ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) DALAM PENENTUAN KOMODITAS BUDIDAYA DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

Transkripsi

1 ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) DALAM PENENTUAN KOMODITAS BUDIDAYA DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Ivonne R.G.Kaya* 1, Johannes Hutabarat 2 dan Azis Nur Bambang 2 1 Mahasiswa Doktor Manajemen Sumberdaya Pantai-UNDIP 2 Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP * ivonnekaya89@outlook.com ABSTRAK Komoditas budidaya di Kabupaten Seram Bagian Barat telah dilakukan sejak tahun 2006 secara perorangan maupun berkelompok. Jenis komoditas budidaya yang dikembangkan antara lain budidaya ikan kerapu, mutiara dan rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis komoditas budidaya yang dapat menjadi sekor kunci pembangunan; dan (2) menganalisis penentuan komoditas unggulan dari sektor budidaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Data dianalisis dengan menggunakan alat analisis Location Quotient (LQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas budidaya kerapu bebek merupakan komoditas ungulan pada tahun dan 2014, komoditas kerapu balong merupakan komoditas unggulan tahun dan , komoditas rumput laut merupakan komoditas unggulan pada tahun dan komoditas mutiara belum menjadi komoditas unggulan hingga tahun Kata kunci : budidaya, perikanan, lq, seram bagian barat PENDAHULUAN Kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang ditetapkan di suatu daerah harus disesuaikan dengan kondisi (masalah, kebutuhan, dan potensi) daerah yang bersangkutan. Penelitian yang mendalam tentang keadaan tiap daerah harus dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang berguna bagi penentuan perencanaan pembangunan daerah yang bersangkutan (Syafrizal, 1999; Arsyad, 2002; Basuki dan Gayatri, 2009; Lagares and Ordaz, 2014; Flückiger and Ludwig, 2015). Pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat (Djojohadikusumo, 1993). Penentuan komoditas unggulan suatu daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan perikanan yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan absolut dan komparatif dalam menghadapi globalisasi perdagangan. (Hendayana, 2003; Bjørndal et al., 2015). Produksi komoditas budidaya rumput laut di Kabupaten Seram Bagian Barat selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan ini juga berdampak positif terhadap tingkat pendapatan para pembudidaya. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis komoditas budidaya apakah termasuk sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Seram Bagian Barat dalam kurun waktu selama 7 tahun ( ).

2 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penggunaan analisis Location Quatien digunakan untuk mengetahui apakah komoditi rumput laut dalam sektor ekonomi unggulan atau non-unggulan di Kabupaten Seram Bagian Barat. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Hendayana, 2003): LQ Xr Xn RVr RVn = Keterangan : : koefisien Location Quatient : nilai produksi komoditas budidaya di Kabupaten Seram Bagian Barat. : nilai produksi komoditas budidaya di Provinsi Maluku : total produksi komoditas budidaya di Kabupaten Seram Bagian Barat. : total produksi komoditas budidaya di Provinsi Maluku Kriteria Pengukuran: LQ > 1 : Sektor kelautan dan perikanan merupakan sektor unggulan di daerah dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah. LQ < 1 : Sektor kelautan dan perikanan merupakan sektor non-unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah. HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan analisis LQ dalam mengidentifikasi suatu komoditas dilakukan dengan tujuan agar mengetahui apakah komoditi tersebut termasuk dalam komoditi unggulan atau non-unggulan. Fokus analisis LQ pada penelitian ini adalah komoditi budidaya di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Provinsi Maluku sebagai pembanding. Data yang digunakan untuk menganalisis adalah data produksi rumput laut Kabupaten Seram Bagian Barat dan Provinsi Maluku dari tahun Peranan suatu komoditas akan lebih menonjol di suatu daerah apabila memiliki nilai LQ > 1, sehingga dari sektor komoditi tersebut dapat mengekspor sebagian hasil produksinya. Hal ini berbanding terbalik apabila komoditas tersebut memiliki nilai LQ < 1, artinya komoditas sektor tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal dan cenderung mengimpor dari wilayah lain. Komoditi budidaya di Kabupaten Seram Bagian Barat yang merupakan komoditi unggulan adalah budidaya ikan kerapu, mutiara dan rumput laut. Untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan analisis LQ terhadap beberapa komoditi tersebut. Hasil analisis LQ untuk komoditas rumput laut dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan hasil analisis LQ per kuartal dari tahun yang ditampilkan pada Gambar 26, menunjukkan bahwa komoditas rumput laut memiliki nilai LQ > 1 hanya pada tahun 2008 dan Tahun kegiatan budidaya rumput laut baru dirintis sehingga belum merupakan komoditas unggulan, dan pada tahun usaha ini mulai diminati oleh masyarakat dengan membentuk kelompok budidaya maupun usaha perorangan. Luasnya lahan perairan untuk kegiatan budidaya rumput laut, maka usaha ini tersebar di berbagai daerah di Kabupaten Seram Bagian Barat, yakni: Dusun Kotania, Dusun Wael dan Pulau Osi. Meningkatnya pelaku usaha budidaya rumput laut, maka meningkat pula hasil produksinya.

3 Tahun 2008 komoditas rumput laut mendapatkan nilai LQ > 1 pada Kuartal II dan Kuartal III dan berlanjut juga pada tahun 2009 dimana nilai LQ untuk komoditi rumput laut > 1 pada Kuartal I, Kuartal II dan Kuartal IV. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun komoditi rumput laut merupakan komoditi unggulan dan dapat diekspor hasil produksinya. Tahun 2010 komoditas rumput laut mengalami penurunan produksi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai LQ komoditas sebesar 0,1 pada Kuartal II. Penurunan ini disebabkan oleh persaingan lahan dengan para pembudidaya ikan kerapu maupun para nelayan tangkap. Banyaknya masyarakat yang melakukan kegiatan budidaya maka semakin banyak pula lahan perairan yang dimanfaatkan. Konflik ini dipicu dengan pembuangan potassium ke lahan budidaya rumput laut, sehingga banyak rumput laut yang rusak dan mempengaruhi hasil dan kualitas produksi rumput laut. Permasalahan dengan kasus pembuangan potas sudah menjadi kebiasaan masyarakat sehingga diperlukan penanganan yang serius dari aparat dan instansi yang berwenang. Permasalahan lain pun muncul pada tahun dimana dengan adanya pembangunan industri sagu di wilayah Teluk Kotania. Pembuangan limbah air sagu yang langsung dialirkan ke sungai menyebabkan penurunan kualitas air laut. Hal ini berdampak pada usaha budidaya rumput laut di wilayah Teluk Kotania. Akibat dari pembuangan limbah sagu ini, maka usaha budidaya rumput laut pada tahun lumpuh total dikarenakan kondisi perairan yang berbau busuk dan tidak layak untuk dilakukan kegiatan budidaya rumput laut. Hal ini berimbas pada sulitnya pedagang pengumpul untuk memenuhi kuota permintaan rumput laut dari perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Surabaya, Makassar maupun Jakarta. Apabila dibandingkan nilai LQ komoditas rumput laut dengan nilai LQ komoditas budidaya lainnya yakni ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis), kerapu balong (Epinephelus merra) dan mutiara, maka komoditi kerapu memiliki nilai LQ tertinggi pada tahun dibandingkan dengan komoditi rumput laut pada tahun yang sama. Namun pada tahun kegiatan budidaya ikan kerapu pun mengalami penurunan dikarenakan buruknya kualitas air laut akibat limbah air sagu, dan mengalami peningkatan kembali di tahun 2014 sebagai komoditas unggulan. Komoditi mutiara dari tahun memberikan hasil LQ < 1. Hal ini menunjukkan bahwa komoditi mutiara masih belum memenuhi pasar lokal maupun ekspor dibandingkan dengan komoditas rumput laut. Gambar 1. Diagram dan nilai LQ komoditas rumput laut di Kabupaten Seram Bagian Barat

4 Gambar 2. Diagram dan nilai LQ komoditas kerapu bebek di Kabupaten Seram Bagian Barat Gambar 3. Diagram dan nilai LQ komoditas kerapu balong di Kabupaten Seram Bagian Barat Gambar 4. Diagram dan nilai LQ komoditas mutiara di Kabupaten Seram Bagian Barat

5 Tabel 1. Status komoditas unggulan perikanan budidaya di kabupaten Seram Bagian Barat Tahun N Tahun Komoditi o Rumput Laut - unggulan unggulan Kerapu Bebek unggulan unggulan unggulan unggulan unggulan 3. Kerapu Balong unggulan unggulan unggulan unggulan unggulan unggulan 4. Mutiara Sumber : Data Primer (diolah), 2016 Untuk meningkatkan produksi rumput laut dan mutira sebagai komoditi unggulan, maka pada awal tahun 2014, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Seram Bagian Barat melakukan pembersihan lahan budidaya dan pengawasan secara berkala untuk mengoptimalkan kegiatan budidaya di Kabupaten Seram Bagian Barat. KESIMPULAN Komoditi rumput laut menjadi komoditas unggulan dengan nilai LQ > 1 pada tahun 2008 dan Tahun 2010 komoditi rumput laut menurun menjadi komoditas non-unggulan dikarenakan penurunan produksi akibat persaingan lahan dengan para pembudidaya ikan kerapu yang memiliki nilai LQ > 1 sampai tahun Berbeda dengan komoditas kerapu dan rumput laut, komoditas mutiara belum menunjukan sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Seram Bagian Barat. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, L Ekonomi Pembangunan. STIE YKPN, Yogyakarta. Basuki dan Gayatri Penentu Sektor Unggulan dalam Pembangunan Daerah: Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, X (1) : Bjørndal, T., A. Lappo and J. Ramos An Economic Analysis Of The Portugese Fisheries Sector Marine Policy, 51 : Flückiger, M and M. Ludwig Economic Shocks In The Fisheries Sector And Maritime Piracy. Journal Of Development Economics, 114 : Hendayana, R Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) Dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Jurnal Informatika Pertanian, 12 : Lagares, E.C and F.G. Ordaz Fisheries Structural Policy In The European Union : A Critical Analysis Of A Subsided Sector. Ocean And Coastal Management, 102 : Syafrizal Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagian Barat, PRISMA, Jakarta.