PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI ARSITEK (TRANSISIONAL) IKATAN ARSITEK INDONESIA. Edisi 2007, cetakan pertama 2007

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI ARSITEK (TRANSISIONAL) IKATAN ARSITEK INDONESIA. Edisi 2007, cetakan pertama 2007"

Transkripsi

1 PEDOMAN PELAKSANAAN (TRANSISIONAL) Edisi 2007, cetakan pertama 2007

2 PEDOMAN PELAKSANAAN Indonesian Institut e of Arc hitects... Member Institute of ARCASIA (Architects Regional Council Asia) National Section of UIA (Union Internationale des Architectes) Founder member of AAPH (ASEAN Association of Planning and Housing) Situs iai@iai.or.id Buku Pedoman Pelaksanaan Program Pendidikan Profesi Arsitek Edisi 2007, cetakan pertama 2007 Disusun oleh: Dewan Pendidikan Arsitek Ikatan Arsitek Indonesia Badan Pendidikan Arsitek Ikatan Arsitek Indonesia Diterbitkan oleh: Badan Sistem Informasi Arsitektur Ikatan Arsitek Indonesia Bekerja sama: Ikatan Arsitek Indonesia DKI Jakarta Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang 2

3 PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBUKA Pedoman ini merupakan hasil serangkaian pembicaraan dan pertemuan yang telah diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dengan berbagai pihak terkait berkenaan dengan kinerja, praktik, dan pendidikan seorang arsitek. Penyusunan pedoman ini dimaksudkan sebagai rambu-rambu dan standardisasi dalam penyelenggaraan program Pendidikan Profesi Arsitek (PPA) untuk masa transisional, supaya baik perguruan tinggi maupun pihak-pihak lain yang menyelenggarakan program ini dapat menghasilkan lulusan dengan kualitas pengetahuan, keahlian, keterampilan, serta kinerja yang sama tingginya dan memenuhi kriteria yang direkomendasikan oleh Union Internationale des Architectes (UIA). Adapun tujuan penyusunan pedoman ini adalah agar keberadaan dan kemampuan para arsitek anggota IAI dan profesi arsitek di Indonesia dapat diakui masyarakat - khususnya yang terkait pada bidang pelayanan jasa perancangaan dan perencanaan dalam sektor industri konstruksi - baik di dalam maupun luar negeri, dan terutama sekali dalam rangka mengantisipasi praktik lintas-batas negara baik dalam lingkup ASEAN, AFTA, APEC, maupun WTO. Januari, 2007 PENGURUS NASIONAL Budi A.Sukada, IAI Ketua Umum

4 PEDOMAN PELAKSANAAN DAFTAR ISI PEMBUKA...3 DAFTAR ISI...4 PENGANTAR...6 BAB 1 LATAR BELAKANG Kebijaksanaan Pemerintah Tentang Pendidikan Para Profesional Rekomendasi UIA Tentang Pendidikan & Kinerja Profesional Seorang Arsitek Jenjang Pendidikan Tinggi Bidang Arsitektur di Indonesia BAB 2 PENDIDIKAN PROFESI ARSITEK IAI (PPArs-IAI) Jenjang Menuju Arsitek Profesional di Indonesia BAB 3 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Pihak Penyelenggara Silabus & Kurikulum Penyelenggara Peserta Pengajar Prasarana & Sarana

5 PEDOMAN PELAKSANAAN 7. Biaya Penyelenggaraan Penilaian Hasil Belajar & Sebutan Lulusan Evaluasi Ketentuan Lain LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN

6 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGANTAR Ketika pendidikan tinggi untuk para arsitek dibuka di Indonesia, misi utamanya adalah menghasilkan para arsitek profesional yang siap-pakai. Sebab itu masa pendidikannya pun lama (minimal 5 tahun) karena selain pengetahuan tentang ilmu arsitektur para mahasiswanya juga diberi pelatihan keterampilan merancang melalui penugasan di studio serta pembekalan pengalaman kerja melalui praktik kerja atau magang. Di akhir masa pendidikannya mereka diuji melalui simulasi proyek nyata dan apabila lulus mereka dinyatakan sebagai seorang Insinyur. Sekarang tidak lagi. Awalnya hanya sebutan yang berubah, dari Insinyur menjadi Sarjana Teknik. Kemudian masa pendidikannya dipersingkat menjadi 4 tahun. Selanjutnya beberapa perguruan tinggi mulai mengganti simulasi proyek nyata sebagai ujian akhir dengan tesis dan apabila lulus maka para calon arsitek tersebut dinyatakan sebagai seorang Sarjana Teknik Arsitektur. Di sepanjang masa perubahan tersebut terlontar keluhan dari para arsitek profesional. Para Sarjana Teknik tersebut menurut mereka tidak lagi siap-pakai sementara, padahal kantor mereka juga tidak menyiapkan diri untuk melatih para Sarjana Teknik tadi ketika menerimanya sebagai pegawai baru. Banyak pertemuan telah diselenggarakan untuk memecahkan persoalan di atas namun tanpa hasil sementara perguruan tinggi sendiri, di lain pihak, terus memeras silabus dan kurikulumnya agar masa pendidikan selama 4 tahun tersebut benar-benar efektif dan efisien sehingga sarat kandungan ilmiahnya dan berat pula bobot kandungannya. Untuk itu pembekalan pengalaman kerja dikurangi sehingga para lulusan itu semakin tidak siap-pakai. Dunia internasional ternyata berpendapat lain. Organisasi para arsitek se-dunia, yaitu the Union Internationale des Architectes (UIA), justru merekomendasikan bahwa seorang calon arsitek profesional minimal harus mengikuti pendidikan selama 5 tahun di perguruan tinggi disusul dengan permagangan sekurang-kurangnya 4 tahun sebelum diperbolehkan berpraktik sebagai seorang 6

7 PEDOMAN PELAKSANAAN arsitek profesional. Rekomendasi tersebut diperkirakan akan menyudutkan bagian terbesar dari para arsitek Indonesia yang berpraktik, khususnya dalam situasi praktik arsitektur lintas-negara karena pengakuan atas kinerja profesional para arsitek dalam situasi tersebut dilakukan dengan penilaian menyeluruh; mulai dari jangka waktu pendidikan sampai dengan hasil-karyanya selama berpraktik. Upaya untuk mengatasi persoalan di atas sudah lama dicoba. IAI telah banyak memprakarsai pertemuan dengan pihak perguruan tinggi dan semakin lama semakin terlihat kesesuaian pandangan antara kedua belah pihak. Di satu pihak diakui bahwa pendidikan tinggi selama 4 tahun memang belum dapat menghasilkan para arsitek siap-pakai sementara, di lain pihak, diakui pula bahwa jumlah kantor arsitek yang ada di Indonesia tidak akan mampu menampung seluruh Sarjana Teknik Arsitektur baru untuk dibekali pengalaman kerja. Karena itu solusinya adalah memberi para lulusan baru tersebut pendidikan tambahan yang sarat dengan muatan mengenai profesionalisme dalam bidang Arsitektur. Disepakati pula bahwa IAI menjadi pemrakarsa program pendidikan tambahan tersebut sedangkan pelaksanaannya ditangani bersama perguruan tinggi. Selanjutnya, program pendidikan tersebut diberi nama Pendidikan Profesi Arsitek IAI atau PPArs-IAI. Buku pedoman ini merupakan perwujudan kesepakatan di atas yang dipersiapkan untuk masa transisional, karena sebagai beban studi tahun kelima semestinya berbobot setara dengan tahuntahun sebelumnya, yaitu 18 sks per semester (beban studi normal per semester), jadi total 36 sks, yaitu beban studi minimum untuk program studi magister di Indonesia. Maka sesudah masa transisi itu, calon arsitek yang memperoleh sertifikat profesional itu setara dengan pendidikan magister arsitektur. Selain berbagai landasan hukum di dalamnya terdapat sejumlah rujukan internasional dan pola penyelenggaraan yang dapat dipilih perguruan tinggi penyelenggara supaya sejalan dengan program pendidikan di masing-masing tempat, berikut persyaratan teknisnya. Kesepakatan kerja sama penyelenggaraan pendidikan tambahan bagi para calon arsitek profesional ini telah dilakukan dengan resmi antara IAI dan beberapa perguruan tinggi yang berminat menyelenggarakannya beberapa tahun 7

8 PEDOMAN PELAKSANAAN belakangan ini. Buku pedoman ini dengan demikian merupakan bagian dari kelengkapan kesepakatan resmi tersebut agar pihak-pihak perguruan tinggi tadi dan perguruan tinggi berikutnya dapat segera menyelenggarakan pendidikan ini. 8

9 PEDOMAN PELAKSANAAN BAB 1 LATAR BELAKANG 1. KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN PARA PROFESIONAL Melalui Keputusan Mentri Pendidikan & Kebudayaan Republik Indonesia nomor 036/U/1993 dan nomor 056/U/1994, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan 7 bidang keprofesian, yaitu: 1. Dokter 2. Dokter Gigi 3. Psikolog 4. Akuntan 5. Notaris 6. Insinyur 7. Arsitek Ditetapkan pula bahwa para calon pelaku dalam bidang-bidang keprofesian tersebut memerlukan pendidikan tambahan seusai pendidikan tinggi S1 untuk memenuhi tuntutan keprofesiannya masing-masing. Meskipun pendidikan tambahan tersebut tidak lagi termuat dalam Peraturan Pemerintah nomor 60/1999, IAI tetap berniat melaksanakannya dengan dalih lain; yaitu Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18/1999 tentang Jasa Konstruksi. Dalam undang-undang tersebut ditetapkan persyaratan ahli yang profesional untuk perencana, pelaksana, dan pengawas dalam bidang Jasa Konstruksi. Para ahli profesional tersebut disyaratkan memiliki sertifikat keahlian yang diterbitkan oleh asosiasi profesi masing-masing bekerja-sama dengan Lembaga Pengembangan 9

10 PEDOMAN PELAKSANAAN Jasa Konstruksi (LPJK). Berdasarkan ketetapan tersebut pemberian sertifikat keahlian sektor pelayanan jasa bidang Arsitektur menjadi tugas dan tanggung-jawab IAI sementara persyaratan utama untuk memperoleh sertifikat keahlian itu sendiri tidak lain pendidikan tambahan di bidang keprofesian Arsitek. 2. REKOMENDASI UIA TENTANG PENDIDIKAN & KINERJA PROFESIONAL SEORANG ARSITEK Rekomendasi ini disusun bersama oleh American Institute of Architects (AIA) dan Architects Society of China (ASA) atas dasar penunjukan oleh UIA setelah memperoleh masukan dari semua asosiasi profesi arsitek di seluruh dunia. Intisari rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut: Pendidikan minimal bagi seorang calon arsitek profesional adalah 5 tahun, dilanjutkan dengan permagangan sekurang-kurangnya 4 tahun Pendidikan seorang calon arsitek profesional harus mencakup 37 butir pengetahuan sedangkan permagangannya harus menghasilkan 13 butir kemampuan (lihat 2 dan 3). IAI adalah salah satu anggota UIA sehingga selayaknya mengikuti rekomendasi tersebut namun ternyata bukan perkara mudah. Sosialisasi rekomendasi tersebut sudah dilakukan namun sampai sekarang belum tercapai kesepakatan antara IAI dan perguruan tinggi baik mengenai mekanisme pelaksanaan, pengawasan, maupun evaluasi atas cakupan 37 butir pengetahuan tersebut. Di pihak lain, pelaksanaan atas 13 butir kemampuan dalam proses permagangan justru berjalan dengan baik dan mulus. Saat ini ke 13 butir kemampuan tersebut telah dijadikan tolok-ukur dalam penilaian karya para arsitek anggota IAI yang ingin memiliki sertifikat, juga bagi yang ingin memperpanjang sertifikatnya. Selain itu 13 butir kemampuan tersebut juga telah dikonvensikan 10

11 PEDOMAN PELAKSANAAN dan diterima dengan resmi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) sebagai standar kinerja arsitek profesional di Indonesia (lihat 3). 3. JENJANG PENDIDIKAN TINGGI BIDANG ARSITEKTUR DI INDONESIA Cakupan 37 butir pengetahuan tersebut di atas pada dasarnya harus terkandung dalam kurikulum dan silabus pendidikan tinggi bidang Arsitektur di Indonesia. Sehubungan dengan itu perlu dicermati lebih dulu bahwa sistem penjenjangan pendidikan tinggi di Indonesia dewasa ini adalah sebagai berikut: S1 (4 th) S2 (2 th) S3 (3-5 th) Pendidikan Keprofesian * (1 th) Spesialis ** (2 th) Super- Spesialis ** (3 th) 11

12 PEDOMAN PELAKSANAAN Keterangan: * Hanya untuk 7 bidang keprofesian ** Hanya untuk ilmu Kedokteran & Kedokteran Gigi Setara Untuk memasukkan rekomendasi UIA ke dalam sistem pendidikan tinggi Indonesia tersebut di atas pada garis besarnya tersedia 3 pilihan, yaitu: 1. Memasukkan seluruhnya dalam kurikulum dan silabus pendidikan S1 program studi Arsitektur 2. Mendistribusikannya secara proporsional ke dalam kurikulum dan silabus pendidikan S1 program studi Arsitektur serta sebagian dari kurikulum dan silabus program Pendidikan Profesi Arsitek (PPArs) IAI 3. Mendistribusikannya secara proporsional ke dalam kurikulum dan silabus pendidikan S1 program studi Arsitektur serta sebagian dari kurikulum dan silabus pendidikan S2 program studi Arsitektur. Ikatan Arsitek Indonesia selaku penanggung-jawab program PPArs-IAI memberi kebebasan kepada pihak perguruan tinggi penyelenggara program pendidikan bidang Arsitektur untuk memilih salah satu di antara pilihan di atas yang dianggap selaras dengan kondisi di perguruan tinggi masing-masing. Secara skematis, kedua pilihan di atas dapat digambarkan sebagai berikut: PILIHAN 1 S1 + PPArs-IAI * (5-6 th) S2 (2 th) S3 (3-5 th) Keterangan: 12 * 37 butir pengetahuan + 13 butir kemampuan profesional

13 PEDOMAN PELAKSANAAN PILIHAN 2 S1 * (4 th) S2 (2 th) S3 (3-5 th) PPArs-IAI ** (1 th) Keterangan: * 37 butir pengetahuan ** 13 butir kemampuan profesional PILIHAN 3 S1 * (4 th) PPArs- S2 IAI ** (1 th) (1th) S3 (3-5 th) Keterangan: * 37 butir pengetahuan ** 13 butir kemampuan profesional 13

14 PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN PROFESI ARSITEK IAI (PPArs-IAI) JENJANG MENUJU ARSITEK PROFESIONAL DI INDONESIA Berlatar-belakang misi dan visi serta berdasarkan uraian yang telah disebutkan terdahulu Pengurus Nasional IAI menyusun jenjang menuju seorang arsitek profesional di Indonesia. Adapun skemanya adalah sebagai berikut: 14

15 PEDOMAN PELAKSANAAN S1 (4/5 th) S2 atau PPArs-IAI +S2 (2 th) S3 (3-5th) PPArs-IAI (1 th) Sertifikat & Registrasi Lisensi D3 (Ber-syarat) Program PKB Keterangan: PKB = Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, harus diikuti para pemilik sertifikat agar dapat memperpanjang sertifikat & lisensi masing-masing Lulusan program pendidikan D3 harus memasuki pendidikan S1 lebih dulu atau dapat langsung mengikuti jenjang menuju arsitek profesional apabila mampu memenuhi persyaratan khusus yang ditetapkan oleh IAI 15

16 PEDOMAN PELAKSANAAN 16

17 PEDOMAN PELAKSANAAN BAB 2 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN 1. PIHAK PENYELENGGARA PPArs-IAI adalah program pendidikan tinggi lanjutan dalam bidang Arsitektur dalam rangka mempersiapkan para lulusan perguruan tinggi program studi Arsitektur menjadi seorang arsitek profesional. PPArs-IAI dapat diselenggarakan oleh perguruan tinggi negeri maupun swasta; baik universitas, institut, maupun sekolah tinggi yang memiliki program studi bidang Arsitektur strata 1 (S1). Perguruan tinggi tersebut harus memperoleh akreditasi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) dengan peringkat minimum B. Untuk menyelenggarakan PPArs-IAI perguruan tinggi terkait harus mengajukan usulan penyelenggaraan kepada IAI agar dapat diperiksa, direkomendasikan dan diberitahukan oleh IAI kepada Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Dirjen Dikti) Departemen Pendidikan Nasional (DepDikNas). Setelah usulan disetujui pihak peyelelenggara harus mengikat kerja sama dengan IAI dalan bentuk dokumen tertulis dengan pilihan sebagai berikut: Antara universitas dan IAI Antara fakultas dan IAI Antara jurusan dan IAI (lihat ) 2. SILABUS & KURIKULUM PPArs-IAI mempunyai beban studi sks dan diselenggarakan selama 2 semester. 17

18 PEDOMAN PELAKSANAAN Kurikulum PPArs-IAI merupakan kelanjutan progran studi Arsitektur S1 dalam rangka melengkapi 37 butir pengetahuan dan memenuhi 13 butir kemampuan yang direkomendasikan oleh UIA. Pendidikan PPArs-IAI diselenggarakan dengan kurikulum yang pada garis besarnya mencakup 2 kegiatan, yaitu: Perkuliahan Pelatihan Perkuliahan Kegiatan perkuliahan merupakan pelengkap untuk memperkaya dan memperdalam wawasan teoritik mengenai Arsitektur, Lingkung-binaan, Etika dan Praktik Arsitektur. Mata-mata kuliah tersebut dapat dibagi rata ke dalam 2 semester dengan beban studi total bagi mata-mata kuliah tersebut minimum 4 sks tiap semester. Perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI dipersilakan mengisi materi perkuliahan dengan mengikuti sistem dan materi yang berlaku di tempat masingmasing. Pelatihan Kegiatan pelatihan diselenggarakan dalam bentuk Studio Proyek Perancangan Arsitektur berupa simulasi praktik merancang proyek nyata. Kegiatan ini diselenggarakan di tiap semester, masingmasing dengan beban studi 6 8 sks. Materi pelatihan ini akan diisi para instruktur yang ditunjuk IAI. 3. PENYELENGGARA Penyelenggara PPArs-IAI adalah perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: Minimal menyelenggarakan program studi S1 bidang Arsitektur 18

19 PEDOMAN PELAKSANAAN Minimal memperoleh akreditasi B untuk program studi S1 bidang Arsitektur 4. PESERTA Peserta PPArs-IAI adalah lulusan pendidikan tinggi program studi Arsitektur S1, S2, atau S3 yang berhasil lolos dari seleksi perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI setempat. 5. PENGAJAR Pengajar PPArs-IAI terdiri dari 2 kategori, yaitu: Dosen penanggung-jawab mata kuliah Instruktur studio perancangan Dosen Penanggung-jawab Mata Kuliah Dosen penanggung-jawab mata kuliah dalam PPArs-IAI dapat berstatus tenaga pengajar tetap, tidak tetap, atau pengajar tamu di perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI terkait. Ketiganya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Memiliki kemampuan akademis untuk mengajar di pendidikan tingkat pasca-sarjana Memperoleh rekomendasi dari IAI untuk menjadi penanggung-jawab mata kuliah PPArs- IAI Instruktur Studio Perancangan Instruktur studio perancangan dalam PPArs-IAI dapat berstatus tenaga pengajar tetap, tidak tetap, atau pengajar tamu di perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI terkait. Ketiganya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Minimal bersertifikat arsitek madya dengan pengalaman 10 tahun 19

20 PEDOMAN PELAKSANAAN Memperoleh penunjukan dari IAI untuk menjadi instruktur studio perancangan dalam PPArs-IAI Baik penanggung-jawab mata kuliah maupun instruktur studio perancangan dapat dibantu para asisten yang berasal dari perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI terkait. Para asisten tersebut harus berstatus tenaga pengajar tetap di perguruan tinggi terkait dan berkemampuan akademis untuk mengajar di pendidikan tingkat sarjana 6. PRASARANA & SARANA Prasarana Perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI harus menyediakan prasarana minimal sebagai berikut: Meja kerja, kursi, dan lemari bagi setiap peserta PPArs-IAI Stop-kontak di tempat kerja setiap peserta PPArs-IAI Sumber energi listrik yang memadai bagi para staf administrasi, pengajar, instruktur, dan peserta untuk bekerja minimal selama 12 jam setiap hari Penerangan dan pendingin ruangan yang memadai bagi para staf administrasi, pengajar, instruktur, dan peserta untuk bekerja minimal selama 12 jam setiap hari Sarana Perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI harus menyediakan sarana minimal sebagai berikut: Ruangan kerja yang memadai untuk pimpinan, sekretariat, dan tenaga pengajar, serta instruktur PPArs-IAI. Fasilitas ini harus terpisah dari fasilitas program studi lainnya di perguruan tinggi terkait 20

21 PEDOMAN PELAKSANAAN Ruangan kuliah dan seminar, minimal 48 m 2. Fasilitas ini dapat menggunakan fasilitas program studi lainnya di perguruan tinggi terkait asalkan tidak saling mengganggu jadwal masing-masing Studio, minimal 4 m 2 untuk setiap peserta dengan bengkel tempat pembuatan maket studi serta fotografi. Fasilitas ini harus terpisah dari fasilitas program studi lainnya di perguruan tinggi terkait Perpustakaan, dapat menggunakan fasilitas program studi bidang Arsitektur S1, S2, atau S3 di perguruan tinggi terkait asalkan tidak saling mengganggu aksesibilitas masingmasing Toilet & wc untuk para peserta PPArs-IAI dan kamar mandi untuk para staf pengajar serta instruktur. Fasilitas ini harus terpisah dari fasilitas program studi lainnya di perguruan tinggi terkait Ruangan dan peralatan lain yang dianggap perlu untuk melancarkan penyelenggaraan PPArs-IAI Perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI juga harus menjamin kebersihan dan keamanan di seluruh sarana tempat PPArs-IAI dilaksanakan. 7. BIAYA PENYELENGGARAAN PPArs-IAI harus diselenggarakan dengan swadana. Caranya diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi penyelenggara dengan memperhatikan komponen biaya berikut ini: Administrasi penyelenggaraan Pendaftaran peserta Uang kuliah 21

22 PEDOMAN PELAKSANAAN Imbalan staf penanggung-jawab perkuliahan, instruktur studio, dan para asisten Khusus bagi imbalan staf penanggung-jawab perkuliahan, instruktur studio, dan para asisten perlu diperhitungkan hal-hal sebagai berikut: Transportasi dan akomodasi penanggung-jawab dan instruktur yang berasal dari luar kota harus ditanggung perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI sesuai dengan modus transportasi yang dipakai dan untuk akomodasi yang memadai bagi mereka Imbalan staf penanggung-jawab perkuliahan harus setara dengan staf pengajar di tingkat pasca-sarjana di perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI terkait Imbalan para asisten harus setara dengan staf pengajar di tingkat sarjana di perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI terkait Imbalan para instruktur studio harus mengikuti kesetaraan sebagai berikut: Pemegang sertifikat madya berpengalaman tahun disetarakan dengan Lektor Muda Pemegang sertifikat madya berpengalaman tahun disetarakan dengan Lektor Kepala Pemegang sertifikat madya berpengalaman > 20 tahun disetarakan dengan Guru Besar Pemegang sertifikat utama disetarakan dengan Guru Besar 8. PENILAIAN HASIL BELAJAR & SEBUTAN LULUSAN Perkuliahan Peserta PPArs-IAI harus mengikuti semua mata kuliah wajib yang diberikan oleh perguruan tinggi 22

23 PEDOMAN PELAKSANAAN penyelenggara dan mengikuti mata-kuliah pilihan yang diminatinya. Penilaian atas hasil pembelajaran tiap mata-kuliah tersebut dilaksanakan atas dasar komponen-komponen berikut ini: Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Nilai tugas-tugas yang diberikan di tiap mata-kuliah tersebut Nilai absensi Penentuan persentasi nilai masing-masing komponen tersebut diserahkan kepada perguruan tinggi penyelenggara PPArs-IAI terkait. Pelatihan Peserta PPArs-IAI harus mengikuti program studio perancangan di tiap semester sampai selesai. Apabila terputus, peserta tersebut harus mengulanginya dari awal. Penilaian atas hasil pelatihan di studio perancangan dilaksanakan dalam bentuk presentasi di hadapan para penguji yang terdiri dari: Para instruktur studio Para penanggung-jawab mata kuliah Para penguji eksternal Para penguji eksternal harus anggota IAI bersertifikat Madya atau Utama dari IAI Daerah atau Cabang setempat; atau dari IAI Daerah atau Cabang yang berdekatan. Kehadiran mereka sebagai penguji eksternal harus memperoleh imbalan yang memadai, sesuai dengan ketentuan yang tertulis dalam butir Biaya Penyelenggaraan. Sebutan Lulusan 23

24 PEDOMAN PELAKSANAAN Para peserta PPArs-IAI disebut Peserta, sedangkan lulusannya disebut Arsitek disingkat Ars. 9. EVALUASI Dalam rangka menjamin mutu program PPArs-IAI perlu dilakukan evaluasi berkala atas aspek akademik dan administrasi penyelenggaraannya agar perguruan tinggi terkait dapat direkomendasikan kembali sebagai penyelenggara. Untuk itu evaluasi akan dilakukan oleh Dewan Pendidikan Arsitek (DPA) bersama dengan Dewan Keprofesian Arsitek (DKA) IAI dan unsur-unsur dari profesi lain serta Pemerintah yang berkaitan dengan bidang Arsitektur setiap 3 (tiga) tahun. Adapun tolok-ukurnya adalah penilaian atas para lulusan PPArs-IAI di perguruan tinggi penyelenggara terkait dengan merujuk ke kompetensi arsitek profesional oleh IAI. 10. KETENTUAN LAIN Pedoman pelaksanaan PPArs-IAI ini akan terus disempurnakan oleh Pengurus Nasional IAI berdasarkan masukan yang diperoleh baik dari kegiatan evaluasi maupun dari perguruan tinggi penyelenggara. Setiap perubahan dan penyempurnaan akan diinformasikan baik ke perguruan tinggi yang sudah menyelenggarakan PPArs-IAI maupun yang berminat untuk menyelenggarakannya. 24

25 PEDOMAN PELAKSANAAN 25

26

27 LAMPIRAN 1 CONTOH KURIKULUM SEMESTER 1 Studio Perancangan Proyek Arsitektur 1 Mata Kuliah Wajib: Teori Arsitektur Lanjutan Mata Kuliah Pilihan 1 SEMESTER 2 Studio Perancangan Proyek Arsitektur 2 Mata Kuliah Wajib: Etika Mata Kuliah Pilihan 2 6 sks 2 sks 2 sks 6 sks 2 sks 2 sks TOTAL 20 sks SEMESTER 1 Studio Perancangan Proyek Arsitektur 1 Mata Kuliah Wajib: Teori Arsitektur Lanjutan SEMESTER 2 Studio Perancangan Proyek Arsitektur 2 Mata Kuliah Wajib: Etika Mata Kuliah Pilihan 2 8 sks 2 sks 8 sks 2 sks 2 sks TOTAL 22 sks SEMESTER 1 Studio Perancangan Proyek Arsitektur 1 8 sks

28 PEDOMAN PELAKSANAAN Mata Kuliah Wajib: Teori Arsitektur Lanjutan Mata Kuliah Pilihan 1 SEMESTER 2 Studio Perancangan Proyek Arsitektur 2 Mata Kuliah Wajib: Etika Mata Kuliah Pilihan 2 2 sks 2 sks 8 sks 2 sks 2 sks TOTAL 24 sks SEMESTER 1 Studio Perancangan Proyek Arsitektur 1 Mata Kuliah Wajib: Sejarah & Teori Arsitektur Mata Kuliah Pilihan 1 Mata Kuliah Pilihan 2 SEMESTER 2 Studio Perancangan Proyek Arsitektur 2 Mata Kuliah Wajib: Etika Mata Kuliah Pilihan 3 Mata Kuliah Pilihan 4 6 sks 2 sks 2 sks 2 sks 6 sks 2 sks 2 sks 2 sks TOTAL 24 sks

29 PEDOMAN PELAKSANAAN LAMPIRAN 2 37 BUTIR KRITERIA KEAHLIAN, KETRAMPILAN, & PENGETAHUAN 1. Verbal Verbal Skills 2. Grafis Graphic Skills 3. Riset Research Skills 4. Berpikir Kritis Critical Thinking Skills 5. Dasar-Dasar Perancangan Fundamental Design Skills 6. Kolaborasi Collaborative Skills 7. Perilaku Manusia Human Behaviour 8. Keragaman Manusia Human Diversity 9. Sejarah dan Preseden History & Precedent 10. Tradisi Nasional & Regional National & Regional Traditions 11. Tradisi Barat Western Traditions 12. Tradisi Non-Barat Non-Western Traditions 13. Pelestarian Lingkungan Environmental Conservation 14. Aksesibilitas Accessibilitas 15. Kondisi Tapak Site Conditions 16. Sistem Keteraturan Formal Formal Ordering System

30 PEDOMAN PELAKSANAAN 17. Sistem Struktur Structural Systems 18. Sistem Penyelamatan dari Bangunan Building Life-safety Systems 19. Sistem Sampul Bangunan Building Envelope Systems 20. Sistem Lingkung Bangunan Building Environmental Systems 21. Sistem Pelayanan Bangunan Building Service Systems 22. Integrasi Sistem-Sistem Bangunan Building System Integration 23. Tanggung-jawab Hukum Legal Responsibility 24. Kepatuhan Terhadap Peraturan Building Code Compliance Bangunan 25. Bahan Bangunan & Penerapannya Building Materials & Assemblies 26. Ekonomi Bangunan & Pengendalian Building Economics & Cost Control Biaya 27. Pengembangan Detail Rancangan Detailed Design Development 28. Dokumentasi Grafik Graphic Documentation 29. Perancangan Komprehensif Comprehensive Design 30. Persiapan Program Programme Preparation 31. Konteks Hukum Praktik Arsitektur Legal Context of Architecture Practice 32. Organisasi & Manajemen Praktik Practice Organization & Management 33. Kontrak & Dokumentasi Contract & Documentations

31 PEDOMAN PELAKSANAAN 34. Pemagangan Professional Internship 35. Wawasan Peran Arsitek Breadth of the Architect s Role 36. Kondisi Masa Silam dan Kini Past & Present Conditions for Architecture 37. Etika & Penilaian Profesional Ethics & Professional Judgement

32 PEDOMAN PELAKSANAAN LAMPIRAN 3 BAB 1 STANDAR KOMPETENSI ARSITEK Standar Kompetensi Arsitek ini disusun sebagai acuan dalam menilai kemampuan seorang arsitek dalam menjalankan keahliannya. Standar ini dimaksudkan untuk merumuskan kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang disyaratkan. A. MAKSUD dan TUJUAN Panduan ini dimaksudkan sebagai sebuah rambu baik untuk para penimbang atau penakar nilai (assessor) maupun mereka yang ingin mengikuti program sertifikasi arsitek profesional Ikatan Arsitek Indonesia, terutama untuk kategori Arsitek Utama, agar memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Arsitek Internasional (Union Internationale des Architectes disingkat UIA). Panduan ini berisi butir-butir kompetensi yang harus dimiliki seorang arsitek profesional sebagaimana telah ditetapkan oleh Perserikatan Arsitek Internasional tersebut di atas, yang ditulis dalam bahasa Inggris sesuai dengan aslinya dan telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia agar diperoleh teks dalam bentuk selengkap mungkin dan dengan acuan yang jelas. Setiap butir kompetensi tersebut di atas menuntut kriteria dan cara memberi nilai berikut pertimbanganpertimbangannya. Mereka yang ingin mengikuti program sertifikasi arsitek profesional Ikatan Arsitek Indonesia perlu mengetahui kriteria dan cara memberi nilai berikut pertimbangan-pertimbangannya tersebut agar mampu menyiapkan diri dengan dokumen selengkap mungkin.

33 PEDOMAN PELAKSANAAN Para penimbang atau penakar nilai (assessor), di lain pihak, perlu mengetahui dan memahami seluruh teks dalam panduan ini karena mereka harus memberi penilaian kepada dokumen yang diajukan oleh mereka yang ingin mengikuti program sertifikasi arsitek profesional Ikatan Arsitek Indonesia secara logis berdasarkan kriteria yang terdapat dalam butir-butir kompetensi di atas. B. LANDASAN Panduan ini disusun atas dasar 13 butir kompetensi yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Arsitek Internasional (Union Internationale des Architectes disingkat UIA) sebagai kriteria seorang arsitek profesional. Adapun penjabarannya menjadi sebuah petunjuk cara memberi nilai berikut pertimbangan-pertimbangannya dibuat dengan merujuk ke format yang telah ditetapkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). C. DASAR PEMIKIRAN Tiap butir kompetensi yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Arsitek Internasional (Union Internationale des Architectes disingkat UIA) memiliki tingkatan yang berbeda. Sehubungan dengan itu terdapat sejumlah istilah yang perlu dijabarkan lebih lanjut agar dapat ditakar, yaitu: 1. Ability to create architectural design Istilah ini menunjukkan suatu keterampilan yang perlu ditampilkan melalui gambar rancangan. Penampilan tersebut harus ditunjukkan dalam bentuk suatu hasil pekerjaan berikut penjelasannya, mulai dari gagasan awal sampai dengan hasil-akhir. 2. Adequate knowledge Istilah ini menunjukkan suatu kemampuan yang juga dapat ditakar melalui gambar rancangan apabila gayut atau dapat juga ditakar dengan mengacu ke transkrip mata-ajaran yang diikuti para peserta program sertifikasi arsitek profesional Ikatan Arsitek Indonesia ketika mereka menempuh pendidikannya di perguruan tinggi atau yang

34 PEDOMAN PELAKSANAAN setara dengan itu; atau dengan menanyakannya langsung kepada yang bersangkutan. Kemampuan tersebut di atas menuntut seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya menguasai berbagai jenis pengetahuan spesifik. Untuk itu yang bersangkutan harus mampu membuktikan penguasaannya atas berbagai jenis pengetahuan spesifik di atas melalui contoh-contoh pemecahan persoalan yang berkaitan dengan pengetahuan yang dimaksud. Dengan pembukitan tersebut yang bersangkutan sudah dianggap telah menjalani tahap mengenal, membedakan dan mengulangi. 3. Understanding Istilah ini menunjukkan kemampuan seseorang untuk menjelaskan apa yang telah dipahaminya. Untuk itu yang bersangkutan harus memperlihatkan bahwa dirinya mampu mengatur dokumen yang berkaitan dengan objek yang dimengertinya tersebut dengan jeli. Pemahaman merupakan tingkat penguasaan atas sesuatu yang dialami seseorang. Untuk itu yang bersangkutan harus membuktikannya dengan jalan mampu menjelaskan baik gejala yang dialaminya maupun teori-teori yang mendukungnya, bukan dengan mengutip pendapat pihak lain melainkan dengan kata dan kalimat yang disusunnya sendiri. Sebab itu understanding memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada awareness, yang penguasaannya cukup dibuktikan dengan cara memperlihatkan kemampuan mengulangi apa yang disodorkan kepadanya.

35 PEDOMAN PELAKSANAAN BAB 2 SUSUNAN UNIT KOMPETENSI Kode Unit ARS 01 Judul Unit Perancangan Arsitektur Uraian Unit Kemampuan menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi ukuran estetika dan persyaratan teknis, dan yang bertujuan melestarikan lingkungan. (Ability to create architectural designs that satisfy both aesthetic and technical requirements, and which aim to be environmentally sustainable) Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1 Estetika 1 Mampu mengekspresikan pandangan serta menentukan pilihan secara kritis dan memberi keputusan estetis, lalu mencerminkannya secara konseptual dalam sebuah rancangan 2 Mampu menjelaskan dan menerapkan konsep warna, bahan, komposisi, proporsi, irama dan skala 3 Mampu mengkaji berbagai pengalaman ketika melakukan pemilihan struktur dan bahan serta unsur-unsur estetikanya, lalu mewujudkannya dalam bentuk-bentuk 3 dimensi 2 Persyaratan Teknis 1 Mampu menyelidiki lalu menetapkan persyaratan luasan, organisasi, fungsi dan sirkulasi ruang, ruangan serta bangunan; baik di dalam maupun di sekitar bangunan yang bersangkutan

36 PEDOMAN PELAKSANAAN 2 Mampu mengenali, memahami dan mengikut-sertakan kaidah serta standar yang dikeluarkan oleh badan-badan terkait; termasuk yang berkenaan dengan faktor keselamatan, keamanan, kenyamanan dan lainlainnya Acuan Penilaian Periksa kelengkapan dokumen dan kelengkapan keterangan tentang hasil rancangan bangunan; terutama konsep tapak, denah, tampak, potongan, perspektif dan detail-detail yang mendukung konsep estetika dan persyaratan teknis di atas Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Mahir Arsitek Madya : Mahir Arsitek Utama : Mahir

37 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 02 Judul Unit Pengetahuan Arsitektur Uraian Unit Pengetahuan yang memadai tentang sejarah dan teori arsitektur termasuk seni, teknologi dan ilmu-ilmu pengetahuan manusia. (Adequate knowledge of the history and theories of architecture and related arts, technologies, and human sciences) SubKompetensi 1 Pengetahuan tentang Sejarah Arsitektur Kriteria Unjuk Kerja 1 Mampu menjelaskan garis besar sejarah arsitektur dan perkembangannya 2 Mampu menyusun konsep yang dihasilkan dari masukan sejarah 2 Pengetahuan tentang Teori Arsitektur 1 Mampu menjelaskan berbagai teori arsitektur dan pemikiran-pemikiran yang melandasinya 2 Mampu menjelaskan gaya bangunan yang diterapkan dalam rancangan berikut aliran yang terlibat seperti klasisisme, neo-klasisisme, modernisme, pasca-modern, regionalisme kritis dan seterusnya, dengan memperlihatkan contoh karya-karya yang berkaitan dengan aliran-aliran tersebut. Acuan Penilaian

38 PEDOMAN PELAKSANAAN Periksa keterangan yang menjelaskan gaya bangunan serta aliran yang melandasinya di gambar denah dan tampak; juga penggunaan ruangan yang menjamin keselamatan, kenyamanan ruang-gerak, efisiensi dan skala manusia berikut kelayakan pelaksanaannya Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Tahu Arsitek Madya : Tahu Arsitek Utama : Mahir

39 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 03 Judul Unit Pengetahuan Seni Uraian Unit Pengetahuan tentang seni rupa dan pengaruhnya terhadap kualitas rancangan arsitektur (Knowledge of the fine arts as an influence on the quality of architectural design) Kriteria Unjuk Kerja 1 Mampu menjelaskan berbagai berbagai kaidah seni rupa dan pengaruhnya dalam rancangan massa bangunan, rancangan tata ruang dalam, rancangan warna ruangan dan bangunan, garis bidang tekstur dalam ekspresi bangunan Acuan Penilaian Periksa ketaat-asasan kaidah estetik yang dipilih sebagaimana tertera di atas dokumen, khususnya yang berkaitan dengan proporsi, warna, tekstur, urutan, irama dan keseimbangan Periksa kejelasan penerapan kaidah komposisi gugusan massa dan bagian bangunan yang menampilkan proporsi, warna, tekstur, urutan, irama dan keseimbangan tersebut sesuai dengan jenis obyek yang dirancang Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Tahu Arsitek Madya : Tahu Arsitek Utama : Mahir

40 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 04 Judul Unit Perencanaan dan Perancangan Kota Unit Kompetensi Pengetahuan yang memadai tentang perencanaan dan perancangan kota serta ketrampilan yang dibutuhkan dalam proses perencanaan itu (Adequate knowledge on urban design, planning, and the skills involved in the planning process) Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1 Perencanaan Kota 1 Mampu menerapkan cara memenuhi persyaratan perkotaan, khususnya KDB, KLB, KDH, garis sempadan, kepadatan, ketinggian dan jarak bebas bangunan 2 Mampu menjelaskan sumbangan positif kehadiran bangunan terhadap ruang umum, khususnya jalan, jalan untuk pejalan kaki dan fasilitas untuk penyandang cacat 2 Perancangan Kota 1 Mampu menjelaskan dampak kehadiran obyek perancangan terhadap kemungkinan mengundang pertumbuhan fasilitas tambahan atau sampingan di lingkungan kota yang bersangkutan 2 Mampu menjelaskan pengaruh kehadiran obyek perancangan terhadap bentukan ruang kota dan estetika urban di kawasan tersebut. Acuan Penilaian Periksa apakah terdapat akibat sampingan yang mengorbankan kepentingan umum dari segi penghambatan lalu lintas, beban langsung yang ditimbulkan oleh kepadatan bangunan yang diprakirakan, pertambahan jumlah kendaraan di jalan umum sekitar bangunan yang dirancang

41 PEDOMAN PELAKSANAAN Periksa sumbangan bangunan terhadap kepentingan umum, keselamatan pemakai ruang umum, peluang terjadinya kegagalan bangunan atau kegagalan pelayanan bangunan, kecukupan perputaran sirkulasi, kecukupan toilet dan tempat wudhu Periksa antisipasi terhadap pedagang kaki lima, khusus dalam kasus perancangan bangunan tinggi atau yang berkepadatan tinggi Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Bisa Arsitek Madya : Bisa Arsitek Utama : Mahir

42 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 05 Judul Unit Hubungan antara Manusia, Bangunan dan Lingkungan Unit Kompetensi Memahami hubungan antara manusia dan bangunan gedung serta antara bangunan gedung dan lingkungannya, juga memahami pentingnya mengaitkan ruang-ruang yang terbentuk di antara manusia, bangunan gedung dan lingkungannya tersebut untuk kebutuhan manusia dan skala manusia. (Understanding of the relationship between people and buildings and between buildings and their environments, and of the need to relate spaces between them to human needs and scale) Sub Kompetensi 1 Manusia dan Bangunan Kriteria Unjuk Kerja 1 Mampu mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dibutuhkan untuk menentukan kebutuhan-ruang pemakai bangunan 2 Mampu mengumpulkan dan menganalisis standar-standar kebutuhan ruang dan menerapkannya dalam rancangan 3 Mampu merancang susunan ruang yang memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan kenyamanan 4 Mampu menganalisis dan memecahkan permasalahan yang akan timbul dalam hubungan antara bangunan dan penggunanya 2 Bangunan dan Lingkungan 1 Mampu menghindari dampak negatif kehadiran bangunan yang dirancang di suatu lingkungan 2 Mampu menyusun konsep rancangan yang tanggap terhadap lokasi dan lingkungan-binaan di sekitarnya 3 Mampu mempadukan kepentingan pemakai gedung terhadap kepentingan masyarakat dan pihak-pihak terkait

43 PEDOMAN PELAKSANAAN 3 Manusia dan Lingkungan 1 Mampu menggubah bangunan yang tidak menambah polusi di lingkungan di sekitarnya, baik yang bersifat terukur (tangible) seperti buangan beracun maupun yang tak terukur (intangible) seperti wajah lingkungan atau street picture 2 Mampu menggugah para pengguna bangunan dan masyarakat sekitar untuk memelihara lingkungan setelah berdirinya bangunan yang dirancang Acuan Penilaian Periksa kejelasan sumbangan obyek perancangan terhadap pemakai ruang terbuka di antara batas bangunan, pemanfaatan ruangan yang sesuai standar keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan pencapaian (termasuk anak kecil, orang tua, dan penyandang cacat tubuh) serta hubungan antar-ruang pada tiap lapis jalan Periksa sumbangan positif dari penyelesaian jarak bangunan berupa taman atau ruang terbuka yang dapat dimasuki umum, tergantung dari jenis bangunan di kawasan yang sesuai atau terkait serta penyelesaian titik-masuk yang mengantisipasi penyandang cacat Periksa sumbangan positif obyek perancangan terhadap upaya menghindari ketimpangan sosial Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Mahir Arsitek Madya : Mahir Arsitek Utama : Mahir

44 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 06 Judul Unit Pengetahuan Daya Dukung Lingkungan Unit Kompetensi Menguasai pengetahuan yang memadai tentang cara menghasilkan perancangan yang sesuai daya dukung lingkungan. (An adequate knowledge of the means of achieving environmentally sustainable design) Kriteria Unjuk Kerja 1 2 Mampu memberi penjelasan kepada pemakai jasa mengenai pentingnya memiliki rancangan bangunan yang sesuai dengan daya-dukung lingkungan ragawi dan sosial, khususnya yang berkaitan dengan dayadukung tanah, vegetasi, pencemaran dan kepadatan Mampu mengumpulkan informasi mengenai bahan serta struktur bangunan yang akan digunakan dalam rancangan dan menganalisis pengaruhnya terhadap lingkungan 3 Mampu mengajukan gagasan penghematan energi dan menerapkannya dalam rancangan Acuan Penilaian Periksa kejelasan tentang pemanfaatan teknologi sadar-lingkungan seperti penghematan pemakaian sumber daya alam, pengudaraan yang tidak mengakibatkan pengikisan lapisan ozon, pemanfaatan sistem dan prinsip daur-ulang, kecukupan penghijauan terhadap luas lahan dan permukaan bangunan serta penerapan prinsip ramah-lingkungan Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Bisa Arsitek Madya : Bisa Arsitek Utama : Mahir

45 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 07 Judul Unit Peran Arsitek di Masyarakat Unit Kompetensi Memahami aspek keprofesian dalam bidang Arsitektur dan menyadari peran arsitek di masyarakat, khususnya dalam penyusunan kerangka acuan kerja yang memperhitungkan faktor-faktor sosial (Understanding of the profession of architecture and the role of architects in society, in particular in preparing briefs that account for social factors) Kriteria Unjuk Kerja 1 Mampu membuat rancangan yang mewadahi kepentingan masyarakat dan sejarah serta tradisi bangunan setempat 2 Mampu mengkaji dampak perancangan terhadap masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosialnya 3 Mampu mematuhi kode etik dan kaidah tata-laku keprofesian arsitek 4 Mampu memenuhi kepentingan masyarakat sebagaimana disyaratkan oleh ketentuan peraturan dan perundang-undangan Acuan Penilaian Periksa kejelasan perancangan yang mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan pemesan serta pemakai dalam bentuk program dan penampilan bangunan yang serasi terhadap sekitarnya; khususnya dari segi besaran, ketinggian, bahan dan warna

46 PEDOMAN PELAKSANAAN Periksa bagan alir tata-olah perancangan, berita-acara pertemuan atau menanyakan langsung peran perancang yang bersangkutan dalam masyarakat dan pendapatnya tentang bangunan yang menimbulkan kesenjangan sosial Arsitek Pratama Arsitek Madya Arsitek Utama : Bisa : Bisa : Mahir

47 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 08 Judul Unit Persiapan Pekerjaan Perancangan Unit Kompetensi Memahami metode penelusuran dan penyiapan program rancangan bagi sebuah proyek perancangan (Understanding of the methods of investigation and preparation of the brief for a design project) Sub Kompetensi 1 Metode Pengumpulan Data Kriteria Unjuk Kerja 1 Mampu mengenali kebutuhan data dan menyusun strategi pengumpulannya dalam rangka pembuatan program perancangan 2 Mampu mencari data, peraturan bangunan dan standar yang dibutuhkan dalam perancangan 2 Penyusunan Program Rancangan 1 Mampu menganalisis data yang telah diperoleh, untuk dijadikan sumber dalam pekerjaan perancangan 2 Mampu menyusun dan menjelaskan program rancangan kepada pemakai jasa Acuan Penilaian Periksa kejelasan dan kelengkapan proses pengumpulan dan pengolahan data Periksa keterangan tata-olah pengkajian perancangan melalui tanya-jawab Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Mahir Arsitek Madya : Mahir Arsitek Utama : Mahir

48 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 09 Judul Unit Pengertian Masalah Antar-Disiplin Uraian Unit Memahami permasalahan struktur, konstruksi dan rekayasa yang berkaitan dengan perancangan bangunan gedung. (Understanding of the structural design, construction, and engineering problems associated with building design) Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1 Pengetahuan Sistem Struktur dan Konstruksi 1 Mampu menunjukkan berbagai alternatif jenis struktur dan konstruksi 2 Mampu menjelaskan konsep berbagai jenis struktur dan konstruksi yang akan diterapkan dalam bangunan 2 Pengetahuan Sistem Mekanikal, Elektrikal, Elektronika dan Plambing Mampu menetapkan jenis struktur dan konstruksi serta menilai kelebihan maupun kekurangannya dan membuat rekomendasi dalam kaitannya dengan kebutuhan pemberi tugas Mampu menunjukkan berbagai alternatif Sistem Mekanikal, Elektrikal, Elektronika dan Plambing Mampu menjelaskan konsep berbagai Sistem Mekanikal, Elektrikal, Elektronika dan Plambing yang akan diterapkan dalam bangunan Mampu menetapkan Sistem Mekanikal, Elektrikal, Elektronika dan Plambing, serta menilai kelebihan maupun kekurangannya; dan membuat rekomendasi dalam kaitannya dengan kebutuhan pemberi tugas Acuan Penilaian Periksa kejelasan pertimbangan pemilihan jenis struktur dan konstruksi serta Sistem Mekanikal, Elektrikal, Elektronika dan Plambing

49 PEDOMAN PELAKSANAAN Periksa gambar denah dan potongan serta keterangan tentang jenis struktur dan konstruksi serta Sistem Mekanikal, Elektrikal, Elektronika dan Plambing yang dipilih, terutama untuk bangunan tertentu Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Bisa Arsitek Madya : Bisa Arsitek Utama : Mahir

50 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 10 Judul Unit Pengetahuan Fisik dan Fisika Bangunan Unit Kompetensi Menguasai pengetahuan yang memadai mengenai permasalahan fisik dan fisika, teknologi dan fungsi bangunan gedung sehingga dapat melengkapinya dengan kondisi internal yang memberi kenyamanan serta perlindungan terhadap iklim setempat (Adequate knowledge of physical problems and technologies and of the function of buildings so as to provide them with internal conditions of comfort and protection against climate) Sub Kompetensi 1 Faktor Kenyamanan di Dalam Bangunan Kriteria Unjuk Kerja Mampu menjelaskan cara penanganan pencahayaan dan penghawaan di dalam bangunan Mampu menjelaskan dasar pertimbangan sistem akustik yang diterapkan 2 Faktor Perlindungan Bangunan Terhadap Iklim Mampu menjelaskan pemilihan bahan dan teknologi bahan bangunan untuk perlindungan bangunan terhadap iklim dan cuaca Acuan Penilaian Mampu menjelaskan cara menangani masalah dan perawatan bahan bangunan yang dipakai Periksa kejelasan kaidah-kaidah pencahayaan, pengaliran udara, perimbangan kelembaban udara, akustik, dan perlindungan terhadap iklim dan cuaca, sesuai cakupan objek rancangan Periksa gambar denah dan potongan untuk intensitas cahaya alami, bahan dan bentuk langit-langit untuk akustik, dan teritis untuk perlindungan dari iklim dan cuaca, serta gambar rancangan langit-langit untuk titik lampu, dan sistem penghawaan

51 PEDOMAN PELAKSANAAN Periksa gambar yang menunjukan kelengkapan alat untuk perawatan bangunan Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Mahir Arsitek Madya : Mahir Arsitek Utama : Mahir

52 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 11 Judul Unit Penerapan Batasan Anggaran dan Peraturan Bangunan Unit Kompetensi Menguasai keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pihak pengguna bangunan gedung dalam rentang-kendala biaya pembangunan dan peraturan bangunan (Necessary design skills to meet building users requirements within the constraints imposed by cost factors and buildign regulations) Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1 Pengetahuan mengenai Anggaran Bangunan 1 Mampu menjelaskan penghitungan biaya bangunan yang diterapkan dalam perancangan terkait 2 Mampu mengenali berbagai faktor yang berpengaruh atas biaya bangunan 3 Mampu membuat berbagai alternatif rancangan sebagai pemecahan atas masalah pembiayaan bangunan 2 Pengetahuan Peraturan Bangunan 1 Mampu mengenali peraturan-peraturan bangunan yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan dan perancangan 2 Mampu menerapkan peraturan-peraturan bangunan dalam rancangan Acuan Penilaian Periksa kejelasan tentang analisis biaya, penghitungan volume dan pengaruh berbagai faktor, khususnya yang berkaitan dengan lokasi, tipologi bangunan, metode dan teknologi membangun

53 PEDOMAN PELAKSANAAN Periksa dokumen konstruksi sesuai dengan peraturan teknis bangunan terkait Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Mahir Arsitek Madya : Mahir Arsitek Utama : Mahir

54 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 12 Judul Unit Pengetahuan Industri Kontruksi dalam Perencanaan Uraian Unit Menguasai pengetahuan yang memadai tentang industri, organisasi, peraturan dan tata-cara yang berkaitan dengan proses penerjemahan konsep perancangan menjadi bangunan gedung serta proses mempadukan penataan denah-denahnya menjadi sebuah perencanaan yang menyeluruh (Adequate knowledge of the industries, organizations, regulations, and procedures involved in translating design concepts into buildings and integrating plans into overall planning) Kriteria Unjuk Kerja 1 2 Mampu menjelaskan organisasi di dalam industri konstruksi yang berhubungan dengan konsep perancangan yang akan diterapkan oleh yang bersangkutan Mampu menjelaskan peraturan dan prosedur di dalam industri konstruksi yang berhubungan dengan konsep perancangan yang akan diterapkan oleh yang bersangkutan 3 Mampu menjelaskan keterkaitan konsep perancangan dengan keseluruhan perancangan Acuan Penilaian Periksa kejelasan tentang pengelolaan perancangan mulai pada tahap gagasan hingga penerjamahannya ke dalam seluruh rancangan, termasuk proses pengadaan dan pelaksanaan pembangunannya Periksa laporan lengkap atau bertanya langsung kepada pemohon tentang tata-olah perancangan, juga tentang laporan pertemuan dan perubahan-perubahan perancangan selama proses pembangunan Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Mahir Arsitek Madya : Mahir Arsitek Utama : Mahir

55 PEDOMAN PELAKSANAAN Kode Unit ARS 13 Judul Unit Pengetahuan Manajemen Proyek Uraian Unit Menguasai pengetahuan yang memadai mengenai pendanaan proyek, manajemen proyek dan pengendalian biaya pembangunan (Adequate knowledge of project financing, project management and cost control) Kriteria Unjuk Kerja 1 Mampu menunjukkan hubungan antara pendanaan dan proses perancangan 2 Mampu menunjukkan permasalahan yang dihadapi dalam dengan manajemen proyek terkait, khususnya yang berkenaan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi 3 Mampu menunjukkan cara pengendalian biaya proyek sesuai dengan tahapan-tahapannya Acuan Penilaian Periksa kejelasan pengendalian biaya dan pengelolaan proyek Periksa alir-biaya selama pelaksanaan dan bar chart dalam dokumen proyek, kemudian dicocokkan dengan kenyataan pelaksanaan sebagaimana dilaporkan dalam notulen rapat lapangan Tingkat penguasaan Unit Kompetensi : Arsitek Pratama : Bisa Arsitek Madya : Bisa Arsitek Utama : Mahir

56 PEDOMAN PELAKSANAAN A. T O L O K U K U R P E N IL A IA N B A B III P E D O M A N U M U M P E N IL A IA N N o. K r i t e r ia K R IT E R IA K O M P E T E N S I A U A M A P K E T R A M P I L A N S E B A G A I A R S IT E K [1 ] K e m a m p u a n m e n g h a s ilk a n r a n c a n g a n A r s it e k t u r y a n g m e m e n u h i p e r s y a r a ta n e s t e tik a d a n t e k n is s e r ta b e r t u ju a n m e le s ta r ik a n lin g k u n g a n M M M [1 1 ] m e n g u a s a i c a r a p e n y id ik a n d a n p e n y u s u n a n u r a ia n p e k e r ja a n [8 ] M M M B : B is a p e r a n c a n g a n [5 ] P a h a m a k a n h u b u n g a n a n t a r m a n u s ia d a n b a n g u n a n, b a n g u n a n M : M a h ir d e n g a n lin g k u n g a n s e r t a p e r lu n y a m e n g a itk a n r u a n g y a n g t e r ja d i M M M d e n g a n s k a la d a n k e b u t u h a n m a n u s ia [1 0 ] [1 2 ] [4 ] [6 ] [9 ] P E R A N A R S I T E K D A N D IS I P L I N Y A N G T E R K A IT M e n g e r t i a k a n p e m b ia y a a n, m a n a je m e n p r o y e k s e r t a p e n g e n d a lia n [1 3 ] M B B b ia y a [7 ] [2 ] M e m ilik i k e t r a m p ila n m e r a n c a n g y a n g s e s u a i k e b u t u h a n p e n g g u n a b a n g u n a n d a la m b a t a s a n g g a r a n b ia y a d a n p e r a t u r a n b a n g u n a n P a h a m a k a n fu n g s i, fis ik d a n t e k n o lo g i b a n g u n a n u n t u k m e n d a p a t k a n k e n y a m a n a n d a n p e r lin d u n g a n t e r h a d a p ik lim P a h a m a k a n k e p r a n a t a a n in d u s t r i k o n s t r u k s i y a n g t e r k a it d a la m p e r w u ju d a n k a r y a M e n g e r t i a k a n p e r e n c a n a a n, p e r a n c a n g a n k o ta d a n k e t r a m p ila n y a n g t e r k a it d a la m p r o s e s p e r e n c a n a a n itu M e n g e r t i a k a n c a r a m e m b u a t p e r e n c a n a a n y a n g m e n d u k u n g p e le s ta r ia n lin g k u n g a n M e n g e r t i a k a n p e r a n c a n g a n A r s it e k t u r, k o n s t r u k s i d a n e n g in e e r in g y a n g b e r h u b u n g a n d e n g a n p e r a n c a n g a n b a n g u n a n M e n g e r t i a k a n p r o f e s i d a n p e r a n a r s it e k d a la m m a s y a r a k a t k h u s u s n y a y a n g m e m p e r tim b a n g k a n m a s a la h s o s ia l P E N G E T A H U A N A R S I T E K T U R M e n g e t a h u i t e n t a n g s e ja r a h, te o r i a r s it e k tu r d a n s e n i t e r k a it, t e k n o lo g i d a n p e n g e t a h u a n te n t a n g m a n u s ia Resiko Besar, Sedang, Kecil. Dampak Besar, Sedang, Kecil. Kompleksitas Tinggi, Sedang, Rendah. M M M M M M M Resiko Sedang dan Kecil. Dampak & Kecil. Kompleksitas Sedang & Rendah. M B T Resiko Kecil. Dampak Kecil. Kompleksitas Rendah. M B B M M M B B M M B B B T T : T a h u [3 ] M e m ilik i p e n g e ta h u a n t e n ta n g s e n i r u p a y a n g b e r p e n g a r u h p a d a k u a lita s r a n c a n g a n a r s it e k t u r M T T U n tu k m e m p e r o le h S K A d e n g a n k u a lif ik a s i A U A M A P p e m b e r la k u a n in te r n n a s. n a s.

15/06/2011. Education EDUCATION

15/06/2011. Education EDUCATION Education EDUCATION No less than 5 years principally on full-time basis in accredited architectural program in an accredited university while allowing flexibility for equivalency. 1 Practical Experience/Training/

Lebih terperinci

Kompetensi Lulusan Jurusan Arsitektur

Kompetensi Lulusan Jurusan Arsitektur Kompetensi Lulusan Jurusan Arsitektur JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 Kompetensi Lulusan Jurusan Arsitektur Kompetensi lulusan Berdasarkan tujuan program pendidikan di Jurusan

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT KEAHLIAN ( S K A )

FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT KEAHLIAN ( S K A ) FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT KEAHLIAN ( S K A ) ARSITEK PRATAMA ARSITEK MADYA ARSITEK UTAMA DEWAN KEPROFESIAN ARSITEK IKATAN ARSITEK INDONESIA Nama : Nomor Anggota : Nomor Pendaftaran : Kualifikasi :

Lebih terperinci

Implementasi Permen No 44 tahun 2015

Implementasi Permen No 44 tahun 2015 Implementasi Permen No 44 tahun 2015 Standar kompetensi lulusan Dimana CP digunakan? Jawabannya, sebagai rujukan dalam: 1. Penyusunan Kurikulum Program Studi 2. Penyusunan instrumen untuk RPL calon mahasiswa

Lebih terperinci

PROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PROFESI ARSITEKTUR

PROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PROFESI ARSITEKTUR [Type the company name] PROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PROFESI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PANCASILA Tim Pengembangan Jurusan Arsitektur Ke Arah Pendidikan Profesi 13 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA Edisi 2007, cetakan pertama 2007 Indonesian Institut e of Arc hitects... Member Institute of ARCASIA (Architects Regional Council Asia) National Section of UIA (Union Internationale des Architectes) Founder

Lebih terperinci

PERATURAN PENYELENGGARAAN SAYEMBARA ARSITEKTUR IKATAN ARSITEK INDONESIA

PERATURAN PENYELENGGARAAN SAYEMBARA ARSITEKTUR IKATAN ARSITEK INDONESIA PERATURAN PENYELENGGARAAN Edisi 2004, cetakan kedua 2007 PERATURAN PENYELENGGARAAN Indonesian Institut e of Arc hitects... Member Institute of ARCASIA (Architects Regional Council Asia) National Section

Lebih terperinci

KURIKULUM 2008 DAN KONVERSI (bila mahasiswa mengalami kesulitan silakan menghubungi Dosen Pembimbing Akademik masing-masing)

KURIKULUM 2008 DAN KONVERSI (bila mahasiswa mengalami kesulitan silakan menghubungi Dosen Pembimbing Akademik masing-masing) KURIKULUM 008 DAN KONVERSI (bila mahasiswa mengalami kesulitan silakan menghubungi Dosen Pembimbing Akademik masing-masing) I. Pengantar Kurikulum 00 jurusan Arsitektur FTSP UII telah dilaksanakan selama

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro atau yang biasa kita sebut UNDIP merupakan salah satu universitas ternama di Jawa Tengah yang berada di Kota Semarang. Berdiri sejak tahun 1956

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bangunan. Pembangunan gedung-gedung saat ini

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bangunan. Pembangunan gedung-gedung saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

No Indonesia. Selain itu, hasil karya Arsitektur dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan kegiat

No Indonesia. Selain itu, hasil karya Arsitektur dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan kegiat TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6108 ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 179) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

ARS-401 Perancangan Arsitektur 5

ARS-401 Perancangan Arsitektur 5 Satuan Acara Pembelajaran (SAP) ARS-401 Perancangan Arsitektur 5 Judul Mata Kuliah : Perancangan Arsitektur 5 Kode / SKS Penanggung Jawab Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum : ARS-401 / 6 sks :

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI A. PENDAHULUAN 1. Umum a. Paket Pekerjaan Penyusunan DED Renovasi GOR Jatidiri adalah perencanaan Renovasi

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Proyek adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau di luar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 71/KPTS/LPJK/D/VIII/ 2001

KEPUTUSAN DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 71/KPTS/LPJK/D/VIII/ 2001 KEPUTUSAN DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 71/KPTS/LPJK/D/VIII/ 2001 T E N T A N G PEDOMAN SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA AHLI JASA KONSTRUKSI DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Universitas Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Arsitektur Fakultas : Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Total Bidang Halaman Kode Akademik Dokumen dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia pendidikan arsitektur di Indonesia masih belum dapat disejajarkan dengan nama besar universitas di luar yang memiliki embel-embel world class university seperti

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor)::

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor):: Contributed by Administrator adalah program pendidikan strata 3 (S3) yang ditujukan untuk memperoleh gelar akademik doktor sebagai gelar akademik tertinggi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : 3 Tanggal Berlaku : 30 Januari 2017 Untuk Tahun Akademik : 2016/2017 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jumlah Halaman : Xx halaman Mata Kuliah : Pranata

Lebih terperinci

LAMPIRAN II ORGANISASI LEMBAGA, UNIT SERTIFIKASI DAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA

LAMPIRAN II ORGANISASI LEMBAGA, UNIT SERTIFIKASI DAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA LAMPIRAN II ORGANISASI LEMBAGA, UNIT SERTIFIKASI DAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA 53 DAFTAR ISI LAMPIRAN II Organisasi Lembaga, Unit Sertifikasi dan Kesekretariatan BAB HALAMAN I Ketentuan Umum 57 1.1 Azas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Lingkungan hidup bukan semata-mata persoalan teknis. Demikian pula, krisis ekologi global yang kita alami dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A)

STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A) STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A) Majelis Assosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia I. PENDAHULUAN II. KOMPONEN STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER 1. Visi, Misi dan tujuan 2. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 547/SK/R/UI/2005 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROGRAM PROFESI ARSITEKTUR (PROPOSAL)

PROGRAM PROFESI ARSITEKTUR (PROPOSAL) PROGRAM PROFESI ARSITEKTUR (PROPOSAL) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana DISAMPAIKAN PADA PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN IAI, 22 AGUSTUS 2015 oleh: I Wayan Wiryawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Arsitektur merupakan sebuah ilmu merancang bangunan yang memadukan nilainilai kekokohan (firmitas), fungsi (utilitas), dan keindahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan roda perekonomian berjalan dengan cepat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode 2009

Lebih terperinci

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007) PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007) pengertian Penataan bangunan dan lingkungan : adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki,mengembangkan atau melestarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Makanan adalah salah satu kebutuhan yang pokok untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya jika semua orang dapat memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tahap- tahap dalam Proyek Konstruksi Pekerjaan proyek konstruksi dimulai dengan tahap awal proyek yaitu tahap perencanaan dan perancangan, kemudian dilanjutkan dengan tahap

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

SILABUS. Mata Kuliah Permukiman

SILABUS. Mata Kuliah Permukiman SILABUS Mata Kuliah Permukiman SILABUS Nama mata Kuliah : Perencanaan Permukiman Bobot : 2 SKS Status Mata Kuliah : Inti A. Rasional Sesuai dengan UU RI Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dsn Permukiman

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan Implementasi Sertifikasi Keahlian dalam Bidang Industri Jasa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan Implementasi Sertifikasi Keahlian dalam Bidang Industri Jasa 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Kesimpulan Implementasi Sertifikasi Keahlian dalam Bidang Industri Jasa Konstruksi di Kota Bandung 1. Sertifikasi keahlian untuk selanjutnya disebut SKA adalah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Arsitektur Lanskap

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Arsitektur Lanskap Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Magister Arsitektur Lanskap Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung KURIKULUM ITB 2013-2018 PROGRAM MAGISTER Program

Lebih terperinci

INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR Lampiran Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 30 Tahun 2018 tentang Instrumen Akreditasi Minimum Pembukaan Program Studi Program Profesi Insinyur BAN-PT INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PELAKSANA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2 (dua) orang Sarjana Arsitektur yaitu Ir. Muhammad Hasan (alm) dan Ir. M.

BAB I PENDAHULUAN. 2 (dua) orang Sarjana Arsitektur yaitu Ir. Muhammad Hasan (alm) dan Ir. M. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 1980-an Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik USU menerima 2 (dua) orang Sarjana Arsitektur yaitu Ir. Muhammad Hasan (alm) dan Ir. M. Nawawiy Loebis,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) PROVINSI SULAWESI TENGGARA KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pengadaan Jasa Konsultan PERENCANAAN RENOVASI TOTAL GEDUNG ASRAMA UNIT

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2010 / 2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2010 / 2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2010 / 2011 ANALISIS DAN PERANCANGAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT BERBASIS SMS GATEWAY PADA CV. MITRA SEJATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek 1.1.1. Gagasan Awal Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. Pendidikan yang berkualitas sangat bermanfaat untuk menentukan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.61, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA IPTEK. Keinsinyuran. Profesi. Penyelenggaraan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5520) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara. Semakin baik sistem pendidikan suatu negara, maka kualitas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.950, 2011 SEKRETARIS NEGARA. Diklat Fungsional. Penerjemah. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Korelasi Hubungan Mata Kuliah Kurikulum 2016 Program Studi Desain Interior

Korelasi Hubungan Mata Kuliah Kurikulum 2016 Program Studi Desain Interior Korelasi Hubungan Mata Kuliah Kurikulum 2016 Program Studi Semester 1 introduction Nirmana Trimatra Introduksi Nirmana Dwimatra Menggambar Dasar Menggambar Konstruktif Estetika Dasar Melatih kepekaan intuisi,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT GUGUS PENELITIAN DAN PENGABDIAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNNES 2015 KATA PENGANTAR Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat oleh gugus Penelitian

Lebih terperinci

JURUSAN ARSITEKTUR FTUP

JURUSAN ARSITEKTUR FTUP TM-1 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7A JURUSAN ARSITEKTUR FTUP Koord. Atiek Untarti 1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Melatih mahasiswa merancang bangunan > sepuluh lantai dan juga bentang sedang/lebar dengan

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep bangunan hijau merupakan sebuah isu penting dalam desain arsitektur. Menurut Konsil Bangunan Hijau Indonesia, bangunan hijau adalah bangunan yang dalam tahap

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYEMPURNAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 545/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER DI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.

Lebih terperinci

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER FOTOGRAFER MADYA LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

Tim Pembimbing Praktik Industri Jurusan Pendidikan Tekbang Program Studi Teknik Sipil BAB I PENDAHULUAN

Tim Pembimbing Praktik Industri Jurusan Pendidikan Tekbang Program Studi Teknik Sipil BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselarasan antara teori dengan praktik nyata pada suatu proyek di lapangan, merupakan tuntutan yang mutlak diperlukan guna menyiapkan lulusan yang profesional dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya manusia dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 04 UNGARAN Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi merupakan salah

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Mesin

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Mesin Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Teknik Mesin Fakultas : Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total

Lebih terperinci

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA 1 Perguruan Tinggi : Universitas Udayana 2 Pelaksana Proses Pembelajaran Fakultas : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

Kepada Yth, Pemegang Sertifikat Insinyur Profesional Persatuan Insinyur Indonesia Di tempat. Perihal : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Kepada Yth, Pemegang Sertifikat Insinyur Profesional Persatuan Insinyur Indonesia Di tempat. Perihal : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepada Yth, Pemegang Sertifikat Insinyur Profesional Persatuan Insinyur Indonesia Di tempat Perihal : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dengan hormat, Persatuan Insinyur Indonesia mengucapkan selamat

Lebih terperinci

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN. Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN. Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII DAFTAR ISI Halaman 1. KEGIATAN-KEGIATAN YANG DIAKUI DALAM PROGRAM PKB...1 1.1. Pendidikan dan Pelatihan

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 90012008 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGEMBANGAN KURIKULUM NO. POB/STK-PP/03 Disiapkan oleh Tanda Tangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. penjelasan pasal demi pasal PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Kode Dokumen. Versi. Kemahasiswaan. Institut Teknologi. 8 April

Kode Dokumen. Versi. Kemahasiswaan. Institut Teknologi. 8 April Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi Doktor Teknik Sipil Fakultas: Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen

Lebih terperinci

01 Berkomunikasi di Tempat Kerja

01 Berkomunikasi di Tempat Kerja Kode Unit : PAR.AJ.01.001.01 Judul Unit : BEKERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PENGUNJUNG Deskripsi Unit : Unit ini membahas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan oleh seorang pemandu wisata dalam

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA P E M E R I N T A H K A B U P A T E N P U R B A L I N G G A DINAS PEKERJAAN UMUM Alamat Jl. Raya Purbalingga - Kaligondang Km. 2, Telp. (0281) 893158 - Purbalingga UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA

Lebih terperinci

KERJA PRAKTIK. 2. ACUAN NORMATIF Panduan ini disusun dengan mengacu pada : 1. Kurikulum Program Studi Fakultas MIPA Unlam tahun 2007.

KERJA PRAKTIK. 2. ACUAN NORMATIF Panduan ini disusun dengan mengacu pada : 1. Kurikulum Program Studi Fakultas MIPA Unlam tahun 2007. PENDAHULUAN Untuk memenuhi dan menjawab tantangan pasar kerja serta menyiapkan mahasiswa akrab dan mengetahui seluk beluk dunia kerja, maka Fakultas MIPA UNLAM melakukan pembinaan terhadap mahasiswa melalui

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN UNIT SERTIFIKASI DAN PEMBERIAN LISENSI

PERATURAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN UNIT SERTIFIKASI DAN PEMBERIAN LISENSI PERATURAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN UNIT SERTIFIKASI DAN PEMBERIAN LISENSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

SISTEM SERTIFIKASI INSINYUR PROFESIONAL

SISTEM SERTIFIKASI INSINYUR PROFESIONAL Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Managemen Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR SISTEM SERTIFIKASI INSINYUR PROFESIONAL Ir. Catur Hernanto, MM, IPM Sekretaris Jenderal

Lebih terperinci

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Bandar Udara. Pembangunan. Pelestarian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PROGRAM SARJANA. Kompetensi Lulusan

PROGRAM SARJANA. Kompetensi Lulusan PROGRAM SARJANA Kompetensi Lulusan - Mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di bidang Arsite - Mampu memecahkan permasalahan di bidang keahlian nya - Mampu menekuni kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu cabang olang raga yang sangat popular di seluruh dunia, hampir jutaan orang disetiap penjuru dunia turut mengambil bagian dalam dunia persepakbolaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi tolak ukur kualitas dari lulusannya. Kompetensi lulusan yang baik dari lembaga pendidikan yang terpercaya

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Ilmu dan Teknik Material

Dokumen Kurikulum Program Studi : Ilmu dan Teknik Material Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Ilmu dan Teknik Material Fakultas : Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA Rektor Universitas Indonesia, Menimbang : a. bahwa Universitas Indonesia

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN DED PEMBANGUNAN SEKOLAH KHUSUS OLAHRAGA JATIDIRI I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Paket Pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Sekolah Khusus Olahraga Jatidiri adalah perencanaan

Lebih terperinci