BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. digunakanuntukmemahamimanajemenlabadan

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 LandasanTeoridanKonsep TeoriKeagenan Teorikeagenanmerupakandasar digunakanuntukmemahamimanajemenlabadan kepemilikan manajerial.teorikeagenanmengungkapkanbahwaperusahaanmerupakantempatbert emunyakontrakantarapemilikperusahaan (principal)danmanajemen (agent) memilikipotensiterjadinyasuatukonflikkepentingan.konflikkepentinganinidisebab kanolehadanyaperbedaanposisi, fungsi, situasi, tujuan, danlatarbelakangantaraagent danprincipal (ZeptiandanRohman, 2013). Jensen danmeckling (1976) sertawattsdan Zimmerman (1986) menyatakanbahwakonflikantarberbagaipihak berkepentingandapatdiminimalkandenganadanyaangka-angkaakuntansi tercermindalamlaporankeuangan. Hal iniberartimanajermemilikikewajibanuntukmenyampaikaninformasimengenaikondi siperusahaankepadapemilikperusahaanmelaluilaporankeuangan (Aryani, 2011). Pemisahanantarapemilikdanpengelolaperusahaandilakukanuntukmeningka tkanefisiensidalamusahameningkatkankeuntunganperusahaan (Luhgiatno, 2008).Namun, pemisahaniniakanmemicukeadaan disebutdenganasimetriinformasi. Asimetriinformasimerupakanketidakseimbanganinformasi

2 diperolehantaramanajemenselakupenyediainformasidenganpihakstakeholder akanmenggunakaninformasitersebutuntukpengambilankeputusan (Rahmawati, dkk., 2006). Asimetriinformasimendorongagentuntukmenyajikaninformasi tidaksebenarnyakepadaprincipal (Widyaningdyah, 2001).Asimetriinformasiakanmemberikanpeluangkepadamanajemenuntukmelaku kanmanajemenlabagunamenyesatkanpemilikperusahaan. Asimetriinformasi juga menyebabkanmanajemenmenerapkankebijakankebijakantanpasepengetahuanpemilikperusahaan akanmemicutimbulnyamasalahkeagenan (Ferdawati, 2010) TeoriSinyal (Signaling Theory) Informasi merupakan hal penting bagi investor dari sebuah informasi investor dan pelaku bisnis akan mendapatkan gambaran mengenai keadaan pasar baik di masa lalu maupun di masa akan datang (Rorin, 2012). Informasi dapat memberikan sinyal positif maupun sinyal negatif kepada investor untuk melakukan investasi. Ini dapat dilihat dari reaksi pasar timbul akibat informasi tersebut. Teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal (Wolket al., 2001). Brigham dan Daves (2004)menyatakan bahwa teori sinyal (signaling theory) adalah suatu tindakan diambil oleh manajemen perusahaan memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.teori ini memiliki asumsi dasar bahwa manajer dan pemegang saham tidak memiliki akses informasi

3 perusahaan sama. Teori sinyal berkaitan dengan kandungan informasi erat kaitannya dengan asimetri informasi. Menurut teori sinyal terdapat asimetri informasi antara manajer dan investor. Manajer mengetahui prospek perusahaan di masa depan, sedangkan investor tidak (Gelb, 1999). Perusahaan dengan senantiasa memposisikan diriya sebagai perusahaan baik untuk menunjukkan kualitas dirinya melalui sinyal-sinyal kredibel (Bhattacarya dan Army, 2001). Investor tentu hanya memiliki keterbatasan informasi tentang kebenaran dari informasi disampaikan. Jika manajer dapat memberikan sinyal meyakinkan kepada investor dengan didukung data-data mendasarinya maka investor akan merespon secara positif. Berdasarkan sinyal-sinyal diterimanya, investor dapat membuat suatu keputusan investasi, pada akhirnya tercermin dalam fluktuasi harga saham. Teori isyarat menjelaskan secara tersirat mengenai manajemen laba. Adapun hal tersebut dijelaskan bahwa jika kinerja perusahaan memburuk, manajer akan memberikan sinyal dengan menurunkan laba akuntansi, sebaliknya jika kinerja perusahaan membaik, maka manajer akan memberikan sinyal dengan menaikkan laba akuntansi. Teori sinyal juga menjelaskan bahwa manajemen memberi sinyal untuk mengurangi asimetri informasi. Jika manajemen mempunyai lebih banyak mengenai kinerja dan prospek perusahaan daripada pemegang saham, mereka dapat memberi sinyal dengan mencatat akrual diskresioner (Widodo, 2005). Dikatakan dalam teori sinyal, manajemen laba merupakan sinyal buruk sehingga risiko dihadapi oleh investor juga semakin tinggi.

4 2.1.3 Kepemilikan Manajerial Jensen danmeckling (1976) mengatakanbahwapeningkatankepemilikanmanajerialdalamperusahaanmendorong manajeruntukmenciptakankinerjaperusahaansecara optimal danmemotivasimanajerbertindaksecarahatihatikarenamerekaikutmenanggungkonsekuensiatastindakannya.strukturkepemilik ansahammemilikidampakseriusterhadapperilakumanajerialdannilaiperusahaan.jen sen danmeckling (1976) menemukanbuktibahwakepemilikanmanajerialberhasilmenjadimekanismeuntukm engurangimasalahkeagenandanmoral hazarddarimanajerdenganmenyelaraskankepentingankepentinganmanajerdenganpemegangsaham.kepentinganmanajerdenganpemegan gsahameksternaldapatdisatukanjikakepemilikansahamolehmanajer diperbesarsehinggamanajertidakakanmemanipulasilabauntukkepentingannya. Menurut Jensen (1993) hipotesispemusatankepentinganmenyatakanbahwakepemilikansahammanajerialda patmembantupenyatuankepentinganantarapemegangsahamdenganmanajer.semaki nmeningkatproporsikepemilikansahammanajerialmakasemakinbaikkinerjaperusah aan.pemusatankepentingandapatdicapaidenganmemberikankepemilikansahamkep adamanajer.jikamanajermemilikisahamperusahaan, merekaakanmemilikikepentingan samadenganpemilik.

5 Jikakepentinganmanajerdanpemiliksejajar dapatmengurangikonflikkeagenan. (aligned) Jikakonflikkeagenandapatdikurangi, manajertermotivasiuntukmeningkatkankinerjaperusahaandanmengurangihambatan kontraktual. Kepemilikanmanajerialmempunyaipengaruh berbedapadaperusahaankecildanperusahaanbesar.besarkecilnyajumlahkepemilika nmanajerialdalamperusahaandapatmengindikasikanadanyakesamaankepentingana ntaramanajemendenganpemegangsaham ManajemenLaba Sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai batasan dan definisi manajemen laba. Ada pihak mendefinisikan manajemen laba sebagai kecurangan dilakukan seorang manajer untuk mengelabui orang lain, sedangkan ada pihak mendefinisikannya sebagai aktivitas wajar dilakukan manajer dalam menyusun laporan keuangan. Menurut Sulistyanto (2008) manajemen laba tidak bisa dikategorikan sebagai kecurangan sejauh apa dilakukannya masih dalam ruang lingkup prinsip akuntansi. Beberapa peneliti mendefinisikan manajemen laba dalam arti berbeda-beda seperti di bawah ini. 1) Schipper (1989) Manajemen laba adalah intervensi atau campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi;

6 2) Fischer dan Rosenzweig (1995) Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan dalam jangka panjang; 3) Healy dan Wahlen (1999) Manajemen laba terjadi apabila manajer menggunakan penilaian dalam pelaporan keuangan dan dalam struktur transaksi untuk mengubah laporan keuangan guna menyesatkan pemegang saham mengenai prestasi ekonomi perusahaan atau mempengaruhi akibat-akibat perjanjian mempunyai kaitan dengan angka-angka dilaporkan dalam laporan keuangan; dan 4) Scott (2009) Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akutansi oleh manajer untuk mencapai tujuan khusus. Teknik dan pola manajemen laba menurut Scott (2009) dapat dilakukan dengan empat teknik yaitu. 1) Taking a Bath Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa mendatang. 1) Income Minimization

7 Income Minimizationdilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat probabilitas tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan laba periode sebelumnya. 2) Income Maximization Income Maximizationdilakukanpada saat laba menurun. Tindakan ini bertujuan untuk melaporkan net income tinggi untuk tujuan bonus lebih besar. 3) Income Smoothing Income smoothing dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba relatif stabil. Faktor-faktor mendorong tindakan manajer dalam melakukan kegiatan manjemen laba (Scott, 2009) adalah: 1) Kontrak Bonus Laba sering dijadikan indikator penilaian prestasi manajer perusahaan, oleh karena itu jika manajer perusahaan memperoleh laba di bawah target maka akan melakukan manipulasi laba agar memperoleh bonus maksimal di periode mendatang; 2) Stock Price Effect Manajer melakukan manajemen laba dalam laporan keuangan bertujuan untuk mempengaruhi pasar;

8 3) Faktor Politik Untuk mengurangi biaya politik dan pengawasan dari pemerintah dilakukan dengan cara menurunkan laba untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah; 4) Faktor Pajak Manajer perusahaan berusaha menurunkan laba dengan tujuan untuk mengurangi beban pajak dikenakan perusahaan; 5) PergantianChief Executive Officer (CEO) Padabonus plan hypothesis memprediksikanbahwasemakinmendekatiperiodepensiunseorang CEO akancenderungmelakukanstrategiincome maximization untukmeningkatkan bonus mereka. Selainitu, dalamkasuspergantian CEO biasanyadiakhirtahuntugasnya,manajerakanmelaporkanlaba tinggisehingga CEO baruakanmerasasangatberatuntukmencapaitingkatlabatersebut; dan 6) Penawaran Saham Perdana (IPO) Pada umumnya, perusahaan akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) melakukan aktifitas manajemen laba pada periode terakhir sebelum IPO. Menurut Watt dan Zimmerman (1986) dalam Sulistyanto (2008), terdapat tiga hipotesis mendorong terjadinya manajemen laba yaitu. 1) Bonus Plan Hypothesis

9 Manajemen akan memilih metode akuntansi memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus tinggi. Pemilik perusahaan berjanji bahwa manajer akan menerima sejumlah bonus jika kinerja perusahaan mencapai jumlah tertentu. Hal inilah merupakan alasan bagi manajer untuk mengelola dan mengatur labanya pada tingkat tertentu sesuai dengan disyaratkan agar dapat menerima bonus. 2) Debt Covenent Hypothesis Manajer perusahaan melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi memiliki dampak meningkatkan laba. Manajer akan mengelola dan mengatur labanya agar kewajiban hutangnya seharusnya diselesaikan pada tahun tertentu dapat ditunda untuk tahun berikutnya. 3) Political Cost Hypothesis Semakin besar perusahaan semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan besar kecilnya pajak akan ditarik oleh pemerintah sangat tergantung pada besar kecilnya laba dicapai perusahaan. Kondisi inilah menyebabkan manajer untuk mengelola dan mengatur labanya dalam jumlah tertentu agar pajak harus dibayar menjadi tidak terlalu tinggi Reputasi Auditor

10 Reputasi auditor merupakansuatu proses untukmengurangiketidakselarasaninformasi terdapatantaramanajerdan para pemegangsahamdenganmenggunakanpihakluaruntukmemberikanpengesahanterha daplaporankeuangan. Reputasi auditordigunakan sebagai variabel pemoderasi mana variabel tersebut memilik asumsi dapat memperlemah hubungan antara kepemilikan manjerial dan manajemen laba. Para penggunalaporankeuanganterutama para pemegangsahamakanmengambilkeputusanberdasarkanpadalaporan telahdibuatoleh auditor mengenailaporankeuangansuatuperusahaan (Antonia, 2008).Pemakailaporankeuanganlebihpercayapadalaporankeuanganauditan diauditoleh auditor dianggapberkualitastinggidibandingauditor kurangberkualitaskarenamerekamenganggapbahwauntukmempertahankankredibili tasnya, auditor akanlebihberhati-hatidalammelakukan proses audit untukmendeteksisalahsajiataukecurangan. KAP ternamamempunyaidorongan kuatuntukmenjagaindependensimerekadanberusahamelaporkaninformasiselengka pmungkinkepadapemegangsahamdanpihak-pihak berkepentinganlainnya (Razaee, 2003). Scott et al. (2000) dalammeutia(2004) mengatakanbahwa auditor independendapatmenjadipelindungterhadappraktik-praktikakuntansi memperdayakan, karena auditor tidakhanyadianggapmemilikipengetahuan mendalamdibidangakuntansitetapi juga dapatberhubungandengankomite audit dan dewan direksi bertanggungjawabuntukmemeriksadenganteliti para

11 pembuatkeputusan di perusahaan.goldman danbarlev (1974) dalammeutia (2004) menyatakanbahwalaporan auditor mengandungkepentingantigakelompokyaitu: (1) manajerperusahaan diaudit; (2) pemegangsahamperusahaan; dan (3) pihakketigaataupihakluarseperticalon investor, kreditordansuplier. Masingmasingkepentinganinimerupakansumbergangguan akanmemberikantekananpada auditor untukmenghasilkanlaporan mungkintidaksesuaidenganstandarprofesi. 2.2 Hipotesis Penelitian Pengaruh Kepemilikan Manajerial pada Manajemen Laba Adanyapeningkatankepemilikansahamdiharapkanbagimanajeruntukbertind aksesuaidengankeinginan para principal karenamanajerakantermotivasiuntukmeningkatkankinerja. Besarkecilnyajumlahkepemilikansahammanajerialdalamperusahaandapatmengindi kasikanadanyakesamaankepentinganantaramanajemendenganpemegangsaham.per usahaan dengankepemilikansaham besarseharusnyamempunyaikonflikkeagenan rendahpula. Penelitian dilakukanolehgabrielsenet al. (1997) menemukanhasil positiftidaksignifikanantarakepemilikanmanajerialterhadapmanajemenlaba.warfie ld dan Wild (1995), TeshimadanShuto (2008), MidiastutydanMas ud (2003), UjiyanthodanPramuka (2007), Iqbal danfacriyah (2007) menemukanbuktibahwakepemilikanmanajerialmempunyaihubungan negatifdenganmanajemenlaba.

12 Hasilpenelitianinimendukungbuktibahwakepemilikanmanajerialmengurangidoron ganperilakuoportunistikmanajersehinggaakanmengurangiearnings management.berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H 1 : Kepemilikan manajerialberpengaruhnegatifterhadapmanajemenlaba Reputasi Auditor dalam Hubungan Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Reputasi sangatmenentukankredibilitaslaporankeuanganindependensidankualitas auditor auditor akanberdampakterhadappendeteksianmanajemenlaba. Reputasi auditor baikmerupakansalahsatufaktor dapatmengurangiterjadinyatindakanearning managementsecaralebihdini,olehkarenaitudenganadanya auditor mempunyaireputasikurangbaikmakamanajerberpeluanguntukmelakukanearning management. Meutia (2004) mengatakanbahwadi dalampengaruhindependensi auditor terhadapearning managementantara KAP Big 4danNon Big 4, hasilnyamenunjukkanbahwareputasi berhubungandenganmanajemenlaba.semakintinggireputasi auditor auditor makasemakinrendahmanajemenlaba terjadipadasuatuperusahaan.hal tersebutmemprediksikanbahwareputasi auditor mempengaruhihubunganantarakepemilikanmanajerialdenganmanajemenlaba.berd asarkanuraian diatasmakadapatdirumuskanhipotesispenelitiansebagaiberikut:

13 H 2 : Reputasi auditor memperlemahpengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.