BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba (earnings management) merupakan isu akuntansi yang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen laba (earnings management) merupakan isu akuntansi yang menarik untuk dikaji dari perspektif etika. Isu etika dalam dunia bisnis dan profesi mulai semakin menjadi perhatian publik saat ini. Beberapa pihak menyebut manajemen laba sebagai proses creative accounting, yaitu proses yang melibatkan beberapa pihak dengan memanfaatkan pemahaman dan pengetahuan akuntansi, termasuk standar, teknik, dan prosedur yang digunakan, untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake, dan Dowd, 1999). Manajemen laba merupakan pilihan yang dapat dilakukan manajer dengan memanfaatkan kebijakan akuntansi untuk mencapai pelaporan laba tertentu (Scott, 2015). Menurut Fischer dan Rosenzweig (1995), manajemen laba adalah tindakan seorang manajer untuk menaikkan atau menurunkan laba suatu periode tanpa diimbangi dengan kenaikkan atau penurunan profitabilitas ekonom is jangka panjang. Hal ini dikarenakan laba merupakan indikator yang sering digunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan kinerja operasional perusahaan. Manajemen laba sering menjadi penyebab terjadinya tindakan ilegal, seperti kecurangan dalam pembuatan laporan keuangan. Healy dan Wahlen (1999) menyimpulkan bahwa manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan keputusannya dalam pelaporan keuangan dan dalam melakukan pencatatan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, dengan tujuan untuk memberikan 1

2 gambaran yang salah bagi penggunanya tentang kinerja ekonom is perusahaan, maupun untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang bergantung pada angka - angka akuntansi yang dilaporkan. Manajemen laba merupakan salah satu faktor penting yang mengancam rusaknya etika bisnis (Merchant dan Rockness, 1994). Selain itu dari perspektif etika, tindakan ini berarti pelanggaran terhadap kepercayaan masyarakat (Fischer dan Rosenzweig, 1995). Kasus-kasus kecurangan dalam pelaporan keuangan dimulai dari pelanggran-pelanggaran etika yang dianggap remeh (Sholihin dan Na im, 2004). Munculnya berbagai skandal manajemen laba menunjukkan minimnya pertimbangan etika dalam pengambilan keputusan. Pemahaman moral yang baik akan menghasilkan keputusan yang beretika, yaitu keputusan yang dapat diterima secara hukum dan dapat diterima secara moral oleh masyarakat (Velazquez, 2012). Rest (1986) menjelaskan bahwa perilaku beretika untuk mengambil keputusan melalui Four-Component Model didasarkan pada (1) sensitivitas seseorang dalam menafsirkan situasi tertentu (moral sensitivity), (2) penalaran seseorang dalam memperkirakan suatu tindakan moral (moral judgement), (3) motivasi seseorang dalam menyeleksi penilaian tentang gambaran moral ( moral motivation), dan (4) karakter seseorang berkenaan dengan pengaturan diri untuk memutuskan suatu tindakan moral (moral character). Moral judgement menjelaskan salah satu faktor yang dikenal dengan ethical judgement. Ethical judgement merupakan kondisi dimana seseorang harus menilai suatu tindakan dengan dasar-dasar etika sehingga menghasilkan penilaian apakah suatu tindakan dianggap etis atau tidak (Johnson, 2012). 2

3 Terdapat pro dan kontra terhadap sikap etis masyarakat atas manajemen laba. Di satu sisi ada sekelompok masyarakat mengaggap bahwa manajemen laba merupakan tindakan yang tidak etis. Di sisi yang lain beberapa pihak menganggap manajemen laba itu etis. Pada sisi tidak etis menunjukkan bahwa manajer memiliki intensi untuk mem akasimalkan utilitas pribadinya. Schipper (1989) mengungkapkan bahwa ada campur tangan manajemen dalam penyusunan laporan keuangan eksternal, dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi. Dikuatkan oleh Johnson et al. (2012) bahwa perilaku yang dilakukan semata-mata untuk memperoleh kepentingan pribadi umumnya tidak etis. Pada sisi etis menunjukan manajemen laba merupakan suatu hal yang wajar ketika seorang manajer mempunyai informasi yang lebih banyak dibanding pemakai laporan keuangan lainnya sebagai akibat dari keahlian yang merek a miliki (Demski dan Soppington, 1987). Dye (1988) menguatkan bahwa pemegang saham saat ini menuntut adanya manajemen laba dalam rangka memaksimalkan nilai saham dengan memanfaatkan biaya di masa depan sehingga terdapat insentif bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba. Sampai saat ini manajemen laba masih merupakan topik yang hangat sebagai objek penelitian karena adanya pertentangan pendapat. Praktik manajemen laba dalam dunia bisnis sudah banyak terjadi dan telah banya k dilakukan studi empiris, nam un belum didapatkan konsep mengenai manajemen laba yang lengkap dan dapat diterima oleh masyarakat. Indikator lain adanya praktik manajemen laba disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan diantara berbagai pihak yang terkait. Scott (2000) masih mempertanyakan apakah 3

4 manajemen laba boleh dilakukan atau tidak. Manajemen laba dipandang sebagai salah satu tindakan yang harus dicegah (Munter, 2000). Berdasarkan hal tersebut menyatakan bahwa manajemen laba masih merupakan bidang yang kontroversial sebagai suatu perilaku yang dapat diterima atau tidak diterima. Sholihin dan Na im (2004) sudah melakukan penelitian sebelumnya dengan hipotesis ethical judgment manajer terhadap praktik manajemen laba dilakukan oleh manajer pada sebuah profit center. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa (1) ethical judgment terhadap praktik manajemen laba menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan/dipengaruhi oleh metode manajemem laba. Manajemen laba dengan metode akuntansi dinilai lebih tidak etis dibanding dengan metode operasi, (2) ethical judgment terhadap praktik manajemen laba menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan/tidak dipengaruhi oleh praktik manajemen laba terhadap konsisten dengan Prinsip Akuntansi Berterima Um um atau tidak, (3) tidak ada perbedaan ethical judgment yang signifikan antara menaikkan atau menurunkan laba. Hal ini berarti arah manajemen laba, apakah menaikkan atau menurunkan laba tidak berpengaruh terhadap ethical judgment manajer (4) matrelialitas laba yang dimanipulasi menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan/berpegaruh terhadap ethical judgment. Manajemen laba dalam jumlah yang material dinilai lebih tidak etis dibanding dengan manajemen laba dalam jumlah yang tidak material, (5) periode efek yang ditimbulkan oleh manajemen laba menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan/berpengaruh terhadap ethical judgment. Manajemen laba yang dilakukan pada akhir tahun dinilai lebih tidak etis dibanding dengan manajemen 4

5 laba yang dilakukan pada akhir kuartal, dan (6) manajemen laba yang dilakukan untuk kepentingan jangka panjang perusahaan atau untuk kepentingan pribadi manajemen tidak terdapat perbedaan signifikan/tidak mempengaruhi ethical judgment terhadap praktik manajemen laba. Penelitian tersebut menggunakan sampel para manajer yang sedang studi pada trisemester akhir program Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (MM UGM). Peneliti melakukan penelitian di PT. Krakatau Wajatama salah satu anak perusahaan dari PT. Krakatau Steel (Persero) yang bergerak pada industri baja khususnya di produk baja tulangan (besi beton) dan baja profil. Alasan peneliti memilih PT. Krakatau Wajatama sebagai objek penelitian karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang sudah memiliki transaksi keuangan sangat kompleks sehingga banyak peluang untuk m elakukan praktik manajemen laba. Dapat dilihat dari perusahaan tersebut merupakan perusahaan industri manufaktur, dimana industri manufaktur merupakan penopang utama perkemba ngan industri di sebuah negara. Dilain pihak PT. Krakatau Wajatama dalam melakukan pencatatan pembukuannya menggunakan accrual basis. Penerapan konsep akrual dapat berpotensi menimbulkan kesempatan manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba dengan menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam laporan rugi laba. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai manajemen laba dari perspektif etika yang berada di PT. Krakatau Wajatama. Sampel yang digunakan peneliti saat ini adalah karyawan yang berada di posisi manajer, internal auditor, dan karyawan dibagian keuangan khususnya pada divisi akuntansi dan divisi treasury. 5

6 1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang penilitian yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan penilaian dan pendapat secara signifikan mengenai ethical judgment terhadap manajemen laba antara manajer yang sedang studi pada trisemster akhir program Magister Manajemen dan karyawan di perusahaan PT. Krakatau Wajatama pada posisi manajer, internal auditor, dan karyawan dibagian keuangan? 2. Apakah terdapat perbedaan ethical judgment secara signifikan terhadap praktik manajemen laba dengan menggunakan metode akuntansi atau metode operasi 3. Apakah terdapat perbedaan ethical judgment secara signifikan terhadap praktik manajemen laba atas konsistensi atau inkonsisten? 4. Apakah terdapat perbedaan ethical judgment secara signifikan terhadap praktik manajemen laba dalam menaikkan atau menurunkan laba? 5. Apakah terdapat perbedaan ethical judgment secara signifikan terhadap praktik manajemen laba antar jumlah material atau tidak material terhadap laba yang dimanipulasi? 6. Apakah terdapat perbedaan ethical judgment secara signifikan terhadap praktik manajemen laba antara praktik didalam akhir kuartal dan akhir tahun? 7. Apakah terdapat perbedaan ethical judgment secara signifikan terhadap praktik manajemen laba antara kepentingan jangka panjang dan kepentingan individu manajer? 6

7 1.3. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis mengenai perbedaan ethical judgment terhadap praktik manajemen laba dengan menggunakan metode akuntansi atau metode operasi. 2. Menganalisis mengenai perbedaan ethical judgment terhadap praktik manajemen laba atas konsisten atau inkonsisten sesuai Prinsip Akuntansi Berterima Umum. 3. Menganalisis mengenai perbedaan ethical judgment terhadap praktik manajemen laba dalam menaikkan atau menurunkan laba. 4. Menganalisis mengenai perbedaan ethical judgment terhadap praktik manajemen laba antar jumlah material atau tidak material terhadap laba yang dimanipulasi. 5. Menganalisis mengenai perbedaan ethical judgment terhadap praktik manajemen laba antara praktik didalam akhir kuartal dan akhir tahun. 6. Menganalisis mengenai perbedaan ethical judgment terhadap praktik manajemen laba antara kepentingan jangka panjang dan kepentingan individu manajer. 7

8 1.4. SISTEMATIKA PENULISAN Secara garis besar, sistematika penulisan dari penelitian ini tersusun dari: Bab I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisikan mengenai landasan teori mengenai ethical judgment dan manajemen laba, penelitian terdahulu, dan pengembangan hipotesis. Bab III : Metode Penelitian Bab ini membahas mengenai data yang digunakan dalam penelitian beserta metode dan teknik pengumpulannya, uji instrument beserta uji validitas dan realibilitas juga uji hipotesis. Bab IV : Hasil Data dan Pembahasan Bab ini merupakan bab pembahasan hasil pengolahan data, serta analisis hasil penelitian dan mengaitkan hasil yang didapat dengan landasan teori pada Bab II. Bab V : Penutup Pada bab penutup berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk melakukan penelitian selanjutnya. 8