliki risiko penyakit. Data yang dikumpulkan dari field biasanya berasal di antara orangorang non-institutionalized dari populasi umum, seperti pada bagan di bawah ini. Gambar 10. Skema Field Trial pg. 13
14 Bila subyek penelitian bebas penyakit dan tujuan penelitian adalah untuk mencegah penyakit yang mungkin jarang terjadi, field trials biasanya kompleks dan mahal. Salah satu Field Trial terbesar adalah mnguji vaksin Salk untu mencegah poliomyelitis, yang melibatkan lebih dari 1 juta anak-anak. Field Trials dapat digunakan untuk mengevaluasi intervensi yang ditujukan untuk mengurangi exposure dimana pengukuran terhadap terjadinya efek bagi kesehatan tidak memadai. Sebagai contoh, perbedaan metode proteksi terhadap pajanan pestisida diuji dengan Field Trial, dan pengukuran level timbal dalam darah pada anak-anak menunjukkan bahwa penggunaan proteksi yang baik adalah mengeliminasi timbal pada cat rumah. Beberapa studi intervensi dapat dijalankan dalam skala kecil, dan dengan biaya yang murah, dimana tidak dilakukan follow up jangka panjang atau pengukuran outcomes. Community trials Pada jenis penelitian ini, kelompok perlakuan merupakan komunitas, bukan individu. Studi ini cocok untuk penyakit yang dipengaruhi oleh kondisi social, dan untuk mencegah perilaku kelompok target. Contoh yang tepat adalah penyakit Cardiovascular disease. Kelemahan studi ini adalah Pada kenyataanya hanya sedikit komunitas yang dapat diikutsertakan Random alokasi pada komunitas biasanya tidak praktis; metode lainnya dibutuhkan untuk memastikan bahwa perbedaan yang ditemukan pada akhir studi merupakan bagian dari intervensi bukan dari perbedaan permanen di antara komunitas. Lebih lanjut, sulit untuk memisahkan antara komunitas yang dilakukan intervensi terhadap perubahan social yang terjadi. Perubahan factor risiko yang menguntungkan pada komnitas, sulit terjadi pg. 14
15 Tidak selalu memungkinkan menarik kesimpulan akhir tentang upaya perbaikan yang efektif bagi seluruh komunitas. Gambar 11 berikut adalah contoh Community Trial pada program jangkauan tuberculosis di pedesaan Ethiopia. Pada studi ini 32 komunitas dengan total populasi penduduk secara random dilakukan intervensi dan control group. Studi memperlihatkan bahwa pengetahuan komunitas meningkat secepat penemuan kasus (beberapa kasus teridentifikasi dalam 3 bulan pertama) meskipun hasil pengobatan tetap 12 bulan. Gambar 11. Contoh Community Trials KELEBIHAN DAN KELEMAHAN DARI STUDI EXPERIMEN Kelebihannya adalah : Memungkinkan pengawasan yang optimal sehingga hasil dapat lebih dipercaya Dapat memberikan bukti kuat adanya hubungan sebab-akibat pg. 15
16 Dapat merupakan satu-satunya disain yang sesuai dipakai misalnya untuk mempelajari obat-obat baru Dapat menghasilkan penelitian yang murah dan cepat dibanding penelitian observasional. Misal studi tentang efek dari diet rendah lemak pada kadar kolesterol darah, dimana pada studi observasional dapat menjadi lebih lama dan mahal Apabila jumlah samplenya besar, dapat dihindari pengaruh - pengaruh luar yang tidak diinginkan. Kelemahan antara lain : Mahal dan memakan waktu Tidak semua pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan disain experimen karena masalah etika dan frekwensi outcome yang jarang Tidak dapat dilakukan langsung pada manusia Standar intervensi exposure mungkin dapat berbeda dengan kondisi sesungguhnya di populasi Cenderung membatasi skope penelitian Prinsip Double Blind sulit diterapkan untuk penelitian yang bukan obat. pg. 16
STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK
STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK Epidemiologi Studi yg mempelajari distribusi dan determinant status atau kejadian yg berhubungan dengan kesehatan pada
Lebih terperinciEksperimen. Prof. Bhisma Murti
Eksperimen Prof. Bhisma Murti Institute of Health Economic and Policy Studies (IHEPS). Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Eksperimen Efek intervensi diteliti
Lebih terperinciRancangan Penelitian Kuantitatif
Rancangan Penelitian Kuantitatif Disampaikan oleh: Yayi Suryo Prabandari FK UGM - 2008 1 Rancangan? Struktur konseptual Dasar atau cetak biru yang diperlukan untuk mengumpulkan, mengukur dan menganalisis
Lebih terperinciSejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran
Uji Klinik Sejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran Konsep dasar pemikiran Bahan yang dipakai Pemikiran/metode 2000 SM Magis, sakral Bahan alam Kepercayaan 0 Empiris primitif
Lebih terperinciStudi Epidemiologi Analitik. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika
Studi Epidemiologi Analitik DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK 1.1 PENGERTIAN STUDI EPIDEMIOLOGI
Lebih terperinciStudi epidemiologi deskriptif
Studi epidemiologi deskriptif Penelitian Crosectional Adalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit
Lebih terperinciCross sectional Case control Kohort
Definisi Cross sectional Case control Kohort Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit dan paparan secara bersamaan pada individu
Lebih terperinciJENIS RISET. Saptawati Bardosono
JENIS RISET Saptawati Bardosono PENDAHULUAN Penelitian adalah proses pendekatan dengan pembuktian ilmiah untuk mendapatkan tambahan dan memperdalam ilmu di bidang tertentu Proses pembuktian dapat terjadi
Lebih terperinci1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.
JENIS DESAIN PENELITIAN 1. Cross-Sectional Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
Lebih terperinciVariabel selain variabel dalam eksperimen (IV dan DV) yang bisa berpengaruh pada pemberian perlakuan pada subyek
basic of experiments Terminologi dalam rancangan eksperimen Treatment Group Control Group Variable Extraneous variables Factor Level Randomness, Random assignment Ex post facto Variance internal validity
Lebih terperinciBAB VIII RANCANGAN EKSPERIMENTAL
BAB VIII RANCANGAN EKSPERIMENTAL CIRI-CIRI PRINSIP DASAR KEGUNAAN REPLIKASI, RANDOMISASI, KONTROL VALIDITAS INTERNAL & EKSTERNAL MACAM RANC-EKSPERIMEN CIRI-CIRI PENELITIAN EKSPERIMENTAL PENELITI MEMBERIKAN
Lebih terperinciPENELITIAN EKSPERIMEN. Oleh : Drs. Toto Fathoni, M. Pd
PENELITIAN EKSPERIMEN Oleh : Drs. Toto Fathoni, M. Pd Penelitian Eksperimen Memanipulasi secara sistematik suatu kondisi dengan tujuan untuk melihat pengaruhnya terhadap tingkah laku Disain Eksperimen
Lebih terperinciDESAIN PENELITIAN. Eksperimental. Obsevasional
DESAIN PENELITIAN DESAIN PENELITIAN Eksperimental Obsevasional MACAM : 1. Pra eksperimental 2. eksperimental semu/ Quasi eksperimental 3 eksperimental sungguhan (True eksperimental) Deskriptif : Macam
Lebih terperinciBermaksud membuktikan suatu hipotesa
Perbedaan Penelitian Deskriptif dan Penelitian Analitik Penelitian Epidemiologi Diskriptif : Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who, where, when) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
Lebih terperinciMETODOLOGI RISET. Rahmatina B. Herman. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
METODOLOGI RISET Rahmatina B. Herman Kuliah II PENELITIAN KUANTITATIF Experimental Nama lain: - Rancangan percobaan - Rancangan sebab-akibat Tujuan: - Untuk mempelajari fenomena dalam kerangka korelasi
Lebih terperinci6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies
Disampaikan oleh: Retna Siwi Padmawati KMPK-2009 Tujuan Memberi pengantar tentang disain metode penelitian Memahami perbedaan penelitian deskriptif dan analytic Mengidentifikasi hirarki disain penelitian,
Lebih terperinciExperimental (Melihat faktor dan akibat, namun faktor dibuat oleh peneliti secara sengaja)
Experimental (Melihat faktor dan akibat, namun faktor dibuat oleh peneliti secara sengaja) a. Quasi Experimental (Eksperimental semu). Contoh dari 50 bayi, 25 dari RSHS, dan 25 sisanya dari Sardjito. b.
Lebih terperinciBIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI. Oleh: Hartini Sri Utami
BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI Oleh: Hartini Sri Utami Definisi Bias adalah kesalahan sistematis dalam memilih subjek penelitian atau mengumpulkan data yang menyebabkan taksiran yang salah (incorrect estimates)
Lebih terperinciDESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI
DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI Suatu penelitian ingin mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit Thypoidpada anak-anak. Beberapa faktor yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit
Lebih terperinciABSTRAK. PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA
ABSTRAK PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA Michelle Regina Sudjadi, 2012; Pembimbing I: Penny S.M.,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan izin dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah farmakoepidemiologi tentang Studi Cohort. Dalam makalah
Lebih terperinciEvaluasi Uji Klinik. Yusi Anggriani, S.Si, Apt, M.Kes
Evaluasi Uji Klinik Yusi Anggriani, S.Si, Apt, M.Kes Tujuan Instruksional Setelah kuliah dan diskusi, mahasiswa diharapkan: Mengetahui dan mampu menjelaskan tentang literatur primer. Mengetahui dan memaham
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment). Meneliti pengaruh program pelatihan pencegahan diare pada
Lebih terperinciKonfounding dan Interaksi. Departemen Biostatistika FKM UI, 2010
Konfounding dan Interaksi Departemen Biostatistika FKM UI, 2010 CONFOUNDING Dari bahasa latin cunfundere (to mix together) Pengertian: Suatu distorsi (gangguan) dalam menaksir pengaruh paparan terhadap
Lebih terperinciExperimental Design. Tjipto Juwono, Ph.D. March TJ (SU) Experimental Design March / 22
Experimental Design Tjipto Juwono, Ph.D. March 2017 TJ (SU) Experimental Design March 2017 1 / 22 Experimental Design Mengapa? Peneliti perlu mendesain risetnya supaya semua variabel (bebas, independen,
Lebih terperinciRancangan Penelitian Ekperimental. Hadi Sarosa
Rancangan Penelitian Ekperimental Hadi Sarosa Rancangan Penelitian Ekperimental Mempunyai Ciri Manipulasi suatu variabel Monitor perubahan pada variabel lain Pengendalian pengaruh variabel yang tidak dikehendaki
Lebih terperinciMetodologi Penelitian Soal Ujian Akhir Semester 2014/ 2015 (100 soal)
Metodologi Penelitian Soal Ujian Akhir Semester 2014/ 2015 (100 soal) Pilih satu jawaban yang paling benar untuk soal-soal nomer 1-44. 1. Desain eksperimen cara mengalokasikan subjek penelitian tidak dengan
Lebih terperinciSTUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF. Putri Handayani, SKM., M.KKK
STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF Putri Handayani, SKM., M.KKK Epidemiologi Definisi: Studi tentang sebaran (distribusi) dan faktor yang berpengaruh (determinan) dari frekuensi penyakit pada populasi (manusia).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipoprotein merupakan gabungan dari lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein yang berfungsi
Lebih terperinci12Ilmu. Penelitian Eksperiman. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom
Modul ke: Penelitian Eksperiman Pengertian dan Model Penelitian eksperimen, format dan teknik analisis data quasi eksperimen Fakultas 12Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Semarang. Waktu penelitian selama 15 bulan sejak usulan penelitian proposal,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah RSUD Kota Semarang,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian experimental dengan menggunakan rancangan pre-experimental (pre-post test with control group design) untuk
Lebih terperinciPengobatan herbal berbeda dengan pengobatan secara konvensional namun terdapat sisi penilaian efikasi yg sama dari uji secara klinis.
Pengobatan herbal berbeda dengan pengobatan secara konvensional namun terdapat sisi penilaian efikasi yg sama dari uji secara klinis. Sedangkan perbedaannya, penilaian efek konvensional meliputi penilaian
Lebih terperinciIntroduksi. Disain penelitian Epidemiologi
1 Introduksi Disain penelitian Epidemiologi 2 Untuk mempelajari distribusi dan frekwensi penyakit di populasi dipakai disain studi epidemiologi deskriptif Untuk mempelajari diterminan suatu penyakit di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah di Rumah Sakit
Lebih terperinciDiagnostic & Screening
Diagnostic & Screening Syahril Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara TUJUAN: Untuk mengetahui Sensitifitas, Spesifisitas, Nilai duga positip, Nilai duga negatip, Prevalensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment yaitu penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok subyek dengan atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang diambil merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post test control
Lebih terperinciPENELITIAN EKSPERIMEN
PENELITIAN EKSPERIMEN A. Pengertian Penelitian Eksperimen Penelitian eksperimen menurut Faisal (1982: 76) merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan : Jika sesuatu dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasy- Experiment) dengan metode pengumpulan data secara prospektif yang dilakukan dengan memberikan pretest
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. kontrol diri sendiri (pre and post test without control).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Rancangan
Lebih terperinciMengapa Kita Perlu Melakukan Sampling?
Pengertian Dasar yang Terkait Populasi: sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang ingin diteliti oleh peneliti. Elemen: anggota dari populasi Rerangka populasi: daftar yang memuat semua elemen
Lebih terperinciMetode kuantitatif: Randomisasi 12 O K TO BER 2016
Metode kuantitatif: Randomisasi PANJI FO RTUNA H ADI SO EMARTO M ETO DE, AP LI K ASI DAN M ANAJEM EN P ENELI TIAN K ESM AS S2 I K M FK UP 12 O K TO BER 2016 Random selection vs random allocation Dua jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus asma meningkat secara dramatis selama lebih dari lima belas tahun baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima besar penyebab kematian
Lebih terperinciPenelitian Eksperimental
Penelitian Eksperimental a. Pengertian Penelitian Eksperimental Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (menguji hipotesis) dan mengontrol variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terkait disiplin Ilmu Kesehatan Anak khusunya bagian Respirologi, Alergi & Imunologi, serta Ilmu Fisiologi. 3.2 Tempat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1. Lingkup Ilmu Penelitian ini melingkupi Ilmu Imunologi, Penyakit Infeksi, dan Farmakologi. 4.1.2. Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan pada
Lebih terperinciEBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine
EBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine Prof. Bhisma Murti Department of Public Health, Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret Pretest Probability dan Pengambilan Keputusan
Lebih terperinciHipotesis. 1. Jawaban sementara dari pertanyaan penelitian 2. Menunjukkan hubungan antara variabel yg terukur 3. Harus dibuktikan dng metode statistik
Tinjauan Pustaka 1. Bertujuan untuk mendukung permasalahan yg diungkapkan 2. Digunakan sbg acuan untuk menghasilkan teori 3. Digunakan untuk mendukung pembahasan 4. Digunakan untuk mendukung pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat
Lebih terperinciDesain Eksperimen. Lia Aulia Fachrial
Desain Eksperimen Lia Aulia Fachrial Rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (Christensen, 2001). Diperlukan sebelum melakukan atau membuat sesuatu agar hasilnya sesuai dengan
Lebih terperinciBAB 8: UJI KLINIS SEDIAAN OBAT
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 FARMASI BAB 8: UJI KLINIS SEDIAAN OBAT Nora Susanti, M.Sc, Apk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB VIII UJI
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan dan menganalisa data penelitiannya. Metode dalam sebuah
1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisa data penelitiannya. Metode dalam sebuah penelitian memegang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan
Lebih terperinciMODUL VII DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL
MODUL VII DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL MODUL VII DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL Desain penelitian eksperimental merupakan bagian penting dalam metode penelitian eksperimental karena menunjukkan bagaimana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pre-test and post-test with control group
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian quantitatif menggunakan quasi experimental dengan pendekatan pre-test and post-test with control group design. Pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi suplemen secara teratur 2. Sementara itu, lebih dari setengah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penggunaan suplemen semakin meningkat, dan sepertinya akan terus menerus bertambah 1. Di Inggris, tidak kurang dari 40 persen penduduk mengkonsumsi suplemen secara teratur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi ( quasi-experimental) merupakan desain eksperimen yang pengendaliannya terhadap variabel-variabel non-eksperimental tidak begitu
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah di Poliklinik Gigi
Lebih terperinciPENGARUH EDUKASI TB PARU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA TB PARU DI KECAMATAN SELOMERTO KABUPATEN WONOSOBO
KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH EDUKASI TB PARU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA TB PARU DI KECAMATAN SELOMERTO KABUPATEN WONOSOBO Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI RISET
BAB III METODOLOGI RISET 3.1 Studi Pendahuluan Penelitian ini akan diawali dengan melakukan studi awal melalui kajian teoritis terutama dengan membandingkan penelitian terkait sebelumnya guna mendapatkan
Lebih terperinciMETODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2
17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial
Lebih terperinciPENELITIAN HUBUNGAN KAUSAL. Oleh : SURADI. Staf Pengajar FE UNSA. Abstrak
PENELITIAN HUBUNGAN KAUSAL Oleh : SURADI Staf Pengajar FE UNSA Abstrak Penelitian yang menggunakan metode eksperimen maupun metode observasi meskipun terdapat perbedaan tetapi mempunyai tujuan akhir yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one group pre-test and post-test design untuk mengetahui efektivitas senam ADUHAI terhadap
Lebih terperinciETIKA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
ETIKA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PENDAHULUAN Penelitian epidemiologi - merupakan studi distribusi dan determinan (penentu) status atau kejadian yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB VIII UJI KLINIS SEDIAAN OBAT
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 FARMASI/SMK BAB VIII UJI KLINIS SEDIAAN OBAT Nora Susanti, M.Sc., Apt KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 BAB
Lebih terperinciRancangan Penelitian Epidemiologi II: Studi Eksperimental
Rancangan Penelitian Epidemiologi II: Studi Eksperimental Randomized Controlled Clinical Trial (Uji Klinik)) Pendahuluan Prinsip dasar pengobatan adalah menghilangkan gejala dan juga menyembuhkan penyakit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dalam bentuk eksperimen semu dengan desain control group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Dalam penelitian peningkatan pengetahuan ibu-ibu mengenai perilaku pengobatan sendiri dengan menggunakan metode CBIA di beberapa Kecamatan Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan kerangka teori yang ada, tidak semua variabel akan diteliti, tetapi peneliti memilih variabel yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Mulut. Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
Lebih terperinciTipe desain penelitian Desain penelitian survey analitik Desain penelitian eksperimental Penelitian kualitatif. Desain Penelitian - 2
Tipe desain penelitian Desain penelitian survey analitik Desain penelitian eksperimental Penelitian kualitatif Desain Penelitian - 2 Suatu rencana, dan strategi penelitian untuk menjawab permasalahan yang
Lebih terperinciJENIS-JENIS PENELITIAN
JENIS-JENIS PENELITIAN RESEARCH RESEARCH PURE (MURNI) APPLIED (TERAPAN) (MEMASOK TEORI) (DITERAPKAN & DIUJIKAN DALAM DUNIA NYATA) EXPLANATORY (MEMECAHKAN MASALAH BARU YANG HANYA SEDIKIT DIKETAHUI (UNTUK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang mematikan. Hipertensi dijuluki sebagai silent killer, karena klien sering tidak merasakan adanya gejala dan baru
Lebih terperinciPurnawan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010
Purnawan 0907620 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 Apa randomized design? In the design of experiments, completely randomized designs
Lebih terperinciPenelitian Kuasi Eksperimental dan Eksperimental
Penelitian Kuasi Eksperimental dan Eksperimental Deskripsi sesi: Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat berperan observasional, yaitu mengamati berbagai fenomena (sehingga peneliti tidak mempunyai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Desain
Lebih terperinciUJI COBA MODEL (VALIDASI)
UJI COBA MODEL (VALIDASI) Yaya Jakaria PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2009 Uji Coba Model atau Produk Uji coba
Lebih terperinciXpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode
UJI DIAGNOSTIK DALAM EPIDEMIOLOGI KLINIK Xpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode metode epidemiologi ke dalam praktek kedokteran klinik. Epidemiologi klinik merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami pengeluaran feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki karakteristik feses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat DM dengan prevalensi 8,6% dari total
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen atau percobaan merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk
Lebih terperinciPENELITIAN EKSPERIMEN
PENELITIAN EKSPERIMEN meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa 2004) penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh
7 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Alur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh pembelajaran PKn
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode case control dilakukan terlebih dahulu kemudian pengambilan data
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan menggunakan metode case control. Pengambilan data variabel dependen pada metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.
A. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta. B. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan mulai Maret sampai dengan April 2016. C. Tatalaksana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus menurut Fauci et al.(2008) dan Whitney et al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh kenaikan konsentrasi gula darah dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang menggunakan 2 kelompok,
Lebih terperinciLutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya
PENERAPAN STRATEGI GROUP-TO-GROUP EXCHANGE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI SMP NEGERI SUGIO LAMONGAN Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian True - eksperimental dengan menggunakan desain Randomized Posttest Only Control Group Design dengan Probability teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah berkurangnya jumlah kadar Hb (sel darah merah) hingga dibawah nilai normal, kuantitas hemoglobin dan volume packed red blood cells ( hematokrit)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UJI KLINIK OBAT HERBAL
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UJI KLINIK OBAT HERBAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinci