ABSTRAK MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DI PRAKTIK DOKTER GIGI KABUPATEN TABANAN
|
|
- Farida Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ABSTRAK MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DI PRAKTIK DOKTER GIGI KABUPATEN TABANAN Aktivitas pelayanan kesehatan di praktik dokter gigi memproduksi hasil sampingan berupa limbah medis yang dapat menimbulkan permasalahan apabila tidak dikelola dengan baik. Prevalensi penduduk Kabupaten Tabanan yang menerima perawatan gigi, tertinggi kedua setelah Denpasar yaitu 48,3%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan limbah medis, faktor pendorong serta faktor penghambat dalam mengelola limbah medis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sampel penelitian adalah 6 praktik dokter gigi provider BPJS dan 6 praktik dokter gigi non provider BPJS, di pedesaan maupun di perkotaan yang berlokasi di Kabupaten Tabanan, dipilih menggunakan teknik sampling yaitu purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah dilakukan pemisahan limbah medis dan non medis. Limbah medis dipilah berdasarkan jenisnya. Namun, wadah limbah pada beberapa informan belum sesuai, misalnya penggunaan botol aqua untuk wadah limbah benda tajam dan penggunaan plastik tipis serta tidak ada pelabelan pada wadah limbah. Pengemasan limbah dilakukan dengan mengikat kantong plastik dengan cara biasa. Tidak ada tempat khusus untuk menyimpan limbah medis. Pengangkutan limbah medis dilakukan oleh dokter gigi dengan menggunakan kendaraan pribadi. Limbah dibakar pada insinerator puskesmas maupun rumah sakit, namun ada 2 informan yang membakar di lahan kosong dekat tempat praktik. Dinas Kesehatan dan PDGI memberikan kebijakan dan himbauan mengenai pengelolaan limbah medis namun tidak ada SOP dan tidak dilakukan pengawasan secara berkala. Pengelolaan limbah medis di praktik dokter gigi Kabupaten Tabanan belum sepenuhnya memenuhi standar. Perlu dibuatkan SOP yang jelas, monitoring yang berkala dan bimbingan teknis pada pengelola praktik dokter gigi. Kata kunci : limbah medis, praktik dokter gigi, pengelolaan limbah medis, Kabupaten Tabanan viii
2 ABSTRACT DENTAL WASTE MANAGEMENT IN DENTAL PRACTICE TABANAN Health care activity in dental practice produce dental waste, that can cause problem if it is not treated properly. The prevalence of Tabanan citizen who receive dental treatment is the second highest after Denpasar which is 48,3%. The purposes of this study are to understand the dental waste management, reinforcing factor and obstacle in dental waste management. This study is a qualitative study. The samples were obtained from 6 dental practices providing BPJS and 6 dental practices non providing BPJS in rural and urban area, located in Tabanan Regency, selected using purposive sampling. Data collection methods were observation and in-depth interview. Data analysis using thematic analysis. The result of this study showed that dental and non dental waste were segregated. But, waste containers in some informants were not appropriate, for example using mineral water bottle as a sharp waste container, using thin plasctic bag and there is no labelling on waste container. Waste packaging was done by tying the plastic bag in a usual way. There is no specific place for storing the dental waste. Dental waste were transported by dentist using their vehicles. The waste burnt down in community health center and hospital s incinerator, but there are 2 informants who burnt it down in an empty lot near their office. Public Health Office and The Indonesian Dental Association give policy and advice regarding dental waste management but there are no standard operating procedure and no periodic monitoring. Dental waste management in dental practice Tabanan does not fully meet the requirement. It is necessary to create a clear standard operating procedure, periodic monitoring and technical guidance for the dentist. Key word : dental waste, dental practices, dental waste management, Tabanan Regency. ix
3 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii PERNYATAAN PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...v UCAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI...x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian...6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Limbah Medis Definisi Limbah Medis Kategori Limbah Medis Kategori Limbah Kedokteran Gigi Praktik Dokter Gigi Definisi Praktik Dokter Gigi Praktik Dokter Gigi di Kabupaten Tabanan Pengelolaan Limbah Medis pada Praktik Dokter Gigi Prinsip-Prinsip Pengelolaan Limbah Tahapan Pengelolaan Limbah Medis Penanganan Limbah Medis Secara Spesifik pada Praktik Dokter Gigi Permasalahan Pengelolaan Limbah Medis Risiko yang Timbul Akibat Pengelolaan Limbah Medis x
4 yang Tidak Baik Penyebab Pengelolaan Limbah Medis yang Tidak Baik Perilaku Pengelolaan Limbah Medis...26 BAB III. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi Operasional...31 BAB IV. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Penelitian Sampel Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan Data Teknik Analisis Data...38 BAB V. HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Riwayat Penelitian Karakteristik Informan Penelitian Jenis Limbah Pengelola Limbah Medis Pengetahuan dan Sikap Dokter Gigi Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kebijakan, Monitoring dan Supervisi Pemisahan (Segregating) Limbah Medis Pengemasan (Packaging) Limbah Medis Penyimpanan Sementara (Storing) Limbah Medis Pengangkutan (Transporting) Limbah Medis Pemusnahan (Disposing) Limbah Medis Penghambat Pengelolaan Limbah Medis Pendorong Pengelolaan Limbah Medis...55 BAB VI. PEMBAHASAN Jenis Limbah Pengelola Limbah Medis Pengetahuan dan Sikap Dokter Gigi...58 xi
5 6.4 Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kebijakan, Monitoring dan Supervisi Pemisahan (Segregating) Limbah Medis Pengemasan (Packaging) Limbah Medis Penyimpanan Sementara (Storing) Limbah Medis Pengangkutan (Transporting) Limbah Medis Pemusnahan (Disposing) Limbah Medis Penghambat Pengelolaan Limbah Medis Pendorong Pengelolaan Limbah Medis...66 BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran Bagi dokter gigi di Kabupaten Tabanan Bagi Dinas Kesehatan Bagi Peneliti Selanjutnya...70 DAFTAR PUSTAKA...71 LAMPIRAN xii
6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dokter gigi merupakan profesi yang menyediakan layanan jasa dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pasien. Pelayanan yang memberikan rasa nyaman bagi pasien merupakan kunci keberhasilan suatu perawatan, disamping itu kondisi lingkungan praktik yang bersih merupakan hal yang tidak boleh diabaikan karena kondisi yang sehat berawal dari lingkungan yang bersih. Aktivitas pelayanan kesehatan di praktik dokter gigi memproduksi hasil sampingan berupa limbah, yang harus dikelola dengan baik agar tercipta lingkungan yang bersih serta tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut yang tinggi. World Health Organization (2004) mendefinisikan limbah medis sebagai material hasil dari aktivitas pelayanan kesehatan pada manusia atau hewan yang berpotensi mentransmisikan agen infeksius ke manusia. Limbah medis diantaranya merupakan limbah hasil dari pelayanan kesehatan, fasilitas penelitian maupun laboratorium. Sebanyak % limbah medis bersifat hazard dan menimbulkan berbagai risiko kesehatan, sedangkan 75-90% limbah medis bersifat non-hazard (Pruss dkk, 1999). Pengelolaan limbah kedokteran gigi yang baik dimulai dari pemisahan limbah dengan tepat (segregating), limbah dikemas dan diberi label untuk memudahkan melakukan identifikasi limbah (packaging), menyimpan limbah dengan tepat dan aman pada tempat yang sesuai (storing), mentransfer limbah 1
7 2 pada petugas yang berwenang (transporting) dan melakukan pemusnahan limbah medis (disposing) (Department of Health UK, 2013). WHO ( 2015) menyebutkan bahwa rata-rata 0,5 kg limbah per pasien per hari yang bersifat hazard dihasilkan oleh negara dengan pendapatan tinggi, sedangkan negara dengan pendapatan rendah menghasilkan limbah dengan ratarata 0,2 kg per pasien per hari, namun negara dengan pendapatan rendah sering kali tidak melakukan pemisahan limbah yang bersifat hazard dan non-hazard. Diperkirakan sebanyak 16 miliar suntikan yang dilakukan tiap tahunnya di seluruh dunia, namun peralatan yang dipergunakan seperti jarum dan syringe tidak dibuang dengan aman (WHO, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed dkk (2014) menyebutkan bahwa hanya sedikit dokter gigi yaitu sekitar 25,5% yang menggunakan safety box untuk pembuangan limbah benda-benda tajam. Kesalahan dalam pembuangan limbah yang bersifat hazard seperti syringe, blades dan ampul pada tempat sampah biasa dilaporkan oleh Singh dkk (2012 sit. Ahmed dkk, 2014). Penelitian lain ditemukan bahwa hanya 48% dari 100 responden menyatakan bahwa sangat penting untuk mengikuti peraturan pengelolaan limbah. Hanya 47% responden yang sudah menjalani pelatihan pengelolaan limbah (Arora dkk, 2014). Banyak negara berkembang yang masih mengalami kerancuan dalam pembuangan limbah, kurangnya kesadaran akan bahaya ditimbulkan oleh limbah, kurangnya finansial dan masih sedikitnya data yang menyajikan produk limbah dan pembuangannya (Hashim dkk, 2011). Permasalahan yang paling umum adalah prioritas yang rendah atau menganggap sepele hal yang berkenaan dengan
8 3 limbah (WHO, 2015). Pengelolaan limbah medis yang tidak baik dapat menimbulkan infeksi silang. Penyebaran infeksi dalam kesehatan gigi dan mulut dapat melalui kontak langsung maupun kontak tidak langsung misalnya melalui kontak dengan limbah (Kemenkes RI, 2012). Limbah yang diproduksi oleh praktik dokter gigi relatif lebih sedikit dibandingkan penyedia layanan kesehatan lainnya seperti misalnya rumah sakit, walaupun demikian limbah yang dihasilkan praktik dokter gigi juga dapat menimbulkan masalah yang serius bagi lingkungan dan kesehatan apabila tidak dikelola dengan baik (Arora dkk, 2014). Jumlah limbah yang dihasilkan oleh praktik dokter gigi memang tidak banyak, namun dengan semakin bertambahnya jumlah praktik dokter gigi yang ada maka akumulasi limbah medis yang dihasilkanpun menjadi berlipat ganda (Wulandari dan Sukandar, 2008). Kabupaten Tabanan memiliki prevalensi penduduk yang datang ke tenaga medis gigi untuk menerima perawatan tertinggi kedua setelah Denpasar yaitu sebanyak 48,3% (Riskesdas, 2007). Jumlah distribusi dokter gigi di Kabupaten Tabanan pada tahun 2015 sebesar 79 orang, dan dokter gigi yang mengadakan praktik sejumlah 52 orang, sisanya adalah dokter gigi yang bekerja di puskesmas, rumah sakit umum dan rumah sakit swasta. Dokter gigi mengadakan praktik terbanyak di Kecamatan Kediri sejumlah 18 orang, disusul oleh Kecamatan Tabanan sejumlah 16 orang (Dinkes Kab. Tabanan, 2015). Berdasarkan hasil observasi pada salah satu praktik dokter gigi di Kabupaten Tabanan, pemisahan limbah medis dan non medis telah dilakukan, begitu pula dengan limbah jarum suntik telah diletakkan pada kontainer khusus
9 4 untuk benda tajam, namun masih terdapat kesalahan pewadahan limbah masker dan handschoen yang diletakkan pada kantong plastik biasa. Hal ini sehubungan dengan tidak adanya monitoring dari instansi terkait mengenai pengelolaan limbah medis pada praktik dokter gigi. Hasil wawancara dengan pemilik tempat praktik, disebutkan bahwa tidak ada monitoring secara berkala terhadap pengelolaan limbah medis oleh dinas atau puskesmas, survei mengenai pengelolaan limbah hanya dilakukan pada awal pembukaan praktik untuk mengurus izin atau pada saat perpanjangan izin saja. Penelitian mengenai pengelolaan limbah medis di praktik dokter gigi masih sangat terbatas dan penelitian-penelitian lebih banyak dilakukan pada rumah sakit maupun pada puskesmas. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai manajemen pengelolaan limbah medis di praktik dokter gigi Kabupaten Tabanan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : bagaimanakah manajemen pengelolaan limbah medis di praktik dokter gigi Kabupaten Tabanan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui manajemen pengelolaan limbah medis di praktik dokter gigi Kabupaten Tabanan.
10 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui limbah medis yang dihasilkan di praktik dokter gigi Kabupaten Tabanan. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pemisahan ( segregating) limbah medis di praktik dokter gigi Kabupaten Tabanan. 3. Untuk mengetahui pelaksanaan pengemasan ( packaging) limbah medis di praktik dokter gigi Kabupaten Tabanan. 4. Untuk mengetahui pelaksanaan penyimpanan ( storing) limbah medis di praktik dokter gigi Kabupaten Tabanan. 5. Untuk mengetahui pelaksanaan pengangkutan ( transporting) limbah medis di praktik dokter gigi Kabupaten Tabanan. 6. Untuk mengetahui pelaksanaan pembuangan ( disposing) limbah medis di praktik dokter gigi Kabupaten Tabanan. 7. Untuk mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat pengelolaan limbah medis pada praktik dokter gigi di Kabupaten Tabanan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola praktik dan panduan bagi petugas dalam melakukan pengelolaan limbah medis. Penelitian ini juga diharapkan memberikan informasi bagi pembaca maupun masyarakat mengenai limbah medis dan berkontribusi sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dibidang yang terkait.
11 6 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah dalam bidang manajemen praktik dokter gigi mengenai manajemen pengelolaan limbah medis di praktik dokter gigi Kabupaten Tabanan.
BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP-110809001-LMB-01 00 `10 November 2014 1 DARI 5 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Dibuat Oleh : Petugas Limbah/Kesling Disetujui Oleh : Kepala Puskesmas ( Iskimi,Amkl ) NIP.19631025 199103 1 009 ( dr.h.t.fadhly
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan tempat yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI v. HALAMAN JUDUL ii HALAMAN PENGESAHAN DARI FAKULTAS.. iii. KATA PENGANTAR.. iv. DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL xi ABSTRAK xii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ii HALAMAN PENGESAHAN DARI FAKULTAS.. iii KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR ISI v DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL xi ABSTRAK xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah
Lebih terperinciGAMBARAN PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL OLEH BALIAN DI WILAYAH KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS MENGWI II KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016
UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL OLEH BALIAN DI WILAYAH KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS MENGWI II KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 I DEWA AYU MAS MANIK ASTAWASTINI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciKata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat
ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT TK.III ROBERT WOLTER MONGINSIDI MANADO Bebi Darlin Kakambong *, Harvani Boky *, Rahayu H. Akili * * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA PERSEPSI PENGGUNA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN PEMBERI LAYANAN TERHADAP RUJUKAN RAWAT
UNIVERSITAS UDAYANA PERSEPSI PENGGUNA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN PEMBERI LAYANAN TERHADAP RUJUKAN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TABANAN II DAN PUSKESMAS SELEMADEG TAHUN 2016 I GUSTI AYU RANIA RESWARI NIM.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan menghasilkan bermacam-macam buangan limbah yang dapat mempengaruhi kesehatan. Rumah sakit sebagai salah
Lebih terperinciSKRIPSI. EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PADA PELAYANAN KESEHATAN MANDIRI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Tembok Dukuh Surabaya)
SKRIPSI EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PADA PELAYANAN KESEHATAN MANDIRI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Tembok Dukuh Surabaya) Oleh: ANIS BONI SAFITRI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi dokter gigi tidak terlepas dari kemungkinan untuk berkontak secara langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien. Penyebaran
Lebih terperinciMEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER. Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Abstract Public Health Center is one of the institution which produce medical waste.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai masa depan dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian dunia saat ini terhadap keberlangsungan bumi dan lingkungan semakin meningkat. Berbagai forum internasional tentang lingkungan terus digelar yang telah menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
Lebih terperinciJUDUL PERSEPSI PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN SWASTA MENGENAI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 IDA AYU GEDE PRABAWANTI
JUDUL UNIVERSITAS UDAYANA PERSEPSI PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN SWASTA MENGENAI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 IDA AYU GEDE PRABAWANTI PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas medis untuk kesehatan masyarakat bisa dilakukan di poliklinik maupun di rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia kesehatan erat sekali hubungannya dengan masalah lingkungan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam pencapaian
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO (World Health Organisation) tahun 1957 diberikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh, integrasi dari
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT UMUM (DAERAH LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMANTAHUN
ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT UMUM (DAERAH LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMANTAHUN 2016) Oleh: INDANG DEWATA Pusat Penelitian Kependudukan, Lingkngan Hidup dan Kebencanaan Unicersitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini tidak hanya berkaitan dengan rumah sakit sebagai tempat pelayanan medis namun juga
Lebih terperinciGAMBARAN PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN TABANAN TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA HALAMAN JUDUL GAMBARAN PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN TABANAN TAHUN 2015 SANG AYU MADE MELAWATI NIM. 1120025057 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber limbah B3 yang harus mendapat perhatian. Limbah B3 yang dikeluarkan dari rumah sakit meliputi limbah infeksius, sisa operasi, sisa suntikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan dan upaya pemerintah dalam memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit mempunyai fungsi dan tugas memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat di sekitarnya, melainkan
Lebih terperinciProsedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan
SOP PENGELOLAAN LIMBAH No : CSU/STI/05 Tanggal pembuatan : 10 FebruarI 2007 Tanggal peninjauan kembali : 10 FebruarI 2008 TUJUAN : Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat
Lebih terperinciABSTRAK. Tinjauan Patient Safety Pada Tata Laksana di Instalasi Kamar Bedah RS Immanuel Bandung Tahun 2011
ABSTRAK Tinjauan Patient Safety Pada Tata Laksana di Instalasi Kamar Bedah RS Immanuel Bandung Tahun 2011 Mutia Ulfa G. Utami,2011. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Roys A. Pangayoman,
Lebih terperinciANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016
ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir akhir ini persoalan limbah menjadi masalah yang cukup serius bagi pencemaran lingkungan, dimana aktiftitas dan jumlah penduduk yang semakin bertambah menambah
Lebih terperincikantong plastik berbeda warna dan diberi label, kemudian safety box, troli.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Komponen Input Ada 4 variabel penelitian dalam Komponen Input terkait pengelolaan limbah medis a. Kebijakan Rumah sakit telah memili SOP sedangankan untuk
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: kecemasan dental, pencabutan gigi, mahasiswa program profesi pendidikan dokter gigi, rumah sakit gigi dan mulut maranatha.
ABSTRAK Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu perawatan gigi yang dilaksanakan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Maranatha. Prosedur pencabutan sering menjadi pencetus terjadinya kecemasan dental.
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana strata-1 pendidikan dokter
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN KESIAPAN UNIT PELAKSANA TEKNIS KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN GIANYAR DALAM MENGHADAPI AKREDITASI TAHUN 2016
UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN KESIAPAN UNIT PELAKSANA TEKNIS KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN GIANYAR DALAM MENGHADAPI AKREDITASI TAHUN 2016 IDA AYU TRISNADYA AMANDA NIM.1220025050 PROGRAM STUDI KESEHATAN
Lebih terperinciABSTRAK MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN SEHARI HARI DI POLIKLINIK UMUM MARANATHA
ABSTRAK MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN SEHARI HARI DI POLIKLINIK UMUM MARANATHA Wiwin Wihartini, 2009. Pembimbing utama : DR. Felix Kasim, dr., M. Kes. Pembimbing pendamping
Lebih terperinciABSTRAK. Efektivitas menyikat gigi, indeks plak, metode horizontal, metode roll
ABSTRAK Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 mengungkapkan bahwa proporsi
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2016 NI LUH INTEN LESTARI
UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2016 NI LUH INTEN LESTARI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciSISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP INDEKS PROPER DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO
SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP INDEKS PROPER DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO Fauziah Anggraini, Mursid Rahardjo,Onny Setiani Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciFakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia vii ABSTRAK
ABSTRAK Nama : Cynthia Michelle Anggraini Program Studi : Sarjana Kedokteran Gigi Judul : Prevalensi dan Distribusi Variasi Anatomis Normal pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciD. Pertanyaan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C.
iii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR SINGKATAN... viii PERNYATAAN... ix KATA PENGANTAR... x ABSTRAK... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN KASUS DM (DIABETES MELLITUS) DI UPTD PUSKESMAS BOYOLALI I KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014
STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN KASUS DM (DIABETES MELLITUS) DI UPTD PUSKESMAS BOYOLALI I KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan, bahwa kesehatan menyangkut semua segi kehidupan yang ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas dan kompleks dan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
Lebih terperincimikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-158.html MIKM UNDIP Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
N I M : E4A004032 Nama Mahasiswa : Supiati Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak Universitas Diponegoro Semarang 2007 Abstrak Supiati xii + 91 halaman
Lebih terperinciANALISIS KELENGKAPAN PENULISAN RESEP DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MATA BALI MANDARA
UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KELENGKAPAN PENULISAN RESEP DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MATA BALI MANDARA NI MADE TIKA HERAYANTI NIM. 1420015036 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciABSTRAK TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN HOSPITAL DOTS LINKAGE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL KOTA BANDUNG TAHUN 2012 DALAM UPAYA PENANGANAN TUBERKULOSIS PARU
ABSTRAK TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN HOSPITAL DOTS LINKAGE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL KOTA BANDUNG TAHUN 2012 DALAM UPAYA PENANGANAN TUBERKULOSIS PARU Mutiara Dewi, 2013, Pembimbing I : dr. Sri Nadya J. Saanin,
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi HIV adalah melalui kontak seksual;
Lebih terperinciKORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO
Rahmi N.A. dan Lilis S., Jumlah Pasien dan Produksi Limbah Medis Padat KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN 2012
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN Aulia Andarnita Mahasiswa S Kesehatan Masyarakat U budiyah
Lebih terperinciPENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN PERAWAT GIGI PADA PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG TESIS
PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN PERAWAT GIGI PADA PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister Program Studi Magister
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA Latar Belakang: Virus Hepatitis B atau (HBV) adalah virus DNA ganda hepadnaviridae. Virus Hepatitis B dapat
Lebih terperinciWawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3. Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis
Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3 Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis Ada sisa obat yang terbuang Limbah Rumkital Dr Ramelan Limbah Medis a. Perban
Lebih terperinciTeknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit
KMA 43026 Teknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa
Lebih terperinciPERJANJIAN JASA PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS. Pada hari ini,... Dengan
PERJANJIAN JASA PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS Pada hari ini,... tanggal......, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan Perusahaan Alamat Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai PIHAK
Lebih terperinciUNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi
UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi Pendahuluan Sejak AIDS dikenal; kebijakan baru yang bernama kewaspadaan universal atau universal precaution dikembangkan. Kebijakan ini menganggap bahwa setiap
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS
ABSTRAK PERBEDAAN INDEKS ORAL HYGIENE PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DENGAN DAN TANPA PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH WILAYAH PUSKESMAS BABAKANSARI KOTA BANDUNG TAHUN 2011 Astriliana, 2011. Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai suatu industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Namun, selain memberikan
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI
EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI Evaluation of Solid Waste Management System in General Hospital Regional Blambangan, Banyuwangi Rr Domy Line dan Lilis
Lebih terperinciABSTRAK. Wendi Nurfandi, 2012 Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes. Pembimbing II : Winsa Husin, dr. M.Sc., M.Kes.
ABSTRAK PERAN STAKE HOLDER DAN PROVIDER PROVINSI KALIMANTAN BARAT DALAM UPAYA MENINGKATKAN CLINICAL GOVERNANCE PELAYANAN KESEHATAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG PRAKTIK KEDOKTERAN Wendi Nurfandi, 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Petugas kesehatan yang paling sering berinteraksi dan paling lama kontak dengan pasien dalam memberikan asuhan salah satunya adalah perawat (Nursalam, 2011). Perawat
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi
ABSTRAK Kecemasan dental terdapat pada 1 dari 7 populasi dan membutuhkan perawatan yang hati-hati serta penanganan yang lebih oleh dokter gigi. Pencabutan gigi merupakan pencetus utama kecemasan dental.
Lebih terperinciKata kunci : Pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut, indeks def-t/dmf-t.
ABSTRAK Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Kesehatan gigi dan mulut menjadi bagian penting karena
Lebih terperinciPANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN
Lebih terperinciABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN PASIEN PADA RS. X DIKABUPATEN CIREBON TAHUN 2010
ABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN PASIEN PADA RS. X DIKABUPATEN CIREBON TAHUN 2010 Ivan Olo Sarumpaet, 2010; Pembimbing I : DR. Felix Kasim., dr., M.Kes Staff medis sering melakukan kelalaian dalam menjalankan
Lebih terperinciPengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%)
Formulir Observasi Check List Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua Tahun 2014 No Item Ya Tidak Skor (%) Penampungan dan pemilahan 1 Wadah limbah medis dan limbah non medis
Lebih terperinciANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT PUBLIK UNTUK PELAYANAN KESEHATAN DASAR PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TESIS.
ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT PUBLIK UNTUK PELAYANAN KESEHATAN DASAR PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TESIS Oleh NURHANIFAH SIREGAR 137032039/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU
Lebih terperinciPengelolaan Limbah Medis Padat Puskesmas Se-Kota Pekanbaru The Medical Waste Management in Health Centers as the City of Pekanbaru
1 Leonita, Yulianto, Pengelolaan Limbah Medis Padat Puskesmas Se-Kota Pekanbaru 2014 Pengelolaan Limbah Medis Padat Puskesmas Se-Kota Pekanbaru The Medical Waste Management in Health Centers as the City
Lebih terperinciINFORMED CONSENT PADA PELAYANAN ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
INFORMED CONSENT PADA PELAYANAN ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT Di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur Periode 1 Januari 31 Desember 2013 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Rumah sakit
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup manusia, tidak dapat diukur dari sudut pandang ekonomis saja, tapi
Lebih terperinciKAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADA RSUD DR.SOEDONO MADIUN
KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADA RSUD DR.SOEDONO MADIUN Suryono Nugroho, Yulinah Trihadiningrum Program Studi Magister Manajemen Tekonologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Rumah sakit merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat tahun 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013
ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SERLI NIM. 111021024 FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinciPERAN FAKTOR INTRINSIK DALAM KEIKUTSERTAAN PENGGUNA NARKOBA SUNTIK PADA PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA PERAN FAKTOR INTRINSIK DALAM KEIKUTSERTAAN PENGGUNA NARKOBA SUNTIK PADA PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DEWA AYU WIDARIANI PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciIMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.
IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.Mandagi* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA
GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA Desi Juliannur, Sunarsieh dan Aryanto Purnomo Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari kemungkinan untuk mengalami kecelakan dalam pekerjaannya. Perilaku dan kesadaran yang baik yang
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGTUA KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh :
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGTUA KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : ANNISA MEI RINA RAMBE NIM. 121021022 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di Indonesia telah dimulai sejak diadakan Simposium Pemberantasan TB Paru di Ciloto pada tahun 1969. Namun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, preventif, kuratif
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH
RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH TAHUN ANGGARAN 2015 TIM K3 RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH RENCANA PROGRAM KERJA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi isu global yang perlu diperhatikan. Pentingnya kesehatan gigi dapat dilihat dari terselenggaranya program Oral Health 2010 yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini umumnya menyerang pada paru, tetapi juga dapat menyerang bagian
Lebih terperinciPENELITIAN KEPUASAN PASIEN YANG BEROBAT KE PUSKESMAS PEMBANTU PARINGAN JENANGAN
PENELITIAN KEPUASAN PASIEN YANG BEROBAT KE PUSKESMAS PEMBANTU PARINGAN JENANGAN Di Desa Paringan Kecamatan Jenangan Kebupaten Ponorogo Oleh : NUR KHAYATI NIM : 11611934 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
Lebih terperinciPROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK BERHENTI MENGGUNAKAN NARKOBA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA DI WILAYAH DENPASAR
UNIVERSITAS UDAYANA PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK BERHENTI MENGGUNAKAN NARKOBA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA DI WILAYAH DENPASAR MERY S. AFRIANI 1220025078 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. 2.1 Empat Faktor Utama Yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gambaran Klinis Karies Pada Daerah Occlusal...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...... i PRASYARAT...ii PERNYATAAN PERSETUJUAN...... iii LEMBAR PENGUJI... iv LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix
Lebih terperinciPERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perawat profesional dalam melaksanakan peran dan fungsinya sehari hari, selalu beresiko tertular terhadap berbagai penyakit. Penularan penyakit dapat terjadi secara kontak
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA Hubungan Status Gizi Ibu Saat Hamil, Berat Badan Lahir dan Status Gizi Balita dengan Erupsi Gigi Sulung Balita usia 6-24 bulan di UPT. Puskesmas Petang II DEWI SULANDARI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada Pasal 23
Lebih terperinciASEPSIS SESUDAH TINDAKAN BEDAH MULUT
ASEPSIS SESUDAH TINDAKAN BEDAH MULUT OLEH Ahyar Riza NIP: 132 316 965 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Ahyar Riza : Asepsis Sesudah Tindakan Bedah Mulut, 2009 ASEPSIS SESUDAH
Lebih terperinci