Gambar Sistem pengkondisian udara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar Sistem pengkondisian udara"

Transkripsi

1 BAB 14 SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AIR CONDITIONER) Pendahuluan Air conditioner merupakan peralatan untuk memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya sesuai dengan yang dikehendaki. Bila di dalam ruangan temperaturnya rendah maka panas akan diberikan sehingga temperaturnya naik (pemanasan) dan bila temperatur di dalam ruangan tinggi maka panas di dalam ruangan akan diturunkan (pendinginan). Kelembaban dikurangi atau ditambah demi kenyamanan. Selain itu sistem pengkondisian udara juga mengontrol sirkulasi udara, memurnikan udara (air purifier), menghilangkan gangguan semacam pembekuan dan pengembunan di permukaan kaca. Gambar Sistem pengkondisian udara Komponen Sistem AC Komponen dasar dari sistem pendingin dalam kendaraan terdiri dari kompresor, kondensor, receiver/dryer, katup ekspansi dan evaporator. Ada juga komponen lain agar sistem AC dapat bekerja sempurna yaitu unit kopling magnet (magnetic clutch), blower untuk menghembuskan udara pada evaporator, saringan udara untuk membersihkan udara yang dihisap blower, kontrol panel, sistem anti pembekuan, pencegah mesin mati dan lain-lain. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 523

2 Gambar Komponen sistem AC Letak Komponen AC pada kendaraan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 524

3 14.3. Fungsi Komponen AC a. Kompresor Kompresor merupakan pompa yang berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigran di dalam sistem AC. Dikarenakan tekanan dinaikkkan maka temperatur refrigeran juga akan naik. Kompresor digerakkan oleh mesin ketika mesin hidup dan saklar kontrol AC dinyalakan untuk mengaktifkan kopling magnet yang akan menghubungkan putaran mesin dengan kompresor. Kompresor dikelompokkan sebagai berikut: Tipe gerak bolak-balik: 1. Tipe Crank 2. Tipe Swash plate 3. Tipe Wobble plate Tipe gerak putar 1. Tipe through vane 2. Tipe scroll Tipe crank Putaran poros engkol diubah menjadi gerakan naik turun piston untuk menghisap masuk refrigeran dan menekannya keluar menuju kondensor. Mekanisme pemasukan dan pengeluaran refrigeran terdiri dari katup pemasukan dan pengeluaran. Katup pemasukan berada pada sisi dalam silinder sedangkan katup pengeluaran berada pada sisi luar silinder. Katup pengeluaran ditahan oleh valve stopper untuk menahan pembukaan katup pengeluaran akibat tekanan tinggi refrigeran. Gambar Kompresor AC tipe crank Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 525

4 Gambar Konstruksi mekanisme katup pada kompresor tipe crank Pada saat piston bergerak ke bawah, ruangan di atas piston volumenya membesar sehingga tekanannya turun. Katup pemasukan bergerak membuka sehingga refrigeran terhisap masuk. Poros engkol yang berputar akan menggerakkan piston untuk bergerak ke atas, tekanan di atas piston naik dan menyebabkan katup pengeluaran membuka sehingga refrigeran terdorong keluar menuju ke kondensor. Gambar Kerja mekanisme katup saat pemasukan dan pengeluaran refrigeran Tipe swash plate Kompresor tipe swash plate terdiri dari beberapa piston yang disusun dengan interval 72 derajat untuk kompresor dengan jumlah silinder 10 dan interval 120 derajat untuk kompresor dengan jumlah silinder 6. Pada saat salah satu piston melakukan langkah hisap maka pada sisi piston yang lain melakukan langkah kompresi. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 526

5 Gambar Kompresor tipe swash plate Piston akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran piringan pengatur (swash plate) untuk menghisap dan menekan refrigeran. Saat piston bergerak ke arah dalam dalam, katup pemasukan terbuka dan menghisap refrigeran ke dalam silinder. Sebaliknya ketika piston bergerak keluar katup pemasukan menutup dan katup pengeluaran membuka untuk menekan refrigeran keluar. Katup pemasukan dan pengeluaran yang bekerja satu arah mencegah terjadinya pemasukan balik. Gambar Mekanisme pemasukan dan pengeluaran refrigeran pada tipe swash plate Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 527

6 Tipe Wobble plate kompressor Gambar Kompresor tipe wobble plate Tipe wobble plate memiliki konstruksi yang hampir sama dengan tipe swash plate. Bila poros berputar, pin pengarah memutar swash plate. Gerakan memutar dari swash plate ini dibelokkan ke piston menjadi gerak maju mundur untuk menghisap dan menekan refrigeran. Katup kontrol digunakan untuk mengubah tekanan di ruang swash plate agar sesuai dengan beban pendinginan dengan cara mengatur sudut posisi swash plate terhadap poros menggunakan pin pengarah. Gambar Mekanisme pemasukan dan pengeluaran refrigeran tipe wobble plate Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 528

7 Tipe Through vane Kompresor tipe ini memiliki dua buah bilah (vane) yang terpasang saling tegak lurus pada bagian dalam silinder. Jika rotor berputar maka bilah akan bergeser pada arah radial dan menyentuh bagian dalam silinder (stator). Ruang yang dibentuk oleh bilah, dinding silinder dan rotor membentuk ruang pemasukan dan pengeluaran refrigeran. Gambar Kompresor tipe through vane Gambar Cara pemasukan dan pengeluaran refrigeran pada kompresor tipe through vane Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 529

8 Pada saat bilah berputar bersama rotor, gaya sentrifugal bekerja pada bilah sehingga bergerak menyentuh dinding stator. Ketika saluran pemasukan terbuka, refrigeran terhisap masuk. Seiring berputarnya bilah, refrigeran yang sudah masuk kemudian dikompresikan dengan cara mempersempit ruang dan selanjutnya menekan refrigeran pada saluran pengeluaran. Terlihat pada gambar bahwa pada saat terjadi langkah pengeluaran refrigeran, pada sisi lain dari rotor dan bilah melakukan langkah pemasukan refrigeran. Gambar Katup tekanan lebih (pressure relief valve) Kompresor dilengkapi dengan katup tekanan lebih (pressure relief valve) untuk membebaskan tekanan pada saluran keluar kompresor jika beban pendinginan terlalu besar atau tekanan dalam sisi tekanan tinggi di dalam kondensor dan receiver/dryer menjadi tidak normal yang dapat menyebabkan bahaya meledaknya pipa. Bila tekanan pada sisi tekanan tinggi meningkat antara 3,43 4,14 Mpa MPa (35 42,4 kgf/cm²), katup tekanan lebih membuka dan mengurangi tekanan. Biasanya sebelum katup tekanan lebih bekerja, terlebih dulu hubungan arus ke magnetic clutch diputus sehingga katup tekanan lebih jarang bekerja jika tidak dibutuhkan benar. Pada bagian Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 530

9 poros kompresor dilengkapi dengan sil (perapat) untuk mencegah kebocoran refrigeran pada kompresor. Kompresor tipe wobble plate sil porosnya tidak dapat diganti karena kompresornya merupakan tipe yang tidak dapat dibongkar. Tipe kompresor through vane mempunyai saklar temperatur yang mendeteksi temperatur refrigeran. Bila temperatur refrigeran terlalu tinggi, maka bimetal dalam saklar akan mendorong batang di atasnya dan membuka kontak saklar. Akibatnya arus yangmengalir ke magnetic clutch terputus dan kerja kompresor terhenti. Hal ini untuk mencegah kerusakan kompresor saat temperatur refrigeran tinggi. Gambar Thermosaklar kompresor tipe through vane Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 531

10 Kompresor tipe scroll Gambar Kompresor tipe scroll Tipe kompresor ini terdiri dari scroll tetap dan scroll putar. Ruang pemasukan dan pengeluaran terbentuk di antara scroll putar dan scroll tetap saat scroll putar diputar oleh poros kompresor. Ketika lubang pemasukan terbuka, refrigeran terhisap masuk kemudian dibawa berputar sambil dimampatkan hingga mencapai lubang pengeluaran untuk disalurkan ke kondensor pada kondisi bertekanan tinggi. Gambar Konstruksi scroll Oli kompresor Oli kompresor melarutkan diri bersama refrigeran untuk melumasi bagianbagian kompresor yang bergerak. Oleh karena itu kualitas dan kuantitas oli sangat penting untuk diperhatikan. Pada sistem pendingin dengan refrigeran jenis R134a, oli kompresor tidak dapat saling dipertukarkan dengan sistem pendingin dengan refrigeran R12. Jumlah oli kompresor yang tidak memadai dapat mengakibatkan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 532

11 gesekan antar komponen yang berlebihan, menghalangi pertukaran panas, melapisi dinding evaporator sehingga mengurangi kemampuan pendinginan. Gambar Penambahan oli karena penggantian komponen sistem AC Penambahan oli setelah mengganti komponen Oli kompresor memiliki sifat yang lebih sulit menguap dibandingkan refrigeran. Oleh karena itu saat terjadi penggantian komponen yang mengharuskan pelepasan komponen seperti kompresor, receiver/dryer, katup ekspansi dan lain-lain maka oli refrigeran mudah menguap sedangkan oli tidak. Namun karena sebagaian oli masih melekat pada komponen yang diganti maka jumlah oli yang ditambahkan saat penggantian komponen adalah sebanyak oli yang melekat pada komponen tersebut. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 533

12 b. Magnetic clutch Kopling magnet berfungsi menghubungkan dan melepaskan putaran mesin terhadap kompresor. Magnetic clutch terdiri dari rotor, stator dan plat tekan. Rotor terhubung dengan puli penggerak. Stator diikat pada rumah kompresor dan plat tekan terpasang pada poros kompresor. Gambar Komponen magnetic clutch Pada saat mesin berputar, puli penggerak yang berhubungan dengan poros mesin juga akan berputar. Pada saat ini kompresor tidak ikut berputar dikarenakan puli penggerak tidak dihubungkan dengan poros kompresor. Jika saklar kontrol AC dinyalakan, arus mengalir dari baterai menuju ke kumparan pada stator. Gaya elektromagnet yang terbentuk pada stator akan menarik plat tekan untuk berhubungan dengan rotor dan selanjutnya rotor dan poros kompresor akan berputar bersamasama. Bila saklar kontrol AC dimatikan, arus yang mengalir ke kumparan stator terputus sehingga kemagnetan menghilang. Plat tekan tidak lagi tertarik dan kembali ke posisi semula. Kompresor tidak berputar meskipun puli masih tetap berputar selama mesin mesin hidup. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 534

13 Gambar Cara kerja magnetic clutch c. Kondensor Ketika kompresor bekerja dengan cara menaikkan tekanan refrigeran, temperatur refrigeran menjadi tinggi. Tugas kondensor adalah menurunkan temperatur refrigeran yang tinggi tersebut dengan cara mengambil panas refrigeran melalui aliran udara pada sirip-sirip kondensor. Gas refrigeran dari kompresor selanjutnya berubah fasa menjadi cair dikarenakan pengambilan panas tersebut. Kondensor dipasang pada bagian depan radiator sistem pendingin dan terdiri dari tabung dan sirip-sirip. Gambar Kondensor AC Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 535

14 d. Receiver/dryer Refrigeran cair dari kondensor selanjutnya diterima oleh receiver/dryer dan dikirim ke evaporator. Sebelum dikirim, refrigeran disaring dan dikurangi kelembabannya agar tidak menimbulkan karat pada bagian dalam komponen yang dapat menyumbat sistem. Kaca periksa dipasang pada bagian atas receiver/dryer untuk melihat aliran refrigeran atau untuk mengetahui jumlah refrigeran. Gambar Receiver/dryer dan sumbat pengaman Pada receiver/dryer tipe lain, kaca periksa terpasang pada pipa antara receiver/dryer dan katup ekspansi. Jumlah refeigeran dalam sistem AC dapat diketahui melalui kaca periksa dengan memperhatikan banyaknya gelembung. Gelembung yang banyak menandakan jumlah refrigeran tidak mencukupi, bila sedikit sekali gelembung atau hampir tidak ada maka jumlah refrigeran sudah memadai, jika tidak terlihat gelembung sama sekali berarti refrigeran kosong atau terlalu penuh. Receiver/dryer dilengkapi dengan sumbat pengaman untuk mengantisipasi kenaikan tekanan pada saluran AC yang disebabkan ventilasi kondensor rusak atau beban pendinginan terlalu tinggi sehingga dapat merusak komponen. Sumbat pengaman bekerja pada tekanan 30 kg/cm 2 dan temperatur refrigeran antara 95 o o C dengan cara melelehkan diri sehingga refrigeran keluar dan kerusakan komponen dapat dihindari. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 536

15 Gambar Tampilan gelembung pada kaca periksa refrigeran e. Katup ekspansi Katup ekspansi dipasang setelah receiver/dryer untuk mengabutkan refigeran cair dengan temperatur rendah. Pada kendaraan umumnya yang dipakai adalah katup ekspansi termal yang memungkinkan penampungan refrigeran ke dalam evaporator hanya sejumlah refrigeran yang akan diuapkan saja. Katup ekspansi dilengkapi dengan pipa sensitif kalor yang mendeteksi temperatur dan tekanan refrigeran yang keluar dari evaporator dan mengatur aliran refrigeran katup ekspansi setiap saat. Katup ekspansi juga memastikan refrigeran yang keluar dari evaporator dalam kondisi uap yang telah dipanaskan dan perbedaan temperatur antara uap refigeran dan uap jenuh senantiasa konstan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 537

16 Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan Gambar Katup ekspansi f. Evaporator Ketika tekanan refrigeran cair turun setelah melalui katup ekspansi, panas dari udara yang dihembuskan oleh blower diserap oleh refrigeran sehingga temperaturnya naik. Evaporator menjaga udara yang dilewatkan blower mejadi dingin dan diserap efektif oleh refrigeran. Gambar Evaporator Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 538

17 g. Kontrol panel Kontrol panel berisi selektor saklar yang mengatur kerja dari AC, kecepatan blower, arah hembusan dan kontrol temperatur. Selektor kontrol panel dalam bekerjanya mengontrol pelat pengatur udara (damper) dan motor blower serta magnetic clutch secara mekanis dan elektrik. Gambar Selektor pada kontrol panel Gambar Kontrol panel AC Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 539

18 Gambar Konstruksi pelat pengatur udara Selektor aliran udara masuk Selektor aliran udara masuk mengatur udara yang dihisap oleh blower. Udara masuk diperoleh dari sirkulasi udara dalam interior kendaraan atau udara segar. Udara segar yang terpolusi dapat dihalangi masuk sehingga hanya udara sirkulasi saja yang dihisap oleh blower. Gambar Pelat pengatur udara masuk Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 540

19 Pelat pengatur campuran udara untuk mengontrol temperatur udara. Gambar Pelat pencampur udara Dengan mencampur udara yang lewat dari evaporator dan inti pemanas sesuai rasio tertentu akan diperoleh temperatur udara keluar yang diinginkan. Gambar Kerja pelat pengatur udara campuran kondisi dingin Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 541

20 Gambar Kerja pelat pengatur udara campuran kondisi hangat Gambar Kerja pelat pengatur udara campuran kondisi panas Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 542

21 Pelat pengatur arah hembusan a. FACE : Berhembus ke setengah badan atas. b. BI-LEVEL : Berhembus ke setengah badan atas sampai kaki c. FOOT : Berhembus ke kaki d. DEF : Menghilangkan embun di jendela depan e. FOOT-DEF : Berhembus ke kaki dan menghilangkan embun jendela depan. Gambar Hembusan arah setengah badan ke atas Gambar Hembusan arah setengah badan atas sampai kaki Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 543

22 Gambar Hembusan arah kaki Gambar Hembusan untuk menghilangkan embun kaca depan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 544

23 Gambar Hembusan arah kaki dan menghilangkan embun kaca depan Cara kerja pelat pengatur udara Tipe kabel kawat Tipe ini secara mekanis menggerakkan kabel kawat untuk merubah posisi pembukaan dan penutupan pelat pengatur udara. Kerugiannya jika kawat kabel rusak atau macet maka pelat pengatur udara tidak bekerja sama sekali. Gambar Tipe penggerak pelat pengatur udara Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 545

24 Tipe Motor Dengan konstruksi yang lebih rumit, motor secara elektrik menggerakkan pembukaan dan penutupan pelat pengatur udara berdasarkan selektor pada kontrol panel. Selektor kecepatan blower Selektor kecepatan blower mengontrol arus yang masuk ke motor blower sehingga kecepatan blower dapat diatur. Cara yang dipakai menggunakan rangkaian dengan resistor atau transistor. Tipe Resistor Pada tipe resistor digunakan tiga buah resistor yang dirangkai seri untuk membentuk rangkaian massa bagi blower. Jika selektor kecepatan blower pada posisi LO (rendah) maka arus yang masuk ke blower dilewatkan seluruh tahanan yang dirangkai seri tersebut sebelum mencapai massa sehingga blower berputar pada kecepatan lambat. Jika selektor kecepatan blower pada posisi 2 maka arus dilewatkan pada 2 rangkaian seri resistor dan jika selektor kecepatan blower pada posisi 3 maka arus dilewatkan pada 1 resistor. Arus akan masuk ke blower tanpa melalui resistor jika selektor kecepatan blower pada posisi HI. Tipe transistor Transistor digunakan pada tipe ini untuk mengontrol arus yang masuk ke blower dengan rangkaian yang hampir sama dengan tipe resistor. Gambar Kontrol kecepatan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 546

25 Gambar Rangkaian kelistrikan AC Cara kerja sirkuit kelistrikan AC Pada saat kunci kontak dan saklar blower pada posisi ON, arus mengalir ke kumparan relai pemanas dan mengaktifkan relai pemanas. Jika saklar AC diposisikan pada posisi ON, arus dari baterai mengalir ke pemutus sirkuit, relai pemanas, motor blower dan menuju massa. Saat ini motor blower menghisap udara masuk dan menghembuskannnya ke evaporator. Pada saat yang sama arus juga mengalir ke AC amplifier dan membentuk rangkaian massa untuk kumparan relai magnetic clutch sehingga relai kopling magnet bekerja. Arus dari baterai selanjutnya mengalir ke relai kopling magnet, sensor temperatur refrigeran, kopling magnet dan menuju massa. Kopling magnet bekerja dan kompresor berputar. Sensor temperatur refrigeran bekerja pada posisi ON jika temperatur refrigeran kurang 180 o. Lamanya AC amplifier membentuk rangkaian massa untuk relai kopling magnet tergantung dari masukan sinyal putaran mesin, suhu evaporator dan tekanan refrigeran (dual pressure switch). Pada saat mesin hidup pada putaran idle, mesin akan mati jika magnetic clutch diaktifkan karena adanya kenaikan beban utnuk memutarkan kompresor. Oleh karena itu, pada kendaraan dengan sistem pengkondisian udara biasanya dilengkapi dengan peralatan idle up untuk menaikkan putaran mesin saat magnetic clutch bekerja. Peralatan idle up yang dipakai tergantung tipe mesin dan sistem bahan bakar. Mesin dengan sistem bahan bakar menggunakan karburator atau EFI memakai VSV (vacuum switching valve) yaitu katup yang akan mengaktifkan saklar dengan prinsip adanya kevakuman. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 547

26 Gambar Rangkaian menaikkan putaran idle pada sistem karburator Pada kendaraan dengan sistem bahan bahan bakar injeksi (EFI) digunakan VSV dan diafragma untuk melewatkan udara melalui surge tank. Jumlah udara yang masuk akan diiinformasikan oleh meter pengukur aliran udara kepada EFI ECU agar menambah bahan bakar yang diinjeksikan oleh injektor sehingga putaran mesin bertambah. Gambar Rangkaian menaikkan putaran idle pada sistem EFI Prinsip Kerja Sistem AC Teori dasar pendinginan Pada saat kita sehabis berenang pada kondisi panas, air yang menempel pada badan akan menyerap panas tubuh dan menguap. Itu sebabnya tubuh kita merasa dingin dan segar. Dengan cara yang sama jika kita mengoleskan alkohol pada tubuh, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 548

27 kita juga merasa dingin pada bagian yang disentuh alkohol karena alkohol dengan cepat menyerap panas tubuh. Gambar Penyerapan panas tubuh oleh air Gambar Penyerapan panas tubuh oleh alkohol Suatu eksperimen dilakukan dengan menempatkan suatu bejana dalam kotak terisolasi dan ujung bejana diberi katup. Ke dalam bejana diisikan cairan yang mudah menguap. Ketika katup bejana dibuka, cairan dalam bejana akan berusaha meyerap panas pada udara di dalam kotak isolasi sehingga cairan menguap dan keluar dalam bentuk gas melalui katup. Karena kalor pada udara di ambil maka suhu ruangan di dalam kotak akan menjadi lebih dingin. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 549

28 Gambar Eksperimen cairan yang mudah menguap dalam kotak terisolasi Pada sistem AC, untuk menghasilkan kondisi yang sama diperlukan suatu zat yang memiliki kemampuan mudah menguap dan mencair. Zat ini disebut refrigeran. Jadi refrigeran menyerap panas untuk menghasilkan penguapan dan melepas panas untuk menghasilkan pencairan. Refrigeran yang dipakai saat ini adalah HFC-134a (Hydofluorocarbon-134a/ R134a) Karakteristik refrigeran Agar refrigeran dapat bekerja sesuai yang diharapkan maka ada persyaratan yang harus dipenuhi yaitu: mudah menguap dan mudah mencair, aman, stabil secara scientific dan kualitas tidak berubah. Refrigran R134a memiliki karakteristik seperti terlihat grafik di bawah. Refrigeran tersebut berubah titik didih dan fasanya tergantung dari tekanan dan temperatur refrigeran tersebut. Pada tekanan rendah, R134a menguap pada temperatur rendah tetapi pada tekanan tinggi, refrigeran tetap kondisi cair meskipun temperatur tinggi (kurang dari 100 o C) tanpa terjadi penguapan. Gambar Karakteristik refrigeran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 550

29 Aliran refrigeran a. Kompresor menekan refrigeran pada tekanan tinggi sehingga temperatur refrigeran menjadi lebih tinggi. b. Gas refrigeran mengalir ke kondensor. Di dalam kondensor gas refrigeran ini mengembun dan menjadi cairan refrigeran. Refrigeran cair ini mengalir ke receiver yang menyaring dan menyimpannya. c. Refrigeran cair yang sudah melewati filter ini mengalir ke katup ekspansi sekaligus mengubah refrigeran cair ini ke suhu dan tekanan yang rendah, menjadi semacam percampuran gas. d. Percampuran gas dan cairan refrigeran yang dingin ini mengalir ke evaporator, yang menguapkan cairan tersebut. Panas dari udara yang melewati eveporator diserap refrigeran. Maka refrigeran yang masih cair berubah menjadi semacam gas refrigeran di dalam evaporator dan hanya gas yang panas dari refrigeran yang menuju ke kompresor. e. Proses ini terus menerus berulang kembali Pemeliharaan Sistem AC Sebelum mengisi refrigeran, perlu dipastikan apakah jumlah refrigeran cukup atau tidak. Bila kurang, periksa apakah terjadi kebocoran pada bagian-bagian atau sambungan sistem AC. Gambar Pemeliharaan sistem AC Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 551

30 Cara untuk melakukan pengisian refrigeran pada sistem AC: a. Periksa jumlah pengisian refrigeran Periksa jumlah pengisian refrigeran dan adanya kebocoran gas. b. Refrigeran yang telah dipulihkan Pulihkan refrigeran AC dengan mesin pemulih refrigeran. c. Lepas dan pasang kompresor AC Dengan cara melepas drive belt, lepas dan pasang kompresor AC. d. Isi refrigeran Periksa jumlah pengisian refrigeran Pemeriksaan jumlah refrigeran dilakukan pada kondisi berikut: a. Mesin berputar pada 1500 rpm b. Saklar kontrol kecepatan blower pada posisi "HI" c. Saklar AC pada posisi "ON" d. Selektor temperatur pada posisi "MAX COOL" e. Semua pintu terbuka penuh Gambar Mengkondisikan kendaraan saat pemeriksaan jumlah refrigeran Pemeriksaan dengan kaca periksa Biasanya, sejumlah besar gelembung yang terlihat melalui kaca periksa menunjukkan bahwa jumlah refrigeran tidak memadai. Bila terlihat sedikit gelembung atau hampir tidak ada maka jumlahnya tepat. Gelembung yang tidak terlihat berarti jumlah refrigeran kosong atau kelebihan refrigeran. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 552

31 Gambar Pemeriksaan jumlah refrigeran melalui kaca periksa Pemeriksaan dengan set pengukur manometer a. Hubungkan pengukur manometer. b. Hubungkan selang hanya pada sisi kanan dan kiri saja. Hindari pemasangan pada bagian tengah manometer. Gambar Memeriksa jumlah refrigeran dengan menggunakan manometer Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 553

32 Gambar Pengaturan pembukaan katup tekanan rendah dan tinggi c. Tutup katup sisi tekanan rendah dan katup sisi tekanan tinggi pengukur manometer sepenuhnya. Gambar Menutup kedua katup d. Hubungkan satu ujung slang pengisian ke pengukur manometer dan ujung yang satu lagi ke katup servis pada sisi kendaraan. Slang biru Sisi tekanan rendah Slang merah Sisi tekanan tinggi Untuk mengencangkan persambungan harus menggunakan tangan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 554

33 Bila persambungan selang pengisian jika rusak Selang tidak dapat dipertukarkan satu sama lain pada sisi yang berlawanan karena ukuran persambungan berbeda-beda Penyambungan selang ke katup servis pastikan sampai berbunyi klik Gambar Memasang selang pengukur manometer e. Hidupkan mesin dan periksa tekanan yang ditunjukkan oleh pengukur manometer saat AC bekerja. Tekanan spesifikasi: Sisi tekanan rendah : MPa ( kgf/cm 2, psi) Sisi tekanan tinggi : MPa (14-16 kgf/cm 2, psi) Penunjukan tekanan pada pengukur manometer dapat dipengaruhi temperatur udara luar sehingga memberikan hasil yang sedikit berbeda. Gambar Penunjukan tekanan pengukur manometer Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 555

34 Pemeriksaan kebocoran gas Pemeriksaan kebocoran gas dilakukan menggunakan tester kebocoran. Lokasi-lokasi utama yang harus diperiksa dengan tester kebocoran gas adalah sebagai berikut: a. Blower b. Kompresor AC c. Kondenser d. Evaporator e. Receiver/dryer f. Selang penguras g. Bagian persambungan pipa h. EPR (dengan Evaporator Pressure Regulator) Gambar Lokasi pemeriksaan kebocoran gas refrigeran Periksa kebocoran refrigeran dengan memperhatikan kedipan lampu dan suara dari tester kebocoran. Pada saat mendekati lokasi kebocoran maka frekuensi kedipan lampu dan suara menjadi semakin cepat. Sensifitas dapat disetel untuk mengenali kebocoran kecil. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 556

35 Gambar Tester kebocoran gas Prosedur pemeriksaan kebocoran a. Lakukan pemeriksaan dengan mesin dalam keadaan mati. b. Letakkan tester pada sisi bawah pipa dan gerakkan perlahan-lahan secara melingkar. Hal ini dikarenakan refrigeran sedikit lebih berat daripada udara. c. Berikan sedikit getaran pada pipa saat melakukan pemeriksaan. Mesin tidak boleh dihidupkan Gambar Prosedur pemeriksaan dengan tester kebocoran Memulihkan refrigeran 1. Hubungkan pengukur manometer dengan kondisi Saklar AC pada posisi "OFF" Mesin dimatikan 2. Pulihkan refrigeran dengan menggunakan mesin pemulih Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 557

36 Gambar Penggunan mesin pemulih refrigeran Melepas dan memasang kompresor AC 1. Lepas drive belt Kendorkan baut-baut dudukan alternator dan dengan tangan, tekan alternator ke arah mesin dan kemudian lepas drive belt. Gambar Mengendorkan baut pengikat alternator Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 558

37 Gambar Mendorong alternator ke arah dalam 2. Lepas pipa dari kompresor AC Segera setelah melepas pipa komresor AC, sumbat ujung pipa agar refrigeran tidak bocor atau udara masuk. Gambar Melepas pipa kompresor AC 3. Lepas kompresor AC Dengan hati-hati lepas baut pengikat kompresor AC. Hindari terjadinya benturan antara kompresor AC dengan komponen lain saat mengngkat kompresor. Cegah kebocoran oli kompresor dengan menutup kompresor dengan kantong plastik. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 559

38 Gambar Baut pengikat kompresor AC Setelah kompresor dilepas lakukan hal berikut: a. Periksa oli kompresor AC b. Pengosongan c. Pasang kompresor AC d. Isi refrigeran dan lakukan pemeriksaan akhir Gambar Urutan penggantian oli kompresor Oli kompresor AC yang lama tetap harus dikuras dan dipertimbangkan jumlahnya untuk penggantian kompresor AC dengan yang baru karena selama beroperasi oli kompresor AC beredar di dalam sistem AC. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 560

39 Gambar Distribusi oli kompresor pada sistem AC Berikut ini merupakan cara mengukur jumlah oli kompresor saat pembongkaran atau penggantian kompresor a. Saat membongkar rakitan kompresor AC Ukur jumlah oli kompresor AC yang dibongkar dan tambahkan 20 mm 3 untuk dituangkan kembali ke dalam kompresor AC setelah pembongkaran. Jumlah 20 mm 3 dipakai untuk mengganti oli kompresor yang hilang saat pembongkaran kompresor. b. Saat mengganti rakitan kompresor AC Ukur jumlah oli kompresor AC yang dilepas (jumlah A). Periksa jumlah oli kompresor AC yang baru di buku Pedoman Reparasi dan kurangi dengan jumlah A. Buat agar jumlah oli di dalam kompresor AC baru sama dengan jumlah oli (jumlah A) di dalam kompresor AC yang dilepas. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 561

40 Gambar Menghitung jumlah penggantian oli kompresor Memasang kompresor AC 1. Pasang baut kompresor AC Lakukan pengencangan dengan tangan kemudian dengan alat secara merata. Gambar Memasang kembali kompresor AC Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 562

41 2. Pasang pipa-pipa kompresor AC Lumasi 2 ring-o baru dengan oli kompresor AC dan pasangkan pada pipa-pipa. Gambar Memasang pipa saluran ke kompresor 3. Pasang drive belt Pasang drive belt dan tekan dengan batang palu pada sisi dalam alternator ke arah luar dan kencangkan baut pengikat alternator setelah kekencangan drive belt sesuai. Gambar Mengencangkan sabuk penggerak kompresor Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 563

42 Membuang udara dari sistem AC a. Hubungkan slang hijau ke bagian tengah pengukur manometer dan hubungkan vacuum pump ke ujung lain slang. Gambar Mengosongkan refrigeran b. Tutup katup sisi tekanan rendah dan katup sisi tekanan tinggi pengukur manometer sepenuhnya. Gambar Menutup kedua katup pada pengukur manometer Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 564

43 Gambar Mengontrol katup tekanan rendah dan tinggi c. Buka katup-katup pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah pengukur manometer dan nyalakan vacuum pump untuk mengosongkan. Lakukan pengosongan sampai sisi tekanan rendah pengukur manometer menunjukkan 750 mmhg atau lebih. Jaga tekanan penunjukan sebesar 750 mmhg atau lebih dan kosongkan selama 10 menit. Gambar Menguras udara dari sistem AC Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 565

44 d. Tutup katup-katup pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah pengukur manometer dan matikan vacuum pump untuk mencegah udara masuk kembali. Gambar Mencegah udara masuk kembali e. Untuk memeriksa kepadatan udara, setelah pompa berhenti, biarkan sistem selama 5 menit dengan kedua sisi tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi tertutup. Kemudian, pastikan bahwa pembacaan indikator pengukur manometer tidak berubah. Bila tekanan naik maka udara kembali masuk ke dalam sistem AC oleh karena itu periksa ring-ring O dan kondisi persambungan sistem AC. Udara dan kelembaban yang tertinggal akan membeku di dalam pipa dan mencegah refrigeran mengalir dengan baik atau mengakibatkan karat di dalam sistem AC. Gambar Memeriksa kepadatan udara Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 566

45 Mengisi refrigeran Pada saat melakukan pengisian refrigeran ada hal-hal yang harus diperhatikan: a. Gunakan pelindung mata untuk mencegah refrigeran masuk ke dalam mata b. Hindari mengarahkan kaleng servis pada orang lain. Kaleng servis memiliki kemampuan melepaskan refrigeran saat kondisi darurat. c. Kaleng servis sangat peka terhadap panas tinggi oleh karena itu jangan dekatkan dengan sumber panas. Gambar Perlakuan yang harus dihindari terhadap kaleng servis Gambar Pemasangan kaleng servis Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 567

46 Memasang kaleng servis 1. Hubungkan katup untuk kaleng servis a. Putar pegangan berlawanan arah jarum jam untuk menaikkan jarum dan juga putar piringan berlawanan arah jarum jam untuk menaikkan piringan. b. Putar katup ke dalam kaleng servis sampai packing terpasang dengan kencang, dan kemudian kencangkan piringan untuk menahan katup. c. Hindari memasang kaleng servis sebelum jarum naik dan jangan memutar pegangan searah jarum jam karena akan menyebabkan jarum menempel pada kaleng servis, dan refrigeran terbebaskan. Gambar Menghubungkan katup pada kaleng servis 2. Pasang kaleng servis pada pengukur manometer a. Tutup sepenuhnya katup sisi tekanan rendah dan tinggi pengukur manometer. b. Hubungkan selang hijau dari kaleng servis ke bagian tengah pengukur manometer. c. Putar pegangan searah jarum jam sampai berhenti dan buat lubang pada kaleng. d. Putar pegangan berlawanan arah jarum jam dan kembalikan jarum. e. Tekan katup pembersih udara pengukur tekanan dengan obeng dan bebaskan udara sampai refrigeran keluar dari katup. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 568

47 Gambar Memasang kaleng servis pada manometer Mengisi refigeran pada sisi tekanan tinggi a. Pada kondisi mesin mati, buka katup sisi tekanan tinggi dan isi refrigeran sampai pengukur sisi tekanan rendah mencapai sekitar 98 Mpa (1 kg/cm 2, 14psi). Tutup katup sisi tekanan tinggi setelah terisi. b. Jangan mengoperasikan kompresor AC saat refrigeran diisi pada sisi tekanan tinggi karena dapat merusak kompresor. Jangan pernah membuka katup sisi tekanan rendah. Bila katup sisi tekanan rendah dibuka refrigeran segera berubah menjadi cair dan kompresor AC dapat menjadi rusak Gambar Mengisi refrigeran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 569

48 Mengisi refrigeran pada sisi tekanan rendah a. Tutup katup sisi katup tekanan tinggi dan nyalakan mesin dan AC. Gambar Menutup katup tekanan tinggi b. Buka katup sisi tekanan rendah manometer dan isi dengan jumlah refrigeran yang telah ditentukan sesuai spesifikasi kendaraan dengan kondisi: Mesin berputar pada 1500 rpm Saklar kontrol kecepatan blower pada posisi "HI" Saklar AC pada posisi ON Selektor temperatur pada posisi "MAX COOL" Buka penuh semua pintu Gambar Mengisi refrigeran pada sisi tekanan rendah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 570

49 c. Agar gas AC tidak masuk ke dalam kompresor dalam bentuk cair, hindari membalik kaleng servis saat mengisi refrigeran pada sisi tekanan rendah. Pengisian berlebihan membuat proses pendinginan tidak maksimal. Gambar Jangan membalik kaleng servis saat mengisi pada tekanan rendah Hindari membuka katup sisi tekanan tinggi saat mesin hidup karena dapat menyebabkan gas bertekanan tinggi mengalir kembali ke kaleng servis, dan membuat kaleng pecah. Gambar Hindari membuka katup tekanan tinggi saat mesin hidup d. Periksa jumlah pengisian refrigeran berdasarkan penunjukkan pada manometer. Tekanan spesifikasi : Sisi tekanan rendah : MPa ( kgf/cm 2, psi) Sisi tekanan tinggi : MPa (14-16 kgf/cm 2, psi) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 571

50 Gambar Penunjukan tekanan manometer Kondisi refrigeran dipengaruhi temperatur udara luar oleh karena itu dinginkan kondensor dengan udara atau air bila temperatur udara luar tinggi dan hangatkan kaleng servis di dalam air hangat (di bawah 40 o C) saat temperatur luar rendah agar dapat mengisi refrigeran dengan lebih mudah. Gambar Menghangatkan kaleng servis Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 572

51 e. Tutup katup sisi tekanan rendah dan matikan mesin. Gambar Menutup katup sisi tekanan rendah f. Lepas selang pengisian dari kaleng servis pada sisi kendaraan dan sisi katup kaleng servis. Gambar Melepas selang pengisian dari kaleng servis Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 573

52 Pemeriksaan akhir Periksa bahwa refrigeran diisi dengan tepat dan bahwa sistem AC bekerja dengan baik. Lakukan pemeriksaan berikut ini : a. Periksa jumlah refrigeran yang telah diisikan dengan kaca periksa b. Periksa terhadap adanya kebocoran gas c. Periksa kondisi pendinginan AC Gambar Pemeriksan akhir sistem AC Analisa Gangguan pada Sistem AC Tabel 14.1 Gangguan, penyebab dan cara mengatasi pada sistem AC Gangguan Kemungkinan penyebab Cara mengatasi AC tidak bekerja Saklar kontrol rusak Sekering putus Magnetic clutch tidak bekerja Periksa saklar kontrol Ganti sekering Periksa magnetic clutch AC kurang dingin Udara hanya menghembus pada area tertentu dalam kabin Refrigeran kurang Sirip kondensor kotor Sirip evaporator kotor Kontrol temperatur pada panel tidak bekerja Blower tidak bekerja baik Pelat pengatur tidak bekerja baik Ventilasi tersumbat atau kotor Blower bermasalah Periksa dan isi refrigeran Periksa kondensor Periksa evaporator Periksa kontrol panel Periksa blower Perika pelat pengatur udara Bersihkan ventilasi udara Periksa kerja blower Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 574

53 Aliran udara tidak cukup Saklar blower rusak Tegangan baterai rendah Evaporator membeku Saringan udara tersumbat Periksa saklar Periksa tegangan baterai Periksa evaporator Berihkan saringan udara Ringkasan Air conditioner merupakan peralatan untuk memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya sesuai dengan yang dikehendaki Saat ini, air conditioner telah menjadi sistem standar pada kendaraan-kendaraan baru. Sistem pengkondisian udara mengontrol sirkulasi udara, memurnikan udara (air purifier), menghilangkan gangguan semacam pembekuan dan pengembunan di permukaan kaca. Selain sistem pendingin, air conditioner juga dilengkapi dengan sistem pemanas terutama untuk kendaraan-kendaraan yang beredar di nergara dengan empat musim. Sistem pengkondisian udara terdiri dari kompresor, kondensor, receiver/dryer, katup ekspansi, blower dan evaporator. Kontrol panel digunakan utnuk mengontrol seluruh operasi sistem AC. Refrigeran yang umum dipakai saat ini adalah R134a. Jumlah refrigerant dapat dipantau secara mudah melalui kaca periksa yang terdapat pada receiver/dryer atau pipa saluran. Pemeriksaan secara rutin dan tepat menjaga sistem pengkondisian udara bekerja optimal Soal-soal Latihan 1. Sebutkan fungsi dan komponen-komponen sistem AC! 2. Bagaimana cara kerja magnetic clutch? 3. Gambar dan jelaskan rangkaian kecepatan motor blower? 4. Bagaimana melakukan pemeriksaan pada sistem AC? 5. Bagaimana melakukan pengisian refrigeran? Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 575

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat : TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini anda dapat : 1. Menjelaskan prinsip kerja air conditioner system. 2. Mengidentifikasi komponen air conditioner system. 3. Menjelaskan cara kerja air conditioner

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SISTIM AC KOMPRESOR TIPE WOBBLE PLATE Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistim AC Disusun Oleh : Cahyono (5201410028) Naufal Farras Sajid (5201410029) Riwan Setiarso (5201410030) Rifki Yoga Kusuma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT Fungsi Air Conditioner adalah untuk : 1. Mengatur suhu udara 2. Mengatur sirkulasi udara 3. Mengatur kelembaban udara 4. Mengatur Kebersihan udara

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Air conditioner memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan dengan cara :

Air conditioner memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan dengan cara : AIR CONDITIONER APAKAH AIR CONDITIONER ITU Air conditioner adalah peralatan untuk : 1. 2. 3. 4. Mengatur udara Mengatur udara Mengatur udara Mengatur udara Air conditioner memelihara udara di dalam ruangan

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

SISTEM AIR CONDITIONER (AC) SISTEM AIR CONDITIONER (AC) KOMPETENSI Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan prinsip terjadinya pendinginan pada sistem AC. 2. Menjelaskan Fungsi AC pada mobil. 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator. 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Persiapan Alat Dan Bahan Persiapan satu Unit kendaraan Pengecekan Pembongkaran Evaporator Kondisi baik tidak Perawatan Korektif ya Perawatan Preventif

Lebih terperinci

TROUBLESHOOTING AC MOBIL

TROUBLESHOOTING AC MOBIL M O D U L TROUBLESHOOTING AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

AIR CONDITIONER GARIS BESAR AIR CONDITIONER

AIR CONDITIONER GARIS BESAR AIR CONDITIONER AIR CONDITIONER GARIS BESAR AIR CONDITIONER Apakah air conditioner itu?.................................. 388 HEATER 1. Prinsip dasar........................................... 389 2. Tipe heater.............................................

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER Laporan Kerja Praktek 34 BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER 4.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Sebelum mobil diberikan perawatan, mobil tersebut terlebih dahulu harus diperiksa di WO ( Working

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC Dosen Pengampuh : Drs. Abdurrahman, M.Pd. Disusun oleh : Taofik Hidayat (5202412052) 2012 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh 32 BAB III INSTALASI PERALATAN UJI 3.1 Tujuan Pengujian Pengujian dilakukan untuk memperoleh data-data kondisi refrigeran pada sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

AC (AIR CONDITIONER)

AC (AIR CONDITIONER) AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Kompetensi kejuruan Mekanik Otomotif Kelas/semester : XI/3 Pertemuan ke : Alokasi Waktu : 24 x 45 menit Standar Kompetensi : Memelihara / servis sistem

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS Laporan Kerja Praktek 14 BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS 3.1 PENGERTIAN AIR CONDITIONER Air Conditioner adalah seperangkat peralatan yang tergabung dalam satu kesatuan dan terbentuk

Lebih terperinci

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi Garis Besar Garis Besar 1. Sistem Auto A/C (Air Conditioner) Sistem auto A/C bekerja dengan mengaktifkan pengaturan temperatur udara yang dikehendaki, dengan selektor temperatur dan menekan switch AUTO.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi senantiasa selalu mengalami peningkatan seiring dengan ditemukan berbagai ilmu-ilmu baru pada dunia pendidikan. Teknologi yang telah ada mengalami

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM AC DOUBLE BLOWER PADA ENGINE STAND TOYOTA CROWN

TUGAS AKHIR SISTEM AC DOUBLE BLOWER PADA ENGINE STAND TOYOTA CROWN TUGAS AKHIR SISTEM AC DOUBLE BLOWER PADA ENGINE STAND TOYOTA CROWN Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Abdillah Atman Oka 5211312034

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER Petunjuk Lembar Kerja Siswa Ikuti prosedur Tune Up seperti pada video yang anda saksikan Tayangan dan petunjuk di video adalah terbatas, tetapi prosedur

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air Conditioner (AC) adalah alat pada kendaraan khususnya mobil yang mempunyai fungsi untuk mengatur suhu di dalam kendaraan sesuai dengan keinginan pengendara

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN TUNE UP MOTOR BENSIN 1 Membersihkan Saringan Udara Ganti bila sudah kotor belebihan Semprot dengan udara tekan dari arah berlawanan dengan arah aliran udara masuk 2 Periksa Oli Mesin Periksa : Jumlah Oli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER)

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER) MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER) Buku Petunjuk Perakitan Perawatan Pengoperasian Jl. Rajekwesi 11 Malang Jawa Timur Indonesia (0341)551634 Website: 1 a. CARA PERAKITAN Untuk dapat memperoleh kinerja

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB 17 AUTOMATIC AIR CONDITIONING

BAB 17 AUTOMATIC AIR CONDITIONING BAB 17 AUTOMATIC AIR CONDITIONING 17.1 Sistem Pendingin Udara Pendingin udara (Air conditionning) A/C mengontrol temperatur udara di dalam ruangan kendaraan. Fungsinya mengurangi kelembaban, disamping

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) A. Pengertian Dasar Tentang AC (Air Conditioner) Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

Bab III Metodelogi Penelitian

Bab III Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Dalam pengujian analisa kinerja AC split merk TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 dengan variasi tekanan tanpa pembebanan terdapat beberapa

Lebih terperinci

PENANGANAN REFRIGERAN, SERVICE, DAN TROUBLESHOOTING SISTEM AC KENDARAAN

PENANGANAN REFRIGERAN, SERVICE, DAN TROUBLESHOOTING SISTEM AC KENDARAAN PENANGANAN REFRIGERAN, SERVICE, DAN TROUBLESHOOTING SISTEM AC KENDARAAN DISUSUN OLEH KELOMPOK : 5 FAHREZA MASYUDI (5133122010) SURAHMAN (5131122007) SOUBUR ROHMANI (5132122012) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Trainer Sistem Kelistrikan AC Mobil Daihatsu Zebra REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Wildan Fahmi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya e-mail:

Lebih terperinci

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC Dosen Pengampuh : Drs. Abdurrahman, M.Pd. Disusun oleh : Taofik Hidayat (5202412052) 2012 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING KERUSAKAN AC

TROUBLE SHOOTING KERUSAKAN AC Trouble Shooting Sistem Air Conditioner (AC) Mobil TROUBLE SHOOTING KERUSAKAN AC Di bawah ini akan di gambarkan langkah-langkah dalam melakukan perbaikan (trouble shooting) kerusakan AC. Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Standing Floor Type Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak berfungsi Trouble shooting

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN LEMARI PENDINGIN MINUMAN Untuk Kegunaan Komersial SC-178E SC-218E Harap baca Petunjuk Pengoperasian ini sebelum menggunakan. No. Pendaftaran : NAMA-NAMA BAGIAN 18 17 16 1. Lampu

Lebih terperinci

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Split Type Air Conditioner AQA-KC05AGC6 AQA-KC05AG6 AQA-KC09AG6 Trouble shooting Page Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar operasi prosedur : 3.1 Data-Data Penelitian Spesifikasi : Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

Lebih terperinci

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL Hartoyo PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. PENDAHULUAN Dilihat dari fungsinya, AC Mobil memiliki

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM AIR CONDITIONER (AC) PADA TRAINER AC MOBIL

TROUBLE SHOOTING SISTEM AIR CONDITIONER (AC) PADA TRAINER AC MOBIL 26 TROUBLE SHOOTING SISTEM AIR CONDITIONER (AC) PADA TRAINER AC MOBIL Setiyo Hermawan 1, Rizki Novianto 2 Program Studi Teknik Mesin Otomotif, Politeknik Muhammadiyah Pekalongan Jl. Raya Pahlawan No. Gejlig

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Di era serba maju sekarang ini, kita pasti sudah sangat akrab dengan air conditioner. Kehidupan modern, apalagi di perkotaan hampir tidak bisa lepas dari pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC (AIR CONDITIONER)

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC (AIR CONDITIONER) Kode Modul OTO.KR05.019.03 MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC (AIR CONDITIONER) DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan kondisi udara yang nyaman pada saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama pada kendaraan seperti

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK SISTEM AC PENGOSONGAN DAN PENGISIAN REFRIGERANT

LAPORAN PRAKTIK SISTEM AC PENGOSONGAN DAN PENGISIAN REFRIGERANT LAPORAN PRAKTIK SISTEM AC PENGOSONGAN DAN PENGISIAN REFRIGERANT Disusun oleh: Susilawati 11504279015 PROGRAM S1 KKT UNY JURUSAN PENDIDIKAN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA 2012 A.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM PENDINGIN MESIN TOYOTA KIJANG 5K (KOMPRESOR DAN KONDENSOR)

PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM PENDINGIN MESIN TOYOTA KIJANG 5K (KOMPRESOR DAN KONDENSOR) digilib.uns.ac.id PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM PENDINGIN MESIN TOYOTA KIJANG 5K (KOMPRESOR DAN KONDENSOR) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret 2015. Yang meliputi uji coba dan pengolahan data, dan bertempat di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini akan dilakukan studi literatur dan pendalaman

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan

Lebih terperinci

MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR

MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Oleh : NURMAN ASYARI NIM. I 8609026 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan: PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL A. Tujuan: - mahasiswa dapat memahami komponen komponen pada mesin diesel yang harus di tun e up - mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen komponen mesin

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

Langkah Pengecekan AC Mobil Kita

Langkah Pengecekan AC Mobil Kita Langkah Pengecekan AC Mobil Kita Trik juga cara pengecekan saat sistem ac mobil, Pelayanan Ac mobil sendiri, bisakah servis ac mobil seorang diri, mungkin tersebut adalah interogasi yang gaib jika kita

Lebih terperinci