NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TENTANG"

Transkripsi

1 NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 35 /MoU.KP/HKM/2017 TANGGAL : 18 September 2017 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

2 NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 35/MoU.KP/HKM/2017 TANGGAL : 18 September 2017 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama : HASTO WARDOYO Jabatan : Bupati Kulon Progo Alamat Kantor : Jl. Perwakilan No. 1 Wates bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA 2. Nama : AKHID NURYATI Jabatan : Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo Alamat Kantor : Jl. Sugiman No. 28 Wates 3. Nama : PONIMIN BUDI HARTONO Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo Alamat Kantor : Jl. Sugiman No. 28 Wates 4. Nama : LAJIYO YOK MULYONO Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo Alamat Kantor : Jl. Sugiman No. 28 Wates sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kulon Progo, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD), diperlukan Kebijakan Umum Perubahan APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Kabupaten untuk selanjutnya

3

4 DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Dasar Hukum PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Kebijakan Umum Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional Asumsi Dasar Ekonomi Makro DIY Asumsi Dasar Ekonomi Makro Kulon Progo Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah Upaya-upaya Daerah dalam Mencapai Target Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lainlain Pendapatan Daerah yang Sah Perubahan Kebijakan Belanja Daerah Perubahan Kebijakan pembiayaan Daerah Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan... PENUTUP. I - 1 I - 1 I - 2 I - 3 II - 1 II - 1 II - 1 II - 3 II - 4 II - 5 II - 10 II - 10 II - 10 II - 11 II - 11 II - 12 II - 13 II - 13 III - 1 i

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melaksanakan bidang kewenangan urusan wajib dan urusan pilihan. Penyelenggaraan urusan tersebut diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan yang didanai melalui APBD setiap tahunnya. APBD Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2017 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2017, yang sebelumnya didahului dengan adanya Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan DPRD Kabupaten Kulon Progo Nomor 63/MoU.KP/HKM/2016 tanggal 11 November 2016 tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2017 dan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan DPRD Kabupaten Kulon Progo Nomor 64/MoU.KP/HKM/2016 tanggal 11 November 2016 tentang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2017, dengan merujuk pada Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 102 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 20 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kulon Progo Tahun Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, perubahan APBD dapat dilaksanakan apabila terjadi: a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA; b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja; c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran Iebih tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan; d. keadaan darurat; dan e. keadaan luar biasa. Memperhatikan hasil capaian kinerja pelaksanaan kegiatan APBD Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2017 sampai dengan bulan Juni 2017 dan perkembangan yang I - 1

6 tidak sesuai dengan asumsi-asumsi dalam Kebijakan Umum APBD (KUA) Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2017, maka harus dilakukan perubahan dokumen penganggaran daerah sesuai dengan peraturan perundangan di atas. Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2017 disusun merujuk pada Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 20 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kulon Progo Tahun Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) dilakukan secara menyeluruh guna menampung seluruh perubahan asumsi-asumsi dalam pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang terjadi karena perubahan asumsi makro yang berimbas pada stuktur APBD Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2017, serta untuk menindaklanjuti belanja prioritas yang belum diakomodir dalam APBD Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran Kebijakan Umum Perubahan Aanggaran Pendapatan Belanja Daerah (KUPA) Tahun 2017 disusun sebagai bahan pembahasan antara eksekutif dan legislatif untuk disepakati dalam bentuk Nota Kesepakatan KUPA Kulon Progo Tahun Selanjutnya hasil kesepakatan tersebut dijadikan dasar dan pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS Perubahan) Tahun Dokumen Kebijakan Umum Perubahan meliputi : 1. Pendahuluan yang menjabarkan latar belakang penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA), tujuan penyusunan KUPA dan dasar hukum penyusunan KUPA. 2. Perubahan Kebijakan Umum APBD, yang berisi tentang perubahan asumsi dasar Kebijakan Umum APBD, perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah, perubahan Kebijakan Belanja Daerah dan Kebijakan Pembiayaan Daerah; 3. Penutup 1.2 Tujuan Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang ada, maka penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2017 bertujuan untuk : 1. Memberikan pedoman umum atas perubahan asumsi-asumsi kebijakan umum APBD Tahun Anggaran 2017; 2. Menyesuaikan perubahan prediksi penerimaan Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain pendapatan yang sah; 3. Menyesuaikan penetapan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SiLPA); I - 2

7 4. Melakukan perubahan kebijakan pengganggaran terkait dinamika permasalahan yang timbul di masyarakat yang perlu mendapat penanganan secara cepat dengan memperhatikan prioritas nasional, regional dan daerah; 5. Melakukan penajaman prioritas kegiatan melalui pergeseran anggaran, penambahan alokasi anggaran dan penjadwalan ulang beberapa kegiatan dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017; 6. Melakukan penyesuaian penempatan kode rekening sesuai ketentuan yang berlaku. 1.3 Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 4. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2017; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah 2006 terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun Anggaran 2017; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43 Tahun 2017 tentang Rincian dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2017; I - 3

8 9. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 14 Tahun 2007 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 20 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun (RPJP Daerah); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017; 12. Peraturan Bupati Kabupaten Kulon Progo Nomor 102 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 20 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017; 13. Peraturan Bupati Kabupaten Kulon Progo Nomor 50 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 20 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017; 14. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 119 Tahun 2016 tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran I - 4

