Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7

8

9 Penulis : Rinson Sitanggang,ST.,MT, , sitanggang_rinson@yahoo.com Penelaah : Nirmala Adi Yoga Pambayun, M. Pd. Copyright 2016 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dantenaga Kependidikan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

10

11

12

13 KATA SAMBUTAN Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kuncikeberhasilanbelajarsiswa. Guru professional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi focus perhatian pemerintah pusa t maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogic dan professional padaakhirtahun Hasil UKG menunjukkan petakekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompok kan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran (blended) tatap muka dengan online. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dantenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dantenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit PelaksanaTeknis di lingkungan DirektoratJenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka dan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Mari kita sukseskan program GP in iuntuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya. Jakarta, Februari 2016 DirekturJenderal Guru dantenagakependidikan Sumarna Surapranata, Ph.D NIP i

14 ii

15 DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... i DAFTAR ISI....iii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Peta Kompetensi... 2 D. Ruang Lingkup... 3 E. Saran Cara Penggunaan Modul... 3 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. KONSEP PENDINGINAN AC... 5 A.Tujuan Pembelajaran peserta diklat dapat :... 5 B. Indikator Pencapian Kompetensi :... 5 C.Uraian Materi... 5 D. Aktivitas Belajar... 8 E. Latihan/Kasus/Tugas... 8 F. Rangkuman... 8 G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut... 9 H.Kunci jawaban... 9 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. NAMA, KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC A. Tujuan Pembelajaran peserta diklat dapat: B. Indikator Pencapian Kompetensi : C.Uraian Materi D.Aktivitas Pembelajaran E.Latihan/Kasus/Tugas iii

16 F. Rangkuman kegiatan belajar G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut H.Kunci Jawaban KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. INSTALASI LISTRIK SISTEM AC A. Tujuan Pembelajaran peserta diklat dapat: B. Indikator Pencapian Kompetensi : C.Uraian Materi D.Aktivitas Pembelajaran E.Latihan/Kasus/Tugas F.Rangkuman G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut H.Kunci Jawaban KEGIATAN PEMBELAJARAN 4. ZAT PENDINGIN / REFRIGERANT A.Tujuan Pembelajaran Peserta diklat dapat: B. Indikator Pencapian Kompetensi : C.Uraian Materi D.Aktivitas Belajar E.Latihan/Kasus/Tugas F.Rangkuman G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut H.Kunci jawaban KEGIATAN PEMBELAJARAN 5. MENDIAGNOSA GANGGUAN PADA SISTEM AC A.Tujuan Pembelajaran Peserta diklat dapat: B. Indikator Pencapian Kompetensi : C.Uraian Materi iv

17 D.Aktivitas Pembelajaran E.Latihan/Kasus/Tugas F.Rangkuman G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut H.Kunci Jawaban KEGIATAN PEMBELAJARAN 6. MEMPERBAIKI SISTEM AC A.Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: B. Indikator Pencapian Kompetensi : C.Uraian Materi: D.Aktivitas Pembelajaran E.Latihan/Kasus/Tugas F.Rangkuman G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut H.Kunci Jawaban KEGIATAN PEMBELAJARAN 7. SISTEM AUDIO VIDIO A.Tujuan Pembelajaran Peserta diklat dapat: B. Indikator Pencapian Kompetensi : C.Uraian Materi D.Aktivitas Pembelajaran E.Latihan/Kasus/Tugas F.Rangkuman G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut H.Kunci Jawaban KEGIATAN PEMBELAJARAN 8. GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS). 106 A.Tujuan Pembelajaran Peserta diklat dapat: B. Indikator Pencapian Kompetensi : C.Uraian Materi D.Aktivitas Belajar E.Latihan/Kasus/Tugas F.Rangkuman v

18 G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut H.Kunci Jawaban EVALUASI PENUTUP DAFTAR PUSTAKA GLOSARIUM vi

19 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1 Sirkulasi Zat pendingin pada sistem AC mobil Gambar 1. 2 Secara sederhana komponen-komponen sistem AC... 7 Gambar 2. 1 Kompresor torak tegak lurus Gambar 2. 2 Cara kerja kompresor torak gerak lurus Gambar 2. 3 Konstruk katup dan dudukannya kompresor torak gerak lurus Gambar 2. 4 Kompresor torak gerak memanjang Gambar 2. 5 Kompresor torak gerak aksial (berlawanan) Gambar 2. 6 Kompresor Torak Gerak Radial Gambar 2. 7 Cara kerja kompresor torak gerak radial Gambar 2. 8 Kompresor rotary Gambar 2. 9 Cara kerja kompresor rotary Gambar Proses perubahan bentuk zat pendingin pada kondensor Gambar a Penempatan kondensor pada kendaraaan Gambar Jenis-jenis konstruksi kondensor Gambar 2.11 b Kondensor dengan kipas pendingin listrik Gambar Filter /Saringan Gambar Konstruksi dan cara kerja kopling magnet Gambar Letak evaporator pada sistem AC mobil Gambar Konstruksi Katup ekspansi bentuk siku dengan katup jarum Gambar Konstruksi katup ekspansi bentuk siku dengan katup bola Gambar Konstruksi katup ekspansi bentuk blok Gambar 3. 1 Kopling magnet dan motor kipas pendingin kondensor Gambar 3. 2 Evaporator Gambar 3. 3 Rangkaian kelistrikan motor blower dan pengatur putaran Gambar 3. 4 Konstruksi termostat Gambar 3. 5 Cara kerja termostat Gambar 3.6 Saklar tekanan tinggi Gambar 3. 7 Saklar tekanan rendah Gambar 3. 8 Rangkaian lengkap kelistrikan sistem AC Gambar 3. 9 Auto relay pada sistem AC vii

20 Gambar Idle Up pada sistem AC Gambar 4. 1 Tekanan kerja sistem AC mobil Gambar 4. 2 Memvakum AC Gambar 4. 3 Pengisian zat pendingin melalui tekanan tinggi Gambar 4. 4 Pengisian zat pendingin melalui tekanan rendah Gambar 4. 5 Gelembung zat pendingin pada gelas/kaca kontrol saringan zat pendingin Gambar 4. 6 Tekanan zat pendingin dalam sistem dapat dilihat pada manometer.49 Gambar 5. 1 Standart keselamatan kerja Gambar 5. 2 Pengontrolan aliran udara sejuk pada kendaraan Gambar 5. 3 Pengukuran temperatur udara yang dihembuskan oleh motor blower Gambar 5. 4 Pemeriksaan ketegangan sabuk ( V-belt) Gambar 5. 5 Pemeriksaan ketegangan sabuk dengan alat khusus Gambar 5. 7 Pembersihan kondensor Gambar 5. 8 Pemasangan manometer pada sistem AC Gambar 5. 9 Kebocoran selang/pipa pada sistem AC Gambar Penunjukanmanometer pada saat sistem AC bekerja normal Gambar Penunjukan manometer pada saat TR dan TT rendah Gambar Penunjukan manometer pada saat TR vakum dan TT rendah Gambar Penunjukan manometer pada saat TR jadi vakum dan TT turun. 62 Gambar Penunjukan manometer TR naik TT turun Gambar Penunjukan manometer TR naik TT naik Gambar Kompor nyala api Spritus Gambar Detektor kebocoran Gambar 6. 1 Keselamatan kerja pada tabung zat pendingin Gambar 6. 2 Melepas saringan sistem AC Gambar 6. 3 Saringan sistim AC Gambar 6. 4 Mengukur celah pelat penekan dengan roda puli Gambar 6. 5 Melepas kopling magnet Gambar 6. 6 Mengukur tahanan pada kumparan kopling magnet Gambar 6. 7 Letak termistor pada Evaporator Gambar 6. 8 Grafik pengaruh temperatur terhadap tahanan viii

21 Gambar 7. 1 Head Unit Gambar 7. 2 Speake Mobil Gambar 7. 3 Penguat Mobil Gambar 7. 4 car Audio Amplifier Gambar 7. 5 Kombinasi Subwoofer dan Amplifier Gambar 7. 6 Pemasangan sound sistem mobil Gambar 7. 7 Speaker pyle Gambar 7. 8 Sound sistem Gambar 7. 9 Tweeter Gambar Instalasi sound sistem Gambar 8. 1 Cara kerja GPS tracking Gambar 8. 2 Integrated software fleet client Gambar 8. 3 Real time position Gambar 8. 4 Tracking Gambar 8. 5 Tracking Route Gambar 8. 6 Kilometer calculate Gambar 8. 7 Over Speed Gambar 8. 8 Standby Record Gambar 8. 9 Self point & area Gambar Real time report Gambar Google earth Gambar Daily operation report Gambar Monthly management report Gambar Loading report ix

22 DAFTAR TABEL Tabel 4. 1 Pemeriksaan tekanan pada sistem AC x

23 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modul Diklat PKB Guru Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Grade 10 ini berisikan materi tentang Perbaikan Sistem Air Conditioning (AC) dan Assesoris. Materi yang ada dirangcang untuk dapat memenuhi tuntutan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Standar Kompetensi Guru Profesional (SKG) bagi guru paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Penjelasan materi dalam modul ini dilengkapi dengan gambar-gambar teknik kendaraan ringan sehingga guru pembelajar akan mudah untuk memahami informasi yang tersaji dalam modul. Dalam mempelajari materi Pengetahuan, pembelajar diharapkan membaca uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas, mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya. Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan, misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja, melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan siap untuk membuat power point sendiri untuk siap diajarkan. Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan, khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran Keterampilan dengan baik dan aman. Ketuntasan pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat 1

24 GRADE 3 Perbaikan Mesin Kendaraan Ringan GRADE 4 Perbaikan Sistem Rem GRADE 5 Perbaikan Sistem Penerangan, Tanda, Pengaman dan Penghapus Kaca GRADE 6 Perbaikan Sistem Pengapian, Sistem Starter dan Pengisian GRADE 7 Perbaikan Sistem Kopling, Transmisi dan Gardan GRADE 8 Perbaikan Sistem Bahan Bakar Bensin dan Diesel GRADE 9 Perbaikan Sistem Kemudi, Suspensi dan Wheel Aligment GRADE 10 Perbaikan Sistem Air Conditioning (Ac) dan Assesoris waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut. B. Tujuan Melalui proses pembelajaran mandiri dengan sumber belajar utama modul ini, diharapkan guru pembelajar memiliki kompetensi, dengan indikator sebagai berikut: 1. Menelaah Sistem Air Cinditioning (AC) 2. Mendiagnosis Kerusakan Sistem Air Cinditioning (AC) 3. Memperbaiki Sistem Air Cinditioning (AC) 4. Menelaah sistem audio video dan sistem tambahan (GPS) 5. Mendiagnosis kerusakan pada sistem audio video dan sistem tambahan (GPS) 6. Memperbaiki sistem audio video dan sistem tambahan (GPS) C. Peta Kompetensi PETA KOMPETENSI GURU Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa Jenjang : Guru SMK Program Keahlian : Teknik Otomotif Paket Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan (TKR) 2

25 GRADE 1 Perawatan Berkala Mesin Kendaraan Ringan GRADE 2 Perawatan Berkala Casis, Pemindah Tenaga dan Listrik Kendaraan Ringan D. Ruang Lingkup Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini adalah: 1. Konsep Pendingina AC 2. Komponen-komponen sistem AC,fungsi dan cara kerjanya Sistem pendinginan oli 3. Instalasi sistem AC 4. Zat Pendingin/Zat pendingin Sistem pengapian konvensional 5. Mendiagnosa gangguan pada sistem AC 6. Memperbaiki sistem AC 7. Sistem Audio Vidio 8. Global Positioning System (GPS) E. Saran Cara Penggunaan Modul Guru pembelajar diharapkan memiliki sikap mandiri dalam belajar, dapat berperan aktif dan berinteraksi secara optimal dengan sumber belajar. Oleh karena itu langkah kerja berikut perlu diperhatikan secara baik : 1. Bacalah modul ini secara berurutan dari halaman paling depan sampai halaman paling belakang. Pahami dengan benar isi dari setiap kegiatan belajar yang ada. 2. Untuk memudahkan anda dalam mempelajari modul ini, maka pelajari terlebih dahulu Tujuan Akhir Pembelajaran dan Ruang Lingkup yang akan dicapai dalam modul ini. 3. Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini agar kompetensi anda berkembang sesuai standar. 4. Lakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi sesuai rencana yang telah anda susun. 5. Sebelum anda dapat menjawab dengan baik latihan dan tugas atau tes yang ada pada setiap akhir materi, berarti anda belum memperoleh ketuntasan dalam belajar. Ulangi lagi pembelajarannya sampai tuntas, setelah itu diperbolehkan untuk mempelajari materi berikutnya. 3

26 4

27 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. KONSEP PENDINGINAN AC A.Tujuan Pembelajaran peserta diklat dapat : 1. Menjelaskan prinsip kerja sistem AC 2. Menjelaskan fungsi sistem AC 3. Menyebutkan komponen utama sistem AC dan fungsinya B. Indikator Pencapian Kompetensi : 1. Penjelasan prinsip kerja sistem AC 2. Penjelasan fungsi sistem AC 3. Disebutkan nama komponen utama sistem AC C.Uraian Materi 1. Prinsip Kerja Sejak didesain mobil dengan ruang penumpang tertutup para ahli otomotif mulai memikirkan bagaimana caranya supaya dalam ruangan mobil tersebut tidak terasa panas, gerah atau pengap. Beberapa usaha yang telah dilakukan antara lain dengan memberi ventilasi udara di ruang penumpang dan ruang kemudi. Cara ini masih belum memuaskan karena udara yang masuk justru sering menimbulkan masalah baru yakni berupa masuknya debu jalanan ke dalam ruangan mobil, karena itu cara ini dipandang kurang baik dan kurang efektif orang lalu memasang kipas angin di dalam mobil, hasilnya cukup lumayan bisa mengurangi kegerahan sepanjang perjalanan, dengan menggunakan kipas maka keluhan yang terjadi adalah jika terjadi kemacetan di jalan yang padat masih terasa panas, dan jendela harus dibuka sehingga keamanan dan keselamatan penumpang tidak terjamin. Cara mengurangi panas, gerah dan kepengapan yang paling dianggap baik adalah dengan memasang AC atau singkatan dari Air Conditioning. Sistem penyejuk udara atau AC sudah menjadi kebutuhan penting bagi penumpang baik mobil angkutan umum maupun mobil pribadi, disamping memperoleh kenyamanan dengan menggunakan AC keamanan penumpang 5

28 lebih terjamin karena pintu dan jendela mobil harus ditutup waktu AC dihidupkan, dan dapat menyerap uap air yang menempel pada kaca mobil waktu udara lembab atau hujan turun sehingga tidak menghalangi pendangan supir serta menghindari udara kotor masuk ke dalam mobil karena sistem AC akan menyaring kotoran-kotoran yang ada pada udara sebelum masuk ke dalan mobil, itulah sebabnya penggunaan AC pada mobil semakin banyak, hal ini juga berarti terbukanya lapangan kerja baru di bidang pemeliharaan dan perbaikan sistem AC mobil. Fungsi AC pada mobil adalah sebagai berikut : 1) Memberikan udara sejuk ke dalam ruangan kendaraan. 2) Menghindari udara kotor masuk ke dalam ruangan kendaraan. 3) Menghilangkan dengan cepat kondensasi pada kaca mobil waktu hujan atau udara lembab. Gambar 1. 1 Sirkulasi Zat pendingin pada sistem AC mobil. Sistem kerja AC harus terdiri dari bagian bagian yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tekanan supaya penguapan dan penyerapan panas dapat berlangsung. 6

29 Secara sederhana bagian sistem AC mobil dapat dilihat pada gambar 1. 1: 1) Zat pendingin yang berbentuk gas diberi tekanan oleh kompresor sehingga beredar dalam sistem AC, karena adanya tekanan maka zat pendingin menjadi panas. 2) Kondensor akan mendinginkan zat pendingin tersebut (kondensasi), sementara tekanan zat pendingin masih tetap tinggi dan berubah bentuk menjadi cair. 3) Saringan atau filter akan menghisap uap air dan menyaring kotoran dalam zat pendingin agar tidak beredar pada system. 4) Tekanan zat pendingin pada sistem akan diturunkan oleh katup ekspansi berubah bentuk dari cair menjadi uap. 5) Evaporator akan mengambil panas disekeliling evaporator sehingga menyebabkan zat pendingin menguap menjadi gas dan kembali ke kompresor. 6) Proses ini akan berlanjut seperti semula. Penempatan komponen-komponen utama sistem AC pada mobil terlihat pada gambar 1.2 di bawah ini. Gambar 1. 2 Secara sederhana komponen-komponen sistem AC Keterangan gambar : 1. Kompresor 2. Kondensor 3. Saringan 4. Slang AC 7

30 5. Katup ekspansi 6. Evaporator 7. Pemanas ruangan D. Aktivitas Belajar Setelah selesai pembelajaran, Anda hendaknya 1. Mengidentifikasi kompenen-komponen sistem AC dan fungsinya,termasuk zat pendingin, prinsip-prinsip perpindahan panas. 2. Model, contoh Kompresor, kondensor, filter, katup ekspansi,evaporatot dan zat pendingin seyogyanya selalu siapkan dalam pembelajaran. 3. Mengidentifikasi macam-macam zat pendingin. E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Sebutkan fungsi Sistem AC pada kendaraan! 2. Jelaskan prinsip kerja sistem AC! 3. Sebutkan komponen utama sistem AC! F. Rangkuman Fungsi AC pada mobil adalah sebagai berikut : 1) Memberikan udara sejuk ke dalam ruangan kendaraan. 2) Menghindari udara kotor masuk ke dalam ruangan kendaraan. 3) Menghilangkan dengan cepat kondensasi pada kaca mobil waktu hujan atau udara lembab. Secara sederhana bagian sistem AC mobil dapat dilihat pada gambar 1. 1: Proses ini akan berlanjut seperti semula. Komponen utama sistem AC adalah: 1) Kompresor 2) Kondensor 3) Saringan 4) Slang AC 5) Katup ekspansi 6) Evaporator 8

31 7) Pemanas ruangan G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut 1) Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. 2) Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti kegiatan pembelajaran ke-2 mengenai komponen-komponen sistem AC, fungsi dan cara kerjanya. H.Kunci jawaban 1. Fungsi Sistem AC pada kendaraan adalah: 1) Memberikan udara sejuk ke dalam ruangan kendaraan. 2) Menghindari udara kotor masuk ke dalam ruangan kendaraan. 3) Menghilangkan dengan cepat kondensasi pada kaca mobil waktu hujan atau udara lembab. 2. Prinsip kerja sistem AC adalah: 1) Zat pendingin yang berbentuk gas diberi tekanan oleh kompresor sehingga beredar dalam sistem AC, karena adanya tekanan maka zat pendingin menjadi panas. 2) Kondensor akan mendinginkan zat pendingin tersebut (kondensasi), sementara tekanan zat pendingin masih tetap tinggi dan berubah bentuk menjadi cair. 3) Saringan atau filter akan menghisap uap air dan menyaring kotoran dalam zat pendingin agar tidak beredar pada system. 4) Tekanan zat pendingin pada sistem akan diturunkan oleh katup ekspansi berubah bentuk dari cair menjadi uap. 5) Evaporator akan mengambil panas disekeliling evaporator sehingga menyebabkan zat pendingin menguap menjadi gas dan kembali ke kompresor. 9

32 6) Proses ini akan berlanjut seperti semula. 3. Komponen utama sistem AC,adalah: 1) Kompresor,Kondensor,Saringan 2) Katup ekspansi 3) Evaporator 4) Pemanas ruangan 10

33 11

34 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. NAMA, KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC A. Tujuan Pembelajaran peserta diklat dapat: 1. Menjelaskan fungsi,jenis dan cara kerja kompresor 2. Menjelaskan fungsi,jenis dan cara kerja kondensor 3. Menjelaskan fungsi,jenis dan cara kerja saringan/filter 4. Menjelaskan fungsi dan cara kerja kopling magnet 5. Menjelaskan fungsi,jenis dan cara kerja evaporator 6. Menjelaskan fungsi,jenis dan cara kerja katup ekspansi 7. Menjelaskan fungsi,jenis dan cara kerja komponen sistem pengaman B. Indikator Pencapian Kompetensi : 1. Penjelasan fungsi,jenis dan cara kerja kompresor 2. Penjelasan fungsi,jenis dan cara kerja kondensor 3. Penjelasan fungsi,jenis dan cara kerja saringan/filter 4. Penjelasan fungsi dan cara kerja kopling magnet 5. Penjelasan fungsi,jenis dan cara kerja evaporator 6. Penjelasan fungsi,jenis dan cara kerja katup ekspansi 7. Penjelasan fungsi,jenis dan cara kerja komponen sistem pengaman C.Uraian Materi 2.Kompresor Energi mekanik pada motor penggerak diubah menjadi energi pneumatic oleh kompresor sehingga zat pendingin beredar dalam instalasi sistem AC. Secara umum kompresor kompresor ada dua jenis : 2.1 Kompresor model torak Terdiri dari beberapa bentuk gerak torak : 1) Tegak lurus 2) Memanjang 12

35 3) Aksial 4) Radial 5) Menyudut (Model V) Untuk menghisap dan menekan zat pendingin dilakukan oleh gerakan torak di dalam silinder kompresor Kompresor torak gerak tegak lurus : Keterangan Gambar 1. Katup hisap 2. Katup tekan 3. Saluran tekan/hisap 4. Dudukan katup 5. Torak 6. Silinder 7. Batang penggerak 8. Poros engkol Gambar 2. 1 Kompresor torak tegak lurus Cara kerjanya Kompresor torak tegak lurus adalah: LANGKAH HISAP LANGKAH TEKAN 13

36 1) Katup hisap terbuka, akibat hisapan dari torak 2) Zat pendingin masuk kedalam silinder 3) Katup tekan tertutup 1) Katup tekan terbuka, akibat tekanan torak terhadap zat pendingin 2) Katup hisap tertutup Gambar 2. 2 Cara kerja kompresor torak gerak lurus Konstruksi katup dan dudukannya : Gambar 2. 3 Konstruk katup dan dudukannya kompresor torak gerak lurus. Pada waktu langkah menghisap katup hisap melengkung ke bawah akibatnya hisapan torak dan saluran hisap terbuka, sebaliknya pada langkah tekan, katup tekan akan melengkung ke atas Kompresor torak gerak memanjang Kompresor model ini akan terlihat diameternya lebih kecil dan badan tidak terlalu panjang. 14

37 Keterangan gambar : 1. Torak 2. Roda gigi gerak putar 3. Piring dudukan goyang 4. Bantalan piring 5. Roda gigi gerak putar dan goyang 6. Poros kompresor Gambar 2. 4 Kompresor torak gerak memanjang. 15

38 2.1.3 Kompresor torak gerak aksial (berlawanan). Dengan mekanisme piring goyang, gerakan todak dapat diatur berlawanan, kompresor ini badannya panjang dari kompresor gerak torak memanjang, oleh karena itu cocok dipasang pada ruangan mesin yang kecil/sempit tetapi cukup besar untuk arang yang memanjang. Keterangan gambar : 1. Silinder 2. Torak 3. Bola baja 4. Poros 5. Bantalan 6. Piring goyang Gambar 2. 5 Kompresor torak gerak aksial (berlawanan) Kompresor Torak Gerak Radial. Agar gerakan torak pada silinder dapat menuju ke arah diameter luar kompresor, maka dipasang sebuah eksentrik pada poros kompresor, kompresor jenis ini akan lebih baik dipasang pada ruang mesin yang sempit tetapi cukup luas pada arah diameter kompresor. Gambar 2. 6 Kompresor Torak Gerak Radial. 16

39 Gambar 2. 7 Cara kerja kompresor torak gerak radial Kompresor gerak torak menyudut. Kompresor ini hampir sama dengan kompresor gerak torak tegak lurus hanya gerakan torak dan batang penggeraknya dibuat menyudut (V). Kerugian kompresor model torak : a. Momen putar yang diperlukan tidak merata maka kejutan/getaran lebih besar b. Bentuk dan konstruksi lebih besar dan memakan tempat Keuntungan : a. Dapat dipakai untuk segala macam jenis AC b. Konstruksi lebih tahan lama Untuk mengurangi kerugian akibat getaran maka kompresor model torak dibuat bersilinder banyak. 2.2 Kompresor model rotary Gerakan rotor di dalam stator kompresor akan menghisap dan menekan zat pendingin,kompresor berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigeran, kompresor menghisap refrigeran bertekanan rendah dari evaporator dan memampatkannya sampai psi, dengan bertambahnya tekanan refrigeran tersebut maka suhu refrigeran akan bertambah, uap refrigeran yang bertekanan tinggi dalam kondensor lebih cepat mengembun dengan cara melepas panas ke sekelilingnya. Kompresor AC perlu diberi pelumas, fungsi pelumas pada kompresor tersebut terutama adalah untuk melumasi bantalan pada kompresor dan melumasi bagian 17

40 bagian yang bergesekan, oli yang digunakan pada kompresor bukan sembarang oli tetapi oli khusus karena oli tersebut beredar dalam sistem AC bersama dengan zat pendingin. Rotor adalah bagian yang berputar di dalam stator, rotor terdiri dari dua baling baling. Langkah hisap terjadi saat pintu masuk mulai terbuka dan berakhir setelah pintu masuk tertutup, pada waktu pintu masuk sudash tertutup dimulai langkah tekan, sampai katup pengeluaran membuka, sedangkan pad apintu masuk secara bersamaan sudah terjadi langkah hisap demikian seterusnya. Gambar 2. 8 Kompresor rotary. Gambar 2. 9 Cara kerja kompresor rotary. Keuntungan : 1) Karena setiap putaran menghasilkan langkah langkah hisap dan tekan secara bersamaan maka momen putar lebih merata akibatnya getaran/kejutan lebih kecil 18

41 2) Ukuran dimensinya dapat dibuat lebih kecil dan menghemat tempat. Kelemahan : 1) Sampai saat ini hanya dipakai untuk sistem AC yang kecil saja sebab pada volume yang besar, rumah dan rotornya harus besar pula dan kipas pada rotor tidak cukup kuat menahan gesekan. 2.3 Kondensor. Kondensor ditempatkan didepan radiator, kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas refrigeran sehingga terkondensasi menjadi cair dengan tekanan yang tinggi, setelah cair refrigeran mengalir ke receiver dehidrator, pendinginan yang dilakukan kondensor berasal dari aliran udara oleh kipas radiator. Jumlah panas yang dilepaskan refrigerasi dalam kondensor sama dengan panas yang diserap dalam evaporator ditambah panas kerja yang diperlukan kompresor untuk menekan refrigeran, makin banyak panas yang dilepas dalam kondensor makin besar pula efek mendinginkan yang akan diperoleh dari evaporator. Dalam kondensor akan terjadi perubahan bentuk zat pendingin, karena kondensasi yang dilakukan oleh kondensor. Perubahan bentuk itu dari gas menjadi cair, supaya pendingin/kondensasi dari zat pendingin lebih sempurna maka pasangan kondensor perlu diperhatikan arah aliran udara yang membantu proses pendinginan kondensor, pada mobil ditempatkan biasanya di depan radiator supaya dapat dialiri udara waktu mobil berjalan. Adakalanya pemasangan kondensor di depan radiator tidak dilengkapi dengan kipa skipas pendingin, tetapi kipas pendingin mesin diganti dengan yang lebih besar supaya pendinginan mesin kan dapat dilaksanakan bersama-sama dengan pendinginan kondensor. Sistem ini merugikan bila sistem AC tidak dipakai, karena kipas yang besar akan makan daya mekanis mesin akibatnya boros bahan bakar. Untuk itu memakai kipas pendingin listrik tersendiri pada kondensor adalah solusi lain meskipun kondensor dipasang di depan radiator, diatas atap mobil atau dibawah lantai dan dimana saja memungkinkan. 19

42 Gambar Proses perubahan bentuk zat pendingin pada kondensor. Konstruksi kondensor ada 2 yaitu:bentuk pipa dan pipi Bahan konstruksi kondensor ada 2 yaitu:alumenium dan tembaga Gambar a Penempatan kondensor pada kendaraaan Gambar 2.11 b Kondensor dengan kipas pendingin listrik Gambar Jenis-jenis konstruksi kondensor. 20

43 2.4 Saringan/Filter Saringan disebut juga receiver dryer dikonstruksi berupa tabung silinder yang di dalamnya terdapat sel silica yang menyerap uap air pada zat pendingin, pada bagian atas saringan kebanyakan dilengkapi dengan kaca pengontrol untuk melihat zat pendingin yang beredar dalam sistem, adakalanya pada saringan dipasangkan dua buah saklar yang bekerja berdasarkan tekanan atau temperatur (saklar memutus bila tekanan atau temperatur dalam saringan melebihi dari batas maksimal). Kadang-kadang saringan dilengkapi pula dengan tutup pengaman yang terbuat dari wood metal, tutup pengaman ini akan cair bila temperatur zat pendingin sudah melebihi batas yang ditentukan. Receiver dryer berfungsi untuk menampung refrigeran cair, receiver dryer dilengkapi dengan filter, desiccant, sight glass dan fusible plug. Filter berfungsi untuk menyerap uap air dan membersihkan kotoran yang ada dalam zat pendingin. Fungsi filter tersebut sangat penting sebab jika zat pendingin kotor akan menyebabkan karat pada komponen komponen sistem AC. Desiccant berfungsi untuk mencegah terjadinya pembekuan kotoran di dalam lobang katup ekspansi dan evaporator. Keterangan gambar : 1. Tutup pengaman 2. Saklar tekanan 3. Kaca pengontrol (sight glass) 4. Filter penyaring 5. Sel silica Gambar Filter /Saringan. 21

44 2.5 Kopling Magnet. Supaya hubungan kompresor dengan motor penggeraknya dapat diputuskan dan dihubungkan (pada saat AC dihidupkan dan dimatikan), maka kita perlukan sebuah kopling magnet yang dipasang pada poros kompresor bersama roda puli. Kopling magnet berfungsi untuk memutus dan menghubungkan putaran mesin ke puli kompresor Prinsip kerja kopling magnit dapat dilihat pada gambar berikut. Bila saklar dihubungkan, maka arus akan mengalir dari positip baterai melalui sekering ke kumparan magnet listrik terus menuju ke negatip baterai, sehingga kumparan magnet listrik akan menjadi magnet, magnet listrik akan menarik pelat penekan sampai berhubungan dengan roda puli, dengan demikian maka poros kompresor terputar. Pada waktu saklar diputuskan maka arus listrik akan berhenti, sehingga kemagnetanpun hilang sehinnga pegas pelat pengembali akan menarik pelat penekan sehingga putaran motor pengerak terputus dari poros kompresor, putaran motor penggerak hanya memutar puli saja. Keterangan gambar : 1. Sakelar 2. Pelat penekan 3. Roda puli 4. Poros Kompresor 5. Gulungan maknet listrik 6. Kompresor 7. Pegas pelat pengembali 8. Baterai Gambar Konstruksi dan cara kerja kopling magnet. 22

45 2.6 Evaporator Evaporator berfungsi sebagai pendingin udara, evaporator berbentuk tabung panjang bolak balik pada sudu sudu pendingin, sudu sudu pendingin tersebut menerima hembusan udara dan kipas listrik sehingga suhunya naik, akibatnya suhu refrigeran naik dan mendidih, hal ini berarti panas yang terkandung dalam udara diserap oleh refrigeran, udara dingin tersebut kemudian dihembuskan ke ruangan, evaporator menghilangkan lembab udara yang mlalui sudu sudu. Suhu evaporator mempengaruhi efisiensi pendinginan, jika suhu evaporator lebih rendah dari 0 o C akan terjadi pembekuan pada pipa pipa evaporator, pembekuan tersebut mengurangi efisiensi pendinginan, suhu evaporator yang normal antara 0,5 o C sampai 15, 6 o C. Suhu pipa evaporator dapat diatur dengan menggunakan saklar termostatik, jika suhu evaporator di bawah 0 C saklar termostatik akan memutuskan kopling maknet kompresor sehingga kompresor tidak bekerja. Cara lain untuk mengendalikan pembekuan pada evaporator adalah dengan memasang katup by pass gas panas, katup tersebut dipasang pada pipa pengeluaran evaporator, gas panas dari katup by pass tersebut menjadi satu dengan zat pendingin kemudian masuk ke dalam kompresor, dengan adanya gas panas tersebut suhu evaporator naik sehingga pembekuan dapat dicegah. Pada rumah evaporator bagian bawah dibuat saluran/pipa untuk keluarnya air yang mengumpul di sekitar evaporator akibat udara yang lembab, air ini juga akan membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada akisi kisi evaporator, karena kotoran itu akan turun bersama air. Gambar Letak evaporator pada sistem AC mobil. 23

46 2.7 Katup Ekspansi Katup ekspansi berfungsi untuk mengatur zat pendingin yang masuk ke evaporator, katup ekspansi dilengkapi pegas katup, bola termal dan diafragma. Katup ditekan pegas agar selalu menutup sedangkan bola termal selalu berusaha mendorong katup membuka, diafragma terletak di atas katup ekspansi dan berhubungan dengan pena pengerak katup, jika pena katup turun katup membuka dan sebaliknya. Jika kompresor hidup aliran zat pendingin cair yang bertekanan tinggi masuk dan katup jarum membuka lebar, ketika kevakuman pada saluran masuk besar tekanan dalam bola termal sangat tinggi, tekanan ini diteruskan oleh diafragma lewat pipa kapiler, tekanan bola termal pada diafragma melawan tekanan pegas katup dan tekanan pipa equalizer sampai diafragma melengkung, lengkungan diafragma tersebut diteruskan ke katup dengan perantaraan pena penggerak, katup membuka dan refrigeran dalam evaporator naik karena dipanasi oleh udara hangat yang melewati evaporator, akibatnya zat pendingin mendidih dan menjadi gas, gas zat pendingin tersebut mengalir menuju saluran pemasukan ke kompresor.. Ketika zat pendingin melewati evaporator tekanan saluran isap naik, tekanan ini mendorong diafragma, jika tekanan dalam bola termal turun hampir sama dengan kenaikan tekanan dalam saluran isap pegas akan menutup katup, jika katup tertutup zat pendingin tidak mengalir ke evaporator, tekanan saluran masuk turun dan suhunya naik. Turunnya tekanan mengurangi kenaikan equalizer pada diafragma, bersamaan dengan itu tekanan bola termal naik karena suhu saluran masuk naik, hal ini membuat diafragma melengkung ke bawah dan membuka katup sehingga zat pendingin lebih banyak masuk ke evaporator. 24

47 2.7.1 Katup ekspansi bentuk siku Gambar Konstruksi Katup ekspansi bentuk siku dengan katup jarum. Tabung kontrol, pipa kapiler dan ruangan di atas membram diisi dengan cairan khusus yang sensitive terhadap perubahan temperatur, tabung kontrol dan pipa kapiler ini didekatkan dengan pipa keluar evaporator. Bila temperatur evaporator rendah tekanan cairan di atas membram tidak mampu melawan tekanan pegas, katup jarum menutup saluran masuk evaporator, penguapan zat pendingin terhenti sehingga temperatur evaporator akan naik kembali. Sebaliknya pada saat temperatur evaporator naik, tekanan cairan di atas membram akan naik pula, sampai melebihi tekanan pegas, katup terdorong ke bawah, saluran terbuka, suhu evaporator turun kembali, demikian seterusnya. Gambar Konstruksi katup ekspansi bentuk siku dengan katup bola 25

48 Katup ekspansi bentuk blok Gambar Konstruksi katup ekspansi bentuk blok 1) Bagian di atas membram adalah cairan yang mengontrol dengan temperatur pipa keluar evaporator. 2) Di bawah membram pengontrolan dengan tekanan zat pendingin pada pipa keluar evaporator. 3) Membuka dan menutupnya katup diatur oleh tekanan pegas, tekanan di atas dan di bawah membram miring tanpa garis bawah 2.8.Komponen Pengaman Komponen pengaman merupakan bagian yang amat penting karena bagaimanapun baiknya suatu mesin bekerja tidak menutup kemungkinan terjadi kecelakaan, komponen pengaman berfungsi untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi alat kerja, tempat kerja serta pekerja dari musibah Saklar tekanan pengeluaran Saklar tekanan pengeluaran berfungsi untuk mematikan kompresor jika tekanan pengeluaran turun pada batas tertentu, saklar dapat juga mematikan kompresor jika suhu udara di bawah ketentuan. 26

49 2.8.2 Katup pembuang tekanan Katup pembuang tekanan terletak pada receiver, katup ini berfungsi untuk membuang tekanan yang berlebihan, batas tekanan yang diijinkan biasanya antara 450 sampai 500 psi, jika tekanan dalam kompresor melalui batas batas tersebut katup akan emmbuka dan membuang tekanan keluar Saklar panas Saklar panas berfungsi untuk mencegah panas dan tekanan yang berlebihan pada sistem AC, panas yang berlebihan dapat disebabkan oleh kekurangan pelumasan, kebocoran refrigeran dan sebagainya. Jika suhu sistem AC berlebihan tabung sensor yang berisi refrigeran menyebabkan diafragma mengembang dan titik kontak menutup, jika titik kontak saklar panas menutup kembali terjadi hubungan rangkaian hingga menyebabkan aliran listrik melalui sekering panas hingga sekering meleleh, akibatnya arus yang ke kopling kompresor terputus dan kompresor berhenti Saklar kipas Saklar kipas berfungsi untuk membuat kipas bekerja secara otomatis jika suhu mesin sangat panas, kipas sistem AC ditempatkan di depan kondensor Alat pencegah beku Alat anti beku berfungsi untuk mencegah terjadinya pembekuan pada sirip sirip evaporator, terjadinya pembekuan pada sirip sirip evaporator sangat merugikan karena mengurangi efek pendinginan. D.Aktivitas Pembelajaran 1) Setelah selesai pembelajaran, hendaknya mengidentifikasi macam-macam,fungsi dan cara kerja Kompresor, kondensor, saringan/filter, kopling magnet, evaporator dan katup ekspansi. 2) Sistem pengaman fungsi,jenis dan cara kerjanya. 3) Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan dalam dalam pembelajaran. 4) Mengidentifikasi macam-macam sistem AC yang digunakan pada kendaraan 27

50 E.Latihan/Kasus/Tugas 1. Jelaskan fungsi,jenis-jenis kompresor! 2. Jelaskan fungsi kondensor! 3. Jelaskan jenis-jenis kondensor! 4. Jelaskan fungsi saringan! 5. Jelaskan fungsi kopling magnet! 6. Jelaskan fungsi evaporator! 7. Jelaskan fungsi katup ekspansi 8. Jelaskan jenis-jenis katup ekspansi! F. Rangkuman kegiatan belajar-2 Energi mekanik pada motor penggerak diubah menjadi energi pneumatis oleh kompresor sehingga zat pendingin beredar dalam instalasi sistem AC. Secara umum kompresor kompresor ada dua jenis : Kompresor model torak Kompresor model torak ada 5 jenis. Kompresor model rotary Kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas refrigeran sehingga terkondensasi menjadi cair dengan tekanan yang tinggi, setelah cair refrigeran mengalir ke receiver Filter berfungsi untuk menyerap uap air dan membersihkan kotoran yang ada dalam zat pendingin. Fungsi filter tersebut sangat penting sebab jika zat pendingin kotor akan menyebabkan karat pada komponen komponen sistem AC. Desiccant berfungsi untuk mencegah terjadinya pembekuan kotoran di dalam lobang katup ekspansi dan evaporator. Kopling magnet berfungsi untuk memutus dan menghubungkan putaran mesin ke puli kompresor Evaporator berfungsi untuk menyerap panas, Katup ekspansi bedasarkan konstruksi ada 2,yaitu 1) Bentuk siku 2) Bentuk Blok 28

51 Katup ekspansi bedasarkan prinsip kerja ada 2,yaitu 1) Berdasarkan temperatur 2) Berdasarkan temperature dan tekanan Komponen pengaman terdiri dari: 1) Saklar tekanan pengeluaran 2) Katup pembuang tekanan 3) Saklar panas 4) Saklar kipas 5) Alat pencegah beku G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti kegiatan pembelajaran ke-3 mengenai instalasi kelistrikan sistem AC H.Kunci Jawaban 1. Fungsi Kompresor,adalah: Untuk member tekanan pada zat pendingin agar bersikulasi pada sistem AC Jenis-jenis kompresor,sebagai berikut adalah: 1) Kompresor model torak Kompresor torak terdiri dari : a) Tegak lurus b) Memanjang c) Aksial d) Radial e) Menyudut (Model V) 2) Kompresor model rotary 29

52 2. Fungsi kondensor,adalah: Kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas refrigeran sehingga terkondensasi menjadi cair dengan tekanan yang tinggijenis-jenis kondensor,adalah:! Jenis konstruksi kondensor ada 2 yaitu: 1) Kondensor bentuk pipa 2) Kondensor bentuk Pipih 3. Fungsi filter/saringan adalah:! Berfungsi menyerap uap air dan menyaring kotoran-kotoran 4. Fungsi kopling magnet,adalah: Supaya hubungan kompresor dengan motor penggeraknya dapat diputuskan dan dihubungkan (pada saat AC dihidupkan dan dimatikan), Fungsi evaporator,adalah: Evaporator berfungsi untuk menyerap panas 5. Jenis-jenis evaporator,adalah: Ada tiga macam model evaporator : 1) Evaporator model plat fin (rusuk) 2) Evaporator model serpentine fin 3) Evaporator model drawn cup 6. Fungsi katup ekspansi,adalah: Katup ekspansi berfungsi untuk menurunkan tekanan zat pendingin yang masuk ke evaporator,sehingga di evaporator terjadi penerapan panas 7. Jenis-jenis katup ekspansi,adalah: Katup ekspansi bedasarkan konstruksi ada 2,yaitu 1) Bentuk siku 2) Bentuk Blok 30

53 31

54 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. INSTALASI LISTRIK SISTEM AC A. Tujuan Pembelajaran peserta diklat dapat: 1. Menjelaskan rangkaian kopling magnet menjelaskan rangkaian kelistrikan pada evaporator 2. Menjelaskan fungsi dan rangkaian saklar motor blower 3. Menjelaskan fungsi dan cara kerja thermostat 4. Menjelaskan fungsi dan cara kerja pengentrol tekanan rendag, tinggi 5. Menjelaskan fungsi dan cara kerja pengentrol temperatur 6. Menjelaskan Rangkaian lengkap rangkaian kelistrikan sistem AC B. Indikator Pencapian Kompetensi : 1. Penjelasan rangkaian Kopling Magnet,kipas pendingin kondensor 2. Penjelasan fungsi dan rangkaian saklar motor blower 3. Penjelasan fungsi dan cara kerja thermostat 4. Penjelasan fungsi dan cara kerja pengentrol tekanan,rendah,tinggi 5. Penjelasan fungsi dan cara kerja pengentrol temperatur 6. Penjelasan rangkaian lengkap rangkaian kelistrikan sistem AC C.Uraian Materi 3.Kopling Magnet dan Motor Kipas Pendingin Kondensor. Kopling magnet yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan poros kompresor dengan poros mesin, harus dapat bekerja berdasarkan temperatur evaporator. 32

55 Gambar 3. 1 Kopling magnet dan motor kipas pendingin Instalasi listrik pada evaporator biasanya terbagi atas komponen komponen sebagai berikut : 1) Saklar motor blower dan pengatur putaran 2) Termostat Gambar 3. 2 Evaporator. Keterangan gambar 1. Saklar termostat (saklar kontrol temperatur) 2. Saklar motor blower Saklar Motor Blower. Pengatur putaran motor blower evaporator dilakukan dnegan memasang tahanan depan. Untuk motor blower yang besar pengatur yang besar pengatur putaran dilengkapi pada motor itu sendiri dengan menggunakan sikat arang seperti pada penghapus kaca 33

56 Gambar 3. 3 Rangkaian kelistrikan motor blower dan pengatur putaran Keterangan gambar: O - Motor blower mati L - Motor blower putaran rendah M - motor blower putaran medium H - Motor blower putaran tinggi Thermostat Gambar 3. 4 Konstruksi termostat. Keterangan gambar: 1. Terminal 2. Pipa kontrol temperatur 3. Selektor temperatur 34

57 Gambar 3. 5 Cara kerja termostat Bagian pipa kontrol temperatur diisi dengan cairan yang sentitif terhadap perubahan suhu evaporator dan piap itu dihimpitkan dengan pipa evaporator. Bila temperatur evaporator naik, maka tekanan cairan dalam pipa kontrol juga naik sampai kontak pemutus berhubungan sehingga kompresor dapat bekerja sampai suhu evaporator turun lagi, tekanan cairan pipa kontrol juga akan turun demikian seterusnya. 3.2 Sistem Kontrol (Pengaman). Sistem kontrol pada AC dipasang untuk mencegah kerusakan kerusakan yang terjadi pad akompresor atau bagian bagian lain apabila terjaid kesalahan kesalahan dalam instalasi sistem AC. Pengontrol tekanan tinggi 1) Pengontrol tekanan rendah 2) Pengontrol temperatur Pengontrol Tekanan Tinggi Komponen ini dipasang pada saluran tekanan tinggi atau pada saringan dalam keadaan normal kontak akan terhubung, bila tekanan zat pendingin sudah melebihi kira kira 23 bar kontak akan terbuka, aliran listrik ke kopling maknet terputus/tidak bekerja. 35

58 Gambar 3.6 Saklar tekanan tinggi Pengontrol Tekanan Rendah Kontak akan memutuskan hubungan bila tekanan zat pendingin dalam sistem kurang dari 1,5 bar, karena kebocoran atau pada waktupengisian, volume yang masih kurang hal ini menyebabkan kompresor cepat panas, pendinginan kompresor juga dilakukan oleh zat pendingin yang kembali ke saluran hisap, karena tekanan zat pendingin kecil maka pendingin kompresor juga akan sedikit, sementara kompresor terus bekerja akan menimbulkan kerusakan karena panas. Gambar 3. 7 Saklar tekanan rendah Pengontrol Temperatur. Tekanan dan temperatur akan selalu berkaitan, tekanan yang tinggi pada zat pendingin akan mengakibatkan temperaturnya akan tinggi pula, biasanya sebagai ganti pengontrol tekanan tinggi digunakan pengontrol temperatur, yang bekerja berdasarkan temperatur, kontak akan memutuskan listrik ke kopling maknet bila sudah mencapai temperatur tertentu pada zat pendingin. 36

59 3.3.Rangkaian Lengkap. Komponen sistem kontrol (pengaman) biasanya tidak ke tiga-tiganya dipasang sering dipakai 2 atau 1 saja. Relai mencair massa dengan terminal 50, pada kumparan fiksasi motor starter dorong sekrup. Komponen sistem kontrol (pengaman) biasanya tidak ke tiga-tiganya dipasang sering dipakai 2 atau 1 saja Gambar 3. 8 Rangkaian lengkap kelistrikan sistem AC. Saklar mekanis (A) di pasang pada trotel gas atau dimana saja yang memungkinkan saklar ini berfungsi untuk memutuskan aliran listrik ke kopling magnet pada waktu motor putaran idle. Ada juga pengganti saklar mekanis ini dipasang sebuah relai elektronika yang dapat menghubung dan memutuskan aliran listrik ke kopling magnet berdasarkan induksi dari koil pengapian, relai secara otomatis akan memutus aliran listrik ke kopling magnet pada waktu putaran idle. Relai mencari massa dengan terminal 50, pada kumparan fiksasi motor starter dorong sekrup, agar pada saat motor starter bekerja aliran listrik ke kopling magnet dan kipas kondensor terputus. Ke kopling magnit Ke 1(-) koil pengapian Gambar 3. 9 Auto relay pada sistem AC. 37

60 Sekerup penyetel berfungsi untuk mengatur cepat atau lambatnya kopling maknet menghubung sesuai dengan putaran motor. Kedua cara di atas dipakai bila pada karburator tidak dilengkapi dengan sistem idle up yang berfungsi untuk meninggikan putaran stasioner motor pada saat sistem AC dihidupkan. Gambar Idle Up pada sistem AC. Bila sistem AC dihidupkan katup elektro magnetis akan terbuka, kevakuman di bawah trotel akan menarik membram ke atas dan membuka trotel sedikit daya motor waktu stasioner bertambah. D.Aktivitas Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran, Anda hendaknya 1. Mengidentifikasi rangkaian kelistrikan kopling magnet, motor kipas pendingin kondensor,evaporator,motor blower. 2. Mengidentifikasi fungsi dan kerja thermostat,pengontrol tekanan tinggi,tekanan rendah dan temperature. 3. Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan dalam pembelajaran. Selain itu Anda perlu sekali mengidentifikasi macammacam kelistrikan sistem AC E.Latihan/Kasus/Tugas 1. Jelaskan rangkaian kopling magnet dan motor kipas pendingin kondensor! 2. Sebutkan 2 komponen pada kelistrikan evaporator! 38

61 3. Jelaskan fungsi dan rangkaian saklar motor blower! 4. Jelaskan fungsi tahanan depan motor blower! 5. Jelaskan fungsi thermostat! 6. Jelaskan cara kerja thermostat! 7. Jelaskan fungsi dan cara kerja pengentrol tekanan tinggi! 8. Jelaskan fungsi dan cara kerja pengentrol tekanan rendah! 9. Jelaskan fungsi dan cara kerja pengentrol temperatur! 10. Jelaskan fungsi auto relay! 39

62 F.Rangkuman Kopling magnet yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan poros kompresor dengan poros mesin Instalasi listrik pada evaporator terbagi atas komponen komponen sebagai berikut : 1) Saklar motor blower dan pengatur putaran 2) Termostat Pengatur putaran motor blower evaporator dilakukan dengan memasang tahanan depan. Pengontrol Tekanan Tinggi bila tekanan zat pendingin sudah melebihi 23 bar kontak akan terbuka, aliran listrik ke kopling magnet terputus/tidak bekerja. Pengontrol Tekanan Rendah Kontak akan memutuskan hubungan bila tekanan zat pendingin dalam sistem kurang dari 1,5 bar. Rangkaian lengkap kelistrikan sistem AC. Relai elektronika yang dapat menghubung dan memutuskan aliran listrik ke kopling magnet berdasarkan induksi dari koil pengapian, relai secara otomatis akan memutus aliran listrik ke kopling magnet pada waktu putaran idle. Sistem idle up yang berfungsi untuk meninggikan putaran stasioner motor pada saat sistem AC dihidupkan. G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti kegiatan pembelajaran ke-4 mengenai zat pendingin/zat pendingin 40

63 H.Kunci Jawaban 1. Rangkaian kopling magnet dan motor kipas pendingin kondensor,sebagai berikut: Kopling magnet yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan poros kompresor dengan poros mesin Rangkaian kopling magnet dan motor kipas pendingin 2. Dua ( 2 ) komponen pada kelistrikan evaporator,adalah: Instalasi listrik pada evaporator terbagi atas komponen komponen sebagai berikut : 1) Saklar motor blower dan pengatur putaran 2) Termostat 3. Fungsi motor blower dan rangkaian saklar motor blower,adalah: menghembuskan udara sejuk keruang kabin kendaraan 4. Tahanan depan motor blower berfungsi untuk: Pengatur putaran motor blower evaporator dilakukan dnegan memasang tahanan depan. Untuk motor blower yang besar pengatur yang besar pengatur putaran dilengkapi pada motor itu sendiri dengan menggunakan sikat arang seperti pada penghapus kaca 5. Fungsi thermostat adalah:memutus dan menghubungkan arus ke kopling magner berdasar temperatur evaporator 6. Cara kerja thermostat,adalah Bila temperatur evaporator naik, maka tekanan cairan dalam pipa kontrol juga naik sampai kontak pemutus berhubungan sehingga kompresor dapat bekerja sampai suhu evaporator turun lagi, tekanan cairan pipa kontrol juga akan turun demikian seterusnya 7. Fungsi dan cara kerja pengentrol tekanan tinggi adalah:jika tekanan zat pendingin sudah melebihi kira kira 23 bar kontak akan terbuka, aliran listrik ke kopling maknet terputus/tidak bekerja. 8. Fungsi dan cara kerja pengentrol tekanan rendah,adalah:kontak akan memutuskan hubungan bila tekanan zat pendingin dalam sistem kurang dari 1,5 bar 9. Fungsi dan cara kerja pengentrol temperatur adalah: 41

64 Kontak akan memutuskan listrik ke kopling maknet bila sudah mencapai temperatur tertentu pada zat pendingin. 10. Fungsi auto relay adalah:menghubung dan memutuskan aliran listrik ke kopling magnet berdasarkan induksi dari koil pengapian, relai secara otomatis akan memutus aliran listrik ke kopling magnet pada waktu putaran idle. 42

65 KEGIATAN PEMBELAJARAN 4. ZAT PENDINGIN / REFRIGERANT A.Tujuan Pembelajaran Peserta diklat dapat: 1. Menjelaskan jenis-jenis zat pendingin 2. Menjelaskan tekanan zat pendingin pada saat sistem AC mobil bekerja normal. 3. Menjelaskan fungsi,syarat,langkah memvakum sistem AC 4. Menjelaskan syarat,cara mengisi zat pendingin melalui tekanan tinggi 5. Menjelaskan syarat, cara mengisi zat pendingin melalui tekanan rendah 6. Menjelaskan cara mengontrol pengisian zat pendingin jika sudah penuh B. Indikator Pencapian Kompetensi : 1. Penjelasan jenis-jenis zat pendingin 2. Penjelasan tekanan zat pendingin pada saat sistem AC mobil bekerja normal. 3. Penjelasan fungsi,syarat,langkah memvakum sistem AC 4. Penjelasan syarat,cara mengisi zat pendingin melalui tekanan tinggi 5. Penjelasan syarat, cara mengisi zat pendingin melalui tekanan rendah 6. Penjelasan cara mengontrol pengisian zat pendingin jika sudah penuh C.Uraian Materi 4. Zat Pendingin R-12. Dalam sistem AC mobil zat pendingin yang digunakan saat ini adalah zat pendingin 12 (diflourdichlormethan), yang diberi kode R-12,namun akibat dampak negatip yang ditimbulakan R12 yang merusak lapisan ozon dan menimbulkan pemanasan global diganti dengan R134a (dimana R adalah singkatan dari refrigerant), sedangkan pada sistem AC yang lain seperti AC pada gedung-gedung sering dipakai zat pendingin 22 atau R-22. Refrigerant adalah nama dagang untuk komponen zat pendingin yang tidak mengandung unsur logam, ada beberapa macam zat pendingin yang merupakan 43

66 satu produk Du Pont, yaitu Zat pendingin 11 (R11), Zat pendingin 12 (R12), Zat pendingin 13 (R13), Zat pendingin 22 (R22), Zat pendingin 113 (R113) dan sebagainya. Refrigerant cukup baik digunakan sebagai zat pendingin sebab memiliki sifat sifat : 1) Tidak mengandung unsure yang dapat merusak makanan, tanaman dan kain. 2) Tidak beracun. 3) Tidak mengganggu kesehatan. 4) Tidak dapat meledak. 5) Tidak berbau menyengat. 6) Titik didihnya ideal. Zat pendingin termasuk gas yang penting dalam sistem AC, penanganan zat pendingin untuk kepentingan penyejuk udara harus hati hati, hal-hal yang harus diperhatikan dalam menangani zat pendingin adalah : 1) Tabung zat pendingin sebaiknya disimpan pada posisi berdiri dan dalam ruang yang sejuk, kering dan tidak lembab. 2) Tabung zat pendingin harus disimpan di ruangan yang tidak kena sinar matahari langsung dan tidka mudah menimbulkan karat. 3) Jika zat pendingin hendak digunakan tabung zat pendingin harus dihubungkan dnegan pipa atau selang, cegah jangan sampai terjadi kebocoran pada sambungan. 4) Bila tabung telah dikosongkan lepaskan penghubungnya dan tutup kembali katupnya dengan baik. 5) Pengamanan katup yang terletak di bagian dalam jangan dibuka kecuali sangat diperlukan. 6) Tidak boleh memindah gas zat pendingin ke tabung lain sebab ada kemungkinan tabung lain telah kotor dan tercemar oleh virus yang dapat mengurangi kualitas gas zat pendingin. 7) Jangan melakukan pemaksanaan dalam membuka katup tabung zat pendingin lebih baik menggunakan alat khusus. 8) Pada waktu mengosongkan tabung kendorkan sedikit mur yang ada pada bagian katup untuk memudahkan gas keluar. 44

67 Pada R-22 kenaikan tekanan karena pengaruh temperatur akan lebih tinggi dibandingkan dengan R134a, dengan demikian pada sistem AC atau sistem pendingin lainnya yang menggunakan R-22 akan diperlukan instalasi pipa-pipa yang kuat dan tahan terhadap kenaikan tekanan yang lebih besar. Kompresor yang terpasang pada mesin mobil serta komponen-komponen yang lain pada bagian bodi menyebabkan instalasi sistem AC mobil mengalami getaran-getaran dan mengharuskan pemakaian pipa/selang karet fleksibel serta pertimbangan panas pada ruangan kendaraan maka saat ini R134a tetap dipakai pada sistem AC mobil karena kenaikan tekanan akibat pengaruh temperatur tidak begitu cepat seperti R-22. Dalam instalasi sistem AC mobil yang bekerja normal, tekanan saluran hisap kompresor 1,5 2 bar (21 29 psi). Dalam saluran tekan zat pendingin bertekanan 14,5-15 bar ( psi) pada putaran mesin 2000 rpm seperti gambar 4.1 di bawah ini. Bila data di atas tidak diperoleh maka sudah dapat ada kesalahan kerusakan pada sistem. Gambar 4. 1 Tekanan kerja sistem AC mobil Pengisian Zat pendingin. Sebelum pengisian zat pendingin dilakukan terlebih dahulu system AC. di vakum, hal ini bertujuan untuk menghilangkan/menghisap uap air yang beredar dalam sistem. Pekerjaan ini harus dilakukan pada setiap pengisian sistem yang sudah kosong atau habis atau sistem yang baru pertama kali diisi. Lamanya pengosongan/kevakuman 15 menit. 45

68 Kran tekanan tinggi dan tekanan rendah dibuka sehingga udara dan uap air dapat dikeluarkan dari dalam sistem AC. oleh pompa vakum. Udara yang mengandung uap air akan mempercepat proses pembekuan zat pendingin di dalam sistem akibatnya saluran saluran akan tersumbat es. Gambar 4. 2 Memvakum AC Cara pengisian : 1) Mengisi pada saluran tekanan tinggi 2) Mengisi pada saluran tekanan rendah Untuk mengetahui penuh atau tidaknya sistem AC waktu diisi ada 3 cara, yaitu : 1) Dengan melihat pada gelas/kaca kontrol saringan. 2) Dengan melihat tekanan. 3) Mengisi sesuai dengan berat zat pendingin yang masuk ke dalam sistem menurut buku manual Mengisi Melalui Saluran Tekanan Tinggi. Untuk pekerja yang belum begitu berpengalaman, lebih baik mengisi zat pendingin pada tekanan tinggi, karena selama pengisian kompresor tidak bekerja menekan zat pendingin berbentuk cair. 1) Tekanan zat pendingin pada tabung harus dinaikkan dengan cara memanaskan zat pendingin dalam alat pengisian khusus (charging station) 2) Kran tekanan rendah ditutup dan tekanan tinggi dibuka 3) Tabung zat pendingin dibalik agar yang masuk ke dalam sistem adalah zat pendingin cair 46

69 4) Dengan cara ini katup dan bagian lain kompresor tidak bekerja berat karena cairan itu tidak akan kembali ke ruangan kompresor tetapi terus mengalir ke kondensor. Gambar 4. 3 Pengisian zat pendingin melalui tekanan tinggi Mengisi Melalui Saluran Tekanan Rendah. Pengisian dilakukan pada saluran hisap pada kompresor : 1) Kran tabung zat pendingin dibuka, kran saluran tekanan tinggi ditutup. 2) Kran tekanan rendah manometer dibuka sedikit/pelan pelan saja agar zat pendingin yang masuk berupa gas, sesuai dengan keadaan zat pendingin yang masuk pad aslauran hisap kompresor pada waktu sistem bekerja normal. 3) Tabung zat pendingin tidak boleh dibalik karena tabung yang terbalik menyebabkan zat pendingin masuk berbentuk cair akibatnya kompresor lebih cepat rusak. 4) Karena tekanan saluran hisap kompresor cukup rendah maka pengisian pada saluran hisap ini lebih mudah dilakukan tetapi keamanan pada kompresor kurang terjamin. 47

70 48 Gambar 4. 4 Pengisian zat pendingin melalui tekanan rendah.

71 4.2 Supaya penuhnya pengisian zat pendingin ke dalam sistem dapat diketahui ada tiga cara yang dapat dilakukan : Dengan melihat pada gelas/kaca kontrol saringan. 1) Sistem yang terisi penuh pada putaran mesin di atas 2000 rpm tidak akan terlihat gelembung gelembung zat pendingin pada gelas control. 2) Gelembung gelembung zat pendingin yang terlihat pada gela skontrol menunjukkan pengisian yang kurang dan bila dilihat tekanannya dengan manometer maka akan terlihat tekanannya belum tercapai sesuai data. Gambar 4. 5 Gelembung zat pendingin pada gelas/kaca kontrol saringan zat pendingin Dengan manometer. Tekanan zat pendingin dalam sistem dapat dilihat pada manometer manometer : 1) Bila tekanan pada saluran tekanan rendah sudah menunjukkan 1,5 2 bar (21 29 psi) dan saluran tekanan tinggi 14, 5 15 bar ( psi), hal ini menunjukkan sistem sudah terisi penuh. 2) Cara ini dapat dilakukan bila kita sudah memastikan sistem AC bekerja secara normal. Gambar 4. 6 Tekanan zat pendingin dalam sistem dapat dilihat pada manometer. 49

72 Kedua metode diatas lebih cepat dan praktis untuk dilakukan akan tetapi kita tidak dapat mengetahui berat/banyaknya zat pendingin yang diisikan dalam sistem Mengisi sesuai dengan berat zat pendingin yang masuk ke dalam sistem menurut buku manual. Cara ini dilaksanakan bila ada ketentuan berat zat pendingin yang harus diisikan ke dalam sistem AC. Yang paling sederhana cara ini dapat dilakukan dengan cara yaitu dengan mengukur berat tabung zat pendingin sebelum proses pengisian dilakukan, berat zat pendingin yang masuk ke dalam sistem dapat ditentukan dengan berkurangnya berat tabung zat pendingin. 4.3 Pemeriksaan Pengisian Zat pendingin. Pemeriksaan pengisian zat pendingin dilakukan dengan menghubungkan selang selang dari manometer ke katup-katup kompresor, meter meter menunjukkan tekanan rendah dan tekanan tinggi, jika pada saat mesin mati dan suhu ruang tekanan lebih kecil dari 100 psi berarti zat pendingin telah keluar dari sistem (terdapat kebocoran). Hidupkan mesin dan sistem AC pada putaran 2000 rpm, posisikan saklar kontrol temperatur AC pada kontrol maksimum, bandingkan hasil pemeriksaan dengan tabel berikut : Tabel 4. 1 Pemeriksaan tekanan pada sistem AC No Tekanan Tekanan Penyebabnya tinggi rendah 1 Normal Normal Sistem AC normal 2 Terlalu tinggi Terlalu tinggi Kipas pendingin tidak berputar, udara sangat panas, udara ke kondensor terhambat,zat pendingin terlalu banyak 3 Terlalu rendah Terlalu rendah Kurang zat pendingin,kebocoran zat pendingin 4 Normal Terlalu rendah tidak sampai Motor blower berputar terlalu lambat, ada pembekuan dalam evaporator 50

73 vakum akibat dari evaporator terlalu kotor 5 Normal Terlalu tinggi Katup ekspansi terbuka terus,pipa kapiler katup ekspansi tidak menempel pada pipa saluran keluar evaporator 6 Normal Terlalu rendah dan bergetar Filter jenuh 7 Normal Vakum Katup ekspansi menutup terus, receiver tersumbat. Pemeriksaan melalui gelas pengintai (sight glass) : 1) Hidupkan mesin pada 2000 rpm. 2) Posisikan AC pada kontrol maksimum. 3) Lihat refrigeran melalui gelas pengintai. 4) Jika terdapat busa terus menerus berarti pengisian kurang. 5) Jika tidak terdapat busa sama sekali mungkin refrigeran penuh atau kosong. D.Aktivitas Belajar Setelah selesai pembelajaran, 1. Hendaknya mengidentifikasi jenis-jenis zat pendingin/refrigerant 2. Tekanan zat pendingin/ refrigerant pada saat sistem AC mobil bekerja normal 3. Syarat,langkah memvakum sistem AC 4. Syarat,cara mengisi zat pendingin/ refrigerant melalui tekanan tinggi dan tekanan rendah 5. Cara mengontrol pengisian zat pendingin/ refrigerant jika sudah penuh. 6. Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan dalam pembelajaran. E.Latihan/Kasus/Tugas 1. Jelaskan jenis-jenis zat pendingin/ refrigerant! 2. Jelaskan tekanan zat pendingin/ refrigerant pada saat sistem AC mobil bekerja normal! 3. Jelaskan fungsi memvakum sistem AC! 51

74 4. Jelaskan syarat memvakum sistem AC! 5. Jelaskan langkah memvakum sistem AC! 6. Jelaskan syarat,cara mengisi zat pendingin/refrigerant melalui tekanan tinggi! 7. Jelaskan syarat,cara mengisi zat pendingin/ refrigerant melalui tekanan rendah! 8. Jelaskan cara mengontrol pengisian zat pendingin/ refrigerant jika sudah penuh! F.Rangkuman Dalam instalasi sistem AC mobil yang bekerja normal, tekanan saluran hisap kompresor 1,5 2 bar (21 29 psi). Dalam saluran tekan zat pendingin bertekanan 14,5-15 bar ( psi) pada putaran mesin 2000 rpm. Sebelum pengisian zat pendingin dilakukan terlebih dahulu system AC. di vakum, 1) Pekerjaan ini harus dilakukan pada setiap pengisian sistem yang sudah kosong atau habis atau sistem yang baru pertama kali diisi. 2) Lamanya pengosongan/kevakuman 15 menit. 3) Kran tekanan tinggi dan tekanan rendah dibuka sehingga udara dan uap air dapat dikeluarkan dari dalam sistem AC. oleh pompa vakum. 4) Udara yang mengandung uap air akan mempercepat proses pembekuan zat pendingin di dalam sistem akibatnya saluran saluran akan tersumbat es. Untuk pekerja yang belum begitu berpengalaman, lebih baik mengisi zat pendingin pada tekanan tinggi, karena selama pengisian kompresor tidak bekerja menekan zat pendingin berbentuk cair. 1) Tekanan zat pendingin pada tabung harus dinaikkan dengan cara memanaskan zat pendingin dalam alat pengisian khusus (charging station) 2) Kran tekanan rendah ditutup dan tekanan tinggi dibuka 3) Tabung zat pendingin dibalik agar yang masuk ke dalam sistem adalah zat pendingin cair 4) Dengan cara ini katup dan bagian lain kompresor tidak bekerja berat karena cairan itu tidak akan kembali ke ruangan kompresor tetapi terus mengalir ke kondensor. 52

75 Pengisian dilakukan pada saluran hisap pada kompresor : 1) Kran tabung zat pendingin dibuka, kran saluran tekanan tinggi ditutup. 2) Kran tekanan rendah manometer dibuka sedikit/pelan pelan saja agar zat pendingin yang masuk berupa gas, sesuai dengan keadaan zat pendingin yang masuk pad aslauran hisap kompresor pada waktu sistem bekerja normal. 3) Tabung zat pendingin tidak boleh dibalik karena tabung yang terbalik menyebabkan zat pendingin masuk berbentuk cair akibatnya kompresor lebih cepat rusak. 4) Karena tekanan saluran hisap kompresor cukup rendah maka pengisian pada saluran hisap ini lebih mudah dilakukan tetapi keamanan pada kompresor kurang terjamin. 5) Sistem yang terisi penuh pada putaran mesin di atas 2000 rpm tidak akan terlihat gelembung gelembung zat pendingin pada gelas control. Gelembung gelembung zat pendingin yang terlihat pada gelas kontrol menunjukkan pengisian yang kurang Tekanan zat pendingin dalam sistem dapat dilihat pada manometer manometer : 1) Bila tekanan pada saluran tekanan rendah sudah menunjukkan 1,5 2 bar (21 29 psi) 2) saluran tekanan tinggi 14, 5 15 bar ( psi), hal ini menunjukkan sistem sudah terisi penuh. G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti kegiatan pembelajaran ke-5 mengenai mendiagnosa gangguan pada sistem AC. 53

76 H.Kunci jawaban 1. Jenis-jenis zat pendingin/zat pendingin adalah: Sistem AC mobil zat pendingin yang digunakan saat ini adalah zat pendingin 12 (diflourdichlormethan), yang diberi kode R-12 (dimana R adalah singkatan dari zat pendingin), sedangkan pada sistem AC yang lain seperti AC pada gedung-gedung sering dipakai zat pendingin 22 atau R Tekanan zat pendingin/zat pendingin pada saat sistem AC mobil bekerja normal adalah: Tekanan saluran hisap kompresor 1,5 2 bar (21 29 psi). Dalam saluran tekan zat pendingin bertekanan 14,5-15 bar ( psi) pada putaran mesin 2000 rpm 3. Fungsi memvakum sistem AC adalah: Menghilangkan/menghisap uap air yang beredar dalam sistem. 4. Syarat memvakum sistem AC adalah: 1) Zat pendingin pada sistem AC harus tidak ada lagi atau kosong 2) Sistem AC yang baru pertama kali mau diisikan zat pendingin. 3) Mesin dan sistem AC harus mati. 5. Langkah memvakum sistem AC sebagai berikut: 1) Kran tekanan tinggi dan tekanan rendah dibuka sehingga udara dan uap air dapat dikeluarkan dari dalam sistem AC. oleh pompa vakum. 2) Lamanya pengosongan/kevakuman 15 menit. 6. Syarat mengisi zat pendingin/zat pendingin melalui tekanan tinggi adalah: Untuk pekerja yang belum begitu berpengalaman, lebih baik mengisi zat pendingin pada tekanan tinggi, karena selama pengisian kompresor tidak bekerja menekan zat pendingin berbentuk cair. 1) Tekanan zat pendingin pada tabung harus dinaikkan dengan cara memanaskan zat pendingin dalam alat pengisian khusus (charging station) 2) Mesin dan sistem AC harus mati 3) Tabung zat pendingin dibalik 4) Kran tekanan rendah ditutup dan tekanan tinggi dibuka 5) Tabung zat pendingin dibalik agar yang masuk ke dalam sistem adalah zat pendingin cair 54

77 Dengan cara ini katup dan bagian lain kompresor tidak bekerja berat karena cairan itu tidak akan kembali ke ruangan kompresor tetapi terus mengalir ke kondenso Cara mengisi zat pendingin/zat pendingin melalui tekanan tinggi adalah: 1) Kran tekanan rendah ditutup dan tekanan tinggi dibuka 2) Tabung zat pendingin dibalik agar yang masuk ke dalam sistem adalah zat pendingin cair 7. Syarat mengisi zat pendingin/zat pendingin melalui tekanan rendah adalah: Pengisian dilakukan pada saluran hisap pada kompresor : 1) Mesin dan sistem AC harus hidup 2) Purana mesin 2000 rpm 3) Tabung zat pendingin berdiri Cara mengisi zat pendingin/zat pendingin melalui tekanan rendah adalah: 1) Kran tabung zat pendingin dibuka, kran saluran tekanan tinggi ditutup. 2) Kran tekanan rendah manometer dibuka sedikit/pelan pelan saja agar zat pendingin yang masuk berupa gas, sesuai dengan keadaan zat pendingin yang masuk pad aslauran hisap kompresor pada waktu sistem bekerja normal. 3) Tabung zat pendingin tidak boleh dibalik karena tabung yang terbalik menyebabkan zat pendingin masuk berbentuk cair akibatnya kompresor lebih cepat rusak. 8. Cara mengontrol pengisian zat pendingin/zat pendingin jika sudah penuh adalah,melalui: 1) Melihat pada gelas/kaca kontrol saringan. 2) Dengan manometer. 3) Mengisi sesuai dengan berat zat pendingin yang masuk ke dalam sistem menurut buku manual. 55

78 KEGIATAN PEMBELAJARAN GANGGUAN PADA SISTEM AC 5. MENDIAGNOSA A.Tujuan Pembelajaran Peserta diklat dapat: 1. Menjelaskan cara mengontrol temperatur di dalam ruangan kendaraan 2. Menjelaskan cara mengontrol di ruang mesin 3. Menjelaskan cara mendiagnosa gangguan dengan manometer 4. Menjelaskan cara mendiagnosa gangguan melalui kaca pengontrol saringan 5. Menjelaskan cara mengontrol kebocoran zat pendingin B. Indikator Pencapian Kompetensi : 1. Penjelasan cara mengontrol temperatu di dalam ruangan kendaraan 2. Penjelasan cara mengontrol di ruang mesin 3. Penjelasan cara mendiagnosa gangguan dengan manometer 4. Penjelasan cara mendiagnosa gangguan melalui kaca pengontrol saringan 5. Penjelasan cara mengontrol kebocoran zat pendingin C.Uraian Materi 5.Mendiagnosa gangguan pada sistem AC Mendiagnosa gangguan pada sistem AC memerlukan langka yang tersistimatis dan alat pelindung diri (APD) supaya perkerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, Selalu gunakan kaca mata dan sarung tangan pada waktu melepas slang manometer dari kedua katup / ventil servispelayanan (servis valve, Pada saat melepas slang manometer, refrigerant akan tersemprot keluar, kemungkinan mengenai mata dan kulit. 56 Gambar 5. 1 Standart keselamatan kerja

79 Temperatur zat pendingin yang keluar tersebut sangat rendah (di bawah 0ºC) dapat menimbulkan luka seperti terbakar dan kejang otot. 5.1 Mengontrol di dalam ruang kendaraan. Gambar 5. 2 Pengontrolan aliran udara sejuk pada kendaraan. Gambar 5. 3 Pengukuran temperatur udara yang dihembuskan oleh motor blower. Gambar 5. 4 Pemeriksaan ketegangan sabuk ( V-belt) Periksa kekendoran sabuk (V -belt ) antara roda puli kopling magnet kompresor dengan roda puli poros engkol. 1) Pemeriksaan dapat dilakukan dengan tangan. 2) Bila kekendoran sabuk sesuai spesifikasi. 3) Periksalah dengan menggunakan alat khusus seperti gambar. Setel sabuk menurut spesifikasi buku manual. 57

80 4) Hidupkan sistem AC dengan putaran mesin diatas 2000 rpm, kontrol sirkulasi udara dingin pada setiap saluran, periksa fungsi pengatur putaran motor blower. 5) Hembusan udara dingin harus hampir merata pada setiap saluran 6) Kontrol temperatur udara dari saluran : sistem AC yang bekerja baik temperatur udara pada saluran evaporator 4 6 o C dengan temperatur udara luar o C. 5.2 Kontrol di ruang mesin. Puli Kompresor Gambar 5. 5 Pemeriksaan ketegangan sabuk dengan alat khusus. Gambar 5. 6 Pemeriksaan penyebab kebocoran pada pipa. Kebocoran oli pada poros kompresor akan terlihat di bagian bawah poros antara kopling magnet dengan kompresor, berwarna kuning dan kotor. 1) Lepas kompresor bila kebocoran oli dapat dipastikan dari poros kompresor 58

81 2) Kebocoran oli pada sambungan-sambungan juga akan terlihat berwarna kuning dan kotor 3) Kebocoran oli akan disertai dengan kebocoran zat pendingin. 4) Perbaiki dan keraskan sambungan yang bocor, pengerasan yang berlebihan mengakibatkan pipa jadi rusak/pecah 5) Periksa kotoran yang menempel pada kisi-kisi kondensor. 6) Bila terdapat kotorankotoran bersihkan dengan semprotan air Gambar 5. 7 Pembersihan kondensor. Kotoran pada kondensor akan menghalangi pendinginan kondensor, akibatnya sistem AC terasa kurang dingin. 1) Pasangkan slang manometer pada katup pelayanan tekanan rendah dan tekanan tinggi kompresor atau pada katup pelayanan tekanan tinggi saringan, tutup kedua kran manometer. Gambar 5. 8 Pemasangan manometer pada sistem AC 2) Pada waktu sistem AC tidak bekerja, besar tekanan tinggi dan tekanan rendah harus sama. 3) Hidupkan sistem AC dengan putaran mesin 2000 rpm, lihat besar tekanan yang ditunjukkan oleh kedua manometer. 59

82 Sistem AC yang bekerja baik besar tekanannya harus : 1) Tekanan 1,5-2 bar (21 29 psi) pada saluran tekanan rendah. 2) Tekanan 14,5 15 bar ( psi) pada saluran tekanan tinggi. Bila dalam pengontrolan ini tekanan yang ditunjukkan manometer tidak sesuai dengan data di atas, maka pasti ada kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem, untuk memastikan kesalahan. Periksa kebocoran oli pada poros kompresor dan pada sambungan sambungan instalasi pipa, kebocoran oli pad aporos kompresor akan terlihat di bagian bawah poros antara kopling maknit dengan kompresor, warna kuning dan kotor. 1) Lepas kompresor bila kebocoran oli dapat dipastikan dari poros kompresor. 2) Kebocoran oli pada sambungan juga akan terlihat berwarna kuning dan kotor, kebocoran oli akan disertai dengan kebocoran zat pendingin. Gambar 5. 9 Kebocoran selang/pipa pada sistem AC. 3) Perbaiki dan keraskan sambungan yang bocor, pengerasan yang berlebihan mengakibatkan pipa jadi rusak/pecah 4) Pasangkan selang manometer pad akatup pelayanan tekanan rendah dan tekanan tinggi kompresor atau pada katup pelayanan tekanan tinggi saringan, tutup kedua keran manometer. 5) Pada waktu sistem AC tidak bekerja, besar tekanan tinggi dan tekanan rendah harus sama 6) Bila saluran tekanan tinggi dari saluran tekanan rendah hal ini berarti katup ekspansi sellau menutup 7) Hidupkan sistem AC dengan putaran mesin sekitar 2000 rpm, lihat pula besar tekanan yang ditunjukkan oleh kedua manometer 60

83 8) Bila dalam pengontrolan ini tekanan yang ditunjukkan manometer tidak sesuai maka pasti ada kesalahan kesalahan yang terjadi pada sistem. 5.3 Diagnosa Gangguan dengan Manometer Sistem AC normal Sistem AC bekerja normal jika tekanan pada saluran tekanan rendah dan saluran tekanan tinggi mencapai: 1) TR = 1,5 2 bar (21 29 psi) 2) TT=14,5 15 bar ( psi). Keterangan : TR = Kran manometer tekanan rendah (warna biru) TT = Kran manometer tekanan tinggi (warna merah) Gambar Penunjukanmanometer pada saat sistem AC bekerja normal Sistem AC tidak normal Gambar Penunjukan manometer pada saat TR dan TT rendah Diagnosa : 1) Pengisian refrigerant masih kurang 2) Kebocoran refrigerant Perbaikan: 1) Periksa kebocoran 2) Tambah isi refrigerant dalam sistem TR = tekanannya kosong/vakum TT = tekanannya kecil sekali Diagnosa : 1) Pengisian refrigerant terlalu sedikit 61

84 2) Evaporator kotor, aliran dari motor blower terhambat sehingga terjadi pembekuan dalam evaporator Perbaikan: 1) Periksa kerja motor blower 2) Bersihkan dan vakum system 3) Isi refrigerant kembali Gambar Penunjukan manometer pada saat TR vakum dan TT rendah Gambar Penunjukan manometer pada saat TR jadi vakum dan TT turun. Pada waktu sistem AC bekerja suatu ketika TR jadi naik dan TT turun. Diagnosa : 1) Filter yang sudah tua tidak mampu lagi menyerap uap air, akibatnya pipa evaporator tersumbat oleh es 2) Evaporator yang kotor akan menghambat aliran udara juga akan mengakibatkan hal yang sama Perbaikan : 1) Ganti filter 2) Bersihkan evaporator 3) Periksa kerja motor blower Gambar Penunjukan manometer TR naik TT turun. Pada waktu sistem AC bekerja TR naik TT turun Diagnosa : 1) Kerusakan pada kompresor, 2) kebocoran katup-katup, 3) kebocoran torak, 4) cincin torak dengan silinder kompresor 62

85 Perbaikan : Perbaiki atau ganti kompresor Gambar Penunjukan manometer TR naik TT naik. Pada waktu sistem AC bekerja TR dan TT lebih besar Diagnosa : 1) Pengisian refrigerant terlalu banyak 2) Pendinginan kondensor kurang 3) Pemasangan kondensor salah (terbalik) Perbaikan : 1) Kurangi isi refrigerant 2) Bersihkan kondensor, periksa kerja kipas listrik kondensor, periksa dan betulkan pemasangan kondensor 3) Kurangi refrigerant 5.4 Diagnosa Gangguan Melalui Kaca Pengontrol Saringan. 5.5 Mengontrol Kebocoran Zat pendingin. Kontrol kebocoran zat pendingin pada setiap sambungan instalasi pipa dengan busa sabun atau dengan nyala api spritus,kebocoran zat pendingin (refrigerant) penyebabkan nyala api kompor menjadi besar dan berubah warna dari biru menjadi kuning kemerah-merahan. Slang kontrol kompor harus didekatkan pada bagian bawah sambungan instalasi pipa yang akan dikontrol, karena sifat gas zat pendingin selalu turun. Gambar Kompor nyala api Spritus 63

86 Mengontrol kebocoran zat pendingin juga dapat dilakukan dengan detektor elektronik yang lebih sensitive, kebocoran zat pendingin mengakibatkan frekuensi bunyi detektor semakin cepat. Gambar Detektor kebocoran D.Aktivitas Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran, hendaknya tahu: 1. Cara mendiagnosa di dalam rungan mesin,di dalamg rungan kendaraan,mendiagnosa gangguan melalaui:manometer,kaca pengontrol pada saringan dan cara mengontrol kebocoran pada zat pendingin. 2. Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan dalam dalam pembelajaran. Selain itu Anda perlu sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian penghapus kaca E.Latihan/Kasus/Tugas 1. Menyebutkan standar keselamatan kerja pada saat bekerja dengan zat pending! 2. Jelaskan apa saja yang dikontrol pada ruangan kendaraan sehubungan dengan sistem AC mobil! 3. Jelaskan apa saja yang dikontrol pada ruangan kendaraan mesin kendaraan! 4. Berapa tekanan pada sistem AC dengan putaran mesin 2000 rpm,jika bekerja normal? 64

87 5. Gangguan apa yang terjadi jika monometer pada sistem AC menunjuk seperti gambar di bawah ini? F.Rangkuman Standart keselamatan kerja selalu gunakan kaca mata dan sarung tangan pada waktu melepas slang manometer dari kedua katup / ventil pelayanan (servis valve). 1) Kontrol temperatur udara dari saluran : sistem AC yang bekerja baik temperatur udara pada saluran evaporator 4 6 o C dengan temperatur udara luar o C. 2) Periksa kekendoran sabuk (V -belt ) antara roda puli kopling magnet kompresor dengan roda puli poros engkol. 3) Periksa kebocoran oli pada poros kompresor dan pada sambungan sabungan instalasi pipa. Kebocoran oli pada poros kompresor akan terlihat di bagian bawah poros antara kopling magnet dengan kompresor, berwarna kuning dan kotor Sistem AC yang bekerja baik besar tekanannya harus : 1) 1,5-2 bar (21 29 psi) pada saluran tekanan rendah. 2) 14,5 15 bar ( psi) pada saluran tekanan tinggi. Penunjukan manometer pada saat sistem AC TR dan TT rendah disebakan oleh: 1) Pengisian zat pendingin masih kurang 2) Kebocoran zat pendingin Penunjukan manometer pada saat sistem AC TR vakum dan TT rendah penyebabnya adalah: 1) Pengisian zat pendingin terlalu sedikit 2) Evaporator kotor, aliran dari motor blower terhambat sehingga terjadi pembekuan dalam evaporator 65

88 Penunjukan manometer pada saat sistem AC normal suatu ketika TR jadi vakum dan TT turun,penyebabnya adalah: 1) Filter yang sudah tua tidak mampu lagi menyerap uap air, akibatnya pipa evaporator tersumbat oleh es 2) Evaporator yang kotor akan menghambat aliran udara juga akan mengakibatkan hal yang sama Penunjukan manometer TR naik TT turun. Disebabkan oleh: 1) Kerusakan pada kompresor, 2) kebocoran katup-katup, 3) kebocoran torak, 4) cincin torak dengan silinder kompresor Penunjukan manometer TR naik TT naik. dikarenakan oleh: 1) Pengisian zat pendingin terlalu banyak 2) Pendinginan kondensor kurang 3) Pemasangan kondensor salah ( terbalik ) G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti kegiatan pembelajaran ke-6 mengenai memperbaiki sistem AC H.Kunci Jawaban 1. Standar keselamatan kerja pada saat bekerja dengan zat pendingin adalah! 1) Kaca mata 2) Sarung tangan 2. Pengontrolan pada ruangan kendaraan sehubungan dengan sistem AC mobil adalah: 66

89 1) Hembusan udara dingin harus hampir merata pada setiap saluran 2) Kontrol temperatur udara dari saluran : sistem AC yang bekerja baik temperatur udara pada saluran evaporator 4 6 o C dengan temperatur udara luar o C. 3. Jelaskan apa saja yang dikontrol pada ruangan kendaraan mesin kendaraan! 1) Pemeriksaan ketegangan sabuk ( V-belt) 2) Periksa kebocoran oli pada poros kompresor dan pada sambungan sabungan instalasi pipa 3) Kebocoran oli pada sambungan-sambungan juga akan terlihat berwarna kuning dan kotor 4) Periksa kotoran yang menempel pada kisi-kisi kondensor. 5) Pada waktu sistem AC tidak bekerja, besar tekanan tinggi dan tekanan rendah harus sama. 4. Berapa tekanan pada sistem AC dengan putaran mesin 2000 rpm,jika bekerja normal? 1) 1,5-2 bar (21 29 psi) pada saluran tekanan rendah. 2) 14,5 15 bar ( psi) pada saluran tekanan tinggi. 5. Gangguan apa yang terjadi jika monometer pada sistem AC menunjuk seperti gambar di soal? 1) Pengisian zat pendingin masih kurang 2) Kebocoran zat pendingin 67

90 KEGIATAN PEMBELAJARAN 6. MEMPERBAIKI SISTEM AC A.Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: 1. Menjelaskan keselamatan kerja pada tabung zat pendingin 2. Menjelaskan cara mengganti saringan/filter 3. Menjelaskan cara memvakum sistem AC 4. Menjelaskan cara mengganti kopling magnet 5. Menjelaskan cara mengganti kompresor 6. Menjelaskan cara mengganti katup ekspansi 7. Menjelaskan cara mengganti kompresor B. Indikator Pencapian Kompetensi : 1. Penjelasan keselamatan kerja pada tabung zat pendingin 2. Penjelasan n cara mengganti saringan/filter 3. Penjelasan cara memvakum sistem AC 4. Penjelasan cara mengganti kopling magnet 5. Penjelasan cara mengganti kompresor 6. Penjelasan cara mengganti katup ekspansi 7. Penjelasan cara mengganti kompresor C.Uraian Materi: 6. Zat pendingin dan Saringan. Keselamatan kerja pada tabung zat pendingin: 1) Tabung zat pendingin jangan ditempatkan pada panas matahari. 2) Letakkan tabung pada tempat yang aman dengan temperatur di bawah 40 o C, pengaruh kenaikan tekanan akibat kenaikan temperatur cukup cepat pada zat pendingin, menyebabkan tabung bisa meledak bila ditempatkan pada suhu dia atas 40 o C. 68

91 Gambar 6. 1 Keselamatan kerja pada tabung zat pendingin. Untuk memperbaiki AC. mobil,mesin pendingin AC. dan kulkas diperlukan alatalat yang lengkap. Di dalam memperbaiki mesin pendingin (AC, Refrigerator) teknisi harus tahu : 1) Menentukan bagian mana dari mesin pendingin yang harus diperbaiki (berdasarkan analisis gejala-gejala gangguan). 2) Memilih alat-alat / bahan secara tepat sesuai dengan spesifikasi pendingin yang kita repair. 3) Menjaga sistem pendingin agar tetap bersih & kering dalam mengerjakan. 4) Menjaga keselamatan kerja. 6.1 Filter/saringan,Kompresor dan kopling magnet. Pemeriksaan filter/saringan,kompresor dan kopling magnet dengan menggunakan monometer dapat dilakukan jika sudah diinstal/dipasang,cara pemasangan sebagai berikut: Langkah kerja : 1) Pasangkan selang manometer TR. ke katup pelayanan TR. kompresor dan selang manometer TT. ke TT. Kompresor. 2) Kosongkan isi zat pendingin dari sistem AC sampai jarum monometer menunjukkan angka nol: 3) Lepas instalasi sambungan pipa saringan harus menggunakan dua kunci pas. 69

92 4) Satu kunci pas digunakan untuk menahan saringan dan yang satu lagi digunakan untuk membuka mur pengikat sambungan instalasi pipa. Gambar 6. 2 Melepas saringan sistem AC. 5) pada saringan, tanda pemasangan biasanya diberi kode inlet (in) yakni menunjukkan sambungan pipa dari kondensor tanda panah dihubungkan menuju saluran ke evaporator. Gambar 6. 3 Saringan sistim AC. Jangan membuka tutup saringan sebelum pemasangan sambungan instlasi pipa dilakukan. 6) Tutup saringan jangan terlalu lama terbuka menyebabkan sel silica akan menyerap kelembaban yang mengakibatkan filter akan jenuh. 7) Pasangkan selang pompa vakum listrik dan vakum sistem AC 8) Isi zat pendingin pada sistem AC Pemeriksaaan pada ruang mesin. 1) Hidupkan sistem AC. dengan putaran mesin 2000 rpm, lakukan pemeriksaan kemampuan kerja kompresor dengan menggunakan manometer. 70

93 2) Periksa dudukan kompresor pada blok mesin, kompresor harus duduk dan dibautkan dengan baik. Hubungan puli kompresor dengan poros mesin harus lurus bila dilihat dari samping mesin, hubungan yang tidak lurus akan mengakibatkan sabuk (belt) cepat rusak dan bantalan kopling magnet cepat aus. 3) Periksa kerja kopling magnet. Kopling magnet dapat menghubungkan dan memutuskan dengan poros kompresor secara baik, tanpa menimbulkan suara yang kasar setelah kopling maknet bekerja, tetapi sesaat kopling magnet menghubung memang menimbulkan bunyi karena sabuk penggerak mengalami slip untuk menyesuaikan putaran. 4) Pada waktu mesin dan sistem AC. tidak bekerja, periksa tahanan gulungan kopling maknet, besar tahanan antara 3 4 ohm. 5) Periksa juga dari kemungkinan ada hubungan singkat dengan massa (bodi) Pemeriksaan setelah kompresor dilepas dari sistem. 1) Periksa kebocoran pada kompresor, tutup sambungan TR. dan TT., isikan zat pendingin dengan tekanan sekitar 3 bar ke dalam kompresor melalui katup pelayanan TT, periksa kemungkinan kebocoran zat pendingin dengan detektor! 2) Periksa pegas penekan kopling magnet dari kemungkinan patah atau korosi. 3) Periksa besar celah pelat penekan dengan permukaan roda puli, besar celah 0, 3 0, 6 mm. Gambar 6. 2 Mengukur celah pelat penekan dengan roda puli. 4) Celah yang lebih besar disebabkan keausan yang terjadi akibat gesekan antara pelat penekan dengan roda puli. 71

94 5) Lepas kopling magnet seperti urutan langkah pada gambar. Gambar 6. 3 Melepas kopling magnet. 6) Ukur besar tahanan gulungan kopling magnet, tahanan gulungan antara 3 4 ohm. Gambar 6. 4 Mengukur tahanan pada kumparan kopling magnet. Bila pada kompresor terdapat kebocoran sil poros atau bantalan poros sudah rusak sehingga menimbulkan suara waktu kompresor bekerja, bongkar kompresor! 1) Sebelum kompresor dipasang kembali pada sistem lakukan sekali lagi pengetesan kebocoran. Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah sebagai berikut : 1) Reparasi kompresor kecil sangat jarang dilakukan, hal ini disebabkan karena spare part yang dijual sulit diperoleh, hanya kerusakan akibat kebocoran sil poros kompresor dan bantalan bantalan yang dapat diperbaiki dengan mengganti bagian bagian yang rusak. 2) Kerusakan kompresor akibat keausan torak, kerusakan katup-katup, selain kerusakan kebocoran dan kerusakan bantalan, sebaiknya kompresor diganti saja. 3) Kerusakan kompresor sangat dipengaruh oleh cara pengisian zat pendingin ke dalam sistem, zat pendingin cair tidak boleh masuk ke dalam kompresor. 72

95 4) Kekurangan zat pendingin juga menimbulkan keruskaan kompresor, karena zat pendingin berupa gas yang masuk ke dalam saluran hisap kompresor juga berfungsi sebagai pendingin kompresor, zat pendingin kurang maka kompresor menjadi panas 5) Oli kompresor adalah oli khusus, yang bersifat tidak mengandung uap air, dan tidak membeku pada suhu yang sangat rendah Pemeriksaan Katup Ekspansi. 1) Lakukan pemeriksaan kesalahan katup ekspansi dengan manometer, kesalahan katup ekspansi yang paling tepat dipastikan pada waktu sistem AC. Dimatikan. 2) Katup ekspansi yang macet, tersumbat kotoran atau tidak bisa membuka akan menyebabkan saluran tertekan rendah.tr. tidak mau naik sampai hampir sama dnegan saluran tekanan tinggi TT. 3) Keluarkan zat pendingin dari sistem AC. 4) Lepaskan hubungan kabel kabel instalasi listrik yang ada di unit evaporator. 5) Lepaskan instalasi saluran TT. dan TR. pada evaporator, gunakan dua kunci agar instalasi pipa tidak rusak waktu membuka atau melepas mur baut penyambung instalasi. 6) Bila pada sambungan-sambungan instalasi pipa/saluran terdapat ring karet/ring bulat, periksa ring karet dari kerusakan waktu melepas instalasi saluran. 7) Agar kebocoran pada sistem tidak terjadi pada sambungan sebaiknya setiap kali sambungan dilepas, ring karet harus diganti! 8) Tutup kedua bagian sambungan yang sudah dilepas dengan penutup khusus atau menggunakan isolasi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan kotoran yang masuk ke dalam instalasi pipa dari sistem AC. 9) Lepaskan unit evaporator dari kendaraan. 10) Buka rumah/tutup evaporator. 11) Lepaskan katup dari unit evaporator. 12) Buka rumah evaporator, lepas motor blower dan katup ekspansi. 13) Lakukan pengetesan katup ekspansi, bagian saluran tekanan tinggi katup ekspansi dialirkan zat pendingin cair dengan tekanan 5 bar, pipa kontrol temperatur katup ekspansi dimasukkan ke dalam air es dengan suhu 0 C. 14) Tutup kran TT. manometer dan buka kran TT. 73

96 15) Katup ekspansi yang bekerja normal menyebabkan tekanan manometer TR. naik dari 1,5 bar sampai mencapai 5 bar secara perlahan-lahan, bila TR. naik terlalu cepat hal ini berarti katup ekspansi selalu membuka. 16) Sebaliknya katup ekspansi yang tertutup dapat dilihat dengan tidak naiknya sama sekali tekanan pada manometer TR. 17) Bersihkan evaporator dari kotoran-kotoran yang menempel disekitarnya, dengan menggunakan air atau mesin pembersih uap air tekan. 18) Hal hal yang perlu diperhatikan adalah : 19) Kedua ujung pipa evaporator harus ditutup rapat. 20) Pasang kembali bagian bagian yang dilepas. 21) Lakukan pekerjaan menvakum dan mengisi zat pendingin ke dalam sistem AC. 22) Periksa kemampuan kerja sistem AC. Kerusakan katup ekspansi secara mekanis jarang terjadi tetapi katup ekspansi tidak dapat berfungsi secara baik sangat erat kaitannya dengan kesalahan pada filter Pemeriksaan Saringan/filter. Saringan yang sudah tua/jenuh tidak dapat menyerap uap air yang beredar dalam sistem, akibatnya terjadi pembekuan pada bagian saluran katup ekspansi, kotoran-kotoran kecil yang beredar dalam sistem juga akan menutup saluran katup ekspansi menyebabkan katup menjadi macet atau tersumbat Pemeriksaan Evaporator. Evaporator yang terlalu kotor mengakibatkan penyerapan panas tidak terjadi dengan baik, lama kelamaan katup ekspansi akan selalu menutup Pemeriksaan Pipa kontrol katup ekspansi. 1) Pipa kontrol katup ekspansi yang tidak menempel rapat dengan evaporator mengakibatkan gas di dalam pipa kontrol tekanannya selalu naik, ini berarti katup akan selalu membuka. 2) Sering terjadi karena kesalahan di atas sudah diperbaiki, katup ekspansi yang semula diduga rusak akhirnya masih berfungsi dengan baik. 74

97 3) Kerusakan mekanis pad apipa kontrol (pipa kapiler) yang terjadi biasanya pada sambungan pipa kapiler dengan tutup membram yang disolder, sambungan tersebut pecah/retak sehinga menyebabkan gas dalam pipa kontrol menjadi habis, hal ini mengakibatkan katup ekspansi akan selalu tertutup. 6.3 Instalasi Listrik Sistem AC. Rangkaikan kopling maknet, termostat, sistem kontrol dan motor kipas pendingin kondensor. Lakukan pemeriksaan komponen komponen dibawah ini : 1) Motor kipas kondensor. a. Lepaskan soket terminal motor kipas kondnesor. b. Hubungkan terminal motor secara langsung dengan baterai 12 V. c. Periksa arah putaran motor dan arah aliran udara pendingin kondensor. d. Ukur besar arus yang mengalir pad amotor. e. Beri tanda (+) dan (-) pada soket terminal motor, agar tidak tertukar waktu pengkabelan dilakukan. 2) Kopling magnet. a. Periksa kerja kopling magnet. b. Termostat. 1) Termostat:Termostat jenis mekanis a. Putar saklar pengatur termostat ke arah maksimum (cool/dingin). b. Periksa hubungan kedua terminal termostat dengan ohmmeter dengan cara mensimulasikan suhu pipa kapiler 3-5 o C, saklar memutus bila suhu 0 o C. c. Hati hati terhadap hubungan pipa kapiler dengan rumah termostat, solderan bisa rusak, kalau membengkok/meluruskan pipa kapiler terlalu dipaksa. 4) Termostat jenis elektronis : Sistem AC yang menggunakan kontrol unit elektronika pada umumnya menggunakan termostat jenis elektrolis/termistor, periksa nilai 75

98 tahanan termistor dengan ohmmeter, simulasikan dengan berbagai keadaan suhu. - Gambar 6. 5 Letak termistor pada Evaporator. Gambar 6. 6 Grafik pengaruh temperatur terhadap tahanan. 5) Sistem kontrol (Pengontrol tekanan). a. Periksa kerja sistem kontrol dengan ohmmeter, pada saat sistem AC. terisi zat pendingin (zat pendingin), saklar pengontrol tekanan tinggi memutus bila tekanan lebih besar dari 27 bar dan lebih kurang dari 2,1 bar. b. Rangkaian kopling maknit, termostat, pengontrol tekanan dan motor kipas kondensor, periksa kerja relai. 6) Rangkaikan instalasi motor blower. a. Periksa kerja motor blower pada setiap tingkat kecepatan. b. Periksa rangkaian motor blower. c. Lakukan pengkabelan. D.Aktivitas Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran,: 76

99 1. Hendaknya mengidentifikasi keselamatan kerja, peralatan yang digunakan untuk memperbaiki sistem AC dan memperbaiki sistem AC. 2. Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan dalam dalam pembelajaran. Selain itu Anda perlu sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian kelistrikan kendaraan ringan E.Latihan/Kasus/Tugas 1. Jelaskan keselamatan kerja pada tabung zat pendingin! 2. Jelaskan cara mengganti saringan/filter! 3. Jelaskan cara memvakum sistem AC! 4. Jelaskan cara mengganti kopling magnet! 5. Jelaskan cara mengganti kompresor! 6. Jelaskan cara mengganti katup ekspansi! 7. Jelaskan cara mengganti evaporator! F.Rangkuman Keselamatan kerja pada tabung zat pendingin 1) Tabung zat pendingin jangan ditempatkan pada panas matahari. 2) Letakkan tabung pada tempat yang aman dengan temperatur di bawah 40 o C, pengaruh kenaikan tekanan akibat kenaikan temperatur cukup cepat pada zat pendingin, menyebabkan tabung bisa meledak bila ditempatkan pada suhu dia atas 40 o C 3) Gunakan selalu kaca mata dan sarung tangan pada waktu bekerja mengisi dan mengosongkan zat pendingin dari sistem AC. Cara melepas saringan/filter Mengganti kopling magnet Mengganti kompresor Mengganti katup ekspansi Mengganti evaporator G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan: 1. Mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas 77

100 keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. 2. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti kegiatan pembelajaran ke-7 mengenai sistem audio vidio H.Kunci Jawaban 1. Keselamatan kerja pada tabung zat a. Tabung zat pendingin jangan ditempatkan pada panas matahari. b. Letakkan tabung pada tempat yang aman dengan temperatur di bawah 40 o C, pengaruh kenaikan tekanan akibat kenaikan temperatur cukup cepat pada zat pendingin, menyebabkan tabung bisa meledak bila ditempatkan pada suhu dia atas 40 o C c. Gunakan selalu kaca mata dan sarung tangan pada waktu bekerja mengisi dan mengosongkan zat pendingin dari sistem AC. 2. Cara mengganti saringan/filter a. Pasang saringan baru, ikutilah arah pemasangan instalasi pipa pada saringan, tanda pemasangan biasanya diberi kode inlet (in) yakni menunjukkan sambungan pipa dari kondensor tanda panah dihubungkan menuju saluran ke evaporator. b. Jangan membuka tutup saringan sebelum pemasangan sambungan instlasi pipa dilakukan. c. Tutup saringan jangan terlalu lama terbuka menyebabkan sel silica akan menyerap kelembaban yang mengakibatkan filter akan jenuh. 3. Cara memvakum sistem AC a. Pasangkan kembali selang pompa vakum listrik. b. Hidupka pompa vakum c. Buka kedua kran manometer 4. Cara mengganti kopling magnet a. Periksa pegas penekan kopling magnet b. Periksa besar celah pelat penekan c. Lepas kopling magnet seperti urutan langkah. 5. Cara mengganti kompresor a. Periksa kebocoran pada kompresor, tutup sambungan TR. dan TT., isikan zat pendingin dengan tekanan sekitar 3 bar ke dalam kompresor melalui 78

101 katup pelayanan TT, periksa kemungkinan kebocoran zat pendingin dengan detektor b. Bila pada kompresor terdapat kebocoran sil poros atau bantalan poros sudah rusak sehingga menimbulkan suara waktu kompresor bekerja, bongkar kompresor! c. Sebelum kompresor dipasang kembali pada sistem lakukan sekali lagi pengetesan kebocoran. 6. Cara mengganti katup ekspansi a. Keluarkan zat pendingin dari sistem AC. b. Buka rumah evaporator, lepas motor blower dan katup ekspansi. c. Lakukan pengetesan katup ekspansi, bagian saluran tekanan tinggi katup ekspansi dialirkan zat pendingin cair dengan tekanan 5 bar, pipa kontrol temperatur katup ekspansi dimasukkan ke dalam air es dengan suhu 0 C. d. Tutup kran TT. manometer dan buka kran TT. e. Katup ekspansi yang bekerja normal menyebabkan tekanan manometer TR. naik dari 1,5 bar sampai mencapai 5 bar secara perlahan-lahan, bila TR. naik terlalu cepat hal ini berarti katup ekspansi selalu membuka. f. Sebaliknya katup ekspansi yang tertutup dapat dilihat dengan tidak naiknya sama sekali tekanan pada manometer TR. 7. Cara mengganti evaporator a. Lepaskan hubungan kabel kabel instalasi listrik yang ada di unit evaporator. b. Lepaskan instalasi saluran TT. dan TR. pada evaporator, gunakan dua kunci agar instalasi pipa tidak rusak waktu membuka atau melepas mur baut penyambung instalasi. c. Bila pada sambungan-sambungan instalasi pipa/saluran terdapat ring karet/ring bulat, periksa ring karet dari kerusakan waktu melepas instalasi saluran. d. Agar kebocoran pada sistem tidak terjadi pada sambungan sebaiknya setiap kali sambungan dilepas, ring karet harus diganti! e. Tutup kedua bagian sambungan yang sudah dilepas dengan penutup khusus atau menggunakan isolasi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan kotoran yang masuk ke dalam instalasi pipa dari sistem AC. 79

102 f. Lepaskan unit evaporator dari kendaraan. g. Buka rumah/tutup evaporator. h. Lepaskan evaporator lama dan psang evaporator baru 80

103 81

104 KEGIATAN PEMBELAJARAN 7. SISTEM AUDIO VIDIO A.Tujuan Pembelajaran Peserta diklat dapat: 1. Menjelaskan kegunaan sistem audio vidio 2. Menjelaskan fungsi head unit 3. Menjelaskan fungsi,jenis-jenis cross over 4. Menjelaskan fungsi,jenis-jenis speaker 5. Menjelaskan fungsi,jenis-jenis,cara pemasangan kapasitor bank 6. Menjelaskan fungsi amplifiers 7. Menjelaskan cara pemasangan dan setting system car audio video 8. Menjelaskan cara mendiagnosa car audio video 9. Menjelaskan cara menperbaiki car audio video B. Indikator Pencapian Kompetensi : 1. Penjelasan kegunaan sistem audio vidio 2. Penjelasan fungsi head unit 3. Penjelasan fungsi,jenis-jenis cross over 4. Penjelasan fungsi,jenis-jenis speaker 5. Penjelasan fungsi,jenis-jenis,cara pemasangan kapasitor bank 6. Penjelasan fungsi amplifiers 7. Penjelasan cara pemasangan dan setting system car audio video 8. Penjelasan cara mendiagnosa car audio video 9. Penjelasan cara menperbaiki car audio video C.Uraian Materi 7.Sistem Audio Persaingan car audio dimulai sejak awal tahun 1980 setelah ditemukan instalasi yang paling keras. Misal tahun 1985 Wayne Harris terkenal memodifikasi Cadillac Hearse 3 fitur subwoofer 24 inchi sebaik seperti 8 subwoofer 12 inchi. Awalnya sedikit pertimbangan diberikan untuk kualitas suara, namun pada awal tahun 1990 beberapa organisasi termasuk didalamnya IASCA, mengawali persaingan car audio difokuskan pada kualitas suara. Terdapat dua gaya SPL 82

105 dibandingkan, kualitas suara, satu sama lain hamper menjadi eksklusif. Persaingan dalam hal kenyaringan dikenal sebagai Db drag racing. Sekarang MEASQ mengantarkan persaingan kualitas suara secara nasional di Australia. Kebutuhan sebuah sistem car theatre meliputi: 1) Sebuah main unit DVD 2) Satu set speaker depan yang terdiri dari mid bass 6 inci dan sepasang tweeter 3) Satu set speaker belakang coaxial (sesumbu) atau terpisah, berukuran 5 atau 6 incci. 4) Satu unit center channel 5) Satu atau dua unit subwoofer 6) Satu atau dua unit power amplifier yang sudah mendukung sistem surround DTS 5.1 7) Beberapa TV monitor. Definisi istilah teknis pada audio mobil itu adalah suara sistem Hi-Fi untuk mobil sistem hi-fi adalah seperangkat peralatan yang terdiri dari sumber daya amplifier dan dengan setidaknya satu pembicara. Pengertian audio adalah sistem komunikasi bercirikan suara, sinyal elektrik digunakan untuk membawa unsur bunyi. Istilah ini juga biasa digunakan untuk menerangkan sistem - sistem yang berkaitan dengan proses perekaman dan transmisi yaitu sistem pengambilan / penangkapan suara,sambungan transmisi pembawa bunyi, amplifier dan lainnya. Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan filmseluloid, sinyal elektronik, atau media digital. 7.1.Komponen Car Audio Head Unit Head unit adalah perangkat utama dari car audio video, karena pada head unit inilah diolah dan dikeluarkan sinyal audio maupun video yang selanjutnya dikirimkan ke komponen-komponen yang lain seperti amplifier, speaker dan lainlain. 83

106 Memilih stereo head unit untuk dipasang di mobil. Meski tidak berkolerasi langsung dengan suara yang dihasilkan, memilih stereo head unit di mobil cukup membingungkan, karena kini banyak pilihan dengan merk, model dan kelebihan beragam. Untuk itu bagi anda yang akan membeli stereo head unit untuk mobil ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, stereo head unit yang dipilih tetunya arus mudah dioperasikan, mengingat dari perangkat inilah semua perintah yang berhubungan dengan audio berasal. bisa menilai poin ini dengan memperhatikan besar kecilnya tombol apakah ukuran pas di ujung jari, seberapa mudah dan cepat head unit saat ganti track CD, demikian pula saat mengganti gelombang radio. Intinnya harus senyaman mungkin saat menggunakan perangkat ini. Kedua, pertimbangkan apakah cukup mengguakan cassette player atau juga dengan CD player. Kualitas CD tentu lebih baik ketimbang kaset, namun biayanya lebih besar. Hal inti tergantung kemampuan dan kebutuhan Ketiga, perhatikan pula daya yang dibutuhkan oleh stereo head unit. Semakain besar daya semakin bagus pula kualitas suara yang dihasilkan. Cobalah terlebih dahulu stereo head unit agar anda puas dengan suara yang dihasilkan. Jangan terkecoh dengan label atau tulisan yang ditempelkan. Keempat, Jika anda termasuk penggila musik atau audio, pilihlah stereo head unit yang memiliki pre-amp output. Dengan fitur ini anda dapat menghubungkan stereo head unit dengan amplifier dengan mudah. Dengan amplifier tentu suara yag dihasilkan lebih baik. Peralatan audio yang sangat umum adalah radio/tape player / CD player / DVD player yang secara umum diuraikan sebagai Head unit, juga dinamakan head deck. Sekarang telah dikembangkan teknologi head unit ditambahkan CD player dengan MP3, Ogg WMA, AAC dan dukungan USB, Bluetooth serta Wi-Fi. Mobil modern kebanyakan mempunyai CD player dan beberapa mempunyai pilihan untuk CD changer, yang dapat dipasang disc ganda juga dalam head unit itu sendiri atau terpisah ditempatkan dalam konsol. Bahkan terakhir telah ditambahkan DVD player dan layar LCD. Layar LCD juga diintegrasikan ke dalam onstrumen konsol. DVD head unit mengumpankan video keluaran ke dalam peraga yang dipasang secara terpisah atau ditempatkan ke dalam sandaran untuk dilihat penumpang di belakang. Layar 84

107 video dapat juga menunjukan keluaran video dari komponen lain seperti system navigasi, game konsol atau kamera parkir yang dapat secara otomatis diaktifkan bila mobil bergerak mundur. Head unit pada umumnya menawarkan beberapa cross over (audio cross over) dan equalization. Pada umumnya meliputi equalizer parametric dan atau grafis. Cross over biasanya menggunakan filter pelewat frekuensi tinggi dan frekuensi rendah hanya mengirimkan cakupan frekuensi tertentu ke komponen tertentu. Filter subsonic umumnya menangani penguat yang bukan head unit. Head unit produksi Panasonic merupakan kombinasi radio, CD dan MP3. Peralatan audio yang sangat umum adalah radio/tape player/cd player / DVD player yang secara umum diuraikan sebagai Head unit, juga dinamakn head deck. Gambar 7. 1 Head Unit Bahkan terakhir telah ditambahkan DVD player dan layar LCD. Layar LCD juga diintegrasikan ke dalam onstrumen konsol. DVD head unit mengumpankan video keluaran ke dalam peraga yang dipasang secara terpisah atau ditempatkan ke dalam sandaran untuk dilihat penumpang dibelakang. Layar video dapat juga menunjukan keluaran video dari komponen lain seperti system navigasi, game konsol atau kamera parker yang dapat secar otomatis diaktifkan bila mobil bergerak mundur. 85

108 Gambar 7. 2 Speake Mobil Head unit pada umumnya menawarkan beberapa cross over (audio cross over) dan equalization. Pada umumnya meliputi equalizer parametric dan atau grafis. Cross over biasanya menggunakan filter pelewat frekuensi tinggi dan frekuensi rendah hanya mengirimkan cakupan frekuensi tertentu ke komponen tertentu. Filter subsonic umumnya menangani penguat yang bukan head unit Croos Over Pada dasarnya crossover terbagi dua jenis yaitu aktif crossover dan pasif crossover.cross over berguna untuk pembagi frekuensi dalam sound reinforcement. dan dalam crosover tersebut ada 3 hal yang terpenting yang harus Anda pahami: 1) High pass filter, bagian ini berfungsi menyaring frekuensi suara tweeter 2) Mid pass filter, bagian ini berfungsi menyaring frekuensi suara midrange 3) Low pass filter, baguan ini berfungsing menyaring frekuensi suara midbass dan subswoofer. Crossover sound adalah suara yang dihasilkan oleh crossover. Sebagian orang menyukai suara yang keras ketika mendengarkan musik, namun adapula yang menyukai suara yang jernih dalam mendengarkan musik. Selera orang memang berbeda-beda, persepsi seseorang tentang keindahan suara pun dapat berbedabeda. Untuk mendapatkan crossover ini bisa datang ke toko variasi mobil terdekat atau dapat membelinya di toko-toko online, tentunya dengan harga yang bervariasi pula. Crossover adalah perangkat penyaringan yang membatasi frekuensi yang mencapai pembicara. Ia membagi sinyal musik ke dalam rentang frekuensi terpisah dan mengirimkannya ke speaker yang dirancang untuk mereproduksi 86

109 terbaik masing-masing rentang frekuensi. Sebagai contoh hanya frekuensi tinggi akan dikirim ke tweeter midrange ke speaker kisaran menengah dan terendah untuk subwoofer Crossover pasif sangat umum. Pada dasarnya koil kapasitor atau dipasang pada speaker mengarah antara amplifier dan speaker yang berhenti mencapai frekuensi tertentu dari pembicara. Ini relatif murah dan mudah untuk menginstal. Tapi untuk mobil sistem stereo untuk melakukan lebih baik dan efisien membutuhkan crossover aktif juga disebut sebagai crossover elektronik. Hal ini dipasang antara head unit atau equalizer dan amplifier crossover elektronik mengirimkan rentang frekuensi yang tepat untuk masing-masing penguat. Beberapa orang berjalan tiga ampli terpisah satu untuk bass satu untuk mid dan yang lainnya untuk tertinggi. Crossover aktif hampir tak terbatas disesuaikan.,dapat bervariasi poin crossover dan menyesuaikan tingkat speaker terpisah untuk mencapai keseluruhan suara terbaik di dalam kendaraan Speaker Speaker pada car audio video system berfungsi untuk merubah getaran sinyal audio yang berupa sinyal listrik menjadi suara melalui membran sehingga suara dapat didengarkan,speaker mobil pada umumnya ditempatkan di pintu dan rak bagasi di bagasi mobil sedan modern, persaingan system stereo sering menempatkan speaker di kick panel enclousure, memungkinkan untuk pengarah yang luas dan penempatan pengarah yang lebih baik. Sebelum radio stereo dikenalkan, kebanyakan speaker ditempatkan ditengah dashboard melalui lubang ke arah depan windshield. Ukuran speker mobil pada umumnya dalam cakupan antara 4 inchi dan 12 inchi, juga dalam ada bbentuk non lingkaran ukuran 6 X 9, dengan impedansi kebanyakan untuk speaker mobil 4 ohm. Rating daya speaker biasanya antara 35 watt (keluaran head unit pada umumnya) hingga 250 watt. Sistem audio kualitas tinggi sekarang ini meliputi komponen speaker meliputi seperangkat tweeter (frekuensi tinggi), midrange ( frekuensi menengah) dan woofer (frekuensi rendah) diinstal untuk bass dan sub bass (frekuensi ultra rendah), yang lebih terasa dalam pendengaran tergantung dari bagian frekuensi. Sistem cross over dapat berupa jarinan cross over aktip dan pasip. Cross over elektronik aktip sinyal sebelum dikirim ke amplifier setiap pengarah individu dalam komponen 87

110 system. Sedangkan dalam jaringan cross over pasip sinyal dibagi setelah dikuatkan, memungkinkan untuk melakukan pengaturan beberapa speaker dengan menggunakan satu kanal. 1) Middle Midle adalah jenis speaker yang digunakan untuk mengeluarkan sinyal audio pada frekwensi menengah, biasanya pada area suara vokal. 2) Woofer Woofer adalah jenis speaker yang digunakan untuk mengeluarkan sinyal-sinyal audio pada frekwensi rendah, atau sering dikenal dengan istilah bass. Sepeaker ini biasanya mempunyai dimensi lebih besar dibandingkan tweeter dan midle. 3) Subwoofer Subwoofer adalah jenis perangkat individu dalam pengeras suara yang memberikan kontribusi terhadap penciptaan suara, memiliki diafragma berbentuk kerucut, dan biasanya digunakan untuk memproduksi pertengahan dan bagian frekuensi rendah dari sinyal musik. Biasanya untuk mereproduksi frekuensi audio bernada rendah bass.rentang frekuensi yang khusus untuk sebuah subwoofer adalah sekitar Hz untuk produk konsumen, dibawah 100 Hz untuk suara profesional yang lebih hidup, dan dibawah 80 Hz dalam THX-yang disetujui sistem. Merk subwoofer sama luasnya seperti car audio yang lain. Ukuaran pada umumnya dari 8 hingga 18 untuk produk tertentu bisa mencapai 21 (incriminator Audio 21 Death Penalty Sub) dan 34 (Audiobahn 34 sub). Subwoofer mempunyai kumparan voice tunggal, dual atau quad dan mempunyai resistensi dalam ohm. Secara umum kebanyakan beban kumparan voice adalah 0,7 ; 1 ; 1,4 ; 2 ; 2,4; dan 4 ohm. 4) Full-Range Speaker full-range mempunyai daerah frekwensi kerja yang lebih lebar, dapat mengeluarkan sinyal suara mulai dari frekwensi yang rendah sampai frekwensi 88

111 tinggi, akan tetapi biasanya mempunyai keterbatasan frekwensi yaitu tidak dapat mnghasilkan suara dengan frekwensi yang terlalu rendah dan suara dengan frekwensi yang tinggi. Speaker full-range ini sekarang sudah jarang dipergunakan lagi pada sistim car audio. Gambar Speaker 3 way 7.2 Pengeras suara dan desain kabinet Subwoofer menggunakan perangkat individu pengeras suara yang biasa berukuran diameter 8 dan 21 inci. Beberapa subwoofer jarang menggunakan perangkat yang lebih besar, dan subwoofer tunggal prototipe besar 60 inci telah dibuat. Pada spektrum yang lebih kecil., perangkat subwoofer sekecil 4 inci dapat digunakan, tergantung pada desain pengeras suara (kabinet), level tekanan suara yang diinginkan, frekuensi terendah yang ditargetkan dan tingkat distorsi diizinkan. Ukuran pengendali subwoofer yang paling umum digunakan untuk penguatan suara adalah model 10 inci, 12 inci, 15 inci, dan 18 inci. Penguatan terbesar subwoofer dihasilkan oleh perangkat berukuran 21 inci Rentang Frekuensi dan Respon Frekuensi Rentang frekuensi yang khas untuk subwoofer adalah antara Hz. Sistem profesional subwoofer untuk konser sistem biasanya beroperasi di bawah 100 Hz, dan sistem THX beroperasi di bawah 80 Hz. Spesifikasi tanggapan frekuensi dari pengeras suara sebagai upaya untuk menggambarkan rentang frekuensi atau nada musik yang bisa di reproduksi dapat diukur dalam Hertz. Subwoofer bervariasi dalam hal kisaran nada yang mereka dapat di reproduksi, tergantung pada sejumlah faktor seperti ukuran kabinet dan konstruksi desain kabinet dan perangkat lainnya. Spesifikasi respon frekuensi bergantung sepenuhnya untuk relevansi pada nilai amplitudo. Pengukuran yang dilakukan dalam rentang amplitudo yang lebih luas akan memberikan respon frekuensi yang lebih luas. Sebagai contoh, Subwoofer sistem JBL 4688 TCB yang dirancang untuk sistem bioskop, memiliki respon frekuensi Hz ketika diukur dalam batas 10 desibel (0 db sampai -10 db) dan respon frekuensi yang sempit Hz ketika diukur dalam batas enam desibel (± 3 db). Selain itu, subwoofer bervariasi dalam hal tingkat tekanan suara dicapai dan tingkat distorsi yang dihasilkan. Subwoofer Abyss, misalnya dapat mereproduksi 89

112 nada dari 18 Hz (yang adalah tentang nada dari catatan terendah pada organ pipa besar dengan 32-kaki (9,8 m) pipa bass) dengan 120 Hz (± 3 db). Namun demikian, meskipun subwoofer Abyss bisa turun sampai 18 Hz, frekuensi terendah dan SPL maksimum dengan batas distorsi 10% pada 2 meter di ruangan besar 35,5 Hz pada 79,8 db. Ini berarti bahwa seseorang memilih subwoofer perlu mempertimbangkan lebih dari sekedar suara terendah yang dapat direproduksi Penguat Subwoofer aktif termasuk penguat sendiri dalam kabinet. Beberapa juga termasuk pemerataan kecocokan dengan pengguna yang memungkinkan untuk meningkatkan atau mengurangi output pada frekuensi tertentu. Variasi meningkatkan ke sistem tata suara parametrik sepenuhnya dimaksudkan untuk rincian pengeras suara dan koreksi ruangan. Beberapa sistem tersebut bahkan dilengkapi dengan mikrofon, untuk mengukur respon di subwoofer. Jadi sistem tata suara otomatis dapat memperbaiki kombinasi subwoofer, lokasi subwoofer, dan respon ruang untuk meminimalkan efek dari mode ruangan dan meningkatkan kinerja frekuensi rendah. Subwoofer Pasif memiliki perangkat pengeras suara subwoofer dan kabinet, tetapi mereka tidak termasuk penguat. Mereka kadang-kadang menggabungkan pindah silang secara internal dengan frekuensi filter yang ditentukan di pabrik. Biasanya ini digunakan dengan kekuatan penguat pihak ketiga, pindah silang aktif sebelumnya dalam rantai sinyal. Sementara beberapa sistem audio rumah menggunakan subwoofer pasif, format ini masih populer di industri profesional audio. Menggunakan subwoofer pasif menambahkan fleksibilitas bagi pengguna, karena pengguna dapat memilih jenis penguat (misalnya: Kelas AB atau Kelas D), amplifikasi baru, atau fitur (misalnya, membatasi untuk mencegah distorsi) yang mereka ingin digunakan dengan pengeras suara Proses pengaturan Tata Suara Proses pengaturan tata suara dapat digunakan untuk mengatur respon ruang sistem subwoofer. Perancang subwoofer aktif kadang-kadang mencakup tingkat pemerataan korektif untuk kompensasi masalah performa yang dikenal. Selain 90

113 itu, banyak penguat termasuk tapis pelawat rendah, yang mencegah yang tidak diinginkan mencapai frekuensi yang lebih tinggi dari pengendali subwoofer. Misalnya, jika pengeras suara utama pendengar dapat digunakan ke 80 Hz, maka penyaringan subwoofer dapat diatur sehingga subwoofer hanya bekerja di bawah 80. Realisasi penyaringan tidak mengizinkan pemotongan yang tajam, sehingga beberapa tumpang tindih harus dikompensasi. Pemotongan digital pindah silang dapat menghasilkan karakteristik pemotongan lebih tajam dan lebih tepat dari pada pemotongan analog Tahap Kontrol Tahap kontrol memungkinkan pendengar untuk mengubah waktu kedatangan gelombang suara subwoofer terhadap frekuensi yang sama dari speaker utama (yaitu di sekitar titik pindah silang untuk subwoofer). Efek yang sama dapat dicapai dengan kontrol delay pada penerima audio rumah. Fase subwoofer kontrol ditemukan pada penguat subwoofer sebenarnya banyak beralih inversi polaritas. Hal ini memungkinkan pengguna untuk membalikkan polaritas subwoofer relatif terhadap sinyal audio yang sedang diberikan. Jenis kontrol memungkinkan subwoofer baik dalam fase dengan sinyal sumber, atau 180 derajat keluar dari fase. 7.3 Kapasitor Bank Kapasitor yang digunakan untuk menyimpan energi untuk penguat untuk menggambar pada permintaan. Mereka datang dalam berbagai ukuran mulai dari 0,5 farad ke lebih dari 100 farad dan fungsi dimaksud mereka adalah untuk menutupi tuntutan arus pendek meledak dari sistem audio mobil yang telah melampaui kemampuan listrik kendaraan umum sementara. Capasitor bank akan mengakumulasi daya bilamana tidak diperlukan kemudian akan dilepaskan ketika permintaan listrik melebihi kapasitas pasokan sistem kekuatan accu, kapasitor bank ini juga diperlukan untuk melengkapi power supply biasa dari mobil untuk memastikan memaksimalkan fungsi amplifier. Sebagai contoh, jika lampu mobil redup ketika sistem audio kita menghasilkan suara bass yang kuat, maka hal ini akan sangat terbantu dengan adanya kapasitor bank (cb) di mobil. 91

114 Cara memasang capasitor bank :Secara umum untuk pemasangan cb sebaiknya usahakan dipasang sedekat mungkin dengan divice yang memerlukan cb, jangan lupa sediakan fuse di (+) sedekat mungkin dengan accu (25-an cm dari accu). 1) Untuk head unit (HU) letakkan (diseputar HU) di balik dash board, untuk kabel langsung positif dan negatif HU, biasanya cb yang dipasang tidak ada kabel remote-nya atau cb hanya punya (+) dan (-) saja. 2) Untuk power (baik yang 2/4/6 chanel maupun monoblock) juga diusahakan sedekat mungkin dengan power yang bersangkutan, untuk power yang lebih dari satu bisa juga dipasang di masing-masing powernya atau hanya pakai satu cb saja. Capasitor bank untuk power ini biasanya selain ada pin (+) dan (-) juga ada pin untuk pemasangan kabel remote (+) 1) Untuk pin (+) langsung ke (+) power 2) Untuk pin (-) langsung ke (-) power 3) Untuk pin remote (+) ke kabel remote HU (biasanya berwarna orange), kalo di HU tidak ada kabel remotenya bisa diambil dari kabel (+) acc on (kunci kontak) 4) untuk (+) dan (-) power sebaiknya tarik kabel yang cukup diameternya (6-8 AWG) langsung dari accu untuk (+) diberi fuse, untuk power yang lebih satu bisa pake terminal block untuk mencabang kabelnya. Kapasitor bank berfungsi membantu mengurangi gejala penuruna daya, sehingga komponen audio yang membutuhkan aliran listrik besar dapat terakomodir secara intens dan tidak fluktuatif,soal perbedaan ukuran kapasitor bank sangat tidak mutlak. Artinya,tinggal menyesuaikan tingkat kebutuhan saja. Selanjutnya di sarankan agar menghindari pemakaian kapasitor bank bekas, karena disinyalir salah satu factor meledaknya mobil berawal dari kapasitor bank yang sudah tidak layak pakai. Pemilihan kapasitor bank harus disesuaikan dengan power yang diperlukan. Misalnya saja yang berkapasitas 1 farad dapat memadai power yang berkekuatan di atas 500 watt. Artinya kapasitas power seimbang dengan kapasitas yang ada. Dalam hal pemasangan kapasitor bank, ada hal yang perlu diperhatikan. Sebisa mungkin jarak antara kapasitor bank dengan power harus berdekatan yakni 92

115 sekitar 10 cm dari power atau komponen lain yang saling terkait,untuk urusan pemasangan kapasitor bank, perhatikan pula saat pemasangannya. Kapasitor yang telah disambungkan pada aki yang disandingkan dengan alat pemutus hubungan arus atau sikring. Fungsinya untuk menghindari korsleting pada semua komponen yang berdekatan, sehingga tidak terjadi shock pada instrument lainnya. Lalu tahapan selanjutnya adalah memelihara dan merawat piranti ini. Mudah saja, saat Anda tidak lagi membutuhkan kapasitor bank pada instalasi audio, maka hal yang perlu dilakukan adalah membuang isi (liquid) yang ada di dalam tabung kapasitor bank. Hal itu diperlukan mengingat system kerjanya adalah mengisi sendiri saat ada aliran listrik yang mensuplainya atau discharged. Andaikan cairan tidak dibuang saat akan disimpan, setrum yang ditinggalkannya akan mempercepat proses kerusakan pada komponen yang ada dalam kapasitor bank. 7.4 Amplifiers Gambar 7. 3 Penguat Mobil Gambar 7. 4 car Audio Amplifier 93

116 Power adalah salah satu aspek yang paling penting yang harus dipertimbangkan ketika Anda membeli audio amplifier. Pada dasarnya, ada dua jenis peringkat power: 1) RMS, dan 2) Peak RMS rating adalah ukuran berapa besar power amplifier untuk speaker. Ketika membeli Audio Mobil amplifier, berhati-hatilah untuk menyesuaikan kekuatan speaker dan subwoofer. Jika tidak melakukannya, ada kemungkinan merusak speaker Jenis lain power rating adalah peak rating. Ini adalah ukuran seberapa kuat amplifier menahan adanya amplifikasi secara tiba-tiba. Rating ini tidak sepenting rating RMS. audio amplifier mobil biasanya memiliki rating RMS yang lebih rendah dibandingkan dengan peak rating. Kekuatan amplifier berkisar dari sekitar 20 watt per channel hingga lebih dari 1000 watt per channel, sementara harga berkisar dari hal seperti 500 ribu sampai puluhan juta sesuai dengan kualitas, daya output, dan fitur Pikirkan tentang faktor panas audio mobil amplifier, satu hal harus berpikir tentang adalah faktor panas ketika membeli mobil audio amplifier. Carilah amplifier yang dilengkapi dengan heatsink, yaitu, logam yang disediakan di bagian luar amplifier. Panas yang dihasilkan oleh audio amplifier mobil diserap oleh heatsink Audio amplifier dengan output preamp,jika hendak menggunakan beberapa audio amplifier untuk sistem audio, maka akan membutuhkan satu amplifier dengan preamp output, yang akan memungkinkan untuk menghubungkan beberapa amplifier satu sama lain. amplifier yang memiliki preamp output akan mengirim sinyal ke amplifier yang lain. Kualitas audio mobil amplifier adalah penting,kualitas Audio Mobil amplifier juga harus diingat saat membeli satu. Umumnya, berat dan ukuran dari amplifier sendiri adalah indikasi yang baik kualitas outputnya. Biasanya, amplifier yang mutunya lebih baik memiliki heatsink yang lebih besar dan lebih berat dibandingkan dengan yang berkualitas lebih rendah walaupun mereka memiliki power rating yang sama. Ambil mempertimbangkan sinyal frekuensi speaker Untuk menghasilkan nada bass, subwoofer audio mobil dengan ukuran besar membutuhkan frekuensi lower-end. Namun, pastikan untuk tidak melanggar frekuensi yang dianjurkan. Jika frekuensi terlalu tinggi akan menyebabkan efek yang tidak diinginkan pada 94

117 kualitas suara, dan jika terlalu rendah, speaker bisa rusak. Kebanyakan amplifier dilengkapi dengan subsonik filter untuk mencegah frekuensi yang terlalu rendah, dan juga crossover untuk menghilangkan rentang frekuensi yang terlalu tinggi. Komponen ini akan membantu speaker menerima frekuensi yang sesuai dengan kebutuhannya. Dalam bidang audio, khususnya Audio Mobil (Car Audio), amplifier biasa dikenal juga dengan sebutan power. Penggunaan amplifier dalam sistem Audio Mobil bertujuan untuk dapat menguatkan signal suara yang berasal dari main source atau head unit yang kemudian akan dialirkan ke speaker. Jadi amplifier bertugas menerima sinyal suara dari source dan mengolahnya agar sinyal suara memiliki tenaga yang lebih besar dan kuat sehingga speaker mampu mengeluarkan suara yang maksimal karena mendapatkan asupan tenaga yang dibutuhkannya dalam mengeluarkan gelombang suara. Amplifier untuk penggunaan Car Audio, secara umum dikenal dengan jenis multi channel dan monoblock. Amplifier multi channel umumnya digunakan untuk menguatkan keluaran (output) sinyal Sound Audio dalam bentuk arus listrik ke speaker (Tweeter, Midrange, Midbass ataupun speaker Coaxial), sedangkan untuk yang jenis monoblock, biasa digunakan khusus untuk menguatkan sinyal yang akan dialirkan ke Subwoofer yang sangat membutuhkan daya yang besar(audio Sound). Amplifier audio mobil digunakan untuk member power ekstra pada speaker dalam sistem yang membutuhkan power lebih dari pada yang dapat dihasilkan unit stereo atau head unit. Amplifier kebanyakan menggunakan juga subwoofer. Sekarang terdapat pilihan merk dan harga yang tak terbilang banyaknya. Amplifier yang paling umum adalah satu kanal (mono-block) atau 2 dan 4 kanal. Beberapa merk terkenal dari car audio amplifier adalah pioneer, kicker, MTX, Sundown Audio, RD Audio, Incriminator Audio, Digital Design (DD). US Amp, JL Audio Rockford Fosgate. Amplifier diklasifikasi dalam kelas D, kelas A, Kelas A/B, kelas C dan beberapa variasi pada kelas D seperti kelas X, kelas TX. Klasifikasi didasarkan pada proporsi bentuk gelombang masukan dan keluaran yang sebanding dengan daya. Banyak amplifier mengklaim 3000 watt, namun hanya mempunyai sekering 140 amper. Untuk 3000 watt membutuhkan sekering sekitar 200 amper, namun ini dengan mempertimbangkan efisiensi 100%. Tidak ada penguat di pasaran 95

118 mempunyai efisiensi 100%, kebanyakan kelas D mono block dengan efisiensi 60% - 90% tergantung pada impedansi speaker. Pada umumnya amper sekring dikalikan 10 untuk mendapatkan watt tegangan. Formula yang benar untuk perhitungan sekring adalah FuseRating * 14,4 * Efisiensi dimana rating sekring dalam amper, 14,4 adalah muatan tegangan normal mobil dan efisiensi nilai efisiensi penguat. 7.5 Dasar Kombinasi Sub dan Amplifier Kompatibilitas amplifier dan sub sangat penting jika tidak akan mengakibatkan penurunan atau tidak akan dapat digunakan salah satu dari keduanya. Amplifier dan sub dapat dipilih keduanya pada waktu yang sama untuk menghindari ketidak cocokan antara keduanya, tetapi jika telah mempunyai salah satu dirumah kemudian cari di internet untuk menemukan salah satu yang terbaik. Sub terdapat dua pilihan utama kumparan voice tunggal dan kumparan voice ganda yang member lebih pilihan untuk pengawatan. Oleh karena mencapai hasil sempurna dan mampu mengeluarkan daya yang tidak masuk akal. Gambar 7. 5 Kombinasi Subwoofer dan Amplifier Kebanyakan dalam pembelian amplifier memilih hanya mempertimbangkan seberapa besar daya yang dibutuhkan subwoofer. Ketika diputuskan perlu pertimbangan factor kesesuaian kompatibilitas sebaik seperti yang dikehendaki. Amplifier mono atau dua kanal merupakan pilihan dalam kategori pertimbangan. Umumnya ada empat kombinsi subwoofer akan didiskusi lebih lanjut. Setiap kombinasi akan diingat sebagai bekal pemilihan jenis amplifier yang tepat. Kumparan Voice Tunggal 4-ohm : 96

119 Sebagaimana kumparan voice tunggal mempunyai pengawatan pemasangan kawat lebih sedikit sehingga ringkas, sederhana dan murah. Tidak terlalu banyak mengambil ruang dengan hasil besar. Kumparan voice dengan sempurna kompatibel dengan penguat dua kanl seperti bekerja dengan 4 ohm. Yakinlah tidak menggunakan amplifier mono sebaik dengan kurang dari 4 ohm. Gambar 7. 6 Pemasangan sound sistem mobil Dua Kumparan Voice Tunggal 4 ohm,untuk menghasilkan ketat dan akurat dapat digunakan dua subwoofer pemukul lebih keras. Ini mungkin mengambil ruangan lebih besar namun tergantung prioritas bass lebih atau ruang? Dua kumparan voice rangkap 4 ohm,kumparan voice rangkap menyediakan berbagai pengawatan member fleksibilitas dan kenyamanan. Penguat dua kanal merupakan pilihan yang tepat untuk menghasilkan bass yang berdaya penuh,kombinasi tersebut di atas adalah dasar dan umum. Dapat dicari kombinasi lebih jika ingin mencoba dan memperoleh yang diinginkan. Gambar 7. 7 Speaker pyle Panduan Memudahkan Instalansi,speaker merupakan jawaban sempurna untuk orang yang mengandalkan keluaran terbaik dari mobilnya. Ini penting untuk 97

120 pemutaran music yang keras, namun harus diyakini masih dapat dipahami apa yang sedang dikatakan dan berasal dari komponen speaker yang mana. Gambar 7. 8 Sound sistem Sebelum berbicara bagaimana mengambil dalam komponen speaker, terlebih dahulu harus mengetahui apa itu dan apa yang dikerjakan. Komponen speaker adalah sebuah speaker yang biasanya berasal dari dua bagian. Bagian tersebut biasanya speaker bass dan tweeter. Speaker bass tentunya speaker yang mengambil suara keras seperti bass. Tweeter merupakan bagian speaker yang biasanya mengambil bunyi suara,kapan saja memperhatikan speaker, kebanyakan speaker mengeluarkan tweeter dari dalam. Bila diperhatikan speaker biasanya terdapat menonjol ditengah ini adalah tweeter. Tweeter merupakan komponen speaker yang penempatannya tidak seperti kebanyakan speaker. Cra penempatan tweeter bebas dimanapun yang diinginkan. Bila diamati secara seksama tentang komponen speaker adalah fakta bahwa bass tidaklah akan menyatu dengan tweeter, sebab keduanya tidaklah terpasang bersama. Pada umumnya masih akan menaruh speaker bass dalam titik perkiraan yang sama dengan keluar. Sekarang dengan tweeter, dapat ditempatkan diman saja. Tempat terbaik untuk menempatkannya adalah dekat kepala. Tweeter tidak harus dikeraskan terlalu nyaring, sehingga dapat mendengar apa yang orang katakana dengan jelas. Itulah mengapa harus dicoba dijaga pelan. 98

121 Gambar 7. 9 Tweeter Tidak ada batasan cara penempatan speaker dalam mobil. Kapanpun speakerspeaker tersebut dapat ditempatkan diamana saja yang diinginkan, dan dapat dipindahkan jika kemudian berubah pikiran. Terdapat cara yang berbeda untuk memasang tweeter, namun biasanya komponen speaker bersifat pemakaian pribadi. Ini sangat penting bagi banyak orang untuk menggunakan speaker sesuai yang diinginkan dalam mobil. Siapapun pengguna, speaker inilah yang member suara yang keras apapun music yang sedang dimainkan. 7.6 Memasang dan setting system car audio video Dalam pemasangan dan setting car audio video banyak hal-hal penting yang harus diperhatikan antara lain: Pemilihan komponen harus disesuaikan dengan rencana sistem yang akan dipasang, baik sesuai dengan ruangan yang tersedia, sesuai dengan hasil suara yang diinginkan, dan yang tidak kalah penting disesuaikan dengan anggaran yang ada,tata letak atau lay-out komponen juga sangat mempengaruhi baik dari sisi suara yang dihasilkan maupun dari sisi keindahan tampilan. 99

122 Gambar Instalasi sound sistem Usahakan semua jok dan karpet diangkat dahulu untuk memudahkan pemasangan kabel dan komponen. Demikian pula dootrim pada pintu-pintu. Tentukan desain penataan sebelum pemasangan komponen, penggunaan box speaker dapat memanfaatkan box yang dapat dengan mudah dibongkar pasang dari kendaraan, dapat pula menggunakan box yang didesain memanfaatkan ruang kendaraan. Pilihan kedua ini banyak diminati karena lebih bagus dan indah dari sisi tampilan visualnya meskipun lebih rumit dalam pembuatannya. Kabel Yang digunakan hendaknya dipilih kabel yang sesuai kegunaan, contoh untuk kabel power suply gunakan kabel dengan penampang kabel yang sesuai dengan arus yang mengalir, dan pilihlah dari kualitas kabel yang baik serta dipasang dengan koneksi yang baik, gunakan sepatu kabel atau skun yang berkualitas baik agar arus listrik yang mengailr tidak mengalami hambatan yang berakibat menurunnya kualitas suara yang dihasilkan terutama untuk suara bass yang kuat. Kabel untuk jalur sinyal audio harus menggunakan kabel untuk sinyal audio, demikian pula untuk kabel jalur sinyal video harus menggunakan kabel untuk sinyal video, biasanya kabel ini menggunakan steker RCA. Kabel speaker hendaknya juga mengunakan kabel speaker yang berkualitas baik agar suara yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Penataan kabel harus juga mendapatkan perhatian yang serius, penataan kabel yang kurang baik akan merusak kualitas suara yang dihasilkan. Oleh karena itu dalam pemasangan kabel harusnya terpisah antara kabel untuk power suply dan kabel jalur audio, hal ini bertujuan untuk menghindari interferensi yang terjadi dari kabel power suply ke kabel jalur audio yang berakibat merusak kualitas suara yang dihasilkan 100

123 Penambahan assesoris hendaknya juga disesuaikan dengan kondisi yang ingin ditampilkan, jangan sampai mengganggu kualitas suara. Setelah semua terpasang dengan baik, barulah dilakukan penyetelan. Untuk mendapatkan kualitas suara yang bagus harus dilakukan penyetelan sehingga suara audio terdengar jelas dimasing-masing frekwensi suara. Diagnosa dan perbaikan car audio video Kerusakan yang terjadi pada car audio video system pada umumnya sering terjadi hal hal sebagai berikut. 1) Tidak keluar suara 2) Keluar suara di beberapa speaker 3) Keluar suara tapi dengan kualitas jelek 4) Keluar suara bass yang pecah 5) TV tidak keluar gambar 6) Radio tidak dapat menerima siaran 7) Monitor tidak keluar gambar 8) dll Hal-hal tersebut dapat terjadi karena beberapa penyebab antara lain: 1) Tegangan power suply tidak ada 2) Head unit rusak 3) Speaker rusak 4) Amplifier rusak 5) Kabel putus 6) Penyetelan yang kurang pas 7) Antena kurang bagus 8) Kabel jalur sinyal audio/video ada masalah 9) dll Dapat dilakukan pengecekan dibeberapa bagian, yang intinya kerusakan dapat terjadi dari 4 sumber dan penyetelan. 4 sumber perbaikan adalah. 1) Arus Power Suply 2) Komponen sistem 3) Kabel penghubung 4) Antena Ditambah lagi permasalahan muncul akibat dari penyetelan yang salah. 101

124 D.Aktivitas Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran: 1) Hendaknya mengidentifikasi fungsi, jenis-jenis. audio video,head unut,croos over,speaker,kapasitor bank.amplifiers. dan cara pemasangan dan setting system car audio video 2) Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan dalam dalam pembelajaran. Selain itu Anda perlu sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan dan memperbaiki car audio video E.Latihan/Kasus/Tugas 1. Menjelaskan kegunaan sistem audio vidio 2. Menjelaskan fungsi head unit 3. Menjelaskan fungsi,jenis-jenis cross over 4. Menjelaskan fungsi speaker 5. Menjelaskan jenis-jenis speaker F.Rangkuman Definisi istilah teknis pada audio mobil itu adalah suara sistem Hi-Fi untuk mobil sistem hi-fi adalah seperangkat peralatan yang terdiri dari sumber daya amplifier dan dengan setidaknya satu pembicara. Pengertian audio adalah sistem komunikasi bercirikan suara, sinyal elektrik digunakan untuk membawa unsur bunyi. Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Head unit adalah perangkat utama dari car audio video, Cross over berguna untuk pembagi frekuensi dalam sound reinforcement Speaker pada car audio video system berfungsi untuk merubah getaran Kapasitor bank berfungsi membantu mengurangi gejala penurunan daya, Kapasitor bank berbagai ukuran mulai dari 0,5 farad ke lebih dari 100 farad Cara memasang capasitor bank : Amplifier untuk penggunaan Car Audio, secara umum dikenal dengan jenis multi channel dan monoblock Dalam pemasangan dan setting car audio video banyak hal-hal penting yang harus diperhatikan antara lain: 102

125 Pemilihan komponen harus disesuaikan dengan rencana sistem yang akan dipasang, baik sesuai dengan ruangan yang tersedia, sesuai dengan hasil suara yang diinginkan, dan yang tidak kalah penting disesuaikan dengan anggaran yang ada. Tata letak atau lay-out komponen juga sangat mempengaruhi baik dari sisi suara yang dihasilkan maupun dari sisi keindahan tampilan Kerusakan yang terjadi pada car audio video system pada umumnya sering terjadi. Dapat dilakukan perbaikan dibeberapa bagian, yang intinya kerusakan dapat terjadi dari 4 sumber dan penyetelan. 4 sumber potensi perbaikan. G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan: 1. Mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. 2. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti kegiatan pembelajaran ke-8 mengenai Global Positioning System (GPS) H.Kunci Jawaban 1. Kegunaan sistem audio video adalah: Definisi istilah teknis pada audio mobil itu adalah suara sistem Hi-Fi untuk mobil sistem hi-fi adalah seperangkat peralatan yang terdiri dari sumber daya amplifier dan dengan setidaknya satu pembicara. Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak 2. Fungsi head unit adalah Head unit adalah perangkat utama dari car audio video, karena pada head unit inilah diolah dan dikeluarkan sinyal audio maupun video yang selanjutnya dikirimkan ke komponen-komponen yang lain seperti amplifier, speaker dan lain-lain. 103

126 3. Fungsi,jenis-jenis cross over adalah Cross over berguna untuk pembagi frekuensi dalam sound reinforcement 4. Fungsi speaker adalah Speaker pada car audio video system berfungsi untuk merubah getaran sinyal audio yang berupa sinyal listrik menjadi suara melalui membran sehingga suara dapat didengarkan 5. Fungsi,jenis-jenis speaker adalah 1) Midle 2) Woofer 3) Subwoofe 104

127 105

128 KEGIATAN PEMBELAJARAN 8. GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) A.Tujuan Pembelajaran Peserta diklat dapat: 1. Menjelaskan kegunaan Global Positioning System (GPS) 2. Menjelaskan keuntungan Global Positioning System (GPS) adalah: 3. Menjelaskan beberapa layanan untuk memantau lokasi dan pergerakan kendaraan 4. Menjelaskan fungsi dan manfaat real time position 5. Menjelaskan fungsi dan manfaat tracking 6. Menjelaskan fungsi dan manfaat tracking route 7. Menjelaskan fungsi dan manfaat kilometer calculate 8. Menjelaskan fungsi dan manfaat over speed 9. Menjelaskan fungsi dan manfaat stand by record 10. Menjelaskan fungsi dan manfaat self point & area 11. Menjelaskan fungsi dan manfaat real time record 12. Menjelaskan fungsi dan manfaat google earth 13. Menjelaskan fungsi dan manfaat daily operation report 14. Menjelaskan fungsi dan manfaat monthly management report 15. Menjelaskan fungsi dan manfaat loading report 16. Mendiagnosa gangguan pada GPS 17. Melaksanakan perbaikan pada GPS B. Indikator Pencapian Kompetensi : 1. Penjelasan kegunaan Global Positioning System (GPS) 2. Penjelasan n keuntungan Global Positioning System (GPS) adalah: 3. Penjelasan beberapa layanan untuk memantau lokasi dan pergerakan kendaraan 4. Penjelasan fungsi dan manfaat real time position 5. Penjelasan fungsi dan manfaat tracking 6. Penjelasan n fungsi dan manfaat tracking route 7. Penjelasan fungsi dan manfaat kilometer calculate 8. Penjelasan fungsi dan manfaat over speed 106

129 9. Penjelasan fungsi dan manfaat stand by record 10. Penjelasan fungsi dan manfaat self point & area 11. Penjelasan fungsi dan manfaat real time record 12. Penjelasan fungsi dan manfaat google earth 13. Penjelasan fungsi dan manfaat daily operation report 14. Penjelasan fungsi dan manfaat monthly management report 15. Penjelasan fungsi dan manfaat loading report 16. Pendiagnosaan gangguan pada GPS 17. Pelaksanaan perbaikan pada GPS C.Uraian Materi 8.Penghantar Global Positioning System (GPS) Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi berdasarkan keberadaan beberapa satelit. Dimanapun posisi titik berada dibumi akan dapat diketahui dengan mudah jika menggunakan GPS. Dengan GPS maka akan diketahui letak koordinat lintang dan bujur dari suatu tempat. GPS telah lama digunakan oleh pihak militer dan beberapa kegiatan di bidang kehutanan sebagai alat navigasi. Saat ini GPS telah menjadi teknologi yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum dan sering digunakan untuk keperluan berkendara, bertamasya ataupun berlayar,bahkan akhir-akhir ini GPS handheld dimanfaatkan untuk penentuan titik-titik pal batas. Sebagai alat navigasi, GPS dapat digunakan untuk memandu menuju lokasi tujuan yang diinginkan, menentukan posisi titik-titik dipermukaan bumi. Pemanfaatan GPS handheld bisa digunakan untuk pemetaan batas kawasan hutan, batas-batas blok hutan dengan tingkat ketelitian 3-20 m Global Positioning System (GPS) dan GSM untuk memantau dan melaporkan lokasi kendaraan secara real-time dan otomatis. GPS adalah suatu sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit, didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti, juga informasi mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca. Secara umum GPS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu segmen satelit (space segment), segmen kontrol (Control Segment) yaitu stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit, 107

130 dan segmen pemakai (user segment) yaitu pemakai GPS termasuk alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS Kegunaan GPS adalah untuk : 1) Kepentingan militer 2) Alat navigasi seperti kompas 3) Pelacak kendaraan 4) Memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik. 5) Alat bantu penelitian (terutama sudah banyak berjalan untuk bidang Biologi). 6) GPS juga sering diikut-sertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi (titik kontrol/ titik pasti) pengukuran. Dalam survei dan pemetaan, GPS telah banyak digunakan untuk pengadaan titik-titik kontrol untuk keperluan pemetaan (termasuk pemotretan udara); penentuan dan rekonstruksi batas kawasan serta luasnya; penentuan kemiringan lereng/lahan ataupun beda tinggi; penentuan dan rekonstruksi arah di lapangan; penentuan dan rekonstruksi trase jalan, saluran irigasi, aliran sungai, lokasi pengambilan sampel tanah, sampel pohon. GPS juga telah digunakan untuk tujuan pengecekan lokasi penebangan liar, kebakaran hutan, penyebaran satwa dan lokasi lahan kritis. Bagi petugas atau teknisi di lapangan termasuk juga Polhut (Polisi Kehutanan), dengan menguasai alat GPS akan dapat bertambah siap dan mantap dihadapkan pada tugas-kegiatan patroli pengamanan di lapangan. Mereka akan bisa mengetahui dan melaksanakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses perekaman data dan informasi di lapangan yang sebenarnya, serta diharapkan akan dapat menggambarkan dalam bentuk peta dan menjadi bagian penting dari monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugasnya 8.1 Bagaimana caranya? Cara yang digunakan beberapa layanan untuk memantau lokasi dan pergerakan kendaraan 108

131 1) Melalui Handphone 2) Website 3) Integrasi Software Keuntungan Global Positioning System (GPS) adalah: 1) Memudahkan dalam memantau, mengelola dan meng-efisienkan penggunaan seluruh armada kendaraan perusahaan. 2) Menekan penyalahgunaan operasional kendaraan. 3) Meningkatkan keamanan kendaraan, menghindar dari resiko pencurian 4) Membantu memberikan informasi jika terjadi keadaan darurat terhadap kendaraan Anda. 5) Memudahkan komunikasi antara perusahaan dan pemakai kendaraan. 6) Peningkatan pelayanan pelanggan 7) Mengurangi biaya operasional Cara Kerja GPS Tracking Gambar 8. 1 Cara kerja GPS tracking 109

132 8.1.2 Hardware Real Time Position Gambar 8. 2 Integrated software fleet client Gambar 8. 3 Real time position Fungsi Untuk dapat memantau posisi kendaraan secara Real Time di manapun keberadaannya di dalam Peta Digital dan menampilkan status kendaraan dalam bentuk warna : 1) Abu-abu : Kendaraan dalam posisi berhenti & ACC Off 2) Biru : Kendaraan dalam posisi berhenti & ACC On 3) Merah : Kendaraan sedang berjalan Manfaat : Manajemen akan mudah untuk mengetahui efektivitas penggunaan kendaraan. 110

133 8.1.4 Tracking Gambar 8. 4 Tracking Fungsi : Menampilkan historis perjalanan kendaraan melalui Peta Digital Manfaat : Manajemen akan mudah untuk melihat perjalanan kendaraan baik waktu berangkat & kembali serta rute yang dilalui Tracking route Fungsi : Gambar 8. 5 Tracking Route Menampilkan historis perjalanan kendaraan dalam bentuk Laporan Tertulis 111

134 Manfaat : Manajemen akan mudah untuk melihat perjalanan kendaraan dalam Laporan Tertulis yang menampilkan : 1) Tanggal & Waktu Perjalanan 2) Jarak Tempuh 3) Kecepatan 4) Kondisi & Status Kendaraan 5) Lokasi Kilometer calculate Gambar 8. 6 Kilometer calculate Fungsi : Menampilkan pencapaian jarak tempuh kendaraan dalam bentuk Laporan Tertulis Manfaat : Manajemen akan mudah untuk melihat jarak tempuh yang dicapai oleh kendaraan setiap hari 112

135 8.1.7 Over speed Gambar 8. 7 Over Speed Fungsi : Menampilkan Laporan Kecepatan Kendaraan yang melebihi batas ketentuan Manfaat : Manajemen akan mudah untuk melihat kendaraan-kendaraan mana saja yang melebihi batas kecepatan yang sudah ditentukan dengan mencantumkan : 1) Tanggal & Waktu Perjalanan 2) Kecepatan Yang Terjadi 3) Lokasi Kejadian 113

136 8.1.8 Standby record Gambar 8. 8 Standby Record Fungsi : Menampilkan Laporan Tertulis tentang di mana, kapan, lokasi dan status kendaraan berhenti Manfaat : Manajemen akan mudah untuk melihat kapan, di mana, berapa lama & status kendaraan yang berhenti dengan menentukan definisi berhenti dari : 1) Waktu 2) Kecepatan 3) Jarak Tempuh 114

137 8.1.9 Self point & area Fungsi : Gambar 8. 9 Self point & area Menampilkan nama-nama lokasi yang sudah diinput dalam bentuk titik dan area Manfaat : Manajemen akan mudah untuk melihat kapan, berapa lama & status kendaraan yang sudah mencapai suatu tujuan tertentu Real time report Gambar Real time report 115

138 Fungsi : untuk memantau posisi kendaraan secara waktu terkini dalam bentuk laporan data. Manfaat : memudahkan manajemen untuk mengontrol semua kendaraan Google earth Gambar Google earth Fungsi : Untuk dapat memantau posisi kendaraan di manapun keberadaannya dalam bentuk foto dari satelit dengan bantuan Program Google Earth. Manfaat : Manajemen akan mudah untuk melihat posisi kendaraan terletak di mana melalui foto dari satelit Daily operation report Gambar Daily operation report 116

139 Fungsi : Menampilkan laporan tertulis aktivitas harian kendaraan Manfaat : Manajemen akan mudah untuk melihat aktivitas harian kendaraan dalam bentuk Laporan Tertulis yang menampilkan : No Polisi Kendaraan Nama Supir Waktu Aktivitas (Jam keluar & Jam masuk) Status Operasional Kendaraan Jarak Tempuh Kecepatan Rata-Rata Bahan Bakar (Hitungan secara manual) Monthly management report Gambar Monthly management report Fungsi : Menampilkan laporan tertulis aktivitas kendaraan dalam sebulan Manfaat : Manajemen akan mudah untuk melihat aktivitas kendaraan dalam bentuk Laporan Tertulis Bulanan yang menampilkan : 1) No polisi kendaraan 2) Aktivitas kendaraan dalam 1 bulan 3) Jarak tempuh 4) Kecepatan rata-rata 5) Bahan bakar 117

140 Loading report Gambar Loading report Fungsi : Menampilkan laporan tertulis aktivitas perjalanan suatu kendaraan operasional dalam menjalankan tugasnya dalam sehari dari tujuan ke tujuan yang lain, yang telah ditentukan perusahaan. Manfaat : Manajemen akan mudah untuk melihat aktivitas kendaraan dalam bentuk laporan tertulis bulanan yang menampilkan : 1. No polisi kendaraan 2. Jam aktivitas 3. Lamanya aktivitas selama di titik tertentu 4. Waypoint yang telah ditentukan perusahaan 8.8 Diagnosa gangguan pada GPS Akurasi posisi yang terekam oleh receiver GPS dipengaruhi oleh berbagai factor. Kontribusi gangguan dari masing-masing factor kesalahan tidak sama. Faktor terbesar yang (dulu) dianggap paling besar potensinya dalam mengurangi akurasi GPS adalah selective availability. Faktor lingkungan seperti karakteristik obyek dalam memantulkan sinyal turut meningkatkan kesalahan. Kesalahan dapat diminimalkan dengan memahami secara benar teknik setup GPS 118

141 danteknik perekaman data di lapangan. Terdapat tiga factor utama yang berpotensi meningkatkan kesalahan GPS, yaitu : Selective Availability Selective Availability (SA) merupakan upaya Amerika Serikat untuk memproteksi ketelitian posisi absolut yang tinggi secara real time. Hal ini dimaksudkan untuk kepentingan militer Amerika Serikat. Kesalahan dibuat secara sengaja dengan cara memanipuilasi frekuensi jam satelit dan data yang dikirimkan dalam navigation massage. SA merupakan sumber kesalahan yang terbesar dalam penentuan posisi absolut menggunakan GPS. Dengan adanya SA ini, pengukuran posisi menggunakan metode autonomous hanya menghasilkan akurasi 100 m. Untunglah sejak awal tahun 2000, SA telah dicabut oleh Departemen Pertahanan AS, sehingga akurasi GPS dengan metode autonomous dapat ditingkatkan menjadi 10 m Multipath Multipath merupakan suatu fenomena yang disebabkan karena adanya interferensi gelombang atau sinyal yang mencapai antenna dipantulkan oleh muka tanah atau benda lain di sekitar titik pengamatan. Kesalahan akibat multipath sangat dipengaruhi oleh bentuk dan tipe antenna serta kondisi lingkungan si sekitar lokasi survey. Benda-benda yang dapat memantulkansinyal GPS antara lain jalan raya, gedung, danau, kendaraan, dan lain-lain. Akibat adanya multipath maka sinyal-sinyal yang sampai ke antenna tidak lagi murni sebagai posisi obyek yang dipetakan namun gabungan dari berbagai obyek lain di sekitar obyek yang dipetakan. Mengingat pendekatan secara matematis tidak dapat dilakukan untuk mengeliminasi efek multipath, maka perlu suatu langkah-langkah untuk menghindari dan memperkecil efek ini. Langkah-langkah tersebut antara lain : 1) Menghindari lingkungan pengamatan yang potensial menimbulkan adanya pantulan dan memilih atau menggunakan antenna yang baik dan tepat 2) Menggunakan receiver yang dapat mengurangi efek multipath secara internal dan antenna yang dapat mengabsorsi sinyal. 3) Melakukan pengamatan yang lebih lama 119

142 4) Menggunakan eksternal sensor berupa laser, atau mengaplikasikan teknik offset dalam perekaman data Bias atmosfer Lapisan troposfer yang netral mempunyai ketebalan setinggi 9 sampai 16 km, tergantung pada tempat dan waktu. Ketika melalui troposfer sinyal GPS akan mengalami refraksi yang menyebabkan perubahan pada kecepatan dan arah dari sinyal tersebut. Efek utama dari toposfer adalah terhadap kecepatan dengan demikian berkaitan dengan hasil ukuran jarak. 8.9 Perbaikan gangguan pada GPS Seperti halnya perkakas elektronik umumnya, maka GPS pun harus dirawat dengan baik agar GPS saat digunakan tidak bermasalah. GPS yang kita gunakan memang termasuk barang badak, namun tetap saja butuh tindakan atau perlakuan yang layak. Misalnya adalah pembersihan, dan penyimpanan. Pembersihan: 1) Gunakan sabun untuk menyeka GPS, atau gunakan cairan yang memang dikhususkan untuk membersihkan barang elektronik. Bila anda akan menyekanya, teteskan cairan ke bahan yang lembut sebelum diseka ke GPS. Kemudian keringkan. 2) Bersihkan GPS secara berkala. Penyimpanan: bila GPS sedang tidak digunakan maka sebaiknya: 1) Keluarkan baterai GPS dari GPS. 2) Simpan GPS dalam wadah kedap udara, lebih baik dalam wadah tersebut juga diletakkan silica gel. 3) Jangan disimpan pada suhu diatas 70 C atau di bawah 15. D.Aktivitas Belajar Setelah selesai pembelajaran, 1) Hendaknya mengidentifikasi fungsi, jenis-jenis,manfaat Global Positioning System (GPS) 120

143 2) Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan dalam dalam pembelajaran. Selain itu Anda perlu sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan dan memperbaiki Global Positioning System (GPS) E.Latihan/Kasus/Tugas 1. Jelaskan kegunaan Global Positioning System (GPS)! 2. Jelaskan keuntungan Global Positioning System (GPS)! 3. Jelaska beberapa layanan untuk memantau lokasi dan pergerakan kendaraan! 4. Jelaskan fungsi dan manfaat real time position! 5. Jelaskan fungsi dan manfaat google earth! F.Rangkuman Global Positioning System (GPS) berfungsi untuk memantau dan melaporkan lokasi kendaraan secara real-time dan otomatis. Keuntungan Global Positioning System (GPS) Beberapa layanan untuk memantau lokasi dan pergerakan kendaraan adalah,melalui :Handphone,Website,Integrasi Software Real time,tracking,tracking route,kilometer calculate,over speed,stand by record,self point & area,real time record,google earth,daily operation report,monthly management report,loading report,diagnosa gangguan pada GPS,Perbaikan pada GPS G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%. Setelah mentuntaskan modul ini maka modul diklat PKB 10 sudah selesai. H.Kunci Jawaban 1. Kegunaan Global Positioning System (GPS) adalah: 121

144 untuk memantau dan melaporkan lokasi kendaraan secara real-time dan otomatis. 2. Manfaat Global Positioning System (GPS) adalah: 1) Memudahkan dalam memantau, mengelola dan meng-efisienkan penggunaan seluruh armada kendaraan perusahaan.dan manfaat 2) Menekan penyalahgunaan operasional kendaraan. 3) Meningkatkan keamanan kendaraan, menghindar dari resiko pencurian 4) Membantu memberikan informasi jika terjadi keadaan darurat terhadap kendaraan Anda. 5) Memudahkan komunikasi antara perusahaan dan pemakai kendaraan. 6) Peningkatan pelayanan pelanggan 7) Mengurangi biaya operasional 3. Beberapa layanan untuk memantau lokasi dan pergerakan kendaraan adalah,melalui : 1) Handphone 2) Website 3) Integrasi Software 4. Fungsi dan manfaat real time position adalah: Untuk dapat memantau posisi kendaraan secara Real Time di manapun keberadaannya di dalam peta digital dan menampilkan status kendaraan dalam bentuk warna : 1) Abu-abu : Kendaraan dalam posisi berhenti & ACC Off 2) Biru : Kendaraan dalam posisi berhenti & ACC On 3) Merah : Kendaraan sedang berjalan 5. Fungsi dan manfaat google earth adalah: Untuk dapat memantau posisi kendaraan di manapun keberadaannya dalam bentuk foto dari Satelit dengan bantuan Program Google Earth Manfaat adalah: untuk mengontrol semua kendaraan 122

145 123

146 EVALUASI 1. Pada sistem AC mobil tekanan tinggi harus diturunkan tekanannya supaya zat pendingin mudah menguap dan terjadi penyerapan panas maka diperlukan komponen. a. Evaporator b. Katup Ekspansi. c. Kondensor d. Kompresor 2. Sistem AC mobil bekerja putaran mesin 2000 rpm zat pendingin dari kompresor akan menjadi panas,panasnya diturunkan menjadi 40 C sehingga zat pendingin menjadi cair,maka komponen yang diperlukan adalah. a. Katup ekspansi b. Evaporator c. Kompresor d. Kondensor 3. Sistem AC yang bekerja normal Tekanan tinggi 200 Psi dan tekanan rendah 25 Psi ketika dihidupkan ternyata kedua manometer menunjuk tekanan terlalau rendah,tekanan sistem AC yang rendah disebabkan. a. Dimatikan dan tubung tegak b. Dimatikan dan tabung dibalik c. Dihidupkan dan tabung dibalik. d. Dihidupkan dan tabung tegak 4. Persyaratan mengisi zat pendingin melalui tekanan tinggi dapat dilakukan jika persyaratan pengisian dipenuhi meliputi.! a. Zat pendingin kebanyakan atau pendinginan kondensor kurang baik b. Pendinginan kondensor kurang baik c. Zat pendingin terlalu sedikit d. Zat pendingin kebanyakan atau pendinginan kondensor kurang baik 124

147 5. Pada saat sistem AC mobil kerja putaran mesin 2000 rpm zat pendingin akan bersirkulasi dan beredar dalam sistem,maka komponen yang diperlukan adalah. a. Resistor b. Evaporator c. Kondensor d. Kompresor 6. Persyaratan keselamatan kerja pada saat penggantian komponen sistem AC mobil,persyaratan keselamatan kerja adalah. a. Kaca mata dan sarung tangan b. Kaca mata c. Sarung tangan d. Alat Pelinding Diri (APD) 7. Pada saat sistem AC dihidupkan dengan putaran mesin 2000 rpm maka tekanan tinggi dan tekanan rendah harus normal,ternyata tekanan tinggi dan tekanan rendah terlalau tinggi diagnosa! penyebabnya adalah. a. Pengisian zat pendingin terlalau banyak b. Pendinginan kondensor terlalu dingin c. Pendinginan kondensor kurang d. Pengisian zat pendingin telalu sedikit atau adanya kebocoran pada instalasi sistem AC 8. Diagnosa penunjukan monometer jika terjadi kebocoran zat pendingin pada evaporator,maka penunjukan manometer adalah. a. Tekanan tinggi dan tekanan rendah terlalu rendah b. Tekanan tinggi dan tekanan rendah terlalu tinggi c. Tekanan tinggi terlalu tinggi dan tekanan rendah d. Tekanan tinggi terlalu rendah dan tekanan rendah 9. Diagnosa tekanan pada sistem AC mobil untuk kondisi ideal yang menggunakan refrigerant 134 a,tekananan AC normal adalah... a. Tekanan tinggi 2 bar dan Tekanan rendah 15 bar b. Tekanan tinggi 15 bar dan Tekanan rendah 12 bar. c. Tekanan tinggi 15 bar dan Tekanan rendah 2 bar d. Tekanan tinggi 2 bar dan Tekanan rendah 12 bar 125

148 10. Pada saat sistem AC dihidupkan dengan putaran mesin 2000 rpm maka tekanan tinggi dan tekanan rendah harus normal,ternyata tekanan tinggi dan tekanan rendah terlalau rendah diagnosa penyebabnya adalah. a. Sistem AC harus dimatikan dan tubung berdiri b. Sistem AC harus dihidupkan dan tubung dibalik c. Sistem AC harus dimatikan dan tubung dibalik d. Sistem AC harus dihidupkan dan tabung berdiri 126

149 127

150 PENUTUP Penyusunan Modul Diklat PKB bagi Guru dan Tenaga Kependidikan ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran penguasaan kompetensi setelah melaksanakan Uji Kompetensi Guru, dimana tingkatan atau grade pembelajaran yang harus dipelajari sesuai dengan hasil capaian UKG, dimana tingkatan atau grade yang telah ditetapkan oleh Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan meliputi 10 tingkatan, Grade A - E masuk dalam katagori Grade Dasar. Grade F - G masuk dalam katagori Grade Menengah.Grade H-I masuk dalam Grade lanjut dan Grade 10 masuk dalam Grade J. Semoga denang adanya buku modul ini dapat meningkatkan kompetensi para guru umumnya pada program keahlian teknik otomotif dan khusunya para paket keahlian teknik kendaraan ringan. Akhirnya semoga kita semua dapat ikut berperan dalam mencerdaskan bangsa, sesuai dengan bidang keahlian kita masing-masing. Terima kasih 128

151 DAFTAR PUSTAKA Anonim Vantage Point User Guider. Magellan Navigation. San Dimas MapSource User Manual. Garmin. Taiwan User Manual Magellan Triton 500. Magellan Navigation. San Dimas GPSMAP 76 CSx mapping gps owner s manual. Garmin International, Inc. Kansas USA. Calm JM, Zat pendingins for Deep Mine Refrigeration. Refrigeration for Sustainable Development (proceedings of the 23 rd International Congress of Refrigeration, Prague, Czech Republic, ), International Institute of Refrigeration (IIR), Paris, France, paper 914 C.Willem, Whitman, M. Willem, Jhonson and Jhon A. Tomczyk Zat pendingin and Air Conditioning:Thomson Dermar Learning, New York David V. Chaddeerton.Air Conditioning A Practical Intruduction.1998: Pura Tech India Ltd. Pondicherry. Handoko Juni Merawat dan Memperbaiki AC Mobil,Jakarta:PT.Kawan Pustaka. Hans- Martin Henning.Solar-Assisted Air-Conditioning In Building.a.hand book for planners. 2004: Michigan Springer. L.Powell. P. Blaclock, Experience of using hydrocarbons in refrigeration and air coditioning applicationas in Europe Airah Jurnal July p Molina, M.J., and F.S. Rowland Stratospheric sink for chlorofluoromethane: Chlorine atom-catalyzed destruction of ozone. Rex Muller,Mark R.Miller.Air Conditioning and Zat pendingin.2006:mc Grow-Hill Companies Inc.United States of America. Whitman, Willem C.Zat pendingin and Air Conditioning Technology,4 th Edition 2000:A Division of Thomson Lerning TM.United States of America. 129

152 GLOSARIUM AC Kepanjangan dari Air Conditioning. Radiasi adalah panas dapat dipindahkan tanpa harus bersentuhan atau berhubungan karena panas dapat di pancarkan. Misal : ruangan mobil yang panas merupakan hasil radiasi panas dari mesin dan sinar matahari. Panas Latent. Adalah panas yang tersimpan, dikatakan tersimpan karena panas tersebut tidak menunjukkan gejala gejala kenaikan suhu. Freon atau Refrigerant. Yang disingkat dengan huruf R Zat pendingin yang dipakai pada sistem AC Mobil maupun pada AC ruang. Tekanan 1 Bar sama dengan 14,5 PSI. Filter pada sistem AC mobil berfungsi untuk menyerap uap air dan membersihkan kotoran yang ada dalam zat pendingin pada sistem AC. Menvakum pada sistem AC sebelum mengisi zat pendingin untuk mnghilangkan / mengisap uap air yang beredar dalam sistem AC. Tekanan sistem AC pada pada mobil untuk R 12. Tekanan rendah : 1,5-2 Bar ( psi ). Tekanan Tinggi ; 14,5-15 Bar ( psi ) Siatem AC bekerja baik, jika temperatur udara yang keluar dari evaporator 4 6 derajat Celsius, dengan temperature udara luar derajat celsius. Manometer ( Gauge Manifold ) Digunakan untuk mengukur / memeriksa tekanan zat pendingin dalam sistem AC pada saat mengisi maupun pada saat menganalisa/mendiagnose gangguan yang terjadi pada sistem AC. Mesin Recovery,Vakum,Recycle dan recharging ( mesin 3 R ). Digunakan untuk mengeluarkan dan mengambil zat pendingin ( recovery ), mendaur ulang, mengisi, menvakum, pada sistem AC. 130

153

154

155 Penulis : Dr. Muljo Rahardjo; ; muljorahardjo@yahoo.com Penelaah : Prof. Gunadi; gunadi.hs@um.ac.id Drs. Suryanto, M.Pd. Copyright 2016 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikandan Kebudayaan

156

157 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 1 C. Peta Kompetensi... 2 D. Ruang Lingkup... 2 E. Saran Cara Penggunaan Modul... 2 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: REFLEKSI PEMBELAJARAN... 5 A. Tujuan... 5 B. Indikator Pencapaian Kompetensi... 5 C. Uraian materi... 5 D. Aktivitas Pembelajaran... 9 E. Latihan / Kasus / Tugas... 9 F. Rangkuman... 9 G. Balikan dan Tindak Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: KONSEP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) A. Tujuan B. Indikator keberhasilan C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Balikan dan Tindak Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Balikan dan Tindak Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Balikan dan Tindak Lanjut PENUTUP A. Kesimpulan B. Balikan dan Tindak Lanjut i

158 KUNCI JAWABAN A. Kunci Jawaban Materi 1: Refleksi Pembelajaran B. Kunci Jawaban Materi 2: Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) C. Kunci Jawaban Materi 3: Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) D. Kunci Jawaban Materi 4: Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) DAFTAR PUSTAKA ii

159 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin Gambar 2.2 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc.Taggar Gambar 2.3 Model Penelitian Tindakan Kelas John Elliot iii

160 iv

161 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang pendidik harus mengenal secara baik kondisi dan situasi yang ada di dalam kelas, terutama yang berkaitan dengan peserta didik. Situasi pembelajaran perlu mendapat perhatian utama, sehingga pencapaian kompetensi dapat diperoleh secara maksimal. Kesulitan peserta didik selama pembelajaran harus dapat dideteksi dengan baik oleh pendidik. Begitu pula kegiatan yang paling disukai oleh peserta didik juga perlu diketahui oleh pendidik. Kesemuanya itu harus digali oleh pendidik untuk kepentingan pengembangan pembelajaran yang efektif. Ada beberapa cara untuk menggali hal tersebut, salah satu diantaranya adalah tindakan reflektif. Tindakan reflektif sangat efektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Karena pendidik dapat mengetahui sejauh mana penguasaan kompetensi oleh peserta didik, dan apa saja kesulitan yang dialami oleh mereka. Setelah mencermati betapa pentingnya tindakan reflektif bagi para pendidik, maka modul ini disajikan untuk memberikan sumbangan pemikiran yang berkaitan dengan tindakan reflektif. B. Tujuan Setelah peserta diklat/guru pembelajar mempelajari dan memahami materi dalam modul ini, dengan melalui proses evaluasi baik pengetahuan maupun keterampilan, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami Konsep Refleksi Pembelajaran 2. Membuat KonsepPenelitian Tindakan Kelas (PTK) 3. Membuat Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 4. Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 5. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran 1

162 C. Peta Kompetensi Di bawah ini adalah letak pete kompetensi judul Diklat Guru pembelajartindakan Reflektif untuk peningkatan Kualitas Pembelajaran PETA KOMPETENSI KODE UNIT KOMPETENSI NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU PED Perkembangan Peserta Didik 4 JP PED Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip 8 JP Pembelajaran yang Mendidik PED Pengembangan Kurikulum 8 JP PED Pembelajaran yang Mendidik 10 JP PED Pemanfaatan Teknologi Informasi dan 2 JP Komunikasi dalam Pembelajaran PED Pengembangan Potensi Peserta Didik 4 JP PED Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun 2 JP PED Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran 5 JP PED PED Pemanfaataan Hasil Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran POSISI MODUL 4 JP 8 JP D. Ruang Lingkup Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini adalah: 1. Refleksi Pembelajaran 2. Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 3. Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 4. Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) E. Saran Cara Penggunaan Modul 1. Bagi peserta Diklat Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain : a. Pelajari petunjuk penggunaan, latar belakang, deskripsi kegiatan dan indikator pencapaian kompetensi. 2

163 b. Bacalah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masingmasing materi pokok. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada instruktur/fasilitator pengampu materi. c. Kerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi yang dibahas. d. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah halhal berikut: 1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. 2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik. 3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. 5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula 7) Jika belum menguasai materi yang diharapkan, lakukan pengulangan pada materi pokok sebelumnya atau bertanya kepada instruktur yang mengampu materi. 2. Bagi Widyaiswara/Instruktur Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk : a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar b. Membantu peserta diklat dalam mengikuti tahap-tahap pembelajaran c. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar d. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses pembelajaran. e. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. f. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan g. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja (DU/ DI) untuk membantu jika diperlukan 3

164 Guru pembelajar diharapkan memiliki dasar mengelas dan sikap mandiri dalam belajar, dapat berperan aktif dan berinteraksi secara optimal dengan sumber belajar. Oleh karena itu langkah kerja berikut perlu diperhatikan secara baik : a. Bacalah modul ini secara berurutan dari halaman paling depan sampai halaman paling belakang. Pahami dengan benar isi dari setiap kegiatan belajar yang ada. b. Untuk memudahkan anda dalam mempelajari modul ini, maka pelajari terlebih dahulu Tujuan Akhir Pembelajaran dan Ruang Lingkup yang akan dicapai dalam modul ini. c. Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini agar kompetensi anda berkembang sesuai standar. d. Lakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi sesuai rencana yang telah anda susun. e. Sebelum anda dapat menjawab dengan baik latihan dan tugas atau tes yang ada pada setiap akhir materi, berarti anda belum memperoleh ketuntasan dalam belajar. Ulangi lagi pembelajarannya sampai tuntas, setelah itu diperbolehkan untuk mempelajari materi berikutnya. 4

165 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: REFLEKSI PEMBELAJARAN A. Tujuan Peserta diklat memahami cara melaksanakan refleksi, dan mengidentifikasi permasalahan, serta manfaat tindakan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan. B. Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator keberhasilan materi pokok 1 Refleksi Pembelajaran, meliputi: 1. Refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan sesuai dengan kompetensi dasar yang diperoleh pada matapelajaran yang diampu 2. Hasil refleksi dirumuskan dalam bentuk rumusan masalah. 3. Hasil refleksi dimanfaatkan untuk menentukan refrensi/rujukan/teori yang berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan pembelajaran 4. Hasil refleksi dimanfaatkan untuk menentukan metodologi pembelajaran C. Uraian materi Materi refleksi pembelajaran diuraikan dalam dua sub materi, yaitu: (1) Konsep refleksi pembelajaran, dan (2) Pelaksanaan refleksi pembelajaran Sub Materi 1: Konsep Refleksi Pembelajaran 1. Pengertian Refleksi Pembelajaran Pada setiap kegiatan pembelajaran, selalu dapat ditemukan adanya faktor pendukung keberhasilan dan kendala-kendala yang muncul. Temuan ini tidak boleh diabaikan, karena sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai acuan pembuatan rancangan perbaikan. Baik yang berkaitan dengan proses, maupun sarana pendukung. Bertolak dari permasalahan inilah refleksi pembelajaran perlu dilakukan. Terdapat berbagai pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Namun dalam modul ini definisi pengertian refleksi pembelajaran dikemukakan berdasarkan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh para pengajar (guru, widyaiswara, instruktor, dan jenis penyaji yang lain). Sehingga refleksi pembelajaran didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan mendata hasil belajar, 5

166 dan faktor pendukung keberhasilan, serta berbagai kendala yang ditemui untuk perbaikan kualitas pembelajaran. 2. Tujuan Refleksi Pembelajaran Beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari kegiatan refleksi pembelajaran adalah pernyataan di bawah ini. a. Memperoleh gambaran spesifik hasil belajar: substansi yang dikuasai, dan tingkat penguasaan peserta didik. b. Memperoleh umpan balik tentang proses pembelajaran: yang sudah positif dan yang masih perlu ditingkatkan. c. Melakukan perbaikan proses pembelajaran berdasarkan umpan balik dan hasil belajar setelah melalui kegiatan analisis. 3. Manfaat Refleksi Pembelajaran Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan refleksi pembelajaran, tiga diantaranya adalah yang dinyatakan di bawah ini. a. Tindakan perbaikan yang dipilih oleh guru lebih akurat, karena adanya masukan peserta didik sesuai keadaan yang ada. b. Perbaikan proses pembelajaran dapat dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh tindakan perbaikan yang sesuai dengan permasalahan kelas/peserta didik. c. Peningkatan hasil belajar dapat dicapai secara maksimal, karena tindakan perbaikan yang dilakukan secara terus menerus ole pendidik. Sub Materi 2: Pelaksanaan Refleksi Pembelajaran Kegiatan refleksi pembelajaran terdiri atas tiga langkah kegiatan, yaitu: analisis pencapaian hasil belajar, analisis proses pembelajaran, dan merancang tindakan perbaikan 1. Analisis pencapaian hasil belajar Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Strategi apapun yang digunakan guru, bila hasilnya maksimal, maka strategi tersebut dapat dianggap efektif. Begitu pula sebaliknya. Hasil belajar peserta didik, menggambarkan kinerja yang dicapai oleh guru. Oleh sebab itu hasil belajar peserta didik harus dianalisis, untuk mengetahui sejauh mana efektivitas kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. 6

167 Analisis hasil belajar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Menganalisis catatan hasil belajar oleh guru (hasil ulangan harian / tengah semester / semester). b. Meminta peserta didik menuliskan capaian hasil belajar yang dimiliki / dirasakan. 2. Analisis proses pembelajaran Kegiatan analisis proses pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu evaluasi diri oleh guru, dan meminta masukan dari peserta didik. Evaluasi diri dapat dilakukan dengan cara mengingat kembali proses pembelajaran yang telah dilakukan. Catatan-catatan tentang faktor pendukung keberhasilan dan kendala yang ditemui selama proses pembelajaran berlangsung, sangat bermanfaat untuk melakukan kegiatan evaluasi diri. Menggali masukan dari peserta didik dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang: a. materi apa saja yang sudah dikuasai b. hal-hal apa saja yang mempermudah mereka memahami c. kendala apa saja yang mereka hadapi selama proses pembelajaran. Selanjutnya data yang diperoleh dari masukan peserta didik, dianalisis, dan diklasifikasi sesuai dengan kelompok/kategori permasalahan dan tingkatan masing-masing. 3. Merancang tindakan perbaikan Berdasarkan hasil analisis terhadap prestasi belajar dan proses pembelajaran, guru dapat merumuskan tindakan-tindakan perbaikan yang relevan untuk dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran berikutnya. Sehingga perbaikan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan dapat dilakukan. Dengan demikian prestasi peserta didik secara terus-menerus juga dapat ditingkatkan. Lingkup tindakan perbaikan yang harus selalu menjadi perhatian para pendidik meliputi: a. Pendalaman dan pengembangan kompetensi peserta didik. Pendalaman kompetensi dilakukan untuk peserta didik yang belum menguasai. Sedangkan pengembangan kompetensi dilakukan untuk peserta didik yang sudah memiliki penguasaan dengan baik. 7

168 b. Peningkatan efektivitas penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran memiliki peran penting pada kegiatan pembelajaran. Sehingga penguasaan kompetensi oleh peserta didik sangat dipengaruhi oleh efektivitas penggunaan media tersebut. c. Peningkatan efektivitas strategi pebelajaran. Perancangan strategi pembelajaran sangat diperlukan agar proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif, dan hasil belajar menjadi maksimal. d. Peningkatan efektivitas pemanfaatan lingkungan belajar. Pembelajaran akan efektif apabila dapat memaksimalkan pemanfaatan lingkungan belajar. Sehingga peserta didik dapat berproses dengan lingkunganya dalam pembelajaran. Hal ini akan memeberikan bekal yang sangfat positif bagi peserta didik. Namun dalam menjalankan tindakan perbaikan ada yang harus diperhatikan, apapun dapat dilakukan, tetapi semua tindakan yang dipilih harus dirancang berdasarkan hasil refleksi. Contoh: (format) REFLEKSI Nama : Kelas : No. Umpan Balik 1 Materi-materi yang telah dikuasai: Tanggal: 2 Tingkat penguasaan yang dimiliki terhadap materi: 3 Pendukung terhadap keberhasilan dalam pembelajaran: 4 Kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran: 5 Saran perbaikan proses pembelajaran: 8

169 D. Aktivitas Pembelajaran Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri. E. Latihan / Kasus / Tugas 1. Tugas 1 Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan ketentuan di bawah ini. 1. Peserta dibagi menjadi enam kelompok. 2. Kelompok 1 sd 3 membahas Konsep Refleksi Pembelajaran 3. Kelompok 4 sd 6 membahas Pelaksanaan Refleksi Pembelajaran 4. Waktu pembahasan 30 menit 5. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain (@ 7 menit) 2. Latihan 1 Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta mengisi format REFLEKSI dengan menggunakan situasi pembelajaran dalam Diklat sebagai bahan pengisian format tersebut. Selanjutnya melakukan kegiatan di bawah ini. 1. Merangkum dan menganalisis penguasaan materi oleh peserta Diklat 2. Merangkum dan menganalisis proses pembelajaran dalam Diklat 3. Merangkum dan menganalisis saran-saran perbaikan pembelajaran Diklat 4. Waktu pembahasan 30 menit 5. Mempresentasikan hasil 6 menit F. Rangkuman Sebagai pendidik harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, kesalahan masih sering kita lakukan walau kadang tanpa menyadarinya. Karena itu refleksi pembelajaran sangat diperlukan bagi pedidik. Refleksi pembelajaran dapat dilakukan dengan evaluasi diri maupun melalui masukan dari peserta didik. Secara spesifik dapat dilakukan dengan langkah-langkah: (1) analisis proses pembelajaran, (2) analisis proses pembelajaran, dan (3) merancang tindakan 9

170 perbaikan. Namun yang perlu diingat, bahwa setiap tindakan perbaikan harus dirancang berdasarkan hasil refleksi. G. Balikan dan Tindak Lanjut 1. Balikan a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi materi Refleksi Pembelajaran b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Refleksi Pembelajaran? c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan materi Refleksi Pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil? 2. Tindak lanjut Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal

171 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: KONSEP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) A. Tujuan Peserta diklat memahami Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK), minimal dua model (model Kurt Lewin dan model Kemmis & Taggart, atau model yang lain) B. Indikator keberhasilan 1. Konsep penelitian tindakan kelas (PTK) dijelaskan sesuai dengan model Kurt Lewin dan model kemmis & Taggart 2. Konsep penelitian tindakan kelas (PTK) diterapkan sesuai dengan model Kurt Lewin dan model kemmis & Taggart C. Uraian Materi Materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan dalam dua sub materi, yaitu: (1) Pengertian, Tujuan, Manfaat, Karakteristik, dan Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan (2) Siklus Kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sub Materi 1: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Karakteristik, dan Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sub materi 1 Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK), diuraikan dalam empat unsur, yaitu: Pengertian PTK, Tujuan PTK, Manfaat PTK, dan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK), 1. Penegertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti (umumnya juga praktisi) di tempat pembelajaran (umumnya kelas) untuk membuat peneliti lebih profesional terhadap pekerjaannya, memperbaiki praktik-praktik kerja, melakukan inovasi serta mengembangkan ilmu pengetahuan terapan (profesional knowledge). 11

172 2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolah dinyatakan di bawah ini. a. Memperbaiki situasi saat ini b. Meningkatkan mutu proses dan output c. Mengembangkan inovasi proses dan output d. Meningkatkan kinerja yang terkait dengan mutu, inovasi, keefektifan, efisiensi, dan produkivitas e. Meningkatkan kemampuan profesional sebagai pendidik f. Mengembangkan ilmu terapan/praktis. 3. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas sangat berbeda bila dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain, sehingga direkomendasikan untuk diterapkan di sekolahsekolah. Penyebabnya adalah karena penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Adanya tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah / menghadapi tantangan / kegiatan inovasi b. Bersifat kualitatif, walaupun dapat menggunakan data kuantitatif c. Didasarkan pada masalah atau tantangan nyata yang dihadapi pendidik d. Penelitian dilakukan sambil menunaikan tugas 4. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ada beberapa model penelitian tindakan kelas, tiga diantaranya adalah: model Kurt Lewin, model Kemis & Taggart, dan model John Elliott. a. Model Kurt Lewin Model Kurt Lewin menjadi acuan dari berbagai model penelitian tindakan yang ada saat ini. Hal ini sangat wajar karena pada tahun 1934 Kurt Lewin sudah memperkenalkan istilah penelitian tindakan (action research). Seiring dengan berbagai pengalaman yang dimiliki, selanjutnya pada tahun 1940 an Kurt Lewin memberikan penjelasan-penjelasan yang lebih spesifik tentang penelitian tindakan. Penelitian tindakan ini kemudian berkembang menjadi penelitian tindakan kelas. Siklus kegiatan pada model ini terdiri atas empat 12

173 tahapan, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Siklus tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Perencanaan (planning) Refleksi (reflecting) Tindakan (acting) Observasi (observing) Gambar 2.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin b. Model Kemmis & Taggart Pada model Kemmis & Taggart, siklus kegiatan terdiri atas tiga tahapan, yaitu: perencanaan (planning), tindakan dan pengamatan (acting & observing), dan refleksi (reflecting). Siklus kegiatan model Kemmis & Taggart disajikan pada gambar 2 di bawah ini. Perencanaan (planning) refleksi (reflecting) Tindakan dan Observasi (acting & observing) Perencanaan (planning) Tindakan dan Observasi (acting & observing) refleksi (reflecting) Gambar 2.2 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc.Taggar 13

174 c. Model John Elliott Pada model John Elliott, siklus kegiatan terdiri atas empat tahapan, yaitu: perencanaan umum dan langkah tindakan, implementasi langkah tindakan, pemantauan (monitoring) implementasi dan efeknya, dan penjelasan kegagalan beserta efeknya. Gambar 2.3 Model Penelitian Tindakan Kelas John Elliot 14

175 Berdasarkan siklus kegiatan penelitian tindakan kelas pada tiga model yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa secara umum siklus kegiatan memiliki tahapan yang sama. Tahapan tersebut adalah: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Sub Materi 2: Siklus Kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sub materi 2 Siklus Kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan menjadi empat unsur, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Berdasarkan paparan pada model-model penelitian tindakan yang telah disajikan, secara umum dapat disimpulkan bahwa siklus kegiatan pada penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahapan, yaltu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Sehingga saat ini banyak peneliti yang mengunakan siklus kegiatan ini ketika melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berapapun jumlah siklusnya, tetapi tahapan pada masing-masing siklus menggunakan empat tahapan tersebut. 1. Perencanaan (planning) Perencanaan adalah kegiatan penulisan tentang hal-hal yang akan dilakukan, perangkat yang diperlukan, dan waktu pelaksanaan. Sehingga yang hatrus dilakukan peneliti pada tahap ini meliputi: a. Perumusan tindakan menyelesaikan masalah / menghadapi tantangan / kegiatan inovasi. Adalah menuliskan tindakan yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja atau menyelesaikan masalah. b. Identifikasi sumber daya manusia yang terlibat. Yaitu mendata siapa saja yang akan dilibatkan / terlibat dalam kegiatan penelitian tindakan kelas. c. Identifikasi perangkat yang digunakan. Yaitu mendata perangkat yang akan digunakan selama penelitian berlangsung. 15

176 2. Tindakan (acting) Tindakan adalah penerapan menyelesaikan masalah / menghadapi tantangan / kegiatan inovasi. Yang harus diperhatikan peneliti pada tahap ini adalah: a. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang telah direncanakan (konsisten) b. Penggunaan perangkat yang sesuai (instrumen, media) c. Pengendalian waktu d. Pengelolaan keterlibatan (bila melibatkan orang lain) 3. Pengamatan (observing) Pengamatan adalah mencermati semua peristiwa yang terjadi selama proses penerapan tindakan. Obyek pengamatan yang harus mendapatkan perhatian dari peneliti meliputi: a. Perubahan perilaku peserta didik b. Faktor pendukung keberhasilan selain tindakan (media, strategi, perangkat, fasilitas) c. Kendala yang muncul selama proses penerapan tindakan d. Prestasi hasil belajar 4. Refleksi (reflecting) Refleksi adalah kegiatan menganalsis semua data hasil observasi selama proses penerapan tindakan. Sehingga yang harus dilakukan oleh guru adalah: a. Menghitung: nilai tertinggi, terendah, dan rerata prestasi hasil belajar b. Membandingkan prestasi hasil belajar dengan prestasi sebelumnya c. Mengaitkan perubahan perilaku dengan faktor pendukung keberhasilan d. Mengaitkan perubahan perilaku dengan kendala yang muncul ketika proses penerapan tindakan D. Aktivitas Pembelajaran Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri. 16

177 E. Latihan / Kasus / Tugas 1. Tugas 1 Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan ketentuan di bawah ini. 1. Peserta dibagi menjadi enam kelompok. 2. Kelompok 1 sd 3 membahas Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 3. Kelompok 4 sd 6 membahas Siklus Kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 4. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain (@ 7 menit) 5. Waktu pembahasan 30 menit 2. Latihan 2 Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyelesaikan tugas kelompok sebagai sarana latihan dengan ketentuan di bawah ini. 1. Pilih salah satu topik berikut (sesuai pembagian kelompok) a. Metode pembelajaran b. Alat bantu pembelajaran c. Model bimbingan 2. Diskusikan topik tersebut, rumuskan jawaban setiap butir pertanyaan di bawah ini dan tuliskan pada kolom yang telah disediakan a. Alur Berpikir (1). Tulislah masalah-masalah atau kendala-kendala yang dihadapi pendidik (guru) ketika melaksanakan tugas sesuai dengan topik yang dibahas! (2). Pilihlah salah satu masalah yang paling penting dan segera diselesaikan masalahnya! 17

178 (3). Berikan alasan mengapa masalah tersebut penting dan segera diselesaikan masalahnya! (4). Kemukakan faktor-faktor yang menyebabkan muculnya masalah tersebut! (5). Rumuskan alternatif-alternatif penyelesaian masalah dan pilihlah salah satu alternatif yang terbaik 1. Alternatif-alternatif penyelesaian masalah: 2. Alternatif yang terbaik: b. Kerangka Kerja Siklus 1 (1) Rencana Tindakan (berisi rumusan masalah dan rencana solusinya) 18

179 (2) Pelaksanaan Tindakan (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru latihan/exercise) (3) Pengamatan/Pengumpulan Data, Evaluasi Proses dan Hasil Tindakan (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru latihan/exercise) Isilah format pengamatan untuk mengamati proses tindakan dalam siklus PTK/PTS berikut ini! No. Aspek yang diamati Data pendukung 4. Refleksi (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru latihan/exercise) Catatan: a. Peserta dibagi menjadi enam kelompok b. Kelompok 1 dan 2 membahas topik a c. Kelompok 3 dan 4 membahas topik b d. Kelompok 5 dan 6 membahas topik c e. Hasil kelompok 6 menit f. Waktu pembahasan 45 menit g. Waktu pembahasan: 30 menit 19

180 F. Rangkuman Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat bagi pendidik, sehingga penggunaannya sangat dianjurkan dalam pembelajaran. Saat ini ada beberapa model penelitian tindakan kelas, namun secara umum memiliki kesamaan pada siklus kegiatan yang dilakukan. Yaitu menggunakan empat tahapan: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hal ini tidak mengherankan, karena berbagai model penelitian tindakan kelas tersebut mengacu pada ide yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Sehingga walau jumlah siklus kegiatan yang dilakukan bervariasi. para peneliti tetap menggunakan siklus kegiatan dengan empat tahapan. G. Balikan dan Tindak Lanjut 1. Balikan a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK)? b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK)? c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil? 2. Tindak lanjut Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal

181 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) A. Tujuan Peserta diklat memahami cara penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK), secara sistematis. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 2. Menyusun Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) C. Uraian Materi Materi Peoposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan menjadi dua sub materi, yaitu: (1) Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan (2) Sistematika Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sub Materi 1: Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sub materi Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan dalam dua unsur, yaitu: (1) pengertian Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan (2) Tujuan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1. Pengertian Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Langkah awal sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti harus menyusun proposal. Proposal PTK merupakan rencana penelitian tindakan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam penerapan tindakan. Jika proposal disusun dengan benar maka pelaksanaan PTK akan terarah sesuai dengan tujuan akan dicapai. Sebaliknya, jika proposal salah, maka pelaksanaan PTK pun akan 21

182 salah pula. Oleh karena itu, proposal harus disusun dengan benar agar pelaksanaan PTK dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 2. Tujuan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) a. merumuskan pokok pikiran tentang penelitian yang akan dilakukan b. merumuskan rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan c. menyampaikan pokok pikiran dan rencana kegiatan penelitian kepada pihak-pihak terkait (berkepentingan). Sub Materi 2: Sistematika Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sub materi Sistematika Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan menjadi tiga unsur, yaitu: (1) Pendahuluan, (2) Kajian Pustaka, dan (3) Metode Penelitian. Terdapat banyak model sistematika penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK), namun secara umum memuat hal-hal pokok seperti di bawah ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan B. Penyelesaian Masalah BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian B. Prosedur Penelitian C. Teknik Pengumpulan Data D. Teknik Analisis Data DAFTAR PUSTAKA 22

183 Sistematika penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di atas dijelaskan dengan uraian di bawah ini. 1. BAB I: PENDAHULUAN Pada BAB I: PENDAHULUAN, memuat: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. a. Latar Belakang Berisi uraian singkat tentang kondisi nyata saat ini, kondisi ideal atau kondisi yang diharapkan, dan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi kesenjangan/ mengatasi masalah/ memperbaiki kondisi /meningkatkan mutu, serta alasan menggunakan tindakan tersebut. b. Rumusan Masalah Berisi deskripsi masalah yang ditulis dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan berdasarkan pembatasan masalah. Contoh: Rumusan Masalah PTK 1) Bagaimana implementasi Problem Based Learning dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia pada kelas X semester 2 di SMKN 15 Malang? 2) Apakah implementasi Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester 2 pada mata pelajaran Sejarah Indonesia di SMKN 15 Malang? c. Tujuan Penelitian Berisi pernyataan tentang perubahan yang diharapkan dari hasil PTK/PTS. Contoh Tujuan Penelitian PTK 1) Mendeskripsikan implementasi Problem Based Learning dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia pada kelas X semester 2 di SMKN 15 Malang 2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester 2 pada mata pelajaran Sejarah Indonesia di di SMKN 15 Malang, melalui implementasi Problem Based Learning 23

184 d. Manfaat Penelitian Berisi pernyataan tentang manfaat PTK bagi pendidik (guru), tenaga kependidikan, siswa, dan sekolah pada umumnya serta pengembangan ilmu praktis/aplikatif. 2. BAB II: KAJIAN PUSTAKA a. Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian Yang Relevan Berisi teori-teori, dan hasil penelitian yang relevan untuk menyelesaikan masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi. b. Penyelesaian Masalah Berisi tentang rancangan tindakan untuk menyelesaikan masalah atau meningkatkan mutu, yang meliputi jenis tindakan, dan cara melaksanakan untuk mencapai hasil tindakan yang diharapkan seperti yang tertulis pada tujuan PTK 3. BAB III: METODE PENELITIAN a. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian Berisi subjek yang diteliti (peserta didik), tempat dan waktu pelaksanaan PTK. b. Prosedur Penelitian Berisi uraian tentang langkah-langkah pelaksanaan penelitian mulai persiapan sampai penyajian laporan PTK adalah sebagai berikut. 1) Persiapan penelitian, termasuk kajian masalah di lapangan, studi kepustakaan, penyiapan instrumen dan sarana tindakan. 2) Siklus penelitian / penerapan tindakan (tindakan nyata untuk melakukan perubahan dari situasi kelas saat ini menuju situasi yang diharapkan). 3) Indikator keberhasilan tindakan. 4) Penyusunan laporan. 5) Penyajian laporan PTK. 24

185 c. Teknik Pengumpulan Data Berisi cara mengumpulkan data melalui pengamatan langsung atau oleh orang lain, serta instrumen pengamatan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. d. Teknik Analisis Data Berisi analisis deskriptif tentang perubahan dari situasi saat ini kelas menuju situasi yang diharapkan sehingga dapat diketahui tingkat ketercapaian tujuan PTK. 4. DAFTAR PUSTAKA Berisi referensi yang dikutip untuk mendukung teori-teori yang dibahas. Daftar pustaka harus memilki kesesuaian dengan permasalahan yang akan diselesaikan. Karena daftar pustaka merupakan daftar rujukan yang digunakan oleh peneliti untuk menunjukkan logika berpikir. Cara penulisannya ada beberapa macam, disesuaikan gaya selingkung. Untuk buku: Nama Penulis, Tahun. Judul. Kota, Penerbit. Contoh: Husaini Usman Pengantar Penelitian Sosial. Edisi Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara. Stringer, E Action Research in Education.Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Merrill Prentice Hall. D. Aktivitas Pembelajaran Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri. 25

186 E. Latihan / Kasus / Tugas 1. Tugas 3 Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan ketentuan di bawah ini. 1. Peserta dibagi menjadi enam kelompok. 2. Kelompok 1 sd 3 membahas Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 3. Kelompok 4 sd 6 membahas Sistematika Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 4. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain (@ 7 menit) 2. Latihan 3 Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan hasil identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini. 1. Dikerjakan dalam kelompok 2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok 3. Hasil kelompok 6 menit 4. Waktu pembahasan: 45 menit F. Rangkuman Proposal memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian, karena dari proposal dapat diketahui pokok pikiran, dan rencana kegiatan peneliti. Juga sebagai sarana komunikasi dengan pemangku kepentingan. Sistematika penyusunan proposal ada berbagai macam, tetapi kegiatan secara umum memiliki kesamaan. 26

187 G. Balikan dan Tindak Lanjut 1. Balikan a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)? b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)? c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan materi Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil? 2. Tindak lanjut Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu menjawab soal-soal evaluasi/latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal

188 28

189 KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) A. Tujuan Peserta diklat memahami cara melaksanakan dan melaporkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), secara sistematis. B. Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator keberhasilan materi pokok 4 Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi: 1. Penelitian Tindalkan Kelas dilakukan sesuai dengan proposal penelitian 2. Laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun sesuai dengan sistematika dan hasil penelitian 3. Hasil Penelitian digunakan untuk keperluan peningkatan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu C. Uraian Materi Materi Laporanl Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan dalam dua sub materi, yaitu: (1) Pengertian dan Tujuan Laporanl Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan (2) Pelaksannaan dan Sistematika Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sub Materi 1: Pengertian dan Tujuan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sub materi Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan menjadi dua unsur, yaitu: (1) Pengertian Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan (2) Tujuan Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 29

190 1. Pengertian Laporan Hasil PTK Setelah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selesai dilakukan, peneliti harus menyusun laporan hasil penelitian. Laporan PTK adalah uraian tertulis tentang persiapan, pelaksanaan, pembahasan, kesimpulan, dan saran, serta dokumen pendukung pelaksanaan penelitian. Tingkat kebermaknaan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat ditentukan oleh kualitas proses pelaksanaan, pengolahan data dan pembahasan temuan-temuan yang diperoleh. Yang semuanya itu dikemas dalam laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 2. Tujuan Penyusunan Laporan PTK a. menyampaikan temuan-temuan yang merupakan pemecahan masalah / hasil inovasi kepada pihak-pihak terkait (berkepentingan) b. menyampaikan saran dan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait (berkepentingan) c. mendokumentasikan hasil kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai hasil karya ilmiah. Sub Materi 2: Pelaksanaan dan Sistematika Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sub materi Pelaksanaan dan Sistematika Penhusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan dalam lima unsur, yaitu: (1) Pendahuluan, (2) Kajian Pustaka, dan (3) Metode Penelitian, (4) Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan (5) Kesimpulan dan Saran. Penjelasan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan pada butir (3) Metode Penelitian, dan butir (4) Hasil Penelitian dan Pembahasan. Seperti pada sistematika penulisan proposal PTK, sistematika penulisan laporan hasil PTK juga memiliki banyak ragam, namun secara umum memuat hal-hal pokok seperti di bawah ini. 30

191 KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan B. Penyelesaian Masalah BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek, Lokasi, dan WaktuPenelitian B. Prosedur Penelitian C. Teknik Pengumpulan Data D. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Awal B. Siklus 1 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan 4. Refleksi C. Siklus 2 (rumuskan rencana siklus 2, 3, dan seterusnya hingga masalah terselesaikan) (jika diperlukan) D. Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran Untuk BAB I: PENDAHULUAN, BAB II: KAJIAN PUSTAKA, dan BAB III: METODE PENELITIAN sudah dibahas pada topik proposal penelitian tindakan 31

192 kelas. Sehingga yang akan dikupas berikutnya adalah; BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, dan BAB V: SIMPULAN DAN SARAN 1. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Kondisi Awal Berisi tentang kondisi nyata saat ini subyek penelitian sebelum diterapkan tindakan yang dirancang sebelumnya. b. Siklus 1 1. Perencanaan Berisi tentang rencana tindakan yang akan dilakukan, meliputi langkahlangkah atau prosedur tindakan yang akan dilakukan 2. Tindakan Berisi tentang implementasi tindakan dan situasi/kondisi pada saat tindakan diterapkan, yang meliputi perilaku dan tanggapan atau reaksi subjek penelitian. 3. Hasil Pengamatan Berisi tentang hasil pengamatan terhadap perilaku dan hasil kerja subjek penelitian sehubungan dengan tindakan yang diterapkan. 4. Refleksi Berisi tentang evaluasi atas proses dan hasil tindakan yang telah dilakukan serta kajian tentang kekurangan atau hambatan yang dialami dan kemungkinan cara mengatasi kekurangan atau hambatan selama pelaksanaan tindakan. c. Siklus 2 Struktur isi sama dengan siklus 1 tetapi menceritakan situasi dan kondisi siklus 2, pada siklus 2 ini harus dijelaskan penyempurnaan tindakan jika dibandingkan dengan siklus 1. 32

193 d. Siklus 3 (Jika diperlukan) Struktur isi sama dengan siklus 2 tetapi menceritakan situasi dan kondisi siklus 3, pada siklus 3 ini harus dijelaskan penyempurnaan tindakan jika dibandingkan dengan siklus 2. e. Pembahasan Berisi tentang uraian kondisi awal/pra tindakan, hasil tindakan setiap siklus yang dibandingkan dengan kajian teori yang diuraikan pada Bab II. 2. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan Berisi jawaban terhadap rumusan masalah. b. Saran Berisi saran tindakan lanjutan untuk menyelesaikan masalah / menghadapi tantangan / melakukan inovasi. 3. DAFTAR PUSTAKA Berisi referensi yang dikutip saja. Cara menulis referensi lihat daftar pustaka pada materi pelatihan ini (di halaman terakhir). 4. LAMPIRAN Berisi tabel, gambar, foto, dan dokumentasi yang relevan dengan data yang dikumpulkan. Lampiran diberi nomor urut jika lebih dari dua buah. Tuliskan lampiran yang dimaksud pada data yang ditemukan di Bab IV. D. Aktivitas Pembelajaran Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri. 33

194 E. Latihan / Kasus / Tugas 1. Tugas 4 Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan ketentuan di bawah ini. 1. Peserta dibagi menjadi enam kelompok. 2. Kelompok 1 sd 3 membahas Pengertian dan Tujuan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 3. Kelompok 4 sd 6 membahas Sistematika Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 4. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain (@ 7 menit) 2. Latihan 4 Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan hasil identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini. 1. Dikerjakan dalam kelompok 2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok 3. Waktu pembahasan: 45 menit 4. Hasil kelompok 6 menit F. Rangkuman Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan hasil akhir dari suatu kegiatan penelitian. Sehingga dari laporan tersebut dapat ditemukan sejumlah temuan yang diperoleh melalui analisis data dan pembahasan. Selanjutnya dikemas menjadi suatu simpulan, dan digunakan sebagai landasan perumusan saran dan rekomendasi. 34

195 G. Balikan dan Tindak Lanjut 1. Balikan a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)? b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)? c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan materi Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil 2. Tindak lanjut Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal

196 PENUTUP A. Kesimpulan Kegiatan pembelajaran harus dievaluasi secara periodik dan berjenjang, agar kualitas pembelajaran dapat dijamin peningkatannya. Proses dan hasil belajar merupakan sasaran utama evaluasi, karena kinerja pembelajaran merupakan gabungan dari kedua hal tersebut. Data tentang proses dan hasil belajar dapat diperoleh dari dua cara, yaitu (1) evaluasi diri guru (catatan guru), dan (2) umpan balik dari peserta didik. Kemudian data tersebut dianalisis, sebagai acuan pembuatan rancangan tindakan. Setelah rancangan tindakan selesai dibuat, selanjutnya kegiatan yang terkait dengan tindakan-tindakan tersebut dikelola secara sistematis. B. Balikan dan Tindak Lanjut 1 Balikan a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Tindakan Reflektif untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran? b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Tindakan Reflektif untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran? c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan materi Tindakan Reflektif untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil? 2 Tindak lanjut Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal

197 KUNCI JAWABAN A. Kunci Jawaban Materi 1: Refleksi Pembelajaran Latihan 1 Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta mengisi format REFLEKSI dengan menggunakan situasi pembelajaran dalam Diklat sebagai bahan pengisian format tersebut. Selanjutnya melakukan kegiatan di bawah ini. 1. Merangkum dan menganalisis penguasaan materi oleh peserta Diklat 2. Merangkum dan menganalisis proses pembelajaran dalam Diklat 3. Merangkum dan menganalisis saran-saran perbaikan pembelajaran Diklat 4. Waktu pembahasan 30 menit 5. Mempresentasikan hasil 6 menit Rubrik Latihan 1 B. Kunci Jawaban Materi 2: Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Latihan 2 Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyelesaikan tugas kelompok sebagai sarana latihan dengan ketentuan di bawah ini. 1. Pilih salah satu topik berikut (sesuai pembagian kelompok) a. Metode pembelajaran b. Alat bantu pembelajaran c. Model bimbingan 2. Diskusikan topik tersebut, rumuskan jawaban setiap butir pertanyaan di bawah ini dan tuliskan pada kolom yang telah disediakan a. Alur Berpikir (1) Tulislah masalah-masalah atau kendala-kendala yang dihadapi pendidik (guru) ketika melaksanakan tugas sesuai dengan topik yang dibahas 37

198 (2). Pilihlah salah satu masalah yang paling penting dan segera diselesaikan masalahnya! (3). Berikan alasan mengapa masalah tersebut penting dan segera diselesaikan masalahnya! (4) Kemukakan faktor-faktor yang menyebabkan muculnya masalah tersebut! (5) Rumuskan alternatif-alternatif penyelesaian masalah dan pilihlah salah satu alternatif yang terbaik! 1. Alternatif-alternatif penyelesaian masalah: 2. Alternatif yang terbaik: b. Kerangka Kerja Siklus 1 (1) Rencana Tindakan (berisi rumusan masalah dan rencana solusinya) 38

199 (2) Pelaksanaan Tindakan (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru latihan/exercise) (3) Pengamatan/Pengumpulan Data, Evaluasi Proses dan Hasil Tindakan (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru latihan/exercise) Isilah format pengamatan untuk mengamati proses tindakan dalam siklus PTK/PTS berikut ini! No. Aspek yang diamati Data pendukung (4) Refleksi (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru latihan/exercise) Catatan: a. Peserta dibagi menjadi enam kelompok b. Kelompok 1 dan 2 membahas topik a c. Kelompok 3 dan 4 membahas topik b d. Kelompok 5 dan 6 membahas topik c e. Hasil kelompok 6 menit f. Waktu pembahasan 45 menit g. Waktu pembahasan: 30 menit Rubrik Latihan 2 39

200 C. Kunci Jawaban Materi 3: Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Latihan 3 Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan hasil identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini. 1. Dikerjakan dalam kelompok 2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok 3. Hasil kelompok 6 menit 4. Waktu pembahasan: 45 menit Rubrik Latihan 3 INSTRUMEN PENILAIAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS No. Aspek Kriteria Skor 1 Judul a. Rumusan jelas 1 b. Menggambarkan masalah yang diteliti, 1 Memuat tindakan mengatasi masalah c. Ada hasil yang diharapkan 1 d. Memuat tempat penelitian 1 e. Maksimal 20 kata (bila memungkinkan, 1 yang penting efektif) 2 Pendahuluan a. Keberadaan masalah nyata, jelas dan 10 mendesak b. Penyebab masalah diidentifkasi dengan 5 jelas 3 Perumusan a. Rumusan masalah dalam bentuk rumusan 5 dan Pemecahan masalah PTK b. Bentuk tindakan pemecahan masalah 5 Masalah sesuai dengan masalah c. Ada gambaran tentang indikator 5 keberhasilan 4 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah 5 5 Manfaat Jelas, manfaat apa, untuk siapa 5 6 Kajian a. Sesuai dengan substansi pokok 5 Pustaka permasalahan b. Kerangka pikir, jelas 10 7 Metode a. Subyek, tempat dan waktu penelitian: 5 Penelitian jelas b. Ada rencana langkah tindakan 10 c. Ada siklus yang jelas 5 40

201 8 Jadwal Penelitian 9 Daftar Pustaka 10 Penggunaan Bahasa d. Ada kriteria keberhasilan 5 Mencantumkan kegiatan, waktu, dan 5 perangkat yang diperlukan Ditulis sesuai dengan ketentuan 5 Penggunaan bahasa baku 5 TOTAL 100 D. Kunci Jawaban Materi 4: Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Latihan 4 Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan hasil identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini. 1. Dikerjakan dalam kelompok 2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok 3. Waktu pembahasan: 45 menit 4. Hasil kelompok 6 menit Rubrik Latihan 4 INSTRUMEN PENILAIAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS No. Aspek Kriteria Skor 1 Judul a. Rumusan jelas 1 b. Menggambarkan masalah yang diteliti, 1 Memuat tindakan mengatasi masalah c. Ada hasil yang diharapkan 1 d. Memuat tempat penelitian 1 e. Maksimal 20 kata (bila memungkinkan, yang 1 penting efektif) 2 Pendahuluan a. Keberadaan masalah nyata, jelas dan 5 mendesak b. Penyebab masalah diidentifkasi dengan jelas 5 3 Perumusan dan a. Rumusan masalah dalam bentuk rumusan 5 Pemecahan Masalah masalah PTK b. Bentuk tindakan pemecahan masalah sesuai dengan masalah 5 41

202 c. Ada gambaran tentang indikator keberhasilan 5 4 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah 5 5 Manfaat Jelas, manfaat apa, untuk siapa 5 6 Kajian Pustaka a. Sesuai dengan substansi pokok permasalahan 5 b. Kerangka pikir, jelas 5 7 Metode Penelitian a. Subyek, tempat dan waktu penelitian: jelas 5 b. Rencana langkah tindakan logis 5 c. Siklus kegiatan jelas 5 d. Kriteria keberhasilan dirumuskan 5 8 Pengolahan a. Hasil olahan data mudah diinterpretasi 5 Data dan b. Temuan dibandingkan teori atau hasil 5 Pembahasan penelitian yang sudah ada 9 Simpulan dan a. Simpulan memiliki kebermaknaan 5 Saran b. Substansi dan sasaran saran jelas 5 10 Daftar Pustaka Ditulis sesuai dengan ketentuan 5 11 Penggunaan Bahasa Penggunaan bahasa baku 5 TOTAL

203 DAFTAR PUSTAKA Alberta Teachers Association Action Research Guide: for Alberta Teachers. Edmonton, Alberta: Public Education Works for Alberta. Center for Outcomes-Based Education (COBE) Actions Research A Giude for Associate Lectures. Milton Keynes: Open University. Ferrance, E Action Research. Providence, RI: Brown University. Pusbangtendik Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan 43

204

205

206

207

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat : TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini anda dapat : 1. Menjelaskan prinsip kerja air conditioner system. 2. Mengidentifikasi komponen air conditioner system. 3. Menjelaskan cara kerja air conditioner

Lebih terperinci

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

SISTEM AIR CONDITIONER (AC) SISTEM AIR CONDITIONER (AC) KOMPETENSI Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan prinsip terjadinya pendinginan pada sistem AC. 2. Menjelaskan Fungsi AC pada mobil. 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

AC (AIR CONDITIONER)

AC (AIR CONDITIONER) AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar

Lebih terperinci

SISTEM AC (AIR CONDITIONING)

SISTEM AC (AIR CONDITIONING) SISTEM AC (AIR CONDITIONING) Pengetesan Sistem AC Bermacam cara dapat dilaksanakan untuk pengetesan sistem AC, antara lain : 1. Tes tekanan 2. Tes temperatur Tes kebocoran A. Bagian tekanan rendah B. Bagian

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

Gambar Sistem pengkondisian udara

Gambar Sistem pengkondisian udara BAB 14 SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AIR CONDITIONER) 14.1. Pendahuluan Air conditioner merupakan peralatan untuk memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya sesuai dengan yang dikehendaki.

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL Hartoyo PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. PENDAHULUAN Dilihat dari fungsinya, AC Mobil memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air Conditioner (AC) adalah alat pada kendaraan khususnya mobil yang mempunyai fungsi untuk mengatur suhu di dalam kendaraan sesuai dengan keinginan pengendara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi senantiasa selalu mengalami peningkatan seiring dengan ditemukan berbagai ilmu-ilmu baru pada dunia pendidikan. Teknologi yang telah ada mengalami

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SISTIM AC KOMPRESOR TIPE WOBBLE PLATE Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistim AC Disusun Oleh : Cahyono (5201410028) Naufal Farras Sajid (5201410029) Riwan Setiarso (5201410030) Rifki Yoga Kusuma

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC Dosen Pengampuh : Drs. Abdurrahman, M.Pd. Disusun oleh : Taofik Hidayat (5202412052) 2012 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., ,

Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., , Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., 08123305762, email: bintorob@yahoo.com Penelaah : Suwarto Jati Kusuma, S.Pd., M.Eng., 081615778001, email: suwartojatikusuma@yahoo.com Copyright 2016 Pusat Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN No Inti Guru (KI) Standar Guru (SKG) Guru Mata 1. Pedagogik Menguasai karakteristik peserta 2. Menguasai karakteristik peserta 3. Menguasai

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL Pesawat bantu terdiri dari dan berbagai peralatan yang secara garis besar dapat dibagi menjadi mesin bantu di kamar mesin dan mesin bantu, di geladak (dek) atau di

Lebih terperinci

MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR

MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Oleh : NURMAN ASYARI NIM. I 8609026 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.

Lebih terperinci

MAKALAH MOTOR BAKAR DAN TENAGA PERTANIAN SISTEM PENDINGINAN

MAKALAH MOTOR BAKAR DAN TENAGA PERTANIAN SISTEM PENDINGINAN MAKALAH MOTOR BAKAR DAN TENAGA PERTANIAN SISTEM PENDINGINAN Disusun Oleh : Kelompok 4 Heri Siswanto Rizma Annisa Merlyn Karlina A. Ria Wijiati Ras Subhekti Hikmanto Catur Febrianto Dita Pujianti Atikah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS Laporan Kerja Praktek 14 BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS 3.1 PENGERTIAN AIR CONDITIONER Air Conditioner adalah seperangkat peralatan yang tergabung dalam satu kesatuan dan terbentuk

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN PUTARAN KOMPRESOR SERTA MASSA REFRIGRANT TERHADAP COP MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP

PENGARUH PERUBAHAN PUTARAN KOMPRESOR SERTA MASSA REFRIGRANT TERHADAP COP MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PENGARUH PERUBAHAN PUTARAN KOMPRESOR SERTA MASSA REFRIGRANT TERHADAP COP MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP Sibut, Anang Subardi, Suparno Djiwo,I Made Yadianto Prodi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System

Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 29 July 2009 Commissioning of Air Conditioning System Commissioning

Lebih terperinci

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

SISTEM PENDINGINAN ENGINE A. Sistem Pendingin Air SISTEM PENDINGINAN ENGINE Dalam sistem pendinginan air panas dari proses pembakaran dipindahkan dinding silinder dan ruang bakar melalui lobang air pendingin pada blok dan kepala

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

MAKALAH DASAR-DASAR mesin MAKALAH DASAR-DASAR mesin Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Teknik Dasar Otomotif Disusun Oleh: B cex KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmatnya,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN Eko Surjadi Sfaf Pengajar, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ENDI SOFAN HADI NIM : D

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ENDI SOFAN HADI NIM : D TUGAS AKHIR PERENCANAAN FAN PENDINGIN RADIATOR PADA KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN DAYA MESIN 88 HP DAN PUTARAN 3100 RPM DENGAN JUMLAH SUDU 8 BUAH SERTA DIAMETER KIPAS 410 mm Tugas Akhir Disusun Sebagai Syarat

Lebih terperinci

BAB 17 AUTOMATIC AIR CONDITIONING

BAB 17 AUTOMATIC AIR CONDITIONING BAB 17 AUTOMATIC AIR CONDITIONING 17.1 Sistem Pendingin Udara Pendingin udara (Air conditionning) A/C mengontrol temperatur udara di dalam ruangan kendaraan. Fungsinya mengurangi kelembaban, disamping

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator. 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Persiapan Alat Dan Bahan Persiapan satu Unit kendaraan Pengecekan Pembongkaran Evaporator Kondisi baik tidak Perawatan Korektif ya Perawatan Preventif

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK PENDINGIN

DASAR TEKNIK PENDINGIN DASAR TEKNIK PENDINGIN Oleh : Agus Maulana Praktisi Mesin Pendingin HP. 0813 182 182 33 PT Mitra Lestari Bumi Abadi Jl.Gading Indah Raya Blok C No. 25 Kelapa Gading - Jakarta, 14240 Siklus Sistem Mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR Pendahuluan Motor penggerak mula adalah suatu motor yang merubah tenaga primer yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam bentuk tenaga mekanis. Aliran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT Fungsi Air Conditioner adalah untuk : 1. Mengatur suhu udara 2. Mengatur sirkulasi udara 3. Mengatur kelembaban udara 4. Mengatur Kebersihan udara

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER Petunjuk Lembar Kerja Siswa Ikuti prosedur Tune Up seperti pada video yang anda saksikan Tayangan dan petunjuk di video adalah terbatas, tetapi prosedur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1Tentang Teori penggunaan Thermostat Teori dasar penggunaan thermostat pendingin eliwell id 974 electronic controllers for units thermostat pendingin. Sistem kerja mesin pendingin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) A. Pengertian Dasar Tentang AC (Air Conditioner) Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Trainer Sistem Kelistrikan AC Mobil Daihatsu Zebra REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Wildan Fahmi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya e-mail:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM PENDINGINAN MESIN TOYOTA KIJANG 5K ( KATUP EKSPANSI DAN EVAPORATOR )

PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM PENDINGINAN MESIN TOYOTA KIJANG 5K ( KATUP EKSPANSI DAN EVAPORATOR ) digilib.uns.ac.id PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM PENDINGINAN MESIN TOYOTA KIJANG 5K ( KATUP EKSPANSI DAN EVAPORATOR ) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

Air conditioner memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan dengan cara :

Air conditioner memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan dengan cara : AIR CONDITIONER APAKAH AIR CONDITIONER ITU Air conditioner adalah peralatan untuk : 1. 2. 3. 4. Mengatur udara Mengatur udara Mengatur udara Mengatur udara Air conditioner memelihara udara di dalam ruangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemilihan judul di atas maka permasalahan yang diangkat dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemilihan judul di atas maka permasalahan yang diangkat dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi pada era sekarang sangatlah pesat dari peningkatan kemampuan, keterampilan dan profesionalisme sumber daya manusia. Berbagai usaha peningkatan

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi temperatur permukaan kulit) Termografi dengan prinsip fotokonduktivitas:

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI Darwis Tampubolon *), Robert Samosir **) *) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan **) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak Refrigerasi

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3

Lebih terperinci

INSTALASI AIR CONDITIONER PADA MOBIL CHEVROLET LUV 82

INSTALASI AIR CONDITIONER PADA MOBIL CHEVROLET LUV 82 digilib.uns.ac.id INSTALASI AIR CONDITIONER PADA MOBIL CHEVROLET LUV 82 PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Split Air Conditioner (AC) split merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondikan udara didalam ruangan sesuai dengan yang diinginkan oleh penghuni.

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan kondisi udara yang nyaman pada saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama pada kendaraan seperti

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tentang refrigerasi dan pengkondisian udara Sekilas tentang refrigerasi dan pengkondisian udara secara fungsi utama bidang refrigerasi dan pengkondisian udara saling berkaitan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Komponen mesin pendingin

Komponen mesin pendingin Komponen mesin pendingin Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistem kompresi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : A. Komponen pokok Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 74 TUNE UP MESIN BENSIN 4 LANGKAH PENGERTIAN TUNE UP Jumlah kendaraan mobil sampai

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy Jurusan

Lebih terperinci

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Penggerak Mula Materi Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Motor Bakar (Combustion Engine) Alat yang mengubah energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi mekanis

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak. 2. Menjelaskan proses pembakaran pada motor bensin 3. Menjelaskan dampak saat pengapian yang tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan Rangka CASIS GEOMETRI RODA 1. Komponen kendaraan Motor : Blok motor dan kepala silinder serta perlengkapannya sistem bahan bakar bensin atau diesel Casis : 1. Sistem kemudi 2. Pegas dan peredam getaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tugas akhir dengan judul Analisis Sistem Pendingin ini menggunakan refrensi dari Tugas Akhir yang ditulis oleh Ade Irfan S yang berjudul

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci