BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Pengertian Akuntansi Menurut Paul Gardy dalam ARS No.7 AICPA, 1965, akuntansi merupakan suatu body of knowledge serta fungsi organisasi yang secara sistematik, orisinal dan autentik, mencatat, mengklasifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisi, menginterpretasikan seluruh transaksi dan kejadian serta kerakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti yang dibutuhkan manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawabanatas kepercayaan yang diterimanya. Definisi lain menurut Accounting Principle Board (APB) dalam statement No.4, akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa (service activity) fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat finansial, tentang entitas-entitas ekonomi yang dianggap berguna dalam pengambilan keputusankeputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan-pilihan logis di antara tindakantindakan alternatif. B. Laporan Keuangan 1. Pengertian laporan keuangan Menurut Wiwin Yadiati (2007) laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu 15

2 16 perusahaan kepada pihak-pihak internal dan eksternal yang bersisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggung jawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan berbeda dengan pelaporan keuangan. Menurut Wiwin Yadiati (2007) pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditambah dengan informasi-informasi lain yang berhubungan, baik langsung atau tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi Laporan keuangan formal terdiri dari : a. Neraca (balance sheet) Menggambarkan posisi keuangan yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang dan modal pada suatu tanggal tertentu b. Laporan laba rugi (income statement) Ikhtisar dari pendapatan dan beban usaha pada satu periode tertentu c. Laporan perubahan ekuitas (statement of changes of equity) Menggambarkan laporan perubahan modal yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemiliki pada satu periode tertentu. d. Laporan arus kas (cash flow statement) Rincian penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode tertentu e. Catatan atas laporan keuangan (notes to financial statement)

3 17 Berisi informasi yang tidak bisa diungkapkan dalam 4 laporan diatas yang mengungkapkan prinsip, prosedur, metode dan teknik penyusunan laporan keuangan 2. Tujuan laporan keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Trueblood Report diantaranya sebagai berikut : a. Tujuan dasar laporan keuangan adalah menyediakan informasi untuk membuat dasar keputusan ekonomi b. Pemakaian informasi memiliki keterbatasan wewenang, oleh karena itu bagaimana laporan keuangan tersebut haru dapat menyajikan informasi kepada berbagai jenis pengguna yang memiliki segala keterbatasan c. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh investor dan kreditor dalam menaksir earning power dan aliran kas perusahaan, perbandingan dan evaluasi aliran kas, baik jumlah dan ketidakpastian yang meliputinya d. Earning power adalah bukan semata-mata kemampuan dalam menghasilkan laba bersih semata (akuntansi) tetapi meliputi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas 3. Pengguna laporan keuangan Kelompok-kelompok yang berkepentingan terhadap pelaporan aktivitas sebuah organisasi yang berorientasi profit juga akan mempengaruhi

4 18 penyusunan standar akuntansi. Kelompok pengguna ini dapat diklasifikasikan sebagai pengguna lansung dan tidak langsung. Pengguna langsung meliputi pemilik dan pemegang saham perusahaan, pemberi pinjaman dan pemasok, manajemen perusahaan, dinas perpajakan, organisasi pekerja dan pelanggan. Sedangkan pengguna tidak langsung meliputi analis dan konsultan keuangan, pasar saham, pengacara, otoritas yang terkait dengan regulasi, kalangan berita keuangan dan agen-agen penyaji laporan, asosiasi dagang, serikat pekerja, kompetitor, masyarat umum dan department pemerintah. Pengguna langusng maupun tidak langsung masing-masing memilki tujuan yang berbeda dan saling bertentangan. Oleh karen itu, kedua kelompok tersebut memiliki kebutuhan informasi yang berbeda. C. Dana 1. Pengertian dana Pengertian dana (Sonny Sumarsono : 2010) adalah kesatuan fiskal dan kesatuan akuntansi yang berdiri sendiri dengan satu perangkat rekening yang saling berimbang untuk membukukan kas dan sumber lainnya bersama-sama dengan utang, kewajiban-kewajiban, cadangan-cadangan dan hak miliki yang disisihkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu ataau pencapaian tujuan tertentu sesuai dengan peraturan, restriksi atau litimasi yang ada. 2. Unsur-unsur dana Unsur-unsur dana terdiri dari : a. Kesatuan fiskal dan kesatuan akuntansi yang berdiri sendiri

5 19 b. Terdapat sekumpulan rekening untuk mencatat mutasi kas dan atau sumber-sumber lainnya c. Mempunyai tujuan penggunaan tertentu d. Terdapat peraturan-peraturan atau undang-undang yang dapat mengatur pengadaan serta penggunaan dana tersebut 3. Jenis-jenis dana Berikut adalah jenis-jenis dana yang harus digunakan oleh suatu unit pemerintahan : a. Dana pemerintahan Dana pemerintahan terdiri atas dana umum, dana pendapatan khusus dan proyek modal dan dana pelunasan utang. Dana umum adalah dana untuk mempertanggungjawabkan sumber-sumber yang tidak dipertanggungjawabkan dalam dana lain. Dana pendapatan khusus adalah dana untuk mempertanggungjawabkan penerimaan sumber-sumber tertentu yang dipertanggungjawabkan dalam dana trust belanja dan proyek modal yang ditujukan untuk aktivitas tertentu. Dana proyek modal adalah dana untuk mempertanggungjawabkan sumber-sumber yang digunakan untuk tujuan pemerolehan atau pembangunan fasilitas modal. Dana pelunasan utang adalah dana untuk mempertanggung jawabkan pengakumulasian sumbersumber untuk membayar poko dan bunga utang jangka panjang umum. b. Dana kepemilikan Dana kepemilikan terdiri atas dana perusahaan dan dana layanan internal. Dana perusahaan adalah dan untuk mempertanggungjawabkan aktivitas

6 20 bisnis yang dilakukan oleh pemerintah, sedangkan dana layanan internal adalah dana untuk mempertanggungjawabkan barang dan jasa yang disediakan oleh suatu unit pemerintah kepada unit pemerintah itu sendiri atau kepada unit pemerintah lain c. Dana kepercayaan Dana kepercayaan terdiri atas dana trust dan dana peragenan. Dana trust yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan aktiva milik pihak lain yang dikelola pemerintah sebgai pihak yang dipercaya. Dana peragenan adalah dana untuk mempertanggungjawabkan aktiva milik pihak lain yang dikelola oleh pemerintah yang bertindak sebagai agent. d. Dana Umum Dana umum dibentuk untuk mempertanggungjawabkan semua aktivitas pemerintahan umum yang tidak dipertanggungjawabkan. e. Dana Pendapatan Khusus Dana pendapatan khusus adalah dana yang digunakan oleh pemerintah untuk mempertanggungjawabkan penerimaan sumber-sumber keuangan yang ditujukan untuk aktivitas tertentud. f. Dana Proyek Modal Dana ini dibentuk oleh suatu unit pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan sumber-sumber keuangan yang digunakan untuk memperoleh fasilitas modal melalui pembelian atau pembangunan. g. Dana Pelunasan Utang

7 21 Dana ini dibentuk untk mempertanggungjawabkan pengakumulasian sumber-sumber yang akan digunakan untuk pembayaran pokok dan bunga utang jangka panjang umum h. Dana Perusahaan Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan segala aktivitas keuangan pemerintah layaknya perusahaan komersial. i. Dana Layanan Internal Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan layanan pelengkapan barang dan jasa dalam unit pemerintahan tersebut D. Subsidi 1. Pengertian subsidi Arif Sobarudi (2012) menngemukakan bahwa Subsidi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang mana pemerintah memberikan bantuan kepada pengusaha domestik sehingga biaya produksi akan berkurang/ lebih murah. Bantuan ini dapat berupa bantuan modal langsung kepada pengusaha domestik ataupun penurunan harga bahan baku dengan cara dibiayai oleh pemerintah. ( Menurut Milton H. Spencer dan Orley M. Amos, Jr. dalam bukunya Contemporary Economics Edisi ke-8 halaman 464 sebagaimana dikutip oleh Rudi Handoko dan dan Pandu Patriadi menulis bahwa subsidi adalah pembayaran yang dilakukan pemerintah kepada perusahaan atau rumah tangga untuk mencapai tujuan tertentu yang membuat mereka dapat

8 22 memproduksi atau mengkonsumsi suatu produk dalam kuantitas yang lebih besar atau pada harga yang lebih murah. Menurut Suparmoko, subsidi (transfer) adalah salah satu bentuk pengeluaran pemerintah yang juga diartikan sebagai pajak negatif yang akan menambah pendapatan mereka yang menerima subsidi atau mengalami peningkatan pendapatan riil apabila mereka mengkonsumsi atau membeli barang-barang yang disubsidi oleh pemerintah dengan harga jual yang rendah. Subsidi dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu subsidi dalam bentuk uang (cash transfer) dan subsidi dalam bentuk barang atau subsidi innatura (in kind subsidy). Menurut Nota Keuangan dan RAPBN 2014, subsidi merupakan alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa, sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat. Dengan demikian, subsidi merupakan upaya pemerintah melalui penyaluran anggaran kepada produsen barang dan jasa dalam rangka pelayanan publik sehingga masyarakat dapat memenuhi hajat hidupnya dengan harga beli yang lebih terjangkau atas barang dan jasa publik yang disubsidi tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa subsidi adalah bantuan pemerintah dalam bentuk bantuan keuangan yang dibayarkan kepada produsen dan konsumen suatu bisnis atau sektor ekonomi atas barang/jasa tertentu (dungtji munawar : 2013). Subsidi untuk tarif tenaga

9 23 listrik merupakan bantuan pemerintah dalam bentuk bantuan keuangan yang dibayarkan kepada PLN dengan bertujuan untuk menjaga stabilitas tarif tenaga listrik dan memberi perlindungan kepada masyarakat berpendapatan rendah. Menurut Dungtji Munawar (2013) Dengan adanya subsidi tersebut diharapkan bahan kebutuhan pokok masyarakat tersedia dalam jumlah mencukupi, dengan harga stabil dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Dana subsidi listrik dialokasikan dalam APBN dan/ atau APBN- Perubahan. Dalam rangka pelaksanaan anggaran subsidi listrik, mentri keuangan selaku pengguna anggaran menunjuk Direktur Jendral Anggaran selaku KPA. Subsidi listrik diberikan kepada pelanggan dengan golongan tarif tenaga listrik rata-ratanya lebih rendah dari BPP tenaga listrik pada tegangan di golongan tarif tersebut. Dalam rangka pelaksanaan subsidi listrik, PT PLN (Persero) melakukan pengendalian terhadap parameter pertumbuhan penjualan lisrik, volume penjualan dan bauran energi yang digunakan dalam perhitungan subsidi listrik dalam APBN. Pelaksanaannya dituangkan dalam laporan realisasi pertumbuhan penjualan listrik, volume penjualan dan bauran energi. Dalam laporan ini disampaikan juga realisasi sampai dengan akhir tahun berjalan atas parameter pertumbuhan penjualan listrik, penjualan dan bauran energi. Dengan mengacu pada laporan tersebut PT PLN (Persero) dapat mengajukan usulan perubahan besaran parameter dan besaran subsidi listrik,

10 24 kemudian usulan ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk merevisi DIPA dengan memperhatikan kemampuan keuangan negara. 2. Jenis subsidi Dalam APBN, belanja subsidi terdiri dari subsidi energi dan subsidi nonenergi yang masing-masing terdiri dari: a. Subsidi Energi: 1) SubsidiBahan Bakar Minyak (BBM); 2) Subsidi Bahan Bakar Nabati (BBN) 3) LPG tabung 3 kg 4) dan LGV, serta 5) Subsidi Listrik b. SubsidiNon-Energi: 1) Subsidi Pertanian terdiri dari : Subsidi Pangan, Subsidi Benih, dan Subsidi Pupuk; 2) Subsidi Bunga Kredit Program; 3) Public Service Obligation (PSO); 4) Subsidi Pajak/DTP 5) Subsidi Lainnya

11 25 3. Tujuan subsidi listrik Menurut Nota keuangan dan RAPBN 2014, anggaran subsidi listrik diberikan dengan tujuan agar harga jual listrik dapat terjangkat oleh pelanggan dengan golongan tarif tertentu. Subsidi listrik dialokasikan karena rata-rata harga jual listrik (HJTL) lebih rendah dari biaya pokok penyedian (BPP) tenaga listrik pada golongan tarif tersebut. Anggaran subsidi listrik juga dialokasikan untuk mendukung ketersediaan listrik bagi industri, komersial dan pelayanan masyarakat. Selain itu, pemberian listrik diharapkan menjamin program inventasi dan rehabilitasi sarana/ prasarana dalam penyediaan tenaga listrik. 4. Upaya pengendalian subsidi listrik Dalam mengendalikan subsidi listrik, pemerintah bersama DPR RI sepakat untuk menurunkan subsidi listrik secara bertahap, dengan tidak mengorbankan masyarakat berpenghasilan rendah. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah melakukan penyesuain tarif tenaga listrik (TTL) rata-rata sebesar 15% pada tahun 2013 secara bertahap (Dungtji Munawar : 2013). Menurut data perkembangan anggaran belanja subsidi, menunjukan bahwa subsidi listrik pada tahun 2011 adalah sebesar Rp ,- pada tahun 2012 Rp ,- pada tahun 2013 Rp ,- dan pada tahun 2014 Rp ,-. Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2014 terdapat penurunan subsidi yang cukup signifikan.

12 26 Dikutip dari kajian evaluasi risiko fiskal atas kebijakan PSO dan pembentukan holding company Salah satu cara untuk merumuskan subsidi secara lebih tepat adalah dengan membuat suatu financial model perhitungan subsidi listrik yang menggunakan basis data yang sama dengan financial model perhitungan subsidi listrik milik PT PLN (Persero). Model keuangan PT PLN (Persero) yang selama ini menghasilkan usulan besaran subsidi listrik tidak dilengkapi dengan informasi secara mendetail hingga biaya pembangkit dan proses perhitungan biaya pokok penyediaan per tegangan (tegangan tinggi, tegangan menengah dan tegangan rendah) atau biasa disingkat BPP ( Secara umum financial model adalah suatu spreadsheet yang dibuat untuk tujuan melakukan analisa keuangan bagi suatu perusahaan, proyek, portofolio keuangan serta lain-lain. Ada berbagai jenis financial model antara lain risk analysis model, trading model serta lain-lain. Namun jenis financial model yang umum digunakan adalah financial projection model. Diharapkan dengan menggunanakan financial model tersebut, diharapkan pemerintah mampu mengelola, mengendalikan dengan baik subsidi listrik melalui pengendalian BPP listrik dan biaya pembangkit sehingga setiap ada usulan perubahan besaran subsidi listrik oleh PT PLN (Persero) pada akhirnya tidak berdampak pada meningkatnya risiko fiskal.

13 27 5. Perhitungan Subsidi Listrik Berikut adalah formula untuk perhitungan subsidi listrik sesuai dengan peraturan menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 170/PMK.02/2013 tanggal 28 November 2013 perihal tata cara penyediaan anggaran, penghitungan, pembayaran dan pertanggungjawaban subsidi listrik : S = - (TTL BPP (1+m)) x V Keterangan : S TTL = Subsidi = tarif tenaga listrik rata-rata (Rp/ Kwh) dari masing-masing Golongan Tarif BPP = BPP (Rp/ Kwh) pada masing-masing golongan tarif M = Marjin (%) V = Volume penjualan Biaya pokok penyediaan (Rp/ KWh) yang biasa disingkat BPP merupakan biaya penyediaan tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) untuk melaksanakan kegiatan operasi mulai dari pembangkitan, penyaluran (transmisi) sampai dengan pendistibusian tenaga listrik ke pelanggan dibagi dengan total KWh jual. Komponen BPP sebagaimana dimaksud diatas meliputi : a. Pembelian tenaga listrik termasuk sewa pembangkit b. Biaya bahan bakar yang terdiri atas bahan bakar minyak, gas alam, panas bumi, batubara, minyak pelumas, biaya retribusi air permukaan. c. Biaya pemeliharaan yang terdiri atas material dan jasa borong

14 28 d. Biaya kepegawaian e. Biaya administrasi f. Penyusutan atas aktiva tetap operasional g. Beban bunga dan keuangan yang digunakan untuk penyediaan tenaga listrik marjin dalam perhitungan pembayaran subsidi merupakan marjin yang digunakan dalam perhitungan besaran subsidi listrik untuk menghasilkan skala subsidi listrik yang ditetapkan dalam APBN dan/ atau APBN perubahan. Jumlah subsidi yang dibayarkan setiap bulannya sebesar 95% dari hasil perhitungan verifikasi. E. Biaya 1. Pengertian biaya Biaya dalam akuntansi memilki 2 arti, yaitu dalam artian biaya (cost) dan beban (expense). Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya persediaan bahan baku, persedian produk dalam proses, persediaan produk selesai dan aktiva yang belum digunakan. Sedangkan enurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013) expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Contohnya adalah beban penyusutan, beban pemasaran dan beban yang tergolong sebagi biaya operasi.

15 29 2. Biaya berdasarkan objek biaya Berdasarkan objeknya biaya dibagi menjadi 2 macam yaitu : a. Biaya langsung Biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau objek biaya b. Biaya tidak langsung Biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau objek biaya 3. Klasifikasi Biaya Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013) klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongangolongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting. Klasifikai biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam hubungan dengan: a. Produk Biaya produk dibagi menjadi yaitu biaya produksi dan non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri atas biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langung dan biaya overhead pabrik langsung. Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Misalnya seperti

16 30 biaya pemasaran, biaya administrasi dan biaya keuangan. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial dan biaya operasi b. Volume produksi Adalah biaya yang berhubungan dengan volume dbiaya atau perilaku biaya. Biaya ini dapat dikelompokan menjadi biaya variabel, biaya tetap, biaya semi dan biaya semi tetap. c. Departmen dan pusat biaya Biaya ini dapat dikempokan menjadi biaya langsung departemen dan biaya tidak lansung departemen. Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan. Sedang biaya tidak langsung tidak dapat ditelusuri secara langsung. d. Periode akuntansi Dalam hubungannya dengan periode waktu, biaya dapat dikelompokan menjadi biaya pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Biaya pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat dimasa yang akan datang, dalam jangka waktu lama dan dicatat sebagai aktiva. Biaya pengeluaran adalah biaya yang memberikan manfaat utnuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. e. Pengambilan keputusan Dalam rangka pengambilan keputusan ada 2 jenis biaya yaitu biaya relevan dan biaya tidak relevan. Biaya relevan adalah biaya dimasa yang akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif yang berbeda. Biaya

17 31 tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun. 4. Penggunaan Data Biaya Data biaya dapat digunakan oleh manajer untuk tujuan : a. Perencanaan Manajemen menggunakan data biaya untuk menentukan metode atau program pencapaian b. Pengawasan Pengawasan diperlukan untuk membandingkan dan mengevaluasi, apakah anggaran atau program yang dibuat sudah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan fungsi perencanaan c. Penetapan harga Pertimbangan yang diperlukan dalam penetapan harga adalah permintaan, penawaran dan data biaya d. Menentukan laba Akuntansi biaya dimulai dari proses produksi sehingga menghasilkan produk. Kemudia produk ini ditujukan untuk menghasilkan laba. e. Pengambilan keputusan Akuntansi biaya dapat digunakan untuk memilih berbagai macam alternatif dalam pengambilan keputusan.

18 32 F. Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Biaya pokok penyediaan tenaga listrik secara umum dibagi menjadi 2 yaitu : 1) Biaya tetap Biaya tetap secara garis besar terdiri atas biaya pengembalian modal dan biaya tetap operasi dan perawatan yang disebut fixed OM (fixed cost operation and maintanance). Biaya pengembalian modal tergantung besarnya capital recovery factor (CRF) atau sering pula disebut faktor pengembalian modal 2) Biaya variabel Biaya variabel tergantung dari cara menjalankan pusat listrik, yaitu yang berhubungan dengan jumlah energi listrik yang dihasilkan dan terutama terdiri atas sebagian besar biaya pemeliharaan dan perbaikan serta sebagian kecil gaji dan upah. Dalam struktur biaya operasi dan perawatan transmisi komponennya hanya merupakan biaya tetap. Biaya pokok penyediaan listrik terdiri dari BPP tegangan tinggi, BPP tegangan menengah, dan BPP tegangan rendah. Sedangkan variabel makro ekonomi dan industri listrik BPP adalah sejumlah variabel yang mempengaruhi biaya pembangkit serta susut dan jumlah listrik yang terjual di tiap jaringan tegangan (TT, TM dan TR). Biaya transmisi bergerak seiring dengan fluktuasi kurs US dollar terhadap rupiah. Adapun persamaan dari BPP Tegangan Tinggi adalah sebagai berikut:

19 33 BPP TT = Total Biaya di TT / kwh net di TT = (Biaya Pembangkitan + Biaya Transmisi TT) / (kwh diterima di TT kwh losses di TT) Biaya Transmisi TT adalah penjumlahan dari biaya-biaya fungsional di transmisi tegangan tinggi. Biaya fungsional tersebut meliputi biaya pemeliharaan (material dan jasa borongan) TT, biaya administrasi TT, biaya kepegawaian TT, biaya penyusutan TT dan biaya pinjaman TT. Adapun persamaan dari BPP Tegangan Menengah adalah sebagai berikut: BPP TM = (Total Biaya di TM Pendapatan di TT) / kwh net di TM = ((Total Biaya di TT + Biaya Distribusi di TM) (kwh terjual ditt x BPP TT)) / (kwh diterima di TM kwh losses di TM) Biaya Distribusi TM adalah penjumlahan dari biaya-biaya fungsional di distribusi tegangan menengah. Biaya fungsional tersebut meliputi biaya pemeliharaan (material dan jasa borongan) TM, biaya administrasi TM, biaya kepegawaian TM, biaya penyusutan TM dan biaya pinjaman TM. Adapun persamaan dari BPP Tegangan Rendah adalah sebagai berikut: BPP TR= (Total Biaya di TR (Pendapatan di TT dan TM) / kwh net di TR = ((Total Biaya di TM + Biaya Distribusi di TR) (kwh terjual di TT x BPP TT + kwh terjual di TM x BPP TM)) / (kwh diterima di TR kwh losses di TR) Biaya distribusi TR adalah penjumlahan dari biaya-biaya fungsional di distribusi tegangan rendah. Biaya fungsional tersebut meliputi biaya pemeliharaan

20 34 (material dan jasa borongan) TR, biaya administrasi TR, biaya kepegawaian TR, biaya penyusutan TR dan biaya pinjaman TR. G. Upaya Menurunkan BPP Dungtji Munawar (2013) mengemukakan bahwa Dalam rangka mengurangi beban listrik yang terus meningkat pemerintah dan PT PLN (Persero) berupaya menurunkan BPP tenaga listrik dengan cara antara lain melalui : 1) Program penurunan susut jaringan (losses) 2) Program diversifikasi energi primer di pembangkit listrik dengan melakukan optimalisasi penggunaan gas, panas bumi, batubara, biodiesel, dan penggantian high speed diesel (HSD) menjadi marine fuel oil (MFO) H. Tarif Tenaga Listrik 1. Pengertian tarif tenaga listrik Menurut peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 09 Tahun 2014 tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan perseroan (persero) PT Perusahaan Lisrik Negara pasal 1 Tarif tenaga listrik adalah tarif tenaga listrik untuk konsumen yang disediakan oleh perusahaan perseroan (pesero) PT Perusahaan Listrik Negara. Dalam pasal 2 dijelaskan bahwa tarif tenaga listrik ditetapkan berdasarkan golongan tarif, yaitu terdiri atas

21 35 a. Tarif tenaga listrik reguler Tarif tenaga listrik reguler adalah tarif tenaga listrik yang dibayarkan setelah pemakaian tenaga listrik oleh konsumen b. Tarif tenaga listrik prabayar adalah Tarif tenaga listrik yang dibayarkan sebelum pemakaian tenaga listrik oleh konsumen 2. Jenis tarif tenaga listrik Dalam peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 09 Tahun 2014 tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan perseroan (persero) PT Perusahaan Lisrik Negara pasal 3 dijelaskan mengenai jenis tarif tenaga listrik dan penggolongannya, diantarnya sbb : a. Tarif tenaga listrik untuk keperluan pelayanan sosial, terdiri atas : 1) Golongan tarif untuk keperluan pemakaian sangat kecil pada tegangan rendah, dengan daya 220 VA (S-1/TR) 2) Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial kecil sampai dengan sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA sampai dengan 200 kva (S-2/TR) 3) Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial besar sampai pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kva (S-3/TM) b. Tarif tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga, terdiri atas : 1) Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada tegangan rendah, dengan daya sampai dengan VA (R-1/TR)

22 36 2) Golongan tarif untuk keperluan keperluan rumah tangga menengah pada tegangan rendah, dengan daya VA sampai dengan VA (R-2/TR) 3) Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga besar pada tegangan rendah, dengan daya diatas VA keatas (R-3/TR) c. Tarif tenaga listrik untuk keperluan bisnis, terdiri atas : 2) Golongan tarif untuk keperluan bisnis kecil pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA sampai dengan VA (B-1/TR) 3) Golongan tarif untuk keperluan keperluan bisnis menengah pada tegangan rendah, dengan daya VA sampai dengan 200 kva (B-2/TR) 4) Golongan tarif untuk keperluan bisnis besar pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kva keatas (B-3/TM) d. Tarif tenaga listrik untuk keperluan industri, terdiri atas : 1) Golongan tarif untuk keperluan industri kecil/ industri rumah tangga pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA sampai dengan 14 kva (I-1/TR) 2) Golongan tarif untuk keperluan keperluan industri sedang pada tegangan rendah, dengan daya diatas 14 kva sampai dengan 200 kva (I-2/TR) 3) Golongan tarif untuk keperluan industri menengah pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kva keatas (I-3/TM)

23 37 4) Golongan tarif untuk keperluan bisnis besar pada tegangan tinggi, dengan daya 3000 kva keatas (I-4/TT) e. Tarif tenaga listrik untuk keperluan kantor pemerintah dan penerangan jalan umum, terdiri atas : 1) Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah kecil pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA sampai dengan VA (P-1/TR) 2) Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah sedang pada tegangan rendah, dengan daya VA sampai dengan 200 kva (P-1/TR) 3) Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah besar pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kva keatas (P-2/TM) 4) Golongan tarif untuk keperluan penerangan jalan umum pada tegangan rendah (P-3/TR) f. Tarif tenaga listrik untuk keperluan traksi pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kva (T/TM) diperuntukan bagi perusahaan perseroan (Persero) PT Kereta Api Indonesia g. Tarif tenaga listrik untuk keperluan penjualan curah pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kva (C/TM) diperuntukan bagi pemegang izin usaha Penyediaan Tenaga Listrik h. Tarif tenaga listrik untuk keperluan layanan khusus pada tegangan rendah, tegangan menengah dan tegangan tinggi (L/TR, TM, TT) diperuntukan hanya bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan dengan kwalitas khusus dan yang karena berbagai hal tidak termasuk dalam ketentuan

24 38 golongan tarif sosial, rumah tangga, bisnis, industri, pemerintah dan penerangan jalan umum, traksi dan curah i. Landasan Hukum Sebagaimana kita ketahui bahwa landasan hukum dalam pemberian subsidi adalah berpijak dari Peraturan Perundangan yang berlaku, antara lain adalah sebagai berikut: 1) UU No. 30/2007 tentang Energi: Sesuai ketentuan Pasal 7 (1) Harga energi ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian berkeadilan (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana subsidi untuk masyarakat tidak mampu 2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Pasal 4 ayat (3) huruf a : Untuk penyediaan tenaga listrik, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana untuk kelompok masyarakat tidak mampu 3) Pasal 34 ayat (1) Pemerintah sesuai dengan kewenangannya menetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Penjelasan pasal 66 ayat 1 (mengenai Kewajiban Pelayanan Umum/KPU) Meskipun BUMN didirikan dengan maksud dan tujuan untuk mengejar keuntungan, tidak tertutup kemungkinan untuk hal-hal yang mendesak, BUMN diberikan penugasan khusus oleh Pemerintah.

25 39 Apabila penugasan tersebut menurut kajian secara finansial tidak fisibel, Pemerintah harus memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN tersebut termasuk margin yang diharapkan. 5) Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga listrik. Pasal 41 ayat 2 dalam menetapkan tarif tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota, harus memperhatikan: (1) keseimbangan kepentingan nasional, daerah, konsumen, dan pelaku usaha penyediaan tenaga listrik (2) kepentingan dan kemampuan masyarakat (3) kaidah industri dan niaga yang sehat (4) biaya pokok penyediaan tenaga listrik (5) efisiensi pengusahaan skala pengusahaan dan interkoneksi sistem (6) tersedianya sumber dana untuk investasi. Pasal 41 ayat (4) untuk mendapatkan penetapan tarif tenaga listrik untuk konsumen, pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya. a. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2011 tentang Tarif Tenaga Listrik PT PLN

26 40 b. Permenkeu Nomor: 111/PMK.02/2007 tentang Tatacara Penyediaan Anggaran, Penghitungan, Pembayaran dan Pertanggungjawaban Subsidi Listrik. I. Laba 1. Pengertian laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Menurut Harahap (2001:267) yang dimaksud dengan laba adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Definisi lain atas pengertian laba dikemukakan oleh Baridwan (1997:31) dimana laba didefinisikan sebagai kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha pada suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilki. Laba dari segi sigmantik diartikan sebagai kesejahteraan dan kemakmuran atau diartikan sebagai perubahan kemakmuran atau perubahan modal. 2. Laba Akuntansi dari segi pragmatik Dari segi pragmantik laba mempunyai 2 fungsi diantaranya :

27 41 a. Laba sebagai alat prediksi Angka laba dapat memberikan informasi sebagai alat untuk menaksir dan menduga aliran kas untuk pembagian deviden, dan sebagai alat untuk menaksir kemampuan perusahaan dalam menaksir earning power dan nilai perusahaan dimasa yang akan datang. b. Laba sebagai alat pengendalian manajemen Laba dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi manajemen dalam mengukur kinerja manajer atau divisii dari suatu perusahaan. 3. Karakteristik laba Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: a. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan d. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu e. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. 4. Cakupan Laba Terdapat dua konsep cakupan laba yaitu current operating concept dan all inclusive concept. Berikut penjelasannya :

28 42 a. Current operating concept Menurut konsep ini laba meliputi item-item yang sifatnya reguler dan dati elemen-elemen pendapatan dan beban yang sifatnya berulang dan berasal dari operasi saat ini. Konsep ini relevan dengan kepentingan manajemen sebagai pengukur efisiensi yaitu berkaitan dengan pemanfaatan semua input dan sumber daya yang digunakan dalam rangka menghasilkan laba. b. All inclusive concept Menurut konsep ini, cakupan laba meliputi semua perubahan dan kenaikan net asset selama periode tertentu, kecuali yang diakibatkan dari investasi oleh pemilik dan distribusikan kepada pemilik. J. Hubungan Biaya, Volume dan Laba Biaya, volume dan laba (cost-volume-profit/cvp) menganalisisannya meliputi studi : 1. Harga hasil produksi (prices of product) 2. Jumlah atau tingkat aktivitas volume (volume of level of activity) 3. Biaya variabel tiap satuan (perunit variable cost) 4. Jumlah biaya tetap (total fixed cost) 5. Pencampuran produksi yang dijual (Mix of produtcts sold) Grafik laba volume (Profit Volume Graph) menggambarkan hubungan antara laba dan volume penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi (laba operasi = (harga x unit) (biaya variabel per unit x unit) biaya tetap). Dalam grafik ini, laba operasi merupakan variabel

29 43 terikat dan unit merupakan variabel bebas. Nilai variabel bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal dan nilai variabel terikat pada sumbu vertikal. (Sudarto : 2001) Grafik biaya volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya, volume, dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah, garis total pendapatan dan garis total biaya. Persamaan dari garis ini adalah : Pendapatan = Harga x Unit Total biaya = (Biaya variabel per unit x Unit) + biaya tetap Asumsi Asumsi Pada Analisis Biaya Volume Laba. Dapat disimpulkan bahwa : 1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear 2. Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan 3. Analisis mengasumsikan apa yang diproduksi dapat dijual 4. Untuk analisis multi produk, diasumsikan bauran penjualan diketahui 5. Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti. Dengan selesainya beberapa proyek pembangkit listrik tentu saja ini akan menambah kapasitas pembangkit listrik secara nasional. Dengan meningkatnya jumlah kapasitas pembangkit listrik maka jumlah masyarakat yang dapat mengkonsumsi tenaga listrik makin bertambah. Bertambahnya masyarakat yang

30 44 terlayani oleh PT PLN (Persero) atau semakin meningkatnya angka rasio elektrifikasi tentu saja akan berdampak pada meningkatnya jumlah subsidi listrik karena Harga Jual Tenaga Listrik (HJTL) rata-rata yang ditetapkan pemerintah lebih rendah daripada Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Listrik rata-rata. Laba merupakan selisih lebih antara pendapatan dan beban-beban. Di Perusahaan Listrik Negara (PLN) Laba diperoleh dari pendapatan usaha dikurangi beban usaha dan ditambah dengan pos keuangan dan lain-lain bersih, dimana pendapatan usaha terdiri dari penjualan tenaga listrik, subsidi listrik pemerintah, penyambungan pelanggan dan lain-lain. Sedangkan beban usaha terdiri atas bahan bakar dan pelumas, pembelian tenaga listrik, sewa, pemeliharaan, kepegawaian, penyusutan, dan lain-lain. Pos keuangan lain-lain bersih terdiri atas penghasilan bunga, keuntungan/ kerugian selisih kurs mata uang asing bersih, beban keuangan, dan penghasilan lain-lain bersih. K. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan oleh peneliti adalah beberapa skripsi dari universitas mercubuana dan beberapa dari skripsi universitas lainnya. Disini peneliti akan menampilkan kajian penelitian terdahulunya dengan menggunakan tabel. Berikut Tabel kajian penelitian sebelumnya :

31 45 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Judul Hasil Kajian/ Kesimpulan 1 Sekar Melati Analisis Dampak Kenaikan Tarif Dasar Listrik terhadap Sektor Manufaktur menggunakan Neraca Sosial Ekonomi - Terlihat dampak secara agregrat dengan melihat perubahan yang terjadi pada beberapa indikator ekonomi makro yaitu inflasi harga komoditas domestik dan juga PDB nasional - pengaruh jangka pendek dari kenaikan TDL masih dapat ditolelir oleh ekonom Indonesia, jika dibandingkan dengan penghematan subsidi yang dilakukan, pemerintah berani mengambil keputusan untuk menaikan TDL, sedangkan dampak jangka panjang kenaikan akan tertransfer dalam pembentukan harga 2 Ruswantono Hubungan Penetapan Harga Jual Produk Poly Film dengan Omzet Penjualan pada PT.Supra Jaya 2001 Jakarta 3 Srinawatin Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pencapaian Laba pada PT Remaja Jaya Foam 4 Yizka F. Pakiding 5 Ari Muliana Ginting Analisa Pengaruh Harga dan Volume Penjualan terhadap Kinerja Keuangan pada PT Sermani Steel Makasar Analisa Kebijakan Subsidi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dari komoditas di pasar - Harga jual dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal - hubungan penetapan harga jual dengan omset sangat rendah Biaya produksi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pencapaian laba harga dan volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dengan asumsi kestabilan unit moneter yaitu tidak ada memperdulikan akibat fluktuasi mata uang Terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan dari subsidi energi yang dikeluarkan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

32 46 L. Rerangka Pemikiran Sesuai dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pemerintah wajib memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN termasuk margin yang diharapkan kepada BUMN yang diberikan penugasan khusus. Perusahaan merupakan BUMN yang sedang melaksanakan penugasan khusus berupa penyediaan tenaga listrik bersubsidi kepada masyarakat. Subsidi merupakan upaya pemerintah melalui penyaluran anggaran kepada produsen barang dan jasa dalam rangka pelayanan publik sehingga masyarakat dapat memenuhi hajat hidupnya dengan harga beli yang lebih terjangkau atas barang dan jasa publik yang disubsidi tersebut. Subsidi pada perusahaan listrik negara diharapkan dapat membantu perusahaan ini agar terhindar dari kerugian yang disebabkan oleh harga jual listrik yang lebih kecil dibandingkan biaya pokok penyediaan listrik. PT PLN (Persero) seharusnya dapat menghasilkan usulan besaran subsidi listrik dilengkapi dengan informasi secara detail hingga biaya pembangkit dan proses perhitungan Biaya Pokok Penyediaan per tegangan (Tegangan Tinggi, Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah). Dengan memiliki model keuangan tersebut, diharapkan pemerintah mampu mengelola dan mengendalikan dengan baik subsidi listrik melalui pengendalian BPP listrik dan biaya pembangkit. Setelah mengetahui biaya pokok penyediaan maka dapat dihitung harga wajar untuk tarif tenaga listrik dan subsidi listrik yang menjadi wewenang pemerintah dalam penentuan nilai tersebut.

33 47 Laba/ rugi pada sebuah perusahaan didapat dari selisih antara Pendapatan pada suatu periode dikurangi dengan biaya-biaya pada suatu periode. Didalam laporan keuang PT PLN (Persero), dijabarkan terdapat laba sebelum pos keuangan dan lain-lain, laba (rugi) sebelum pajak, laba (rugi) tahun berjalan dan jumlah laba rugi komprehensif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data laba sebelum pos keuangan dan lain-lain. Berikut penjelasan mengenai perhitungan laba sebelum pos keuangan dan laian-lain pada PT PLN (Persero) : Laba Sebelum Pos Keuangan dan Lain-lain = Pendapatan usaha - Beban Usaha pendapatan usaha = penjualan tenaga listrik + subsidi listrik pemerintah + penyambungan pelanggan + pendapatan lain-lain Beban usaha = pembelian bahan bakar dan pelumas + pembelian tenaga listrik + sewa + pemeliharaan + kepegawaian + penyusutan + beban lain Adapun rerangka pemikiran dapat ditunjukan dengan gambar sebagai berikut : Gambar 2.1 Hubungan Antar Variabel Subsidi Tingkat Laba Tarif Tenaga Listrik

34 48 M. Hipotesis Dewasa ini, tarif tenaga listrik secara bertahap terus meningkat, hal itu disebabkan oleh banyak hal salah satunya adalah meningkatnya harga BBM yang merupakan salah satu jenis bahan bakar yang digunakan untuk memproduksi listrik. Penentuan tarif tenaga listrik merupakan suatu kewenangan yang dimiliki pemerintah. Agar para pengguna listrik tidak terbebani biaya yang besar, maka pemerintah memberikan bantuan dana untuk menutupi beban-beban, sehingga listrik yang dijual harganya jauh lebih lebih murah dan dapat terjangkau oleh semua kalangan. Besarnya subsidi listrik yang dikeluarkan pemerintah sangat mempengaruhi tarif tenaga listrik, semakin besar subsidi yang dikeluarkan pemerintah, maka tarif tenaga listrik akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan fungsi subsidi yaitu sebagai bantuan dana untuk menutupi beban-beban sehingga Tarif tenaga listrik dapat ditekan sekecil mungkin. Dewasa ini tarif tenaga listrik untuk beberapa golongan harganya dibawah biaya pokok penyediaan lisrik ratarata atau harga jual yang seharusnya. Laba bersih didapat dari penjualan tenaga listrik, subsidi dan pendapatan lain di kurangi dengan beban-beban. Maka secara tidak langsung, subsidi pemerintah juga akan mempengaruhi tingkat laba. Semakin besar tarif tenaga listrik maka akan semakin besar pendapatan dari penjualan tenaga listrik. Dari uraian diatas, hipotesis dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

35 49 a. Ha1 : Subsidi berpengaruh terhadap tingkat laba Salah satu sumber pendapatan usaha PLN yang terbesar adalah subsidi listrik. Laba sebelum pos keuangan dan lain-lain PLN merupakan selisih antara pendapatan usaha dengan beban usaha, sehingga nilai subsidi yang didapatkan, akan mempengaruhi tingkat laba sebelum pos keuangan dan lain-lain. b. Ha2 : Tarif tenaga listrik berpengaruh terhadap tingkat laba Bisnis utama PLN adalah menjual listrik, sehingga nilai tarif tenaga listrik akan mempengaruhi jumlah pendapatan usaha PLN. Jumlah pendapatan usaha tentu akan mempengaruhi jumlah laba sebelum pos keuangan dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu wadah bagi sekumpulan orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu wadah bagi sekumpulan orang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu wadah bagi sekumpulan orang untuk melakukan kegiatan usaha guna mendapatkan keuntungan. Adanya keuntungan atau kerugian dapat diketahui apabila

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1404, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Subsidi Listrik. Penyediaan. Penghitungan. Pembayaran. Pertanggungjawaban. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KAJIAN EVALUASI RISIKO FISKAL ATAS KEBIJAKAN PSO DAN PEMBENTUKAN HOLDING COMPANY

KAJIAN EVALUASI RISIKO FISKAL ATAS KEBIJAKAN PSO DAN PEMBENTUKAN HOLDING COMPANY KAJIAN EVALUASI RISIKO FISKAL ATAS KEBIJAKAN PSO DAN PEMBENTUKAN HOLDING COMPANY Abstraksi Berdasarkan data realisasi subsidi APBN, selama ini meningkatnya angka subsidi APBN di-drive oleh, salah satunya

Lebih terperinci

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S..A...LINAN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S..A...LINAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S..A...LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 /PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENGHITUNGAN, PEMBAYARAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN SUBSIDI

Lebih terperinci

2014, No dalam huruf a telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sesuai hasil Rapat Kerja Komisi VII Dewan Perwakil

2014, No dalam huruf a telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sesuai hasil Rapat Kerja Komisi VII Dewan Perwakil BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1770, 2014 KEMEN ESDM. Listrik. PT PLN. Tarif. Pencabutan PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG TARIF TENAGA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.417, 2014 KEMEN ESDM. Tarif. Listrik. PT PLN. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG TARIF TENAGA

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN I. PEMOHON Mohamad Sabar Musman II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 47

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN TARIF TENAGA LISIK UNTUK KONSUMEN YANG DISEDIAKAN OLEH PT. PELAYANAN LISIK NASIONAL TARAKAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2002

RANCANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2002 Draft 7 Maret 2003 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2002 TENTANG JUAL BELI, SEWA JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

ANALISIS ATAS TEMUAN BPK MENEKAN SUBSIDI LISTRIK DENGAN DUKUNGAN BERBAGAI KEBIJAKAN PENDUKUNG

ANALISIS ATAS TEMUAN BPK MENEKAN SUBSIDI LISTRIK DENGAN DUKUNGAN BERBAGAI KEBIJAKAN PENDUKUNG ANALISIS ATAS TEMUAN BPK MENEKAN SUBSIDI LISTRIK DENGAN DUKUNGAN BERBAGAI KEBIJAKAN PENDUKUNG BAGIAN ANALISA PEMERIKSAAN BPK DAN PENGAWASAN DPD BEKERJASAMA DENGAN TENAGA KONSULTAN Dr. HENDRI SAPARINI 1

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1. 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Listrik merupakan salah satu sumber daya energi dan mempunyai sifat sebagai barang publik yang mendekati kategori barang privat yang disediakan pemerintah (publicly provided

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU Tahun Sidang : 2011-2012 Masa Persidangan : I Rapat ke : 16 Jenis Rapat : Rapat

Lebih terperinci

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Abstrak Dalam menjamin tersedianya pasokan listrik bagi masyarakat, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mendukung

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

2 b. bahwa penyesuaian Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara sebagaimana dimaksud dala

2 b. bahwa penyesuaian Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara sebagaimana dimaksud dala BERITA NEGARA No.417, 2014 KEMEN ESDM. Tarif. Listrik. PT PLN. Pencabutan. TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO)

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO) DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO) 1. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------- - Tujuan

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Menurut Mahmudi (2011, 196) menyatakan bahwa badan usaha milik negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

2016, No Listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; b. bahwa penerapan subsidi tarif tenaga lis

2016, No Listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; b. bahwa penerapan subsidi tarif tenaga lis No.1566, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. PT. PLN. Tenaga Listrik. Tarif. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

2015, No d. bahwa untuk meningkatkan transparansi, efektifitas, efisiensi, dan pertanggungjawaban subsidi listrik, perlu mengatur kembali tata

2015, No d. bahwa untuk meningkatkan transparansi, efektifitas, efisiensi, dan pertanggungjawaban subsidi listrik, perlu mengatur kembali tata BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1623 2015 KEMENKEU. Subsidi Listrik. Perhitungan. Pengalokasian. Pembayaran. Pertanggungjawaban. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

KEPPRES 83/2001, HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA

KEPPRES 83/2001, HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 83/2001, HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA *50288 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. ISAK 8 merupakan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. ISAK 8 merupakan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ISAK 8 merupakan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian mengandung suatu sewa, tetapi tidak memberikan panduan untuk menentukan sewa tersebut harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

LN menerima pembayaran untuk impor kita (-M), dan membelanjakan uangnya untuk membeli barang ekspor kita (X).

LN menerima pembayaran untuk impor kita (-M), dan membelanjakan uangnya untuk membeli barang ekspor kita (X). RTK menerima Pendapatan yang tersedia (Yd), dan membelanjakan penghasilannya untuk konsumsi (C). Bagian Yd yang tidak dibelanjakan untuk C disebut S: Yd = C + S RTP menerima: Dana Penyusutan + Cadangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1)

TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1) TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1) Dari segi fungsinya, akuntansi merupakan : a. Aktivitas penyediaan jasa b. Sistem Informasi c. Kegiatan deskriptif analisis Aktivitas Penyediaan Jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi

Lebih terperinci

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi No.1812, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil. Percepatan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

Tanya Jawab Seputar PLN, Menyongsong 2013

Tanya Jawab Seputar PLN, Menyongsong 2013 Tanya Jawab Seputar PLN, Menyongsong 20 Pada 20, PLN merencanakan meningkatkan kemampuan menjual listrik hingga 182 TWh guna mendorong pergerakan perekonomian dan memungkinkan lebih dari 2,5 juta pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

PLN DAN ISAK 16 (ED) Electricity for a Better Life. Jakarta, Mei 2010

PLN DAN ISAK 16 (ED) Electricity for a Better Life. Jakarta, Mei 2010 PLN DAN ISAK 16 (ED) Electricity for a Better Life Jakarta, Mei 2010 Beberapa Regulasi yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penentuan Jasa Konsesi UU No 30 2009 (Menggantikan UU 15 1985) Ketenagalistrikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif dan daya saing yang kuat. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif dan daya saing yang kuat. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan arus informasi yang semakin canggih dan modern menyebabkan perkembangan dunia usaha semakin pesat. Tingkat persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan informasi akuntansi, informasi non akuntansi,

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MATERI Perumusan Tujuan Akuntansi Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan Konsep Dasar Laporan Keuangan Perbedaan Pelaporan dan Laporan

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI A. Penggolongan Akun / Perkiraan Pengertian Akun / rekening (account) adalah tempat untuk mencatat perubahan setiap laporan yang setiap saat dapat menunjukkan saldo pos tersebut.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Tarif. Tenaga Listrik. PT. PLN.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Tarif. Tenaga Listrik. PT. PLN. No.314, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Tarif. Tenaga Listrik. PT. PLN. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik)

HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik) HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik) Pendahuluan Dalam delapan tahun terakhir (2005-2012) rata-rata proporsi subsidi listrik terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. dan pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, semua perusahaan bersaing ketat untuk memperoleh keuntungan dan pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

PENURUNAN TARIF LISTRIK SEBAgAI DAmPAK TURUNNyA. David Firnando Silalahi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan

PENURUNAN TARIF LISTRIK SEBAgAI DAmPAK TURUNNyA. David Firnando Silalahi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan PENURUNAN TARIF LISTRIK SEBAgAI DAmPAK TURUNNyA harga minyak DUNIA David Firnando Silalahi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan davidf_silalahi@djk.esdm.go.id SARI Kecenderungan penurunan harga minyak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

C H A P T E R 1. Taufiq Arifin.

C H A P T E R 1. Taufiq Arifin. Taufiq Arifin Pengertian Akuntansi Secara umum Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan Sebagai

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen modal kerja adalah salah satu aktivitas penting dalam mengelola perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang baik akan menentukan keberlangsungan operasional perusahaan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA POKOK PENYEDIAAN (BPP) TENAGA LISTRIK PER GOLONGAN PELANGGAN STUDI KASUS PT PLN (PERSERO) SISTEM SULSELTRABAR

PERHITUNGAN BIAYA POKOK PENYEDIAAN (BPP) TENAGA LISTRIK PER GOLONGAN PELANGGAN STUDI KASUS PT PLN (PERSERO) SISTEM SULSELTRABAR PERHITUNGAN BIAYA POKOK PENYEDIAAN () TENAGA LISTRIK PER GOLONGAN PELANGGAN STUDI KASUS PT PLN (PERSERO) SISTEM SULSELTRABAR Sahabuddin Hay Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Indikator kinerja dari suatu perusahaan adalah laba, karena tujuan utama dari kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan adalah memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka a. Teori Kebijakan Deviden Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis keuangan yang penulis lakukan terhadap penilaian kinerja keuangan pada perusahaan PT Astra Otoparts Tbk, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010

BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Harahap (2013 : 1) laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan

Lebih terperinci

(OVERVIEW) LAPORAN KEUANGAN & SIKLUS AKUNTANSI

(OVERVIEW) LAPORAN KEUANGAN & SIKLUS AKUNTANSI PENGANTAR AKUNTANSI 1 (OVERVIEW) LAPORAN KEUANGAN & SIKLUS AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNISMUH MAKASSAR 2010 Faidhul Adziem Pengertian Akuntansi Secara umum Akuntansi adalah sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Keuangan Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi adalah sebuah aktifitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai akuntansi, pendapatan, biaya, laporan keuangan, dan akuntansi kontrak konstruksi dapat menjadikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisai ini perkembangan dunia pasar modal semakin pesat

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisai ini perkembangan dunia pasar modal semakin pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisai ini perkembangan dunia pasar modal semakin pesat yang terbukti dengan berbagai jenis usaha yang baik yang telah dikenal luas oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

PENGANTAR (LANJUTAN )

PENGANTAR (LANJUTAN ) AKUNTANSI INFLASI PENGANTAR Negara kita menganut ekonomi terbuka, akibatnya Indonesia memiliki masalah inflasi dari tahun ke tahun. Pencatatan akuntansi di Indonesia menganut Historical Cost, dimana konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis, sehingga dalam menjalankan suatu usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh

Lebih terperinci