dijual. Pengertian persediaan didalam beberapa kepustakaan umumnya Ikatan Akuntan Indonesia, (No. 14, paragraf 03), mendefinisikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "dijual. Pengertian persediaan didalam beberapa kepustakaan umumnya Ikatan Akuntan Indonesia, (No. 14, paragraf 03), mendefinisikan"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari harta perusahaan dalam bentuk barang yang ditujukan untuk dijual maupun untuk di proses lebih lanjut sebelum dijual. Pengertian persediaan didalam beberapa kepustakaan umumnya mengemukakan definisi yang berbeda meski maksud yang terkandung didalamnya hampir sama. Ikatan Akuntan Indonesia, (No. 14, paragraf 03), mendefinisikan Persediaan sebagai berikut: Persediaan adalah aktiva: 1. Tersedia untuk dijual dalam usaha kegiatan normal 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau 3. Dalam bentuk badan/perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi/pembenahan jasa Sedangkan Wiwin Rahmanti ( 2004 : 129 ) memberi pengertian sebagai berikut: Persediaan adalah aktiva yang dimiliki perusahaan untuk dijual atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam proses produksi pembuatan barang. Dari pengertian persediaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan barang yang dimiliki untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan usaha normal, apakah itu merupakan jenis persediaan barang jadi, barang dalam produksi atau bahan baku. Ketiga jenis persediaan tersebut berfungsi sebagai barang yang nantinya akan digunakan dalam proses

2 produksi ataupun langsung diperdagangkan tergantung dari jenis perusahaan yang bersangkutan. Ketentuan suatu barang digolongkan sebagai persediaan adalah tergantung pada tujuan perusahaan untuk memiliki atau untuk memperlakukannya, sebab persediaan pada suatu perusahaan belum tentu sebagai persediaan pada perusahaan lain. Menurut Soemarso S.R ( 2002 : 384 ) pengertian persediaan adalah sebagai berikut: Pengertian persediaan barang dagang ( merchandise inventory ) adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Untuk perusahaan pabrik, termasuk dalam persediaan adalah barang-barang yang akan digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Persediaan dalam perusahaan pabrik terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses dan persediaan barang jadi. Dari berbagai macam pendapat yang telah dikemukakan diatas tentang arti atau istilah persediaan. Pada dasarnya persediaan mempermudahkan atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang hams dilakukan berturutturut untuk memproduksi barang-barang yang selanjutnya disampaikan kepada konsumen. Tetapi walau bagaimanapun pentingnya persediaan yang dibutuhkan perusahaan, persediaan hams dikendalikan sesuai pemakaian kebutuhan yang sesuai dikarenakan persediaan juga merupakan salah satu bagian dari harta perusahaan yang memerlukan investasi yang cukup besar. 1. Jenis Persediaan Jenis persediaan sering juga disebut dengan istilah keluaran produk (product output), dimana hampir setiap orang mengidentifikasikan secara

3 cepat sebagai persediaan. Setiap jenis persediaan mempunyai karakteristik khusus tersendiri dan cara pengolahan yang berbeda. Soemarso S.R ( 2002 : 171 ) mengemukakan tentang jenis-jenis persediaan yaitu: a. Persediaan Bahan Baku ( Raw Materials Stock) yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari sumber-sumber ajam ataupun dibeli dari suplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya. Bahan baku diperlukan oleh pabrik untuk diolah, yang setelah melakukan beberapa proses diharapkan menjadi barang jadi (finished goods ). b. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli ( purchased parts/komponents stock ) yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan Iain, yang dapat secara langsung diassembling dengan pars lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya. Jadi bentuk barang yang merupakan parts ini tidak mengalami perubahan dalam operasi. c. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan ( supplies stock ) yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.

4 d. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses ( work in process/progress stock ) yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembaii untuk kemudian menjadi barang jadi. Tetapi mungkin saja barang setengah jadi bagi suatu pabrik, merupakan barang jadi bagi pabrik lain karena proses produksinya memang sampai disitu saja. Mungkin pula barang setengah jadi itu merupakan bahan baku bagi perusahaan lainnya yang akan memproses menjadi barang jadi. Jadi pengertian dari barang setengah jadi atau barang dalam proses adalah merupakan barangbarang yang belum berupa barang jadi, akan tetapi masih merupakan proses lebih lanjut lagi di pabrik itu sehingga menjadi barang jadi yang sudah siap untuk dijual kepada konsumen atau pelanggan. e. Persediaan barang jadi ( finished goods stock ) yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain. Jadi barang jadi ini adalah merupakan produk selesai dan siap untuk dijual. Biayabiaya yang meliputi pembuatan produk selesai ini terdiri dari biaya bahan baku, upah buruh langsung, serta biaya overhead yang berhubungan dengan produk tersebut. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan dapat dibedakan menurut jenisnya dilihat dari bentuk perusahaannya, yaitu sebagai berikut:

5 a. Perusahaan manufaktur (industri atau pabrikan), jenis persediaannya: 1) Bahanmentah 2) Barang dalam proses 3) Barang jadi b. Perusahaan dagang, jenis persediaannya : 1) Barang jadi 2) Barang konsinyasi 2. Fungsi Persediaan Menurut Eddy Herjanto (2001 : 220) fungsi persediaan dibedakan menjadi: a. Fluctuation Stock Merupakan persediaan untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk mengatasi jika kesalahan/penyimpangan dalam prakiraan penjualan, waktu produksi, atau pengiriman barang. b. Anticipation Stock Merupakan jenis persediaan untuk mengahadapi permintaan yang dapat diramalkan, misalnya pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan terhentinya produksi. c. Lot-Size Inventory. Merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar dari pada kebutuhan pada saat itu. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari harga barang

6 ( potongan kuantitas ) karena pembelian dalam jumlah yang besar, atau untuk mendapatkan penghematan dari biaya pengangkutan perunit yang lebih rendah. d. Pipeline Inventory. Merupakan persediaan dalam proses pengiriman dari tempat asal ke tempat barang itu akan digunakan. Misalnya, barang yang dikirim dari pabrik ke tempat penjual, yang dapat memakan waktu beberapa hari atau beberapa minggu. 3. Macam-macam Biaya Persediaan Menurut Eddy Herjanto ( 2001 : 219 ) menjelaskan persediaan adalah: Bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tnjuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan metah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi atau suku cadang. Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan gejala yang kurang baik, kekurangan dapat berakibat larinya pelanggan sedangkan kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien. Oleh karena itu manajemen persediaan berusaha agar jumlah persediaan yang ada dapat menjamin kelancaran proses produksi. Untuk pengambilan keputusan penentu jumlah besamya persediaan, perlu dipertimbangkan biaya-biaya variabelnya. Menurut Eddy Herjanto ( 2001 : 225 ) unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan menjadi tiga : 10

7 a. Biaya pemesanan ( ordering costs ) adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanaan bahan/barang sejak dari penempatan, pemesanan sampai terjadinya barang digudang. Biaya pemesanan ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan pemesanan barang tersebut, yang dapat mencakup biaya administrasi dan penempatan order, biaya pemilihan vendor/pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan biaya pemeriksaan barang. Biaya pemesanan tidak bergantung pada jumlah yang dipesan, tetapi bergantung dari berapa kali pesanan dilakukan. Dalam kegitan produksi, biaya ini sering disebut sebagai set up cost, yaitu biaya yang diperlukan untuk menyiapkan mesin-mesin atau proses manufaktur dari suatu rencan produksi. b. Biaya penyimpanan ( carrying costs ) adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang. Yang termasuk biaya ini, antara lain biaya sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji pelaksana pergudangan, biaya listrik, biaya modal yang tertanam dalam persediaan, biaya asuransi ataupun biaya kerusakan. kehilangan atau penyusutan barang selama dalam penyimpanan. Biaya modal merupakan komponen biaya penyimpanan yang terbesar, baik itu berupa biaya bunga kalau modal berasal dari pinjaman maupun biaya oportunitas apa bila modalnya milik sendiri. Biaya penyimpanan dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu sebagai 11

8 presentase dari nilai rata-rata persediaan pertahun dan dalam bentuk rupiah pertahun perunit barang. c. Biaya kekurangan persediaan ( shortage costs ) adalah biaya yang timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan. Biaya kekurangan persediaan ini pada dasarnya bukan biaya nyata ( nil ), melainkan berupa biaya kehilangan kesempatan. Termasuk dalam biaya ini antara lain semua biaya kesempatan yang timbul karena terhentinya proses produksi sebagai akibat tidak adanya bahan yang diproses, biaya administrasi tambahan, biaya tertundanya penerimaan keuntungan, bahkan biaya kehilangan pelanggan. B. Sistem Pencatatan Persediaan Pencatatan memegang peranan penting dalam sistem pencatatan persediaan, karena pencatatan merupakan bentuk dokumentasi tertulis dari suatii transaksi yang akan memberikan informasi untuk pemecahan masalah dalam pengelolaan persediaan. Disamping itu berguna dalam membantu kegiatan yang dilakukan manajemen untuk mempermudah pekerjaan menjadi efektif dan efisien berdasarkan laporan yang tersusun dengan baik dan relevan. Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield ( 2002 : 446 ), ada 2 metode yang sering digunakan oleh perusahaan dalam kegitan usahanya yaitu: 12

9 1. Sistem perpetual Menurut sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system), catatan yang berkelanjutan menyangkut perubahan persediaan dicerminkan dalam akun persediaan. Yaitu, semua pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang dicatat secara langsung ke akun Persediaan pada saat terjadi. Karakteristik dari akun perpetual adalaah : a. Pembelian barang dagangan untuk dijual atau pembelian bahan baku untuk produksi didebet ke Persediaan dan bukan Pembelian. b. Biaya transportasi masuk, retur pembelian dan pengurangan harga, serta diskon pembelian dicatat dalam Persediaan bukan dalam akun terpisah. c. Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan dengan mendebet akun Harga Pokok Penjualan, dan mengkredit Persediaan. d. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu yang berisi catatan persediaan individual. Buku pembantu memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis persediaan yang ada di tangan. Sistem persediaan perpetual menyediakan catatan yang berkenjutan tentang saldo baik dalam akun Persediaan maupun akun Harga Pokok Penjualan. 13

10 Menurut sistem pencatatan yang terkomputerisasi, penambahan dan pengeluaran persediaan dapat dicatat hampir secara langsung. Naiknya popularitas dan kemampuan perangkat lunak (software) akuntansi yang terkomputerisasi telah membuat sistem perpetual menjadi hemat biaya (efektif biaya) bagi banyak jenis perusahaan. Pencatatan penjualan dengan pemindai optik pada register kas telah dipadukan ke dalam sistem akuntasi perpetual dibanyak toko ritel. Untuk mengilustrasikan sistem persediaan perpetual, asumsikan bahwa Fesmeire Company memiliki transaksi-transaksi berikut selama tahun berjalan. Persediaan awal 100 $ 6 - $ 600 Pembelian 900 $ 6 = $5,400 Penjualan 600 $ 12 = $7,200 Persediaan akhir 400 $ 6 = $2,400 Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah : Sistem Persediaan Perpetual 1 Persediaan awal, : Akun persediaan memperlihatkan persediaan ditangan senilai $ Pembelian900unit 6 Persediaan Hutang usaha Penjualan Piutang usaha Penjualan Hargapokokpenjual persediaan Ayat jurnal akhir periode untuk akun persediaan, : Tidak diperlukan ayat jurnal, akun persediaan memperlihatkan saldo akhir sebesar $2,400 ($600 + $5,400 - $3,600) 14

11 2. Sistem periodik Menurut sistem persediaan periodik (periodic inventory system), kuantitas persediaan di tangan ditentukan, seperti yang tersirat oleh namanya. secara periodik. Semua pembelian persediaan selama periode akuntasi dicatat dengan mendebet akun pembelian. Total akun pembelian pada akhir periode akuntasi ditambahkan ke biaya persediaan ditangan pada awal periode untuk menentukan tota biaya barang yang akan tersedia untuk dijual selama peride berjalan. Kemudian total biaya barang yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan persediaan akhir untuk menentukan harga pokok penjualan. Perhatikan bahwa dalam sistem persediaan periodik, harga pokok penjualan adalah jumlah residu yang tergantung pada hasil perhitungan persediaan akhir secara fisik. Untuk mengilustrasikan sistem persediaan periodik, dapat digunakan contoh soal Fesmeire Company seperti pada sistem persediaan perpetual dengan transaksi-transaksi berikut selama tahun berjalan. Persediaan awal 100 $ 6 = $ 600 Pembelian 900 $ 6 = $5,400 Penjualan 600 $12 = $7,200 Persediaan akhir 400 $ 6 = $2,400 Ayatjurnal untuk mencatatan transaksi tersebut adalah : Sistem Persediaan Periodik 1 Persediaan awal, : Akun persediaan memperlihatkan persediaan di tangan senilai $ Pembelian Pembelian Hutang usaha Penjualan

12 Piutang usaha Penjualan Ayat jurnal akhir periode untuk akun persediaan, : Perseediaan (akhir, sesuai perhitungan) Harga pokok penjualan Pembelian Persediaan (awat) 600 C. Metode Penilaian Persediaan Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2002 : 458), ada 2 metode penilaian persediaan yang sering digunakan oleh perusahaan dalam kegitan usahanya yaitu: 1. Metode harga pokok a. Identifikasi khusus Identifikasi khusus ( specific identification ) digunakan dengan cara mengidentifikasi setiap barang yang dijual dan setiap barang dalam pos persediaan. Biaya barang-barang yang telah terjual dimasukkan dalam harga pokok penjualan, sementara biaya barangbarang khusus yang masih berada ditangan dimasukkan pada persediaan. Metode ini dapat diterapkan dengan baik dalam situasi yang melibatkan sejumlah kecil item berharga tinggi dan dapat dibedakan. Dalam industri rite] hal ini meliputi beberapa jenis perhiasan, jas bulu, mobil, dan sejumlah furnitur. Dalam area manufaktur, meliputi produk pesanan khusus dan banyak produk yang diproduksi menurut/ofe cost system. 16

13 Untuk mengilustrasikan metode identifikasi khusus, asumsikan bahwa unit persediaan Call-Mart Inc. terdiri dari unit yang berasal dari pembelian 2 Maret, unit dari pembelian tanggal 15 Maret, dan unit dari pembelian tanggal 30 Maret. Berikut adalah perhitungan persediaan akhir dan harga pokok penjualan : Jumlah Tanggal Unit 2 Maret Maret Maret Persediaan akhir Biaya per Unit $4,00 $4,40 $4,75 Total Biaya $4,000,00 $13,200,00 $9,500,00 $26,700,00 Biaya barang yang tersedia untuk dijual ( yang telah dihitung sebelumnya) Dkurangi: Persediaan akhir Harga pokok penjualan $43,900,00 $26,700,00 $17,200,00 Secara konseptual, metode ini tampak ideal karena biaya aktual ditandingkan ( matched ) dengan pendapatan aktual, dan persediaan akhir dilaporkan pada biaya aktual. Dengan kata lain, metode identifikasi khusus menandingkan arus biaya dengan arus fisik barang. Namun, jika diamati lebih lanjut, metode ini memiliki sejumlah kelemahan. Salah satu argumen yang menentang metode identifikasi khusus menyatakan bahwa metode ini memungkinkan perusahaan memanipulasi laba bersih. Sebagai contoh, asumsikan bahwa sebuah perusahaan grosir membeli kayu lapis yang identik pada awal tahun dengan tiga harga berbeda. Saat kayu lapis itu dijual, perusahaan dapat 17

14 memilih harga tertinggi atau harga terendah yang akan dibebankan ke beban hanya dengan menentukan kayu lapis yang akan dikirim kepada pembeli. Oleh karena itu, seorang manajer bisnis dapat memanipulasi laba bersih dengan hanya memilih pos-pos berharga tinggi atau rendah untuk dikirim kepada pembeli, tergantung pada apakah yang akan diinginkan adalah laba yang lebih tinggi atau laba yang lebih rendah. Masalah lainnya berkaitan dengan alokasi biaya secara arbitrer yang kadang-kadang terjadi dengan pos-pos persediaan khusus. Dalam kondisi tertentu, sulit untuk mengaitkan secara memadahi, misalnya, beban pengiriman, biaya penyimpanan, dan diskon secara langsung ke pos persediaan tertentu. Alternatifnya adalah mengalokasikan biayabiaya ini secara arbitrer yang akan menyebabkan "penurunan" ketetapan metode identifikasi khusus. b. Metode FIFO Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang-barang digunakan (dikeluarkan) sesuai urutan pembeliannya. Dengan kata lain. Metode ini mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang pertama yang digunakan ( dalam perusahaan manufaktur ) atau dijual ( dalam perusahaan dagang ). Karena itu, persediaan yang tersisa merupakan barang yang dibeli paling terakhir. Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa Call-Mart Inc. menggunakan sistem persediaan periodik (j unit ah persediaan hanya dihitung akhir tahun). Biaya persediaan akhir dihitung dengan mengambil biaya dari 18

15 pembelian paling terakhir dan dikerjakan kembali sampai semua unit dalam persediaan diperiiitungkan. Penentuan akhir dan harga pokok penjualan ditunjukkan seperti berikut ini: Tanggal Jumlah Biaya Per Unit Total Biaya 30 Maret $4,75 $9, Maret $4,40 $17,600 Persediaan akhir $27,100 Biaya barang yang tersedia untuk dijual Dikurangt: Persediaan akhir Harga Pokok Penjualan $43,900 $27,100 $16,800 Jika yang digunakan adalah sistem persediaan perpetual baik dalam kuantitas maupun nilai dolar, maka angka biaya dikaitkan dengan setiap penarikan barang. Kemudian biaya dari unit yang dikeluarkan pada tanggal 2 Maret dan 15 Maret. Nilai persediaan akhir menurut metode FIFO dalam sistem persediaan perpetual untuk Call- Mart Inc. Ditunjukkan seperti berikut: Tanggal Pembelian Dijual atau digunakan Saldo 02 Maret 15 Maret 19 Maret 30 Maret (2.000@$4,00) $8,000 (6.000@$4,40) $26,400 (2.000@$4,75) $9,500 $4,00\ $4,40J ($16,800) (2.000@$4,00) $ $4,00-. $4,40f ($34,400) (2.000@$4,40) $ $4,40T $4,75-> ($27,100) 19

16 Nilai persediaan akhir dalam kasus ini adalah $ , dan harga pokok penjualan adalah $ $4,00) + ( $4,40)]. Perhatikan bahwa dalam kedna contoh FIFO di atas, harga pokok penjualan dan persediaan akhir adalah sama. Dalam semua kasus FIFO, persediaan dan harga pokok penjualan akan sama pada akhir bulan terlepas dari apakah yang dipakai adalah sistem persediaan perpetual atau periodik. Hal ini disebabkan karena yang akan menjadi bagian dari harga pokok penjualan adalah barang-barang yang dibeli terlebih dahulu, dan karenanya dikeluarkan lebih dulu, terlepas dari apakah harga pokok penjualan dihitung seiring barang dijual sepanjang periode akuntasi (sistem perpetual )atau sebagai residu pada akhir periode akuntansi (sistem periodik). Salah satu tujuan dari FIFO adalah menyamai arus fisik barang. jika arus fisik barang secara aktual adalah yang pertama masuk, yang pertama keluar, maka metode FIFO akan menyerupai metode identifikasi khusus. Pada saat yang sama, metode FIFO tidak memungkinkan perusahaan memanipulasi laba karena perusahaan tidak bebas memilih item-item biaya tertentu untuk dimasukkan ke beban. Keunggulan lain dari FIFO adalah mendekatkan nilai persediaan akhir dengan biaya berjalan. Karena barang pertama yang dibeli adalah barang pertama yang akan keluar, maka nilai persediaan akhir akan 20

17 terdiri dari pembelian paling akhir, terutama jika laju perputaran persediaan cepat. Pendekatan ini umumnya menghasilkan nilai persediaan akhir di neraca mendekati biaya pengganti ( replacement cost ) jika tidak terjadi perubahan harga sejak pembelian paling terakhir. Kelemahan mendasar dari FIFO adalah bahwa biaya berjalan tidak ditandingkan dengan pendapatan berjalan pada laporan laba mgi. Biaya-biaya paling tua dibebakan ke pendapatan paling akhir, yang bisa mengarah pada distorsi laba kotor dan laba bersih. c. MetodeLIFO Metode LIFO menandingkan (matches) biaya dari barang-barang yang paling akhir dibeli terhadap pendapatan. Jika yang digunakan adalah persediaan periodik, maka akan diasumsikan bahwa biaya dari total kuatitas yang terjual atau dikeluarkan selama satu bulan berasal dari pembelian paling akhir. Persediaan akhir akan ditentukan dengan menggunakan unit total sebagai dasar perhitungan dan mengabaikan tanggal-tanggal pembelian yang terlihat. Contoh berikut mengasumsikan bahwa unit yang dikeluarkan berasal dari unit yang dibeli tanggal 30 Maret dan unit ( dari unit ) yang dibeli tanggal 15 Maret. Perhitungan persediaan dan harga pokok penjualan untuk situasi ini ditunjukkan seperti berikut ini: 21

18 «,, Jumlah Tanggal Biaya Per Unit Total Biaya 30 Maret $4,00 $8,000 15Maret $4,40 $17,600 Persediaan akhir $25,600 Biaya barang yang tersedia untuk dijual Dikurangi: Persediaan akhir Harga Pokok Penjualan $43,900 $25,600 $18,300 Jika yang digunakan adalah sistem persediaan perpetual baik dalam kuantitas maupun nilai dolar, aplikasi metode LIFO akan menghasilkan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan yang berbeda, seperti ditunjukkan seperti berikut ini: Tanggal Pembelian Dijual atau digunakan Saldo 02 Maret 15Maret 19 Maret 30 Maret Perhitungan $8,000 $26,400 $9,500 persediaan $17,600 periodik akhir bulan $8,000 $4,00"! $4,40 ($34,400) $4,00*1 $4,40J ($16,800) $4,00-1 $4,40 > $4,75^ ($26,300) yang ditunjukkan dalam contoh diatas ( persediaan akhir $25,600 dan harga pokok penjualan $18,300 ) memperlihatkan hasil yang berbeda dengan hasil perhitungan persediaan perpetual (persediaan akhir $26,300 dan harga pokok penjualan $17,600 ). Perbedaan bulan bersangkutan dengan total pembelian untuk bulan yang sama dalam mengaplikasikan 22

19 metode LIFO, sementara sistem perpetual menandingkan setiap penarikan dengan pembelian terakhir yang mendahuluinya. Sebenarnya, perhitungan persediaan periodik mengasumsikan bahwa biaya barang yang dibeli pada tanggal 30 Maret telah dimasukkan dalam penjualan atau pengeluaran persediaan pada tanggal 19 Maret. d. Metode rata-rata Seperti dengan namanya, metode biaya rata-rata ( average cost method ) menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama satu periode. Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa Call-Mart Inc. menggunakan metode persediaan periodik, dimana persediaan akhir dan harga pokok penjualan akan dihitung sebagai berikut dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang ( weighted-average method ): Jumlah Biaya Total Tanggal Unit per Unit Biaya 2 Maret $4,00 $8,000,00 15 Maret $4,40 $26,400,00 30 Maret $4,75 $9,500,00 total barang tersedia $43,900,00 Biaya rata-rata tertimbang per unit $43,900 $10,000 = $4,39 Persediaan akhir dalam unit Persediaan akhir x $4,39 $26,340 Biaya barang yang tersedia untuk dijual Dikurangi: Persediaan akhir Harga pokok penjualan $43,900 $26,340 $17,560 23

20 Jika perusahaan memiliki persediaan awal, maka persediaan awal ini dimasukkan dalam total unit yang tersedia dan total barang yang tersedia untuk dijual ketika mengitung biaya rata-rata per unit. Metode biaya rata-rata yang lain adalah metode rata-rata bergerak ( moving average method), yang digunakan dalam sistem persediaan perpetual. Aplikasi metode biaya rata-rata untuk catatan persediaan perpetual ditunjukkan seperti berikut: Dijual atau Tanggal Pembelian digunakan Saldo 2Maret ( $4.00 ) $8,000 ( $4.00 ) $8,000 15Maret ( $4.40 ) $26,400 ( $4.30 ) $34,400 19Maret ( $4.30 ) $17,200 ( $4.30 ) $17,200 30Maret ( $4.75 ) $9,500 ( $4.45 ) $26,700 Dalam metode ini, biaya rata-rata per unit yang bam akan dihitung setiap kali pembelian dilakukan. Pada tanggal IS Maret, setelah unit dibeli dengan harga $26,400, terdapat 8.000unit persediaan berharga pokok $34,400 ( $8,000 + $26,400 ). Dengan demikian, biaya rata-rata per unit adalah $34,400 dibagi 8.000, atau $4,30. biaya per unit ini digunakan dalam kalkulasi biaya penarikan sampai pembelian berikutnya dilakukan, ketika biaya rata-rata per unit yang baru dihitung. Oleh karena itu, biaya unit yang dikeluarkan pada tanggal 19 Maret adalah $4,30, atau total harga pokok penjualan 24

21 sebesar $17,200. Pada tanggal 30 Maret, menyusul pembelian unit seharga $9,500, biaya per unit yang baru sebesar $4,45 ditetapkan untuk persediaan akhir sebesar $26,700. Pemakaian metode rata-rata biasanya dapat dibenarkan dari sisi praktis, bukan karena alasan konseptual. Metode ini mudah diterapkan, objektif, dan tidak dapat dimanfaatkan untuk memanipulasi laba seperti halnya dengan metode penentuan harga persediaan lainnya. Selain itu, pendukung metode biaya rata-rata berpendapat bahwa secara umum perusahaan tidak mungkin mengurus arus fisik persediaan secara khusus, dan karenanya, lebih baik menghitung biaya persediaan atas dasar biaya rata-rata. Argumen ini memang ada benarnya jika persediaan terlibat relatif bersifat homogen. 2. Metode taksiran a. Metode laba kotor Kadang-kadang, perhitungan fisik tidak praktis untuk dilakukan. Jika, ukuran yang lain dapat digunakan untuk mengestimasi persediaan yang ada di tangan. Salah satu metode yang dimaksud adalah metode laba kotor ( atau sering juga disebut metode marjin kotor). Metode ini digunakan secara luas oleh para auditor dalam situasi dimana hanya diperlukan satu estimasi atau persediaan perusahaan ( misalnya, laporan interim). Metode ini juga digunakan ketika catatan perusahaan atau persediaan itu sendiri telah musnah akibat kebakaran atau bencana lain. 25

22 Metode laba kotor ( gross profit method ) didasarkan pada tiga asumsi: 1) Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang diperhitungkan. 2) Barang yang belum terjual hams berada di tangan. 3) Jika penjualan, dikurangi biaya, dikurangkan dari jumlah persediaan awal ditambah pembelian, maka hasilnya adalah persediaan akhir. Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa Cetus Corporation memiliki persediaan awal sebesar $60,000 dan pembelian $200,000, keduanya berbasis biaya. Penjualan menurut harga jual berjumlah $280,000. laba kotor atas harga jual adalah 30%. Motode laba kotor diaplikasikan sebagai berikut: Persediaan awal (pada biaya) $60,000 Pembelian (pada biaya) $ Barang yang tersdian (pada biaya) $260,000 Penjualan (pada harga jual) $280,000 Dikurangi: laba kotor (30 % dari $280,000) $ Penjualan (pada biaya) $ Perkiraan persdiaan (pada biaya) $64,000 Semua informasi yang dibutuhkan untuk menghitung persediaan Cetus pada biaya, kecuali persentase laba kotor, tersedia dalam catatan periode berjalan. Persentase laba kotor ditentukan dengan meninjau kebijakan perusahaan atau catatan periode sebelumnya. Dalam 26

23 sejumlah kasus, persentase ini harus disesuaikan jika periode sebelumnya dianggap tidak mewakili periode berjalan. b. Metode harga eceran Akuntansi untuk persediaan dalam bisnis eceran memberikan sejumlah tantangan. Retailer yang memiliki jenis persediaan tertentu bisa memakai metode identifikasi khusus untuk menilai persediaannya. Pendekatan seperti ini dapat diterima jika setiap unit persediaan adalah signifikan, seperti mobil, piano, atau jas bulu. Akan tetapi, man kita bayangkan penggunaan pendekatan semacam itu di retailer bervolume tinggi yang memiliki banyak jenis persediaan yang berbeda. Akan sangat sulit untuk menentukan biaya setiap penjualan, mencatat kode biaya pada kartu, mengubah kode untuk mencerminkan penurunan nilai barang dagang, mengalokasikan biaya seperti transaksi, dan sebagainya. Alternatif yang bisa dilakukan adalah menyusun persediaan menurut harga eceran. Dalam sebagian besar pemsahaan eceran, terdapat pola yang dapat diamati antara biaya dengan harga. Karena itu, harga eceran dapat dikonversikan menjadi biaya dengan satu rumus. Metode ini, yang dinamakan metode persediaan eceran ( retail inventory method ), mensyaratkan bahwa pencatatan dilakukan atas : 1) Total biaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli. 2) Total biaya dan nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual. 3) Penjualan periode berjalan. 27

24 Di sini akan dijelaskan cara kerjanya: Penjualan periode berjalan dikurangkan dari nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual guna mendapatkan estimasi persediaan ( barang di tangan ) pada eceran. Rasio biaya terhadap harga eceran untuk semua barang yang melalui sebuah departemen atau perusahaan kemudian ditentukan dengan membagi total barang yang tersedia untuk dijual pada biaya dengan total barang yang tersedia pada harga eceran. Persediaan yang dinilai menurut harga eceran kemudian dikonversikan menjadi persediaan akhir pada biaya dengan mengaplikasikan rasio biaya terhadap harga eceran. Metode persediaan eceran sangat umum dipakai. Sebagai contoh, toko serba ada milik Safeway menggunakan metode persediaan eceran sama seperti toko-toko swalayan milik Dayton Hudson Corporation. Berikut ini adalah ilustrasi tentang metode persediaan eceran yang digunakan oleh Jordan Guess Inc. Persediaan awat Pembelia barang tersedia untuk dijual JORDAN-GUESS INC. (Periode berjalan) Biaya $14,000 $63,000 $77,000 Harga Eceran $20,000 $90,000 $110,000 Dikurangi: Penjualan Persediaan akhir, pada harga eceran Rasio biaya terhadap harga eceran ($77,000 + $ ) Persediaan akhir pada biaya ( 70% x $25,000) $85,000 $25,000 70% $17,500 Untuk menghindari kemungkinan lebih saji persediaan, perhitungan persediaan periodik hams dilakukan, terutama dalam 28

25 bisnis eceran di mana kerugian akibat pencurian dan kerusakan sering terjadi. Ada beberapa versi metode persediaan eceran metode konvensional ( nilai terendah antara biaya rata-rata dan harga pasar ), metode biaya, metode eceran LIFO, metode eceran FIFO nilai dolar. tanpa memperlihatkan versi mana yang dipakai, metode persediaan eceran didukung oleh IRS, berbagai asosiasi perusahaan eceran, dan profesi akuntansi. Salah satu keunggualannya adalah bahwa saldo persediaan dapat diestimasi tanpa perhitungan fisik. Metode persediaan eceran sangat berguna bagi setiap jenis laporan interim, karena pengukuran nilai persediaan yang handal dan cepat biasanya dibutuhkan. Para penaksir akuntansi biasanya memakai metode ini untuk mengestimasi kerugian akibat kebakaran, banjir, atau bencana lainnya. Metode ini juga berfungsi sebagai perangkat pengendalian ( control device ) karena setiap penyimpangan dari hasil fisik pada akhir tahun harus dijelaskan. Selain itu, metode eceran ini juga memepercepat perhitunga fisik persediaan pada akhir tahun. Petugas yang melakukan perhitungan fisik persediaan hanya perlu mencatat harga eceran setiap barang, tidak perlu melihat biaya faktur setiap barang sehingga bisa menghemat waktu dan uang. 29

26 3 Metode penilaian persediaan selain harga pokok a. Metode nilai terendah antara biaya atau harga pasar Persediaan yang mengalami penurunan manfaat masa depan akan dinilai berdasarkan nilai terendah antara biaya dan harga pasar (lower of cost or market-lcm ), bukan berdasarkan biaya awal. Biaya atau harga pokok ( cost ) adalah harga perolehan persediaan yang dihitung dengan memakai salah satu metode berdasarkan biaya historis identifikasi khusus, biaya rata-rata, FIFO atau LIFO. Istilah pasar ( market ) dalam frase "nilai terendah antara biaya dan harga pasar" ( LCM ) umumnya berarti biaya untuk mengganti barang melalui pembelian atau reproduksi. Dalam bisnis eceran, istilah pasar mengacu pada pasar tempat barang-barang dibeli, bukan tempat barang-barang dijual; dalam bisnis manufaktur, istilah pasar mengacu pada biaya reproduksi. Jadi aturan ini sebenarnya berarti bahwa barang hams dinilai berdasarkan biaya atau biaya pengganti, mana yang lebih rendah. Sebagai contoh, sebuah kakulator casio yang berharga $30,00 saat dibeli di toko eceran. Dapat dijual seharga $48,95 dan dapat diganti dengan harga $25,00 hams dinilai sebesar $25,00 untuk tujuan persediaan menurut aturan yang terendah antara biaya dan harga pasar (LCM). Penyimpangan dari konsep biaya histories dapat dibenarkan karena hilangnya manfaat harus dibebankan terhadap pendapatan 30

27 periode dimana kehilangan itu terjadi, bukan pada periode penjualan. Selain itu metode LCM merupakan pendekatan nilai persediaan yang konservatif yaitu, jika teidapat keraguan mengenai nilai aktiva, maka lebih baik mencatatnya pada nilai yang lebih rendah. D. Perbandian Antara Metode FIFO, LIFO dan Rata-rata Menurut Fred Skousen, Earl K Stice dan James D Stice ( 2001 : 538 ) : Metode penilaian persediaan mana yang seharusnya dipakai perusahaan? Situasi berbeda antara perusahaan, dan keputusan akan didasarkan pada sebuah analisis dari keempat faktor ini: 1. Pengaruh pajak penghasilan Jika perusahaan yang memiliki tingkat persediaan tinggi, sedangkan mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan tidak mengantisipasi pengurangan persediaan di masa depan, LIFO membenkan keuntungan arus kas yang substansial dalam kondisi penundaan pajak. Ini adalah alasan utama pengadopsian LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Untuk banyak perusahaan dengan tingkat persediaan yang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menunin, LIFO membenkan keuntungan kecil, jika ada. Perusahaan yang seperti ini jarang menggunakan LIFO. 2. Biaya pembukuan Pembukuan yang diasosiasikan dengan LIFO lebih rumit dari pada FIFO atau nilai rata-rata. Dalam dolar dan sen, sebuah sistem LIFO lebih 31

28 mahal untuk digunakan. Karena alasan ini, LIFO kurang lunum digunakan di antara perusahaan kecil dimana tiap keuntungan pajak dapat ditekan oleh kenaikan biaya pembukuan.tetapi dengan teknologi informasi yang telah berkembang dan dengan penyederhanaan LIFO pools dan LIFO nilai dolar, biaya pembukuan LIFO yang incremental dapat diminimisasi. 3. Dampak pada laporan keuangan Ketika LIFO memberikan keuntungan pajak, ia juga memberikan pengurangan pada nilai pendapatan dari nilai persediaan yang dilaporkan. Pengaruh negatif dari laporan keuangan ini dapat membahayakan perusahaan karena akan membuat takut para pemegang saham, investor potensial, dan bank. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan menyediakan laporan suplemen yang menjelaskan kepada para penguna laporan keuangan bagaimana bentuk laporan keuangan apabila yang digunakan adalah metode FIFO maupun nilai rata-rata. 4. Perbandingan industri Walaupun pengguna laporan keuangan harusnya meningkatkan pengetahuan mereka dalam memahami akuntansi persediaan, seringkali yang terjadi tidak demikian. Mereka mengabaikan laporan suplemen LIFO dan hanya membandingkan angka-angka yang disesuaikan. Jika perusahaan lain dalam suatu industri menggunakan FIFO laporan kinerja dari perusahaan yang menggunkian LIFO akan kelihatan buruk, jika dibandingkan. 32

29 . Kartu Persediaan Menurut Soemarso S.R. Dalam metode perpetual, setiap jenis barang dibuat suatu catatan tersendin yang disebut kartu stock atau kartu persediaan ( Stock card ). Kumpulan dari kartu persediaan, untuk semua jenis barang yang ada. disebut buku stock atau buku tambahan persediaan (Inventory subsidiary ledger ). Buku stock, seperti halnya dengan buku piutang maupun buku hutang, merupakan buku tambahan ( buku pembantu ), yang dalam hal ini untuk mengetahui perkiraan persediaan barang dagangan. Seperti halnya dengan buku tambahan yang lain, kartu persediaan digunakan untuk mencatat penambahan, pengurangan, dan saldo akhir (juga terdapat kolom ralat/adjust) dari persediaan. Seperti transaksi pembelian bahan baku hams dicatat, baik dikartu persediaan maupun dikolom perkiraan persediaan dibuku besar. Apabila digunakan buku pembelian, maka setiap transaksi pembelian persediaan dicatat di kartu persediaan, sementara total dari kolom yang disediakan untuk pembelian tersebut, yang dalam hal ini kolomnya akan disebut dengan: Persediaan bahan baku, dicatat ke perkiraan persediaan bahan baku di buku besar. Demikian halnya, apabila teijadinya pengurangan, yang sebagian besar disebabkan oleh karena adanya penjualan. Harga pokok dari setiap transaksi penjualan hams dicatat baik kartu persediaan maupun diperkiraan bahan baku dibuku besar. 33

30 F. Pelaporan Persediaan Menurut Dedhy Sulistiawan dan Yie Ke Feliana bahwa : Melalui PSAK 14 IAI, menyatakan bahwa laporan keuangan harus melakukan pengungkapan segala aspek yang berhubungan dengan penyajian nilai persediaan, antara lain 1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengungkapan persediaan. Misalnya, pemilihan metode penilaian persediaan apakah menggunakan LIFO, FIFO atau yang lainnya. 2. Jumlah nilai tercatat secara total atau menurut klasifikasi yang sesuai bagi perusahaan. Misalnya, dengan menunjukkan nilai total persediaan dan nilai persediaan berdasarkan tingkat penyelesaiannya. 3. Jumlah tercatat persediaan yang tercatat menggunakan nilai pelepasan bersih. Misalnya, Perusahaan bisa menyajikan dicatatan laporan keuangan bahwa 40 % persediaan mereka menggunakan harga perolehan dan sisanya menggunakan nilai realisasi bersih. 4. Jumlah pemulihan atas penurunan persediaan Penggunaan LCM, akan memungkinkan terjadinya penurunan persediaan di bahwa harga perolehan, pemulihan atas penurunan itu diperbolehkan oleh profesi (IAI ). Untuk itu pemulihan ( meningkatkan kembali) nilai persediaan harus diungkapkan. agar pembaca bisa mengetahui peningkatan nilai tersebut. 5. Nilai persediaan yang digunakan sebagai jaminan kewajiban. 34

31 G. Penentuan Kuantitas Persediaan Menurut C. Wiyati Retno Astuti dan Cornelio Purwanti bahwa : Penentuan kuantitas persediaan di maksudkan untuk menentukan jumlah unit persediaan pada tanggal neraca. Dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu : melakukan perhitungan fisik di gudang dan menentukan kepemilikan barang yang ada dalam perjalanan. 1. Perhitungan fisik digudang Untuk mengetahui jumlah barang pada tanggal neraca, dapat dilakukan dengan menghitung persediaan digudang. Untuk memperkecil kesalahan pada saat perhitungan maka dapat dilakukan sebagai berikut: a. Perhitungan dilakukan oleh orang yang tidak bertugas menyimpan persediaan. b. Tiap bagian mendapatkan tugas yang jelas mengenai jenis persediaan yang menjadi tanggung jawabnya. c. Lakukan perhitungan ke dua oleh orang yang berlainan. d. Gunakan kartu persediaan yang bernomer unit tercetak. e. Ada petugas yang mengawasi bahwa semua persediaan diberi kartu. 2. Barang dalam pejalanan Barang dalam perjalanan meliputi barang yang pada tanggal neraca masih berada ditangan pihak pengangkut. Contoh perusahaan pengangkut adalah perusahaan kereta api, perusahaan pengkapalan dan sebagainya. Perlakuan terhadap barang dalam perjalanan ini tergantung dari syarat 35

32 penjualan yang disepakati oleh pembeli dan penjual. Syarat penjualan ada dua macam yaitu : a. FOB ( Free On Board ) shipping point Menurut FOB shipping point, pemilikan atas barang akan berpindah ke tangan pembeli saat pihak pengangkut menerima barang ditangan penjual. b. FOB destination FOB ini mengakui kepemilikan tetap ditangan penjual sampai barang diserahkan ke tangan pembeli oleh perusahaan pengangkut. H. Penentuan Harga Pokok Persediaan Menurut C. Wiyati Retno Astuti dan Comelio Purwanti bahwa : Harga pokok persediaan atau harga peroiehan adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk memperoleh dan menempatkan barang sehingga barang tersebut siap dijual. Segala sesuatu tersebut meliputi pengeiuaran-pengeluaran, potongan tunai pembelian dan retur pembelian. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya harga peroiehan dapat di lihat sepeti berikut ini: Faktor 1 Harga faktur 2 Biaya angkut 3 Potongan tunai pembelian 4 Retur dan potongan pembelian Nama Rekening Pembelian ( sistem fisik ) Persediaan ( sistem perpetual) Biaya angkut pembelian Potongan tunai pembelian Retur dan potongan pembelian Pengaruh terhadap harga pokok peroiehan 36

33 Secara teori pengeluaran untuk pembelian dan penyimpanan barang tennasuk komponen harga perolehan. Tetapi, karena sulit untuk mengalokasikan ke setiap unit persediaan, maka dalam bentuk praktek sering dimasukkan dalam biaya operasi perusahaan. I. Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan menurut Haryono Jusuf ( 2001 : 333 ) adalah sebagai berikut: Sesuai dengan prinsip penanding ( matching principle), laba bersih suatu perusahaan dagang didihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok ( Cost ) barang yang terjual dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut harga pokok penjualan Dalam perusahaan dagang, yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah saldo awal persediaan ditambah harga perolehan barang-barang yang dibeli lalu dikurangkan jumlah persediaan akhir. Untuk perusahaan industri harga pokok barang yang diproduksi pada saldo awal barang jadi, kemudian dikurangkan dengan saldo akhir persediaan barang jadi. Harga pokok barang yang diproduksi meliputi semua biaya produksi tak langsung, dengan mempertimbangkan saldo awal dan saldo akhir barang dalam proses pengolahan. Dengan sistem pencatatan persediaan perpetual, harga pokok penjualan dihitung setiap kali terjadi penjualan sedangkan dalam sistem pencatatan persediaan periodik. Setelah diadakan perhitungan secara fisik terhadap persediaan barang dagangan yang ada. Dengan demikian, dalam sistem 37

34 perpetual harga pokok penjualan dapat diketahui setiap waktu dan untuk itu diperlukan perhitungan secara fisik terlebih dahulu. Walaupun demikian, untuk menghasilkan sistem baik, selalu dianjurkan agar perhitungan fisik secara berkala tadi tetap dilakukan, paling tidak sekali dalam setahun. Hasil dari perhitungan fisik ini kemudian dibandingkan dengan kuantitas barang yang ada menumt kartu persediaan. Setiap perbedaan yang ada perlu dicari penyebabnya. Jika adanya perbedaan, kartu persediaan harus disesuaikan dengan hasil perhitungan secara fisik (adjust). Dalam menetapkan harga pokok persediaan secara teknis, tidak ada perbedaan apakah perusahaan itu mengunakan sistem periodik ataupun sistem perpetual. Perbedaannya terletak pada kapan penetapan dilakukan. Kalau dalam sistem periodik, penetapan harga pokok dilakukan secara berkala. Sementara, dalam sistem perpetual, penetapan harga pokok dilakukan setiap kali ada pemakaian. Apabila metode penilaian persediaan di perbandingkan akan tampak bahwa nilai persediaan dan harga pokok penjualan yang dihasilkan berbeda. Akibat adanya perbedaan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan adalah berbedanya laba bersih, total aktiva dan total modal. Laba bersih tertinggi akan diperoleh apabila perusahaan mengunakan metode FIFO. Laba bersih terendah akan dihasilkan oleh metode LIFO. Pada metode FIFO total aktiva dan modal juga menghasilkan angka yang tertinggi sedangkan metode LIFO menghasilkan angka terendah. Metode rata-rata akan menghasilkan laba bersih, total aktiva dan total modal diantara nilai menurut FIFO dan LIFO. 38

35 Ketika metode tersebut boleh dipilih untuk diterapkan dalam perusahaan. Menajemen dalam memilih salah satu dari ketiganya harus memperhatikan manfaatnya. Apabila harga beli barang dipasaran mengalami penurunan, maka, hasil analisis yang diperoleh merupakan kebalikan dari padanya. Dalam keadaan ini, laba bersih dan nilai persediaan tertinggi akan diperoleh apabila menggunakan metode LIFO dan laba bersih serta nilai persediaan tercndah akan diperoleh apabila menggunakan metode FIFO. Metode rata-rata tidak berubah, nilai persediaan dan harga pokok penjualannya akan terletak diantara FIFO dan LIFO. 39

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,

Lebih terperinci

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan PSAK No.14 (2012), paragraf 06, Persediaan adalah Aset yang dimiliki dan tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Persediaan 1. Peneliti Terdahulu Fransiska Simorangkir (2008) meneliti tentang Analisis Penerapan Metode Laba Kotor Dalam Penilaian Persediaan Pada Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis I. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan sangat penting dan termasuk bagian aktiva lancar yang aktif. Persediaan (inventory) adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan 2.1.1 Definisi atau Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.5), persediaan dapat diartikan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Fungsi, dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Sebagian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 (2009:14.5), persediaan diartikan sebagai berikut: Persediaan adalah aset : a.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan dalam perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat penting baik dalam jumlah maupun dalam peranannya. Jumlah (nilai) persediaan pada umumnya relatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya dalam sebuah perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB 4 Persediaan (inventory) BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

Biaya persediaan = Rp ,-

Biaya persediaan = Rp ,- BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kebijakan Pengertian evaluasi menurut Syahrul dan Nizar (2000:58) adalah sebagai berikut: Penilaian atau proses penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan Dalam Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:14), persediaan didefinisikan sebagai Persediaan adalah aktiva (1) tersedia untuk dijual dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Definisi Persediaan Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Klasifikasi Persediaan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Klasifikasi Persediaan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Klasifikasi Persediaan Klasifikasi dan pengukuran yang terpisah atas persediaan di perlukan karena perannya sebagai salah satu aktiva lancar yang paling penting bagi banyak perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini telah didefinisikan atau diuraikan oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Pada hakekatnya persediaan merupakan faktor-faktor yang penting bagi setiap perusahaan industri maupun perusahaan dagang. Persediaan merupakan salah satu

Lebih terperinci

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.2 Pengertian Persediaan Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang nilainya cukup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang - barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan

Lebih terperinci

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap pesediaan. 2. Menjelaskan pengaruh pencatatan persediaan yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan adalah suatu aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Pengertian Persediaan Syakur (2009;125)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Pengertian Persediaan Syakur (2009;125) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Persediaan merupakan suatu elemen yang paling penting bagi perusahaan dagang maupun perusahaan industri, tanpa adanya persediaan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASANTEORI

BAB II LANDASANTEORI BAB II LANDASANTEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaao Secara umum pengertian persediaan menunjuk pada barang-barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan operasi normal perusahaan

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Dosen : Christian Ramos Kurniawan PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Intermediate Accounting 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Persediaan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Akuntansi Positif Teori akuntansi positif merupakan teori yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan normal perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 )

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

BAB 7 PENILAIAN PERSEDIAAN

BAB 7 PENILAIAN PERSEDIAAN BAB 7 PENILAIAN PERSEDIAAN D alam setiap periode fiscal tertentu, besar kemungkinan suatu barang akan dibeli dengan beberapa harga berbeda. Jika persedian akan dinilai pada biaya perolehan dan beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola

Lebih terperinci

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual URAIAN MATERI A. Pengertian Akuntansi Dagang Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang-barang dagang tanpa memberi nilai tambah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 tentang Persediaan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang

Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Latar belakang disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen dalam rangka membahasas tentang Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perencanaan dan pengendalian Produksi. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perencanaan dan pengendalian Produksi. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGENDALIAN BAHAN BAKU 1. Pengertian Perencanaan dan pengendalian Produksi Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian

Lebih terperinci

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut:

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut: PERSEDIAAN ARTI PERSEDIAAN Istilah persediaan di dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah barang yang berwujud (tangible) yang memenuhi kriteria di bawah ini: 1. Tersedia untuk dijual (barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Yang dimaksud dengan persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pesediaan pada umumnya merupakan barang-barang yang tersedia untuk dijual yaitu jika perusahaan itu berbentuk perusahaan dagang, jika perusahaan berbentuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tidak bisa dipungkiri bahwa di dalam kehidupan sehari-hari, seluruh kegiatan membutuhkan jasa akuntansi. Karena informasi akuntansi berguna

Lebih terperinci

Akuntansi Perdagangan. Jual-Beli Barang

Akuntansi Perdagangan. Jual-Beli Barang Akuntansi Perdagangan Jual-Beli Barang Perusahaan perdagangan Bergerak di bidang penjualan & pembelian barang dagangan Perusahaan ritel Toko Swalayan/Supermarket Proses bisnis perusahaan perdagangan Barang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG Pada buku satu kita telah mempelajari akuntansi untuk perusahaan jasa dengan menerapkan satu siklus akuntansi secara menyeluruh, mulai dari pencatatan transaksi sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh laba. Akan tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara efesein.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Menurut Warren (2005 : 392) Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

itu harus dicatat, dikelompokan dan diikhtisarkan selama periode

itu harus dicatat, dikelompokan dan diikhtisarkan selama periode BAB II LANDASAN TEORI A. PERSEDIAAN 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, yang secara continu diperoleh atau diproduksi dan dijual.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk tujuan itu (Fess et al, 2006:452). Menurut PSAK No. 14, persediaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk tujuan itu (Fess et al, 2006:452). Menurut PSAK No. 14, persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Persediaan Persediaan digunakan untuk mengindikasikan (1) barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan; (2) bahan

Lebih terperinci

Akuntansi Persediaan (INVENTORY)

Akuntansi Persediaan (INVENTORY) Akuntansi Persediaan (INVENTORY) PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah barangbarang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barangbarang yang akan dijual. Klasifikasi Persediaan

Lebih terperinci

#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN #12 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN)

Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN) Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN) 2 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Membandingkan dan membedakan penggunaan ketiga metode biaya tersebut. 2. Menghitung penilaian persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini: 1. Persediaan a. Pengertian persediaan Persediaan merupakan

Lebih terperinci

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian dan Tujuan Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun pabrik selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Piutang Piutang memiliki peranan yang penting sebagai sumber pendapatan perusahaan selain kas. Beberapa ahli di bawah ini mengungkapkan pengertian dari piutang, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

BAB II TINJAUAN PUSATAKA BAB II TINJAUAN PUSATAKA A. Persediaan Barang Menurut C. Wigati Retno Astuti dan Cornelio Purwantini (2002:58), pengertian persediaan barang adalah semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu

Lebih terperinci

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN #14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam industri manufaktur, persediaan bahan baku merupakan aset perusahaan yang sangat vital. Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi pasti memerlukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT PSAK DAN PERPAJAKAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LAPORAN RUGI LABA PADA PT. MENARA TIGA (M3) KOTA GORONTALO

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT PSAK DAN PERPAJAKAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LAPORAN RUGI LABA PADA PT. MENARA TIGA (M3) KOTA GORONTALO ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT PSAK DAN PERPAJAKAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LAPORAN RUGI LABA PADA PT. MENARA TIGA (M3) KOTA GORONTALO Sitty Zochra Yahya Skripsi Sarjana Ekonomi UNG ABSTRAK Sitty

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan. Fungsi Persediaan (2) Fungsi Persediaan 11/18/2015

Pengendalian Persediaan. Fungsi Persediaan (2) Fungsi Persediaan 11/18/2015 Pengendalian Persediaan Suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau Persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut James A. Hall (2011 : 6) Sistem adalah kelompok dari dua orang atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU Dian Ofasari Program Studi Akuntansi Politeknik Sekayu dheyan.theone@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis. mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis. mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian persediaan Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untuk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan

Lebih terperinci

BAB PERSEDIAAN. Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Page 1

BAB PERSEDIAAN. Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Page 1 BAB PERSEDIAAN PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan salah satu aset yang paling penting bagi banyak perusahaan. PSAK 14 mendefinisikan persediaan sebagai aset yang: a) Tersedia untuk dijual dalam

Lebih terperinci