BAB V PERBANDINGAN SISTEM AKTUASI KATUP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PERBANDINGAN SISTEM AKTUASI KATUP"

Transkripsi

1 BAB V PERBANDINGAN SISTEM AKTUASI KATUP 5.1 Perbandingan Dengan Sistem Terdahulu Sistem aktuasi katup terdahulu menggunakan tekanan di titik ukur sebagai masukan terhadap sistem pengendali FCV15. FCV15 sulit untuk bergerak karena perubahan tekanan akibat penutupan LCV tidak terlalu besar. Bahkan pada kenyataannya FCV15 dapat dikatakan selalu tertutup. Hal ini disebabkan karena perubahan debit keluaran HWP tidak mengakibatkan perubahan head yang terlelu besar, seperti terlihat pada kurva karakteristik HWP pada lampiran B. Karena FCV15 selalu dalam keadaan tertutup, maka model sistem perpipaan dapat dianggap hanya terdiri dari satu masukan (inlet) dan satu keluaran (outlet LCV). Model dibuat dengan cara yang sama seperti sebelumnya menggunakan dimensi yang sama. Model yang telah melalui proses meshing dapat dilihat pada Gambar Gambar 5.1 Model sistem yang terdahulu Simulasi Aliran Kondisi batas pada sisi inlet dan keluaran LCV dihitung berdasarkan data yang sama seperti yang terdapat pada tabel 3.5. Laju aliran massa yang melalui sistem dianggap sama dengan laju aliran sistem saat ini, yaitu 3308,95 kg/s. Tekanan di sisi inlet dihitung dengan menerapkan persamaan aliran antara titik 1 dan yang terdapat pada Gambar 5.1. Besarnya tekanan statik di sisi inlet dihitung dengan persamaan: p1 ρg v1 p v + + z1 = + + z + g ρg g h L (5.1) 69

2 dengan koefisien head loss ekspansi konus = 0,7. Tekanan statik di sisi inlet menjadi: v v1 p1 = p + ρ = 0580 Pa + h L 1,88 = ,113 4, ,7 Takanan total di sisi inlet adalah: v1 4,113 p total = p1 + ρ = = Pa (5.) Tekanan di sisi keluaran LCV dihitung dengan menerapkan persamaan aliran antara titik dan 3 pada gambar 5.1. Besarnya tekanan statik di sisi keluaran LCV adalah: p v p3 v3 + + z = + + z3 + ρg g ρg g h L (5.3) dengan koefisien head loss karena LCV = 8. Tekanan statik di sisi keluaran LCV adalah: 1,88 p = = Pa Kondisi batas di sisi keluaran LCV kemudian dikoreksi dengan melakukan simulasi transien satu putaran. Kondisi batas yang digunakan pada simulasi ini adalah presure inlet di sisi inlet dan pressure outlet di sisi keluaran LCV. Besarnya tekanan total sama dengan hasil perhitungan. Besarnya tekanan statik di keluaran LCV diganti-ganti agar laju aliran massa yang mengalir sama dengan atau mendekati 3308,95 kg/s. Akhirnya didapatkan kondisi aliran di tiap bidang batas pada saat bukaan LCV 50%. Kondisi batas ini disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Kondisi aliran di tiap bidang batas pada simulasi penutupan LCV dengan sistem aktuasi katup terdahulu Kondisi Aliran Bidang Batas Outlet LCV Laju aliran massa (kg/s) 3306, ,65 Tekanan statik (Pa) 0580, ,00 Tekanan total (Pa) 13670, ,8 Simulasi kemudian dilanjutkan dengan simulasi penutupan LCV sebesar 3%. Dengan menggunakan Time step sebesar 0,05 didapatkan hasil simulasi yang disajikan pada Tabel

3 Tabel 5. Hasil simulasi penutupan LCV dengan sistem aktuasi terdahulu T m& P statik t LCV m& step p s % kg/s kg/s Pa Pa 0 0,00 50, ,95 057,41 1 0,05 49,75 380,8-6, ,47 133,06 0,10 49,50 354,6-6,0 0549,0 131,73 3 0,15 49,5 38,46-6, , 131,0 4 0,0 49,00 30,3-6, ,87 19,65 5 0,5 48, ,5-6, ,3 18,45 6 0,30 48, ,15-6, ,65 17,33 7 0,35 48,5 314,06-6, ,98 16,33 8 0,40 48, ,04-6,0 0660,15 15,17 9 0,45 47,75 307,33-5, ,10 119, ,50 47, ,6-5, ,48 11, ,55 47,5 300,94-5, ,74 10,6 1 0,60 47,00 995,6-5, ,13 119,39 0,60-3,00-311, , Simulasi Pompa Hasil simulasi penutupan LCV menunjukkan terjadinya penurunan laju aliran massa di sisi inlet sebesar 311,69 kg/s. Perubahan laju aliran massa kemudian dijadikan masukan untuk simulasi pompa. Nilai masukan lain yang dibutuhkan adalah kondisi batas. Kondisi batas dihitung berdasarkan persamaan aliran dengan cara yang sama seperti perhitungan pada Sub-bab Kondisi batas di sisi inlet pompa sama dengan hasil perhitungan pada Sub-bab karena tekanan di kondensor dianggap sama. Tekanan di sisi discharge dihitung menggunakan persamaan dan titik acuan yang sama seperti perhitungan pada Sub-bab Tekanan di sisi discharge adalah: ( v v1 ) v40" p1 = p + ρ + ρ g ( z z1) + ρ K (5.4) = 057, = 854,88 Pa ( ,48 ) 4, ,8 (7,55 0,18) ,74 Seluruh kondisi batas yang digunakan disajikan pada Tabel 5.3. Seperti hasil simulasi pada Sub-bab 4.4, pada grafik Cd impeller arah z terlihat lonjakan Cd saat laju aliran massa diperkecil. Namun, pada grafik Cd arah x dan y tidak terlihat adanya lonjakan. Oleh karena itu, penurunan laju aliran dianggap hanya memiliki pengaruh yang signifikan pada gaya impeller arah z. Besarnya lonjakan Cd dan gaya yang terjadi pada arah z akibat penurunan laju aliran massa disajikan pada Tabel

4 Tabel 5.3 Kondisi batas simulasi pompa dengan sistem aktuasi katup terdahulu Kondisi batas Nilai Tekanan total Diameter hidrolik 60777,14 Pa 1,315 m Discharge Intensitas turbulensi,33 Laju aliran massa 3306,95 kg/s (awal) 995,6 kg/s (akhir) Diameter hidrolik 1,05 m Intensitas turbulensi,4 Tabel 5.4 Perubahan gaya arah z pada impeller pompa dengan sistem aktuasi katup terdahulu Besaran m& = 3306,95 kg/s m& = 995,6 kg/s Stabil Lonjakan Stabil Cd , , ,91 Gaya (N) -9874, , ,59 Hasil simulasi menunjukkan terjadinya lonjakan gaya sesaat. Pada kondisi ekstrem (lonjakan) terjadi kenaikan gaya impeller arah z sebesar: ΔF ( m& = 995,6 kg / s) F( m& = 3306,95 kg / s) F( m& = 3306,95 kg / s) Flonjakan (%) = 100 % ,17 N = 9874,9 ( 9874,9) 100 % = 1,57 % Pada kondisi stabil, gaya impeller arah z berubah sebesar: ΔF ( m& = 995,6 kg / s) F( m& = 3306,95 kg / s) F( m& = 3306,95 kg / s) Fstabil (%) = ,59 N = 9874,9 N ( 9874,9 N ) 100 % = 5,35% (5.5) (5.6) Pergeseran Mean Time Between Failure (MTBF) MTBF dapat disebut juga periode kerusakan rata-rata. Periode kerusakan dapat dijadikan salah satu acuan dalam melakukan perbandingan antara sistem saat ini dengan terdahulu. Kerusakan pompa dengan sistem pengendali katup terdahulu terjadi setiap satu 7

5 tahun sekali. Penggantian DCS kemudian dilakukan pada tahun 005. Belum terjadi kerusakan pompa setelah penggantian DCS Analisis Hasil simulasi dengan sistem pengendali katup terdahulu menunjukkan berbagai perbedaan. Perbedaan ahsil simulasi terjadi pada kondisi aliran setelah penutupan LCV dan perubahan gaya pada impeller HWP. Perbandingan Kondisi Aliran Apabila dibandingkan dengan hasil simulasi dengan sistem pengendali aliran saat ini, maka terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan yang paling menonjol adalah terjadinya kenaikan laju aliran massa yang jauh lebih besar di sisi inlet pada sistem aktuasi katup terdahulu. Perbedaan kenaikan laju aliran massa disajikan dengan grafik pada Gambar 5.. Hasil simulasi dengan sistem aktuasi katup terdahulu ditunjukaan oleh grafik berwarna hijau, sedangkan hasil simulasi dengan sistem aktuasi katup sekarang ditunjukkan oleh grafik berwarna biru. Penurunan laju aliran massa terjadi sebesar 1,58 kali dari penurunan laju aliran massa yang terjadi saat ini. Laju aliran massa inlet [kg/s] Laju Aliran Massa Terhadap Bukaan LCV Bukaan LCV [%] dulu sekarang Gambar 5. Grafik perbandingan laju aliran massa terdahulu dan sekarang Perbandingan Gaya di Impeller HWP Apabila dilakukan pembandingan kenaikan gaya pada impeller dengan sistem pengendali katup terdahulu terhadap kenaikan gaya dengan sistem pengendali katup saat 73

6 ini, maka akan terlihat perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan gaya yang cukup besar menunjukkan bahwa penggantian sistem aktuasi katup (DCS) yang dilakukan memberi pengaruh yang berarti. Perbedaan nilai kenaikan gaya pada impeller HWP disajikan pada Tabel 5.5. Analisis ini juga didukung fakta pergesaran MTBF yang telah dibahas sebelumnya. MTBF pompa saat ini lebih lama dibandingkan sebelum dilakukan penggantian DCS. Tabel 5.5 Perbandingan perubahan gaya arah z pada impeller pompa antara sistem aktuasi katup terdahulu dan sekarang Besaran Sistem sekarang Sistem terdahulu Lonjakan Stabil Lonjakan Stabil ΔF Z (N) -764, ,5-1358,88-555,30 ΔF Z (%) 7,77 3,50 1,57 5,35 5. Perbandingan Dengan Sistem yang Dikembangkan Untuk mengurangi pengaruh penutupan LCV terhadap gaya di impeller HWP, perlu dilakukan pengembangan sistem aktuasi katup. Namun, pengembangan sistem sering kali terbentur dengan masalah finansial. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif pengembangan sistem dengan biaya paling rendah. Menurunkan dead band merupakan opsi yang paling jelas untuk dapat menurunkan efek penutupan LCV terhadap gaya di impeller HWP. Namun, menurunkan dead band berarti keharusan untuk mengganti sistem pengendali posisi katup. Oleh karena itu, pengembangan sistem dilakukan dengan mengoptimalkan sistem pengendali yang ada. Optimalisasi dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem pengendali FCV15. Salah satu fungsi FCV15 adalah mengurangi pengaruh penutupan LCV terhadap kondisi aliran. Mengembangkan sistem pengendali FCV15 dapat mengurangi efek penutupan LCV terhadap kondisi aliran `Simulasi Aliran Saat ini, aktuasi FCV15 merupakan fungsi terhadap posisi bukaan LCV. Fungsi bukaan FCV15 terhadap bukaan LCV diwakili oleh kurva characterizer (gambar 3.8). FCV15 baru mulai ketika LCV berada pada posisi bukaan overshoot. Interaksi antara FCV15 dan LCV telah dijelaskan pada Sub-bab

7 Jika pergerakan FCV15 terjadi setelah LCV berada pada posisi overshoot, maka kondisi aliran telah lebih dulu berubah akibat penutupan LCV 3%. Dengan demikian, FCV15 tidak memberikan andil yang cukup berarti untuk mempertahankan kondisi aliran saat terjadi penutupan LCV. Hal ini terlihat dari hasil simulasi aliran, yang menunjukkan bahwa laju aliran massa melalui FCV15 tidak mengalami perubahan saat LCV menutup. Laju aliran massa yang melalui FCV15 tidak berubah dikarenakan posisi FCV15 yang tidak berubah selama LCV menutup sebesar 3%. Secara logika, apabila FCV15 mulai membuka pada saat yang sama dengan mulainya penutupan LCV, maka perubahan kondisi aliran dapat diperkecil. Berdasarkan alasan tersebut, dilakukan simulasi untuk mengeveluasi kemungkinan pengembangan sistem dengan cara memperbaiki waktu permulaan pergerakan FCV15. Simulasi yang dilakukan hampir sama seperti simulasi penutupan katup pada Subbab 3.4. Seluruh parameter dan kondisi batas yang digunakan hampir sama. Perbedaannya hanya terletak pada pedefinisian pergerakan volume fluida di sekeliling FCV15. Pada simulasi ini, fluida di sekeliling FCV15 didefinisikan berputar. Berdasarkan fungsi charecterizer, waktu yang dibutuhkan FCV15 untuk membuka 100% sama dengan waktu yang dibutuhkan LCV untuk menutup 65%. Dengan demikian, waktu pergerakan FCV15 sebesar 100% dihitung sebagai berikut: 0 s t100 % FCV15 = 65% = 13 s (5.7) 100% penutupan LCV Satu putaran FCV15 = 400 % pembukaan, sehingga waktu 1 putaran pergerakan FCV15 adalah: t 400 % = 13 s s (5.8) 100% 1 Putaran FCV15 = 5 Selanjutnya, kecepatan putar FCV15 dihitung sebagai berikut: 1 putaran 60 s n100 % FCV15 = = 1, 154 rpm (5.9) 5 s 1 menit Maka, fluida FCV15 didefinisikan sebagai Moving mesh dengan kecepatan putar 1,154 rpm. Simulasi ini juga dilakukan pada kondisi transien. Untuk melakukan penutupan 3% LCV diperlukan 0,6 detik, sehingga diperlukan 1 Time step dengan Time step size 0,05 detik. Hasil simulasi disajikan pada Tabel

8 Tabel 5.6 Hasil simulasi penutupan LCV dengan FCV15 bergerak T t LCV m& step m& m& m& m& P statik m& LCV FCV15 p s % kg/s kg/s kg/s kg/s kg/s kg/s Pa Pa 0 0,00 50, ,99 333,5 975, ,7 1 0,05 49,75 394,73-13,6 314,99-18,6 980,0 4, ,53 109,83 0,10 49,50 383,51-11, 96,7-18,7 987,68 7, ,3 17,7 3 0,15 49,5 373,46-10,05 76,61-19,66 997, 9, ,84 51,61 4 0,0 49,00 364,51-8,95 55,8-0, ,41 11, ,51 45,67 5 0,5 48,75 356,31-8,0 35,9-0,53 100,6 1, ,4 4,89 6 0,30 48,50 348,49-7,8 14,71-0, ,49 1, ,6 39, 7 0,35 48,5 341,11-7,38 194,94-19, ,77 13, ,5 37,9 8 0,40 48,00 333,85-7,6 174,15-0, ,41 13, ,5 36,75 9 0,45 47,75 37,10-6,75 154,17-19, ,8 14, ,7 35,0 10 0,50 47,50 30,79-6,31 131,89 -,8 1089,03 14, ,6 30, ,55 47,5 314,59-6,0 111,06-0, ,81 14, ,7 31,44 1 0,60 47,00 308,60-5,99 090,39-0, ,79 14, ,35 9,65 0,60-3,00-99,39-4,86 143,19 508, Simulasi Pompa Perubahan kondisi batas hasil simulasi aliran dengan FCV15 bergerak dan FCV15 diam juga membawa perubahan pada gaya di impeller HWP. Secara logika, perubahan gaya di impeller HWP juga akan mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan simulasi pompa untuk membuktikannya. Perubahan kondisi aliran hasil simulasi dijadikan masukan untuk simulasi pompa. Sama dengan simulasi pompa pada Sub-bab 4.4, simulasi ini juga bertujuan untuk mengetahui perubahan gaya di impeller akibat penurunan laju aliran massa. Prosedur simulasi dan kondisi batas yang digunakan sama dengan simulasi pada Sub-bab 4.4, namun terdapat perubahan pada laju aliran massa akhir. Perbedaan laju aliran massa akhir disebabkan perbedaan hasil simulasi penutupan LCV. Perbedaan hasil simulasi aliran mengakibatkan perbedaan kondisi batas yang digunakan. Kondisi batas yang digunakan disajikan pada Tabel 5.7. Seperti simulasi pada Sub-bab 4.4, simulasi ini juga menggunakan Time step size sebesar 0,01 s. Pada simulasi ini juga ingin dievaluasi perubahan gaya lonjakan sesaat di impeller pompa. Identifikasi terjadinya lonjakan dapat dilihat dari grafik koefisien drag. Seperti hasil simulasi pada Sub-bab 4.4, pada grafik Cd impeller arah z terlihat lonjakan Cd saat laju aliran massa diperkecil. Namun, pada grafik Cd arah x dan y tidak terlihat adanya lonjakan. Oleh karena itu, penurunan laju aliran dianggap hanya memiliki pengaruh yang signifikan pada gaya impeller arah z. Besarnya lonjakan Cd dan gaya yang terjadi pada arah z akibat penurunan laju aliran massa disajikan pada Tabel

9 Tabel 5.7 Kondisi batas simulasi pompa dengan FCV15 bergerak Kondisi batas Tekanan total Diameter hidrolik Nilai 60777,14 Pa 1,315 m Discharge Intensitas turbulensi,33 Laju aliran massa 3307,99 kg/s (awal) 308,60 kg/s (akhir) Diameter hidrolik 1,05 m Intensitas turbulensi,4 Tabel 5.8 Perubahan gaya di impeller pada arah z dengan FCV15 bergerak Besaran m& = 3307,99 kg/s m& = 308,60 kg/s Stabil Lonjakan Stabil Cd , , ,48 Gaya (N) , , ,58 Hasil simulasi menunjukkan terjadinya lonjakan gaya sesaat. Pada kondisi ekstrem (lonjakan) terjadi kenaikan gaya impeller arah z sebesar: ΔF ( m& = 308,60 kg / s) F( m& = 3307,99 kg / s) F( m& = 3307,99 kg / s) Flonjakan (%) = 100 % 10177,63 N = 98371,1 N ( 98371,1 N ) 100 % = 3,87 % (5.10) Pada kondisi stabil, gaya impeller arah z berubah sebesar: ΔF ( m& = 308,60 kg / s) F( m& = 3307,99 kg / s) F( m& = 3307,99 kg / s) Fstabil (%) = 100 % ,58 N = 98371,1 N ( 98371,1 N ) 100 % = 1,67% (5.11) 5..3 Analisis Hasil simulasi dengan kondisi FCV15 membuka bersamaan dengan LCV menutup menunjukkan berbagai perbedaan. Perbedaan hasil simulasi terjadi pada kondisi aliran setelah penutupan LCV dan perubahan gaya pada impeller HWP. 77

10 Perbandingan Kondisi Aliran Apabila dibandingkan dengan hasil simulasi ketika FCV15 tidak bergerak, maka terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan hasil simulasi aliran terdapat pada kondisi aliran di setiap bidang batas. Perbedaan ini disajikan dengan grafik pada Gambar 5.3. Hasil simulasi dengan FCV15 diam ditunjukaan oleh grafik berwarna biru, sedangkan hasil simulasi dengan FCV15 bergerak ditunjukkan oleh grafik berwarna merah muda. Perbedaan yang paling menonjol adalah terjadinya kenaikan laju aliran massa di keluaran FCV15 jika FCV15 membuka bersamaan denga menutupnya LCV. Naiknya laju aliran massa di keluaran FCV15 mengakibatkan turunnnya perubahan laju aliran massa dan perubahan tekanan statik di inlet. Laju aliran massa di inlet hanya turun sebesar 99,39 kg/s, sedangkan tekanan stattik di inlet hanya naik sebesar 58,65 Pa. Dengan kata lain, kondisi aliran di inlet tidak terlalu berubah jika dibandingkan dengan kondisi dimana FCV15 tidak bergerak. Hal ini merupakan pengaruh positif bagi kestabilan aliran. Laju Aliran Massa [kg/s] Laju Aliran Massa Terhadap Bukaan LCV Bukaan Katup LCV [%/] Laju Aliran Massa Keluaran LCV [kg/s] Laju Aliran Massa Keluaran LCV Terhadap Bukaan LCV Bukaan Katup LCV [%/] FCV 15 diam FCV 15 bergerak FCV 15 diam FCV 15 bergerak Laju Aliran Massa Keluar FCV15 Terhadap Bukaan LCV Tekanan Statik Terhadap Bukaan LCV Laju Aliran Massa Keluaran FCV 15 [kg/s] Bukaan Katup LCV [%/] Takanan Statik [Pa] Bukaan Katup LCV [%/] FCV 15 diam FCV 15 bergerak FCV 15 diam FCV 15 bergerak Gambar 5.3 Grafik perbandingan kondisi aliran 78

11 Perbandingan Gaya di Impeller HWP Pada simulasi pompa dengan FCV15 bergerak, perubahan laju aliran massa di inlet yang digunakan hanya sebesar 99,39 kg/s. Apabila dilakukan pembandingan kenaikan gaya pada kondisi FCV15 bergerak terhadap kenikan gaya pada kondisi FCV15 diam, maka akan terlihat perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan nilai kenaikan gaya di impeller HWP disajikan pada Tabel 5.9. Dengan menggerakkan FCV15 bersamaan, diperoleh kenaikan gaya di impeller yang jauh lebih kecil hingga kurang dari setengah dari kenaikan gaya yang dikibatkan oleh sistem yang digunakan saat ini. Perubahan sistem pengendalian FCV15 yang seperti ini akan membuat sistem bekerja lebih baik. Dengan demikian, beban yang ditanggung HWP tiap kali LCV menutup akan berkurang. Tabel 5.9 Perbandingan perubahan gaya arah z pada impeller pompa antara sistem aktuasi katup yang dikembangkan dan sekarang Besaran Sistem sekarang Sistem pengembangan Lonjakan Stabil Lonjakan Stabil ΔF Z (N) -764, ,5-3806,51-164,46 ΔF Z (%) 7,77 3,50 3,87 1,67 79

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS Berdasarkan pemodelan aliran, telah diketahui bahwa penutupan LCV sebesar 3% mengakibatkan perubahan kondisi aliran. Kondisi yang paling penting untuk dicermati adalah

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN ALIRAN DAN ANALISIS

BAB III PEMODELAN ALIRAN DAN ANALISIS BAB III PEMODELAN ALIRAN DAN ANALISIS 3.1 Sistematika Pemodelan Untuk mengetahui pengaruh penutupan LCV terhadap kondisi aliran, perlu dilakukan pemodelan aliran. Pemodelan hanya dilakukan pada sebagian

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG EVALUASI PENGARUH PENUTUPAN KATUP LCV TERHADAP KENAIKAN GAYA PADA IMPELLER POMPA SIRKULASI AIR HWP PLTP DARAJAT II TUGAS SARJANA Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Darajat Unit II milik Chevron Geothermal Indonesia memiliki sistem sirkulasi air dari kondensor menuju cooling tower (CT)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK Diameter pipa penstock yang digunakan dalam penelitian ini adalah 130 mm, sehingga luas penampang pipa (Ap) dapat dihitung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Validasi Permodelan Validasi permodelan impeller pompa sentrifugal ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rajendran dan Purushothaman.

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrodinamika 2.1.1 Definisi Hidrodinamika Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan gerak liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1 Pengujian Pompa Reciprocating Pengujian kinerja pompa ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja pompa setelah proses modifikasi, yang meliputi ketangguhan sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 31 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 DESAIN PIPA PENSTOCK Desain Pipa Penstock yang akan berkaitan dengan besar debit air yang mengalir melalui Pipa Penstock. Jadi debit optimum air (Qopt)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 RANCANGAN OBSTACLE Pola kecepatan dan jenis aliran di dalam reaktor kolom gelembung sangat berpengaruh terhadap laju reaksi pembentukan biodiesel. Kecepatan aliran yang tinggi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi 4.1 Pertimbangan Awal Pembakar (burner) adalah alat yang digunakan untuk membakar gas hasil gasifikasi. Di dalam pembakar (burner), gas dicampur

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL Oleh: ANGGIA PRATAMA FADLY 07 171 051 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu sistem transfer fluida dari suatu tempat ke tempat lain biasanya terdiri dari pipa,valve,sambungan (elbow,tee,shock dll ) dan pompa. Jadi pipa memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisa. Dari hasil pengambilan data performasi turbin air dari modifikasi blower angin sentrifugal yang dilakukan di Belik (pemandian sumber air) yang beralamat

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

LABORATORIUM SATUAN OPERASI LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014 MODUL : Pompa Sentrifugal PEMBIMBING : Ir. Unung Leoanggraini, MT Praktikum : 10 Maret 2014 Penyerahan : 17 Maret 2014 (Laporan) Oleh :

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

POMPA TORAK. Oleh : Sidiq Adhi Darmawan. 1. Positif Displacement Pump ( Pompa Perpindahan Positif ) Gambar 1. Pompa Torak ( Reciprocating Pump )

POMPA TORAK. Oleh : Sidiq Adhi Darmawan. 1. Positif Displacement Pump ( Pompa Perpindahan Positif ) Gambar 1. Pompa Torak ( Reciprocating Pump ) POMPA TORAK Oleh : Sidiq Adhi Darmawan A. PENDAHULUAN Pompa adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk memindahkan fluida incompressible ( tak mampu mampat ) dengan prinsip membangkitkan beda tekanan

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

IRVAN DARMAWAN X

IRVAN DARMAWAN X OPTIMASI DESAIN PEMBAGI ALIRAN UDARA DAN ANALISIS ALIRAN UDARA MELALUI PEMBAGI ALIRAN UDARA SERTA INTEGRASI KEDALAM SISTEM INTEGRATED CIRCULAR HOVERCRAFT PROTO X-1 SKRIPSI Oleh IRVAN DARMAWAN 04 04 02

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) 4.1 Pendahuluan Kerugian tekan (headloss) adalah salah satu kerugian yang tidak dapat dihindari pada suatu aliran fluida yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia pompa diperlukan dalam berbagai. bidang, selain dalam bidang industri, pertambangan, pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia pompa diperlukan dalam berbagai. bidang, selain dalam bidang industri, pertambangan, pertanian dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia pompa diperlukan dalam berbagai bidang, selain dalam bidang industri, pertambangan, pertanian dan rumah tangga. Pompa memang sangat penting

Lebih terperinci

Bab 4. Analisis Hasil Simulasi

Bab 4. Analisis Hasil Simulasi Bab 4 Analisis Hasil Simulasi Pada bab ini, akan dilakukan analisis terhadap hasil simulasi skema numerik Lax-Wendroff dua langkah. Selain itu hasil simulasi juga akan divalidasi dengan menggunakan data

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS Dalam bab ini akan dibahas berbagai macam hasil dan analisis dari simulasi yang telah dilakukan. Simulasi dibagi dalam beberapa bagian yaitu : A. Studi numerik : 1. Simulasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Irigasi Curah Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu metode pemberian air yang dilakukan dengan menyemprotkan air ke udara kemudian jatuh

Lebih terperinci

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2 POMPA SENTRIFUGAL Oleh Kelompok 2 M. Salman A. (0810830064) Mariatul Kiptiyah (0810830066) Olyvia Febriyandini (0810830072) R. Rina Dwi S. (0810830075) Suwardi (0810830080) Yayah Soraya (0810830082) Yudha

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pompa Hidram dan Proses Kerjanya Proses kerja pompa hidram (Gambar 1) di awali dengan aliran air dari sumber masuk melalui pipa pemasukan atau pipa penghubung dengan posisi pompa lebih

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERANCANGAN INSTALASI POMPA SENTRIFUGAL DAN ANALISA NUMERIK MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER CFD FLUENT 6.1.22 PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN SUCTION GATE VALVE CLOSED 25 % SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) Panduan Praktikum Fenomena Dasar 010 A. Tujuan Percobaan: Percobaan 5 Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) 1. Mengamati kerugian tekanan aliran melalui elbow dan sambungan.

Lebih terperinci

I. TUJUAN PRINSIP DASAR

I. TUJUAN PRINSIP DASAR I. TUJUAN 1. Menentukan debit teoritis (Q teoritis ) dari venturimeter dan orificemeter 2. Menentukan nilai koefisien discharge (C d ) dari venturimeter dan orificemeter. II. PRINSIP DASAR Prinsip dasar

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : 2008430039 Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta 2011 PENGOSONGAN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL 4.1 Kondisi perancangan Tahap awal perancangan sistem perpipaan air untuk penyiraman kebun vertikal yaitu menentukan kondisi

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH NPSH TERHADAP TERBENTUKNYA KAVITASI PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER COMPUTATIONAL FLUID DYANAMIC FLUENT

SIMULASI PENGARUH NPSH TERHADAP TERBENTUKNYA KAVITASI PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER COMPUTATIONAL FLUID DYANAMIC FLUENT SIMULASI PENGARUH NPSH TERHADAP TERBENTUKNYA KAVITASI PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER COMPUTATIONAL FLUID DYANAMIC FLUENT Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 RANCANGAN ALAT PENGUJIAN Pada penelitian ini alat uji yang akan dibuat terlebih dahulu di desain sesuai dengan dasar teori, pengalaman dosen pembimbing

Lebih terperinci

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Mikrohidro atau biasa disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik

Lebih terperinci

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015 LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015 MODUL : Aliran Fluida PEMBIMBING : Emmanuella MW,Ir.,MT Praktikum : 8 Maret 2017 Penyerahan : 15 Maret 2017 (Laporan) Oleh : Kelompok : 3 Nama

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL JENIS TUNGGAL

PENGARUH KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL JENIS TUNGGAL TURBO Vol. 4 No. 2. 2015 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/ummojs/index.php/turbo PENGARUH KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI

Lebih terperinci

Analisa Aliran Fluida Pada Turbin Udara Untuk Pneumatic Wave Energy Converter (WEC) Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD)

Analisa Aliran Fluida Pada Turbin Udara Untuk Pneumatic Wave Energy Converter (WEC) Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD) LOGO Analisa Aliran Fluida Pada Turbin Udara Untuk Pneumatic Wave Energy Converter (WEC) Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD) Dosen Pembimbing : 1. Beni Cahyono, ST, MT. 2. Sutopo Purwono F. ST,

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN SERI NAMA : YUFIRMAN NPM : 20407924 PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT JURUSAN TEK NIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 LATAR BELAKANG Pompa adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT 6.2.16 Ridwan Arief Subekti, Anjar Susatyo, Jon Kanidi Puslit Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI Komplek LIPI,

Lebih terperinci

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian serta analisis hasil pengujian yang dilakukan. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian terhadap

Lebih terperinci

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam Pendekatan Perhitungan untuk intensitas radiasi langsung (beam) Sudut deklinasi Pada 4 januari, n = 4 δ = 22.74 Solar time Solar time = Standard time + 4 ( L st L loc ) + E Sudut jam Radiasi ekstraterestrial

Lebih terperinci

Tugas Akhir. PERANCANGAN POMPA AXIAL SUBMERSIBLE (Studi kasus instalasi pengendali banjir Mulyosari Surabaya)

Tugas Akhir. PERANCANGAN POMPA AXIAL SUBMERSIBLE (Studi kasus instalasi pengendali banjir Mulyosari Surabaya) Tugas Akhir PERANCANGAN POMPA AXIAL SUBMERSIBLE (Studi kasus instalasi pengendali banjir Mulyosari Surabaya) Disusun oleh Nama : NUR FATAH RAHMAN NRP : 10810064 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. HERU MIRMANTO,

Lebih terperinci

The Analysis of Velocity Flow Effect on Drag Force by Using Computational Fluid Dynamics

The Analysis of Velocity Flow Effect on Drag Force by Using Computational Fluid Dynamics The Analysis of Velocity Flow Effect on Drag Force by Using Computational Fluid Dynamics Ridwan Abdurrahman 1), Benny Dwika Leonanda 2,*) 1 Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk Jl. Raya Minas Perawang Km.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS AERODINAMIKA PADA MOBIL SEDAN GENERIK BERBAGAI MODEL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

PERBANDINGAN ANALISIS AERODINAMIKA PADA MOBIL SEDAN GENERIK BERBAGAI MODEL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) PERBANDINGAN ANALISIS AERODINAMIKA PADA MOBIL SEDAN GENERIK BERBAGAI MODEL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) Muh. Yamin *), Yulianto **) E-mail : Mohay_@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida MEKANIKA FLUIDA Zat dibedakan dalam 3 keadaan dasar (fase), yaitu:. Fase padat, zat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar dikerjakan pada benda padat. 2. Fase

Lebih terperinci

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD ABSTRAK

SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD ABSTRAK VOLUME 10 NO.1, FEBRUARI 2014 SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD A.Husairy 1 dan Benny D Leonanda 2 ABSTRAK Pada

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN POMPA SERI DAN PARALEL

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN POMPA SERI DAN PARALEL PRAKTIKUM PRESTASI MESIN POMPA SERI DAN PARALEL DISUSUN OLEH : ALMANAF ( 1507166038 ) LABORATORIUM KONVERSI ENERGI PROGRAM STUDI S-1 TRANSFER JURUSANTEKNIKMESIN FAKULTASTEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2016 BAB

Lebih terperinci

DESAIN DAN PERHITUNGAN TEORITIS POMPA SENTRIFUGAL DENGAN STUDI KASUS DI PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA

DESAIN DAN PERHITUNGAN TEORITIS POMPA SENTRIFUGAL DENGAN STUDI KASUS DI PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESAIN DAN PERHITUNGAN TEORITIS POMPA SENTRIFUGAL DENGAN STUDI KASUS DI PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA Briyan Oktama 1, Tulus Burhanudin Sitorus 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Data Uncertainty Dalam setiap penelitian, pengambilan data merupakan hal yang penting. Namun yang namanya kesalahan pengambilan data selalu ada. Kesalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembuatan alat simulator radiator sebagai bentuk eksperimen. Dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembuatan alat simulator radiator sebagai bentuk eksperimen. Dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembuatan alat simulator radiator sebagai bentuk eksperimen. Dan team membuat alat simulator radiator agar dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai praktikum

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERANCANGAN INSTALASI POMPA SENTRIFUGAL DAN ANALISA NUMERIK MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER CFD FLUENT 6.1.22 PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN SUCTION GATE VALVE OPEN 100 % SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pandangan Umum Pompa Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR POMPA. Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head

BAB III TEORI DASAR POMPA. Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head BAB III TEORI DASAR POMPA 3.1 Pengkajian Pompa Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head total dan berat cairan yang dipompa dalam jangka waktu yang diberikan. Daya batang torak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Pengujian Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar 0,12 m. Penentuan besarnya diameter lubang buang merupakan hasil dari pengujian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA MINIMALISASI WATER HAMMER DENGAN VARIASI PEMILIHAN GAS ACCUMULATOR PADA SISTEM PERPIPAAN DI PT.

TUGAS AKHIR ANALISA MINIMALISASI WATER HAMMER DENGAN VARIASI PEMILIHAN GAS ACCUMULATOR PADA SISTEM PERPIPAAN DI PT. TUGAS AKHIR ANALISA MINIMALISASI WATER HAMMER DENGAN VARIASI PEMILIHAN GAS ACCUMULATOR PADA SISTEM PERPIPAAN DI PT. KALTIM PRIMA COAL Chairul Anwar 2107100021 Dosen Pembimbing : NUR IKHWAN, ST., M. Eng.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK. PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK. Seminar Oleh : Wahid Abdurrahman 2409 105 006 Pembimbing : Hendra Cordova

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembang teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HOT MARHUALA SARAGIH NIM. 080401147 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tabel 5.1 Hasil perhitungan data NO Penjelasan Nilai 1 Head kerugian mayor sisi isap 0,14 m 2 Head kerugian mayor sisi tekan 3,423 m 3 Head kerugian minor pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM Franciscus Manuel Sitompul 1,Mulfi Hazwi 2 Email:manuel_fransiskus@yahoo.co.id 1,2, Departemen

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3. 1 SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.26 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HERTO

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP

Lebih terperinci

Menghitung Pressure Drop

Menghitung Pressure Drop Menghitung Pressure Drop Jika di dalam sebuah pipa berdiameter dan panjang tertentu mengalir air dengan kecepatan tertentu maka tekanan air yang keluar dari pipa dan debit serta laju aliran massanya bisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan mengacu pada Standar API 610 tentang pengujian pompa pada kondisi kavitasi dan tinjauan literatur penelitian-penelitian

Lebih terperinci

Perencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika

Perencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika Perencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika Muhamad dangga A 2108 100 522 Dosen Pembimbing : Ary Bachtiar Krishna

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Air 3.1.2. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui performansi dari sistem perpipaan air untuk penyiraman kebun vertikal yang telah dibuat meliputi pengujian debit airnya.

Lebih terperinci

Klasisifikasi Aliran:

Klasisifikasi Aliran: Klasisifikasi Aliran: 1) Aliran Invisid dan Viskos 2) Aliran kompresibel dan tak kompresible 3) Aliran laminer dan turbulen 4) Aliran steady dan unsteady 5) Aliran seragam dan tak seragam 6) Aliran satu,

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA

Institut Teknologi Sepuluh Nopember PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA Oleh : ITS Institut Teknologi Sepuluh Nopember Arya Dwi Prayoga 2408100097 Pembimbing : Fitri

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro atau biasa disebut PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air sama halnya dengan PLTA, hanya

Lebih terperinci

BAB III Perancangan Alat Ukur Prestasi Turbo Jet

BAB III Perancangan Alat Ukur Prestasi Turbo Jet BAB III Perancangan Alat Ukur Prestasi Turbo Jet Seperti telah dijelaskan pada bab 2, mengukur prestasi turbo jet bukanlah hal yang mudah dilakukan. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang valid diperlukan

Lebih terperinci

Jurnal e-dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN

Jurnal e-dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA DI DALAM RUMAH POMPA SENTRIFUGAL YANG DIOPERASIKAN SEBAGAI TURBIN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)MENGGUNAKAN CFD DENGAN HEAD (H) 9,29 M DAN 5,18 M RIDHO

Lebih terperinci

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2 DINAMIKA FLUIDA FLUIDA DINAMIS SIFAT UMUM GAS IDEAL Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak (STEADY ) dan tak tunak (non STEADY) Aliran fluida dapat termanpatkan (compressibel) dan tak termanfatkan

Lebih terperinci

terowongan angin baik dalam ukuran kendaraan yang sebenarnya maupun dalam ukuran skala. Akan tetapi cara-cara pengujian koefisien tahanan dalam terowo

terowongan angin baik dalam ukuran kendaraan yang sebenarnya maupun dalam ukuran skala. Akan tetapi cara-cara pengujian koefisien tahanan dalam terowo ANALISIS AERODINAMIKA DEFLEKTOR PADA TRUCK MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS COMPUTIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) Muh. Yamin *), Suhandono **) E-mail : Mohay_@staff.gunadarma.ac.id *) Dosen Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci