ALASAN MASYARAKAT TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI NAGARI SIGUNTUR MUDA KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALASAN MASYARAKAT TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI NAGARI SIGUNTUR MUDA KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL"

Transkripsi

1 1 ALASAN MASYARAKAT TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI NAGARI SIGUNTUR MUDA KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL PUTRI WAHYUNI NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

2 2

3 1 The reason people do not follow the program BPJS in Nagari Siguntur Muda District of koto X1 Tarusan Coastal District south. thesis, sociology education (STKIP) PGRI West Sumatera, Padang, Oleh : Putri Wahyunii 1 NildaElfemi 2 Yanti Sri Wahyuni 3 *The Sosiology education student of STKIP PGRI west Sumatera **The Sosiology staff of sosiology education of STKIP PGRI west Sumatera ABSTRACT This research program background by BPJS collect fees per month Nagari Siguntur Young people who participate very little BPJS program with a number of 6%. only 207 people have BPJS. The purpose of this study was to describe the reason people do not follow the program BPJS in Nagarian Siguntur Muda District of Koto XI Tarusan South Coastal District. The theory used is the theory of phenomenology by Alfred Schutz, After the data were analyzed by collecting data, data reduction, data presentation, and draw conclusions. The results of this study revealed that the reason people do not follow the program BPJS in Nagari Siguntur Young diantarnya: 1. Not having the money to pay iyuran BPJS, 2. low public knowledge about BPJS, 3. Having KIS card. Keywords: People and Programs BPJS 1 Mahasiswa Program StudiPendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Pembimbing I, staf pengajar Prodi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Pembimbing II, staf pengajar Prodi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

4 2 PENDAHULUAN Pada masa ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat. Semua aspek kehidupan juga tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Masyarakat dapat menikmati semua fasilitas kehidupan yang ada karena semua fasilitas yang disediakan jauh lebih baik dari tahun ke tahun. Dalam bidang kesehatan misalnya, telah banyak tersedia berbagai pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan bertujuan agar masyarakat mendapat jaminan kesehatan. Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Untuk menjamin kesehatan masyarakat pemerintah telah berupaya melaksanakan berbagai program kesehatan diantara yaitu JPS, JAMKESMAS, dan BPJS (Putri, 2014:1) Program JPS (Jaringan pengaman sosial) berdiri dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi di Indonesia tahun Tujuan didirikan JPS yaitu untuk membantu masyarakat mengatasi masalah-masalah ekonomi karena saat itu Indonesia mengalami krisis ekonomi yang membuat perekonomian masyarakat Indonesia terpuruk. Jadi banyak timbul masalah-masalah ekonomi, pengangguran, kelaparan dan kesehatan. Untuk menanggulangi semua masalah tersebut pemerintah memberikan dana sebesar 17.9 Triliun rupiah kepada masyarakat miskin melalui program JPS agar masyarakat bisa mandiri dan terbebas dari permasalahan ekonomi. Namun pemberian JPS tidak efektif karena dana yang diberikan tidak tepat sasaran. Banyak penyelewangan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu sehingga dana tidak tersalurkan dan masalah kemiskinan dan kesehatan tidak dapat diselesaikan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) mengakui, sebesar 8 triliun dari Rp. 17,9 triliun dana JPS pada tahun anggaran 1998/1999 telah salah alamat atau menyimpang dari tujuan semula. Dana JPS yang salah alamatitu disebabkan pada awalnya ada interpretasi yang berbeda mengenai definisi JPS, sehingga banyak departemen yang seharusnya tidak mendapat dana JPS ikut mengajukan proposal.hanya Rp. 9 triliun saja yang berhasil disalurkan Sementara itu lebih dari Rp. 8 triliun sisanya salah alamat (Rijal dalam Kompas, 23 April1999) Setelah program JPS dinilai tidak efektif pemerintah mendirikan Program Jamkesmas. Program Jamkesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang diperuntukkan bagi kaum miskin. Peserta Jamkesmas tidak perlu membayar cicilan perbulan karena biaya kesehatan tersebut ditanggung oleh pemerintah. Penyelenggaraan Jaminan kesehatan dicanangkan pertama kali oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang diamanatkan oleh konstitusi untuk memberi perlindungan kepada seluruh warga negara. Pada tahap awal penyelenggaraannya, jaminan kesehatan diselenggarakan melalui program jaminan kesehatan dengan nama jaminan kesehatan masyarakat miskin (Askeskin) dan dikelola oleh BUMN, yaitu PT. Askes. Dalam perkembangannya, program ini berubah nama menjadi program jaminan kesehatan masyarakat atau Jamkesmas, dengan menargetkan masyarakat miskin dan hampir miskin sebagai penerima pelayanan kesehatan. Untuk menjalankan program Jamkesmas, melalui Undang-undang nomor 32 tahun 2004 pemerintah daerah memformulasikan skema jaminan sosial tersendiri, pemerintah daerah menyelenggarakan program jaminan kesehatan untuk masyarakat di daerahnya. Peraturan ini menjadi pijakan dasar pemerintah daerah dalam menyelenggarakan berbagai skema jaminan kesehatan di tingkat lokal. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir, telah banyak skema jaminan kesehatan yang lahir dan diterapkan di beberapa provinsi dan kabupaten dan kota di Indonesia. Namun program jamkesmas juga tidak efisien dalam menanggulangi masalah kesehatan. Hal tersebut disebab oleh pemberian kartu jamkesmas yang tidak merata. Di beberapa daerah. Pemberian kartu jamkesmas tidak

5 3 tepat sasaran. Warga miskin seharusnya mendapatkan kartu jamkesmas namun masyarakat yang memiliki penghasilan tetap juga mendapatkan kartu Jamkesmas (dwicaksono, 2012:1). BPJS berdiri pada tanggal 1 Januari Pendirian program BPJS dilatarbelakangi oleh banyaknya masyarakat yang tidak mendapat pelayanan kesehatan yang seharusnya mereka dapatkan. Tujuan didirikan BPJS yaitu agar pelayanan kesehatan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarkat karena pada program jamkesmas pelayanan kesehatan tidak merata. Hal tersebut membuat program jamkesmas dialihkan ke BPJS. Jika masyarakat mengikuti program BPJS maka masyarakat tidak perlu memikirkan biaya kesehatan mereka karena pemerintah telah menyediakan layanan kesehatan yang melayani semua lapisan masyarakat. Menurut Undang-Undang No 24 Tahun 2011 BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS menurut UU SJSN adalah transformasi dari badan penyelenggara jaminan sosial yang sekarang telah berjalan dan membentuk badan penyelenggara baru sesuai dengan dinamika perkembangan jaminan sosial. Program BPJS ditujukan bagi semua lapisan masyarakat. Masyarakat bisa memperoleh layanan kesehatan yang baik dan memperoleh obat-obatan yang berkualitas. Jika mengikuti BPJS masyarakat memperoleh haknya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan (putri, 2014:9) Program BPJS di Nagari Siguntur Muda sudah ada sejak tahun Namun tidak banyak masyarakat yang memanfaatkannya. Padahal Walinagari melalui bidan-bidan desa dan didampingi oleh kader-kader kesehatan telah memberitahukan kepada masyarakat tentang program BPJS. Kenagarian Siguntur Muda BPJS diinformasikan langsung kepada masyarakat. bidan-bidan desa bersama kader-kader kesehatan yang ada di puskesmas pembantu turun langusng ke tengah-tengah masyarakat untuk memberi penyuluhan. Mereka diberikan informasi mengenai tata cara pendaftaran, cara mempergunakan BPJS dan manfaat yang diperoleh bila memakai BPJS. Selain itu bidan-bidan desa juga memberikan informasi kepada masyarakat yang berobat ke puskesmas mengenai pelaksanaan BPJS. Hal itu berarti bahwa penyuluhan mengenai BPJS di Nagari Siguntur Muda dilakukan dengan cara menemui masyarakat secara langsung. Nagari Siguntur Muda program BPJS tidak begitu dikenal masyarakat. Ketertarikan masyarakat pada program BPJS sangat rendah. Mereka masih banyak berobat secara umum di puskesmas dan poskesri. Berdasarkan catatan yang ada di Puskesmas dan Poskesri di Kenagarian Siguntur Muda tahun 2015 menunjukan bahwa masyarakat untuk mengikuti program BPJS sangat rendah. Alasan masyarakat tidak mau mengikuti BPJS disebabkan oleh faktor ekonomi. Masyarakat nagari Siguntur Muda banyak yang bekerja sebagai buruh tani gambir. Mereka tidak mampu membayar iyuran BPJS karena penghasilan mereka juga tergantung hasil pertanian. Hal tersebut menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk tidak mengikuti BPJS, mengingat BPJS merupakan program kesehatan yang memungut iuran perbulan sehingga masyarakat merasa terbebani. Masyarakat yang hidup sebagai petani merasa bahwa mengikuti BPJS akan menambah biaya pengeluaran. Sedangkan pendapatan mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemerintah Nagari Siguntur menargetkan 70% masyarakat memakai BPJS maka seharusnya sekitar 2389 orang menggunakan layanan BPJS namun harapan itu masih jauh dari yang ditargetkan. Masyarakat memiliki kartu BPJS hanya sekitar 6 % saja yaitu 207 orang. jadi penggunaan BPJS di Nagari Siguntur Muda sangat rendah. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian mengenai alasan masyarakat tidak mengikuti program BPJS di nagari Siguntur Muda kecamatan Koto XI Tarusan.

6 4 METODOLOGI Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian ini mengunakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena metode kualitatif mempelajari data di lingkungan secara alamiah dan mengutamakan teknik observasi dan wawancara serta dokumen. Menurut Moleong (2010:6) Penelitian kualitatif penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lainlain, secara holistik, dan dengan cara deskriftif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang dialamiah dan dengan dimaanfaatkan berbagai metode alamiah. Alasan penulis memilih pendekatan kualitatif dianggap mampu menjelaskan masalah penelitian yang telah diteliti secara mendalam. Analisis data adalah proses yang sistematis untuk menentukan bagian-bagian dan saling keterkaitan antara bagian-bagian keseluruhan data yang telah dikumpulkan untuk menghasilkan klasifikasi. Analisis data kualitatif adalah pengumpulan data, mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2013:246). Dalam analisis data ini diharapkan akan didapatkan alasan masyarakat tidak mengikuti program BPJS di Nagari Siguntur Muda Kecamatan koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan yang diawali dengan proses penelitian sampai kepada pembuatan laporan penelitian. Analisis data dalam penelitian ini digunakan model analisis data dari Miles dan Huberman. Dengan mengunakan beberapa langkah yaitu langkah pertama dimulai dari Reduksi data, setelah data selesai di reduksi maka langkah selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel atau pun diagram dan lain-lain, setelah semua langkah selesai dilakukan maka langkah selanjut adalah kesimpulan dari keseluruhan data sehingga dapat menjawab tujuan dari penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Proses Sosialisasi BPJS di Nagari Siguntur Muda Proses sosialisasi BPJS di Nagari Siguntur Muda kurang maksimal. Hal tersebut disebabkan karena saat sosialisasi dilakukan tidak menggunakan brosur atau spanduk selain itu masyarakat di nagari Siguntur Muda pada siang hari juga tidak berada di rumah. Mereka rata-rata pada umumnya pada siang hari pergi bekerja ke ladang karena mata pencarian masyarakat di nagari Siguntur Muda adalah buruh tani gambir (tukang kampo). Sehingga proses sosialisasi dinilai kurang maksimal. sosialisasi kurang maksimal karena masyarakat di Nagari Siguntur Muda pada siang hari banyak yang sedang berada di ladang. 2. pelayanan BPJS di Nagari Siguntur Muda Pelayanan BPJS yang dilakukan oleh bidan-bidan serta kader kesehatan kepada masyarakat sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat saat para bidan melayani peserta BPJS di puskemas. Bidan melayani masyarakat 24 empat jam. Sebenarnya puskesmas di nagari Siguntur Muda hanya beroperasi sejak pukul wib sampai pukul wib. Namun jika ada masalah darurat yang membutuhkan pertolongan segera. Maka bidan berupaya melayani masyarakat. Selain itu mereka bersedia dipanggil ke rumah jika ada masyarakat yang tidak kuat datang ke puskesmas. 3. Rekrut Peserta BPJS Di Nagari Siguntur Muda Perekrutan peserta BPJSdi Nagari Siguntur Muda dilakukan oleh bidan dan kader kesehatan dengan cara mengunjungi rumah warga kemudian menawarkan program BPJS bagi warga yang tidak memiliki kartu kesehatan. menurut masyarakat program BPJS bukanlah program kesehatan yang menjamin kesehatan masyarakat secara gratis karena setiap bulan masyarakat harus membayar iyuran BPJS.

7 5 Perekrutan peserta BPJS dilakukan dengan cara mendata masyarakat yang tidak memiliki kartu kesehatan. Masing-masing bidan mendata masyarakat yang ada di nagari Siguntur Muda sesuai dengan area yang telah ditugaskan dalam unit kerja para bidan dan kader. Bidan-bidan tersebut mendata penduduk yang tidak memiliki BPJS kemudian mengajak mereka untuk bergabung. Sebelumnya bidan dan kader kesehatan terlebih dahulu menjelaskan hal-hal yang terkait dengan BPJS. Sebelum menawarkan program BPJS kepada masyarakat. 4. Alasan Masyarakat Tidak Mau Mengikuti Program BPJS Program BPJS di nagari Siguntur Muda tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah nagari. Masyarakat cenderung tidak mau mengikuti BPJS. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan masyarakat tidak mau mengikuti BPJS yaitu: a. Masyarakat Tidak Mempunyai uang untuk Membayar Iyuran BPJS Uang merupakan salah satu alasan yang masuk akal bagi masyarakat dalam hal mengikuti program layanan kesehatan. Berdasarkan Observasi yang dilakukan pada 20 Mei 2016, dilihat dari rumahnya lantai rumahnya masih papan, dinding rumahnya ditutupi pakai triplek dan juga tidak mempunyai kendaraan. Jika dia sakit tidak terlalau parah maka dia berobat hanya di puskesmas atau di poskesri, Masyarakat pada umumnya hanya bekerja sebagai buruh tani gambir hanya memiliki penghasilan 300 sampai 400 ribu rupiah seminggu itupun termasuk semuanya tanggunggan kebutuhan sehari-hari dan juga biaya sekolah anak serta biaya listrik. Pengeluaran masyarakat Nagari siguntur muda sebanyak 50 ribu rupiah sehari jika biaya sebanyak itu tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari nya maka para ibu rumah tangga berhutang kewarung tempat dia belanja jadi dengan penghasilan yang sebanyak itu masyarakat tidak mau untuk mengikuti program BPJS. Apabila ditinjau dari teori fenomenologi Alfred Schutz bahwa because motif motif alasan terkait dengan pengalaman, masa lalu seseorang. terlihat pada alasan masyarakat tidak memiliki uang untuk membayar iyuran BPJS karena mereka menganggap uang yang mereka miliki di gunakan untuk keperluan kebutuhan seharihari nya dan juga untuk biaya sekolah anaknya serta biaya listrik, ketimbang membayar iyuran BPJS hal ini di dapat dari pengalaman mereka dalam mempergunakan uang untuk kebutuhan yang lebih utama. b. Pengetahuan Masyarakat Yang Masih Rendah Tentang BPJS Di nagari Siguntur Muda banyak masyarakat yang tidak mengetahui informasi mengenai BPJS karena data yang didapat dari kantor wali nagari banyak masyarakat yang tidak sekolah. Tingkat pendidikan masyarakat di Nagari Siguntur muda hanya pada tingkat SMP yang paling tinggi, Informasi BPJS yang disampaikan oleh kader-kader kesehatan seperti pelaksanaannya, tata cara pendaftarannya, maupun biaya dan manfaatnya. Namun masih banyak juga masyarakat yang bingung cara mendaftar program BPJS, Hal tersebut disebabkan oleh proses sosialisasi yang tidak maksimal contohnya dalam hal penyampaian informasi. Banyak masyarakat yang tidak mendapat informasi. Penyebaran informasi tidak merata dan tidak menjangkau semua masyarakat yang ada di nagari Siguntur Muda.Hal tersebut disebabkan karena saat sosialisasi dilakukan banyak warga yang sedang tidak berada di rumah. Selain itu proses sosialisasi dilakukan tanpa brosur sehingga masyarakat susah dan bingung untuk memahami cara pendaftarannya. Pembayaran BPJS juga jauh dari tempat tinggal masyarakat sehingga masyarakat tidak mau untuk mengikuti program BPJS. berdasarkan Alasan masyarakat tidak mengikuti program BPJS menggunakan teori fenomenologi menurut Alfred Schutz tindakan manusia ditentukan oleh makna yang dipahami tentang sesuatu yang disebut motif, dimana mereka dalam melakukan tindakan mempunyai suatu alasan tertentu, Berdasarkan permasalahan teori yang digunakan lebih mengacu kepada because

8 6 motive yang berarti motivasi yang melalui pengalaman dan masa lalu individu sebagai anggota masyarakat. Di mana masyarakat siguntur ini tidak mau mengikuti program BPJS karena masyarakat yang tidak tahu cara pendaftarannya. Jika dikaitkan dengan teori yang digunakan because motive terkait dengan pengalaman atau masa lalu seseorang ini terlihat pada ketidaketahuan masyarakat dalam cara pendftaran BPJS artinya mereka memperoleh hal tersebut dari pembicaraanpembicaran orang-orang sekeliling bahwa pendaftaran PBJS sangan berbelit-belit dan mamakai waktu yang lama yang membuat masyarakat menganggap bahwa cara pendaftaran BPJS sangan berbelit-belit sehingga masyarakat menganggap cara pendaftaran sangat sulit dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang BPJS yang membuat masyarakat tidak tahu tata cara pendaftar BPJS. Hal itu diperoleh dari apa yang masyarakat rasakan dan lalui bahwa dari pembicaraan orang lain tentang BPJS cara pendaftaran yang berbelit-belit membuat masyarakat tidak tahu tata cara pendataftaran PBJS. dan pengetahuan yang rendah dia menggangap prosedur BPJS ini berbelit-belit dan banyak syarat-syarat yang harus di penuhi sehingga masyarakat binggung untuk cara mendaftar BPJS ini. c. Memiliki Kartu KIS ( Kartu Indonesia Sehat) Program BPJS masuk ke Siguntur Muda tahun Sebelum itu telah ada pula program jamkesmas dan askes. namun sekarang program jamkesmas digantikan oleh program KIS (kartu Indonesia sehat). Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan 21 Februari 2016 Kader kesehatan memberikan kartu kis (kartu Indonesia sehat) kepada masyarakat yang telah mendapatkan kartu jamkesmas. Kartu KIS berbeda dengan BPJS sebab kartu KIS tidak perlu membayar tiap bulan. Lain halnya dengan BPJS, BPJS mengharuskan membayarkan iyuran perbulan selama seumur hidup. Dan pelayanan kartu KIS dengan BPJS mandiri tetap sama pelayanannya tanpa harus membedakan mana yang dari pemerintah dan mana yang BPJS mandiri. Dengan pelayanan yang sama dilakukan oleh orang kesehatan masyarakat merasa nyaman dan senang dengan kartu yang mereka punya. Apabila ditinjau dari teori fenomenologi Alfred Schutz bahwa In order motive yang berarti motivasi yang tumbuh dan timbul karena melihat adanya nilai-nilai terhadap tindakan untuk jangkauan masa depan. Di mana masyarakat siguntur ini tidak mau mengikuti program BPJS karena sudah memiliki kartu kesehatan yang lain. jadi dengan memiliki kartu kesehatan yang lain masyarakat sudah memiliki kedepannya tanpa harus memikirkan biaya berobat. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan masyarakat tidak mau mengikuti BPJS di kenagarian Siguntur Muda disebabkan oleh beberapa faktor yaitu Tidak punya uang untuk mengikuti program BPJS. Masyarakat mengatakan tidak punya uang karena mereka hanya bekerja sebagai buruh tani gambir dengan penghasilan yang rendah sebanyak Rp seminggu Sehingga mereka merasa tidak mampu untuk membayar BPJS. Selain itu, pengetahuan masyarakat juga tergolong masih rendah mengenai BPJS. Masyarakat banyak yang tidak mengetahui tata cara pendaftaran BPJS, meskipun sosialisasi sudah dilakkan.faktor lain yang menjadi alasan bagi masyarakat tidak mau mengikuti BPJS yaitu masyarakat memiliki kartu kesehatan yang lain seperti kartu Jamkesmas yang sekarang namanya diganti menjadi kartu KIS (kartu indonesia sehat).

9 7 SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan sebagai berikut:. 1. Bagi kader-kader kesehatan supaya lebih giat lagi memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan memperhatikan waktu yang tepat dalam melakukan sosialisasi. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian yang lebih luas sehingga hasil penelitian dapat digeneralisir dengan informasi yang lebih lengkap. 3. Masyarakat agar mencari informasi di tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, puskesri atau kantor walinagari setempat dan tidak menggunakan kartu kesehatan orang lain. DAFTAR PUSTAKA Dwicaksono, Adenantera Jamkesmas Dan Jaminan Kesehatan Daerah. Bandung: Perkumpulan Inisiatif. Putri, Eka Asih Paham BPJS: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Jakarta: CV Komunitas Pejaten Mediatama. Rijal Penerima JPS Tidak Tepat Sasaran. Jurnal Vol 9 no 11 Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugioyono Metode penelitian kuantitatif kualitatif dn R&D, Bandung: Alfabeta.

10 8 8

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida** 1 2 ABSTRACT Social Economic of Communities around Lubuk Larangan Jorong Sungai Tanuak Kenagarian Barung Barung Belantai Tengah Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

Lebih terperinci

JURNAL KORI HARTATI NIM

JURNAL KORI HARTATI NIM FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE TINGKAT SMP DI KAMPUNG SUNGAI SALAK NAGARI KOTO RAWANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KELUARGA MAMPU MENERIMA BANTUAN RASKIN (BERAS MISKIN) DI JORONG KAMBANG HARAPAN NAGARI KAMBANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

FAKTOR PENYEBAB KELUARGA MAMPU MENERIMA BANTUAN RASKIN (BERAS MISKIN) DI JORONG KAMBANG HARAPAN NAGARI KAMBANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL FAKTOR PENYEBAB KELUARGA MAMPU MENERIMA BANTUAN RASKIN (BERAS MISKIN) DI JORONG KAMBANG HARAPAN NAGARI KAMBANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL DELVA SESRIANI NPM. 10070047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District)

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) Mega Nelvia Sari 1 Drs Wahidul Basri, M.Pd 2 Faishal Yasin, S.Sos 3 Program Studi

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN BALONGPANGGANG KABUPATEN GRESIK

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN BALONGPANGGANG KABUPATEN GRESIK PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN BALONGPANGGANG KABUPATEN GRESIK Suhartono Prodi PPKn,FKIP,Universitas PGRI Adi Buana Surabaya tonounipa@gmail.com

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PERJUDIAN PADA MALAM PESTA PERKAWINAN (STUDI KASUS DI KENAGARIAN KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

FAKTOR PENYEBAB PERJUDIAN PADA MALAM PESTA PERKAWINAN (STUDI KASUS DI KENAGARIAN KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN FAKTOR PENYEBAB PERJUDIAN PADA MALAM PESTA PERKAWINAN (STUDI KASUS DI KENAGARIAN KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL DERI KURNIAWAN NPM: 11070067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 9 PADANG

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 9 PADANG POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 9 PADANG Oleh: Robi Syahputra * Asmaiwati Arief ** Ahmad Zaini ** *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Mahasiswa Bimbingan dan

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM

SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM. 12070113 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA Putria Carolina*, Ady Fraditha**, Ika Paskaria*** Sekolah

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Fauzil Husnah Mahasiswa Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. (Persero) dalam konteks nasional dengan berlandaskan teori terkait, sehingga

III. METODE PENELITIAN. (Persero) dalam konteks nasional dengan berlandaskan teori terkait, sehingga 45 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena yang terjadi di dalam tubuh BUMN yaitu PT. PLN (Persero) dengan mendeskripsikan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada pasal 28 H, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak hidup

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia, padapasal 25 Ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO 1948), menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO 1948), menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak-hak dasar manusia yang harus dipenuhi, baik yang memiliki status sosial tinggi maupun yang status sosialnya rendah. Konstitusi Organisasi Kesehatan

Lebih terperinci

ALASAN ANAK BEKERJA SEBAGAI NELAYAN DI NAGARI SUNGAI TUNU BARAT KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

ALASAN ANAK BEKERJA SEBAGAI NELAYAN DI NAGARI SUNGAI TUNU BARAT KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ALASAN ANAK BEKERJA SEBAGAI NELAYAN DI NAGARI SUNGAI TUNU BARAT KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL MERI ANDINI NPM: 12070197 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL

FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara tentang kesejahteraan sosial sudah pasti berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan,

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MENGGUNAKAN AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MENGGUNAKAN AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MENGGUNAKAN AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Randy Zalni Indra 1, Nefilinda 2, Nila Afryansih 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT)

STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT) STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT) Cici Rahma Sari 1, Elvawati 2, Dian Kurnia Anggreta 3 Program

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL YULIZA ANGGRAINI NPM. 10070051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT 1 INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Rahmat Hidayat 1, Isnaini 2, Yenita Yatim 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS ) DI KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS ) DI KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS ) DI KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN Artikel HULIMAN 0910013311038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya)

MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya) MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya) ARTIKEL ILMIAH MESI ARYANI 10070007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERAN PEREMPUAN TUKANG OJEK PADI

PERAN PEREMPUAN TUKANG OJEK PADI 1 PERAN PEREMPUAN TUKANG OJEK PADI DALAM MEMPERTAHANKAN FUNGSI KELUARGA (Studi Kasus : di Jorong Batu Basa Nagari Batu Basa Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar) ARTIKEL Oleh: NILA SARI 12070117 PRODI

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena, tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN

CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN Widia Prestika 1, Ridwan Ahmad 2, Ade Irma Suryani 2 Widia Prestika ( NPM:10030209),

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Persepsi Masyarakat tentang perusahaan air minum daerah (PDAM)

ABSTRAK. Kata Kunci: Persepsi Masyarakat tentang perusahaan air minum daerah (PDAM) ABSTRAK Zulvia Rozes (00009) : Persepsi Masyarakat tentang perusahaan air minum daerah (PDAM) di Nagari Kapelgam Koto Berapak Kecmatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu:

Lebih terperinci

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak untuk memiliki tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang memadai merupakan hak asasi manusia yang tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948.

Lebih terperinci

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI JAMINAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT MISKIN DI KOTA SURAKARTA (Studi Kasus di Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan Kota Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK DALAM TEKS BERITA MELALUI MEMBACA SKIMMING SISWA KELAS VIII MTSN TALAOK KECAMATAN BAYANG PESISIR SELATAN JURNAL

KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK DALAM TEKS BERITA MELALUI MEMBACA SKIMMING SISWA KELAS VIII MTSN TALAOK KECAMATAN BAYANG PESISIR SELATAN JURNAL KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK DALAM TEKS BERITA MELALUI MEMBACA SKIMMING SISWA KELAS VIII MTSN TALAOK KECAMATAN BAYANG PESISIR SELATAN JURNAL diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumberdaya dibidang kesehatan

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN BALONGPANGGANG KABUPATEN GRESIK

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN BALONGPANGGANG KABUPATEN GRESIK PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN BALONGPANGGANG KABUPATEN GRESIK Suhartono Prodi PPKn,FKIP,Universitas PGRI Adi Buana Surabaya tonounipa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial Jaminan sosial adalah perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk resiko-resiko

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL SILVIA HAPPY NPM:11060213 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu sektor yang mempunyai peranan besar dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS PENULISAN IKLAN BARIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH LUSI WULAN SARI NPM

ANALISIS PENULISAN IKLAN BARIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH LUSI WULAN SARI NPM ANALISIS PENULISAN IKLAN BARIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH LUSI WULAN SARI NPM 10080115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

MINAT SISWA SMA MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI

MINAT SISWA SMA MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI MINAT SISWA SMA MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI (Studi Kasus: SMAN 2 Kecamatan Koto XI TarusanKabupaten Pesisir Selatan) ARTIKEL YUNI EFRIANTI NPM: 10070059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

Lebih terperinci

PENETAPAN PESERTA BPJS KESEHATAN PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) DI NAGARI SALAREH AIA KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM ARTIKEL

PENETAPAN PESERTA BPJS KESEHATAN PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) DI NAGARI SALAREH AIA KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM ARTIKEL PENETAPAN PESERTA BPJS KESEHATAN PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) DI NAGARI SALAREH AIA KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM ARTIKEL MUTIA RAFITA NPM : 12070227 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Pantai Depok yang letaknya masih satu kompleks dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif menurut Lexy J Moleong adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

II. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan batasan masalah di atas adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pelaksanaan

II. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan batasan masalah di atas adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pelaksanaan I. PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sudah tentu disusun berdasarkan kondisi Indonesia sekarang, cita-cita buat apa negara ini didirikan sebagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN Christina Khaidir 1,Elvia Rahmi 1 christinakhaidir@yahoo.co.id Jurusan

Lebih terperinci

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Oleh: Peninas Saputri Student Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib (mandatory) dan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib (mandatory) dan dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS DAFTAR PUSTAKA SISWA KELAS XI MAN SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL ILMIAH DESRI MAYORA NPM

KEMAMPUAN MENULIS DAFTAR PUSTAKA SISWA KELAS XI MAN SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL ILMIAH DESRI MAYORA NPM KEMAMPUAN MENULIS DAFTAR PUSTAKA SISWA KELAS XI MAN SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL ILMIAH DESRI MAYORA NPM 10080155 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 untuk dapat menciptakan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, berbagai program pembangunan diarahkan

Lebih terperinci

MOTIVASI ORANG TUA PADA PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA BURUH KEBUN SAWIT DI JORONG MUARA PUTUS TIKU V JORONG KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM

MOTIVASI ORANG TUA PADA PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA BURUH KEBUN SAWIT DI JORONG MUARA PUTUS TIKU V JORONG KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM MOTIVASI ORANG TUA PADA PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA BURUH KEBUN SAWIT DI JORONG MUARA PUTUS TIKU V JORONG KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM ARTIKEL RIKA RUBIANTI NPM: 11070267 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By: 1 1 Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan By: Wiza Pitri Yeni* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd. Kons** Septya Suarja, M.Pd ** *Student

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN total penduduk di DKI Jakarta mencapai jiwa 1. Dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN total penduduk di DKI Jakarta mencapai jiwa 1. Dengan jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai ibu kota Negara, DKI Jakarta merupakan pusat Pemerintahan dan perekonomian yang sangat padat penduduknya di negeri ini. Tercatat pada tahun 2011 total penduduk

Lebih terperinci

Studi Kasus tentang Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Warga untuk Masuk SMP Terbuka Wonosobo

Studi Kasus tentang Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Warga untuk Masuk SMP Terbuka Wonosobo Studi Kasus tentang Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Warga untuk Masuk SMP Terbuka Wonosobo Deci Tri Setiyowati, Sriyono, Eko Setyadi Kurniawan Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Pengetahuan Peserta BPJS Terhadap Alur Pelayanan Rawat Jalan Pasien BPJS Di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Periode Januari - Maret 2014

Pengetahuan Peserta BPJS Terhadap Alur Pelayanan Rawat Jalan Pasien BPJS Di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Periode Januari - Maret 2014 Pengetahuan Peserta BPJS Terhadap Alur Pelayanan Rawat Jalan Pasien BPJS Di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Periode Januari - Maret 214 ABSTRACT To determine the level of knowledge of the outpatient

Lebih terperinci

FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL

FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL Oleh: YAN IQBAL NPM. 10070022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam era pembangunan global ini tidak bisa dipisahkan dengan arah pembangunan kesehatan nasional, dimana salah satu strategi yang dikembangkan adalah pembaharuan

Lebih terperinci

KEMUNCULAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

KEMUNCULAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH KEMUNCULAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (Studi: Usaha Kue Karambia Di Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan) ARTIKEL WENI OKTAVIA 12070075 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem jaminan kesehatan di Indonesia mulai berlaku dan dikenal dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun 2004. Program-program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL HERU WIRA PERDANA NPM 12080161 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

E_JURNAL. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi (S1) NURSYAMSI

E_JURNAL. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi (S1) NURSYAMSI PENGARUH KREATIVITAS GURU, PERHATIAN ORANG TUA, FASILITAS SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA KELAS X DI SMKN 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN E_JURNAL Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

STRATEGI PIHAK SEKOLAH DALAM MENCEGAH SISWA MELAKUKAN JUDI KOA (Studi Kasus SMA N 3 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan) ARTIKEL

STRATEGI PIHAK SEKOLAH DALAM MENCEGAH SISWA MELAKUKAN JUDI KOA (Studi Kasus SMA N 3 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan) ARTIKEL STRATEGI PIHAK SEKOLAH DALAM MENCEGAH SISWA MELAKUKAN JUDI KOA (Studi Kasus SMA N 3 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan) ARTIKEL INDRA YALDI NPM: 12070039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BIDAN PRAKTEK MANDIRI TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA TAHUN

FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BIDAN PRAKTEK MANDIRI TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA TAHUN FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BIDAN PRAKTEK MANDIRI TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA TAHUN 2016 Fando Ainur Rifqi *), Eti Rimawati **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

PERSEPSI KELUARGA PENAMBANG EMAS TERHADAP PENDIDIKAN ANAKNYA DI JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG

PERSEPSI KELUARGA PENAMBANG EMAS TERHADAP PENDIDIKAN ANAKNYA DI JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG PERSEPSI KELUARGA PENAMBANG EMAS TERHADAP PENDIDIKAN ANAKNYA DI JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG Dewi Surya Deni 1 Ardi Abbas 2 Yenni Melia 3 Program Studi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ISIAN RUMPANG (GROUP CLOZE) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ISIAN RUMPANG (GROUP CLOZE) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ISIAN RUMPANG (GROUP CLOZE) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA ARTIKEL ILMIAH NURFADILLAH NPM 10080039 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU BK TENTANG KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 5 SOLOK SELATAN. Muldani Iksan

PERSEPSI GURU BK TENTANG KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 5 SOLOK SELATAN. Muldani Iksan PERSEPSI GURU BK TENTANG KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 5 SOLOK SELATAN Muldani Iksan 11060190 Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI West Sumatra ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau merupakan hak bagi

Lebih terperinci

Keywords : Condition, Social Economy, Income, Education, Needs, Casual Worker

Keywords : Condition, Social Economy, Income, Education, Needs, Casual Worker KONDISI SOSIAL EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS DI NAGARI KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Yelly Nopitri 1, Erna Juita 2, Rika Despica 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah SMA Negeri 4 Surakarta, yang beralamatkan di Jalan LU Adi Sucipto No 1, Kecamatan Banjarsari,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi

Lebih terperinci

Analisa Media Edisi Januari 2014

Analisa Media Edisi Januari 2014 Karut Marut BPJS Awal tahun 2014, pemerintah resmi menjalankan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Berlakunya BPJS merupakan implementasi UU No. 24 tahun 2011 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN PENYULUHAN PERILAKU BEROBAT KE PUSKESMAS

LAPORAN PENYULUHAN PERILAKU BEROBAT KE PUSKESMAS LAPORAN PENYULUHAN PERILAKU BEROBAT KE PUSKESMAS Disusun Oleh : Kelompok 3 Anggun Prawidya Putri (110.2008.029) Diki Arma Duha (110.2008.077) Ferawati (110.2008.105) Mahesa Bonang (110.2008.144) Marini

Lebih terperinci

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN. PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Anisa Syaputri *) Fitria Kasih **) Ahmad Zaini **) *) Mahasiswa Bimbingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, tujuan, dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN TALAOK BAYANG PESISIR SELATAN DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI ARTIKEL ILMIA

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN TALAOK BAYANG PESISIR SELATAN DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI ARTIKEL ILMIA KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN TALAOK BAYANG PESISIR SELATAN DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI ARTIKEL ILMIA DESI NOVIANTI NPM 11080029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD 1945 mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain.

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Definisi dari pendekatan penelitian ini adalah penelitian

Lebih terperinci

EKONOMI KELUARGA DAN IMPLEMENTASINYA PADA PROGRAM WAJIB BELAJAR SEMBILAN TAHUN DI DESA KAJENENGAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN TEGAL.

EKONOMI KELUARGA DAN IMPLEMENTASINYA PADA PROGRAM WAJIB BELAJAR SEMBILAN TAHUN DI DESA KAJENENGAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN TEGAL. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DINAMIKA PENDIDIKAN Vol. X No. 2 Desember 2015 Hal.165-171 EKONOMI KELUARGA DAN IMPLEMENTASINYA PADA PROGRAM WAJIB BELAJAR SEMBILAN TAHUN DI DESA KAJENENGAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN

Lebih terperinci

FENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR

FENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR FENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR (Studi Terhadap Penyebab dan Dampak Judi Domino Bagi Pelajar di Nagari Padang Gelugur Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman) ARTIKEL ILMIAH JEFRINALDI NPM:10070009

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN Dalam bab ini akan dijabarkan tentang profil keluarga dampingan termasuk perekonomian keluarga dampingan berupa pendapatan dan pengeluaran keuangan dari keluarga

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Zulni Yelfita Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Background of this research

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik di Indonesia masih sangat rendah. Demikian salah satu kesimpulan Bank Dunia yang dilaporkan dalam World Development Report 2004 dan hasil

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014 berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL

MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SUGESTOPEDIA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SUGESTOPEDIA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN METODE SUGESTOPEDIA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Surat Resmi Berdasarkan Memo Siswa Kelas VIII SMPN 8 Koto XI Tarusan ARTIKEL ILMIAH. Lili Endrayeni NPM

Kemampuan Menulis Surat Resmi Berdasarkan Memo Siswa Kelas VIII SMPN 8 Koto XI Tarusan ARTIKEL ILMIAH. Lili Endrayeni NPM Kemampuan Menulis Surat Resmi Berdasarkan Memo Siswa Kelas VIII SMPN 8 Koto XI Tarusan ARTIKEL ILMIAH Lili Endrayeni NPM 10080196 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan hajat hidup orang banyak itu harus atau

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan hajat hidup orang banyak itu harus atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Negara wajib melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

HAK PEKERJA ATAS JAMINAN SOSIAL PASCA TRANSFORMASI EMPAT LEMBAGA JAMINAN SOSIAL. Oleh : Ida Ayu Putu Widhiantini Desak Putu Dewi Kasih

HAK PEKERJA ATAS JAMINAN SOSIAL PASCA TRANSFORMASI EMPAT LEMBAGA JAMINAN SOSIAL. Oleh : Ida Ayu Putu Widhiantini Desak Putu Dewi Kasih HAK PEKERJA ATAS JAMINAN SOSIAL PASCA TRANSFORMASI EMPAT LEMBAGA JAMINAN SOSIAL Oleh : Ida Ayu Putu Widhiantini Desak Putu Dewi Kasih Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KARTU FLASH

PENGGUNAAN KARTU FLASH PENGGUNAAN KARTU FLASH TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA KELAS X DI SMAN 1 BASA AMPEK BALAI TAPAN PESISIR SELATAN Rita Juliani 1, Yenni Melia, S.Sos,M. Pd

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945, yaitu pasal 28 yang menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945, yaitu pasal 28 yang menyatakan bahwa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prinsip dasar pembangunan kesehatan di Indonesia dirumuskan berdasarkan Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945, yaitu pasal 28 yang menyatakan bahwa kesehatan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci