KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 DI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT DR RAMELAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 DI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT DR RAMELAN"

Transkripsi

1 KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 DI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT DR RAMELAN EVALUATION ON HOSPITAL SOLID HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN TNI AL Dr RAMELAN HOSPITAL ARDIANSYAH WIDHIATMOKO dan YULINAH TRIHADININGRUM Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr Ramelan adalah rumah sakit pemerintah dengan kualifikasi kelas A. Jumlah pasien yang dirawat pada tahun 2008 adalah sebanyak orang yang menghasilkan limbah padat cukup banyak. Hasil pengamatan pengelolaan limbah padat B3 menunjukkan bahwa limbah padat di rumah sakit ini belum terkelola dengan baik. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 menyebutkan bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah B3 harus mengelola limbahnya mulai dari sumber hingga pemusnahannya secara khusus. Saran pengelolaan limbah B3 untuk perbaikan adalah: (i) Limbah B3 harus ditempatkan pada wadah 30 L, terbuat dari HDPE, dan dilengkapi dengan pegas pembuka. (ii) Wadah harus sesuai dengan warna dan simbol yang diatur pada Kepmenkes nomor 1204 tahun (iii) Pengumpulan limbah B3 harus terpisah dengan limbah padat non B3. Alat pengumpul yang digunakan adalah gerobak dorong dengan volume 400 L. (iv) Alat pengumpul menggunakan gerobak dorong yang terbuat dari metal, berwarna merah, dan dilengkapi dengan simbol limbah B3 campuran. Efisiensi pengumpulan ditentukan dengan 3 trip/shift dengan waktu kerja 8 jam/hari. (v) Pengolahan limbah padat B3 menggunakan insinerator tipe DBC 1.5 dengan suhu C untuk memusnahkan limbah sitotoksis. Estimasi total biaya untuk pengadaan pengelolaan yang dipilih adalah Rp ,00, sedangkan estimasi biaya pengoperasian per bulan membutuhkan biaya sebesar Rp ,00. Kata kunci: Limbah Padat B3, Pengelolaan, RSAL Dr Ramelan Abstract TNI Angkatan Laut Dr. Ramelan Hospital is a government hospital with class A qualification. It has various medical facilities. The number of medical patients in 2008 was , who generated high amount of solid waste. Observation on solid hazardous waste management in this hospital concluded that the solid waste had not been well managed. The Government Decree No. 18/1999 states that every generator of hazardous waste must manage their waste, started from the source to the disposal site. This research evaluated solid hazardous waste management in TNI AL Dr. Ramelan Hospital. The recommended management system is as the following: (i) the hazardous waste should be placed in 30 L container, which is made from HDPE, and equipped with spring opener, (ii) the container should also be equipped with color and symbol according to the Minister of Health Decree No. 1204/ (iii) hazardous waste should be collected separately from non-medical waste, using a collection cart of 400L capacity. (iv) the cart is made from metal, red painted, and equipped with a symbol of hazardous waste mixture. The collection efficiency is 3 trips/shift, with working duration of 8 hours/day. (iv) the hazardous waste is treated using DBC 1,5 incinerator type, with C temperature for destroying cytotoxic waste. The estimated total cost of this management option is Rp , whereas the estimated operation cost is Rp ,00/month. Keywords : hazardous waste, management, TNI AL Dr Ramelan Hospital 1. Pendahuluan Latar Belakang Marinkovic et al (2007) melakukan survey terhadap sebuah rumah sakit di Kroasia mendapatkan kenyataan bahwa dari ton limbah padat per tahun, 86% berupa limbah domestik dan 14% adalah limbah B3. Sementara itu hasil penelitian Djaja (2006) di Indonesia menyebutkan bahwa sebanyak 648 rumah sakit dari rumah sakit yang ada, yang memiliki insinerator baru 49%. Padahal menurut Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 setiap orang

2 yang menghasilkan limbah B3 harus mengelola limbahnya mulai dari sumber penghasil hingga pemusnahannya. Hasil pengamatan pengelolaan limbah padat B3 di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr Ramelan menunjukkan bahwa limbah padat B3 di rumah sakit tersebut belum terkelola dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan fakta bahwa limbah B3 pengelolaannya masih tercampur dengan limbah padat non B3 dari sistem pewadahan hingga pengolahan. Wadah hanya terpisah antara limbah medis dan non medis. Alat pengumpul berupa gerobak kuning tanpa tutup. Wadah dan alat pengumpul ini belum sesuai dengan Kepmenkes 1204 tahun 2004, sehingga Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr Ramelan Surabaya harus melakukan pengelolaan limbah padat B3 ini secara khusus dan sesuai dengan peraturan yang ada. Perumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan di dapatkan suatu perumusan masalah yaitu pengelolaan limbah padat B3 yang sesuai dengan peraturan yang berlaku serta biaya yang dibutuhkan untuk penerapan strategi tersebut di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr Ramelan Surabaya Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah menyusun pengelolaan limbah padat B3 yang sesuai dengan peraturan yang berlaku termasuk biaya yang dibutuhkan untuk penerapan strategi tersebut di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr Ramelan Surabaya. Landasan Teori Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 menyebutkan bahwa Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain; Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian (Bapedal, 1995). Dalam Paramitha (2007) menurut Departemen Kesehatan RI, berdasarkan potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya, limbah medis telah digolongkan sebagai berikut: 1. Limbah benda tajam yaitu objek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian yang menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet parteur, pecahan gelas, dan pisau bedah 2. Limbah infeksius yaitu limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular dan limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular. 3. Limbah jaringan tubuh yang meliputi organ, anggota badan, darah, dan cairan tubuh. Biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi 4. Limbah sitotoksik yaitu bahan yang terkontaminasi oleh obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sittoksik 5. Limbah farmasi yaitu terdiri dari obat-obatan kadaluarsa, obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat yang tidak diperlukan lagi atau limbah dari proses produksi obat 6. Limbah Kimia yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, veterinary, laboratorium, proses sterilisasi atau riset. Dalam hal ini dibedakan dengan buangan kimia yang termasuk dalam limbah farmasi dan sitotoksik 7. Limbah Radioaktif yaitu bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionuklida. Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3 Pengelolaan

3 limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai fungsinya kembali. (Anonim, 1999). Reduksi limbah B3 dapat dilakukan melalui upaya menyempurnakan penyimpanan bahan baku dalam kegiatan proses (house keeping), substitusi bahan, modifikasi proses, serta upaya reduksi limbah B3 lainnya. (Anonim, 1999). Setiap kemasan limbah B3 wajib diberi simbol dan label yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3. Yang dimaksud dengan kemasan adalah tempat/wadah untuk menyimpan, mengangkut dan mengumpulkan limbah B3. Simbol adalah gambar yang menyatakan karakteristik limbah B3. Label adalah tulisan yang menunjukkan antara lain karakteristik, jenis limbah B3. (Anonim, 1999). Dalam melaksanakan kegiatanya, pengangkut tidak diperkenankan untuk limbah B-3 tanpa disertai dokumen lengkap mengenai limbah yang akan diangkut. Sebelum dilakukan pengangkutan, pengangkut harus menandatangani dokumen tersebut dan menyerahkan 1 copy kepada penghasil limbah. Dokumen tersebut harus menyertai limbah ke tempat yang dituju (Bapedal, 1995). Menurut Wentz (1995),tujuan dari pengolahan limbah B3 adalah menurunkan kadar kontaminan yang terdapat dalam limbah, sehingga kualitas limbah mendekati tingkat kelayakan untuk dibuang ke lingkungan. Hal ini penting dilakukan sebelum pengelolaan limbah adalah mereduksi volume limbah agar biaya pengolahan dapat ditekan. Berdasarkan BAPEDAL (1995) penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) harus dilakukan secara tepat, baik tempat, tata cara maupun persyaratannya. Walaupun limbah B3 yang akan ditimbun tersebut sudah diolah (secara fisika, kimia, dan biologi) sebelumnya, tetapi limbah B3 tersebut masih dapat berpotensi mencemari lingkungan dari timbulan lindinya. 2. Gambaran Umum Rumah Sakit TNI AL Dr Ramelan Pada tahun dilakukan peresmian RSAL Wonocolo oleh Panglima Kodamar dan dimulai kegiatan Penelitian Bawah Air bersama Fakultas Kedokteran Unair. Selain mendukung Operasi TNI AL juga digunakan untuk mendukung kesehatan anggota TNI beserta keluarganya, berdasarkan surat keputusan kasal nomor : skep/ / ii/ 1974 tanggal 20 pebruari 1974 tentang pemberian nama kepada R.S.A.L. surabaya menjadi Rumkital Dr. Ramelan Rumkital Dr Ramelan beralamat di Jalan Gadung No 1 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, memiliki luas tanah sebesar m 2, dan luas gedung sebesar m 2, Rumkital Dr Ramelan sebagai Rumah sakit kelas A memilik berbagai fasilitas pelayan.menurut Anonim (2010) fasilitas pelayanan dalam Rumkital Dr Ramelan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Fasilitas Pelayanan Gawat Darurat 2. Fasilitas Rawat Jalan 3. Fasilitas Rawat Inap

4 4. Fasilitas Penunjang Medis 5. Fasilitas Medical Check Up 6. Fasilitas Bedah Data statistik rumah sakit ini berdasarkan pada data yang diambil pada tahun 2008, antara lin sebagai berikut: 1. Angka pemanfaatan tempat tidur (BOR) : 51% 2. Lama hari perawatan (LOS) : 6 hari 3. Jumlah pasien rawat inap pada tahun 2008: orang 4. Jumlah kunjungan rawat jalan rata-rata :1.644 orang/hari 5. Jumlah kunjungan di UGD rata-rata/hari :120 orang 3. Metodologi Metodologi penelitian adalah langkah-langkah teknis yang akan dilakukan selama penelitian. Dalam metodologi penelitian ini akan dibahas tentang alat, bahan, dan metode yang akan dilakukan selama penelitian serta dilengkapi dengan kisaran waktunya yang dipakai. Langkah-langkah penelitian dimulai dengan munculnya ide penelitian, studi literatur, persiapan penelitian, penentuan variabel, analisa dan pembahasan, hingga kesimpulan. IDE PENELITIAN Evaluasi Pengelolaan Limbah padat B3 di Rumah Sakit PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATUR - Limbah Rumah Sakit - Identifikasi Limbah B3 - Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun - Peraturan Pemerintah No 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan No 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun - Keputusan Menteri Kesehatan RI 1204 / MENKES /SK /X /2004 tentang Prasyarat Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit - Desain Pengelolaan Limbah B3 PENGAMBILAN DATA A

5 A Data Primer Sumber limbah padat B3 rumah sakit Jumlah timbulan limbah padat B3 rumah sakit Jenis limbah padat B3 rumah sakit Kondisi pengelolaan Limbah B3 di Lapangan - Pewadahan - Penyimpanan - Pengumpulan - Pengolahan Data Sekunder: Jumlah Kamar di Rumah Sakit. Fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit Kondisi pengelolaan limbah B3 yang sudah dilaksanakan Struktur Organisasi Denah Rumah Sakit Spesifikasi Alat Pengolahan EVALUASI KONDISI - Pengelolaan Limbah padat B3 di tempat - Reduksi limbah B3 - Pengemasan limbah B3 - Pengumpulan Limbah B3 - Pengolahan dan Pemusnahan Limbah padat B3 - Pengolahan limbah B3 B

6 B SESUAI DENGAN PERATURAN Perbaikan dan penyempurnaan pengelolaan limbah padat B3 perencanaan yang akan datang TIDAK SESUAI DENGAN PERATURAN Strategi pengelolaan limbah padat B3 sesuai dengan peraturan yang ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS KESIMPULAN DAN SARAN 4. Hasil dan Pembahasan Jumlah Timbulan Limbah Padat B3 Rumkital Dr Ramelan Pengukuran terhadap jumlah limbah padat B3 Rumkital Dr Ramelan dilakukan dengan pengambilan sampel selama 8 hari yaitu pada tanggal 30 September 2010 sampai dengan tanggal 7 Oktober Pengukuran dilakukan pada masing-masing sumber-sumber limbah padat B3 adalah sebagai berikut: a. Unit Laboratorium b. Ruang Operasi c. Unit Patologi d. Apotek e. Ruang Unit Gawat Darurat Pengambilan sampel limbah padat B3 juga dilakukan pada ruang rawat inap yang dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2010 sampai tanggal 17 Oktober Ruang rawat inap Rumkital Dr Ramelan dibedakan dalam beberapa kelas yaitu: a. Kelas VIP sebanyak 10 tempat tidur b. Kelas Utama sebanyak 22 tempat tidur c. Kelas I sebanyak 59 tempat tidur d. Kelas II sebanyak 137 tempat tidur e. Kelas III sebanyak 342 tempat tidur Pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan SNI tentang Metoda Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Pengukuran ini dilakukan untuk menentukan nilai berat total, densitas dan volume untuk tiap komposisi limbah padat B3 di Rumkital Dr Ramelan. Menurut Direktorat Jendral PPM dan PL Departemen Kesehatan RI (2004), limbah Padat B3 rumah sakit memiliki 7 komposisi limbah padat B3 yaitu a. Limbah infeksius b. Limbah patologi c. Limbah benda tajam

7 d. Limbah farmasi e. Limbah sitotoksis f. Limbah kimia g. Limbah kandungan logam berat h. Wadah bertekanan Timbulan total limbah padat B3 didapatkan dengan melakukan penjumlahan terhadap berat dan volume limbah padat B3 pada setiap sumber untuk setiap komposisi limbah padat. Hasil perhitungan berat dan volume total limbah padat B3 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini Tabel 5.83 Hasil Perhitungan Berat dan Volume Limbah Padat B3 Rumkital Dr Ramelan Sumber Limbah Padat B3 Berat Rata- Rata (kg/hari) Berat Maksimal (kg/hari) Volume Rata-Rata (L/hari Volume Maksimal (L/hari) Limbah Infeksius Unit Laboratorium Ruang Operasi Unit Patologi Unit Gawat Darurat Ruang Inap Kelas VIP Ruang Inap Kelas Utama Ruang Inap Kelas I Ruang Inap Kelas II Ruang Inap Kelas III Total Limbah Infeksius Limbah Benda Tajam Unit Laboratorium Ruang Operasi Unit Patologi Unit Gawat Darurat Ruang Inap Kelas VIP Ruang Inap Kelas Utama Ruang Inap Kelas I Ruang Inap Kelas II Ruang Inap Kelas III Total Limbah Benda Tajam Limbah Patologi Unit Laboratorium Ruang Operasi Unit Patologi Total Limbah patologi Limbah Sitotoksis Unit Laboratorium Ruang Operasi Total Limbah sitotoksis

8 Sumber Limbah Padat B3 Berat Rata- Rata (kg/hari) Berat Maksimal (kg/hari) Volume Rata-Rata (L/hari Volume Maksimal (L/hari) Limbah Farmasi Apotek Unit Gawat Darurat Ruang Inap Kelas VIP Ruang Inap Kelas Utama Ruang Inap Kelas I Ruang Inap Kelas II Ruang Inap Kelas III Total Limbah farmasi Limbah Kimia Unit Laboratorium Ruang Operasi Unit Patologi Unit Gawat Darurat Total Limbah kimia Total Limbah Padat B ,64 Hasil perhitungan didapatkan bahwa limbah padat B3 Rumkital Dr Ramelan yang terbesar yaitu berupa limbah infeksius dengan berat total 22,09 kg/hari dan volume total 260,4 L/hari. Analisis Kondisi Pengelolaan Limbah Padat B3 Rumkital Dr Ramelan Dalam sub bab ini dijelaskan tentang kondisi pengelolaan limbah B3 saat ini yang digunakan sebagai bahan evaluasi pengelolaan lombah padat B3 yang sesuai untuk rumah sakit. Pengelolaan ini antara lain berupa reduksi, pewadahan, pengumpulan, pengolahan, dan penimbunan. Sistem analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan sistem pengelolaan Rumkital Dr Ramelan dengan sistem pengelolaan yang seharusnya sesuai dengan peraturan yang ada. Hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan di Rumkital Dr Ramelan ditemukan bahwa belum terjadi upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3, menurut SOP Rumkital Dr Ramelan (2008) dituliskan bahwa limbah medis dalam hal ini dapat dikatakan sebagai limbah padat B3 harus terpisah dengan limbah non medis, akan tetapi dalam penanganannya limbah padat medis dan non medis dalam penanganannya belum terpisah seutuhnya sehingga menyebabkan limbah padat non medis yang seharusnya non B3 menjadi B3. Berdasarkan Direktorat Jendral PPM dan PL Departemen Kesehatan RI (2004), rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dari sumber limbah, sehingga Rumkital Dr Ramelan memerlukan suatu upaya mereduksi limbah mulai dari sumbernya. Pewadahan limbah padat medis telah diatur dalam SOP Rumkital Dr Ramelan (2008) tentang penanganan sampah disebutkan bahwa sampah padat dipilah berdasarkan jenisnya yaitu limbah medis dan non medis. Jenis sampah yang termasuk limbah medis dan non medis Berdasarkan Direktorat Jendral PPM dan PL Departemen Kesehatan RI (2004), pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah. Sistem pewadahan harus terpilah antara jenis-jenis limbah medis padat mulai dari sumber yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah container bertekanan, dan limbah logam berat tinggi.

9 Sampah medis Rumkital Dr Ramelan sesuai dengan SOP Rumkital Dr Ramelan dikumpulkan dan kemudian dimusnahkan ke dalam insenerator pada waktu-waktu sebagai berikut: pagi hari : pukul Sore hari : pukul Hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan bahwa pengambilan yang dilakukan pukul dan pukul tidak dilaksanakan sebagai mestinya. Pada pukul kadang tidak dilakukan pengumpulan sehingga pada pukul terjadi akumulasi limbah padat B3. Alat pengumpulan yang digunakan adalah troli terbuka yang terbuat dari besi dengan volume 400 L. Sistem pengangkutan limbah medis dan limbah non medis diletakkan dalam satu alat pengangkut dengan petugas yang sama. Petugas hanya mengambil isi dari plastik yang melapisi wadah karena ada kebijakan dari rumah sakit untuk menghemat plastik. Kebijakan ini membuat kondisi dalam alat angkut terjadi percampuran antara limbah padat medis dan limbah padat non medis. Alat pelindung yang digunakan sudah sesuai dengan Kepmenkes 1204 tahun Akan tetapi berdasarkan pengamatan petugas yang bertugas hanya menggunakan topi, masker, pakaian panjang, dan pelindung kaki. Masker dan sarung tangan khusus hanya digunakan saat ingat saja. Pengolahan limbah padat B3 Rumkital Dr Ramelan menggunakan incinerator. Kondisi dari insinerator tidak terlalu baik karena sudah tidak ada pengatur suhu pada alat insenerator sehingga suhu pada saat pembakaran bisa saja kurang dari C. Pembakaran di lapangan tidak dilakukan pemanasan terlebih dahulu pada beberapa waktu awal sehingga suhu insinerator yang digunakan akan kurang dari C. Berdasarkan Direktorat Jendral PPM dan PL Departemen Kesehatan RI (2004), rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus membakar limbahnya selambat-lambatnya 24 jam dan suhu untuk pengolahan limbah medis seharusnya memiliki suhu minimal sebesar C. Perencanaan Strategi Pengelolaan Limbah Padat B3 di Rumkital Dr Ramelan Perencanaan strategi pengelolaan ini antara lain berisi tentang sistem pewadahan, sistem pengumpulan, sistem pengolahan, dan sistem pemusnahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada subbab dibawah ini. Sistem Pewadahan Pewadahan yang direncanakan adalah dengan menggunakan wadah yang terpisah antara komponen limbah yang ada, komponen limbah ini antara lain adalah limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimia, limbah logam berat tinggi, dan limbah wadah bertekanan. Sistem pewadahan harus memperhatikan kemudahan dalam sistem pengumpulan. Sistem pewadahan di Rumkital Dr Ramelan sebaiknya diberi tempat pengumpulan limbah padat B3 yang terletak diluar ruang penghasil limbah B3. Sistem pewadahan untuk mengumpulkan limbah padat B3 di Rumkital Dr Ramelan menggunakan wadah dengan volume 120 L. Sistem pewadahan yang diterapkan memiliki karakteristik pada Tabel dibawah ini. Tabel 5.89 Karakteristik Wadah Limbah Padat B3 Rumkital Dr Ramelan Karakteristik Wadah 30 L Wadah 120 L Dimensi Wadah p = 28 cm l = 28 cm t = 47,5 cm P = 45 cm l = 45 cm t = 63 cm

10 Bentuk Wadah Wadah sampah berbentuk persegi panjang dengan pegas pembuka, dan untuk wadah benda tajam menggunakan tutup geser - Terbuat dari fiberglass Wadah sampah berbentuk persegi panjang dengan penutup diatasnya - Terbuat dari plastik HDPE Jenis Wadah - Anti tusuk - Anti tusuk - Anti bocor - Anti bocor - Tidak mudah terbuka - Mudah dipindahkan Lokasi Dalam ruangan Luar ruangan Sistem Pengumpulan Strategi Pengumpulan Pengumpulan limbah medis Rumkital Dr Ramelan direncanakan dengan menggunakan Sistem Kontainer Tetap (Stationary Container System/SCS). Alat angkut yang digunakan memiliki volume yang sama dengan alat pengumpul sebelumnya. Alat angkut yang digunakan yaitu berupa gerobak dorong tertutup bervolume 400 L yang terbuat dari besi. Tabel Total Limbah Padat B3 Rumah Sakit TNI AL Dr Ramelan Sumber Limbah Padat B3 Infek sius Volume Limbah Padat B3 (L/hari) untuk Limbah Benda tajam Farma si Sito toksis Kimia Pato logi Jumlah wadah (buah) Volume Ratarata tiap Wadah (L) Volume wadah (L) % pe makai an Laboratorium Ruang operasi Apotek Unit patologi Unit gawat darurat Unit rawat inap - Kelas VIP Kelas utama Kelas I Kelas II Kelas III Faktor pemakaian wadah 0.45 Pengumpulan limbah padat B3 Rumkital Dr Ramelan dibutuhkan 3 trip/shift dengan waktu 1,74 jam/trip. Pengumpulan limbah padat B3 Rumkital Dr Ramelan dilakukan dengan 2 shift/hari sehingga total trip dalam 1 hari adalah sebanyak 6 trip/hari. Shift 1 dilakukan pada pukul dan shift 2 dilakukan pada pukul Dengan jam kerja yang ada dapat dilakukan 4,5 trip/hari. Jumlah gerobak yang dibutuhkan sebanyak 2 buah sesuai dengan jumlah petugas pengumpul dan dengan 1 gerobak

11 cadangan dan 1 petugas cadangan. Petugas pengumpul harus sudah mendapatkan pelatihan dalam penanganan limbah padat B3 dan mematuhi SOP. Pengumpulan yang dilakukan secara bergantian apabila petugas 1 pada saat shift 1 mengambil limbah padat B3 sebanyak 2 trip, maka pada shift 2 petugas hanya mengambil limbah padat B3 sebanyak 1 trip saja. Gerobak dorong diberi warna merah dan diberi simbol limbah B3 campuran dibawah ini Gambar Simbol Limbah Campuran Sistem Pengolahan Menurut Direktorat Jendral PPM dan PL Departemen Kesehatan RI (2004), limbah padat B3 tidak diperbolehkan membuang langsung ke tempat pembuangan akhir limbah domestik. Cara dan teknologi atau pemusnahan limbah padat B3 sesuai dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah padat B3 yang ada, dengan pembakaran menggunakan insinerator. Sistem pengolahan yang disarankan yaitu dengan insinerator yang sudah ada akan tetapi perlu adanya modifikasi terhadap suhu insinerator menjadi C sehingga dapat memusnahkan semua limbah padat B3 yang ada di Rumkital Dr Ramelan atau dengan menggunakan insinerator dengan spesifikasi sebagai berikut 1. Jenis : Insinerator DBC Dimensi : Panjang 250 cm lebar 165 cm tinggi 160 cm 3. Suhu : C C 4. Panjang cerobong : 7 m 5. Kapasitas ruang bakar : 1,5 m 3 6. Bahan bakar kerosis/diesel 7. Konsumsi bahan bakar l / jam 8. Burner : G 10 dan G 20 type Riello 9. Blower 1 buah 10. Filter jenis water spray Gambar Insinerator DBC 1,5

12 Total Biaya Strategi Perencanaan Pengelolaan Limbah Padat B3 Total biaya strategi yang di dapatkan ada dua macam yaitu biaya pengadaan dan biaya operasional. Total biaya pengadaan perencanaan pengelolaan limbah padat B3 Rumkital Dr Ramelan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini Total Biaya Pengadaan Perencanaan Pengelolaan Limbah Padat B3 Aspek Biaya Total Biaya (Rp) Pengadaan wadah Pengadaan alat pengumpul Pengadaan Insinerator Total biaya Hasil perhitungan didapatkan total biaya pengadaan adalah Rp ,00, sedangkan untuk total biaya operasional setiap bulan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Total Biaya Pengoperasian Strategi Perencanaan Pengelolaan Limbah Padat B3 Aspek Biaya Total Biaya (Rp) Biaya Operasional Biaya Perawatan Total biaya Hasil perhitungan didapatkan total biaya operasional adalah Rp , Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan pengelolaan limbah padat B3 Rumkital Dr Ramelan adalah sebagai berikut: 1. Timbulan limbah padat B3 di Rumkital Dr Ramelan adalah limbah infeksius (22,09 kg/hari), limbah benda tajam (17,79 kg/hari), limbah patologi (13,44 kg/hari), limbah sitotoksis (6,02 kg/hari), limbah farmasi (4,22 kg/hari), dan limbah kimia (6,71 kg/hari). 2. Pengelolaan limbah padat B3 di Rumkital Dr Ramelan belum sesuai dengan Keputusan Menteri Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. 3. Timbulan limbah padat B3 terbesar dihasilkan oleh Ruang Operasi Rumkital Dr Ramelan dengan timbulan rata-rata 21,93 kg/hari dengan volume 109,16 L/hari. 4. Komposisi limbah padat B3 terbesar yang dihasilkan di Rumkital Dr Ramelan adalah limbah infeksius dengan timbulan rata-rata sebesar 22,09 kg/hari. 5. Strategi pengelolaan yang disarankan adalah pemisahan limbah padat B3 mulai dari sumber hingga ke insinerator. Pewadahan dan pengumpulan dilakukan terpisah dengan alat tersendiri. 6. Pewadahan yang disarankan menggunakan simbol dan warna yang sesuai dengan Keputusan Menteri Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. 7. Pewadahan dilakukan secara terpisah mulai dari sumber. Limbah padat B3 yang dihasilkan Rukital Dr Ramelan adalah limbah infeksius, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah benda tajam, limbah patologi, dan limbah kimia 8. Pengumpulan limbah padat B3 menggunakan gerobak berwarna merah dengan simbol. Petugas yang dibutuhkan sebanyak 2 petugas dengan 2 gerobak dorong.

13 9. Untuk meningkatkan efisiensi pengumpulan maka pengumpulan dilakukan 3 trip/shift dengan waktu kerja 8 jam/hari 10. Perlu adanya pengarahan atau peraturan terhadap pasien dalam membuang limbah padat B3, karena ditemukan timbulan limbah padat B3 di rauang rawat inap sebesar 0,8 % dalam limbah padat non B3 11. Biaya yang dibutuhkan dalam pengadaan strategi yang disarankan adalah Rp , Biaya yang dibutuhkan dalam pengoperasian strategi yang disarankan adalah Rp ,00 Rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Perlu adanya penerapan strategi pengelolaan limbah padat B3 di Rumkital Dr Ramelan, karena pengelolaan limbah padat B3 yang ada belum sesuai dengan peraturan yang ada. 2. Perlu adanya kajian terhadap insinerator yang ditawarkan dan jumlah oksigen yang diperlukan dalam melakukan pembakaran sempurna 3. Perlu adanya perhitungan jumlah abu sisa insinerator yang dihasilkan untuk menghitung jumlah drum dan luas tempat penyimpanan yang dibutuhkan 6. Daftar Pustaka Anonim, Peraturan Pemerintahan RI No. 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun..Jakarta Anonim, Peraturan Pemerintahan RI No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintahan RI No. 18/1999 tentang pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta Anonim, Pengelolaan Limbah Rumah Sakit akan (Perlu) Diawasi. (URL: Diakses : 5 Agustus 2010 Aqarwal, A.K Limbah Medis: Batasan. School of health Sciences. Indira Gandhi National Open University, New Delhi. Askarian, M., Vakili, M., Kabir, G Result of a hospital waste survey in private hospital in Fars province, Iran. Waste Management 24 (2004) journal homepage: Diakses : 10 Agustus 2010 BAPEDAL, Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-01/BAPEDAL/09/1995 tentang tata-cara dan persyaratan teknis penyimpanan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3 BAPEDAL, Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. BAPEDAL, Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-04/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan, Dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. BAPEDAL Keputusan Kepala Bapedal No Kep-05/BAPEDAL/09/1995 tentang tata cara pemberian label dan symbol limbah B3. Departemen Pekerjaan Umum SNI tentang Metoda Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Yayasan LPMB. Bandung

14 Direktorat Jendral PPM dan PL Departemen Kesehatan RI Pedoman Teknis Pengelolaan Limbah Klinis dan Disinfeksi & Sterilisasi di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan, Jakarta Direktorat Jendral PPM dan PL Departemen Kesehatan RI Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 228/MENKES/SK/III/2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang Wajib Dilaksanakan Daerah. Departemen Kesehatan, Jakarta Direktorat Jendral PPM dan PL Departemen Kesehatan RI Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta. Bakti Husada Direktorat Jendral PPM dan PL Departemen Kesehatan RI Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Departemen Kesehatan, Jakarta Ditjen Pelayanan Medik & Ditjen Instalasi Medik Pedoman Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit. Departemen Kesehatan, Jakarta Djaja.I.M dan Dwi Maniksulistya Gambaran Pengelolaan Limbah Cair Di Rumah Sakit X Jakarta Februari Makara Kesehatan, VOL. 10, NO. 2, Desember 2006: Djunaedi, H Kajian Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit (Studi Kasus Rumah Sakit di Wilayah DKI Jakarta). Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana IPB, Bogor. Hasyim, H Manajemen Hiperkes Dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (Tinjauan Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di institute Sarana Kesehatan). Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol.08/No.02/Juni/ LaGrega, M.D., P.L. Buckingham, dan J.C.Evans, Hazardous waste management. McGraw-Hill International Editions, New York Marinkovic, N., Vitale, K., Holcer, N.J., Dzakula, A., Pavic, T Management of hazardous medical waste in Croatia. Waste Management 28 (2008) journal homepage: Diakses : 2 Agustus 2010 Paramita, N Evaluasi Pengelolaan Sampah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. Jurnal Presipitasi Vol. 2 No.1 Maret 2007, ISSN X Pristiyanto, D Berita Lingkungan : Limbah Rumah Sakit Mengandung Bahan Beracun Berbahaya. (URL://kompas.com/ kompas-cetak/ 0005 /13 /IPTEK /limb10.html). Diakses: 2 Agustus Sawalem M., Selic E., Herbell J.D Hospital waste management in Libya : A case study. Waste Management 29 (2009) journal homepage : Diakses : 10 Agustus 2010 SOP Standard Operating Procedure Penanganan Limbah Padat (Sampah). Bagian Urusan Dalam Rumkital Dr Ramelan Surabaya Tsakona, M., Anagnostopoulou, E., Gidarakos, E Hospital waste management and toxicity evaluation: A case study. Waste Management 27 (2007) journal homepage: Diakses : 2 Agustus 2010 Wentz, C.A., Hazardous Waste Management. Mc Graw-Hill Inc., New York Visvanathan C., Hazardous Waste Disposal. Resource, Conservation, and Recycling 16 (1996) journalhomepage: /resourcesconservationandrecycling. Diakses : 10 Agustus 2010

Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3. Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis

Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3. Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3 Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis Ada sisa obat yang terbuang Limbah Rumkital Dr Ramelan Limbah Medis a. Perban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA EVALUATION OF SOLID HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN Dr. SOETOMO HOSPITAL SURABAYA Palupi Mutiara Perdana* dan Yulinah Trihadiningrum

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3)

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) 1. Pendahuluan Rumah sakit dengan berbagai kegiatannya menghasilkan limbah yang saat ini mulai disadari dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADA RSUD DR.SOEDONO MADIUN

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADA RSUD DR.SOEDONO MADIUN KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADA RSUD DR.SOEDONO MADIUN Suryono Nugroho, Yulinah Trihadiningrum Program Studi Magister Manajemen Tekonologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Rumah sakit merupakan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat

Kata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT TK.III ROBERT WOLTER MONGINSIDI MANADO Bebi Darlin Kakambong *, Harvani Boky *, Rahayu H. Akili * * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA EVALUATION ON HOSPITAL SOLID HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN HAJI HOSPITAL Ayu Kumala Novitasari* dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004). Sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan sarana kesehatan yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

Lebih terperinci

JENIS DAN JUMLAH LIMBAH PADAT NON MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HARAPAN INSAN SENDAWAR KUTAI BARAT. Oleh: HILAFIA HILDA NIM.

JENIS DAN JUMLAH LIMBAH PADAT NON MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HARAPAN INSAN SENDAWAR KUTAI BARAT. Oleh: HILAFIA HILDA NIM. JENIS DAN JUMLAH LIMBAH PADAT NON MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HARAPAN INSAN SENDAWAR KUTAI BARAT Oleh: HILAFIA HILDA NIM. 100500164 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Lhokseumawe Tahun 2016

Pedoman Wawancara. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Lhokseumawe Tahun 2016 75 Lampiran 1 Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe Tahun 2016 A. Daftar pertanyaan untuk Kepala Instalasi Pemeliharaan Sanitasi Lingkungan (IPSL)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA TIMUR

IDENTIFIKASI POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA TIMUR IDENTIFIKASI POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA TIMUR Dosen Pembimbing IDAA Warmadewanthi, ST., MT., PhD. NIP. 197502121999032001 Oleh Intan Puteri Perdani NRP. 3307100010

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA Desi Juliannur, Sunarsieh dan Aryanto Purnomo Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail:

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS RUMAH SAKIT KHUSUS DI SURABAYA TIMUR. Oleh: Idkha Anggraini Pramesti

PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS RUMAH SAKIT KHUSUS DI SURABAYA TIMUR. Oleh: Idkha Anggraini Pramesti PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS RUMAH SAKIT KHUSUS DI SURABAYA TIMUR Oleh: Idkha Anggraini Pramesti Abstrak Peningkatan jumlah rumah sakit khusus di Surabaya berbanding lurus dengan jumlah limbah B3 medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber limbah B3 yang harus mendapat perhatian. Limbah B3 yang dikeluarkan dari rumah sakit meliputi limbah infeksius, sisa operasi, sisa suntikan,

Lebih terperinci

Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%)

Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%) Formulir Observasi Check List Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua Tahun 2014 No Item Ya Tidak Skor (%) Penampungan dan pemilahan 1 Wadah limbah medis dan limbah non medis

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ dan YULINAH TRIHADININGRUM Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Rumah sakit

Lebih terperinci

KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO

KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO Rahmi N.A. dan Lilis S., Jumlah Pasien dan Produksi Limbah Medis Padat KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT RADEN SAID SUKANTO SERTA REKOMENDASI SISTEM PENGELOLAANNYA

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT RADEN SAID SUKANTO SERTA REKOMENDASI SISTEM PENGELOLAANNYA IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT RADEN SAID SUKANTO SERTA REKOMENDASI SISTEM PENGELOLAANNYA Astri Maharani, El Khobar M. Nazech, dan Firdaus Ali Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah

Lebih terperinci

PENGUJIAN ALAT INCINERATOR UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT TANPA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS

PENGUJIAN ALAT INCINERATOR UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT TANPA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS PENGUJIAN ALAT INCINERATOR UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT TANPA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS Ardi Dwi Prasetiono Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP INDEKS PROPER DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP INDEKS PROPER DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP INDEKS PROPER DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO Fauziah Anggraini, Mursid Rahardjo,Onny Setiani Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP-110809001-LMB-01 00 `10 November 2014 1 DARI 5 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Dibuat Oleh : Petugas Limbah/Kesling Disetujui Oleh : Kepala Puskesmas ( Iskimi,Amkl ) NIP.19631025 199103 1 009 ( dr.h.t.fadhly

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian dunia saat ini terhadap keberlangsungan bumi dan lingkungan semakin meningkat. Berbagai forum internasional tentang lingkungan terus digelar yang telah menghasilkan

Lebih terperinci

Evaluasi Pengelolaan Limbah Padat B3 Hasil Insinerasi di RSUD Dr Soetomo Surabaya

Evaluasi Pengelolaan Limbah Padat B3 Hasil Insinerasi di RSUD Dr Soetomo Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-46 Evaluasi Pengelolaan Limbah Padat B3 Hasil Insinerasi di RSUD Dr Soetomo Surabaya Vijay Egclesias Girsang dan Welly Herumurti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah sakit berlangsung

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT JENIS B3 DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURABAYA

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT JENIS B3 DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURABAYA KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT JENIS B3 DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURABAYA STUDY ON HAZARDOUS SOLID WASTE MANAGEMENT IN BHAYANGKARA HOSPITAL SURABAYA Muhammad Dhani, Yulinah Trihadiningrum 2, Jurusan

Lebih terperinci

BERITA DAEARAH KOTA DEPOK NOMOR 123 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

BERITA DAEARAH KOTA DEPOK NOMOR 123 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK BERITA DAEARAH KOTA DEPOK NOMOR 123 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG TATA LAKSANA PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Apabila disbanding dengan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT JENIS B3 DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURABAYA

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT JENIS B3 DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURABAYA KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT JENIS B3 DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURABAYA Muhammad Dhani, Yulinah Trihadiningrum 2, Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS 1, 2 Jurusan Teknik Kimia, FTI ITS 3 Email: dhani_l21x@yahoo.com,

Lebih terperinci

MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER. Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER. Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Abstract Public Health Center is one of the institution which produce medical waste.

Lebih terperinci

Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan

Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan SOP PENGELOLAAN LIMBAH No : CSU/STI/05 Tanggal pembuatan : 10 FebruarI 2007 Tanggal peninjauan kembali : 10 FebruarI 2008 TUJUAN : Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia kesehatan erat sekali hubungannya dengan masalah lingkungan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam pencapaian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT JENIS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT JENIS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT JENIS B3 DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURABAYA Muhammad Dhani NRP. 33.09.201.009 Dosen Pembimbing: g Prof. Dr Yulinah T.MAPP.Sc NIP. 195307061984032004 Latar belakang KESEMBUHAN

Lebih terperinci

Hazardouz Medical Waste Management of Speciality Hospital in Central and South Surabaya

Hazardouz Medical Waste Management of Speciality Hospital in Central and South Surabaya Pengelolaan Limbah B3 Medis Rumah Sakit Khusus di Surabaya Pusat dan Selatan Hazardouz Medical Waste Management of Speciality Hospital in Central and South Surabaya Dian Windasari, Welly Herumurti* Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS MINIMISASI LIMBAH PADAT MEDIS DI RS PB. Elnovrian Purnama Saghita, Thamrin, Dedi Afandi

ANALISIS MINIMISASI LIMBAH PADAT MEDIS DI RS PB. Elnovrian Purnama Saghita, Thamrin, Dedi Afandi ANALISIS MINIMISASI LIMBAH PADAT MEDIS DI RS PB Elnovrian Purnama Saghita, Thamrin, Dedi Afandi Alumni Pascasarjana Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Riau, Pekanbaru, Jl. Pattimura Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan tempat yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup manusia, tidak dapat diukur dari sudut pandang ekonomis saja, tapi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) BERDASARKAN PERINGKAT PROPER DI RSUD UNGARAN

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) BERDASARKAN PERINGKAT PROPER DI RSUD UNGARAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) BERDASARKAN PERINGKAT PROPER DI RSUD UNGARAN Bella Arieza Andriyana Putri*, Tri Joko**, Hanan Lanang Dangiran** *) Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

NOMOR RESPONDEN : PUSKESMAS :.. TGL. SURVEY :. A. IDENTITAS RESPONDEN

NOMOR RESPONDEN : PUSKESMAS :.. TGL. SURVEY :. A. IDENTITAS RESPONDEN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH METODE DISKUSI DAN METODE CERAMAH TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM MEMBUANG LIMBAH MEDIS PADAT DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2010 NOMOR RESPONDEN :

Lebih terperinci

BAB 6 Kesimpulan dan Saran

BAB 6 Kesimpulan dan Saran 207 BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Timbulan dan komposisi limbah B3 medis rumah sakit khusus di Surabaya Pusat dan Selatan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan disegala bidang kehidupan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan, termasuk bidang kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan menghasilkan bermacam-macam buangan limbah yang dapat mempengaruhi kesehatan. Rumah sakit sebagai salah

Lebih terperinci

POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT DAN B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA SELATAN. Rizka Firdausi Pertiwi L/O/G/O

POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT DAN B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA SELATAN. Rizka Firdausi Pertiwi L/O/G/O POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT DAN B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA SELATAN Rizka Firdausi Pertiwi 3308100024 L/O/G/O Latar Belakang Peningkatan fasilitas di fasilitas kesehatan meningkatkan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu unit yang mencakup berbagai kegiatan kompleks didalamnya, antara lain pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, layanan medik,

Lebih terperinci

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2) KMA 43026 AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2) Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Contoh Audit Lingkungan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup perlu dijaga kelestariannya

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO Nadia Paramita *) ABSTRACT Activity in a hospital producing organic and inorganic solid waste.the characteristics of the solid

Lebih terperinci

POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA SELATAN HAZARDOUS WASTE DISTRIBUTION FROM MEDICAL FACILITIES IN SOUTH SURABAYA

POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA SELATAN HAZARDOUS WASTE DISTRIBUTION FROM MEDICAL FACILITIES IN SOUTH SURABAYA SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 2012 POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA SELATAN HAZARDOUS WASTE DISTRIBUTION FROM MEDICAL FACILITIES IN SOUTH SURABAYA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 19-1994::PP 12-1995 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 31, 1999 LINGKUNGAN HIDUP. BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN. Dampak Lingkungan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Tujuan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan secara profesional yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan secara profesional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi perawatan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan secara profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter,

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ 3306 100 086 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Unit Operasional RS Kajian Kajian pada 3 unit kegiatan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA TIMUR

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA TIMUR IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA TIMUR IDENTIFICATION OF HAZARDOUS WASTE DISTRIBUTION FROM MEDICAL FACILITIES IN EASTERN SURABAYA Intan Puteri Perdani Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai masa depan dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan

Lebih terperinci

Pengelolaan Limbah Medis Padat Puskesmas Se-Kota Pekanbaru The Medical Waste Management in Health Centers as the City of Pekanbaru

Pengelolaan Limbah Medis Padat Puskesmas Se-Kota Pekanbaru The Medical Waste Management in Health Centers as the City of Pekanbaru 1 Leonita, Yulianto, Pengelolaan Limbah Medis Padat Puskesmas Se-Kota Pekanbaru 2014 Pengelolaan Limbah Medis Padat Puskesmas Se-Kota Pekanbaru The Medical Waste Management in Health Centers as the City

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup perlu dijaga kelestariannya sehingga tetap mampu menunjang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA DUMAI. Management of Medical Solid Waste At Dumai Hospital City ABSTRAK

MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA DUMAI. Management of Medical Solid Waste At Dumai Hospital City ABSTRAK Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat Vol.1 No.2 Edisi November ISSN 2580-0590 MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA DUMAI Management of Medical Solid Waste At Dumai Hospital

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-138

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-138 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-138 Evaluasi Fungsi Insinerator dalam Memusnahkan Limbah B3 di Rumah Sakit TNI Dr.Ramelan Surabaya Jahn Leonard Saragih dan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI Evaluation of Solid Waste Management System in General Hospital Regional Blambangan, Banyuwangi Rr Domy Line dan Lilis

Lebih terperinci

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3)

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3) DAFTAR ISI Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan K3RS --------------------------------------------- Daftar Isi-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT PROPOSAL PROYEK AKHIR STUDI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR STUDY ON SOLID WASTE COLLECTION AND TRANSPORT IN SANGATTA CITY,EAST KUTAI Yayuk Tri Wahyuni NRP 311

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT PADA RS. Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT PADA RS. Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN An-Nadaa, Vol 1 No.1, Juni 2014, hal 5-9 Artikel II SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT PADA RS. Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Management Systems of Solid Waste in the Hospital dr. H. Moch. Ansari

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan ini dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan ini dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Banyak sekali pembangunan-pembangunan yang masih dilakukan di negara ini. Salah satunya adalah pembangunan

Lebih terperinci

Teknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit

Teknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit KMA 43026 Teknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc.,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN

Lebih terperinci

kantong plastik berbeda warna dan diberi label, kemudian safety box, troli.

kantong plastik berbeda warna dan diberi label, kemudian safety box, troli. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Komponen Input Ada 4 variabel penelitian dalam Komponen Input terkait pengelolaan limbah medis a. Kebijakan Rumah sakit telah memili SOP sedangankan untuk

Lebih terperinci

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.333, 2014 LINGKUNGAN HIDUP. Limbah. Bahan Berbahaya. Beracun. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5617) PERATURAN

Lebih terperinci

PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAN OBAT-OBAT RUSAK DAN KADALUWARSA. Prof. Dr. Slamet Ibrahim S. DEA. Apt. Farmakokimia- Sekolah Farmasi ITB 2009

PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAN OBAT-OBAT RUSAK DAN KADALUWARSA. Prof. Dr. Slamet Ibrahim S. DEA. Apt. Farmakokimia- Sekolah Farmasi ITB 2009 PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAN OBAT-OBAT RUSAK DAN KADALUWARSA Prof. Dr. Slamet Ibrahim S. DEA. Apt. Farmakokimia- Sekolah Farmasi ITB 2009 Pendahuluan Obat-obat yang kadaluwarsa adalah obat yang telah melewati

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM

PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM UPT. PUSKESMAS PENANAE PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM No. Dokumen : No Revisi : SOP Tanggal terbit: Halaman: Ttd.Ka.Puskesmas : N u r a h d i a h Nip.: 196612311986032087 1. PENGERTIAN Limbah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat tahun 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.39, 2014 KEMEN LH. Limbah. Bahan Berbahaya. Beracun. Simbol. Label PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting) IFAC (2005) menjelaskan bahwa pada level organisasi, Environmental

BAB II LANDASAN TEORI Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting) IFAC (2005) menjelaskan bahwa pada level organisasi, Environmental 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting) IFAC (2005) menjelaskan bahwa pada level organisasi, Environmental Accounting (EA) terletak dalam konteks Akuntansi Manajemen

Lebih terperinci

Epifani Ardysta Paraningrum, IDAA Warmadewanthi *

Epifani Ardysta Paraningrum, IDAA Warmadewanthi * Identifikasi Pola Penyebaran Limbah Padat B3 dari Fasilitas Kesehatan di Surabaya Barat Identification of Hazardous Waste Distribution from Medical Facilities in Western Surabaya Epifani Ardysta Paraningrum,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup perlu dijaga kelestariannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air di negara berkembang seperti Indonesia saat ini telah menunjukkan gejala cukup serius dan harus segera mendapat

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT UMUM SUMENEP

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT UMUM SUMENEP 53 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1 EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT UMUM SUMENEP M. Ikbal Hidayatullah, Naniek Ratni Juliardi.A.R dan Firra Rosariawari Program Studi Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

UPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION

UPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION UPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION Yanti Martina Waruwu 1, Haryo Santoso 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009 Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009 Sumber pencemar di perkotaan Hazardous waste storage Acuan Permen LH no. 30/2009 tentang Tentang Tata Laksana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan di sembilan puskesmas se-kota Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan di sembilan puskesmas se-kota Gorontalo BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian Penelitian ini telah di laksanakan di sembilan puskesmas se-kota Gorontalo yaitu Puskesmas Tamalate, Puskesmas Wongkaditi,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 204 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN RUMAH SAKIT *) Dr. Henni Djuhaeni, MARS Kanwil Departenen Kesehatan Propinsi Jawa Barat

PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN RUMAH SAKIT *) Dr. Henni Djuhaeni, MARS Kanwil Departenen Kesehatan Propinsi Jawa Barat PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN RUMAH SAKIT *) Dr. Henni Djuhaeni, MARS Kanwil Departenen Kesehatan Propinsi Jawa Barat I. Pendahuluan Program pembangunan pada periode Pembangunan Jangka Panjang kedua

Lebih terperinci