DIGITAL LINE UNIT (DLU) PADA SENTRAL TELEPON DIGITAL PADA AREA WORK GROUP TEMANGGUNG Eko Prasetyo (L2F709002)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIGITAL LINE UNIT (DLU) PADA SENTRAL TELEPON DIGITAL PADA AREA WORK GROUP TEMANGGUNG Eko Prasetyo (L2F709002)"

Transkripsi

1 IITA IN NIT () PAA SNTRA TPON IITA PAA ARA WORK ROP TANN ko Prasetyo (2F792) Abstrak - (igital ine nit) adalah bagian dari sentral telepon digital WS yang dimiliki PT. TKO, yang fungsi utamanya adalah sebagai interface atau antarmuka antara pelanggan dengan sentral telepon digital, yaitu dengan mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Selain itu (igital ine nit) dapat berfungsi untuk emergency calling, yaitu suatu kemampuan untuk melakukan hubungan antar pelanggan yang masih dalam satu unit (igital ine nit) jika hubungan antara dengan sentral pusat terputus. Sehingga proses di dalam hanyalah bagian dari proses yang kompleks dalam suatu sentral telepon digital WS, dimana dalam suatu sentral telepon digital terjadi beberapa proses penting antara lain : pengubahan sinyal dari analog ke digital (oleh P 3), proses multiplexing, proses transmisi, proses switching, proses signalling, dan proses kontrol. Kata kunci P-3, sampling, quantizing, coding, frame, rack A. atar elakang I. PNAHAN Teknologi komunikasi di Indonesia maupun di dunia dewasa ini berkembang semakin pesat. ntuk masa kini dan akan datang informasi dan komunikasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang. engan semakin meningkatnya jumlah pelanggan yang memanfaatkan jasa telekomunikasi maka PT Telkom dituntut untuk dapat menyediakan layanan yang berkualitas. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kinerja sistem telekomunikasi secara menyeluruh termasuk di dalamnya peningkatan kinerja jaringan telekomunikasi, yang berarti elemen-elemen jaringan telekomunikasi harus mempunyai kinerja yang baik. Salah satunya adalah sentral telepon, baik sentral lokal maupun sentral remote. ntuk mendapatkan kinerja sistem yang baik, maka diperlukan penerapan teknologi yang up to date dan relevan dengan kebutuhan masyarakat yang menginginkan komunikasi yang cepat, sedikit hambatan, dan berkualitas. engan perkembangan teknologi telekomunikasi digital maka PT Telkom juga menerapkan teknologi telekomunikasi digital pada perangkat sistem telekomunikasi yang dipunyainya.. Pembatasan asalah alam laporan kerja praktek ini, penulis membatasi pembahasan tentang unit hanya meliputi bagian-bagian utamanya, prinsip kerja dan tugas-tugas utamanya, proses pengubahan sinyal analog ke digital dengan sistem P-3, tugas dari tiap-tiap bagiannya, susunan rack dan frame-nya. Adapun masalah-masalah yang ada di luar, seperti konsep penanganan gangguan pada sirkuit komunikasi, cara pengoperasian secara remote, tekik switching maupun pensinyalan tidak dibahas dalam makalah ini, melainkan hanya sebagai informasi dan pengetahuan. II. STRKTR AN FNSI SNTRA TPON IITA WS ntuk dapat melaksanakan tugasnya suatu sentral Telepon digital harus mempunyai unit-unit sebagai berikut : a) Akses nit nit ini berfungsi sebagai tempat tersambungnya perangkat luar sentral yang ingin berhubungan dengan sentral, jadi dapat dikatakan sebagai interface dengan perangkat luar. Perangkat luar yang dimaksud dapat berupa pesawat telepon maupun trunk dari sentral lain. Tugas utama dari unit ini adalah menyesuaikan bentuk informasi dari luar dengan sentral sehingga informasi yang masuk dapat diolah oleh sentral dan informasi sentral yang akan dikirim dapat dimengerti oleh perangkat luar. ntuk melakukan tugas tersebut, maka Akses nit mempunyai unit generator yang dapat mengirim nada (tone) dan arus bel (ringing) dan unit penerima sinyal yang dapat menerima sinyal dari pelanggan maupun trunk. Sebagai contoh dari Akses nit, dalam sentral WS yaitu T dan. b) Switching nit Yaitu tempat menyambungkan satu pelanggan dengan pelanggan lain. c) Processor nit Yaitu tempat memproses segala kegiatan dalam sentral. d) Signaling nit Yaitu tempat memproses pensinyalan. Semua unit-unit fungsional diatas masing-masing mempunyai prosesor untuk pengontrolannya, semua prosesor itu dikoordinir oleh Prosesor nit. ASS NIT SINAIN NIT PROSSOR NIT SWITHIN NIT ambar lok diagram Sentral igital Sentral telepon digital beroperasi dengan dikontrol oleh prosesor, oleh karena itu diperlukan perangkat lunak atau software yang berupa program dan data untuk menjalankan sentral. alam sentral digital secara prinsip software dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : Operating system