9 BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD 2.1. Perubahan Kebijakan Umum Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional Memasuki pertengahan tahun 2017, Indonesia harus mampu membangun optimisme untuk menghadapi setiap situasi ekonomi, baik global maupun domestik. Namun, kondisi ini harus tetap diwaspadai karena mengingat kondisi ekonomi global yang lebih rentan dengan krisis karena mudah berubah-ubah. Dalam penyusunan anggaran APBN berpedoman pada kerangka ekonomi makro dan pokok pokok kebijakan fiskal tahun 2017 juga mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial, perkembangan internasional dan domestik dalam beberapa bulan terakhir, serta berbagai langkah antisipatif yang telah ditempuh dalam tahun 2016, maupun rencana kebijakan yang akan dilaksanakan di tahun Selain hal tersebut diatas penetapan target target ekonomi makro juga perkembangan terkini faktor eksternal dan internal. Dari sisi eksternal, perekonomian global masih diliputi ketidakpastian arah kebijakan moneter negara maju dan perkembangan harga komoditas internasional serta tren perlambatan ekonomi Tiongkok. Dari sisi internal, pertumbuhan ekonomi diharapkan akan didorong oleh belanja infrastruktur Pemerintah dalam rangka penguatan sektor produktif sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian. Berbagai paket kebijakan yang telah diterbitkan diharapkan juga mampu mendorong tumbuhnya investasi swasta yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi makro. Upaya menjaga stabilitas ekonomi makro tersebut ditempuh melalui kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil yang terkoordinasi. Namun demikian, kondisi stabilitas ekonomi makro tersebut masih akan menghadapi beberapa tantangan yang berasal dari potensi risiko atas gejolak ketidakpastian likuiditas pasar keuangan global sebagai dampak ketidakpastian kebijakan peningkatan suku bunga Amerika Serikat, berlanjutnya moderasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok, serta masih lemahnya harga komoditas. Risiko lainnya adalah ketidakpastian ekonomi Eropa pasca hasil referendum di Inggris (Brexit) dan penurunan harga komoditas dunia. Mengacu pada perkembangan kondisi tersebut, asumsi dasar ekonomi makro yang sudah pakai dalam APBN tahun 2017 berubah pada penyusunan APBNP 2017, adapun perubahan perubahan tersebut terjadi pada : II - 1

10 a. Pertumbuhan ekonomi yang di RAPBN-P 2017 lebih optimistis dibanding target sebelumnya. Hal ini sejalan dengan perbaikan ekonomi global, yaitu ekonomi AS, Eropa, dan Jepang serta proyeksi dari lembaga internasional, yakni IMF sebesar 3,5 persen. Di samping itu, lembaga internasional IMF juga mengoreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 sebesar 5,1 persen, Bank Dunia 5,2 persen, Fitch memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen, dan Standard & Poors 5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi 5,2 persen di RAPBN-P 2017 bersumber dari konsumsi rumah tangga dan LNPRT 5,1 persen, konsumsi pemerintah 4,6 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 5,4 persen, ekspor 4,8 persen, dan impor 3,9 persen. b. Inflasi bergerak lebih tinggi 4,3 persen di RAPBN-P 2017 karena ada tekanan dari harga-harga yang diatur pemerintah, seperti tarif listrik. Sementara untuk inflasi dari gejolak harga pangan, pemerintah mengklaim cukup berhasil mengendalikannya. Untuk mengendalikan laju inflasi, pemerintah menunda kenaikan harga elpiji, dan BBM belum naik meskipun risikonya anggaran subsidi naik c. Kurs rupiah diproyeksikan per dolar AS di RAPBN-P 2017 atau sedikit melemah dari APBN yang sebesar per dolar AS lantaran ada faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi laju nilai mata uang Garuda. Disamping hal tersebut Quantitatve Easing di Eropa pun masih berlangsung dan AS masih akan menaikkan Fed Fund Rate satu kali lagi menjadi 1,4 persen-1,6 persen di akhir 2017 yang mana ini akan menekan rupiah. d. Tingkat bunga SPN 3 bulan bergerak turun, karena ada tekanan kebijakan kenaikan suku bunga AS, kondisi likuidtas di pasar keuangan global yang masih akan didukung pelonggaran moneter di zona Eropa, Inggris, dan Jepang. Adapun perubahan perubahan asumsi ekonomi makro dalam penyusunan APBN 2017 dan RAPBN-P 2017 pada tabel berikut Tabel 2.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBN Tahun 2017 dan RAPBN-P 2017 No Indikator Makro APBN 2017 RAPBN-P Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,1 % 5,2% 2 Inflasi (%) 4,0 % 4,3% 3 Suku Bunga SPN 3 bln (%) 5,1% 5,2% II - 2

11 No Indikator Makro APBN 2017 RAPBN-P Nilai Tukar (Rp/USD) Rp /USD Rp /USD 5 Harga Minyak (USD/barel) USD 45/Barel USD 50/Barel 6 Lifting Minyak (ribu barel per hari) 815 ribu barel/hari 815 ribu barel/hari 7 Lifting Gas (ribu barel per hari) ribu barel/hari ribu barel/hari Sumber: Kementerian Keuangan, Asumsi Dasar Ekonomi Makro DIY Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari beberapa indikator, salah satu indikator yang paling umum digunakan dan paling sederhana adalah dengan melihat pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut atau yang biasa disebut dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dipengaruhi banyak faktor, baik itu faktor-faktor yang merupakan variabel ekonomi maupun faktor-faktor pendukung non-ekonomi. Kinerja ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilihat dari nilai PDRB harga konstan tahun 2010 pada pada tahun 2011 hingga tahun 2016 cenderung mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan nilai PDRB atas harga konstan tahun Pada tahun 2011 nilai PDRB sebesar 68,049 triliun rupiah mengalami kenaikan menjadi 71,702 triliun rupiah pada tahun 2012 dan terus mengalami kenaikan hingga 87,688 triliun rupiah pada tahun 2016, dan diprediksikan kembali naik pada tahun 2017 menjadi triliun rupiah. Sedangkan dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya, DIY mengalami pasang surut. Pada tahun 2011 hingga 2013 laju pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan sebesar 5,2 persen pada tahun 2011 menjadi 5,4 persen di tahun 2012 dan menjadi 5,5 persen di tahun Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2013 disebabkan oleh meningkatnya sektor pembentuk PDRB DIY, semua sektor tersebut mengalami peningkatan.pada tahun 2014 laju pertumbuhan ekonomi DIY mengalami penurunan sebesar 5,20 persen dan pada tahun 2015 menurun menjadi 4,95 persen. Pada Tahun 2016 kembali mengalami kenaikan menjadi 5,05 persen dan diprediksikan naik kembali pada tahun 2017 hingga mencapai 5,46 persen. Percepatan pertumbuhan ekonomi DIY terjadi seiring dengan terjadinya percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Hampir semua sektor pertumbuhan ekonomi DIY mengalami kenaikan. Berdasarkan laporan Bank Indonesia meningkatnya pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan didukung oleh keberhasilan kebijakan pemerintah dalam mendorong tercapainya ketahanan pangan. Sektor perdagangan juga mengalami peningkatan akibat dari tingginya II - 3

12 permintaan pada saat perayaan hari raya keagamaan, libur nasional dan libur sekolah. Proyeksi inflasi DIY mengalami kenaikan dari 3,09 pada tahun 2015 menjadi 3,95 pada tahun 2016 dan diprediksikan pada tahun 2017 menurun mencapai angka 3,36. Faktor pertumbuhan ekonomi dan tingkat suku bunga BI merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi di DIY. Ketika pertumbuhan ekonomi terjadi maka pendapatan masyarakat cenderung naik dan kegiatan ekonomi juga akan semakin besar. Kondisi tersebut akan mempengaruhi kegiatan ekonomi riil, perdagangan serta kegiatan di sektor moneter. Ketika suku bunga BI naik maka masyarakat cenderung untuk menginvestasikan dananya pada tabungan sehingga akan mengurangi Jumlah Uang Beredar (JUB) dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat inflasi. ICOR DIY untuk tahun 2014 hingga tahun 2017 diperkirakan mengalami kenaikan dan penurunan sekaligus. ICOR sebesar 5,77 pada tahun 2016 diperkirakan menjadi sebesar 5,51 di tahun Kenaikan angka ICOR yang sangat kecil ini menunjukkan bahwa terjadi sedikit kurang efisien dalam penggunaan investasi untuk menghasilkan output di DIY. Hal ini menunjukkan juga bahwa ketika ICOR rendah maka dengan investasi yang sama akan dapat menghasilkan output yang lebih besar sehingga nilai PDRB akan dapat naik. Jika nilai PDRB naik maka dapat mendorong terjadinya laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Faktorfaktor lain akan dapat menentukan ICOR antara lain adalah besarnya penambahan Investasi dan komposisi atau alokasi investasi menurut sektor produksi yang tepat. Tabel 2.2 Asumsi Dasar Ekonomi Makro DIY Tahun 2017 No Indikator Makro APBD 2017 RAPBD-P Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,3 5,46 2. Inflasi (%) 4,91-4,93 3,36 3. ICOR 4,72-5,43 5,51 Sumber : Bappeda DIY Asumsi Dasar Ekonomi Makro Kulon Progo Seiring pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat, pertumbuhan ekonomi DIY mengalami penurunan dari 5,17 persen pada tahun 2014 dan menjadi sebesar 4,95 persen pada tahun 2015, dan kembali naik pada tahun 2016 sebesar II - 4

13 5,05 bahkan pada tahun 2017 diprediksikan kembali mengalami kenaikan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,20 persen. Hal tersebut secara umum juga akan mempengaruhi kondisi ekonomi makro di Kabupaten Kulon Progo. Hampir semua sektor mengalami kenaikan laju pertumbuhan ekonomi khususnya sektor pertanian. Hal tersebut sebenarnya sangat menguntungkan bagi Kabupaten Kulon Progo karena kontribusi terbesar penyusun nilai PDRB dari sektor pertanian. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian disebabkan oleh kebijakan yag dilakukan oleh pemerintah daerah seperti perbaikan jaringan irigasi, perbaikan infrastruktur pertanian, bantuan bibit unggul dan alat pertanian hingga kerja sama dengan berbagai pihak yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan. Dengan nilai PDRB di Kabupaten Kulon Progo yang diprediksikan mengalami peningkatan pada tahun 2016 menjadi 8,312 trilyun rupiah dari 7,671 trilyun rupiah pada tahun 2015 merupakan sebuah harapan besar untuk memberdayakan perekonomian masyarakat, sehingga diprediksikan pada tahun 2017 akan kembali mengalami peningkatan nilai PDRB sebesar 8,814 Trilyun rupiah. Selama kurun waktu , nilai PDRB per kapita Kabupaten Kulon Progo atas dasar harga berlaku terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, nilai PDRB per kapita Kabupaten Kulon Progo tercatat sebesar 12,91 juta rupiah dan terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2016 mencapai 20,146 juta rupiah, dan diprediksikan pada tahun 2017 mencapai 21,177 juta rupiah. Peningkatan PDRB per kapita yang cukup tinggi ini disebabkan masih dipengaruhi oleh faktor inflasi, oleh karena itu untuk melihat peningkatan PDRB per kapita secara riil dapat dilihat dari angka PDRB per kapita berdasarkan harga konstan Selama periode , PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari 12,91 juta rupiah pada tahun 2010 menjadi 15,949 juta rupiah pada tahun Dan dipredikskan pada tahun 2017 terus mengalami peningkatan hingga mencapai 16,396 juta rupiah. Tabel 2.3 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Kulon Progo Tahun 2017 No Indikator Makro APBD 2017 RAPBD-P PDRB ADHB 8,058 trilyun rupiah 8,813 trilyun rupiah 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,15 % 4.88 % 3. PDRB Per Kapita 19,48 Juta Rupiah 21,177 Juta Rupiah 4. Inflasi 4,72-5,43 5,51 Sumber : Bappeda Kulon Progo II - 5

14 2.2. Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah Pada prinsipnya kebijakan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam perencanaan pendapatan daerah untuk KUA Perubahan tahun 2017 tetap mengacu pada kebijakan APBD 2017, yaitu akan menekankan pada peningkatan pendapatan daerah tanpa memberikan beban langsung kepada masyarakat. Pendapatan melalui pos pendapatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat akan dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan. Intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi akan ditingkatkan sekaligus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas layanan administrasi pajak dan retribusi. Adapun kebijakan Pendapatan Daerah pada perubahan APBD Tahun 2017 Kabupaten Kulon Progo memperhatikan hal-hal berikut: 1. Perhitungan APBD Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran Realisasi pendapatan daerah sampai dengan semester I tahun Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Hak Keuangan Dan Administratif Pimpinan Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2017 Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 Tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam Apbd, Dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran, Dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik. 5. Penyesuaian atas Dana Perimbangan/Transfer yang bersumber dari pemerintah pusat sesuai Rincian Dana Alokasi Umum dan Tambahan Dana Alokasi Khusus Fisik menurut Provinsi,Kabupaten/Kota Dalam APBN - P 2017 yang dipublikasi oleh Humas DJPK tanggal 9 Agustus Surat dari Kementerian Keuangan Nomor : S-432/PK/2017 tanggal 15 Juni 2017 tentang Pelaksanaan Penyaluran DAK Non Fisik berbasis Kinerja. 7. Surat dari Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum tertanggal tentang bantuan parpol yang belum dicairkan di tahun 2015 dan 2016 dapat dianggarkan di Tahun Penyesuaian Bantuan Keuangan dari Provinsi. 9. SiLpa Tunjangan Profesi Guru 10. Silpa Dana Tambahan Penghasilan guru 11. Kegiatan mendahului Perubahan APBD 12. Pembebasan pembayaran pajak BPHTB oleh Angkasa Pura. II - 6

15 Perubahan pendapatan terjadi karena adanya penyesuaian target pendapatan daerah sehubungan dengan perkembangan realisasi penerimaan pendapatan, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 2.4. Target Pendapatan dan Target Perubahan Pendapatan Tahun 2017 KELOMPOK PENDAPATAN TARGET PENDAPATAN TAHUN PENDAPATAN TAHUN 2017 PERUBAHAN TARGET 2017 BERTAMBAH / (BERKURANG) = PENDAPATAN DAERAH 1,402,546,137, ,441,739,297, ,193,159, PENDAPATAN ASLI DAERAH 221,215,012, ,037,946, ,822,933, DANA PERIMBANGAN 979,213,034, ,753,561, (6,459,472,500.00) (0.66) LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 202,118,090, ,947,789, ,829,698, Sumber data : Badan Keuangan dan Aset Daerah, 2017 Pendapatan daerah pada Perubahan APBD Tahun 2017 diperkirakan naik sebesar Rp ,31 (2,79%) yaitu dari Rp ,59 menjadi Rp ,90. Kenaikan tersebut berasal dari kenaikan penerimaan pendapatan asli daerah sebesar Rp ,02 (8,96%) yaitu dari Rp ,59 menjadi Rp ,61 dan pendapatan dari Lain- Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp ,29 (12,78%) yaitu dari Rp ,00 menjadi Rp ,789,179,29. Selain kenaikan tersebut juga disebabkan oleh adanya penurunan dana perimbangan daerah sebesar Rp ,00 (0,66%) yaitu dari Rp ,00 menjadi Rp ,00. Pendapatan Asli Daerah diperkirakan mengalami kenaikan sebesar Rp ,16 atau sebesar 2,32%. Rincian kenaikan Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.5. Target Pendapatan Asli Daerah dan Target Perubahan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2017 % KELOMPOK PENDAPATAN TARGET PERUBAHAN TARGET BERTAMBAH / PENDAPATAN TAHUN PENDAPATAN TAHUN (BERKURANG) % = PENDAPATAN ASLI DAERAH 221,215,012, ,037,946, ,822,933, Hasil Pajak Daerah 81,519,038, ,024,098, (38,494,939,969.50) (47.22) Hasil Retribusi Daerah 8,840,603, ,407,197, (1,433,405,626.87) (16.21) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 13,806,411, ,783,395, ,976,984, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 117,048,960, ,823,254, ,774,294, Sumber data : Badan Keuangan dan Aset Daerah, 2017 II - 7

16 Kenaikan tersebut berasal dari prediksi Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan naik sebesar Rp ,23 (14,23%) dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar Rp ,66 (49,32%). Selain hal tersebut di atas kenaikan juga disebabkan karena adanya penurunan pada pendapatan Hasil Pajak Daerah sebesar Rp ,50 (47,22%) dan Hasil Retribusi Daerah sebesar Rp ,87 (16,21%). Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan naik sebesar Rp ,23 (14,23%) sebagai akibat dari naiknya deviden BPD DIY sebesar Rp ,20 (34,02%) dan PD. Aneka Usaha yang mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau 21,53%. Selain disebabkan adanya kenaikan pendapatan juga disebabkan adanya penurunan dari deviden Bank Pasar dan penurunan dari pendapatan PT SELO ADI KARTO. Deviden Bank Pasar mengalami penurunan sebesar Rp ,00 (15,12%) dikarenakan menyesuaikan dengan hasil RUPS, sedangkan PT SELO ADI KARTO mengalami penurunan sebesar Rp ,00 atau turun sebesar 3,57%. Hal ini dikarenakan menyesuaikan dengan hasil RUPS. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah mengalami kenaikan sebesar Rp ,66 (49,32%). Adapun kenaikannya hampir di semua sub sektor mengalami kenaikan kecuali pada sub sektor pendapatan penerimaan bunga deposito, hasil dari pemanfaatan kekayaan daerah sewa dan pendapatan dari pengelolaan BUKP. Hasil Pajak Daerah mengalami penurunan sebesar Rp ,15 (54,16%) penurunan ini disebabkan karena penurunan dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan bangunan sebesar Rp ,54 atau 79,69% sebagai akibat tidak dibayarnya BPHTB pembebasan lahan Bandara oleh PT Angkasa Pura. Dana Perimbangan pada Perubahan APBD 2017 ini mengalami penurunan sebesar Rp ,00 atau 0,66%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : II - 8

17 Tabel 2.6. Target Pendapatan Dana Perimbangan dan Target Perubahan Pendapatan Dana Perimbangan Tahun 2017 KELOMPOK PENDAPATAN TARGET PERUBAHAN TARGET BERTAMBAH / PENDAPATAN TAHUN PENDAPATAN TAHUN (BERKURANG) % = DANA PERIMBANGAN 979,213,034, ,753,561, (6,459,472,500.00) (0.66) Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 29,250,013, ,047,279, ,797,266, Dana Alokasi Umum 718,490,508, ,868,940, (12,621,568,000.00) (1.76) Dana Alokasi Khusus 231,472,513, ,837,341, ,364,828, Sumber data : Badan Keuangan dan Aset Daerah, 2017 Penurunan pendapatan Dana Perimbangan disebabkan karena Penyesuaian atas Dana Perimbangan/Transfer yang bersumber dari pemerintah pusat sesuai Rincian Dana Alokasi Umum dan Tambahan Dana Alokasi Khusus Fisik menurut Provinsi,Kabupaten/Kota Dalam APBN-P Tahun 2017 yang dipublikasikan oleh Humas DJPK tanggal 9 Agustus 2017 dan Surat dari Kementerian Keuangan Nomor: S-432/PK/2017 tanggal 15 Juni 2017 tentang Pelaksanaan Penyaluran DAK Non Fisik berbasis Kinerja. Lain-Lain Pendapatan yang Sah diprediksikan naik sebesar Rp ,29 atau 12,78%. Secara rinci kenaikan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.7. Target Pendapatan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah dan Target Perubahan Pendapatan Tahun 2017 KELOMPOK PENDAPATAN TARGET PERUBAHAN TARGET BERTAMBAH / PENDAPATAN TAHUN PENDAPATAN TAHUN (BERKURANG) % = LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 202,118,090, ,947,789, ,829,698, Pendapatan Hibah 2,249,215, ,293,736, ,044,521, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 71,351,328, ,711,441, ,360,112, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 50,890,070, ,890,070, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemda lainnya - 19,425,064, ,425,064, Dana Desa 77,627,477, ,627,477, Sumber data : Badan Keuangan dan Aset Daerah, 2017 Kenaikan pendapatan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah disebabkan karena : a. kenaikan hibah pembangunan air minum, SPM Dikdas dan hibah air minum perdesaan; II - 9

18 b. kenaikan dana bagi hasil pajak dari provinsi; dan c. bantuan keuangan dari provinsi Upaya-upaya Daerah Dalam Mencapai Target Pendapatan Daerah Sebagai upaya untuk mewujudkan target pendapatan agar dapat terealisasi pada tahun 2017, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan. Untuk Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) diupayakan dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap sumber-sumber PAD. Intensifikasi lebih dikaitkan dengan usaha untuk melakukan pungutan secara intensif dan mengoptimalkan sumbersumber pendapatan, termasuk didalamnya adalah upaya memperbaiki data perpajakan dengan melakukan pendataan ulang dan pendataan baru bagi pembayar pajak dan retribusi daerah, juga melakukan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran dalam membayar pajak/retribusi daerah. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, antara lain melalui: Pendapatan Asli Daerah a. Melakukan penjaringan objek dan wajib pajak serta objek dan wajib retribusi daerah guna meperoleh data perpajakan yang terbaru; b. Mengintensifkan penagihan pajak dan retribusi daerah; c. Meningkatkan pelayanan terhadap wajib pajak dan retribusi daerah untuk menuju pelayanan prima; d. Memperbaiki fasilitas-fasilitas obyek retribusi melalui berbagai perbaikan infrastruktur pendukung obyek retribusi; e. Melakukan penyesuaian retribusi melalui peninjauan terhadap Peraturan Daerah. f. Memperbaiki kinerja dan efisiensi manajemen pada badan usaha milik daerah melalui pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap BUMD; g. Melaksanakan Optimalisasi anggaran melalui pengaturan anggaran (Cash Budgeting) agar tercapai efisiensi dan efektivitas anggaran dengan tetap menjaga likuiditas keuangan Dana Perimbangan a. Membuat dan mengirimkan data-data dasar DAU dan DAK serta proposal DAK kepada Kementerian Keuangan, Bappenas, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Terkait; II - 10

19 b. Melakukan koordinasi dan kerjasama terhadap upaya peningkatan penerimaan pajak negara (pusat) yang berdampak pada peningkatan alokasi perimbangan untuk bagi hasil pajak dan bukan pajak; c. Melakukan koordinasi dengan pemerintah (pusat) maupun provinsi dalam rangka optimalisasi penerimaan dana bagi hasil pajak dan bukan pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah a. Mengupayakan berbagai usulan program pembangunan yang dapat didanai melalui hibah dari pemerintah; b. Mendorong upaya peningkatan pajak provinsi yang berkonsekuensi pada peningkatan bagi hasil pajak provinsi; 2.4. Perubahan Kebijakan Belanja Daerah Perubahan kebijakan belanja daerah pada perubahan APBD Tahun 2017 didasarkan pada hasil evaluasi realisasi belanja sampai semester I sehingga diketahui ada belanja yang pengganggarannya kurang dan ada yang diprediksikan lebih, adanya kebijakan pengurangan pendapatan transfer dan bantuan keuangan Provinsi serta karena adanya belanja mendahului perubahan. Dengan adanya perubahan tersebut sehingga kebijakan anggaran pada Perubahan APBD Tahun 2017 sebagai berikut: 1. Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung mengalami kenaikan sebesar Rp ,00. Kenaikan tersebut disebabkan oleh : a. Dampak dari terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Hak Keuangan Dan Administratif Pimpinan Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2017 Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 Tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran, Dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik; c. SiLPA Tunjangan Profesi Guru dan tambahan penghasilan guru non sertifikasi; d. Kurang bayar Belanja Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Retribusi ke Pemerintah Desa; II - 11

20 e. Belanja hibah yang dipergunakan untuk BOS SD/SMP swasta, tambahan belanja tali asih sebagai penghargaan prestasi olah raga, dan hibah air bersih dan sanitasi; f. Belanja bantuan sosial untuk bantuan modal kerja transmigran. Disamping kenaikan tersebut di atas terdapat penurunan Belanja Bagi Hasil Pajak ke Pemerintah Desa sebesar Rp ,00 sebagai akibat pembebasan pajak BPHTB kepada PT. Angkasa Pura dan menurunnya target penerimaan hasil retribusi daerah antara lain pada retribusi pengendalian menara telekomunikasi dan IMB. Belanja Tidak Terduga APBD Murni 2017 dianggarkan di PPKD sebesar Rp ,00. Anggaran tersebut telah direalisasikan melalui belanja PPKD sebesar Rp ,00 yang digunakan untuk tanggap darurat bencana alam tanah longsor di ruas jalan Keji-Sulur Desa Purwoharjo Samigaluh, serta digunakan/digeser ke belanja Langsung SKPD melalui Perubahan Perkada sebesar Rp ,00 untuk kegiatan pemeliharaan berkala jalan kabupaten dan pembayaran listrik Rusunawa pada DPU, kegiatan pemeliharaan sarpras PKB pada Dinas Perhubungan, serta pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan pada Dinas Pertanian dan Pangan sehingga sisa belanja tak terduga sebesar Rp ,00. Pada perubahan APBD 2017 belanja tak terduga yang sudah digunakan/digeser ke belanja langsung SKPD tersebut dikembalikan lagi ke belanja tak terduga sebesar Rp ,00. Selain itu pada belanja tak terduga ditambahkan ganti rugi asset terdampak bandara sebesar Rp ,00, namun digunakan sebesar Rp ,00 untuk kebutuhan belanja yang mendesak. Sehingga secara keseluruhan belanja tidak terduga hanya mengalami kenaikan sebesar Rp , Belanja Langsung Belanja Langsung pada Perubahan APBD Tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 7,12% atau Rp ,00 yaitu dari Rp ,65 menjadi Rp ,00. Kenaikan belanja langsung diantaranya karena BOS untuk SD/SMP Negeri, Jamkesda, pemanfaatan SiLPA BLUD RSUD Wates dan Puskesmas, Belanja Bantuan Keuangan Khusus dari Provinsi dan Penyesuian belanja langsung SKPD yang telah dilaksanakan melalui perubahan Perkada. II - 12

21 2.5. Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibanding dengan pendapatan yang diperoleh daerah. Dengan kata lain, pembiayaan daerah merupakan pembiayaan yang disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayarkan kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan atau tahun-tahun sebelumnya. Adapun komponen dari pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Perubahan alokasi penerimaan pembiayaan berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya sebesar Rp , Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Perubahan alokasi pengeluaran pembiayaan bertambah sebesar Rp ,00 menjadi Rp ,00 yang digunakan untuk penyertaan modal kepada PDAM sebagai tindak lanjut amanat Perda Nomor 15 Tahun 2016 tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kepada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Binangun Kulon Progo. Rincian perubahan pendapatan, belanja dan pembiayaan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: II - 13

22 Tabel 2.4 Perubahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan BERTAMBAH/ URAIAN APBD 2017 APBD P 2017 (BERKURANG) PENDAPATAN 1,402,546,137, ,441,739,297, ,193,159, PENDAPATAN ASLI DAERAH 221,215,012, ,037,946, ,822,933, Pendapatan Pajak Daerah 81,519,038, ,024,098, (38,494,939,969.50) Hasil Retribusi Daerah 8,840,603, ,407,197, (1,433,405,626.87) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 13,806,411, ,783,395, ,976,984, Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 117,048,960, ,823,254, ,774,294, DANA PERIMBANGAN 979,213,034, ,753,561, (6,459,472,500.00) Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 29,250,013, ,047,279, ,797,266, Dana Alokasi Umum (DAU) 718,490,508, ,868,940, (12,621,568,000.00) Dana Alokasi Khusus (DAK) : 231,472,513, ,837,341, ,364,828, DAK Fisik 94,256,009, ,466,666, ,210,657, DAK Non Fisik 137,216,504, ,370,675, (2,845,828,433.00) LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 202,118,090, ,947,789, ,829,698, Pendapatan Hibah 2,249,215, ,293,736, ,044,521, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 71,351,328, ,711,441, ,360,112, Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus 50,890,070, ,890,070, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Dana Desa - 19,425,064, ,425,064, ,627,477, ,627,477, BELANJA 1,440,263,093, ,501,130,503, ,867,410, BELANJA TIDAK LANGSUNG 832,272,967, ,836,553, ,563,585, Belanja Pegawai 615,789,620, ,614,212, ,824,592, Belanja Bunga 622,211, ,757, (158,454,139.17) Belanja Hibah 22,914,500, ,208,075, ,293,575, Belanja Bantuan Sosial 27,586,200, ,676,200, ,000, Belanja Bagi Hasil kpd Prov/Kab dan pemdes 9,400,826, ,927,158, (3,473,668,245.00) Belanja Bant Keu kpd Prov/Kab, PemDes dan Parpol 153,959,609, ,230,874, (728,734,840.00) Belanja Tidak Terduga 2,000,000, ,716,274, ,716,274, BELANJA LANGSUNG 607,990,125, ,293,950, ,303,825, Surplus (defisit) (37,716,955,407.98) (59,391,206,711.84) (21,674,251,303.86) PEMBIAYAAN DAERAH 37,716,955, ,391,206, ,674,251, PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 44,448,455, ,122,706, ,674,251, Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 44,448,455, ,122,706, ,674,251, PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 6,731,500, ,731,500, ,000,000, Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah 6,000,000, ,000,000, ,000,000, Pembayaran Pokok Utang 731,500, ,500, PEMBIAYAAN NETTO 37,716,955, ,391,206, ,674,251, SURPLUS/(DEFISIT) (0.00) (0.00) 0.00 II - 14

23

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Penetapan KUPA Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Tahun Anggaran 2017 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY Kompleks Kepatihan Danurejan Yogyakarta (0274)

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH DAERAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH NOMOR : 12/KSP/IX/2013 NOMOR : 54/K/DPRD/2013 TANGGAL: 9 SEPTEMBER 2013 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN TENTANG ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

NOTA KESEPAKATAN TENTANG ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36/MoU.KP/HKM/2017 TANGGAL : 18 September 2017 TENTANG PRIORITAS DAN PLAFON

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Bali

Pemerintah Provinsi Bali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Jalan Imam Bonjol Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Mukomuko Kode Poss 38364

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Jalan Imam Bonjol Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Mukomuko Kode Poss 38364 PERATURAN BUPATI MUKOMUKO NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI MUKOMUKO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Jalan

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH NOMOR : 178/238/DPRD/2016 NOMOR : 910/205/Bappeda/2016 TANGGAL : 28 Juli 2016 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kondisi Pendapatan Daerah Pendapatan daerah terdiri dari tiga kelompok, yaitu Pendapatan Asli

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13 DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBK... 1 1.2. Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBK... 2 1.3. Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis perekonomian daerah, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang \bi LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA BEKASI Nomor : 46 Tahun 207 Tanggal : 03 Agustus 207 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian

Lebih terperinci

BAB III PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Kerangka Ekonomi Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah merupakan kerangka implementatif atas pelaksanaan RKPD Kabupaten Sijunjung Tahun

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun

Lebih terperinci

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA SUBSIDI, HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3. 1. Arah Kebijakan Ekonomi 3.1.1. Kondisi Ekonomi Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015 Peningkatan dan perbaikan kondisi ekonomi

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN, DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN 2.1. EKONOMI MAKRO PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH Pada tahun 2014, perekonomian nasional tumbuh melambat

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Hal mendasar dalam perencanaan pembangunan tahunan adalah kemampuannya dalam memproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah secara

Lebih terperinci

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK 63 BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK A. Konsep Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Menurut Freedman dalam anggaran

Lebih terperinci

Struktur P-APBD TA. 2014

Struktur P-APBD TA. 2014 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 Dalam rangka transparansi dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 903/ 909 /VII/Bapp dan NOMOR: 180/ 29 /DPRD/2014 TANGGAL 26 JUNI 2014 TENTANG KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KUPA) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KUPA) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN : NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/2537-910/4584 TENTANG : KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN APBD KOTA SURAKARTA

Lebih terperinci

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 Dalam rangka transparansi dan partisipasi aktif masyarakat bidang pengelolaan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Kota Bogor Salah satu indikator perkembangan ekonomi suatu daerah

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi) Disampaikan dalam Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJMD Kab. Gunungkidul 2016-2021 RABU, 6 APRIL 2016 OUT LINE REALISASI (2011 2015) a. Pendapatan

Lebih terperinci

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... BAB

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Sleman Tahun 2014 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2015-2016 dapat digambarkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN ANGGARAN 2013

KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN ANGGARAN 2013 PE PEMERINTAH KOTA BEKASI KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2013 DAFTAR ISI I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007 RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007 APBD merupakan penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas pokok dan fungsi unit

Lebih terperinci

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN 2.1 EKONOMI MAKRO Salah satu tujuan pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat, sehubungan dengan itu pemerintah daerah berupaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kerangka ekonomi makro dan kebijakan keuangan daerah yang dimuat dalam rencana kerja Pemerintah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 Pemerintah Kota Semarang Tahun 2014 NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SEMARANG DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH NOMOR

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis statistik Perekonomian Daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi perekonomian Kota

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 Pemerintah Kota Semarang Tahun 2015 BAPPEDA KOTA SEMARANG 2015 Foto cover diambil dari www.semarangkota.go.id dan dipergunakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 17 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 12 2017 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan keuangan daerah merupakan sub-sistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan Pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013 B U P A T I P U R W O R E J O PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD 2.1. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD Dalam penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ini, perhatian atas perkembangan kondisi perekonomian Kabupaten Lombok

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2013 tidak terlepas dari arah kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pelaksanaan Otonomi Daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab yang diletakkan pada Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI I PENDAHULUAN DAFTAR ISI I PENDAHULUAN... 1-1 1.1 Latar Belakang... 1-1 1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD... 1-2 1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD... 1-4 II KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan 2009-2013 Pengelolaan keuangan daerah yang mencakup penganggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud Perubahan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi- i. Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii

DAFTAR ISI. Daftar Isi- i. Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I.1 1.2 Tujuan... I.4 1.3 Dasar Hukum... I.4 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Kondisi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kerangka ekonomi makro dan kebijakan keuangan daerah yang dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah

Lebih terperinci

SOSIALISASI PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

SOSIALISASI PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 SOSIALISASI PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 Dalam rangka pelaksanaan prinsip keterbukaan sebagai salah satu azas umum dalam

Lebih terperinci

KOTA NOMOR SERI : A TENTANG APBD, a. bahwa. pelaksanaan. Menimbang. antar. perubahan APBD (APBD) yang

KOTA NOMOR SERI : A TENTANG APBD, a. bahwa. pelaksanaan. Menimbang. antar. perubahan APBD (APBD) yang LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 12 2011 PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2011 12 TAHUN 2011 SERI : A TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARANN 2011 DENGAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan ekonomi daerah disusun dalam rangka memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN APBD

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN APBD LAMPIRAN II.8 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 20097 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang :a.

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 34 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pelaksanaannya dimulai dari perencanaan,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan Daerah adalah hak dan kewajiban daerah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Perekonomian suatu daerah merupakan bagian integral dari sistem perekonomian nasional dan regional, yang saling berpengaruh antara

Lebih terperinci

SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH MAKALAH SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH Untuk memenuhi tugas kelompok presentasi mata kuliah Sistem Informas Akuntnasi Sektor Publik KELAS CA Fanditama Akbar Nugraha 115020307111029 Rendy Fadlan Putra

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BOGOR PENJABARAN APBD

PEMERINTAH KOTA BOGOR PENJABARAN APBD PEMERINTAH KOTA BOGOR PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 Urusan Pemerintahan :. 0 Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang Keuangan Organisasi :. 0. 01 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Sub Unit

Lebih terperinci

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU BAB V ANALISIS APBD 5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 5.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan pemerintahan yang dapat dinilai dengan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 WALIKOTA DEPOK, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG Menimbang : a. BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Berdasarkan RPJMD Kota Jambi, tahun 2016 merupakan pertumbuhan pembangunan ekonomi yang merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 21/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Kota Medan tahun 2005-2009 diselenggarakan sesuai dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 13 TAHUN 2010 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 13 TAHUN 2010 T E N T A N G 1 Menimbang Mengingat : a. b. c. 1. 2. PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 13 TAHUN 2010 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DR. TJAHJANULIN DOMAI, MS Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya 1. Pendahuluan - Pengantar - Tujuan - Definisi 2. Ketentuan Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU Pemerintah Kabupaten gresik dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada Undang-Undang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR Nomor : 03/KB/BTD-2012 02/KSP/DPRD-TD/2012 TANGGAL 31 JULI 2012 TENTANG PRIORITAS DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG Menimbang : a. BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2011 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 1 2017 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 1 2009 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 01 TAHUN 2009 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 9 2015 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGGARAN 2016

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGGARAN 2016 BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA LAMPIRAN II.1 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci