BAB I PENDAHULUAN. olahraga (Delpy & Bosetti, 1998; Rainie, 2005). Misalnya, konsumen olahraga

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Internet adalah media komunikasi yang paling cepat berkembang dan dapat berperan sebagai alat transportasi yang penting bagi divisi pemasaran untuk industri olahraga (Delpy & Bosetti, 1998; Rainie, 2005). Misalnya, konsumen olahraga secara terhubung (online) yang terlibat dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan olahraga menggunakan Internet untuk mengunjungi situs web olahraga, misalnya konsumen dapat mengetahui hasil pertandingan tim favorit mereka melalui situs web olahraga. Pertumbuhan dalam penggunaan internet di kalangan konsumen olahraga secara terhubung juga dibuktikan dengan pola situs web yang populer. Misalnya, rata-rata harian halaman pemirsa espn.go.com lebih dari 14 juta jiwa. Lalu lintas rata-rata keseluruhan peringkat dari espn.go.com di Amerika Serikat adalah urutan ke-17, yang berarti lebih tinggi dari cnn.com (Alexa, 2009). Mengingat banjir konsumen ini, Internet telah menjadi bagian besar dari industri olahraga secara keseluruhan. Bahkan, situs web terhubung populer, seperti espn.go.com, memiliki nilai kekayaan sekitar lebih dari $ 32 juta jiwa, dengan pendapatan iklan harian sekitar $ (Websiteoutlook, 2009) yang dikutip oleh Youngjin Hur; Yong Jae Ko; Joseph Valacich (2011). Popularitas dan pertumbuhan terhadap konsumsi olahraga secara terhubung telah menunjukkan kesempatan yang jelas bagi pemasar olahraga secara efektif 1

2 menggunakan internet sebagai komponen kunci dalam strategi pemasaran secara keseluruhan. Kemudian juga secara efektif memanfaatkan peluang yang didapatkan melalui internet dan menganalisisnya ke dalam organisasi, sangat penting bahwa organisasi mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai perilaku konsumen olahraga secara terhubung. Sementara sebagian besar program atletik perguruan tinggi dan tim olahraga professional menggunakan situs web untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dengan target mereka terhadap konsumen dengan menyediakan informasi yang selalu baru secara terus menerus tentang informasi organisasi dan produk mereka (misalnya, hasil pertandingan dan berita mengenai pemain, serta metode pembelian dan memperbarui tiket musim (McClung, Hardin, dan Mondello, 2004) yang dikutip oleh Youngjin Hur; Yong Jae Ko; Joseph Valacich (2011), adalah situs web yang dirancang untuk secara optimal memenuhi kebutuhan konsumen (Valacich, Parboteeah, dan Wells, 2007). Sebagai contoh, situs web NFL merubah dan menambahkan elemen baru di situs web nfl.com, termasuk mendesain ulang halaman dari situs web dengan tipe 3 Dimensi, kemudian memperluas ketajaman media sosial agar dapat diterima oleh masyarakat, dan daerah langganan konten bulked-up menyediakan fulllength replay game online (Fisher, 2009). Namun, efektivitas dan keberhasilan ini dan situs websitus web lain bergantung pada bagaimana konsumen memandang nilai dan kualitas ketika berinteraksi dan kualitas dari jasa yang disediakan (Zhang & Prybutok, 2005). Khususnya, "pengalaman terhubung sangat penting untuk keterlibatan konsumen ke dalam situs web" (Cordova, 2009, hal. 28). Dalam konteks situs web 2

3 olahraga, konsumen memiliki nilai hedonis (kesenangan dan hiburan) yang tinggi daripada nilai-nilai utilitarian bila dibandingkan dengan konteks bisnis lainnya (Hur, Ko, & Claussen, 2007). Meskipun studi akademis sebelumnya telah menyoroti pentingnya memahami berbagai aspek perilaku konsumen olahraga secara terhubung (misalnya, Brown, 2003; Caskey dan Delpy, 1999; Delpy dan Bosetti, 1998; Duncan dan Campbell, 1999; Filo & Funk, 2005) yang dikutip oleh Youngjin Hur; Yong Jae Ko; Joseph Valacich (2011), yang lebih komprehensif dan analisis sistematis terhubung dari persepsi konsumen olahraga dan perilaku yang ditunjukkan. Sebagai pedoman dalam pemahaman yang lebih baik, bimbingan diberikan kepada perusahaan melalui internet untuk dapat meningkatkan desain pada situs web olahraga yang dapat diberikan organisasi di dalam melayani konsumen olahraga terhubung. Dalam mengejar peningkatan pemahaman ini, penting untuk membangun dan memadai konsep psikologis bahwa pengaruh terhadap keputusan konsumsi olahraga di konteks terhubung. Variabel konsumen seperti persepsi terhadap kualitas layanan, kepuasan, dan loyalitas adalah elemen yang penting untuk menjelaskan perilaku konsumsi secara umum. Akibatnya, banyak penelitian telah dilakukan untuk memahami konstruksi dan hubungan antara variabel-variabel tersebut dalam berbagai konteks: bisnis umum (Babakus dan Boller, 1992), ritel (Boulding, Staelin, Kaira, dan Zeithaml, 1993; Cronin, Brady, dan Hult, 2000), pemasaran (Bitner, 1990; Fornell, 1992), dan manajemen olahraga (Ko dan Pastore, 2005). Demikian pula karena Internet memiliki potensi untuk selalu berkembang, konstruksi psikologis juga telah 3

4 beradaptasi sebagai variabel penelitian kunci untuk menjelaskan karakteristik unik ini sebagai media baru dan terhubung terkait dengan perilaku konsumen (misalnya, Flavianus, Guinalíu, dan Gurrea, 2006; Gounaris dan Dimitriadis, 2003; Huang, 2005; Li, Tan, dan Xie, 2002; Wolfinbarger dan Gilly, 2003) yang dikutip oleh Youngjin Hur; Yong Jae Ko; Joseph Valacich (2011). Dalam literatur manajemen olahraga, penelitian telah berfokus pada fungsi Internet untuk bisnis olahraga, analisis terhadap isi situs web, dan profil demografi. Penelitian yang lebih baru (misalnya, Filo, Funk, & Hornby, 2009; Hur, Ko, & Valacich 2007; Tsuji, Bennett, & Leigh, 2009) yang dikutip oleh Youngjin Hur; Yong Jae Ko; Joseph Valacich (2011), telah berusaha untuk memahami perilaku konsumen olahraga dalam konteks terhubung seperti yang sebelumnya. Namun, beberapa studi telah meneliti masalah yang berkaitan dengan persepsi konsumen olahraga terhadap kualitas situs web olahraga (Sport Website Quality) dan hubungan antara konstruksi psikologis yang menonjol konstruksi seperti kepuasan dan loyalitas. Meskipun peneliti terdahulu dalam konteks secara tidak terhubung (offline) telah mengidentifikasi penyebab kepuasan konsumen (misalnya, Oliver, Rust, & Varki, 1997; Szymanski & Henard, 2001) yang dikutip oleh Youngjin Hur; Yong Jae Ko; Joseph Valacich (2011), namun, kini telah ada beberapa studi mengenai kepuasan sistematis dalam konteks terhubung (Szymanski & Hise, 2000). Para peneliti dalam konteks secara tidak terhubung telah mencoba untuk mengkonfirmasi apakah dimensi kepuasan di ritel tradisional berlaku untuk pengaturan di dalam dunia bisnis (Evanschitzky, Iyer, Hesse, & Ahlert, 2004). 4

5 Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan teoritis antara kunci variabel konsumsi olahraga secara terhubung seperti persepsi konsumen olahraga dari kualitas situs web olahraga, kepuasan, dan perilaku terhadap loyalitas. Selain itu, penelitian ini juga meneliti pengaruh kepuasan sebagai mediasi pada hubungan antara kualitas situs web olahraga dan persepsi loyalitas. Meskipun studi ini fokus untuk mengikuti model konseptual persepsi terhadap kualitas, kepuasan, dan loyalitas yang diberikan oleh penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengusulkan revisi dan dengan skala yang lebih kuat untuk memeriksa kualitas situs web dan memeriksa kembali hubungan konseptual dalam konteks situs web olahraga yang hampir tidak pernah diteliti dalam bidang manajemen olahraga. Menurut Internet World Stats ( Asia menempati urutan pertama dengan jumlah konsumen internet sebesar 1,386,188,112 jiwa, dan Negara Indonesia menempati urutan konsumen internet terbanyak keempat setelah Jepang, dengan konsumen internet sebesar 71,190,000 jiwa pada tanggal 30 Juni tahun Hal inilah yang menyebabkan banyaknya produsen yang memasarkan produknya melalui terhubung di Indonesia. Bukan hanya sekedar untuk mencari berita atau informasi yang dibutuhkan, internet juga menjadi media untuk melakukan transaksi jual beli produk, seperti situs web (kaskus.com) yang menjadi media bagi perusahaan untuk memasarkan produk mereka. Media-media sosial lainnya yang dulu hanya berfungsi sebagai informasi privasi, saat ini juga telah menjadi media untuk melalukan transaksi jual beli secara terhubung seperti instagram, path, twitter, dan facebook. 5

6 Kegiatan penyediaan informasi ini kemudian tidak hanya dilakukan oleh perusahaan biasa, namun juga dilakukan oleh perusahaan olahraga. Contoh-contoh situs web olahraga yang ada di Indonesia adalah (bolanews.com. detiksport.com, beritabola.com, tempo.co), situs-situs ini memberikan informasi mengenai hasil pertandingan, klasemen sementara, seputar transfer pemain, dan jadwal pertandingan. Kemudian banyak juga iklan iklan produk olahraga yang ada pada situs web tersebut seperti penjualan baju olahraga, sepatu olahraga, dan perlengkapan untuk pendukung olahraga, seperti topi, baju, dan syal. Guna memahami setting penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan wawancara umum dengan tiga orang responden. Terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan kualitas situs web olahraga dan kepuasan konsumen situs web terhadap loyalitas. Beradasarkan ketiga pertanyaan diatas pada tiga responden, ternyata ketiga responden mempunya pendapat yang berbeda mengenai kualitas situs web olahraga. Berikut ini adalah hasil dari wawancara terhadap ketiga responden: Wawan, 22 tahun: Saya tertarik dengan situs web olahraga karena beritanya terkini, sehingga faktor yang membuat saya puas adalah karena situs web olahraga selalu menyediakan informasi terbaru. Saya melakukan pencarian informasi pada situs web olahraga yang sama berulang kali. 6

7 Ado, 22 tahun: Saya tertarik dengan situs web olahraga karena keingintahuan tentang berita terkini mengenai klub yang saya gemari, faktor yang membuat saya puas adalah tampilan situs web yang menarik. Iya, saya loyal karena menyukai tampilan dari situs web olahraga tersebut. Doni, 23 tahun: Saya tertarik dengan situs web olahraga untuk menonton pertandingan atau melihat hasil dari pertandingan olahraga. Faktor yang membuat saya puas adalah saya dapat dengan mudah mengakses situs web olahraga di banyak alat elektronik, seperti telepon seluler dan laptop. Saya tidak merasa loyal karena jika saya dapat menonton pertandingan di tv, maka saya akan memilih untuk tidak menggunakan situs web olahraga. Hasil wawancara diatas kepada ketiga responden telah menunjukkan fenomena perilaku konsumenan situs web olahraga karena kebutuhan untuk melihat berita seputar olahraga yang terlewatkan atau kabar terbaru seputar olahraga. Kemudian situs web olahraga memudahkan konsumen dalam mencari informasi dengan cepat dan sangat lengkap. Situs web olahraga menjadi fasilitas bagi para konsumen olahraga untuk melakukan pencarian informasi. 1.2 Perumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang di atas, maka perumusan masalah berdasarkan practical gap adalah saat ini popularitas dan pertumbuhan konsumsi olahraga secara terhubung telah berkembang menjadi penyediaaan informasi 7

8 olahraga melalui situs web. Sehingga beberapa perusahaan yang bergerak di bidang olahraga telah bergerak kepada situs web olahraga. Hal ini sangat memudahkan konsumen untuk melakukan pencarian informasi olahraga dimana saja dan kapan saja. Konsumen tidak perlu lagi menunggu berita olahraga di televisi yang hanya ditayangkan pada hari tertentu, atau menonton pertandingan olahraga di televisi. Konsumen cukup membuka situs web olahraga untuk dapat menonton pertandingan olahraga secara streaming, atau mencari informasi mengenai berita seputar olahraga. Tetapi masih banyak konsumen konsumen olahraga yang tidak memahami akan kegunaan dari situs web olahraga tersebut, dan lebih memilih untuk menonton di televisi baik itu berita olahraga maupun pertandingan. Oleh karena itu, berdasarkan hasil wawancara yang berkaitan dengan practical gap yang telah dilakukan kepada tiga responden, yaitu kualitas situs web olahraga, kepuasan, dan loyalitas, terdapat hubungan pada masing-masing variabel tersebut. 1.3 Pertanyaan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, pertanyaan riset dari penelitian ini adalah: 1. Apakah kualitas situs web olahraga berpengaruh positif pada kepuasan konsumen olahraga pada situs web olahraga? 2. Apakah kualitas situs web olahraga berpengaruh positif pada loyalitas konsumen olahraga pada situs web olahraga? 3. Apakah kepuasan berpengaruh positif pada loyalitas konsumen olahraga pada situs web olahraga? 8

9 4. Apakah kepuasan memediasi hubungan antara kualitas situs web olahraga dengan loyalitas pada situs web olahraga? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan teoritis antara variabel kunci dari perilaku konsumsi terhadap olahraga terhubung seperti persepsi konsumen olahraga yaitu kualitas situs web olahraga, kepuasan, dan loyalitas dari perilaku konsumen ke situs web olahraga. Penelitian ini juga menguji variabel kepuasan menjadi mediator yang efektif terhadap variabel kualitas situs web olahraga dengan variabel loyalitas atau tidak. 1.5 Lingkup Penelitian Model Riset Model ini diadopsi dari Youngjin Hur dari University of Central Missouri; Yong Jae Ko dari University of Florida; Joseph Valacich dari Washington State University, 2011 mengenai A Structural Model of the Relationships Between Sport Website Quality, E-Satisfaction, and E- Loyalty yang menjelaskan bahwa adanya hubungan positif antara variabel kualitas situs web olahraga dengan variabel kepuasan, variabel kualitas situs web olahraga dengan variabel loyalitas, variabel kepuasan dengan variabel loyalitas, dan variabel kepuasan menjadi mediator antara variabel kualitas situs web olahraga dan variabel kepuasan. Peneliti akan menguji apakah konsumen dapat loyal hanya dengan kualitas yang disediakan oleh situs web 9

10 olahraga, atau konsumen harus puas terlebih dahulu agar dapat loyal terhadap situs web olahraga Obyek Riset Obyek dari penelitian ini adalah pencarian informasi olahraga pada situs web olahraga. Situs web olahraga yang dijadikan obyek penelitian adalah bolanews.com. detiksport.com, dan tempo.co, karena ketiga situs web ini sudah merepresentasikan situs web olahraga yang ada di Indonesia Lokasi Riset Lokasi Penelitian riset berlokasi di Indonesia, hal ini dikarenakan untuk dapat mencangkup responden yang berbeda-beda dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan memiliki berbagai keberagaman baik itu budaya, suku, agama, dan lain-lain maka akan lebih baik untuk penelitian Waktu Riset Waktu pengambilan data pada penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni-Juli, prosesnya dapat selama sekitar 4 minggu atau lebih. 10