2 ser Software III. agian-bagian (IITA IN NIT) A. Fasilitas dan Fitur Fasilitas dan service feature perangkat (igital ine nit) antara lain : Kapasitasnya besar yaitu 8 sampai dengan 952 pelanggan aksimum traffic handling capacity sebesar rlang apat dipasang pada sentral WS setempat atau dipasang jauh dari sentral (remote) Semua features sentral WS untuk service pelanggan seperti pengaturan kelas pelanggan juga berlaku untuk pelanggan baik lokal maupun remote Antara dengan T menggunakan signalling S (ommon hannel Signalling) sehingga tidak mengganggu pemakaian time slot speech channel. Terhubung ke T melalui highway 4 x 2 bit/s atau 2 x 2 bit/s apat disambungkan dengan pesawat telepon tipe : Rotary dial (roda pilih) Push botton (tombol tekan) apat menggunakan home meter charge 6 khz apat dipasang pesawat coin box apat difungsikan sebagai PAX/PX. agian-bagian saluran pelanggan analog dan ISN saluran PX S T AX R SP I I P P ke dua buah T Network- 469 Kbit/s Network- 469 Kbit/s ambar 2. lok diagram P P ontrol Network- 36 Kbit/s ontrol Network- 36 Kbit/s yang terdiri dari : a) odul odul (Subscriber ine odul Analog) yang dikontrol oleh SP (Subscriber ine odul ontrol Processor). alam satu modul berisi satu SP dan 8 sirkuit SA (subscriber line circuit analog). Fungsi dari modul ini adalah sebagai berikut : enjadi interface dengan pelanggan maksimal 8 pelanggan enyalurkan ring current (nada dering) dan pulsa biaya engisolasi subscriber loop dengan tujuan pengetesan engontrol port-port dengan bantuan slmcp engubah sinyal-sinyal control dari pelanggan b) odul S odul S sama dengan modul perbedaannya modul S melayani maksimal 8 pelanggan ISN digital. c) odul R odul R (Ring generator and metering generator) berfungsi untuk membangkitkan ring current (nada dering) dan metering voltage (pulsa biaya). d) odul I odul I (igital Interface nit for ) ada 2 bagian yaitu I dan I. Fungsi utama dari I adalah berfungsi sebagai interface antara saluran highway P dari T dengan signal 496 kbits/s pada network dan di dalam internal sendiri. Tugas lainnya dari I antara lain : menyalurkan sinyal-sinyal suara,melalui 2 saluran P-3 atau 2 bit/s menyuntikkan sinyal kontrol ke dalam saluran P- 3 kanal ke-6 membangkitkan nada-nada dan melaksanakan sambungan internal (antara pelanggan- pelanggan satu ) pada waktu dalam keadaan emergency. e) odul odul (igital ine nit ontrol) ada 2 bagian yaitu dan. mempunyai fungsi utama men-scanning secara terus menerus status semua SA dari nomor terkecil (port ) s/d port terbesar (port 95), sedangkan melakukan hal yang sebaliknya yaitu men-scanning dari port terbesar (port 95) ke port terkecil (port ). Prioritas tertinggi ada pada. Fungsi lainnya dari antara lain : mengontrol aktifitas, misalnya dengan mengintegrasi SP mengubah sinyal kontrol ke dalam format ITT No 7 sebelum dikirim ke I menterjemahkan directory number (nomor pelanggan) dan mengirimkan nada-nada pada waktu emergency. f) odul T odul T (Test nit) terdiri dari 3 modul yaitu FT,, dan V. FT (Function Test odule) adalah modul untuk mengetes fungsi semua modul, maksimum ada 9 modul. (ine easuring odule) berfungsi sebagai modul untuk pengukuran saluran pelanggan melalui SI dari sentral induknya. V (evel easuring odule), berfungsi sebagai modul pengukur level dari semua. Tugas-tugas lainnya dari T adalah sebagai

3 berikut : pengukuran tahanan pengukuran kapasitansi pengukuran A/ pengukuran frekuensi g) odul SP odul SP (mergency service equipment for pushbutton subscriber), berfungsi untuk pelayanan emergency service yaitu jika terputus komunikasinya dengan sentral induk tetapi sendiri tidak terganggu maka pelanggan masih dapat berbicara antar pelanggan dalam tersebut. Pelanggan dengan pesawat rotary dial digitnya langsung diolah SP sedang pelanggan dengan push button hanya dapat dilayani jika tersedia modul SP untuk menerjemahkan sinyal push button atau digit yang didial pelanggan tersebut. h) odul AX odul AX (xternal Alarm Set) berfungsi sebagai physical interface untuk maksimal 6 eksternal alarm untuk tujuan remote service. i) Network 496 Kbit/s Network ini digunakan untuk mengirimkan informasi pemakai antara S dengan I. j) ontrol Network 36 Kbit/s Network ini digunakan untuk mengirimkan informasi control antara S dengan.. mergency Service alam emergency service, pelanggan mendapat dial tone, ringing tone, dan busy tone dari I dan I. ata pelanggan diolah oleh, mendeteksi pelanggan yang mengangkat handset, mengubah sinyal analog ke digital dan sebaliknya. igit yang di-dial diperiksa oleh apakah merupakan nomor -nya sendiri, jika bukan I akan memberikan nada sibuk (busy tone), jika masih merupakan nomor tersebut maka hubungan percakapan akan dibentuk. alam hal ini time slot dari diterima oleh I, tidak diteruskan ke P tetapi di-loopback atau dikembalikan ke dimana nomor pelanggan berada, melalui highway 496 kbit/s di dalam sendiri. Jumlah pelanggan yang dapat berbicara serentak adalah 6 pasang pelanggan, dan kesemuanya tidak dikenai tarif atau gratis karena semua meter pelanggan dicatat pada sentral induknya.. Hubungan dengan T (igital ine nit) pada Area Work roup Temanggung adalah sentral remote control yang terhubung dengan sentral induknya (WS) melalui 4 x P-3 highways. tersambung pada unit T, untuk keamanan operasi, satu disambungkan dengan 2 unit T. Jalur highways yang menghubungkan dengan T disebut P (Primary igital arrier) dengan bit rate 248 kbits/s atau sama dengan sinyal P-3. ambar di bawah ini menggambarkan hubungan ke T di sentral induknya. 95 Aplikasi remote Aplikasi lokal P P P 3 P 2 T T P (P) S (SN) ambar 3 Hubungan antara ke sentral induknya. Susunan Rack dan Frame pada AW Temanggung FRA (A) FRA () FRA () FRA () R R I I F T / SP / SP V S A / SP S A / SP / AX S A Shelf Shelf Shelf 2 Shelf 3 Shelf 4 Shelf 5 Shelf 6 Shelf 7 84 port jika tanpa SP atau 52 jika dengan SP dan AX 256 port 256 port 256 port ambar 4 Susunan rack pada AW Temanggung Ada dua tipe rack, untuk tipe pertama dalam satu rack dapat berisi maksimal 952 port (tanpa modul SP dan AX) dan tipe kedua dengan kemampuan trafik lebih tinggi berkapasitas maksimum 44 port per, dimana satu rack memuat 2 tipe ini. Tipe pertama disebut R: dengan, tipe kedua disebut R: dengan 2

4 . Perbedaan ini dibedakan atas traffic carried (pembicaraan) yang dapat dilayani pada saat yang bersamaan. Tipe rack (952 subscriber) adalah, rlang/subscriber, tipe rack 2 (2 x 44 subscriber) mencapai,2 rlang/subscriber. erdasarkan observasi yang penulis amati di lapangan, AW Temanggung menggunakan 4 buah rack tipe pertama yaitu yang berisi maksimum 952 buah port pelanggan, sehingga total maksimum port untuk pelanggan sebesar 952 x 4 = 388 port, sehingga masih tersedia cukup banyak port yang kosong karena digunakan untuk melayani pelanggan yang berjumlah 2834 pelanggan disekitar wilayah kota Temanggung. Satu rack terdiri dari empat buah frame dimana tiap-tiap frame terdiri dari dua buah shelf. erikut ini adalah susunan frame dalam satu rack pada Area Work roup Temanggung : a) Frame Pertama ntuk frame pertama (frame yang letaknya paling atas) menggunakan tipe frame (A) yang dapat berisi maksimum 84 pelanggan. Frame pertama dibagi menjadi dua shelf yaitu self dan shelf. Shelf terdiri dari buah sirkuit (namun 2 buah sirkuit seringkali digunakan sebagai modul SP atau AX), 2 buah (irect urrent onverter), modul R, modul, satu modul I, FT,, V,, dan. Shelf sendiri terbagi menjadi dua subbagian yaitu shelf - dan shelf - yang masing-masing dicatu oleh yang berbeda. Kapasitas maksimal pelanggan yang dapat dilayani oleh shelf adalah 8 x modul = 8 port pelanggan (jika tanpa modul SP / AX). Jika menggunakan modul SP/AX maka jumlah maksimal pelanggan 8 x 8 modul = 64 port pelanggan. Shelf terdiri dari 3 sirkuit (namun biasanya dua buah sirkuit digunakan untuk modul SP), 2 buah (irect urrent onverter), sebuah modul R, satu modul, I,, dan. Kapasitas maksimal pelanggan yang dapat dilayani oleh shelf adalah 8 x 3 modul = 4 port pelanggan (jika tanpa modul SP). Jika menggunakan modul SP maka jumlah maksimal pelanggan 8 x modul = 88 port pelanggan. Jadi total pelanggan yang dapat ditangani oleh frame pertama adalah = 84 pelanggan jika tanpa modul SP/AX. Jika menggunakan modul SP/AX maka total pelanggan = = 52 pelanggan. b) Frame Kedua, Ketiga dan Keempat. ntuk frame kedua sampai frame keempat menggunakan tipe frame () yang hanya berisi sirkuit-sirkuit untuk pelanggan atau sirkuit. Jenis frame () ini dapat berisi maksimum 256 pelanggan. Frame-frame tersebut juga dibagi menjadi masing-masing dua shelf yaitu shelf 2 dan shelf 3 untuk frame kedua, shelf 4 dan shelf 5 untuk frame ketiga, shelf 6 dan shelf 7 untuk frame keempat. asingmasing Shelf terdiri dari 6 buah sirkuit sehingga kapasitas total pelanggan masing-masing shelf adalah 6 x 8 = 28 port. asing-masing Shelf sendiri terbagi menjadi dua subbagian yang masing-masing dicatu oleh yang berbeda. Salah satu fungsi penting dalam adalah mengubah sinyal analog dari pelanggan analog menjadi sinyal digital dalam format P. Prinsip dari pembentukan P adalah suatu band frekuensi sinyal analog di-sampling dengan frekuensi sampling 2 kali frekuensi maksimal sinyal analog, Hasil sampling adalah sinyal digital yang mengandung informasi sinyal analog tersebut. an sinyal analog tersebut dapat diperoleh kembali dengan bantuan PF. Proses pembentukan P adalah melalui 4 langkah :. Sampling (pencuplikan) 2. ompressing (penekanan) 3. Quantizing (menghargakan) 4. oding (mengkodekan) i Indonesia sistem P yang digunakan adalah P- 3 yang mempunyai level sample = 256. imana = 2n, dengan n adalah jumlah bit yang digunakan untuk mengkodekan satu nilai sample. Jadi n = 8, atau dengan kata lain satu nilai sample dari sinyal PA akan dikodekan menjadi 8 bit. Proses sampling dilakukan sekaligus pada beberapa kanal suara misal 32 kanal secara sekuensial dan hasil dari multiple sampling ini adalah sinyal multiplex PA (ultiplex Pulse Amplitude odulation). ntuk 32 kanal dapat dilakukan multiple sampling dengan frekuensi sampling 8 khz maka diperlukan waktu 3,9 μs (25 μs/32), untuk masing-masing kanal suara agar dapat di sample secara berurutan dan menghasilkan PA multiplex, jadi seluruh proses dilakukan dalam waktu 25 μs (waktu frame) dengan masing-masing dari 32 kanal disampling satu kali. Sinyal PA yang merupakan sinyal diskrit diubah oleh unit quantizer menjadi sinyal P-3. Agar sinyal analog tetap dapat direproduksi lagi seperti semula tanpa memberi cacat pada artikulasinya diperlukan frekuensi sampling 2 fmax sinyal analog. ntuk band frekuensi 3-34 khz, ditentukan frekuensi sampling 2 x 34 = 68 Hz dibulatkan menjadi 8 khz sebagai standard, sehingga periode sampling = /8 khz = 25 μs. Jadi bila sinyal analog mengandung 3 kanal suara berarti dalam periode sampling didapat 3 amplitude sample dari masingmasing kanal tersebut. an proses pengubahan dari amplitude-amplitude sampling ke sinyal-sinyal digital (P) disebut kuantisasi. Total range dari amplitude sinyal dibagi dalam level-level standar pulsa yang disebut interval kuantisasi dan tengah-tengah interval tersebut disebut nilai kuantisasi. Nilai-nilai kuantisasi yang didapat dari proses kuantisasi dipakai sebagai dasar pada decoder (proses pengubahan kembali dari P ke PA) sehingga akan terjadi distorsi kuantisasi atau beda dengan sinyal sampling analog (PA) semula. istorsi ini akan berkurang bila interval kuantisasi bertambah banyak dalam arti step-step kuantisasi ditambah atau diperkecil jaraknya sehingga distorsi akan mengecil dan dapat diabaikan. Proses selanjutnya dari pembentukan P coding atau pengkodean. Sinyal P yang diperlukan untuk transmisi diperoleh dengan kode-kode biner dari nilai-nilai interval kuantisasi, jumlah bit yang diperlukan untuk coding tersebut tergantung pada banyaknya step kuantisasi yang dipakai, Pada P-3, 32 kanal alokasi waktu terdapat dalam frame (25 μs) terdiri dari :

5 TS (time slot) Arah transmisi ,9 µsec bit kode 32 x 8 = 256 bit frame = 25 µsec Signalling 6 ambar 5 Pulsa Sampling yang belum dikuantisasi dan yang sudah dikuantisasi Satu frame berisi 256 bit (32 time slot = 32 alokasi waktu) jadi satu time slot adalah 25/32 = 3,9 µs. Frekuensi sampling (t = 25 µs) = 8 Hz dan bit rate per kanal time slot (kecepatan pengiriman bit per kanal waktu) = 8 x 8 bit = 64 kbps, sehingga bit rate untuk P-3 dengan 32 kanal waktu = 32 x 64 kbps = 2,48 bps (dengan variasi jumlah bit yang diperbolehkan untuk sistem P-3 adalah ± 5 bps). Tabel Penggunaan time slot pada frame P 3 Time Slot Penggunaan Synchronisation - 5 Sinyal Informasi 6 Signalling 7-3 Sinyal Informasi A. Kesimpulan IV. PNTP ari hasil kerja praktek di PT. Telkom Kancatel Temanggung, penulis dapat mengambil kesimpulankesimpulan sebagai berikut :. merupakan bagian dari sentral digital WS yang mempunyai fungsi atau kemampuan utama mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital dalam format P 3 untuk kemudian dilakukan multiplexing dan switching pada sentral induknya. 2. agian-bagian utama meliputi, S, I,, R, SP, AX, dan. 3. Pada Kancatel Temanggung hubungan ke T pada sentral induknya di Kandatel Yogyakarta menggunakan 4 jalur fiber optik P 3 highways dan menggunakan komunikasi radio sebagai cadangannya jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada jalur fiber optiknya. 4. pada Kancatel Temanggung dioperasikan secara remote dari sentral induknya di Yogyakarta, sehingga akan meringankan tugas-tugas staf yang bertugas di Kancatel Temanggung. 5. mempunyai fungsi mergency all yang memungkinkan para pelanggan yang berada pada satu masih dapat saling berkomunikasi meskipun hubungan ke sentral induknya terputus dan tidak terkena billing karena proses billing diatur pada sentral induknya. 6. Pengoperasian dan pengawasan pada Kancatel Temanggung dilakukan secara remote dari sentral induknya di Kandatel Yogyakarta, sedangkan pemeliharaan dan perawatan dilakukan oleh staf yang 3 bertugas di Kancatel Temanggung. 7. Proses pembentukan sinyal P meliputi beberapa tahap yaitu sampling, compressing, quantizing, kemudian coding. 8. Satu frame P 3 mempunyai 32 buah kanal waktu (time slot) dimana time slot berfungsi untuk sinkronisasi, time slot 5 untuk signalling, dan time slot lainnya untuk informasi. 9. P 3 mempunyai laju bit per kanal waktu 64 kbps sehingga satu frame P 3 mempunyai laju bit 32 x 64 kbps = 2,48 bps.. Telkom Kancatel Temanggung menggunakan 4 rack dengan kapasitas masing-masing rack yang mampu melayani 952 pelanggan, sehingga total maksimum port untuk pelanggan sebesar 952 x 4 = 388 port, sehingga masih tersedia cukup banyak port yang kosong karena digunakan untuk melayani pelanggan yang berjumlah 2834 pelanggan di sekitar wilayah kota Temanggung.. Saran. engingat billing dari pelanggan ditangani pada sentral induknya bukan pada sendiri maka PT. TKO akan mengalami kerugian pada saat hubungan antara dengan sentral induknya terputus tetapi pelanggan masih dapat saling berhubungan dengan pelanggan lain yang masih dalam satu dengan fasilitas emergency call, maka diperlukan peralatan baru yang dapat menangani billing pada sendiri saat terjadi emergency call. 2. engingat sistem yang dioperasikan berbasis pada computerized system maka dibutuhkan lebih banyak lagi S yang menguasai operational software yang digunakan. AFTAR PSTAKA., Pengenalan asar-asar Teknik Transmisi F Solo, isarikan dari hasil catatan T, Hendrawan, r.ir, Yosef, Ian, T, Ir, Sentral, embaga Pengabdian asyarakat Institut Teknologi andung, andung, 2 3. attermole, K.W, Principle of Pulse ode odulation, American lsevier, New York, Hatta, Ardi, iktat Sentral Telepon igital WS, Perusahaan mum Telekomunikasi Pusat Pendidikan dan atihan, andung, , Teknisi I STI WS versi 3.6, ivlat Telkom, andung, , Pengenalan Sistem STI, iklat PT. INTI, andung, ouch, William, igital and Analog ommunication System, Prentice Hall Inc, Freeman, Roger, Telecommunication Transmission Handbook, third edition, John Willey and Sons Inc, 997

6 ko Prasetyo (2F792), Saat ini sedang menyelesaikan studi S di Jurusan lektronika Fakultas Teknik niversitas iponegoro Semarang dengan pilihan konsentrasi lektronika dan Telekomunikasi. engetahui, osen Pembimbing Imam Santoso, ST, T NIP

DIGITAL LINE UNIT (DLU) PADA SENTRAL SWITCHING ELECTRONIC WAHLER SYSTEM DIGITAL (EWSD) PT.TELKOM TBK REGIONAL PANGKALPINANG

DIGITAL LINE UNIT (DLU) PADA SENTRAL SWITCHING ELECTRONIC WAHLER SYSTEM DIGITAL (EWSD) PT.TELKOM TBK REGIONAL PANGKALPINANG 1 DIGITAL LINE UNIT (DLU) PADA SENTRAL SWITCHING ELECTRONIC WAHLER SYSTEM DIGITAL (EWSD) PT.TELKOM TBK REGIONAL PANGKALPINANG *Zulkurniawan**Wahri Sunandar S.T.,M.Eng***Ishar *Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Makalah Seminar Kerja Praktek Implementasi Sistem EWSD Sebagai Akses Jaringan Telepon dan Data Pada PT. Telkom Indonesia Tito Tri Pamungkas (L2F009062) Email: titopamungkas91@gmail.com Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT 1.1. TUJUAN Memahami cara kerja Unit Penghubung Pelanggan (Subscriber Matching Unit). Memahami urutan kejadian yang dilakukan Unit Penghubung Pelanggan dalam proses

Lebih terperinci

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD 3.1 Pengenalan sentral EWSD Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching System telah di produksi oleh PT. INTI dengan lisensi dari SIEMENS

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 TEKNIK PENSINYALAN

PERTEMUAN 10 TEKNIK PENSINYALAN PERTEMUAN 10 TEKNIK PENSINYALAN 1. Dasar-dasar Pensinyalan 2. Set Up Call 3. Basic Call Progress 4. Klasifikasi Pensinyalan 5. Pensinyalan Analog 6. Bandwidth Kanal Suara 7. Pulse Dialing 8. Tone Dialing

Lebih terperinci

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST.

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST. BAB V SIGNALING (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST. Signaling Telepon Analog Signaling pada telepon analog adalah sinyal-sinyal yang terdengar pada saat melakukan panggilan telepon selain

Lebih terperinci

Telepon secara konvensional adalah untuk komunikasi suara, namun demikian telah banyak telepon yang difungsikan untuk komunikasi data.

Telepon secara konvensional adalah untuk komunikasi suara, namun demikian telah banyak telepon yang difungsikan untuk komunikasi data. Telepon secara konvensional adalah untuk komunikasi suara, namun demikian telah banyak telepon yang difungsikan untuk komunikasi data. Pembahasan berikut ini akan ditekankan pada penggunaan telepon sebagai

Lebih terperinci

Bab 9. Circuit Switching

Bab 9. Circuit Switching 1/total Outline Konsep Circuit Switching Model Circuit Switching Elemen-Elemen Circuit Switching Routing dan Alternate Routing Signaling Control Signaling Modes Signaling System 2/total Jaringan Switching

Lebih terperinci

Komputer, terminal, telephone, dsb

Komputer, terminal, telephone, dsb Circuit Switching Jaringan Switching Transmisi jarak jauh melalui simpul-simpul jaringan switching perantara Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data Perangkat yang melakukan komunikasi disebut

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER

PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER 6.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Memahami struktur sentral analog dengan banyak user Mengenal istilah off hook, congestion, alerting,

Lebih terperinci

BAB II WIDE AREA NETWORK

BAB II WIDE AREA NETWORK BAB II WIDE AREA NETWORK Wide Area Network adalah sebuah jaringan komunikasi data yang mencakup daerah geographi yang cukup besar dan menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi.

Lebih terperinci

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS Pesawat Telepon Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS POKOK BAHASAN Komponen-komponen Pesawat Telepon Jenis Perangkat Telepon DTMF (Dual Tone Multi Frequency) Fungsi Pesawat Telepon Jaringan Telepon Private phones

Lebih terperinci

PESAWAT TELEPON. Komponen-komponen Pesawat Telepon. Fungsi Pesawat Telepon. Basic Call Setup

PESAWAT TELEPON. Komponen-komponen Pesawat Telepon. Fungsi Pesawat Telepon. Basic Call Setup PESAWAT TELEPON Komponen-komponen Pesawat Telepon Fungsi Pesawat Telepon ( Frequency DTMF (Dual Tone Multi Basic Call Setup TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mengerti tentang komponenkomponen Pesawat

Lebih terperinci

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version -

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com 1 KATA PENGANTAR Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-nya hingga saya dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 2 Penjamakan Digital

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 2 Penjamakan Digital TKE 8329W Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 2 Penjamakan Digital Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PERANGKAT SISTEM SWITCHING TELEPHONE TRAINER B4620 (Untuk Laboratorium Telematika Departemen Teknik Elektro)

STUDI ANALISIS PERANGKAT SISTEM SWITCHING TELEPHONE TRAINER B4620 (Untuk Laboratorium Telematika Departemen Teknik Elektro) STUDI ANALISIS PERANGKAT SISTEM SWITCHING TELEPHONE TRAINER B4620 (Untuk Laboratorium Telematika Departemen Teknik Elektro) Muhammad Syukur Hrp, Ir. M.Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

Modul 2 Peralatan Telepon dan Call Setup

Modul 2 Peralatan Telepon dan Call Setup Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Modul 2 Peralatan Telepon dan Call Setup Prima Kristalina PENS (November 2014) Peralatan telepon: pesawat telepon jaringan telepon sentral telepon Urutan call-setup

Lebih terperinci

Setelah mempelajari bagian ini diharapkan dapat: Memahami prinsip switching mekanik pada telepon Memahami prinsip switching elektronik pada telepon

Setelah mempelajari bagian ini diharapkan dapat: Memahami prinsip switching mekanik pada telepon Memahami prinsip switching elektronik pada telepon Setelah mempelajari bagian ini diharapkan dapat: Memahami prinsip switching mekanik pada telepon Memahami prinsip switching elektronik pada telepon Menjelaskan terjadinya sambungan secara mekanik pada

Lebih terperinci

MULTIPLEX PDH ( PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) ISSUED

MULTIPLEX PDH ( PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) ISSUED ISSUED - 4/17/2004 1 MULTIPLEX PDH ( PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) ISSUED - 4/17/2004 2 Mux Dig Order- 1 (PCM) 1 Mux Dig Order-3 Mux Dig Order- 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Mux Dig Order- 4 BR = 139.264

Lebih terperinci

SIGNALLING. Ade Nurhayati, ST, MT

SIGNALLING. Ade Nurhayati, ST, MT SIGNALLING Ade Nurhayati, ST, MT Signaling Signaling adalah proses pertukaran informasi di antara komponenkomponen dalam sistem telekomunikasi untuk membangun, memonitor dan memutuskan hubungan, serta

Lebih terperinci

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS Teknologi Switching Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Menjelaskan fungsi switching Menjelaskan fungsi dari sentral Telepon Membahas sejarah sentral Digital di Indonesia Menjelaskan

Lebih terperinci

PENGENALAN KOMUNIKASI DATA

PENGENALAN KOMUNIKASI DATA PENGENALAN KOMUNIKASI DATA Konsep Komunikasi Data Terminologi Komunikasi Data Bentuk Komunikasi Komponen Dasar Komunikasi Data Aplikasi Riil Sistem Komunikasi Data Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi,

Lebih terperinci

DTG2F3. Sistem Komunikasi. Siskom Digital ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING. By : Dwi Andi Nurmantris

DTG2F3. Sistem Komunikasi. Siskom Digital ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING. By : Dwi Andi Nurmantris DTG2F3 Sistem Komunikasi Siskom Digital ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING By : Dwi Andi Nurmantris Where We Are? OUTLINE SISKOM DIGITAL ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING 1. Analog to Digital Convertion (ADC

Lebih terperinci

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 03 Sinyal Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PengTekTel-Modul:03 Telecommunication deals with conveying information with Electrical Signals.

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 INTEGRASI LENGKAP SENTRAL DIGITAL

PERCOBAAN 6 INTEGRASI LENGKAP SENTRAL DIGITAL PERCOBAAN 6 INTEGRASI LENGKAP SENTRAL DIGITAL 6.1. TUJUAN Memahami seluruh proses yang terjadi pada sentral digital saat melayani sambungan pelanggan. Menggunakan Continuous Step untuk pengamatan 6.2.

Lebih terperinci

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan konsep swicting dalam sistem telepon Proses switching

Lebih terperinci

Teknik Operasional PCM 30

Teknik Operasional PCM 30 KODE MODUL TS.010 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SUITSING Teknik Operasional PCM 30 BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ALARM MELALUI SALURAN TELEPON. Syafriyudin *

PENGENDALIAN ALARM MELALUI SALURAN TELEPON. Syafriyudin * PENGENDALIAN ALARM MELALUI SALURAN TELEPON Syafriyudin * Abstrak: Telepon merupakan salah satu sarana komunikasi. Perkembangan teknologi telah membuat manusia berada jauh dari tempat tinggal. Guna mengamankan

Lebih terperinci

1.2 Rumusan Masalah Permasalahan-permasalahan yang perlu dirumuskan untuk akhirnya dapat

1.2 Rumusan Masalah Permasalahan-permasalahan yang perlu dirumuskan untuk akhirnya dapat Analisis Distorsi Pentransmisian Sinyal PCM (Pulse Code Modulation) 30/32 Pada Saluran Telepon Tetap Yang Berperilaku Sebagai LPF (Low Pass Filter). Oleh: Sigit Kusmaryanto, Ir, M.Eng Diketahui bahwa saluran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN Widya Teknika Vol.18 No.1; Maret 2010 ISSN 1411 0660 : 1-5 ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN Anis Qustoniah 1), Dewi Mashitah 2) Abstrak ISDN (Integrated

Lebih terperinci

Frequency Division Multiplexing

Frequency Division Multiplexing Multiplexing 1 Multiplexing 2 Frequency Division Multiplexing FDM Sinyal yang dimodulasi memerlukan bandwidth tertentu yang dipusatkan di sekitar frekuensi pembawa disebut channel Setiap sinyal dimodulasi

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 3.4 Jaringan Akses STO Jatinegara PT TELKOM Indonesia sebagai salah satu penyelenggara telekomunikasi terbesar

Lebih terperinci

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS Pesawat Telepon Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS POKOK BAHASAN Komponen-komponen Pesawat Telepon Jenis Perangkat Telepon DTMF (Dual Tone Multi Frequency) Fungsi Pesawat Telepon Jaringan Telepon Private phones

Lebih terperinci

P A B X (Private Automatic Branch Exchange)

P A B X (Private Automatic Branch Exchange) P A B X (Private Automatic Branch Exchange) POKOK BAHASAN Definisi dari PABX Bagian-bagian dari PABX Cara Kerja dari PABX Studi Kasus: PABX di PENS ITS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Menjelaskan bagian-bagian,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Konversi Data Analog ke Sinyal Digital Proses transformasi data analog ke digital dikenal sebagai digitalisasi. Tiga hal yang paling umum terjadi setelah proses digitalisasi adalah: 1. Data digital dapat

Lebih terperinci

JARINGAN AKSES PSTN (Public Switch Telephone Network) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP)

JARINGAN AKSES PSTN (Public Switch Telephone Network) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) JARINGAN AKSES PSTN (Public Switch Telephone Network) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Konfigurasi Umum Jartel 2 Struktur Jaringan Figure A.3.33 The network hierarchy according to the ITU-T Figure

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR SENTRAL TELEPON DIGITAL. 3.1 Sejarah Perkembangan Teknologi Sentral Telepon Digital

BAB III TEORI DASAR SENTRAL TELEPON DIGITAL. 3.1 Sejarah Perkembangan Teknologi Sentral Telepon Digital BAB III TEORI DASAR SENTRAL TELEPON DIGITAL 3.1 Sejarah Perkembangan Teknologi Sentral Telepon Digital Telepon pertama kali diperkenalkan lebih dari satu abad yang lalu yaitu pada tahun 1876. Pada awalnya

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS PT. XL AXIATA,Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1 2. SPESIFIKASI INTERFACE FISIK DAN KELISTRIKAN... 2 2.1 Port Masukan Dan Port

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital Oleh : Sheila Nauvaliana (L2F008090) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Pengelolaan

Lebih terperinci

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut: 1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Adaptive delta modulation (ADM) merupakan modifikasi dari DM (Delta Modulation). ADM digunakan untuk mengatasi bising kelebihan beban yang terjadi pada modulator data

Lebih terperinci

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa TKE 2102 TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR Kuliah 5 Modulasi Pulsa Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009 B A B

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Telekomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Selain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Telekomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Telekomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Selain mengatasi masalah jarak, biaya, waktu, dan tenaga pada pengiriman informasi, telekomunikasi

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 MULTIPLEXER/DEMULTIPLEXER UNIT 3.3. PENJELASAN SINGKAT TENTANG MODUL

PERCOBAAN 3 MULTIPLEXER/DEMULTIPLEXER UNIT 3.3. PENJELASAN SINGKAT TENTANG MODUL PERCOBAAN 3 MULTIPLEXER/DEMULTIPLEXER UNIT 3.1. TUJUAN Memahami proses digitalisasi beberapa kanal suara menjadi bentuk sinyal multiplex pada teknologi sentral digital. Memahami pembagian sinyal multiplex

Lebih terperinci

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung SINYAL & MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitudo dari tegangan,

Lebih terperinci

Dasar Sistem Telekomunikasi. Nyoman S, ST, CCNP

Dasar Sistem Telekomunikasi. Nyoman S, ST, CCNP Dasar Sistem Telekomunikasi Nyoman S, ST, CCNP Topik 1. Dasar Telekomunikasi 2. Media Akses 3. Fiber Optik 4. Jaringan Backbone 5. Satelit 6. Sistem Komunikasi Seluler 7. GSM 8. Review & Presentasi Topik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM Pada perancangan, menspesifikasikan sistem yang akan dibuat menjadi dua kategori yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak, sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ 3.1 Trafik dan Kanal Dalam jaringan telekomunikasi, pola kedatangan panggilan (voice ataupun data) dan pola pendudukan dideskripsikan dengan

Lebih terperinci

TELEPHONE. Oleh Kholistianingsih, S.T., M.Eng.

TELEPHONE. Oleh Kholistianingsih, S.T., M.Eng. TELEPHONE Oleh Kholistianingsih, S.T., M.Eng. Definisi Tele : Jauh Phone : Suara Telephone : Hubungan suara jarak jauh Penemu : Alexander Graham Bell Prinsip : Gelombang suara diubah menjadi gelombang

Lebih terperinci

Jaringan Komputer Multiplexing

Jaringan Komputer Multiplexing Jaringan Komputer Multiplexing Multiplexing Frequency Division Multiplexing FDM Bandwidth yang bisa digunakan dari suatu media melebihi bandwidth yang diperlukan dari suatu channel Setiap sinyal dimodulasi

Lebih terperinci

KODE MODUL TS.006 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SUITSING.

KODE MODUL TS.006 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SUITSING. KODE MODUL TS.006 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SUITSING Dasar Teknik PABX BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014)

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 1 DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi Prima Kristalina (Desember 2014) 2 Overview Latar Belakang Kondisi Jarlokat saat ini Konsep Dasar DSL Teknik

Lebih terperinci

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 7 Telefoni

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 7 Telefoni TKE 2102 TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR Kuliah 7 Telefoni Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009 B A B V I I

Lebih terperinci

MULTIPLEXING. Frequency-division Multiplexing (FDM)

MULTIPLEXING. Frequency-division Multiplexing (FDM) MULTIPLEXING Multiplexing merupakan rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu kepada outputnya,

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2. MULTIPLEXER/DEMULTIPLEXER UNIT dan SWITCHING NETWORK UNIT

PERCOBAAN 2. MULTIPLEXER/DEMULTIPLEXER UNIT dan SWITCHING NETWORK UNIT PERCOBAAN MULTIPLEXER/DEMULTIPLEXER UNIT dan SWITCHING NETWORK UNIT.. TUJUAN Memahami proses digitalisasi beberapa kanal suara menjadi bentuk sinyal multiplex pada teknologi sentral digital. Memahami pembagian

