BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang tersebar di berbagai lokasi geografis yang berbeda (Chen dan Chang,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang tersebar di berbagai lokasi geografis yang berbeda (Chen dan Chang,"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran internet dan perkembangan infrastrukturnya telah memberi peluang baru bagi dunia bisnis, terutama bagi para pemasar dalam menjangkau sejumlah besar konsumen yang tersebar di berbagai lokasi geografis yang berbeda (Chen dan Chang, 2003). Semakin banyak perusahaan yang memasarkan produk melalui situs belanja atau toko terhubung (online), seperti Amazon.com, Walmart.com, Bhinneka.com dan Zalora.co.id, yang bisa dibeli kapan saja, dari lokasi mana saja. Produk yang ditawarkan juga sangat beragam mulai dari produk fesyen (pakaian, sepatu, tas), buku, peralatan komputer dan elektronik hingga perlengkapan rumah tangga. Dari sisi konsumen, keuntungan utama dari transaksi atau belanja secara terhubung melalui internet adalah kenyamanan (berkaitan dengan efisiensi waktu dan tempat), pilihan produk yang lebih banyak (Brynjolfsson dan Smith, 2000; Jarvenpaa dan Todd, 1996/1997), harga produk yang kompetitif, dan akses informasi yang lebih luas (Jun et al., 2004; Peterson et al., 1997). Keberhasilan perusahaan yang terjun dalam bisnis ritel terhubung tidak hanya ditentukan oleh kepemilikan situs dan penawaran produk dengan harga yang murah, tetapi juga bagaimana memberikan layanan yang berkualitas pada konsumennya (Cox dan Dale, 2001; Zeithaml et al., 2002). Studi oleh Dobie et al. (2001) mengungkapkan bahwa 80 persen keluhan pelanggan mengenai pembelanjaan ritel melalui internet berkaitan dengan kualitas layanan yang mengecewakan. Hasil survei Holloway dan Beatty (2003) kemudian mengelompokkan kegagalan layanan dalam pembelanjaan 1

2 ritel terhubung menjadi enam kategori, seperti yang disajikan pada Tabel 1.1, yang diurutkan berdasarkan masalah yang paling sering dikeluhkan konsumen. Tabel 1. 1 Kategori Kegagalan Layanan dalam Bisnis Ritel Terhubung No. Tipe Kegagalan Layanan 1. Masalah pengiriman: - Keterlambatan pengiriman produk (tidak sesuai dengan yang dijanjikan) - Produk tidak pernah sampai ke tangan konsumen - Produk yang dikirim tidak sesuai dengan produk yang dipesan - Ukuran produk yang dikirim tidak sesuai dengan ukuran produk yang dipesan - Produk rusak dalam proses pengiriman 2. Masalah desain situs: - Masalah navigasi situs - Tampilan produk dalam situs yang tidak menarik - Keterbatasan informasi yang ditampilkan dalam situs - Jaminan ketersediaan produk yang tidak jelas - Kesalahan informasi yang ditampilkan dalam situs 3. Masalah layanan pelanggan: - Dukungan layanan pelanggan yang tidak baik - Komunikasi yang tidak baik dengan perusahaan/toko terhubung - Kebijakan pengembalian produk yang tidak adil - Kebijakan pengembalian produk yang tidak jelas 4. Masalah pembayaran: - Kartu kredit yang overcharged - Proses pembelian yang membingungkan - Kesulitan dalam proses pembayaran - Masalah dengan kualitas produk - Ketidakpuasan konsumen dengan kualitas produk 5. Masalah keamanan: - Penipuan kartu kredit - Kesalahan dalam representasi produk - Alamat surat elektronik konsumen diberikan ke pihak lain untuk tujuan komersil 6. Masalah lainnya: - Kesalahan yang tidak sengaja dilakukan konsumen dalam mengoperasikan situs - Pemberlakuan harga yang berbeda-beda pada tiap konsumen - Informasi dalam situs yang tidak personal Sumber: Holloway dan Beatty (2003). Bitner et al. (2000) menyatakan bahwa kegagalan proses pemberian layanan dalam lingkup pembelanjaan terhubung memiliki dampak yang signifikan bagi perusahaan seperti kehilangan konsumen dan word-of-mouth negatif yang bisa mengancam profitabilitas dan hubungan jangka panjang perusahaan dengan konsumennya. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa untuk mempertahankan eksistensi di era perdagangan terhubung yang semakin kompetitif, para praktisi dan akademisi harus fokus pada bagaimana meningkatkan kualitas layanan baik untuk 2

3 menarik konsumen baru maupun untuk mempertahankan konsumen yang sudah ada (Jun et al., 2004). Oleh karena itu, perlu dipahami secara mendalam bagaimana konsumen mempersepsikan dan mengevaluasi kualitas layanan, serta apa konsekuensi dari kualitas layanan tersebut yang bisa berpengaruh positif bagi perkembangan bisnis ritel terhubung. Monsuwé et al. (2004) mendefinisikan pembelanjaan terhubung sebagai proses pemanfaatan toko terhubung oleh konsumen hingga pada tahapan transaksional dari pembelian dan logistik. Pengalaman belanja terhubung yang dialami oleh konsumen tersebut dimulai dari pencarian informasi, evaluasi produk, pembuatan keputusan, proses transaksi, proses pengiriman produk, pengembalian produk jika terjadi masalah, dan layanan pelanggan (Wolfinbarger dan Gilly, 2003). Dalam pembelanjaan terhubung, kualitas layanan menunjukkan bagaimana toko terhubung memfasilitasi proses belanja, pembelian, dan pengiriman produk secara efektif dan efisien, yang merepresentasikan aspek layanan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan situs (Zeithaml et al., 2000). Penelitian mengenai kualitas layanan, khususnya dalam lingkup bisnis tradisional yang tidak berbasis internet, pada umumnya mengacu pada skala SERVQUAL (service quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman et al. (1985, 1988, 1991). Skala tersebut terdiri dari 5 dimensi, yaitu: tangibles, reliabilitas, daya tanggap, jaminan, dan empati yang menekankan pentingnya interaksi langsung antara konsumen dan karyawan atau perwakilan perusahaan. Perbedaan antara lingkungan belanja tradisional dan lingkungan belanja terhubung membuat skala tersebut harus diformulasi ulang jika ingin diterapkan dalam konteks bisnis terhubung (Santos, 2003; van Riel et al., 2004) karena tidak adanya interaksi langsung antara konsumen dan 3

4 perusahaan yang digantikan oleh keberadaan teknologi internet melalui situs terhubung (Collier dan Bienstock, 2006; Holloway dan Beatty, 2008; Janda et al., 2002; Rowley, 2006). Dimensi tangibles dan empati dari skala SERVQUAL tradisional dinilai tidak bisa diterapkan untuk bisnis terhubung (Jun et al., 2004; Parasuraman dan Grewal, 2000). Skala SERVQUAL tradisional tidak mempertimbangkan aspek keamanan dan privasi (berkenaan dengan jaminan perlindungan transaksi finansial dan penyerahan data personal konsumen untuk kepentingan belanja), serta kemudahan dalam bertransaksi (penggunaan teknologi yang menuntut konsumen untuk memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam mengakses internet melalui berbagai perangkat elektronik) yang merupakan faktor penting dalam pembelanjaan terhubung. Skala SERVQUAL tersebut dinilai tidak tepat diterapkan seluruhnya dalam konteks bisnis terhubung (Ladhari, 2010). Berbagai penelitian kemudian mengidentifikasi dan mengembangkan dimensi-dimensi dari kualitas layanan untuk lingkup bisnis terhubung, yang disebut juga dengan kualitas layanan elektronik, seperti yang disajikan di Tabel 1.2. Dari Tabel 1.2, dapat dilihat adanya perbedaan dalam jumlah dan jenis dimensi kualitas layanan elektronik yang muncul dalam berbagai penelitian. Zeithaml et al. (2002) menyatakan bahwa kualitas layanan elektronik merupakan konstruk yang bersifat multidimensional. Penelitian yang relatif awal mengenai kualitas layanan elektronik (misalnya Santos, 2003; Yoo dan Donthu, 2001; Zeithaml et al., 2000) merupakan tahap identifikasi dan pengembangan dimensi-dimensi kualitas layanan elektronik. Penelitian selanjutnya kemudian menguji konsekuensi atau pengaruh dari kualitas layanan elektronik tersebut diantaranya pada niat untuk membeli (Lee dan 4

5 Lin, 2005), niat untuk membeli kembali (Bauer et al., 2006), kepuasan konsumen (Chang dan Wang, 2011; Jun et al., 2004), dan loyalitas konsumen (Chang dan Wang, 2011; Cristobal et al., 2007). Tabel 1.2 Perkembangan Beberapa Penelitian Mengenai Dimensi Kualitas Layanan Elektronik No. Peneliti Dimensi Kualitas Layanan Elektronik Metode dan Sampel 1. Zeithaml et al. (2000) 2. Yoo dan Donthu (2001): SITEQUAL 11 dimensi: (1) akses, (2) kemudahan navigasi, (3) efisiensi, (4) fleksibilitas, (5) reliabilitas, (6) customization/personalisasi, (7) keamanan/privasi, (8) daya tanggap, (9) jaminan/kepercayaan, (10) estetika situs, dan (11) pengetahuan tentang harga. 4 dimensi: (1) kemudahaan penggunaan, (2) desain estetika, (3) kecepatan pemrosesan, dan (4) keamanan. 3. Santos (2003) 5 dimensi inkubatif: (1) kemudahan penggunaan, (2) tampilan, (3) linkage, (4) struktur dan tata letak, (5) isi, dan 6 dimensi aktif: (1) reliabilitas, (2) efisiensi, (3) dukungan, (4) komunikasi, (5) keamanan, (6) insentif. 4. Yang et al. (2003) 5. Wolfinbarger dan Gilly (2003): etailq 14 dimensi: (1) daya tanggap, (2) kredibilitas, (3) kemudahan penggunaan, (4) reliabilitas, (5) kenyamanan, (6) akses, (7) komunikasi, (8) kompetensi, (9) courtesy, (10) personalisasi, (11) perbaikan yang terus-menerus, (12) kolaborasi, (13) keamanan/privasi, dan (14) estetika. 4 dimensi: (1) desain situs, (2) pemenuhan/reliabilitas, (3) keamanan/privasi, dan (4) layanan pelanggan. 6. Jun et al. (2004) 6 dimensi: (1) respon yang cepat/reliabel, (2) akses, (3) kemudahan penggunaan, (4) attentiveness, (5) keamanan, dan (6) kredibilitas. 7. Lee dan Lin (2005) 8. Parasuraman et al. (2005): E-S-QUAL dan E-RecS-QUAL 9. Bauer et al. (2006): etransqual 10. Cristobal et al. (2007): PeSQ 5 dimensi: (1) desain situs terhubung, (2) reliabilitas, (3) daya tanggap, (4) kepercayaan, dan (5) personalisasi. 4 dimensi E-S-QUAL: (1) efisiensi, (2) pemenuhan, (3) ketersediaan sistem, (4) privasi, dan 3 dimensi penilaian perbaikan kualitas layanan elektronik (E-RecS-QUAL): (1) daya tanggap, (2) kompensasi, dan (3) kontak. 5 dimensi: (1) fungsionalitas/desain, (2) kesenangan (enjoyment), (3) proses, (4) reliabilitas, dan (5) daya tanggap. 4 dimensi: (1) desain situs, (2) layanan pelanggan, (3) keamanan/privasi, dan (4) manajemen pemesanan. Wawancara focus group pada beberapa konsumen terhubung. Survei mahasiswa. pada Wawancara focus group pada beberapa konsumen terhubung. Analisis konten pada berbagai komentar yang diajukan konsumen pada situs ulasan konsumen terhubung. Wawancara focus group (pengembangan dimensi) dan survei pada pembeli terhubung. Survei pada mahasiswa dan profesional. Survei pada mahasiswa. Survei pada pembeli terhubung. Survei pada pembeli terhubung. Survei pada pembeli terhubung. 5

6 Berkenaan dengan sampel penelitian, beberapa penelitian (seperti Jun et al., 2004; Lee dan Lin, 2005; Yoo dan Donthu, 2001) menggunakan mahasiswa sebagai responden yang menurut Ladhari (2010), hal tersebut akan membatasi tingkat generalisasi dan mengurangi tingkat penerapan untuk populasi pembeli terhubung yang lebih luas. Sebagian responden dalam penelitian Lee dan Lin (2005) serta Yoo dan Donthu (2001) menggunakan internet hanya sampai pada proses pencarian informasi tentang produk, tidak sampai pada tahap pembelian. Selain itu, penelitian Yoo dan Donthu (2001) hanya fokus pada kualitas situs, tidak menyertakan aspek layanan pelanggan, manajemen pengiriman produk, dan proses komplain jika terjadi masalah. Proses evaluasi terhadap kualitas layanan dalam proses pembelanjaan terhubung melalui internet seharusnya menggunakan responden para pembeli terhubung dari berbagai latar belakang profesi yang telah melakukan pembelanjaan hingga tahap pembelian sehingga bisa menjelaskan kualitas layanan dan menangkap proses pembelian atau pengalaman belanja terhubung secara keseluruhan. Dari berbagai dimensi kualitas layanan elektronik yang diajukan oleh para peneliti, belum ditemukan hasil yang konklusif mengenai dimensi mana saja yang merupakan bagian dari kualitas layanan elektronik. Dimensi reliabilitas/pemenuhan, desain situs, kemudahan penggunaan/navigasi, keamanan, privasi, daya tanggap, dan layanan pelanggan merupakan dimensi-dimensi yang sering diajukan sebagai bagian dari kualitas layanan elektronik. Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan berkenaan dengan indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi dari kualitas layanan elektronik. Wolfinbarger dan Gilly (2003) menggabungkan aspek atribut dari desain, personalisasi, dan seleksi produk menjadi satu dimensi yaitu desain situs, yang menurut Parasuraman et al. (2005) gabungan 6

7 tersebut tidak konsisten satu sama lain. Lee dan Lin (2005) menyatakan bahwa personalisasi merupakan dimensi yang terpisah dari dimensi desain situs. Desain situs lebih mengedepankan aspek fungsional dari situs berkenaan dengan tampilan, isi atau informasi, dan navigasi atau sistem penggunaan (Bauer et al., 2006; Cristobal et al., 2007; Lee dan Lin, 2005), sedangkan dimensi personalisasi berkenaan dengan perhatian individual atau pemberian layanan yang personal pada konsumen (Jun et al., 2004; Lee dan Lin, 2005). Beberapa peneliti mengajukan dimensi daya tanggap dan dimensi akses atau kontak sebagai dimensi yang berbeda dari kualitas layanan elektronik. Dimensi daya tanggap menunjukkan respon yang cepat terhadap permintaan atau masalah yang dihadapi konsumen (Bauer et al., 2006; Lee dan Lin, 2005; Parasuraman et al., 2005; Yang et al. 2003) sedangkan dimensi akses atau kontak berkenaan dengan saluran komunikasi (Jun et al., 2004; Parasuraman et al., 2005; Yang et al., 2003). Dimensidimensi tersebut merupakan bagian dari layanan pelanggan, sehingga dapat digabungkan menjadi satu dimensi seperti yang diajukan oleh Chang dan Wang (2011), Cristobal et al. (2007), serta Wolfinbarger dan Gilly (2003). Dari berbagai dimensi kualitas layanan elektronik yang diajukan oleh para peneliti, pada umumnya dimensi-dimensi tersebut hanya fokus pada perilaku pembelanjaan terhubung yang berorientasi pada tujuan atau lebih mementingkan aspek fungsional/utilitarian saja dan tidak mempertimbangkan aspek hedonis (Bauer et al., 2006). Babin et al. (1994) berpendapat bahwa untuk menilai keseluruhan pengalaman belanja, harus menyertakan aspek yang berkenaan dengan sisi manfaat atau fungsional (perspektif utilitarian) maupun sisi afektif atau emosional (perspektif hedonis). Beberapa penelitian yang menginvestigasi motif konsumen berbelanja 7

8 melalui internet menyatakan bahwa meskipun keuntungan utama pembelanjaan terhubung melalui internet berkaitan dengan perspektif utilitarian (seperti kenyamanan, harga yang kompetitif, dan akses informasi yang lebih luas), aspekaspek hedonis seperti kesenangan, gratifikasi diri, dan pengalaman sosial juga mempengaruhi kegiatan pembelanjaan terhubung melalui internet (Childers et al., 2001; Joines et al., 2003; Parsons, 2002). Beberapa penelitian telah menguji konsekuensi dari dimensi-dimensi kualitas layanan elektronik yang berpengaruh positif bagi perkembangan dan keberlangsungan bisnis ritel terhubung, yaitu pada kepuasan dan loyalitas konsumen. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Wang (2011) serta Cristobal et al. (2007) membuktikan bahwa kualitas layanan elektronik tersebut berpengaruh langsung pada kepuasan konsumen dan berpengaruh tidak langsung pada loyalitas konsumen, yang berarti bahwa kepuasan konsumen berperan sebagai pemediasi dalam hubungan antara kualitas layanan elektronik dan loyalitas konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Wolfinbarger dan Gilly (2003) membuktikan bahwa desain situs dan reliabilitas merupakan dimensi terkuat penentu kepuasan konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Jun et al. (2004) juga menunjukkan bahwa reliabilitas merupakan penentu terkuat kepuasan konsumen yang diikuti dengan dimensi attentiveness atau personalisasi. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Lin (2005) menunjukkan bahwa dimensi personalisasi tidak berpengaruh positif pada kepuasan konsumen terhadap toko terhubung. Penelitian Jun et al. (2004) serta Wolfinbarger dan Gilly (2003) membuktikan bahwa dimensi keamanan tidak berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan konsumen. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Wang (2011) yang mana dimensi 8

9 keamanan terbukti berpengaruh positif pada kepuasan konsumen. Dari beberapa penelitian tersebut dapat dilihat adanya inkonsistensi hasil penelitian berkenaan dengan dimensi apa saja dari kualitas layanan elektronik yang berpengaruh positif pada kepuasan konsumen. Penelitian mengenai kualitas layanan elektronik dalam pembelanjaan terhubung pada umumnya menguji pengaruh langsung dari kualitas layanan elektronik tersebut pada kepuasan konsumen. Ranaweera et al. (2005) menyatakan bahwa masih sangat terbatas penelitian yang menguji apakah ada variabel lain yang mungkin memoderasi pengaruh kualitas layanan elektronik pada kepuasan dan loyalitas konsumen terutama yang berkenaan dengan karakteristik individual konsumen. Ranaweera et al. kemudian memproposisikan bahwa salah satu karakteristik konsumen yang diduga bisa memoderasi pengaruh kualitas layanan elektronik pada kepuasan konsumen dalam pembelanjaan terhubung adalah keterlibatan. Menurut Hoffman dan Novak (1996), keterlibatan konsumen akan mempengaruhi evaluasi konsumen terhadap kualitas toko terhubung. Janda et al. (2002) kemudian mengajukan bahwa jenis keterlibatan yang berpotensi mempengaruhi hubungan antara kualitas layanan elektronik dan kepuasan konsumen adalah keterlibatan konsumen terhadap produk. Kim et al. (2009) juga mengungkapkan bahwa dalam pembelanjaan terhubung, proses pembuatan keputusan konsumen akan berbeda tergantung pada keterlibatan mereka terhadap produk yang akan dibeli. Dalam konteks bisnis tradisional, studi oleh Baker et al. (2009) telah mengkonfirmasi peran keterlibatan produk sebagai variabel pemoderasi dalam hubungan antara kualitas layanan dan kepuasan konsumen. Namun, dalam konteks 9

10 bisnis terhubung, masih jarang ditemukan penelitian yang membahas peran moderasi dari keterlibatan produk tersebut. Untuk mengetahui gambaran mengenai setting penelitian, yaitu mengenai pembelanjaan ritel terhubung melalui internet, peneliti telah melakukan wawancara reportase dengan dua orang konsumen yang pernah berbelanja di toko terhubung. Sebelum memutuskan untuk membeli, konsumen pertama melakukan pencarian informasi mengenai produk secara detil dan membandingkan beberapa toko terhubung. Konsumen tersebut sangat mengutamakan respon yang cepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, pengiriman produk yang tepat waktu, alur informasi yang jelas, serta konfirmasi mengenai ketersediaan produk. Konsumen kedua cukup sering berbelanja di beberapa toko terhubung khususnya yang menjual produk-produk fesyen. Tidak jauh berbeda dengan konsumen pertama, pengiriman barang yang tepat waktu, kemudahan komunikasi dengan perwakilan toko terhubung, serta sistem pemesanan dan pembayaran yang mudah dimengerti merupakan beberapa hal yang menjadi pertimbangan utama baginya dalam pembelanjaan terhubung. Menurut konsumen kedua, ada beberapa toko terhubung dengan kecepatan akses dan sistem navigasi yang tidak begitu baik sehingga memperlambat proses belanja. Meskipun produk yang ditawarkan sesuai dengan yang diinginkan, namun ia memutuskan untuk tidak akan berbelanja lagi di toko tersebut. Dari hasil wawancara tersebut, didapatkan gambaran mengenai perilaku konsumen terutama mengenai halhal apa saja yang menjadi pertimbangan mereka untuk terlibat dalam pembelanjaan terhubung sehingga dapat memberikan informasi awal mengenai setting penelitian. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka melalui penelitian diuji pengaruh kualitas layanan elektronik yang terdiri dari dimensi desain 10

11 situs, reliabilitas, layanan pelanggan, keamanan/privasi, personalisasi, dan kesenangan, pada kepuasan dan loyalitas konsumen dalam pembelanjaan terhubung. Penelitian ini juga menguji peran keterlibatan produk sebagai pemoderasi hubungan antara dimensi-dimensi kualitas layanan elektronik dan kepuasan konsumen. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini mencoba mengisi kesenjangan penelitian sebelumnya mengenai pengaruh kualitas layanan elektronik pada kepuasan dan loyalitas konsumen dalam pembelanjaan terhubung, yaitu: 1. Kesenjangan teoritis. Pertama, menurut Bauer et al. (2006), mayoritas penelitian mengenai kualitas layanan elektronik hanya fokus pada dimensi-dimensi yang mengedepankan aspek fungsional/utilitarian dalam berbelanja (misalnya diwakili oleh dimensi reliabilitas, keamanan/privasi, layanan pelanggan, dan desain situs seperti yang dikemukakan oleh Chang dan Wang, 2011 serta Wolfinbarger dan Gilly, 2003), dan mengesampingkan aspek hedonis (yang diwakili dimensi kesenangan seperti yang diajukan oleh Bauer et al., 2006). Dominasi aspek utilitarian tersebut sesuai dengan pendapat Parasuraman et al. (2005) yang menilai proses belanja terhubung sebagai kegiatan yang berorientasi pada tujuan dan merupakan bagian dari penyelesaian tugas sehingga aspek hedonis yang berkaitan dengan pengalaman seperti kesenangan atau kegembiraan bukan merupakan bagian dari kualitas layanan. Pendapat berbeda dikemukakan oleh Childers et al. (2001) yang menyatakan bahwa ketika berbelanja secara terhubung, seperti halnya berbelanja pada lingkungan bisnis tradisional, konsumen tidak hanya berorientasi pada tujuan (perspektif utilitarian), tapi juga menganggap belanja sebagai kesenangan (perspektif hedonis). Karena masih 11

12 relatif sedikit area studi yang menggabungkan aspek fungsional dan hedonis dari belanja sebagai bagian dari kualitas layanan elektronik dan menguji pengaruhnya pada kepuasan dan loyalitas konsumen, maka diperlukan penelitian lanjutan untuk menguji secara empiris. Kedua, berdasarkan tinjauan literatur, masih terbatas penelitian yang menguji variabel lain yang diduga bisa memoderasi pengaruh kualitas layanan elektronik pada kepuasan konsumen, khususnya yang berhubungan dengan karakteristik individual konsumen seperti keterlibatan, sesuai yang diproposisikan oleh Ranaweera et al. (2005). Janda et al. (2002) dan Kim et al. (2009) menyatakan bahwa jenis keterlibatan yang berpotensi sebagai pemoderasi dalam hubungan antara kualitas layanan elektronik dan kepuasan konsumen adalah keterlibatan produk dan perlu diteliti lebih lanjut. 2. Kesenjangan empiris, yakni terdapat inkonsistensi hasil penelitian terdahulu mengenai dimensi mana saja dari kualitas layanan elektronik yang berpengaruh pada kepuasan konsumen dalam konteks pembelanjaan terhubung. Hasil penelitian Jun et al. (2004) menunjukkan bahwa dimensi keamanan dari kualitas layanan elektronik tidak berpengaruh pada kepuasan konsumen, sedangkan menurut Chang dan Wang (2011), dimensi tersebut terbukti berpengaruh positif pada kepuasan konsumen. Dimensi personalisasi yang diajukan oleh Jun et al. (2004) terbukti sebagai salah satu penentu kepuasan konsumen, sedangkan hasil penelitian Lee dan Lin (2005) tidak menemukan adanya hubungan antara dimensi tersebut dengan kepuasan konsumen. Studi oleh Cristobal et al. (2007) mengkonfirmasi bahwa dimensi layanan pelanggan dari kualitas layanan elektronik memiliki pengaruh yang positif pada kepuasan konsumen, sedangkan hasil studi Kassim dan Abdullah (2010) menunjukkan tidak adanya pengaruh 12

13 dimensi tersebut pada kepuasan konsumen. Adanya perbedaan berbagai hasil empiris tersebut menunjukkan pentingnya studi lanjutan untuk mengkonfirmasi pengaruh dari masing-masing dimensi kualitas layanan elektronik pada kepuasan konsumen dalam pembelanjaan terhubung. Selain itu, relatif sedikit studi yang menguji kepuasan konsumen sebagai variabel pemediasi pengaruh positif dimensi-dimensi kualitas layanan elektronik pada loyalitas konsumen dalam konteks pembelanjaan terhubung. Berdasar pada kesenjangan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pengujian empiris mengenai kualitas layanan elektronik (yang terdiri dari dimensi desain situs, reliabilitas, layanan pelanggan, keamanan/privasi, personalisasi, dan kesenangan), kepuasan dan loyalitas konsumen, serta keterlibatan produk dalam pembelanjaan terhubung dinilai masih sangat relevan dan dibutuhkan untuk memberikan bukti penelitian yang diharapkan dapat berkontribusi baik secara praktis maupun teoritis. Dalam penelitian ini, model yang dijadikan acuan adalah model penelitian yang diajukan oleh Chang dan Wang (2011) serta Ranaweera et al. (2005). Chang dan Wang (2011) menguji pengaruh dari dimensi desain situs, reliabilitas, layanan pelanggan, dan keamanan/privasi dari kualitas layanan elektronik pada kepuasan dan loyalitas konsumen dalam konteks pembelanjaan terhubung. Namun, model penelitian mereka tidak menyertakan dimensi personalisasi (seperti yang diajukan oleh Jun et al., 2004) dan kesenangan (seperti yang diajukan oleh Bauer et al., 2006) sebagai bagian dari kualitas layanan elektronik. Chang dan Wang juga tidak menguji peran moderasi dari keterlibatan (seperti yang diproposisikan oleh Ranaweera et al. 2005), khususnya keterlibatan produk, sesuai saran dari Janda et al. 13

14 (2002) dan Kim et al. (2009), pada hubungan antara dimensi-dimensi kualitas layanan elektronik dan kepuasan konsumen dalam pembelanjaan terhubung. Pemilihan dimensi desain situs, reliabilitas, layanan pelanggan, keamanan/privasi, personalisasi, dan kesenangan sebagai bagian dari kualitas layanan elektronik dalam penelitiani ini karena dianggap bisa menangkap aspek utilitarian dan hedonis dalam berbelanja serta bisa menjelaskan secara keseluruhan aspek kualitas layanan dalam pembelanjaan ritel terhubung, baik sebelum maupun sesudah transaksi. Selain itu, dari berbagai model penelitian terdahulu, belum ditemukan penelitian yang menguji hubungan antara keenam dimensi dari kualitas layanan elektronik tersebut dengan kepuasan konsumen, loyalitas konsumen, dan keterlibatan produk dalam satu model. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka pertanyaan penelitian dalam studi ini adalah: 1. Apakah dimensi desain situs, reliabilitas, layanan pelanggan, keamanan/privasi, personalisasi, dan kesenangan dari kualitas layanan elektronik berpengaruh positif pada kepuasan konsumen terhadap toko terhubung? 2. Apakah kepuasan konsumen toko terhubung berpengaruh positif pada loyalitas konsumen terhadap toko terhubung? 3. Apakah kepuasan konsumen toko terhubung memediasi pengaruh positif dimensi-dimensi kualitas layanan elektronik pada loyalitas konsumen terhadap toko terhubung? 4. Apakah keterlibatan produk memoderasi hubungan dimensi-dimensi kualitas layanan elektronik dan kepuasan konsumen toko terhubung? 14

15 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh dimensi desain situs, reliabilitas, layanan pelanggan, keamanan/privasi, personalisasi, dan kesenangan dari kualitas layanan elektronik pada kepuasan dan loyalitas konsumen dalam lingkup pembelanjaan ritel terhubung, yang mana kepuasan konsumen berperan sebagai pemediasi pengaruh positif dimensi-dimensi dari kualitas layanan elektronik tersebut pada loyalitas konsumen toko terhubung. Penelitian ini juga menguji peran keterlibatan produk sebagai pemoderasi hubungan dimensi-dimensi kualitas layanan elektronik dan kepuasan konsumen toko terhubung. 15

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri dari 6 dimensi, yaitu: desain situs, reliabilitas, layanan pelanggan, keamanan/privasi, personalisasi,

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN PADA KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PEMBELANJAAN DARING (KETERLIBATAN PRODUK SEBAGAI PEMODERASI)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN PADA KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PEMBELANJAAN DARING (KETERLIBATAN PRODUK SEBAGAI PEMODERASI) Vol 18 No 1, Januari 2014 Hal: 100-117 PENGARUH KUALITAS LAYANAN PADA KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PEMBELANJAAN DARING (KETERLIBATAN PRODUK SEBAGAI PEMODERASI) Cempaka Paramita Universitas Gadjah Mada,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan dan komunikasi bagi setiap individu (Strauss dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan dan komunikasi bagi setiap individu (Strauss dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini semakin meningkat di berbagai aspek kegiatan, salah satunya adalah perkembangan teknologi internet. Internet adalah jaringan global

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori. 1. Minat beli. Internet telah menyebar menjadi populer pada saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori. 1. Minat beli. Internet telah menyebar menjadi populer pada saluran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Minat beli Internet telah menyebar menjadi populer pada saluran pemasaran (Cho dan Park, 2001). Menganalisis evaluasi pelanggan online belanja sangat menarik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada tahun 2010 perekonomian Indonesia menunjukkan prestasi yang cukup baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada tingkat 6,1%. Meski tingkat perekonomian

Lebih terperinci

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Penerimaan Teknologi Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua variabel memengaruhi kepuasan pelanggan. Variabel kualitas informasi, desain situs web, kemampuan transaksi, waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan kualitas pelayanan terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan apa yang benar-benar mereka terima selama tahap proses pembelian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan apa yang benar-benar mereka terima selama tahap proses pembelian 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Layanan Elektronik Pelanggan membandingkan apa yang mereka harapkan untuk diterima dengan apa yang benar-benar mereka terima selama tahap proses pembelian dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini internet sudah menjadi gaya hidup. Internet merupakan kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan menemukan segala macam informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan teknologi internet menjadi sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan teknologi internet menjadi sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini penggunaan teknologi internet menjadi sangat penting bagi masyarakat. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan bahwa pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer dan telekomunikasi telah berkembang dan bertransformasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. komputer dan telekomunikasi telah berkembang dan bertransformasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan internet yang didukung oleh kemajuan teknologi komputer dan telekomunikasi telah berkembang dan bertransformasi dengan sangat cepat. Banyak sekali peluang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1.1 Kesimpulan. Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan. pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB V PENUTUP. 1.1 Kesimpulan. Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan. pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa : BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Risiko pengiriman berpengaruh tidak signifikan terhadap perilaku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari kata

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari kata BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Customer Satisfaction Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari kata satis yang artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi internet yang pesat membuat aktivitas manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi internet yang pesat membuat aktivitas manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi internet yang pesat membuat aktivitas manusia sekarang sudah tidak bisa dibatasi dengan ruang dan waktu. Segala bentuk informasi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN 1 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN 3.1 Kerangka Konseptual Secara teoritis, kajian ini diambil dari konsep SERVQUAL, yang meliputi tangible, reliability, responsiveness, assurance dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi

BAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Internet World Statst (2016), jumlah orang yang menggunakan internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi melambat dari pengguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi sebagian besar perusahaan saat ini, e-commerce lebih dari sekedar membeli dan menjual produk secara online. E-commerce meliputi seluruh proses dari pengembangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Online Shop atau toko online melalui media internet sudah menjamur di Indonesia, bahkan sudah sangat dikenal baik oleh khalayak ramai. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepuasan konsumen sangat penting bagi sebuah bisnis, karena dapat menciptakan komitmen dan loyalitas terhadap suatu produk. Konsumen akan membeli berulang-ulang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet saat ini telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Pengguna internet di Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan, yakni mencapai 82 juta orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia yang semakin pesat telah banyak membuat bisnis baru bermunculan dalam berbagai bidang yang menarik perhatian masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis. Selain itu, bab ini juga dilengkapi dengan implikasi manajerial, keterbatasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi dampak yang signifikan pada pelaku bisnis maupun pelanggan. Perekonomian modern menawarkan banyak alternatif

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan telekomunikasi dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan telekomunikasi dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan telekomunikasi dan informatika (IT), terutama perkembangan dalam penggunaan teknologi internet, dimana saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pelanggan pada kondisi pasar yang kompetitif merupakan faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu utama dari bisnis pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Prediksi Pengguna Ponsel Populasi Global Sumber: E-Marketer (2014)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Prediksi Pengguna Ponsel Populasi Global Sumber: E-Marketer (2014) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehadiran layanan ponsel kini tidak lagi menjadi barang komplementer atau pelengkap bagi jasa telepon. Karena kehadiran ponsel justru sudah menjadi barang substitusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini teknologi semakin canggih dan terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini teknologi semakin canggih dan terus berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini teknologi semakin canggih dan terus berkembang dibanding dengan beberapa tahun lalu. Salah satu penyebab berkembangnya teknologi adalah

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Internet Menurut (Turban & Rainer, 2009, p. 402), internet adalah jaringan global (wide-area network) yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. lapisan masyarakat maka tidak lagi sekarang, dengan banyaknya warung internet

BAB I. Pendahuluan. lapisan masyarakat maka tidak lagi sekarang, dengan banyaknya warung internet BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Munculnya toko dalam jaringan (yang berikutnya akan disingkat daring) dipengaruhi oleh perkembangan internet di Indonesia dan kecenderungan konsumen yang mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan karena mengalami kecelakaan kerja, kematian, termasuk pemutusan

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan karena mengalami kecelakaan kerja, kematian, termasuk pemutusan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara universal, jaminan sosial telah diterima sebagai instrument untuk pencegahan dan pengentasan kemiskinan. Jaminan sosial dicantumkan dalam Deklarasi Universal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembelian (Lee et al., 2011). Zeithaml et al. (2013) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembelian (Lee et al., 2011). Zeithaml et al. (2013) berpendapat bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya internet telah mengubah sudut pandang seluruh kalangan bisnis dari produsen hingga konsumen. Internet telah menciptakan peluang bagi perusahaan untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memacu perubahan dalam bidang pemasaran, operasional,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memacu perubahan dalam bidang pemasaran, operasional, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan teknologi berperan dalam mendukung pencapaian tujuan bisnis pada berbagai skala usaha dan jenis industri. Kecakapan dalam pemanfaatan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap keuntungan suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap keuntungan suatu perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam dunia bisnis penjualan dan pemasaran merupakan bagian yang sangat penting. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap keuntungan suatu perusahaan. Sehingga

Lebih terperinci

5/19/2008 KUALITAS LAYANAN ONLINE. Tujuan Pembelajaran. Tahapan Pengembangan Situs (Aktifitas Utama)

5/19/2008 KUALITAS LAYANAN ONLINE. Tujuan Pembelajaran. Tahapan Pengembangan Situs (Aktifitas Utama) KUALITAS LAYANAN ONLINE 1 Tujuan Pembelajaran Mengetahui perbedaan tahapan dalam membuat situs baru atau memperbaiki situs yang telah ada Mengetahui elemen-elemen yang perlu diperhatikan agar isi situs

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan usaha yang semakin kompetitif dan semakin meningkat diantara para produsen, menyebabkan munculnya peluang dan tantangan bisnis yang baru bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara langsung kepada konsumen akhir. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. secara langsung kepada konsumen akhir. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas, saat ini perusahaan yang menjalankan bisnis saling bersaing ketat. Seiring bertambahnya jumlah pesaing, perusahaan harus dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Persaingan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Persaingan semakin BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2002) Kepuasan adalah: Perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii x

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Penelitian Yongju Jeong dan Yongsung Lee (2010) yang berjudul A study on the customer satisfaction and customer loyalty of furniture

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam publikasi hasil survei yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia logistik di Indonesia saat ini cukup pesat. Banyaknya perusahaan logistik yang beberapa tahun lalu masih merupakan perusahaan yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu media baru yang telah kita gunakan saat ini adalah media cyber yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu media baru yang telah kita gunakan saat ini adalah media cyber yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu media baru yang telah kita gunakan saat ini adalah media cyber yang kita sebut dengan internet (International Network), internet saat ini sangat menujang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tersebut dilakukan pada beberapa website belanja online yang menjual berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tersebut dilakukan pada beberapa website belanja online yang menjual berbagai 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian terdahulu oleh Harris dan Goode (2010) membahas mengenai e- servicescapes, kepercayaan, dan keputusan pembelian di internet. Penelitian tersebut dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi menjadi ciri khas pada era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem informasi saat ini sangat pesat khusunya dalam urusan bisnis manusia. Terlebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam komunitas pemasaran konsumen, sudah sejak lama loyalitas pelanggan dianggap sebagai salah satu tujuan penting dalam bisnis ritel (Reichheld & Schefter,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet merupakan suatu hal yang sangat penting di era modern ini. Internet memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Kemudahan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, pemanfaatan teknologi e-commerce dan website masih baru mulai berkembang. Keadaan ini disebabkan oleh berbagai kendala seperti infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangatlah pesat dan cepat. Beragam inovasi muncul seiring dengan majunya teknologi masa kini. Teknologi informasi memungkinkan kita

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value,

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, satisfaction, perceived service quality, perceived product quality, dan perceived price fairness.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lingkungan Toko Lingkungan toko merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang memiliki arti yang sangat penting dalam menjalankan bisnis ritel. Dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK WEBSITE TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA PADA KEPERCAYAAN KONSUMEN. Jennifer Agustin D. Koeshartono

PENGARUH KARAKTERISTIK WEBSITE TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA PADA KEPERCAYAAN KONSUMEN. Jennifer Agustin D. Koeshartono PENGARUH KARAKTERISTIK WEBSITE TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA PADA KEPERCAYAAN KONSUMEN Jennifer Agustin D. Koeshartono Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jalan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung perceived privacy and security policies, perceived warranty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri yang bergerak di bidang jasa seperti restoran memiliki persaingan yang ketat sedari awal berdirinya perusahaan tersebut, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pelayanan Pelayanan adalah suatu aktivitas ekonomi yang menciptakan nilai lebih (value) dan memberikan manfaat bagi para pelanggan pada tempat dan waktu yang spesifik, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat mengkhawatirkan karena konsumen lebih menyukai produk luar negeri. Fashion luar negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan yang berdasar pada konsumen menjadi inti dari pemasaran. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Layanan yang berdasar pada konsumen menjadi inti dari pemasaran. Perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Layanan yang berdasar pada konsumen menjadi inti dari pemasaran. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam persaingan pasar harus mampu menghadirkan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin cepat telah mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al- Kasasbeh, 2011).

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara E-Kualitas Layanan (EKL)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara E-Kualitas Layanan (EKL) 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara E-Kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman yang semakin maju perkembangan teknologi informasi saat ini semakin pesat termasuk internet. Internet merupakan teknologi informasi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL. Menurut Kotler & Armstrong (2002), pemasaran online merupakan

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL. Menurut Kotler & Armstrong (2002), pemasaran online merupakan 13 BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL 2.1 E-Commerce Menurut Kotler & Armstrong (2002), pemasaran online merupakan pemasaran yang dilakukan melalui system komputer secara online, yang menghubungkan konsumen dan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kunci keberhasilan sebuah ritel dalam lingkungan pasar dengan persaingan yang sangat kompetitif terletak pada kepuasan pelanggan. Apabila seorang pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki banyak makanan kuliner, Jogjakarta merupakan pasar potensial bagi industri restoran. Jumlah penduduk yang besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pelayanan Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah sangat berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya yang terdapat pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempengaruhi industri keuangan Indonesia. Di satu pihak, globalisasi akan menciptakan peluang bagi industri keuangan dalam negeri, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain menjadi semakin ketat. Terbukti dengan adanya peningkatan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain menjadi semakin ketat. Terbukti dengan adanya peningkatan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya persaingan antara perusahaan dengan perusahaan lain menjadi semakin ketat. Terbukti dengan adanya peningkatan kebutuhan dan keingginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kebutuhan lain yang lebih penting. Mereka yang mampu menguasai

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kebutuhan lain yang lebih penting. Mereka yang mampu menguasai 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era tranformasi menjadikan elektronik sebagai salah satu kebutuhan hidup yang harus terpenuhi, dengan berbagai kecanggihan yang selalu menjadikan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna. Beberapa definisi yang kerap kali dijumpai antara lain : kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan, pemenuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Teknologi bagai bermata dua yang memberikan kelebihan dan kekurangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsumen menginginkan lebih dari sekedar produk yang berkualitas, mereka menginginkan pelayanan memuaskan sepanjang waktu. Pada umumnya konsumen yang merasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era globalisasi ini, kemajuan teknologi dan informasi menjadi berkembang dengan pesat. Seseorang yang ingin mendapatkan informasi, maka akan mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan memiliki loyalitas pada perusahaan. Dengan terciptanya loyalitas maka

BAB I PENDAHULUAN. akan memiliki loyalitas pada perusahaan. Dengan terciptanya loyalitas maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Consumer s trust pada perusahaan merupakan aset yang penting dan bernilai bagi perusahaan. Ketika konsumen percaya pada perusahaan maka konsumen akan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Alam, Syed Shah dan Yasin, Norjaya Mohd (2010) dan Yasin (2010) dengan judul What factors influence online brand trust:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Alam, Syed Shah dan Yasin, Norjaya Mohd (2010) dan Yasin (2010) dengan judul What factors influence online brand trust: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Alam, Syed Shah dan Yasin, Norjaya Mohd (2010) Penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah penelitian oleh Alam dan Yasin (2010) dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS LAYANAN PASAR TRADISIONAL DAN MODERN SKRIPSI

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS LAYANAN PASAR TRADISIONAL DAN MODERN SKRIPSI 0 ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS LAYANAN PASAR TRADISIONAL DAN MODERN (Kasus Pada Pasar Tradisional Delanggu dan Pasar Modern Toserba Luwes Delanggu) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghematan waktu berbelanja, tenaga, dan transaksi, karena dapat dilakukan. pemeliharaan, tenaga kerja dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. penghematan waktu berbelanja, tenaga, dan transaksi, karena dapat dilakukan. pemeliharaan, tenaga kerja dan lain sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi informasi dari hari ke hari berkembang semakin pesat. Perkembangan teknologi memberikan banyak dampak terhadap kehidupan manusia, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya telah mengubah cara pelanggan untuk membeli produk atau jasa. Pelanggan mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemalsuan produk adalah proses produksi sebuah merek dagang. yang dilakukan oleh individu atau organisasi dengan maksud meniru

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemalsuan produk adalah proses produksi sebuah merek dagang. yang dilakukan oleh individu atau organisasi dengan maksud meniru BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemalsuan produk adalah proses produksi sebuah merek dagang yang dilakukan oleh individu atau organisasi dengan maksud meniru secara identik produk asli yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan teknologi e-commerce dalam berinteraksi dengan para

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan teknologi e-commerce dalam berinteraksi dengan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan pesatnya pertumbuhan global dalam perdagangan elektronik (ecommerce), banyak bisnis mencoba untuk memperoleh keunggulan bersaing dengan menggunakan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelaku bisnis tersebut lebih memilih memasarkan barangnya secara online

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelaku bisnis tersebut lebih memilih memasarkan barangnya secara online BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transaksi jual beli barang secara online semakin menjamur dimana para pelaku bisnis tersebut lebih memilih memasarkan barangnya secara online daripada menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi seorang konsumen niat beli terhadap suatu produk muncul dari sebuah keinginan yang disebabkan oleh dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran, apabila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang perusahaan tidak perlu bersusah payah untuk mencari konsumen yang sesuai dengan produk atau jasa yang mereka jual, melainkan konsumen sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang maju dan berkembang pesat, telah terjadi perubahan diberbagai sektor, termasuk di bidang industri dan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas konsumen merupakan isu yang relatif penting untuk diteliti karena

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas konsumen merupakan isu yang relatif penting untuk diteliti karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas konsumen merupakan isu yang relatif penting untuk diteliti karena kemanfaatannya dalam peningkatan kinerja perusahaan (Aaker, 1991).Dengan loyalitas inilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada gadget dan kecenderungan beraktivitas di dunia maya (Vivanews,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada gadget dan kecenderungan beraktivitas di dunia maya (Vivanews, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini teknologi yang ada di seluruh dunia telah mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan teknologi ini membawa banyak perubahan dalam gaya hidup kita, misalnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh setiap individu dengan sangat mudah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh setiap individu dengan sangat mudah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh setiap individu dengan sangat mudah. Hal itu disebabkan karena kemajuan zaman saat ini, yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis ritel di indonesia khususnya swalayan menunjukkan angka yang cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media internet adalah e-government (layanan pemerintahan melalui

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media internet adalah e-government (layanan pemerintahan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat termasuk internet ternyata membawa dampak yang besar bagi segala aspek, tidak terkecuali perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online BAB II LANDASAN TEORI Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online (karakteristik website), kepuasan dan kepercayaan yang mendukung penelitian ini. Selain teori tentang belanja

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN. semakin ketat yang membuat berbagai rumah sakit berlomba-lomba dalam

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN. semakin ketat yang membuat berbagai rumah sakit berlomba-lomba dalam 27 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ini didasari oleh persaingan jasa pelayanan kesehatan yang semakin ketat yang membuat berbagai rumah sakit berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Web 2.0 telah mengubah cara pengguna dan organisasi saling berinteraksi dan berkolaborasi. Meningkatnya popularitas interaksi sosial dalam situs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kepuasan konsumen adalah hal terpenting yang harus diperhatikan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kepuasan konsumen adalah hal terpenting yang harus diperhatikan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kepuasan konsumen adalah hal terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Konsumen akan puas bila perusahaan paham dan dapat memberi lebih dari yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat semakin majunya perkembangan industri retail yang. begitu cepat dan beragam, maka mau tidak mau menuntut produsen

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat semakin majunya perkembangan industri retail yang. begitu cepat dan beragam, maka mau tidak mau menuntut produsen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengingat semakin majunya perkembangan industri retail yang begitu cepat dan beragam, maka mau tidak mau menuntut produsen menyiapkan strategi yang efektif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kemiskinan di Indonesia adalah program transmigrasi.

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kemiskinan di Indonesia adalah program transmigrasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Turunnya angka kemiskinan di Indonesia dalam kurun waktu belakangan ini tidak lepas dari usaha pemerintah dalam menjalankan programprogramnya. Salah satu program pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Daya tarik estetika berpengaruh positif dan signifikan terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Daya tarik estetika berpengaruh positif dan signifikan terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tentang pengaruh e- servicescape terhadap kepercayaan dan dampaknya pada niat pembelian konsumen di Zalora.co.id, maka dapat

Lebih terperinci