BAB I PENDAHULUAN. Selatan (Paraguay dan Brazil). S. rebaudiana mengandung senyawa diterpen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Selatan (Paraguay dan Brazil). S. rebaudiana mengandung senyawa diterpen"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stevia rebaudiana adalah tanaman herbal yang berasal dari Amerika Selatan (Paraguay dan Brazil). S. rebaudiana mengandung senyawa diterpen glikosida. Kandungan senyawa diterpen glikosida utama dalam tanaman S. rebaudiana adalah steviosida (6-10%) dan rebaudiosida A (2-4%) (Pól dkk., 2007). Senyawa steviosida dan rebaudiosida A memiliki kemiripan struktur kimia. Karena mengikat sejumlah molekul glukosa, kedua senyawa memiliki polaritas yang tinggi dan terlarut dalam akuades. Perbedaan struktur kimia kedua senyawa hanya pada jumlah glukosa yang terikat pada atom C-13. Rebaudiosida A mengikat 3 molekul glukosa pada atom C-13, sedangkan steviosida mengikat 2 molekul glukosa. Struktur tersebut menyebabkan rebaudiosida A sedikit lebih polar daripada steviosida. Struktur kimia steviosida dan rebaudiosida A ditunjukkan pada Gambar 1. Metode analisis kuantitatif kedua analit sangat perlu untuk dikembangkan berkaitan dengan beberapa faktor seperti: steviosida sangat potensial dikembangkan sebagai kandidat obat antidiabetes tipe 2 karena memiliki bioaktivitas antihiperglikemik yang berarti (Gregersen dkk., 2004). Bioaktivitas steviosida dan atau rebaudiosida A yang lain adalah antikanker (Takasaki dkk., 2009), antidiare (Wang dkk., 2014), imunomodulator (Sehar dkk., 2008), dan antioksidan (Hajihashemi dan Geuns, 2013; Kim dkk, 2011). Bioaktivitas kedua 1

2 senyawa aktif bersifat dose-dependent (Gregersen dkk., 2004; Kujur dkk., 2010; Melis dkk., 1991; Jepersen dkk., 2000). Oleh karena itu, aspek kuantitatif sangat penting diperhatikan dalam pengembangan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan senyawa aktif steviosida dan rebaudiosida A terhadap bioaktivitasnya. (a) (b) Gambar 1. Struktur kimia (a) steviosida (BM = 804 g/mol) dan (b) rebaudiosida A (BM = 966 g/mol) Aspek lain pentingnya pengembangan studi metode analisis kuantitatif steviosida dan rebaudiosida A adalah pemanfaatan steviosida dan rebaudiosida A yang memiliki karakteristik kemanisan tinggi (300 lebih dibanding sukrosa) dan rendah kalori sebagai pemanis alami di beberapa negara (Liu dkk., 2010); berhubungan dengan berbagai regulasi yang mengatur kadar steviosida dan rebaudiosida A yang diijinkan serta batasannya (Well dkk., 2013); serta nilai 2

3 keekonomian ekstrak terpurifikasi steviosida dan rebaudiosida A ditinjau dari aspek kuantitatif senyawa analit (Gardana dkk., 2010). Lebih jauh, saat ini, Indonesia belum memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai acuan untuk metode analisis kuantitatif steviosida dan rebaudiosida A baik dalam daun S. rebaudiana, ekstrak dan atau ekstrak terpurifikasi yang mengandung kedua analit maupun dalam produk komersial yang mengandung kedua analit meskipun telah mengijinkan pemanfaatan kedua senyawa sebagai pemanis alami (BPOM, 2014). Penelitian Martono dkk. (2012) menunjukkan bahwa kemurnian dalam proses kristalisasi steviosida dan rebaudiosida A sangat dipengaruhi oleh kadar kedua analit dalam bahan baku daun S. rebaudiana dan setiap tahap prosesnya. Oleh karena itu, aplikasi metode analisis kuantitatif untuk penetapan kadar kedua analit dalam daun S. rebaudiana sangat diperlukan dalam kaitannya untuk keberhasilan proses kristalisasi baik steviosida maupun rebaudiosida A atau kedua-duanya. Penelitian Martono dan Hastuti (2013) serta Martono dan Soetjipto (2014) juga menunjukkan bahwa produk simulasi minuman Stevia yang dikembangkan berpotensi sebagai minuman fungsional antidiabetes. Bioaktivitas produk simulasi minuman stevia sangat dipengaruhi oleh kadar senyawa analit yang terkandung di dalamnya. Kadar senyawa analit dalam produk simulasi minuman tergantung pada kadar kedua analit dalam daun S. rebaudiana sebagai bahan bakunya. Oleh karena itu, penetapan kadar kedua analit baik dalam daun S. rebaudiana maupun dalam produk simulasi minuman Stevia sangat diperlukan dalam kaitannya dengan standardisasi produk simulasi minuman Stevia berdasar kadar kedua analit. 3

4 Berbagai metode analisis steviosida dan rebaudiosida A telah dikembangkan. Sebagian besar metode analisis kuantitatif steviosida dan rebaudiosida A berbasis pada metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Metode HPLC fase normal (normal phase, NP-HPLC) yang dikembangkan dapat memisahkan kromatogram steviosida dan rebaudiosida A secara sempurna (Kolb dkk., 2001; Dacome dkk., 2005). Namun demikian, pengkondisian kolom membutuhkan waktu yang panjang, selain itu keterulangan waktu retensi analisis sangat bervariatif sehingga reprodusibilitas metode analisis kurang (Bergs dkk., 2012). Metode HPLC fase terbalik (reversed phase, RP- HPLC) dengan sistem elusi gradien juga dapat memisahkan kromatogram steviosida dan rebaudiosida A dengan baik (Cacciola dkk., 2011; Jaworska dkk., 2012; Minne dkk., 2004; Zhao dkk., 2013; Catharino dan Santos, 2012; Gardana dkk., 2010; Pól dkk., 2007; Ni dkk., 2007; Shafii dkk., 2012; Well dkk., 2013; Yang dan Chen, 2009). Penggunaan sistem elusi gradien memiliki keunggulan dapat memisahkan senyawa yang polaritasnya hampir sama. Namun, kelemahan sistem elusi gradien ini adalah jika homogenitas fase gerak tidak terjaga maka memberikan keterulangan yang kurang baik dan pada elusi yang lama dapat dihasilkan drift. Selain itu, metode yang dikembangkan masih tinggi dalam konsumsi asetonitril dan membutuhkan waktu yang lama (kurang lebih 60 menit). Metode RP-HPLC dengan sistem elusi isokratik yang dikembangkan lebih praktis dalam operasional, menekan konsumsi asetonitril, dan cepat (Bergs dkk., 2012; Samah dkk., 2013). Namun demikian, profil kromatogram steviosida dan 4

5 rebaudiosida A belum menunjukkan pemisahan yang sempurna seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Sebagian besar metode HPLC yang dikembangkan menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 210 nm. Berdasarkan struktur kimia kedua analit, kromofor yang menyerap radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang 210 nm adalah gugus ester R-COO-R sebagai kromofor pendek dengan nilai ekstingsi atau serapan molar ( ) (Snyder, 1997). Intensitas penyerapan radiasi elektromagnetik oleh kromofor ini tidak tinggi sehingga sensitivitasnya akan menurun. Namun demikian, kadar kedua analit yang tinggi dalam sampel tetap memungkinkan deteksi kedua pada panjang gelombang 210 nm. Metode analisis kuantitatif steviosida dan rebaudiosida A nonkromatografi yang dikembangkan adalah metode analisis spektroskopi. Metode analisis spektroskopi memiliki keunggulan lebih cepat, efisien, praktis, dan sederhana dalam operasionalnya. Pengembangan metode analisis kuantitatif steviosida dan rebaudiosida A secara spektroskopi diantaranya adalah spektroskopi Near InfraRed (NIR) (Hearn dan Subedi, 2009; Yu dkk., 2011), dan Nuclear Magnetic Resonance (NMR) kuantitatif (Pieri dkk., 2011). Metode analisis spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR) senyawa steviosida dan rebaudiosida A masih terbatas pada analisis kualitatif identifikasi gugus fungsi (Prakash Chaturvedula dkk., 2012) dan belum pernah ada yang mengembangkan untuk analisis kuantitatifnya. 5

6 (a) (b) Gambar 2. Profil kromatogram steviosida dan rebaudiosida A dalam (a) sampel ekstrak daun S. rebaudiana menggunakan sistem elusi isokratik, fase gerak asetonitril : akuades (80 : 20, v/v), fase diam C-18 (Samah dkk., 2013); (b) standard dan ekstrak terpurifikasi steviol glikosida menggunakan sistem elusi isokratik, fase gerak asetonitril : akuades (35 : 65, v/v), fase diam RP C-18, steviosida (4) dan rebaudiosida A (3) (Berg dkk., 2012). 6

7 Metode analisis spektroskopi FTIR yang dikombinasi dengan kemometrika dapat diaplikasikan untuk analisis kuantitatif senyawa bahan alam dalam ekstrak (Rohman dkk., 2105; Rohman dkk., 2014 a ; Rohman dkk., 2011 b ). Oleh karena itu, penelitian ini juga mengembangkan metode analisis kuantitatif senyawa steviosida dan rebaudiosida A dengan metode spektroskopi FTIR yang dikombinasi dengan kemometrika Partial Least Square (PLS). Metode analisis spektrofotometri FTIR yang dikembangkan dapat menjadi metode alternatif untuk analisis rutin dalam sistem kontrol kualitas secara cepat, praktis, dan efisien. Preparasi sampel sangat menentukan dalam analisis senyawa aktif. Metode preparasi sampel yang dilakukan dalam analisis HPLC diantaranya adalah ekstraksi pelarut (Dacome dkk., 2005; Jaworska dkk., 2012; Kolb dkk., 2001; Shafii dkk., 2012; Well dkk., 2013; Yang dan Chen, 2009) dan solid phase extraction (SPE) (Bergs dkk., 2012; Bovanová dkk., 1998; Gardana dkk., 2010; Woelwer-Rieck dkk., 2010 b ). Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan. Metode ekstraksi sampel dengan pelarut memiliki keunggulan lebih praktis dan cepat namun belum dapat menghilangkan senyawa-senyawa pengotornya sehingga matriks sampel masih komplek. Selain itu, emulsi dapat terbentuk dalam metode ekstraksi pelarut sehingga mempersulit pemisahan senyawa analit yang dituju (Martono dkk., 2012). Metode SPE memiliki keunggulan dapat menghilangkan senyawa-senyawa pengotor sehingga matriks sampel lebih sederhana dan tidak terjadi emulsi sedangkan kekurangannya adalah lebih mahal dan dapat terjadi bias oleh faktor pengenceran pelarut (Berg dkk., 2012). Metode ekstraksi sampel dengan pelarut menggunakan jenis dan polaritas 7

8 pelarut serta waktu ekstraksi yang berbeda-beda sehingga diperlukan optimasi kondisi ekstraksi pelarut. Metode SPE yang pernah dikembangkan semuanya menggunakan fase terbalik (C-18) (RP-SPE) (Bergs dkk., 2012; Bovanová dkk., 1998; Gardana dkk., 2010; Woelwer-Rieck dkk., 2010 b ). Metode SPE fase normal (silika) (NP-SPE) belum pernah ada yang mengembangkan untuk analisis senyawa steviosida dan rebaudiosida A secara HPLC. Dalam pemrosesan bahan baku menjadi produk, senyawa analit dimungkinkan terdegradasi. Senyawa steviosida dan rebaudiosida A dalam minuman bersoda mengalami degradasi menj -Rieck dkk., 2010). Dalam minuman soda, steviosida lebih stabil dibandingkan rebaudiosida A (Woelwer-Rieck dkk., 2010 a ). Dalam sistem larutan, steviosida stabil pada pemanasan hingga 120 o C dan mulai terdegradasi pada pemanasan > 140 o C serta stabil pada ph 2,0-10,0 namun terdegradasi pada ph 1,00 (Kroyer, 2010). Senyawa steviosida dan rebaudiosida A tidak mengalami degradasi yang berarti oleh karena pengaruh cahaya (Clos dkk., 2008). Dalam produk susu semi skim, minuman kedelai, susu terfermentasi, es krim, yoghurt, biskuit, dan selai, senyawa steviosida dan rebaudiosida A tidak terdegradasi (Jooken dkk., 2012). Studi hidrolisis senyawa baku steviosida dan rebaudiosida A dalam larutan asam dan basa dengan pemanasan menggunakan refluks menunjukkan pemutusan ikatan glikosida pada atom C-19 dan satu ikatan glikosida pada atom C-13 (Chaturvedula dan Prakash, 2011) yang mempengaruhi polaritasnya. Hal tersebut menunjukkan studi degradasi steviosida dan rebaudiosida A terhadap asam dan 8

9 basa dalam sistem larutan, termal dan cahaya sangat penting dipelajari dalam kaitannya dengan degradasi senyawa. Berg dkk. (2012) yang mengembangkan metode analisis HPLC fase terbalik isokratik untuk analisis steviosida dan rebaudiosida A belum melaporkan studi kemampuan metode analisis yang dikembangkan dalam kaitannya dengan selektivitas kromatogram kedua analit dengan senyawa hasil degradasi terdekat. Oleh karena itu, penelitian ini juga melakukan studi degradasi kedua analit secara hidrolisis larutan asam, netral dan basa, termal dan cahaya untuk menentukan selektivitas antara kromatogrram analit dengan senyawa hasil degradasi terdekat menggunakan metode HPLC yang dikembangkan serta identifikasi senyawa hasil degradasinya. Diagram alir garis besar konsep penelitian disertasi ini disajikan pada Gambar Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: a) Apakah metode analisis RP-HPLC isokratik yang dikembangkan memenuhi validasi metode dan dapat digunakan untuk penetapan kadar steviosida dan rebaudiosida A dari daun S. rebaudiana dan produk simulasi minuman Stevia? b) Apakah metode preparasi sampel SPE baik fase terbalik maupun fase normal dapat memenuhi jaminan akurasi dan presisi untuk analisis senyawa analit yang dituju menggunakan metode RP-HPLC isokratik yang dikembangkan? 9

10 Daun S.rebaudiana Standar steviosida dan rebaudiosida A Analisis HPLC Ekstrak etanolik kering daun simulasi minuman Stevia Studi degradasi Optimasi Pemisahan Komposisi fase gerak dan kecepatan alir Optimasi Preparasi Sampel Ekstraksi Pelarut SPE (NP-SPE dan RP-SPE) Kadar aktual analit secara HPLC Pemindaian spektra FTIR Stresor: hidrolisis, termal, cahaya Analisis HPLC Uji Kesesuaian Sistem Validasi Metode Uji akurasi dan presisi secara HPLC Pemrosesan data dan optimasi frekuensi Kalibrasi multivariat secara PLS identifikasi senyawa hasil degradasi secara MS/MS Aplikasi Sampel: Daun S. rebaudiana Simulasi minuman Stevia Permen rendah kalori Validasi metode berdasar prediksi kadar analit dalam sampel menggunakan kalibrasi PLS Gambar 3. Diagram alir garis besar konsep penelitian disertasi Studi Analisis Kimia Kuantitatif Steviosida dan Rebaudiosida A 10

11 c) Bagaimana degradasi kedua analit terhadap hidrolisis, termal, dan cahaya? dan bagaimana selektivitas senyawa analit dengan senyawa hasil degradasi-nya yang dianalisis menggunakan metode RP-HPLC isokratik yang dikembangkan? d) Apakah metode analisis FTIR yang dikembangkan dapat digunakan untuk penetapan kadar steviosida dan rebaudiosida A dalam daun S. rebaudiana dan produk simulasi minuman Stevia? 2. Keaslian penelitian Berdasarkan penelusuran penulis melalui indeks jurnal-jurnal internasional (American Chemistry Society, Elsevier, PubMed, Scopus, Science Direct dan lainlain), disertasi online, website institusi, pengembang instrumen analisis dan lainlain, berbagai metode analisis steviosida dan rebaudiosida A yang telah dikembangkan diantaranya adalah metode analisis RP-HPLC (Kolb dkk., 2001; Minne dkk., 2004; Dacome dkk., 2005; Cacciola dkk., 2011; Bergs dkk., 2012; Jaworska dkk., 2012; Zhao dkk., 2013). Metode analisis secara Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS) (P ol dkk., 2007; Yang dkk., 2009; Gardana dkk., 2010; Catharino dkk., 2012; Shafii dkk., 2012; Well dkk., 2013). Pengembangan metode analisis RP-HPLC dengan sistem elusi isokratik oleh Berg dkk. (2012) telah dapat menekan penggunaan asetonitril dan mempersingkat waktu analisis. Namun demikian, kromatogram senyawa steviosida dan rebaudiosida A masih belum terpisah secara sempurna, sampel yang digunakan masih terbatas pada ekstrak terpurifikasi dan validasi metode masih terbatas pada senyawa rebaudiosida A. Oleh karena itu, penelitian disertasi 11

12 ini mengembangkan metode analisis kuantitatif senyawa steviosida dan rebaudiosida A secara RP-HPLC dengan sistem elusi isokratik yang menghasilkan pemisahan sempurna kromatogram senyawa analit yang dituju. Metode yang dikembangkan divalidasi baik untuk analisis senyawa steviosida maupun rebaudiosida A. Metode yang dikembangkan diaplikasikan pada sampel yang memiliki matriks sederhana hingga komplek untuk penetapan kadar senyawa analit dalam daun S. rebaudiana, produk permen rendah kalori, dan produk simulasi minuman Stevia. Metode preparasi sampel dalam analisis senyawa steviosida dan rebaudiosida A secara RP-HPLC yang telah dikembangkan adalah ekstraksi pelarut (Dacome dkk., 2005; Jaworska dkk., 2012; Kolb dkk., 2001; Shafii dkk., 2012; Well dkk., 2013; Yang dan Chen, 2009) dan SPE (Bergs dkk., 2012; Bovanová dkk., 1998; Gardana dkk., 2010; Woelwer-Rieck dkk., 2010 b ). Masingmasing metode ekstraksi pelarut menggunakan pelarut organik dan konsentrasi yang berbeda-beda. Penelitian ini mengoptimalisasi metode ekstraksi pelarut dengan variasi pelarut organik yang digunakan, konsentrasi pelarut, lama ekstraksi dan siklus atau frekuensi re-ekstraksi. Metode preparasi sampel SPE yang telah dikembangkan semuanya menggunakan SPE fase terbalik dengan catridge C-18 sedangkan SPE fase normal belum pernah dikembangkan. Metode analisis kuantitatif spektroskopi senyawa steviosida dan rebaudiosida A yang dikembangkan diantaranya spektroskopi NIR (Hearn dkk., 2009; Yu dkk., 2010) dan NMR kuantitatif (Pieri dkk., 2011), sedangkan metode analisis FTIR untuk senyawa tersebut masih terbatas secara kualitatif (Prakash 12

13 Chaturvedula dkk., 2012). Oleh karena itu, penelitian ini mengembangkan metode analisis kuantitatif spektroskopi FTIR yang dikombinasi dengan kemometrika PLS untuk penetapan kadar senyawa steviosida dan rebaudiosida A dalam sampel ekstrak daun S. rebaudiana dan produk simulasi minuman Stevia. Studi degradasi senyawa steviosida dan rebaudiosida A yang telah dilakukan adalah degradasi steviosida dalam sistem minuman bersoda (Prakash dkk., 2012; Woelwer-Rieck dkk., 2010 a ), sistem larutan dengan pengaruh suhu pemanasan dan ph larutan (Kroyer, 2010), sistem makanan (Jooken dkk., 2012), dan fotodegradasi (Clos dkk., 2012). Selain itu, studi hidrolisis senyawa steviosida dan rebaudiosida A dalam larutan asam dan basa dikembangkan oleh Chaturvedula dan Prakash (2011) dan Musa dkk. (2014). Penelitian yang telah dilakukan tersebut menekankan pada stabilitas dan identifikasi hasil degradasi senyawa analit, sedangkan penelitian ini lebih menekankan pada studi selektivitas antara senyawa analit dengan senyawa hasil degradasi pada metode RP-HPLC isokratik yang dikembangkan. Faktor stressor pendegradasi meliputi hidrolisis larutan asam, netral, dan basa; pemanasan termal; paparan cahaya UV 254 nm. 3. Urgensi atau kepentingan penelitian Indonesia mengijinkan penggunaan ekstrak S. rebaudiana sebagai pemanis alami yang tertuang dalam aturan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis. Selain itu, Indonesia juga mengembangkan steviosida dari S. rebaudiana sebagai pemanis seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 13

14 2013 Tentang Peta Jalan Pengembangan Bahan Baku Obat. Namun demikian, Indonesia belum memiliki acuan SNI tentang penetapan kadar steviosida dan rebaudiosida A. Metode analisis kuantitatif steviosida dan rebaudiosida A yang dikembangkan dapat menjadi acuan SNI tentang penetapan kadar steviosida dan rebaudiosida A yang hingga saat ini belum dirumuskan. Studi pengembangan metode analisis kuantitatif steviosida dan rebaudiosida A sangat mendukung dalam penelitian-penelitian bioaktivitas kedua analit untuk dikembangkan sebagai bahan aktif obat. Bioaktivitas kedua analit bersifat dose dependent sehingga sangat penting untuk mengontrol kadar kedua analit. Selain itu, penelitian ini juga sangat berarti dalam pengembangan teknologi budidaya tanaman S. rebaudiana berdasarkan aspek kadar kedua analit. Metode analisis yang dikembangkan juga sangat berarti dalam pengembangan teknologi proses purifikasi dan kristalisasi kedua analit karena keberhasilan metode sangat dipengaruhi oleh kadar kedua analit dalam produk dan setiap tahap prosesnya. Penelitian ini juga mengembangkan metode analisis kuantitatif steviosida dan rebaudiosida A secara spektrofotometri FTIR yang dikombinasi dengan kemometrika PLS yang selama ini belum pernah dikembangkan. Metode spektrofotometri FTIR yang dikembangkan tidak saja diaplikasikan dalam sampel padatan namun juga cairan. Hasil yang didapat memberikan terobosan bahwa metode analisis kuantitatif FTIR yang dikombinasi dengan kemometrika PLS dapat diaplikasikan pada sistem cairan walupun ikatan hidrogen dalam sistem sampel cairan memiliki serapan yang kuat terhadap sinar mid-infrared dan menutup serapan puncak-puncak yang lain. 14

15 Metode analisis kuantitatif spektrofotometri FTIR memiliki keunggulan lebih cepat, praktis, dan sederhana dalam operasional sehingga sangat cocok untuk analisis rutin kontrol kualitas di industri. Metode analisis spektrofotometri FTIR yang dikembangkan untuk penetapan kadar steviosida dan rebaudiosida A baik dalam ekstrak daun S. rebaudiana maupun produk simulasi minuman Stevia dapat dijadikan metode alternatif yang valid dan reliable. B. Tujuan Penelitian ini bertujuan: 1. Mengembangkan metode analisis kuantitatif steviosida dan rebaudiosida A secara RP-HPLC isokratik yang memenuhi jaminan validasi metode dan mengaplikasikannya untuk penetapan kadar kedua senyawa dalam daun S. rebaudiana dan produk simulasi minuman Stevia. 2. Mengembangkan metode preparasi sampel dengan metode Solid Phase Extraction (SPE) baik fase terbalik maupun fase normal yang memenuhi jaminan akurasi dan presisi. 3. Melakukan studi degradasi senyawa steviosida dan rebaudiosida A dan menentukan pengaruhnya terhadap selektivitas analit dengan senyawa hasil degradasi menggunakan metode HPLC yang dikembangkan. 4. Mengembangkan metode analisis kuantitatif steviosida dan rebaudiosida A dengan metode spektroskopi FTIR yang dikombinasi dengan analisis multivariat PLS dan mengaplikasikannya untuk penetapan kadar kedua analit dalam daun S. rebaudiana dan produk simulasi minuman Stevia. 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit utama di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi, yaitu 25,8% untuk usia 18 tahun (Riset Kesehatan Dasar, 2013), meskipun

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengumpulan Sampel Pengumpulan sampel ini dilakukan berdasarkan ketidaklengkapannya informasi atau keterangan yang seharusnya dicantumkan pada etiket wadah dan atau pembungkus.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pencarian kondisi analisis optimum levofloksasin a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT Pada penelitian ini digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Sistem kromatografi yang digunakan merupakan kromatografi fasa balik, yaitu polaritas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam, dengan kolom C-18 (n-oktadesil silan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanis merupakan bahan yang sering digunakan untuk keperluan produk olahan pangan seperti makanan dan minuman baik skala rumah tangga maupun industri. Pemanis yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

Wirasuta dkk. Jurnal Farmasi Udayana Vol 5, No 2, UJI KEMURNIAN ISOLAT ANDROGRAFOLID DENGAN HPLC FASE TERBALIK

Wirasuta dkk. Jurnal Farmasi Udayana Vol 5, No 2, UJI KEMURNIAN ISOLAT ANDROGRAFOLID DENGAN HPLC FASE TERBALIK UJI KEMURNIAN ISOLAT ANDROGRAFOLID DENGAN HPLC FASE TERBALIK UJI KEMURNIAN ISOLAT ANDROGRAFOLID DENGAN HPLC FASE TERBALIK Wirasuta, I.M.A.G. 1), Astuti, N.M.W. 1), Dharmapradnyawati, N.N.P. 1), Wiputri,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara

Lebih terperinci

Kurva Starter Madu 675 nm

Kurva Starter Madu 675 nm IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Optimasi Larutan Starter Pembuatan minuman stevia pada penelitian ini dilakukan dengan proses fermentasi menggunakan starter madu. Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba yang

Lebih terperinci

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah HPLC Merupakan teknik pemisahan senyawa dengan cara melewatkan senyawa melalui fase diam (stationary phase) Senyawa dalam kolom tersebut akan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Preparasi sampel Daging bebek yang direbus dengan parasetamol dihaluskan menggunakan blender dan ditimbang sebanyak 10 g kemudian dipreparasi dengan menambahkan asam trikloroasetat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, pengambilan lima sampel yang dilakukan dengan cara memilih madu impor berasal Jerman, Austria, China, Australia, dan Swiss yang dijual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel Zat warna sebagai bahan tambahan dalam kosmetika dekoratif berada dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Paye dkk (2006) menyebutkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 246 juta jiwa dengan angka

BAB I PENDAHULUAN. populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 246 juta jiwa dengan angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data World Health Organization (WHO), pada tahun 2010 populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 246 juta jiwa dengan angka kejadian penyakit

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN RINGKASAN Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi pada Analisis Andrografolida dalam Bahan Baku dan Tablet Fraksi Etil Asetat Andrographis paniculata Pada pengembangan produk

Lebih terperinci

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI Oleh: DENNY TIRTA LENGGANA K100060020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar tepung terigu yang digemari oleh semua kalangan usia (subagjo,

BAB I PENDAHULUAN. dasar tepung terigu yang digemari oleh semua kalangan usia (subagjo, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Biskuit merupakan salah satu produk olahan pangan yang berbahan dasar tepung terigu yang digemari oleh semua kalangan usia (subagjo, 2007). Kegemaran masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Preparasi Sampel Larutan standar dibuat dengan melarutkan standar tetrasiklin sebanyak 10 mg dalam metanol 100 ml dari larutan standar tersebut lalu dibuat larutan baku dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) 1.PENDAHULUAN 2.KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI 3.SPEKTROSKOPI UV-VIS 4.SPEKTROSKOPI IR 5.SPEKTROSKOPI 1 H-NMR 6.SPEKTROSKOPI 13 C-NMR 7.SPEKTROSKOPI MS 8.ELUSIDASI STRUKTUR Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat golongan sulfonamida digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim, yang lebih dikenal sebagai

Lebih terperinci

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah HPLC Merupakan teknik pemisahan senyawa dengan cara melewatkan senyawa melalui fase diam (stationary phase) Senyawa dalam kolom tersebut akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari pengawet sampai pemberi aroma dan pewarna. Berkembangnya bahan tambahan pangan mendorong pula perkembangan

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Obat Tradisional Menurut peraturan menteri kesehatan nomor 007 tahun 2012 obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri

Lebih terperinci

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Aqnes Budiarti 1*, Ibrahim Arifin 1 1 Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

Penentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani

Penentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani Penentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani 26111486 Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI

VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN SIRUP STEVIA DARI Stevia rebaudiana (Bert.) SECARA FERMENTASI

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN SIRUP STEVIA DARI Stevia rebaudiana (Bert.) SECARA FERMENTASI OPTIMASI PROSES PEMBUATAN SIRUP STEVIA DARI Stevia rebaudiana (Bert.) SECARA FERMENTASI Yohanes Martono 1, Hartati Soetjipto 1, Hana Arini Parhusip 2 1 Prodi Kimia, 2 Prodi Matematika Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penggunaan plastik sebagai pengemas telah mengalami perkembangan

I. PENDAHULUAN. Penggunaan plastik sebagai pengemas telah mengalami perkembangan I. PENDAHULUAN Penggunaan plastik sebagai pengemas telah mengalami perkembangan yang pesat sejak tahun 1970. Hal ini dikarenakan plastik memiliki massa jenis yang rendah sehingga lebih ringan dan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan produk kopi olahan di Indonesia secara keseluruhan selama setengah dasawarsa terakhir mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan lebih kurang 5,12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, beberapa produk susu dan olahannya yang berasal dari Cina

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, beberapa produk susu dan olahannya yang berasal dari Cina 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu mengandung berbagai protein, vitamin (A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, dan K), mineral, karbohidrat dan lemak. Protein dalam susu mengandung semua jenis asam amino

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Apabila kita lihat pengertian aslinya, sebenarnya apotek berasal dari bahasa Yunani apotheca, yang secara harfiah berarti penyimpanan. Dalam bahasa Belanda, apotek disebut

Lebih terperinci

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah HPLC Merupakan teknik pemisahan senyawa dengan cara melewatkan senyawa melalui fase diam (stationary phase) Senyawa dalam kolom tersebut akan

Lebih terperinci

APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI

APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI AVIE FUROHMA PROGRAM STUDI S1 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terutama sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terutama sebagai bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi jalar ungu merupakan salah satu jenis ubi jalar yang banyak ditemukan di Indonesia dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terutama sebagai bahan pangan dan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, terutama rhinovirus dan coronavirus, disertai terjadinya infeksi akut pada mukosa sistem pernapasan atas. Flu pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Preparasi Sampel Sampel telur ayam yang digunakan berasal dari swalayan di daerah Surakarta diambil sebanyak 6 jenis sampel. Metode pengambilan sampel yaitu dengan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Validasi merupakan proses konfirmasi karakteristik dari suatu metode analisis. Validasi dilakukan untuk menguji metode yang baru dikembangkan; atau untuk metode yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia pangan terdapat banyak sekali bahan tambahan pangan (BTP). Salah satu BTP yang paling sering dijumpai di masyarakat adalah bumbu penyedap rasa berbentuk blok.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan suatu sindrom terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau penurunan

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu dapat menginaktivasi enzim tirosinase melalui penghambatan reaksi oksidasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu dapat menginaktivasi enzim tirosinase melalui penghambatan reaksi oksidasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidrokuinon merupakan zat aktif yang paling banyak digunakan dalam sediaan pemutih wajah. Hal ini dikarenakan efektivitas kerja dari hidrokuinon yaitu dapat menginaktivasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stevia (Stevia rebaudiana) merupakan salah satu jenis tanaman obat di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stevia (Stevia rebaudiana) merupakan salah satu jenis tanaman obat di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stevia (Stevia rebaudiana) merupakan salah satu jenis tanaman obat di Indonesia yang memiliki keunikan berupa rasa manis pada daunnya. Daun stevia ini mengandung sejumlah

Lebih terperinci

6 FRAKSINASI DAN ISOLASI PROTEIN WHEY SUSU KUDA SUMBA

6 FRAKSINASI DAN ISOLASI PROTEIN WHEY SUSU KUDA SUMBA 29 6 FRAKSINASI DAN ISOLASI PROTEIN WHEY SUSU KUDA SUMBA Abstract The aims of this study were to fractionate and to isolation antimicrobial activity of Sumba mare s milk protein against causative agent

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Menurut Permenkes No 75 tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang sering disebut dengan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian tentang konversi biomassa kulit durian menjadi HMF dalam larutan ZnCl 2 berlangsung selama 7 bulan, Januari-Agustus 2014, yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membuat, mengisolasi dan mengkarakterisasi derivat akrilamida. Penelitian diawali dengan mereaksikan akrilamida dengan anilin sulfat.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simvastatin merupakan obat antihiperlidemia yang bekerja dengan cara menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk kolesterol dengan bantuan katalis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan terutama

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan terutama 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan terutama dalam hal gaya hidup. Kini, gaya hidup masyarakat sudah mengarah ke arah western yang cenderung diwarnai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography) Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography) Kromatografi DEFINISI Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yulieyas Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yulieyas Wulandari, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melamin merupakan senyawa kimia bersifat basa yang digunakan terutama sebagai bahan polimer. Tidak ada peraturan yang mengijinkan penambahan langsung melamin ke dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRAK... xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat seperti kadmium, timbal dan tembaga yang berasal dari limbah industri sudah lama diketahui. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah alpukat (Persea americana Mill.) yang cukup besar dalam skala global. Data statistik tahun 2013 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sediaan pemutih wajah. Hal ini dikarenakan efektivitas kerja dari hidrokuinon

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sediaan pemutih wajah. Hal ini dikarenakan efektivitas kerja dari hidrokuinon 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidrokuinon merupakan zat aktif yang paling banyak digunakan dalam sediaan pemutih wajah. Hal ini dikarenakan efektivitas kerja dari hidrokuinon yaitu dapat

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH Dian Kartikasari 1, Nurkhasanah 2, Suwijiyo Pramono 3 1 Pasca sarjana prodi Farmasi Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Furfural Bonggol jagung (corn cobs) yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur 4-5 hari untuk menurunkan kandungan airnya, kemudian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) Nama : Rebecca Rumesty Lamtiar (127008016) Yulia Fitri Ghazali (127008007) Paska Rahmawati Situmorang (127008011)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, kosmetik menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah kosmetik yang digunakan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan dan validasi metode analisis untuk penetapan kadar vitamin A dalam minyak goreng sawit secara KCKT menggunakan kolom C 18 dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan karakteristik dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas zat yang digunakan. Dari hasil pengujian, diperoleh karakteristik zat seperti yang tercantum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Parasetamol Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai parasetamol adalah sebagai berikut: Rumus struktur : Gambar 2.1 Rumus Struktur Parasetamol Nama Kimia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Meka et al (2014) dalam penelitiannya melakukan validasi metode KCKT untuk estimasi metformin HCl dan propranolol HCl dalam plasma dengan detektor PDA (Photo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang, salah satunya adalah avokad

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di Laboratorium Biomasa Terpadu Universitas Lampung. 3.2. Alat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserap oleh tubuh

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserap oleh tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Menurut SNI 01-6684-2002 minuman berenergi merupakan minuman yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserap oleh tubuh untuk menghasilkan energi

Lebih terperinci

Kata kunci : deksametason, jamu pegal linu, KCKT

Kata kunci : deksametason, jamu pegal linu, KCKT ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT DEKSAMETASON DALAM JAMU PEGAL LINU MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Aqnes Budiarti 1 *, Muhamad Barik Ulfa Faza 1 1 Jurusan S1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali ditemukan tempe, makanan yang terbuat dari kedelai dengan cara fermentasi atau peragian dengan menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus

Lebih terperinci

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. SPEKTROFOTOMETRI Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETRI SPEKTROFOTOMETER JENIS SPEKTROFOTOMETER PRINSIP KERJA UV-Vis MENENTUPAN λ MAKSIMUM MEMBUAT KURVA STANDAR ANALISA SAMPEL

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR ASAM GALAT, KAFEIN DAN EPIGALOKATEKIN GALAT PADA BERBAGAI PRODUK TEH CELUP

PENETAPAN KADAR ASAM GALAT, KAFEIN DAN EPIGALOKATEKIN GALAT PADA BERBAGAI PRODUK TEH CELUP PENETAPAN KADAR ASAM GALAT, KAFEIN DAN EPIGALOKATEKIN GALAT PADA BERBAGAI PRODUK TEH CELUP Yohanes Martono Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Bagi konsumen teh, komoditas ini dianggap mempunyai keunggulan komparatif

Lebih terperinci

Gambar 6. Kerangka penelitian

Gambar 6. Kerangka penelitian III. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L) yang dibeli dari toko obat tradisional pasar Bogor sebagai sumber pigmen brazilein dan sinapic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan dengan buah yang lain. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya mengandung

Lebih terperinci

ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI

ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI RAMADHANI PUTRI PANINGKAT PROGRAM STUDI S1 KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

PAH akan mengalami degradasi saat terkena suhu tinggi pada analisis dengan GC dan instrumen GC sulit digunakan untuk memisahkan PAH yang berbentuk

PAH akan mengalami degradasi saat terkena suhu tinggi pada analisis dengan GC dan instrumen GC sulit digunakan untuk memisahkan PAH yang berbentuk BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Poliaromatik hidrokarbon (PAH) adalah golongan senyawa organik yang terdiri atas dua atau lebih molekul cincin aromatik yang disusun dari atom karbon dan hidrogen.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGAWASAN MUTU II

PERENCANAAN PENGAWASAN MUTU II PERENCANAAN PENGAWASAN MUTU II Dr. Slamet Ibrahim KK FARMAKOKIMIA SEKOLAH FARMASI ITB PENGAWASAN MUTU 1. Bahan baku : meliputi pemeriksaan Identifikasi Kemurnian Penetapan tetapan fisika Penetapan kadar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus: 8 Kolom : Bondapak C18 Varian 150 4,6 mm Sistem : Fase Terbalik Fase Gerak : Asam oksalat 0.0025 M - asetonitril (4:1, v/v) Laju Alir : 1 ml/menit Detektor : Berkas fotodioda 355 nm dan 368 nm Atenuasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Spektrofotometri uv & vis

Spektrofotometri uv & vis LOGO Spektrofotometri uv & vis Fauzan Zein M., M.Si., Apt. Spektrum cahaya tampak Spektrum cahaya tampak INSTRUMEN Diagram instrumen Spektrofotometer uv-vis 1. Prisma MONOKROMATOR 2. Kisi MONOKROMATOR

Lebih terperinci

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus ) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas pada bab ini meliputi sintesis kolagen dari tendon sapi (Bos sondaicus), pembuatan larutan kolagen, rendemen kolagen, karakterisasi sampel kontrol,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman energi adalah minuman ringan non-alkohol yang dirancang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman energi adalah minuman ringan non-alkohol yang dirancang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minuman Energi Minuman energi adalah minuman ringan non-alkohol yang dirancang untuk memberikan konsumen energi. Minuman energi lebih populer dari sebelumnya dan tampaknya akan

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Obat Tradisional Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kelapa sawit segar dan buah pascaperebusan (perebusan pada suhu 131 o C, tekanan uap 2 atmosfer, selama 100

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Natrium diklofenak (derivat fenilasetat) merupakan non-steroidal antiinflammatory

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Natrium diklofenak (derivat fenilasetat) merupakan non-steroidal antiinflammatory BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Natrium diklofenak (derivat fenilasetat) merupakan non-steroidal antiinflammatory drug (NSAID) yang sering digunakan untuk segala macam rasa nyeri, gout,

Lebih terperinci