Lebih terperinci

Analog to Digital Converter (ADC)

Analog to Digital Converter (ADC) Analog to Digital Converter (ADC) Analog to Digital Converter by AGL ADC merupakan proses untuk mengubah sinyal analog menjadi digital. Tahap-tahap nya adalah sebagai berikut: Gambar: Proses ADC Analog

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3)

KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3) KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3) PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT DEFINISI TELEKOMUNIKASI Telekomunikasi adalah pertukaran informasi (dimana terjadi

Lebih terperinci

PERCOBAAN 5 SWITCHING NETWORK DENGAN SIMULASI PC

PERCOBAAN 5 SWITCHING NETWORK DENGAN SIMULASI PC PERCOBAAN 5 SWITCHING NETWORK DENGAN SIMULASI PC 5.. TUJUAN Memahami proses penyambungan pada sentral digital berdasarkan waktu dan ruang (Time-Space-Time). Memahami prinsip penyeleksian jalur percakapan

Lebih terperinci

Integrated Sevices Digital Network (ISDN)

Integrated Sevices Digital Network (ISDN) Tujuan Mengetahui Jaringan Digital layanan Terpadu sistem telekomunikasi. Mengetahui bagian-bagian penting pada Jaringan Digital layanan terpadu Memahami Jaringan Digital layanan Terpadu beserta sifat-sifatya.

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

Lebih terperinci

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T 2210106006 ANGGA YUDA PRASETYA Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Dr. Ir. Suwadi, MT : Ir. Titik Suryani, MT Latar Belakang 1 2 Perkembangan

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX

ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX Farrih Mustafid 10405286 ABSTRAKSI PABX atau private automatic branch exchange adalah suatu sistem

Lebih terperinci

Jaringan Switching. Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data.

Jaringan Switching. Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data. Circuit Switching Jaringan Switching Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data. Jaringan switching sederhana Jaringan circuit switching 3 tahap komunikasi

Lebih terperinci

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2012 Yuyun Siti Rohmah, ST., MT

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2012 Yuyun Siti Rohmah, ST., MT PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2012 Yuyun Siti Rohmah, ST., MT Telekomunikasi adalah pertukaran informasi (dimana terjadi perubahan format informasi ) pada hubungan komunikasi jarak jauh yang terjadi secara

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Nila Feby Puspitasari Data digital, sinyal digital - Merupakan bentuk paling sederhana dari pengkodean digital - Data digital ditetapkan satu level tegangan untuk biner satu

Lebih terperinci

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk CARA KERJA INTERNET TV KABEL Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk menyalurkan signal TV saja. Dalam beberapa sistem,

Lebih terperinci

Pokok Bahasan 6. Multiplexing

Pokok Bahasan 6. Multiplexing Pokok Bahasan 6 Multiplexing Pokok Bahasan 6 Pokok Bahasan Multiplexing Sub Pokok Bahasan FDM, TDM Transmultiplexing Kompetensi Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan berbagai hal tentang

Lebih terperinci

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan Pendahuluan Pengkodean karakter, kadang disebut penyandian karakter, terdiri dari kode yang memasangkan karakter berurutan dari suatu

Lebih terperinci

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 03 Sinyal Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 PengTekTel-Modul:03 Telecommunication

Lebih terperinci

DAHLAN ABDULLAH

DAHLAN ABDULLAH DAHLAN ABDULLAH dahlan.unimal@gmail.com http://www.dahlan.web.id Ada dua hal yang harus dipenuhi supaya mendapatkan akses komunikasi. 1. Kesamaan dalam pemahaman antara pemancar dan penerima. Bagian pemancar

Lebih terperinci

Adapun kelengkapan-kelengkapan yang terdapat dalam PABX antara lain:

Adapun kelengkapan-kelengkapan yang terdapat dalam PABX antara lain: KELENGKAPAN PABX Agar PABX mampu melayani berbagai jenis panggilan baik panggilan internal, panggilan keluar, maupun panggilan masuk, maka PABX tersebut dilengkapi dengan berbagai perangkat/card yang dapat

Lebih terperinci

TEKNIK SWITCHING SENTRAL SPC DAN KONFIGURASI ELEMEN KONTROL

TEKNIK SWITCHING SENTRAL SPC DAN KONFIGURASI ELEMEN KONTROL TEKNIK SWITCHING SENTRAL SPC DAN KONFIGURASI ELEMEN KONTROL Jenis-jenis Exchange Control Pendahuluan Exchange control berfungsi untuk mengontrol semua kegiatan di sentral termasuk pencatatan pembebanan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING

STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING Felly Kistyani Rinastuti*, Imam Santoso, ST, MT**, Budi Setiyono ST, MT** Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. H.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN (INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK) DENGAN BERBAGAI LAJU KANAL

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN (INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK) DENGAN BERBAGAI LAJU KANAL TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN (INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK) DENGAN BERBAGAI LAJU KANAL diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA MAKALAH JARINGAN KOMPUTER Physical Layer Disusun Oleh : Kelompok 7 Ahmad Qadafi (10110409) Annisa Latiefina Astwad (10110918) Chandra Wahyu Utama (11110558) Danu Permadi (11110691) Dede Hardiyan (11110738)

Lebih terperinci

MODULASI DELTA ADAPTIF

MODULASI DELTA ADAPTIF MODULASI DELTA ADAPTIF SIGIT KUSMARYANTO http://sigitkus@ub.ac.id I. PENDAHULUAN Kecenderungan dalam perancangan sistem komunikasi baru untuk masa mendatang telah meningkatkan penggunaan teknik-teknik

Lebih terperinci

Teknik MULTIPLEXING. Rijal Fadilah S.Si Program Studi Teknik Informatika STMIK Balikpapan Semester Genap 2010/2011

Teknik MULTIPLEXING. Rijal Fadilah S.Si  Program Studi Teknik Informatika STMIK Balikpapan Semester Genap 2010/2011 Teknik MULTIPLEXING Rijal Fadilah S.Si http://rijalfadilah.net Program Studi Teknik Informatika STMIK Balikpapan Semester Genap 2010/2011 Multiplexing Proses penggabungan beberapa kanal Pembagian bandwith

Lebih terperinci

MULTIPLEKS VI.1 PENGERTIAN UMUM

MULTIPLEKS VI.1 PENGERTIAN UMUM VI. MULTIPLEKS VI.1 PENGERTIAN UMUM Yang dimaksud Multiplex (Penggandaan) disini adalah penggandaan terhadap kanal informasi yang akan ditransmisikan. Penggandaan kanal ini menghasilkan multikanal (kanal

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2 MULTIFREQUENCY RECEIVER UNIT. Tabel 2.1. Kombinasi 2 Frekuensi pada Metode DTMF

PERCOBAAN 2 MULTIFREQUENCY RECEIVER UNIT. Tabel 2.1. Kombinasi 2 Frekuensi pada Metode DTMF PERCOBAAN 2 MULTIFREQUENCY RECEIVER UNIT 2.1. TUJUAN Memahami struktur kode multifrequency dan rangkaian kejadian pada pe-registrasi-an serta peng-konversi-an informasi dial. 2.2. TEORI Selain metode pushbutton

Lebih terperinci

Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK Teknik Pembelajaran

Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK Teknik Pembelajaran SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : JARINGAN DIGITAL PELAYANAN TERPADU / 8 KODE MK / SKS / SIFAT : AK041211 / 2 SKS / LOKAL Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Oleh: Chairunnisa Adhisti Prasetiorini (L2F008021) Jurusan

Lebih terperinci

Bab 6 Interface Komunikasi Data

Bab 6 Interface Komunikasi Data Bab 6 Interface Komunikasi Data Asynchronous and Synchronous Transmission Kesulitan dalam hal waktu membutuhkan mekanisme untuk mengsinkronisasi transmitter dan receiver Ada dua pemecahan Asynchronous

Lebih terperinci

TEKNIK SWITCHING PCM DAN MATRIKS SWITCH

TEKNIK SWITCHING PCM DAN MATRIKS SWITCH TEKIK SWITCHIG PCM DA MATRIKS SWITCH Pendahuluan Konsep dasar Merupakan metode umum untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital Dalam sistem digital, sinyal analog yang dikirimkan cukup dengan

Lebih terperinci

Modul #10 ADC / PCM. Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Departemen Teknik Elektro - Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2007

Modul #10 ADC / PCM. Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Departemen Teknik Elektro - Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2007 Modul #10 TE3113 SISTEM KOMUNIKASI 1 ADC / PCM (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER / PULSE CODE MODULATION) Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Departemen Teknik Elektro - Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN VISUALISASI CALL SETUP UNTUK MODUL PEMBELAJARAN SISTEM TELEPON

RANCANG BANGUN VISUALISASI CALL SETUP UNTUK MODUL PEMBELAJARAN SISTEM TELEPON RANCANG BANGUN VISUALISASI CALL SETUP UNTUK MODUL PEMBELAJARAN SISTEM TELEPON Reza Akko Firmansyah, Mike Yuliana, M. Zen Samsono Hadi Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut

Lebih terperinci

Program Lanjut Jenjang PJJ Akatel - PENS. PENS-Akatel. Modul 2-2 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (November 2014)

Program Lanjut Jenjang PJJ Akatel - PENS. PENS-Akatel. Modul 2-2 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (November 2014) Program Lanjut Jenjang PJJ Akatel - PENS Modul 2-2 Jaringan Teleponi Prima Kristalina PENS (November 2014) 1. Teknik Switching a. Circuit-Switching dan Packet-Switching b. Jenis sambungan pada Circuit-Switching

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal Fery Antony, ST Universitas IGM Gambar Teknik Pengkodean dan Modulasi a) Digital signaling: sumber data g(t), berupa digital atau analog, dikodekan menjadi sinyal

Lebih terperinci

TEKNIK SWITCHING DLM SISTEM TELEPON

TEKNIK SWITCHING DLM SISTEM TELEPON XI. TEKNIK SWITCHING DLM SISTEM TELEPON XI.1 PENDAHULUAN Analisis permasalahan telepon dapat dibagi atas: 1. Switching Engineering / Teknik Switching Bidang ini meliputi segala hal yang menyangkut cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Telepon Gambar 2.1 Telepon Analog Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan

Lebih terperinci

TEKNIK ENCODING SINYAL

TEKNIK ENCODING SINYAL William Stallings Data and Computer Communications 7 th Edition TEKNIK ENCODING SINYAL Ir. Hasanuddin Sirait, MT 1 Teknik Encoding Data digital, sinyal digital Data analog, sinyal digital Data digital,

Lebih terperinci

MAKALAH SWITCHING & SIGNALING

MAKALAH SWITCHING & SIGNALING 2012 MAKALAH SWITCHING & SIGNALING Nama : Patricia Mantiri NIM : 10 312 633 Kelas : C FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MANADO 2012 KATA PENGANTAR Segala puji

Lebih terperinci

Modul 3 Teknik Switching dan Multiplexing

Modul 3 Teknik Switching dan Multiplexing Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Modul 3 Teknik Switching dan Multiplexing Prima Kristalina PENS (November 2014) 1. Teknik Switching a. Circuit-Switching dan Packet-Switching b.jenis sambungan pada

Lebih terperinci

Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain.

Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain. 1. KONSEP DASAR TRAFIK 1.1 DEFINISI TRAFIK Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam lingkungan telekomunikasi benda adalah berupa informasi

Lebih terperinci

Modul 4 Teknik Pensinyalan dan Penomoran

Modul 4 Teknik Pensinyalan dan Penomoran Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Modul 4 Teknik Pensinyalan dan Penomoran Prima Kristalina PENS (November 2014) 1. Teknik Pensinyalan a. Pensinyalan Supervisory, Address, Progress b.pensinyalan in-band

Lebih terperinci

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

BAB II TEKNIK PENGKODEAN BAB II TEKNIK PENGKODEAN 2.1 Pendahuluan Pengkodean karakter, kadang disebut penyandian karakter, terdiri dari kode yang memasangkan karakter berurutan dari suatu kumpulan dengan sesuatu yang lain. Seperti

Lebih terperinci

STORED PROGRAM CONTROL (SPC) EXCHANGE

STORED PROGRAM CONTROL (SPC) EXCHANGE STORED PROGRAM CONTROL (SPC) EXCHANGE HISTORY Tahun 1965, Graham Bell menginstal sebuah computer controlled switching system yang menggunakan stored program digital computer sebagai fungsi kontrolnya.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Konversi Data Digital ke Sinyal Digital. Karakteristik Line Coding. Tujuan Line Coding

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Konversi Data Digital ke Sinyal Digital. Karakteristik Line Coding. Tujuan Line Coding Konversi Data Digital ke Sinyal Digital Pada transmisi digital, data yang dihasilkan oleh transmitter berupa data digital dan ditransmisikan dalam bentuk sinyal digital menuju ke receiver (penerima). Pada

Lebih terperinci

Common Channel Signalling

Common Channel Signalling Common Channel Signalling STRUKTUR NETWORK SS7 SIGNALLING POINT (SP). Adalah semua titik dalam network yang mampu menangani control SS7 (Signalling System No.7). SP dibedakan menjadi : SEP (Signalling

Lebih terperinci