BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
|
|
- Johan Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir akhir ini persoalan limbah menjadi masalah yang cukup serius bagi pencemaran lingkungan, dimana aktiftitas dan jumlah penduduk yang semakin bertambah menambah kompleksitas persoalan limbah. Fasilitas kesehatan merupakan penghasil limbah yang dikategorikan sebagai limbah yang bersifat infeksius dimana jenis limbah yang dihasilkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan termasuk dalam kategori biohazard dan B3 (bahan beracun dan berbahaya) yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan, dimana pada aktifitasnya banyak terdapat buangan virus, bakteri, bahan bahan kimia yang bersifat radiasi, toksik maupun zat zat yang membahayakan lainnya sehingga harus dimusnahkan agar tidak membahayakan dan tidak terjadi pencemaran di lingkungan sekitarnya. Sarana pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan merupakan tempat bertemunya kelompok masyarakat penderita penyakit (sakit), kelompok masyarakat pemberi pelayanan, kelompok pengunjung dan kelompok lingkungan sekitar. Adanya interaksi di dalam memungkinkan menyebarkan penyakit bila tidak didukung dengan kondisi lingkungan yang baik dan saniter (Paramita, 2007). Setelah pemerintah menerapkan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), rumah sakit dan Puskesmas terus meningkatkan kualitas perawatan medis dan menerima lebih banyak kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap daripada sebelumnya sehingga mengakibatkan peningkatan volume limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan medis. Di antara jenis limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), jumlah limbah medis yang sifatnya dapat menginfeksi dan menularkan penyakit meningkat cukup pesat. (Liao & Ho, 2014) menemukan bahwa jumlah limbah medis dari produk medis sekali pakai telah meningkat sejak penerapan sistem National Health Insurance (NHI). Sebagai bahan perbandingan di negara negara maju jumlah limbah yang berasal dari fasilitas pelayanan
2 kesehatan ini diperkirakan 0,5 0,6 kg pertempat tidur rumah sakit. Cheng et al. (2009) melakukan penelitian untuk mengevaluasi jumlah limbah medis yang dihasilkan institusi medis di Taiwan, dimana kenaikan limbah rata-rata berkisar antara 2,41 sampai 3,26 kg / tempat tidur / hari untuk limbah medis umum, dan 0,19-0,88 kg / tempat tidur / hari untuk limbah infeksius. Jumlah rata-rata jumlah limbah infeksius yang dihasilkan adalah yang tertinggi di pusat kesehatan, atau 3,8 kali lebih tinggi daripada di rumah sakit regional (267,8 banding 70,3 ton / tahun). Birpinar et al. (2009) menemukan bahwa perkiraan jumlah limbah medis dari rumah sakit sekitar 22 ton / hari dan rata-rata tingkat pembangkitan adalah 0,63 kg / tempat tidur / hari. Bahan daur ulang dikumpulkan secara terpisah pada tingkat 83%. Survey yang dilakukan terhadap limbah padat medis Puskesmas, rata rata timbulan medis adalah sebanyak 7,5 gram/pasien/hari. Komposisi timbulan limbah medis Puskesmas meliputi 65 % dari imunisasi, 25 % dari kontrasepsi dan sisanya dari perawatan medis. Banyaknya pemakaian jarum suntik setiap tahu terus bertambah, pada tahun 2003 untuk kegiatan kuratif mencapai 300 juta alat suntik, sedangkan untuk imunisasi sebanyak 50 juta alat suntik (Ditjen P2PL, 2008). Pajanan pada limbah layanan kesehatan sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan penyakit atau cidera bagi petugas kesehatan, pasien, pengunjung dan masyarakat disekitar lingkungan fasilitas kesehatan karena limbah medis Puskesmas dapat menginfeksi dan menyebarkan vektor penyakit seperti virus, bakteri, parasit (sebagai carrier). Sifat bahaya dari limbah layanan kesehatan tersebut mungkin dapat muncul akibat satu atau beberapa karateristik berikut seperti limbah mengandung agen infeksius, limbah yang bersifat genotosik, limbah mengandung zat kimia atau obat obatan berbahaya atau beracun, limbah bersifat radiokatif, limbah mengandung benda tajam. Semua orang yang terpajan limbah berbahaya dari fasilitas kesehatan kemungkinan besar menjadi orang yang beresiko, termasuk yang berada dalam fasilitas penghasil limbah berbahaya dan mereka yang berada di luar fasilitas penghasil limbah berbahaya serta memiliki pekerjaan mengelola limbah semacam 2
3 itu, atau yang beresiko akibat kecerobohan dalam sistem manajemen limbahnya. (Maulana et al., 2015). Meskipun proporsi limbah medis yang masuk ke dalam kategori limbah berbahaya hanya sebesar 15-25%, tetapi risiko ditimbulkan cukup besar, karena dapat menyebarkan penyakit menular dan penyebab cedera. Menurut WHO, diprediksi risiko limbah benda tajam hanya sebesar 1% dari total limbah kesehatan pada tahun 2000, akan tetapi hal ini menjadi resiko besar karena mampu menyebarkan infeksi hepatitis B (HBV) sebanyak 21 juta kasus (32% dari kasus baru), 2 juta hepatitis C (HCV) kasus (40% dari baru kasus), dan 260 ribu infeksi HIV (5% dari kasus baru). Petugas kesehatan seperti dokter, bidan, perawat dan petugas kebersihan seperti cleaning service, pemulung dan juga termasuk pasien merupakan kelompok yang paling rentan terinfeksi bakteri atau kuman penyakit. Menurut Sukantoro (2008), angka kejadian infeksi nosokomial di unit pelayanan kesehatan cukup tinggi. Sebagai contoh, dokter yang bekerja di Rumah Sakit mempunyai resiko terkena infeksi 2 sampai 3 kali lebih besar dari dokter yang praktik pribadi atau swasta dan bagi petugas kebersihan menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak dengan bahan tercemar kuman pathogen. Pengelolaan limbah medis merupakan kegiatan yang harusnya sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi penanganan dan pengurangan. Puskesmas harus bertanggung jawab dalam pengelolaan dan memastikan bahwa limbah medis tersebut tidak membahayakan petugas kesehatan, masyarakat dan lingkungan sekitar. Kewajiban dan tanggung jawab yang dimaksud adalah denga memastikan dalam penanganan, pengolahan serta pembuangan limbah harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Patwary et al.(2009) mengemukakan bahwa ketidakmampuan pengelolaan limbah medis di negara berkembang mungkin merupakan faktor risiko penularan penyakit yang signifikan. Telah banyak upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, swasta maupun secara swadaya oleh masyarakat sebagai bentuk kesadaran menanggulangi masalah limbah dengan cara mengurangi, mendaur ulang dan memusnahkan atau dalam bentuk 3R (reduce, reuse, recycle), namun upaya yang dilakukan ini masih sangat terbatas karena disebabkan beberapa hal seperti kurangnya sosialisasi, 3
4 kurangnya kesadaran dan masih minimnya penggunakan teknologi dalam pemanfaatan limbah medis. Pengelolaan limbah medis puskesmas memiliki permasalahan yang cukup kompleks mengingat sumber daya yang terbatas yang di miliki oleh Puskesmas. Limbah medis maupun limbah non medis harus dikelola sesuai dengan aturan yang ada sehingga memenuhi baku mutu lingkungan yang disyaratkan oleh undang undang agar memenuhi baku mutu sebelum dibuang ke lingkungan. Limbah puskesmas perlu dikelola sesuai dengan aturan yang ada sehingga pengelolaan nya harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Perencanaan, pelaksanaan, perbaikan secara berkelanjutan atas pengelolaan puskesmas harus dilaksanakan secara konsisten selain itu, sumber daya manusia yang memahami permasalahan dan pengelolaan lingkungan menjadi sangat penting untuk mencapai kinerja lingkungan yang baik (Adisasmito, 2008). Pengolahan limbah medis di Puskesmas awalnya banyak menggunakan metode insenerasi yaitu dengan cara limbah medis dibakar melalui incenerator, tetapi hal ini kemudian menimbulkan masalah baru dengan adanya pencemaran udara dan kebisingan. Menurut Isfandiari (2013) kegiatan pelayanan kesehatan menghasilkan limbah medis padat membutuhkan pengelolaan yang baik dan benar, dari pemilahan sampai pemusnahan. Namun dengan pemusnahan dengan incenerator yang beroperasi dibawah suhu C sangat berpotensi menghasilkan emisi dioksin/furan, zat kimia yang bersifat persisten, akumulasi dan beracun serta berdampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sri Sudewi (2013) disebutkan bahwa pemanfaatan incenerator untuk limbah medis Puskesmas di Kabupaten Bantul, khususnya incenerator di Puskesmas Srandakan masih berfungsi dan dimanfaatkan, tetapi sudah tidak stabil lagi sehingga bisa menghasilkan polusi di wilayah sekitar sehingga disarankan pengelolaan limbah medis diserahkan kepada pihak ketiga. Menurut Taiwan Waste Disposal Act dalam (Liao&Ho.2014), institusi yang memproduksi limbah medis harus secara sukarela membuangnya atau melakukan outsource ke perusahaan pembuangan sampah swasta. 4
5 Pada kabupaten Bantul terdapat 27 Puskesmas yang terdiri dari 16 puskesmas rawat inap dan 11 puskesmas rawat jalan dan terdapat Puskesmas Pembantu sebanyak 26 buah. Berdasarkan data tahun 2009 jumlah produksi sampah yang dihasilkan Puskesmas adalah sebesar 71 % dari total produksi sampah medis di Kabupaten Bantul dan cenderung meningkat setiap tahunnya. Jumlah produksi sampah medis yang dihasilkan Puskesmas tahun 2011 sebesar 775 kg dan meningkat pada tahun 2012 menjadi sebesar kg atau meningkat 114 % (Sri Sudewi, 2013). Pada penanganan limbah medis padat sebagai kategori limbah B3 (berbahaya, beracun dan beresiko) untuk Puskesmas dan jaringannya kebawah di wilayah Kabupaten Bantul telah mengadakan kerjasama dengan pihak swasta dalam hal pengangkutan dan pemusnahan nya. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang sistem pengelolaan limbah medis Puskesmas di Kabupaten Bantul. B. Rumusan Masalah Berdasarkan datanya di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah apakah manajemen pengelolaan limbah medis Puskesmas di wilayah Kabupaten Bantul telah terlaksana sesuai dengan peraturan yang berlaku? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah melakukan evaluasi sistem pengelolaan limbah medis di Puskesmas Kabupaten Bantul DIY. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi sistem kelembagaan, SDM, sarana prasarana, regulasi dan pembiayaan dalam pelaksanaan pengelolaan limbah medis oleh pihak ketiga? b. Mengidentifikasi sistem pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan limbah medis yang dilakukan di Puskesmas sebelum diangkut oleh pihak ketiga? 5
6 c. Mengidentifikasi cakupan limbah medis Puskesmas yang terkelola oleh pihak ketiga. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi instansi terkait : a. Dapat memberikan masukan dalam hal kajian perencanaan dalam rangka pengembangan dan perbaikan sistem pengelolaan dan pengolahan limbah medis menggunakan pihak ketiga pada Puskesmas di wilayah Kabupaten Bantul dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan. b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pengambilan kebijakan anggaran bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas khususnya mengenai pengelolaan limbah Puskesmas. c. Dapat memberikan masukan sebagai bahan evaluasi untuk Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) untuk meningkatkan pengawasan dalam sistem pengelolaan limbah medis. 2. Bagi masyarakat Dapat mengurangi atau meminimalisasi gangguan/dampak yang akan timbul dari faktor risiko pengelolaan limbah medis Puskesmas terutama bagi masyarakat yang berada di sekitar fasilitas pelayanan kesehatan. 3. Bagi dunia pendidikan Penelitian diharapkan menjadi bahan kajian, rujukan dan tambahan referensi dalam penelitian penelitian sejenis di masa yang akan datang. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berkaitan dengan evaluasi manajemen pengelolaan limbah medis di Puskesmas antara lain : 1. Sukantoro (2008) meneliti tentang Evaluasi Pengelolaan Limbah Klinis Tajan Puskesmas di Kota Yogyakarta. Tujuan penelitian yaitu mengetahui sistem pengelolaan limbah klinis tajam, perilaku petugas dalam pengelolaan limbah klinis tajam, angka kecelakaan akibat limbah klinis tajam dan 6
7 pelaksanaannya pengelolaannnya sudah sesuai kaidah pengelolaan limbah layanan kesehatan yang aman. Persamaan dengan peneltian ini adalah mengevaluasi sistem pengelolaan limbah medis yang ada di Puskesmas, sedang perbedaan dari penelitian ini adalah pada metode menggunakan deskriptif evaluatif, subyek penelitian adalah Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Puskesmas dan petugas yang tekait dengan limbah klinis tajam dan obyek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan limbah kilnis tajam Puskesmas menggunakan sistem terpadu dikordinir oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Pelaksanaan pengelolaan limbah klinis belum menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dibakukan, limbah ditampung dalam safety box sebelum dimusnahkan menggunakan incenerator di RSUD Kota Yogyakarta. Belum terbentuk SMK3 pelayanan kesehatan Puskesmas, belum ada pencatatan dan pelaporan tentang pengelolaan limbah klinis tajam dan kecelakaan oleh limbah klinis tajam. Dari 221 responden petugas medis dan paramedis yang melayani pasien sebesar 37,1 % melakukan recapping jarum suntik, 53,8 % selalu meggunakan APD dan 73, 6 % memanfaatkan safety box sesuai peruntukannya. Angka kecelakaan limbah klinis tajam dalam satu tahun dialami oleh 17,20 % petugas yang melayani pasien, 11,11 % oleh petugas pengumpul limbah serta kesimpulannya pengelolaan limbah klinis tajam Puskesmas di Kota Yogyakarta belum memenuhi kaidah pengelolaan limbah layanan kesehatan yang aman. 2. Wilis (2012) meneliti tentang Evaluasi Pengelolaan Limbah Medis Layanan Kesehatan Puskesamas di Kabupaten Kulonprogo. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan evaluasi manajemen sistem pengelolaan limbah berdasarkan regulasi, pembiayaan, sumber daya manusia, sarana prasarana dan organisasi. Persamaan penelitian adalah pengelolaan limbah Puskesmas sedangkan perbedaan pada lokasi penelitian, desain penelitian menggunakan pendekatan analisis deskriptif evaluasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan, ditinjau dari segi ketenagaan tenaga pengelola yang berada di Puskesmas sudah memenuhi minimal klasifikasi pendidikan yang disyaratkan kesehatan ditinjau dari organisasi, koordinasi dan kerjasama telah dilakukan dengan 7
8 pemerintah baik swasta. Pada kegiatan pemilahan, pewadahan, pengangkutan, pengolahan limbah medis di Kabupaten Kulon Progo secara umum telah dilakukan dan sesuai dengan standar. Ditinjau dari cakupan pelayanan, pelayanan pengolahan limbah medis di Kabupaten Kulon Progo sudah menjangkau seluruh Puskesmas namun output pengelolaan limbah medis tidak dapat diukur dari jumlah limbah yang ditangani, kapasitas pelayanan, jumlah limbah yang dimusnahkan tetapi minimalisasi limbah dari sumber dan ditinjau dari kepuasan stake holder pengelolaan sampah sudah baik namun perlu terus ditingkatkan. 3. Ulfah, Maria (2015) meneliti tentang Evaluasi Pengelolaan Limbah Cair di Rumah Sakit UGM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan limbah cair berdasarkan kelembagaan, SDM serta mengukur kualitas limbah cair berdasarkan ph, suhu, BOD, COD, amonia bebas, TSS, TDS, fosfat, MPN Coliform. Persamaan penelitian ini adalah pengelolaan limbah medis sedangkan perbedaan nya pada subyek, lokasi penelitian dan kegiatan penelitian. 4. Palupi, Esti (2016), meneliti tentang Evaluasi Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pengelolaan Limbah Medis Padat di RSUD Kota Yogyakarta. Tujuan penelitian adalah untuk Untuk mengevaluasi penerapan manajemen K3 yang diterapkan pada petugas pengelola limbah medis padat di RSUD Kota Yogyakarta meliputi komponen input, proses, output. Persamaan dari penelitian ini adalah pada jenis penelitian kualitatif dengan studi kasus, serta variabel penelitian yang memuat input, proses dan pada out put yang ingin dicapai berbeda antara penerapan dan cakupan limbah medis. Perbedaan penelitian adalah terletak pada subjek penelitian yaitu petugas K3 dan objek penelitian nya berbeda antara rumah sakit dan Puskesmas. 5. Sudewi, Sri (2013) meneliti tentang Pemanfaatan Incenerator Untuk Limbah Medis Puskesmas di Kabupaten Bantul (Studi Kasus Puskesmas Srandakan). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemanfaatan incenerator Puskesmas di Kabupaten Bantul. Persamaan dari penelitian adalah lokasi penelitian di Puskesmas Wilayah Kabupaten Bantul sedangkan perbedaannya 8
9 adalah pada tujuan penelitian ini mengetahui teknis operasional incenerator Puskesmas Srandakan dan mengetahui sistem pengelolaan limbah hasil pembakaran incenerator Puskesmas serta adanya regulasi dan kebijakan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus, subjek penelitian sebanyak 36 orang, pemilihan menggunakan teknik purpossive sampling. Hasil penelitian menunjukkan proses pengelolaan limbah medis telah sesuai dengan SOP namun pengiriman limbah medis masih sering terkendala dengan waktu dan transportasi serta hasil buangan incenerator juga telah mengakibatkan pencemaran. 9
BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal kehidupan manusia, sampah/limbah belum menjadi suatu masalah tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia kesehatan erat sekali hubungannya dengan masalah lingkungan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat tahun 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan dan upaya pemerintah dalam memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan menghasilkan bermacam-macam buangan limbah yang dapat mempengaruhi kesehatan. Rumah sakit sebagai salah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit mempunyai fungsi dan tugas memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat di sekitarnya, melainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan tempat yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai masa depan dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO (World Health Organisation) tahun 1957 diberikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh, integrasi dari
Lebih terperinciD. Pertanyaan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C.
iii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR SINGKATAN... viii PERNYATAAN... ix KATA PENGANTAR... x ABSTRAK... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber limbah B3 yang harus mendapat perhatian. Limbah B3 yang dikeluarkan dari rumah sakit meliputi limbah infeksius, sisa operasi, sisa suntikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada Pasal 23
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan disegala bidang kehidupan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan, termasuk bidang kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instansi yang paling banyak menghasilkan limbah salah satunya adalah rumah sakit. Limbah yang dihasilkan rumah sakit berupa limbah padat maupun limbah cair, mulai dari
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup manusia, tidak dapat diukur dari sudut pandang ekonomis saja, tapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah sakit berlangsung
Lebih terperinciNo. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL PADA RUANG KELAS III INSTALASI RAWAT INAP TERPADU A DAN RAWAT INAP TERPADU B RUMAH SAKIT UMUM
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Apabila disbanding dengan kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan adalah sebagai salah satu usaha untuk mencapai kesadaran kemampuan akan hidup sehat bagi masyarakat dan mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang semakin kompleks membawa banyak perubahan di berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa ini, bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi 385.000 kejadian luka akibat benda tajam yang terkontaminasi darah pada tenaga kesehatan di rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian dunia saat ini terhadap keberlangsungan bumi dan lingkungan semakin meningkat. Berbagai forum internasional tentang lingkungan terus digelar yang telah menghasilkan
Lebih terperinciMEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER. Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Abstract Public Health Center is one of the institution which produce medical waste.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka akibat jarum suntik dan benda tajam adalah luka yang di sebabkan oleh benda yang telah terkontaminasi cairan tubuh orang lain. Cidera ini kebanyakan terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya persaingan global dan produktifitas ekonomi, manusia dituntut untuk terus berkarya dan meningkatkan potensinya. Setiap pekerja memiliki hak untuk
Lebih terperinciPengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%)
Formulir Observasi Check List Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua Tahun 2014 No Item Ya Tidak Skor (%) Penampungan dan pemilahan 1 Wadah limbah medis dan limbah non medis
Lebih terperinciISNANIAR BP PEMBIMBING I:
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR MANUSIA, LINGKUNGAN, MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PENYAKIT DAN KECELAKAAN KERJA PADA PERAWATDI RAWAT INAP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TESIS OLEH: ISNANIAR BP.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari kemungkinan untuk mengalami kecelakan dalam pekerjaannya. Perilaku dan kesadaran yang baik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia Rumah Sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA KELOLA HIJAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu unit yang mencakup berbagai kegiatan kompleks didalamnya, antara lain pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, layanan medik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit (RS) merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5) issue penting yang terkait dengan keselamatan (safety) rumah sakit,
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON A. PENDAHULUAN Health care Associated Infections (HAIs) merupakan komplikasi yang paling sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien dan pengunjung) serta kegiatan pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi di rumah sakit merupakan masalah yang cukup besar pada pelayanan kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi melalui tenaga medis professional yang teroganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu tempat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama untuk masyarakat yang sedang sakit. Tujuan utama rumah sakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia tentang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP-110809001-LMB-01 00 `10 November 2014 1 DARI 5 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Dibuat Oleh : Petugas Limbah/Kesling Disetujui Oleh : Kepala Puskesmas ( Iskimi,Amkl ) NIP.19631025 199103 1 009 ( dr.h.t.fadhly
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya pencegahan infeksi
Lebih terperincikantong plastik berbeda warna dan diberi label, kemudian safety box, troli.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Komponen Input Ada 4 variabel penelitian dalam Komponen Input terkait pengelolaan limbah medis a. Kebijakan Rumah sakit telah memili SOP sedangankan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Petugas kesehatan yang paling sering berinteraksi dan paling lama kontak dengan pasien dalam memberikan asuhan salah satunya adalah perawat (Nursalam, 2011). Perawat
Lebih terperincipromotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif (pembinaan
Lebih terperinciProsedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan
SOP PENGELOLAAN LIMBAH No : CSU/STI/05 Tanggal pembuatan : 10 FebruarI 2007 Tanggal peninjauan kembali : 10 FebruarI 2008 TUJUAN : Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat banyak aktivitas yang tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah sebagai fasilitator dan pengatur undang undang saat ini memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan kesejahteraan pekerja termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini tidak hanya berkaitan dengan rumah sakit sebagai tempat pelayanan medis namun juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan rumah sakit adalah lingkungan yang mengandung berbagai dampak negatif terhadap semua komponen yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan yang mana dampak
Lebih terperinciAUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)
KMA 43026 AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2) Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Contoh Audit Lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat
Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Universal precaution (kewaspadaan standar) merupakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang. Seperti halnya di Indonesia, penyakit infeksi masih merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat di lingkungannya. Kesehatan dan keselamatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pecegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pembangunan di lakukan pemerintah dewasa ini tidak hanya meliputi satu bidang saja, tetapi meliputi berbagai bidang termasuk bidang kesehatan.salah satu upaya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksi maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perawat profesional dalam melaksanakan peran dan fungsinya sehari hari, selalu beresiko tertular terhadap berbagai penyakit. Penularan penyakit dapat terjadi secara kontak
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA
GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA Desi Juliannur, Sunarsieh dan Aryanto Purnomo Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan ini dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Banyak sekali pembangunan-pembangunan yang masih dilakukan di negara ini. Salah satunya adalah pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari perawat selalu berinteraksi dengan pasien dan bahaya-bahaya di rumah sakit, hal tersebut membuat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN 2012
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN Aulia Andarnita Mahasiswa S Kesehatan Masyarakat U budiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus HIV/AIDS bermunculan semakin banyak dan menyebar ke berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia, dilaporkan bahwa epidemi HIV dan AIDS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciUPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION
UPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION Yanti Martina Waruwu 1, Haryo Santoso 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi dokter gigi tidak terlepas dari kemungkinan untuk berkontak secara langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien. Penyebaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sebuah industri jasa yang mempunyai beragam masalah ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja di rumah
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENATALAKSANAAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUP SANGLAH DENPASAR
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENATALAKSANAAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUP SANGLAH DENPASAR Oleh : NI LUH KOMPIANG ARIANI Nim. 1202115018 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT UMUM (DAERAH LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMANTAHUN
ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT UMUM (DAERAH LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMANTAHUN 2016) Oleh: INDANG DEWATA Pusat Penelitian Kependudukan, Lingkngan Hidup dan Kebencanaan Unicersitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan, bahwa kesehatan menyangkut semua segi kehidupan yang ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas dan kompleks dan juga merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan pada hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau nekrosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004). Sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan sarana kesehatan yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3)
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) 1. Pendahuluan Rumah sakit dengan berbagai kegiatannya menghasilkan limbah yang saat ini mulai disadari dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional, pusat terapi dan diagnosis yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan
Lebih terperincinosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai penyakit diantaranya adalah penyakit infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat. Masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan organisasi yang semakin luas berdampak pada peningkatan efektivitas dan efisiensi pelayanan yang akan diberikan. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinci