beberapa dekade terakhir (Healy, 1985). Manajemen laba merupakan akuntansi untuk mencapai pelaporan laba tertentu (Scott, 2015).

Transkripsi

1 1. PENDAHULUAN Manajemen laba (earnings management) merupakan salah satu bidang amatan yang menarik dalam penelitian di bidang akuntansi dalam beberapa dekade terakhir (Healy, 1985). Manajemen laba merupakan pilihan yang dapat dilakukan manajer dengan memanfaatkan kebijakan akuntansi untuk mencapai pelaporan laba tertentu (Scott, 2015). Manajemen laba menjadi isu penting dalam bidang akuntansi, baik bagi akademisi maupun praktisi (Dechow dan Skinner, 2000). Berbagai praktik yang mengarah pada aktivitas manajemen laba sudah mulai diteliti pada awal abad ke-20. Hepworth (1953) mengungkapkan bahwa pada tahun perataan laba dilakukan karena terdapat motivasi yang menarik, yaitu upaya menurunkan pajak pada suatu tahun dengan mendistribusikan laba di tahun tersebut ke tahun yang lain. Pada tahun-tahun tersebut isu perataan laba mulai dibahas. Setelah penelitian yang dilakukan Hepworth (1953) pada tahun 1940-an, praktik manajemen laba juga mendapat perhatian dari berbagai peneliti pada dua dekade berikutnya (Rath dan Sun, 2008). Sebagian besar peneliti memfokuskan topik penelitian dari sudut pandang ekonomi yang mengacu pada konsekuensi finansial akibat aktivitas manajemen laba. Salah satu konsekuensi yang terlihat adalah penilaian kinerja yang menjadikan angka akuntansi (laba) sebagai indikator keberhasilan termasuk indikator apresiasi, misalnya bonus dan insentif.

2 Angka akuntansi merupakan bagian integral dari kontrak formal maupun informal perusahaan dimana manajemen dan investor sebagai pemangku kepentingan terlibat dalam pengambilan keputusannya (Watts, 1978). Angka akuntansi menjadi salah satu fokus pemangku kepentingan dalam mengevaluasi performa manajemen. Beberapa kontrak menjadikan angka akuntansi sebagai indikator keberhasilan, misalnya terkait dengan pemberian dividen. Bonus dan insentif manajemen sebagai kontrak informal juga diberikan dengan basis laba yang diperoleh. Oleh karena itu manajemen memiliki tendensi yang kuat untuk melakukan manajemen laba. Manajemen laba menjadi permasalahan bagi pemangku kepentingan karena aktivitas ini dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan laba pada suatu tahun tanpa diimbangi dengan kenaikan profitabilitas ekonomis jangka panjang (Fischer dan Rosenzweig, 1995). Pada tahun 1970-an hingga pertengahan 1980-an, penelitian tentang manajemen laba berfokus pada metode manajemen laba yang digunakan oleh manajer, salah satunya dengan memanfaatkan pilihan metode dan kebijakan akuntansi (Sun dan Rath, 2010). Metode manajemen laba yang paling umum adalah mengakui atau menunda pengakuan pendapatan dan biaya agar laba yang dilaporkan adalah sebesar laba tertentu yang dinginkan manajemen. Beberapa pihak menyebut manajemen laba sebagai proses creative accounting, yaitu proses yang melibatkan beberapa pihak dengan memanfaatkan

3 pemahaman dan pengetahuan akuntansi, termasuk standar, teknik, dan prosedur yang digunakan, untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat et al., 1999). Tindakan perataan laba (income smoothing) merupakan bentuk lain dari manajemen laba yang dilakukan untuk menghasilkan laba tertentu yang diinginkan. Hingga saat ini penelitian manajemen laba yang terkait dengan pertimbangan ekonomi masih terus dilakukan. Namun muncul sudut pandang baru dalam penelitian manajemen laba yaitu penelitian yang dikaitkan dengan pertimbangan etika. Isu etika yang terkait manajemen laba mulai diteliti setidaknya sejak akhir tahun 1980-an dan mulai banyak dikembangkan tahun 1990-an. Bruns dan Merchant (1989) merupakan salah satu peneliti yang menginisiasi penelitian manajemen laba dari sudut pandang etika. Merchant dan Rockness (1994) menggolongkan manajemen laba sebagai sebagian besar masalah penting dalam etika yang akan dihadapi profesi akuntansi. Penelitian manajemen laba dari sudut pandang etika mengalami perkembangan yang pesat sejak munculnya berbagai skandal yang melibatkan manajemen yang terjadi pada awal abad ke-21. Beberapa skandal yang terjadi adalah pengakuan pendapatan yang tidak sesuai oleh Halliburton dan off-balance-sheet financing yang dilakukan oleh Adelphia dan Enron (Barton et al., 2010). Kasus manajemen laba juga terjadi di Indonesia, salah satunya skandal yang dilakukan PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2002.

4 Manajemen PT Kimia Farma melakukan penggelembungan (mark up) laba yang dilaporkan pada laporan keuangan tahun 2001 sebesar Rp 32,6 milyar (Christiani dan Nugrahanti, 2014) Penelitian manajemen laba dari sudut pandang etika yang dilakukan membawa hasil yang beragam. Objek penelitian dan teori yang digunakan pun beragam. Begitu pentingnya isu etika menyebabkan beberapa jurnal secara khusus membahas masalah etika, diantaranya Journal of Business Ethics yang pertama kali mempublikasikan artikelnya pada tahun 1982 dan Business Ethics Quarterly yang mulai mempublikasikan artikelnya pada tahun Selama lebih dari dua dekade, manajemen laba menjadi topik yang masih diperdebatkan. Beberapa peneliti melakukan studi deskriptif dengan tujuan memahami perkembangan penelitian manajemen laba. Diantaranya adalah penelitian berjudul Earnings Management: a Literature Review (Verbruggen et al., 2008). Sebagian besar penelitian berfokus pada bagaimana manajemen laba dilakukan namun hanya sebagian kecil yang mempelajari konsekuensi dari praktik manajemen laba, khususnya konsekuensi etika. Beberapa peneliti sudah mulai meneliti topik ini. Sayangnya, belum banyak peneliti yang melakukan studi deskriptif perkembangan penelitian manajemen laba dari sudut pandang etika. Oleh karena itu, penulis bermaksud melakukan studi deskriptif dengan tujuan memahami perkembangan penelitian manajemen laba dari

5 sudut pandang etika. Dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitian pada ethical judgment terhadap praktik manajemen laba. Hasil penelitian yang pernah dipublikasikan dan dinilai lolos sebagai sampel dengan kriteria yang telah ditentukan akan dianalisis berdasarkan beberapa kategori. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat. Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi akademisi dan peneliti untuk memperkaya pengetahuan dan literatur serta dapat mendorong peneliti lain untuk mengembangkan penelitian dengan topik ini utamanya dari sudut pandang etika. Secara praktis, hasil ini diharapkan mampu mendorong individu dalam organisasi yang berkaitan dengan aktivitas manajemen laba seperti manajemen dan investor serta masyarakat sebagai pihak di luar perusahaan untuk lebih terbuka dengan isu etika dalam aktivitas manajemen laba. Sistematika penulisan penelitian ini terbagi menjadi lima bagian. Pertama adalah pendahuluan yang membahas latar belakang dan manfaat penelitian. Kedua adalah telaah literatur yang merangkum teori dan penelitian terdahulu yang relevan dengan topik yang dibahas. Ketiga adalah metode penelitian yang membahas mekanisme pemilihan jurnal, pencarian dan pemilihan artikel, dan analisis sampel yang didapat. Keempat adalah hasil penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Terakhir adalah kesimpulan yang berisi kesimpulan dari penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya.