MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA PELAJARAN IPS DI KELAS III SD NEGERI DESA SENA

Transkripsi

1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA PELAJARAN IPS DI KELAS III SD NEGERI 0868 DESA SENA Megawati* dan Robenhart Tamba** *Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED *Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED robenharttamba@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 0868 Desa Sena T.A 204/205.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS materi Jenis-jenis pekerjaan di kelas III B SD Negeri 0868 Desa Sena T.A 204/205. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS materi Jenis-jenis pekerjaan dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping dikelas III B SD Negeri 0868 Desa Sena T.A 204/205. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 9 orang siswa yang berasal dari kelas III B. Setelah pelaksanaan pre test terhadap 9 orang siswa, terdapat siswa yang tuntas sebanyak 6 orang dengan persentase 3,57%, yang tidak tuntas sebanyak 3 orang dengan persentase 68,43% dan nilai rata-ratanya sebesar 57,2. Berdasarkan hasil pre test tersebut, dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping pada siklus I terhadap 9 orang siswa. Terdapat siswa yang tuntas sebanyak 7 orang dengan persentase 36,84%, yang tidak tuntas sebanyak 2 orang dengan persentase 63,6% dan nilai rata-ratanya 63,00. Hal ini membuktikan bahwa nilai hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal karena masih di bawah 80,00%. Oleh karena itu, dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping terhadap 9 orang siswa. Siswa yang tuntas sebanyak 9 orang (00,00%) dan tidak ada siswa yang tidak tuntas. Tingkat ketuntasan belajar secara klasikal siklus II adalah 00% tuntas. Pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah mencapai ketutnasan hasil belajar klasikal di atas 80% dengan nilai rata-rata 96,06. Hasil observasi siswa pada siklus I nilai rata-ratanya sebesar 35,84 dengan kriteria cukup baik. Hasil observasi guru sebesar 72,36% dengan kriteria cukup kompeten. Pada siklus II, hasil observasi siswa diperoleh nilai ratarata 38,47 dengan kriteria baik. Hasil Observasi guru sebesar86,84% dengan kriteria kompeten. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS materi Jenis-jenis pekerjaan di kelas III B SD Negeri 0868 Desa Sena T.A 204/205. Kata Kunci: Model Pembelajaran Mind Mapping dan Hasil Belajar Siswa PENDAHULUAN Pendidikan merupakan komponen utama pembentuk karakter manusia. Kegiatan pembelajaran di sekolah harus didesain sedemikian rupa agar siswa 24

2 merasakan kenyamanan dalam menerima pelajaran. Sebagaimana pengajaran yang diberikan guru kepada siswa, maka pendidikan haruslah menghasilkan proses belajar pada diri siswa. Proses belajar adalah proses melibatkan banyak hal. Sebagaimana yang telah dikemukakan Hamalik Oemar (202: 27) menegaskan bahwa mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, kegiatan tersebut hanya bermakna apabila terjadi proses belajar siswa. Oleh karena itu, penting sekali bagi guru memahami sebaikbaiknya tentang proses belajar siswa, agar guru dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa-siswa. Belajar adalah proses yang dapat membawa perubahan pada diri siswa. Dalam hal ini, peran guru sangat menentukan dalam membelajarkan siswa. Penggunaan model dan metode dalam mengajar harus sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Shoimin Aris (204: 20) mengungkapkan bahwa : Diperlukan model pendidikan yang tidak hanya mampu menjadikan peserta didik cerdas dalam teoritical science (teori ilmu), tetapi juga cerdas practical science (praktik ilmu). Oleh karenanya diperlukan model pembelajaran yang tepat agar bisa menjadi sarana untuk membuka pola pikir peserta didik.ilmu yang mereka pelajari memiliki kebermaknaan untuk hidup sehingga ilmu tersebut mampu mengubah sikap, pengetahuan dan keterampilan menjadi lebih baik. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk kelas rendah diajarkan secara tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsipprinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik. Pembelajaran dikemas secara holistik atau menyeluruh berarti menyatukan beberapa konsep menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan.pembelajaran bermakna merupakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk memahami konsep-konsep yang mereka pelajari berdasarkan pengalaman langsung.dalam pembelajaran autentik, siswa diminta mengumpulkan informasi, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. Sehingga guru dan siswa saling bekerjasama dan memiliki tanggungjawab satu sama lain. Siswa menjadi tahu hal-hal yang mereka pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab pada tugas yang diberikan. 25

3 Oleh karena itu, guru harus mampu membantu siswa menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya melalui pembelajaran berdasarkan pengalaman langsung. Guru harus mampu menyajikan pembelajaran yang relevan dan kreatif dimana siswa harus memiliki kemampuan afektif, kognitif dan psikomotorik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai siswa akan tercapai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Tetapi, dalam realitanya dari hasil pengamatan yang dilakukan selama melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) di SD Negeri 0868 Desa Sena, kecamatan Batang Kuis, kabupaten Deli Serdang, bahwa perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) kelas III B rendah. Dari 9 siswa, diketahui 52,63% siswa atau sekitar 0 orang mendapat hasil belajar di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dan 47,37 % siswa dinyatakan tuntas dalam belajar atau sekitar 9 orang. Degan nilai KKM sebesar (70). Hal ini disebabkan karena siswa kurang kreatif dalam membelajarkan dirinya. Guru tidak menggunakan model dan metode yang bervariasi. Guru hanya menggunakan metode ceramah. Dan guru tidak menggunakan media pembelajaran. Sehingga siswa pasif dalam belajar. Siswa sulit berkonsentrasi ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Akibatnya siswa tidak mampu untuk mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta dalam proses belajar. Selain itu, siswa merasa bosan dalam mengikuti pelajaran karena materi pelajaran hanya berupa teks dan jarang ada gambar-gambar. Apa yang di pelajari hari ini, jika ditanya kembali keesokan harinya siswa tidak mampu lagi menjelaskan pelajaran tersebut. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Model pembelajaran Mind Mapping adalah salah satu cara kreatif yang dapat digunakan guru pada saat kegiatan pembelajaran. Dalam model pembelajaran Mind Mapping, terdapat diagram yang menggambarkan sebuah tema, ide, atau gagasan utama dalam suatu materi pembelajaran (Saleh Andri, 2008: 68). Melalui diagram tersebut, akan memudahkan siswa untuk memahami pelajaran. Model pembelajaran Mind Mapping sangat mirip dengan neuron sel otak manusia, membentuk jaringan yang luas namun saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Seperti halnya otak manusia, Mind Mapping menggunakan kata dan gambar yang dirangkai membentuk jaringan yang saling berhubungan. Mind Mapping menggunakan cabang-cabang gagasan. Setiap cabangya tidak ada gagasan yang sama, tetapi saling berhubungan satu sama lain. Model pembelajaran Mind Mapping menggunakan kata dan gambar yang 26

4 saling berhubungan. Model pembelajaran Mind Mapping sesuai dengan fungsi kerja alami otak. Dalam hal ini, model pembelajaran Mind Mapping menggunakan kedua belah otak (kanan dan kiri) dalam bertindak, sehingga siswa mudah menerima pelajaran. Pembelajaran menggunakan Mind Mapping diharapkan akan membangun perseptik yang ada di diri siswa bahwa belajar itu menyenangkan, tidak membosankan, tidak melelahkan, tidak monoton, mudah dipahami, tidak membuat siswa ngantuk dan mudah untuk memusatkan pikiran atau berkonsentrasi. Untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran, dibutuhkan sebuah inovasi pembelajaran yang diharapkan dapat menciptakan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Diharapkan penggunaan model pembelajaran Mind Mapping dapat mengatasi masalah yang terjadi pada pembelajaran IPS di kelas III B SD Negeri 0868 Desa Sena, kecamatan Batang Kuis, kabupaten Deli Serdang. Dalam hal ini, penerapan model pembelajaran Mind Mapping dalam pelajaran IPS sesuai dengan karakteristik cara kerja otak. Yaitu, menggunakan kedua belah otak yang direalisasikan melalui kata dan gambar untuk dirangkai dalam suatu diagram Mapping yang saling berkaitan satu sama lain. Penerapan model pembelajaran Mind Mapping diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mengatasi masalah-masalah yang terdapat pada pembelajaran tematik terpadu. Untuk mengetahui hal tersebut, perlu dilakukan penelitian dengan judul : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping Pada Pelajaran IPS di kelas III SD Negeri 0868 Desa Sena T.A204/205. TINJAUAN TEORI Definisi belajar menurut Syah (200: 90) yaitu : Secara umum, belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Menurut Haris dan Jihad (202: 4) mengungkapkan bahwa : Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan prilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Menurut Istarani (20: ) Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait digunakan 27

5 secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Sedangkan Windura (203: 2) mendefinikan Mind Map sebagai berikut : Sistem belajar dan berpikir yang menggunakan kedua belah otak; sistem belajar dan berpikir yang menggunakan otak sesuai dengan cara kerja alaminya; sistem belajar dan berpikir yang mengeluarkan seluruh potensi dan kapasitas otak penggunanya yang masih tersembunyi; sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan apa yang terjadi secara internal di dalam otak kita saat belajr dan berpikir; sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan secara visual apa yang terjadi pada otak Anda saat belajar dan berpikir. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SDNegeri 0868 Desa Sena T.A 204/205.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III B SD Negeri 0868 Desa Sena T.A 204/205 yang berjumlah 9 orang siswa.dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 8 orang dan siswa perempuan orang. Adapun yang menjadi variabel penelitianadalahhasil belajar dan model pembelajaran mind mapping. Sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini memiliki beberapa tahapan yang merupakan suatu siklus. Tiap siklus dilaksanakan berdasarkan perubahan yang akan dicapai. Pada penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus yakni siklus I dan siklus II. Prosedur Penelitian ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan terakhir refleksi.alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes dan observasi. Langkah-langkah prosedur dalam penelitian ini yakni sebelum proses belajar mengajar berlangsung, peneliti terlebih dahulu membagikan soal (pretes) kepada peserta didik. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui kondisi awal siswa yakni pemahaman mereka terhadap pelajaran IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan. Siklus I a. Perencaan Pada tahap ke-, kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah: a. Menyusun Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) pada matapelajaran IPSdengan materi Jenisjenis Pekerjaan. b. Mempersiapkan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa melalui model 28

6 pembelajaran Mind Mapping. c. Menyusun media pembelajaran. d. Membuat format lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi selama berlangsungnya kegiatan belajar di kelas. e. Menyusun test untuk mengetahui hasil belajar siswa selama tindakan penelitian dilaksanakan. b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ke-2 ini kegiatan yang merupakan pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan.tindakannya adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain: a. Guru menyiapkan fisik dan psikis siswa sebelum melakukan pembelajaran. b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Guru melakukan apersepsi sebelum menyampaikan materi pelajaran. Apersepsi yang dilakukan tentang pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan. d. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok secara berpasangan. e. Guru menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media jenis-jenis pekerjaan. f. Guru menjelaskan penerapan model pembelajaran Mind Mappingdalam pembelajaran. Yaitu memaparkan cara membuatmind Mapping dalam pembelajaran IPS materi Jenisjenis Pekerjaan. g. Guru membagikan kertas kosong dan pinsil warna kepada setiap kelompok. h. Guru memintaseorang siswa dari masing-masing kelompok untuk menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat diagram Mind Mapping, kemudian siswa bergantian peran. i. Guru menawarkan bantuan atau bimbingan pada kelompok yang kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. j. Setelah selesai membuat Mind Mapping Setiap kelompok diacak (kelompok tertentu) untuk membacakan hasil diskusinya sambil menunjukkan Mind Mapping yang sudah dibuat. k. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa. l. Memberi tugas mandiri kepada siswa. b. Observasi Pada tahap ke-3, pengamatan dilaksanakan di waktu tindakan sedang 29

7 dilakukan. Pengamatan ini dilakukan untuk memantau keefektifan tindakan yang diberikan pada waktu tindakan.observasi dilakukan terhadap guru dan siswa.pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah :. Mengisi lembar pengamatan tentang kegiatan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada pelajaran IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan. 2. Mengisi lembar pengamatan tentang cara guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mappingyang dilakukan oleh observer atau guru kelas. c. Refleksi Pada tahap ke-4, kegiatan ini untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi akan dilakukan setelah selesai melakukan tindakan. Berdasarkananalisis kegiatan yang telah dilakukan, dapat di nilai keefektifan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada pelejaran IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan. Melalui kegiatan refleksi dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikannya tindakan serta menilai hambatan-hambatan yang dihadapi selama tindakan itu terjadi.hasil refleksi ini dapat digunakan sebagai usaha memperbaiki tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Siklus II Siklus ke II hanya akan dilakukan apabila siklus I tidak berhasil. Pada siklus II merupakan lanjutan tindakan setelah adanya perbaikan terhadap hambatan dan kesulitan yang terjadi pada siklus I. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan rancangan untuk tindakan siklus ke II.Tindakan pada siklus ke II dilakukan pada aspek-aspek yang perlu dilakukan perbaikan. a. Perencanaan Tahap ini dilakukan seperti siklus I. Kegiatan yang dilakukan adalah : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Menyusun media pembelajaran c. Membuat lembar observasi tentang kegiatan guru dan siswa. d. Menyusun test hasil belajar. e. Mengembangkan skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada pelajaran IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan. b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, kegiatan yang dilaksanakan adalah: ) Guru menyiapkan fisik dan psikis siswa sebelum melakukan pembelajaran. 30

8 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3) Guru melakukan apersepsi sebelum menyampaikan materipelajaran. Apersepsi yang dilakukan tentang pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan dengan bantuan media pembelajaran. 4) Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok secara berpasangan. 5) Guru menyajikan materi pelajaran dengan bantua medi a jenis-jenis pekerjaan. 6) Guru menjelaskan penerapan model pembelajaran Mind Mappingdalam pembelajaran. Yaitu memaparkan cara membuatmind Mapping dalam pembelajaran IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan. 7) Guru membagikan kertas kosong dan pinsil warna kepada setiap kelompok. 8) Guru memintaseorang siswa dari masing-masing kelompo k untuk menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat diagram Mind Mapping, kemudian siswa bergantian peran. 9) Guru menawarkan bantuan atau bimbingan pada kelompo k yang kesulitan dalam meny elesaikan tugas yang diberikan. 0) Setelah selesai membuat Mind Mapping Setiap kelompok diacak (kelompok t ertentu) untuk membacakan h asil diskusinya sambil menunjukkan Mind Mapping yangsudahdibuat ) Guru mengulangi/menjelaska n kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa. 2) Memberi tugas mandiri kepada siswa. c. Observasi Pada tahap ini, sama halnya dengan siklus I observasi tetap dilaku kan untuk perkembangan hasilbelajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada pelajaran IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan. d. Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran untuk melihat secara rinci,tingkat keberhasilan yang diperoleh selama melakukan tindakan den gan menggunakan model pembelajar an Mind Mapping pada pelajaran IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data diketahui bahwa peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 3

9 Tabel 4.2. Rekapitulasi Nilai Pre Test, Post Test Siklus I dan Siklus II N O No mor Res pon den Pre Tes t Pos t Tes Sikl us I 3, 34 Post Test Sikl us II Hasil Ket. 0 0, Meningkat Tuntas ,67 3, 00 Meningkat Tuntas Meningkat Tuntas ,34 4, 00 Meningkat Tuntas ,6 4, 00 Meningkat Tuntas , Meningkat Tuntas ,3 93,3 Meningkat Tuntas ,34 5,3 86,7 Meningkat Tuntas ,6 3, 00 Meningkat Tuntas ,6 4, 00 Meningkat Tuntas ,6 9,3 93,3 Meningkat Tuntas ,3 8 93,3 Meningkat Tuntas ,6 7, 00 Meningkat Tuntas ,6 2, 86,7 Meningkat Tuntas , Meningkat Tuntas ,34 6,6 00 Meningkat Tuntas 6. 7 Meningkat Tuntas , Jumla h Ratarata Ketu ntasan Klasikal (%) 3,3 4 0, ,0 5 7,2,5 7 % 3,3 4 3,3 4 97, , , % ,7 825, 5 9 6,06 00,0 0 % Meningkat Meningkat Mening kat Tuntas Tuntas Secara lebih rinci, Rekapitulasi hasil pre test, post test siklus I dan II dengan menggunakan model pembelajaran mind mappingdapat dikemukakan pada Tabel sebagai berikut : Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal Pada Pre Test, Post Test Siklus I dan II No Pelaksa naan Test Persent ase Ketunt asan Klasika l Jum lah Sisw a. Pre test 3,57% 6 2. Post Test siklus I 3. Post Test Siklus II 42,% 7 00,00 % 9 32

10 N o Daftar Keseluruhan Hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II Aspek yang diamati Asfek afektif. Toleransi dan mau menerima pendapat orang lain 2. Tanggung jawab sebagai anggota kelompok 3. Cermat dan teliti dalam membuat mind mapping 4. Termotivasi dalam membuat mind mapping 5. Bersikap demokratis dalam membuat mind mapping bersama kelompok 6. Percaya diri saat mempresentasikan mind mapping yang telah dibuat Aspek psikomotorik 7. Memperhatikan penjelasan guru 8. Membuat mind mapping sesuai dengan aturan yang telah disampaikan guru 9. Memberikan pendapat untuk memecahkan masalah Memperhatikan 0. penjelasan dari teman dalam kelompok Aktif dalam diskusi. kelompok Skor Siklus I Skor Siklus II Jumlah Skor Jumlah keseluruhan Persentase 90,90% 95,45% Berdasarkan hasil observasi siswa tersebut, terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa selama tindakan siklus I dan siklus II.Penigkatan tersebut terlihat dari aspek afektif dan psikomotorik. SIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah: Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :. Model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS materi jenisjenis pekerjaan. Dengan jumlah siswa 9 orang. Pada pre test siswa yang tuntas sebanyak 6 orang (3,57%), siklus I siswa yang tuntas sebanyak 7 orang (36,84%), siklus II siswa yang tuntas sebanyak 9 orang (00%). 2. Guru menjadi lebih mudah dalam menerangkan pelajaran 3. Siswa cepat memahami pelajaran yang diterima karena proses pembelajaran melibatkan kedua belah otak, kanan dan kiri. 4. Dengan menggunakan mind mapping Pembelajaran menjadi menarik karena proses membuat mind mapping terdapat kata, gambar dan warna. 33

11 5. Model pembelajaran mind mapping dapat melatih sifat demokratis siswa karena pembelajaran dilakukan secara kelompok atau berpasangan. 6. Membutuhkan waktu yang lama dalam membuat dan mempresentasekan mind mapping. 7. Membutuhkan kreativitas yang tinggi untuk membuat mind mapping yang menarik dan mudah dibaca. DAFTAR RUJUKAN Aqib, Zainal.200.Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : Yramawidya Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Bumi Aksara Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Bumi Aksara. As ari, dkk Ilmu Pengetahuan Sosial SD Untuk Kelas III.Jakarta : Erlangga. Djamarah, Syaiful Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara. Haris, Abdul & Jihad, Asep EvaluasiPembelajaran.Yogy akarta : Multi Presindo. Istarani Model Pembelajar an Inovatif.Medan : Media Persada. Ngalimun.204. Strategi Dan Model Pembelajaran.Yogjakarta : Aswaja Presindo. Olivia, Femi Menit Asyik Mind Mapping Pelajaran Sek olah.jakarta : Gramedia. Purwanto Evaluasi Hasil Belajar.Surakarta: Pustaka Belajar Saleh, Andri Kreatif Mengajar Dengan Mind Mapping.Bandung : Tinta Emas. Sanjaya, Wina. 20. Strategi Pembe lajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta : Kencana. Santrock, John W. 20. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Sardjiyo, dkk Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Shoimin, Aris Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 203. Jakarta : AR- RUZZ MEDIA. Siprijono, Agus Cooperative Learning teori & aplikasi PAIKEM Surabaya: Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Swadarma, Doni Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran. Jakarta : Kompas Gramedia. 34

12 Syah, Muhibbin Psikologi Belajar.Jakarta : Rajawali Pers Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.Bandung : PT. Rosda Karya. Trianto Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progr esif Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta : Kencana. Wahab, Aziz Abdul Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka. Windura, Sutanto st Mind Map untuk Siswa, Guru, & Orang Tua. Jakarta : Gramedia. 35