BAB I PENDAHULUAN. topik dalam bidang akuntansi dan keuangan yang secara luas dibahas dalam
|
|
- Glenna Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen laba (earnings management) perusahaan merupakan salah satu topik dalam bidang akuntansi dan keuangan yang secara luas dibahas dalam beberapa tahun terakhir (Niskanen et al., 2011). Berbagai penelitian berkembang untuk mengetahui lebih dalam tentang manajemen laba. Salah satu hal yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah karena dampak yang dapat ditimbulkan oleh manajemen laba. Banyak pihak seperti investor dan kreditor menggunakan informasi keuangan yang disusun oleh akuntan. Manajemen laba yang ada pada perusahaan dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan tentang kondisi perusahaan, misalnya profitabilitas dan stabilitas operasi perusahaan. Investor membayar pembelian saham pada tingkat premium atau discount yang tidak sesuai dan kreditor dapat meminjamkan uang pada tingkat bunga yang tidak sesuai dengan risiko perusahaan (Clikeman et al., 2001). Shen dan Huang (2013) menemukan bahwa bank yang dinilai melakukan manajemen laba akan memiliki credit ratings rendah sehingga meningkatkan cost of debt. Kondisi ini akan bertambah buruk di negara yang peraturan perbankannya kurang kuat. Penelitian lain menemukan bahwa manajemen laba juga dapat menurunkan kualitas laporan keuangan (Tariverdi et al., 2012). Kualitas laporan keuangan merupakan hal yang penting karena informasi dalam laporan keuangan digunakan oleh stakeholder dalam membuat keputusan. Jika kualitas laporan keuangan perusahaan buruk karena adanya praktik manajemen laba, maka 1
2 pengguna laporan keuangan dapat membuat keputusan yang salah atau kurang tepat. Dampak manajemen laba dari penjelasan di atas sejalan dengan definisi manajemen laba. Healy dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa manajemen laba terjadi pada saat manajer menggunakan penilaian (judgement) dalam pelaporan keuangan dan dalam menyusun transaksi untuk mengubah laporan keuangan yang menyesatkan beberapa stakeholder tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual (contractual outcomes) yang bergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan. Dari definisi tersebut, manajemen laba dilakukan untuk maksud atau tujuan tertentu. Maksud atau tujuan tersebut ternyata dapat berdampak negatif bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Penelitian tentang dampak manajemen laba diiringi oleh penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba. Pengetahuan tentang faktor penyebab manajemen laba memunculkan harapan untuk dapat mengurangi praktik manajemen laba. Penelitian menemukan bahwa beberapa karakteristik komite audit mempengaruhi manajemen laba perusahaan. Dalam penelitian Qi dan Tian (2012), komite audit yang berusia lebih tua, berjenis kelamin perempuan, dan memiliki pengalaman kerja dalam bidang keuangan akan lebih efektif dalam mengatasi manajemen laba. Corporate governance juga mempengaruhi manajemen laba dalam perusahaan. Perusahaan dengan kondisi corporate governance yang baik akan mengurangi kesempatan manajemen dalam melakukan manajemen laba sehingga akan mengurangi dampak dari manajemen laba (Tangjitprom, 2013). 2
3 Perilaku manajemen laba menjadi perhatian bagi penyusun standar, regulator, dan profesi akuntansi (Elias, 2002). Selain itu, Elias juga menerangkan bahwa profesi akuntansi meningkatkan kesadarannya dan akademisi meningkatkan penelitian tentang praktik manajemen laba, mengingat manajemen laba dapat menimbulkan dampak negatif. Merchant dan Rockness (1994) dalam Kaplan (2001b) mengungkapkan bahwa manajemen laba mungkin merupakan isu etika paling penting bagi profesi akuntansi. Penelitian tentang etika manajemen laba menjadi menarik terlebih lagi melihat akuntan sebagai profesi yang memegang etika. Banyak penelitian yang membahas manajemen laba dari perspektif ekonomi. Penelitian berfokus pada mendeteksi perilaku manajemen laba dan reaksi pasar modal terhadap praktik manajemen laba tetapi, sedikit penelitian yang membahas praktik manajemen laba dari perpektif etika (Elias, 2002). Sholihin dan Na im (2004) menyarankan agar penelitian tentang manajemen laba dengan pendekatan etika sebaiknya ditingkatkan karena penelitian tersebut masih jarang. Perhatian pada etika praktik akuntansi dan pelaporan keuangan meningkat seiring dengan munculnya skandal akuntansi seperti kasus Enron dan WorldCom (Grasso et al., 2009). Merchant dan Rockness (1994) melakukan penelitian tentang penilaian etis dari general managers, staff managers, operating unit controllers, dan internal auditors terhadap praktik manajemen laba. Sementara itu, Fischer dan Rosenzweig (1995) menggunakan sampel mahasiswa S1, mahasiswa MBA, dan praktisi akuntansi untuk meneliti penerimaan etis terhadap praktik manajemen laba. Penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan penerimaan etis diantara 3
4 ketiga kelompok tersebut. Penelitian-penelitian tersebut telah membahas manajemen laba dari perspektif etika. Namun, penelitian tersebut belum meneliti hal-hal yang mempengaruhi penilaian seseorang dalam memandang manajemen laba. Padahal faktor tertentu dapat mempengaruhi seseorang dalam menilai manajemen laba sebagai praktik yang etis atau tidak etis. Suatu praktik manajemen laba yang sama dapat memperoleh penilaian etis yang berbeda. Beberapa eksekutif menilai praktik tersebut sebagai pelanggaran etika yang serius sedangkan eksekutif lainnya dapat menerima praktik tersebut (Clikeman et al., 2001). Manajemen laba tidak terpisahkan dari pertimbangan yang diberikan oleh manajer. Pertimbangan terhadap manajemen laba dari sisi etika antara satu manajer dengan manajer lain bisa berbeda. Oleh karena itu, etika manajemen laba memiliki sifat yang subjektif (Nasir et al., 2014). Definisi manajemen laba dari Healy dan Wahlen (1999) yang menjelaskan penggunaan penilaian atau judgement membuat peneliti tertarik untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi ethical judgement terhadap manajemen laba. Hal ini sejalan dengan Sholihin dan Na im (2004) yang mengharapkan penelitian tentang hal-hal yang menyebabkan perbedaan dalam memberikan ethical judgement. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi ethical judgement seseorang. Dalam Hunt-Vitell Theory of Ethics (1986, 1993) agama (religion) termasuk dalam dua kategori, yaitu karakteristik personal dan lingkungan budaya yang dapat digunakan dalam melihat ethical judgement, intentions dan behavior. Religiositas merupakan cerminan dari seseorang dalam menjalankan ajaran agamanya. Banyak orang menjalankan hidupnya dengan berpedoman pada 4
5 ajaran agama yang dianutnya. Oleh karena itu, ajaran agama menjadi panduan dalam pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan ini termasuk saat menghadapi dilema etis atau keputusan yang berhubungan dengan etika. Keller et al. (2007) yang melakukan penelitian dengan sampel mahasiswa menemukan bahwa prinsip religi memiliki peran yang penting dalam membentuk standar etika. Selain itu, Clark dan Dawson (1996) mengambil sampel 162 mahasiswa bisnis untuk meneliti pengaruh religiositas terhadap ethical judgement. Mereka menemukan bahwa terdapat perbedaan ethical judgement antara individu yang religius dan yang tidak religius terhadap dua skenario yang diberikan. McGuire et al. (2012) melakukan penelitian yang hasilnya menunjukan bahwa perusahaan yang kantor pusatnya berada pada area dengan norma agama dan sosialnya kuat, maka perusahaan tersebut memiliki kejadian kecurangan laporan keuangan yang lebih sedikit. Selain itu, mereka juga meneliti tentang hubungan antara religiositas dan metode manajer dalam mengelola pendapatan. Berdasarkan penelitian di atas, maka bukan hal yang mustahil untuk meneliti hubungan antara religiositas dan manajemen laba. Kanagaretman et al. (2015) meneliti hubungan antara religiositas dan manajemen laba dengan sampel bank dari 29 negara. Penelitian tersebut mengukur variabel religiositas dengan menggunakan tiga dimensi religiositas dari World Values Survey yaitu, cognitive element, affective element, dan behavioral element. Pengukuran variabel manajemen laba bank menggunakan earnings benchmark dan abnormal loan loss provisions berdasarkan data dari BankScope. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan yang negatif antara religiositas dan manajemen laba bank. Sementara itu, Callen et al. (2010) 5
6 memperoleh hasil yang berbeda dari penelitiannya yang mengambil sampel 31 negara. Data religiositas tingkat negara diperoleh dari World Values Survey dan manajemen laba diukur menggunakan matriks yang dikembangkan oleh Leuz et al. (2003) dengan menghitung earnings smoothing serta earnings manipulation. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajemen laba suatu negara tidak memiliki hubungan dengan religiosity affiliation dan tingkat religiositas. Hasil penelitian tentang pengaruh religiositas terhadap manajemen laba belum memberikan gambaran yang pasti. Hasil yang menunjukkan bahwa religiositas tidak berhubungan dengan manajemen laba menggoyahkan argumen bahwa ajaran agama mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Ajaran agama dipercaya oleh penganutnya sebagai petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan. Selain itu, idealnya ajaran agama menjadi pedoman bagi penganutnya dalam berbagai hal. Data Wolrd Values Survey pada tahun 2000 menunjukkan bahwa 98% orang Indonesia menyatakan agama sangat penting bagi kehidupan mereka. Beberapa pertimbangan digunakan peneliti dalam memutuskan untuk meneliti variabel religiositas. Hasil penelitian tidak konsisten antara religiositas dan manajemen laba (Kanagaretman et al., 2015; Callen et al., 2010). Selain itu, dalam penelitian Kanagaretman et al. (2015), religiositas yang diukur pada tingkat negara dibandingkan dengan manajemen laba pada tingkat bank. Hal ini dapat mengurangi hubungan sebab akibat antara variabel tersebut (Kanagaretman et al., 2015). Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan mengukur variabel religiositas pada tingkat individu yang kemudian akan diuji hubungannya dengan ethical judgement terhadap manajemen laba pada tingkat individu pula. Belum 6
7 ada penelitian yang membahas tentang pengaruh religiositas terhadap ethical judgement dengan skenario yang spesifik tentang manajemen laba. Kanagaretman et al. (2015) dan Callen et al. (2010) melakukan penelitian dengan mengukur manajemen laba yang sudah terjadi bukan meneliti pengaruh religiositas terhadap penilaian etis atau tidaknya manajemen laba. Dalam penelitian ini, penulis akan mengukur ethical judgement responden tentang manajemen laba bukan perilaku manajemen laba. Instrumen penelitian dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian Clark dan Dawson (1996) yang menggunakan Multidimensional Ethics Scale dari Reidenbach dan Robin (1990) karena penelitian ini menggunakan kuesioner Merchant (1989) yang dimodifikasi oleh Bruns dan Merchant (1990) untuk mengukur penilaian etis tentang manajemen laba. Pada penelitian Kanagaretman et al. (2015) dan Callen et al. (2010), data religiositas diperoleh dari World Values Survey sedangkan pada penelitian ini data religiositas akan diperoleh langsung dari responden. Variabel religiositas diukur dengan menggunakan Intrinsic/Extrinsic-Revised (I/E-R) scale dari Gorsuch dan McPherson (1989) yang diadaptasi dari Religious Orientation Scale milik Allport dan Ross (1967). Ukuran religiositas intrinsik memberikan peluang yang lebih baik dalam mempelajari hubungan antara religiositas dan etika karena secara definisi, religiositas intrinsik mengarahkan pada proses internalisasi agama yang mendukung nilai moral (Kurpis et al., 2008). Adanya penilaian (judgement) dalam manajemen laba dapat membuat hasil keputusan etis atau tidaknya manajemen laba menjadi berbeda meskipun praktik tersebut menambah nilai shareholder. Perusahaan memiliki tanggung jawab kepada pihak-pihak yang terkait. Oleh karena itu, pihak yang terkena 7
8 dampak manajemen laba bukan hanya shareholder melainkan juga stakeholder lain. Zahra et al. (2005) dalam Prior et al. (2008) mengungkapkan bahwa tindakan manajemen seperti manajemen laba dapat berdampak serius pada pemegang saham, kreditor, karyawan, dan masyarakat secara keseluruhan karena informasi mengenai nilai aset perusahaan yang sebenarnya, transaksi atau posisi keuangan perusahaan menyesatkan stakeholder. D Souza et al. (2000) melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara manajemen laba dan labor cost. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dengan segera melakukan pengakuan (immediate recognition) untuk meningkatkan laba yang akan datang dan menurunkan labor renegotiation cost. Manajemen laba dapat terjadi karena permintaan shareholder meskipun praktik tertentu dapat merugikan shareholder. Dye (1988) memperkenalkan konsep internal demand for earnings management dan external demand for earnings management yang mendorong manajer melakukan manajemen laba. Internal demand for earnings management menggambarkan bahwa shareholder mendesain kontrak dengan manajer untuk meminimalkan expected cost. Sementara itu, usaha shareholder untuk mengubah persepsi calon investor tentang nilai perusahaan merupakan external demand terhadap manajemen laba. Adanya permintaan manajemen laba dari shareholder bertentangan dengan pengaruh yang dapat muncul dari manajemen laba terhadap stakeholder lain. Selain itu, hal ini juga mengundang pertanyaan bagi peneliti tentang penilaian etis terhadap manajemen laba dari pihak yang mendukung pandangan shareholder. Etika dan social responsibility berkaitan satu sama lain. Jika individu mengenal etika, maka organisasi mengenal social responsibility (Fisher, 2004). 8
9 Hal ini berarti bahwa etika suatu organisasi bisa dilihat dari pertanggung jawaban yang diberikan kepada pihak-pihak yang berhubungan atau berinteraksi dengan organisasi tersebut. Etika bisnis merupakan bagian dari corporate social responsibility. Oleh karena itu, perusahaan memiliki kewajiban kepada masyarakat untuk memenuhi prinsip-prinsip etika dalam melakukan kegiatan atau operasi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Etika memberikan alasan adanya corporate social responsibility. Hal ini karena dalam etika, perusahaan memiliki tanggung jawab pada masyarakat (Velasquez, 2012). Penelitian ini akan menggunakan dua teori dalam membahas social responsibility. Pertama, shareholder view yang diperkenalkan oleh Milton Friedman (1970). Kedua, stakeholder view yang dikemukakan oleh Edward Freeman dan David Reed (1983). Dalam shareholder view, tanggung jawab perusahaan hanya menghasilkan uang sebanyak mungkin secara legal dan etis untuk pemiliknya seperti memaksimalkan keuntungan shareholder. Sementara itu, stakeholder view menyatakan bahwa manajer seharusnya memberikan bagian keuntungan yang adil kepada semua stakeholder (Velasquez, 2012). Perbedaan yang terlihat jelas dari kedua pandangan tersebut adalah shareholder view berfokus pada pemegang saham sedangkan stakeholder view berfokus pada banyak pihak tidak hanya pemegang saham. Kaplan (2001b) meneliti penilaian etika manajemen laba dengan responden mahasiswa MBA. Responden dalam penelitian tersebut dibagi secara random menjadi dua kelompok. Peneliti memberikan peran pada kelompok pertama sebagai shareholder perusahaan, tetapi tidak bekerja di perusahaan. Kelompok kedua sebagai non-shareholder yang asumsinya bukan shareholder 9
10 dan tidak bekerja di perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok non-shareholder tidak dipengaruhi oleh maksud (intent) dalam menilai etika manajemen laba. Sementara itu, kelompok shareholder lebih mentolerir (less unethically) dalam menilai satu dari tiga skenario manajemen laba yang keuntungannya ditujukan untuk perusahaan. Peran responden menjadi shareholder atau non-shareholder ternyata menunjukkan perbedaan dalam memberikan penilaian etika terhadap manajemen laba. Singhapakdi et al. (1996) melakukan penelitian untuk membangun instrumen yang dapat mengukur persepsi tentang pentingnya etika dan tanggung jawab sosial. Penelitian ini menggunakan sampel 153 mahasiswa senior dan mahasiswa master yang sebagian besar respondennya adalah mahasiswa MBA. Penelitian tersebut menghasilkan instrumen untuk mengukur Perceived Role of Ethics and Social Responsibility (PRESOR) atau peran etika dan tanggung jawab sosial persepsian. Penelitiannya menyarankan agar penelitian selanjutnya meneliti menggunakan instrumen PRESOR dengan menghubungkannya pada variabel relevan yang lain seperti persepsi terhadap masalah etika, ethical judgement, dan ethical intentions. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian pada kelompok lain selain para marketers seperti akuntan yang merupakan praktisi bisnis. Banyak penelitian membahas berbagai faktor yang mempengaruhi manajemen laba, tetapi mengabaikan pengaruh potensial dari pandangan terhadap etika dan tanggung jawab sosial (Shafer, 2015). Elias (2002) melakukan penelitian untuk menguji persepsi etis manajemen laba dengan tanggung jawab sosial sebagai salah satu variabelnya. Dalam penelitiannya, tanggung jawab sosial 10
11 diukur menggunakan PRESOR yang dikembangkan oleh Singhapakdi et al. (1996). Penelitian tersebut membagi tanggung jawab sosial menjadi tiga bagian, yaitu profitabilitas, jangka panjang, dan jangka pendek. Sementara itu, Shafer (2015) juga melakukan penelitian untuk menguji hubungan antara tanggung jawab sosial dan ethical judgement tentang manajemen laba. Namun, Shafer membagi PRESOR menjadi dua bagian, yaitu stockholder view dan stakeholder view. Hal ini membuat pandangan responden terhadap stockholder view atau stakeholder view dalam konteks tanggung jawab sosial dapat terlihat jelas. Hasil dari penelitian Shafer (2015) menunjukkan bahwa stockholder view tidak berhubungan dengan ethical judgement sedangkan stakeholder view berhubungan dengan ethical judgement. Shafer (2015) kemudian menjelaskan bahwa hasil penelitiannya berbeda dengan penelitian Elias (2002). Dalam penelitian Elias, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara item-item PRESOR dengan ethical judgement akuntan industri terhadap manajemen laba. Sementara itu, terdapat hubungan yang signifikan antara stockholder view dan stakeholder view terhadap ethical judgement akuntan publik terhadap manajemen laba. Perbedaan hasil penelitian tersebut membuat kesimpulan tentang hubungan antara stockholder view dan stakeholder view menjadi belum jelas. Pandangan terhadap stockholder dan stakeholder merupakan hal yang menarik. Stockholder atau pemegang saham merupakan pihak yang penting dan berpengaruh bagi perusahaan. Mereka adalah pihak yang mempengaruhi hal krusial bagi perusahaan, yaitu pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk memenuhi kepentingan pemegang saham. Sementara itu, dalam usaha 11
12 memenuhi kepentingan stockholder, perusahaan tidak boleh mengacuhkan stakeholder lain seperti pelanggan, suplier, masyarakat sekitar, dan pemerintah. Dengan stockholder view dan stakeholder view, maka penelitian dapat melihat hubungan kedua variabel tersebut terhadap manajemen laba. Orang yang memandang bahwa stockholder itu penting akan cenderung menilai manajemen laba sebagai suatu tindakan yang etis atau tidak. Jika hasilnya seperti dalam penelitian Shafer (2015) bahwa stockholder view tidak berhubungan dengan ethical judgement tentang manajemen laba, maka hal ini menghadirkan pemikiran baru. Orang dapat beranggapan bahwa demi memenuhi kepentingan stockholder mereka tidak perlu menggunakan penilaian atau pertimbangan etis terhadap cara yang digunakan oleh perusahaan. Padahal dalam kenyataannya cara tersebut menguntungkan stockholder, tetapi dapat merugikan stakeholder yang lain. Adanya stakeholder view membuat peneliti juga dapat meneliti bahwa jika orang yang memandang stakeholder itu penting, maka mereka akan menggunakan penilaian etis atau tidak dalam melihat praktik manajemen laba dalam perusahaan. Berikut ini adalah ringkasan pertimbangan peneliti dalam memilih variabel perceived role of ethics and social responsibility dalam penelitian ini. Pertama, hasil dari praktik manajemen laba berpengaruh pada shareholder maupun stakeholder lainnya (Zahra et al., 2005). Kedua, adanya permintaan manajemen laba oleh shareholder (Dye, 1988). Ketiga, perusahaan memiliki tanggung jawab secara etika kepada stakeholder (Friedman, 1970). Keempat, hasil penelitian tentang stockholder view dan stakeholder view belum menemukan kesimpulan yang jelas karena adanya inkonsistensi hasil (Elias, 2002; Shafer, 2015). Kelima, penelitian tentang ethical judgement terhadap manajemen laba dengan variabel 12
13 perceived role of ethics and social responsibility masih jarang. Keenam, sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester dua yang sedang menempuh pendidikan di Program Studi Magister Akuntansi Universitas Gadjah Mada sehingga berbeda dengan penelitian Shafer (2015) yang meneliti akuntan profesional dan Elias (2002) yang respondennya adalah akuntan industri, akuntan publik, pihak fakultas, dan mahasiswa akuntansi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peneliti akan meneliti pengaruh religiositas dan perceived role of ethics and social responsibility terhadap ethical judgement tentang manajemen laba. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah mahasiswa semester dua di Program Studi Magister Akuntansi Universitas Gadjah Mada. Penetapan kriteria mahasiswa semester dua mengacu pada penelitian Geiger et al. (2006) yang sampelnya menggunakan mahasiswa akuntansi tingkat atas. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa mahasiswa yang menjadi responden memahami konsepkonsep akuntansi dan skenario yang ada dalam kuesioner. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah yang akan dianalisis adalah sebagai berikut: a. Apakah religiositas berpengaruh negatif terhadap ethical judgement tentang manajemen laba? b. Apakah stockholder view berpengaruh positif terhadap ethical judgement tentang manajemen laba? 13
14 c. Apakah stakeholder view berpengaruh negatif terhadap ethical judgement tentang manajemen laba? 1.3 Tujuan Penelitian berikut: Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang ada adalah sebagai a. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh religiositas terhadap ethical judgement tentang manajemen laba. b. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh stockholder view terhadap ethical judgement tentang manajemen laba. c. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh stakeholder view terhadap ethical judgement tentang manajemen laba. 1.4 Manfaat Penelitian Berikut ini adalah manfaat dari penulisan ini: a. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh religiositas, stockholder view, dan stakeholder view terhadap ethical judgement tentang manajemen laba. b. Memberikan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan perusahaan atau organisasi dalam memilih sumber daya manusia yang akan bekerja di perusahaan. c. Memberikan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan kurikulum atau kebijakan pendidikan yang akan dibuat. 14
15 d. Memberikan referensi baru bagi penelitian selanjutnya tentang hubungan variabel yang dibahas dalam penelitian ini. 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab pertama menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab kedua menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penulisan, penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis, dan kerangka penelitian. Pembahasan pada bab ini meliputi teori ethical judgement, manajemen laba, etika manajemen laba, religiositas, dan perceived role of ethics and social responsibility. BAB III METODE PENULISAN Bab ketiga menjelaskan tentang variabel penelitian, ruang lingkup penelitian, sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 15
16 Bab keempat menyajikan pengujian data, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan metode analisis yang telah ditetapkan. BAB V PENUTUP Bab kelima berisi kesimpulan dari analisis data, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. 16
BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba (earnings management) merupakan isu akuntansi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen laba (earnings management) merupakan isu akuntansi yang menarik untuk dikaji dari perspektif etika. Isu etika dalam dunia bisnis dan profesi mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun praktisi (Dechow dan Skinner 2000; Merchant dan Rockness 1994) sebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen laba merupakan isu penting dalam akuntansi, baik bagi akademisi maupun praktisi (Dechow dan Skinner 2000; Merchant dan Rockness 1994) sebab praktik manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Pihak-pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu media yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama menguraikan latar belakang, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah kegiatan yang sangat erat hubungannya dengan etika. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi adalah kegiatan yang sangat erat hubungannya dengan etika. Hal ini terjadi karena akuntansi adalah kegiatan yang membutuhkan banyak judgement, dan aturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal perusahaan mengindikasikan pentingnya pengajaran etika bisnis kepada para mahasiswa fakultas
Lebih terperincibeberapa dekade terakhir (Healy, 1985). Manajemen laba merupakan akuntansi untuk mencapai pelaporan laba tertentu (Scott, 2015).
1. PENDAHULUAN Manajemen laba (earnings management) merupakan salah satu bidang amatan yang menarik dalam penelitian di bidang akuntansi dalam beberapa dekade terakhir (Healy, 1985). Manajemen laba merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu pertanggungjawaban. manajemen atas sumber daya yang dipercayakan oleh stakeholder.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan oleh stakeholder. Menurut PSAK revisi 1 Juni 2012 adaptasi IFRS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang listing di bursa efek merupakan suatu hal yang wajib dilakukan. Hal ini dikarenakan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepercayaan di masyarakat menjadi hal yang penting karena melibatkan profesi dan citra dari diri akuntan. Di Indonesia masih banyak masalah yang terjadi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan dan merupakan alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemilik (investor) serta sebagai pimpinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemilik perusahaan skala kecil seperti perusahaan perseorangan biasanya memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemilik (investor) serta sebagai pimpinan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgement) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa perusahaan besar seperti Enron, Merck, Allied Carpet, Sunbean, World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak perusahaan besar jatuh karena terlibat dalam skandal keuangan perusahaan. Skandal keuangan yang terjadi di beberapa perusahaan besar di Indonesia bahkan di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan (Kieso et al, 2011). Menurut Healy dan Wahlen (1999), laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan yang menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tema tentang independensi dan etika dalam profesi akuntan memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema tentang independensi dan etika dalam profesi akuntan memiliki pemahaman yang sangat penting dan mendalam. Munculnya skandal Enron dan WorldCom dan beberapa kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud transparasi dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional dalam menjalankan perannya. Peran akuntan sebagai penyedia informasi keuangan sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian nasional. Namun di dalam pembangunan sektor industri pihak pengembang kurang memperhatikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di jaman era globalisasi ini, para pelaku profesi harus menjalankan profesinya secara profesional. Para pelaku profesi harus bekerja secara profesional untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatannya. Hal ini disebabkan karena tujuan bisnis adalah untuk. Tyco, Waste Management, W.R. Grace, dan Xerox.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Praktek dalam dunia bisnis sering dianggap sudah menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia bisnis merupakan dunia yang tidak lagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama setahun buku bersangkutan. Seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang merupakan sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Agency Theory Agency theory menjelaskan permasalahan yang mungkin timbul ketika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi isu yang sangat menarik dari waktu ke waktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi isu yang sangat menarik dari waktu ke waktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia yang semakin berkembang dan maju banyak sekali terjadi permasalahan yang melibatkan manipulasi keuangan. Perusahaan perusahaan besar seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanaman modal, sebagai sarana untuk mematuhi peraturan pemerintah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan menghasilkan informasi keuangan untuk keperluan berbagai stakeholder, seperti kreditor untuk keputusan pemberian hutang, investor untuk penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dan tindakan dilakukan, bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ekonomi di Indonesia mendorong bisnis baru, kondisi ini memunculkan persaingan bisnis antar para pelaku bisnis yang cukup tajam. Pada umumnya, semua usaha bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan atau merupakan sarana pengkomunikasian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak eksternal untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Informasi laba ini dapat mempengaruhi investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan karena berkaitan dengan going concern perusahaan. Ada beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko perusahaan merupakan hal yang sangat krusial yang harus diperhatikan karena berkaitan dengan going concern perusahaan. Ada beberapa macam risiko perusahaan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab sosial yang umum bagi investor, pelanggan, dan pihak stakeholder
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Corporate social responsibility (CSR), merupakan aktivitas tanggung jawab sosial yang umum bagi investor, pelanggan, dan pihak stakeholder lainnya untuk menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada perusahaan korporasi yang relatif besar umumnya terdapat pemisahan fungsi pemilikan dan pengelolaan perusahaan. Pemegang saham mengalami kesulitan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu etika dalam dunia bisnis dan profesi mulai semakin menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu etika dalam dunia bisnis dan profesi mulai semakin menjadi perhatian publik saat ini. Terungkapnya kasus-kasus pelanggaran etika yang terjadi berdampak pada menurunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemisahan antara pemilik dengan pengelola perusahaan menjadi salah satu sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi) yang berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen (Schipper dan Vincent,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun 1970-an dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WorldCom terkait dengan laporan adanya tindakan tidak etis yang dilaporkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki abad kedua puluh, dunia dikejutkan dengan skandal Enron dan WorldCom terkait dengan laporan adanya tindakan tidak etis yang dilaporkan oleh karyawannya (Menk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan pelaporan adalah menyediakan informasi melalui media laporan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalihan risiko tersebut kepada pihak lain. terdiri dari pengungkapan kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengungkapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia bisnis selalu terdapat risiko yang timbul dari aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Risiko perusahaan adalah suatu kondisi dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbaiki melihat kurangnya good corporate governance (Yulianti, 2006). Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dilihat dari laporan keuangan apakah memperoleh laba atau tidak. Laporan keuangan sangat mempengaruhi keberlangsungan perusahaan karena laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate Governance (CG) telah menjadi topik bahasan utama di bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan persaingan bisnis yang dihadapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana dalam mengkomunikasikan informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana dalam mengkomunikasikan informasi keuangan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Informasi yang
Lebih terperincipemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi membuat kesadaran akan penerapan tanggung jawab sosial menjadi penting seiring dengan semakin maraknya kepedulian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsisbilities atau CSR)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman, wacana mengenai peran etika dan tanggung jawab sosial perusahaan semakin marak diperbincangkan oleh para pelaku bisnis, organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan
Lebih terperinciaktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan
A. Latar Belakang Masalah Peran profesi akuntan sekarang ini, mengalami peningkatan sesuai dengan perkembangan bisnis dan perubahan global. Kantor akuntan Publik (KAP) tidak hanya mengerjakan pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu media yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Tujuan dari laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beberapa perusahaan perbankan telah berdiri dan berkembang di Indonesia.Tujuan perusahaan itu berdiri adalah untuk menghasilkan laba.industri perbankan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Benturan kepentingan yang seringkali terjadi antara pihak prinsipal (pemegang saham) dan pihak agen (manajemen) dapat menyebabkan adanya asimetri informasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran dari laporan keuangan adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran dari laporan keuangan adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi stakeholder (pemangku kepentingan) dalam menilai kinerja suatu perusahaan, selain itu laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2001), Rahmawati, dkk., (2007) dan Nasution dan Setiawan (2007). Hasil penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, penelitian mengenai adanya indikasi laba di sektor perbankan konvensional telah dilakukan oleh banyak peneliti, antara lain Setiawati dan Na'im
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia dan bahkan kasus yang terjadi di Indonesia. Dengan munculnya isu-isu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu-isu mengenai tindakan etis dalam dunia atau bidang akuntansi semakin lama semakin meningkat, mulai dari kasus yang sangat menggemparkan dunia dan bahkan kasus yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya, karena
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media komunikasi yang biasa. digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu media komunikasi yang biasa digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Kusumawati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi saat ini, negara-negara berkembang dituntut untuk menerapkan sistem yang baru dan lebih baik dalam pengelolaan bisnis yang berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan global saat ini, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena tidak memiliki tata kelola yang baik sehingga tidak ada pemisahan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecurangan pada penyusunan laporan keuangan yang semakin banyak. keuangan merupakan alat pertanggungjawaban perusahaan kepada para
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecurangan pada penyusunan laporan keuangan yang semakin banyak menimbulkan pertanyaan tentang profesionalitas dan etika akuntan. Laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi dipasar modal indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seharusnya membuat dunia usaha dijalankan secara profesional justru menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ada sisi negatif yang tidak diharapkan dari perkembangan konsep-konsep manajemen sejak awal abad dua puluhan. Konsep pengelolaan korporasi yang seharusnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya (profitmaking)
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ekonomi suatu negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan yang cukup tajam di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kelemahan. Wild et al. (2003) mengkritik bahwa akuntansi akrual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual (accruals accounting). Akuntansi akrual mempunyai keunggulan bahwa informasi laba perusahaan dan
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT
RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT Untuk Memenuhi Tugas Teori Akuntansi Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sutrisno, S.E., M.Si., Ak., CA Disusun oleh: Annisa Sabrina Djunaedy PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) atas UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor merupakan pihak yang menanamkan uangnya dalam bentuk modal pada perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) atas investasi yang dilakukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis, semua perusahaan membutuhkan dana yang sekiranya dapat menyokong kegiatan operasional perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan dana maka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan cermin kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan (compliance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan akhir-akhir ini mengalami suatu kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan kenaikan aset dalam satu perioda akibat kegiatan produksi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laba merupakan kenaikan aset dalam satu perioda akibat kegiatan produksi yang dapat dibagi kepada kreditor, investor, maupun pemerintah dalam bentuk bunga, pajak dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan usaha sekarang ini sudah sangat pesat. Hal ini membuat profesi akuntan juga semakin berkembang karena para pelaku bisnis dituntut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa teori keagenan merupakan teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak eksternal dan pihak internal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan informasi atas laba bersih suatu perusahaan melalui berbagai cara akan memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap tindak lanjut para pengguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pendirian korporasi modern sebagai suatu entitas legal dapat dilihat dari adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan. Menurut Lukviarman (2016, p.23)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi tersebut semakin menunjang perusahaan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis semakin berkembang seiring pesatnya teknologi dan informasi. Teknologi dan informasi tersebut semakin menunjang perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan banyak sekali pihak-pihak yang berhubungan didalamnya. Kesamaan visi dan misi menjadi hal yang sangat penting untuk tercapainya tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
Lebih terperinciBAB II. Rerangka Teori dan Hipotesis. Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri
BAB II Rerangka Teori dan Hipotesis 2.1 Teori Stakeholder Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tanggung jawab bukan hanya kepada pemegang saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga kepada lingkungan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga merupakan pertanggungjawaban
Lebih terperinci: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi akuntan publik, akuntan internal, akuntan pemerintah, dan akuntan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya profesi akuntan telah diakui oleh berbagai kalangan dan berkembang seiring dengan berkembangnya jaman. Beberapa tahun yang lalu, akuntan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin tahun, persaingan perusahaan di berbagai sektor semakin ketat dan menyebabkan semakin bergairahnya pasar modal. Perkembangan pasar modal ini, mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan pelaporan adalah menyediakan informasi melalui media laporan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana atau media informasi bagi para stakeholders. Dengan diterbitkannya laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi bagi pihak eksternal yang dapat membantu dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba adalah laporan keuangan. Laporan
Lebih terperinciOleh: Inayah B
ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab sosial menjadi trend global selling dengan semakin maraknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesadarantentang pentingnya mempraktikkan pengungkapan tanggung jawab sosial menjadi trend global selling dengan semakin maraknya kepedulian mengutamakan stakeholders.kemajuan
Lebih terperinci