RISET PENDENGAR RRI DI ENAM KOTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RISET PENDENGAR RRI DI ENAM KOTA"

Transkripsi

1

2 RISET PENDENGAR RRI DI ENAM KOTA (MEDAN, PEKANBARU, PALEMBANG, MAKASSAR, BANJARMASIN, MANADO) PENANGGUNG JAWAB Awanda Erna KETUA Dedi Suparman SEKRETARIS Diran PENELITI Puji Rianto Anna Susilaningtias Iwan Awaluddin Yusuf Maulin Niam Intania Poerwaningtyas Dyna Herlina Suwarto E. Wendratama Saifuddin Zuhri Wisnu Martha Adiputra AA Gde Ngurah Beni Rustam ASISTEN PENELITI Ahmad Yusuf Sumarso Ariza Dingga Dani Firzada Sasli Sukirman PUSLITBANGDIKLAT LPP RRI 2012

3 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Permasalahan Penelitian 2 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 3 D. Metode Penelitian 4 BAB II RRI KOTA MEDAN 8 A. Profil Kota 8 1. Letak Geografis 8 2. Demografi Sosial Ekonomi Masyarakat Perekonomian dan Perdagangan Kondisi Media 16 B. Profil Responden Jenis Kelamin Usia Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Pekerjaan Utama dan Sambilan Pendidikan Terakhir Agama dan Suku Bangsa Pengeluaran/Uang Saku 22 C. Kebiasaan Bermedia Peringkat Jenis Media yang Digunakan Tujuan Menggunakan Media 26 D. Kebiasaan Mendengarkan Radio Rata-Rata per Hari Mendengarkan Radio Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Tempat Paling Sering Digunakan Mendengarkan Radio Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Perangkat yang Paling Sering Digunakan Gaya Penyiar Paling Disukai 33 E. Evaluasi RRI Pro 1 dan Pro RRI Pro 1 37 a. Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 37 b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 1 38 c. Jenis musik paling ingin didengarkan di Pro 1 38 d. Acara yang Paling Disukai 39 e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 40 i

4 f. Penilaian responden terhadap RRI Pro ) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 41 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 42 3) Kesan terhadap Penyiar 43 4) Kualitas Suara 44 5) Keunggulan RRI Pro ) Kekurangan RRI Pro RRI Pro 2 46 a. Pengetahuan Responden Atas Slogan RRI Pro 2 46 b. Alasan utama mendengarkan RRI Pro 2 47 c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 2 48 d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 48 e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 49 f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro ) Tingkat kepuasan responden atas siaran musik 50 2) Tingkat kepuasan responden atas program berita/informasi 3) Kesan terhadap penyiar 52 4) Kualitas suara 52 5) Keunggulan RRI Pro ) Kelemahan RRI Pro 2 54 F. Peta Kompetisi Radio Radio Terfavorit Alasan Memilih Radio Favorit Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Alasan Radio Favorit sebagai Sumber Rujukan Informasi Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan 6. Alasan sebagai Sumber Rujukan Hiburan 60 G. Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Rekomendasi 63 BAB III RRI KOTA PEKANBARU 65 A. Profil Kota Geografis Demografi Sosial Ekonomi dan Perdagangan Akses Media 72 B. Profil Responden Jenis Kelamin Usia Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Pekerjaan Utama dan Sambilan 75 ii

5 5. Pendidikan Terakhir Agama dan Suku Bangsa Pengeluaran/Uang Saku 79 C. Kebiasaan Bermedia Peringkat Jenis Media yang Digunakan Tujuan Menggunakan Media 83 D. Kebiasaan Mendengarkan Radio 1. Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Tempat Paling Sering Digunakan Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan 5. Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Perangkat yang Paling Sering Digunakan Gaya Penyiar Paling Disukai 89 E. Evaluasi RRI Pro 1 dan Pro RRI Pro 1 94 a. Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 94 b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 1 95 c. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 1 96 d. Acara yang Paling Disukai 97 e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 98 f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro ) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 99 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 100 3) Kesan terhadap Penyiar 101 4) Kualitas Suara 102 5) Keunggulan RRI Pro ) Kekurangan Pro RRI Pro a. Pengetahuan Responden Atas Slogan Pro b. Alasan Utama Mendengarkan Pro c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 107 f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro ) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 108 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 109 3) Kesan terhadap Penyiar 110 4) Kualitas Suara 5) Keunggulan RRI Pro ) Kekurangan Pro iii

6 F. Peta Kompetisi Radio Radio Terfavorit Alasan Memilih Radio Favorit Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Alasan Radio Favorit sebagai Rujukan Informasi Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Alasan Radio Favorit Rujukan Hiburan 120 G. Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Rekomendasi 124 BAB IV RRI KOTA PALEMBANG 125 A. Profil Kota Palembang Kondisi Geografis Demografi Penduduk Kondisi Sosial Ekonomi 130 a. Indeks Pembangunan Manusia 130 b. Ketenagakerjaan 131 c. Ekonomi dan Industri Akses media dan Teknologi Komunikasi 132 B. Profil Responden Jenis Kelamin Usia Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Pekerjaan Utama dan Sambilan Pendidikan Terakhir Agama dan Suku Bangsa Pengeluaran/Uang Saku 143 C. Kebiasaan Bermedia Peringkat Jenis Media yang Digunakan Tujuan Menggunakan Media 146 D. Kebiasaan Mendengarkan Radio Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Tempat Paling Sering Digunakan Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Perangkat yang Paling Sering Digunakan Gaya Penyiar Paling Disukai 152 iv

7 E. Evaluasi RRI Pro 1 dan Pro RRI Pro a. Alasan Utama Mendengarkan Pro b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro c. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro d. Acara yang Paling Disukai 157 e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 158 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 159 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 160 3) Kesan terhadap Penyiar 161 4) Kualitas Suara 161 5) Keunggulan RRI Pro ) Kekurangan Pro RRI Pro a. Pengetahuan Responden Atas Slogan Pro b. Alasan Utama Mendengarkan Pro c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 167 f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro ) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 168 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 169 3) Kesan terhadap Penyiar 170 4) Kualitas Suara 170 5) Keunggulan RRI Pro ) Kekurangan RRI Pro F. Peta Kompetisi Radio Radio Terfavorit Alasan Memilih Radio Favorit Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Alasan Radio Favorit sebagai Rujukan Informasi Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Alasan Radio Favorit Rujukan Hiburan 179 G. Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Rekomendasi 185 BAB V RRI BANJARMASIN 187 A. Profil Kota Banjarmasin Geografi Kependudukan dan Sosial Budaya Ekonomi dan Pembangunan Akses Media 196 v

8 B. Profil Responden Jenis Kelamin Usia Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Pekerjaan Utama dan Sambilan Pendidikan Terakhir Agama dan Suku Bangsa 7. Pengeluaran/Uang Saku 202 C. Kebiasaan Bermedia Peringkat Jenis Media yang Digunakan Tujuan Menggunakan Media 205 D. Kebiasaan Mendengarkan Radio Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Tempat Mendengarkan Radio Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Perangkat yang Paling Sering Digunakan Gaya Penyiar Paling Disukai 210 E. Evaluasi RRIPro 1 dan Pro Evaluasi Pro a. Alasan Utama Mendengarkan Pro b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro c. Jenis Musik yang Paling Ingin Didengarkan di Pro d. Acara yang Paling Disukai 218 e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 219 f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro ) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 220 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 221 3) Kesan terhadap Penyiar 222 4) Kualitas Suara 223 5) Keunggulan RRIPro ) Kekurangan Pro Evaluasi Pro a. Pengetahuan Responden Atas Slogan Pro b. Alasan Utama Mendengarkan Pro c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 229 f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro ) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 230 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 231 3) Kesan terhadap Penyiar 232 vi

9 4) Kualitas Suara 232 5) Keunggulan RRIPro ) Kekurangan Pro F. Peta Kompetisi Radio Radio Terfavorit Alasan Memilih Radio Favorit Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Alasan Radio Favorit sebagai Rujukan Informasi Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Alasan Radio Favorit Rujukan Hiburan 240 G. Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Rekomendasi 242 BAB V RRI KOTA MAKASSAR 245 A. Profil KOta Makasar Letak dan Kondisi Geografis Demografi Penduduk Ekonomi dan Perdagangan Kondisi Media 249 B. Profil Responden Jenis Kelamin Usia Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Pekerjaan Utama dan Sambilan Pendidikan Terakhir Agama dan Suku Bangsa 257 C. Kebiasaan Bermedia Peringkat Jenis Media yang Digunakan Tujuan Menggunakan Media 262 D. Kebiasaan Mendengarkan Radio Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Tempat Paling Sering Digunakan Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio 6. Perangkat yang Paling Sering Digunakan Gaya Penyiar Paling Disukai 268 vii

10 E. Evaluasi RRI Pro 1 dan Pro RRI Pro 1 a. Alasan Utama Mendengarkan Pro b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro c. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro d. Acara Paling Disukai 276 e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 276 f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro ) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 277 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 278 3) Kesan Responden terhadap Penyiar 278 4) Kualitas Suara 279 5) Keunggulan Pro ) Kekurangan Pro RRI Pro a. Pengetahuan Responden Atas Slogan Pro b. Alasan Utama Responden Mendengarkan Pro c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan di Pro f. Penilaian Responden terhadap Pro ) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 285 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 286 3) Kesan terhadap Penyiar 287 4) Kualitas Suara 288 5) Keunggulan Pro ) Kekurangan Pro F. Peta Kompetisi Radio Radio Paling Favorit Alasan Memilih Radio Favorit Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Alasan Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Alasan Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan 295 G. Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Rekomendasi 299 BAB VII RRI KOTA MANADO 301 A. Profil Kota Manado Letak dan Kondisi Geografis Demografi Penduduk Kondisi Sosio-Ekonomi 304 viii

11 4. Ekonomi dan Perdagangan Kondisi Media 306 B. Profil Responden Jenis Kelamin Usia Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Pekerjaan Utama dan Sambilan Pendidikan Terakhir Agama dan Suku Bangsa Pengeluaran/Uang Saku 315 C. Kebiasaan Bermedia Peringkat Jenis Media yang Digunakan Tujuan Menggunakan Media 319 D. Kebiasaan Mendengarkan Radio Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Tempat Paling Sering Digunakan Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Perangkat yang Paling Sering Digunakan Gaya Penyiar Paling Disukai 326 E. Evaluasi RRI Pro 1 dan Pro RRI Pro a. Alasan Utama Mendengarkan Pro b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro c. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro d. Acara yang Paling Disukai 332 e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 332 f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro ) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 334 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 3) Kesan terhadap Penyiar 335 4) Kualitas Suara 337 5) Keunggulan RRI Pro ) Kekurangan Pro RRI Pro a. Pengetahuan Responden Atas Slogan Pro b. Alasan Utama Mendengarkan Pro c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 344 f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro 2 ix

12 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 345 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 346 3) Kesan terhadap Penyiar 347 4) Kualitas Suara 347 5) Keunggulan RRI Pro ) Kekurangan Pro F. Peta Kompetisi Radio Radio Terfavorit Alasan Memilih Radio Favorit Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Alasan Radio Favorit sebagai Rujukan Informasi Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Alasan Radio Favorit Rujukan Hiburan 356 G. Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Rekomendasi 360 x

13 DAFTAR TABEL BAB II Tabel 2.1 Banyaknya Kelurahan dan Lingkungan menurut Kecamatan di Kota Medan 9 Tabel 2.2 Jumlah penduduk menurut rentang usia 11 Tabel 2.3 Lapangan Usaha Penduduk Kota Medan 14 Tabel 2.4 PDRB Kota Medan atas dasar Harga Berlaku (jutaan rupiah) 16 Tabel 2.5 Jumlah anggota keluarga responden 19 Tabel 2.6 Pekerjaan utama responden 20 Tabel 2.7 Pengeluaran rumah tangga responden 23 Tabel 2.8 Pengeluaran pribadi responden 23 Tabel 2.9 Uang saku responden 24 Tabel 2.10 Peringkat Jenis Media yang Digunakan 26 Tabel 2.11 Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio 29 Tabel 2.12 Pengalaman mendengarkan RRI berdasarkan pekerjaan utama responden 36 Tabel 2.13 Alasan utama mendengarkan Pro 1 37 Tabel 2.14 Waktu Paling Sering Digunakan Mendengarkan Pro 1 38 Tabel 2.15 Jenis informasi yang paling dibutuhkan dari Pro 1 41 Tabel 2.16 Kualitas Suara/Kejernihan RRI Pro 1 44 Tabel 2.17 Alasan Utama Mendengarkan RRI Pro 2 47 Tabel 2.18 Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 2 48 Tabel 2.19 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan dari Pro 2 50 Tabel 2.20 Kualitas suara/kejernihan RRI Pro 2 53 Tabel 2.21 Radio Terfavorit 56 Tabel 2.22 Alasan sebagai Sumber Rujukan Informasi 59 Tabel 2.23 Alasan sebagai Sumber Rujukan Hiburan 61 BAB III Tabel 3.1 Banyaknya Kecamatan, Kelurahan, dan Perangkat Kelurahan di Pekanbaru 66 Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 68 Tabel 3.3 Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan 80 Tabel 3.4 Pengeluaran Pribadi Per Bulan 81 Tabel 3.5 Uang Saku Pelajar/Mahasiswa Per Bulan 82 Tabel 3.6 Peringkat Media yang Paling Sering Digunakan 83 Tabel 3.7 Rata-rata Perhari Mendengarkan Radio 85 Tabel 3.8 Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio 86 Tabel 3.9 Tempat Paling Sering Digunakan untuk Mendengarkan Radio 87 Tabel 3.10 Jenis Program Acara yang Paling Sering Didengarkan 87 Tabel 3.11 Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio 88 Tabel 3.12 Perangkat yang Paling Sering Digunakan 89 Tabel 3.13 Responden Pendengar RRI Berdasarkan Pekerjaan 91 xi

14 Tabel 3.14 Crosstab Pendengar RRI Pro 1, Pro 2, Pro 3, dan Pro 4 Berdasarkan Kelompok Usia 93 Tabel 3.15 Crosstab Pendengar RRI Pro 1, Pro 2 Berdasarkan Pekerjaan Utama 94 Tabel 3.16 Acara Pro 1 yang Paling Disukai 97 Tabel 3.17 Jenis Informasi yang Paling Dibutuhkan 98 Tabel 3.18 Tingkat Kepuasan Responden atas Siaran Musik Pro 1 99 Tabel 3.19 Kesan terhadap Penyiar Pro Tabel 3.20 Kualitas Suara Pro Tabel 3.21 Kepuasan terhadap musik yang diputar di Pro Tabel 3.22 Radio Terfavorit 116 Tabel Stasiun Radio yang Menjadi Rujukan Informasi 118 Tabel 3.24 Alasan Mendengarkan Berita/Informasi 119 Tabel Besar Radio yang Menjadi Rujukan Hiburan 120 BAB IV Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Palembang 129 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Palembang Tabel 4.3 Indeks Pembangunan Manusia Kota Palembang 131 Tabel 4.4 Akses Teknologi Komunikasi di Provinsi Sumatera Selatan 133 Tabel 4.5 Usia Responden dan Pengalaman Mendengarkan RRI 135 Tabel 4.6 Usia Responden dan Stasiun RRI yang Paling Sering Didengarkan 136 Tabel 4.7 Status Dalam Keluarga 137 Tabel 4.8 Pekerjaan Utama 138 Tabel 4.9 Pekerjaan Utama Responden Pendengar RRI 139 Tabel 4.10 Pekerjaan Utama dan Saluran RRI yang Paling Sering Didengarkan 140 Tabel 4.11 Pendidikan Terakhir Responden 141 Tabel 4.12 Pendidikan Terakhir Responden Pendengar RRI 141 Tabel 4.13 Pendidikan Terakhir Pendengar RRI 142 Tabel 4.14 Perkiraan Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan (Jika Berkeluarga) 144 Tabel 4.15 Perkiraan Pengeluaran Pribadi Per Bulan (jika lajang bekerja) 144 Tabel 4.16 Jumlah Uang Saku Per Bulan (jika mahasiswa/pelajar) 145 Tabel 4.17 Waktu yang Paling Sering Digunakan untuk Mendengarkan Radio 148 Tabel 4.18 Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio 151 Tabel 4.19 Alasan Utama Mendengarkan Pro Tabel 4.20 Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro Tabel 4.21 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan dari Pro Tabel 4.22 Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 160 Tabel 4.23 Kesan Terhadap Penyiar 161 Tabel 4.24 Keunggulan RRI Pro Tabel 4.25 Kekurangan RRI Pro Tabel 4.26 Pengetahuan Responden Tentang Slogan Pro Tabel 4.27 Jenis Musik yang Paling Ingin Didengarkan di Pro Tabel 4.28 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 168 Tabel 4.29 Keunggulan RRI Pro Tabel 4.30 Kekurangan RRI Pro Tabel 4.31 Radio Paling Favorit di Peringkat xii

15 Tabel 4.32 Alasan Memilih Radio Favorit 175 Tabel 4.33 Alasan Radio Favorit Rujukan Hiburan 180 BAB V Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan Menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Banjarmasin tahun Tabel 5.3 Usia Responden 198 Tabel 5.4 Status Responden dalam Keluarga 198 Tabel 5.5 Jumlah Anggota Keluarga Responden 199 Tabel 5.6 Pekerjaan Utama Responden 200 Tabel 5.7 Pendidikan Terakhir Responden 201 Tabel 5.8 Agama Responden 201 Tabel 5.9 Asal Suku Responden 202 Tabel 5.10 Pengeluaran Rumah Tangga 203 Tabel 5.11 Pengeluaran Pribadi (Jika Lajang Bekerja) 203 Tabel 5.12 Jumlah Uang Saku (Jika Mahasiswa/Pelajar) 204 Tabel 5.13 Peringkat Jenis Media yang Digunakan (Frekuensi) 205 Tabel 5.14 Peringkat Jenis Media yang Digunakan (Persentase) 205 Tabel 5.15 Rata-Rata Jam Perhari Mendengarkan Radio 207 Tabel 5.16 Waktu Favorit Mendengarkan radio 207 Tabel 5.17 Tempat yang Biasanya Digunakan Mendengarkan Radio 208 Tabel 5.18 Program yang Biasa Didengarkan 209 Tabel 5.19 Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio 209 Tabel 5.20 Gaya Penyiar yang Paling Disukai 211 Tabel 5.21 Stasiun RRIyang Paling Sering Didengarkan 212 Tabel 5.22 Pendengar Programa RRIBerdasarkan Usia 213 Tabel 5.23 Pendengar Programa RRIBerdasarkan Pekerjaan 214 Tabel 5.24 Pendengar Programa RRIBerdasarkan Pendidikan Terakhir 215 Tabel 5.25 Alasan Mendengarkan Pro Tabel 5.26 Kebiasaan Responden Mendengarkan Pro 1 Berdasarkan Waktu 216 Tabel 5.27 Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro Tabel 5.28 Acara yang Paling Disukai di Pro Tabel 5.29 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan di Pro Tabel 5.30 Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Pro Tabel 5.31 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Pro Tabel 5.32 Kesan terhadap Penyiar Pro Tabel 5.33 Kualitas Suara Pro Tabel 5.34 Keunggulan RRI Pro Tabel 5.35 Kekurangan RRI Pro Tabel 5.36 Pengetahuan Responden tentang Slogan Pro Tabel 5.37 Alasan Utama Mendengarkan Pro Tabel 5.38 Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro Tabel 5.39 Jenis Musik yang Paling Ingin Didengarkan di Pro Tabel 5.40 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan 230 Tabel 5.41 Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 231 Tabel 5.42 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Pro xiii

16 Tabel 5.43 Kesan terhadap Penyiar Pro Tabel 5.44 Kualitas Suara Pro2 233 Tabel 5.45 Keunggulan RRIPro Tabel 5.46 Kekurangan Pro Tabel 5.47 Radio Favorit 236 Tabel 5.48 Alasan Memilih Radio Favorit 237 Tabel 5.49 Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi 238 Tabel 5.50 Alasan Radio Favorit sebagai Rujukan Informasi 239 Tabel 5.51 Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan 240 BAB VI Tabel 6.1 Daftar Stasiun Televisi Di Kota Makassar 249 Tabel 6.2 Daftar Radio Di Kota Makassar 250 Tabel 6.3 Usia responden dan Pengalaman Mendengarkan RRI 253 Tabel 6.4 Perkiraan Pengeluaran Rumah Tangga Perbulan (jika berkeluarga) 260 Tabel 6.5 Perkiraan Pengeluaran Pribadi Jika Lajang 261 Tabel 6.6 Jumlah Uang Saku Per Bulan (jika Pelajar/Mahasiswa) 261 Tabel 6.7 Peringkat Jenis Media yang Digunakan 262 Tabel 6.8 Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio 265 Tabel 6.9 Aktivitas ketika mendengarkan radio 267 Tabel 6.10 Pekerjaan Utama dan Stasiun radio RRI yang paling sering didengarkan 272 Tabel 6.11 Waktu Paling Sering digunakan Mendengarkan Pro Tabel Kepuasan Responden terhadap Musik yang Diputar Pro Tabel 6.13 Kesan terhadap Penyiar Pro Tabel 6.14 Alasan Utama Mendengarkan Pro Tabel 6.15 Waktu Paling Sering Digunakan Mendengarkan Pro Tabel 6.16 Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan dari Pro Tabel 6.17 Kesan terhadap Penyiar RRI Pro Tabel Kualitas Suara Pro Tabel 6.19 Keunggulan Pro Tabel Kekurangan Pro Tabel 6.24 Radio Paling Favorit 292 BAB VII Tabel. 7.1 Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja Data Statistik Tahun Tabel 7.2 Penduduk Angkatan Kerja Berdasarkan Pekerjaan Utama Data Statistik Tahun Tabel 7.3 Jumlah Pendidikan Kota Manado tahun 2001/ Tabel 7.4 Usia Responden Pendengar RRI Pro 1 dan Pro Tabel 7.5 Status Responden dalam Keluarga 309 Tabel 7.6 Jumlah Anggota Keluarga dalam Satu Rumah 310 Tabel 7.7 Responden Pendengar Pro 1 dan Pro Tabel 7.8 Profil Pendidikan Responden Pendengar RRI 314 Tabel 7.9 Agama Responden 314 Tabel 7.10 Pengeluaran Responden yang Sudah Berkeluarga 316 xiv

17 Tabel 7.11 Perkiraan Pengeluaran Pribadi Lajang 316 Tabel 7.12 Jumlah Uang Saku Per Bulan 317 Tabel 7.13 Gaya Penyiar yang Disukai Responden 327 Tabel 7.14 Jenis Acara yang Paling Disukai di Pro Tabel Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Di Pro Tabel 7.16 Kesan Responden Terhadap Penyiar Pro Tabel 7.17 Penilaian Responden terhadap Kualitas Suara Pro Tabel 7.18 Kesan Responden terhadap Penyiar Pro Tabel 7.19 Radio Terfavorit 351 Tabel 7.20 Radio Paling Difavoritkan untuk Mendapatkan Informasi 354 Tabel 7.21 Alasan Utama Responden Memilih Radio sebagai Sumber Informasi 355 Tabel 7.22 Radio Paling Menjadi Rujukan Hiburan 356 xv

18 DAFTAR GRAFIK BAB II Grafik 2.1 Jenis Kelamin Responden 17 Grafik 2.2 Usia Responden 18 Grafik 2.3 Status responden dalam keluarga 18 Grafik 2.4 Pendidikan terakhir responden 21 Grafik 2.5 Agama Responden 21 Grafik 2.6 Suku bangsa responden 22 Grafik 2.7 Tujuan menggunakan media 27 Grafik 2.8 Rata-rata per hari mendengarkan radio 28 Grafik 2.9 Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio 29 Grafik 2.10 Tempat paling sering digunakan untuk mendengarkan radio 30 Grafik 2.11 Jenis program yang paling sering didengarkan 31 Grafik 2.12 Aktivitas ketika mendengarkan radio 32 Grafik 2.13 Perangkat yang paling sering digunakan 33 Grafik 2.14 Gaya penyiar yang paling disukai 34 Grafik 2.15 Pendengar RRI di Kota Medan 35 Grafik 2.16 Stasiun RRI yang didengarkan responden 37 Grafik 2.17 Jenis musik yang ingin didengarkan di RRI Pro 1 39 Grafik 2.18 Acara Paling Disukai 40 Grafik 2.19 Tingkat kepuasan responden atas program berita/informasi 42 Grafik 2.20 Tingkat kepuasan responden terhadap siaran berita/informasi 43 Grafik 2.21 Kesan terhadap penyiar 44 Tabel 2.22 Kualitas Suara/Kejernihan RRI Pro 1 44 Grafik 2.23 Keunggulan RRI Pro 1 45 Grafik 2.24 Kekurangan RRI Pro 1 46 Grafik 2.25 Pengetahuan responden akan slogan RRI Pro 2 47 Grafik 2.26 Jenis musik paling ingin didengar di Pro 2 49 Grafik 2.27 Kepuasan responden atas program musik 51 Grafik 2.28 Kepuasan responden atas program berita/informasi 52 Grafik 2.29 Kesan terhadap penyiar RRI Pro 2 52 Grafik 2.30 Keunggulan RRI Pro 2 54 Grafik 2.31 Kelemahan RRI Pro 2 55 Grafik 2.32 Alasan Responden Memilih Radio Terfavorit 57 Grafik 2.33 Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi 58 Grafik 2.34 Radio terfavorit sumber rujukan hiburan 60 BAB III Grafik 3.1 Jenis Kelamin 73 Grafik 3.2 Usia Responden 74 Grafik 3.3 Status Responden dalam Keluarga 75 Grafik 3.4 Pekerjaan Responden 76 Grafik 3.5 Pendidikan Terakhir Responden 77 Grafik 3.6 Agama Responden 78 Grafik 3.7 Suku Asal Responden 79 xvi

19 Grafik 3.8 Tujuan Menggunakan Media 84 Grafik 3.9 Karakter Penyiar yang Disukai 90 Grafik 3.10 Programa RRI Pilihan Pendengar 92 Grafik 3.11 Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 95 Grafik 3.12 Waktu Mendengarkan Pro 1 96 Grafik 3.13 Jenis Musik yang Ingin Didengarkan 97 Grafik 3.14 Kepuasan Pendengar Pro 1 atas Program Berita/Informasi 101 Grafik 3.15 Keunggulan Pro Grafik 3.16 Kelemahan Pro 1 Menurut Responden 104 Grafik 3.17 Alasan Mendengarkan Pro Grafik 3.18 Waktu yang Paling Sering Digunakan untuk Mendengarkan Pro Grafik 3.19 Jenis Musik yang Paling Ingin Didengarkan di Pro Grafik 3.20 Jenis Informasi yang Paling Dibutuhkan 108 Grafik 3.21 Kepuasan Responden terhadap Program Berita/Informasi Pro Grafik 3.22 Kesan terhadap Penyiar Pro Grafik 3.23 Kualitas Suara Pro Grafik 3.24 Keunggulan RRI Pro Grafik 3.25 Kekurangan RRI Pro 2 Menurut Responden 114 Grafik 3.26 Alasan Mendengarkan Radio Favorit 117 Grafik 3.27 Alasan Menjadikan Radio Sebagai Sumber Hiburan 121 BAB IV Grafik 4.1 Jenis Kelamin Responden 133 Grafik 4.2 Usia Responden 134 Grafik 4.3 Agama 142 Grafik 4.4 Suku 143 Grafik 4.5 Peringkat Jenis Media yang Digunakan 146 Grafik 4.6 Tujuan Menggunakan Media 147 Grafik 4.7 Rata-rata Perhari Mendengarkan Radio 148 Grafik 4.8 Tempat Paling Sering Mendengarkan Radio 149 Grafik 4.9 Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan 150 Grafik 4.10 Perangkat yang Paling Sering Digunakan 152 Grafik 4.11 Gaya Penyiar Paling Disukai 152 Grafik 4.12 Stasiun RRI yang Paling Sering Didengarkan 154 Grafik 4.13 Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro Grafik 4.13 Acara yang Paling Disukai 158 Grafik 4.14 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 160 Grafik 4.15 Kualitas Suara Pro Grafik 4.16 Alasan Utama Mendengarkan Pro Grafik 4.17 Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro Grafik 4.18 Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 169 Grafik 4.19 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 169 Grafik 4.20 Kesan Terhadap Penyiar 170 Grafik 4.21 Kualitas Suara 171 Grafik 4.22 Radio Favorit Sebagai Sumber Rujukan Informasi 177 Grafik 4.22 Alasan Radio Favorit Sebagai Rujukan Informasi 178 Grafik 4.23 Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan 179 xvii

20 BAB V Grafik 5.1 Jenis Kelamin Responden 197 Grafik 5.2 Tujuan Menggunakan Media 206 Grafik 5.3 Perangkat yang Digunakan untuk Mendengarkan Radio 210 BAB VI Grafik 6.1 Distribusi Prosentase PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Makassar (Diolah dari data Makassar Dalam Angka 2010) 248 Grafik 6.2 Usia Responden 252 Grafik 6.3 Status dalam Keluarga 254 Grafik 6.4 Jumlah Keluarga 255 Grafik 6.5 Pekerjaan Utama 256 Grafik 6.6 Pendidikan Terakhir Responden 257 Grafik 6.7 Agama Responden 258 Grafik 6.7 Suku Responden 259 Grafik 6.8 Tujuan Menggunakan Media 263 Grafik 6.9 Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio 264 Grafik 6.10 Tempat Paling Sering Digunakan 266 Grafik 6.11 Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan 267 Grafik 6.12 Perangkat yang Paling Sering Digunakan 268 Grafik 6.13 Gaya Penyiar Paling Disukai 269 Grafik 6.14 Programa RRI yang Dipilih Responden 271 Grafik 6.15 Alasan Utama Mendengarkan Pro Grafik 6.16 Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro Grafik Jenis Acara yang Paling Disukai di Pro Grafik Jenis Informasi yang Paling Dibutuhkan dari Pro Grafik 6.19 Keunggulan Pro Grafik 6.20 Kekurangan Pro Grafik 6.21 Jenis Informasi yang Paling Dibutuhkan dari Pro Grafik 6.22 Kepuasan terhadap Musik Pro Grafik 6.23 Kepuasan terhadap Program Berita/Informasi 287 Grafik 6.25 Hal yang Paling Disenangi Responden dari Radio Pilihannya 293 Grafik 6.26 Radio yang Paling Sering Menjadi Rujukan untuk Mendapatkan Informasi 294 Grafik 6.27 Alasan Memilih Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi 294 Grafik 6.27 Radio yang Paling Sering Digunakan untuk Mendapatkan Hiburan 295 Grafik 6.28 Alasan Memilih Radio Favorit sebagai Sumber Hiburan 296 BAB VII Grafik 7.1 Jenis Kelamin Responden 307 Grafik 7.2 Usia Responden 308 Grafik 7.3 Pekerjaan Utama Responden 311 Grafik 7.4 Pendidikan Terakhir 313 Grafik 7.5 Suku Bangsa Responden 315 Grafik 7.6 Peringkat Media yang Paling Sering Digunakan 319 xviii

21 Grafik 7.7 Tujuan Responden Mengakses Media 320 Grafik 7.8 Rata-Rata Mendengarkan Radio 321 Grafik 7.9 Waktu yang Paling Sering Digunakan Mendengarkan Radio 322 Grafik 7.10 Tempat Paling Sering Digunakan Mendengarkan Radio 323 Grafik 7.11 Jenis Program Paling Sering Didengarkan 324 Grafik 7.12 Perangkat yang Digunakan Mendengarkan Radio 326 Grafik 7.13 Pendengar Programa RRI 328 Grafik 7.14 Alasan Responden Mendengarkan Pro Grafik 7.15 Waktu yang Digunakan untuk Mendengarkan Pro Grafik Musik yang Paling Ingin Didengarkan Responden di Pro Grafik 7.17 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Musik Pro Grafik 7.18 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 335 Grafik 7.19 Keunggulan Pro Grafik 7.20 Kekurangan Pro Grafik 7.21 Pengetahuan Responden terhadap Slogan Pro Grafik 7.22 Alasan Responden Mendengarkan Pro Grafik 7.23 Waktu Favorit Mendengarkan Pro Grafik 7.24 Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro Grafik 7.25 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan di Pro Grafik 7.26 Tingkat Kepuasan Responden terhadap Program Musik Pro Grafik 7.27 Tingkat Kepuasan terhadap Program Berita/Informasi 346 Grafik Kualitas Suara Pro Grafik Keunggulan Pro Grafik 7.30 Kekurangan Pro Grafik 7.31 Alasan Sebuah Radio Ditempatkan Diurutan Pertama yang Paling Difavoritkan 353 Grafik 7.31 Alasan Responden Memilih Radio Sebagai Sumber Hiburan 357 xix

22 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi lembaga penyiaran publik seperti RRI, urgensi riset khalayak bisa dilihat dalam dua hal. Pertama, khitah lembaga penyiaran publik adalah melayani publik atau masyarakat dalam pengertian luas. Konsep melayani, dalam konteks ini, adalah memberikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pendengar berkenaan dengan informasi atau hiburan. Dengan kata lain, memenuhi motif-motif mereka mendengarkan siaran radio. Oleh karenanya, menjadi penting bagi RRI untuk mengetahui apa yang dibutuhkan publik. Kedua, mengetahui respon pendengar terhadap program siaran RRI yang nantinya dapat digunakan untuk melakukan perbaikan program. Dalam hal ini, komentar atau tanggapan khalayak atas program yang sudah ada akan sangat membantu RRI untuk mengembangkan program siarannya. Fakta yang tidak bisa kita pungkiri bahwa khalayak sangat menentukan keberadaan media, tidak peduli apakah kita menggunakan pendekatan publik ataukah pasar (Croteau dan Hoyness, 2003). Kesemuanya akan bermuara pada bagaimana media mampu melayani publik pembaca, pendengar atau penontonnya dengan baik. Jika tidak, maka media itu akan ditinggalkan oleh khalayak. Bagi lembaga penyiaran swasta, keberadaan khalayak akan jauh lebih berpengaruh karena menentukan kelangsungan hidup media tersebut. Jumlah khlayak akan menentukan besaran iklan yang mereka dapatkan. Oleh karena itu, media swasta akan senantiasa berusaha untuk membuat program yang diminati khalayak, tidak peduli jika program tersebut membodohi atau tidak membuat cerdas masyarakat. Target terpenting mereka adalah rating dan iklan. Berbeda dengan lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran publik mempunyai mandat yang berbeda. Tugas pokoknya adalah melayani kebutuhan masyarakat dengan informasi dan hiburan yang cerdas dan mendidik. Oleh karena itu, tantangan terbesarnya adalah bagaimana cara menegetahui apa yang menjadi 1

23 kebutuhan masyarakat. Padahal, kebutuhan masyarakat semakin berkembang, pun dengan gaya hidup dan alternatif-alternatif pemuasan kebutuhan. Oleh karenanya, radio publik seperti RRI tidak hanya harus bersaing dengan media-media yang lain, tapi juga sumber-sumber alternatif pemuasan kebutuhan yang semakin beragam. Untuk mengantispasi kondisi yang demikian itu maka RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik dituntut mampu membuat program acara siaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan publik. Pengetahuan atas kebutuhan dan kepentingan publik semacam itu hanya mungkin dapat diketahui melalui sebuah penelitian. Tanpa adanya penelitian, maka penyusunan program hanya akan berdasarkan pada asumsi-asumsi para pembuat program. Akibatnya, program-program yang disusun bisa memenuhi keburuhan khalayak, tapi bisa juga tidak. Oleh karenanya, sebuah penelitian khalayak meraupakan hal yang sangat penting sebagai usaha untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan khalayak yang hendak dilayani dan sebagai bahan utama melakukan evaluasi dan penyusunan program. Berangkat dari argumentasi itulah, penelitian ini ingin mengeksplorasi lebih jauh bagaimana kebiasaan bermedia khalayak terutama dalam mendengarkan radio? Secara spesifik, penelitian ini ingin mengetahui jenis media apa saja yang biasa diakses selain radio, alasan mereka mengakses media tersebut, jenis informasi dan hiburan apa yang biasa diakses, dan tempat dan waktu yang biasa mereka gunakan untuk mengakses? Kemudian, dalam rangka pengembangan program siaran RRI, penelitian juga ingin mengetahui bagaimana positioning RRI dibandingkan dengan media radio lain serta bagaimana peta pendengar RRI di keenam kota Medan, Pekanbaru, Palembang, Banjarmasin Makassar dan Manado tersebut. B. Permasalahan Penelitian Permasalahan penelitian ini-pentingnya dilakukan studi khalayak dengan survei dan FGD dilatarbelakang-sebagaimana dikemukakan di awal-pentingnya RRI sebagai lembaga penyiaran publik untuk mengetahui kebutuhan informasi dan hiburan khayalak. 2

24 Penelitian semacam ini penting dilakukan mengingat keberadaan RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang secara khitahnya memang melayani mereka. Usaha itu hanya akan berhasil jika sebuah penelitian khalayak dilakukan. Dalam penelitian ini, ada lima pertanyaan pokok yang diajukan dalam penelitian, yakni (1) bagaimana kebiasaan bermedia khalayak di kota-kota yang dijadikan lokasi penelitian ini secara umum, jenis media apa saja yang mereka akses; (2) bagaimana kebiasaan-kebiasaan khalayak secara spesifik dalam mendengarkan radio?; (3) Jenis informasi dan hiburan apa yang mereka butuhkan dalam konteks Pro 1 dan Pro 2?; (4) bagaimana penilaian mereka terhadap Pro 1 dan Pro 2 baik untuk program siaran berita/informasi dan juga hiburan; kemudian (5) bagaimana peta persaingan radio di masing-masing kota yang diteliti? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Setiap penelitian tentu mempunyai tujuan-tujuan pokok. Secara garis besar, penelitian ini bertujuan menjawab kelima pertanyaan di atas, dan karenanya ada lima tujuan penelitian ini. 1. Mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan bermedia khalayak (media habit) yang meliputi media apa saja yang biasa diakses, alasan mereka mengakses mediamedia tersebut. 2. Mengidentifikasi secara khusus kebiasaan mendengarkan radio khalayak di kotakota yang diteliti 3. Mengidentifikasi kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan di masingmasing kota yang diteliti 4. Memetakan pendengar RRI di enam kota, terutama untuk Pro 1 dan Pro 2, dan 5. Mengetahui positioning RRI dibandingkan dengan radio-radio yang lain di masingmasing daerah yang menjadi lokasi penelitian Kemudian, dari kelima tujuan penelitian ini, diharapkan penelitian khalayak yang dilakukan di Medan, Pekanbaru, Palembang, Banjarmasin Makassar dan Manado ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut. Pertama, penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada berbagai pihak di lingkungan RRI, 3

25 terutama bagian perencanaan di daerah-daerah yang menjadi lokasi guna mengembangkan program siaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kedua, bagi puslitbangdiklat, penelitian ini penting sebagai usaha mengembangkan berbagai riset yang bertujuan mengembangkan program-program siaran yang lebih diminati publik. Terakhir, dari sisi akademik, penelitian ini diharapkan pula bisa memberikan suatu khasanah penelitian khalayak yang mampu membidik trend khalayak radio, terutama kecenderungan mereka dalam mendengarkan radio. Orientasi program dan implikasi teknologi bagi pola perilaku mendengarkan radio. D. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini secara khusus diselenggarakan hanya pada wilayah Medan, Pekanbaru, Palembang, Banjarmasin, Makasar dan Menado. Keenam lokasi ini dipilih karena alasan bahwa lokasi RRI ini bertipe B. Disamping itu, RRI tersebut berada pada posisi middle sehingga dari sisi layanan dan kelayakan siaran mestinya jauh lebih baik dibandingkan dengan tipe C. Dengan demikian, realitas bermedianya akan lebih kompleks dibandingkan, misalnya, jika penelitian dilakukan di daerah dengan tipe C, tapi tidak sekompleks jika dibandingkan dengan tipe A (Ibu Kota) 2. Metode yang Digunakan Penelitian ini diselenggarakan dengan menerapkan metode survei khususnya descriptive survey dan FGD. Metode survei digunakan membantu peneliti untuk memperoleh gambaran atau kecenderungan umum mengenai sikap atau opini audiens terhadap program berita radio. Disamping itu, melalui metode ini, peneliti berharap dapat memperoleh data pelengkap berupa database profil audiens dalam mengkonsumsi media radio, khususnya RRI dan content yang diharapkan. Untuk survei, pengumpulan data akan dilakukan dengan penyebaran alat bantu kuesioner yang memuat item-item penilaian tentang kebiasaan bermedia (khususnya kebiasaan mendengarkan radio), tema dan content yang diharapkan ketika 4

26 mendengarkan radio, penilaian terhadap Pro 1 dan Pro 2, dan peta persaingan radio di tingkat lokal. Dalam penyebarannya, pengisian kuesioner dilakukan oleh peneliti dengan melakukan interview langsung sehingga kuesioner tidak ditinggal dan diisi sendiri oleh responden. Penelitian ini melibatkan 1890 sampel atau 315 responden di masing-masing lokasi terpilih. Kemudian, untuk dapat mengeksplorasi data agar lebih dalam/tajam, peneliti akan menerapkan metode FGD (focus group discussion). Metode ini memberikan kemudahan bagi peneliti untuk melengkapi data survei agar lebih konstektual. Secara khusus, penyelenggaraan FGD ini memiliki tujuan sebagai berikut, yakni format content yang diharapkan. Dengan kata lain, FGD dilakukan lebih pada usaha untuk mengembangkan program siaran. 3. Kriteria sampel dan teknik sampling Kriteria sampel dalam penelitian ini mengacu pada karakteristik umum konsumen media/audiens, dan maksud kemudahan mendesain pengambilan sampel. Kriteria sampel yang dimaksud meliputi : (a) di atas 15 tahun, (2) mengkonsumsi radio, bertempat tinggal di lima kota tersebut di atas dan terdaftar dalam KK. Untuk beberapa wilayah, misalnya, Manado, KK ternyata tidak lazim digunakan sebagai basis pengambilan sampling, tapi kampung. Maka, khusus Manado dasar penarikannya bukan KK, tapi kampung. Sample yang diambil dalam penelitian adalah 315 untuk setiap kota, atau 1890 secara keseluruhan. Dengan jumlah tersebut, kecenderungan data yang nantinya akan diperoleh baik dalam setiap kota maupun secara keseluruhan akan mendekati keadaan sebenarnya karena sampling diambil pada asumsi sampling error % dimana derajat perbedaan antara sampel dan populasi dalam survei diperkirakan +/- 5.7 % pada tingkat kepercayaan 95% (Eriyanto, 1999: 131) untuk masing-masing kota. Selain kecenderungan secara umum, data hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk melihat kecenderungan karakteristik audiens di masing-masing kota. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik multistage random sampling (MRS). Teknik ini merupakan gabungan antara stratified random sampling dan cluster random sampling. Teknik pengambilan sampel ini dipilih karena menjanjikan hasil sampel 5

27 yang representatif dari populasi yang kompleks dan heterogen, seperti di 6 kota terpilih. Dari tiap kota terpilih, dilakukan pembagian cluster, wilayah urban, suburban, dan rural. Setelah teridentifikasi ketiga wilayah tersebut, setiap kecamatan yang masuk dalam masing-masing wilayah diambil (diambil jumlahnya secara proporsional) dengan cara random. Selanjutnya, dari masing-masing kecamatan dilakukan pemilihan kelurahankelurahan, turun ke RW, kemudian RT sebagai cluster terkecil. Dari RT terpilih, kemudian diambil responden secara acak/random. 4. Teknik Analisis Data Untuk dapat menjelaskan fenomena yang terjadi dan untuk dapat menjelaskan tujuan penelitian, beragam teknik analisis diterapkan dalam kesempatan ini. Teknik analisis yang digunakan antara lain sebagai berikut. a. Descriptive analysis 1) Distribusi frekuensi diterapkan untuk memetakkan demografi pendengar RRI. Selain itu, teknik ini bisa digunakan untuk melihat kecenderungan umum persepsi dan perilaku berhubungan dengan media. sikap, perilaku, opini audiens/pendengar terhadap programprogram siaran RRI. Untuk memudahkan dalam membaca distribusi frekuensi, maka beberapa data akan ditampilkan dengan berbagai macam grafik. 2) Cross-tabulation, digunakan untuk mengetahui variasi jawaban yang muncul serta menyeleksi kecenderungan umum tentang sikap, perilaku, opini audiens/pendengar terhadap program-program siaran RRI. b. Analisis kualitatif, yang didapatkan dari data FGD. FGD ini akan dilakukan di enam kota dan akan dianalisis sebagai pelengkap analisis kuantitatif. Berikutnya, laporan akan dibuat untuk masing-masing kota yang dijadikan wilayah penelitian. Jenis laporan per kota ini diambil karena diharapkan penelitian ini 6

28 selain menggambarkan eksisting pendengar RRI juga bisa digunakan oleh masing-masing daerah untuk mengembangkan programnya.******* 7

29 BAB II RRI KOTA MEDAN A. Profil Kota 1. Letak Geografis Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan juga merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Luas wilayah Kota Medan mencapai 265,10 km 2. Secara geografis, Kota Medan terletak di 3 o 27-3 o 47 LU dan 98 o o 44 BT. Kota Medan terletak di ketinggian antara 2,5-37,5 mdpl. Secara geografis, Kota Medan didominasi oleh dataran rendah. Topografi Kota Medan miring dari selatan ke utara, tetapi kemiringannya tidak terlalu mencolok. Wilayah Kota Medan dikelilingi oleh Kabupaten Deli Serdang sehingga baik dari Utara, Timur, Selatan, maupun Barat, Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Namun, di bagian utara, selain berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, Medan juga berbatasan dengan Selat Malaka. Selat Malaka merupakan jalur lalu lintas yang padat sehingga memberikan keuntungan bagi Medan, terutama dalam bidang perekonomian. Kota Medan menjadi jalur perdagangan barang dan jasa, baik domestik maupun antarnegara. Oleh karena itu, Kota Medan merupakan pintu gerbang Indonesia dari wilayah barat. Secara administratif, Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Kecamatan yang ada di Kota Medan antara lain Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Area, Medan Kota, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Baru, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Petisah, Medan Barat, Medan Timur, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan. Medan Labuhan merupakan kecamatan terluas di Kota Medan dengan luas wilayah 36,67km 2 atau 13,83% dari seluruh wilayah kota ini. Sedangkan Medan Maimun merupakan kecamatan paling kecil di kota ini. Kecamatan Medan Maimun memiliki luas 2,98km 2. 8

30 Berbeda dengan kota-kota di Pulau Jawa yang membagi kelurahan menjadi satuan RW dan RT, Kota Medan membagi kelurahan menjadi lingkungan-lingkungan. Lingkungan ini merupakan unit terkecil dalam struktur pemerintahan. Adapun total lingkungan yang ada di Kota Medan adalah 2004 lingkungan. Berikut tabel jumlah kelurahan dan lingkungan di tiap-tiap kecamatan di Kota Medan. Tabel 2.1 Banyaknya Kelurahan dan Lingkungan menurut Kecamatan di Kota Medan No. Kecamatan Kelurahan Lingkungan 1. Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan

31 Wilayah Kota Medan terbagi menjadi beberapa peruntukan. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan kebun campuran, yaitu 45,4% wilayah. Wilayah permukiman mencapai 36,3%. Selain itu, sawah yang banyak terdapat di bagian utara kota ini mengambil 6,1% wilayah. Wilayah pertanian banyak terdapat di Kecamatan Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Belawan, dan Medan Deli. Perusahaan menempati 4,2% dan perkebunan menempati 3,1% wilayah Kota Medan. Selanjutnya, lahan jasa, hutan rawa, dan industri menempati, masing-masing, 1,9%, 1,8%, dan 1,5% dari seluruh wilayah Kota Medan. 2. Demografi Berdasarkan sensus tahun 2009, jumlah penduduk di Kota Medan mencapai jiwa. Jumlah ini terbagi ke dalam rumah tangga. Jumlah penduduk ini meningkat 11,38% atau jiwa dari sensus tahun Dengan jumlah tersebut, kepadatan penduduk rata-rata di Kota Medan adalah jiwa/km 2. Jumlah ini terdiri dari penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kota Medan relatif berimbang. Jumlah penduduk paling banyak berada di Kecamatan Medan Deli, yaitu sebanyak jiwa, diikuti oleh Kecamatan Medan Helvetia ( jiwa) dan Medan Tembung ( jiwa). Untuk tingkat kepadatan penduduk, Kecamatan Medan Perjuangan memiliki tingkat kepadatan tertinggi, yaitu mencapai jiwa/km 2. Kecamatan terpadat selanjutnya adalah Medan Area dengan tingkat kepadatan jiwa/km 2 diikuti oleh Medan Maimun dengan kepadatan penduduk sebesar jiwa/km 2. Berdasarkan kelompok usia, penduduk Kota Medan terbanyak berada pada rentang usia Jumlah penduduk dengan usia tersebut sebanyak jiwa. Penduduk terbanyak kedua berada pada rentang usia tahun sejumlah jiwa diikuti oleh penduduk usia tahun dengan jumlah jiwa. 10

32 Tabel 2.2 Jumlah penduduk menurut rentang usia Golongan Umur Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa) Total Berdasarkan tabel di atas, penduduk Kota Medan sebagian besar berada pada usia produktif. Penduduk berusia tahun sebanyak jiwa, lebih separuh total penduduk Kota Medan atau 67,15%. Adapun jumlah penduduk usia anak-anak (<15 tahun) berjumlah jiwa (26,49%), sedangkan penduduk usia tua (>59 tahun) sebanyak jiwa atau 6,36%%. Penduduk Kota Medan sangat beragam. Mereka berasal dari berbagai suku dan menganut berbagai agama. Berdasarkan data tahun 2000, penduduk dari suku Jawa menempati porsi terbesar dari jumlah penduduk di Kota Medan. Setidaknya, ada 33,03% penduduk suku Jawa tinggal di kota ini, diikuti oleh penduduk dari suku Batak sebanyak 20,93%. Suku Batak terdiri dari penduduk suku Simalungun, 11

33 Tapanuli/Toba, Pakpak, dan Nias. Penduduk dari suku Tiong Hoa menempati urutan ketiga, yaitu mencapai 10,65%. Kota Medan juga dihuni oleh penduduk dari suku Mandailing (9,36%), Minangkabau (8,6%), Melayu (6,59%), Karo (4,10%), Aceh (2,78%), dan suku-suku lainnya (3,95%). Selain perbedaan suku, Kota Medan juga dihuni oleh penduduk dengan berbagai macam agama. Hal ini terbukti dari data banyak dan beragamnya tempat ibadah di Kota Medan. Tempat ibadah tersebut antara lain masjid (1.033 tempat), musala (699 tempat), gereja (605 tempat), kuil (135 tempat), wihara (34 tempat), dan kelenteng (5 tempat). Berdasarkan sensus tahun 2010, mayoritas penduduk Kota Medan beragama Islam. Penduduk beragama Islam sebanyak jiwa, diikuti oleh penduduk beragama Kristen sebanyak jiwa dan penduduk beragama Budha jiwa. Selanjutnya, penduduk beragama Katolik sebanyak jiwa dan penduduk beragama Hindu sebanyak jiwa. Sisanya, penganut Kong Hu Chu sebanyak 370 orang. Keberagaman suku dan agama penduduk di Kota Medan menjadikan penduduk kota ini lebih terbuka. 3. Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Medan memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang cukup tinggi. Menurut data tahun 2008, IPM Kota Medan adalah 73,29. Angka ini menunjukkan bahwa angka harapan hidup, tingkat pendidikan, dan pengeluaran per kapita penduduk Kota Medan cukup tinggi. IPM Kota Medan merupakan yang tertinggi kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah Pematang Siantar, sedangkan angka harapan hidup penduduk Kota Medan pada tahun 2007 adalah 71,4 tahun. Sementara, jumlah rumah tangga miskin di Kota Medan pada tahun 2009 sebanyak KK. Ketersediaan akses pendidikan bagi penduduk menjadi salah satu alasan di balik tingginya IPM Kota Medan. Ketersediaan akses ini terbukti dari jumlah sekolah yang ada di Kota Medan. Pada tahun 2009, Sekolah Dasar di Kota Medan sebanyak 809 SD, sedangkan jumlah Sekolah Menengah Pertama mencapai 353, Sekolah Menengah Atas sebanyak 205, dan Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 134. Sebagai studi tingkat lanjut, di Kota Medan terdapat Universitas Sumatera Utara, 12

34 Universitas Negeri Medan, Institut Agama Islam Negeri Medan, dan masih banyak universitas swasta yang lain. Sensus BPS tahun 2010 menunjukkan bahwa penduduk tamatan SLTA/sederajat merupakan jumlah terbanyak di Kota Medan. Penduduk tamatan SLTA/sederajat sebanyak jiwa. Selanjutnya, penduduk tamatan SLTP/sederajat menempati urutan kedua, yaitu sebanyak jiwa. Penduduk tamatan SD/sederajat sebanyak jiwa dan menempati posisi ketiga. Urutan selanjutnya ditempati oleh penduduk yang tidak/belum tamat SD, yaitu sebanyak jiwa. Penduduk yang lulus D IV atau S1 berada pada urutan selanjutnya, yaitu sebanyak jiwa. Selanjutnya, terdapat penduduk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak jiwa. Lulusan D III ( jiwa) dan lulusan D I/II ( jiwa) menempati urutan berikutnya. Terakhir, penduduk yang lulus S2/S3 sebanyak jiwa. Penduduk Kota Medan yang masih buta huruf pada sensus BPS tahun 2010 sebanyak Tenaga kerja di Kota Medan didominasi oleh sektor perdagangan yang diisi oleh penduduk. Sektor perdagangan diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan yang digerakkan oleh jiwa penduduk, sedangkan industri pengolahan merupakan sektor ketiga yang menyerap tenaga kerja, yaitu sebanyak jiwa. Secara lebih lengkap dapat dilihat dari tabel berikut. 13

35 Tabel 2.3 Lapangan Usaha Penduduk Kota Medan Jumlah Penduduk Usia Jenis Lapangan Usaha >15 tahun Perdagangan Jasa Kemasyarakatan Industri Pengolahan Transportasi dan Pergudangan Konstruksi/Bangunan Jasa Pendidikan Lainnya Hotel dan Rumah Makan Keuangan dan Asuransi Jasa Kesehatan Perikanan Informasi dan Komunikasi Pertanian Tanaman Padi dan Palawija Perkebunan Listrik dan Gas Hortikultura Peternakan Pertambangan dan Penggalian Kehutanan 739 Diolah dari Sensus Penduduk 2010 oleh BPS ( Menurut data Polresta Medan, jumlah kendaraan di Kota Medan tercatat sebanyak unit. Dari jumlah tersebut, 85,61% di antaranya adalah sepeda motor. Jumlah ini bertambah sekitar 31,23% tiap tahun. Jumlah kendaraan yang tercatat ini melebihi jumlah penduduk Kota Medan yang berjumlah jiwa. 14

36 4. Perekonomian dan Perdagangan Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang memiliki pergerakan ekonomi dan perdagangan yang tinggi. Kota ini mengarahkan perekonomiannya pada sektor-sektor non-primer, khususnya industri pengolahan. Sektor tersier seperti usaha jasa merupakan sektor yang paling besar memberi pemasukan bagi Kota Medan dengan persentase lebih dari 70% pada tahun Sementara sektor sekunder memberi, sumbangan pendapatan hingga hampir 27%. Sektor primer hanya menyumbang sekitar 3% dari total pendapatan kota ini. Total PDRB Kota Medan tahun 2008 sebesar ,77 miliar rupiah. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran menempati urutan pertama yang menyumbang pendapatan daerah kota ini, yaitu sebesar ,49 juta rupiah. Selanjutnya, sektor pengangkutan dan komunikasi berada di peringkat kedua dengan sumbangan pendapatan sebesar ,15 juta rupiah. Industri pengolahan dengan pendapatan sebesar ,81 juta rupiah menempati urutan ketiga. Secara lebih lengkap, pendapatan Kota Medan dapat dilihat dari tabel berikut. 15

37 Tabel 2.4 PDRB Kota Medan atas dasar Harga Berlaku (jutaan rupiah) Lapangan Usaha Pertanian , ,1o ,57 Penggalian 3.089, , ,71 Industri Pengolahan , , ,52 Listrik, Gas, dan Air Minum , , ,65 Bangunan , , ,35 Perdagangan, Hotel, dan , , ,03 Restoran Pengangkutan dan , , ,71 Komunikasi Keuangan, Asuransi, Usaha , , ,60 Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa , , ,43 PDRB , , ,58 Pertumbuhan ekonomi Kota Medan pada tahun 2009 adalah sebesar 6,56%. Adapun Upah Minimum Regional Kota Medan sebesar Rp , Kondisi Media Penetrasi media di Kota Medan tergolong tinggi. Penetrasi hadir dari televisi, radio, serta surat kabar. Setidaknya terdapat 15 stasiun televisi, baik nasional maupun lokal, yang bersiaran di kota ini. Selain 10 televisi swasta nasional, juga terdapat TVRI Sumatera Utara, Deli TV, TV Anak Medan, CNTV, serta DAAI TV Medan. Seluruh televisi swasta nasional memiliki kantor biro di Kota Medan. Jumlah stasiun radio di Kota Medan adalah 43 stasiun, termasuk di dalamnya adalah RRI Pro 1, RRI Pro 2, RRI pro 3, dan RRI pro 4. Selain RRI, radio swasta yang terkenal di Kota Medan antara lain Most FM, Kiss FM, Star FM, I Radio, Elshinta, dan 16

38 Prapanca. Selain itu, juga terdapat beberapa radio yang fokus pada suku atau agama tertentu yang juga mendapat perhatian khusus di kelompok masyarakat tertentu, misalnya Radio Sikamoni yang menjadi rujukan bagi penduduk dari suku Batak Karo. Surat kabar yang beredar di Kota Medan antara lain surat kabar nasional dan surat kabar lokal. Hampir semua surat kabar nasional memiliki biro di Medan, seperti Kompas, Suara Pembaharuan, dan Republika. Untuk surat kabar lokal, harian Analisa, Waspada, Sumut Pos, Sinar Indonesia Baru, Medan Bisnis, Global, dan Pos Metro merupakan harian lokal yang populer. B. Profil Responden Dalam penelitian ini, responden dilihat berdasarkan jenis kelamin, usia, status dalam keluarga, jumlah anggota dalam keluarga, pekerjaan utama dan sambilan, pendidikan terakhir, agama dan suku bangsa, pengeluaran atau uang saku. 1. Jenis Kelamin Jumlah responden penelitian khalayak pendengar RRI di Kota Medan sebanyak 315 orang. Dari jumlah tersebut, jumlah responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 167 (53,02%) dan responden laki-laki sebanyak 148 (46,98%). perempuan, 167, 53.02% laki-laki, 148, 46.98% Grafik 2.1 Jenis Kelamin Responden 2. Usia Dilihat dari usia responden, kelompok usia >33 43 tahun memiliki jumlah terbanyak, yaitu 80 responden (25,40%). Kelompok usia ini diikuti oleh kelompok usia >23 33 tahun. Jumlah kelompok usia ini adalah 72 responden (22,86%). Jumlah responden pada kelompok usia >43 53 tahun sebanyak 59 (18,73%) dan responden 17

39 pada kelompok usia tahun sebanyak 58 (18,41%). Kedua kelompok usia ini menempati urutan ketiga dan keempat. Urutan selanjutnya adalah kelompok usia >53 63 tahun dengan jumlah 28 responden (8,89%). Responden paling sedikit berada pada kelompok usia >63 tahun, yaitu sebanyak 18 orang (5,71%) % 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 18.41% 15 s.d. 23 tahun 22.86% 25.40% 18.73% >23 s.d. 33 tahun >33 s.d. 43 tahun > 43 s.d. 53 tahun 8.89% 5.71% >53 s.d. 63 tahun > 63 tahun Grafik 2.2 Usia Responden 3. Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Berdasarkan status dalam keluarga, responden terbanyak adalah ibu dengan jumlah 115 (36,51%), diikuti oleh responden yang berstatus sebagai kepala rumah tangga, yaitu sebanyak 101 (32,06%). Responden yang berstatus sebagai anak berada pada urutan ketiga dengan jumlah 90 (28,57%). Urutan terakhir adalah responden yang berstatus sebagai saudara, yaitu hanya sebanyak 9 responden (2,86%) % 30.00% 32.06% 36.51% 28.57% 20.00% 10.00% 0.00% Kepala rumah tangga 2.86% Ibu Anak Saudara Grafik 2.3 Status responden dalam keluarga 18

40 Dilihat dari jumlah anggota keluarga yang berada dalam satu rumah dengan responden, frekuensi terbanyak adalah responden yang memiliki anggota keluarga sebanyak 5 orang, yaitu 68 responden (21,59%). Frekuensi ini diikuti oleh responden yang memiliki jumlah anggota keluarga 6 orang, yaitu sebanyak 61 responden (19,37%) dan jumlah anggota keluarga 4 orang, yaitu sebanyak 58 responden (18,41%). Data lebih lengkap tentang jumlah anggota keluarga responden dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2.5 Jumlah anggota keluarga responden Jumlah anggota keluarga Frekuensi Persentase 1 3 0,95% ,71% ,24% ,41% ,59% ,37% ,75% ,49% 9 5 1,59% ,95% ,32% ,63% Total ,00% 4. Pekerjaan Utama dan Sambilan Mayoritas responden dalam penelitian ini bekerja sebagai wiraswasta. Jumlah responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 109 (34,60%). Jumlah wiraswasta ini didominasi oleh responden yang berdagang, yaitu sebanyak 48 responden. Pada urutan berikutnya, responden yang menjadi ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 78 responden (24,76%). Urutan ketiga adalah mahasiswa/pelajar dengan jumlah responden sebanyak 45 (14,29%). Pekerjaan utama responden pada urutan selanjutnya adalah pegawai swasta, pensiunan, guru/dosen, pegawai BUMN/BUMD, dan pegawai PEMDA. Frekuensi pekerjaan utama responden tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 19

41 Tabel 2.6 Pekerjaan utama responden Pekerjaan utama Frekuensi Persentase Guru/Dosen 5 1,59% Pegawai PEMDA 3 0,95% Pegawai BUMN/BUMD 4 1,27% Pegawai swasta 31 9,84% Wiraswasta ,60% Mahasiswa/Pelajar 45 14,29% Pensiunan 12 3,81% Ibu Rumah Tangga 78 24,76% Tidak Bekerja 16 5,08% Lainnya 12 3,81% Total ,00% Dari tabel 2.6 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 16 responden (5,08%) yang tidak bekerja dan 12 responden (3,81%) yang menjawab pekerjaan lainnya. Hasil survei ini juga menunjukkan adanya 35 responden yang memiliki pekerjaan sambilan. Setidaknya ada 10 responden yang menyebutkan berdagang sebagai pekerjaan sambilan mereka. Pekerjaan sambilan lainnya adalah becak, asisten dosen, bengkel, guru privat, dan lain sebagainya. 5. Pendidikan Terakhir Dilihat dari pendidikan terakhir responden, jumlah terbesar adalah responden lulusan SLTA. Jumlah responden ini adalah 192 (60,95%). Urutan berikutnya adalah responden lulusan SLTP yang berjumlah 63 (20%). Lulusan D4/S1 berjumlah 24 responden (7,62%). Pendidikan terakhir responden selanjutnya adalah lulusan SD dengan jumlah responden sebanyak 16 (5,08%) dan lulusan D1/D2/D3 sebanyak 15 responden (4,76%). Grafik 2.4 menggambarkan pendidikan terakhir responden secara lengkap. 20

42 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 60.95% 20.00% 5.08% 4.76% 7.62% 0.32%0.63%0.63% Grafik 2.4 Pendidikan terakhir responden 6. Agama dan Suku Bangsa Kota Medan merupakan kota dengan keberagaman penduduk yang tinggi. Penelitian inipun mengambil responden dari berbagai agama dan suku bangsa. Berdasarkan agama yang dianut, responden terbanyak menganut agama Islam. Responden pemeluk agama Islam berjumlah 252 (80,25%). Jumlah responden terbanyak selanjutnya adalah pemeluk Kristen, yaitu sebanyak 48 responden (15,29%). Responden yang memeluk agama Budha menempati urutan ketiga dengan jumlah responden sebanyak 7 orang (2,23%). Sementara pemeluk agama Katolik dan Hindu, berada di urutan dua terbawah dengan jumlah masing-masing 4 responden (1,27%) dan 3 responden (0,96%). Hindu, 3, 0.96% Budha, 7, 2.23% Katolik, 4, 1.27% Islam, 252, 80.25% Islam Kristen Katolik Budha Hindu Kristen, 48, 15.29% Grafik 2.5 Agama Responden 21

43 Sementara itu, dilihat dari suku bangsa, responden penelitian ini juga beragam, sebagaimana beragamnya penduduk Kota Medan. Responden suku Jawa merupakan responden dengan jumlah terbanyak, yaitu 104 responden (33,02%). Suku bangsa responden terbanyak kedua adalah suku Minang dengan jumlah responden 30 (9,52%). Urutan berikutnya adalah suku Karo dengan jumlah responden 29 (9,21%). 10 besar suku bangsa responden dapat dilihat dari grafik di bawah ini. tapanuli selatan Tamil Batak Toba melayu padang mandailing Batak karo minang jawa 2.22% 2.54% 2.54% 5.71% 7.30% 8.89% 8.89% 9.21% 9.52% 33.02% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% Grafik 2.6 Suku bangsa responden Implikasi responden dengan suku beragam ini sebenarnya juga mencerminkan masyarakat Kota Medan yang juga beragam. Konsekuensi, sebagai lembaga penyiaran publik, RRI harus mampu melayani beragam suku bangsa ini dalam setiap acara yang disiarkan. Masing-masing acara mestinya didesain dalam kerangka proporsionalitas, sesuai dengan persentase masing-masing suku bangsa. Ini penting dilakukan agar kebutuhan masing-masing etnis atau suku bangsa bisa direfleksikan dengan baik. 7. Pengeluaran/Uang Saku Berdasarkan pengeluaran, responden terbagi menjadi 3 kelompok. Pertama, responden yang sudah berkeluarga dibagi berdasarkan jumlah pengeluaran rumah tangga per bulan. Kedua, responden yang sudah bekerja namun belum berkeluarga dibagi berdasarkan pengeluaran pribadi per bulan. Terakhir, responden yang masih sekolah atau kuliah dibagi berdasarkan uang saku per bulan. Dari 315 responden yang disurvei dalam penelitian, sebanyak 223 responden sudah berkeluarga. Dari jumlah ini, kelompok responden terbesar memiliki 22

44 pengeluaran >Rp Rp per bulan, yaitu 69 responden (30,94%). Responden dengan pengeluaran per bulan >Rp Rp dan >Rp Rp memiliki jumlah yang hampir sama, yaitu 52 dan 51 responden (23,32% dan 22,87%). Pengeluaran per bulan responden yang sudah berkeluarga secara lengkap dapat dilihat dalam tabel 2. 7 berikut. Tabel 2.7 Pengeluaran rumah tangga responden Perkiraan Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan (jika berkeluarga) Frekuensi Persentase <= Rp ,00 5 2,24% > Rp ,00 - Rp , ,87% >Rp ,00 - Rp , ,94% > Rp ,00 - Rp , ,32% >Rp ,00 - Rp , ,87% > Rp , ,76% Total ,00% Selanjutnya, responden yang masih lajang (sudah bekerja) sebanyak 47 responden. Dari 47 responden ini, terdapat 21 (44,68%) responden yang menyatakan pengeluaran pribadinya >Rp Rp per bulan. Selanjutnya, diikuti oleh 10 (21,28%) responden yang menyebutkan pengeluaran pribadinya > Rp Rp Urutan selanjutnya adalah responden yang menjawab pengeluaran pribadinya Rp , yaitu sebanyak 6 responden (12,77%). Tabel 2.8 Pengeluaran pribadi responden Perkiraan Pengeluaran Pribadi Per Bulan (jika lajang bekerja) Frekuensi Persentase <= Rp , ,77% > Rp ,00 - Rp , ,68% >Rp ,00 - Rp , ,28% >Rp ,00 - Rp , ,64% >Rp ,00 - Rp ,00 2 4,26% >Rp ,00 3 6,38% Total ,00% Selain yang sudah bekeluarga dan masih lajang, responden penelitian ini juga ada yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa sebanyak 44 responden. Diantara 23

45 jumlah tersebut, responden dengan uang saku per bulan > Rp Rp menempati urutan pertama dengan jumlah 10 responden (22,73%). Urutan berikutnya adalah 8 responden (18,18%) yang mengatakan uang sakunya sebesar > Rp Rp Selanjutnya, responden dengan uang saku Rp menempati urutan berikutnya dengan jumlah 7 responden (15,91%). Tabel 2.9 Uang saku responden Jumlah Uang Saku Per Bulan (jika mahasiswa/pelajar) Frekuensi Persentase <=Rp , ,91% >Rp ,00 - Rp ,00 1 2,27% >Rp ,00 - Rp , ,73% >Rp ,00 - Rp , ,36% >Rp ,00 - Rp , ,36% >Rp ,00 - Rp , ,18% > Rp ,00 - Rp , ,36% >Rp ,00 3 6,82% Total ,00% C. Kebiasaan Bermedia Untuk mengetahui kebiasaan bermedia responden, maka penelitian ini menanyakan jenis media massa yang digunakan responden serta tujuan responden menggunakan jenis media tersebut. Dari sini, akan dapat diketauhi media apa yang paling sering digunakan responden untuk mendapatkan informasi dan hiburan. 1. Peringkat Jenis Media yang Digunakan Televisi masih menjadi media pilihan pertama yang diakses oleh responden di Kota Medan. Berdasarkan tabel 2.10, sebanyak 191 responden (60,63%) menempatkan televisi sebagai pilihan pertama dan 79 responden (25,08%) menempatkan televisi sebagai pilihan kedua. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding media lain. Temuan ini tidak mengejutkan karena televisi memang masih menjadi media massa arus utama yang diakases oleh masyarakat. Sejak kehadiran TVRI pada dekade 60-an, televisi memang perlahan-lahan menggeser keberadaan radio dan kini menjadi media massa yang menguasai masyarakat Indonesia. Meski televisi menjadi media massa yang paling banyak diakses, ternyata radio masih memiliki banyak pendengar. Hal ini terbukti dari hasil penelitian ini. Radio 24

46 menjadi pilihan media yang diakses responden setelah televisi. Terdapat 45 responden (14,29%) yang menempatkan radio sebagai media pilihan pertama yang diakses, sedangkan 124 responden (39,37%) lainnya menempatkan media ini di peringkat kedua dan 76 responden (24,13%) menempatkannya di peringkat ketiga. Ini membuktikan bahwa radio masih menjadi pilihan responden sebagai media yang mereka akses, meskipun tidak pada urutan pertama. Radio menjadi alternatif pertama ketika televisi tidak digunakan. Radio mengalahkan koran, majalah, tabloid, serta belum dapat digeser oleh media baru, internet, yang selama ini diindikasikan akan menggeser seluruh media konvensional. Selanjutnya, koran menempati peringkat ketiga dengan 35 responden (11,11%) yang memilih sebagai pilihan pertama. Jumlah terbanyak adalah 74 responden (23,49%) yang menempatkannya di peringkat ketiga. Sementara 66 responden (20,95%) menempatkan koran di peringkat kedua. Internet hanya dipilih oleh 20 responden (6,35%) di peringkat pertama. Hanya saja, penggunaan internet dipilih oleh 286 responden. Jumlah responden pengakses internet termasuk tinggi. Terdapat 117 responden (37,14%) yang menempatkan internet di peringkat keenam. Meski demikian, ada 46 responden (14,60%) yang menempatkan internet di peringkat ketiga dan 44 responden (13,97%) yang menempatkannya di peringkat kedua. Hal ini menunjukkan bahwa internet kini menjadi media pilihan alternatif dibandingkan majalah dan tabloid. 25

47 Tabel 2.10 Peringkat Jenis Media yang Digunakan Peringkat Koran Majalah Tabloid TV Radio Internet Jumlah Persentasae Jumlah Persentasae Jumlah Persentasae Jumlah Persentasae Jumlah Persentasae Jumlah Persentasae ,11 2 0,63 2 0, , , , ,95 5 1,59 5 1, , , , , ,48 4 1, , , , , , ,57 1 0, , , , , ,25 4 1, , , ,27 5 1, ,30 1 0, , , ,32 1 0,32 Total , , , , , ,10 2. Tujuan Menggunakan Media Adapun tujuan responden untuk mengakses media-media dalam poin di atas adalah untuk mendapatkan informasi, mencari hiburan, sekadar pengisi waktu luang, dan lainnya. Dari alasan-alasan tersebut, alasan mendapatkan informasi merupakan alasan tertinggi. Alasan ini dipilih oleh 148 responden (46,98%), sedangkan alasan mencari hiburan dipilih oleh 111 responden (35,24%). Selain itu, terdapat 30 responden (9,52%) yang mengatakan bahwa mereka mengakses media tersebut hanya sekadar sebagai pengisi waktu luang. Fungsi mendapatkan informasi menjadi alasan terbanyak yang dikemukakan oleh responden. Hal ini menunjukkan bahwa media tidak lagi hanya menjadi sekadar tempat mencari hiburan. Temuan ini dikuatkan oleh temuan dalam FGD di mana beberapa peserta yang sudah berkeluarga menyatakan kebutuhannya memeroleh informasi dari radio seperti informasi kesehatan dan keluarga. Selain itu, remaja pun menyatakan kebutuhannya akan informasi, sebagaimana dikemukakan dalam kutipan FGD berikut. Jadi [siaran RRI] selang-seling aja. Berita diselingi dengan acara hiburan karena biar jelas informasi bagi remaja-remaja juga. Kalau 26

48 dikasih musik saja, kita bergoyang-goyang saja. Padahal, dia butuh informasi macam mana kan, informasi tentang dunia ini. Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa media tidak semata hiburan, tapi juga informasi. Informasi tentang lingkungan di sekitar mereka, baik ekonomi, politik, sosial maupun kebudayaan. Oleh karena itu, media harus dapat memberikan informasi-informasi yang penting dan dibutuhkan oleh pendengarnya % 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 46.98% mendapatkan informasi 35.24% mencari hiburan Grafik % 8.25% sekadar pengisi waktu luang lainnya Tujuan menggunakan media D. Kebiasaan Mendengarkan Radio Kebiasaan mendengarkan radio yang dimiliki oleh responden dapat digunakan untuk merumuskan strategi komunikasi atau strategi siaran yang tepat. Dengan strategi yang tepat, RRI akan dapat terus berkenan di hati dan telinga pendengarnya, bahkan menarik pendengar yang belum mengakses RRI. Kebiasaan mendengarkan radio responden dapat diketahui dari rata-rata durasi per hari mendengarkan radio, waktu yang paling sering digunakan untuk mendengarkan radio, tempat yang paling sering digunakan utnuk mendengar radio, jenis program yang paling sering didengarkan, aktivitas ketika mendengarkan radio, perangkat yang paling sering digunakan, serta gaya penyiar yang paling disukai oleh responden. 27

49 1. Rata-Rata per Hari Mendengarkan Radio Kebiasaan mendengarkan radio responden dapat dilihat dari, salah satunya, rata-rata waktu yang digunakan untuk mendengarkan radio dalam satu hari. Dari 315 responden, persentase terbesar adalah mereka yang mendengarkan antara 1 3 jam per hari. Waktu ini dipilih oleh 155 responden (49,21%). Selanjutnya, responden yang mendengarkan kurang dari satu jam, yaitu 104 responden (33,02%). Ini menunjukkan bahwa rata-rata responden mendengarkan radio dalam sehari tidak lama. Hanya ada 21 responden (6,67%) yang mendengarkan radio lebih dari 5 jam. Dengan begitu, penting bagi stasiun radio untuk membuat program acara unggulan yang ditempatkan di jam-jam tertentu sehingga bisa menarik lebih banyak pendengar % 50.00% 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 33.02% kurang 1 jam 10.79% 6.67% 1-3 jam 3-5 jam di atas 5 jam 0.32% Tidak mengisi Grafik 2.8 Rata-rata per hari mendengarkan radio 2. Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Pukul menjadi waktu yang paling sering dipilih oleh responden untuk mendengarkan radio. Dari 315 responden, ada 87 (27,62%) yang memakai waktu tersebut untuk mendengarkan radio. Selanjutnya, sebanyak 52 responden (16,51%) memilih pukul sebagai waktu untuk mendengarkan radio dan 49 responden (15,56%) memilih pukul sebagai waktu mendengarkan radio. Hal ini menunjukkan bahwa pagi hari dan malam hari menjadi prime time bagi siaran radio. 28

50 Grafik 2.11 Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Waktu yang paling sering digunakan untuk mendengarkan radio Frekuensi Persentase Pukul ,89% Pukul ,62% Pukul ,11% Pukul ,94% Pukul ,84% Pukul ,56% Pukul ,51% Pukul ,32% Tidak mengisi 7 2,22% Total ,00% Temuan FGD meneguhkan temuan di atas. Salah satu peserta FGD yang menjadi ibu rumah tangga menyebutkan,... jam 8 sampai jam 10 itu kan khusus untuk ibu-ibu. Ibu-ibu memasak atau apalah segala macam sambil dengar radio. Tingginya responden yang menjawab jam sebagai waktu favorit mereka bisa jadi karena sebagian besar responden yang mendengarkan radio adalah ibu rumah tangga, sebagaimana yang terlihat dari hasil crosstab yang menyebutkan bahwa jumlah ibu rumah tangga yang mendengarkan radio ada 24,19%. 3. Tempat Paling Sering Digunakan Mendengarkan Radio Rumah menjadi tempat yang paling sering digunakan oleh responden untuk mendengarkan radio, yaitu sebanyak 242 responden (76,83%). Tempat selanjutnya untuk mendengarkan radio adalah di tempat kerja. Sebanyak 36 responden (11,43%) memilih tempat kerja ini untuk mendengarkan radio. Responden yang memilih mendengarkan radio di rumah sangat mencolook. Hal ini sesuai dengan waktu yang digunakan responden untuk mendengarkan radio, yaitu pagi dan malam. Ini berarti bahwa radio didengarkan pada saat istirahat atau ketika aktivitas dilakukan, terutama untuk ibu rumah tangga. 29

51 80.00% 76.83% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 6.35% 11.43% 3.49% 1.90% 0.00% di kendaraan di rumah tempat kerja di tempat umum lainnya Grafik 2.9 Tempat paling sering digunakan untuk mendengarkan radio 4. Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Jenis program acara yang paling sering didengarkan di radio adalah musik. Musik memang tidak dapat dilepaskan dari sebuah siaran radio. Musik menjadi menu utama dalam setiap siaran radio, meski ia seringkali diformat bersama dengan jenis siaran lain, seperti berita atau siaran informasi. Dalam penelitian ini, dari 315 responden, terdapat 227 (72,06%) yang menyebut musik sebagai jenis program yang paling sering didengarkan, diikuti oleh program berita/informasi yang dipilih oleh 68 responden (21,59%). 30

52 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% musik 72.06% 21.59% berita/program informasi lainnya 6.35% Grafik 2.10 Jenis program yang paling sering didengarkan 5. Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Kebiasaan mendengarkan radio responden dapat juga dilihat dari aktivitas ketika mendengarkan radio. Dari 315 responden di Kota Medan, sebanyak 177 (56,19%) diantaranya hanya mendengarkan radio saja, tanpa melakukan aktivitas lain. Sementara itu, sebanyak 128 responden (40,63%) lainnya menyatakan bahwa mereka mendengarkan radio sambil mengerjakan aktivitas lainnya. Beberapa aktivitas yang dilakukan sambil mengerjakan radio adalah mengerjakan pekerjaan rumah tangga (memasak, membereskan rumah, mencuci), bekerja (jualan atau berdagang), atau belajar. Salah seorang peserta FGD yang masih berstatus mahasiswa, Nuria, menyebutkan bahwa radio menjadi teman yang pas saat ia mengerjakan tugas atau belajar. Ia mengatakan, buat mahasiswa, seringnya, kadang buat tugas sambil dengerin radio. Gitu kan lebih konsen. Keuntungan radio adalah ia dapat didengarkan sambil melakukan aktivitas lainnya. Oleh karena itu, meskipun persentase terbesar responden hanya mendengarkan radio tanpa melakukan aktivitas lain, tapi persentase responden yang mendengarkan radio sambil beraktivitas juga relatif tinggi. 31

53 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 56.19% hanya mendengarkan radio 40.63% sambil mengerjakan aktivitas lain Grafik 2.11 Aktivitas ketika mendengarkan radio 6. Perangkat yang Paling Sering Digunakan Radio kini tak lagi hanya dapat didengarkan lewat radio transistor. Perkembangan teknologi menjadikan siaran radio bisa didengarkan lewat internet dan handphone. Meski demikian, radio transistor masih menjadi pilihan pertama untuk mendengarkan radio. Terdapat 183 responden (58,10%) yang menyebutkan bahwa mereka mendengarkan siaran radio lewat radio transistor. Perangkat kedua yang paling banyak digunakan oleh responden adalah handphone. Perangkat ini dipilih oleh 103 responden (32,70%). Pergeseran perangkat yang digunakan untuk mendengarkan radio terjadi tentu karena perkembangan teknologi yang memungkinkan kita untuk mendengarkan siaran radio di mana saja. Adanya perangkat lain selain radio transistor ini perlu mendapat perhatian dari pengelola RRI dalam membuat program acara. Dengan adanya perangkat lain ini, radio kini tidak hanya bisa didengarkan di rumah, tetapi juga di mall atau kampus. Dengan demikian, siaran RRI bisa disesuaikan dengan psikologi pendengar yang lebih mobile. 32

54 60.00% 58.10% 50.00% 40.00% 32.70% 30.00% 20.00% 10.00% 5.08% 4.13% 0.00% mobile phone/hp radio transistor radio mobil radio streaming Grafik 2.12 Perangkat yang paling sering digunakan 7. Gaya Penyiar Paling Disukai Pendengar radio tentu memiliki preferensi terhadap gaya penyiar yang paling menarik perhatian mereka. Menurut hasil penelitian, suara bagus menjadi pilihan pertama yang menarik perhatian responden. Sejumlah 105 responden (33,33%) menyebutkan hal ini. Gaya penyiar selanjutnya yang disukai oleh responden adalah humoris. Gaya ini diminati oleh 94 responden (29,84%). Gaya penyiar yang lugas/tegas berada pada peringkat ketiga, yaitu diminati oleh 40 responden (12,70%). Gaya penyiar yang lain yang diminati oleh responden dapat dilihat juga dalam grafik 2.13 di bawah ini. 33

55 35.00% 30.00% 33.33% 29.84% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 12.70% 9.52% 6.67% 3.17% 2.54% 2.22% 0.00% Grafik 2.13 Gaya penyiar yang paling disukai E. Evaluasi RRI Pro 1 dan Pro 2 Penelitian khalayak pendengar RRI di Kota Medan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan khalayak serta mengetahui pendapat khalayak terhadap siaran RRI. Dari situ, kemudian dapat dibuat rekomendasi untuk strategi penyiaran lembaga ini sehingga RRI lebih melekat di telinga masyarakat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga, dilakukan evaluasi RRI oleh responden, terutama evaluasi terhadap RRI Pro 1 dan RRI Pro 2. Penelitian ini menemukan bahwa lebih dari separuh responden mendengarkan RRI. Dari 315 responden yang disurvei, 215 (68,3%) di antaranya mendengarkan RRI. Sementara 100 responden yang lain (31,7%), tidak pernah mendengarkan RRI. 34

56 68.3% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Ya Tidak 31.7% Grafik 2.14 Pendengar RRI di Kota Medan Berdasarkan usia, responden yang paling banyak mendengarkan RRI adalah kelompok usia >33 43 tahun, yaitu sebanyak 62 (28,84%) dari 215 responden. Selanjutnya, kelompok usia >23 33 tahun, yaitu 48 responden (22,33%). Kelompok usia selanjutnya yang mendengarkan RRI adalah >43 53 tahun dengan responden sebanyak 42 (19,53%). Responden berusia tahun yang mendengarkan RRI sebanyak 33 (15,35%). Kelompok usia lainnya yang mendengarkan RRI adalah >53 63 tahun dan >63 tahun, yaitu sebanyak 18 (8,37%) dan 12 (5,58%). Tentu saja, usia responden ini mempunyai implikasi terhadap RRI. Usia produktif mempunyai kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan berita dan informasi yang berbeda. Mestinya, RRI bisa mengembangkan program berita dan informasi yang benar-benar menyentuh kebutuhan mereka. Kemudian, jika dilihat berdasarkan jenis pekerjaan, maka responden terbanyak yang mendengarkan RRI adalah wiraswasta. Jumlah responden yang memiliki pekerjaan utama sebagai wiraswasta, yaitu 76 responden (35,35%). Jumlah ini diikuti oleh ibu rumah tangga yang berjumlah 52 (24,19%) dan pegawai swasta sejumlah 28 responden (13,02%). 35

57 Tabel 2.12 Pengalaman mendengarkan RRI berdasarkan pekerjaan utama responden Pekerjaan Utama Responden Frekuensi Persentase Wiraswasta 76 35,35% Ibu rumah tangga 52 24,19% Pegawai swasta 28 13,02% Mahasiswa/pelajar 23 10,70% Tidak bekerja 15 6,98% Pensiunan 7 3,26% Lainnya 7 3,26% Guru/dosen 4 1,86% Pegawai BUMN/BUMD 3 1,40% Total ,00% Dari 4 stasiun RRI di Kota Medan, RRI Pro 1 menjadi stasiun yang paling banyak didengarkan. Hampir separuh responden mendengarkan stasiun yang menyiarkan informasi lokal ini, yaitu 106 responden (49,30%). Jumlah ini diikuti oleh stasiun RRI Pro 2 yang didengarkan oleh 86 responden (40%). RRI Pro 3 dan RRI Pro 4 masingmasing didengarkan oleh 17 (7,91%) responden dan 6 (2,79%) responden. 36

58 49.30% 50.00% 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Pro 1 (94,40 FM) 40.00% Pro 2 (96,8 FM) 7.91% Pro 3 (93,1 FM) 2.79% Pro 4 (92,9 FM) 1. RRI Pro 1 Grafik 2.15 Stasiun RRI yang didengarkan responden a. Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 Pendengar RRI Pro 1 tentu memiliki alasan mengapa mereka memilih programa ini untuk didengarkan. Alasan yang paling banyak adalah musuk. Sebanyak 106 responden pendengar RRI Pro 1 menyatakan bahwa mereka mendengarkan Pro 1 karena faktor musik. Responden yang mengemukakan alasan ini sebanyak 45 (42,45%). Alasan terbanyak kedua yang dikemukakan oleh responden adalah program berita. Alasan ini dipilih oleh 25 responden (23,58%). Tabel 2.13 Alasan utama mendengarkan Pro 1 Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 Frekuensi Persentase Penyiar 8 7,55% Musik 45 42,45% Kualitas suara/jernih 7 6,60% Program berita 25 23,58% Program informasi 11 10,38% Lainnya 8 7,55% Tidak Mengisi 2 1,89% Total ,00% 37

59 b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 1 Waktu yang paling sering digunakan oleh responden untuk mendengarkan RRI adalah pukul Hasil ini senada dengan temuan sebelumnya pada kebiasaan mendengarkan radio secara umum. Pukul dipilih oleh 25 responden (23,58%) dari 106 responden yang mendengarkan Pro 1. Selanjutnya, pukul dan pukul menjadi urutan kedua dan ketiga waktu yang paling sering digunakan oleh responden. Pukul digunakan oleh 19 responden (17,92%) dan pukul digunakan oleh 18 responden untuk mendengarkan siaran RRI Pro 1. Untuk lebih lengkap, tabel di bawah ini menyebutkan waktu-waktu yang paling sering digunakan oleh responden untuk mendengarkan radio. Tabel 2.14 Waktu Paling Sering Digunakan Mendengarkan Pro 1 Waktu Paling Sering Digunakan Mendengarkan Pro 1 Frekuensi Persentase Pukul ,98% Pukul ,58% Pukul ,32% Pukul ,26% Pukul ,32% Pukul ,92% Pukul ,60% Total ,00% Data tabel 2.14 menunjukkan bahwa waktu yang paling sering digunakan untuk mendengarkan RRI Pro 1 adalah pagi dan malam hari. Ini berarti RRI Pro 1 didengarkan di luar jam kerja atau pada saat istirahat di rumah. Temuan ini dapat digunakan sebagai dasar menyusun program-program siaran RRI sehingga sesuai dengan psikologi pendengar. c. Jenis musik paling ingin didengarkan di Pro 1 Musik merupakan alasan utama bagi responden untuk mendengarkan radio. Penelitian ini juga menanyakan lebih lanjut tentang jenis musik yang paling disukai responden. Dari 106 responden yang mendengarkan RRI Pro 1, sebagian besar menyatakan bahwa musik pop adalah musik yang paling mereka senangi. Ini dinyatakan oleh sebanyak 42 responden (39,62%). Musik pop sendiri sebenarnya 38

60 masih memiliki beberapa genre turunan. Ada pula jenis musik pop yang bercampur dengan jenis musik yang lain. Selain itu, juga bisa dibedakan antara jenis musik pop baru dan lama. Dalam FGD, beberapa peserta menyebutkan bahwa mereka menginginkan lagu-lagu pop kenangan. Oleh karena itu, penting kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis-jenis musik pop ini sehingga program siaran musik pop benar-benar memenuhi kebutuhan responden atau pendengar. Jenis musik lain yang banyak disukai responden adalah musik dangdut, musik keroncong, dan musik etnik/tradisional. Responden yang menyukai ketiga jenis musik ini memiliki persentase lebih dari 10 persen. Responden yang ingin mendengarkan musik dangdut ada 18 orang (16,98%). Responden yang ingin mendengarkan musik keroncong ada 14 orang (13,21%), sedangkan responden yang ingin mendengarkan musik etnik atau tradisional ada 12 orang (11,32%). Jenis-jenis musik yang lain hanya diinginkan oleh sedikit responden % 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 39.62% 16.98% 13.21% 11.32% 5.66% 4.72% 3.77% 2.83% 1.89% Grafik 2.16 Jenis musik yang ingin didengarkan di RRI Pro 1 d. Acara yang Paling Disukai Berdasarkan hasil survei ini, program acara yang paling disukai oleh responden di RRI Pro 1 adalah acara musik. Acara musik ini disukai oleh 60 responden (56,60%). Selanjutnya, program berita menjadi pilihan acara kedua yang disukai responden dengan jumlah pemilih 30 responden (28,30%). Menarik pula disimak acara 39

61 lainnya yang disebut oleh responden, yaitu ceramah agama. Meskipun jumlah responden yang memilih ini tidak banyak, tetapi ceramah agama ini menjadi salah satu acara yang layak diperhatikan oleh RRI Pro 1 Medan % 56.60% 50.00% 40.00% 30.00% 28.30% 20.00% 10.00% 0.00% 7.55% 7.55% Musik Berita Informasi Lainnya Grafik 2.17 Acara Paling Disukai e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Pendengar RRI Pro 1 tentu tidak hanya mencari musik, tetapi juga informasi. Berdasarkan survei yang dilakukan di Kota Medan, responden menyatakan bahwa informasi keagamaan menjadi informasi yang paling dibutuhkan. Terdapat 22 responden (20,75%) yang menyebutkan jenis informasi ini. Salah satu peserta FGD menyatakan bahwa ia menyukai ceramah agama. Hanya saja, ia mendapati bahwa ceramah agama di RRI disiarkan jam 10.00, sementara ia tak lagi mendengarkan radio pada jam tersebut karena harus keluar rumah untuk bekerja. Selain keagamaan, informasi lain yang dibutuhkan responden adalah informasi selebriti, hukum dan kriminal, olah raga, kesehatan, ekonomi dan bisnis, serta sosial kebudayaan. Masalah kesehatan dan keluarga banyak diminati oleh ibu rumah tangga. Dalam FGD dengan 8 peserta yang diambil dari responden, peserta yang sudah berumah tangga menyatakan kebutuhannya akan informasi kesehatan dan keluarga. 40

62 Kalau seperti kita, ibu rumah tangga, problema rumah tangga itulah yang dicari. Maksudnya kalau, misalnya, ada masalah di rumah tangga, dipecahkan melalui radio itu dengan cara komunikasi gitu, dengan konsultasi. Mungkin permasalahannya sama dengan menyamarkan nama dia, dapat dipecahkan masalahnya. Jadi, walaupun bukan kita yang menelepon,tapi yang lain pasti masalahnya ada yang sama. Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa radio memiliki potensi yang lebih besar untuk membantu memecahkan berbagai persoalan pendengar daripada media massa lain. Radio lebih mudah dekat dengan pendengarnya. Hal ini bisa menjadi potensi yang besar bagi radio untuk terus menjaring pendengar. RRI Pro 1 dapat memanfaatkan kebutuhan informasi pendengar untuk terus meningkatkan khalayaknya dengan mengemasnya dalam sebuah program acara yang apik. Tabel 2.15 Jenis informasi yang paling dibutuhkan dari Pro 1 Jenis informasi yang paling dibutuhkan dari Pro1 Frekuensi Persentase Keagamaan 22 20,75% Selebriti/public figure 18 16,98% Hukum dan kriminal 14 13,21% Olahraga 11 10,38% Kesehatan 11 10,38% Pendidikan 10 9,43% Ekonomi dan bisnis 9 8,49% Sosial-kebudayaan 8 7,55% Lainnya 3 2,83% Total ,00% f. Penilaian responden terhadap RRI Pro 1 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Penelitian ini juga menilai kepuasan responden terhadap siaran musik RRI Pro 1 di Kota Medan. Dari hasil survei, mayoritas responden sudah merasa puas pada siaran musik RRI Pro 1 Kota Medan. Sebanyak 68 responden (64,15%) dari 106 responden yang mendengarkan RRI Pro 1 menyatakan kepuasannya. Sementara 28 responden (26,42%) yang lain, menganggap siaran musik RRI Pro 1 Kota Medan biasa saja. Responden yang menganggap siaran musik RRI Pro 1 Kota Medan kurang memuaskan hanya sedikit. Di sini, bisa dilihat bahwa meskipun responden sudah 41

63 relatif cukup puas, tapi yang mengganggap biasa saja relatif cukup tinggi. Dengan demikian, masih terdapat banyak ruang untuk melakukan perbaikan % 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 4.72% 64.15% 26.42% 1.89% 1.89% Grafik 2.18 Tingkat kepuasan responden atas program berita/informasi 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Selain kepuasan terhadap selera musik, penelitian ini juga ingin mengetahui tingkat kepuasan responden terhadap siaran berita/informasi RRI. Dari 106 responden yang mendengarkan RRI Pro 1 Kota Medan, ada 76 (71,70%) responden yang sudah merasa puas dengan siaran berita/informasi radio ini. Hal ini menunjukkan bahwa siaran berita/informasi RRI Pro 1 Medan sudah sesuai dengan harapan responden. Kualitas berita/informasi radio ini bahkan dianggap sangat memuaskan oleh 3 responden (2,83%). Responden yang belum puas terhadap siaran berita/informasi RRI Pro 1 Kota Medan hanya sedikit. Hasil penelitian ini dikuatkan dengan pendapat peserta FGD yang menyatakan, Kalau kita yang beragama itu, kita lihat RRI semua agama dia siarkan ya. Itu yang membuat berbeda dengan yang lain. Jika dikaitkan dengan jenis informasi yang paling dibutuhkan, yaitu keagamaan, maka tak heran jika responden sudah merasa puas dengan sairan berita/informasi RRI Pro 1. 42

64 80.00% 71.70% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 21.70% 20.00% 10.00% 2.83% 1.89% 1.89% 0.00% sangat puas puas biasa saja kurang memuaskan sangat kurang memuaskan Grafik 2.19 Tingkat kepuasan responden terhadap siaran berita/informasi 3) Kesan terhadap Penyiar Kesan pendengar terhadap penyiar sangat penting untuk diperhatikan. Bagaimanapun, penyiar menjadi hal pertama yang akan menarik perhatian pendengar. Dari 106 responden yang mendengarkan RRI Pro 1 Kota Medan, lebih dari separuh memiliki kesan baik terhadap penyiar. Sebanyak 56 responden (52,83%) menganggap penyiar RRI Pro 1 Kota Medan menyenangkan dan 32 responden (30,19%) menganggap penyiar berwawasan dan cerdas. 43

65 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 6.60% 2.83% 52.83% 30.19% 7.55% Grafik ) Kualitas Suara Kesan terhadap penyiar Kualitas suara/kejernihan RRI Pro 1 Kota Medan sudah dianggap bagus oleh 64 responden (60,38%). Sementara yang menganggap sangat bagus ada 3 orang (2,83%). Sebanyak 27 responden (25,47%) yang lain menyatakan kualitas suara RRI Pro 1 biasa saja. Meski kualitas suara RRI Pro 1 Kota Medan sudah dianggap baik oleh mayoritas responden, tapi perlu diperhatikan juga 10 (9,43%) responden yang menganggap buruk dan 2 responden (1,89%) yang menganggap sangat buruk. Selain itu, responden yang menganggap bahwa kualitas suara Pro 1 biasa saja juga cukup tinggi. Ini yang perlu diperhatikan. Tabel 2.16 Kualitas Suara/Kejernihan RRI Pro 1 Kualitas suara/kejernihan RRI Pro1 Frekuensi Persentase Sangat buruk 2 1,89% Buruk 10 9,43% Biasa saja 27 25,47% Bagus 64 60,38% Sangat bagus 3 2,83% Total ,00% Kualitas suara atau kejernihan memang tergantung pada lokasi responden. Evarina Hutasuhut, seorang responden yang mengikuti FGD, menyatakan bahwa di 44

66 rumahnya (Medan Timur), RRI Pro 1 seringkali kehilangan sinyal saat ia mendengarkan radio. Sementara kalau RRI ini terkadang kalau kita ikutin itu siarannya berita jam 7, setelah itu terkadang lebih kalah dia sinyalnya, kadang redup.... Saya di Pulo Brayan Bengkel.... Iya, jadi terkadang sinyalnya ya kurang, kadang hilang. Krek..krek..krek.. hilang, berganti radio lain... 5) Keunggulan RRI Pro 1 Program berita dan informasi dianggap sebagai keunggulan RRI Pro 1 oleh 55 responden (51,89%). Sementara siaran musik menjadi keunggulan kedua radio ini dengan jumlah responden yang memilih sebanyak 29 (27,36%). Jadwal acara yang jelas, penyiar, variasi program acara, dan kualitas suara menjadi unggulan urutan berikutnya. Kelebihan RRI Pro 1 dalam program berita dan informasi juga diungkapkan oleh beberapa responden yang menyatakan demikian. Berikut ungkapan responden terhadap keunggulan RRI Pro 1: Berita akurat dan dapat dipercaya, berita Pro 1 paling unggul, serta berita yang disiarkan sudah lengkap dan aktual % 51.89% 50.00% 40.00% 30.00% 27.36% 20.00% 10.00% 5.66% 6.60% 5.66% 1.89% 0.94% 0.00% Grafik 2.21 Keunggulan RRI Pro 1 45

67 6) Kekurangan RRI Pro 1 Kekurangan RRI Pro 1 Medan paling utama menurut hasil survei ini adalah variasi program acara. Kekurangan ini dipilih oleh 24 responden (22,64%). Sementara musik, menjadi kekurangan selanjutnya. Dari 106 responden, sebanyak 23 (21,70%) di antaranya menyebutkan musik sebagai kekurangan RRI Pro 1 Medan. Urutan kekurangan selanjutnya adalah kualitas suara, program berita dan informasi, jadwal acara yang jelas, dan penyiar. Program acara yang kurang bervariasi ini juga diungkapkan responden di pertanyaan terbuka dalam kuesioner. Beberapa reponden menyatakan hal ini, seperti tambah program yang lebih bervariasi, variasi program acaranya lebih banyak lagi, tolong dimasuki informasi tentang lifestyle, serta harus meningkatkan informasi tentang perkotaan dan daerah sumut. Kekurangan RRI Pro 1 dalam hal musik juga diungkapkan oleh responden seperti, lagu yang diputarkan kalau bisa yang baru-baru, lagu daerah ditambah jamnya, siaran musik keroncong agar ditambah jamnya, dan musik harus ditingkatkan, harus ditambah 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 22.64% 21.70% 17.92% 16.98% Variasi program acara Musik lainnya Kualitas suara 8.49% 6.60% 5.66% Program berita dan informasi Jadwal acara yang jelas Penyiar Grafik 2.22 Kekurangan RRI Pro 1 2. RRI Pro 2 a. Pengetahuan Responden Atas Slogan RRI Pro 2 RRI Pro 2 memiliki slogan yang baru. Dari 86 responden, 49 (56,98%) mengaku tahu slogan tersebut, sementara 37 (43,02%) yang lain tidak mengetahuinya. Persentase responden yang tidak mengetahui slogan ini cukup besar. Hal ini perlu 46

68 mendapat perhatian dari pengelola RRI Pro 2 Kota Medan. Dalam kaitan ini, diperlukan strategi pemasaran yang baik agar slogan ini dapat melekat di telinga pendengar % 60.00% 50.00% 43.02% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% tahu tidak tahu Grafik 2.23 Pengetahuan responden akan slogan RRI Pro 2 b. Alasan utama mendengarkan RRI Pro 2 Mayoritas responden pendengar RRI Pro 2 menyebutkan musik sebagai alasan utama mendengarkan siaran RRI Pro 2. Musik dipilih oleh 62 responden (72,09%). Alasan lain seperti penyiar, kualitas suara, program berita dan informasi, dan lainnya haya dipilih oleh sedikit responden. Secara lebih lengkap, dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 2.17 Alasan Utama Mendengarkan RRI Pro 2 Alasan Utama Mendengarkan Pro 2 Frekuensi Persentase Penyiar 5 5,81% Musik 62 72,09% Kualitas suara/jernih 6 6,98% Program berita 6 6,98% Program informasi 5 5,81% Lainnya 2 2,33% Total ,00% 47

69 c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 2 Waktu yang paling sering digunakan oleh responden untuk mendengarkan RRI Pro 2 Kota Medan adalah pukul yang dipilih oleh 25 (29,07%). Angka ini tidak jauh berbeda dengan responden yang memilih pukul Jumlah responden yang memilih waktu ini ada 23 (16,74%). Hal ini sama dengan hasil penelitian pada poin-poin sebelumnya yang menyebutkan waktu pagi dan malam hari sebagai waktu favorit untuk mendengarkan radio. Tabel 2.18 Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 2 Waktu Paling Sering Digunakan Mendengarkan Pro 2 Frekuensi Persentase Pukul ,81% Pukul ,07% Pukul ,95% Pukul ,81% Pukul ,49% Pukul ,79% Pukul ,74% Tidak mengisi 2 2,33% Total ,00% d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 Jenis musik pop merupakan jenis musik yang paling diinginkan oleh responden pendengar RRI Pro 2 di Kota Medan. Responden yang memilih jenis musik ini sebanyak 53 (61,63%). Setelah musik pop, jenis musik yang juga ingin didengarkan dari RRI Pro 2 adalah jenis musik dangdut yang dipilih oleh 16 responden (18,60%). Jumlah responden yang memilih jenis musik yang lain, seperti rock, klasik, etnik/tradisional, keroncong, jazz, dan musik country, jumlahnya hanya sedikit. Data lebih lengkap dapat dilihat dari grafik berikut. 48

70 70.00% 61.63% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 18.60% 20.00% 5.81% 3.49% 3.49% 10.00% 2.33% 1.16% 1.16% 2.33% 0.00% Grafik 2.24 Jenis musik paling ingin didengar di Pro 2 Baik responden pendengar RRI Pro 1 maupun Pro 2 menyebutkan jenis musik pop sebagai jenis musik yang paling ingin mereka dengarkan. Temuan FGD menyebutkan perbedaan dari Pro 1 dan Pro 2. Jika dalam Pro 1, peserta diskusi menginginkan jenis musik pop kenangan, maka di Pro 2 yang lebih diinginkan adalah jenis musik pop terbaru. Bayu, salah seorang peserta FGD yang mendengarkan RRI Pro 2 menyebutkan,...lagu-lagu terkini ataupun yang baru-baru itu langsung aja dicari dan langsung diputar. Karena kalau lagu-lagu baru itu kan remaja pasti cari lagulagu tersebut. Gitu. Temuan ini sebenarnya tidak begitu mengejutkan karena segmen yang dibidik Pro 2 memang anak muda. Oleh karena itu, mereka lebih menginginkan lagu-lagu yang sedang hits dibandingkan lagu-lagu pop kenangan atau semacamnya. e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Jenis informasi yang paling dibutuhkan oleh responden pendengar RRI Pro 2 adalah hukum dan kriminal. Informasi ini dipilih oleh 21 responden (24,42%). Jenis informasi yang paling dibutuhkan berikutnya adalah olah raga yang dipilih oleh 17 responden (19,77%). Informasi pendidikan menempati peringkat ketiga dengan jumlah responden pemilih adalah 14 (16,95%). 49

71 Tabel 2.19 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan dari Pro 2 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan dari Pro2 Frekuensi Persentase Hukum dan kriminal 21 24,42% Olahraga 17 19,77% Pendidikan 14 16,28% Selebriti/public figure 12 13,95% Ekonomi dan bisnis 12 13,95% Sosial-kebudayaan 4 4,65% Kesehatan 3 3,49% Keagamaan 2 2,33% Lainnya 1 1,16% Total ,00% f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro 2 Dalam penelitian ini, penilaian responden terhadap Pro 2 akan dilihat berdasarkan penilaian responden atas program musik, berita/informasi, penyiar, dan kualitas suara. Masing-masing dimensi penilaian akan dipaparkan pada uraian berikut. 1) Tingkat kepuasan responden atas siaran musik Untuk mengukur kepuasan responden atas siaran musik digunakan skala Likert. Dari skala itu, ditemukan bahwa sebagian besar responden pendengar RRI Pro 2 Kota Medan sudah puas pada siaran musik RRI Pro 2. Jumlah responden yang menyatakan kepuasannya terhadap siaran musik RRI Pro 2 Kota Medan mencapai 61 responden (70,93%). Jumlah ini ditambah lagi dengan responden yang merasa sangat puas, yaitu sebanyak 6 orang (6,98%). Dengan demikian, dilihat dari siaran musik, penilaian responden sudah sangat baik. Sementara itu, yang menganggap siaran musik RRI Pro 2 biasa saja ada 15 responden (17,44%) dan yang merasa kurang puas terhadap siaran musik RRI Pro 2 ada 4 responden (4,65%). 50

72 80.00% 70.93% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 6.98% 17.44% 4.65% 0.00% sangat puas puas biasa saja kurang memuaskan Grafik 2.25 Kepuasan responden atas program musik 2) Tingkat kepuasan responden atas program berita/informasi Bagi responden, program berita/informasi RRI Pro 2 Kota Medan sudah dianggap memuaskan. Sebanyak 53 responden (61,63%) dari 86 responden yang mendengarkan RRI Pro 2 menyatakan demikian, sementara yang menganggap program berita/informasi di Pro 2 kurang memuaskan ada 6 responden (6,98%). Perlu diperhatikan sebenarnya adalah responden yang menganggap siaran berita/informasi Pro 2 biasa saja, yakni sebesar 24,42%. 51

73 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 5.81% 61.63% 24.42% 6.98% 1.16% sangat puas puas biasa saja kurang sangat memuaskan kurang memuaskan Grafik 2.26 Kepuasan responden atas program berita/informasi 3) Kesan terhadap penyiar Untuk penyiar, kesan responden terhadap penyiar RRI Pro 2 Kota Medan sudah baik. Setidaknya, ada 59 responden (68,60%) yang menganggap penyiar menyenangkan dan 14 responden (16,28%) yang menganggap penyiar berwawasan dan cerdas. Hanya 4 responden (4,65%), yang menganggap penyiar RRI Pro 2 Kota Medan membosankan % 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 4.65% 16.28% 10.47% Grafik 2.27 Kesan terhadap penyiar RRI Pro 2 4) Kualitas suara Kualitas suara menjadi salahs satu alasan kuat seseorang mendengarkan radio. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, kualitas suara menjadi salah satu dimensi 52

74 yang dinilai. Dari keseluruhan responden yang mendengarkan Pro 2, sebanyak 60 responden (69,77%) menganggap kualitas suara RRI Pro 2 Kota Medan bagus dan sebanyak 18 responden (20,93%) menganggap biasa saja. Hanya saja, responden yang masih menyebutkan bahwa kualitas suara RRI Pro 2 masih buruk atau bahkan sangat buruk pun masih ada. Hal ini perlu diperhatikan oleh RRI Pro 2 Medan untuk terus memperbaiki pemancarnya sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah. Ditinjau dari data ini, untuk kualitas suara, RRI Pro 2 bisa dikatakan masih biasa saja karena meskipun persentase terbesar menyatakan bagus, tapi secara keseluruhan responden yang menyatakan biasa saja dan buruk relatif besar. Tabel 2.20 Kualitas suara/kejernihan RRI Pro 2 Kualitas suara/kejernihan RRI Pro 2 Frekuensi Persentase Sangat buruk 1 1,16% Buruk 6 6,98% Biasa saja 18 20,93% Bagus 60 69,77% Sangat bagus 1 1,16% Total ,00% 5) Keunggulan RRI Pro 2 Keunggulan RRI Pro 2 Kota Medan di mata responden yang paling utama adalah musik. Lebih dari separuh responden menyebutkan hal ini, yaitu 47 responden (54,65%). Keunggulan selanjutnya ada di program berita dan informasi yang dipilih oleh 20 responden (23,26%). Keunggulan lain seperti penyiar, jadwal acara yang jelas, variasi program acara, dan kualitas suara hanya dipilih oleh sedikit responden. Keunggulan RRI Pro 2 pada musik dikuatkan dengan beberapa pendapat responden sebagai berikut: semoga tetap berkumandang dengan kualitas musiknya, sudah cukup memuaskan, musiknya sesuai selera saya, dan supaya dipertahankan musik-musik bagusnya. 53

75 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 54.65% Musik 23.26% Program berita dan informasi 6.98% 6.98% 4.65% 2.33% 1.16% Penyiar Jadwal acara yang jelas Variasi program acara lainnya Kualitas suara Grafik 2.28 Keunggulan RRI Pro 2 6) Kelemahan RRI Pro 2 Jika keunggulan RRI Pro 2 Kota Medan terletak pada musik, maka kelemahan yang paling banyak disebutkan oleh responden adalah variasi program acara dan kualitas suara. Dari 86 responden yang mendengarkan RRI Pro 2, sebanyak 19 responden menyebutkan variasi program acara sebagai kelemahan, dan sebanyak 18 responden (20,93%) yang lain menyebutkan kualitas suara sebagai kelemahan. Kelemahan RRI Pro 2 dalam hal kualitas suara banyak dinyatakan responden dalam pertanyaak terbuka di kuesioner yang mereka isi. Berikut komentar responden terhadap kelemahan ini: agar ditingkatkan kualitas suaranya, frekuensinya kadang kotor, serta kadang hilang frekuensi. Kelemahan ini mesti menjadi perhatian RRI Pro 2 Kota Medan agar tak ditinggalkan pendengarnya. 54

76 25.00% 22.09% 20.93% 20.00% 15.00% 18.60% 15.12% 10.00% 8.14% 8.14% 6.98% 5.00% 0.00% Variasi program acara Kualitas suara lainnya Musik Program berita dan informasi Penyiar Jadwal acara yang jelas Grafik 2.29 Kelemahan RRI Pro 2 F. Peta Kompetisi Radio Sebenarnya, tidaklah fair untuk membandingkan RRI sebagai lembaga penyiaran publik dengan lembaga penyiaran swasta karena keduanya membawa misi yang berbeda. Lembaga penyiaran publik seperti RRI tidak hanya sekedar memberikan hiburan kepada masyarakat, tapi yang lebih penting bahwa programprogram berita, hiburan dan informasi yang disiarkannya harus memberi pencerahan kepada masyarakat serta melayani kelompok-kelompok masyarakat yang beragam, bahkan kalangan minoritas. Oleh karena itu, kadang kala, sebuah program siaran hanya didengarkan sedikit orang karena memang ditujukan untuk khalayak spesifik. Di sisi lain, lembaga penyiaran swasta lebih mengedepankan usahausaha untuk mengejar keuntungan meskipun mereka bisa juga menyiarkan programprogram yang mencerminkan layanan publik. Meskipun demikian, mencari keuntungan adalah motif utamanya. Oleh karena itu, memberikan hiburan akan lebih kuat dibandingkan memberikan program informasi yang mencerahkan sehingga akan jauh lebih diminati oleh khalayak. Meskipun demikian, memetakan persaingan semacam ini tetaplah penting bukan demi menunjukkan siapa yang paling 55

77 difavoritkan dan tidak demi kepentingan iklan, tapi yang lebih penting apakah RRIdalam hal ini Pro 1 dan Pro2-masih relatif menarik bagi khalayak. Kedua, yang tidak kalah pentingnya bahwa masing-masing radio mempunyai gaya yang berbeda sehingga kecenderungan atas masing-masing gaya bisa diidentifikasi meskipun untuk yang kedua ini harus dilakukan penelitian lebih lanjut. 1. Radio Terfavorit Berdasarkan hasil riset terhadap 315 responden di Kota Medan, RRI masih menjadi stasiun radio pilihan pertama responden. Setidaknya, ada 78 responden (24,76%) yang menempatkan RRI di peringkat pertama sebagai radio paling sering didengarkan. RRI Pro 1 menjadi urutan keempat sebagai stasiun radio terfavorit responden, yaitu dipilih oleh 23 responden (7,30%), sedangkan RRI Pro 2 menempati urutan kedelapan dengan pemilih sebanyak 9 responden (2,86%). Hasil ini menunjukkan bahwa RRI masih menjadi radio terfavorit bagi responden di Kota Medan. Dari data ini, dapat dilihat bahwa RRI di Kota Medan masih menjadi rujukan penting responden mendengarkan radio. Beberapa radio lainnya diantaranya adalah Simfoni menjadi stasiun radio pilihan kedua bagi responden, yaitu 44 responden (13,97%). Peringkat ketiga ditempati oleh Most FM yang dipilih oleh 37 responden (11,75%). Tabel 2.21 Radio Terfavorit No Peringkat 1 (pertama) Stasiun Radio Paling Sering Didengarkan Frekuensi Persentase 1 RRI % 2 Simfoni % 3 Most % 4 RRI Pro % 5 Sikamoni % 6 Kiss % 7 Citra Buana % 8 RRI Pro % 9 Kardopa % 10 Star % 56

78 2. Alasan Memilih Radio Favorit Musik menjadi alasan yang paling banyak dipilih oleh responden ketika menunjuk radio favorit mereka. Responden yang menjadikan musik sebagai alasan memilih radio favorit sebanyak 199 (63,17%), sedangkan responden yang menyebutkan informasi dan penyiar sebagai alasan memilih stasiun radio favorit hanya sedikit. Gabungan antara musik, informasi, dan penyiar dipilih oleh 72 responden (22,86%). Bagaimanapun, musik masih menjadi alasan utama yang paling banyak dipilih responden untuk memilih stasiun radio favorit. Oleh karena itu, faktor musik juga perlu diperhatikan oleh RRI agar musik yang dipilih sesuai dengan yang diinginkan responden % 63.17% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 22.86% 20.00% 11.43% 10.00% 0.00% 2.22% musik informasi penyiar gabungan antara ketiganya Grafik % Tidak Mengisi Alasan Responden Memilih Radio Terfavorit 3. Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Untuk radio favorit sumber rujukan informasi, RRI masih teryata menempati posisi yang cukup tinggi. Setidaknya, ada 82 responden (26,03%) yang menyebutkan RRI secara umum sebagai radio sumber rujukan informasi. Sementara 44 responden (13,97%) yang lain, menunjuk RRI Pro 1 yang paling favorit sebagai rujukan informasi. 57

79 RRI Pro 2 menempati urutan berikutnya dengan jumlah responden yang memilih sebanyak 33 (10,48%) % 26.03% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 13.97% 10.48% 7.30% 6.98% 6.03% 5.00% 3.49% 2.54% 2.22% 1.90% 0.00% Grafik 2.31 Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi 4. Alasan Radio Favorit sebagai Sumber Rujukan Informasi Responden memilih RRI sebagai radio paling favorit untuk sumber rujukan informasi karena beberapa alasan, diantaranya aktualitas berita. Terdapat 136 responden (43,17%) yang memilih alasan ini. Hal ini berarti hampir separuh dari total responden yang berjumlah 315 orang. Alasan lain yang juga banyak dipilih oleh responden adalah cakupan berita yang luas yang dipilih oleh 56 responden (17,78%). Alasan selanjutnya adalah pilihan tema berita yang sesuai harapan. Alasan ini dipilih oleh 28 responden (8,89%). 58

80 Tabel 2.22 Alasan sebagai Sumber Rujukan Informasi Alasan Menjadi Sumber Rujukan Informasi Frekuensi Persentase Berita aktual/hangat ,17% Cakupan berita luas 56 17,78% Pilihan tema berita sesuai harapan 35 11,11% Berita tidak berpihak 28 8,89% Berita mendalam 18 5,71% Narasumber orang-orang terpercaya 4 1,27% Lainnya 36 11,43% Tidak mengisi 2 0,63% Total ,00% 5. Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Selain radio terfavorit sumber rujukan informasi, penelitian ini juga menanyakan radio terfavorit sumber rujukan hiburan kepada 315 responden. Sebagai radio sumber rujukan hiburan, beberapa radio masuk ke dalamnya, yakni Simfoni yang dipilih oleh 55 responden (17,46%), Most FM yang dipilih oleh 37 responden (11,75%), dan radio Sikamoni yang dipilih oleh 34 responden (10,79%). RRI masih masuk dalam 10 besar radio terfavorit sumber rujukan hiburan. RRI berada di peringkat ketujuh dengan responden yang memilih sebanyak 13 responden (4,13%). 59

81 18.00% 16.00% 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% 17.46% 11.75% 10.79% 6.67% 5.71% 4.13% 4.13% 3.81% 3.49% 3.49% Grafik 2.32 Radio terfavorit sumber rujukan hiburan 6. Alasan sebagai Sumber Rujukan Hiburan Adapun alasan utama responden memilih stasiun radio terfavorit tersebut adalah musik sesuai dengan selera. Alasan ini menjadi alasan yang paling banyak dipilih oleh responden, yaitu oleh 200 responden (63,49%). Alasan lainnya yang mendasari responden memilih radio favorit sumber rujukan hiburan adalah keragaman jenis musik yang diputar di stasiun radio tersebut. Alasan ini dipilih oleh 66 responden (20,95%). Musik atau lagu yang selalu baru juga menjadi alasan yang banyak dipilih oleh responden, yaitu oleh 32 (10,16%). 60

82 Tabel 2.23 Alasan sebagai Sumber Rujukan Hiburan Alasan Menjadi Sumber Rujukan Hiburan Frekuensi Persentase Musik sesuai dengan selera ,49% Keragaman jenis musik yang diputar 66 20,95% Musik/lagu selalu baru 32 10,16% Gaya penyiar 12 3,81% Lainnya 3 0,95% Tidak mengisi 2 0,63 Total ,00% G. Kesimpulan dan Rekomendasi 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, dilihat dari kebiasaan bermedia, radio masih menjadi media yang banyak diakses oleh responden di Kota Medan. Radio berada di peringkat kedua setelah televisi. Hal ini menunjukkan bahwa radio menjadi media alternatif pertama yang diakses oleh responden. Kemudian, jika dilihat dari waktu yang digunakan, maka pagi dan sore/malam hari merupakan waktu yang paling sering digunakan oleh responden untuk mendengarkan radio. Pagi hari adalah antara jam , sedangkan waktu sore/malam hari adalah antara pukul Waktu-waktu favorit ini juga menunjukkan bahwa radio banyak didengarkan ketika responden beristirahat. Adapun jangka waktu untuk mendengarkan radio paling banyak adalah antara satu hingga tiga jam. Responden pendengar radio di Kota Medan masih banyak menggunakan radio transistor. Hanya saja, responden yang mendengarkan radio menggunakan handphone juga banyak, yaitu mencapai 32,70%. Bukan tidak mungkin jika angka ini terus bertambah mengingat handphone saat ini sudah banyak yang mempunyai perangkat radio di dalamnya. Kedua, dilihat dari kebutuhan informasi dan hiburan, dapat disimpulkan bahwa tujuan responden mengakses media massa yang paling banyak adalah untuk mendapatkan informasi. Baru setelah itu, mendapatkan hiburan. Tujuan penggunaan 61

83 media massa untuk mendapatkan informasi dipilih oleh 46,98% responden. Hal ini menunjukkan hasil yang positif mengingat media massa tidak hanya digunakan sebagai hiburan semata, tapi juga sumber informasi yang dipercaya oleh responden. Adapun jenis informasi yang paling dibutuhkan oleh responden dari RRI Pro 1 adalah informasi keagamaan, informasi selebriti/public figure, dan informasi hukum dan kriminal. Temuan ini tidak aneh jika melihat pekerjaan responden yang mendengarkan RRI Pro 1 sebagian besar adalah wiraswasta dan ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 33,96% dan 29,25%. Untuk jenis informasi yang paling dibutuhkan di RRI Pro 2, hukum dan kriminal, olah raga, dan pendidikan. Terkait dengan hiburan, terutama musik, jenis musik yang paling ingin didengarkan responden di RRI Pro 1 adalah musik pop, dangdut, keroncong, serta musik etnik/tradisional. Sama halnya dengan musik yang ingin didengarkan di RRI Pro 1, jenis musik yang paling ingin didengarkan di RRI Pro 2 adalah musik pop dan dangdut. Musik keroncong dan etnik/tradisional tidak banyak dipilih oleh responden pendengar RRI Pro 2. Hal ini wajar jika melihat usia responden pendengar RRI Pro 2 yang kebanyakan relatif masih muda. Ketiga, penilaian responden atas Pro 1 dan Pro 2. Penilaian responden terhadap siaran RRI Pro 1 maupun Pro 2 secara umum sudah baik. Responden sudah merasa puas dengan musik maupun berita/informasi yang disiarkan oleh RRI. Dalam penilaian responden terhadap kelebihan dan kekurangan RRI, responden menyebutkan informasi sebagai kelebihan paling menonjol dari RRI Pro 1 diikuti dengan musik. Sedangkan pada RRI Pro 2, musik menjadi kelebihan paling menonjol diikuti oleh berita/informasi. Kelemahan RRI Pro 1 yang ditunjukkan oleh responden yang paling utama terletak pada variasi program acara yang disebutkan oleh 22,64% responden. Sama halnya dengan RRI Pro 1, kelemahan utama RRI Pro 2 juga ada pada variasi program acara yang ditunjuk oleh 22,09% responden. Selain variasi program acara, kualitas suara juga dianggap sebagai kelemahan, terutama pada RRI Pro 2. Keempat, peta kompetisi radio di Kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian ini, peta kompetisi radio di Kota Medan masih didominasi oleh RRI. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah pendengar RRI yang mencapai 68,3% responden. RRI juga berada di peringkat pertama sebagai stasiun radio terfavorit pilihan responden, diikuti oleh 62

84 Simfoni dan Most FM. Keunggulan ini terutama berkaitan dengan radio sebagai sumber rujukan informasi. RRI menjadi unggulan dalam hal ini. Sementara sebagai sumber rujukan hiburan, RRI hanya berada di peringkat ketujuh. Sayangnya, kebanyakan responden tidak menyebutkan stasiun RRI yang mereka tunjuk secara spesifik. 2. Rekomendasi Dari kesimpulan di atas, beberapa rekomendasi dapat dirumuskan sebagai berikut. Pertama, prime time bagi siaran radio terletak pada pagi dan sore hingga malam hari. Oleh karena itu, informasi dan hiburan yang diminati oleh pendengar dapat disesuaikan dengan waktu tersebut. Bagi RRI Pro 1, informasi yang paling dibutuhkan responden dapat disiarkan pada jam , misalnya, informasi keagamaan di mana ibu-ibu rumah tangga yang membutuhkan informasi ini mendengarkan radio. Kemudian, waktu sore hingga malam hari jam merupakan waktu istirahat sehingga pemilihan lagu atau jenis musik dapat disesuaikan dengan pendengar. Kedua, kualitas informasi harus terus dipertahankan sehingga RRI akan selalu menjadi rujukan pertama bagi pendengar sebagaimana yang telah terjadi selama ini. Sedangkan, sebagai sumber rujukan hiburan, RRI masih lemah. Hal ini perlu disikapi oleh RRI Kota Medan agar terus mengusahakan hiburan yang menarik bagi pendengar. Variasi program acara yang dianggap sebagai kelemahan RRI juga harus diperhatikan dengan membuat program-program yang lebih beragam. Keragaman tersebut dapat dibuat, misalnya, dengan memperbanyak siaran-siaran kedaerahan, seperti informasi potensi daerah (ekonomi dan pariwisata) dan lagu-lagu daerah, terutama di RRI Pro 1 yang memang berisi konten lokal. Ketiga, di beberapa wilayah, kualitas sinyal RRI masih buruk, seperti di Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, yang mana sinyal RRI pada jam-jam tertentu tertimpa oleh siaran radio lain. Oleh karena itu, RRI perlu memperbaiki kualitas sinyalnya agar dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Keempat, ketenaran nama RRI sudah tidak perlu diragukan lagi. Hanya saja, pembagian programa RRI ternyata belum banyak disadari oleh pendengar. Seringkali pendengar hanya mengetahui nama RRI tanpa mengetahui programa mana yang 63

85 didengarnya. Oleh karena itu, penguatan brand tiap-tiap programa RRI perlu dilakukan. Penguatan tersebut dapat dilakukan dengan menambah frekuensi penyebutan programa di setiap acara RRI. Selain itu juga dapat dilakukan dengan kerja sama antarprograma dalam mengiklankan konten siaran sehingga pendengar mengetahui di programa mana hiburan atau informasi yang mereka butuhkan mengudara. Terakhir, untuk mendukung branding tiap programa RRI, perlu dilakukan acara-acara offair seperti acara musik bagi RRI Pro 2 atau temu pendengar, serta kerja sama RRI dengan acara-acara yang diselenggarakan di Kota Medan. 64

86 BAB III RRI KOTA PEKANBARU A. Profil Kota 1. Geografis Pekanbaru merupakan ibu kota Provinsi Riau dengan luas sekitar km 2 dan secara astronomis terletak di antara Lintang Utara dan Bujur Timur. Di bagian utara Pekanbaru berbatasan dengan Kabupaten Siak, di bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan, di bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kampar, sedangkan di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar. Selain berada di tengah Provinsi Riau, Pekanbaru juga berada di lintasan jalur transportasi darat Pulau Sumatera. Pekanbaru juga mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai dan Pelabuhan Laut Sungai Duku dan Bandara Sultan Syarif Kasim II. Hal ini menyebabkan Pekanbaru mempunyai lokasi yang strategis, dan akan semakin strategis seiring dengan perkembangan pembangunan di wilayah Sumatera maupun perkembangan di Malaysia dan Singapura. Kota Pekanbaru mempunyai topografi yang bervariasi, yaitu landai, berombak sampai bergelombang, dengan geologi lahan terdiri dari endapan alluvium muda yang terbentuk akibat pengangkutan dan pengendapan sisa-sisa bahan induk oleh aliran sungai. Lahan jenis ini mempunyai karakteristik yang rentan terhadap gangguan alami maupun pengolahan lahan yang berlebihan. Kota ini dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dan berada pada ketinggian berkisar antara 5-50 meter di atas permukaan laut. Kota ini termasuk beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 34.1 C hingga 35.6 C, dan suhu minimum antara 20.2 C hingga 23.0 C Secara administrasi pemerintahan, Kota Pekanbaru dikepalai oleh Walikota, yang berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2003 dimekarkan dari 8 wilayah administrasi kecamatan menjadi 12 wilayah administrasi Kecamatan. Wilayah administrasi Kecamatan selanjutnya terbagi lagi menjadi Kelurahan, yang berdasarkan Peraturan 65

87 Daerah Nomor 4 Tahun 2003, dimekarkan dari 50 wilayah addministrasi kelurahan menjadi 58 wilayah administrasi kelurahan. Berikut adalah daftar kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru. Tabel 3.1 Banyaknya Kecamatan, Kelurahan, dan Perangkat Kelurahan di Pekanbaru No Kecamatan Jumlah Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT 1 Tampan Payung Sekaki Bukit Raya Marpoyan Damai Tenayan Raya Lima Puluh Sail Pekanbaru Kota Sukajadi Senapelan Rumbai Rumbai Pesisir Jumlah Berdasarkan letaknya, wilayah Pekanbaru bisa dibedakan menjadi dua, yaitu wilayah selatan dan utara Sungai Siak. Pada wilayah utara Sungai Siak, hanya terdapat dua kecamatan dengan wilayah yang sangat luas, yaitu kecamatan Rumbai (128,85 km 2 ) dan Rumbai Pesisir (157,33 km 2 ). Keberadaan Sungai Siak yang membelah tepat di tengah wilayah Pekanbaru berakibat pada kesenjangan pembangunan di kedua wilayah. Perkembangan wilayah selatan Sungai Siak, yang merupakan pusat pemerintahan berada, cenderung lebih cepat. Aktivitas pembangunan lebih banyak terjadi di wilayah selatan. Oleh karena itu, fasilitas publik lebih banyak dijumpai di sana. 66

88 Sementara di wilayah utara, fasilitas publik lebih sedikit. Mengingat wilayah utara hanya terdiri dari dua kecamatan dengan wilayah yang sangat luas dan jumlah penduduk yang sedikit. Sebagian besar lahan di wilayah utara merupakan rawa bergambut. Sebagian lagi digunakan sebagai perkebunan dan pertambangan. Meskipun fasilitasfasilitas publik di wilayah utara jauh lebih sedikit, namun kondisinya jauh lebih baik daripada fasilitas milik pemerintah karena dikelola oleh perusahaan minyak asing terbesar yang ada di Riau. 2. Demografi Populasi penduduk Pekanbaru berdasarkan data sensus tahun 2010 adalah sebanyak jiwa. Dengan perbandingan, antara laki-laki dan perempuan relatif berimbang. Penduduk lak-laki sebanyak jiwa sedangkan penduduk perempuan sebanyak jiwa. Dengan luas km 2, Pekanbaru memiliki kepadatan penduduk rata-rata jiwa/km 2. Jika dilihat dari kepadatan penduduk per kecamatan, maka kecamatan Sukajadi merupakan kecamatan terpadat penduduknya yang mencapai angka jiwa/km 2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir dengan tingkat kepadatan 502 jiwa/km 2 dan 411 jiwa/km 2. Saat ini, populasi Kota Pekanbaru didominasi oleh penduduk kelompok usia produktif (15-59 tahun) sebanyak jiwa. Kelompok usia terbanyak kedua, yaitu golongan anak-anak (0-14 tahun) sebanyak jiwa, sedangkan penduduk kelompok usia manula hanya jiwa. Jumlah penduduk usia produktif yang cukup besar ini merupakan aset berharga bagi pembangunan Kota Pekanbaru. Berikut rincian jumlah penduduk berdasarkan kategori usia. 67

89 Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Total Dari jumlah 67% penduduk usia produktif, sebagian besar sudah terserap dalam lapangan kerja. Tingkat pengangguran sebesar 6,92% saja pada saat disensus. Pekanbaru merupakan kota multietnis. Etnis Minang merupakan kelompok masyarakat terbanyak, yaitu 37,96% dari total penduduk. Jumlah yang besar ini tak lepas dari sejarah awal Pekanbaru yang sebelumnya menjadi jalur transportasi utama para pedagang dari tanah Minang menuju Selat Malaka. Bisa dikatakan etnis Minang adalah nenek moyang pertama penduduk Kota Pekanbaru. Sampai sekarang, sebagian besar 68

90 masyarakat Minang bekerja sebagai pedagang. Etnis yang terbanyak kedua adalah Melayu, yaitu sebanyak 26,10%. Hal ini tidaklah mengherankan karena Propinsi Riau sendiri pernah menjadi pusat kebudayaan melayu peninggalan kerajaan Siak. Selanjutnya, ada suku Jawa (15,70%), Batak (11,06%), dan Tionghoa (2,50%). Kedatangan suku Jawa bermula pada era penjajahan Jepang. Mereka adalah para petani yang dikirim ke Sumatra sebagai romusha untuk mengerjakan pembangunan rel kereta api. Dari segi agama yang dianut, sebagian besar penduduk Pekanbaru memeluk agama Islam (85,49%), Kristen Protestan (9,68%), Katolik (1,27%), Budha (3,49%), Hindu (0,03%), Konghucu (0,03%), lainnya (0,01). Jumlah penganut agama ternyata juga paralel dengan jumlah rumah ibadah masing-masing agama. Peringkat pertama, yaitu masjid (588), disusul kemudian gereja Protestan (55), gereja Katolik (37), Vihara (8), dan Klenteng (9) yang tersebar di seluruh wilayah Kota Pekanbaru. 3. Sosial Dari aspek pendidikan, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat dari angka partisipasi pendidikan yang tinggi. Pada kelompok umur 7-12 atau pendidikan dasar, angka partisipasi pendidikan mencapai 99,2%. Pada kelompok usia sebanyak 96,0%, sedangkan pada kelompok usia angka partisipasi menurun hingga 77,8%. Dari data ini, bisa kita lihat bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin rendah angka partisipasi pendidikan. Hal ini bisa saja terjadi karena faktor-faktor antara lain biaya, akses fasilitas pendidikan, minat siswa, dan kesadaran orang tua. Namun begitu, dalam kurun waktu , angka melek huruf penduduk Kota pekanbaru mulai umur 10 ke atas makin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan sensus pada tahun 2010 angka melek huruf Pekanbaru sebesar 99,87%. Dilihat dari tingkat pendidikan yang berhasil ditamatkan oleh penduduk kota Pekanbaru, maka sebanyak 39,83% dari total penduduk berusia di atas 10 berhasil menyelesaikan pendidikan hingga SLTA/SMK/MA yang merupakan persentase yang paling besar. Frekuensi tertinggi kedua yaitu lulusan SLTP/MTs sebesar 19,57%. Penduduk yang lulusan SD/MI sebanyak 15,38%. Sayangnya, masih ada juga penduduk yang tidak memiliki ijazah pendidikan sama sekali, yaitu sebanyak 12,56%. Hanya 12,66% saja 69

91 penduduk yang memiliki ijazah perguruan tinggi dengan rincian lulusan diploma sebanyak 4,56% dan lulusan DIV/S1/S2/S3 sebanyak 8,10% saja. Dari data ini, kita bisa tarik kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkatan pendidikan semakin sedikit pula penduduk yang berhasil menyelesaikannya. Keberhasilan pendidikan juga salah satunya ditunjang oleh ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai. Secara keseluruhan, jumlah SD/MI baik milik negeri atau swasta ada 286 unit, SLTP/MTs sebanyak 119 unit, SLTA/SMK/MA sebanyak 98 unit. Jumlah perguruan tinggi di Pekanbaru cukup banyak, yaitu 42 perguruan tinggi. Beberapa perguruan tinggi yang terkenal di Pekanbaru antara lain Universitas Riau (UNRI), UIN Sultan Syarif Kasim, Universitas Muhammadiyah Riau,Universitas Islam Riau, dan Universitas Lancang Kuning. Indeks pembangunan manusia di Pekanbaru dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, angka harapan hidup naik dari 71,24 menjadi 71,45. Pada tahun tersebut, upah minimum regional (UMR) naik sekitar 12% dari Rp menjadi Rp , sementara pengeluaran rata-rata per kapita hanya berkisar Rp Bisa kita lihat antara upah minimum dengan pengeluaran rata-rata per kapita ada selisih yang relatif banyak untuk saving. Tak heran, jika Indeks Pembangunan Manusia kota Pekanbaru mengalami kenaikan dari 77,86 menjadi 78,27. Terdapat lima sektor pekerjaan utama yang digeluti penduduk kota Pekanbaru. Peringkat pertama adalah sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel menjadi pekerjaan 35,74% penduduk. Peringkat kedua adalah sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan yang digeluti sebanyak 31,20% penduduk. Sektor pekerjaan favorit berikutnya adalah bangunan (10,32%), industri pengolahan (7,25%), dan angkutan, pergudangan, serta komunikasi (5,39%). 4. Ekonomi dan Perdagangan Sejak dulu, perdagangan menjadi penopang utama perekonomian Kota Pekanbaru. Kawasan Senapelan yang berada di tepi Sungai Siak secara historis telah menjadi kawasan perdagangan yang merupakan cikal bakal berdirinya Kota Pekanbaru. 70

92 Sektor perdagangan dan jasa saat ini menjadi andalan Kota Pekanbaru, yang terlihat dengan menjamurnya pembangunan ruko pada jalan-jalan utama kota ini. Selain itu, muncul beberapa pusat perbelanjaan modern, diantaranya Plaza Senapelan, Plaza Citra, Plaza Sukaramai, Mal Pekanbaru (2003), Mal SKA (2005), Mal Ciputra Seraya (2004), Lotte Mart, Metropolitan Trade Center, dan Giant. Belum lagi dengan maraknya dibangun hotel-hotel baru seperti Hotel Grand Jatra (bintang 4) pada tahun 2003, Hotel Ibis (bintang 3) pada tahun 2004, Hotel Quality (bintang 4) pada tahun 2006, Hotel Aston (bintang 3) pada tahun 2007 dan lain-lain. Berdasarkan laporan tahun 2010 sektor perdagangan besar maupun eceran, rumah makan, dan hotel secara keseluruhan menyumbang PDRB paling banyak 9,464,316,850,000. Meskipun pusat-pusat perbelanjaan modern mulai menjamur, pemerintah tidak serta merta mengabaikan pasar-pasar tradisional yang sudah sejak lama ada. Beberapa pasar tradisional yang masih berdiri, antara lain Pasar Bawah, Pasar Raya Senapelan (Pasar Kodim), Pasar Andil, Pasar Rumbai, Pasar Limapuluh dan Pasar Cik Puan Sektor konstruksi menjadi penyumbang terbanyak kedua yaitu sebesar 8,811,458,880,000. Ini menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur fisik kota Pekanbaru terus berlangsung. Sementara dalam pertumbuhan bidang industri di Kota Pekanbaru terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 3,82 %, dengan kelompok industri terbesar pada sektor industri logam, mesin, elektronika dan aneka, kemudian disusul industri pertanian dan kehutanan. Sektor Industri menyumbang PDRB sebesar 7,427,790,120,000. Kehadiran perusahaan minyak, pabrik pulp dan kertas, serta perkebunan kelapa sawit beserta pabrik pengolahannya turut mempengaruhi perkembangan ekonomi Pekanbaru akhir-akhir ini. Pada triwulan I 2010, inflasi mengalami peningkatan sebesar 0.79%, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 0.30%. Banyak pihak mengira PDRB Kota Pekanbaru didongkrak oleh sektor migas dan pertambangan. Namun, pada kenyataannya, sektor pertambangan dan penggalian hanya menyumbang 5,896,160,000. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang 71

93 274,001,160,00. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi kota Pekanbaru di tahun 2010 adalah sebesar 8, Akses Media Sebagai ibukota propinsi Riau, Kota Pekanbaru merupakan daerah dengan penetrasi media tertinggi baik dari ragam media maupun jumlah media. Untuk media siaran televisi, misalnya, selain 10 stasiun televisi swasta dari Jakarta terdapat 5 stasiun televisi lokal lainnya, yaitu TVRI, Riau Channel, IN TV, ESA TV, Quest TV. TVRI Riau telah berdiri sejak tahun 1997, sementara Pekanbaru TV merupakan stasiun televisi swasta pertama di kota ini, walau sempat mengudara pada tahun Namun, beberapa tahun kemudian ditutup karena masalah keuangan. Riau TV yang berada dalam konsorsium Group Jawa Post, mengudara sejak tahun 2001, beberapa tahun kemudian berafiliasi dengan RTM-1 milik Malaysia. Untuk siaran radio, selain empat channel RRI, ada 51 stasiun radio. RRI Pekanbaru merupakan stasiun radio penyiaran publik yang didirikan tahun 1959, dan memainkan peranan penting selepas berakhirnya PRRI. Sampai sekarang, RRI merupakan radio favorit bagi masyarakat Pekanbaru. Selain RRI, beberapa radio swasta juga menjadi pilihan siaran yang sering didengar masyarakat untuk mendapatkan informasi maupun hiburan. Radio tersebut antara lain Gress FM, CBS FM, Barabhas, Cendana, Aditya, Persada, Monaria, dan Smart FM. Untuk media cetak, Genta merupakan surat kabar lokal pertama yang terbit di Pekanbaru tahun Surat kabar ini beroplah 2 ribuan dan disponsori oleh pemerintah provinsi Riau waktu itu. Saat ini, ada kurang lebih 56 media cetak yang beredar di Pekanbaru. Namun beberapa media cetak jenis surat kabar yang cukup banyak dikenal masyarakat Kota Pekanbaru antara lain Haluan Riau, Riau Pos, Tribun Pekanbaru, Pekanbaru Pos, Riau Tribune, Pekanbaru MX dan Koran Riau. 72

94 B. Profil Responden Penelitian khalayak pendengar radio di Pekanbaru ini melibatkan 315 responden. Dalam penelitian ini, profil responden akan dilihat meliputi jenis kelamin, usia, status dalam keluarga dan jumlah anggota keluarga, pekerjaan, pendidikan, agama dan suku bangsa, dan pengeluaran atau uang saku. 1. Jenis Kelamin Dari 315 responden, jumlah responden laki-laki lebih sedikit lebih banyak bila dibandingkan dengan responden perempuan. Responden laki-laki berjumlah 165 (51,43%), sedangkan responden perempuan berjumlah 152 (48,25%) orang. Sementara itu, ada satu responden yang tidak menjawab (lihat grafik 3.1). perempuan, 152, 48.25% Tidak mengisi, 1, 0.32% laki-laki, 162, 51.43% Grafik 3.1 Jenis Kelamin 2. Usia Jika dilihat dari usia responden, kelompok usia >23 s.d. 33 tahun menempati peringkat pertama, yaitu sebanyak 126 (40,00%) responden. Peringkat kedua terbanyak terdapat pada kelompok usia >33 s.d. 43 tahun dengan frekuensi 63 (20%) responden. Kelompok usia paling muda, yaitu 15 s.d. 23 tahun menempati urutan ketiga terbanyak dengan frekuensi 60 (19,05%) responden. Kelompok usia terendah ditempati oleh responden yang berusia di atas 63 tahun, yaitu sebanyak 4 (1,27%) responden. Dari data 73

95 tersebut, bisa kita ambil kesimpulan bahwa pendengar radio di Pekanbaru didominasi oleh orang berusia produktif. Data ini selaras dengan data statistik yang menempatkan usia produktif berada pada posisi paling besar % 19.05% 20.00% 15.87% 3.81% 1.27% 15 s.d. 23 tahun >23 s.d. 33 tahun >33 s.d. 43 tahun > 43 s.d. 53 tahun >53 s.d. 63 tahun > 63 tahun Grafik 3.2 Usia Responden 3. Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Dilihat dari status responden dalam keluarga, sebagian besar pendengar radio di Pekanbaru masih berstatus anak, yaitu sebanyak 146 (46,35%) responden. Responden yang berstatus ibu dan kepala keluarga jumlahnya relatif sama, yaitu 76 (24,13%) responden dan 73 (23,17%) responden. Selain itu, ada 6 responden (1,90%) menjawab sebagai saudara. Sementara 14 (4,44%) responden, menjawab sebagai orang lain, yaitu orang yang tidak memiliki hubungan darah dengan kepala rumah tangga seperti pembantu. Dilihat dari jumlah anggota keluarga, rata-rata memiliki keluarga yang tidak terlalu besar. Responden yang berjumlah 4 orang merupakan yang terbanyak, yaitu sebanyak 88 responden (27,94%). Selanjutnya, keluarga dengan jumlah anggota 5 orang menduduki frekuensi terbanyak kedua, yaitu 64 (20,32%) responden. Ada juga responden 74

96 dengan jumlah anggota keluarga sangat besar (11, 13, 15 orang) masing-masing 1 responden (0,32%) % 23.17% 24.13% 1.90% 4.44% Kepala rumah tangga Ibu Anak Saudara Orang lain Grafik 3.3 Status Responden dalam Keluarga 4. Pekerjaan Utama dan Sambilan Jenis pekerjaan atau aktivitas keseharian akan memengaruhi jenis informasi atau hiburan yang akan diakses responden. Jenis pekerjaan juga berkaitan dengan waktu yang biasa digunakan untuk mengakses radio. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, pekerjaan utama responden juga dilihat. Dilihat dari jenis pekerjaan atau aktivitas keseharian, frekuensi tertinggi ditempati oleh mahasiswa/pelajar, yaitu sebanyak 107 responden atau 33,97%. Responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 59 (18,73%) responden. Selanjutnya, responden dengan status ibu rumah tangga menduduki peringkat ketiga, yakni 46 (14,60%) responden. Ada 36 (11,43%) responden yang bekerja sebagai pegawai swasta. Ada juga pendengar yang tidak bekerja, sebanyak 16 (5,08%) responden, sementara responden yang berstatus pegawai pemerintah daerah hanya sejumlah 12 (3,81%) responden. Ada seorang responden yang tidak mengisi jawaban. 75

97 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 18.73% 11.43% 3.49% 3.81% 1.59% 33.97% 3.17% 14.60% 5.08% 3.81% Grafik 3.4 Pekerjaan Responden 5. Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir, orientasi, dan cara pandang seseorang terhadap media sebagai sumber informasi dan hiburan. Data kuesioner menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir responden di wilayah Pekanbaru yang paling banyak adalah lulusan SLTA dengan jumlah 193 responden (61,27%). Responden yang lulusan SLTP ada sebanyak 48 responden (15,24%), sedangkan responden yang berhasil menyelesaikan pendidikan D4/S1 ada 45 responden (14,29%). 76

98 70.00% 61.27% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 2.22% 15.24% 6.03% 14.29% 0.63% 0.32% Grafik 3.5 Pendidikan Terakhir Responden 6. Agama dan Suku Bangsa Ada sebuah kecenderungan bahwa program-program agama banyak diminati oleh responden, dan karenanya-sebagai lembaga penyiaran publik-penting bagi RRI untuk merespon hal tersebut. Oleh karena itu, dalam profil responden, hendak diketahui pula agama masing-masing responden bukan bertujuan Sara, tapi sekedar mengetahui proporsi agama di Kota Pekanbaru. Ini karena sebuah lembaga penyiaran publik yang baik adalah yang melayani kebutuhan informasi publik secara proporsional. Dari 315 responden, sebanyak 297 responden (96, 12%) merupakan pemeluk agama Islam. Responden yang beragama kristen sejumlah 10 responden (3,24%). Responden yang menganut agama Budha dan Hindu di Pekanbaru masing-masing 1 responden (0,32%) dan ada 6 responden (1,90%) yang tidak memberikan jawaban. 77

99 Kristen, 10, Budha, 1, Hindu, 1, 3.24% 0.32% 0.32% Islam, 297, 96.12% Islam Kristen Budha Hindu Grafik 3.6 Agama Responden Mengenai suku, khalayak pendengar radio di Pekanbaru termasuk heterogen. Keragaman suku, dalam hal ini, berarti juga keragaman budaya dan kebutuhan informasi, yang mestinya direfleksikan oleh RRI. Berdasarkan survei pada 315 responden, sebanyak 119 responden (37,78%) berasal dari suku Melayu. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak di antara suku lain yang menjadi responden. Pada peringkat kedua, suku Minang menyusul dengan frekuensi 98 responden (31,11%). Kemudian, disusul responden yang menjawab berasal dari suku Jawa, yakni 39 responden (12,38%) dan Batak sejumlah 22 responden (6,92%). Ada 4 orang yang tidak mengisi. Secara umum, keempat suku tersebut merupakan suku terbanyak yang ada di antara penduduk Kota Pekanbaru. Sebagian penduduk merupakan keturunan dari pernikahan antarsuku sehingga status suku generasi menjadi agak rancu untuk mengklasifikasikan ke dalam salah satu suku tertentu. 78

100 Tionghoa Sunda Sinaga Sihombing Minang Tanjung Minang - suku pisang Mandailing Madura Ling Lampung Jawa - Minang Guci (Sumbar) Gorontalo Flores Banjar - Melayu Banjar - Jawa Jawa - Melayu Chaniago Tanjung Banjar Koto Batak Jawa Minang Melayu 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.32% 0.63% 0.63% 1.27% 1.27% 1.59% 6.98% 12.38% 31.11% 37,78% Grafik 3.7 Suku Asal Responden 7. Pengeluaran/Uang Saku Pertanyaan tentang pengeluaran rumah tangga atau uang saku bagi pelajar ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ekonomi responden. Kondisi perekonomian ini secara tidak langsung berkaitan dengan kebiasaan bermedia seperti cara mengakses dan teknologi yang digunakan. Di sini, responden dibedakan menjadi tiga, yaitu responden yang sudah berumah tangga, lajang, dan pelajar. Perkiraan pengeluaran rumah tangga per bulan dibatasi mulai dari kategori terendah Rp hingga kategori tertinggi di atas Rp Dari 315 responden, ternyata ada 161 responden yang sudah berumah tangga. Frekuensi tertinggi untuk pengeluaran rumah tangga per bulan ini jatuh pada rentang > , 79

101 yaitu sebanyak 37 responden (23,0%). Selanjutnya, responden dengan pengeluaran lebih dari per bulan menempati urutan kedua dengan frekuensi 35 responden (21,7%). Sedangkan rentang pengeluaran yang paling sedikit adalah responden dengan pengeluaran kurang dari per bulan yang hanya 10 responden (6,2%). Tabel 3.3 Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan Perkiraan pengeluaran rumah tangga perbulan (jika berkeluarga) Frekuensi Persentase <= Rp , ,2% > Rp ,00 - Rp , ,5% >Rp ,00 - Rp , ,4% > Rp ,00 - Rp , ,0% >Rp ,00 - Rp , ,1% > Rp , ,7% Total ,0% Berikutnya adalah responden yang sudah bekerja tetapi masih lajang. Terdapat 49 responden yang masuk dalam kategori ini. Rentang pengeluaran per bulan dimulai dari Rp hingga lebih per bulan. Frekuensi tertinggi pengeluaran ada pada rentang pengeluaran per bulan yang dijawab oleh 14 responden (28, 57%). Urutan kedua, ditempati responden yang memiliki pengeluaran per bulan yaitu sebanyak 11 responden (22,45%), sedangkan frekuensi terendah pengeluaran untuk responden lajang adalah , yang hanya sebanyak 7 responden (14,29%). 80

102 Tabel 3.4 Pengeluaran Pribadi Per Bulan Perkiraan pengeluaran pribadi per bulan (jika lajang bekerja) Frekuensi Persentase > Rp ,00 - Rp , ,45% >Rp ,00 - Rp , ,29% >Rp ,00 - Rp , ,57% >Rp ,00 - Rp , ,37% >Rp , ,33% Total ,00% Kelompok responden berikutnya adalah pelajar atau mahasiswa. Kelompok ini cukup besar, yaitu ada 106 responden. Responden dengan uang saku antara Rp Rp merupakan kelompok terbesar, yaitu sebanyak 26 responden (24,5%). Kelompok terbesar kedua adalah responden dengan uang saku lebih dari Rp yaitu sebanyak 15 responden (14,2%). Urutan berikutnya adalah kelompok responden dengan uang Rp Rp dan Rp Rp , masing-masing sebanyak 14 responden (13,2%). Hanya 6 responden (5,7%) yang memiliki uang saku kurang dari

103 Tabel 3.5 Uang Saku Pelajar/Mahasiswa Per Bulan Jumlah uang saku per bulan (jika mahasiswa/pelajar) Frekuensi Persentase <=Rp ,00 6 5,7% >Rp ,00 - Rp , ,5% >Rp ,00 - Rp , ,3% >Rp ,00 - Rp , ,3% >Rp ,00 - Rp ,00 7 6,6% >Rp ,00 - Rp , ,2% > Rp ,00 - Rp , ,2% >Rp , ,2% Total ,0% C. Kebiasaan Bermedia 1. Peringkat Jenis Media yang Digunakan Dalam hal kebiasaan bermedia, tahap paling awal penelitian ini adalah meminta responden untuk memberi peringkat pada jenis media apa yang sering digunakan. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui jenis media apa yang paling memiliki tingkat aksesibilitas paling tinggi. Dalam penelitian ini, televisi tampaknya masih menjadi media primadona. Diikuti setelahnya, media radio, surat kabar, tabloid, dan internet. Survei di Pekanbaru ini menunjukkan bahwa dari 315 responden, 256 responden (81,27%) menempatkan televisi sebagai peringkat pertama. Radio dipilih oleh 16 responden (5,08%) sebagai media yang paling sering diakses. Menariknya, ada 28 responden (8,89%) memilih internet sebagai media pertama, lebih banyak daripada koran yang hanya dipilih oleh 10 responden (3,17%). Selanjutnya, responden cenderung menempatkan radio sebagai media favorit kedua setelah televisi. Sebanyak 131 responden (41,59%) sepakat akan hal itu. Kemudian, 82

104 89 responden (28,25%) memilih internet sebagai media sekunder favorit dibandingkan koran (17,78%) dan televisi (8,25%). Untuk peringkat ketiga media yang sering digunakan, 102 responden (32,38%) setuju menempatkan koran di posisi ini. Oleh karena itu, wajar jika koran menjadi pilihan ketiga setelah televisi dan radio karena untuk mengakses koran seseorang memerlukan usaha yang lebih daripada mengakses televisi maupun radio. Tabel 3.6 Peringkat Media yang Paling Sering Digunakan Peringkat Nama Media Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen Koran 10 3,17% 56 17,78% ,38% 86 27,30% 12 3,81% 4 1,27% Majalah 6 1,90% 7 2,22% 34 10,79% 72 22,86% 83 26,35% 23 7,30% Tabloid 1 0,32% 3 0,95% 6 1,90% 17 5,40% 90 28,57% 98 31,11% TV ,27% 26 8,25% 15 4,76% 2 0,63% 1 0,32% Radio 16 5,08% ,59% 97 30,79% 48 15,24% 12 3,81% 8 2,54% Internet 28 8,89% 89 28,25% 49 15,56% 23 7,30% 9 2,86% 68 21,59% 1 0,32% Media lainnya 1 0,32% 2 0,63% 2. Tujuan Menggunakan Media Tujuan orang mengakses media setidaknya ada dua, yaitu mendapatkan informasi dan mencari hiburan. Dilihat dari tujuan responden mengakses media, lebih dari separuh cenderung mengakses media untuk mendapatkan informasi. Frekuensi responden yang memberikan jawaban tersebut sebanyak 173 responden (54,92%), sedangkan responden yang menjawab menggunakan media untuk mencari hiburan 83

105 sebanyak 99 responden (31,43%). Selebihnya, 43 responden (13,65%) menggunakan media sekadar pengisi waktu luang. Dari data ini, kita bisa mengatakan bahwa kesadaran masyarakat atas kebutuhan informasi relatif cukup tinggi. Trend ini cukup menggembirakan karena ternyata media tidak semata sebagai sumber hiburan semata. Dengan kata lain, media diharapkan bisa memberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan publik % 54.92% 50.00% 40.00% 31.43% 30.00% 20.00% 13.65% 10.00% 0.00% mendapatkan informasi mencari hiburan sekadar pengisi waktu luang Grafik 3.8 Tujuan Menggunakan Media D. Kebiasaan Mendengarkan Radio Dalam penelitian ini, kebiasaan pendengar atau listener habit, didefinisikan sebagai kebiasaan pendengar radio yang menunjukkan pola perilaku mereka ketika mengakses radio. Kebiasaan tersebut antara lain rata-rata perhari waktu yang digunakan untuk mendengarkan radio, pemilihan waktu mendengarkan, tempat yang biasa digunakan untuk mendengarkan, jenis program favorit, aktivitas ketika mendengarkan, dan perangkat teknologi yang digunakan. 84

106 1. Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio Terkait dengan rata-rata waktu yang digunakan responden untuk mendengarkan radio, tercatat ada 143 responden (45,40%) yang menghabiskan waktu 1-3 jam. Urutan kedua, 142 responden (45,08%) mendengarkan radio rata-rata kurang dari 1 jam per hari. Responden yang mendengarkan radio lebih lama, 3-5 jam, berjumlah 21 responden (6,67%). Sementara itu, responden yang mendengarkan radio lebih lama dari 5 jam per hari semakin sedikit, yaitu hanya 7 responden (2,22%). Ada 2 responden (0,63%) yang tidak mengisi. Tabel 3.7 Rata-rata Perhari Mendengarkan Radio Lama Mendengarkan Radio Frekuensi Persentase Kurang 1 jam ,08% 1-3 jam ,40% 3-5 jam 21 6,67% di atas 5 jam 7 2,22% Tidak mengisi 2 0,63% Total ,00% 2. Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Selanjutnya, tentang waktu yang sering digunakan untuk mendengarkan radio, paling banyak responden di Kota Pekanbaru memilih antara pukul malam. Waktu malam banyak dipilih karena waktu tersebut adalah waktu istirahat setelah seharian bekerja atau dan atau sekolah/kuliah. Frekuensi responden yang menjawab pilihan waktu tersebut sebanyak 62 responden (19,68%). Waktu favorit kedua adalah pagi hari mulai dari pukul , sedangkan waktu yang paling sedikit digunakan untuk mendengarkan radio adalah pukul Waktu tersebut hanya digunakan oleh 25 responden (7,94%). Ada 1 responden yang tidak menjawab pertanyaan ini. 85

107 Tabel 3.8 Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Frekuensi Persentase Pukul ,41% Pukul ,70% Pukul ,57% Pukul ,94% Pukul ,24% Pukul ,92% Pukul ,68% Pukul ,22% Tidak mengisi 1 0,32% Total ,00% 3. Tempat Paling Sering Digunakan Dilihat dari tempat yang paling sering digunakan responden untuk mendengarkan radio, rumah merupakan tempat yang paling banyak dipilih. Responden yang memilih sebagai tempat yang paling sering digunakan untuk mendengarkan radio sejumlah 242 responden (76,83%). Tempat kedua adalah tempat kerja yang dipilih oleh 39 responden (12,38%). Ada juga sebagian responden yang sering mendengarkan radio di kendaraan, yaitu sebanyak 31 responden (9,84%). Hanya ada 2 responden (0,63%) yang mendengarkan radio di tempat umum. 86

108 Tabel 3.9 Tempat Paling Sering Digunakan untuk Mendengarkan Radio Tempat Mendengarkan Radio Frekuensi Persentase Di kendaraan 31 9,84% Di rumah ,83% Tempat kerja 39 12,38% Di tempat umum 2 0,63% Lainnya 1 0,32% Total ,00% 4. Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Untuk jenis program siaran yang sering didengarkan, program musik masih menjadi program yang paling diminati pendengar. Frekuensi pendengar yang meminati musik sebagai program favorit sebanyak 188 responden (59,68%), sedangkan untuk pendengar yang meminati berita/program informasi ada 122 responden (38,73%). Ada 4 responden (1,27%) yang menjawab lainnya dengan keterangan antara lain ceramah keagamaan dan kesehatan. Tabel 3.10 Jenis Program Acara yang Paling Sering Didengarkan Jenis Program Acara Paling Sering Didengarkan Frekuensi Persentase Musik ,68% Berita/program informasi ,73% Lainnya 4 1,27% Tidak mengisi 1 0,32% Total ,00% 87

109 5. Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Terdapat dua kecenderungan ketika seseorang mendengarkan radio. Pertama, pendengar hanya mendengarkan radio. Kedua, selain mendengarkan radio juga melakukan aktivitas lain pada saat yang bersamaan. Di sini, mendengarkan radio hanya menjadi latar atau konteks dari kegiatan lainnya. Dari data temuan penelitian, terlihat bahwa 166 responden (52,70%) pendengar radio di Pekanbaru mengaku hanya mendengarkan radio, sedangkan sisanya 149 responden (47,30%) mendengarkan radio sambil melakukan aktivitas lain. Tabel 3.11 Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Frekuensi Persentase Hanya mendengarkan radio ,70% Sambil mengerjakan aktivitas lain ,30% Total ,00% Jika ditelusuri lebih jauh, bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan responden sambil mendengarkan radio antara lain mengerjakan pekerjaan rumah tangga, menyelesaikan pekerjaan, belajar, sambil berkendara, atau sambil rehat. 6. Perangkat yang Paling Sering Digunakan Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi akhir-akhir ini mulai mengubah perilaku masyarakat dalam mengakses informasi. Begitu pula perangkat teknologi untuk mendengarkan radio. Saat ini, radio tidak hanya bisa didengarkan melalui radio transistor, tetapi juga didengarkan melalui handphone, radio mobil, dan radio streaming. Temuan-temuan penelitian ini menegaskan kecenderungan di atas. Dari 315 responden yang diteliti, sebanyak 163 responden (51,75%) menggunakan perangkat handphone untuk mendengarkan radio. Jumlah ini merupakan yang tertinggi. Hal ini cukup masuk akal karena handphone adalah perangkat yang praktis, mudah dibawa kemana-mana. Setelah handphone, barulah radio transistor yang menjadi pilihan untuk mendengarkan radio. Responden yang mendengarkan melalui radio di mobil relatif 88

110 sedikit, yaitu 26 responden (8, 25%) saja. Perangkat radio MP3/MP4 hanya digunakan oleh 2 responden (0,63%) saja. Tabel 3.12 Perangkat yang Paling Sering Digunakan Perangkat Paling Sering Digunakan Frekuensi Persentase Mobile phone/hp ,75% Radio transistor ,33% Radio mobil 26 8,25% Radio streaming 19 6,03% MP3/MP4 2 0,63% Total ,00% 7. Gaya Penyiar Paling Disukai Keberadaan penyiar merupakan ujung tombak bagi stasiun radio karena menjembatani secara langsung hubungan antara radio dengan pendengarnya. Bahkan, penyiar mampu menjadi ikon bagi stasiun radio. Seringkali, loyalitas pendengar radio terbentuk karena kesukaannya terhadap profil salah seorang penyiar. Gaya penyiar radio yang dimaksud dalam penelitian ini antara lain suara bagus, ekspresif, interogatif, lugas/tegas, berwibawa, humoris, dan gaul/trendi. Penelitian terhadap pendengar radio di Pekanbaru ini menunjukkan bahwa penyiar dengan suara yang bagus paling banyak digemari. Responden yang menjawab suara bagus sebagai pertimbangan dalam mendengarkan radio ada sebanyak 88 responden (27,94%). Selanjutnya, penyiar yang memiliki karakter humoris diminati oleh 80 responden (25,40%), sedangkan peringkat terendah dari karakter penyiar yang disukai responden adalah karakter interogatif. 89

111 30.00% 88 27,94% 80 25,40% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 23 7,30% 16 5,08% 29 9,21% 36 11,43% 43 13,65% 5.00% 0.00% Grafik 3.9 Karakter Penyiar yang Disukai E. Evaluasi RRI Pro 1 dan Pro 2 Salah satu tujuan pokok penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap program siaran RRI di masing-masing daerah. Dengan begitu, akan bisa dirumuskan rekomendasi yang lebih valid untuk perbaikan RRI di masa yang akan datang. Evaluasi terhadap RRI dalam penelitian ini mencakup persepsi dan penilaian responden terhadap RRI, terutama, dalam penelitian ini, Pro 1 dan Pro 2. Sebelum evaluasi pendengar terhadap RRI diuraikan lebih lanjut, perlu diketahui bahwa dari 315 responden pendengar radio di Pekanbaru 197 responden (62,54%) mengaku mendengarkan RRI. Sisanya, 118 responden (37,46%) menyatakan tidak mendengarkan RRI sehingga bisa dikatakan bahwa dari seluruh responden di Pekanbaru, jumlah pendengar RRI lebih banyak daripada yang tidak mendengarkan. Jika dilihat dari sebaran usia, maka kelompok usia pendengar RRI terbanyak adalah tahun sebanyak 61 responden (30,96%). Ini merupakan pendengar dengan kategori produktif. Kemudian, dilanjut kelompok usia tahun yang juga merupakan usia produktif sebanyak 49 responden (24,87%). Responden pendengar RRI yang berusia ada 42 responden (21,32%). Baru kemudian, kelompok responden berusia

112 tahun sebanyak 32 responden (16,24%). Responden berusia di atas 53 tahun relatif sedikit, yaitu sebanyak 13 responden (6,60%). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas pendengar RRI adalah penduduk berusia produktif. Dengan data ini, dapat dikatakan bahwa tidaklah benar jika pendengar RRI adalah orang-orang tua saja karenya, senyatanya, para pendengar RRI masuk ke dalam kategori produktif. Anak muda juga relatif banyak. Dilihat dari status pekerjaan, ditemukan bahwa sebagian besar responden yang mendengarkan RRI adalah mahasiswa/pelajar, yakni sebanyak 46 responden (23,47%). Responden pendengar RRI yang berprofesi wiraswasta ada 42 responden (21,43%). Kelompok terbesar ketiga adalah responden pendengar RRI yang sehari-hari menjadi ibu rumah tangga yaitu 38 responden (19,39%). Kelompok terkecil responden pendengar RRI adalah mereka yang bekerja sebagai pegawai BUMN/BUMD, yaitu 4 responden (2,04%). Selengkapnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.13 Responden Pendengar RRI Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Responden Frekuensi Persentase Guru/Dosen 7 3,57% Pegawai PEMDA 7 3,57% Pegawai BUMN/BUMD 4 2,04% Pegawai swasta 30 15,31% Wiraswasta 42 21,43% Mahasiswa/Pelajar 46 23,47% Pensiunan 9 4,59% Ibu Rumah Tangga 38 19,39% Tidak Bekerja 7 3,57% Lainnya 6 3,06% TOTAL ,00% Jika ditanya lebih lanjut tentang RRI programa apa yang didengarkan, dari 197 responden pendengar RRI, maka ditemukan bahwa sebanyak 84 responden (42,64%) mendengarkan Pro 2. Berikutnya, sebanyak 59 responden (29,95%) mendengarkan Pro 1, 91

113 50 responden (25,38%) mendengarkan Pro 3, dan hanya 4 responden (2,03%) yang mendengarkan Pro % 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 42.64% 29.95% 25.38% 2.03% Pro 1 (94,40 FM) Pro 2 (96,8 FM) Pro 3 (93,1 FM) Pro 4 (92,9 FM) Grafik 3.10 Programa RRI Pilihan Pendengar Kemudian, jika dilakukan crosstabulation antara pendengar Programa dengan usia responden, maka ditemukan data sebagai berikut. Pendengar Pro 1 didominasi oleh responden yang berusia tahun (35,59%) dan tahun (33,90%). Sedangkan pendengar Pro 2 didominasi oleh anak muda yaitu mereka yang berusia antara tahun (47,62%) dan tahun (30,9%). Yang menarik untuk dicermati, ternyata Pro 3 merupakan programa yang didengar oleh responden dari seluruh kelompok usia. 92

114 Usia Responden Tabel 3.14 Crosstab Pendengar RRI Pro 1, Pro 2, Pro 3, dan Pro 4 Berdasarkan Kelompok Usia Stasiun radio RRI yang paling sering didengarkan Pro 1 (99,1 FM) Pro 2 (88,4 )FM Pro 3 (91,2 FM) Pro 4 Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 15 s.d. 23 tahun 3 5,08% 26 30,95% 3 6,00% >23 s.d. 33 tahun 12 20,34% 40 47,62% 8 16,00% 1 25,00% >33 s.d. 43 tahun 21 35,59% 14 16,67% 13 26,00% 1 25,00% > 43 s.d. 53 tahun 20 33,90% 4 4,76% 16 32,00% 2 50,00% >53 s.d. 63 tahun 3 5,08% 7 14,00% > 63 tahun 3 6,00% Total ,00% ,00% ,00% 4 100,00% Selanjutnya, kita akan melihat perbandingan pendengar Pro 1 dan Pro 2 berdasarkan pekerjaannya. Untuk Pro 1, kelompok terbesar adalah responden yang bekerja sebagai pegawai swasta dan ibu rumah tangga, yaitu masing-masing sebanyak 22,03% dari seluruh responden pendengar Pro 1. Kelompok pekerjaan kedua yang mendengarkan Pro 1 adalah wiraswasta, yaitu sebanyak 20,34%. Untuk Pro 2, sebagian besar responden yang mendengarkan Pro 2 adalah mahasiswa/pelajar. Jumlahnya hampir separuh dari seluruh responden pendengar Pro 2, yaitu sebanyak 42,86%. Kelompok kedua pendengar Pro 2 adalah ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 19,05%. Bisa jadi, mengingat format Pro 2, kelompok ibu rumah tangga ini adalah ibu-ibu yang berusia muda sehingga selera atas informasi maupun hiburan relatif sama dengan mereka yang saat ini menjadi mahasiswa/pelajar. 93

115 Tabel 3.15 Crosstab Pendengar RRI Pro 1, Pro 2 Berdasarkan Pekerjaan Utama Pekerjaan Pro 1 (99,1 FM) Pro 2 (88,4 )FM Responden Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Guru/Dosen 2 3,39% 1 1,19% Pegawai PEMDA 3 5,08% 1 1,19% Pegawai BUMN/BUMD 1 1,69% 2 2,38% Pegawai swasta 13 22,03% 11 13,10% Wiraswasta 12 20,34% 14 16,67% Mahasiswa/Pelajar 7 11,86% 36 42,86% Pensiunan 2 3,39% Ibu Rumah Tangga 13 22,03% 16 19,05% Tidak Bekerja 3 5,08% 1 1,19% Lainnya 3 5,08% 2 2,38% TOTAL ,00% ,00% 1. RRI Pro 1 a. Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 Setiap orang memiliki alasan tertentu untuk mendengarkan sebuah program radio. Dari 59 pendengar Pro 1 di Kota Pekanbaru, 21 responden (35,59%) menjawab program berita sebagai alasan mendengarkan Pro 1. Angka ini merupakan yang tertinggi diantara alasan yang lain. Alasan berikutnya, yaitu kualitas suara yang jernih. Alasan ini didukung oleh 14 responden (23,73%), sedangkan alasan yang paling sedikit dikemukakan oleh responden adalah faktor penyiar. 94

116 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 21 35,59% 14 23,73% 13 22,03% 9 15,25% 2 3,39% Grafik 3.11 Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 1 Dilihat dari waktu mendengarkan, pendengar Pro 1 paling banyak memilih waktu pagi hari. Sebanyak 17 responden (28,81%) mendengarkan Pro 1 antara pukul 5 sampai 8 pagi. Berikutnya 9 responden (15,25%) lebih suka mendengarkan Pro 1 pada waktu istirahat siang antara pukul Waktu yang paling jarang dipilih responden untuk mendengarkan adalah antara jam yang dipilih oleh 4 responden (6,78%). Waktu sore hingga malam juga merupakan waktu yang lazimnya digunakan untuk mendengarkan radio karena waktu tersebut adalah waktu untuk beristirahat setelah seharian beraktivitas. Jumlah responden yang mendengarkan radio di sore dan malam hari relatif sama yaitu 7 responden (11,86%). 95

117 30.00% 28.81% 25.00% 20.00% 15.00% 11.86% 15.25% 13.56% 11.86% 11.86% 10.00% 6.78% 5.00% 0.00% Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Grafik 3.12 Waktu Mendengarkan Pro 1 c. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 1 Musik adalah isi yang tidak bisa dipisahkan dari siaran radio. Oleh karena itu, pada perkembangannya, radio perlahan beralih untuk lebih fokus pada fungsi hiburannya. Meskipun demikian, sebuah stasiun radio yang baik seharusnya mengakomodir kebutuhan pendengar terhadap hiburan atau musik yang ingin didengar. Berkaitan dengan hal ini, penelitian ini berusaha mengeksplorasi jenis-jenis musik yang ingin didengarkan oleh responden meskipun jenis-jenis musik yang dimaksud masih sangat umum. Musik etnik ternyata menjadi yang paling ingin didengarkan oleh responden. Sebanyak 35 responden (59,32%) yang ingin mendengarkan musik etnik dari Pro 1. Jenis musik lain yang juga ingin dinikmati oleh pendengar Pro 1 Kota Pekanbaru antara lain musik pop (15,25%), dangdut (10,17%) dan musik rock (6,78%). 96

118 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 59.32% 15.25% 10.17% 6.78% 5.08% 3.39% Grafik 3.13 Jenis Musik yang Ingin Didengarkan d. Acara yang Paling Disukai Sesuai dengan format station Pro 1 yang fokus pada informasi, berita, dan hiburan, penelitian ini juga menanyakan diantara ketiga segmen tersebut mana yang paling disukai oleh responden. Hasil survei membuktikan bahwa program berita merupakan acara paling diminati oleh responden. Sebanyak 23 responden (38,98%) lebih menyukai berita daripada yang lain. Kemudian, disusul oleh acara musik yang diminati oleh 21 responden (35,59%). Sisanya, sebanyak 15 responden (25,42%) memilih informasi sebagai acara favorit. Tabel 3.16 Acara Pro 1 yang Paling Disukai Frekuensi Persentase Musik 21 35,59% Berita 23 38,98% Informasi 15 25,42% Total ,00% 97

119 e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Sebagaimana jenis musik yang cukup beragam, pendengar Pro 1 juga menghendaki adanya informasi yang beragam. Pendengar Pro 1 menempatkan informasi pendidikan sebagai informasi yang paling ingin diketahui. Sesuai hasil survei, 15 responden (25,42%) ingin mendapatkan informasi tentang pendidikan. Selanjutnya, informasi sosial-kebudayaan yang dipilih oleh 12 responden (20,34%) menempati urutan kedua. Jenis informasi yang paling sedikit termasuk dalam kategori lainnya yang ternyata berita daerah. Tabel 3.17 Jenis Informasi yang Paling Dibutuhkan Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Frekuensi Persentase Kesehatan 1 1,69% Pendidikan 15 25,42% Sosial-kebudayaan 12 20,34% Hukum dan kriminal 11 18,64% Selebriti/public figure 6 10,17% Ekonomi dan bisnis 6 10,17% Olahraga 5 8,47% Keagamaan 2 3,39% Lainnya 1 1,69% Total ,00% Fakta yang menarik untuk dicermati adalah minat responden terhadap informasi keagamaan dan berita lokal. Padahal, pada survei khalayak radio di daerah lain, informasi keagamaan merupakan salah satu informasi favorit di kalangan pendengar. Berkaitan dengan berita lokal daerah yang kurang diminati pendengar setidaknya ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, yaitu minat/perhatian pendengar Pro 1 terhadap 98

120 informasi lokal yang rendah. Kemungkinan kedua, kualitas maupun kuantitas berita lokal cenderung rendah sehingga gagal mencuri perhatian pendengar untuk menyimak. Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada pendengar dalam FGD, justru sebaliknya. Pendengar menginginkan lebih banyak berita lokal, terutama perkembangan daerah Pekanbaru khususnya dan Propinsi Riau pada umumnya. Sebagaimana dikemukakan oleh peserta FGD, Indah, Yang ingin diketahui sekarang ya perkembangan di daerah Pekanbaru ini gimana. Kemudian kalau bisa, berita di bidang kesehatan itu diperbanyak. Serta bagian lokalnya diperbanyak. Nurmailis, peserta FGD yang lain, juga menambahkan tentang perlunya mempertahankan berita pedesaan, Terus berita ini, siaran pedesaan. Itu juga jangan sampai hilang. f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro 1 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Sebagaimana temuan penelitian sebelumnya, musik menjadi salah satu alasan utama mengapa responden mendengarkan Pro 1. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga dilihat bagaimana penilaian responden atas program siaran musik Pro 1. Dari 59 responden pendengar Pro 1, sebanyak 43 responden (72,88%) menyatakan puas. Hanya 11 responden (18,64%) yang menilai biasa saja, sedangkan responden yang menjawab kurang memuaskan hanya 3 responden (5,08%). Ini berarti secara umum dapat dikatakan bahwa musik Pro 1 sudah memenuhi selera pendengar. Tabel 3.18 Tingkat Kepuasan Responden atas Siaran Musik Pro 1 Tingkat Kepuasan Frekuensi Persentase Sangat puas 2 3,39% Puas 43 72,88% Biasa saja 11 18,64% Kurang memuaskan 3 5,08% Total ,00% 99

121 Salah satu aspek yang membuat pendengar program musik Pro 1 puas adalah adanya topik yang dibahas di sela-sela lagu yang diputar. Berikut ini adalah komentar peserta FGD mengenai siaran musik Pro 1. Ini untuk Pro 1, acaranya sekarang sudah makin oke ya. Namun, yang sangat harus ditekankan ada satu. Di acara musik itu ada sejenis pembahasan. Itu kalau menurut saya bagus. Di acara musik ini, yang menarik bagi saya itu pembahasannya. Ada topik, misalnya, kenapa kita harus suka, harus punya karir, harus bekerja. Misalkan seperti itu. Untuk topik dalam kehidupan sehari-hari itu diangkat dalam program Sapa Pendengar Malam, jam (Sebelumnya) itu Lepas Lelah, namanya. Sekarang diganti Sapa Pendengar Malam. 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Senada dengan penilaian atas musik Pro 1, sebagian besar responden menyatakan kepuasannya atas program berita/informasi yang disiarkan Pro 1. Responden yang menjawab puas sebanyak 42 (71,19%) dan ini merupakan suara mayoritas. Responden yang menilai program berita/informasi Pro 1 biasa saja sebanyak 13 responden (22,03%). Hanya ada 1 responden (1,69%) yang menyatakan kurang puas. Dengan kata lain, bisa diambil kesimpulan bahwa program berita/informasi Pro 1 sudah memenuhi kebutuhan informasi pendengar. 100

122 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 5.08% 71.19% 22.03% 1.69% sangat puas puas biasa saja kurang memuaskan Grafik 3.14 Kepuasan Pendengar Pro 1 atas Program Berita/Informasi 3) Kesan terhadap Penyiar Evaluasi berikutnya yang diharapkan diberikan oleh responden adalah penampilan penyiar. Dari jawaban yang diberikan oleh responden, terlihat bahwa 30 responden (50,85%) menilai penyiar Pro 1 sebagai orang yang menyenangkan. Selanjutnya, 20 responden (33,90%) memeroleh kesan berwawasan dan cerdas terhadap penyiar Pro 1. Namun, ada juga 8 responden (13,56%) yang menganggap penyiar Pro 1 membosankan. Tabel 3.19 Kesan terhadap Penyiar Pro 1 Kesan terhadap Penyiar Pro 1 Frekuensi Persentase Membosankan 8 13,56% Menyenangkan 30 50,85% Berwawasan dan cerdas 20 33,90% Lainnya 1 1,69% Total ,00% 101

123 4) Kualitas Suara Kualitas atau kejernihan suara merupakan faktor teknis yang sangat menentukan apakah sebuah stasiun radio didengarkan atau tidak. Meskipun kualitas program siaran bagus jika secara teknis suara siaran kurang jernih tentu akan mengurangi kenyamanan dalam mendengarkan. Data penelitian ini menunjukkan bahwa 40 responden (67, 80%) menyatakan bagus. Namun, ada juga responden yang menilai kualitas suara Pro 1 buruk. Dalam hal ini, ada 1 responden (1,6i9) yang tidak mengisi. Tabel 3.20 Kualitas Suara Pro 1 Kualitas Suara Frekuensi Persentase Buruk 4 6,78% Biasa saja 14 23,73% Bagus 40 67,80% Tidak mengisi 1 1,69% Total ,00% Meskipun survei mengatakan lebih dari separuh menjawab kualitas suara Pro 1 bagus, tetapi ketika hal ini ditanyakan ulang dalam diskusi muncul jawaban sebaliknya. Meskipun secara kuantitas tidak banyak, tapi hal ini perlu mendapatkan perhatian serius. Bisa saja ketika disurvei, responden cenderung menjawab bagus hanya karena bersikap sopan. Namun, ketika dalam suasana diskusi terbatas, mereka bisa lebih terbuka. Sinyal RRI sering tiba-tiba menghilang sebagaimana pengakuan beberapa peserta diskusi berikut ini. Jadi, kembali lagi ke masalah daya tangkap siaran, saya rasa kurang. Kalau Pro 1 sering hilang, terutama di daerah Panam. 5) Keunggulan RRI Pro 1 Penelitian ini juga menanyakan kepada responden tentang apa keunggulan dari Pro 1 menurut pendengar Pro 1. Hampir separuh pendengar Pro 1 menilai program berita dan informasi sebagai unggulan. Sebanyak 29 responden (49,15%) mendukung pernyataan tersebut. Poin kedua yang dianggap sebagai keunggulan Pro 1 adalah jadwal 102

124 acara yang jelas yang dinyatakan oleh 17 responden (28,81%), sedangkan 1 responden (1,69%) menyatakan aspek lainnya, yaitu narasumber. Aspek narasumber merupakan keunggulan yang mendapatkan poin terendah % 50.00% 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Program berita dan informasi 10.17% 5.08% 28.81% Musik Penyiar Jadwal acara yang jelas 5.08% Kualitas suara 1.69% lainnya Grafik 3.15 Keunggulan Pro 1 6) Kekurangan Pro 1 Selain keunggulan Pro 1, penelitian ini juga menanyakan kekurangan yang dimiliki Pro 1 di mata responden. Berkaitan dengan temuan penelitian, paling banyak responden di Pekanbaru menganggap kekurangan Pro 1 terletak pada musik. Ini dinyatakan oleh 13 responden (22,03%). Kelemahan Pro 1 berikutnya adalah variasi program acara dan kualitas suara. Keduanya diakui oleh masing-masing 12 responden (20,34%). Persentase terkecil dari kekurangan Pro 1 di mata responden adalah jadwal acara yang jelas. Jika dibandingkan dengan penilaian responden atas keunggulan Pro 1, maka data ini tampaknya konsisten. Aspek musik di bagian keunggulan mendapatkan poin rendah, kemudian di bagian kekurangan ini responden meneguhkan hal tersebut sehingga persentasenya tinggi. Begitu pula pada aspek program berita dan jadwal acara yang jelas, di bagian kelemahan dua aspek tersebut mendapatkan persentase yang relatif rendah. 103

125 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 22.03% 20.34% 20.34% 13.56% 10.17% 8.47% 3.39% 1.69% Grafik 3.16 Kelemahan Pro 1 Menurut Responden 2. RRI Pro 2 Sebelumnya, sudah disampaikan evaluasi Pro 1 menurut persepsi pendengar. Berikutnya penelitian akan memaparkan evaluasi dari pendengar tentang Pro 2. Perlu diketahui juga bahwa jumlah pendengar Pro 2 lebih banyak daripada Pro 1. Jumlah pendengar Pro 2 sebanyak 84 responden dibanding Pro 1 yang hanya 59 responden. a. Pengetahuan Responden Atas Slogan Pro 2 Keberhasilan radio salah satunya bisa dilihat dari seberapa kuat identitas radio dalam ingatan pendengarnya. Slogan adalah salah satu atribut identitas yang bisa menjadi indikator public awareness stasiun radio. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa lebih dari separuh pendengar Pro 2 menjawab tahu slogan Pro 2, yaitu sebanyak 46 responden (54,76%). Sisanya, 38 responden (45,24%) mengatakan sebaliknya. b. Alasan Utama Mendengarkan Pro 2 Menilik alasan utama responden mendengarkan Pro 2, ditemukan bahwa faktor musik dan penyiar menjadi alasan terkuat. Responden yang menjawab musik sebagai alasan utama sebanyak 65 responden (77,38%), disusul faktor penyiar dipilih oleh 11 responden (13,10%), sedangkan alasan yang paling jarang dikemukakan adalah program berita dan lainnya (setelah ditelusuri responden menjelaskan bahwa alasannya 104

126 mendengarkan radio adalah ketika responden suntuk) yang masing-masing diutarakan oleh 1 responden (1,19%) % 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 77.38% 13.10% 3.57% 3.57% 1.19% 1.19% Grafik 3.17 Alasan Mendengarkan Pro 2 c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 2 Waktu malam hari (pk ) merupakan waktu yang paling banyak digunakan oleh responden untuk mendengarkan siaran Pro 2. Melihat proporsi pendengar Pro 2 yang kebanyakan pelajar/mahasiswa, bisa jadi waktu malam dipilih karena untuk menemani responden mengerjakan tugas atau sambil belajar. Waktu favorit lainnya untuk mendengarkan Pro 2 adalah sore hari. Setidaknya, terdapat sebanyak 17 responden (20,24%) menggunakan waktu antara hingga untuk mendengarkan radio. Sedangkan waktu yang paling jarang dipilih adalah siang hari antara pukul

127 30.00% 26.19% 25.00% 20.00% 20.24% 17.86% 15.00% 10.00% 13.10% 8.33% 10.71% 5.00% 3.57% 0.00% Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Grafik 3.18 Waktu yang Paling Sering Digunakan untuk Mendengarkan Pro 2 d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 Untuk jenis musik yang menjadi favorit pendengar Pro 2, musik pop menempati urutan pertama. Dari 84 responden pendengar Pro 2, yang memilih musik pop sebanyak 55 responden (65,48%). Berikutnya di urutan kedua, musik dangdut disukai oleh 13 responden (15,48%). Musik etnik/tradisional menempati urutan ketiga bersama dengan musik rock yang masing-masing dipilih oleh 5 responden (5,95%). Urutan terbawah, yaitu musik jazz dan klasik yang masing-masing hanya diusulkan oleh 3 responden (3,57%). 106

128 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 65.48% 15.48% 5.95% 5.95% 3.57% 3.57% Grafik 3.19 Jenis Musik yang Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Temuan mengenai jenis informasi yang dibutuhkan dari Pro 2 sesuai dengan karakteristik pendengarnya, yaitu olahraga dan informasi selebriti. Responden yang menjawab olahraga sebagai informasi yang paling dibutuhkan ada 22 responden (26,19%) sedangkan yang menjawab informasi selebriti ada 18 responden (21,43%), sedangkan peringkat terendah ada di jawaban lainnya yaitu tips. Namun, responden tidak menyebutkan dengan jelas tips apa yang dibutuhkan. Selengkapnya bisa dilihat dalam ilustrasi berikut. 107

129 30.00% 26.19% 25.00% 21.43% 20.00% 15.00% 10.00% 13.10% 11.90% 9.52% 8.33% 5.00% 4.76% 3.57% 1.19% 0.00% Grafik 3.20 Jenis Informasi yang Paling Dibutuhkan f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro 2 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Terkait dengan kualitas musik Pro 2, sebagian besar responden mengaku puas. Pernyataan itu didukung oleh 58 responden (69,05%). Responden yang menilai biasa saja ada 22 responden (26,19%), sedangkan responden yang memberikan respon kurang memuaskan berjumlah 2 responden (2,38%) 108

130 Tabel 3.21 Kepuasan terhadap musik yang diputar di Pro 2 Tingkat Kepuasan Frekuensi Persentase Sangat puas 2 2,38% Puas 58 69,05% Biasa saja 22 26,19% Kurang memuaskan 2 2,38% Total ,00% Temuan di focus group discussion menguatkan data survei tersebut. Sebagaimana disampaikan Siska, salah seorang peserta FGD berikut ini. Kalau masalah musiknya, kayanya memang Pro 2 ini memang udah mantap. Kalau bisa ya, dipertahankan. Satu lagi masalah musiknya, kalau bisa lagulagu terbaru lebih cepet. Lebih cepet update-nya. Kalau saat ini agak kurang update. Soal update lagu baru, responden menilai Pro 2 kalah dari stasiun radio lain. Seperti dilaporkan Fio, salah satu peserta FGD. Pernah waktu itu 1 lagu. Udah berapa bulan gitu kan, di radio lain. Nah kemarin kan di radio Pro 2, pas nge-request itu, ngga ada. Besoknya ngerequest lagi, belum juga ada. Jadi kalau bisa, kalau bisa, lagunya itu jangan berulang-ulang. pagi sudah diputar, nanti siang diputar lagi, malam diputar lagi Jadi rasanya ngga ada pergantian. Temuan survei yang diperkuat FGD ini seyogianya bisa diresponden pihak manajemen karena bagaimanapun musik menjadi nyawa bagi sebuah stasiun radio, terutama ketika radio tersebut membidik anak muda. 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Meskipun Pro 2 lebih fokus menggarap segmen anak muda yang menyukai hiburan, bukan berarti mengabaikan unsur berita/informasi. Untuk itu, responden dalam penelitian ini dimintai tanggapannya mengenai kepuasan terhadap program berita/informasi yang disiarkan Pro 2. Dari 84 responden Pro 2, sebanyak 55 responden 109

131 atau 65,48% mengaku puas. Responden yang menjawab biasa saja ada 24 responden (28,57%). Sebaliknya, masih ada 3 responden (3,57%) yang menyatakan kurang memuaskan % 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 2.38% 65.48% 28.57% 3.57% sangat puas puas biasa saja kurang memuaskan Grafik 3.21 Kepuasan Responden terhadap Program Berita/Informasi Pro 2 3) Kesan terhadap Penyiar Faktor penyiar rupanya mendapat apresiasi yang positif dari pendengar Pro 2. Dari tabel berikut, kita bisa melihat bahwa sebanyak 66 responden (78,57%) menilai penyiar Pro 2 menyenangkan. Jumlah tersebut merupakan persentase terbesar. Responden yang menangkap kesan berwawasan dan cerdas pada penyiar Pro 2 sebanyak 13 responden (15,48%). Sementara komentar terendah, yaitu 2 responden (2,38%) menyatakan bahwa penyiar Pro 2 kuno. 110

132 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 78.57% 15.48% 3.57% 2.38% Grafik 3.22 Kesan terhadap Penyiar Pro 2 4) Kualitas Suara Selanjutnya, survei ini juga melakukan eksplorasi lebih jauh mengenai kualitas suara Pro 2. Dari sebanyak responden yang mendengarkan Pro 2, lebih dari separuh bisa menerima siaran dengan jernih. Sebanyak 47 responden (55,95%) mengemukakan bahwa mereka bisa mendengarkan siaran Pro 2 dengan kualitas suara yang bagus. Responden yang menjawab biasa saja ada sebanyak 30 responden (35,71%). Hanya ada 1 responden (1,19%) menjawab kualitas suara Pro 2 sangat buruk. 111

133 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 1.19% 2.38% Sangat buruk 35.71% 55.95% 4.76% Buruk Biasa saja Bagus Sangat bagus Grafik 3.23 Kualitas Suara Pro 2 5) Keunggulan RRI Pro 2 Sebagaimana pada Pro 1, penelitian ini juga meminta tanggapan responden mengenai aspek apa saja yang menjadi keunggulan maupun kekurangan Pro 2 di telinga responden. Dilihat dari aspek yang diunggulkan, 56 responden (66,67%) sepakat menjawab musik. Ini berarti sesuai dengan kebutuhan hiburan pendengar yang rata-rata anak muda. Selanjutnya, variasi program acara dan khususnya program berita menduduki peringkat kedua dengan masing-masing didukung oleh 10 responden (11,90%), sedangkan yang mendapatkan suara paling sedikit adalah aspek jadwal acara yang jelas dan kualitas suara yang jelas. Masing-masing hanya dipilih oleh 1 responden (1,19%). 112

134 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 66.67% Musik 11.90% 11.90% Program berita dan informasi Variasi program acara 5.95% Penyiar 1.19% 1.19% Jadwal acara yang jelas Kualitas suara Grafik 3.24 Keunggulan RRI Pro 2 Selain keunggulan yang sudah disebutkan di atas, ada juga responden yang secara spesifik menyebutkan program acara tertentu keunggulan Pro 2. Menurut peserta FGD yang bekerja sebagai guru TK, menyebutkan program curhat untuk remaja sebagai program yang bermanfaat bagi pendengar Pro. Selain itu, masih menurutnya, acara semacam itu tidak ia temukan di stasiun radio lain. Itu sebuah acara di hari Senin sama Selasa malam, ada acaranya Blacksweet to? Seperti, misalnya, si Fio seorang anak yang punya masalah, dia bisa curhat. Jarang dong radio yang mau terima curhat masyarakat? Terus ternyata Pro 2 bisa. Ini kalau bisa dipertahankan karena Mama Nabila udah cek. Beberapa radio ngga ada acara kaya gini. Pernyataan Nurmailis (atau yang punya nama udara Mama Nabila) ini kemudian diperkuat oleh testimoni peserta FGD lainnya, Fio mau cerita soal ini, yang Blacksweet atau Black and White tadi. Bener kata Mama Nabila. Saya juga sering curhat di situ. 113

135 6) Kekurangan Pro 2 Untuk kekurangan Pro 2, suara terbanyak menyatakan kualitas suara, yaitu 23 responden (27,38%). Kemudian, aspek variasi program acara dinilai sebagai kekurangan yang harus diperbaiki oleh 19 responden (22,62%). Peringkat ketiga yang menjadi kekurangan Pro 2, yaitu program berita dan informasi yang disuarakan oleh 17 responden (20,24%), dan masing-masing ada 1 responden yang menjawab lainnya dan tidak mengisi % 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 27.38% 22.62% 20.24% 11.90% 9.52% 5.95% 1.19% 1.19% Grafik 3.25 Kekurangan RRI Pro 2 Menurut Responden F. Peta Kompetisi Radio Sebenarnya, tidaklah fair untuk membandingkan RRI sebagai lembaga penyiaran publik dengan lembaga penyiaran swasta karena keduanya membawa misi yang berbeda. Lembaga penyiaran publik seperti RRI tidak hanya sekedar memberikan hiburan kepada masyarakat, tapi yang lebih penting bahwa program-program berita, hiburan dan informasi yang disiarkannya harus memberi pencerahan kepada masyarakat serta melayani kelompok-kelompok masyarakat yang beragam, bahkan kalangan minoritas. Oleh karena itu, kadang kala, sebuah program siaran hanya didengarkan sedikit orang karena memang ditujukan untuk khalayak spesifik. Di sisi lain, lembaga penyiaran swasta 114

136 lebih mengedepankan usaha-usaha untuk mengejar keuntungan meskipun mereka bisa juga menyiarkan program-program yang mencerminkan layanan publik. Meskipun demikian, mencari keuntungan adalah motif utamanya. Oleh karena itu, memberikan hiburan akan lebih kuat dibandingkan memberikan program informasi yang mencerahkan sehingga akan jauh lebih diminati oleh khalayak. Meskipun demikian, memetakan persaingan semacam ini tetaplah penting bukan demi menunjukkan siapa yang paling difavoritkan dan tidak demi kepentingan iklan, tapi yang lebih penting apakah RRI-dalam hal ini Pro 1 dan Pro2-masih relatif menarik bagi khalayak. Kedua, yang tidak kalah pentingnya bahwa masing-masing radio mempunyai gaya yang berbeda sehingga kecenderungan atas masing-masing gaya bisa diidentifikasi meskipun untuk yang kedua ini harus dilakukan penelitian lebih lanjut. Pada bagian ini, ditelaah persaingan stasiun-stasiun radio di Pekanbaru dilihat dari penilaian 315 responden terhadap radio favorit mereka serta alasan memilih stasiun radio tersebut. Selain itu, dengan melihat persaingan radio di Pekanbaru, akan ditelusuri pemilihan stasiun radio yang paling menjadi rujukan informasi responden dan alasannya. Selain informasi, dilihat pula pemilihan responden terhadap stasiun radio hiburan dan alasannya. Terakhir melalui isian terbuka ditampilkan harapan-harapan responden tentang sebuah stasiun radio. 1. Radio Terfavorit Dalam penelitian ini, responden dipersilahkan untuk menuliskan tiga radio yang paling sering mereka dengarkan. Di Kota Pekanbaru, RRI ternyata menjadi radio paling difavoritkan responden. Ini bisa dilihat dari tabel Berdasarkan tabel tersebut, tampak bahwa RRI menempati posisi tertinggi sebagai radio yang berada di urutan pertama. Responden yang menempatkan RRI di urutan pertama sebanyak 133 responden (42,22%). Jumlah ini jauh di atas peringkat radio lain, misalnya, untuk radio yang dipilih sebagai peringkat 1 setelah, yakni RRI Persada. Radio Persada dipilih oleh 48 responden (15,24) untuk menduduki peringkat pertama radio favorit, kemudian Gress yang dipilih oleh 25 responden (7,94%) dan radio Cendana yang dipilih oleh 9 responden (4,13%). 115

137 Tabel 3.22 Radio Terfavorit No. Peringkat 1 (pertama) Stasiun radio Paling Sering Didengarkan Frekuensi Persentase 1 RRI % 2 Persada % 3 Gress % 4 Cendana % 5 Aditia % 6 Barabas % 7 Robbani % 8 RRI Pro % 9 CBS % 10 Indra % Dari tabel di atas, kita bisa melihat bahwa posisi RRI jauh di atas radio-radio yang mengudara di Pekanbaru. Meskipun RRI menempati urutan tertinggi untuk kota Pekanbaru, tapi pendengar tidak spesifik menyebutkan RRI Pro 1 ataupun Pro 2 meskipun di urutan yang lebih bawah terdapat responden yang menuliskan secara spesifik. Misalnya di kategori radio terfavorit pertama, Pro 2 secara spesifik disebut oleh 9 responden (2,86%). 2. Alasan Memilih Radio Favorit Responden penelitian di Pekanbaru memilih stasiun radio sebagai radio favorit karena beragam alasan. Alasan terbanyak yang dipilih responden adalah jenis musiknya yang bagus dan sesuai selera, dinyatakan oleh 136 responden (43,17%). Responden yang memilih informasi sebagai alasan mendengarkan radio favorit ada sebanyak 71 responden (22,54%), responden yang condong pada penyiar hanya 7 responden (2,22%), sedangkan yang memilih gabungan ketiganya ada 99 responden (31,43%). Sisanya, sebanyak 2 responden (0,63%) memilih radio tertentu karena ingin mendengarkan program ceramah keagamaan. 116

138 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 43.17% 22.54% 2.22% 31.43% musik informasi penyiar gabungan antara ketiganya 0.63% lainnya Grafik 3.26 Alasan Mendengarkan Radio Favorit Kuatnya responden yang memilih jenis musik sebagai yang paling disenangi meneguhkan bahwa musik memang tidak bisa dipisahkan dari radio. Dengan kata lain, bisa ditarik kesimpulan bahwa alasan paling utama responden mendengarkan stasiun radio adalah musik. Informasi memang menjadi salah satu yang cukup disenangi, tapi persentasenya jauh di bawah musik. 3. Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Berdasarkan jawaban responden, terlihat bahwa RRI menempati urutan pertama sebagai radio yang paling menjadi rujukan informasi, yakni dipilih oleh 142 responden (45,08%). Radio Persada menempati urutan kedua sebagai sumber informasi didengarkan oleh 36 responden (11,43%). Radio Aditia menjadi radio ketiga yang menjadi rujukan informasi bagi 27 responden (8,57%). Menariknya, dari 142 responden yang memilih RRI tersebut, belum termasuk dengan responden yang menyebut secara spesifik programa RRI. Tercatat ada 9 responden (2,86%) yang menyebut Pro 2 sebagai rujukan informasi. Pro 3 secara khusus disebut oleh 8 responden (2,54%). Begitu pula Pro 1 yang disebut oleh 6 responden (1,90%). 117

139 Tabel Stasiun Radio yang Menjadi Rujukan Informasi 10 Stasiun Radio Rujukan Informasi Frekuensi Persentase RRI ,08% Persada 36 11,43% Aditia 27 8,57% Cendana 24 7,62% Barabas 17 5,40% Gress 16 5,08% RRI Pro 2 9 2,86% RRI Pro 3 8 2,54% Indra 7 2,22% Robbani 7 2,22% 4. Alasan Radio Favorit sebagai Rujukan Informasi Setelah mengetahui stasiun radio yang menjadi rujukan utama untuk mendapatkan informasi, penelitian ini juga menelisik alasan responden memilih radio tersebut sebagai sumber rujukan informasi. Mayoritas responden di Pekanbaru memilih stasiun radio tertentu sebagai rujukan informasi karena beritanya aktual/hangat. Setidaknya, ada 130 responden (41,27%) yang menyatakan hal tersebut. Selanjutnya, 81 responden (25,71%) mendengarkan informasi dari suatu stasiun radio karena cakupan beritanya yang luas. Hal ini sesuai dengan karakteristik RRI, khususnya Pro 3, yang menyiarkan berita dari berbagai wilayah di Indonesia. Sebanyak 40 responden (12,70%) memilih mendengarkan informasi dari stasiun radio tertentu karena pilihan tema berita sesuai dengan harapan pendengar 118

140 Tabel 3.24 Alasan Mendengarkan Berita/Informasi Alasan Mendengarkan Frekuensi Persentase Berita aktual/hangat ,27% Berita mendalam 30 9,52% Cakupan berita luas 81 25,71% Pilihan tema berita sesuai harapan 40 12,70% Berita tidak berpihak 9 2,86% Narasumber orang-orang Terpercaya 22 6,98% Lainnya 3 0,95% Total ,00% 5. Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Terkait dengan fungsi hiburan, RRI di Pekanbaru ternyata juga menjadi pilihan nomer satu. Dibandingkan posisi RRI sebagai rujukan informasi yang jauh di atas stasiun radio lain, pendengar radio untuk hiburan relatif terbagi merata. Dari 315 responden yang disurvei, 80 responden (25,40%) di antaranyanya memilih RRI. Di posisi kedua, ada radio Persada yang didengarkan oleh 70 responden (22,22%). Berikutnya, ada radio Gress yang dipilih oleh 37 responden (11,75%) sebagai radio terfavorit ketiga dalam hal hiburan. 119

141 Tabel Besar Radio yang Menjadi Rujukan Hiburan Nama Radio Frekuensi Persentase RRI 80 25,40% Persada 70 22,22% Gress 37 11,75% Aditia 18 5,71% Barabas 15 4,76% CBS 13 4,13% Soleram 13 4,13% Robbani 12 3,81% Cendana 10 3,17% Hidayah 7 2,22% Berbeda dengan sebagai sumber informasi, pada bagian ini, Pro 1 ataupun Pro 2 tidak muncul. Ini bisa dilihat dari dua perspektif. Pertama, RRI baik Pro 1 ataupun Pro 2 memang kalah dalam hiburan dibandingkan radio swasta. Kedua, dengan perspektif yang lebih positif, RRI baik Pro 1 dan Pro 2 sudah berada pada jalur yang benar dengan menekankan pada keunggulan informasi. 6. Alasan Radio Favorit Rujukan Hiburan Tidak berbeda jauh dengan temuan-temuan sebelumnya berkenaan dengan alasan-alasan mendengarkan radio, alasan responden menjadikan radio di atas sebagai sumber hiburan juga konsisten. Kesesuaian musik dengan selera pendengar menjadi alasan utama. Hal ini dikemukakan oleh 166 responden (52,70%). Faktor keragaman jenis musik yang diputar menjadi alasan kedua yang dipilih oleh 73 responden (23,17%). Alasan ketiga terbanyak adalah musik/lagu yang selalu baru yang didukung sebanyak 45 responden (14,29%). Faktor penyiar menjadi alasan berikutnya yang ternyata hanya didukung 20 responden atau sekitar 6,35%, sedangkan 10 responden (3,17%) menjawab lainnya. Setelah ditelusuri lebih lanjut, alasan lainnya adalah dakwah. Dengan kata lain 120

142 program dakwah atau ceramah keagamaan dianggap pendengar sebagai program yang menghibur secara batin. Pada bagian ini ada 1 responden (0,32%) yang tidak mengisi % 52.70% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 23.17% 14.29% 6.35% 3.17% 0.00% musik sesuai dengan selera keragaman jenis musik yang diputar musik/lagu selalu baru gaya penyiar lainnya Grafik 3.27 Alasan Menjadikan Radio Sebagai Sumber Hiburan G. Kesimpulan dan Rekomendasi Dari temuan riset pendengar radio di Pekanbaru sebagaimana telah dijabarkan di atas, ada beberapa poin yang bisa dijadikan kesimpulan. Kesimpulan tersebut secara garis besar meliputi 4 poin, yaitu kebiasaan bermedia, kebutuhan informasi dan hiburan, penilaian responden atas Pro 1 dan Pro 2, dan peta kompetisi radio di Pekanbaru. 1. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, beberapa kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, dilihat dari tingkat penetrasi, media yang paling banyak diakses oleh responden di Pekanbaru adalah televisi, radio, surat kabar, tabloid, dan internet. Di sini, televisi masih menjadi media yang paling kuat untuk menyampaikan informasi maupun hiburan. Terbukti, sebanyak 81,27% responden menempatkannya di urutan pertama, sedangkan radio menempati peringkat kedua sebagai media favorit. 121

143 Temuan menarik dari kebiasaan bermedia masyarakat Pekanbaru adalah kehadiran media internet secara perlahan menggeser surat kabar. Buktinya, untuk kategori media primer, jumlah pemilih internet (28 responden) lebih banyak daripada surat kabar (10 responden). Begitu pula untuk media sekunder, responden cenderung memilih internet (28,25%) dari pada surat kabar (17,78%). Kedua, mengenai durasi, penelitian ini menemukan bahwa durasi responden di Pekanbaru dalam mengakses radio tidak terlalu tinggi. Sebagian besar mendengarkan radio kurang dari 1 jam hingga 3 jam. Pendengar radio di Pekanbaru juga memiliki favorit, yaitu malam dan pagi hari. Responden paling banyak mendengarkan radio antara pukul WIB untuk Pro 2. Waktu tersebut merupakan waktu istirahat atau bagi sebagian pendengar digunakan untuk mengerjakan pekerjaan di rumah. Perangkat teknologi juga mengalami pergeseran. Sebanyak 163 responden (51,75%) menggunakan perangkat handphone untuk mendengarkan radio. Jumlah ini merupakan yang tertinggi. Hal ini cukup masuk akal karena handphone adalah perangkat yang praktis, mudah dibawa kemana-mana. Lebih lanjut, pergeseran teknologi ini turut pula menggeser radio yang sebelumnya menjadi bersifat sosial (mendengarkan satu radio bersama-sama) menjadi lebih bersifat personal. Ketiga, terkait dengan kebutuhan informasi dan hiburan, ada temuan yang cukup menggembirakan. Dilihat dari tujuan responden dalam mengakses media, motif mencari berita/informasi lebih tinggi (54,92%) dari pada motif mencari hiburan (31,43%) maupun sekadar mengisi waktu luang (13,65%). Dengan kata lain, kesadaran khalayak untuk mengambil manfaat berupa berita/informasi yang berguna bagi mereka dari media semakin besar. Mengenai jenis informasi yang dibutuhkan, pendengar Pro 1 dan Pro 2 memiliki sedikit perbedaan sesuai dengan karakteristik pendengarnya. Pendengar Pro 1 yang sebagian besar berusia antara tahun (69,49%) cenderung menginginkan berita/informasi yang serius seperti pendidikan (25,42%), sosial-kebudayaan (20,34%), serta hukum dan kriminalitas (18,64%). Sementara pendengar Pro 2 yang didominasi anak muda berusia antara tahun (78,57%) cenderung menginginkan berita/informasi mengenai olahraga (26,19%), selebriti/figur publik (21,43%), ekonomi dan bisnis (13,10%). 122

144 Perbedaan selera ini juga tercermin pada aspek hiburan, terutama jenis musik, yang ingin didengarkan. Pendengar Pro 1 cenderung menyukai musik etnik/tradisional (59,32%), musik pop (15,25%), dan dangdut (10,17%). Sementara pendengar Pro 2, menyukai jenis musik yang sedang trend, yaitu musik pop (65,48%) dan dangdut (15,48%). Musik etnik/tradisional hanya disukai oleh 5 responden (5,95%) pendengar Pro 2. Keempat, dilihat dari penilaian responden terhadap RRI, ditemukan bahwa secara umum responden pendengar RRI baik Pro 1 maupun Pro 2 mengaku cukup puas dan sudah memenuhi kebutuhan atas informasi serta hiburan. Namun masing-masing tentu memiliki penilaian tersendiri menurut responden. Pendengar Pro 1, misalnya, mengakui keunggulan Pro 1 dalam hal berita/informasi (49,15%) dan jadwal acara yang jelas (28,81%). Namun, keunggulan tersebut juga memiliki konsekuensi kelemahan di bidang lain. kelemahan Pro 1 tersebut menurut responden terletak pada musik (22,03%) dan program acara yang kurang variatif (20,34%). Selain itu, hal teknis seperti kualitas suara juga mendapat perhatian sebagai kelemahan Pro 1 dari 20,34% responden. Penilaian responden terhadap Pro 2, relatif sama dengan Pro 1 yaitu cukup memuaskan. Keunggulan utama Pro 2 terletak pada aspek musik yang sesuai dengan selera pendengar. Kesan responden terhadap penyiar Pro 2 juga positif. Sebanyak 66 responden (78,57%) menilai penyiar Pro 2 menyenangkan. Dua hal tersebut merupakan modal yang cukup untuk membuat pendengar tetap setia untuk tidak berpindah saluran. Aspek yang dinilai responden sebagai kelemahan Pro 2 adalah kualitas suara (27,385), variasi program acara (22,62%), dan program berita/informasi (20,24%). Kekurangan Pro 2 tersebut seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dari pengelola Pro 2, terutama soal kualitas suara. Program siaran sebaik apapun jika secara teknis tidak nyaman untuk didengarkan, misalnya, kurang jernih/berisik atau tiba-tiba menghilang, tentu saja membuat pendengar mudah berpindah saluran radio lain. Kelima, dibandingkan dengan stasiun radio lain yang mengudara di Pekanbaru, RRI menjadi media unggulan pertama baik sebagai sumber informasi maupun rujukan hiburan. Fungsi menyampaikan berita/informasi jauh lebih kuat daripada fungsi hiburan. Sebagai rujukan informasi, RRI dipilih oleh 145 responden (45,08%). Sementara sebagai 123

145 rujukan hiburan, RRI didukung oleh 80 responden (25,40%). Sayangnya, responden ternyata kurang mampu mengenal dengan baik Pro 1 dan Pro Rekomendasi Dari kesimpulan-kesimpulan yang tersebut di atas, peneliti merekomendasikan beberapa hal yang perlu dilakukan RRI, khususnya cabang kota Pekanbaru. Pertama, program acara mestinya bisa disesuaikan dengan waktu ideal responden mendengarkan radio yang secara umum berada pada malam hari ( ) dan pagi hari ( ). Pada waktu tersebut, pengelola radio mungkin bisa menyusun program keunggulan dengan menggabungkan informasi dan hiburan yang kuat. Kedua, keunggulan RRI dalam memberikan informasi dan hiburan bagi pendengar radio di Pekanbaru tak disangsikan lagi. Begitu pula mengenai jadwal acara yang konsisten. Akan lebih baik lagi jika program acaranya juga lebih variatif sehingga pendengar tidak bosan. Pun begitu dengan lagu yang diputar. Agar tidak terkesan lagunya monoton, mungkin bisa dibuat kebijakan untuk membuat batasan maksimal berapa kali sebuah lagu diputar dalam sehari. Ketiga, keunggulan RRI baik Pro 1 dan Pro 2 sebagai rujukan informasi dan hiburan perlu dpertahankan. Meskipun sebagai brand, yang kuat justru nama RRI-nya bukan masing-masing programa. Untuk ke depan, hal ini perlu disikapi agar tidak terjadi kerancuan di benak khalayak tentang image RRI sebagai lembaga penyiaran publik. Jangan sampai LPP RRI hanya dikenal sebagai radionya orang tua dan terkesan kuno hanya karena publik tidak tahu programa yang lain. Pada akhirnya, hal ini memerlukan strategi pencitraan yang pas sehingga responden bisa membedakan dengan baik Pro 1, Pro 2, dan posisi RRI itu sendiri.******* 124

146 BAB IV RRI KOTA PALEMBANG A. Profil Kota Palembang 1. Kondisi Geografis Palembang merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dan secara geografis terletak antara 2 o 52 sampai 3 o 5 Lintang Selatan dan 104 o 37 sampai 104 o 52 Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan air laut. Luas wilayah Kota Palembang sebesar 400,61 km 2 yang secara administrasi terbagi atas 16 kecamatan dan 107 kelurahan. Kota Palembang merupakan Ibukota Propinsi Sumatera Selatan dengan batas wilayah, di sebelah utara, timur dan barat dengan Kabupaten Banyu Asin; sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim. Keadaan alam Kota Palembang merupakan daerah tropis dengan suhu ratarata sebagian besar wilayah Kota Palembang 21 o 32 o Celsius, curah hujan mml per tahun. Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi, pada tahun 2003, suhu udara rata-rata berkisar antara 23,9º-32º Celsius, 24,04º-32,60º Celsius (2004), 22,44º- 33,65º Celsius (2005), 26,4º-28,9º Celsius (2006) dan 21,2º-35,5º Celsius (2007). Pada tahun 2007, curah hujan terbesar jatuh pada bulan April dengan jumlah curah hujan 540 mm 3. Kelembaban udara tahun 2007 rata-rata 80%, kecepatan angin rata-rata 20 km/jam dengan arah terbesar dari arah barat laut, serta tekanan udara rata-rata di permukaan laut sebesar 1009 mbar dan di daratan sebesar 1007,5 mbar. Kawasan lindung yang ada di Kota Palembang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu hutan (5,68%) dan rawa (3,83%). Untuk hutan sendiri, terdiri dari berbagai jenis guna lahan, diantaranya adalah kawasan cagar alam (46,91 Ha) dan kawasan cagar budaya (21,75 Ha). Berdasarkan kondisi geologi, Kota Palembang memiliki relief yang beraneka ragam terdiri dari tanah berupa lapisan aluvial dan lempung berpasir. Di bagian selatan kota, batuan berupa pasir lempung yang tembus air, sebelah utara berupa batuan lempung pasir yang kedap air, sedangkan sebelah barat berupa batuan lempung kerikil, pasir lempung yang tembus air hingga kedap air. 125

147 Dari segi kondisi hidrologi, Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi menjadi dua bagian besar, yang disebut Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Kota Palembang mempunyai 108 anak sungai. Terdapat 4 sungai besar yang melintasi Kota Palembang. Sungai Musi adalah sungai terbesar dengan lebar rata-rata 504 meter (lebar terpanjang meter berada disekitar Pulau Kemaro, dan lebar terpendek 250 meter berlokasi di sekitar Jembatan Musi II). Ketiga sungai besar lainnya adalah Sungai Komering dengan lebar rata-rata 236 meter; Sungai Ogan dengan lebar rata-rata 211 meter, dan Sungai Keramasan dengan lebar rata-rata 103 meter. Disamping sungai-sungai besar tersebut, terdapat sungai-sungai kecil lainnya yang terletak di Seberang Ilir yang berfungsi sebagai drainase perkotaan (terdapat ± 68 anak sungai aktif). Sungai-sungai kecil tersebut memiliki lebar berkisar antara 3 20 meter. Pada aliran sungai-sungai tersebut ada yang dibangun kolam retensi, sehingga menjadi bagian dari sempadan sungai. Permukaan air Sungai Musi sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada musim kemarau, terjadi penurunan debit sungai sehingga permukaan air Sungai Musi mencapai ketinggian yang minimum. Pola aliran sungai di Kota Palembang dapat digolongkan sebagai pola aliran dendritik, artinya merupakan ranting pohon, di mana dibentuk oleh aliran sungai utama (Sungai Musi) sebagai batang pohon, sedangkan anak-anak sungai sebagai ranting pohonnya. Pola aliran sungai seperti ini mencerminkan bahwa daerah yang dialiri sungai tersebut memiliki topografi mendatar. Dengan kekerasan batuan relatif sama (uniform), air permukaan (run off) dapat berkembang secara luas, yang akhirnya membentuk pola aliran sungai (river channels) yang menyebar ke daerah tangkapan aliran sungai (catchment area). Fungsi sungai di Kota Palembang sebelumnya adalah sebagai alat angkutan sungai ke daerah pedalaman. Namun sekarang, sudah banyak mengalami perubahan fungsi antara lain sebagai drainase dan untuk pengendalian banjir. Fungsi anak-anak sungai yang semula sebagai daerah tangkapan air, sudah banyak ditimbun untuk kepentingan sosial sehingga berubah fungsinya menjadi permukiman dan pusat kegiatan ekonomi lainnya, rata-rata laju alih fungsi ini diperkirakan sebesar ± 6% per tahun. Secara geomorfik, perubahan bentang alam pada satuan geomorfik di Kota Palembang berkaitan dengan: adanya sedimentasi sungai yang bertanggung jawab terhadap pendangkalan sungai atau penyebab terjadinya penyempitan (bottle neck) 126

148 seperti di daerah Mariana Kecamatan Seberang Ulu I; penambangan pasir sungai atau gravel pada dasar sungai, yang akan berdampak kepada pendalaman cekungan; pemanfaatan dataran pada bentaran sungai untuk permukiman, persawahan serta aktivitas lain yang akan berdampak pada aliran sungai; dan adanya penebangan hutan illegal di daerah hulu sungai. Berdasarkan data tahun , sekitar 30% dari total luas Kota Palembang adalah berupa rawa yang terdiri atas rawa reklamasi dan rawa perlindungan. Struktur rawa yang ada di Kota Palembang juga dipengaruhi oleh pasang surut Sungai Musi dan sungai-sungai lain yang bermuara di Sungai Musi. Satuan geomorfik rawa pada umumnya dicirikan oleh terbentuknya cekungan yang lebih luas dengan kedalaman relatif dangkal, genangan air yang relatif tetap (yang tergenang tidak mengalir, sepanjang masa), dan bahkan di beberapa lokasi dijumpai pula area rawa yang telah kering atau tak berair kecuali di musim hujan. Satuan geomorfik rawa banyak mendominasi terutama kawasan Barat, kawasan Timur, daerah Seberang Ulu I, dan Seberang Ulu II Kota Palembang. Pada satuan ini, dijumpai pula beberapa cekungan yang relatif lebih dalam bila dibandingkan dengan beberapa daerah di sekitarnya, dan bentuk bentang alamnya ini merupakan perairan yang ditumbuhi oleh gulma, yang lazim disebut dengan lebak. Daerah ini dikenal dengan daerah tangkapan air yang banyak digunakan untuk kolam retensi banjir yaitu di Kecamatan Ilir Barat I, Kambang Iwak Talang Semut di Kecamatan Ilir Timur I, kolam retensi Rumah Sakit Siti Khodijah, kolam retensi depan Kapolda dan kolam retensi Kenten di Kecamatan Ilir Timur II. Keadaan topografi Kota Palembang, pada umumnya, merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata meter di atas permukaan laut, dengan komposisi: 48% tanah dataran yang tidak tergenang air, 15% tanah tergenang secara musiman dan 35% tanah tergenang terus menerus sepanjang musim. Lokasi daerah yang tertinggi berada di Bukit Seguntang Kecamatan Ilir Barat I dengan ketinggian sekitar 10 meter dpl. Kondisi daerah terendah berada di daerah Sungai Lais, Kecamatan Ilir Timur II. Kota Palembang dibedakan menjadi daerah dengan tofografi mendatar sampai dengan landai, yaitu dengan kemiringan berkisar antara ± 0-3 o dan daerah dengan topografi bergelombang dengan kemiringan berkisar antara ± 2 10 o. Sebagian besar wilayah Kota Palembang merupakan dataran rendah yang landai 127

149 dengan ketinggian tanah rata-rata + 12 meter di atas permukaan laut, sedangkan daerah yang bergelombang ditemukan di beberapa tempat seperti Kenten, Bukit Sangkal, Bukit Siguntang dan Talang Buluh-Gandus. Terdapat perbedaan karakter topografi antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Wilayah Seberang Ulu pada umumnya mempunyai topografi yang relatif datar dan sebagian besar dengan tanah asli berada di bawah permukaan air pasang maksimum Sungai Musi (± 3,75 m diatas permukaan laut) kecuali lahan-lahan yang telah dibangun dan akan dibangun dimana permukaan tanah telah mengalami penimbunan dan reklamasi. Di bagian wilayah Seberang Ilir, ditemui adanya variasi topografi (ketinggian) dari 4 m sampai 20 m di atas permukaan laut dan ditemui adanya penggunaan-penggunaan mikro dan lembah-lembah yang kontinyu dan tidak terdapat topografi yang terjal. Dengan demikian, dari aspek topografi, pada prinsipnya, tidak ada faktor pembatas untuk pengembangan ruang, baik berupa kemiringan atau kelerengan yang besar. 2. Demografi Penduduk Jumlah penduduk Kota Palembang pada pertengahan tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 adalah jiwa. Rinciannya jumlah laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan jiwa. Rasio penduduk berkisar 100,18 berarti jumlah laki-laki lebih banyak 0,18% dibandingkan perempuan. Jika menilik data pada tahun sebelumnya, maka dapat disimpulkan pertumbuhan penduduk mencapai 1,76%. Ada 330,993 keluarga di Kota Palembang, jika dibandingkan dengan luas wilayahnya dapat dketahui kepadatan penduduk rata-rata adalah 3.632,67 km2. Pada bulan Juni 2010, di Kota Palembang, terdapat penduduk usia kerja atau sekitar 72,24% dari total penduduk Kota Palembang. Komposisi penduduk berdasarkan usia dicantumkan dalam tabel 1 berikut ini. Penduduk di kota Palembang tersebar di 16 Kecamatan. Kecamatan terbanyak dihuni adalah Seberang Ulu 1 yang pada tahun 2010 dihuni oleh jiwa sedangkan Kecamatan terjarang penduduknya adalah Sematang Borang yang dihuni jiwa. 128

150 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Palembang Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Total Sumber: BPS Kota Palembang, Angka Sensus Penduduk

151 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Palembang Kecamatan Ilir Barat Gandus Seberang Ulu I Kertapati Seberang Ulu II Plaju Ilir Barat I Bukit Kecil Ilir Timur I Kemuning Ilir Timur II Kalidoni Sako Sematang Borang Sukarami Alang-alang Lebar Sumber: BPS Kota Palembang, Angka Sensus Penduduk Kondisi Sosial Ekonomi a. Indeks Pembangunan Manusia Salah satu ukuran penting untuk mengukur kemajuan sebuah wilayah adalah indeks pembangunan manusia (IPM). Beberapa komponen IPM adalah angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, angka partisipasi sekolah, pengeluaran perkapita riil. Secara umum, IPM Kota Palembang paling tinggi dibandingkan kabupaten/kotamadya lain di Provinsi Sumatera Selatan. Kecenderungannya juga mengalami peningkatan yang stabil. Pada tahun 2010 IPM Kota Palembang adalah 76,

152 Sejalan dengan itu, angka harapan hidup juga terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data BPS Provinsi Sumatera Selatan, pada tahun 2010, sebesar 71,13. Dalam hal ini, peringkat Kota Palembang hanya di bawah Kota Prabumulih. Angka melek huruf Kota Palembang juga ada di peringkat kedua setelah Kabupaten Muara Enim, yaitu sebesar 98,71 pada tahun Pada tahun yang sama, angka partisipasi sekolah di Kota Palembang adalah 99,36% untuk usia 7-12 tahun, 93,82% pada usia tahun, merosot tajam ketika berusia tahun yang hanya 68,27%. Dalam soal pengeluaran perkapita riil, sebagai kota terbesar di Sumatera Selatan, Kota Palembang menduduki peringkat paling tinggi yaitu sebesar Rp Tabel 4.3 Indeks Pembangunan Manusia Kota Palembang Deskripsi Indeks Pembangunan Manusia 74,49 75,83 76,23 Angka Harapan Hidup 69,9 70,90 71,13 Angka Melek Huruf 97,7 98,69 98,71 Besaran Daya Beli (Rp 000) n.n 633,02 636,39 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan b. Ketenagakerjaan Tenaga kerja adalah modal bagi gerak roda pembangunan. Jumlah tenaga kerja terus mengalami dinamika seiring perubahan komposisi penduduk. Pada Juni 2010, di Kota Palembang, terdapat penduduk usia kerja atau sekitar 72,24% dari total penduduk. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Kota Palembang dari sekitar orang pencari kerja pada tahun 2010 hanya sekitar orang atau 12,06% yang terserap. Jika ditilik dari basis pendidikan, maka lulusan SMA adalah pencari kerja paling besar, yaitu sekitar 50,39% dari total pencari kerja. Kemudian, pencari kerja berpendidikan sarjana sebanyak 30,32%, dan pencari kerja berbasis pendidikan sarjana muda berada di urutan ketiga, yaitu sebesar 17,16%. 131

153 c. Ekonomi dan Industri Aktivitas perekonomian di Kota Palembang bertumpu pada perdagangan. Sejak lama, Sungai Musi digunakan sebagai aktivitas perdagangan yang penting di Sumatera. Maka, tak heran jika di sepanjang sungai ini banyak ditemukan pasar tradisional yang menopang perdagangan di Palembang. Selama tahun 2010, jumlah perusahaan perdagangan berbadan hukum yang terdaftar di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi di Kota Palembang sebanyak unit. Jumlah itu terdiri dari 682 Perseroan Terbatas (PT), CV, 50 koperasi dan perusahaan perseorangan. Pasar di Kota Palembang mengalami peningkatan yang berarti. Jika pada tahun 2009 ada 33 pasar, maka pada tahun 2010 ada 37 pasar. Jumlah petak/kios juga naik dari petak pada tahun 2009 menjadi petak pada tahun Jumlah pedagang yang semula ada menjadi orang pada tahun Beberapa pusat perbelanjaan modern juga muncul di Palembang dalam dua tahun terakhir. Perindustrian belum menjadi primadona di Kota Palembang. Tercatat, PT Pusri sebagai perusahaan industri terbesar. Selain pupuk, industri sandang, pangan, bahan kimia dan bahan yang ada di Kota Palembang masih berskala kecil dan menengah. Berdasarkan catatan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi di Kota Palembang pada tahun 2010 ada 21 industri pangan dan sandang. Selain itu, hanya ada 7 industri kimia dan bahan. 4. Akses media dan Teknologi Komunikasi Berdasarkan data Komisi Penyiaran Daerah Sumatera Selatan, pada 2011, terdapat 20 televisi yang bersiaran di wilayah ini. Selain TVRI, ada 10 televisi swasta nasional dan 9 televisi lokal. Jumlah radio ada 88 stasiun radio yang mengudara, selain 4 saluran milik RRI, ada 3 radio komunitas dan 81 radio swasta. Beberapa indikator akses rumah tangga terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang dikemukakan di sini meliputi kepemilikan telepon rumah, telepon seluler, komputer dan akses internet di rumah serta di luar rumah. Kepemilikan telepon rumah masih relatif kecil, pada tahun 2010 hanya 8,64% rumah tangga yang memiliki telepon rumah. Angka kepemilikan telepon rumah ini meningkat 132

154 dibandingkan tahun 2009 meskipun sedikit menurun dibandingkan tahun 2007 yang besarnya 9,05. Tabel 4.4 Akses Teknologi Komunikasi di Provinsi Sumatera Selatan Indikator (Rumah Tangga) Kepemilikan telepon rumah 7,75 9,05 8,25 8,36 8,64 Kepemilikan telepon seluler 18,30 32,88 51,70 58,91 75,03 Kepemilikan komputer 2,81 4,61 6,96 9,08 Akses internet di rumah 0,46 0,91 3,57 1,76 Akses internet di luar rumah 1,44 3,09 5,42 9,18 Sumber: BPS, Susenas Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Utara, Kota Palembang memiliki akses informasi dan komunikasi yang paling tinggi. Berdasarkan data BPS, Susenas 2010, diketahui bahwa rumah tangga yang memiliki telepon rumah sebesar 25,36%, sedangkan rumah tangga yang memiliki telepon seluler sebanyak 75,03% dan rumah tangga yang memiliki komputer ada 27,45%. B. Profil Responden 1. Jenis Kelamin Ada 315 responden yang dilibatkan dalam survei di Kota Palembang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 45,08% atau 142 responden berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 173 respoden (54,92%) perempuan. Grafik 4.1 Jenis Kelamin Responden 133

155 2. Usia Komposisi usia responden cukup bervariasi dan jumlahnya terus menurun sejalan dengan usia yang menua. Dari 315 responden, terdapat 38,10% responden berusia tahun dan 25,40% berumur >23-33 tahun. Responden yang berusia >33-43 tahun sejumlah 18,10%. Pada usia >43-53 tahun, ada 12,38% responden serta 3,81% responden berusia >53-63 tahun. Paling sedikit responden berusia >63 tahun yang hanya 1,59%. Konfigurasi ini sejalan dengan demografis Kota Palembang yang menunjukan kecenderungan jumlah usia produktif yang lebih besar dibandingkan penduduk usia anak-anak dan tua seperti yang ditunjukan tabel 4.1. Artinya komposisi responden cukup mewakili komposisi penduduk Palembang. Grafik 4.2 Usia Responden 134

156 Kami memilih responden yang mengaku gemar mendengarkan radio, hasil survei menunjukan bahwa, dari 315 responden, lebih dari setengahnya, yaitu 175 (55,5%) responden merasa memiliki pengalaman mendengarkan RRI. Jika usia responden dikaitkan dengan pengalaman mendengarkan RRI dapat diketahui bahwa kelompok usia tahun menjadi pendengar RRI terbesar. Hal ini sesuai dengan profil responden yang didominasi oleh pendengar radio pada kelompok usia tersebut. Urutan selanjutnya adalah responden berumur >23-33 tahun yang mencapai 47 (26,90%). Responden lanjut usia, yaitu >63 tahun merupakan kelompok pendengar RRI tersedikit karena hanya terdiri dari 4 (0,70%) responden. Data lebih lengkap ada pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.5 Usia Responden dan Pengalaman Mendengarkan RRI Usia Responden Pendengar RRI Frekuensi Persentase 15 s.d. 23 tahun % >23 s.d. 33 tahun % >33 s.d. 43 tahun % > 43 s.d. 53 tahun % >53 s.d. 63 tahun % > 63 tahun % Total % Jika responden yang memiliki pengalaman mendengarkan RRI ditanya lebih lanjut maka saluran yang paling banyak didengarkan adalah Pro 1 yang dipilih oleh 82 responden. Urutan selanjutnya adalah Pro 2 disukai oleh 78 responden, berikutnya Pro 4 dan terakhir Pro 3. Pro 1 dan Pro 2 adalah saluran unggulan RRI maka tak salah jika keduanya merupakan saluran RRI yang terpopuler. 135

157 Tabel 4.6 Usia Responden dan Stasiun RRI yang Paling Sering Didengarkan Stasiun RRI yang Paling Sering Didengarkan Usia Pro 1 (92,4 FM) Pro 2 (91,6 FM) Pro 3 (97,1 FM) Pro 4 (88,4 FM) Responden Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 15 s.d. 23 tahun % % % >23 s.d. 33 tahun % % % >33 s.d. 43 tahun % % % > 43 s.d. 53 tahun % % % % >53 s.d. 63 tahun % % % > 63 tahun % % % Total % % % % Tabel 4.6 di atas menunjukkan konfigurasi usia pendengar RRI dari berbagai saluran. Dari 175 responden pendengar RRI, ada 82 (46,8%) merupakan pencinta Pro 1. Pendengar saluran ini didominasi oleh kelompok responden berusia >23 s.d 33 tahun yang terdiri dari 26 (31,71%) responden dan >33 s.d 43 tahun yang ada 23 (28.05%). Usia manula tetap menjadi kelompok responden terkecil, yaitu hanya ada 2 (2,44%) responden. Kemudian, dari jumlah tersebut, ada 78 responden yang suka mendengarkan Pro 2. Sesuai dengan segmen yang dibidik saluran ini, responden berusia 15 s.d 23 tahun mendominasi kategori ini, yakni sebnayak 41 (52,56%). Urutan kedua adalah pendengar kelompok usia >23 s.d 33 tahun yang terdiri dari dari 20 (25,64%) responden. Kelompok lanjut usia juga merupakan pendengar Pro 2 yang paling sedikit. 136

158 3. Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Sejalan dengan usia responden, sebagian besar statusnya adalah anak di keluarga, yaitu sejumlah 93 responden (43,49%). Disusul dengan status ibu sebesar 93 responden (29,52%), dan kepala rumah tangga sebanyak 77 (24,4%) responden. Jumlah berstatus saudara ada 6 (1,90%) responden dan tersedikit bersatus orang lain (teman, anak kost) hanya ada 2 orang atau 0,63%. Jika memperhatikan komposisi usia responden yang sebagian besar adalah remaja, maka posisi mereka sebagai anak di dalam keluarga sejalan dengan usianya. Tabel 4.7 Status Dalam Keluarga Status Dalam Keluarga Frekuensi Persentase Kepala rumah tangga % Ibu % Anak % Saudara % Orang lain % Total % 4. Pekerjaan Utama dan Sambilan Pekerjaan utama para responden bermacam-macam. Seturut dengan usia responden yang didominasi oleh responden berusia muda, yaitu tahun maka persentase terbesar respoden adalah mahasiswa/pelajar sebesar 85 responden (26,98%). Selanjutnya, kelompok terbesar kedua adalah responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 45 (22,54%) responden. Terbanyak ketiga adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 63 (20%) responden. 137

159 Tabel 4.8 Pekerjaan Utama Pekerjaan Utama Frekuensi Persentase Guru/Dosen % Pegawai PEMDA % Pegawai BUMN/BUMD % Pegawai swasta % Wiraswasta % Mahasiswa/Pelajar % Pensiunan % Ibu Rumah Tangga % Tidak Bekerja % Lainnya % Tidak diisi % Total % Jika memperhatikan kondisi perekonomian Palembang yang bertumpu pada perdagangan, maka tak heran jika selain mahasiswa/pelajar, wiraswasta mendominasi pekerjaan utama penduduk Palembang. Jika memperhatikan kenyataan ini maka program RRI dapat diarahkan untuk masyarakat usia muda yang tertarik dengan isu pendidikan dan bisnis. Diantara 315 responden, ada 175 yang pernah mendengarkan RRI. Pendengar RRI tersebut dapat dipilah berdasarkan pekerjaannya (lihat tabel 4.9). Serupa dengan komposisi pekerjaan responden secara keseluruhan, pendengar RRI didominasi oleh wiraswasta 44 (25,14%) responden, mahasiswa/pelajar 37 (21,14%) dan ibu rumah tangga 34 (19,43%). 138

160 Tabel 4.9 Pekerjaan Utama Responden Pendengar RRI Pekerjaan Responden Pendengar RRI Frekuensi Persentase Guru/Dosen % Pegawai PEMDA % Pegawai BUMN/BUMD % Pegawai swasta % Wiraswasta % Mahasiswa/Pelajar % Pensiunan % Ibu Rumah Tangga % Tidak Bekerja % Lainnya % TOTAL % Berdasarkan tabel 4.8 dan 4.9 di atas, dapat dikatakan bahwa profil pendengar RRI mencerminkan pendengar radio di Kota Palembang. Segmentasi pendengar RRI tidak terlalu menonjol dibandingkan pendengar radio secara umum. Oleh karena itu, persaingan RRI dengan radio lain menjadi sangat ketat karena baik radio pemerintah dan radio swasta memperebutkan pendengar dalam kategori yang sama. 139

161 Tabel 4.10 Pekerjaan Utama dan Saluran RRI yang Paling Sering Didengarkan Saluran RRI yang Paling Sering Didengarkan Pro 1 (92,4 FM) Pro 2 (91,6 FM) Pro 3 (97,1 FM) Pro 4 (88,4 FM) Pekerjaan Utama Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Guru/Dosen % % Pegawai PEMDA % % Pegawai BUMN/BUMD % Pegawai swasta % % % Wiraswasta % % % Mahasiswa/Pelajar % % Pensiunan % % % Ibu Rumah Tangga % % % % Tidak Bekerja % % Lainnya % % % TOTAL % % % % Tabel 4.10 memuat informasi detail mengenai hal ini. Pendengar Pro 1 dominasi oleh wiraswasta, yaitu 29 (35,37%) responden dan ibu rumah tangga yang berjumlah 16 (19,51%) responden, sedangkan pendengar Pro 2 adalah mahasiwa/pelajar sebanyak 26 (33,33%) dan pegawai swasta (25,64%). Komposisi ini menunjukan bahwa sejatinya RRI berhasil menempatkan segmentasinya dengan baik jika hanya ditilik dari perbandingan kedua saluran ini. Pro 2 lebih banyak didengarkan oleh anak muda yang sehari-hari beraktifitas sebagai mahasiswa/pelajar dan pegawai swasta. Sedangkan Pro 1 disukai pendengar dewasa yang berprofesi wiraswastawan dan ibu rumah tangga. 5. Pendidikan Terakhir Mayoritas responden, yaitu 176 (55,87%) berpendidikan SLTA disusul oleh tamatan SLTP 72 (22,86%). Komposisi ini sejalan dengan catatan Dinas Tenaga Kerja Kota menyebutkan bahwa pencari kerja terbesar adalah lulusan SMA adalah pencari kerja paling besar yaitu sekitar 50,39% dari total pencari kerja. Kemudian, jika dieksplorasi lebih jauh keterkaitannya dengan mendengarkan RRI, maka sebanyak 175 responden merasa pendengar RRI. Dari jumlah itu, 97 (56,07%) responden berpendidikan SLTA, disusul dengan responden tamatan SLTP 140

162 sebesar 38 (21,97%) responden. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa Kota Palembang dihuni oleh banyak sekali anak muda lulusan SMA yang bekerja atau menjadi mahasiwa/pelajar. Informasi ini penting untuk melakukan perancangan program RRI di Palembang yang tidak dapat dilepaskan dari sentuhan selera anak muda. Mereka memiliki kebutuhan informasi dan selera musik tertentu yang berbeda dengan pendengar radio berpendidikan tinggi. Tabel 4.11 Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase SD % SLTP % SLTA % D1/D2/D % D4/S % Lainnya % Tidak diisi % Total % Tabel 4.12 Pendidikan Terakhir Responden Pendengar RRI Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase SD % SLTP % SLTA % D1/D2/D % D4/S % Lainnya % Tidak Mengisi % TOTAL % Jika diperinci, maka formasi responden yang mendengarkan RRI berdasarkan pendidikan terakhir dan saluran yang dipilih nampaknya tidak ada perbedaan yang berarti antara Pro 1 dan Pro 2. Sebagaimana ditampilkan tabel 4.13 diketahui bahwa kelompok responden berpendidikan SLTA masih mendominasi pendengar Pro 1 dan Pro 2. Disusul oleh responden tamatan SLTP. Selengkapnya ada di Tabel 4.13 berikut. Serupa dengan struktur responden secara keseluruhan, jumlah pendengar RRI yang 141

163 Pendidikan Tabel 4.13 Pendidikan Terakhir Pendengar RRI Saluran RRI yang Paling Sering Didengarkan Terakhir Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase SD % % SLTP % % % SLTA % % % % D1/D2/D % % D4/S % % % Lainnya % % % Tidak Mengisi % TOTAL % % % % 6. Agama dan Suku Bangsa Agama Islam merupakan agama mayoritas yang dipeluk responden di Palembang. Grafik di bawah ini menunjukan bahwa 304 (96,51%) responden muslim. Sisanya, terdistribusi cukup merata sebagai pemeluk Katolik (0,95%), Budha (0,32%), Hindu (0,63%), dan sisanya 4 responden (1,27%) tidak menjawab. Grafik 4.3 Agama 142

164 Suku responden cukup bervariasi, setidaknya 53 jenis yang dituliskan oleh responden. Sepuluh suku terbanyak adalah Palembang (28,89%), Jawa (20,95%), Sumatera (6,03%), Komering (2,54%), Oku (1,90%), Sunda (1,90%), Sekayu (1,59%), Minang (1,27%), Oki (1,27%), dan Lahat (0,95%). Komposisi suku yang sangat beragam ini tidaklah mengherankan jika menilik Palembang sebagai kota Metropolitan terbesar di Sumatera maka beragam suku bangsa tinggal di kota Palembang. Pengetahuan mengenai agama dan suku ini dapat digunakan untuk merencanakan program RRI yang dapat dikaitkan dengan siaran agama dan budaya. Meski ada suku pendatang seperti Jawa dan Batak, namun mayoritas penduduk Palembang adalah orang Sumatera. Oleh karena itu, program budaya Sumatera dapat disiarkan untuk menarik minat pendengar. 7. Pengeluaran/Uang Saku Grafik 4.4 Suku Dari 315 responden, 174 diantaranya telah menikah. Dari jumlah itu, sebagian besar atau 47 responden (27.01%) pengeluaran per bulannya > Rp ,00 - Rp ,00. Selanjutnya 36 (20.69%) responden per bulan mengeluarkan uang > Rp ,00 - Rp ,00. Terbanyak ketiga 36 (20,69%) responden berpengeluaran > Rp ,00 - Rp ,00. Lebih rinci pengeluaran para responden yang berkeluarga dapat dilihat di tabel

165 Tabel 4.14 Perkiraan Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan (Jika Berkeluarga) Perkiraan pengeluaran rumah tangga perbulan (jika berkeluarga) Frekuensi Persentase <= Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % > Rp , % Total % Sementara itu, untuk lajang atau pelajar/mahasiswa, rata-rata pengeluaran atau uang saku dapat dilihat pada tabel Sebanyak 50 responden mengaku masih lajang dan bekerja. Pengeluaran mereka per bulan rata-rata lebih kecil daripada responden yang telah berkeluarga. Jumlah terbesar ada 15 (30%) responden mengeluarkan uang > Rp ,00 - Rp ,00 per bulan. Sedangkan kategori dengan jumlah terkecil adalah 4 (8%) responden yang pengeluarannya mencapai >Rp ,00 - Rp ,00. Detail pengeluaran responden lajang dapat dicermati pada tabel 4.15 di atas. Tabel 4.15 Perkiraan Pengeluaran Pribadi Per Bulan (jika lajang bekerja) Perkiraan pengeluaran pribadi per bulan (jika lajang bekerja) Frekuensi Persentase <= Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp , % Total % Ada 84 responden yang berstatus sebagai mahasiswa/pelajar. Jumlah uang sakunya bervariasi. Kategori tertinggi adalah mahasiswa/pelajar yang memiliki uang saku >Rp ,00 - Rp ,00 yakni sebanyak 20 (23,81%) responden. Selanjutnya ada 13 (15,48%) mengantongi uang saku <=Rp ,00. Kategori terkecil adalah responden yang mendapatkan uang saku > Rp ,00 - Rp ,00. Dalam kategori ini hanya ada 2 (2.38%) responden. 144

166 Tabel 4.16 Jumlah Uang Saku Per Bulan (jika mahasiswa/pelajar) Jumlah uang saku per bulan (jika mahasiswa/pelajar) Frekuensi Persentase <=Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp , % Total % C. Kebiasaan Bermedia 1. Peringkat Jenis Media yang Digunakan Responden di Kota Palembang mengakses berbagai media, tidak saja radio. Ketika diminta memberikan peringkat media yang paling sering digunakan, sebagian besar responden berpendapat bahwa media yang paling sering mereka akses adalah televisi. Ada 217 (68,89%) responden yang berpendapat demikian. Media yang paling jarang digunakan adalah tabloid yang hanya menduduki posisi kelima dan keenam. Hal yang menarik ada pada media internet, sebanyak 45 (14,29%) responden menempatkan internet pada urutan pertama tetapi 107 (33,97%) memosisikan internet hanya pada urutan 6. Artinya, pengakses internet ada pada kontinum tinggi dan rendah yang ekstrim, akses internet tidak merata dirasakan oleh responden Palembang. 145

167 Grafik 4.5 Peringkat Jenis Media yang Digunakan Televisi menjadi primadona media di Palembang, kenyataan ini tidak mengherankan mengingat jumlah stasiun televisi yang cukup banyak di Kota Pempek tersebut. Berdasarkan data Komisi Penyiaran Daerah Sumatera Selatan, pada 2011, terdapat 20 televisi yang bersiaran di wilayah ini. Selain TVRI, ada 10 televisi swasta nasional dan 9 televisi lokal. Radio dapat dikatakan sebagai alternatif televisi bagi responden jika dikaitkan dengan jumlah radio memang terjadi persaingan yang ketat di Palembang. Ada 88 stasiun radio yang mengudara. Selain 4 saluran milik RRI, ada 3 radio komunitas dan 81 radio swasta. 2. Tujuan Menggunakan Media Media masih diidentikan dengan akses informasi, hal ini nampak dari jawaban responden ketika ditanya tujuan menggunakan media yaitu sebanyak 181 (57,46%). Media sebagai sarana hiburan juga dipilih responden, ada 109 (34,6%). Sedangkan 22 (6,98%) responden menggunakan media sebagai alat pengisi waktu luang. Grafik tujuan menggunakan media ada di atas. 146

168 Grafik 4.6 Tujuan Menggunakan Media D. Kebiasaan Mendengarkan Radio Setelah mengetahui media-media yang paling sering digunakan dan tujuantujuan mereka menggunakan media tersebut, berikutnya adalah melihat kebiasaan mereka mendengarkan radio. Berbeda dibandingkan melihat kebiasaan media secara umum yang hanya dilihat dari jenis media yang paling sering digunakan dan tujuan mereka mengakses media, dalam melihat kebiasaan mendengarkan radio akan dilihat lebih detil. Ada enam hal yang akan dilihat menyangkut kebiasaan responden mendengarkan radio, yakni rata-rata per hari mendengarkan radio, waktu paling sering mendengarkan radio, tempat, jenis program, aktivitas ketika mendengarkan radio, dan perangkat yang digunakan. 1. Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio Jika memperhatikan jawaban responden mengenai peringkat akses media yang dipaparkan sebelumnya pada bagian C, maka tidak mengejutkan jika durasi responden mendengarkan radio cukup singkat. Pada grafik 4.7, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden 153 (48,57%) mendengarkan radio kurang dari 1 jam per hari. Jumlahnya semakin menurun seiring dengan peningkatan durasi mendengarkan radio. Hanya 12 (3,81%) responden yang mendengarkan radio lebih dari 5 jam. 147

169 Grafik 4.7 Rata-rata Perhari Mendengarkan Radio 2. Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Berbeda dengan jaringan televisi nasional, ternyata prime time siaran radio di Palembang adalah pukul dan pukul oo. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang mengelompok pada waktu-waktu tersebut yaitu 78 (24.76%) dan 63 (20.00%). Sisanya menjawab merata di berbagai waktu lain. Jumlah terkecil adalah responden yang mendengarkan radio pada pukul , hanya ada 3 (0.95%) responden. Mungkin karena waktu itu adalah jam istirahat. Dapat disimpulkan, responden mendengarkan radio ketika memulai dan menyelesaikan aktivitas harian. Tabel 4.17 Waktu yang Paling Sering Digunakan untuk Mendengarkan Radio Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Frekuensi Persentase Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Tidak mengisi % 148

170 Total % 3. Tempat Paling Sering Digunakan Meski radio secara teknis merupakan media yang mudah dibawa dan dipindahkan, namun ternyata mayoritas responden, 264 (83,31%) mendengarkan radio di rumah. Mereka tidak terbiasa mendengarkan radio sambil berkendara atau di tempat kerja. Ini dapat dilihat bahwa persentase responden yang mendengarkan radio di rumah menempati posisi paling tinggi. Grafik 4.8 Tempat Paling Sering Mendengarkan Radio 4. Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Radio identik dengan program musik. Sebagian besar responden memilih program musik sebagai acara radio yang paling disukai. Berdasarkan grafik 4.8, kita dapat mengetahui sebanyak 227 (72,06%) responden memilih program musik, diikuti kemudian program berita/informasi sebanyak 71 (23,49%). Program lain yang juga didengarkan adalah ceramah agama dan wayang. 149

171 Grafik 4.9 Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan 5. Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Proporsi responden yang hanya mendengarkan radio 154 (48,89%) dan mendengarkan radio sambil mengerjakan pekerjaan lain 160 (50,79%) hampir seimbang. Pekerjaan lain yang dilakukan sambil mendengarkan radio adalah bekerja di rumah atau tempat kerja informal seperti warung, bengkel, toko dan sebagainya. Radio ditempatkan sebagai teman kala bekerja. Temuan survei ini juga dipertegas oleh peserta FGD. Ibu Meri, misalnya, sebagai ibu rumah tangga memiliki keleluasaan mendengarkan radio sembari menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Bahkan, ia memiliki kebiasaan yang ekstrim yaitu memasang headset telepon gengam yang digunakan memutar radio hampir sepanjang waktu. Menurutnya, Kalau saya mbak, sambil nyuci sambil masak pokoknya radio itu dikantongin kan seneng. Nur, peserta FGD lainnya, yang bekerja sebagai guru, tidaklah mungkin mendengarkan radio ketika bekerja. Oleh karena itu, ia biasa mendengarkan radio pada waktu sore hari sambil menyuapi anaknya. Ibu Lestari yang bekerja sebagai penjahit juga demikian. Ia suka mendengarkan radio sembari bekerja. Jika jam makan siang tiba, ia seringkali turut berpartisipasi dalam acara pantun yang disiarkan di RRI. Mendengarkannya di tempat bekerja sambil bekerja. Kalau kawanku memang pendengar, tapi gak berani untuk berbalas pantun cuman sebagai pendukung. Bahkan, sampai pembawa acaranya berteriak Tari 150

172 ayo masuk gitu. Tapi, sekarang kan diganti dengan tembang kenangan. Tabel 4.18 Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Aktivitas ketika mendengarkan radio Frekuensi Persentase Hanya mendengarkan radio % Sambil mengerjakan aktivitas lain % Tidak mengisi % Total % 6. Perangkat yang Paling Sering Digunakan Kemajuan teknologi membuat radio dapat diputar di berbagai alat seperti telepon genggam, mobil, internet dan alat pemutar MP3/MP4. Telepon genggam adalah alat yang menjadi primadona. Dari 315 responden, sebanyak 163 (51,75%) responden mendengarkan radio dengan menggunakan handphone. Pemutar MP3/MP4 menjadi alat yang paling sedikit digunakan, yakni hanya 9 (2,86%) responden yang memakainya. Perinciannya ada di grafik 4.9. Kecanggihan teknologi telepon genggam membuat alat ini menjadi multifungsi, tidak saja berguna untuk telepon dan mengirim pesan, tetapi juga untuk mengakses berbagai media informasi seperti radio dan internet. Bentuknya yang mudah dibawa membuat alat ini sangat dekat dengan kehidupan responden. Perubahan alat memutar radio ini berdampak dapat dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan siaran radio. Jika dibandingkan dengan radio transistor (konvensional), maka alat penangkap gelombang siaran radio di telepon gengam lebih lemah. Oleh karena itu, sinyal radio harus sangat kuat sehingga siaran radio tetap terdengar jernih. Selain itu, handphone membuat pendengar tidak mungkin memberikan perhatian penuh pada siaran radio. Siaran radio yang terlalu serius dan intensif seperti drama radio dan diskusi jadi tidak lagi menarik. Untuk itu, diperlukan variasi suara agar pendengar tetap memberi perhatian pada radio. 151

173 Grafik 4.10 Perangkat yang Paling Sering Digunakan 7. Gaya Penyiar Paling Disukai Pembawaan penyiar di radio juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan pendengar ketika memilih siaran radio. Ada banyak gaya yang ditampilkan untuk menciptakan theater of mind. Gaya humoris ternyata paling disukai. Gaya ini dipilih oleh sebanyak 130 (41,27%) responden. Suara bagus dan gaya gaul/trendi masingmasing dipilih oleh 73 (23,175%) dan 44 (13,968%) responden (lihat grafik 4.11). Grafik 4.11 Gaya Penyiar Paling Disukai 152

174 E. Evaluasi RRI Pro 1 dan Pro 2 Secara khusus, penelitian ini hendak memeriksa tanggapan khalayak terhadap siaran RRI. Pendapat khalayak yang ingin diketahui berkaitan dengan popularitas RRI, kualitas sinyal, jenis acara yang disukai, informasi yang paling dibutuhkan, dan tingkat kepuasan pendengar terhadap sajian RRI. Dari 315 responden yang dimintai pendapat, 175 (55,6%) responden mengaku mendengarkan RRI, sedangkan sisanya sebesar 140 respoden (44%) menyatakan tidak pernah mendengarkan RRI. Kemudian, dalam penelitian ini, dilacak lebih jauh siapa dan berapa persentase masing-masing pendengar Pro 1 dan Pro2 yang ternyata menjadi Dua saluran terpopuler dibandingkan saluran lainnya. Saluran pertama, memuat berbagai acara seperti talkshow, berita, dan musik. RRI Pro 1 membidik segmen pendengar RRI tradisional yang telah lama menjadi khalayak setia, sedangkan RRI Pro 2 merupakan hasil inovasi yang berusaha merangkul segmen anak muda dengan berbagai siaran musik. Pemosisian kedua saluran RRI tersebut nampaknya cukup berhasil. Terbukti, para peserta FGD yang mengaku penggemar RRI sangat memahami pemosisian itu. Anak muda yang diwakili oleh Nur, Erick dan Maria lebih akrab dengan RRI Pro 2 dibandingkan dengan Pro 1 meski RRI Pro 2 bukan radio yang dianggap paling favorit. Sementara untuk pendengar yang lebih tua seperti Pak Syamsudin, Ibu Meri dan Ibu Lestari, lebih sering mendengarkan Pro 1. Di Kota Palembang, saluran RRI yang paling populer masih dipegang oleh Pro 1, yang dipilih oleh 82 (46,86%) responden. Urutan kedua adalah Pro 2 dipilih oleh 78 (44,57%) responden, sedangkan saluran yang paling tidak popular adalah Pro 3 (1,71%) seperti nampak di Grafik

175 Grafik 4.12 Stasiun RRI yang Paling Sering Didengarkan 1. RRI Pro 1 a. Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 Sejalan dengan acara favorit para pendengar radio, alasan utama responden mendengarkan RRI Pro 1 adalah musik yakni dipilih oleh 34 (41.46%). Seterusnya program berita menjadi pilihan 26 (31.71%) responden. Hanya 2 (2,44%) responden yang memilih penyiar sebagai alasan mendengarkan RRI Pro 1. Hal ini dapat dimaknai bahwa kualitas program acara menjadi prioritas pendengar radio, dianggap lebih penting daripada kualifikasi teknik dan penyiar. Di sisi lain, bisa juga dibaca bahwa penyiar memang kurang mempunyai kualitas dibandingkan dengan program. Tabel 4.19 Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 Alasan utama mendengarkan Pro 1 Frekuensi Persentase Penyiar % Musik % Kualitas suara/jernih % Program berita % Program informasi % Lainnya % Total % b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 1 154

176 Berkesesuaian dengan jawaban responden sebelumnya ketika ditanya waktu mendengarkan radio, pendengar Pro 1 juga mendengarkan radio di pagi dan sore hari. Kebiasaan mendengarkan Pro 1 sepertinya juga demikian. Ada 21 (25,61%) responden yang suka mendengarkan radio pada pukul Hampir sama persentasenya dengan responden yang suka mendengarkan radio pada pukul , yaitu sebanyak 20 (24,39%). Serupa dengan kebiasaan pendengar radio pada umumnya, waktu istirahat, yaitu pukul paling sedikit dipilih oleh responden Pro 1. Perinciannya terdapat di grafik 4.13 berikut ini. Jika memperhatikan pendapat para pendengar setia Pro 1 ketika FGD, pagi hari dan sore hari adalah waktu yang tepat untuk mendengarkan radio. Di pagi hari, mereka mendengarkan radio sembari mempersiapkan keperluan harian, sedangkan di sore dan malam hari, radio digunakan sebagai media rekreasi pelepas penat. Meskipun media yang paling sering diakses adalah televisi, tapi radio tidak ditinggalkan oleh responden karena di malam hari siaran televisi seringkali justru membosankan. Tayangan televisi yang seragam berkisar antara sinetron dan lawakan sehingga membuat responden menginginkan hiburan yang berbeda. Pilihan jatuh pada radio karena radio gampang ditemukan dan mereka bisa berinteraksi dengan penyiar atau pendengar lain. Erik, misalnya, mengemukakan, kaitannya dengen kebiasaan mendengarkan, Bangun tidur, ya mungkin. Pagi sebelum ngampus. Terus jam makan siang yang paling oke. Waktu santai di kantin. Sementara Bu Merry, mengemukakan bahwa setelah acara keluarga, setelah jam 12, ibu-ibu udah selesai masak/nyuci. Jadi, menurutnya, mau tidur siang itu sambil dengerin radio kan pas. Hal yang kurang lebih sama dilakukan Maria. Menurutnya, waktu yang paling tepat mendengarkan radio adalah sekitar pukul 6.30, kemudian waktu di kelas, dan sore hari jam 3. Selain itu, malam jam delapan. Kebiasaan mendengarkan malam karena, sebagaimana dikemukakan Mbak Nur, acara radio swasta justru semakin bagus, misalnya, acara curhat sehingga ada kecenderungan untuk mendengarkan malam. 155

177 Grafik 4.12 Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 1 c. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 1 Musik pop adalah musik yang paling banyak didengarkan responden. Popularitas musik ini di mata pendengar Pro 1 sedikit di atas musik dangdut. Sebanyak 35 (42,68%) memilih musik pop sebagai jenis musik yang paling ingin didengarkan di Pro 1. Paling sedikit responden menyukai musik klasik dan rock, keduanya hanya dipilih oleh 1 (1,22%) responden. 156

178 Tabel 4.20 Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 1 Jenis musik yang paling ingin didengarkan di Pro1 Frekuensi Persentase Musik country % Musik dangdut % Musik pop % Musik rock % Musik klasik % Musik etnik/tradisional % Musik keroncong % Lainnya % Total % Musik Pop adalah sebuah genre yang terdiri dari beragam subgenre seperti Pop Melayu, Pop Barat, Pop Asia, Pop Rock dsb. Oleh karena itu, perlu diteliti lebih lanjut kategori musik pop yang diminati oleh pendengar Pro 1 di Kota Palembang sehingga RRI dapat merancang progam musik yang lebih spesifik berdasarkan genre dan format acara. d. Acara yang Paling Disukai Musik merupakan acara favorit bagi penggemar radio di Kota Palembang, termasuk pendengar Pro 1 karena seringkali didengarkan sambil mengerjakan pekerjaan lain, musik adalah pilihan yang paling tepat karena bisa diperdengarkan sambil lalu. Sebanyak 49 (59,76%) responden memilih musik sebagai acara yang paling disukai. Berita dan informasi menempati posisi kedua dan ketiga (lihat grafik 4.13) 157

179 Grafik 4.13 Acara yang Paling Disukai e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Pada analisis profil kota, diketahui bahwa penduduk Kota Palembang sebagian besar bekerja di sektor perdagangan. Kemudian, berdasarkan analisis demografi diketahui pekerjaan yang banyak dilakukan oleh orang Palembang adalah wiraswasta, hal ini sejalan dengan komposisi pekerjaan responden. Oleh karena itu, tidak aneh jika para responden pendengar Pro 1 menganggap bahwa informasi ekonomi dan bisnis merupakan informasi yang penting. Pendapat ini disampaikan oleh 17 (20.73%), menyusul selanjutnya pendidikan yang diminta oleh 14 (17,07%) responden. Dengan jumlah responden yang hampir sama, informasi lain yang diinginkan adalah olahraga dan selebriti. Pada kisaran lain sosial agama, budaya dan kesehatan juga diharapkan pendengar dengan jumlah responden yang hampir sama. Rincian informasi yang paling dibutuhkan responden Pro 1 ada di tabel

180 Tabel 4.21 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan dari Pro 1 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan dari Pro 1 Frekuensi Persentase Pendidikan % Olahraga % Selebriti/public figure % Ekonomi dan bisnis % Sosial-kebudayaan % Hukum dan kriminal % Kesehatan % Keagamaan % Lainnya % Total % f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro 1 Untuk mengerucutkan data yang ingin didapatkan, responden ditanya tentang penilaian mereka mengenai siaran Pro 1 berkaitan dengan siaran musik, informasi/berita dan kualitas penyiar. Selain itu, responden diminta untuk memberikan masukan mengenai kelebihan dan kekurangan siaran Pro 1. Data ini diperlukan untuk mengukur keberhasilan Pro 1 selama ini dan merumuskan upaya apa yang bisa dilakukan. 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Pendengar setia Pro 1 mayoritas merasa puas dengan siaran musik yang disiarkan Pro 1. Setidaknya, ada sebanyak 49 (59,76%) responden yang menyatakan puas, dan hanya 5 (6,10%) responden yang berpendapat kurang puas. Dengan demikian, program siaran musik Pro 1 sebenarnya relatif cukup bagus meskipun yang menyatakan biasa saja cukup tinggi. Ini tentu menjadi tantangan manajemen. 159

181 Tabel 4.22 Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Kepuasan terhadap musik yang diputar di Pro 1 Frekuensi Persentase Sangat puas % Puas % Biasa saja % Kurang memuaskan % Total % 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Berdasarkan Grafik 4.14 dapat digambarkan tingkat kepuasan responden atas program berita/informasi yang diperdengarkan oleh Pro 1. Sebagian besar responden 58 (70,73%) berpendapat bahwa mereka puas dengan siaran berita/informasi Pro 1. Hanya 2 (2,44%) dan 1 (1,22%) responden yang berpendapat kurang memuaskan dan sangat kurang memuaskan. Grafik 4.14 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 160

182 3) Kesan terhadap Penyiar Jika menilik tabel 4.23 di bawah ini maka diketahui bahwa sebanyak 38 (46,34%) responden berpendapat penyiar Pro 1 bersuara menyenangkan. Pada jumlah yang hampir setara, yaitu sebanyak 36 (43,90%) responden menyebutkan bahwa penyiar Pro 1 berwawasan dan cerdas. Tabel 4.23 Kesan Terhadap Penyiar Kesan terhadap Penyiar Pro 1 Frekuensi Persentase Membosankan % Kuno % Menyenangkan % Berwawasan dan cerdas % Lainnya % Total % 4) Kualitas Suara Kota Palembang terdiri dari dua bagian yaitu Ulu dan Ilir. Kedua wilayah itu dipisahkan oleh sungai Musi. Stasiun RRI berada di daerah Ilir. Berdasarkan hasil randomisasi, terpilih beberapa kecamatan di wilayah Ilir. Oleh karena itu, kualitas suara siaran RRI dipersepsi sebagian besar responde bagus. Angkanya sangat tinggi, yaitu sejumlah 56 (68,29%) responden berpendapat demikian. Hanya ada 1 (1,22%) responden memilih kriteria sangat buruk untuk kualitas siaran Pro 1. Grafik 4.15 Kualitas Suara Pro 1 161

183 5) Keunggulan RRI Pro 1 Untuk keunggulan RRI Pro 1, ada sebanyak 50 (60,98%) responden yang menyatakan bahwa keunggulan paling utama Pro 1 ada pogram berita dan informasi. Kemudian, program siaran musik, yakni sebanyak 15 responden (18,29%). Tabel 4.24 Keunggulan RRI Pro 1 Keunggulan RRI Pro 1 Frekuensi Persentase Program berita dan informasi % Musik % Penyiar % Jadwal acara yang jelas % Variasi program acara % Kualitas suara % Lainnya % Tidak mengisi % Total % Temuan di atas konsisten dengan temuan FGD. Ibu Merry, misalnya, berpendapat bahwa meskipun ada stasiun radio khusus berita, tapi sebenarnya program berita/informasi RRI lebih baik karena memberitakan peristiwa dari pelosok tanah air yang tidak dapat dijangkau oleh radio lain. Bahkan, berita/informasi Pro 1 juga membahas peristiwa penting di luar negeri, sebagaimana dikemukakan Bu Merry berikut. Di RRI Pusat seperti ada acara dari daerah ke daerah ya seperti Pelangi Nusantara kalau di TVRI. Nah, di situ setiap hari ada berita RRI dari masing-masing daerah..bahkan ada yang sampai ke luar negeri. Meskipun pendapat Bu Meri tidak secara langsung untuk Pro 1, tapi sebagai sebuah radio berjaringan hal-hal semacam itu sangat mungkin dilakukan. Dengan kata lain, Pro 1 bisa menyiarkan berita yang relatif mempunyai jangkauan luas yang tidak bisa dilakukan oleh radio swasta. 6) Kekurangan Pro 1 Siaran RRI Pro 1 tidak lepas dari kekurangan. Meski menampilkan berbagai berita, tapi RRI Pro 1 masih sangat kurang menyampaikan informasi lalu lintas yang dirasa pendengar sangat penting. Setidaknya, terdapat 16 (19.51%) responden yang 162

184 menyatakan hal itu. Pada pelaksanaan FGD terungkap bahwa sebagian besar responden berusia muda beranggapan bahwa musik yang ditampilkan Pro 1 masih kalah dibandingkan dengan radio bersegmen anak muda yang popular di Palembang. Selain juga, yang paling update hiburan musik dan informasi musik. Namun, kekurangan utama siaran Pro 1 adalah pada variasi program. Sejumlah 23 (28,05%) responden menganggap bahwa variasi program acara Pro 1 kurang. Tabel 4.25 Kekurangan RRI Pro 1 Kekurangan RRI Pro 1 Frekuensi Persentase Program berita dan informasi % Musik % Penyiar % Jadwal acara yang jelas % Variasi program acara % Kualitas suara % lainnya % Tidak mengisi % Total % Berdasarkan masukan dari para partisipan FGD diketahui bahwa format acara Pro 1 tidak mengalami perubahan berarti dari tahun ke tahun sehingga para pendengar merasa bosan. Saran dari Pak Syamsudin berkaitan dengan keragaman berita dan sumber informasi menarik untuk disimak sebagai berikut. Kalau lagi mengakses RRI yang masalah informasi tadi mungkin bisa komunikasi dengan jaringan-jaringan yang mungkin mempunyai informasi sehingga bisa live dengan mereka. Informasi tercepatlah istilahnya. Jadi, gak perlu para tenaga RRI itu keluar karena sudah punya akses RRI dengan para petugas sehingga bisa lebih cepat. Variasi program lain yang diusulkan peserta FGD adalah talkshow. Ada banyak hal yang dapat didiskusikan dengan para pakar dari soal yang serius seperti kesehatan dan pendidikan sampai masalah sederhana seperti fesyen dan ramalan bintang. Seperti yang disampaikan oleh Nur, berikut. Iya. Kalau gak salah radio Sonora itu ada dokter spesialis, dokter Boyke kalau gak salah yang diundang itu. Kalau anak muda ini cuman tentang percintaan, ramalan bintang. Apalagi kalau sudah diundang ahlinya, senang sekali. 163

185 Peserta FGD lainnya, Erik, mengusulkan pentingnya komunitas. Menurutnya, masukan lagi komunitas mbak, ngundang komunitas kayak fotografi. Sekarang kan lagi trend kan itu. Lebih jauh, pada bagian komentar bebas para responden menuliskan bahwa perlu dilakukan perbaikan terhadap program berita dan musik. Keragaman topik berita dan genre musik perlu ditingkatkan. Format acara diharapkan yang lebih inovatif, suara penyiar tidak terlalu kaku, dan menampilkan pula budaya nasional. Interaksi antara pendengar dan penyiar, serta lebih jauh lagi antar pendengar perlu diwadahi dengan berbagai program off air yang menurut respoden dan partisipan FGD sangat kurang dilakukan Pro RRI Pro 2 Selain Pro 1, saluran lain yang dimiliki oleh RRI adalah Pro 2. Saluran ini dirancang untuk menyasar segmen anak muda. Oleh karena itu, acara yang disiarkan di Pro 2 didominasi oleh acara musik. Namun di Kota Palembang, pemosisian RRI Pro 2 ini belum banyak diketahui oleh masyarakat. Dua anak muda yang dilibatkan dalam FGD yaitu Maria dan Erick mengaku tidak terlalu mengenal Pro 2. Mereka tidak cukup memiliki pengetahuan mengenai rangkaian program Pro 2. Meskipun kesan RRI sebagai radio orang-orang tua masih sangat kuat diantara beberapa anak muda. Erik, misalnya, seorang mahasiswa dan Maria (pelajar SMA) berpendapat bahwa RRI kesannya radio orang tua. Bagian ini akan menjelaskan pendapat kelompok responden pendengar Pro yang menyangkut pengetahuan, alasan utama, waktu, jenis musik, acara, dan informasi yang diinginkan responden. Selain itu, pada survei ini juga ditanyakan penilaian respoden mengenai siaran musik, program berita/informasi, dan penyiar, kualitas suara Pro 2. Untuk mendapatkan masukan demi perbaikan siaran, responden juga diberi pertanyaan terbuka mengenai kelebihan dan kekurangan Pro 2 dibandingkan dengan radio lain di Palembang. a. Pengetahuan Responden Atas Slogan Pro 2 Jumlah responden yang tahu dan tidak tahu slogan Pro 2 berbeda tipis, sebanyak 41 (52, 56%) responden mengetahui slogan Pro 2 dan sebanyak 35 (44,87%) responden tidak mengetaui slogan Pro 2. Berdasarkan tabel 4.30 dapat dikatakan 164

186 bahwa popularitas Pro 2 tidak sangat menonjol di Kota Palembang. Oleh karena itu diperlukan serangkaian program pemasaran yang jitu untuk meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat Palembang terhadap Pro 2. Menurut Erick, salah satu partisipan FGD, dia tahu bahwa Pro 2 adalah salah satu saluran RRI tetapi ia tidak mengetahui bahwa Pro 2 ditujukan untuk anak muda. Sebagai generasi muda, ia masih berpikir bahwa Pro 2 tidak berbeda dengan Pro 1. Tabel 4.26 Pengetahuan Responden Tentang Slogan Pro 2 Pengetahuan Responden Terhadap Slogan Pro 2 Frekuensi Persentase Tahu % Tidak tahu % Tidak mengisi % Total % b. Alasan Utama Mendengarkan Pro 2 Acara musik Pro 2 ternyata paling mendapatkan perhatian dari responden. Dari keseluruhan responden yang mendengarkan Pro 2, sebanyak 57 (73,08%) responden memilih musik sebagai alasan utama mendengarkan Pro 2. Faktor-faktor lain seperti penyiar, kualitas suara, program berita, program informasi tidak terlalu mendapatkan perhatian yang berarti dibandingkan musik. Grafik 4.16 Alasan Utama Mendengarkan Pro 2 165

187 c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 2 Berdasarkan grafik 4.17, diketahui bahwa dari 78 responden, sebanyak 23 (29,49%) responden diantaranya memilih mendengarkan Pro 2 pada pukul Jumlah terbanyak kedua adalah responden yang bisa mengakses Pro 2 pada pukul Dalam komposisi yang cukup berimbang, responden yang mendengarkan Pro 2 pada pukul dan Fakta ini cukup menarik karena pada pertanyaan sejenis yang diajukan sebelumnya menunjukan bahwa hanya sedikit responden yang mendengarkan radio pada pukul Namun ternyata pendengar Pro 2 yang memilih waktu ini cukup banyak. Artinya, siklus aktivitas harian responden pendengar Pro 1 dengan Pro 2 memiliki perbedaan. Grafik 4.17 Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 2 d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 Pendapat responden Pro 2 tidak terlalu jauh berbeda dengan responden Pro 1. Musik favorit mereka adalah musik pop, hal ini didukung oleh 48 (61,54%) 166

188 responden. Urutan kedua adalah musik dangdut yang dipilih oleh 14 (17,95%) pemilih. Musik yang lain seperti country, rock, jazz, klasik, etnik/tradisional hanya dipilih 1-3 responden saja. Tabel 4.27 Jenis Musik yang Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 Jenis Musik yang Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 Frekuensi Persentase Musik country % Musik rock % Musik dangdut % Musik pop % Musik jazz % Musik klasik % Musik etnik/tradisional % Lainnya % Tidak mengisi % Total % e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Responden pendengar Pro 2 membutuhkan beragam informasi. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dapat diketahui bahwa responden sangat tertarik pada informasi pendidikan, selebriti, kesehatan dan olahraga. Tiga kategori pertama masing-masing dipilih oleh 13 (16,67%) responden, sedangkan informasi olah raga disukai oleh 12 (15,38%) responden selanjutnya adalah informasi lain. 167

189 Tabel 4.28 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Jenis Informasi Paling Dibutuhkan dari Pro2 Frekuensi Persentase Pendidikan % Olahraga % Selebriti/public figure % Ekonomi dan bisnis % Sosial-kebudayaan % Hukum dan kriminal % Kesehatan % Keagamaan % Lainnya % Tidak mengisi % Total % f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro 2 Kombinasi utama siaran radio adalah musik dan berita (informasi). Oleh karena itu, survei ini ingin mengetahui tingkat kepuasan responden terhadap program yang telah dibuat oleh Pro 2. Dua atribut penting lain dalam penyiaran radio adalah kesan pendengar terhadap penyiar dan kualitas teknis siaran. 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Dilihat dari tingkat kepuasan responden atas siaran musik Pro 2, maka dalam pandangan responden ternyata relatif memuaskan. Sebanyak 55 (70,51%) responden sepakat bahwa siaran musik Pro 2 memuaskan. Hanya sebagian kecil saja responden yang menganggap siaran musik sangat tidak memuaskan. Kecenderungan ini dapat dilihat secara rinci besarannya pada grafik 4.18 berikut ini. 168

190 Grafik 4.18 Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Serupa dengan siaran musik, acara berita/informasi juga dianggap memuaskan oleh responden survei. Jumlahnya juga berimbang dengan responden yang mengaku puas terhadap siaran musik Pro 2, yaitu sebanyak 57 (73,08%) responden. Perbedaannya cukup mencolok dengan responden yang berpendapat lain seperti sangat puas, biasa saja, dan kurang memuaskan. Kategori terakhir hanya dipilih oleh 1 (1,28%) responden. Grafik 4.19 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 169

191 3) Kesan terhadap Penyiar Penyiar yang memiliki pembawaan humoris disukai pendengar radio seperti yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, kebiasaan mendengarkan radio. Sebagian besar responden menganggap bahwa penyiar Pro 2 menyenangkan. Hal ini nampak dari besarnya persentase responden terhadap karakter ini, yaitu sebanyak 50 (64,10%). Kesan lain yang ditangkap dari penyiar Pro 2 adalah cerdas dan memiliki wawasan luas, soal ini dipilih oleh 19 (24,36%) responden. Grafik 4.20 Kesan Terhadap Penyiar 4) Kualitas Suara Kualitas suara merupakan salah satu prasyarat teknis yang harus dipenuhi oleh siaran radio agar mendapatkan pendengar luas. Jika banyak distorsi suara, maka sebagus apapun program siaran radio tidak dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Partisipan FGD menyatakan bahwa dibandingkan radio lain, siaran RRI memang dianggap paling jernih. Dalam kaitan ini, Pak Samsun, misalnya, mengatakan, Iya, seperti waktu saya keluar kota gitu ya siarannya masih bisa diterima sementara yang lain enggak. 170

192 Pendapat Pak Samsun ini didukung oleh hasil survei yang menyebutkan mayoritas responden 50 (62,82%) berpendapat kualitas suara Pro 2 bagus. Pendapat lain seperti buruk, biasa saja, dan sangat bagus persentasenya jauh di bawah opini mayoritas. Grafik 4.21 Kualitas Suara 5) Keunggulan RRI Pro 2 Responden pendengar Pro 2 sangat menyukai siaran musik. Oleh karenanya, pilihan mereka mengenai radio juga didasari oleh keunggulan siaran musik. Sebesar 32 (41,03%) responden memilih musik sebagai indikator keunggulan Pro 2 dibandingkan stasiun televisi lain. Selanjutnya, siaran berita/informasi yang juga dianggap unggul, ada 23 (29,49%) responden yang memilih kategori ini. 171

193 Tabel 4.29 Keunggulan RRI Pro 2 Keunggulan RRI Pro 2 Frekuensi Persentase Program berita dan informasi % Musik % Penyiar % Jadwal acara yang jelas % Variasi program acara % Kualitas suara % Tidak mengisi % Total % 6) Kekurangan RRI Pro 2 Sebagaimana dikeluhkan oleh partisipan FGD, para responden survei juga menganggap variasi program acara di Pro 2 masih minim. Setidaknya, ada 20 (25,64%) responden yang berpendapat seperti ini. Program berita dan informasi Pro 2 juga dianggap sebagai kekurangan, tapi persentasenya lebih rendah. Sebanyak 15 (19,23%) responden mengemukakan bahwa kekurangan Pro 2 dalam berita/informasi. Meski pada bagian sebelumnya program berita dan informasi dianggap sebagai keunggulan, tapi persentasenya kecil dan cukup jauh berbeda oleh kategori musik yang dianggap sebagai keunggulan utama Pro 2. Dapat disimpulkan bahwa sebagian responden yang memilih kategori musik sebagai unggulan beranggapan bahwa program berita/informasi Pro 2 perlu diperbaiki. Tabel 4.30 Kekurangan RRI Pro 2 Kekurangan RRI Pro 2 terletak pada Frekuensi Persentase Program berita dan informasi % Musik % Penyiar % Jadwal acara yang jelas % Variasi program acara % Kualitas suara % lainnya % Tidak mengisi % Total % 172

194 F. Peta Kompetisi Radio Sebenarnya, tidaklah fair untuk membandingkan RRI sebagai lembaga penyiaran publik dengan lembaga penyiaran swasta karena keduanya membawa misi yang berbeda. Lembaga penyiaran publik seperti RRI tidak hanya sekedar memberikan hiburan kepada masyarakat, tapi yang lebih penting bahwa programprogram berita, hiburan dan informasi yang disiarkannya harus memberi pencerahan kepada masyarakat serta melayani kelompok-kelompok masyarakat yang beragam, bahkan kalangan minoritas. Oleh karena itu, kadang kala, sebuah program siaran hanya didengarkan sedikit orang karena memang ditujukan untuk khalayak spesifik. Di sisi lain, lembaga penyiaran swasta lebih mengedepankan usahausaha untuk mengejar keuntungan meskipun mereka bisa juga menyiarkan programprogram yang mencerminkan layanan publik. Meskipun demikian, mencari keuntungan adalah motif utamanya. Oleh karena itu, memberikan hiburan akan lebih kuat dibandingkan memberikan program informasi yang mencerahkan sehingga akan jauh lebih diminati oleh khalayak. Meskipun demikian, memetakan persaingan semacam ini tetaplah penting bukan demi menunjukkan siapa yang paling difavoritkan dan tidak demi kepentingan iklan, tapi yang lebih penting apakah RRIdalam hal ini Pro 1 dan Pro2-masih relatif menarik bagi khalayak. Kedua, yang tidak kalah pentingnya bahwa masing-masing radio mempunyai gaya yang berbeda sehingga kecenderungan atas masing-masing gaya bisa diidentifikasi meskipun untuk yang kedua ini harus dilakukan penelitian lebih lanjut. 1. Radio Terfavorit Dalam kuesioner, tim peneliti meminta responden untuk menuliskan tiga radio paling favorit, artinya radio yang paling sering didengarkan. Responden menyusun daftar radio tersebut berdasarkan peringkat dari yang paling favorit. Dalam analisis data, ternyata pemeringkatan tersebut membuat kesulitan tersendiri dalam menafsirkannya. Oleh karena itu, peneliti hanya memamparkan radio-radio yang menjadi peringkat pertama di hati responden. 173

195 Tabel 4.31 Radio Paling Favorit di Peringkat 1 No. Radio Paling Favorit di Peringkat 1 Frekuensi Persentase 1 Elita % 2 La Nugraha % 3 RRI % 4 Chandra Buana % 5 RRI Pro % 6 Momea % 7 RRI Pro % 8 Ramona % 9 Sriwijaya % 10 Smart % Tabel 4.31 menunjukan bahwa Radio Elita merupakan radio paling popular di Kota Palembang, dipilih oleh 70 responden (22,22%). Disusul kemudian dengan La Nugraha dan RRI. Perlu dicermati angka yang diraih radio Elita tinggi dan bedanya juga besar dengan radio peringkat dua dan tiga, sedangkan jumlah responden yang memilih La Nugraha berbeda dengan RRI. Artinya, popularitas radio Elita memang cukup luar biasa di Kota Palembang. Elita adalah radio yang fokus pada segmen anak muda. Siaran Elita meliputi musik dan informasi dengan porsi yang lebih besar pada musik. Radio ini memiliki saluran streaming dan beberapa laman jejaring sosial. Pada FGD juga terungkap, Elita sangat disukai ketiga partisipan yang notabene berusia belasan dan dua puluhan. Fakta lain yang menarik, responden membedakan antara RRI, Pro 1 dan Pro 2. Jika RRI ditempatkan pada peringkat 3, maka juga ada yang menuliskan Pro 2 dan Pro 1. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian responden tidak mengetahui bahwa RRI terdiri dari beberapa saluran yang berbeda tidak saja secara gelombang tetapi pemosisiannya. Maka, ketika responden suka mendengarkan RRI, mereka tidak merumuskan salurannya dengan lebih detail. 174

196 2. Alasan Memilih Radio Favorit Pada pertanyaan sebelumnya, responden diminta untuk menuliskan tiga radio yang paling disukai. Berdasarkan pilihan tersebut, pada bagian ini, responden ditanya alasan memilih radio favorit tersebut. Musik masih menjadi acara yang paling diminati oleh pendengar radio. Berdasarkan Tabel 4.32 diketahui bahwa jumlah responden yang menetapkan musik sebagai alasan memilih radio favorit sangat tinggi, yaitu 197 (62,54%). Posisi kedua ditempati oleh gabungan antara musik, informasi dan penyiar. Peringkat ketiga adalah alasan informatif. Artinya, musik dan informasi masih menjadi adonan yang kuat untuk menarik perhatian pendengar. Menurut salah satu partisipan FGD, radio yang disukai anak muda kerap kali menjadi sponsor acara musik dan olah raga yang melibatkan anak muda. Radio swasta kerap mengundang band dan klub olah raga untuk diwawancarai di studio radio sehingga khalayak lebih mengenal mereka dibandingkan dengan RRI Pro 2. Hal ini dikemukakan oleh Nur sebagai berikut. Kayak radio swasta itu kan suka ngundang band yang lagi manggung di Palembang kadang juga langsung diajakin ke studio. Band dari Palembang itu kan yang terkenal Armada. Jadi, kalau memang ingin menarik hati mungkin perlu mengajak kayak yang band-band Armada. Nanti persepsi anak muda itu wah RRI ternyata keren juga ya. Nah, gaul juga ya gitu. Lebih lanjut, Nur juga mengatakan selain kelompon band, bisa juga diundang clubclub sepakbola di Palembang. Di sisi lain, di tengah era konvergensi media seperti saat ini, radio perlu menempatkan diri diantara pilihan media yang tersedia. Variasi program acara dan eksistensi di dunia maya perlu ditingkatkan untuk menarik perhatian khalayak yang lebih luas dan intens. Tabel 4.32 Alasan Memilih Radio Favorit Alasan Memilih Radio Favorit Frekuensi Persentase Musik % Informasi % Penyiar % Gabungan antara ketiganya % Lainnya % Tidak Mengisi % Total % 175

197 3. Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Saat responden ditanya soal radio favorit sumber rujukan informasi, RRI muncul pada peringkat pertama. Pada grafik 4.21 dapat dilihat bahwa RRI mendapat perhatian 55 (13,02%) responden. Menyusul kemudian ketiga radio favorit Kota Palembang yaitu La Nugraha, Elita, dan Momea dengan perbedaan persentase ketiganya yang tidak jauh. Artinya pemosisian ketiga radio tersebut pada soal rujukan informasi tidak jauh berbeda. Urutan kelima adalah Pro 2 yang dipilih 31 (9,84%) responden. Dapat disimpulkan meski Pro 2 mengutamakan siaran musik namun responden tetap merasa mendapatkan informasi dari Pro 2. Sebuah pemosisian yang cukup baik. Menurut Ibu Merry, salah satu partisipan FGD, kemampuan RRI menyiarkan informasi nasional dari Sabang-Merauke dan bahkan luar negeri membuat RRI menjadi sumber informasi yang lebih lengkap dibandingkan televisi nasional. Lebih jauh ia mengungkapkan televisi dan koran nasional biasanya hanya memberitakan peristiwa yang terjadi di Jakarta, berita dari luar negeri pun jarang. Sedangkan televisi, koran dan radio lokal hanya menginformasikan peristiwa yang terjadi di Palembang dan Sumatera Selatan. Dengan jangkauan dan tim dari berbagai pelosok Indonesia, sebenarnya RRI adalah media yang paling lengkap memberitakan Indonesia. 176

198 Grafik 4.22 Radio Favorit Sebagai Sumber Rujukan Informasi 4. Alasan Radio Favorit sebagai Rujukan Informasi RRI dinobatkan oleh responden sebagai radio favorit dalam mengakses beragam informasi. Alasannya, RRI kerap kali menyampaikan berita aktual/hangat, ada 154 (48,89%) responden menyatakan hal ini. Alasan terbanyak kedua yang dinyatakan oleh 63 (20%) responden adalah cakupan berita yang luas. Berkaitan dengan berita aktual/hangat, Ibu Merry memberikan saran kepada RRI untuk sering menyajikan berita terkini dari jalanan seperti kondisi lalu lintas dan pengumuman pemerintah. Ia merujuk radio berita swasta yang kerap menayangkan berita seperti itu meski cakupan mereka masih sangat terbatas. Seperti dikemukakan Bu Merry, Gak papa, di Sonora itu ya begitu ada musik tiba-tiba ada informasi live, misalnya, ada kejadian disana cepet mereka dapet informasi. Dua faktor lain yang menjadi alasan adalah berita mendalam dan pilihan tema berita yang sesuai dengan kebutuhan pendengar. Oleh karena itu, tidak saja kecepatan para pendengar juga menginginkan keakuratan dan variasi tema berita. 177

199 Grafik 4.22 Alasan Radio Favorit Sebagai Rujukan Informasi 5. Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Berkesesuaian dengan pilihan 3 radio favorit responden, posisi pertama radio sebagai sumber rujukan hiburan adalah Elita yang dipilih oleh 81 (25,71%) responden. Menyusul selanjutnya Chandra Buana, La Nugraha, Momea, RRI Pro 2. RRI Pro 1 ada di 8, ternyata Pro 1 lebih identik dengan siaran berita dan informasi daripada hiburan. Kemunculan Chandra Buana tidak terlalu mengejutkan karena ia berada pada peringkat empat radio favorit pilihan responden Palembang. Di sini, dapat dilihat bahwa konsistensi responden Kota Palembang cukup baik karena sebagian besar responden menyukai musik di radio maka pilihan radio favoritnya adalah radio musik. Radio yang sama menjadi rujukan mencari siaran hiburan. 178

200 Grafik 4.23 Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan 6. Alasan Radio Favorit Rujukan Hiburan Musik lagi-lagi menjadi alasan responden untuk menentukan radio favorit. Lebih spesifik, musik yang sesuai selera menjadi indikator penting. Ada 170 (53,97%) responden memilih alasan ini. Hal yang tidak terjawab dalam survei ini adalah seperti apa selera responden? Pada bagian lain, responden menjawab bahwa musik yang disukai adalah musik pop. Padahal, genre musik pop sangat luas. Oleh karena itu, perlu diteliti lebih mendalam soal selera responden ini. Hal menarik, musik/lagu baru ternyata bukan menjadi daya tarik utama. Responden yang mengisi kategori lainnya berpendapat suara dan kualitas siaran yang jernih juga menjadi pertimbangan dalam memilih radio favorit. 179

201 Tabel 4.33 Alasan Radio Favorit Rujukan Hiburan Alasan Radio Favorit Rujukan Hiburan Frekuensi Persentase Keragaman jenis musik yang diputar % Musik sesuai dengan selera % Musik/lagu selalu baru % Gaya penyiar % Lainnya % Tidak Mengisi % Total % G. Kesimpulan dan Rekomendasi Palembang adalah salah satu kota metropolitan di Pulau Sumatera. Secara demografis, di kota ini, penduduk berusia muda (produktif) lebih banyak daripada anak-anak dan orang tua. Penduduk muda tersebut sebagian besar berpendidikan SLTA yang bekerja di sektor swasta dan kuliah. Informasi lain menunjukan bahwa sektor perdagangan adalah sektor swasta yang penting. Fakta ini hal yang wajar mengingat Palembang adalah kota tujuan masyarakat Sumatera bagian selatan untuk mendapatkan pendidikan tinggi. Secara tradisional, Kota Palembang digerakkan oleh Sungai Musi yang sebagai sarana perdagangan antarwilayah di Sumatera. Profil kota ini memengaruhi kebiasaan bermedia, kebutuhan informasi dan hiburan serta selera masyarakat terhadap siaran radio. Profil responden dalam survei ini dapat dikatakan representatif karena sesuai dengan profil demografis Kota Palembang. Proses survei yang ketat dalam hal penentuan sampel dan cara pengisian kuesioner merupakan kunci utama keterwakilan ini. Namun, tanpa disengaja akibat proses randomisasi menggunakan piranti lunak, survei ini tidak meliput wilayah Ilir yang secara demografis, geografis dan sosial ekonomi cukup berbeda dengan wilayah Ulu. Wilayah Ilir dihuni lebih sedikit orang, masih banyak daerah rawa dan tanah kosong, dihuni lebih banyak oleh penduduk asli Palembang. Meski saat ini beberapa fasilitas daerah seperti Stadion Jaka Baring, kantor pemerintah, dan rumah sakit mulai berdiri di Ilir tapi wilayah ini masih lebih sepi dibandingkan Ulu. Sebaliknya, wilayah Ilir merupakan perkotaan yang ditempati oleh beragam suku bangsa, pusat perekonomian dan pemerintahan. 180

202 1. Kesimpulan Dari uraian keseluruhan penelitian, beberapa kesimpulan pokok adalah sebagai berikut. Pertama, berkenaan dengan kebiasaan bermedia. Jumlah radio yang cukup banyak di Palembang, ada 88 stasiun, membuktikan bahwa masyarakat Palembang masih banyak yang mengakses radio. Survei juga menunjukan bahwa radio masih menjadi media terfavorit kedua setelah televisi. Waktu prime time mendengarkan radio adalah pukul , dan Pendengar radio pagi hari adalah para pegawai swasta dan ibu rumah tangga. Kedua kelompok ini mendengarkan radio sembari beraktivitas di tempat kerja dan rumah. Karena sektor swasta yang berkembang di Palembang adalah bidang informal maka tempat kerja menjadi ruang yang sangat memungkinkan untuk mendengarkan radio. Waktu lain yang dipilih oleh para responden adalah dan Pada waktu-waktu tersebut, para pendengar mengakses radio sambil beristirahat. Terkadang mereka juga menyalakan radio sambil menonton televisi. Acara televisi yang dianggap membosankan membuat mereka merasa radio dapat memberikan variasi hiburan. Penjelasan lain mengenai waktu mengakses radio berkaitan dengan alat pemutar radio. Saat ini, telepon genggam menjadi saran utama mendengarkan radio. Jumlah responden yang mendengarkan radio melalui telepon genggam sangat tinggi mencapai 51,75%. Hal ini dapat ditelusuri oleh keluarga yang memiliki telepon genggam yang mengalami peningkatan signifikan, dari 58,91% pada tahun 2009 menjadi 75,03% di Alat pemutar radio ini berkaitan dengan aksesibilitas pendengar radio. Jika radio transistor biasanya didengarkan beramai-ramai, maka saat ini radio menjadi media personal yang dapat didengarkan sendiri sewaktuwaktu. Kedua, kebutuhan informasi dan hiburan. Kebutuhan responden terhadap radio masih berkutat pada soal informasi dan hiburan. Radio dianggap sebagai media hiburan dan informasi. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa 57,46% responden di Palembang menggunakan radio sebagai sarana mencari informasi. Lebih lanjut, informasi yang diinginkan oleh pendengar Pro 1 adalah berturut-turut ekonomi bisnis, pendidikan, olahraga dan selebriti (figur), kesehatan. Konfigurasi yang hampir 181

203 sama juga diakui oleh pendengar Pro 2. Kebutuhan ini selaras dengan dinamikan Kota Palembang yang digerakkan oleh sektor perdagangan dan pendidikan. Seluruh informasi tersebut, menurut para responden, sebagian besar harus dibungkus dalam format acara berita aktual. Kebaruan informasi merupakan kriteria yang penting bagi pendengar. Pendapat ini diperkuat pula oleh peserta FGD. Menurut peserta FGD, beberapa radio berita yang mengudara lokal dan nasional seringkali dapat memberitakan informasi terkini dalam hitungan menit. Selain itu, informasi seharusnya merupakan peristiwa penting yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia dan luar negeri bukan saja datang dari Jakarta. Harapan serupa juga diinginkan oleh para responden. Selain sebagai sumber informasi dan berita, radio lebih banyak digunakan sebagai sarana hiburan. Jenis hiburan yang paling disukai adalah musik. Hal ini terbukti ketika ditanya alasan memilih radio favorit sebagian besar responden menjawab karena siaran musiknya. Jenis musik yang paling disukai adalah dangdut dan pop. Tidak diketahui secara rinci, jenis dangdut dan pop seperti apa yang disukai pendengar mengingat kedua genre tersebut memiliki variasi sub genre yang sangat banyak. Oleh karena itu, perlu diteliti lebih dalam mengenai selera musik ini. Perubahan alat pemutar radio dari radio transistor menjadi telepon genggam membuat selera musik pendengar bersifat individu. Tiap pendengar dapat memilih siaran musik sesuai selera individu karena telepon genggam tidak didengarkan bersama orang lain. Dalam FGD diketahui, musik radio memiliki segmen yang berbeda. Lagu kenangan dan tradisional lebih disukai pendengar usia dewasa-tua sedangkan anak muda lebih suka lagu TOP 40 nasional dan internasional. Televisi nasional nyaris tidak pernah memperdengarkan lagu tradisional maka radio menjadi andalan. Kenyataan ini sesuai dengan variasi suku masyarakat yang tinggal di Palembang. Keberagaman itu membuat pendengar seringkali rindu pada kampung halaman, kerinduan itu dipuaskan dengan mendengarkan lagu daerah. Radio juga menjadi saluran diseminasi lagu internasional yang diandalkan karena televisi nasional jarang memutar genre ini. Selain mendengarkan radio, menurut partisipan, interaksi off air juga dapat meningkatkan popularitas radio hiburan. Elita, salah satu radio hiburan yang paling disukai pendengar (disebut oleh responden dan partisipan), sering menjadi sponsor 182

204 acara musik. Strategi itu meningkatkan popularitasnya. Selain itu, radio juga dapat menyelenggarakan acara jumpa pendengar siaran musik tradisional. Sehingga pendengar sesuku dapat saling berjumpa. Ketiga, penilaian responden atas Pro 1 dan 2. Sebagai pendengar radio yang fanatik, para responden dapat menilai kelebihan dan kekurangan masing-masing stasiun radio. Berdasarkan masukan yang diberikan responden, peneliti dapat mengambil beberapa gagasan yang menarik. Jika dibandingkan dengan stasiun lain, siaran RRI baik Pro 1 dan Pro 2 memiliki variasi yang kurang. RRI terlalu ketat menentukan format acara yang dipisahkan secara tegas antara siaran berita dan musik. Responden FGD menyarankan untuk membuat program acara yang mengabungkan antara informasi dan musik. Sebagai misal, penyiar acara musik menyelipkan informasi seperti kesehatan atau pendidikan yang bermanfaat. Selain itu perlu juga merancang acara yang bertujuan untuk menonjolkan prestasi daerah seperti anak-anak yang berprestasi atau orang-orang yang berhasil menciptakan penemuan dan sejenisnya. Variasi acara juga dapat diciptakan dengan menyiarkan beragam acara off air secara sekilas sehingga pendengar tahu event penting yang sedang terjadi di Kota Palembang. Siaran radio dari jalanan untuk menginformasikan arus lalu lintas juga dapat dikombinasikan dalam program musik. Untuk meningkatkan jumlah pendengar, partisipan FGD mengusulkan agar RRI bekerja sama dengan pengelola Bus Trans Musi untuk memperdengarkan RRI selama perjalanan. Saat ini, semakin banyak masyarakat yang menggunakan sarana transportasi tersebut sehingga ini dapat dijadikan strategi memperluas pendengar. Sesuai dengan pemosisian saluran yang dilakukan RRI, Pro 1 dipersepsikan responden sebagai saluran terpercaya untuk siaran berita, sedangkan Pro 2 yang diposisikan sebagai saluran hiburan khususnya untuk anak muda ternyata belum diterima sebaik Pro 1. Saluran Pro 1 memiliki pendengar tradisional yang telah mendengarkan siaran radio ini sejak muda. Jika dibandingkan dengan radio hiburan swasta yang menyasar anak muda, popularitas Pro 2 masih kalah. Menurut partisipan FGD, Pro 2 kurang dapat bersaing karena citra RRI dan intensitas interaksi yang rendah dibandingkan radio lain. Selama ini, RRI dikenal sebagai radio pemerintah yang kaku dan tua. Nampaknya, citra 183

205 semacam itu masih lekat di mata anak muda. Sehingga perlu upaya yang lebih keras dari pengelola Pro 2 untuk mengubah citra tersebut. Sangat penting melakukan berbagai upaya pencitraan yang memadai untuk menunjukan citra Pro 2 yang muda dan kreatif. Alasan kedua berkaitan soal interaksi antara radio dan pendengar. Harus diakui berdasarkan hasil survei, radio hiburan swasta lebih mendapat hati pendengar muda di Kota Palembang. Radio swasta melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan popularitasnya, diantaranya adalah (1) menyediakan dan mempromosikan dengan serius siaran radio streaming; (2) mengkombinasikan siaran radio dengan jaringan sosial media untuk berinteraksi dengan pendengar. Semua 3 radio hiburan yang paling populer di Palembang memiliki laman facebook dan akun twitter. Para pendengar dapat memesan lagu, mengirim pesan dan memberikan saran melalui kedua media tersebut. Selain itu, mereka juga terlibat dalam acara off air. Radio hiburan swasta sering menjadi sponsor dalam kegiatan anak muda seperti pertunjukan hiburan dan pertandingan olah raga. Mereka bertindak sebagai media yang mempromosikan acara dan tempat penjualan tiket. Metode seperti itu ternyata mampu meningkatkan popularitas. Keempat, peta Kompetisi/posisi RRI Pro 1 dan 2 dibandingkan radio lain. Berdasarkan informasi yang dipaparkan di atas dapat ketahui peta kompetisi radio di Kota Palembang. Perlu dicatat ada 88 stasiun radio yang mengudara di wilayah ini. Radio yang paling populer adalah Elita. RRI berada di peringkat 3, sebagian besar responden tidak merumuskan saluran RRI favoritnya. Artinya, RRI masih perlu melakukan sosialisasi agar masyarakat dapat membedakan saluran siarannya. Mayoritas responden menetapkan saluran radio favorit berdasarkan musik yang disiarkan. Fakta menyebutkan bahwa Pro 1 merupakan radio yang paling banyak dipilih untuk mengakses berita dan informasi. Pilihan ini didasarkan oleh aktualitas siaran. Berdasarkan FGD diketahui lagi alasan lain memilih informasi dari Pro 1 karena area cakupan berita yang luas meliputi seluruh nusantara dan luar negeri. Cakupan ini belum tersaingi oleh radio lain. Namun, perlu dicatat bahwa perbedaan pilihan pertama dan kedua para responden soal radio berdasarkan informasi ini cukup tipis. Artinya RRI memiliki pesaing ketat. Bandingkan dengan perolehan Elita dibandingkan radio lain yang perbedaannya cukup besar. Hal lain 184

206 yang harus dicermati adalah kenyataan bahwa Pro 1 memiliki basis pendengar setia (tradisional) yang cukup besar sehingga meski hanya berada pada peringkat ketiga radio terfavorit, tapi ia berhasil menjadi radio sumber informasi paling banyak dipilih. Pro 2, di sisi lain, mengalami kesulitan pemosisian. Padahal, radio dengan segmen anak muda ini, persaingannya sangat ketat. Bahkan, dapat dikatakan lebih ketat dibandingkan dengan persaingan radio yang berkutat di segmen berita dan keluarga. Oleh karena itu, jika memang ingin terus bermain di segmen ini maka Pro 2 harus melakukan sosialisasi lebih agresif seperti yang dilakukan oleh Radio Elita. 2. Rekomendasi Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas dapat disusun rekomendasi yang dapat dilakukan RRI sebagai berikut. Pertama, perlu dibuat program musik dan informasi yang variatif. Dua muatan siaran radio yang paling diminati pendengar adalah musik dan informasi. Agar dapat saling melengkapi maka program radio sebaiknya mengkombinasikan keduanya dalam sebuah format acara. Sebagai misal, siaran musik tidak saja memutar lagu pesanan pendengar tapi juga diselipi informasi ekonomi bisnis, pendidikan, kesehatan, olah raga dan hiburan. Variasi lain, misalnya, menampilkan orang-orang yang berprestasi sebagai inspirator bagi pendengar, dialog keagamaan yang diselingi lagu rohani, mengajak pendengar bersiaran (membawakan acara atau menyanyi) di radio. Kedua, siaran langsung peristiwa aktual ditingkatkan frekuensinya. Kecanggihan teknologi informasi dewasa ini menyebabkan kebutuhan informasi pendengar radio berubah. Masyarakat ingin memperbarui berita mereka dalam hitungan jam bahkan menit. Oleh karena itu, radio sebagai penyedia informasi juga harus berlomba salah satunya dengan meningkatkan frekuensi laporan peristiwa aktual. Peristiwa itu dapat terkait laporan lalu lintas, informasi penting dari pemerintah, dan sebagainya. Selain itu, jangkauan RRI yang telah meliputi berbagai daerah di nusantara dan luar negeri perlu dipertahankan karena ini adalah keunggulan RRI dibandingkan radio bahkan televisi swasta. Lebih baik lagi jika ditingkatkan kuantitasnya. Ketiga, interaksi melalui sosial media, sponsorship dan acara off air ditingkatkan. Dibandingkan dengan media cetak dan televisi, keunggulan radio 185

207 berkaitan dengan interaksi antara pendengar dan penyiar. Oleh karena itu, interaksi ini perlu diperkuat dengan menggunakan media digital. RRI perlu memiliki dan mengembangkan akun sosial media yang dapat digunakan oleh pendengar berinteraksi baik dalam bentuk memesan lagu, memberikan saran, bertanya dan bahkan memberi informasi. Tidak saja untuk kepentingan interaksi, tapi dapat digunakan sebagai wahana meningkatkan ekuitas merek RRI. Bentuk interaksi lain dapat dijalin melalui sponsorship kegiatan off air yang dianggap penting bagi pendengar. Bagi konsumen Pro 1 Palembang kegiatan ekonomi bisnis sangat penting. Sedangkan bagi pendengar Pro 2 kegiatan pertunjukan musik dan olahraga sangat diagendakan. Bahkan jika sumberdayanya tersedia RRI bahkan dapat menjadi pemrakarsa acara off air tersebut. Pengelolaan yang baik di bidang ini tidak saja dapat meningkatkan interaksi tapi juga sebagai sumber pemasukan baru bagi RRI. Bentuk interaksi lain yang juga dapat dijadikan salah satu alternatif variasi program adalah program talkshow. Dalam program ini, radio dapat menampilkan narasumber berkompeten di bidangnya kemudian mengundang pendengar untuk bertanya dan memberikan pendapat. Selain itu, berbagai komunitas seperti arisan, fotografi, olahraga dsb dapat juga dijadikan tamu dalam acara bincang-bincang. Sehingga masyarakat yang telah dan ingin mengenal mereka dapat berinteraksi. Keempat, meningkatkan ikatan emosi dan unsur kejutan dalam rangkaian acara. Radio saat ini lebih banyak diputar melalui telepon gengggam. Artinya, radio menjadi media yang sangat personal karena didengarkan seorang diri. Oleh karena itu, unsur kedekatan (ikatan) emosi antara pendengar dan penyiar menjadi sangat penting. Selain itu, isu kejutan dalam rangkaian acara mutlak diperhatikan. Kejutan ini berkaitan dengan variasi aliran mood program radio. Kedua hal itu penting dilakukan untuk menarik, mempertahankan dan meningkatkan perhatian pendengar terhadap radio.******** 186

208 BAB V RRI BANJARMASIN A. Profil Kota Banjarmasin 1. Geografi Kota Banjarmasin terletak pada 3,15 sampai 3,22 Lintang Selatan dan 114,32 Bujur Timur. Ketinggian tanah berada pada 0,16 meter di bawah permukaan laut. Kota Banjarmasin berlokasi di sisi timur sungai Barito. Sungai menjadi bagian yang terpisahkan dari Kota Banjarmasin sehingga Banjarmasin mendapat julukan "kota seribu sungai" meski sungai yang mengalir di Banjarmasin tak sampai seribu. Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut air Laut Jawa sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan, dan perdagangan. Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat Banjarmasin zaman dahulu hingga sekarang, utamanya dalam bidang perdagangan dan transportasi. Data dari Dinas Kimprasko Banjarmasin menunjukkan pada 1997 di Ibu Kota Kalimantan Selatan itu terdapat 117 sungai, kemudian pada 2002 berkurang menjadi 70 sungai, lalu pada 2004 sampai sekarang hanya tinggal 60 sungai. Kota Banjarmasin yang memiliki luas wilayah 72 Km 2 dibatasi oleh kabupaten lain di Kalimantan Selatan, yakni batas utara adalah Kabupaten Barito Utara, batas selatan adalah Kabupaten Banjar, batas timur adalah Kabupaten Banjar, dan batas barat Kota Banjarmasin adalah Kabupaten Barito Kuala. Jika dirinci lebih lanjut, batasbatas wilayah Kota Banjarmasin pada bagian utara adalah Sungai Alalak (seberang kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala). Batas selatan kecamatan Tatah Makmur yang terletak di Kabupaten Banjar, batas barat kota Banjarmasin adalah Sungai Barito, seberang kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala, sedangkan pada sisi timur, Banjarmasin dibatasi kecamatan Sungai Tabuk dan Kertak Hanyar di Kabupaten Banjar. 187

209 Kota Banjarmasin terdiri dari 5 kecamatan dengan total wilayah Total 72,00 km2. Kelima kecamatan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Banjarmasin Selatan luas 20,18 km 2 2. Banjarmasin Timur luas 11,54 km 2 3. Banjarmasin Barat 13,37 Km 2 4. Banjarmasin Tengah 11,66 km 2 5. Banjarmasin Utara 15,25 km 2 Dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang kurang lebih 72 km², tercatat bahwa peruntukan tanah untuk lahan pertanian seluas 2.962,6 Ha, industri 278,6 Ha, perusahaan 337,3 Ha, Jasa 486,4 Ha dan tanah pemukiman 3.135,1 Ha. Perubahan dan perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk. Saat ini, dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya lahan pertanian cenderung menurun, sementara untuk lahan perumahan mengalami perluasan sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Tanah aluvial yang didominasi struktur lempung merupakan jenis tanah yang mendominasi wilayah Kota Banjarmasin, sedangkan batuan dasar yang terbentuk pada cekungan wilayah berasal dari batuan metaforf yang bagian permukaan ditutupi oleh kerakal, kerikil, pasir, dan lempung yang mengendap pada lingkungan sungai dan rawa. Kota Banjarmasin merupakan wilayah beriklim tropis. Angin Muson dari arah Barat yang bertiup akibat tekanan tinggi di daratan Benua Asia melewati Samudera Hindia menyebabkan terjadinya musim hujan, sedangkan tekanan tinggi di Benua Australia yang bertiup dari arah Timur adalah angin kering pada musim kemarau. Hujan lokal turun pada musim penghujan, yaitu pada bulan-bulan November April. Dalam musim kemarau sering terjadi masa kering yang panjang. Curah hujan tahunan rata-rata sampai mm dari hujan pertahun 156 hari. Suhu udara rata-rata sekitar 25 C - 38 C dengan sedikit variasi musiman. Fluktuasi suhu harian berkisar antara % sedangkan pada musim kemarau kelembabannya rendah yaitu sekitar 52% yang terjadi pada bulan-bulan Agustus, September, dan Oktober. 188

210 2. Kependudukan dan Sosial Budaya Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kalimantan Selatan adalah orang, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dari hasil tersebut, penyebaran penduduk terbesar di Kalimantan Selatan masih terkonsentrasi di ibukota provinsi, yaitu di Kota Banjarmasin sebesar 17,25 persen. Kabupaten/Kota dengan penyebaran penduduk terbesar berikutnya adalah Kabupaten Banjar sebesar 13,96 persen, Kabupaten Tanah Laut sebesar 8,17 persen serta Kabupaten Kotabaru sebesar 8,02 persen, sedangkan kabupaten/kota lainnya di bawah 8 persen. Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Tanah Laut adalah kabupaten/kota di Kalimantan Selatan dengan urutan jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah orang, orang, dan orang. Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah salah satu kabupaten di wilayah Banua Enam dengan jumlah penduduk terbanyak, yakni orang. Dengan luas wilayah Kalimantan Selatan sekitar ,52 km2 yang didiami oleh orang, rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kalimantan Selatan adalah sebesar 97 orang perkilometer persegi. Kabupaten/kota yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kota Banjarmasin, yakni orang perkilometer persegi. Kabupaten Kotabaru merupakan kabupaten dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yakni sebesar 31 orang perkilometer persegi. 189

211 Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan Menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk 2010 (Hasil Sensus Penduduk 2010 ) Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total Rasio Jenis Kelamin Kepadatan Penduduk Tanah Laut 152, , , Kotabaru 151, , , Banjar 257, , , Barito Kuala 138, , , Tapin 84,626 83, , Hulu Sungai Selatan Hulu Sungai Tengah Hulu Sungai Utara 105, , , , , , , , , Tabalong 111, , , Tanah Bumbu 139, , , Balangan 56,504 55, , Banjarmasin 312, , , ,607 Banjarbaru 102,285 97, , Total 1,836,210 1,790,406 3,626, Jumlah penduduk di wilayah Banjarmasin berdasarkan kecamatannya dapat dirinci sebagai berikut. 190

212 Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Banjarmasin tahun 2008 Kecamatan Luas (km²) Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km²) Banjarmasin Selatan 20, Banjarmasin Timur 11, Banjarmasin Barat 13, Banjarmasin Tengah 11, Banjarmasin Utara 15, Masyarakat Kota Banjarmasin secara garis besar terdiri dari dua kelompok, yaitu Pribumi dan Pendatang. Kaum pribumi adalah Suku Banjar yang merupakan mayoritas dari total penduduk provinsi Kalimantan Selatan. Suku Banjar terdiri dari Suku Banjar Pahuluan dan Suku Banjar Batang Banyu. Kaum Pendatang terdiri dari Suku Jawa, Madura, Bajau, Bugis, Cina dan Arab. Budaya dan tradisi orang Banjar adalah hasil asimilasi selama berabad-abad. Budaya tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang dibawa oleh pedagang Arab dan Persia. Namun, sebagaimana agama yang diakui di Indonesia, semua agama ada di Banjarmasin seperti Islam, Budha, Hindu, Katolik, Protestan, daan Khong Hu Cu. Agama yang pemeluknya terbesar di Banjarmasin adalah agama Islam. Pengaruh agama Islam di Kota Banjarmasin sangat kuat terhadap segala aspek kehidupan sosial dan budaya masyarakat, termasuk bidang ekonomi, hukum, dan politik. Oleh karena itu, sikap dan persepsi masyarakat terhadap berbagai masalah sangat ditentukan oleh pendekatan-pendekatan Islami yang menjadi pedoman kehidupan pemeluknya. Hal ini salah satunya ditandai dengan banyaknya langgar (mushalla) serta masjid yang sangat mudah dijumpai seluruh pelosok kota. Sendi sendi Islam juga tercermin dengan banyaknya acara bernuansa Islami seperti meriahnya peringatan hari-hari besar Islam, Maulid Nabi Muhammad SAW dan semaraknya Pasar Wadai Ramadhan. Walaupun Islam menjadi mayoritas di Kota ini, tetapi toleransi antarumat beragama tetap terjalin dengan harmonis. Ini ditunjukkan dengan tidak pernah adanya konflik yang bernuansa agama di Kota Banjarmasin ini. Budaya Banjar dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Banjar khususnya dalam bentuk kesenian, tarian, musik, pakaian, permainan dan upacara tradisional. Hal ini dapat juga disaksikan melalui berbagai pentas kesenian Banjar yang 191

213 sering ditampilkan dalam acara-acara resmi seperti tari-tarian dan lagu Banjar. Demikian pula, upacara adat khas Banjar yang biasanya dilaksanakan dalam rangka perkawinan, kelahiran, ataupun peringatan terhadap peristiwa penting lainnya. Dari banyaknya ragam kesenian tersebut yang terkenal antara lain: Madihin, Mamanda, Japen, Balamut, Hadrah, Musik Panting, Upacara Maarak Penganten, Bamandi-mandi, Maayun Anak. Saelain itu terdapat tarian tradisional yang biasa ditampilkan pada upacara Tradisional seperti: tari "Baksa Kambang", "Baksa Lilin", "Kula Gepang", "Maiwak", dan lain-lain. Di Banjarmasin, ada sekitar 76 Jenis tarian. Tari tradisional biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti babun, gambang, aron, salantang, kedernong, gong, suling, rehab dan dan lain-lain. 3. Ekonomi dan Pembangunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar tersebut adalah umur panjang dan sehat yang diukur dengan Indeks Kesehatan (IK), pengetahuan dan keterampilan yang diukur dengan Indeks Pendidikan (IP), serta akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup hidup layak yang diukur dengan Indeks Daya Beli (IDB). Indikator dampak sebagai komponen yang dibutuhkan untuk perhitungan IPM adalah angka harapan hidup waktu lahir, pencapaian pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf dan ratarata lama sekolah, serta pengeluaran konsumsi per kapita yang disesuaikan. Sebagai salah satu indikator kesehatan, umur harapan hidup digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia. Angka harapan hidup pada waktu lahir (e o ) adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka harapan hidup diartikan sebagai umur yang mungkin dicapai seseorang yang lahir pada tahun tertentu. Tahun 2008, umur harapan hidup di Kota Banjarmasin tercatat 65,92 tahun, yang berarti rata-rata umur yang mungkin dicapai dari sejak lahir sampai meninggal dunia penduduk Kota Banjarmasin sebesar 65 tahun 11 bulan. Rata-rata umur harapan hidup penduduk Kota Banjarmasin pada tahun 2008, lebih panjang 2 (dua) bulan dibanding umur harapan hidup tahun 2007 yang tercatat 65,78 tahun. Umur Harapan Hidup Kota 192

214 Banjarmasin pada 2008 lebih tinggi dibandingkan Propinsi Kalimantan Selatan yang hanya mencapai 63,10 tahun. Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Selatan, umur harapan hidup Kota Banjarmasin menduduki posisi ke 3 setelah Kabupaten Tanah Laut (67,90 tahun) dan Kota Banjarbaru (67,14 tahun). Keberhasilan pembangunan juga dapat dilihat dari segi pendidikan. Salah satu indikatornya, yaitu meningkatnya jumlah penduduk yang melek huruf. Oleh sebab itu, pemerintah telah mencanangkan program pemberantasan buta huruf. Persentase buta huruf banyak ditemukan pada usia tua, sedangkan penduduk usia muda jarang ditemukan penduduk yang buta huruf. Angka melek huruf penduduk 15 tahun keatas di Kota Banjarmasin pada tahun 2008 adalah 97,94 persen. Dibanding tahun 2007, pencapaian melek huruf di Kota Banjarmasin tidak mengalami perubahan. Angka melek huruf Kota Banjarmasin ini merupakan yang tertinggi di Kalimantan Selatan dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya Rata-rata lama sekolah juga mengindikasikan makin tingginya pendidikan yang dicapai oleh masyarakat di suatu daerah. Rata-rata lama sekolah di Kota Banjarmasin tahun 2008 menurut penghitungan sebesar 9,27 tahun, yang berarti pada umumnya penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Banjarmasin rata-rata sudah menamatkan sekolah lanjutan tingkat pertama. Selama tahun , rata-rata lama sekolah tidak mengalami perubahan yakni sebesar 9,27 tahun. Dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun keatas pada tahun 2005 yang sebesar 8,80 tahun, berarti pada tahun 2008 rata-rata lama sekolah di Kota Banjarmasin semakin baik dan terus naik. Rata-rata lama sekolah pada tahun 2008, Kota Banjarmasin tertinggi ke 2 setelah Kota Banjarbaru (9,54 tahun) dan terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar 6,30 tahun, propinsi Kalimantan Selatan rata-ratanya hanya 7,44 tahun. Konsumsi riil per kapita memberikan gambaran tingkat daya beli masyarakat. Sebagai salah satu komponen yang digunakan dalam melihat status pembangunan manusia di suatu wilayah, variabel ini sangat penting karena dapat mempengaruhi derajat kesehatan untuk meningkatkan umur harapan hidup serta kemampuan menyekolahkan anak. Tingkat kesejahteraan dikatakan meningkat jika terjadi peningkatan konsumsi riil per kapita, yaitu peningkatan nominal pengeluaran rumah tangga lebih tinggi dari tingkat inflasi pada periode yang sama. Pada periode

215 2008, terjadi kenaikan nominal pada konsumsi pengeluaran perkapita setahun. Tahun 2008, konsumsi riil per kapita di Kota Banjarmasin sebesar rupiah per bulan. Dibandingkan pada tahun 2007 yang sebesar rupiah, terjadi kenaikan sebesar 0,79 persen. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Banjarmasin menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai 7,5 triliun rupiah dan atas dasar harga konstan dengan tahun dasar 2000 mencapai 4,3 triliun rupiah. Kontribusi PDRB selama 2008 terbanyak disumbangkan oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 23,24%. Sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi kedua terbesar, yaitu 21,33%. Sektor pertanian adalah sektor terkecil dalam pembentukan PDRB Kota Banjarmasin. Pada Tahun 2008 sektor pertanian memberikan andil sebesar 0,83%. Selama tahun 2008, Kota Banjarmasin mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 15,81% dan sektor bangunan sebesar 10,75%. Secara umum, seluruh sektor mengalami peningkatan kecuali sektor Industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,73%. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Banjarmasin menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai 7,5 triliun rupiah dan atas dasar harga konstan dengan tahun dasar 2000 mencapai 4,3 triliun rupiah. Kontribusi PDRB selama 2008 terbanyak disumbangkan oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 23,24%. Sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi kedua terbesar yaitu 21,33%. Sektor pertanian adalah sektor terkecil dalam pembentukan PDRB Kota Banjarmasin. Pada Tahun 2008, sektor pertanian memberikan andil sebesar 0,83%. Selama tahun 2008, Kota Banjarmasin mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 15,81% dan sektor bangunan sebesar 10,75%. Secara umum, seluruh sektor mengalami peningkatan kecuali sektor Industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,73%. Total seluruh nilai tambah yang dihasilkan dibandingkan jumlah penduduk di Kota Banjarmasin selama tahun 2008 diperoleh PDRB per kapita. Pada tahun 2008, 194

216 PDRB perkapita penduduk Banjarmasin secara rata-rata adalah 12,02 juta rupiah per tahun atau rupiah per bulan. Angka ini mengalami peningkatan sebesar rupiah perbulannya dibandingkan tahun 2007 yang mencapai rupiah per bulan. Data harga-harga khususnya harga konsumen yang dikumpulkan oleh BPS meliputi seluruh keperluan hidup masyarakat. Data harga ini digunakan sebagai dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK mengukur tingkat perubahan harga suatu komoditi pada dua periode berurutan. Sejak bulan Juni 2008, penghitungan IHK mengalami perubahan tahun dasar menggunakan tahun dasar Berdasarkan tahun dasar 2007 indeks harga konsumen dibedakan menjadi 7 kelompok indeks dan satu indeks umum. Pada bulan Desember 2008, indeks umum di Banjarmasin sebesar 114,96. Dari perbandingan IHK ini dapat dihitung tingkat inflasi. Laju inflasi sampai akhir tahun 2008 sebesar 11,62% atau terjadi kenaikan harga secara umum sebesar 11,62% dibandingkan keadaan 2007 (perbandingan Desember 2008 dengan Desember 2007). Inflasi di Kota Banjarmasin masih jauh lebih tinggi dibandingkan inflasi rata-rata secara nasional sebesar 11,06% Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu daerah adalah kelancaran lalu lintas distribusi naik barang modal maupun barang hasil produksi. Kelancaran arus distribusi tergantung kondisi sarana dan prasarana angkutan. Salah satu prasarana angkutan khususnya angkutan darat adalah jenis dan mutu jalan. Pada tahun 2008 tercatat panjang jalan kota di Kota Banjarmasin adalah sepanjang km, 92% dalam keadaan diaspal. Sedangkan kondisi jalan 39% dalam keadaan baik, dan 20% rusak. Pada tahun 2008 tercatat sebanyak unit kendaraan bermotor yang terdaftar pada Cabang Dinas Pendapatan Kota Banjarmasin. Dari jumlah tersebut sekitar 82% adalah kendaraan bermotor roda 2 Banyaknya Penumpang yang keluar dari terminal KM 6 Kota Banjarmasin dengan menggunakan angkutan bertrayek perkotaan adalah sebanyak orang dan sebanyak orang yang masuk dengan menggunakan jenis trayek yang sama Kegiatan di Pelabuhan III, khusus untuk kapal-kapal dari 6 jenis pelayaran (Pelayaran Samudra, Pelayaran Nusantara, Pelayaran Lokal, Pelayaran Khusus 195

217 Industri, Pelayaran Khusus Tanker dan Pelayaran Rakyat). Total keenam jenis pelayaran tersebut yang masuk di Banjarmasin berjumlah kapal dengan ton/m 3 barang Dibandingkan dengan tahun 2007, jumlah kapal dan barang yang datang pada tahun 2008 terjadi peningkatan. 4. Akses Media Keberadaan media massa baik cetak maupun elektronik mampu memberikan kontribusi positif bagi akselerasi pembangunan daerah. Fungsi utamanya adalah membangun saluran komunikasi dan informasi sekaligus sebagai media hiburan masyarakat. Sebagai ibu kota provinsi, Kota Banjarmasin termasuk wilayah dengan penetrasi media yang cukup tinggi. Selain 10 stasiun swasta nasional, terdapat 6 stasiun televisi lokal, yakni TVRI Kalimantan Selatan, Banjar TV, Duta TV, TVB, Barito Channel, dan Televisi Pendidikan Kalimantan Selatan (TPKS). Dilihat dari stasiun radio yang ada di Banjarmasin tercatat banyak stasiun radio yang beroperasi di Kota Banjarmasin. Stasiun radio tersebut adalah RRIPro FM, RRIPro FM, RRIPro FM, RRIPro FM, Kanal FM 88.1, Chandra Rasisonia FM 88.5 Mhz, Sky Radio 89.3 FM, Kharismanada Rasisonia 89.7 FM, Madinatussalam 90.9 FM, J Radio 91.7 FM, Radio D 93.3 FM, Pelangi FM 94.4, Musichannel FM, Ashbone 96.8 FM, 98.4 Mhz Abdi Persada FM, Nirwana FM 99.2, Smart FM Banjarmasin 101.1, dbs 1019 FM, Nusantara FM, Radio Dangdut TPI Banjarmasin FM, Mustika FM 105.1, dan Gema FM. Untuk media cetak lokal, terdapat persaingan yang cukup kuat. Selain media cetak nasional, terdapat setidaknya 7 surat kabar harian lokal yang populer di Banjarmasin, yaitu Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, Barito Post, Mata Banua, Kalimantan Post, Metro Banjardan Media Kalimantan. Selain itu, terdapat pula beberapa media cetak mingguan, seeprti Indonesia Merdeka, Dekrit, Serambi Ummah, Gawi Manuntung, dan Spirit. 196

218 B. Profil Responden 1. Jenis Kelamin Penelitian khalayak di Banjarmasin ini mengambil sampel pendengar radio sebanyak 315 orang yang terdiri dari 202 responden (64.13%) berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 113 responden (35,87%) berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebaran jenis kelamin dalam penelitian survei pendengar radio di Banjarmasin ini didominasi oleh laki-laki. Jika ditampilkan dalam grafik, perbandingannya dapat dilihat sebagai berikut. 2. Usia Grafik 5.1 Jenis Kelamin Responden Dilihat dari rentang usia, 315 responden di Banjarmasin yang berusia 23 sd 33 tahun tercatat paling banyak jumlahnya, yakni 91 orang (28.89%). Dari data kuesioner, juga terlihat bahwa jumlah paling rendah adalah kategori responden berusia >63 tahun (kategori paling tua dalam penelitian ini) tercatat sebanyak 12 orang (3.81%). Ini menunjukkan bahwa pendengar radio di Banjarmasin banyak didominasi oleh usia produktif. 197

219 Tabel 5.3 Usia Responden Usia Jumlah Persentase 15 s.d 23 tahun % >23 s.d. 33 tahun % >33 s.d. 43 tahun % > 43 s.d. 53 tahun % >53 s.d. 63 tahun % >63 tahun % Total Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Berkaitan dengan posisi atau status dalam keluarga, sebanyak 135 (42,86%) responden di Banjarmasin tercatat sebagai kepala rumah tangga, sebanyak 87 orang (27.62%) berstatus anak. Responden yang berstatus ibu rumah tangga berjumlah 73 orang (23,17%) dan yang memiliki status saudara sebanyak 8 orang (2,86%). Status lain-lain diisi oleh 11 orang (3,49%). Dalam perilaku bermedia, status dalam rumah tangga seringkali mempengaruhi jenis-jenis media atau program siaran yang diakses suatu keluarga. Seorang kepala rumah tangga atau ibu rumah tangga misalnya dapat menjadi penentu pemilihan akses media. Ini karena adanya otoritas dalam hal selera atau wewenang memilih karena kedudukan mereka sebagai pemegang kendali kepemimpinan dan uang belanja media. Tabel 5.4 Status Responden dalam Keluarga Status Jumlah Persentase Kepala rumah tangga % Anak % Ibu % Lain- lain % Saudara % Total

220 Selain itu, jika dilihat dari anggota keluarga responden dalam satu rumah, jumlahnya menunjukkan angka yang bervariasi. Paling banyak jumlah anggota keluarga responden dalam satu rumah adalah 4 orang yang dinyatakan oleh 88 responden (27.94%). Jumlah keluarga 5 orang dinyatakan oleh 72 responden (22.86%). Jumlah anggota keluarga yang paling sedikit dinyatakan oleh responden adalah keluarga dengan jumlah anggota dalam satu rumah terdiri dari variasi 9, 10, 12, 14 orang. Masing-masing dinyatakan oleh 1 responden (0,32%) Tabel 5.5 Jumlah Anggota Keluarga Responden Jumlah Anggota Jumlah Persentase Keluarga % % % % % % % % % % % % % Total % 4. Pekerjaan Utama dan Sambilan Dilihat dari jenis pekerjaannya, responden pendengar radio di Banjarmasin tercatat memiliki pekerjaan utama sebagai wiraswasta sebanyak 102 orang (32,38%). Urutan kedua adalah ibu rumah tangga sebanyak 52 orang (16,51%). Pegawai swasta menempati urutan ketiga dengan jumlah 47 orang (14.92%). Terdapat jenis pekerjaan lain-lain di luar kategori yang ditetapkan dalam penelitian ini dan diisi oleh 25 responden (7.94%). Pekerjaan lainnya yang diisi responden tersebut diantaranya TNI, fotografer, buruh, honorer, tukang becak, laboran, dan lain-lain. Selengkapnya mengenai sebaran pekerjaan utama responden dapat dilihat pada tabel

221 Tabel 5.6 Pekerjaan Utama Responden Pekerjaan Utama Jumlah Persen Wiraswasta % Ibu Rumah Tangga % Pegawai swasta % Mahasiswa/Pelajar % Lainnya % Tidak Bekerja % Guru/Dosen % Pensiunan % Pegawai PEMDA % Pegawai BUMN/BUMD % Total % Selain pekerjaan utama, terdapat 84 responden yang memiliki pekerjaan sambilan dengan jenis pekerjaan beragam. Variasi yang pekerjaan yang diisi responden antara lain buruh, pedagang, ojek, berjualan pulsa, honorer, ketua RT, penjahit, broker kendaraan, tukang becak, tukang parkir, tukang cukur, tukang sayur, debt collector, dan lain-lain. 5. Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir, orientasi, dan cara pandang seseorang terhadap media sebagai sumber informasi dan hiburan. Data kuesioner menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir responden di wilayah Banjarmasin yang paling banyak adalah lulusan SLTA dengan jumlah 139 orang (44,13%). Selanjutnya, lulusan SLTP sebanyak 80 orang (25,40%). Sementara itu, persentase tingkat pendidikan responden yang paling sedikit adalah lulusan S2/S3 yang berjumlah 4 orang (1,27%). Selengkapnya sebaran pendidikan terakhir responden di Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut. 200

222 Tabel 5.7 Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan Jumlah Persentase SLTA % SLTP % SD % D4/S % D1/D2/D % S2/S % lainnya % Tidak Mengisi % Total Agama dan Suku Bangsa Dilihat dari agama yang dianut oleh 315 responden di Banjarmasin, sebanyak 312 orang (99,05%) tercatat memeluk agama Islam. Sebanyak 2 orang (0,63%) lainnya beragama Kristen, dan 1 orang (1,5%) beragama Budha. Dengan demikian, berdasarkan jumlah sampel dan pernyataannya dalam kuesioner, dapat dikatakan bahwa mayoritas responden memeluk agama Islam. Tabel 5.8 Agama Responden Agama Jumlah Persentase Islam % Kristen % Budha % Total % Jika dilihat dari sukunya, tercatat mayoritas responden di Banjarmasin berasal dari Suku Banjar, yakni 266 orang (84,44%). Urutan kedua adalah suku Jawa sebanyak 23 orang (7,30%). Urutan selanjutnya, para pendatang dari Suku Madura sebanyak 6 orang (1,90%). Suku Dayak dan Sunda, masing-masing berjumlah sama, yakni sebanyak 3 orang (0,95%). Sementara itu, responden yang berasal dari suku Bugis sebanyak 2 orang (0,63%). 201

223 Tabel 5.9 Asal Suku Responden Asal Suku Jumlah Persentase Banjar % Jawa % Madura % Dayak % Sunda % Bugis % Banjar-Jawa % Banjarmasin % Cina % Jawa Barat % Lampung % Saka % Tidak Mengisi % Total % 7. Pengeluaran/Uang Saku Data pengeluaran diperlukan untuk mengetahui kemampuan ekonomi ratarata responden, khususnya bagi mereka yang sudah berkeluarga atau sudah bekerja. Sementara itu, untuk kategori mahasiswa/pelajar, kemampuan ekonomi dilihat dari besaran uang saku yang mereka terima dari orang tua. Dalam penelitian ini, perkiraan pengeluaran rumah tangga perbulan jika responden sudah berumah tangga dibatasi dari kategori pengeluaran yang terendah yakni kurang atau sama dengan Rp ,00 sampai dengan kategori pengeluaran tertinggi di atas Rp ,00. Dari kategori yang ada tersebut, urutan pertama kategori penghasilan 315 responden di Banjarmasin adalah >Rp ,00 - Rp ,00 sebanyak 65 orang (30.52%), sedangkan jumlah terkecil kelompok responden dari kategori pengeluaran ini adalah <= Rp ,00 sebanyak 7 orang (3,29%). 202

224 Tabel 5.10 Pengeluaran Rumah Tangga Perkiraan Pengeluaran Rumah Tangga Jumlah Persentase <= Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % > Rp , % Total % Perkiraan pengeluaran pribadi perbulan jika responden lajang, tapi sudah bekerja dibatasi dari kategori pengeluaran yang terendah, yakni kurang atau sama dengan Rp ,00 sampai dengan kategori pengeluaran tertinggi di atas Rp ,00. Dari kategori yang ada tersebut, sebanyak 67 responden mengaku masih lajang dan sudah bekerja. Kategori urutan pertama kategori ini adalah > Rp ,00 - Rp ,00 sebanyak 19 orang (28,36%). Urutan terkecil adalah pengeluaran <= Rp ,00 sebanyak 6 orang (8,96%). Tabel 5.11 Pengeluaran Pribadi (Jika Lajang Bekerja) Perkiraan Pengeluaran Pribadi Perbulan Jumlah Persentase <= Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp , % Total % Jika responden adalah mahasiswa/pelajar, maka penelitian ini melihat jumlah uang saku yang dikategorikan dari kriteria terendah, yakni kurang atau sama dengan Rp ,00 sampai uang saku tertinggi, yakni di atas Rp ,00. Dari kategori yang ada, urutan pertama kategori uang saku responden yang paling banyak adalah >Rp ,00 sebanyak 9 orang (20.93%). Jumlah paling sedikit dari kategori uang saku ini adalah >Rp ,00 - Rp ,00 dan >Rp ,00 - Rp ,00 sebanyak masing-masing 3 orang (6,98%). 203

225 Tabel 5.12 Jumlah Uang Saku (Jika Mahasiswa/Pelajar) Jumlah Uang Saku Perbulan Frekuensi Persentase <=Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp , % Total % C. Kebiasaan Bermedia Media habit adalah kebiasaan responden dalam mengakses media dan alasan mereka mengakses media tersebut. Media yang dimaksud penelitian ini meliputi media elektronik (televisi dan radio), media cetak (suratkabar dan tabloid), serta media interaktif (internet). Ada beberapa kebiasaan akses media yang dicatat dalam penelitian ini, yakni jenis media yang paling sering diakses untuk memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan, serta tujuan responden mengakses media tersebut. 1. Peringkat Jenis Media yang Digunakan Televisi tetap sebagai media yang paling favorit diakses oleh responden untuk mendapatkan disusul radio, internet, koran, majalah, dan tabloid. Dari 315 responden Banjarmasin, sebanyak 250 responden (79,37%) menempatkan televisi di urutan pertama sebagai media yang paling sering diakses. Persentase ini jauh lebih besar dibandingkan dengan media-media lain yang ditempatkan responden sebagai media utama yang di akses. Radio memang tidak difavoritkan sebagai media yang paling utama diakses. Meskipun demikian, radio menjadi media alternatif kedua yang tingkat persentasenya cukup tinggi. Sebanyak 38 responden (12,06%) menempatkan radio di urutan pertama sebagai media yang paling sering diakses. Di luar itu, ada 145 responden (46,09%) yang menempatkan radio dalam urutan kedua media yang paling sering diakses. Dengan melihat persentase ini, meskipun radio bukan merupakan media paling 204

226 favorit, terutama jika dibandingkan dengan televisi, tapi tetap digemari masyarakat sebagai sumber informasi dan hiburan mengalahkan media-media yang lain seperti surat kabar, majalah, dan tabloid. Trend menarik justru diperlihatkan oleh internet yang menempati urutan ketiga pada pilihan pertama yang mengalahkan semua jenis media cetak sebagaimana dinyatakan oleh 20 responden (5,35%). Pada peringkat kedua, jenis media yang digunakan 44 responden (13,97%), internet menempati urutan keempat dari 7 jenis media yang diakses responden. Tabel 5.13 Peringkat Jenis Media yang Digunakan (Frekuensi) Nama Media Peringkat Koran Majalah Tabloid TV Radio Internet Media lainnya 1 Jika data di atas ditampilkan dalam bentuk persentase dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut Tabel 5.14 Peringkat Jenis Media yang Digunakan (Persentase) Nama Media Peringkat Koran 1.90% 18.73% 40.95% 21.27% 8.89% 2.54% Majalah 0.32% 1.27% 6.35% 40.32% 28.89% 14.92% Tabloid 1.59% 1.27% 11.11% 45.71% 32.06% TV 79.37% 17.46% 2.54% Radio 12.06% 46.03% 28.57% 7.30% 1.90% 3.49% Internet 6.35% 13.97% 14.60% 12.38% 6.03% 37.14% 0.32% Media lainnya 0.32% 1. Tujuan Menggunakan Media Di antara tujuan-tujuan responden mengakses media, mencari atau mendapatkan informasi menempati persentase tertinggi, diikuti mendapatkan 205

227 hiburan. Dari jawaban 315 responden, sebanyak 192 responden (60,92%) mengakses media karena tujuan mendapatkan informasi, dan sebanyak 93 responden (92,52%) mengakses media untuk mendapatkan hiburan. Hanya 22 responden (6.98%) yang mengakses media sekadar mengisi waktu luang. Trend ini cukup menggembirakan karena ternyata media tidak sekadar digunakan sebagai sumber hiburan, melainkan justru sebagai rujukan utama informasi. Grafik 5.2 Tujuan Menggunakan Media D. Kebiasaan Mendengarkan Radio Dalam penelitian ini, kebiasaan mendengarkan radio atau listening habit didefinisikan sebagai kebiasaan pendengar radio yang menunjukkan pola perilaku harian mereka ketika mengakses radio. Kebiasaan tersebut antara lain rata-rata jumlah waktu yang digunakan untuk mendengarkan radio, pemilihan waktu, tempat yang biasanya digunakan untuk mendengarkan radio, jenis program yang paling sering didengarkan, dan aktivitas ketika mendengarkan radio. 1. Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio Dilihat dari rata-rata jumlah jam yang digunakan responden untuk mengakses radio, persentase tertinggi berada pada kurun waktu 1-3 jam perhari, yakni 160 orang (50,79%), disusul kemudian responden yang mengakses radio rata-rata kurang dari 1 jam perhari sebanyak 132 orang (41,90%). Dari data penelitian, terlihat hanya 8 orang (1,27%) yang rata-rata mendengarkan radio selama lebih dari 5 jam setiap harinya. Angka ini megindikasikan bahwa pendengar radio yang konsisten mendengarkan 206

228 setiap harinya dengan durasi yang panjang semakin berkurang. Tabel 5.15 Rata-Rata Jam Perhari Mendengarkan Radio Rata-rata Perhari Jumlah Persentase 1-3 jam % Kurang 1 jam % 3-5 jam % Di atas 5 jam % Tidak mengisi % Total % 2. Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Selain rata-rata jam yang digunakan untuk mendengarkan radio, penelitian ini juga melihat waktu-waktu khusus yang digunakan responden untuk mendengarkan radio. Dilihat dari kecenderungan waktu yang digunakan untuk mendengarkan radio, paling banyak reponden Banjarmasin mendengarkan radio pada waktu sore hingga malam hari pukul sebanyak 94 (29,84%). Responden yang mendengarkan radio pada pukul sebanyak 64 responden (30,32%). Selanjutnya, sebanyak 43 responden (13,65%) mendengarkan radio pada pukul Pada pukul sampai tengah malam (pukul 24.00), pendengar radio juga cukup banyak jumlahnya, yakni 42 responden (13,33%). Namun, jumlah responden yang mendengarkan merosot tajam pada pukul Dengan kata lain, waktu yang paling sedikit digunakan untuk mendengarkan radio adalah pada waktu dini hari antara pukul , yang hanya dipilih oleh 1 responden (0,32%). Tabel 5.16 Waktu Favorit Mendengarkan radio Waktu Jumlah Persentase Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Total % 207

229 3. Tempat Mendengarkan Radio Dilihat dari tempat yang biasanya digunakan untuk mendengarkan radio, responden yang memiliki kebiasaan mendengarkan radio di rumah sebanyak 270 orang (85,71%). Angka ini mengindikasikan mayoritas responden mendengarkan radio di rumah sebagai tempat yang pailng nyaman. Di tempat kerja, terdapat 23 responden (7,94%) yang bisa mendengarkan radio. Sementar itu, 11 responden lainnya (3,49%) mendengarkan radio di kendaraan. Persentase paling kecil adalah mendengarkan radio di tempat umum sebanyak 7 orang (2,22%). Tingginya persentase responden yang mendengarkan radio di rumah juga menunjukkan bahwa responden mendengarkan radio di luar jam-jam kerja atau radio didengarkan pada waktu senggang. Ini konsisten dengan temuan waktu mendengarkan favorit respoden, yang berada di luar jam-jam kerja (sore menjelang malam dan malam hari). Tabel 5.17 Tempat yang Biasanya Digunakan Mendengarkan Radio Tempat Jumlah Persentase Rumah % Tempat kerja % Kendaraan % Tempat umum % Lainnya % Total % 4. Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Acara atau program adalah pertibangan uatama yang selalu menjadi perhatian pendengar sekaligus menjadi daya tarik utama dalam memilih stasiun radio. Jika dilihat dari program yang biasa didengarkan, sebanyak 157 responden (49,84%) memilih musik sebagai pilihan utama. Selanjutnya, berita/program informasi dipilih oleh 150 orang (47,62%). Sisanya, program lain-lain dipilih 8 orang (2,54%). Program lainnya yang tercatat dalam penelitian ini berdasarkan pengakuan responden adalah acara ceramah, keagamaan, dan olah raga. 208

230 Tabel 5.18 Program yang Biasa Didengarkan Jenis Program Jumlah Persentase Musik % Berita/program informasi % Lainnya % Total % 5. Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Terdapat dua kecenderungan ketika seseorang mendengarkan radio. Pertama, pendengar hanya mendengarkan radio. Kedua, pendengar selain mendengarkan radio juga melakukan aktivitas lain pada saat yang bersamaan. Dari temuan penelitian, terlihat bahwa sebanyak 191 responden (60,63%) fokus mendengarkan radio saja. Sisanya sebanyak 123 (39,05%) responden mendengarkan radio sambil melakukan aktivitas lain. Tabel 5.19 Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Aktivitas Jumlah Persentase Hanya Mendengarkan Radio % Sambil Mengerjakan Aktivitas Lain % Tidak Mengisi % Total % Aktivitas lain yang dilakukuan saat mendengarkan radio menurut pengakuan responden dalam penelitian ini antara lain bekerja, memasak, mencuci pakaian, belajar, berdagang, menyetrika, bersih-bersih rumah, dan sebagainya. 6. Perangkat yang Paling Sering Digunakan Saat ini, perkembangan teknologi media yang cepat dengan kemampuan konvergensinya atas media-media yang sudah ada sebelumnya. Secara perlahan tapi pasti, berdampak pada cara seseorang mendengarkan radio yang dapat dilakukan melalui beragam media. Namun, data penelitian menunjukkan radio transistor masih merupakan pilihan utama responden dalam mendengarkan radio. Sebanyak 169 responden (53,63%) mendengarkan radio dengan pesawat radio transistor. Urutan 209

231 kedua adalah penggunaan mobile phone sebagai perangkat untuk mendengarkan radio sebanyak 130 responden (41.27%). Radio mobil dan MP3/MP4 player menempati urutan ke-3 dan ke-4 sebanyak 6 responden (1,90%) dan 4 responden (1,27%). Urutan terakhir mendengarkan radio melalui streaming sebanyak 3 responden (0.95%). Grafik 5.3 Perangkat yang Digunakan untuk Mendengarkan Radio 7. Gaya Penyiar Paling Disukai Penyiar merupakan ujung tombak bagi stasiun radio karena secara langsung menjembatani hubungan antara radio dengan pendengarnya. Seringkali, pendengar radio yang loyal mendengarkan radio karena kesukaannya terhadap profil penyiar. Tak jarang, penyiar menjadi ikon suatu radio. Variasi gaya penyiar radio (air personality) antara lain humoris, ekspresif, berwibawa, gaul/tredi, interogatif, lugas/tegas. Dari data kuesioner, tercatat bahwa responden di Banjarmasin menyukai gaya penyiar yang humoris dalam membawakan acara. Karakter humoris dipilih paling banyak, yakni oleh 111 responden (35.24%). Selanjutnya, penyiar yang memiliki kualitas suara yang baik dipilih oleh 96 responden (30,48%). Penyiar yang interogatif hanya dipilih oleh 1 responden (0,32%). 210

232 Tabel 5.20 Gaya Penyiar yang Paling Disukai Gaya Penyiar Jumlah Persentase Humoris % Suaranya bagus % Berwibawa % Lugas/tegas % Gaul/trendi % Ekspresif % Lainnya % Interogatif % Tidak Mengisi % Total % E. Evaluasi RRI Pro 1 dan Pro 2 Salah satu tujuan utama penelitian ini adalah melakukan evaluasi terhadap Program siaran RRIdi masing-masing daerah. Dengan demikian, dapat dirumuskan rekomendasi yang untuk perbaikan RRIdi masa yang akan datang sesuai dengan dinamika dan karakteristik yang terjadi di setiap wilayah. Evaluasi terhadap RRIdalam penelitian ini mencakup persepsi dan penilaian responden terhadap RRI, khususnya Pro1 dan Pro2. Sebelum evaluasi pendengar terhadap RRIdiuraikan lebih lanjut, perlu ditekankan bahwa dari 315 responden pendengar radio di Banjarmasin, 230 orang (73%) di antaranya mengaku mendengarkan RRI. Sebanyak 85 orang (27%) tercatat tidak mendengarkan RRI. Jika ditanya lebih lanjut dengan kemungkinan lebih dari 1 pilihan jawaban, maka dari 230 responden yang mendengarkan RRIpaling banyak mendengarkan RRIPro 1, yakni 122 orang (69,71%). Selanjutnya, responden yang mendengarkan Pro 2 sebanyak 65 orang (37,14%). Pro 4 menempati urutan ketiga dengan pendengar 29 responden (6,29%). Terakhir, Pro 3 didengarkan paling sedikit, yakni 11 responden (6,29%). Sayangnya, 3 responden (1,71%) yang mengaku mendengarkan RRItidak menyebutkan programa apa yang sering didengarkan. 211

233 Tabel 5.21 Stasiun RRI yang Paling Sering Didengarkan Stasiun RRI Jumlah Persentase Pro 1 (97,6 FM) % Pro 2 (95,2 FM) % Pro 4 (87,70 FM) % Pro 3 (92,5 FM) % Tidak mengisi % Total 230 Jika ditelusuri lebih lanjut melalui metode tabulasi silang, dapat dilihat bahwa masing-masing programa memiliki segmentasi pendengar berdasarkan kelompok usia. Dari 122 responden yang mendengarkan Pro 1, sebanyak 35 orang (28,69%) tercatat berusia 33 sd 43 tahun. Pada urutan kedua, pendengar Pro 1 adalah usia 23 sd 33 tahun sebanyak 28 orang (22,95%). Selanjutnya, urutan ketiga adalah pendengar Pro 1 dengan kategori usia 43 sd 53 tahun. Urutan-urutan berikutnya hampir semua kategori umur responden dalam penelitian ini tercatat mendengarkan Pro 1. Artinya, Pro 1 didengarkan oleh beragam segmen usia yang relatif merentang dari muda sampai dewasa, meski tetap didominasi oleh usia pendengar dewasa. Sementara itu, untuk RRI Pro 2, dari 65 responden yang mendengarkan Pro 2, urutan pertama dan kedua dengan jumlah yang sama didominasi oleh usia remaja dan muda-dewasa, yakni 23 sd 33 tahun dan 33 sd 43 tahun, masing-masing 19 responden (29,23%). Berikutnya, 18 responden (27,69) adalah usia anak muda usia 15 sd 23 tahun. Untuk usia lanjut, sangat sedikit yang mendengarkan Pro 2, misalnya usia >53 sd 63 tahun tercatat hanya 1 responden (1,54%) dan usia > 63 tahun 2 responden (3,08%). Dengan demikian, segmen yang disasar oleh Pro 2, yakni remaja dan anak muda secara relatif telah tecapai di Banjarmasin. 212

234 Tabel 5.22 Pendengar Programa RRI Berdasarkan Usia Usia Pro 1 (97,6 FM) Pro 2 (95,2 FM) Pro 3 (92,5 FM) Pro 4 (87,70 FM) Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 15 s.d. 23 tahun % % % >23 s.d. 33 tahun % % % % >33 s.d. 43 tahun % % % % > 43 s.d. 53 tahun % % % % >53 s.d. 63 tahun % % % % > 63 tahun % % % % Total % % % % Melalui tabulasi silang, penelitian ini juga melihat profil pendengar RRIberdasarkan jenis pekerjaan utama yang digelutinya. Dari data kuesioner, terlihat bahwa dari 122 reponden yang mendengarkan Pro 1, 43 orang (35,25%) di antaranya berprofesi sebagai wiraswasta. Selanjutnya, ibu rumah tangga sebanyak 19 orang (15,57%). Jumlah tersebut berbeda sedikit dengan pegawai swasta pada urutan ketiga, yaitu 18 orang (14,75%). Pendengar Pro 1 dari kalangan mahasiswa atau pelajar tercatat berjumlah 7 orang (5,74%). Berbeda dengan Pro 1, pekerjaan 65 reponden yang mendengarkan Pro 2 didominasi oleh wiraswasta dan mahasiswa dengan selisih yang tidak signifikan, yakni 18 orang (27,69%) dan 14 orang (21,54%). Ibu rumah tangga tercatat menempati urutan ketiga sebagai jenis pekerjaan utama pendengar Pro 2, yakni sebanyak 13 orang (20,00%). Urutan selanjutnya Pro 2 didengarkan oleh pegawai swasta sebanyak 8 orang (12,31%). 213

235 Tabel 5.23 Pendengar Programa RRI Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Utama Pro 1 (97,6 FM) Pro 2 (95,2 FM) Pro 3 (92,5 FM) Pro 4 (87,70 FM) Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Guru/Dosen % % % % Pegawai PEMDA % % % Pegawai BUMN/BUMD % % Pegawai swasta % % % % Wiraswasta % % % % Mahasiswa/ Pelajar % % % Pensiunan % % Ibu Rumah Tangga % % % % Tidak Bekerja % % % % Lainnya % % % TOTAL % % % % Selanjutnya, melalui tabulasi silang, penelitian ini juga melacak profil pendengar RRIdi Banjarmasin berdasarkan pendidikan terakhir yang telah ditempuh responden. Secara teori, tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir, orientasi, dan cara pandang seseorang terhadap media sebagai sumber informasi dan hiburan, termasuk dalam kaitannya dengan pemilihan sebuah stasiun radio. Dari data kuesioner, terlihat bahwa SLTA sebagaimana mayoritas responden dalam penelitian ini juga menjadi urutan pertama pendidikan terakhir pendengar Pro 1 dan Pro 2, termasuk pendengar Pro 3 dan Pro 4. Dari 122 reponden yang mendengarkan Pro 1, 45 orang (36,89%) berpendidikan terakhir SLTA. Pada urutan kedua, 31 orang (25, 41%) menempuh pendidikan terakhir SLTP. Sebanyak 15 orang (12,30%) memiliki pendidikan terakhir Sarjana atau Diploma 4. Hanya 2 orang (1,64%) pendengar Pro 1 yang menamatkan pendidikan S2/S3. Jika dilihat sebaran pendidikan terakhir dari 65 pendengar Pro 2, berdasarkan tabulasi silang terlihat bahwa lulusan SLTA menempati urutan tertinggi sebanyak 37 orang (56,92%). Urutan berikutnya adalah lulusan SLTP sebanyak 16 orang (24, 62%). Berikutnya adalah lulusan SD sebanyak 7 orang (10,77%). Data kuesinoner menujukkan hanya 4 orang (6,15%) yang menamatkan gelar diploma 4/sarjana. Dalam penelitian ini, tidak ada satupun responden pendengar Pro 2 yang menyelesaikan jenjang 214

236 Pendidikan Terakhir pendidikan s2 atau s3. Selengkapnya mengenai sebaran pendidikan terakhir pendengar RRIdi empat programa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.24 Pendengar Programa RRIBerdasarkan Pendidikan Terakhir Pro 1 (97,6 FM) Pro 2 (95,2 FM) Pro 3 (92,5 FM) Pro 4 (87,70 FM) Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase SD % % % % SLTP % % % % SLTA % % % % D1/D2/D % % D4/S % % % % S2/S % % % lainnya % Total % % % % 1. Evaluasi Pro 1 a. Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 Suatu stasiun radio didengarkan oleh khalayak karena beragam alasan menyangkut preferensi subjektif mengenai program acara, kualitas peniaran, jenis musik, kualitas suara, dan sebagainya. Melalui kuesioner responden di Banjarmasin ditanya alasan mereka mendengarkan Pro 1, dari 122 responden yang mendengarkan Pro 1, tercatat 48 orang (39,34%) menjawab alasan mendengarkan Pro 1 karena program beritanya. Selanjutnya, sebayak 31 orang (25,41%) ingin mendengarkan karena program informasi yang ada di Pro 1. Urutan berikutnya 30 orang (24,59%) menyatakan bahwa alasan mereka mendengarkan Pro 1 karena musiknya. Sementara itu, sebanyak 10 orang (2.54%) memilih mendengarkan Pro 1 dengan alasan kualitas suara. Terakhir, 3 orang (2,46%) mendengarkan Pro 1 karena penyiarnya. Selengkapnya mengenai alasan responden memilih Pro 1 dapat dilihat dalam tabel berikut. 215

237 Tabel 5.25 Alasan Mendengarkan Pro 1 Alasan Jumlah Persentase Program Berita % Program Informasi % Musik % Kualitas Suara/Jernih % Penyiar % Total % b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 1 Dilihat dari kebiasaan pendengar Pro 1 memilih waktu-waktu tertentu untuk mendengarkan radio, data kuesioner menunjukkan bahwa pagi hari adalah waktu yang paling banyak digunakan untuk mendengarkan Pro 1. Sebanyak 33 orang (27.05%) mendengarkan Pro 1 pada pukul WITA. Ini merupakan persentase tertinggi. Berikutnya sebanyak 21 responden (17,21%) mendengarkan Pro 1 pada sore hingga malam hari, yakni pukul WITA. Waktu yang relatif paling jarang digunakan untuk mendengarkan Pro 1 adalah pkl WITA dan WITA masing-masing sebanyak 7 (5.74%) dan 1 orang (0,82%). Dengan demikian, pagi hari merupakan waktu unggulan yang perlu diperhatikan oleh pengelola Pro 1 dalam merencanakan program acara sebaik-baiknya karena pada waktu inilah perhatian pendengar radio Pro 1 mencapai puncaknya. Tabel 5.26 Kebiasaan Responden Mendengarkan Pro 1 Berdasarkan Waktu Waktu Jumlah Persentase Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Total % 216

238 c. Jenis Musik yang Paling Ingin Didengarkan di Pro 1 Dalam sejarah perkembangan radio, musik merupakan jenis program yang selalu diminati oleh pendengar radio. Penelitian ini berusaha melacak jenis-jenis musik yang paling ingin didengarkan oleh pendengar Pro 1. Pendengar Pro 1 menempatkan musik dangdut sebagai musik yang paling ingin didengarkan di Pro 1. Tercatat, sebanyak 61 responden (50%) menggemari musik dangdut di Pro 1. Urutan berikutnya adalah musik pop. Ini menarik karena musik dangdut ternyata lebih diminati dibandingkan dengan musik pop. Temuan ini sangat berbeda dengan temuan di kotakota lainnya. Dari data survei, dapat dilihat bahwa sebanyak 35 responden (28,69%) menginginkan musik pop sebagai jenis musik yang paling ingin didengarkan di Pro 1. Menariknya, musik klasik ternyata memiliki penggemar di Pro 1. Terbukti, sebanyak 9 responden (7,38%) menempatkan musik klasik sebagai pilihan. Musik tradisional/etnik dan musik keroncong di Pro 1 juga diminati oleh masing-masing 3 responden (2,46%). Selengkapnya mengenai sebaran pilihan jenis musik yang ingin didengarkan responden pendengar RRIPro 1 Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.27 Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 1 Jenis Musik Jumlah Persentase Dangdut % Pop % Klasik % Lainnya % Etnik/tradisional % Keroncong % Rock % Jazz % Country % Tidak Mengisi % Total % Dalam temuan FGD, musik daerah memiliki banyak penggemar. Terbukti dari pernyataan beberapa peserta FGD yang berharap lagu-lagu Banjar mendapatkan porsi yang lebih banyak di Pro 1. Sebagaimana diungkapkan Ahamad Fasial (37 tahun, wiraswasta) sebagai berikut. 217

239 Selama berkualitas dan bagus, jenis musik apapun tak masalah diputar di Pro 1, tapi hendaknya budaya Banjar digali lebih dalam dan ditampilkan lewat lagu-lagu di RRI Peserta lain, Istiqomah (42 tahun, ibu rumah tangga) menambahkan bahwa musik daerah, selain lagu Banjar juga sesekali perlu ditampilkan musik dari Jawa, seperti lagu campursari karena menurutnya banyak suku Jawa yang tinggal di Banjarmasin. Diperbanyak juga campur sari dan lagu Jawa di RRI, Banyak orang Jawa di Banjar, tegasnya. b. Acara yang Paling Disukai Acara atau program adalah hal pokok yang selalu menjadi perhatian khalayak pendengar sekaligus menjadi daya tarik utama dalam memilih stasiun radio. Dari 122 responden pendengar Pro 1 di Banjarmasin, sebanyak 44 orang (46,72%) memilih berita sebagai acara yang paling disukai. Selanjutnya, musik menempati urutan kedua jenis acara yang paling disukai, yakni dipilih sebanyak 44 orang (36,07%). Acara berikutnya adalah informasi, yang disukai oleh 20 responden (16,39%). Tabel 5.28 Acara yang Paling Disukai di Pro 1 Jenis Acara Jumlah Persentase Berita % Musik % Informasi % Lainnya % Total % Terkait dengan data kulitatif FGD yang melengkapi data kuantitaif survei, peserta FGD mengusulkan kepada Pro 1 jika memungkinkan acara unggulan di masa lalu seperti drama dan sandiwara radio diputar kembali di RRI. Sebagaimana disampaikan Syahrida Pauliana (43 tahun, istri Ketua RT), Jika boleh, drama dan sandiwara radio diputar kembali di RRI. 218

240 b. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Mencari informasi menjadi salah satu alasan penting mengapa responden mendengarkan radio. Beberapa jenis informasi yang dibutuhkan oleh pendengar antara lain informasi bertema pendidikan, olahraga, keagamaan, hukum, kesehatan, ekonomi politik, sosal budaya, dan lain sebagainya. Dari data penelitian, terlihat bahwa pendengar Pro 1 memilih hukum-kriminal dan olah raga sebagai jenis informasi yang dibutuhkan sebagaimana dinyatakan oleh 27 (22,13%) dan 26 (21,31%) responden. Selanjutnya, sebanyak 20 (16,39%) pendengar Pro 1 membutuhkan informasi tentang pendidikan dan sebanyak 18 orang (14,75%) memerlukan informasi seputar keagamaan. Hanya 1 pendengar (0,82%) yang memilih tema tentang public figure/selebritis sebagai informasi yang dibutuhkan di Pro 1. Tabel 5.29 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan di Pro 1 Jenis Informasi Jumlah Persentase Hukum dan Kriminal % Olah raga % Pendidikan % Keagamaan % Ekonomi dan Bisnis % Kesehatan % Sosial-Kebudayaan % Lainnya % Selebriti/public figure % Total % Dalam FGD, beberapa peserta berharap RRIperlu menambah informasi keagamaan yang disisipkan di sela-sela program utama. Ahmad Faisal (37 tahun, wiraswasta), misalnya, mengusulkan agar RRIdi semua programa secara rutin memberitahukan saat masuk waktu-waktu salat wajib dan menambah materi ceramah agama secara berkelanjutan. Di RRIperlu diadakan time signal, kapan waktu salat. Selain itu perlu juga disiarkan acara tausiah atau siraman rohani. Saya juga minta tolong terus melaui RRIkita diingatkan hal-hal baik, kata-kata bijak atau kutipan hadis Nabi. Tidak hanya pagi hari, tapi kontinyu. 219

241 Peserta FGD lainnya, Sumiati (49 tahun), yang berprofesi sebagai Guru TK juga menyatakan hal serupa tentang perlunya siraman rohani disiarkan RRI, tapi Sumiati memberi saran tentang kualitas atau pemilihan narasumber/penceramah yang hendaknya lebih ditingkatkan. Selain itu, hal menarik lainnya dari FGD adalah statemen serupa yang disampaikan peserta FGD termuda Masyhudi (21 tahun, pelajar). Menurutnya, acara RRIharus lebih banyak berisi siaran yang mencerminkan kegiatan-kegiatan ahlak, seperti materi keteladan melalui kisah-kisah Nabi. b. Penilaian Responden terhadap RRIPro 1 Evaluasi berikutnya adalah persepsi responden terhadap Pro 1 secara umum yang meliputi tingkat kepuasan yang diperoleh setelah mendengarkan Pro 1. Dalam kaitan ini, ada beberapa variabel yang digunakan untuk melakukan penilaian, yakni tingkat kepuasan responden atas siaran musik, tingkat kepuasan responden atas program berita/informasi, kesan terhadap penyiar, dan kualitas atau kejernihan suara Pro 1. Sebagai sebuah evaluasi yang lengkap, diharapkan bahwa dari penelitian ini responden akan memberikan tanggapan terkait dengan keunggulan sekaligus kekurangan RRIPro 1. (1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Dalam penelitian ini, untuk menilai kepuasan responden atas siaran musik di Pro 1 digunakan skala Likert dengan kategori sangat puas, puas, biasa saja, kurang memuaskan, dan sangat memuaskan. Responden diminta untuk menilai tingkat kepuasan atas siaran musik Pro 1 berdasarkan skala tersebut. Dari data yang ada, mayoritas responden atau 86 orang (70.49%) menyatakan puas dengan musik di Pro 1. Urutan berikutnya, sebanyak 19 orang (15,57%) mengaku biasa saja terhadap musik Pro 1. Responden yang sangat puas dengan siaran musik Pro 1 berjumlah 12 orang (9,84%). Hanya 4 responden (3,28%) yang menyatakan siaran musik di Pro 1 kurang memuaskan. 220

242 Tabel 5.30 Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Pro 1 Kepuasan Jumlah Persentase Sangat Puas % Puas % Biasa Saja % Kurang Memuaskan % Tidak Mengisi % Total % Terkait dengan data kulitatif FGD yang melengkapi data kuantitaif survei, secara umum, peserta FGD mengaku puas dengan lagu-lagu yang ditampilkan di Pro 1. Namun, mereka memberikan beberapa saran, misalnya, Masyhudi (21 tahun, pelajar) yang menyukai lagu yang ber-genre pop mengusulkan agar Pro 1 memisahkan acara yang menampilkan lagu lama dan baru disertai informasi menengani tangga lagu yang sedang populer. Kalo bisa dipisahkan acara untuk lagu-lagu oldies dan new song, dan juga dibuatkan chart untuk lagu-lagu baru. (2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Sama dengan penilaian tingkat kepuasan pendengar terhadap program musik di Pro 1, responden juga diminta untuk menilai tingkat kepuasan atas program siaran berita/informasi di Pro 1 dengan kategori sangat puas, puas, biasa saja, kurang memuaskan, dan sangat memuaskan. Dari jawaban responden, sebanyak 86 orang (70,49%) menyatakan puas dengan berita di Pro 1. Urutan berikutnya, 18 orang (15,57%) mengaku sangat puas. Responden yang menyatakan biasa saja terhadap siaran berita Pro 1 berjumlah 11 orang (9,02%). Hanya 1 responden (3,28%) yang menyatakan siaran berita dan onformasi di Pro 1 kurang memuaskan. Dengan demikian, terlihat bahwa mayoritas pendengar Pro 1 menyatakan kepuasan dengan derajat yang positif terhadap program berita dan RRIPro 1, terbukti dengan akumulasi persentase kategori puas dan sangat puas berjumah 89,34%. 221

243 Tabel 5.31 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Pro 1 Tingkat Kepuasan Jumlah Persentase Sangat Puas % Puas % Biasa Saja % Kurang Memuaskan % Tidak Mengisi % Total % Dalam FGD, secara umum peserta FGD menilai bahwa dibanding radio lain yang mengedepankan hiburan, Pro 1 lebih sarat dengan muatan informasi. Namun, mereka memberikan saran bentuk informasi yang perlu ditambahkan di Pro 1. Syahrida Pauliana (43 tahun, istri Ketua RT) mengatakan Informasi mengenai bagaimana ujian, tips-tips belajar yang baik untuk anak-anak. Peserta lain Masyhudi (21 tahun, pelajar) menambahkan, Lifestyle ditambah, dengan tema-tema untuk anak muda. Ya, RRIperlu memberikan informasi lifestyle yang up to date. Semantara itu. Sumiati (47 tahun, guru TK) mengungkapkan, Acara untuk anak-anak di RRIdibuat lebih kreatif dan interaktif, juga ada narasumber Ibu guru yang bisa menguasai problem anak. Peserta lainnya, istiqomah (42 tahun, ibu rumah tangga) menyampaikan keinginannya mendengarkan informasi harga-harga kebutuhan pokok sebagai sisipan informasi di RRI, Saya ingin ditambahkan informasi harga-harga sembako di RRI (3) Kesan terhadap Penyiar Evaluasi berikutnya yang diharapkan diberikan oleh responden adalah penampilan penyiar Pro 1. Dari jawaban responden terlihat bahwa 69 orang (56,56%) memiliki kesan bahwa penyiar Pro 1 menyenangkan. Berikutnya, kesan penampilan penyiar Pro 1 berwawasan luas dinyatakan oleh 49 responden (40,16%). Sebanyak 3 responden (2,46%) menilai penyiar Pro 1 membosankan. 222

244 Tabel 5.32 Kesan terhadap Penyiar Pro 1 Kesan terhadap Penyiar Jumlah Persentase Menyenangkan % Berwawasan dan Cerdas % Membosankan % Tidak Mengisi % Total % (4) Kualitas Suara Di luar program siaran, faktor kejernihan atau kualitas suara suatu stasiun radio akan sangat menentukan apakah sebuah stasiun radio akan didengarkan ataukah tidak. Bahkan, dalam banyak kasus, faktor kejernihan suara ini menjadi faktor yang paling menentukan didengarkan tidaknnya sebuah stasiun radio. Oleh karena itu, kualitas atau kejernihan suara akan sangat mendukung program siaran. Seringkali, sebuah stasiun radio mempunyai program siaran dengan kualitas yang sangat bagus, tapi jarang didengarkan karena suaranya banyak gangguan atau distorsi. Dalam penelitian ini, untuk menilai kualitas suara atau kejernihan Pro 1, digunakan skala Likert. Responden diminta untuk menilai kualitas atau kejernihan suara Pro 1 dari sangat buruk, buruk, sedang, bagus, dan sangat bagus. Mayoritas responden atau 70 orang (72.92%) berpendapat bahwa kulitas suara Pro 1 Bagus. Sebanyak 20 responden (20,83%) menyatakan sedang. Kualitas suara Pro 1 dianggap sangat baik oleh 4 responden (4,17%). Sebanyak 2 responden (2,08%) menyatakan jika kualitas suara Pro 2 sangat buruk. Tabel 5.33 Kualitas Suara Pro 1 Kualitas Suara/Kejernihan Jumlah Persentase Buruk % Biasa Saja % Bagus % Sangat Bagus % Tidak Mengisi % Total % 223

245 Meskipun data survei ini menunjukkan penilain positif terhadap kualitas suara Pro 1, temuan FGD menunjukkan hal yang berbeda dan menarik untuk dicatat. Secara kompak, peserta FGD menyatakan bahwa suara RRIdi Banjarmasin untuk semua programa kurang jernih dan sering tertimpa oleh suara intervensi dari radio lain, khususnya radio gelap yang beroperasi di daerah Banjarmasin. Menurut mereka, kondisi ini sangat menganggu kenyamanan dalam mendengarkan RRI, termasuk Pro 1. Sebagai contoh, peserta FGD Syahrida Pauliana (43 tahun, istri Ketua RT) mengatakan bahwa gelombang Pro 1 sering hilang karena terganggu siaran radio lain. Kadang bahasa komentatornya tidak jelas bicara apa. Bahkan, gelombangnya sering tercampur suara radio amatir dan radio gelap. (5) Keunggulan RRIPro 1 Setelah mengetahui berbagai penilaian responden terhadap program siaran Pro 1, penyiar, dan juga kualitas siaran, penelitian ini juga melihat keunggulan-keunggulan yang dimiliki Pro 1 dalam pandangan responden. Usaha untuk melihat keunggulankeunggulan ini sebenarnya juga merupakan langkah crosscheck atas penilaian responden pada bagian sebelumnya. Selain itu, penilaian juga dilakukan guna melihat dalam pandangan respoden apa sebenarnya yang menjadi nilai lebih Pro 1. Dilihat dari penilaian responden terhadap keunggulan yang dimiliki Pro 1, sebanyak 77 responden (63,11%) menilai keunggulan Pro 1 terletak pada sajian berita dan informasinya. Responden juga menilai keunggulan Pro 1 terletak pada proram musiknya, yang dinyatakan oleh 22 responden (18,03%). Dari 122 responden, pendengar RR1 Pro 1, terdapat 7 orang responden (2,67%) yang menganggap keunggulan Pro 1 terletak pada jadwal acaranya yang jelas. 224

246 Tabel 5.34 Keunggulan RRIPro 1 Keunggulan Jumlah Persentase Program Berita dan Informasi % Musik % Jadwal Acara yang Jelas % Kualitas Suara % Penyiar % Variasi Program Acara % Lainnya % Tidak mengisi % Total % Melengkapi data survei kuantitatif, dari temuan FG,D secara umum, peserta menilai acara di Pro 1 sudah baik, hanya perlu ditambah porsi acara untuk anak-anak, budaya banjar, dan muatan ahlak. Selain itu, untuk acara off air, peserta FGD memberi masukan bagi RRIagar mengundang pendengar setia RRIuntuk menghadiri acaraacara off air. Selain itu, RRIperlu lebih menggiatkan acara-acara sosial seperti kunjungan ke panti asuhan dan mendekati anak jalanan. Peserta FGD juga memberi saran bagi RRIuntuk menggelar acara off air yang diperuntukkan seara khusus untuk anak-anak TK seperti seperti lomba puisi dan membaca doa. (6) Kekurangan Pro 1 Disamping memiliki kelebihan sebagaimana dipaparkan pada bahasan sebelumnya, Pro 1 juga memiliki kekurangan di mata responden. Kekurangan tersebut bisa dilihat dari beberapa parameter, yakni program berita dan informasi, variasi program acara, musik, kualitas penyiar, kejelasan jadwal acara, dan lainnya. Berkaitan dengan temuan penelitian, paling banyak responden di Banjarmasin menganggap kekuarangan Pro 1 terletak pada program acaranya yang kurang bervariasi. Hal ini dinyatakan oleh 31 responden (25,41%). Kelemahan berikutnya dengan jumlah sama pada tiga variasi jawaban, yakni program berita dan informasi, musik, dan lainnya masing-masing dinyatakan oleh 17 responden (13,93%). Sementara itu, 7 responden (9,84%) menyatakan kelemahan Pro 1 adalah penyiarnya. Kekurangan lainnya dalam penelitian ini ditunjukkan dengan beberapa jawaban terbuka, misalnya terlalu banyak iklan dan sinyal yang lemah. 225

247 Tabel 5.35 Kekurangan RRIPro 1 Kekurangan Jumlah Persentase Variasi Program Acara % Program Berita dan % Informasi Musik % Lainnya % Jadwal Acara yang Jelas % Tidak mengisi % Kualitas suara % Penyiar % Total % Catatan utama tentang kelemahan Pro 1 yang muncul dari peserta FGD adalah kurang jernihnya dan sering tertimpa oleh suara intervensi dari radio lain, khususnya radio gelap yang beroperasi di daerah Banjarmasin. Menurut mereka, kondisi ini sangat menganggu kenyamanan dalam mendengarkan RRI, termasuk Pro Evaluasi Pro 2 a. Pengetahuan Responden Atas Slogan Pro 2 Sebuah stasiun radio yang baik harus mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan radio lain. Salah satunya melalui tagline (slogan), yakni susunan kata ringkas dan mudah diucapkan, tapi mengandung pesan yang kuat ditujukan kepada target audience tertentu. Oleh karena itu, penciptaan sebuah tagline perlu disesuaikan dengan citra brand yang hendak dibangun, termasuk Pro 2 yang mengusung slogan Suara Kreativitas Anak Muda. Ketika 65 pendengar Pro 2 ditanya pengetahuan mereka tentang slogan Pro 2, sebanyak 34 responden (52,31%) menyatakan tidak tahu slogan Pro 2. Hanya 27 responden (41,54%) yang mengetahui bahwa slogan RRIPro 2 adalah "Suara Kreativitas Anak Muda". Kemudian, oleh karena banyak pendengar Pro 2 Banjarmasin (bahkan lebih dari setengah jumlah pendengarnya) tidak mengetahui slogan Pro 2, maka dalam setiap aktivitas siaran maupun promosi, slogan tersebut harus lebih dipopulerkan dan senantiasa disampaikan oleh penyiar, khususnya pada saat siaran. Selain itu, pada pelaksanaan event-event off air, slogan Pro 2 perlu dicetak dalam berbagai media publikasi. Strategi 226

248 ini merupakan rangkaian tanggung jawab marketing untuk menanamkan, mengenalkan, dan mempertahankan minat khalayak dalam mendengarkan Pro 2. Tabel 5.36 Pengetahuan Responden tentang Slogan Pro 2 Pengetahuan Responden Jumlah Persentase Tahu % Tidak Tahu % Tidak Mengisi % Total % b. Alasan Utama Mendengarkan Pro 2 Suatu stasiun radio didengarkan oleh khalayak karena beragam alasan. Jika ditanya alasan mengapa responden di Banjarmasin mendengarkan Pro 2, dari 65 responden yang mendengarkan Pro 2, 41 orang (63,08%) menjawab dengan alasan musiknya. Selanjutnya, sebanyak 9 orang (13,85%) mendengarkan karena alasan program informasi yang ada di Pro 2, sebanyak 8 orang (12,31%) menyatakan bahwa alasan mereka mendengarkan Pro 2 karena berita yang ada di Pro 2. Sementara itu, sebanyak 3 orang (4,62%) memilih mendengarkan Pro 2 karena penyiarnya, dan 1 orang (1,54%) mendengarkan Pro 2 karena kualitas suaranya yang jernih. Tabel 5.37 Alasan Utama Mendengarkan Pro 2 Alasan Jumlah Persentase Musik % Program informasi % Program berita % Penyiar % tidak mengisi % Kualitas suara/jernih % Total % c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 2 Dilihat dari kebiasaan pendengar Pro 2, data kuesioner menunjukkan bahwa sore hingga malam hari adalah waktu yang paling banyak digunakan untuk mendengarkan Pro 2. Sebanyak 19 orang (29.23%) mendengarkan Pro 2 pada pukul WITA. Ini merupakan persentase tertinggi yang mengindikasikan 227

249 responden sudah pulang kembali dari tempat kerja atau sekolah/kuliah. Berikutnya sebanyak 12 responden (18,46%) mendengarkan Pro 2 pada malam hari, yakni pukul WITA. Waktu yang relatif paling jarang digunakan untuk mendengarkan Pro 2 adalah pkl WITA sebanyak 19 orang (29.23%). Dengan demikian, sore hingga malam hari merupakan waktu unggulan yang perlu diperhatikan oleh pengelola Pro 2 dalam merencanakan program acara sebaik-baiknya karena pada waktu inilah pendengar radio Pro 2 mencapai puncaknya. Tabel 5.38 Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 2 Waktu Jumlah Persentase Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Tidak mengisi % Total % d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 Musik umumnya merupakan jenis program yang selalu diminati oleh pendengar radio. Penelitian ini berusaha melacak jenis-jenis musik yang paling ingin didengarkan oleh pendengar radio Pro 2. Pendengar Pro 2 menempatkan musik pop sebagai musik yang paling ingin didengarkan di Pro 2. Tercatat, sebanyak 34 responden (52,31%) menggemari musik pop di Pro 2. Urutan berikutnya musik dangdut. Sebanyak 34 responden (28,69%) menginginkan musik dangdut sebagai jenis musik yang ingin didengarkan di Pro 2. Musik tradisonal ternyata memiliki penggemar di Pro 2. Terbukti, sebanyak 4 responden (6,15%) menempatkan musik etnik/tradisonal sebagai pilihan. 228

250 Tabel 5.39 Jenis Musik yang Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 Jenis Musik Jumlah Persentase Musik pop % Musik dangdut % Musik etnik/tradisional % Musik klasik % Tidak mengisi % Lainnya % Musik rock % Total % Terkait dengan jenis musik yang ingin didengarkan di Pro 2, peserta FGD Syahrida Pauliana (43 tahun, istri Ketua RT) mengatakan bahwa secara keseluruhan sudah cukup memuaskan. Meskipun demikian, ia memiiki harapan tentang adanya sisipan lagu-lagu nasional selain lagu-lagu remaja populer. Lagu-lagu yang diputar di Pro 2 lagu orang dewasa terus, tidak ada lagu wajib nasional, minimal sebagai selingan. e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Mencari informasi menjadi salah satu alasan penting mengapa responden mendengarkan radio. Beberapa jenis informasi yang dibutuhkan oleh pendengar antara lain informasi bertema pendidikan, olah raga, keagamaan, hukum, kesehatan, ekonomi politik, sosal budaya, dan lain sebagainya. Dari data penelitian, terlihat bahwa pendengar Pro 2 memilih ekonomi dan bisnis sebagai jenis informasi yang dibutuhkan sebagaimana dinyatakan oleh 15 (23.08%). Selanjutnya, sebanyak 11 orang (16,92%) masing-masing membutuhkan informasi tentang pendidikan dan hukum dan kriminal. Informasi kesehatan dan keagamaan dibutuhkan oleh masing-masing 1 responden (1,54%) sebagai informasi yang dibutuhkan di Pro

251 Tabel 5.40 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Jenis Informasi Jumlah Persentase Ekonomi dan Bisnis % Pendidikan % Hukum dan Kriminal % Sosial-Kebudayaan % Olahraga % Selebriti/Public Figure % Tidak Mengisi % Kesehatan % Keagamaan % Total % a. Penilaian Responden terhadap RRIPro 2 Evaluasi berikutnya dari penelitian ini adalah persepsi responden terhadap Pro 2 secara umum yang meliputi tingkat kepuasan yang diperoleh setelah mendengarkan Pro 2. Dalam kaitan ini, ada beberapa variabel yang digunakan untuk melakukan penilaian, yakni tingkat kepuasan responden atas siaran musik, tingkat kepuasan responden atas program berita/informasi, kesan terhadap penyiar, dan kualitas atau kejernihan suara Pro 2. Sebagai sebuah evaluasi yang lengkap, tentu, diharapkan dari penelitian ini responden memberikan tanggapan terkait dengan keunggulan sekaligus kekurangan RRIPro 2. 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Dalam penelitian ini, untuk menilai kepuasan responden atas siaran musik di Pro 2 digunakan skala Likert dengan kategori sangat puas, puas, biasa saja, kurang memuaskan, dan sangat memuaskan. Sebanyak 65 responden diminta untuk menilai tingkat kepuasan atas siaran musik Pro 2 berdasarkan skala tersebut. Dari data yang ada, mayoritas responden atau 47 orang (72.31%) menyatakan puas dengan musik di Pro 2. Urutan berikutnya, sebanyak 10 orang (15,38%) mengaku biasa saja terhadap musik Pro 2. Responden yang sangat puas dengan siaran musik Pro 2 berjumlah 4 orang (6,15%). Hanya 2 responden (3,08%) yang menyatakan siaran musik di RRIkurang memuaskan. 230

252 Tabel 5.41 Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Tingkat Kepuasan Jumlah Persentase Sangat Puas % Puas % Biasa Saja % Kurang Memuaskan % Tidak Mengisi % Total % 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Sama dengan penilaian tingkat kepuasan pendengar terhadap program musik di Pro 2, responden juga diminta untuk menilai tingkat kepuasan atas program siaran berita/informasi di Pro 2 dengan kategori sangat puas, puas, biasa saja, kurang memuaskan, dan sangat memuaskan. Dari jawaban 65 responden yang mendengarkan Pro 2, sebanyak 48 orang (73,85%) menyatakan puas dengan berita di Pro 2. Urutan berikutnya, sebanyak 13 orang (20,00%) yang mengaku biasa saja. Responden yang menyatakan biasa sangat puas terhadap siaran berita/informasi Pro 2 berjumlah 1 orang (1,54%). Jumlah ini sama dengan jumlah 1 orang (1,54%) yang menyatakan berita/informasi di RRIPro 2 kurang memuaskan. Dengan demikian, terlihat bahwa mayoritas pendengar Pro 2 menyatakan kepuasan dengan derajat yang positif terhadap program berita dan RRIPro 2, terbukti dengan akumulasi persentase kategori puas dan sangat puas berjumah 93,85%. Tabel 5.42 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Pro 2 Tingkat Kepuasan Jumlah Persentase Sangat Puas % Puas % Biasa Saja % Kurang Memuaskan % Tidak Mengisi % Total % 231

253 3) Kesan terhadap Penyiar Evaluasi berikutnya yang diharapkan diberikan oleh responden adalah penampilan penyiar Pro 2. Penyiar adalah garda depan dalam menyampaikan pesan, bahkan merupakan representasi stasiun radio. Dari jawaban 65 responden yang mendengarkan Pro 2, terlihat bahwa 45 orang (63,23%) memiliki kesan bahwa penyiar Pro 2 menyenangkan. Berikutnya penampilan penyiar Pro 2 dinilai memiliki wawasan dan cerdas, dinyatakan oleh 12 responden (18,46%). Sebanyak 1 responden (1,54%) menilai penyiar Pro 2 membosankan dan 1 responden (1,54%) menilai penyiar Pro 2 terkesan kuno. Selengkapnya penilaian responden tehadap penyiar Pro 2 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.43 Kesan terhadap Penyiar Pro 2 Kesan terhadap penyiar Jumlah Persentase Menyenangkan % Berwawasan dan Cerdas % Lainnya % Tidak Mengisi % Membosankan % Kuno % Total % 4) Kualitas Suara Di luar program siaran, faktor kejernihan atau kualitas suara suatu stasiun radio akan sangat menentukan apakah sebuah stasiun radio akan didengarkan ataukah tidak. Bahkan, dalam banyak kasus, faktor kejernihan suara ini menjadi faktor yang paling menentukan didengarkan tidaknnya sebuah stasiun radio. Oleh karena itu, kualitas atau kejernihan suara akan sangat mendukung program siaran. Barangkali, sebuah stasiun radio mempunyai program siaran dengan kualitas yang sangat bagus, tapi jarang didengarkan karena suaranya banyak mengandung distorsi. Dalam penelitian ini, untuk menilai kualitas suara atau kejernihan Pro 2, digunakan skala Likert. Responden diminta untuk menilai kualitas atau kejernihan suara dari sangat buruk, buruk, sedang, bagus, dan sangat bagus. Mayoritas responden atau 38 orang (58,46%) berpendapat bahwa kulitas suara Pro 2 Bagus. 16 responden (20,83%) menyatakan sedang. Kualitas suara Pro 2 dianggap sangat baik oleh 8 responden 232

254 (12,31%). Sebanyak 1 responden (1,54%) menyatakan jika kualitas suara Pro 2 buruk. Tabel 5.44 Kualitas Suara Pro2 Kualitas/kejernihan Suara Jumlah Persentase Buruk % Biasa saja % Bagus % Sangat bagus % Tidak mengisi % Total % Senada dengan temuan untuk Pro 1, meskipun dari data survei ini menunjukkan penilain bagus dan biasa saja terhadap kualitas suara Pro 2, temuan FGD menunjukkan hal yang berbeda dan menarik untuk dicatat. Secara kompak, peserta FGD menyatakan bahwa suara Pro 2 kurang jernih dan sering tertimpa oleh suara intervensi dari radio lain, khususnya radio gelap yang beroperasi di daerah Banjarmasin. Menurut mereka, kondisi ini sangat menganggu kenyamanan dalam mendengarkan Pro 2. Peserta FGD Sumiati (guru TK) misalnya menyatakan Saya mendengarkan Pro 1 pagi dan Pro 2 saat santai, namun yang saya ingat seringkali sewaktu sedang asiknya mendengarkan Pro 2, tiba-tiba hilang masuk radio lain. Peserta FGD lainnya bernama Istiqomah (42 tahun, ibu rumah tangga) yang sering mendengarkan radio sambil memasak juga menyampaikan keluhan yang sama mengenai kualitas suara Pro 2. Materinya Pro 2 baik-baik saja, namun suaranya tidak jelas, kresek-kresek gitu. 5) Keunggulan RRI Pro 2 Setelah mengetahui berbagai penilaian responden terhadap program siaran Pro 2, penyiar, dan juga kualitas siaran, penelitian ini juga melihat keunggulan-keunggulan yang dimiliki Pro 2 dalam pandangan responden. Usaha untuk melihat keunggulankeunggulan ini sebenarnya juga merupakan langkah crosscheck atas penilaian responden pada bagian sebelumnya. Selain itu, penilaian juga dilakukan untuk melihat pandangan respoden atas nilai lebih yang dimiliki Pro 2. Dilihat dari penilaian 65 responden terhadap keunggulan yang dimiliki Pro 2, sebanyak 40 responden (61,54%) menilai keunggulan PRO 2 terletak pada sajian musik. Berikutnya, responden menilai keunggulan Pro 2 terletak pada program berita dan 233

255 informasi, yakni dipilih oleh 19 responden (29,23%). Dari 65 responden pendengar RR1 Pro 2, terdapat masing-masing 2 orang responden (3,08%) yang menganggap keunggulan RRIterletak pada penyiar dan variasi program acaranya. Tabel 5.45 Keunggulan RRI Pro 2 Keunggulan Jumlah Persentase Musik % Program Berita dan % Informasi Penyiar % Variasi Program Acara % Tidak Mengisi % Total % 6) Kekurangan Pro 2 Disamping memiliki kelebihan sebagaimana dipaparkan pada bahasan sebelumnya, Pro 2 juga memiliki kekurangan di mata responden. Kekurangan tersebut dilihat dari beberapa parameter, yakni kualitas program berita dan informasi, variasi program acara, musik, kualitas penyiar, kejelasan jadwal acara, dan lainnya. Berkaitan dengan temuan penelitian, paling banyak responden di Banjarmasin menganggap kekuarangan Pro 2 terletak pada program acaranya yang kurang bervariasi. Hal ini dinyatakan oleh 19 responden (29,23%). Kelemahan berikutnya adalah kualitas suara yang buruk karena sinyalnya. Hal ini dinyatakan oleh 18 responden (27,69%). Sementara itu, 7 responden (10,77%) menyatakan kelemahan Pro 2 adalah penyiarnya. Kekurangan lainnya dalam penelitian ini ditunjukkan dengan beberapa jawaban terbuka, misalnya, terlalu banyak iklan dan sinyal yang lemah. 234

256 Tabel 5.46 Kekurangan Pro 2 Kekurangan Jumlah Persentase Variasi Program Acara % Kualitas Suara % Tidak Mengisi % Penyiar % Program Berita dan Informasi % Musik % Jadwal Acara yang Jelas % Total % Seorang peserta Ahmad Faisal (37 tahun, wiraswasta) yang menggunakan handphone dalam mendengarkan radio menilai acara di RRIPro 2 sudah bagus, hanya saja menurutnya penyiar Pro 2 kurang memberikan informasi ringan seputar kota Banjarmasin di antara lagu yang diputar. Pro 2 sudah Bagus, hanya saja penyiarnya sekali-kali memberikan informasi karena terlalu banyak lagu dan lagu-lagunya monoton. Penyiar memberikan masukan yang up to date, jangan cuma lagu saja Pernyataan ini dengan tegas memberikan suatu formula bahwa program yang baik mestinya mampu menggabungkan program siaran musik dan informasi. F. Peta Kompetisi Radio Pada bagian ini ditelaah persaingan stasiun-stasiun radio di Banjarmasin dilihat dari penilaian 315 responden terhadap radio favorit mereka serta alasan memilih stasiun radio tersebut. Selain itu, dengan melihat persaingan radio di Banjarmasin akan ditelusuri pemilihan stasiun radio yang paling menjadi rujukan informasi responden dan alasannya. Selain informasi, dilihat pula pemilihan responden terhadap stasiun radio hiburan dan alasannya. Terakhir melalui isian terbuka ditampilkan harapan-harapan responden tentang sebuah stasiun radio. 1. Radio Terfavorit Stasiun radio yang paling didengarkan responden di Banjarmasin tergolong beragam. Namun demikian, jika dipetakan berdasarkan jawaban responden, terlihat bahwa RRI(tanpa menyebutkan programa secara spesifik) tercatat menempati urutan pertama sebagai radio yang paling sering didengarkan responden, yakni 86 orang 235

257 (27,30%). Radio Gema menempati urutan ke-2 dengan jumlah pendengar 36 responden (11,43%). Urutan ke-3 adalah Radio Nirwana dengan jumlah pendengar sebanyak 34 responden (11,11%). Radio Pelangi menempati urutan ke-4 dengan pendengar sebanyak 34 responden (10,79%). Urutan ke-5 dan ke-6 adalah RRIPro 1 dengan jumlah pemilih 21 responden (6,67%) dan RRIPro 2. Selengkapnya peringkat radio 10 besar (ranking 1 sampai 10) yang didengarkan responden di Banjarmasin terlihat dalam tabel berikut. No Tabel 5.47 Radio Favorit Stasiun Radio Jumlah Persentase 1 RRI % 2 Gema % 3 Nirwana % 4 Pelangi % 5 RRIPro % 6 RRIPro % 7 Abdi Persada FM % 8 Nusantara % 9 Sky % 10 Mustika % 2. Alasan Memilih Radio Favorit Pemilihan sebuah stasiun radio selalu didsari dengan alasan-alasan subjektif pendengarnya. Responden memiliki alasan memilih stasiun radio kesukaannya antara lain berdasarkan jenis musik, penyiar, informasi yang berkualitas, dan gabungan antara ketiganya. Responden penelitian di Banjarmasin memilih stasiun radio sebagai radio favorit karena beragam alasan. Alasan terbanyak yang dipilih responden adalah jenis musiknya yang bagus dan sesuai selera, dinyatakan oleh 127 responden (40,32%). Berikutnya gabungan antara musik, informasi, dan penyiar dinyatakan oleh 106 responden (33,65%). Urutan ketiga sebanyak 74 responden (23,49%) memilih radio favorit karena kualitas informasi. Profil penyiar menempati urutan persentase terendah sebagai alasan memilih radio, yang hanya dinyatakan oleh 2 orang (0,63%). 236

258 Tabel 5.48 Alasan Memilih Radio Favorit Alasan Jumlah Persentase Musik % Gabungan Antara % Ketiganya Informasi % Lainnya % Tidak mengisi % Penyiar % Total % 1. Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Mencari informasi menjadi salah satu alasan penting mengapa responden mendengarkan radio. Beberapa jenis informasi yang dibutuhkan oleh pendengar atau dalam hal ini responden telah dikemukakan pada bagian pembahasan sebelumnya. Di Banjarmasin responden memilih beragam radio sebagai sumber informasi. Berikut ini nama-nama stasiun radio yang dipilih responden pada peringkat pertama sebagai rujukan informasi. Berdasarkan jawaban responden, terlihat bahwa RRImenempati urutan pertama sebagai radio yang paling menjadi rujukan informasi, yakni dipilih oleh 113 responden (35,87%). RRIPro 1 menempati urutan ke-2 sebagai rujukan informasi yang dipilih oleh 30 responden (9,52%). Urutan ke-3 responden menjawab Gema dengan jumlah pemilih 28 responden (8,89%). Radio Nirwana dipilih oleh 22 responden (6,98%) sehingga menempati urutan ke-4. Urutan ke-5 radio sebagai rujukan informasi yang dipilih pertama kali oleh responden adalah Radio Nusantara dengan jumlah pemilih 16 responden (5,08%). Selengkapnya peringkat radio yang didengarkan responden di Banjarmasin sebagai rujukan informasi terlihat dalam tabel berikut. 237

259 Tabel 5.49 Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi No Stasiun Radio Jumlah Persentase 1 RRI % 2 RRIPro % 3 Gema % 4 Nirwana % 5 Nusantara % 6 RRIPro % 7 Abdi persada % 8 Mustika % 9 Pelangi % 10 Smart % 1. Alasan Radio Favorit sebagai Rujukan Informasi Terkait dengan pertanyaan sebelumnya, yakni pemilihan radio sebagai rujukan informasi, responden tentu memiliki alasan mengapa memilih stasiun radio tertentu sebagai sumber informasi. Dari parameter berita, seperti aktualitas, cakupan, pilihan tema, kredibilitas narasumber, kedalaman berita, netralitas, dan sebagainya, maka diperoleh data sebagai berikut. Mayoritas responden di Banjarmasin memilih Stasiun Radio tertentu sebagai rujukan informasi karena beritanya aktual/hangat, dinyatakan oleh 150 responden (47,62%). Berikutnya 90 responden (28,57%) beralasan cakupan beritanya yang luas. Pilihan tema berita yang sesuai dengan kebutuhan menjadi pertimbangan 29 responden (9,21%). Dari aspek narasumber berita, sebanyak 9 responden (2,86%) memilih stasiun radio sebagai sumber informasi karena narasumbernya kompeten dan memiliki kredibililitas. Berikutnya terkait independensi pemberitaan, sebanyak 6 responden (1,90%) memilih radio sebagai rujukan informasi karena bertanya tidak berpihak. Dalam penelitian ini tercatat 3 responden (0,95%) memiliki alasan lain-lain. 238

260 Tabel 5.50 Alasan Radio Favorit sebagai Rujukan Informasi Alasan Jumlah Persentase Berita Aktual/Hangat % Cakupan Berita Luas % Pilihan Tema Berita Sesuai Harapan % Berita Mendalam % Narasumber Orang-orang Terpercaya % Berita Tidak Berpihak % Tidak Mengisi % Lainnya % Total % 1. Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Selain untuk memperoleh informasi, tak bisa dimungkiri bahwa motivasi seseorang mendengarkan radio adalah mencari hiburan. Untuk itu perlu dilihat peta persaingan radio di Banjarmasin di mata pendengarnya terkait fungsi radio sebagai sumber hiburan. Berdasarkan jawaban responden, terlihat bahwa Radio Pelangi menempati urutan pertama sebagai radio yang paling menjadi sumber hiburan, yakni dipilih oleh 67 responden (21,27%). Radio Nirwana menempati urutan ke-2 sebagai rujukan hiburan dengan jumlah pendengar 40 responden (12,70%). Urutan ke-3 responden menjawab Radio Gema dengan jumlah pendengar 38 responden (12,06%). Berikutnya RRIdipilih oleh 25 responden (7,94%) sehingga menempati urutan ke-4. Urutan ke-5 radio sebagai rujukan hiburan yang dipilih pertama kali oleh responden adalah Radio Nusantara dengan jumlah pendengar 17 responden (5,40%). Selengkapnya peringkat radio yang didengarkan responden di Banjarmasin untuk memeroleh terlihat dalam tabel berikut. 239

261 Tabel 5.51 Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan No Stasiun Radio Jumlah Persentase 1 Pelangi % 2 Nirwana % 3 Gema % 4 RRI % 5 Nusantara % 6 Sky % 7 RRIPro % 8 Chandra % 9 D FM % 10 Abdi persada % 1. Alasan Radio Favorit Rujukan Hiburan Terkait dengan pertanyaan sebelumnya, yakni pemilihan radio sebagai sebagai hiburan, responden memiliki alasan mengapa memilih stasiun radio tertentu sebagai sumber hiburan. Dari data penelitian terlihat bahwa alasan terbesar khalayak pendengar radio di Banjarmasin memilih radio tertentu sebagai sumber hiburan karena musiknya sesuai dengan selera. Hal itu dinyatakan oleh 224 responden (71,11%). Berikutnya sebanyak 55 responden (17,46%) memilih dengan alasan keberagaman jenis musik yang diputar. Musik/lagu yang selalu baru di stasiun radio juga menjadi alasan 17 responden (5,40%) dalam memlilih radio hiburan. Sementara itu, 7 responden (2,22%) memilih gaya penyiar sebagai pertimbangan memilih radio sebagai media hiburan. Tabel 5.52 Alasan Memilih Radio Favorit sebagai Sumber Hiburan Alasan Jumlah Persentase Musik Sesuai dengan Selera % Keragaman Jenis Musik yang % Diputar Musik/lagu Selalu Baru % Gaya Penyiar % Tidak Mengisi % Lainnya % Total % 240

262 G. Kesimpulan dan Rekomendasi Banjarmasin adalah kota yang dinamis dari berbagai aspek dan sendi-sendi kehidupan. Dinamika ini terlihat dari keseimbangan denyut nadi modernisme dan nilai religi. Meski sangat terbuka dengan kemajuan industri dan teknologi informasi, nilainilai Islam masih dipegang kuat oleh masyarakat Banjarmasin. Kondisi tersebut juga berkorelasi dengan kebiasaan dan perilaku masyarakatnya dalam mendengarkan radio. 1. Kesimpulan Pertama, dilihat dari kebiasaan bermedia. Televisi menjadi media paling utama untuk akses informasi dan hiburan. Persentasenya bahkan cukup besar (79, 37%), dan radio di urutan berikutnya, tapi dengan persentase yang jauh lebih kecil (12.06%). Meskipun demikian, radio menjadi alternatif kedua terbesar (46.03%) setelah televisi. Menariknya, internet mengalahkan koran dalam hal akses informasi dan hibuuran. Media ini di urutan ketiga setelah televisi dan radio. Kemudian, jika dilihat rata-rata responden mendengarkan radio maka mendengarkan radio tidaklah lama. Rata-rata responden di Banjarmasin mendengarkan radio kurang dari 3 jam. Persentase terbesar kurang dari 1 jam, yakni 50.79%. Waktu paling sering digunakan adalah sore hari pukul (29.84%). Mengenai perangkat yang digunakan, temuan penelitian ini tidak berbeda jauh dengan kota-kota lain. Radio transistor tetap yang paling banyak digunakan (53,65%), diikuti kemudian handphone (41,27%). Di sini, telah terjadi pergeseran dalam cara orang mendengarkan radio, dan radio sepertinya menjadi lebih personal. Kedua, mengenai evaluasi Pro 1 dan Pro 2, bisa disimpulkan bahwa dari sisi responden performance kedua programa ini relatif bagus. Baik siaran musik dan informasinya dinilai bagus. Alasan aling utama responden mendengarkan Pro 1 dan Pro 2 adalah karena informasi dan musik. Ketiga, dilihat dari kebutuhan-kebutuhan informasi dan musik, berita kriminal, olah raga, dan juga pendidikan menjadi tema berita yang paling banyak dibutuhkan. Berita kriminal menempati posisi tertinggi (22.13%), diikuti kemudian berita olah raga (21.31%) dan pendidikan (16,39%). Musik dangdut menjadi jenis musik yang paling ingin didengarkan dari Pro 1 (50.00%), diikuti kemudian musik pop (28.69%). Temuan untuk 241

263 Pro 1 ini sedikit berbeda dengan Pro 2. Untuk Pro 2, jenis musik pop menjadi yang paling banyak ingin didengarkan (52.31%), diikuti kemudian musik dangdut (27.69%). Untuk informasi, ekonomi bisnis, pendidikan dan hukum dan kriminal menjadi yang paling banyak diinginkan dari Pro 2. Keempat, dilihat dari keunggulan kedua Programa, Pro 1 dan Pro 2, musik dan informasi secara berturut-turut menjadi keunggulan Pro 2, demikian juga untuk Pro 1. Namun, untuk Pro 1, program berita dan informasi lebih diunggulkan dibandingkan dengan program musik. Kekurangan terbesar ada pada variasi program acara. Hal yang sama juga untuk Pro 2, kelemahan programa ini menurut penilaian responden juga pada variasi program acara, diikuti kemudian kualitas suara. Di sisi lain, Pro 1 dan Pro 2 sebenarnya bisa dikatakan berhasil membidik targetnya karena hasil penelitian menunjukkan bahwa Pro 1 didengarkan oleh beragam segmen usia yang relatif merentang dari muda sampai dewasa, meski tetap didominasi oleh usia pendengar dewasa. Sementara itu, untuk RRI Pro 2, urutan pertama dan kedua dengan jumlah yang sama didominasi oleh usia remaja dan muda-dewasa. Dengan demikian, segmen yang disasar oleh Pro 2, yakni remaja dan anak muda relatif telah tecapai di Banjarmasin. Namun, temuan penting dari Pro 2 adalah banyaknya pendengar Pro 2 Banjarmasin (bahkan lebih dari setengah jumlah pendengarnya) yang tidak mengetahui slogan Pro 2. Sebuah stasiun radio yang baik harus mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan radio lain. Salah satunya melalui tagline (slogan), yakni susunan kata ringkas dan mudah diucapkan, namun mengandung pesan yang kuat ditujukan kepada target audience tertentu. Kelima, dilihat dari peta persaingan radio di tingkat lokal, RRIternyata menjadi radio rujukan untuk program informasi dan hiburan. Namun, perlu digarisbawahi bahwa yang menempati posisi tertinggi radio yang paling dirujuk adalah RRI, bukan Pro 1 ataupun Pro 2 meskipun kedua programa ini masih masuk 10 besar radio paling diminati. 2. Rekomendasi Dari kesimpulan di atas, beberapa hal bisa direkomendasikan sebagai berikut. Pertama, kecenderungan pemilihan responden Banjarmasin mendengarkan radio berdasarkan pembagian waktu selama 24 jam (dayparts) perlu diperhatikan secara 242

264 khusus oleh RRI. Dilihat dari kebiasaan pendengar Pro 1 memilih waktu-waktu tertentu untuk mendengarkan radio, data kuesioner menunjukkan bahwa pagi hari adalah waktu yang paling banyak digunakan untuk mendengarkan Pro 1. Sedangkan kebiasaan pendengar Pro 2, data kuesioner menunjukkan bahwa sore hingga malam hari adalah waktu yang paling banyak digunakan untuk mendengarkan Pro 2. Tentu saja ini menjadi waktu unggulan yang perlu diperhatikan oleh pengelola Pro 1 dan Pro 2 dalam merencanakan program acara sebaik-baiknya karena pada waktu tersebut konsentrasi dan perhatian pendengar radio Pro 1 dan Pro 2 mencapai puncaknya. Kedua, untuk akses media oleh masyarakat, RRIsebaiknya mulai memperhitungkan konvergensi media, terutama penggunaan hand phone sebagai perangkat untuk mendengarkan radio. Data penelitian yang ada menunjukkan bahwa radio transistor masih merupakan pilihan utama responden di Banjarmasin untuk mendengarkan radio, namun urutan kedua adalah penggunaan mobile phone. Pendengar radio di Banjarmasin saat ini mayoritas telah memiliki hand phone yang sebagian memiliki fitur untuk mendengarkan radio, bahkan koneksi ke internet. Untuk itu RRIBanjarmasin perlu memikirkan untuk melayani segmen pendengar radio dengan media dan teknologi baru ini, misalnya dengan meningkatkan interaktivitas melalui handphone dengan fitur SMS, line bebas pulsa, komunikasi interaktif melalui media sosial, dan sebagainya. Ketiga, penciptaan sebuah tagline perlu disesuaikan dengan citra brand yang hendak dibangun, termasuk Pro 2 yang mengusung slogan Suara Kreativitas Anak Muda. Dari temuan ini, rekomendasi yang diajukan adalah dalam setiap aktivitas siaran maupun promosi, slogan tersebut hendaknya lebih dipopulerkan dan senantiasa disampaikan oleh penyiar, khususnya pada saat siaran. Selain itu, pada pelaksanaan event-event off air, slogan Pro 2 perlu dicetak dalam berbagai media publikasi. Strategi ini merupakan rangkaian tanggung jawab marketing untuk menanamkan, mengenalkan, dan mempertahankan minat khalayak dalam mendengarkan Pro 2. Keempat, Meskipun di Banjarmasin RRIselalu menjadi referensi di benak pendengar radio, namun bukan berarti nama stasiun tiap programa RRIdikenal dengan baik. Banyak respodnen dan peserta FGD yang sulit membedakan Pro 1, Pro 2, Pro 3, dan Pro 4 selain hanya menyebutnya dengan nama RRI. Bahkan banyak di 243

265 antaranya yang tidak mengetahu bahwa RRImemiliki lebih dari satu programa. Rekomendasi yang diajukan adalah dalam setiap aktivitas siaran maupun promosi, nama dan slogan masing-masing programa harus lebih dipopulerkan dan senantiasa disampaikan oleh penyiar, termasuk juga dipublikasikan pada pelaksanaan eventevent off air.******* 244

266 BAB VI KOTA MAKASSAR A. Profil KOta Makasar 1. Letak dan Kondisi Geografis Kota Makassar (kadang dieja Macassar, Mangkasar; dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujungpandang atau Ujung Pandang) adalah sebuah kotamadia dan sekaligus ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis, Kota Makassar terletak antara119º24'17'38 Bujur Timur dan 5º8'6'19 Lintang Selatan, yang berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten Maros, sebelah timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0-5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 mm 2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 km². Dari gambaran selintas, mengenai lokasi dan kondisi geografis Makassar, memberi penjelasan bahwa secara geografis, kota Makassar memang sangat strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi maupun politik. Dari sisi ekonomi, Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang tentunya akan lebih efisien dibandingkan daerah lain. Memang selama ini kebijakan makro pemerintah yang seolah-olah menjadikan Surabaya sebagai home base pengelolaan produk-produk draft kawasan Timur Indonesia, membuat Makassar kurang dikembangkan secara optimal. Padahal dengan mengembangkan Makassar, otomatis akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan Timur Indonesia dan percepatan pembangunan. Dengan demikian, dilihat dari sisi letak dan 245

267 kondisi geografis - Makassar memiliki keunggulan komparatif dibanding wilayah lain di kawasan Timur Indonesia. Saat ini, Kota Makassar dijadikan inti pengembangan wilayah terpadu Mamminasata 1. Secara administratif, Kota Makassar terbagi atas 14 kecamatan, 143 kelurahan, 971 RW dan RT. Diantara kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya. 2. Demografi Penduduk Penduduk Kota Makassar tahun 2009 tercatat sebanyak jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sementara itu, jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2008 tercatat sebanyak jiwa Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin Rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar, yaitu sekitar 92,17 persen, yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 92 penduduk laki-laki. Penduduk kota Makassar berasal dari beberapa suku, dan suku yang signifikan jumlahnya di kota Makassar adalah suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa 2. Penyebaran penduduk Kota Makassar dirinci menurut kecamatan, menunjukkan bahwa penduduk masih terkonsentrasi diwilayah kecamatan Tamalate, yaitu sebanyak atau sekitar 12,14 persen dari total penduduk, disusul kecamatan Rappocini sebanyak jiwa (11,40 persen).kecamatan Panakkukang sebanyak jiwa (10,73 persen), dan yang terendah adalah kecamatan Ujung Pandang sebanyak jiwa (2,28 persen). Ditinjau dari kepadatan penduduk Kecamatan Makassar menjadi kecamatan terpadat, yaitu jiwa per km persegi, disusul kecamatan Mariso ( jiwa per km persegi), kecamatan Bontoala ( jiwa per km persegi), sedang Kecamatan Biringkanaya merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah yaitu sekitar jiwa per km persegi. Kemudian, Kecamatan Tamalanrea jiwa per km persegi), Manggala (4.163 jiwa per km persegi), Kecamatan Ujung Tanah (

268 jiwa per km2), Kecamatan Panakkukang jiwa per km2. Wilayah-wilayah yang kepadatan penduduknya masih rendah tersebut masih memungkinkan untuk pengembangan daerah pemukiman terutama di 3 (tiga) kecamatan, yaitu Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala. Pada tahun 2009, pencari kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja kota Makassar sebanyak orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak orang dan perempuan orang. Dari jumlah tersebut dapat dilihat bahwa pencari kerja menurut tingkat pendidikan terlihat bahwa tingkat pendidikan Sarjana yang menempati peringkat pertama yaitu sekitar 41,13 persen disusul tingkat pendidikan SMA sekitar 38,92 persen. 3. Ekonomi dan Perdagangan Dilihat dari perkembangannya, Kota Makassar telah mengalami kemajuan yang pesat dan telah menjelma menjadi kota metropolis, yang dapat disejajarkan dengan beberapa kota-kota besar di Pulau Jawa. Dilihat dari struktur ekonomi, sektor perdagangan, restoran dan hotel masih mendominasi perekonomian daerah Kota Makassar. 247

269 Grafik 6.1 Distribusi Prosentase PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Makassar (Diolah dari data Makassar Dalam Angka 2010) Pada bidang industri, di Kota Makassar, modal atau investasi yang ditanamkan termasuk cukup besar, di tahun 2009 menunjukkan nilai investasi Rp ,00 pada industri besar dan menengah. Sementara modal yang ditanamkan untuk industri kecil, sebesar Rp ,00. Besarnya investasi yang ditanamkan di Kota Makassar menjukkan bahwa aktivitas industri dan bisnis di kota ini cukup tinggi. Hal ini tentunya tidak terlepas dari posisinya yang sangat strategis, karena berada di tengah-tengah antara Indonesia bagian timur dan Indonesia bagian barat, terutama dengan dukungan keberadaan Bandara Udara Sultan Hasadnuddin serta Pelabuhan Laut Soekarno Hatta. Namun begitu jika dilihat dari serapan tenaga kerja yang ada, masih sangat kecil dibandingkan dengan besarnya modal yang ditanamkan. Data 2009 menunjukkan bahwa dari 27 perusahan yang ada di kota Makassar, baru menyerap 636 orang saja, sementara untuk industri kecil, dari 94 unit usaha, hanya menyerap 353 tenaga kerja sama. Ini tentunya perlu menjadi pemikiran ke depan. Apalagi, jika mengingat lulusan terbanyak penduduk 248

270 Kota Makassar adalah sarjana (2.420 orang), sementara yang terserap hanya 186 orang. 4. Kondisi Media Untuk akses media, pertumbuhan media lokal (terutama tv lokal dan radio) di Kota Makassar adalah cukup baik. Saat ini Kota Makassar telah mempunyai beberapa stasiun TV lokal dan juga stasiun radio. Adapun TV-TV lokal tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 6.1 Daftar Stasiun Televisi Di Kota Makassar 3 Stasiun Televisi Frekuensi TVRI Makassar E37 UHF Makassar TV E23 UHF Fajar TV E49 UHF SUN TV Makassar E51 UHF Celebes TV E31 UHF Cakrawala E57 UHF TV(SEGERA) TVRI Makassar E37 UHF Dari sisi akses radio, Kota Makassar saat ini memiliki banyak stasiun radio. Adapun daftar radio di Kota Makassar adalah sebagai berikut. Ada sekitar 20 stasiun radio yang siaran di Kota Makasar, setidaknya yang terdata secara resmi atau tergabung dalam PRSSNI. Data sebenarnya barangkali akan jauh dari jumlah tersebut

271 Tabel 6.2 Daftar Radio Di Kota Makassar 4 No Nama Perusahan Nama Udara 1 PT RADIO AL-IKHWAN STUDIO TAMASA (FM 101,90 MHz) Jl. Sultan Alauddin Blok M-19, Bumi Bosowa Indah Al Ikhwan FM 2 PT RADIO BAYUREKHSA (FM 105,10 MHz) Prambors Jl. DR. Sam Ratulangi 35, Mall Ratu Indah Lt. 4 Rasisonia 3 PT RADIO BHARATA RASIHIMA (FM 95,20 MHz) Radio Bharata Jl. Nikel II Blok A-21/18 FM 4 PT RADIO FORUM MADAMA (FM 87,70 MHz) Radio Madama Jl. Kajaolalido No.2-L 5 PT RADIO GAMASI JAYA (FM 105,90 MHz) Gamasi FM Jl. Veteran Selatan 71 Komp. Marinda Blok B.12 PT RADIO MAKASSAR CIPTA PERDANA (FM 99,20 Delta 6 MHz) Jl. Boulevard Blok A.4 No. 1 PT RADIO SUARA MERCURIUS KENCANA (FM Merkurius Top 7 104,3 MHz) FM Jl. Pengayoman, Taman Permatasari TPS 4 No. 5 8 PT RADIO SUARA SENTOSA PRATAMA (FM 103,5 MHz) Jl. Macan No. 21 SP FM 9 PT RADIO SUARA SONATA (FM 96,00 MHz) Sonata FM / I Jl. Jend. Sudirman No. 86 Radio 10 PT RADIO SWARA CRISTY RIA (AM 828 KHz) Radio Cristy Jl. Manggis 16 PT RADIO SWARA MAKASSAR ARTATIARA (FM Smart FM ,10 MHz) Jl. Nusantara Gedung Menara Makassar Lt. 5 No PT RADIO TERMINALSUARA LESTARI (FM 102,70 MHz) Jl. Alimalaka No ,7 FM Telstar Pesona Keluarga PT RADIO VENUS NUSANTARA (FM 97,60 MHz) Komp. Permata Hijau Permai, Jl. Letjen Hertasning Blok L No.9 PT. RADIO FAJAR MAKASSAR (FM 89,3 MHz) Gedung Fajar Graha Pena Lt. 3 Jl. Urip Sumoharjo No. 20 Makassar 90234Telp / Fax : ,6 FM Citra Musik Indonesia / Venus Fajar FM 15 PT Suara Media (90,1 FM) Medika FM Radio Suara Celebes (90,9 FM) Radio Suara 16 Jl. Landak Lama No.27 Celebes FM/ 4 diolah dari berbagai sumber. dan 250

272 Telp Syiar FM (dikelola oleh Univ. Islam Negeri Alauddin) Makassar (107.1 FM) - Radio Republik Indonesia (RRI) Jl. Riburane No. 3 Makassar Telp. (0411) Fax. (0411) PT Radio Galaxy Makassar FM (98.40 MHz) Jl.Pasar Ikan No. 7 Lantai 2 Izusu Plaza Makassar SCFM Syiar FM Radio Savana FM Makassar (106,5 FM) RRI MAKASSAR FM Selain fungsinya untuk hiburan, banyaknya media lokal di Kota Makassar tentunya memberikan banyak kesempatan dalam memberikan informasi, terutama informasi yang diperlukan dan penting bagi masyarakat maupun juga informasi untuk kemajuan pembangunan kota Makassar. 251

273 B. Profil Responden 1. Jenis Kelamin Dalam penelitian ini, jumlah responden laki-laki sebanyak 174 (55.24%), lebih besar daripada responden perempuan yang 141 (44.76%). 2. Usia Dilihat dari usia, sebagian besar responden ternyata berada dalam kisaran usia produktif. Persentase tertinggi dicapai oleh usia produktif yang cukup matang, yakni umur 23 s.d. 33 tahun sebanyak 27,30%; kemudian disusul usia 33 s.d. 43 tahun sebanyak 26,35%, kemudian usia remaja 15 s.d. 23 tahun sebanyak 20.95%; dan peringkat keempat besar, yakni usia 43 s.d. 53 tahun. Grafik 6.2 Usia Responden Beberapa hal yang patut dicermati dari data di atas adalah khalayak RRI tertinggi berada usia produktif dewasa dan matang. Usia 23 s.d. 33 tahun adalah masa hidup dimana seseorang telah mencapai usia dewasa. Maturitas usia ini bisa dilihat dari indikasi: pertama jenjang pendidikan, yang diasumsikan sudah tamat jenjang pendidikan strata satu (S1) sebagai pertanda derajat intelektualitasnya, kedua, kualitas fisik yang berada dalam kondisi prima sehingga menunjang dalam aktivitas yang dinamis, ketiga, dalam kehidupan keluarga merupakan keluarga baru sehingga secara psikis masih memiliki motivasi tinggi dalam mengarungi bahtera rumah tangga. 252

274 Kemudian, jika data responden di atas, dilakukan crosstabulation, maka ditemukan data yang relatif cukup menarik pula. Sebagian besar pendengar RRI berada pada usia produktif. Tabel 6.3 menunjukkan bahwa >23 s.d. 33 tahun menempati persentase tertinggi, yakni sebanyak 57 responden (29,08%) diikuti kemudian usia produktif yang jauh lebih matang, yakni >33 s.d. 43 tahun sebanyak 46 responden (23,47%). Dengan demikian, RRI sebagai lembaga penyiaran publik masih diminati kelompok usia strategis yang membawa kendali dinamika sosial di masyarakat. Ini sekaligus sebagai tanda bahwa lembaga penyiaran publik ini mendapat apresiasi positif di hati khalayak strategis sebagai subyek dari dinamika dan perubahan sosial yang sedang terjadi. Tabel 6.3 Usia responden dan Pengalaman Mendengarkan RRI Usia Frekuensi Persentase 15 s.d. 23 tahun % >23 s.d. 33 tahun % >33 s.d. 43 tahun % > 43 s.d. 53 tahun % >53 s.d. 63 tahun % > 63 tahun % Total % 3. Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Dilihat dari status dalam anggota keluarga dan jumlahnya, dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah anak, yakni 34,92%. Diikuti kemudian responden yang berstatus kepala keluarga sebanyak 33,65% dan ibu sebanyak 27,62%. Dalam riset-riset tradisional, posisi responden dalam keluarga akan sangat menentukan relasi-relasi kekuasaan di dalamnya, dan sekaligus menentukan jenis media dan program acara yang ditonton. Namun, dengan perkembangan teknologi yang lebih personal, status responden dalam keluarga menjadi sedikit kurang relevan. 253

275 Grafik 6.3 Status dalam Keluarga Untuk jumlah anggota keluarga, sebagian responden mempunyai jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang. Dari 315 responden yang disurvei dalam penelitian ini, sebanyak 61 responden (19,37%) menyatakan bahwa jumlah anggota keluarganya terdiri dari empat, diikuti kemudian responden dengan jumlah anggota keluarga 5 orang sebanyak 57 responden (18,10%) dan 3 orang sebanyak 49 responden (15,56%). 254

276 Grafik 6.4 Jumlah Keluarga 4. Pekerjaan Utama dan Sambilan Jenis pekerjaan menentukan media dan jenis informasi yang dibutuhkan. Responden dengan pekerjaan wiraswasta tentu mempunyai perbedaan jika dibandingkan dengan pegawai swasta atau PNS. Oleh karena itu, menjadi penting untuk melihat status pekerjaan responden. Dari hasil survei diperoleh data bahwa sektor wiraswasta merupakan sektor pekerjaan utama tertinggi responden, yaitu mencapai 25.49%. Kemudian, diikuti dengan Ibu rumah tangga sebanyak 21,59% dan pelajar/mahasiswa sebanyak 19,05%. 255

277 Grafik 6.5 Pekerjaan Utama 5. Pendidikan Terakhir Sebagai pusat pengembangan kawasan Indonesia timur aspek pendidikan merupakan kata kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Jika dibandingkan dengan daerah lain kawasan Kota Makassar dari aspek pendidikan termasuk terbaik. Dari hasil survei lapangan, diperoleh data bahwa tingkat pendidikan terbanyak adalah SLTA sebanyak 183 responden atau 58.10%; kemudian disusul jenjang Strata 1 sebanyak 14.60%; SLTP 13.65%, dan SD 8.89%. Sebagaimana tergambar dalam grafik berikut ini. Data ini menarik karena responden dengan pendidikan sarjana ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan pendidikan SLTP meskipun pendidikan terbanyak tetap ditempati oleh responden dengan pendidikan SLTA. Peta tingkat pendidikan masyarakat kota Makassar ini menandakan bahwa daya nalar mayarakat di daerah ini berada pada tingkat midle. Dengan kesadaran pendidikan yang relatif baik seperti ini merupakan tuntutan bagi RRI bahwa sebagai media penyiaran publik hendaknya mengedepankan pelayanan publik secara profesional dan memenuhi tuntutan publik secara rasional. 256

278 Grafik 6.6 Pendidikan Terakhir Responden 6. Agama dan Suku Bangsa Agama dan suku merupakan dua identitas primordial yang sangat eksistensial sekaligus menjadi titik sensitif bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Begitupun bagi masyarakat Kota Makassar. Dari aspek agama, rujukan nilai normatif diturunkan dan dari norma agama world view digariskan, sedangkan dari aspek etnis atau suku merupakan atribut kebudayaan yang mewadahi eksistensi sesorang atau kelomnpok dalam kategori-kategori identitas sosial yang dapat dijadikan titik pijak berkomunikasi dan menegaskan jatidiri di tengah pergaulan sosial. Meskipun demikian, memahami kedua hal itu-suku dan agama-tetaplah penting karena sebagai lembaga penyiaran publik mestinya bisa melayani keseluruhan pendengar dengan agama dan suku yang ada. Dari aspek agama responden, Kota Makassar didominasi oleh pemeluk agama Islam, yakni mencapai 272 (86.35%). Kemudian, disusul Kristen 8.89%, Katolik 2.22%; Konghucu 0.32%, dan tidak menjawab 2.22%. 257

279 Grafik 6.7 Agama Responden Dari data tersebut memberi basis kesadaran bahwa agama Islam sebagai agama mayoritas memang menjadi segmen siaran terbesar sehingga menu-menu acara yang berkaitan dengan ritus agama ini mendapat intensitas siaran lebih besar, seperti kumandang adzan, khususnya sholat maghrib, dan pengingatan waktu-waktu sholat lainnya. Namun, sebagai media penyiaran publik mestinya RRI juga bukan hanya merepresentasikan mayoritas, terlebih jika berkaitan dengan norma eksklusif agama tertentu. Keberadaan minoritas mestinya juga mendapat jatah yang proporsional justru sebagai komitmen perlindungan dan rasa toleransi bagi minoritas sehingga mempunyai konstribusi terhadap kohesivitas sosial masyarakat Makassar atas dasar multikulturalisme dan pluralisme. Dari aspek suku, Kota Makassar terdiri dari banyak suku, namun suku paling dominan adalah suku Makassar sendiri. Berikut ini grafik suku kota Makassar. Suku Makassar menjadi yang paling banyak, yakni 43,49%, diikuti kemudian suku bugis sebanyak 17,78%. Suku-suku lain relatif kecil seperti Bugis-Makassar, Jawa, Toraja, dan juga Bugis Maros (lihat grafik 6.8). 258

280 Grafik 6.7 Suku Responden Melihat heterogenitas suku dan subsuku sebagaimana tergambar di atas maka RRI dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dengan seluruh etnis. Sebagaimana dinyatakan oleh Bapak Rahmad Sindrat dalam FGD di Kota Makassar. Kalau saya ikuti acara RRI itu waktu itu ada 4 di Mandar, Makassar, Bugis, dan Toraja. Penyiarnya masing-masing kan berbeda dan bahasanya juga beda. Jadi, kalau orang Mandar bercanda biasanya orang Bugis tidak dengar. Jadi, kalau Makassar dengar, sedangkan Bugis tidak dengar. Dari pernyataan tersebut, tersirat bahwa dari segi bahasa sangat menentukan intensitas hubungan antara penyiar dan pendengar, sapaan dengan bahasa ibu sebuah etnis akan lebih merekatkan jarak budaya antara penyiar dan pendengarnya. Suku yang tersapa melalui bahasa ibu maka secara psikis akan merasakan kedekatan kultural dengan komunitas pendengarnya. Dari fakta tersebut maka RRI ota Makassar dituntut memiliki kemampuan literasi terhadap keragaman bahasa dan budaya etnis di area siarannya. 7. Pengeluaran/Uang Saku Tingkat pengeluaran responden dapat mengukur tingkat konsumsi sekaligus sebagai indikator daya mampu ekonominya. Rata-rata pengeluaran responden bagi yang sudah berkeluarga ternyata relatif setara, dalam pengertian bahwa tidak ada 259

281 perbedaan signifikan antara responden dengan pengeluaran besar maupun responden dengan pengeluaran yang relatif kecil. Persentase terbesar adalah responden dengan pengeluaran > Rp ,00 - Rp ,00, yakni sebanyak 53 responden (24,54%), disusul kemudian <= Rp ,00 sebanyak 42 responden (19,44%), dan kemudian responden dengan pengeluaran >Rp ,00 - Rp ,00 sebanyak 39 responden (18,06%). Tabel 6.4 Perkiraan Pengeluaran Rumah Tangga Perbulan (jika berkeluarga) Perkiraan pengeluaran rumah tangga perbulan (jika berkeluarga) Frekuensi Persentase <= Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % > Rp , % Total % Dari tabel 6.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kelas menengah ke bawah. Dengan kondisi tingkat ekonomi menengah bawah ini, barangkali, baik juga jika RRI lebih berkonsentrasi pada siaran yang berorientasi pada pemberdayaan. Kemudian, jika pengeluaran pribadi bagi yang sudah bekerja juga dilihat, maka dapat dilihat bahwa persentase tertinggi diantara > Rp ,00 - Rp ,00, disusul kemudian lajang dengan pengeluaran di atasnya >Rp ,00 - Rp ,00. Temuan ini mengindikasikan bahwa status sosial responden berada dalam kategori kelas menengah ke bawah. 260

282 Tabel 6.5 Perkiraan Pengeluaran Pribadi Jika Lajang Perkiraan Pengeluaran Pribadi Per Bulan (Jika Lajang) Frekuensi Persentase <= Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp , % Total % Pelajar/mahasiswa yang menjadi responden dalam penelitian ini juga perlu diketahui rata-rata uang sakunya per bulan. Dari tabel 6.6, dapat diketahui bahwa Tabel 6.6 Jumlah Uang Saku Per Bulan (jika Pelajar/Mahasiswa) Jumlah Uang Saku Per Bulan (Jika Mahasiswa/Pelajar) Frekuensi Persentase <=Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp , % Total % C. Kebiasaan Bermedia 1. Peringkat Jenis Media yang Digunakan Jenis media menentukan sejauh mana resonansi dan pengaruh media terhadap khalayaknya. Memang, intensitas kehadiran sebuah jenis media sangat dipengaruhi oleh kemampuan daya beli penggunanya. Sebagai contoh, media yang berharga mahal tentu saja tidak akan terjangkau oleh tingkat ekonomi lemah. Dengan demikian, kepemilikan sebuah jenis media tidak disandarkan pada utilitas, tetapi pada kapasitas ekonomi. 261

283 Tabel 6.7 Peringkat Jenis Media yang Digunakan Peringkat Nama Media Koran 4.76% 17.14% 30.79% 7.94% 3.81% 2.22% Majalah 0.63% 1.90% 4.44% 7.30% 7.62% 1.90% Tabloid 0.32% 0.32% 1.59% 4.44% 9.52% 6.35% TV 78.73% 14.92% 3.49% 0.63% 0.32% 0.00% Radio 6.67% 57.78% 25.71% 7.30% 0.95% 1.27% 0.00% Internet 9.52% 6.67% 7.30% 4.76% 1.90% 6.98% 0.00% Media lainnya 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% Dari tabel 6.7, tampak bahwa televisi menjadi media yang paling banyak digunakan oleh responden. Dari 315 responden, sebanyak 78,73% mengakses televisi sebagai media yang ditempatkan di posisi utama, diikuti kemudian internet (9,52%) dan radio (6,67%). Radio ternyata kalah dibandingkan dengan internet sebagai media yang ditempati paling utama. Meskipun demikian, radio ditempatkan sebagai paling favorit kedua. Sebanyak 57.78% menempatkan radio sebagai sumber informasi dan hiburan kedua setelah televisi. Ini mengindikasikan bahwa radio masih tetap digemari oleh responden di luar media lainnya. Koran juga relatif tinggi meskipun jauh di bawah radio. Ada sebanyak 30.79% responden yang menempatkan koran sebagai media favorit kedua. Untuk mengakses media baca memang menuntut pengguna untuk lebih interaktif dan intens. Dialektika antara pembaca dan obyek yang dibaca menuntut keterlibatan nalar secara aktif sehingga mampu menangkap pesan yang tersurat dalam lembaran media. Oleh sebab itu media cetak (terutama koran dan majalah) banyak diakses oleh kelangan menengah atas dan terpelajar. 2. Tujuan Menggunakan Media Tujuan dalam penggunaan media menyiratkan kualitas pengguna di hadapan media sekaligus menentukan nilai eksistensi dari media itu sendiri di hadapan pemiliknya. Dengan kata lain, nilai utilitas sebuah media berbanding lurus dengan nilai keberadaan media itu sendiri. 262

284 Grafik 6.8 Tujuan Menggunakan Media Dari tampilan grafik 6.8 di atas, jelas terpapar bahwa tujuan penggunaan media paling banyak untuk mengakses informasi, yaitu mencapai 60%, disusul secara berurutan mencari hiburan sebanyak 36.19%; sekedar mengisi waktu luang 2.86%, dan lainnya 0.95%. Pilihan mengakses informasi sebagai pilihan tertinggi responden menandakan bahwa media diposisikan sebagai instrumen penting dan serius. Bagi RRI, ini merupakan nilai strategis karena media radio merupakan media yang memiliki keunggulan kecepatan, kejutan, dan kepraktisan dalam penyampaian atau penerimaan informasi. D. Kebiasaan Mendengarkan Radio 1. Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio Dilihat dari rata-rata mendengarkan radio, durasi yang digunakan responden ternyata tidak lama. Rata-rata tertinggi responden menggunakan radio pada durasi kurang 1 jam, yakni sebanyak 44,44% diikuti kemudian secara berimpit responden yang mendengarkan antara 1-3 jam, yakni sebanyak 44, 13%. 263

285 Grafik 6.9 Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio Data ini mengandung makna bahwa akses terhadap radio dalam durasi yang tidak lama. Hal ini karena mendengarkan radio merupakan aktivitas rileks yang dapat disambi dengan aktivitas lainnya. Dengan demikian, mengingat durasi dengar responden maka merupakan input bagi RRI bahwa durasi acara hendaknya lebih bervariatif sehingga masing-masing menu acara dapat terakses oleh pendengar yang sewaktu-waktu bisa mematikan atau menghidupkan channel radio. 2. Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Sesuai dengan keunggulan radio yang bisa diakses secara rileks dan fleksibel bagi pendengarnya sehingga bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain maka bisa dipahami jika aktivitas mendengarkan banyak dilakukan justru di kala waktu jam sibuk kerja pada umumnya, yakni pada pukul mencapai 70 responden (22.22%). Peringkat kedua adalah waktu dimana orang sedang bersantai di malam hari menjelang tidur,yakni Pukul mencapai 66 responden (20.95%). Responden yang menjawab waktu mendengarkan radio Pukul mencapai 52 responden (16.51%) dimana pada waktu ini umumnya orang beranjak tidur. Data tersebut menggambarkan bahwa radio menjadi mitra kerja pada jam-jam sibuk pada umumnya maupun sebagai hiburan semata di kala jam istirahat. Berikut data lebih rinci mengenai waktu yang paling sering digunakan responden mendengarkan radio sebagaimana tertera dalam tabel di bawah ini. 264

286 Tabel 6.8 Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Frekuensi Persentase Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Tidak mengisi % Total % Berdasar peta waktu yang menggambarkan kapan responden sering mendengarkan radio maka RRI sebagai media penyiaran publik bisa membuat relevansi program yang menyesuaikan suasana keumuman aktivitas khalayak pada jam-jam sebagaimana di tabel atas. Artinya mengingat frekuensi tertinggi adalah pada pukul Tempat Paling Sering Digunakan Selain permasalahan waktu yang menggambarkan posisi radio di antara berbagai aktivitas yang dilakukan khalayak, faktor tempat juga menyiratkan makna bagaimana posisi media radio dalam kehidupan khalayak. Dari hasil survei, diperoleh data bahwa tempat paling dominan adalah rumah, yakni mencapai 86,35%. Tempattempat lain relatif kecil, diikuti kemudian di atas kendaraan sebanyak 8,25%. 265

287 Grafik 6.10 Tempat Paling Sering Digunakan Grafik 6.10 di atas menggambarkan dengan jelas bahwa rumah merupakan homebassed dari media radio. Keberadaan radio yang dominan diperdengarkan di dalam rumah memberi arti bahwa radio menjadi bagian penting dalam kehidupan rumah tangga tersebut. Hal ini dibenarkan oleh salah satu peserta FGD yang bernama Ninik, bahwa alasan mengapa ia akhirnya sering mendengarkan RRI adalah karena karena ayah dan ibunya sering memutar RRI di rumah terutama pada waktu pagi hari. Dengan posisi strategis media penyiaran publik, RRI bisa menjadikan rumah sebagai pintu masuk atau bahkan basis memaknai kehadirannya. Oleh karena itu, program yang berbasis keluarga perlu diperkaya. 4. Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Sebagaimana tergambar di atas, dari segi waktu dan tempat, radio merupakan media yang paling rileks, fleksibel, paktis, sekaligus menjadi bagian dalam rumah tangga. Relaksasi memperdengarkan radio juga terlihat dari konten atau materi yang didengar khalayak. Dari hasil survei, terlihat bahwa jenis program yang paling sering didengarkan responden adalah musik yang mencapai 63,81%, kemudian jenis program berita/program informasi sebanyak 33,02%, sedangkan di luar musik dan informasi hanya 2,86%. 266

288 Grafik 6.11 Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Dari grafik 6.11 di atas, tergambar jelas bahwa musik merupakan jenis program yang paling digemari responden. Dengan demikian, RRI memerlukan ramuan musik yang sekiranya disesuaikan dengan relevansi waktu dimana responden paling sering mendengarkan radio dan situasi tempat, yakni rumah. Sedangkan program informasi juga harus dikemas dalam bingkai penyampaian pesan yang sampai ke obyek pendengar dengan mempertimbangan aspek utilitasnya. 5. Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Mendengarkan radio apakah menjadi aktivitas terpenting atau hanya pendamping aktivitas lain terlihat dari tabel 6.9 berikut. Tabel 6.9 Aktivitas ketika mendengarkan radio Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Frekuensi Persentase hanya mendengarkan radio % sambil mengerjakan aktivitas lain % Total % Dari tabel 6.9 di atas, terlihat bahwa mendengarkan radio menjadi aktivitas utama dan tidak melakukan aktivitas lain mencapai 55.87%. Ini merupakan persentase tertinggi, sekaligus menandakan bahwa ketika mendengarkan radio responden 267

289 concern dan mendengarkan radio sebagai kegiatan utama. Sementara itu, mendengarkan radio sebagai aktivitas sambilan mencapai 44,13%. 6. Perangkat yang Paling Sering Digunakan Kehadiran mobilephone atau handphone (HP) sebagai perangkat yang sedemikian massif dan intens dalam setiap orang pada saat ini, dan ditambah dengan fitur-fitur HP yang bukan hanya untuk komunikasi, terutama adanya fitur radio, ternyata mampu menggeser pola-pola responden mendengarkan radio. Dari hasil survei, terlihat bahwa perangkat yang paling sering digunakan dalam mendengarkan radio melalui HP mencapai 42.86%, sedangkan melalui radio transistor mencapai 40,32%. Berikut grafik perangkat yang paling sering digunakan dalam mendengarkan radio. Grafik 6.12 Perangkat yang Paling Sering Digunakan 7. Gaya Penyiar Paling Disukai Secara sosiologis, dalam sistem masyarakat komunal, hubungan-hubungan yang bersifat personal biasanya lebih mendominasi dalam proses-proses komunikasi. Dalam relasi personal itu, biasanya, sifat komunikasi bersifat informal dan cair karena dengan menggunakan bahasa informal dan cair hubungan yang lebih dekat dan akrab bisa terbangun secara intens, akrab, dan interaktif. Tidak jarang, gaya penyiar inilah yang menjadi perekat dalam membentuk komunitas antarsesama pendengar radio. 268

290 Grafik 6.13 Gaya Penyiar Paling Disukai Dari grafik 6.13 dengan jelas terlihat bahwa gaya penyiar yang paling disukai adalah yang bergaya humories, yakni sebesar 48,25%. Persentase ini jauh di atas pilihan responden atas gaya penyiar lainnya. Setelah gaya humoris, gaya berikutnya yang paling disukai responden adalah yang bersuara bagus, yakni mencapai 23,49%. Hal ini bisa dipahami mengingat radio adalah kategori media audio sehingga warna suara menjadi pertimbangan utama. Warna suara yang bagus tentu saja akan enak didengar oleh khalayak. Disamping kedua gaya penyiar yang cukup menonjol tersebut gaya-gaya yang lain perolehannya relatif lebih kecil, seperti gaul, ekspresif, lugas, berwibawa, interogatif, dan lainnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa RRI sebagai media penyiaran publik sebaiknya bidang HRD dalam perekrutas SDM penyiar sebagiknay menonjolkan selera khalayak tersebut sehingga dapat memiliki resonansi lebih jauh dan dalam serta dapat mengikat komunitas pendengar RRI. Penyiar yang memiliki selera dan talenta humor akan lebih banyak disukai pendengar sehingga secara otomatis akan menentukan pilihan pendengar. Dalam banyak kasus, radio yang memiliki penyiar humories bahkan mampu mengikat menjadi jaringan komunitas antarpendengar. Dalam FGD, gaya penyiar ramah dan interaktif muncul sebagai gaya penyiar yang disukasi. Lutfi, misalnya, peserta FGD di Kota Makassar mengemukakan bahwa penyiar ramah sangat penting sebagaimana ia kemukakan berikut. 269

291 Iya itu bisa lebih dekatlah. Seperti kita sama-sama tahu kalau tidak kenal maka tidak sayang. Rasanya peran dari daerah datang kesini sebagai fans itu pengaruhnya dari penyiarnya. Kalau penyiarnya kaku dan tidak fleksible, maka tidak asiklah.. Harapannya paling tidak seperti yang lalu-lalu, yang gaul dan ketika kita datang bersilaturahmi dan mereka sambut kita. Mungkin teman-teman pendengar setuju bahwa kita tidak perlu disambut seperti tamu negara yang penting ramah. Selain ramah, gaya penyiar interaktif juga menarik peserta FGD lainnya. Rahmad Sindrat mengemukakan hal itu sebagai berikut. Gaya penyiar yang paling disukai sama anak-anak di Sulawesi Selatan terutama yang interaktif. Misalnya saling menyapa, pesan lagu. Oleh fans club menyapa dengan kode fans club antara teman dengan teman. Di situ juga mereka bisa berkenalan lewat udara sampai mereka bisa kumpul. Pernah saya kumpul disini hingga 1000 orang sewaktu jamannya Pak Muhidi dan kedua waktu jamannya Pak Buhri Rahman. Waktu itu Pak Buhri pernah bilang kapan kita bisa kumpul lagi? Saya bilang sekarang susah pak. Dulu bisa kumpul dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara bisa kumpul sampai 1000 orang. Temuan survei dan FGD ini sebenarnya menggarisbawahi hal paling vital bahwa penyiar harus mampu berkomunikasi secara efektif untuk membangun interaksi dengan pendengar. Gaya humoris menjadi salah satu gaya yang paling diminati karena sebenarnya manusia sangat ingin dihibur. E. Evaluasi RRI Pro 1 dan Pro 2 Sebagai media penyiaran publik, resonansi RRI tidak diragukan lagi sangat kuat bagi khalayak meskipun selama Orde Baru menjadi instrumen pemerintah. Setidaknya, terdapat 3 (tiga) faktor mengapa RRI memiliki resonansi sangat kuat bagi khalayak di Indonesia pada umumnya dan Kota Makassar pada khususnya; pertama faktor historis dimana RRI merupakan radio tertua; kedua, RRI adalah radio pemerintah sehingga memiliki kadar keresmian dan keabsahan sebagai media penguasa yang sah; ketiga, frekuensi RRI memiliki daya jangkau paling jauh dan terdengar hingga lintas daerah. Faktor ketiga ini diperkuat oleh temuan data dalam FGD sebagaimana yang dinyatakan oleh Bapak Rahmad Sindrat yang menyatakan bahwa Siaran RRI dapat menjangkau dari kota sampai ke pelosok desa di seluruh Sulawesi Selatan. 270

292 Dari hasil survei, diperoleh data sebanyak 198 responden atau 62,9% pernah mendengarkan RRI, dan sisanya sebanyak 117 (37,1%) tidak pernah mendengarkan RRI. Kemudian, dari total responden yang mendengarkan RRI, ditemukan data sebanyak 57,58% mendengarkan Pro 1 dan sebanyak 39,39% mendengarkan Pro 2. Dari data ini, dapat dilihat bahwa pendengar Pro 1 di Kota Makasar relatif lebih besar dibandingkan dengan responden yang mendengarkan Pro 2 (lihat grafik 6.14). Grafik 6.14 Programa RRI yang Dipilih Responden Dari grafik di atas terlihat bahwa RRI programa 1 relatif dikenal dan dipilih paling tinggi oleh responden, yakni mencapai 57,58%, kemudian disusul programa 2 mencapai 39,39%. RRI programa 3 dan 4 relatif kecil pilihan responden, yakni masingmasing hanya 1,52%. Jika dilihat dari aspek pekerjaan responden stasiun RRI yang paling sering didengarkan adalah sebagaimana tertera dalam tabel di bawah ini. 271

293 Tabel 6.10 Pekerjaan Utama dan Stasiun radio RRI yang paling sering didengarkan Stasiun radio RRI yang paling sering didengarkan Pekerjaan Utama Pro 1 (94,40 FM) Pro 2 (96,8 FM) Pro 3 (93,1 FM) Pro 4 (92,9 FM) Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Guru/Dosen % % Pegawai PEMDA % Pegawai swasta % % Wiraswasta % % % Mahasiswa/Pelajar % % Pensiunan % % % Ibu Rumah Tangga % % % Tidak Bekerja % % Lainnya % % % TNI/Polri % % Total % % % % Dari tabel 6.10 di atas, dapat dijelaskan bahwa Pro 1 banyak dipilih oleh responden yang bekerja di sektor pekerjaan wiraswasta, yaitu mencapai 32 responden (28,07%). Disusul kemudian responden dengan pekerjaan utama sebagai ibu rumah tangga, yakni mencapai 26 responden (22,81%) dan pegawai swasta sebanyak 17 responden (14,91%). Profil pendengar Pro 1 ini ternyata, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 6.10, sedikit berbeda dengan Pro 2. Responden yang mendengarkan Pro 2 memang paling banyak masih ditempati oleh wiraswasta, yakni sebanyak 23 responden (29,49%), kemudian disusul responden dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiwa sebanyak 18 responden (23,08%) dan Ibu Rumah tangga sebanyak 14 responden (17,95%). Dilihat dari profil responden yang mendengarkan kedua Programa ini, tampak bahwa segmentasinya sudah berhasil. Pro 1 lebih banyak didengarkan oleh responden dari segala usia, sedangkan Pro 2 segmented pada anak muda. Namun, besarnya persentase wirausaha mestinya bisa menjadi perhatian untuk format informasinya. Informasi mengenai ekonomi dan bisnis skala menengah-kecil bisa menjadi prioritas dibandingkan lainnya. 272

294 1. RRI Pro 1 a. Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 Dari grafik 4.15, dapat dilihat bahwa alasan utama responden mendengarkan Pro 1 paling tinggi adalah program berita sebanyak 34,21%, kemudian disusul musik 24,56%; kualitas suara/jernih 21,93%; program informasi 15,79%; penyiar 2,63, dan lainnya 0,88%. Data ini sejalan dengan kecenderungan bermedia responden yang menempatkan motif-motif mendapatkan informasi sebagai tujuan utama mengakses media. Di sini, RRI bisa dikatakan relatif berhasil sebagai lembaga penyiaran publik karena alasan-alasan utama responden mendengarkan RRI adalah untuk berita dan informasi, bukannya hiburan. Grafik 6.15 Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 1 Kemudian, jika dilihat dari waktu yang digunakan untuk mendengarkan Pro 1, dapat dilihat bahwa waktu favorit adalah pada pukul , yakni mencapai 25 responden (21.93%). Kemudian, disusul secara berurutan pada pukul sebanyak 22 responden (19.30%), pukul dipilih oleh 17 responden (14.91%), dan pukul sebanyak 16 responden (14.04%). Dibandingkan dengan kota- 273

295 kota lain, rata-rata responden yang mendengarkan pukul relatif cukup besar (lihat tabel 6.11). Tabel 6.11 Waktu Paling Sering digunakan Mendengarkan Pro 1 Waktu Paling Sering digunakan Mendengarkan Pro 1 Frekuensi Persentase Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Total % Implikasi waktu ini sebenarnya juga bisa dilihat dalam kerangka kebutuhan informasi. Dalam hal ini, program berita bersinergi dengan waktu favorit responden dimana aktivitas mendengar RRI pro adalah pada jam dimana khalayak masih fresh di waktu produktif atau jam-jam sibuk. Dengan demikian, sebaiknya pro menekankan program berita yang bermutu dalam segala aspeknya pada jam tersebut. c. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 1 Diantara jenis musik yang ditawarkan di Pro 1 maka terdapat jenis-jenis musik tertentu yang menjadi favorit responden. Grafik 6.16 menggambarkan jenis-jenis musik yang dipilih responden. 274

296 Grafik 6.16 Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 1 Dari grafik 6.16 di atas, tergambar dengan jelas bahwa musik jenis pop merupakan pilihan terbanyak responden yakni mencapai 33,33%, kemudian disusul musik dangdut mencapai 29,82% dan musik etnik/tradisional 16,67%. Musik klasik juga diminati meskipun dengan persentase yang relatif kecil, yakni 8,77%. ; dan lain lain sebagaimana tergambar di atas. Jenis musik pop sebagai pilihan tertinggi tidak lepas dari determinasi budaya modern yang masuk dalam ruang-ruang publik. Gerusan modernitas itu menghegemoni kesadaran publik hingga jenis selera musikpun tidak steril darinya. Musik pop yang menjadi bagian dari paket budaya pop begitu massif dan dominan di antara jenis-jenis musik lain yang justru memiliki akar sejarah lebih lama. Tampilnya musik dangdut sebagai pilihan nomer kedua dikarenakan jenis musik ini diangggap sesuai dengan kultur komunal masyarakat Indonesia dimana ritme musik dapat dirangkai dalam nada ketukan ketipung yang sederhana. Lain dari itu, jenis musik ini memiliki daya mobilisasi penonton di tingkat grass root sehingga menjadi alat efektif dalam gerakan-gerakan sosial. 275

297 Berdasar data dan argumentasi di atas maka di bidang hiburan, khsusunya musik ada baiknya RRI prog 1 lebih serius lagi menggarap program pemutaran musik yang dapat ditangkap dan digemari oleh selera pendengarnya. Sebagai media penyiaran publik maka tidak ada salahnya di bidang hiburan Pro 1 merespon kenyataan tersebut dengan menyajikan program musik yang digemari sesuai dengan perolehan data yang tergambar pada grafik tersebut di atas. d. Acara Paling Disukai Untuk jenis acara yang paling disukai di Pro 1, paling banyak adalah acara musik, yakni 54 responden (47,37%), diikuti berita yang dipilih oleh 42 responden (36,84%). Selanjutnya, 11 responden (9,65%) memilih informasi, dan 7 responden (6,14%) memilih lainnya. Grafik Jenis Acara yang Paling Disukai di Pro 1 Dilihat dari data di atas, tantangan terbesar bagi stasiun radio adalah bagaimana menggabungkan program siaran musik dan informasi. Ini karena dalam radio itu lekat dua hal, yakni sebagai sumber informasi dan sebagai sumber hiburan-dalam hal ini musik-sekaligus. e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Mengenai jenis informasi yang paling dibutuhkan dari Pro 1, sebanyak 31 responden (27,19%) menjawab pendidikan, kemudian 15 responden (13,16%) menjawab kesehatan, 12 responden (10,53%) menjawab olah raga. Lalu, 11 responden (9,65%) 276

298 menjawab ekonomi dan bisnis. Sejumlah responden yang sama, yakni 11 (9,65%) juga menjawab hukum dan kriminal. Berdasarkan data ini, yakni ketertarikan yang terbagi rata untuk beragam informasi, perencana program bisa semakin memperkaya masing-masing informasi tersebut sesuai porsi yang sudah ada karena tidak ada jenis informasi tertentu yang difavoritkan oleh responden. Grafik Jenis Informasi yang Paling Dibutuhkan dari Pro 1 f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro 1 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Untuk mengetahui tingkat kepuasan responden atas program siaran musik Pro 1, penelitian ini menggunakan skala Likert. Tentang kepuasan responden terhadap musik yang diputar oleh Pro 1, sebanyak 60 responden (52,63%) menjawab biasa saja, diikuti 47 responden (41,23%) menjawab puas, lalu 5 responden (4,39%) menjawab sangat puas. Sisanya, masing-masing 1 responden (0,88%) menjawab kurang memuaskan dan tidak memberikan jawaban. Dari data ini, tampak bahwa cukup banyak (hampir separuh) responden telah puas terhadap musik yang diputar, yang menandakan para responden telah merasa terpenuhi kebutuhan mereka akan musik dari Pro 1. Hanya, sesuai dengan ungkapan peserta FGD, perencana program harus selalu tanggap dengan kebutuhan pendengar akan lagu-lagu baru sehingga Pro 1 tidak ketinggalan dibandingkan stasiun radio lain. 277

299 Tabel Kepuasan Responden terhadap Musik yang Diputar Pro 1 Kepuasan terhadap Musik yang Diputar Pro 1 Frekuensi Persentase Sangat puas % Puas % Biasa saja % Kurang memuaskan % Tidak Mengisi % Total % 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Mengenai tingkat kepuasan responden terhadap program berita Pro 1, sebanyak 57 responden (50,00%) menjawab puas, diikuti 48 responden (42,11%) menjawab biasa saja, dan 5 responden menjawab kurang memuaskan diikuti 4 responden yang mengaku sangat puas terhadap program berita Pro 1. Data ini menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar responden menjawab puas atas program berita dan informasi Pro 1, tapi jumlah responden yang menjawab biasa saja juga relatif besar. Oleh karena itu, perlu kiranya penggaran program informasi ini lebih serius mengingat fitrah RRI sebagai lembaga penyiaran publik sehingga mestinya program berita/informasi yang lebih diunggulkan. 3) Kesan Responden terhadap Penyiar Tentang kesan responden terhadap penyiar, sebanyak 51 responden (44,74%) menyatakan bahwa penyiar Pro 1 menyenangkan, 34 responden (29,82%) menjawab berwawasan dan cerdas, dan 8 responden (7,02%) menyatakan membosankan. Dari keseluruhan responden yang mendengarkan Pro 1, ada 6 responden (5,26%) yang menyatakan kuno, dan sisanya sebanyak 15 responden (13,16%) menyatakan lainnya. 278

300 Tabel 6.13 Kesan terhadap Penyiar Pro 1 Kesan terhadap Penyiar RRI Pro 1 Frekuensi Persentase Membosankan % Kuno % Menyenangkan % Berwawasan dan cerdas % Lainnya % Total % 4) Kualitas Suara Mengenai kualitas suara atau kejernihan suara Pro 1, sebagian besar responden, yakni 52 responden (45,61%) menyatakan bagus, 32 responden (28,07) menyatakan sangat bagus, 23 responden (20,18%) menyatakan biasa saja, 6 responden (5,26%) menyatakan buruk, dan hanya 1 responden (0,88%) yang menyebut bahwa kualitas suara Pro 1 sangat buruk. Hal yang perlu dicatat bahwa meskipun sebagian besar responden menyatakan bahwa kualitas suara atau kejernihan suara Pro 1 bagus dan bahkan sangat bagus, tapi persentasenya tidak lebih dari 50%. Padahal, kejernihan suara menjadi salah satu alasan utama responden mendengarkan radio. Jika suaranya kurang bagus, maka sangat mungkin responden akan pindah ke chanel lain. 5) Keunggulan Pro 1 Dari 114 responden yang mendengarkan Pro 1, mereka memiliki beragam pendapat tentang apa yang menjadi keunggulan Pro 1, tapi sebagian besar menyatakan bahwa keunggulan RRI Pro 1 terletak pada program berita dan informasi. Ada sebanyak 72 responden (63,16%) yang memilih bahwa keunggulan Pr 1 dalam berita dan informasi. Selanjutnya, sebanyak 13 responden (11,40%) menjawab musik, yang diikuti 12 responden (10,53%) dengan jawaban variasi program acara, dan 10 responden (8,77%) dengan jawaban kualitas suara. Hanya sedikit responden yang menjawab bahwa keunggulan Pro 1 terletak pada penyiar. Dengan kata lain, penyiar Pro 1 Makassar perlu lebih membangun ikatan yang kuat dengan pendengar, sehingga nantinya keunggulan Pro 1 tidak semata bersifat intelektual (program berita 279

301 dan informasi), tapi juga emosional dalam bentuk hubungan dengan penyiar. Ini adalah sebuah relasi yang sangat ideal antara media radio dan khalayaknya, ada keterikatan intelektual dan emosional. Grafik 6.19 Keunggulan Pro 1 6) Kekurangan Pro 1 Selanjutnya, saat ditanya tentang kekurangan Pro 1, sebanyak 40 responden (35,09%) menyatakan kekurangan Pro 1 terletak pada variasi program acara, yang juga berarti bahwa menurut mereka perencana program acara Pro 1 perlu memperkaya jenis acara atau bagaimana sebuah acara ditampilkan. Selanjutnya, sebanyak 15 responden (13,16%) menjawab musik. Kemudian, kekurangan di bidang penyiar, jadwal acara yang jelas, dan lainnya masing-masing dijawab oleh 13 responden (11,40%). Terdapat 12 responden (10,53%) menjawab kualitas suara, dan hanya 3 responden (2,63%) yang menjawab program berita dan informasi. 280

302 Grafik 6.20 Kekurangan Pro 1 Saat para responden diminta menuliskan komentar tentang Pro 1, pernyataan mereka sangat beragam. Namun, sebagian besar memberikan saran supaya program musik lebih ditingkatkan kualitasnya. Dalam hal ini, ang mereka maksud dengan peningkatan kualitas ini adalah penambahan koleksi lagu (terutama lagu baru), lagu yang diputar lebih bervariasi, dan penambahan lagu-lagu rohani. Selain itu, para responden juga memberikan saran untuk penambahan kualitas sinyal, yakni suara yang lebih jernih dan jangkauan sinyal lebih luas. Hal-hal lain yang mereka harap bisa diperbaiki oleh Pro 1 adalah kualitas penyiar (lebih berwawasan dan lebih menarik dalam membawakan acara), program hiburan diperbanyak, dan promosi untuk program-program Pro 1 sehingga masyarakat semakin tahu akan program-program Pro RRI Pro 2 a. Pengetahuan Responden Atas Slogan Pro 2 Mengenai pengetahuan responden tentang slogan Pro 2 Suara Kreativitas Anak Muda, dari total 78 responden yang mendengarkan Pro 2, sebagian besar, yakni 47 responden (60,26%) menyatakan tidak tahu, dan sisanya 31 responden (39,74%) menjawab tahu. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pendengar Pro 2 belum familiar dengan slogan Pro 2. Oleh karena itu, penyiar perlu lebih sering 281

303 mengatakan slogan ini saat membawakan acara atau di jeda antara acara, selain tentu saja tugas divisi marketing untuk memasarkan slogan tersebut. b. Alasan Utama Responden Mendengarkan Pro 2 Tentang alasan utama mendengarkan Pro 2, sebanyak 48 responden (61,54%) menyatakan bahwa alasan mereka adalah musik, 11 responden (14,10%) menjawab program berita, diikuti jawaban kualitas suara, program informasi, penyiar. Segmen anak muda yang dibidik Pro 2 tampaknya mempunyai implikasi atas program acara yang disiarkan. Dari keseluruhan pendengar Pro 2, dominasi ternyata karena alasanalasan hiburan meskipun alasan berita juga tinggi. Namun, angka ini jauh di bawah program siaran musik yang menempati lebih dari separuh responden. Dengan demikian, program musik harus menjadi concern Pro 2 dengan menyelipkan lebih banyak informasi/berita. Tabel 6.14 Alasan Utama Mendengarkan Pro 2 Alasan Utama Mendengarkan Pro 2 Frekuensi Persentase Penyiar % Musik % Kualitas suara % Program berita % Program informasi % Total % c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 2 Mengenai waktu yang paling sering digunakan untuk mendengarkan Pro 2, sebanyak 16 responden menjawab pukul Waktu favorit selanjutnya adalah pukul Sementara itu, waktu yang paling sedikit dipilih oleh responden adalah pukul Berdasarkan data ini, perencana program bisa meletakkan program yang dianggap penting dan unggulan di waktu sore dan malam hari, yakni sejak pukul hingga karena waktu malam adalah waktu yang paling sering digunakan pendengar untuk mendengarkan Pro 2. Dari tabel 6.15 dapat dilihat bahwa pukul dan pukul berturut-turut menjadi waktu paling favorit, yakni dipilih oleh 16 responden (20,51%) 282

304 dan 15 responden (19,23%). Di urutan ketiga, yang relatif juga cukup banyak adalah pukul , dipilih sebanyak 12 responden 15,3%. Tabel 6.15 Waktu Paling Sering Digunakan Mendengarkan Pro 2 Waktu Paling Sering Digunakan Mendengarkan Pro 2 Frekuensi Persentase Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Pukul % Total % d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 Untuk jenis musik yang paling ingin didengarkan, sebagian besar responden menyatakan musik pop sebagai pilihan mereka. Jenis ini dipilih oleh 36 responden (46,15%). Selanjutnya, 10 responden (12,82%) memilih musik dangdut. Setelah musik dangdut adalah country, rock, jazz, klasik, etnik/tradisional, dan keroncong. Persoalan penelitian ini bahwa musik pop mempunyai banyak ragam atau genre, dan genre musik pop itu sendiri mempunyai banyak subgenre. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam jenis-jenis musik pop yang ingin didengarkan responden. 283

305 Tabel 6.16 Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan dari Pro 2 Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan dari Pro 2 Frekuensi Persentase musik country % musik rock % musik dangdut % musik pop % musik jazz % musik klasik % musik etnik/tradisional % musik keroncong % lainnya % Total % e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan di Pro 2 Untuk jenis informasi yang paling dibutuhkan dari Pro 2, sebanyak 17 responden (21,79%) menjawab pendidikan, diikuti 15 responden (19,23%) yang menjawab olah raga, lalu 11 responden (14,10%) menjawab hukum dan kriminal. Informasi tentang selebriti atau figur publik menempati posisi selanjutnya, yakni dipilih oleh 10 responden (12,82%), diikuti kesehatan, ekonomi dan bisnis, sosialkebudayaan, serta keagamaan. 284

306 Grafik 6.21 Jenis Informasi yang Paling Dibutuhkan dari Pro 2 f. Penilaian Responden terhadap Pro 2 Setelah mengetahui kebiasaan-kebiasaan responden dalam mendengarkan radio, termasuk kebutuhan-kebutuhan responden, seperti halnya Pro 1, penelitian ini juga melihat bagaimana penilaian responden terhadap Pro 2. Ada empat hal penting yang akan dinilai responden kaitannya dengan Pro 2, yakni tingkat kepuasan responden atas siaran musik, tingkat kepuasan responden atas program berita/informasi, penyiar, dan kualitas suara. Selain keempat hal di atas, akan dilihat pula pendapat responden mengenai keunggulan dan kekurangan Pro 1. 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Mengenai kepuasan responden terhadap musik yang diputar oleh Pro 2, sebanyak 45 responden (57,69%) menjawab puas, diikuti 23 responden (29,49%) menjawab biasa saja, lalu 7 responden (8,97%) menjawab kurang memuaskan. Hanya 2 responden (2,56%) yang menganggap bahwa musik Pro 2 sangat memuaskan. 285

307 Grafik 6.22 Kepuasan terhadap Musik Pro 2 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Mengenai kepuasan terhadap program berita/informasi, sebanyak 44 responden (56,41%) menyatakan puas, diikuti 25 responden (32,05%) menjawab biasa saja. Angka yang tinggi ini menunjukkan bahwa program berita/informasi Pro 2 telah cukup memenuhi kebutuhan dan harapan responden, sebuah hal yang membanggakan. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa persentasenya kurang dari 60% sehingga masih banyak ruang untuk memperbaiki kualitas prgram informasi. Terbukti, sebanyak 32,05% yang menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. 286

308 Grafik 6.23 Kepuasan terhadap Program Berita/Informasi 3) Kesan terhadap Penyiar Mengenai kesan terhadap penyiar, sebagian besar responden, yakni 54 responden (69,23%) menyatakan bahwa penyiar Pro 2 menyenangkan. Ini cukup baik karena hampir 70%. Jumlah kedua ditempati oleh responden yang menjawab berwasan dan cerdas. Dua kelompok teratas seperti ini menunjukkan bahwa penyiar Pro 2 telah berhasil memenuhi harapan dan kebutuhan responden dengan total lebih dari 80%. Dengan kata lain, kesan mereka positif. Hanya 5 responden saja yang memiliki kesan negatif, yakni membosankan dan kuno. Tabel 6.17 Kesan terhadap Penyiar RRI Pro 2 Kesan terhadap Penyiar RRI Pro 2 Frekuensi Persentase Membosankan 3 3,85% Kuno 2 2,56% Menyenangkan 54 69,23% Berwawasan dan cerdas 11 14,10% Lainnya 8 10,26% Total ,00% 287

309 4) Kualitas Suara Mengenai kualitas suara atau kejernihan suara, lebih dari 60% responden menjawab bagus, yakni 51 responden (65,38%). Jumlah terbanyak sesudahnya adalah 19 responden (24,36%) yang menyatakan biasa saja. Dari sini, tampak bahwa lebih dari separuh responden telah memiliki pandangan positif terhadap kualitas sinyal siaran Pro 2. Tabel Kualitas Suara Pro 2 Kualitas suara Frekuensi Persentase Sangat buruk 2 2,56% Buruk 1 1,28% Biasa saja 19 24,36% Bagus 51 65,38% Sangat bagus 5 6,41% Total ,00% 5) Keunggulan Pro 2 Mengenai keunggulan Pro 2, sebagian besar responden menjawab program berita dan informasi (29 responden atau 37,18%). Hampir sama dengan musik yang dipilih oleh 27 responden (34,62%). Ini adalah dua kelompok yang dominan, setelah itu berada jauh di bawahnya, yakni variasi program acara, yang dipilih oleh 9 responden (11,54%). Berdasarkan data ini, sangat jelas bahwa program berita dan informasi serta musik adalah unggulan utama Pro 2 Makassar meski ini tidak berarti bahwa pilihanpilihan lain berkualitas buruk. 288

310 Tabel 6.19 Keunggulan Pro 2 Keunggulan RRI Pro 2 Frekuensi Persentase Program berita dan informasi % Musik % Penyiar % Jadwal acara yang jelas % Variasi program acara % Kualitas suara % lainnya % Total % 6) Kekurangan Pro 2 Mengenai kekurangan Pro 2 Makassar, seperti halnya hasil olah data dalam nomor di atas, dua kelompok teratas adalah program berita dan informasi serta musik. Program berita dan informasi dipilih oleh 21 responden (26,92%) dan musik dipilih oleh 13 responden (16,67%). Data ini tentu saja bersifat kontradiktif dengan nomor di atas karena jawaban teratas mereka tentang keunggulan dan kekurangan Pro 2 adalah sama, yakni program berita dan informasi serta musik. Setelah mencermati jawaban kuesioner mereka, ternyata sebagian besar responden yang menjawab keunggulan Pro 2 terletak pada program berita dan informasi menyatakan bahwa kekurangan Pro 2 terletak pada musik; dan sebaliknya, sebagian besar responden yang menjawab keunggulan Pro 2 terletak pada musik menyatakan bahwa kekurangan Pro 2 terletak pada program berita dan informasi. Oleh karena itu, tidak aneh bila keunggulan sekaligus kekurangan Pro 2 menurut sebagian besar responden terletak pada program berita dan informasi serta musik. Satu-satunya penjelasan yang bisa peneliti peroleh adalah responden yang menyukai program berita dan informasi memiliki selera musik yang berbeda dengan yang ditampilkan Pro 2, dan juga sebaliknya; yang suka musik Pro 2, tidak menyukai materi atau penyajian berita Pro

311 Tabel Kekurangan Pro 2 Kekurangan Pro 2 Frekuensi Persentase Program berita dan informasi 21 26,92% Musik 13 16,67% Penyiar 10 12,82% Jadwal acara yang jelas 3 3,85% Variasi program acara 12 15,38% Kualitas suara 7 8,97% lainnya 8 10,26% Tidak Mengisi 4 5,13% Total ,00% Saat para responden diminta menuliskan komentar tentang Pro 2, pernyataan mereka sangat beragam. Namun, sebagian besar menitikberatkan supaya acara musik lebih ditingkatkan kualitasnya. Dalam hal ini, yang dimaksudkan dengan peningkatan kualitas ini antara lain penambahan koleksi lagu (terutama lagu baru) dan keseimbangan antara lagu tradisional dan modern. Untuk menyiar, beberapa responden mengusulkan supaya penyiar jangan terlalu serius dalam membawakan acara dan bahasa yang digunakan supaya lebih santai. Beberapa juga mengusulkan ada penambahan informasi tentang kesehatan (atau penambahan jam siaran untuk kesehatan) karena informasi tentang kesehatan pasti dibutuhkan oleh masyarakat. Yang terakhir adalah usulan supaya kualitas sinyal ditingkatkan, sehingga suara lebih jernih dan jangkauannya lebih luas. F. Peta Kompetisi Radio Sebenarnya, tidaklah fair untuk membandingkan RRI sebagai lembaga penyiaran publik dengan lembaga penyiaran swasta karena keduanya membawa misi yang berbeda. Lembaga penyiaran publik seperti RRI tidak hanya sekedar memberikan hiburan kepada masyarakat, tapi yang lebih penting bahwa program- 290

312 program berita, hiburan dan informasi yang disiarkannya harus memberi pencerahan kepada masyarakat serta melayani kelompok-kelompok masyarakat yang beragam, bahkan kalangan minoritas. Oleh karena itu, kadang kala, sebuah program siaran hanya didengarkan sedikit orang karena memang ditujukan untuk khalayak spesifik. Di sisi lain, lembaga penyiaran swasta lebih mengedepankan usahausaha untuk mengejar keuntungan meskipun mereka bisa juga menyiarkan programprogram yang mencerminkan layanan publik. Meskipun demikian, mencari keuntungan adalah motif utamanya. Oleh karena itu, memberikan hiburan akan lebih kuat dibandingkan memberikan program informasi yang mencerahkan sehingga akan jauh lebih diminati oleh khalayak. Meskipun demikian, memetakan persaingan semacam ini tetaplah penting bukan demi menunjukkan siapa yang paling difavoritkan dan tidak demi kepentingan iklan, tapi yang lebih penting apakah RRIdalam hal ini Pro 1 dan Pro2-masih relatif menarik bagi khalayak. Kedua, yang tidak kalah pentingnya bahwa masing-masing radio mempunyai gaya yang berbeda sehingga kecenderungan atas masing-masing gaya bisa diidentifikasi meskipun untuk yang kedua ini harus dilakukan penelitian lebih lanjut. 1. Radio Paling Favorit Saat responden ditanya mengenai 3 stasiun radio di Makassar yang paling sering mereka dengarkan, stasiun radio yang paling sering mereka sebutkan (sebagai peringkat 1) adalah radio Gamasi, Venus, dan RRI. Di sini, RRI menempati peringkat ketiga. Ini adalah pencapaian yang membanggakan bagi RRI di tengah kemunculan radio swasta yang begitu banyak dengan program yang sedemikan beragam. Bila RRI (Pro1 maupun Pro 2) ingin meningkatkan jumlah khalayaknya, perencana program bisa mempelajari program-program apa yang menjadi andalan Gamasi atau Venus, lalu mencoba menyesuaikannya ke dalam program RRI. Tentu saja ini bukan semata meniru, karena sifat RRI sebagai radio publik jelas berbeda dengan radio komersial. Hal yang bisa diambil dari program mereka, mungkin, antara lain ragam informasi yang mereka tampilkan dan cara penyajiannya (misalnya, informasi kesehatan, yang ditampilkan dalam bentuk talk show interaktif dengan narasumber yang kompeten dan menarik, dsb). Setelah RRI, di peringkat ke-4 dan ke-5 adalah RRI Pro 1 dan RRI Pro 2, kemudian diikuti Radio Telstar, Prambors, dan I Radio. 291

313 No Tabel 6.24 Radio Paling Favorit Peringkat 1 (pertama) stasiun radio yang sering didengarkan responden Frekuensi Persentase 1 Gamasi % 2 Venus % 3 RRI % 4 RRI Pro % 5 RRI Pro % 6 Telstar % 7 Prambors % 8 I Radio % 9 Bharata % 10 Madama % 2. Alasan Memilih Radio Favorit Dari pilihan radio favorit di atas, hal yang paling disenangi responden dari stasiun radio pilihannya adalah gabungan antara musik, informasi, dan penyiar, yang dijawab oleh 137 responden (43,49%). Hal kedua terbanyak adalah musik, yang dipilih oleh 126 responden (40%). 292

314 Grafik 6.25 Hal yang Paling Disenangi Responden dari Radio Pilihannya 3. Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Mengenai radio yang paling sering menjadi rujukan untuk mendapatkan informasi, sebagian besar responden, yakni 69 responden (21,90%) menjawab RRI, diikuti Gamasi, yang dipilih oleh 52 (16,51%). Di peringkat ketiga, RRI Pro 1, lalu Venus dan RRI Pro 2. Data ini menunjukkan bahwa masih banyak responden yang tidak bisa mengenali stasiun RRI apa yang mereka dengarkan, apakah Pro 1 atau Pro 2, yang bisa dibaca sebagai identitas keduanya kurang menonjol sehingga kurang mudah ditangkap oleh khalayak. Namun, dalam konteks pertanyaan nomor 54, data ini menunjukkan superioritas RRI (Pro 1 dan Pro 2) dalam melayani kebutuhan publik akan informasi karena jika jawaban RRI, RRI Pro 1, dan RRI Pro 2 digabung, jumlah responden yang mengandalkan RRI (Pro 1 dan Pro 2) begitu besar dan dominan. 293

315 Grafik 6.26 Radio yang Paling Sering Menjadi Rujukan untuk Mendapatkan Informasi 4. Alasan Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Mengenai alasan utama responden memilih stasiun radio di atas, sebanyak 150 responden (47,62%) menjawab berita aktual/hangat, diikuti 56 responden (17,78%) yang menjawab cakupan berita yang luas. Selanjutnya, 45 responden (14,26%) menjawab cakupan berita luas. Grafik 6.27 Alasan Memilih Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi 294

316 5. Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Mengenai stasiun radio di Makassar yang paling sering didengarkan untuk mendapatkan hiburan, peringkat teratas diduduki oleh Radio Gamasi, yang dipilih oleh 111 responden (35,24%). Selanjutnya, 56 responden (17,78%) memilih Venus, diikuti 19 responden (6,03%) yang memilih Prambors. Bila data ini dihubungkan dengan pertanyaan stasiun radio yang paling sering didengarkan responden, peringkat pertama dan kedua untuk dua pertanyaan ini sama-sama diduduki oleh Radio Gamasi dan Venus. Hal ini menunjukkan bahwa alasan utama responden mendengarkan kedua radio ini tak lain didorong oleh faktor hiburan yang ditawarkan oleh keduanya. Oleh karena itu, untuk RRI yang berupaya memberikan siaran hiburan kepada khalayaknya, perencana program bisa mempelajari hal-hal yang dilakukan oleh dua radio itu, untuk mengambil hal-hal yang sekiranya cocok dengan visi dan misi RRI. Grafik 6.27 Radio yang Paling Sering Digunakan untuk Mendapatkan Hiburan 6. Alasan Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Saat para responden ditanya alasan utama memilih radio tersebut, jawaban terbanyak mereka adalah musik sesuai dengan selera (130 responden atau ) dan keragaman jenis musik yang diputar (82 responden). Sekali lagi, di sini perencana program musik RRI bisa membandingkan musik-musik yang diputar RRI dan yang 295

317 diputar kedua stasiun radio itu. Dengan demikian, bila RRI Makassar ingin juga menduduki peringkat teratas untuk kategori hiburan, perencana program bisa membaca perbedaan itu dan mengambil langkah untuk menyesuaikan diri, karena alasan utamanya adalah selera musik dan keragaman musik, dua hal yang sangat bisa dicapai oleh RRI. Mengenai harapan responden dari sebuah stasiun radio, sebagian besar jawaban responden berupa informasi dan hiburan. Untuk informasi, perinciannya adalah informasi kesehatan, informasi yang akurat, aktual, dan menarik, informasi ekonomi-bisnis, dan informasi yang membangun semangat. Untuk hiburan, perinciannya adalah perbanyak lagu baru, lagu dangdut, lagu Barat. Selain itu, ada responden yang mengusulkan supaya penyiar perempuan diperbanyak, semakin banyak program kuis, dan kualitas sinyal ditingkatkan sehingga suara lebih jernih dan jangkauan lebih jauh. Grafik 6.28 Alasan Memilih Radio Favorit sebagai Sumber Hiburan 296

318 G. Kesimpulan dan Rekomendasi 1. Kesimpulan Dari keseluruhan paparan hasil penelitian khalayak pendengar di Kota Makassar, maka beberapa hal pokok bisa disimpulkan sebagai berikut. Pertama, responden di Kota Makassar masih menempatkan radio sebagai media yang terpenting di bawah televisi. Dengan kelebihan yang dimiliki radio, media penyiaran publik ini masih cukup banyak diakses oleh responden di Kota Makassar terutama pada jam aktifitas penuh dan menjalang istirahat malam. Fenomena ini menandakan bahwa RRI bisa berposisi sebagai media informasi yang dapat diakses dikala beraktivitas di satu sisi juga bisa berfungsi sebagai media hiburan penghantar istirahat malam. Kedua, kehadiran radio, baik sebagai fungsi informasi atau hiburan, tidak dapat dilepaskan dari kharakter sosiologis masyarakat Kota Makassar. Kohesi sosial masyarakat Kota Makassar yang dibangun di atas dasar ikatan-ikatan struktur kekeluargaan dan kekerabatan menjadikan proses-proses literasi dan pengalaman responden terhadap RRI terderivasi dari relasi kultural tersebut. Ketiga, mengenai kebutuhan informasi dan hiburan, dapat simpulkan bahwa untuk stasiun Pro 1 maupun Pro 2, jenis informasi yang paling dibutuhkan responden dari keduanya adalah pendidikan. Selanjutnya, di peringkat kedua dan ketiga untuk Pro 1 adalah kesehatan dan olah raga, sementara peringkat kedua dan ketiga untuk Pro 2 adalah olah raga dan hukum-kriminal. Dari sini, jelas bahwa informasi yang harus mendapatkan perhatian besar dari perencana program adalah informasi pendidikan, lalu olah raga dan kesehatan. Informasi pendidikan di sini bisa persoalan-persoalan pendidikan formal maupun informal. Oleh karena itu, sangat banyak topik sekaligus narasumber yang bisa diangkat. Selain itu, hal yang menggembirakan, sebagian besar responden menyatakan diri mereka telah puas terhadap program berita/informasi yang disiarkan Pro 1 maupun Pro 2 meskipun dengan persentase yang sangat tidak menyolok. Mengenai radio yang paling sering menjadi rujukan untuk mendapatkan informasi, sebagian besar responden juga menjawab RRI sehingga, setidaknya di mata responden, RRI Makassar telah berhasil menanamkan kesan dan pengaruh yang kuat sebagai sebuah radio yang bisa diandalkan untuk layanan informasi. 297

319 Keempat, mengenai kepuasan responden terhadap hiburan musik yang diputar oleh Pro 1, dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh responden menjawab biasa saja, lalu sedikit di bawah separuh menjawab puas. Untuk jenis musik yang paling ingin mereka dengarkan, sebagian besar memilih musik pop, dan sedikit di bawahnya adalah musik dangdut. Untuk kedua jenis musik ini, bila kita melihat temuan dari nomor lain, yang paling mereka sukai adalah lagu-lagu baru, sehingga RRI perlu selalu memperbarui koleksi lagu mereka. Untuk hiburan, selain musik, sebagian responden juga menghendaki penambahan program kuis. Mengenai kebutuhan hiburan, lebih dari separuh responden menyatakan bahwa telah puas terhadap musik yang diputar oleh Pro 2 dengan catatan untuk jenis musik yang paling ingin didengarkan, sebagian besar responden menyatakan musik pop sebagai pilihan mereka. Kemudian, seperti halnya untuk Pro 1, sebagian responden juga menginginkan program-program kuis, tampaknya hadiah dari kuis (dari sponsor atau pengiklan) menjadi daya tarik bagi mereka untuk terlibat dalam program-program seperti ini. Disamping itu, sebagian besar responden menyatakan bahwa alasan utama mereka mendengarkan Pro 2 adalah musik sehingga musik sebagai acara hiburan adalah daya pikat pendengar yang perlu senantiasa dijaga dan ditingkatkan kualitasnya. Kelima, untuk penilaian responden, kesimpulan yang bisa diambil bahwa untuk jenis acara yang paling disukai responden dari Pro 1, paling banyak adalah acara musik, lalu diikuti berita. Mereka memiliki beragam pendapat tentang apa yang menjadi keunggulan Pro 1, tapi sebagian besar menyatakan bahwa keunggulan RRI Pro 1 terletak pada program berita dan informasi. Di sisi lain, sebagian besar responden menyatakan kekurangan Pro 1 terletak pada variasi program acara, yang juga berarti bahwa menurut mereka perencana program acara Pro 1 perlu memperkaya jenis acara atau bagaimana sebuah acara ditampilkan. Kesan menonjol sebagian besar responden terhadap Pro 2 adalah tentang musik, karena alasan utama mereka mereka mendengarkan Pro 2 adalah musik, yang lalu diikuti program berita. Mengenai keunggulan Pro 2, sebagian besar responden menjawab program berita dan informasi (29 responden), hampir sama dengan musik (27 responden). Ini adalah dua kelompok yang dominan, setelah itu berada jauh di bawahnya, yakni variasi program acara, yang dipilih oleh 9 responden (11,54%). 298

320 Berdasarkan data ini, sangat jelas bahwa program berita dan informasi serta musik adalah unggulan utama Pro 2 Makassar. Terakhir, mengenai peta kompetisi, dapat disimpulkan bahwa RRI masih menjadi radio favorit di Kota Makassar bersanding dengan radio swasta lainnya. Di sini, RRI menempati peringkat ketiga. Ini adalah pencapaian yang membanggakan bagi RRI di tengah kemunculan radio swasta yang begitu banyak dengan program yang sedemikan beragam. Bila RRI (Pro 1 maupun Pro 2) ingin meningkatkan jumlah khalayaknya, perencana program bisa mempelajari program-program apa yang menjadi andalan Gamasi atau Venus, lalu mencoba menyesuaikannya ke dalam program RRI. Tentu saja ini bukan semata meniru, karena sifat RRI sebagai radio publik jelas berbeda dengan radio komersial. Hal yang bisa diambil dari program mereka, mungkin, antara lain ragam informasi yang mereka tampilkan dan cara penyajiannya (misalnya informasi kesehatan, yang ditampilkan dalam bentuk talk show interaktif dengan narasumber yang kompeten dan menarik, dsb). Setelah RRI, di peringkat ke-4 dan ke-5 adalah RRI Pro 1 dan RRI Pro 2, kemudian diikuti Radio Telstar, Prambors, dan I Radio. Di sisi lain, temuan lain yang tidak bisa dinafikkan bahwa identitas Pro 1 dan Pro 2 kurang menonjol di telinga responden karena sebagian besar justru hanya menjawab RRI, tanpa bisa membedakan Pro 1 atau Pro Rekomendasi Berdasarkan penilaian responden dalam riset ini, tentang program berita/informasi, RRI Makassar (Pro 1 maupun Pro 2) telah begitu dipercaya sebagai media untuk memperoleh informasi dan menempati posisi yang kuat di tengah khalayak. Meski demikian, ada beberapa hal pokok yang perlu mendapatkan catatan. Pertama, kiranya perlu ada penambahan waktu dan ragam untuk informasi pendidikan, kesehatan, dan olah raga. Ketiga jenis informasi ini dinilai responden perlu ditingkatkan secara kuantitas dan kualitas. Mengenai informasi kesehatan, beberapa peserta FGD juga memberikan penekanan dalam hal ini karena informasi kesehatan selalu dibutuhkan teritama oleh ibu-ibu dan anak-anak. Sumber yang dipakai penyiar untuk mewartakan informasi ini bisa berasal dari mana saja seperti buku dan majalah atau tabloid kesehatan yang semakin banyak ragamnya. Kesadaran masyarakat akan kesehatan dan tubuh semakin tinggi, demikian juga kebutuhan 299

321 mereka terhadap informasi yang aktual dan tepercaya tentangnya. Bila RRI Makassar menggarap serius ruang ini, RRI Makassar memiliki peluang besar untuk menonjol di bidang ini dan semakin dekat di benak masyarakat sebagai radio publik yang melayani kebutuhan publiknya. Kedua, untuk program hiburan/musik, perencana program musik RRI Makassar (Pro 1 maupun Pro 2) disarankan untuk selalu menambah koleksi lagu baru dan ragam lagu yang diputar sehingga tidak kalah dari radio Gamasi dan Venus dalam memberikan hiburan kepada pendengar. Selain itu, perencana program hiburan/musik bisa menambah program-program kuis berhadiah, karena acara jenis ini memiliki daya pikat yang besar. Ketiga, selain isi siaran di atas, RRI Makassar juga perlu meningkatkan kualitas pancaran siarannya sehingga pancarannya lebih jauh dan suara yang diterima pendengar lebih jernih dan bagus. Selain itu, penting bagi penyiar memberikan informasi tentang acara selanjutnya tidak mepet dengan waktu dimulainya acara tersebut. Biasanya, info untuk acara selanjutnya baru disampaikan penyiar 5 menit sebelumnya. Informasi seperti ini akan lebih bagus bila disampaikan, misalnya, setengah jam sebelumnya. Ini adalah sebuah praktik pemasaran terhadap khalayak sendiri. Sebagai contoh kasus, strategi penyampaian informasi semacam ini telah dilakukan oleh TV berlangganan, misalnya Indovision. Saat suatu acara berlangsung, di jeda iklan, ada info apa acara berikutnya (next) dan acara sesudah itu (later). Ini sangat berguna bagi khalayak dan suatu tindakan yang sangat positif dari sudut pandang pembuat program media, karena langkah ini memastikan lebih banyak khalayak yang akan mengonsumsi programnya.******* 300

322 BAB VII RRI KOTA MANADO A. Profil Kota Manado Kota Manado terletak di daerah yang oleh penduduk asli Minahasa disebut Wanua Wenang, yang telah ada sekitar abad XII. Wanua Wenang didirikan oleh Ruru Ares yang bergelar DotLolong Lasut. Nama Manado sendiri mulai digunakan untuk mengganti nama Wenang pada abad 17 atau tepatnya pada tahun Kata Manado berasal dari kata Manarou atau Manadou yang dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih di jauh dan menunjuk tempat sebagai bandar dan pelabuhan tukarmenukar barang, benteng loji, dan lain sebagainya. Menurut catatan sejarah, Manado sudah dikenal dan dikunjungi oleh orang asing pada abad 16. Namun, baru pada abad ke 17-lah, Kota Manado mulai tercatat dalam dokumen-dokumen negara. Oleh karena itu, pada tahun 1623 itulah, yang kemudian dianggap sebagai tahun kelahiran Kota Manado, dan diperingati setiap tanggal 14 Juli. Tanggal 14 diambil dari peristiwa penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Peristiwa Merah Putih, dan juga mulai tanggal itu pula nama Manado mulai disebut dalam surat-surat resmi. Sementara bulan Juli diambil karena pada bulan itulah Manado resmi sebagai Gemente 1. Letak dan Kondisi Geografis Kota Manado terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dan merupakan kota terbesar di belahan Sulawesi Utara sekaligus sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Utara. Secara geografis, terletak di antara 10 25' 88" ' 50" LU dan ' 00" ' 00" BT. Kota ini berhadapan langsung dengan laut Sulawesi. Meskipun Kota Manado berada di pinggir pantai dan sebagian merupakan hasil reklamasi, tapi daerahnya berbukit-bukit. Sebesar 92,15 % wilayah Kota Manado terletak pada ketinggian m di atas permukaan laut. 301

323 Secara keseluruhan, luas Kota Manado ha. Wilayah kepulauan meliputi pulau Bunaken, Pulau Manado Tua dan pulau Siladen. Secara Administratif, Kota Manado terbagi atas 9 wilayah kecamatan dan 87 kelurahan sebagai hasil pemekaran yang dilakukan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tanggal 27 September Tahun 2000 tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan di Kota Manado dan Peraturan Daerah Nomor 5 tanggal 27 September Tahun 2000 tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan. Di sebelah utara, Kota Manado berbatasan dengan Kabupaten Minahasa, di sebelah selatan berbatasan dengan Minahasa Selatan, di sebelah timur berbatasan dengan Minahasa Utara dan Minahasa, sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan laut Sulawesi. 2. Demografi Penduduk Total jumlah penduduk Kota Manado adalah jiwa yang terdiri dari 206,292 penduduk laki-laki dan 204,189 perempuan. Persentase terbesar penduduk berada pada usia produktif (15-30 tahun) (Statistik tahun 2011). Dengan luas 157,26 Km2 membuat tingkat kepadatan Kota Manado cukup tinggi, yakni mencapai jiwa/km2. Tikala menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk paling besar, yakni laki-laki dan perempuan atau sebesar jiwa). Angka statistik tahun 2010 mengatakan bahwa total angkatan kerja di Kota Manado sebanyak orang. Dari total angka itu, sebanyak 165,535 sudah bekerja dan sisanya sebanyak 26,744 mencari pekerjaan. Jumlah laki-laki bekerja jauh lebih tinggi (105,511 orang) dibandingkan dengan perempuan (26,744). Untuk pencari pekerjaan, jumlah laki laki sebesar 11,774. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pekerja perempuan (14,970) yang sedang mencari pekerjaan. 302

324 Tabel. 7.1 Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja Data Statistik Tahun 2010 Jenis Kegiatan Jenis Kelamin Laki Perempuan Total 1. Angkatan Kerja - Bekerja 105,511 60, ,535 - Mencari Pekerjaan 11,774 14,970 26, Bukan Angkatan Kerja - Sekolah 18,582 18,491 37,073 - Mengurus RT 4,214 52,722 56,936 - Lainnya 10,389 5,679 16,068 Jumlah 150, , ,356 Sebagian masyarakat bekerja di sektor perdagangan, rumah makan, dan akomodosi. Total jumlah pekerja yang berada di sektor ini sebesar 53,184 orang. Secara lengkap, komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan utama mereka bisa dilihat dalam tabel berikut. Tabel 7.2 Penduduk Angkatan Kerja Berdasarkan Pekerjaan Utama Data Statistik Tahun 2010 Jenis Pekerjaan Jenis Kelamin Laki Perempuan Total Pertanian 6, ,192 Pertambangan dan Penggalian Industri 5,708 4,075 9,783 Listrik, Gas dan Air ,187 Bangunan 15, ,497 Perdagangan, Rumah Makan dan Akomodasi 29,165 24,019 53,184 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 14,224 1,399 15,623 Keuangan, Real Estate, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,835 2,241 7,076 Jasa Kemasyarakatan, Sosial & Perorangan 28,476 26,321 54,797 Jumlah 105,511 60, ,

325 3. Kondisi Sosio-Ekonomi Khusus untuk data-data sosio ekonomi, Manado dalam Angka 2011 masih banyak menggunakan data-data tahun Ini tentu sangat kurang baik karena perubahanperubahan sosial masyarakat mestinya bisa ditangkap dengan cepat. Dengan demikian, para pengambil kebijakan menggunakan data yang terbaru. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), maka IPM Kota Manadio relatif bagus. IPM tersebut menggunakan empat indikator, yaitu Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran per kapita riil. Data tahun 2005 yang dipublikasikan BPS menyebutkan bahwa angka harapan hidup tertinggi yaitu 72 tahun. Angka ini merupakan yang paling tinggi di Sulawesi Utara. Rata-rata lama sekolah di Kota Manado juga yang paling tinggi, yakni 10,5 tahun. 1 Pada tahun 2008, menurut data yang dipublikasikan, IPM Manado merupakan yang tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara dan masuk nomor 13 IPM di seluruh Indonesia. Ini menunjukkan bahwa dari segi indeks pembangunan manusia, Manado relatif bagus dibandingkan dengan kota-kota lainnya baik di Sulawesi Utara maupun nasional. Dilihat dari angka kemiskinan di kota ini, data tahun 2011 menyatakan bahwa ada kurang lebih pendidik miskin di kota ini. Penduduk miskin tersebut tersebar di sembilan kecamatan, yakni Sario sebanyak 360 kk, Wanea kk, Malalayang kk, Wenang kk, Tikala kk, Mapanget kk, Singkil kk, Tuminting kk dan Bunaken kk 2. Tabel 7.3 Jumlah Pendidikan Kota Manado tahun 2001/ Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah TK 129 SD + MI 262 SLB 22 SLTP + MTs 80 SMU + MA 51 SMK Dinsos Manado, Laksanakan Kegiatan Bantuan Fakir Miskin dalam download tanggal 10 Mei Profil Kabupaten/Kota Manado, 304

326 Data di atas tidak mencantumkan institusi pendidikan tinggi. Salah satu universitas negeri paling besar di Kota Manado adalah Universitas Sam Ratulangi. Beberapa universitas atau lembaga pendidikan tinggi lainnya adalah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pioneer Manado, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sulawesi Utara, Sekolah Tinggi Ilmu Kesejahteraan Sosial Manado, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Manado, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika Dan Komputer Manado, dan juga Universitas Islam Negeri Manado. 4. Ekonomi dan Perdagangan Struktur perekonomian kota Manado pada tahun 2001 masih didominasi oleh (tiga) sektor dengan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB, yaitu sektor Jasajasa sebesar juta rupiah atau 29,22 persen, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar juta rupiah (22,74%), sektor Pengangkutan dan komunikasi sebesar juta rupiah (20,69%). Kemudian, diikuti oleh sektor Bangunan (11,12%), sektor Industri Pengolahan (6,59%), sektor Bank, Lembaga Keuangan dan Jasa Perusahaan (5,89%), sektor Pertanian (3,03%) dan sektor Listrik, Gas dan Air Minum (0,63%), sedangkan yang mempunyai kontribusi terkecil adalah sektor Penggalian, yaitu 0,09 persen 4. Keberadaan Pulau Bunaken telah menciptakan peluang usaha yang cukup besar di sektor pariwisata. Ini sekaligus menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah itu. Selain Bunaken, terdapat 21 objek wisata lainnya yang 15 diantaranya merupakan objek wisata buatan. Di Manado, ada 14 hotel berbintang yang terdiri dari 2 Hotel Bintang Lima, 5 Hotel Bintang Empat, 4 Hotel Bintang Tiga, 2 Hotel Bintang Dua, dan 1 Hotel Bintang Satu, sedangkan Hotel Nonbintang yang ada di kota Manado sebanyak 80 Hotel. Menurut data BPS Kota Manado, kegiatan hotel dan restoran pada tahun 2001 memberikan kontribusi masing-masing sebesar Rp 57 milyar dan Rp 47 milyar 5. Kedua sektor tersebut menjadi satu kesatuan dengan aktivitas ekonomi menghasilkan 4 ibid 5 Ibid 305

327 sekurangnya Rp 546 milyar. Aktivitas perdagangan yang dilakukan sekitar penduduk menghasilkan minimal Rp 441 milyar. Kegiatan jasa pemerintahan menghasilkan nilai sekitar Rp 529 milyar, sedangkan jasa swasta memberikan Rp 40 milyar. 5. Kondisi Media Komunikasi dan media menjadi satu aspek penting dalam mendorong kemajuan ekonomi. Ada ungkapan bahwa development of economy mempunyai kaitan erat dengan development of media. Seiring pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sumber daya manusia, media di kota ini juga tumbuh dengan baik. Menurut data Telkom, pada tahun 2006, banyaknya sambungan induk telepon pada tahun 2006 berjumlah Jumlah kantor telepon dan sentral telepon di Kota Manado yaitu sebanyak 12 unit kantor telepon dan 15 unit sentral telepon 6. Sementara itu, untuk media, pertumbuhan dan tingkat kompetisinya juga relatif bagus. Saat ini, terdapat 12 koran harian yang terbit di Manado dengan yang terbesar diantaranya adalah Manado Pos (Jawa Pos Grup), Tribun Manado (Kelompok Kompas), Komentar, dan juga Posko. Untuk televisi nasional, hampir semu televisi nasional ada di Kota Manado. Televisi lokal juga tumbuh dan bersiaran. Televisi nasional yang cukup kuat dalam pengertian menarik cukup minat masyarakat Manado adalah Pasific TV, Manado TV. Ada juga televisi jaringan, yakni M Channel yang merupakan jaringan Memora Grup. Sebagaimana halnya di kota-kota lain, radio tetap menjadi media yang paling dinamis. Tingkat kompetisi radio di Manado relatif cukup tinggi. Menurut data KPID setempat, saat ini, terdapat 62 radio swasta dan 23 radio komunitas. Diantara jumlah tersebut, terdapat terdapat radio jaringan Jakarta, yakni Sindo FM, Delta FM, dan Smart FM. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan media di Kota Manado cukup bagus sehingga masyarakat mempunyai lebih banyak pilihan akses media. Termasuk di dalamnya, jenis informasi dan hiburan

328 B. Profil Responden Dalam penelitian ini, profil responden akan dilihat dari jumlah total responden dengan jenis kelamin, usia, status dalam keluarga, pekerjaan, agama dan suku serta pengeluaran. 1. Jenis Kelamin Dalam penelitian ini, responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan responden perempuan meskipun perbedaannya tidak terlalu menyolok. Sebagaimana bisa dilihat dari grafik 7. 1, responden laki-laki sebanyak 172 (54,60%) dan responden perempuan sebanyak 139 (44,13%). peremp uan, 139, 44.13% Tidak Mengisi, 4, 1.27% laki-laki, 172, 54.60% Grafik 7.1 Jenis Kelamin Responden 2. Usia Kemudian, dilihat dari usia, responden dengan usia 15 s.d 23 tahun menempati jumlah tertinggi, yakni sebanyak 76 responden (24,13%) kemudian disusul dengan responden dengan kategori usia 33 s.d 44 tahun sebanyak 72 responden atau 22,86%. Berikutnya adalah responden dengan usia 65 atau 20,63%. Dengan melihat data ini, kita sebenarnya bisa menyimpulkan bahwa responden didominasi oleh anak-anak muda dan usia produktif. Hal ini bisa dibuktikan bahwa usia di atas 63 tahun hanya menempati 1,90% dan usia di bawahnya (53 s.d. 63 tahun) sebanyak 34 responden (10,79%). Sayangnya, terdapat 3 responden (0,95%) tidak mengisi item pertanyaan ini. 307

329 25.00% 20.00% 24.13% 20.63% 22.86% 18.73% 15.00% 10.79% 10.00% 5.00% 1.90% 0.00% 15 s.d. 23 tahun >23 s.d. 33 tahun >33 s.d. 43 tahun > 43 s.d. 53 tahun >53 s.d. 63 tahun > 63 tahun Grafik 7.2 Usia Responden Kemudian, jika dilihat secara spesifik dengan melakukan crosstab dapat dilihat bahwa responden untuk pendengar Pro 1 dan Pro 2, maka tampak bahwa responden untuk masing-masing pendengar Pro 1 dan Pr 2 sesuai dengan target pendengar. Untuk Pro 1, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel, pendengar Pro 1 didominasi oleh responden dengan usia 33 s.d. 43 tahun dan tahun. Sementara untuk pendengar Pro 2, sebagian besar responden didominasi oleh kalangan anak muda. Usia 15 s.d 23 tahun dan 23 s.d. 33 tahun menjadi responden yang paling banyak mendengarkan Pro

330 Tabel 7.4 Usia Responden Pendengar RRI Pro 1 dan Pro 2 Stasiun radio RRI yang paling sering didengarkan Usia Pro 1 (94,5 FM) Pro 2 (97,7 FM) Pro 3 (104,4 FM) Pro 4 (1188 AM) Responden Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 15 s.d. 23 tahun % % % % >23 s.d. 33 tahun % % % % >33 s.d. 43 tahun % % % % > 43 s.d. 53 tahun % % % % >53 s.d. 63 tahun % % % % > 63 tahun % % % % Total % % % % 3. Status dalam Keluarga dan Jumlah Anggota Keluarga Dilihat dari status responden dalam keluarga, sebanyak 108 responden atau 34,29% merupakan kepala rumah tangga, dan sebanyak 95 responden (30,16%) berstatus anak dan sebanyak 85 responden (26,98%) berstatus sebagai ibu. Hanya 2 responden (0,63%) yang berstatus sebagai orang lain. Ada sebanyak 1 responden (0,32%) tidak mengisi bagian ini (lihat tabel 7.4). 309

331 Tabel 7.5 Status Responden dalam Keluarga Status dalam keluarga Frekuensi Persentase Kepala rumah tangga % Ibu % Anak % Saudara % Orang lain % Tidak Mengisi % Total % Jumlah anggota di masing-masing keluarga juga bervariasi. Dari tabel 7.5, dapat dilihat bahwa persentase terbesar anggota keluarga adalah 4 orang, yakni sebanyal 113 responden (35,87%). Berikutnya adalah keluarga dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 3 orang, yakni sebanyak 74 responden (23,49%). Dari data ini, bisa dilihat sebagian besar keluarga responden merupakan keluarga kecil dengan rata-rata anggota keluarga sebanyak 3-4 orang (lihat tabel 7.5). Tabel 7.6 Jumlah Anggota Keluarga dalam Satu Rumah Jumlah Anggota keluarga dalam Satu Rumah (orang) Frekuensi Persentase % % % % % % % % % % Tidak mengisi % Total % 310

332 4. Pekerjaan Utama dan Sambilan Dilihat dari pekerjaan utama dan sambilan, responden dengan pekerjaan wiraswasta ternyata menempati posisi tertinggi, yakni sebanyak 69 responden (21,90%), disusul kemudian responden dengan pekerjaan mahasiswa/pelajar sebanyak 64 responden (20,32%). Berikutnya, responden dengan pekerjaan utama pegawai swatas, sebanyak 58 responden (18,41%), dan responden dengan status ibu rumah tangga sebanyak 41 responden (13.02%). Pekerjaan responden tentu mempunyai pengaruh terhadap muatan jenis informasi dan hiburan yang dibutuhkan responden. Selain itu, waktu yang digunakan untuk mendengarkan radio juga akan sangat dipengaruhi oleh pekerjaan responden. Responden dengan pekerjaan wiraswasta akan mempunyai kebutuhan dan waktu mendengarkan radio yang sangat berbeda dibandingkan mahasiswa/pelajar. Dengan demikian, program siaran radio bisa menyesuaikan secara proporsional terhadap persentase responden ini % 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 2.22% 4.76% 1.90% 21.90% 20.32% 18.41% 3.17% 13.02% 6.03% 7.30% 0.95% Grafik 7.3 Pekerjaan Utama Responden Kemudian, jika dilihat dari pekerjaan sambilan masing-masing responden ditemukan data bahwa ojek, dagang, tukang, dan buka warung menempati persentase yang cukup tinggi meskipun tidak signifikan. Responden dengan pekerjaan sambilan 311

333 sebagai tukang ojek merupakan yang terbesar, yakni 9 responden, sementara untuk pekerjaan tukang, buka warung, dan dagang masing-masing 4 responden dan 3 responden. Beberapa pekerjaan lainnya bisa dikategorikan sebagai wiraswasta seperti jualan kue, berjualan, membuka depot, penjual kue, pandai dan sebagainya. Dengan demikian, responden dengan pekerjaan wiraswasta sangatlah besar. Dalam kaitan ini, wiraswasta menempati persentase terbesar untuk pekerjaan utama dan sambilan. Trend yang menempatkan responden wiraswasta sebagai yang paling banyak dalam penelitian ternyata juga terjadi untuk pendengar RRI Pro 1, sedangkan Pro 2 didominasi oleh pendengar pelajar/mahasiswa. Seperti dapat dilihat dalam tabel, sebagian besar responden pendengar Pro1 adalah wiraswasta kemudian diikuti dengan pegawai swasta dan ibu rumah tangga. Untuk Pro 2, sebagian besar responden pendengar adalah mahasiswa/pelajar, diikuti kemudian pegawai swasta. Dari sini, tampak bahwa dari sisi pekerjaan, positioning Pro 2 sudah sangat baik karena sesuai dengan target masing-masing Programa. Temuan-temuan terhadap profil responden ini mesti disikapi, misalnya, dengan memfokuskan acara secara proporsional untuk masing-masing kategori pekerjaan. Dialog dan informasi, misalnya, lebih banyak mengambil tema bisnis dan wirausaha untuk Pro 1, sedangkan Pro 2 menempatkan minat anak muda dan dunia pendidikan. Dengan begitu, program acara akan lebih menarik minat khalayak. 312

334 Tabel 7.7 Responden Pendengar Pro 1 dan Pro 2 Stasiun radio RRI yang paling sering didengarkan Pro 1 (94,5 FM) Pro 2 (97,7 FM) Pro 3 (104,4 FM) Pro 4 (1188 AM) Pekerjaan Utama Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Guru/Dosen % % % % Pegawai PEMDA % % % % Pegawai BUMN/BUMD % % % % Pegawai swasta % % % % Wiraswasta % % % % Mahasiswa/Pelajar % % % % Pensiunan % % % % Ibu Rumah Tangga % % % % Tidak Bekerja % % % % Lainnya % % % % TOTAL % % % % 5. Pendidikan Terakhir Seperti di kota-kota lain, responden dengan tingkat pendidikan SLTA menempati persentase terbesar, disusul kemudian responden dengan tingkat pendidikan SLTP. Responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 201 atau 63,81%, sedangkan SLTP sebanyak 48 responden atau 15,24%, dan disusul kemudian responden dengan tingkat pendidikan D4/S1 sebanyak 26 atau 8,25%. 313

335 70.00% 63.81% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 5.40% 15.24% 5.08% 8.25% 1.59% 0.63% 0.00% Grafik 7.4 Pendidikan Terakhir Dilihat dari profil pendidikan responden di atas, bisa dikatakan bahwa rata-rata pendidikan responden di Kota Manado relatif sangat baik. Hal ini ditunjukkan bukan hanya bahwa persentase tertingginya adalah responden dengan pendidikan SLTA, tapi juga responden dengan pendidikan tinggi cukup besar. Dengan rata-rata pendidikan yang relatif cukup baik, mestinya tidaklah begitu sulit untuk membuat program acara informasi yang mudah dimengerti oleh khalayak. Dengan pendidikan yang bagus, kemampuan mereka dalam memahami pesan-pesan komunikasi juga relatif bagus. Kemudian, jika data di atas coba di-crosstabbkan untuk melihat siapa sebenarnya yang menjadi pendengar RRI baik Pro 1 maupun Pro 2, maka ditemukan data sebagai berikut. Sebagian besar responden pendengar Pro 1 berpendidikan SLTA. Sebanyak 97 responden (62,60%) yang mendengarkan Po 1 berpendidikan SLTA, kemudian diikuti oleh responden berpendidikan SLTP sebanyak 27 (17,40%) dan S1 sebanyak 15 responden (9,70%). Komposisi responden untuk pendengar Pro 2 ternyata tidak jauh berbeda. Untuk Pro 2, sebagian besar responden yang mendengarkan Pro 2 ternyata juga berpendidikan SLTA, kemudian diikuti oleh SLTP dan S1. 314

336 Tabel 7.8 Profil Pendidikan Responden Pendengar RRI Pendidikan Terakhir Stasiun radio RRI yang paling sering didengarkan Pro 1 (94,5 FM) Pro 2 (97,7 FM) Pro 3 (104,4 FM) Pro 4 (1188 AM) Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase SD % % % % SLTP % % % % SLTA % % % % D1/D2/D % % % % D4/S % % % % S2?S % % % % TOTAL % % % % 6. Agama dan Suku Bangsa Agama mayoritas di Kota Manado adalah Kristen. Hal ini ternyata juga tercermin dalam agama-agama yang dianut oleh responden. Sebanyak 226 atau 71,75% responden menganut agama Kristen, disusul kemudian agama Islam sebesar 64 atau 20,32%. Sisanya, beragama Budha, Katolik, dan Konghucu. Sayangnya, terdapat 7 responden (2,22%) yang tidak mengisi bagian ini. Tabel 7.9 Agama Responden Agama responden Frekuensi Persen Kristen % Islam % Katolik % Tidak Mengisi % Budha % Konghucu % Lainnya % Total % Berdasarkan data profil responden di atas, RRI bisa membuat program acara berbasis agama secara proporsional. Agama Kristen, oleh karena dianut oleh paling 315

337 banyak responden, dapat diberikan proporsi siaran agama yang lebih besar dibandingkan dengan agama lain. Demikian seterusnya. Kemudian, dilihat dari suku bangsa, dari 315 respoden yang disurvei, ada enam suku bangsa yang relatif cukup besar, yakni Sanger (105, 33,33%), Sanger (34,10,78%), Gorontalo (29, 9,21%), Sangihe (27, 8.57%), Bantik (8, 2,54%), dan Jawa (7, 2,22%). Secara lengkap, persentase masing-masing suku bangsa bisa dilihat dari grafik % 33.33% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 10.79% 9.21% 8.57% 5.00% 2.54% 2.22% 1.59% 1.27% 0.63% 0.63% 0.00% Grafik 7.5 Suku Bangsa Responden 7. Pengeluaran/Uang Saku Dari total 315 responden, ada sebanyak 190 responden yang berkeluarga dan 37 responden lajang dan sebanyak 59 responden pelajar/mahasiswa. Dari masing-masing kategori responden tersebut, tingkat pengeluaran masing-masingnya adalah sebagai berikut. Bagi responden yang berkeluarga, rata-rata pengeluaran responden antara 1 juta 1,5 juta menempati posisi tertinggi, yakni sebanyak 43 responden atau 22,63 %, disusul kemudian responden dengan pengeluaran rata-rata per bulan antara 1,5 juta-2 juta rupiah 316

338 dan 500 ribu-1 juta masing-masing sebanyak 34 responden (17,89%). Dilihat dari data ini, dapat dikatakan bahwa rata-rata responden berada dalam kategori menengah ke bawah. Tabel 7.10 Pengeluaran Responden yang Sudah Berkeluarga Perkiraan pengeluaran rumah tangga Frekuensi Persentase perbulan (jika berkeluarga) >Rp ,00 - Rp , % > Rp ,00 - Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp % ,00 <= Rp , % > Rp , % Total % Untuk responden lajang, rata-rata pengeluaran tertinggi adalah responden dengan pengeluaran antara >Rp ,00 - Rp ,00 menempati persentase tertinggi, disusul kemudian > Rp ,00 - Rp ,00 sebesar 10 responden (27,03%). Tabel 7.11 Perkiraan Pengeluaran Pribadi Lajang Perkiraan pengeluaran pribadi per bulan (jika lajang bekerja) Frekuensi Persentase <= Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp , % Total % Berikutnya adalah responden dengan status pelajar/mahasiswa. Untuk responden dengan kategori ini, ditanyakan rata-rata uang saku mereka per bulan. Dari tabel 7.9, bisa dilihat bahwa responden dengan uang saku antara >Rp ,00 - Rp ,00 menempati persentase tertinggi, yakni 18 responden (30.51%), diikuti responden dengan 317

339 pengeluaran > Rp ,00 - Rp ,00, yakni sebanyak 11 responden (18.64%). Berdasarkan data ini dapat dilihat bahwa rata-rata uang saku pelajar/mahasiswa relatif cukup besar. Menariknya, rata-rata pengeluaran lajang tidak berbeda jauh dengan ratarata uang saku anak sekolah baik pelajar maupun mahasiswa. Tabel 7.12 Jumlah Uang Saku Per Bulan Jumlah Uang Saku Per Bulan (jika mahasiswa/pelajar) Frekuensi Persentase <=Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % >Rp ,00 - Rp , % > Rp ,00 - Rp , % >Rp , % Total % C. Kebiasaan Bermedia Kebiasaan-kebiasaan media responden akan ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah perkembangan media terutama media baru (new media), ketersediaan media, dan juga waktu kerja. Perubahan itu mempengaruhi jenis media dan informasi yang dikonsumsi. Selain juga, mempengaruhi bagaimana konsumsi media dilakukan. Seseorang dengan mobilitas tinggi, misalnya, akan cenderung mengkonsumsi media selama atau dalam perjalanan dengan perangkat mobile. Dalam penelitian ini, kebiasaan bermedia secara umum akan dilihat dalam dua hal, yakni jenis-jenis media yang paling sering diakses dan tujuan-tujan menggunakan media. 1. Peringkat Jenis Media yang Digunakan Ada suatu kecenderungan umum bahwa seseorang tidak mengkonsumsi hanya satu jenis media saja. Sebaliknya, mereka akan menggunakan dua atau lebih media. Seseorang yang membaca koran, ia juga menonuton televisi, mengakses internet, dan juga mendengarkan radio. Hal ini terjadi karena banyaknya pilihan media untuk 318

340 mendapatkan sumber informasi dan hiburan. Dalam penelitian ini, akan dilihat mediamedia apa yang sering digunakan responden untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Dari 315 responden yang disurvei dalam penelitian, sebagian besar responden ternyata menempatkan televisi sebagai media yang paling sering digunakan kemudian disusul oleh radio. Televisi juga ditempatkan sebagai media favorit kedua. Internet berada di urutan berikutnya. Menariknya, persentase responden yang memilih internet di peringkat pertama lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memilih koran. Ini berarti bahwa media baru memang telah mulai banyak diminati masyarakat. Dari keseluruhan responden yang disurvei, sebanyak 160 responden atau 50.79% menempatkannya di urutan pertama, disusul kemudian radio yang ditempatkan oleh sebanyak 90 (28.57%) dan internet sebanyak 32 responden (10.16%). Televisi juga menjadi media paling favorit kedua, yakni dipilih oleh 107 (33.97%) dan radio sebanyak 92 orang (29.21%). Menarik di sini bahwa meskipun televisi tetap menjadi media favorit kedua, dan mempunyai persentase yang cukp tinggi, tapi responden yang menempatkan sebagai media favorit kedua lebih tinggi dibandingkan dengan pertama. Ini menunjukkan bahwa radio sebenarnya masih mempunyai banyak pendengar dan relatif menjadi media alternatif disamping televisi (lihat grafik 7.6). 319

341 % 1.90% 0.00% 16.51% 1.27% 1.59% 2.22% 4.13% 0.00% 10.48% 15.24% 2.54% 5.40% 6.35% 0.63% 4.76% 14.92% 10.48% 6.98% 5.40% 1.27% 6.03% 8.89% 0.63% 0.63% 10.16% 0.00% 0.63% 8.89% 25.08% 22.54% 29.21% 33.97% 23.81% 28.57% 50.79% Internet Radio TV Tabloid Majalah Koran 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% Grafik 7.6 Peringkat Media yang Paling Sering Digunakan 2. Tujuan Menggunakan Media Menurut teori uses and gratifications, motif orang menggunakan media karena mempunyai tujuan-tujuan dan gratifikasi yang hendak dipuaskan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, dilacak juga motif-motif atau tujuan responden menggunakan media. Menariknya, dari 315 responden yang disurvei dalam penelitian ini, bagian terbesar responden mengakses media karena ingin mendapatkan informasi. Mengakses media dengan tujuan mendapatkan informasi dipilih oleh 183 responden (58.10%), berikutnya mencari hiburan yang dipilih oleh 98 (31.11%). Temuan ini menunjukkan bahwa sisi fungsional media sebagai sumber informasi jauh lebih besar dibandingkan dengan sisi-sisi 320

342 hiburan meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa acapkali terjadi orang mengakses media karena informasi dan hiburan dalam waktu bersamaan % 58.10% 50.00% 40.00% 31.11% 30.00% 20.00% 10.00% 9.21% 1.59% 0.00% mendapatkan informasi mencari hiburan sekadar pengisi waktu luang Tidak mengisi D. Kebiasaan Mendengarkan Radio Grafik 7.7 Tujuan Responden Mengakses Media Setelah mengetahui media-media yang paling sering digunakan dan tujuan-tujuan mereka menggunakan media tersebut, berikutnya adalah melihat kebiasaan mereka mendengarkan radio. Berbeda dibandingkan melihat kebiasaan media secara umum yang hanya dilihat dari jenis media yang paling sering digunakan dan tujuan mereka mengakses media, dalam melihat kebiasaan mendengarkan radio akan dilihat lebih detil. Ada enam hal yang akan dilihat menyangkut kebiasaan responden mendengarkan radio, yakni rata-rata per hari mendengarkan radio, waktu paling sering mendengarkan radio, tempat, jenis program, aktivitas ketika mendengarkan radio, dan perangkat yang digunakan. 1. Rata-Rata Perhari Mendengarkan Radio Dilihat dari waktu mendengarkan radio, rata-rata mendengarkan radio adalah diantara 1-3 jam ternyata menempati persentase tertinggi, disusul kemudian responden dengan rata-rata mendengarkan radio kurang dari satu jam. Dari 315 responden, sebanyak 142 responden (45.08%) mendengarkan radio antara 1-3 jam, dan sebanyak

343 (39.68%) mendengarkan radio kurang dari satu jam per hari (lihat grafik 7.8). Hanya sebanyak 13 responden (4,13%) yang mendengarkan di atas lima jam. Dari data ini, bisa disimpulkan bahwa rata-rata mendengarkan radio sebenarnya relatif tidak lama. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola radio untuk membuat program yang menarik sehingga didengarkan oleh khalayak % 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 39.68% kurang 1 jam 45.08% 9.52% 4.13% 1-3 jam 3-5 jam di atas 5 jam 1.59% Tidak mengisi Grafik 7.8 Rata-Rata Mendengarkan Radio 2. Waktu Paling Sering Mendengarkan Radio Dilihat dari waktu yang paling sering digunakan responden mendengarkan radio, waktu pagi ( ) ternyata menjadi waktu yang paling sering digunakan untuk mendengarkan radio. Pukul menjadi waktu yang paling sering digunakan berikutnya di urutan kedua. Dari total 315 responden yang disurvei dalam penelitian ini, sebanyak 65 responden (20,63%) mendengarkan radio diantara pukul , berikutnya diantara pukul yang dipilih oleh 61 responden (19,37%). Dilihat dari grafik 7.9, dapat dilihat bahwa waktu-waktu favorit sebenarnya berada dalam tiga bagian waktu favorit, yakni pagi, sore, dan malam. Siang hari tetap ada responden yang mendengarkan, tapi dengan persentase yang lebih kecil. Ada beberapa alasan mengapa waktu-waktu ini yang menjadi waktu favorit. Pertama, disesuaikan dengan waktu kerja. Sebagaimana terungkap dalam FGD, beberapa peserta FGD 322

344 mengemukakan bahwa mereka mendengarkan radio ketika pulang kerja atau sore hari. Selain sore, pagi sebelum berangkat atau selama berangkat kerja mereka juga mendengarkan radio. Akibatnya, waktu pagi dan sore menjadi waktu paling sering digunakan oleh responden. Implikasi atas waktu-waktu favorit responden mendengarkan radio ini tentu pada perencanaan program. Pada waktu-waktu itu, mestinya, bisa dirancang suatu program yang bagus. Dengan kata lain, program-program unggulan seyogianya ditempatkan dalam waktu-waktu tersebut. Program unggulan itu bisa dirancang dengan menempatkan presenter yang bagus, dan dengan jenis program yang disesuaikan kebutuhan pendengar. Di luar itu, perlu juga diperhatikan suasana yang berbeda di masing-masing situasi atau waktu % 20.00% 20.63% 17.78% 19.37% 15.00% 10.16% 11.75% 13.65% 10.00% 5.40% 5.00% 0.63% 0.63% 0.00% Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Tidak mengisi Grafik 7.9 Waktu yang Paling Sering Digunakan Mendengarkan Radio 323

345 3. Tempat Paling Sering Digunakan Selain waktu, penelitian ini juga melacak tempat-tempat yang biasa digunakan mendengarkan radio. Dalam perencanaan program siaran radio, tempat menjadi penting karena menentukan format programnya. Sebagai misalnya, jika ditemukan bahwa sebagian besar responden mendengarkan radio melalui radio streaming maka pengelola radio harus merespon hal itu. Demikian juga, jika ditemukan bahwa sebagian besar responden mendengarkan radio melalui radio mobil, informasi lalu lintas kemudian menjadi penting. Dalam penelitian ini, mendengarkan radio dirumah ternyata menempati persentase tertinggi, disusul kemudian responden yang mendengarkan di kendaraan. Dari 315 responden, sebanyak 255 responden (80.95%) mendengarkan radio di rumah, dan sebanyak 30 responden (9.52%) mendengarkan di kendaraan. Menariknya, ada sebanyak 22 responden (6,98%) yang mendengarkan radio di tempat kerja. Dengan melihat data ini, bisa disimpulkan bahwa responden di Manado masih belum mengalami pergeseran signifikan dalam hal tempat mendengarkan radio. Meskipun mendengarkan radio di kendaraan relatif cukup besar, tapi pendengar di rumah masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tempat-tempat lain % 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 9.52% 80.95% 6.98% 1.59% 0.32% 0.63% Grafik 7.10 Tempat Paling Sering Digunakan Mendengarkan Radio 324

346 4. Jenis Program yang Paling Sering Didengarkan Dilihat dari jenis program yang didengarkan oleh responden, program musik dan informasi menjadi yang paling diminati oleh responden. Dari 315 responden, sebanyak 150 responden (47,62%), disusul kemudian 154 responden (48,89%). Jenis-jenis program lainnya hanya didengarkan oleh sedikit responden. Dengan melihat data ini, bisa disimpulkan bahwa program musik dan berita/informasi tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, tantangan terbesarnya bagi pengelola radio adalah bagaimana mengkombinasikan antara kebutuhan-kebutuhan pendengar akan siaran informasi dan musik dalam waktu bersamaan % 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 47.62% 48.89% musik berita/program informasi 2.86% lainnya 0.63% Tidak mengisi Grafik 7.11 Jenis Program Paling Sering Didengarkan 5. Aktivitas Ketika Mendengarkan Radio Radio merupakan medium yang tidak perlu mensyarakatkan situasi khusus untuk mendengarkannya. Radio mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dibandingkan dengan medium seperti televisi dan koran. Orang bisa mendengarkan radio sambil melakukan aktivitas lainnya, tapi tidak demikian halnya dengan orang membaca koran atau menonton televisi. Sebagai misal, orang bisa mendengarkan berita sambil mengendarai mobil, tapi demikian halnya ketika mereka membaca koran. 325

347 Argumentasi ini tampaknya sesuai dengan temuan penelitian ini. Meskipun jumlah responden yang menyatakan hanya mendengarkan radio menempati persentase terbesar, yakni sebanyak 178 responden (56,51%), tapi responden yang mendengarkan radio sambil mengerjakan aktivitas lain juga cukup besar. Dalam penelitian ini, sebanyak 135 responden (42,86%) mendengarkan radio sambil mengerjakan aktivitas lainnya, dan sebanyak 2 responden (0,63%) tidak mengisi item pertanyaan ini. 6. Perangkat yang Paling Sering Digunakan Perkembangan teknologi komunikasi mau tidak mau mempengaruhi cara orang mengkonsumsi media, termasuk dalam hal mengkonsumsi radio. Pada tahun 1970-an, hanya sedikit orang yang mendengarkan radio di mobil, tapi sekarang ini mendengarkan radio bahkan bisa melalui internet (radio streaming). Radio transistor tetap menjadi pilihan terbesar responden sebagai alat mendengarkan siaran radio, tapi responden yang mendengarkan melalui radio mobil dan handphone. Dari 315 responden, sebanyak 201 responden (63,81%) mendengarkan radio dengan menggunakan radio transistor, disusul kemudian responden yang mendengarkan radio melalui mobilphone/hp, yakni sebanyak 77 responden (24,44%). Menariknya, radio streaming sudah mulai banyak digunakan responden untuk mendengarkan radio. Ada sebanyak 8 responden (2,54%) mendengarkan radio melalui streaming. Apa yang bisa disimpulkan dari data ini bahwa media baru ternyata mempunya implikasi yang tidak sedikit terhadap bagaimana orang mendengarkan radio. Dalam penelitian ini, handphone dan radio streaming sudah mulai banyak digunakan mendengarkan radio. HP bahkan berada di urutan kedua. Di sini, ada pola yang berbeda dalam mendengarkan radio. Implikasi lebih jauh terhadap pilihan informasi dan hiburan tentu memerlukan studi lebih lanjut. Dengan kata lain, apakah perbedaan perangkat menentukan jenis isi program siaran memerkukan penelitian yang lebih hati-hati. Namun setidaknya, dilihat dari tingginya responden yang mendengarkan radio melalui handphone dan radio, mobilitas responden jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ketika responden mendengarkan radio dengan menggunakan radio transistor. 326

348 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 24.44% 63.81% 8.25% 2.54% 0.32% 0.63% 7. Gaya Penyiar Paling Disukai Grafik 7.12 Perangkat yang Digunakan Mendengarkan Radio Penelitian ini juga berusaha mengeksplorasi gaya-gaya penyiar yang disukai responden. Hal ini penting dilakukan karena penyiar sangat menentukan keberadaan sebuah stasiun radio. Dalam penelitian ini, ada 7 gaya penyiar yang ditanyakan, yakni suaranya bagus, ekspresif, interogatif, lugas/tegas, berwibawa, humoris, dan gaul atau trendi. Dari ketujuh gaya penyiar tersebut, sebagian besar responden ternyata menyukai gaya penyiara yang humoris, disusul kemudian penyiaran dengan suara bagus sebanyak 72 responden atau % dan gaya penyiara lugas/tegas dan berwibawa. Dari 315 responden, sebanyak 80 responden (25,397%) mengemukakan bahwa gaya responden yang mereka sukai adalah humoris, kemudian suara bagus dipilih oleh lugas/tegas dan berwibawa yang masing-masing dipilih 48 responden (15,238%). Gaya penyiar interegotif ternyata menjadi yang paling tidak diminati oleh responden, yakni dipilih oleh 10 responden (3,175%). Ini mengindikasikan bahwa sebenarnya responden tidak begitu suka jika mereka mendapatkan pertanyaan-pertanyaan interogatif, sebaliknya responden jauh lebih menyenangi penyiar yang menghibur. 327

349 Tabel 7.13 Gaya Penyiar yang Disukai Responden Gaya penyiar yang paling disukai Frekuensi Persentase Suaranya bagus % Ekspresif % Interogatif % Lugas/tegas % Berwibawa % Humoris % Gaul/trendi % Tidak mengisi % Total % E. Evaluasi RRI Pro 1 dan Pro 2 Salah satu tujuan penelitian ini adalah mengetahui penilaian responden terhadap RRI Pro 1 dan Pro 2 selain juga mengetahui kebiasaan mereka mendengarkan Pro 1 dan Pro2. Dari penilaian terhadap Pro 1 dan Pro 2 serta identifikasi atas kebiasaan mereka dalam mendengarkan kedua programa ini, diharapkan akan bisa dirumuskan rekomendasi bagi perbaikan RRI yang akan datang. Namun, sebelum responden dimintai penilaiannya terhadap Pro 1 dan Pro 2, terlebih dahulu disisir terlebih dahulu berapa sebenarnya persentase pendengar RRI Pro 1 dan Pro 2. Dari 315 responden yang disurvei dalam penelitian ini, ada sebanyak 296 responden (94,0%) yang mendengarkan radio dan hanya sebanyak 19 responden (6,0%) yang tidak pernah mendengarkan RRI. Kemudian, dari angka tersebut, ada sebanyak 156 responden (52,70%) dan sebanyak 98 responden (33,11%) yang mendengarkan Pro 2. Pro 4 menjadi program siaran yang paling kurang diminati responden, hanya dipilih oleh 11 responden (3,72%). Pada masa datang, sepertinya, perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk melihat pendengar Pro 3 dan Pro 4. Mengapa, misalnya, pendengar kedua Programa ini relatif kecil dibandingkan dengan dua programa lainnya (lihat grafik 7.13). 328

350 60.00% 52.70% 50.00% 40.00% 33.11% 30.00% 20.00% 10.00% 10.47% 3.72% 0.00% Pro 1 (94,40 FM) Pro 2 (96,8 FM) Pro 3 (93,1 FM) Pro 4 (92,9 FM) Grafik 7.13 Pendengar Programa RRI 1. RRI Pro 1 Seperti telah ditunjukkan pada grafik 7.13, pendengar Pro 1 merupakan yang terbesar. Selanjutnya, diantara pendengar Pro 1 tersebut, ditanyakan kebiasaan mereka mendengarkan Pro 1 dan penilaian mereka terhadap Pro 1. a. Alasan Utama Mendengarkan Pro 1 Mengenai alasan responden mendengarkan musik, dari keseluruhan responden yang mendengarkan Pro 1, persentase tertinggi karena alasan mendengarkan musik. Di urutan kedua dan ketiga karena alasan mendengarkan Program berita dan informasi. Dari 156 responden yang mendengarkan Pro 1, sebanyak 54 responden (34,62%) mendengarkan Pro 1 karena alasan mendengarkan musik dan sebanyak 40 responden (25,64%) karena alasan mendengarkan program informasi dan berimpit di bawahnya adalah responden yang mendengarkan program berita, yakni sebanyak 39 responden (25,00%). Ada satu hal yang harus diperhatikan dalam konteks ini bahwa kejernihan suara atau kualitas suara menjadi yang paling rendah tujuan responden mendengarkan RRI. Dengan kata lain, kualitas suara menjadi alasan yang paling rendah responden mendengarkan Pro

351 Temuan ini konsisten dengan temuan survei sebelumnya ketika membahas kebutuhan dan motif responden dalam mengakses media. Pada bagian sebelumnya, tujuan utama mendengarkan radio bertujuan untuk mencari informasi dan mendengarkan musik. Dengan begitu, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, tantangan terbesar RRI adalah bagaimana mengkombinasikan program acara musik dan informasi % 35.00% 30.00% 25.00% 25.64% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 3.85% 8.97% 0.64% 0.00% Grafik 7.14 Alasan Responden Mendengarkan Pro 1 b. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 1 Dilihat dari waktu yang digunakan responden untuk mendengarkan Pro 1, temuan penelitian pada bagian ini juga konsisten dimana waktu yang paling banyak digunakan adalah pagi dan malam hari. Meskipun demikian, sedikit berbeda dengan waktu responden kebanyakan dalam mendengarkan radio, khusus untuk responden yang mendengarkan Pro 1, responden yang mendengarkan Pro 1 siang hari relatif cukup banyak. Sebagaimana dapat dilihat dalam grafik 7.15, waktu pagi Pukul dan Pukul menjadi yang paling banyak digunakan untuk mendengarkan Pro 1. Waktu tengah malam hingga pagi (pukul ) menjadi waktu yang paling tidak 330

352 digunakan responden untuk mendengarkan Pro 1. Selain itu, yang perlu diperhatikan bahwa meskipun waktu malam tetap digunakan responden untuk mendengarkan Pro 1, tapi persentasenya lebih kecil dibandingkan responden yang mendengarkan waktu siang hari. Hanya diantara Pukul , hanya sedikit responden (3,21%) yang mendengarkan Pro % 19.23% 19.87% 18.00% 16.00% 14.74% 15.38% 14.10% 14.00% 12.18% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 3.21% 2.00% 0.64% 0.00% Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Grafik 7.15 Waktu yang Digunakan untuk Mendengarkan Pro 1 c. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 1 Dilihat dari jenis musik yang paling ingin didengarkan responden, sebagian besar responden ternyata memilih musik pop sebagai jenis musik yang paling ingin didengarkan, disusul kemudian musik etnik dan musik klasik. Dari sebanyak 156 responden yang mendengarkan Pro 1, sebanyak 102 responden (65,38%) yang menyatakan bahwa musik pop menjadi jenis musik yang paling ingin mereka dengarkan. Musik klasik dipilih oleh 14 responden (8.97%) dan sebanyak 11 responden (7.05%) memilih musik klasik sebagai jenis musik yang paling ingin mereka dengarkan. Musik dangdut 331

353 menjadi jenis musik yang paling rendah peminatnya karena hanya dipilih oleh 2 respoden atau 1.28% (lihat grafik 7.16) % 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 65.38% 8.97% 7.05% 5.77% 3.85% 1.92% 1.92% 1.92% 1.92% 1.28% Grafik Musik yang Paling Ingin Didengarkan Responden di Pro 1 Dengan melihat temuan di atas, pengelola Pro 1 mestinya bisa membuat program acara musik secara proporsional. Dalam arti, musik pop barangkali menempati persentase yang paling banya, diikuti dengan jenis-jenis musik lainnya disesuaikan dengan jumlah persentasenya. Dengan begitu, musik yang diputar Pro 1 akan lebih memenuhi kebutuhan atau harapan pendengar. Meskipun demikian, ada satu hal yang perlu diperhatikan bahwa musik pop itu sendiri mempunyai beragam jenis/genre. Untuk itu, perlu kiranya dilakukan penelitian yang lebih serius mengenai jenis-jenis musik pop yang diinginkan responden. Misalnya, apakah responden lebih menyukai musik pop-nya Wali, Agnes Monica ataukah lainnya. Penelitian yang lebih tajam mengenai jenis-jenis musik pop ini akan lebih membantu Pro 1 untuk menemukan format musik pop yang paling ideal yang memenuhi harapan responden. 332

354 d. Acara yang Paling Disukai Seperti halnya temuan pada motif-motif dan kebutuhan responden mendengarkan radio, program musik dan informasi tetap menempati persentase tertinggi sebagai jenis-jenis program yang ingin didengarkan oleh responden. Oleh karena itu, sebagaimana telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, tantangan Pro 1 adalah bagaimana menciptakan program musik dan informasi yang menarik bagi responden. Seperti bisa dilihat pada tabel 7.11, acara musik menjadi yang paling disukai. Sebanyak 61 responden (39,10%) memilih program musik sebagai yang paling ingin didengarkan diikuti dengan program berita sebanyak 57 responden (36,54%) dan berita informasi 35 responden (22,44%) ingin mendengarkan program informasi. Meskipun demikian, perlu diberi catatan untuk memberikan perhatian secara hati-hati perbedaan program informasi dan berita. Tabel 7.14 Jenis Acara yang Paling Disukai di Pro 1 Jenis acara yang paling disukai di Pro 1 Frekuensi Persentase Musik % Berita % Informasi % Lainnya % Tidak Mengisi % Total % e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Jika dilihat dari jenis-jenis informasi yang dibutuhkan oleh responden pendengar Pro 1, maka ditemukan bahwa jenis informasi ekonomi-bisnis ternyata menjadi jenis informasi yang paling dibutuhkan disamping informasi lainnya. Di urutan kedua, informasi pendidikan dan kemudian informasi hukum dan kriminal. Sosial kebudayaan juga cukup diminati. Seperti dapat dilihat dalam tabel 7.12, ekonomi dan bisnis dipilih oleh 43 responden (27,56%) disusul kemudian informasi pendidikan yang dipilih oleh 20 responden (12,82%). Hukum dan kriminal dpilih oleh 18 responden (11,54%) dan informasi sosial-kebudayaan dipilih oleh 17 responden (10,90%). 333

355 Data di atas menunjukkan jenis-jenis kebutuhan informasi responden. Oleh karena itu, penting bagi Pro 1 untuk membuat desain program informasi/berita yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan responden. Dalam kaitan ini, proporsi berita harus disesuaikan dengan persentase kebutuhan responden. Dengan kata lain, persentase untuk program berita/informasi ekonomi bisnis harus lebih banyak dibandingkan dengan program lainnya, misalnya, kesehatan. Agar menarik, Pro 1 bisa mengembangkan berbagai format program siaran. Tabel Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Di Pro 1 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan di Pro1 Frekuensi Persentase Ekonomi dan bisnis % Pendidikan % Hukum dan kriminal % Sosial-kebudayaan % Olahraga % Kesehatan % Selebriti/public figure % Lainnya % Keagamaan % Tidak Mengisi % Total % f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro 1 Setelah mengetahui kebiasaan-kebiasaan responden dalam mendengarkan radio, termasuk kebutuhan-kebutuhan responden, penelitian ini juga melihat bagaimana penilaian responden terhadap Pro 1. Ada empat hal penting yang akan dinilai responden kaitannya dengan Pro 1, yakni tingkat kepuasan responden atas siaran musik, tingkat kepuasan responden atas program berita/informasi, penyiar, dan kualitas suara. Selain keempat hal di atas, akan dilihat pula pendapat responden mengenai keunggulan dan kekurangan Pro

356 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Untuk mengetahui tingkat kepuasan responden atas program siaran musik Pro 1, penelitian ini menggunakan skala Likert. Seperti dapat dilihat pada grafik 7. 17, sebagian besar responden menyatakan puas dengan musik yang disiarkan oleh Pro 1. Ada sebanyak 87 responden (55,77%) yang menyatakan puas, dan sebanyak 17 responden (10,90%) yang menyatakan sangat puas, dan hanya 8 responden (5,13%) yang menyatakan kurag memuaskan. Meskipun demikian, jumlah responden yang menyatakan biasa saja bisa dikatakan tinggi. Dari total 156 respoden yang mendengarkan Pro 1, sebanyak 40 responden (25,64%) yang menyatakan biasa. Ini berarti bahwa sebenarnya program musik yang disiarkan Pro 1 belum bisa dikatakan luar biasa. Oleh karena itu, penelitian atas jenis-jenis musik (terutama musik pop) perlu dilakukan % 55.77% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 10.90% 25.64% 5.13% 2.56% 0.00% Grafik 7.17 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Musik Pro 1 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Temuan atas tingkat kepuasan responden terhadap program berita/informasi tidak berbeda jauh dengan tingkat kepuasan terhadap program musik. Responden yang menjawab puas terhadap program berita mencapai yang tertinggi, yakni 91 responden (58,33%) dan yang menyatakan biasa saja sebanyak 37 responden (23,72%). Responden yang menyatakan sangat puas sebesar 14 responden (8,97%) lebih rendah dibandingkan 335

357 dengan responden yang menyatakan sangat puas untuk program musik. Data ini tentu sangat bagus karena responden yang menyatakan puas menduduki persentase tertinggi, tapi angka itu masih di bawah angka 60% sebagai angka cukup. Oleh karenanya, perlu ada peningkatan program berita dan informasi seperti halnya pada musik. Ini bisa dilakukan salah satunya dengan membuat program berita/informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan berita/informasi pendengar. Seperti telah dipaparkan sebelumnya, informasi ekonomi-bisnis menduduki persentase tertinggi sehingga Pro 1 perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian atas hal ini, diikuti kemudian informasi pendidikan % 58.33% 50.00% 40.00% 30.00% 23.72% 20.00% 10.00% 8.97% 5.13% 1.28% 0.00% sangat puas puas biasa saja kurang memuaskan sangat kurang memuaskan Grafik 7.18 Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi 3) Kesan terhadap Penyiar Dibandingkan dengan penyiar televisi, posisi penyiar radio mempunyai posisi yang jauh lebih menentukan. Ini karena penyiar bisa membangun ikatan-ikatan emosional dengan pendengar sehingga mampu membangun loyalitas pendengar. Untuk itu, selain mengevaluasi program musik, berita dan informasi, penelitian ini juga melihat respon atau penilaian responden terhadap penyiar Pro 1. Ada lima indikator penilaian untuk penyiar yang digunakan dalam penelitian ini, yakni menyenangkan, kuno, berwawasan 336

358 dan cerdas, da membosankan. Dari keempat indikator tersebut, ditemukan data sebagai berikut. Sebanyak 106 responden (67,95%) menyatakan bahwa penyiar Pro 1 menyenangkan. Ini persentase tertinggi. Dengan demikian, dalam penilaian responden, sebagian besar menyatakan bahwa penyiar Pro 1 cukup menyenangkan. Namun sayangnya, di urutan kedua, menurut penilaian responden bahwa penyiar Pro 1 kuno. Meskipun persepsi mengenai kuno ini bisa bermacam-macam, tapi penelitian ini setidaknya memberikan suatu gambaran bagaimana penyiar Pro 1 dipersepsi oleh responden. Tabel 7.13 menunjukkan kesan responden terhadap penyiar Pro 1. Tabel 7.16 Kesan Responden Terhadap Penyiar Pro 1 Kesan terhadap penyiar saat mendengarkan RRI Pro 1 Frekuensi Persentase Menyenangkan % Kuno % Berwawasan dan cerdas % Membosankan % Tidak Mengisi % Lainnya % Total % Dengan melihat data-data di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Pro 1, yakni bagaimana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penyiar. Di luar itu, perlu juga diperhatikan kesan membosankan. Di sisi lain, persoalan penyiar juga muncul sebagai akibat kurangnya kemampuan komunikasi manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh salah seorang peserta FGD, Seringnya, penyampaiannya kurang enak didengar..di Manado, memang sering terjadi ketika marah di rumah maka marah itu dibawa ke tempat kerja, tapi ada baiknya jika penyiar bekerja secara profesional. Kutipan FGD ini sedikit memberikan gambaran bagaimana peserta FGD memberikan penilaian terhadap penyiar. Peserta lainnya mengemukakan bahwa ketika seorang penyiar menolak permintaan lagu pendengar, cara menolaknya kurang bagus. 337

359 4) Kualitas Suara Pada bagian alasan mendengarkan Pro 1, kualitas suara tidak menjadi alasan terbesar responden mendengarkan Pro 1. Namun, ketika responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap kualitas suara Pro 1, ternyata sebagian besar responden memberikan penilaian bagus. Dari 156 responden yang mendengarkan Pro 1, sebanyak 97 responden (62,18%) memberikan penilaian bagus terhadap kualitas suara Pro 1, dan sebanyak 15 responden (9,62%) menyatakan sangat bagus. Meskipun demikian, terdapat 34 responden (21,79%) yang menyatakan biasa saja, dan hanya sebesar 5 responden (3,21%) yang menyatakan buruk. Anomali ini bisa dijelaskan dalam dua hal. Pertama, meskipun sebagian besar responden menyatakan kualitas suara Pro 1 bagus, tapi persentase yang mengatakan biasa saja juga relatif tinggi. Kedua, meskipun responden banyak memberikan penilaian bagus, tapi penilaian ini dilepaskan dari aspek-aspek lain. Akibatnya, responden banyak yang memberikan penilaian bagus. Namun, ketika kualitas suara ini disandingkan dengan variabel lain cenderung menjadi yang kurang diminati. Dengan demikian, tetap bisa dilihat bahwa dibandingkan dengan variabel penilaian lain seperti lagu dan informasi, kualitas suara tetap berada di bawah variabel-variabel tersebut. Tabel 7.17 Penilaian Responden terhadap Kualitas Suara Pro 1 Kualitas suara/kejernihan RRI Pro1 Frekuensi Persentase Buruk % Biasa saja % Bagus % Sangat bagus % Tidak Mengisi % Total % 5) Keunggulan RRI Pro 1 Setelah mengetahui penilaian responden terhadap program musik, berita dan informasi, penyiar, dan kualitas suara, berikutnya adalah bagaimana responden menilai 338

360 keunggulan dan kekurangan Pro 1. Dari grafik 7. 19, dapat dilihat bahwa menurut responden program berita/informasi merupakan keunggulan terbesar Pro 1 Manado. Berikutnya, program musik. Jadual acara yang jelas ternyata menjadi yang paling tidak diunggulkan karena persentasenya terkecil. Dari 156 responden di Kota Manado yang mendengarkan Pro 1, sebanyak 82 respoden (52,56%) yang memilih keunggulan Pro 1 Manado dalam bidang program berita dan informasi. Di urutan kedua, responden memilih musik sebagai keunggulan Pro 1. Namun, persentasenya jauh di bawah program berita dan informasi. Menariknya, jadwal acara yang jelas justru menjadi yang paling tidak diunggulkan. Hanya 4 responden (2,56%) yang memilih jadwal acara yang jelas sebagai keunggulan Pro 1 Manado. Di sini, tampaknya, perlu dilakukan ekplorasi lebih jauh mengapa kejelasan jadwal acara justru menjadi sesuatu yang kurang diunggulkan dibandingkan lainnya. Meskipun begitu, temuan ini menarika karena sebagai lembaga penyiaran publik, keunggulannya terletak pada informasi dan bukan hiburan. Kondisi ini tentunya perlu dipertahankan di masa yang akan datang % 52.56% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 16.67% 5.13% 2.56% 9.62% 8.33% 0.64% 4.49% 0.00% Grafik 7.19 Keunggulan Pro 1 339

361 6) Kekurangan Pro 1 Selain keunggulan, untuk melakukan crosscheck, penelitian ini juga melihat kekurangan Pro 1. Untuk kekurangan Pro 1, temuan penelitian ini konsisten jika dibandingkan dengan temuan terhadap keunggulan Pro 1. Dari 156 responden yang mendengarkan Pro 1, sebanyak 51 responden (32,69%) menempatkan variasi program sebagai kekurangan paling besar Pro 1. Di bagian keunggulan, variasi program juga sedikit dipilih responden. Setelah itu, jadwal acara yang jelas menjadi kekurangan Pro 1 berikutnya yang dipilih oleh 30 responden (19,23%) yang menyatakan bahwa kejelasan jadwal acara sebagai kekuarangan. Di bagian keunggulan, kejelasan jadwal menjadi yang paling tidak diunggulkan. Menariknya, meskipun penyiar ditempatkan sebagai keunggulan di urutan kedua, tapi di kekurangan ia menempati urutan ketiga. Ini terjadi karena meskipun penyiar keunggulan kedua Pro 1 Manado, tapi persentasenya sangat kecil, yakni sekitar 16%. Dengan demikian, pekerjaan rumah Pro 1 Manado yang harus segera diselesaikan adalah bagaimana memperbaiki kekurangan-kekurangan ini, yakni memperbaiki kualitas penyiar, jadwal acara, dan variasi acara % 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 32.69% Variasi program acara 19.23% 16.03% 11.54% Jadwal acara yang jelas Penyiar Kualitas suara 7.69% 6.41% 5.13% 1.28% Program berita dan informasi Tidak mengisi Musik lainnya Grafik 7.20 Kekurangan Pro 1 340

362 2. RRI Pro 2 Pendengar RRI Pro 2 Manado berada di urutan kedua, yakni sebanyak 98 responden (33,11%). Kemudian, dari total jumlah pendengar tersebut, seperti halnya Pro 1, responden ditanya mengenai kebutuhan, kebiasaan, dan penilaian mereka atas Pro 2. a. Pengetahuan Responden Atas Slogan Pro 2 Sejak awal 2011, RRI Pro 2 mengubah slogannya. Saat ini, slogan yang digunakan adalah Sura Kreativitas Anak Muda. Untuk itu, penelitian ini juga melihat sejauh mana slogan tersebut telah dipahami dengan baik oleh responden. Dari sebanyak 98 responden yang mendengarkan Pro 2, sebanyak 59 respoden (60,20%) tidak mengetahui slogan tersebut, dan hanya 37 responden (37,76%) yang mengetahui slogan tersebut. Dengan demikian, Pro 2 perlu lebih mengkomunikasikan slogan ini melalui berbagai cara, terutama melalui penyiar. Dalam hal ini, penyiar harus lebih sering menyebutkan slogan Pro 2 sehingga pendengar akan lebih mempunyai pengetahuan dan bahkan hafal slogan tersebut % 60.20% 60.00% 40.00% 20.00% 37.76% 2.04% 0.00% tahu tidak tahu tidak mengisi Grafik 7.21 Pengetahuan Responden terhadap Slogan Pro 2 b. Alasan Utama Mendengarkan Pro 2 Responden mempunyai banyak alasan untuk r radio, termasuk dalam hal ini alasan mendengarkan Pro 2. Dari berbagai alasan responden mendengarkan Pro 2, mendengarkan musik menjadi alasan paling besar. Dari 98 atau 33, 11% responden yang mendengarkan Pro 2, sebanyak 52 (53,06%) mendengarkan Pro 2 karena alasan musik. 341

363 Berikutnya karena program informasi (18, 18,37%) dan karena program berita dipilih oleh 13 responden (13,27%). Untuk Pro 2, penyiar menjadi alasan paling rendah diantara alasan lain. Dari keseluruhan pendengar Pro 2, penyiar ternyata hanya dipilih oleh 4 responden (4,08%). Ini menunjukkan bahwa performance penyiar masih jauh dari harapan responden. Oleh karenanya, penting bagi Pro 2 Manado untuk meningkatkan performance penyiar % 53.06% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 18.37% 13.27% 10.20% 4.08% 1.02% 0.00% Musik Program informasi Program berita Kualitas suara/jernih Penyiar tidak mengisi Grafik 7.22 Alasan Responden Mendengarkan Pro 2 c. Waktu Paling Sering Mendengarkan Pro 2 Untuk waktu yang paling sering digunakan mendengarkan Pro 2, dari keseluruhan responden yang mendengarkan Pro 2, waktu paling banyak digunakan mendengarkan adalah waktu sore hingga malam (pukul ). Sebanyak 29 responden (29,59%) mendengarkan Pro 2 pada waktu sore hingga malam. Berikutnya adalah pukul yang dipilih oleh 17 responden (17,35%). Berbeda dengan Pro 1, waktu pagi ternyata justru yang paling sedikit dipilih, yakni hanya oleh 8 responden (8,16%). 342

364 Dibandingkan dengan data yang ditemukan pada Pro 1, ada perbedaan waktuwaktu yang berbeda. Untuk Pro 2, waktu favorit-nya adalah sore hingga malam hari, sedangkan Pro 1 justru waktu pagi. Sebaliknya, waktu pagi justru tidak difavoritkan % 29.59% 25.00% 20.00% 17.35% 16.33% 15.31% 15.00% 10.00% 8.16% 7.14% 6.12% 5.00% 0.00% Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Grafik 7.23 Waktu Favorit Mendengarkan Pro 2 d. Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 Jenis musik pop menjadi musik yang paling ingin didengarkan oleh di Pro 2 Manado, diikuti kemudian musik rock dan klasik. Dari 98 responden yang mendengarkan Pro 2 di Manado, sebanyak 69 responden (70,41%) menjadikan musik pop sebagai musik yang paling ingin didengarkan di Pro 2. Angka ini jauh di atas jenis musik lain yang persentasenya di bawah angka 10%. Oleh karena itu, penting bagi Pro 2 Manado untuk mennyiarkan musik pop yang bagus yang disesuaikan dengan kebutuhan responden. Hanya saja, perlu disadari bahwa musik pop sebagai sebuah salah satu genre musik mempunyai subgenre yang banyak sekali. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai sub-subgenre musik pop ini sehingga musik pop yang diputar di Pro 2 akan benar-benar menyentuh kebutuhan dan keinginan pendengar. Musik lain karena persentasenya kecil maka tetap perlu disediakan. 343

365 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 3.06% 7.14% 4.08% 70.41% 4.08% 6.12% 1.02% 3.06% 1.02% Grafik 7.24 Jenis Musik Paling Ingin Didengarkan di Pro 2 e. Jenis Informasi Paling Dibutuhkan Pro 2 memang diorientasikan untuk pendengar muda. Orientasi ini tercermin dalam kebutuhan-kebutuhan informasi. Dari keseluruhan responden yang mendengarkan Pro 2, informasi olah raga menjadi yang paling dibutuhkan, diikuti kemudian dengan pendidikan dan kesehatan. Dari 98 responden, sebanyak 31 responden (31,63%) memilih olah raga sebagai jenis informasi yang paling dibutuhkan di Pro 2, kemudian diikuti dengan pendidikan yang dipilih oleh 21 responden (21,43%). Kesehatan yang berada di urutan ketiga sebagai informasi yang paling dibutuhkan dipilih oleh 16 responden (16,33%). Sosial-budaya menjadi jenis informasi yang paling tidak diminati oleh responden dan hanya dipilih oleh 2 responden (2,04%). 344

366 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 31.63% 21.43% 16.33% 10.20% 6.12% 6.12% 4.08% 2.04% 1.02% 1.02% Grafik 7.25 Jenis Informasi Paling Dibutuhkan di Pro 2 f. Penilaian Responden terhadap RRI Pro 2 Setelah mengetahui kebiasaan-kebiasaan responden dalam mendengarkan radio, termasuk kebutuhan-kebutuhan responden, seperti halnya Pro 1, penelitian ini juga melihat bagaimana penilaian responden terhadap Pro 2. Ada empat hal penting yang akan dinilai responden kaitannya dengan Pro 2, yakni tingkat kepuasan responden atas siaran musik, tingkat kepuasan responden atas program berita/informasi, penyiar, dan kualitas suara. Selain keempat hal di atas, akan dilihat pula pendapat responden mengenai keunggulan dan kekurangan Pro 1. 1) Tingkat Kepuasan Responden Atas Siaran Musik Bagi radio, program siaran musik sangatlah penting. Banyak orang mendengarkan radio karena alasan musik. Demikian juga dengan Pro 2, sebagian besar responden mendengarkan Pro 2 karena alasan musik. Untuk program musik, temuan ini relatif konsisten dibandingkan dengan temuan sebelumnya, alasan mendengarkan Pro 2. Total responden yang memilih puas relatif tinggi, yakni sebanyak 61 responden (62,24%) meskipun yang mengatakan biasa saja juga relatif tinggi, yakni 31 responden (31,63%). 345

367 Namun, hanya ada 1 responden (1,02%) yang menyatakan kurang memuaskan (lihat grafik 7.25) % 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 4.08% 62.24% 31.63% sangat puas puas biasa saja kurang memuaskan 1.02% 1.02% Tidak mengisi Grafik 7.26 Tingkat Kepuasan Responden terhadap Program Musik Pro 2 2) Tingkat Kepuasan Responden Atas Program Berita/Informasi Untuk program berita/informasi, temuan penelitian ini tidak jauh berbeda dibandingkan dengan program musik. Tingkat kepuasan responden atas program berita/informasi Pro 2 relatif bagus. Ada sebanyak 60 responden (61,22%) yang menyatakan puas terhadap program berita/informasi Pro 2. Meskipun demikian, jumlah responden yang menyatakan kurang memuaskan lebih tinggi, yakni 3 responden (3,06%) % 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% 4.08% 61.22% 31.63% 3.06% sangat puas puas biasa saja kurang memuaskan Grafik 7.27 Tingkat Kepuasan terhadap Program Berita/Informasi 346

368 3) Kesan terhadap Penyiar Seperti Pro 1, selain mengevaluasi program musik, berita dan informasi, penelitian ini juga melihat respon atau penilaian responden terhadap penyiar Pro 1. Ada lima indikator penilaian untuk penyiar yang digunakan dalam penelitian ini, yakni menyenangkan, kuno, berwawasan dan cerdas, dan membosankan. Dari 98 responden yang mendengarkan Pro 2, sebanyak 69 responden (70,41%) menyatakan bahwa penyiar Pro 2 Manado menyenangkan. Di urutan kedua, adalah responden yang menyatakan bahwa penyiar Pro 2 berwawasan dan cerdas. Ada sebanyak 23 responden (23,47%) yang menyatakan bahwa penyiar Pro 2 berwawasan dan cerdas. Hanya sebanyak 1 responden (1,02%) yang menyatakan bahwa penyiar Pro 2 kuno. Tabel Kesan Responden terhadap Penyiar Pro 2 Kesan terhadap Penyiar RRI Pro 2 Frekuensi Persentase Menyenangkan % Berwawasan dan cerdas % Membosankan % Kuno % Lainnya % Tidak mengisi % Total % 4) Kualitas Suara Kualitas suara Pro 2, menurut penilaian responden, dinilai bagus. Dari 98 responden yang mendengarkan Pro 2, sebanyak 67 responden (68,37%) menyatakan bahwa kualitas suara Pro 2 bagus, dan sebanyak 11 responden (11,22%) menyatakan sangat bagus. Persentase ini jauh lebih bagus dibandingkan dengan Pro 1 meskipun dengan jumlah pendengar yang lebih sedikit. 347

369 68.37% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 19.39% 11.22% 1.02% Buruk Biasa saja Bagus Sangat bagus 5) Keunggulan RRI Pro 2 Grafik Kualitas Suara Pro 2 Diantara keunggulan Pro 2, program musik ternyata menjadi yang paling diunggulkan diantara pilihan lainnya. Dari 98 responden, sebanyak 40 responden (40,82%) menyatakan bahwa program musik menjadi yang paling diunggulkan oleh responden, berikutnya program berita dan informasi yang dipilih oleh 30 responden (30,61%). Kualitas suara dan jadwal acara menjadi yang paling tidak diunggulkan menurut responden. Dari keseluruhan responden pendengar Pro 2, hanya 2 responden (2,04%) memilih jadwal acara yang jelas sebagai keunggulan Pro 2 dan kualitas suara yang dipilih oleh 3 responden (3,06%). Kurangnya kualitas suara sebagai yang paling diunggulkan untuk Pro 2 juga ditemukan dalam FGD. Audri Mungkar, misalnya, mengatakan sebagai berikut. Untuk Pro 2, di tempat saya sudah bagus, tetapi ada baiknya untuk frekuensinya lebih diperjelas. Memang, pada umumnya, saat orang memutar radio maka yang dicari yang suaranya jernih. Begitupun saya, karena saya dapat Pro 2 dengan suara jernis, jelas dan besar suaranya maka saya putar dan sering saya dengar. Apa yang dikemukakan Audri di atas merefleksikan salah satu alasan penting orang mendengarkan radio, yakni pada kualitas suara. Meskipun ia mengatakan di tempatnya bagus, tapi saran yang dikemukakannya sebenarnya bisa dibaca sebagai sebuah 348

370 keraguan. Barangkali, pernah ditemukan juga dimana kualitas suara Pro 2 kurang bagus di tempat lain % 34.69% 30.00% 25.00% 20.00% 19.39% 19.39% 15.00% 11.22% 10.00% 5.00% 6.12% 4.08% 3.06% 2.04% 0.00% Variasi program acara Program berita dan informasi Kualitas suara Penyiar Musik Jadwal acara yang jelas lainnya Tidak mengisi 6) Kekurangan Pro 2 Grafik Keunggulan Pro 2 Temuan untuk kekurangan Pro 2 konsisten dengan keunggulan Pro 2, dalam pengertian bahwa program acara yang diunggulkan responden tidak dipilih responden sebagai kekurangan. Meskipun demikian, program berita dan informasi juga menjadi kelemahan Pro 2. Anomali data ini bisa dijelaskan bahwa ada kecenderungan orang berfikir radio dalam dua kutub, yakni berita/informasi atau musik. Oleh karena itu, ketika program berita/informasi dibandingkan dengan musik maka pilihannya hanya satu. Dalam penelitian ini, program musik jauh lebih memuaskan dibandingkan dengan program berita/informasi. Dilihat dari kekurangannya, ternyata variasi program acara menjadi kekurangan Pro 2 yang paling menyolok. Ada sebanak 34 responden (34,69%) yang menyatakan bahwa kekurangan Pro 2 adalah pada variasi program acara. Sebaliknya, program musik dipilih yang paling sedikit oleh responden (3,06%) sebagai kekurangan Pro

371 35.00% 34.69% 30.00% 25.00% 20.00% 19.39% 19.39% 15.00% 11.22% 10.00% 5.00% 6.12% 4.08% 3.06% 2.04% 0.00% Variasi program acara Program berita dan informasi Kualitas suara Penyiar Musik Jadwal acara yang jelas lainnya Tidak mengisi Grafik 7.30 Kekurangan Pro 1 F. Peta Kompetisi Radio Sebenarnya, tidaklah fair untuk membandingkan RRI sebagai lembaga penyiaran publik dengan lembaga penyiaran swasta karena keduanya membawa misi yang berbeda. Lembaga penyiaran publik seperti RRI tidak hanya sekedar memberikan hiburan kepada masyarakat, tapi yang lebih penting bahwa program-program berita, hiburan dan informasi yang disiarkannya harus memberi pencerahan kepada masyarakat serta melayani kelompok-kelompok masyarakat yang beragam, bahkan kalangan minoritas. Oleh karena itu, kadang kala, sebuah program siaran hanya didengarkan sedikit orang karena memang ditujukan untuk khalayak spesifik. Di sisi lain, lembaga penyiaran swasta lebih mengedepankan usaha-usaha untuk mengejar keuntungan meskipun mereka bisa juga menyiarkan program-program yang mencerminkan layanan publik. Meskipun demikian, mencari keuntungan adalah motif utamanya. Oleh karena itu, memberikan hiburan akan lebih kuat dibandingkan memberikan program informasi yang mencerahkan sehingga akan jauh lebih diminati oleh khalayak. Meskipun demikian, 350

372 memetakan persaingan semacam ini tetaplah penting bukan demi menunjukkan siapa yang paling difavoritkan dan tidak demi kepentingan iklan, tapi yang lebih penting apakah RRI-dalam hal ini Pro 1 dan Pro2-masih relatif menarik bagi khalayak. Kedua, yang tidak kalah pentingnya bahwa masing-masing radio mempunyai gaya yang berbeda sehingga kecenderungan atas masing-masing gaya bisa diidentifikasi meskipun untuk yang kedua ini harus dilakukan penelitian lebih lanjut. 1. Radio Terfavorit Untuk melihat melihat radio-radio favorit di Kota Manado, diajukan pertanyaan kepada responden untuk mengisi 3 radio yang paling sering didengarkan. Namun, demi memperluas spektrum radio-radio yang masuk dalam urutan 10 besar di Kota Manado maka data hanya ditampilkan 10 radio yang oleh responden ditempatkan di urutan pertama. Data dimana responden menempatkannya di urutan kedua dan ketiga tidak ditampilkan dalam laporan ini. Meskipun demikian, dari data ini, mestinya bisa dilihat radio-radio mana saja yang sering menjadi rujukan responden atau radio yang paling sering didengarkan oleh responden. Tabel 7.19 Radio Terfavorit No Nama Radio Radio Ravorit di Peringkat 1 1 RRI 72 2 Memora 47 3 RRI Pro Sumber kasih 28 5 KD FM 27 6 RRI Pro Smart 15 8 RAL 11 9 Delta 8 10 Sindo 7 Dari tabel 7.16 di atas, tampak bahwa RRI berada di urutan pertama sebagai radio paling ditempatkan di urutan pertama sebagai radio yang paling sering didengarkan oleh 351

373 responden di Kota Manado. Ada sebanyak 72 responden yang menempatkan RRI sebagai radio paling difavoritkan. Sementara itu, RRI Pro 1 berada di urutan ketiga sebagai radio yang paling difavoritkan di urutan pertama. Di sini, mungkin sedikit ada kebingungan karena RRI muncul dua kali. Dalam hal ini, perlu disadari bahwa selama Orde Baru brand yang kuat adalah RRI. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika responden menuliskan RRI sebagai yang paling difavoritkan, sedangkan beberapa responden sudah mulai mengenal dengan baik Pro 1 sehingga yang dituliskan tidak RRI, tapi langsung Pro 1. Kemudian, di urutan keenam, ada Pro 2 yang dipilih oleh 17 responden sebagai radio yang paling difavoritkan di urutan pertama. Temuan ini menunjukkan bahwa RRI baik Pro 1 maupun Pro 2 masih relatif digemari oleh pendengar meskipun tidak bisa dinafikkan suatu fakta bahwa hampir pertanyaan sebelumnnya tentang Pro 1 dan Pro 2. Meskipun demikian, mereka tetap tidak bisa mengingat dengan baik Pro 1 dan Pro 2 yang dibuktikan dengan penulisan RRI sebagai radio paling difavoritkan. Di luar itu, di kota lain di luar Manado, radio yang paling difavoritkan ternyata bukan RRI. 2. Alasan Memilih Radio Favorit Pertanyaan berikutnya adalah apa yang membuat kesepuluh radio di atas menjadi radio yang difavoritkan di urutan pertama. Berdasarkan grafik 7.30, bisa dilihat bahwa radio-radio tersebut menjadi yang paling difavoritkan di urutan pertama karena alasan musik, informasi, dan penyiar. Dari 315 responden, sebanyak 112 responden atau 35,56% menyatakan bahwa mereka memilih radio tersebut karena alasan musik, informasi, dan hiburan. Berada di urutan kedua adalah musik yang dipilih oleh 100 responden (31,75%) dan penyiar yang dipilih oleh 5 responden (1,59%). Apa yang bisa dipelajari dari data ini bahwa radio tidak pernah bisa dilepaskan dari musik dan informasi. Musik tetap menjadi alasan utama seorang responden mendengarkan radio kemudian diikuti oleh informasi. Oleh karena itu, jika radio mampu menggabungkan keduanya ditambah dengan daya tarik penyiar, maka ia akan menjadi radio yang paling difavoritkan responden. Dengan melihat data ini, dalam konteks RRI, sudah relatif baik dalam usahanya menggabungkan ketiganya sehingga menjadi radio yang paling difavoritkan di urutan pertama. 352

374 40.00% 35.00% 31.75% 35.56% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 19.37% 10.48% 10.00% 5.00% 1.59% 1.27% 0.00% musik informasi penyiar gabungan antara ketiganya lainnya Tidak Mengisi Grafik 7.31 Alasan Sebuah Radio Ditempatkan Diurutan Pertama yang Paling Difavoritkan 3. Radio Favorit Sumber Rujukan Informasi Setelah mengetahui radio yang paling difavoritkan di urutan pertama, penelitian khalayak ini juga melihat secara khusus radio-radio yang difavoritkan untuk mendapatkan informasi. Berdasarkan tabel 7.20, tampak bahwa RRI Manado sangat dominan sebagai radio sumber rujukan informasi. Setidaknya, dari empat Programa yang ada, tiga diantaranya masuk 10 besar, yakni Pro 2, Pro 1, dan Pro 2. Meskipun demikian, sekali lagi, bahwa RRI-bukan Pro 1 dan Pro 1-yang menempati urutan pertama. Di sini, tampak bahwa brand yang kuat justru RRI-nya dibandingkan Programanya. Dengan demikian, perlu ada strategi promosi atau branding baru agar Programa lebih dikenali atau lebih kuat dibandingkan dengan RRI itu sendiri. Namun, terlepas dari brand RRI yang relatif lebih kuat dibandingkan dengan Pro 1 ataupun Pro 2, RRI mempunyai program yang relatif bagus untuk informasi dibandingkan dengan radio swasta lainnya. Keunggulan ini tentu harus terus dipertahankan mengingat RRI telah berada dalam track yang benar sebagai lembaga penyiaran publik. 353

375 Tabel 7.20 Radio Paling Difavoritkan untuk Mendapatkan Informasi No Radio Paling Difavoritkan untuk Mendapatkan Informasi Frekuensi Persentase 1 RRI % 2 RRI Pro % 3 RRI Pro % 4 Smart % 5 Sumber Kasih % 6 Delta % 7 Sindo % 8 Memora % 9 Mitra Kawanua % 10 RRI Pro % 4. Alasan Radio Favorit sebagai Rujukan Informasi Ada beberapa alasan mengapa responden menjadikan radio di atas sebagai sumber rujukan informasi paling utama. Dari tabel 7.21, dapat dilihat bahwa aktualitas berita menjadi alasan responden memilih radio-radio tersebut sebagai sumber informasi. Sebanyak 113 responden (35,87%) menyatakan bahwa mereka memilih radio di atas sebagai sumber informasi karena aktualitas berita, diikuti kemudian cakupan berita dan tema berita. Sebanyak 52 responden (16,51%) memilih cakupan berita yang luas sebagai alasan mendengarkan radio sebagai rujukan informasi, berimpit dengan 51 responden (16,19%) karena alasan tema beritanya sesuai dengan harapan. Sayangnya, terdapat 41 responden (13,02%) yang tidak mengisi pertanyaan ini sehingga relatif mengganggu validitas statistik. Temuan riset ini menunjukkan bahwa bagi responden, aktualitas merupakan hal terpenting karena, sebagaimana bisa dilihat dalam tabel, persentasenya jauh di atas kriteria lainnya. Oleh karena itu, seyogianya, aktualitas menjadi prioritas utama redaksi dalam mengelola program berita, baru kemudian diikuti yang lainnya. 354

376 Tabel 7.21 Alasan Utama Responden Memilih Radio sebagai Sumber Informasi Alasan utama memilih stasiun radio Sebagai Sumber Informasi Frekuensi Persentase Berita aktual/hangat % Cakupan berita luas % Pilihan tema berita sesuai harapan % Tidak Mengisi % Berita tidak berpihak % Narasumber orang-orang terpercaya % Berita mendalam % lainnya % Total % 5. Radio Favorit Sumber Rujukan Hiburan Temuan yang menempatkan RRI sebagai sumber rujukan informasi paling utama seperti konsisten dengan temuan berikut dimana RRI baik Pro 1 dan Pro 2 sebagai rujukan utama sumber hiburan berada di bawah radio-radio swasta. Dari keseluruhan responden yang mengisi pertanyaan ini, sebanyak 64 responden (20,32%) memilih radio Memora sebagai rujukan utama hiburan diikuti kemudian radio KD yang dipilih sebanyak 46 (14,60%) dan radio Sumber Kasih yang dipilih 30 responden (9,52%). RRI dan RRI Pro 1 dan RRI Pro 2 berada di urutan kelima, keenam, dan ketujuh (lihat tabel 7.19). Meskipun RRI Pro 1 dan Pro 2 Manado tidak menempati urutan pertama sebagai rujukan hiburan, tapi peringkat ini relatif bagus jika dilihat posisi RRI sebagai lembaga penyiaran publik. Sebagai lembaga penyiaran publik, RRI harus lebih mengkonsentrasikan diri sebagai media pendidikan dan sumber informasi dan bukannya lembaga penyiaran yang menonjolkan hiburan demi meraih iklan sebanyak-banyaknya. 355

377 Tabel 7.22 Radio Paling Menjadi Rujukan Hiburan No. Nama Radio Frekuensi Persentase 1 Memora % 2 KD % 3 Sumber Kasih % 4 Delta % 5 RRI % 6 RRI Pro % 7 RRI Pro % 8 Smart % 9 Montini % 10 Sindo % 6. Alasan Radio Favorit Rujukan Hiburan Kemudian, jika dilihat dari alasan masing-masing responden mengapa memilih radio-radio di atas sebagai sumber hiburan ditemukan alasan yang cukup beragam. Kesesuaian musik yang diputar dengan selera khalayak menjadi alasan utama responden di Kota Manado memilih radio-radio di atas sebagai sumber hiburan. Dari 315 responden yang disurvei dalam penelitian ini, sebanyak 134 responden (42,54%) yang memilih musik sesuai selera sebagai alasan utama, disusul kemudian keragaman musik sebanyak 99 responden (31,43%). Musik yang diputar ternyata tidak harus selalu baru. Ini karena hanya 24 responden (7,62%) yang memilih karena alasan musik yang diputar baru. Di sini, ada tantangan dari para Music Director untuk mengetahui jenis-jenis musik yang diinginkan oleh responden. Sebuah penelitian yang lebih spesifik yang ditujukan untuk menggali jenis-jenis musik yang diinginkan responden perlu dilakukan. Dengan begitu, musik yang diputar oleh stasiun radio akan memenuhi selera responden. 356

378 45.00% 42.54% 40.00% 35.00% 31.43% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 13.02% 7.62% 4.44% 0.95% 0.00% musik sesuai dengan selera keragaman jenis musik yang diputar Tidak Mengisi musik/lagu selalu baru gaya penyiar lainnya Grafik 7.31 Alasan Responden Memilih Radio Sebagai Sumber Hiburan G. Kesimpulan dan Rekomendasi 1. Kesimpulan Pertama, dilihat dari kebiasaan bermedia responden. Televisi tetap menjadi media paling favorit responden untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Persentase terbesar sebanyak 160 responden atau 50.79% menempatkannya di urutan pertama, disusul kemudian radio (28.57%) dan internet (10.16%). Di Kota Manado, televisi juga ditempatkan sebagai media favorit kedua disusul kemudian radio. Sementara untuk tujuan mengakses media tersebut, sebagian besar karena mendapatkan informasi, dan selebihnya hiburan. Ini menarik karena media ternyata tidak semata sebagai sumber hiburan semata, tapi juga informasi. Kedua, dilihat dari kebiasaan mendengarkan radio responden, rata-rata responden di Kota Manado mendengarkan radio tidak lebih dari 3 jam per hari. Suatu 357

379 waktu yang tidak terlalu lama. Persentase responden yang mendengarkan radio antara 1-3 jam menjadi yang terbesar (45.08%) diikuti kemudian responden dengan rata-rata mendengarkan radio kurang dari 1 jam ((39.68%). Kemudian untuk waktu mendengarkan responden, ditemukakan data bahwa sebagian besar responden di Kota Manado mendengarkan radio antara pukul (20,63%), diikuti kemudian responden yang mendengarkan pada waktu sore hingga malam ( ) sebanyak 19,37%. Ketiga, perangkat mendengarkan radio layak pula dicermati. Perkembangan teknologi komunikasi ternyata telah mampu menggeser cara orang mendengarkan radio. Di Kota Manado, meskipun sebagian besar responden mendengarkan radio melalui radio transistor, tapi perangkat lain yang sifatnya lebih mobile mulai banyak digunakan. Di Kota Manado, setidaknya, sebanyak 24,44% menggunakan handphone sebagai alat mendengarkan radio. Suatu jumlah yang cukup signifikan. Keempat, berkenaan dengan penilaian responden terhadap Pro 1 dan Pro 2, dapat disimpulkan bahwa secara umum penilaian responden terhadapa Pro 1 dan Pro 2 relatif bagus. Setidaknya, dengan menggunakan skala Likert, persentase terbesar menyatakan bahwa program siaran Pro 1 dan Pro 2 bagus. Pro 1 lebih banyak didengarkan dibandingkan dengan Pro 2. Kemudian, dari alasan-alasan responden mendengarkan Pro 1 dan Pro 2, dapat disimpulkan bahwa alasan utama responden mendengarkan kedua programa ini adalah karena musik dan informasi. Di Pro 1, alasan mendengarkan musik (25,64%) berimpit dengan alasan karena informasi. Primetime Pro 1 sedikit berbeda dengan temuan umum yang menempatkan waktu pagi ( ) sebagai waktu paling banyak digunakan. Untuk Pro 1, waktu pagi ini tetap yang paling banyak, tapi kemudian berimpit dengan waktu pagi menjelang siang ( ). Musik pop menjadi yang paling ingin didengarkan, sedangkan untuk jenis informasi, jenis informasi bisnis ternyata paling banyak dibutuhkan di Pro 1 (27,56%) disusul kemudian informasi pendidikan (12,82%). Informasi hukum dan kriminal di urutan berikutnya. Variasi program ternyata menjadi titik lemah paling besar Pro 1. Diantara kekurangan yang ditawarkan, variasi acara ternyata dipilih paling banyak responden (32,69%) dan kejelasan program acara (19,23%). 358

380 Sementara untuk Pro 2, temuan-temuannya tidak jauh berbeda. Sebagian besar responden yang mendengarkan Pro 2, relatif puas dengan program siaran Pro 2 baik musik maupun informasi. Hanya saja, ada pertanyaan yang sifatnya khusus berkenaan dengan slogan Pro 2 dimana sebagian besar responden (60,20%) ternyata tidak mengetahui slogan tersebut. Alasan musik dan informasi berturut-turut menjadi alasan utama responden mendengarkan Pro 2. Namun, yang perlu diperhatikan bahwa penyiar ternyata menjadi paling rendah alasan responden mendengarkan Pro 2. Primetime responden yang mendengarkan Pro 2 ternyata berbeda jika dibandingkan dengan Pro 1. Untuk Pro 2, waktu paling banyak digunakan adalah sore hari (pukul ) sebesar 29,59%. Di urutan berikutnya, pukul (17,35%). Untuk jenis informasi, informasi olah raga ternyata yang paling banyak dibutuhkan (31,63%) diikuti kemudian pendidikan (21,43%). Program musik menjadi yang paling diunggulkan, sementara penyiar dan kualitas suara menjadi yang paling kurang diunggulkan. Kelima, dilihat dari peta persaingan radio di Kota Manado, RRI ternyata berada di urutan teratas sebagai radio paling difavoritkan responden. Namun, perlu mendapatkan catatan bahwa yang dituliskan responden adalah RRI, bukannya Pro 1 ataupun Pro 2 yang menjadi fokus penelitian ini. Meskipun Pro 1 dan Pro 2 juga masuk 10 besar radio paling favorit yang ditempatkan di urutan pertama. Alasan musik dan informasi menjadi yang paling utama responden memilih radio tersebut. Kemudian, ketika dilihat secara lebih spesifik dengan melihat radio-rado favorit mana yang menjadi rujukan informasi atau hiburan, maka ditemukan data yang juga cukup menarik. Secara berturut-turut, RRI, RRI Pro 1 dan RRI Pro 2 menjadi radio paling difavoritkan untuk mendapatkan informasi. Alasan utama responden menempatkan ketiga radio ini adalah aktualitas berita dan cakupan berita. Namun, untuk radio sebagai sumber rujukan hiburan, peringkat RRI drop meskipun tetap masuk sepuluh besar. Ini tentu tidak perlu merisaukan karena khitah RRI sebagai lembaga penyiaran publik sehingga semestinya program berita dan informasilah yang seharusnya menjadi hiburan, dan bukan sebaliknya. 359

381 2. Rekomendasi Secara keseluruhan, dari sisi penilaian responden, RRI Kota Manado baik untuk Pro 1 ataupun Pro 2 relatif lebih bagus. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang layak direkomendasikan. Pertama, penting bagi Pro 1 dan Pro 2 untuk menggarap acara unggulan pada waktu paling banyak responden mendengarkan radio mengingat tidaklah banyak waktu yang digunakan responden untuk mendengarkan radio, hanya 1-3 jam saja. Ini bisa dilakukan dengan menempatkan penyiar terbaik, musik pop paling diminati responden, dan berita/informasi yang paling menyentuh kebutuhan responden. Kedua, beberapa prestasi cukup membanggakan perlu dipertahankan. Dalam hal ini, posisi Pro 1 dan Pro 2 sebagai sumber informasi. Jelas ini sangat berkait erat dengan posisi RRI sebagai lembaga penyiaran publik sehingga program yang mestinya diunggulkan adalah berita/informasi. Aktualiatas dan cakupan berita menjadi alasan utama sehingga perlu terus di-maintainance dimensi ini. Beberapa perbaikan barangkali yang perlu dilakukan diantaranya adalah penyiar dan kualitas suara. Dibandingkan dengan program musik dan informasi, penyiar dan kualitas suara paling tidak banyak dipilih. Dalam hal cara mendengarkan radio, terjadi pergeseran dimana handphone menjadi alat paling banyak digunakan setelah radio transistor. Ini akan menjadi tantangan tersendiri karena radio kemudian lebih menjadi bersifat personal. Oleh karena itu, penting bagi penyiar untuk mengembangkan kemampuan komunikasi yang lebih personalize sifatnya, termasuk dalam pemilihan lagu. Selain itu, variasi acara sepertinya perlu dieksplorasi lebih jauh karena ini juga menjadi kekurangan Pro 1 dan Pro 2. Ketiga, perlu dilakukan penelitian yang lebih spesifik mengenai jenis-jenis musik pop mengingat jenis musik ini mempunyai subgenre yang sangat banyak. Penelitian ini penting dilakukan karena motif paling utama responden baik di Pro 1 maupun Pro 2 adalah mendengarkan musik. 360

382 DAFTAR PUSTAKA Buku Banjarmasin dalam Angka Tahun Banjarmasin: BPS Kota Banjarmasin INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA BANJARMASIN Banjarmasin: BPS Kota Banjarmasin Pemerintah Kota Banjarmasin Dinamika Kota Banjarmasin Membangun. Banjarmasin: PT Bintang Harapan Desa BPS Kota Palembang, Angka Sensus Penduduk BPS Provinsi Sumatera Selatan BPS, Susenas Makassar Dalam Angka Manado dalam Angka 2010 Webisite Dinsos Manado, Laksanakan Kegiatan Bantuan Fakir Miskin dalam download tanggal 10 Mei

383 Profil Kabupaten/Kota Manado,

384

EXECUTIVE SUMMARY RISET PENDENGAR RRI TAHAP I DI LIMA KOTA (BANDUNG, SEMARANG, YOGYAKARTA, DENPASAR DAN SURABAYA)

EXECUTIVE SUMMARY RISET PENDENGAR RRI TAHAP I DI LIMA KOTA (BANDUNG, SEMARANG, YOGYAKARTA, DENPASAR DAN SURABAYA) EXECUTIVE SUMMARY RISET PENDENGAR RRI TAHAP I DI LIMA KOTA (BANDUNG, SEMARANG, YOGYAKARTA, DENPASAR DAN SURABAYA) TIM PENELITI PUSTLIBANGDIKLAT LPP RRI PENANGGUNG JAWAB Awanda Erna KETUA PENELITIAN Dedi

Lebih terperinci

Tabel 1. Waktu Mendengarkan Radio. Medan Pekanbaru Palembang Banjarmasin Makassar Manado

Tabel 1. Waktu Mendengarkan Radio. Medan Pekanbaru Palembang Banjarmasin Makassar Manado EXECUTIVE SUMMARY Urgensi riset khalayak bagi lembaga penyiaran publik seperti RRI bisa dilihat dalam dua hal. Pertama, khitah lembaga penyiaran publik adalah melayani publik atau masyarakat dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. 1 Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan Kelurahan Titi Papan memiliki 16 Lingkungan yang tersebar diwilayah kelurahan Titi Papan. masing masing

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana

Lebih terperinci

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 68 `BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kota Medan. Zaman dahulu kota Medan dikenal dengan Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih 4 ha. Beberapa sungai melintasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena

BAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana dikatakan Nawawi (1990:64) bahwa metode

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143 ABSTRAKSI Judul Tugas Akhir Nama NIM : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C00543 Televisi lokal memiliki kekuatan pada kedekatannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan.tidak meratanya distribusi pendapatan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY POSISI RRI/PETA PERSAINGAN RADIO DI TINGKAT LOKAL

EXECUTIVE SUMMARY POSISI RRI/PETA PERSAINGAN RADIO DI TINGKAT LOKAL EXECUTIVE SUMMARY Status Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai lembaga penyiaran publik menuntut radio ini untuk bisa menyajikan siaran yang cerdas dan mendidik. Selain itu, RRI juga harus bisa melayani

Lebih terperinci

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi dan kondisi Indonesia dalam bidang kependudukan, kualitasnya saat ini masih sangat memprihatinkan. Hal ini merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera, Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia

Lebih terperinci

Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kota

Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kota Dalam bab ini akan diuraikan tentang profil Kota Medan, profil Bappeda Kota Medan, serta uraian isi dari Peraturan daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG 1 PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN KEBERSIHAN DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BANK SAMPAH PADA DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN WALIKOTA MEDAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di atas permukaan laut dengan topografi datar (rata). Suhu udara pertahun berkisar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di atas permukaan laut dengan topografi datar (rata). Suhu udara pertahun berkisar BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Kota Medan Kotamadya Medan adalah salah satu ibukota provinsi yang terbesar penduduknya di Indonesia. Letak Kota Medan berada di bagian timur Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

Provinsi Sumatera Utara: Demografi Fact Sheet 02/2015 (28 Februari 2015) Agrarian Resource Center ARC Provinsi Sumatera Utara: Demografi Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi peringkat ke-4 di Indonesia dari sisi jumlah penduduk. Pada

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Untuk mengetahui lebih jelas tentang Kota Medan, maka pada bagian ini akan dideskripsikan mengenai Kota Medan secara utuh tentang lokasi dan komposisi, keadaan penduduk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan 12 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi suatu negara, hal ini menjadi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012 Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012 No. Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (km 2 ) Kepadatan Penduduk (jiwa/km

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk berdasarkan proyeksi sensus penduduk tahun 2012 yaitu 2,455,517 juta jiwa, dengan kepadatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Pagaruyung merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada dikecamatan Tapung yang terbentuk dari program Transmigrasi oleh

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Keadaan Geografi Kelurahan II. 1. 1 Situasi Kelurahan Mangga Kelurahan Mangga terletak atau termasuk dalam wilayah Kecamatan Tuntungan. Kelurahan ini adalah pemukiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2000). Oleh karena itu, status kesehatan yang relatif

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG 1 PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN 1 PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu wilayah meningkat dalam jangka panjang (Sukirno,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Wilayah administrasi Kota Tasikmalaya yang disahkan menurut UU No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaram Umum Objek Penelitian 1. Kota Bandar Lampung a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 4.1. Peta Administrasi Bandar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PROYEK BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum Bangunan Pet Station Medan merupakan bangunan yang mempunyai fungsi sebagai penjualan hewan-hewan peliharaan, pusat pelayanan kesehatan dan perawatan hewan-hewan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02 19 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Sejarah Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya yaitu berdiri diawali dengan adanya kepala

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. 2.1 Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. 2.1 Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21 kecamtan yang berada di bagian Barat Daya Wilayah Kota Medan memiliki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN MEDAN SELAYANG SejarahTerbentuknya Kecamatan Medan Selayang

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN MEDAN SELAYANG SejarahTerbentuknya Kecamatan Medan Selayang BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN MEDAN SELAYANG 2.1. SejarahTerbentuknya Kecamatan Medan Selayang Menurut data yang diperoleh melalui kantor Kecamatan Medan Selayang disebutkan bahwa Kecamatan Medan Selayang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Wilayah Kota Medan, memiliki luas 1.156,147 Ha dan merupakan pecahan dari

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Wilayah Kota Medan, memiliki luas 1.156,147 Ha dan merupakan pecahan dari BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II.1 Deskripsi Kecamatan Medan Helvetia II. 1. 1 Keadaan Geografis Kecamatan Medan Helvetia adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di Wilayah Kota Medan, memiliki

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan Gambaran umum kondisi kota Medan memuat perkembangan kondisi Kota Medan sampai saat ini, capaian hasil pembangunan kota sebelumnya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di 40 IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 4,47 km beribukota di Kampung Gedung Aji yang berjarak 36 km dari Ibu Kota Kabupaten

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017 SURVEI KONSUMEN Juli 2017 Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen meningkat, sebagaimana tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juli 2017 yang naik 1,0 poin dari

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Geografi dan Lingkungan Jakarta Timur terletak pada wilayah bagian Timur ibukota Republik Indonesia, dengan letak geografis berada pada 106 0 49 ' 35 '' Bujur Timur

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK 1 PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai latar belakang yang digunakan sebagai dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, kebutuhan data, teknik pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau (UU No.

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : DATA UMUM : Demografi DATA SATUAN TAHUN 2015 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Kependudukan

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Kota Medan 2.1.1 Letak Geografis Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan geografis dan demografis. Keadaan geografis Kelurahan Sidomulyo Barat adalah kelurahan yang terletak di kecamatan tampan kota madya pekanbaru. Kelurahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Parit Hidayat memilikii kondisi geografis dengan tipologi daerah datar dan didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah 517.25 Km,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GEOGRAFI 1. Letak Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Propinsi Lampung, sekaligus sebagai pusat perdagangan dan jasa terbesar di propinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA 4.1 Sejarah Kota Sibolga Kota Sibolga dahulunya merupakan bandar kecil di teluk Tapian Nauli dan terletak di pulau Poncan Ketek. Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Benai terletak antara 0000-10 00 LS dan 1010 02-1010 55 BT dengan luas wilayah 249,36 km2 atau sekitar 3,26% dari keseluruhan luas Kabupaten

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan berkesinambungan yang dijalankan secara bersama-sama baik

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem *

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem * ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan persebaran

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian 4.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Tampan merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. batas antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar pada tanggal 14 Mei

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. batas antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar pada tanggal 14 Mei BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Tampan Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru adalah merupakan salah satu Kecamatan yang berbentuk berdasarkan PP.No.19 Tahun 1987, tentang perubahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI 2.1. Sejarah Kota Medan Kota Medan sebagai Ibukota dari propinsi Sumatera Utara memiliki berbagai keunikan yang berbeda dari ibu kota lainnya yang ada di Indonesia. Tanggal

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wakaf berasal dari kata waqfa yang mempunyai arti menahan, berhenti, diam di tempat atau tetap berdiri. Pengertian menahan atau berhenti atau diam ditempat dalam pengertian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kondisi kehidupan dan tingkat kesejahteraan nelayan di Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Kondisi kehidupan dan tingkat kesejahteraan nelayan di Sumatera Utara PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi kehidupan dan tingkat kesejahteraan nelayan di Sumatera Utara sangat memprihatinkan dan berada di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan pendataan Himpunan Nelayan Seluruh

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Lokasi dan Geografi Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Magelang secara Geografis terletak pada posisi 7 0 26 18 7 0 30 9 Lintang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SEGMENTASI PENDENGAR RADIO DAIS FM SEMARANG

BAB IV ANALISIS SEGMENTASI PENDENGAR RADIO DAIS FM SEMARANG BAB IV ANALISIS SEGMENTASI PENDENGAR RADIO DAIS FM SEMARANG A. Analisis Data Penelitian Pada awal perkembangan industri penyiaran di Indonesia, pengelola media penyiaran pada umumnya membidik audien hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi, ditandai dengan cepatnya perkembangan teknologi yang baru, yang juga sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii DAFTAR ISI PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan, Sasaran dan Manfaat...

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan persebaran penduduk ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci