BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Produktivitas Kerja Pengertian Produktivitas Kerja Menurut Sedarmayanti (2010:82) bahwa pengertian produktivitas memiliki dua dimensi, yaitu efektivitas dan efisiensi. Pada dimensi efektivitas berkaitan dengan pencapaian untuk kerja yang maksimal dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Sedangkan pada dimensi efisiensi tersebut berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Penjelasan tersebut mengutarakan produktivitas secara total atau secara keseluruhan, artinya keluaran yang dihasilkan diproses dari keseluruhan masukan yang ada dalam organisasi. Masukan tersebut lazim di namakan sebagai faktor keluaran yang telah dihasilkan akibat dari proses kegiatan produksi, bentuknya dapat berupa produk nyata atau jasa, misalnya salah satu masukan atau faktor produksi seperti tenaga kerja, dapat menghasilkan keluaran yang dikenal dengan produktivitas individu yang dapat juga disebut produktivitas parsial, dimana pada saat ini produktivitas mendapat perhatian cukup besar karena didasarkan pada pemikiran bahwa sebenarnya produktivitas manapun bersumber dari individu yang melakukan kegiatan dan individu yang dimaksudkan adalah individu sebagai tenaga kerja yang memilki kualitas kerja yang memadai. 16

2 Menurut Mathis dan Jackson (2006:81) produktivitas adalah ukuran dari kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang telah dikerjakan, dengan mempertimbangkan biaya sumber daya yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan. Ini juga berguna dalam melihat produktivitas sebagai rasio antara input dan output. Kedua definisi di atas dapat dinyatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan menggunakan faktor-faktor hasil kerja, sedangkan yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah keseluruhan hasil kerja yang diselesaikan oleh setiap pegawai dalam satuan waktu tertentu, baik itu per jam, per hari, per bulan maupun per tahun Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja terutama yang berhubungan dengan tenaga kerja. Menurut Tohardi (2002:452), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja diantaranya adalah. 1) Pendidikan, pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan lebih luas penghayatan akan arti pentingnya produktivitas. Pendidikan disini dapat berarti pendidikan formal maupun non formal. Tingginya kesadaran akan pentingnya produktivitas dapat mendorong yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif. 2) Keterampilan, pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka pegawai akan menjadi lebih terampil apabila mempunyai kecakapan dan pengalaman yang cukup. 17

3 3) Disiplin kerja, dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi, pegawai memiliki sikap mental yang baik dan mampu menyelesaikan tugas dengan hasil yang maksimal. 4) Budaya dan etika kerja, dalam sebuah organisasi harus memiliki budaya dan etika kerja yang baik, karena budaya organisasi merupakan dasar dari terbentuknya organisasi. 5) Manajemen, pengertian manajemen disini dapat berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengendalikan staff atau bawahannya. Apabila manajemennya tepat lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Maka akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang produktif. 6) Tingkat penghasilan, apabila tingkat penghasilan memadai dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas. 7) Kesempatan berprestasi, pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karier atau pengembangan potensi pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja. 18

4 8) Beban pekerjaan, beban kerja yang sesuai dengan kemampuan pegawai dapat mempermudah pegawai menyelesaikan pekerjaan sehingga produktivitas dapat meningkat. 9) Lingkungan kerja, lingkungan kerja yang baik akan mendorong pegawai agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas. 10) Teknologi, apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya akan dapat memungkinkan. (1) Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi. (2) Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu. (3) Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka penerapan teknologi dapat mendukung peningkatan produktivitas Cara meningkatkan produktivitas Menurut Haryani (2002:108), pada dasarnya semua organisasi menginginkan produktivitas yang tinggi, namun dalam kasus-kasus tertentu atau dalam waktuwaktu tertentu organisasi mendapati bahwa produktivitas perusahaan relatif rendah. Menghadapi situasi seperti ini manajemen perusahaan akan mencari strategi untuk meningkatkan produktivitas. Strategi tersebut adalah sebagai berikut. 1) Desain ulang lingkungan kerja, produktivitas banyak dipengaruhi oleh variabel-variabel yang berhubungan dengan lingkungan kerja, beban kerja yang tidak dapat dprediksi, perubahan perintah kerja setelah suatu pekerjaan 19

5 hampir selesai, peralatan yang tidak memadai, dan aliran kerja yang tidak efisien. Hal ini akan menurunkan produktivitas kerja, meskipun tenaga kerja tersebut merupakan tenaga kerja yang handal. Oleh karena itu bagi perusahaan untuk menjamin pekerjaan di desain untuk memaksimumkan produktivitas. 2) Peningkatan partisipasi karyawan, peningkatan partisipasi karyawan dapat meningkatkan produktivitas melalui peningkatan motivasi dan kepuasan, dengan meningkatnya motivasi dan kepuasan maka karyawan akan lebih besar partisipasinya dalam mencapai tujuan perusahaan. 3) Intervensi pemerintah, pemerintah berkepentingan untuk meningkatkan produktivitas makro, baik dalam skala industri maupun nasional, cara meningkatkan kemakmuran masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas nasional. 2.2 Budaya organisasi Pengertian budaya organisasi Ardana, dkk (2009:167) menyatakan definisi budaya organisasi yang dikemukakan oleh beberapa pakar, sebagai berikut. 1) Robbins (2002) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota suatu organisasi. 2) Eliott Jaeques (dalam Duncan, 1989) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan cara berpikir dan melakukan sesuatu yang mentradisi yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi dan para anggota baru harus 20

6 mempelajari atau paling sedikit menerimanya sebagian agar mereka diterima sebagai bagian dari organisasi. 3) Wheelen dan Hunger (dalam Nimran, 1997) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan himpunan dari kepercayaan, harapan dan nilai yang dianut bersama oleh anggota organisasi dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Wirawan (2007:10) menyatakan bahwa budaya organisasi didefinisikan sebagai norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi dan sebagainya (isi budaya organisasi) yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, melayani para konsumen dan mencapai tujuan organisasi. Budaya sistem sosial atau organisasi mempengaruhi sikap dan perilaku anggota organisasi yang kemudian menentukan produktivitas kerja anggota dan organisasi. Berdasarkan pendapat beberapa pakar tersebut mengenai pengertian budaya organisasi, maka dapat dikatakan bahwa budaya organisasi merupakan suatu persepsi atau tradisi yang dianut secara bersama-sama oleh seluruh anggota organisasi atau instansi yang dapat digunakan sebagai konsep dalam menyusun strategi perubahan atau pengembangan organisasi yang di pimpinnya. 21

7 2.2.2 Faktor-faktor dasar budaya organisasi Berkaitan dengan dimensi budaya, Robbins (2004:10) mengemukakan sepuluh faktor yang merupakan dasar atau karakteristik dari suatu budaya organisasi. Kesepuluh faktor itu adalah sebagai berikut. 1) Inisiatif individual, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan atau independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat. 2) Toleransi terhadap tindakan berisiko, yaitu sejauh mana para pegawai dianjurkan untuk dapat bertindak agresif, inovatif, dan mengambil resiko. 3) Pengarahan, yaitu seberapa jauh perusahaan memberikan penjelasan tentang tujuan yang ingin dicapai dan kinerja yang diharapkan. 4) Integrasi, yaitu sejauh mana unit-unit kerja dalam organisasi didorong untuk bekerja dalam suatu sistem yang terkoordinasi. 5) Dukungan manajemen, yaitu sejauh mana para manajer dapat memberikan pengarahan, dukungan dan berkomunikasi dengan bawahannya. 6) Kontrol, yaitu sejumlah aturan kebijaksanaan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengontrol perilaku pegawai. 7) Identitas, yaitu sejauh mana anggota mengidentifikasi diri pada perusahaan. 8) Sistem Imbalan, yaitu bagaimana tingkat penghargaan yang diberikan organisasi kepada pegawai. 9) Toleransi Terhadap Konflik, yaitu sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. 10) Pola Komunikasi, yaitu sejauh mana komunikasi dalam organisasi dibatasi berdasarkan susunan wewenang secara formal. 22

8 2.2.3 Ciri-ciri budaya organisasi yang kuat Deal dan Kennedy dalam Supartha (2008:89) mengemukakan bahwa ciri-ciri organisasi yang memiliki budaya organisasi yang kuat adalah sebagai berikut. 1) Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas apa tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik dan tidak baik. 2) Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif. 3) Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan, mulai dari mereka yang berpangkat paling rendah sampai pada pimpinan tertinggi. 4) Organisasi/perusahaan memberikan tempat khusus kepada pahlawanpahlawan perusahaan dan secara sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan misalnya, pramujual terbaik tahun ini, pemberi saran terbaik, pengemudi terbaik, innovator tahun ini, dan sebagainya. 5) Dijumpai banyak ritual, mulai yang sangat sederhana sampai dengan ritual yang mewah. Pemimpin organisasi selalu mengalokasikan waktunya menghadiri acara-acara ritual ini. 6) Memiliki jaringan kultural yang menampung cerita-cerita kehebatan para pahlawannya. 23

9 2.2.4 Ciri-ciri budaya organisasi yang lemah Deal dan Kennedy dalam Supartha (2008:91) mengemukakan bahwa ciri-ciri dari budaya organisasi yang lemah adalah sebagai berikut. 1) Mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain. 2) Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi. 3) Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau diri sendiri Tolak ukur budaya organisasi Ndraha dalam Supartha (2008:95) menjelaskan dalam mengukur budaya organisasi yang kuat sebagai budaya organisasi yang dipegang semakin intensif. Unsur-unsur yang merupakan ciri khas budaya kuat sebagai berikut. 1) Kejelasan nilai-nilai dan keyakinan (clarity of ordering) Nilai-nilai dan keyakinan yang disepakati oleh anggota organisasi dapat ditentukan secara jelas. Perusahaan yang mempunyai nilai-nilai budaya yang jelas dapat memberikan pengarahan yang nyata dan jelas kepada perilaku anggota organisasi/perusahaan. 2) Penyebarluasan nilai-nilai dan keyakinan (extent of ordering) Nilai-nilai ini terkait dengan seberapa banyak orang/anggota organisasi yang menganut nilai-nilai dan keyakinan budaya organisasi. Penyebarluasan nilainilai sangat tergantung kepada sistem sosialisasi atau pewarisan yang diberikan oleh pimpinan organisasi kepada anggota-anggota organisasi, khususnya anggota-anggota baru. 3) Intensitas pelaksanaan nilai-nilai inti (core values being intensively held) 24

10 Intensitas dimaksudkan sebagai seberapa jauh nilai-nilai budaya organisasi dihayati, dianut dan dilaksanakan secara konsisten oleh anggota-anggota organisasi. 2.3 Disiplin kerja Pengertian disiplin kerja Siagian (2008:121), menyatakan pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan prilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para pegawai yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil telah diatur secara jelas bahwa kewajiban yang harus ditaati oleh setiap pegawai negeri sipil merupakan bentuk disiplin yang ditanamkan kepada setiap pegawai negeri sipil. Menurut Handoko (2008:208) disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Dalam pelaksanaan disiplin, untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan, maka pemimpin dalam usahanya perlu menggunakan pedoman tertentu sebagai landasan pelaksanaan. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah suatu sikap mental, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan-peraturan dari suatu perusahaan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. 25

11 2.3.2 Faktor yang mempengaruhi disiplin kerja Menurut Rivai (2008:451) ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja yaitu. 1) Kebijakan perusahaan. Kebijakan pimpinan perusahaan terutama menyangkut hak-hak karyawan untuk mendapatkan upah yang layak, kesempatan untuk maju, rasa adanya kepastian keterbukaan dalam masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dalam mempengaruhi disiplin kerja dan produktivitas karyawan. 2) Supervisi. Pengawasan hendaknya bersifat persuatif, bukan bersifat kaku dan dipaksakan serta harus memperhatikan perikemanusiaan. Hal ini berarti atasan atau divisi untuk pengawasan tersebut harus selalu ada atau hadir ditempat pekerjaan supaya mereka dapat mengawasi atau memperhatikan serta memberikan petunjuk-petunjuk jika terjadi suatu permasalahan. Pengawasan yang efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan, karena karyawan merasa dapat perhatian, bimbingan dan petunjuk yang sangat berpengaruh secara nyata bagi perkembangan pekerjaan mereka. 3) Hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia dalam lingkungan pekerjaan baik hubungan vertikal (hubungan karyawan dengan atasannya) maupun hubungan horizontal (hubungan karyawan dengan sesame karyawan) akan sangat mempengaruhi terhadap disiplin kerja dan produktivitas mereka. Interaksi positif, saling berkomunikasi dengan baik, bekerjasama, saling mendukung, adanya suasana 26

12 keakraban, santai atau kekeluargaan, saling menghargai dan menghormati akan menciptakan suasana yang kondusif dan hal tersebut akan membuat mereka merasa betah dan tidak cepat merasa bosan terhadap pekerjaannya. Sehingga mereka akan menikmati pekerjaan mereka dan menyelesaikannya secara sadar disiplin dan bertanggung jawab. 4) Rasa aman. Rasa aman atau kepastian dalam menghadapi masa depannya akan sangat berpengaruh terhadap disiplin dan produktivitas karyawan. Ketidak pastian masa depan perusahaan akan tidak memungkinkan adanya hubungan kerja yang berjangka panjang, apalagi sampai pada hubungan kerja seumur hidup. 5) Lingkungan kerja. Yang dimaksud dengan lingkungan kerja disini dapat juga diartikan dengan iklim atau suasana kerja yang berhubungan keberadaan ditempat kerjanya seperti tempat kerja yang bersih, luas, sehat dan konduktif akan membuat karyawan betah bekerja secara tidak langsung ini juga sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan kerja mereka. 6) Status atau kedudukan (harga diri). Status yang berkaitan dengan kepangkatan atau jenjang jabatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap semangat, disiplin dan produktivitas kerja. Umumnya dalam suatu perusahaan apapun kedudukan seorang karyawan yang lebih rendah diharapkan lebih berdisiplin dengan yang lebih tinggi. 27

13 2.3.3 Bentuk disiplin kerja Simamora (2006:52), menyatakan bahwa terdapat empat persepektif disiplin pegawai yakni sebagai berikut. 1) Disiplin retributive yaitu berusaha menghukum orang yang bersalah. 2) Disiplin korektif yaitu berusaha membantu pegawai mengoreksi perilaku yang tidak tepat. 3) Perspektif hak-hak individual yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disipliner. 4) Persepektif ulitarian yang berfokus kepada penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-dampak negatif Cara mewujudkan disiplin kerja Disiplin kerja pegawai berawal dari pegawai itu sendiri. Disiplin diri adalah sikap dan prilaku pegawai yang sadar akan pentingnya mematuhi seluruh peraturan dan kebijaksanaan organisasi secara ikhlas, sukarela, tanpa pengawasan, tanpa paksaan, atau tanpa berbagai bentuk ancaman. Menurut Gorda (2004:115) untuk mewujudkan disiplin kerja dikalangan pegawai maka pimpinan organisasi perlu memperhatikan beberapa hal yaitu : 1) Pimpinan berusaha sebaik mungkin, sesantun mungkin yang didasari oleh cinta kasih untuk menjelaskan seluruh peraturan dan kebijaksanaan organisasi baik yang menyangkut hak dan kewajiban pegawai, kegiatan yang boleh dan tidak boleh dikerjakan, keuntungan dan kerugian terhadap suatu kegiatan baik terhadap diri pegawai sendiri maupun terhadap organisasi. Dengan upaya ini 28

14 diharapkan pegawai timbul pengertian dan pemahaman terhadap pentingnya peraturan dan kebijaksanaan organisasi untuk dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik sehingga mampu mendorong pegawai untuk lebih disiplin terhadap organisasi. 2) Sebelum mengambil tindakan disiplin terhadap pegawai hendaknya terlebih dahulu mengumpulkan berbagai data dan informasi tentang pelanggaran yang dilaksanakan oleh seorang pegawai. Dengan demikian diperlukan kesabaran, ketenangan, kemampuan untuk menganalisis berbagai data dan informasi tentang kegiatan pegawai, diperlukan sejumlah waktu untuk mempelajari dan akhirnya mengambil keputusan. 3) Tindakan disiplin harus dapat dipahami dan dimengerti oleh pegawai, bahwa tindakan disiplin tersebut adalah sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. 4) Pimpinan organisasi didalam menangani berbagai kasus pelanggaran peraturan dan kebijaksanaan organisasi, harus bersikap tegas, tidak ada kesan diskriminasi terhadap pegawai di dalam mengambil suatu keputusan. Keputusan yang diambil harus menunjukkan konsistensinya terhadap pelanggaran yang sama dan mengakibatkan kerugian yag sama besarnya bagi organisasi. Dengan demikian, pimpinan organisasi di dalam menangani kasus-kasus pelanggaran peraturan dan kebijaksanaan organisasi dapat mewujudkan rasa adil dikalangan pegawai. 5) Pimpinan organisasi harus menumbuhkan rasa percaya kepada pegawai di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan demikian, 29

15 pegawai akan merasa lebih diperhatikan sehingga pegawai akan memberikan kontribusinya semaksimal mungkin terhadap organisasi. 2.4 Beban kerja Pengertian beban kerja Setiap pegawai yang bekerja di suatu organisasi memiliki peran dan tugas sesuai porsi atau jabatan mereka. Akan tetapi, meskipun aliran pekerjaan sudah diatur pada prakteknya sering kali memunculkan kondisi yang membuat pegawai tertekan atau merasa terbebani oleh pekerjaannya. Heidrachman dan Husnan (2008:33), menyatakan bahwa beban kerja adalah banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan pada waktu tertentu. Komaruddin (2004:75) menyatakan bahwa beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampung beban kerja dalam waktu tertentu. Beban kerja merupakan salah satu aspek yang harus di perhatikan oleh setiap organisasi, karena beban kerja salah satu yang dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Yuliyatun (2005) menyatakan bahwa, dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan, departemen kesehatan Republik Indonesia telah menyusun modul Dasar Susunan Personalia (DSP) yang memuat tentang metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja. Dalam metode ini tiaptiap pegawai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan tugas dan fungsinya. Menurut Simamora (2006:635), beban kerja adalah kemampuan dan jumlah karyawan maupun kwalifikasi karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban 30

16 kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pegawai menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Menurut Menpan tahun 1997 dikutip Adil Kurnia (2010), pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya. Lebih lanjut dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja merupakan salah satu teknik manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan, melalui proses penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analisis. Informasi jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk menyempurnakan aparatur baik di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumberdaya manusia. Menurut Ardana, dkk (2012:50) menyatakan bahwa indikator beban kerja adalah kemampuan pegawai, waktu yang sungguh-sungguh diperlukan, tuntutan penyelesaian pekerjaan, dan waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan beban kerja adalah Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh seseorang ataupun organisasi selama periode waktu tertentu dalam keadaan normal. 31

17 2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja Dalam lembaga Negara RI tahun 2000 nomor 194, dikutip oleh Djohan Effendi (2010), dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja yaitu. 1) Frekwensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. 2) Pengalaman seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan pada organisasi tersebut. Misalnya perkiraan beban pekerjaan pengetikan dan lain sebagainya. 3) Jumlah upah/gaji yang diberikan kepada pegawai harus sesuai dengan kemampuan dan beban kerja pegawai tersebut. 2.5 Pengaruh Budaya Organisasi, Disiplin Kerja dan Beban Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Setiap organisasi pasti ingin memiliki sumber daya manusia atau pegawai yang memiliki produktivitas yang tinggi. Menurut Mathis dan Jackson (2006:82) produktivitas adalah ukuran dari kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang telah dikerjakan, dengan mempertimbangkan biaya sumber daya yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan. Ini juga berguna dalam melihat produktivitas sebagai rasio antara input dan output. Di dalam mewujudkannya, suatu organisasi perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pegawai tersebut. Salah satunya yaitu budaya organisasi, disiplin kerja dan beban kerja dari pegawai tersebut. Menurut Moeljono (2003:127), faktor yang menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya, menentukan apakah manajemen dapat diimplementasikan atau tidak adalah budaya organisasi. Keunggulan organisasi 32

18 ditentukan oleh unggul tidaknya budaya organisasi yang dimilikinya oleh organisasi tersebut. Budaya organisasi mendukung unggulnya produktivitas pegawai dalam organisasi dan pada akhirnya keunggulan kompetitif organisasi. Nilai-nilai budaya organisasi yang dilakukan oleh pegawai menjadi tuntutan bagi pegawai untuk bekerja dengan baik sehingga akan mampu untuk meminimalisasi pelanggaran kerja yang dilakukan oleh pegawai dan berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Di samping budaya organisasi peningkatan produktivitas juga dapat diberikan melalui disiplin kerja. Kedisiplinan yang tinggi perlu dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan tugasnya agar efektivitas dan efesiensi organisasi dapat tercapai. Dengan disiplin kerja yang baik maka para pegawai dapat melaksanakan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, dapat bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan kerja. Dengan adanya disiplin kerja maka para pegawai mampu memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beban kerja akan mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. Komaruddin (2004:235), beban kerja merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan bagi seorang tenaga kerja untuk mendapatkan keserasian dan produktivitas kerja yang tinggi selain unsur beban tambahan. Maka dapat disimpulkan bahwa perlu sekali organisasi memperhatikan setiap beban kerja pegawainya, agar para pegawai mendapatkan produktivitas kerja yang tinggi dan bisa memajukan organisasi itu sendiri. 33

19 Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa budaya oranisasi, disiplin kerja dan beban kerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. Dengan demikian sangat layak adanya perhatian budaya oranisasi, disiplin kerja dan beban kerja untuk lebih meningkatkan produktivitas pegawai. 2.6 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 1) Tintri (2005) dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Food Station Tjipinang Jaya. Tujuan penelitian Tintri adalah untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap produktivitas karyawan PT. Food Station Tjipinang Jaya. Hasil dari penelitian ini adalah variabel disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Food Station Tjipinang Jaya dengan melihat hasil penelitian yaitu nilai signifikan sebesar 0,00 sedangkan nilai alpha yang digunakan adalah 0,05 atau 5 persen berarti 0,000 < 0,05 maka Ho Ditolak dan Ha diterima dan diperoleh persamaan regresi adalah Y = 10, ,738 X. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Tintri adalah sama-sama menggunakan produktivitas kerja sedangkan perbedaanya terletak pada waktu dan objek penelitiannya. 2) Enshassi (2007) dengan penelitian yang berjudul Factors Affecting Labour Productivity In Building Projects In The Gaza Strip. Penelitian Enshassi inidalam penelitiannya menyatakan bahwa produktivitas tetap merupakan subjek yang menarik dan isu dominan di sektor konstruksi, menjanjikan penghematan biaya dan efisien penggunaan sumber daya. Produktivitas merupakan salah satu masalah yang paling penting dalam maju dan 34

20 berkembang pada suatu negara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dalam proyek bangunan, dan untuk peringkat faktor-faktor ini sesuai dengan kepentingan relatif mereka dari sudut pandang kontraktor. Analisis faktor 45 dipertimbangkan dalam survei menunjukkan bahwa faktor utama yang negatif mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah kekurangan bahan, kurangnya pengalaman kerja, kurangnya pengawasan tenaga kerja, kesalahpahaman antara pekerja dan pengawas, dan gambar spesifikasi perubahan selama eksekusi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Enshassi adalah sama-sama meneliti tentang produktivitas kerja sedangkan perbedaannya terletak pada waktu dan objek penelitiannya. 3) Armon (2010) dengan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pada Outlet Telekomunikasi Seluler Kota Makassar. Penelitian Armon menyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja pada dasarnya merupakan perbandingan antara marginal output yang dihasilkan dengan marginal tenaga kerja persatuan waktu. Hasil dari penelitian ini adalah faktor pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja pada outlet telekomunikasi seluler. Sementara faktor pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja pada outlet telekomunikasi seluler. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Armon adalah sama-sama meneliti tentang produktivitas kerja sedangkan perbedaannya terletak pada waktu dan objek penelitiannya. 35

21 4) Atmaja (2009) dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Koperasi Pegawai Negeri Khamaduk RSUP Sanglah. Tujuan penelitian Atmaja ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi, disiplin kerja dan lingkungan kerja fisik terhadap produktivitas kerja baik secara simultan maupun parsial. Berdasarkan perhitungan uji F maka motivasi, disiplin kerja dan lingkungan kerja fisik berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas kerja. Berdasarkan uji t diketahui bahwa motivasi, disiplin kerja dan lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja secara parsial. Motivasi adalah faktor yang berpengaruh dominan terhadap produktivitas kerja. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Atmaja adalah sama-sama meneliti tentang produktivitas kerja sedangkan perbedaannya terletak pada waktu dan objek penelitiannya. 5) Ulo ojo (2009) dengan penelitian yang berjudul Impact assessment of corporate culture on employee job performance. Tujuan penelitian Ulo ojo ini adalah untuk menilai secara empiris dampak dari budaya perusahaan terhadap kinerja kerja karyawan serta produktivitas organisasi menggunakan industri perbankan Nigeria sebagai studi kasus. Penelitian ini mencoba untuk memastikan jika budaya organisasi mempengaruhi kinerja kerja karyawan, dan merumuskan rekomendasi mengenai budaya perusahaan dan kinerja kerja karyawan.. Untuk mencapai tujuan di atas, berikut ini pertanyaan penelitian ditanya: Apakah budaya perusahaan memiliki efek pada kinerja kerja 36

22 karyawan? Dan dalam cara apa dampak budaya kinerja kerja karyawan perusahaan? Dua hipotesis yang diajukan: (1) Tidak ada hubungan positif antara budaya organisasi dan kinerja kerja karyawan, (2) Tidak ada hubungan positif antara budaya perusahaan dan produktivitas organisasi di Nigeria industri perbankan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Perusahaan studi kasus ini dipilih menggunakan bertingkat dan sederhana teknik random sampling, sedangkan responden yang dipilih menggunakan simple random teknik sampling. Temuan penelitian ini adalah bahwa sejumlah besar responden (57,7%) sangat setuju bahwa budaya perusahaan berpengaruh terhadap kinerja kerja karyawan, dan bahwa 48,7% dari karyawan juga setuju bahwa budaya perusahaan menentukan tingkat produktivitas organisasi. Temuan ini menunjukkan kedua hipotesis alternatif dan menolak hipotesis null karena dalam kedua kasus dihitung nilai-nilai chisquare lebih besar dari nilai tabel. 6) Yuliyatun (2005) dengan penelitian yang berjudul Hubungan Kapasitas Kerja dan Beban Kerja dengan Produktivitas Kerja pada Penyadap Karet (Studi Kasus di PT. Karyadeka Alam Lestari Semarang Wilayah Perkebunan Kalimas). Tujuan penelitian Yuliyatun ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kapasitas kerja dengan produktivitas kerja pada penyadap karet di perkebunan karet Kalimas PT. Karyadeka Alam Lestari Semarang. Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu beban kerja (fisik, mental, sosial), beban tambahan (fisik, kimia, biologi, fisiologis, mental 37

23 psikologis) dan kapasitas kerja (ketrampilan, usia, jenis kelamin), sehingga untuk mendapatkan produktivitas kerja yang optimal, maka ketiga faktor tersebut harus selalu seimbang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Variabel yang diukur adalah kapasitas kerja (umur, jenis kelamin, ketrampilan, status gizi, kondisi kesehatan, kondisi psikologi), beban kerja dan produktivitas kerja. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 39 orang dari populasi 67 orang yang dipilih secara random. Data diperoleh dengan pengukuran dan wawancara dengan panduan kuisioner. Uji statistik yang digunakan adalah Rank Spearman dan Chi Square dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kapasitas kerja (umur p value = 0,004, ketrampilan p value = 0,002) dengan produktivitas kerja. Tidak ada hubungan antara kapasitas kerja (jenis kelamin p value = 0,757, status gizi p value = 0,052, kondisi kesehatan p value = 0,418, kondisi psikologi p value = 0,084) dengan produktivitas kerja. 7) Hendrawan (2010) dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Pada CV Indonesia Jersey). Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui tingkat disiplin kerja yang meliputi disiplin waktu dan sikap CV Indonesia Jersey Malang dan mengetahui tingkat produktivitas kerja karyawan CV Indonesia Jersey Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang sgnifikan dari variabel disiplin kerja yang meliputi disiplin waktu, disiplin sikap terhadap produktivitas kerja karyawan pada CV Indonesia 38

24 Jersey Malang. Terdapat pengaruh positif yang signifikan secara simultan dari variabel disiplin kerja yang meliputi disiplin waktu, disiplin sikap terhadap produktivitas kerja karyawan pada CV Indonesia Jersey Malang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menggali variabel-variabel baru selain disiplin waktu dan disiplin sikap misalnya perilaku tugas dan perilaku hubungan dan beberapa variabel lain yang dapat dijadikan temuan baru dalam penelitian sebelumnya. Sedangkan bagi perusahaan diharapkan mempertahankan dan meningkatkan disiplin kerja yang sudah ada, dan menyesuaikan penerapannya seuai dengan kondisi dan situasi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. 8) Mulia (2011) dengan penelitian yang berjudul Hubungan Budaya Organisasi Dengan Produktivitas Kerja Karyawan. Tujuan yang dilakukan oleh Mulia adalah untuk mengetahui gambaran tentang budaya organisasi dengan produktivitas kerja dan deskripsi tentang produktivitas kerja dan hubungan budaya organisasi dengan produktivitas kerja. Observasi ini telah ditemukan dengan penelitian kepustakaan. Budaya Organisasi dapat memberikan arah untuk pekerjaan untuk bertahan hidup kompetensi perusahaan dengan terus dan tidak akan pernah mati. Jadi, budaya organisasi, motivasi dan sikap yang sama untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Karena, dikatakan produktivitas kerja tenaga kerja dapat berhubungan dengan sistem nilai dalam perusahaan tersebut. 9) Wahyuddin (2010) dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Budaya Organisasi dan Iklim Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Guru. Tujuan 39

25 penelitian Wahyuddin ini adalah untuk menggali dan mendapatkan informasi tentang budaya organisasi dan iklim organisasi serta pengaruhnya terhadap Produktivitas kerja guru di Sekolah Potensial. Penelitian ini menggunakan metode survey. Hasil dari penelitiannya adalah Dua variabel independen yang pilih berdasarkan hasil uji-t ternyata variabel budaya organisasi dan iklim organisasi berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja guru. 10) Wulandari (2006) dengan penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Faktor Budaya Perusahaan Dengan Disiplin Kerja Karyawan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Wadji adalah untuk mengetahui persepsi karyawan atas pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan dan disiplin kerja dan untuk menganalisis hubungan nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan. Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan nilainilai budaya perusahaan dan disiplin kerja sudah berjalan dengan baik. Hal ini menunjukan adanya hubungan antar budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan. 11) Bernard Lim (2005) dengan penelitian yang berjudul Examining The Organizational Culture and Organizational Performance Link. Tujuan dari penelitian Bernard Lim ini adalah untuk menganalisis hubungan budaya organisasi dengan kinerja karyawan. Penelitian ini menggunakan penelitian empiris. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja karyawan. 12) Trianto dan Toto (2010) dengan penelitian yang berjudul Effect of Compensation, Discipline, And Work Motivation On Employee Productivity 40

26 Of PT. Kukdong International. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Trianto dan Toto adalah mengetahui apakah kompensasi, disiplin, dan motivasi kerja baik secara parsial maupun secara bersama-sama berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi, disiplin, dan motivasi kerja baik secara parsial maupun secara bersama-sama berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, diikuti oleh motivasi kerja dan kompensasi. Riset ini sama-sama menggunakan variabel disiplin kerja. 13) Taiwo (2010) dengan penelitian yang berjudul The Influence of Work Environment on Workers Productivity: A Case of Selected Oil and Gas Industry in Lagos, Nigeria. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak lingkungan kerja pada produktivitas pekerja masa depan. Penelitian yang dilakukan oleh Taiwo telah memberikan wawasan mempengaruhi lingkungan kerja terhadap produktivitas pekerja. Hasil T-uji menunjukkan karyawan yang memiliki masalah dalam produktivitas lingkungan. Hasil temuan penelitian Taiwo telah membuat jelas bahwa Faktor-faktor dalam lingkungan kerja internal khususnya, tekanan pekerjaan terkait juga memiliki efek negatif mereka terhadap produktivitas tenaga kerja ditambah dengan ini adalah manusia faktor, yaitu, hubungan pekerja dengan manajemen dan rekan kerja, tingkat tunjangan terutama manfaat nontunai, serta faktor-faktor terkait dengan keselamatan pekerja dan kesehatan. 14) Margono (2007) dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi, Efikasi Diri, Beban Kerja dan Keterampilan Menulis Terhadap Produktivitas Buku 41

27 Ajar Dosen. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Margono adalah untuk mengetahui apakah motivasi, efikasi diri, beban kerja dan keterampilan menulis berpengaruh terhadap produktivitas. Penelitian ini dilakukan terhadap dosen yang menerbitkan buku ajar di Universitas Brawijaya Malang. Analisisnya adalah regresi dan korelasi, Uji F danuji T yang digunakan untuk menguji persamaan regresi. Penelitian ini menggunakan 32 sampel yang merupakan staff akademik dari populasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa motivasi, efikasi diri,beban kerja dan keterampilan menulis sama-sama mempengaruhi produktivitas. 15) Mukhlisani (2008) dengan penelitian yang berjudul Pendekatan Metode Structural Equation Modeling Untuk Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Dari Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, Dan Lingkungan Kerja Di PT. Barata Indonesia (PERSERO)-Gresik. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Mukhlisani adalah untuk Mengidentifikasi hubungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas, dan Mengidentifikasi hubungan lingkungan kerja dari segi fisik dan lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial terhadap keselamatan dan kesehatan serta produktivitas kerja. Objek penelitian ini dilakukan pada industri manufaktur logam dan peralatan berat serta Engineering, Procurement & Construction (EPC) berkelas industri besar berstatus Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT. Barata Indonesia (Persero) Gresik. Data yang digunakan berasal dari data kuesioner yang kembali dan layak untuk diolah sejumlah 126 responden, yang merupakan karyawan di divisi produksi. Persamaan penelitian ini 42

28 dengan penelitian yang dilakukan oleh Mukhlisani adalah sama-sama menggunakan produktivitas kerja sedangkan perbedaanya terletak pada waktu dan objek penelitiannya. 16) Daryatmi (2005) dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi, Pengawasan Dan Budaya Kerja Terhadap Produktivitas kerja Karyawan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Desa Kabupaten Karanganyar. Penelitian yang dilakukan oleh Daryatmi ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode OLS(Ordinary Least Square). Nilai t hit budaya kerja = 3,600 > t tabel = 2,392 pada taraf _ = 1 %, menunjukkan bahwa budaya kerja yang baik pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Desa berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawannya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Daryatmi adalah sama-sama meneliti tentang produktivitas kerja sedangkan perbedaannya terletak pada waktu dan objek penelitiannya. 17) Wahyuddin (2006) dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Stres, Konflik dan Hukuman Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Samarinda Kalimantan Timur. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuddin adalah (1) untuk menganalisis faktor stress, konflik, dan hukuman disiplin memiliki efek pada produktivitas kerja di kantor pulsa Layanan dan Tugas Tipe A3 Samarinda Timur Kalimantan. (2) untuk berbaring fakta yang paliong dominan dalam mempengaruhi produktivitas kerja petugas di Kantor Pelayanan Told dan 43

29 Tugas Tipe A3 Samarinda Kalimantan Timur. Teknik sampel yang igunakan adalah dengan sampling aksidental. Metode yang digunakan saat penelitian adalah regression biner logistic. Akurasi model uji regresi digunakan untuk menilai akurasi. Model regresi dalam penelitian ini diukur dengan nilai Chi- Square dengan Uji Hosmer dan Lemeshow. Hasil analisis regresi biner diperoleh bahwa variable independen yang terdiri dari stress, konflik, dan hukuman disiplin memiliki efek positif dan signifikan pada produktivitas pekerjaan.persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuddin adalah sama-sama meneliti tentang disiplin kerja sedangkan perbedaannya terletak pada waktu dan objek penelitiannya. 2.7 Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara yang masih perlu di uji lagi kebenarannya. Berdasarkan pokok permasalahan, landasan teori dan kajian hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah. 1) Budaya organisasi, disiplin kerja dan beban kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Bali 2) Budaya organisasi, disiplin kerja dan beban kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Bali. 44

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dimensi efektivitas berkaitan dengan pencapaian untuk kerja yang maksimal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dimensi efektivitas berkaitan dengan pencapaian untuk kerja yang maksimal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian produktivitas kerja Produktivitas memiliki dua dimensi, yaitu efektivitas dan efisiensi. Pada dimensi efektivitas

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN CV. HITAKARA DENPASAR

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN CV. HITAKARA DENPASAR 410 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN CV. HITAKARA DENPASAR I Gusti Agung Aries Indrajaya 1 I Gusti Ayu Dewi Adnyani 2 1 Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Kerja 2.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) 9 II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan suatu sumber daya yang tidak dapat diikuti oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. perusahaan atau organisasi dalam mengatasi persaingan. Perusahaan atau organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. perusahaan atau organisasi dalam mengatasi persaingan. Perusahaan atau organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kompensasi 2.1.1.1 Pengertian Kompensasi Sumber daya manusia merupakan komponen terpenting di dalam suatu perusahaan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. hati karyawan dalam melaksakan tugas-tugasnya. Semangat kerja karyawan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. hati karyawan dalam melaksakan tugas-tugasnya. Semangat kerja karyawan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat kerja Semangat kerja karyawan dapat digunakan untuk menggambarkan suasana hati karyawan dalam melaksakan tugas-tugasnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi terdiri dari sekelompok individu yang saling bekerjasama dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Manusia merupakan aspek terpenting dalam kegiatan organisasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya dimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai rancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai makhluk sosial pada dasarnya manusia memiliki sifat bersosialisasi, berkomunikasi, bekerja sama, dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perusahaannya dalam proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perusahaannya dalam proses II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu unsur penting dari manajemen adalah manusia. Pada setiap perusahaan yang menerapkan sistem manajemen yang baik tentunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Kerja Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Ainun Mardiah Lubis (2009) dengan judul Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Ainun Mardiah Lubis (2009) dengan judul Pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Ainun Mardiah Lubis (2009) dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Jabal Rahmat Medan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya (Gomes, 1995). pikiran, perasaan, dan keinginan yang mempengaruhi sikap-sikapnya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya (Gomes, 1995). pikiran, perasaan, dan keinginan yang mempengaruhi sikap-sikapnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini kita berada pada abad ke 21, tantangan yang langsung dihadapi adalah globalisasi dengan segala implikasinya. Agar badan usaha tetap eksis maka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori tentang Kinerja Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja individu dari seorang karyawan, mengacu dari sejumlah studi empiris, beberapa ahli berpendapat sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi tersebut. Budaya tersebut dapat tercermin pada perilaku para karyawan, kebijakan-kebijakan,

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Daerah Lamongan) Kenda Laksa Shaylendra Mochamad Djudi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut akan membantu dalam proses

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah diselesaikannya penyusunan Laporan Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara di STPP Medan periode semester

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam organisasi sangat kuat Sulistiyani (2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam organisasi sangat kuat Sulistiyani (2003). BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber daya manusia memiliki posisi sangat strategis dalam organisasi, artinya unsur manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Budaya Organisasi Organisasi telah ada sejak ratusan tahun lalu dimuka bumi, tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan asal muasal terjadinya organisasi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mempunyai arti proses, seni manajemen yang mengatur tentang sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya tidak dapat sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan akan membentuk suatu kelompok yang kemudian disebut organisasi, apapun bentuk

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dilaksanakan bila dalam pencapaian suatu tujuan tersebut tidak hanya dilakukan

II. LANDASAN TEORI. dilaksanakan bila dalam pencapaian suatu tujuan tersebut tidak hanya dilakukan 15 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen banyak diartikan sebagai ilmu dan seni sehingga bisa mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, hal ini berarti manajemen hanya dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia atau tenaga kerja merupakan sumber daya yang sangat berharga dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Segala macam aktivitas tidak akan berjalan tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan bahwa di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup usaha dari perusahaannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Budaya organisasi merupakan serangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya

BAB II LANDASAN TEORI. Budaya organisasi merupakan serangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya BAB II LANDASAN TEORI A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Budaya organisasi merupakan serangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya kepemimpinan, visi dan misi serta norma-norma kepercayaan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat diartikan sebagai manusia

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari dalam suatu kemajuan ilmu, pembangunan dan teknologi. Oleh karena itu dalam era sekarang ini dimana teknologi dan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN Melyna Putri Wijayasari 1, Wahyu Hidayat 2 & Saryadi 3 Abstract The research

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang) PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang) Nur Avni Rozalia Hamida Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan. Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan. Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi didirikan berdasarkan tujuan dan target tertentu. Begitu pula dengan perusahaan. Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan masing-masing. Tujuan itu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan Bagian Produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Unit Sidoarjo) Achmad Nuchan Djamhur Hamid Moch.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dessler (2000)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dessler (2000) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kompetisi global yang semakin intensif, deregulasi, dan kemajuan teknik mencetuskan suatu ide-ide perubahan, yang telah membuat banyak perusahaan tidak bisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

Lebih terperinci

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY Oleh: Ernawaty Nasution Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengembangan organisasi tersebut antara lain, finansial,

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengembangan organisasi tersebut antara lain, finansial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi memiliki berbagai sumber daya yang diperlukan dalam proses pengembangan organisasi tersebut antara lain, finansial, fisik, manusia, teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disiplin Kerja Dalam menjalankan setiap aktivitas atau kegiatan sehari-hari, disiplin dapat diartikan sebagai masalah disiplin sering didefinisikan dengan tepat,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Berdasarkan pendapat Hasibuan (2002:10), manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian MSDM Menurut Hasibuan (2009:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Pegawai 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil ataas pelaksanaan tugas tertentu. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan di dalam dunia bisnis pada saat ini mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini makin disadari oleh semakin banyak pihak bahwa dalam menjalankan roda suatu organisasi, manusia merupakan unsur yang terpenting, mengingat bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat yang didukung oleh strategi sumber daya manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam menyelaraskan perimbangan daerah. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang A. Kajian Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut ini terdapat beberapa penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang dilakukan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang) tahun 2014. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bukunya Heidjrachman (2002) kompensasi adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bukunya Heidjrachman (2002) kompensasi adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kompensasi Dalam bukunya Heidjrachman (2002) kompensasi adalah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberian kerja kepada penerima kerja untuk suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan organisasi adalah budaya organisasi. Budaya organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berusaha untuk mencari keunggulan kompetitif, sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN DIKLAT DAN LITBANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN DIKLAT DAN LITBANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN DIKLAT DAN LITBANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi atau perusahaan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai. Dalam usaha pencapaian tujuannya, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya

Lebih terperinci

Tin Herniyani, SE, MM

Tin Herniyani, SE, MM Karya Ilmiah DAMPAK BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA MOTIVASI BELAJAR MURID ( Studi Kasus : Sekolah SD Swasta AL-ABID MEDAN) Oleh : Tin Herniyani, SE, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR 42-46 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR Fadhilah dan Cut Nurul Fahmi Universitas Serambi Mekkah Email : FadhilahMpd@yahoo.com Diterima

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk menumbuhkan keunggulan daya saing global bagi produk-produk maupun layananlayanan yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.

Lebih terperinci

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan alat untuk pencapaian tujuan yang diinginkan. Manajemen yang tepat akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA (Studi Pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Unit Pelayanan dan Jaringan Kabupaten sampang) Dhanang Bayu Pratama Bambang Swasto Sunuharyo

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Anggia (2005), dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman dan tuntutan hidup, banyak masyarakat yang berbondong-bondong mencari pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Bursa kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia semakin pesat sehingga persaingan diantara para pengusaha juga semakin ketat. Masingmasing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory Menurut Frederick Herzberg (dalam Ardana, dkk., 2009: 34) mengembangkan suatu teori yang disebut Teori Dua Faktor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kinerja Karyawan 2.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu tertentu, dimana dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010). BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja karyawan Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Kampus Medan menyatakan bahwa variabel Stress

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Administrasi Negara 1. Pengertian Administrasi Administrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara kerjasama untuk mencapai tujuan bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi perubahan yang 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi perubahan yang cukup besar pada bidang pemerintahan. Satu diantaranya adalah adanya obsesi dari pemerintah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini sumber daya manusia merupakan aset penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Kelangsungan hidup suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai sasaransaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan dan Jaringan Malang) Ni Luh Bakti Mesha Murti Kusdi Rahardjo

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. dapat tercapai dengan rangkaian yang teratur dan tersusun baik.sedangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. dapat tercapai dengan rangkaian yang teratur dan tersusun baik.sedangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Manajemen Pengertian manajemen menurut Wilson Bangun adalah suatu rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh para anggota organisasi agar tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Remunerasi Menurut Panggabean (2004:75), remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Teori dan Konsep 1.1.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 (2007) mendefenisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Pertanahan Nasional (BPN) yaitu lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan bertanggung jawab kepada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat maka bisa dipastikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui

Lebih terperinci