BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS"

Transkripsi

1 31 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 DESAIN PIPA PENSTOCK Desain Pipa Penstock yang akan berkaitan dengan besar debit air yang mengalir melalui Pipa Penstock. Jadi debit optimum air (Qopt) yang mengalir melaui Pipa Penstock dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.5. Pada persamaan tersebut terdapat beberapa parameter yang harus diketahui untuk menghitung debit optimum air (Qopt). Parameter-parameter tersebut luas penampang melintang pipa bagian dalam (Dw), percepatan gravitasi (g), gross head (Hg), dan keofisien losses (CL). Pipa Penstock pada penelitian ini memiliki diameter dalam (Dw) sebesar 0,112 m, sehingga luas penampang melintang pipa bagian dalam dapat dihitung menggunakan perhitungan sebagai berikut: Aw = 1 4 πdw 2 Aw = 1 4 π 0,1122 Aw = 0,0098 m 2 Parameter lain untuk menghitung debit optimum air (Qopt) adalah percepatan gravitasi (g), gross head (Hg) dan keofisien CL. besar gravitasi adalah 9,8 m/s 2, nilai gross head dapat dihitung berdasarkan Gambar 3.1. Nilai gross head dapat dihitung dari permukaan air di dalam waduk sampai permukaan air di tailrace. Berdasarkan Gambar 3.1 besar gross head dapat dihitug menggunakan perhitungan sebagai berikut: Hg = = 5 m

2 32 Nilai keofisien CL dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.6. Pada persamaan tersebut, terdapat beberapa parameter yang harus diketahui untuk menghitung koefisien CL. Parameter-parameter tersebut adalah koefisien gesek (f), panjang Pipa Penstock (L), diameter pipa bagian dalam (Dw), total koefisien minor losses (KL), luas penampang pipa bagian dalam (Aw). Nilai koefisien gesek (f) dapat dihitung menggunakan persamaan Swamee-Jain yang ditunjukan oleh Persamaan Persamaan tersebut berkaitan dengan kekasaran permukaan bagian dalam pipa (ε), diameter bagian dalam pipa (Dw), dan bilangan Reynolds (Re). Nilai kekasaran pipa bagian dalam (ε) ditentukan sebesar 0 meter karena pipa yang diguanakan dapat diasumsikan sebagai pipa halus. Diameter (Dw) adalah 0,112 m. Bilangan Reynolds (Re) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan Pada persamaan tersebut, terdapat nilai rata-rata air yang belum diketahui karena nilai ini berhubungan dengan debit optimum air (Qopt) yang melalui Pipa Penstock. Nilai viskositas kinematik (v) Pada persamaan tersebut adalah sebesar 10-6 m 2 /s. Dengan demikian nilai Reynolds (Re) dapat dihitungan menggunakan perhitungan sabagai berikut: Re = vd V Re = Re = Qopt. D A. V Qopt. 0,112 0, Re = Q opt ,86x10 4 Berdasarkan nilai kekasaran pipa (ε), diameter pipa bagian dalam (Dw), dan bilangan Reynolds (Re), nilai koefisien gesek (f) dapat dihitung menggunakan perhitungan sebagai berikut: f = [log ( f = 0,25 ε 3,7 Dw + 5,74 Re 0,9)]2 0,25 [log ( 5,74 Re 0,9)]2

3 33 f = [log( 0,25 2 5,74 (Qopt. 1142,86 4 ) 0,9)] Panjang Pipa Penstock (L) dihitung dari sisi masukan pipa sampai ke sisi masukan Turbin Hydrocoil seperti yang ditunjukkan Gambar 3.1 dengan sudut θ Berdasarkan Gambar 3.1 panjang belokkan Pipa Penstock dengan angka 0,21991 m dihtung menggunakan Software Solidworks 2014, panjang keseluruhan Pipa Penstock dapat dihitung menggunakan perhitungn sebagai berikut: L = 3 m + 0,21991 m + 1 m = 4,219 m Minor losses pada Pipa Penstock dapat dilihat dari Gambar 3.1 yang disebabakan oleh tikungan (elbow) pada sudut Dimana nilai koefisien minor losses untuk satu macam elbow tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.7. Berdasarkan Gambar 2.7 nilai total koefisien minor losses dapat dihitung sebagai berikut: KL = KL90 KL = 0,9 Dengan menggunakan parameter-parameter yang telah dihitung, maka perhitungan koefisien CL berdasarkan Persamaan 2.6 adalah sebagai berikut: CL = f L D w + K L1 2 CL = [ [log ( 0,25 5,74 (Q0pt. 1142,86x10 4 ) 0,9)] 2] 4,219 0, ,9 CL = [ [log( 0,25 5,74 (Qopt.1142,86x10 4 ) 0,9)] 2] 37,67 + 0,9

4 34 CL = [ [log( 9,4175 5,74 (Qopt. 1142,86x10 4 ) 0,9)] 2] CL = [ [log( 9,4175 2] + 0,9 5,74 Qopt x10 4)] CL = [ 9,4175 [log( 2,551x10 6 Qopt 0,9 )] 2] + 0,9 Dengan menggunakan parameter-parameter yang telah dihitung, maka perhitungan debit optimum (Qopt) yang berdasarkan pada Persamaan 2.5 maka perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut: Qopt = 2 3 A w g 7Hg 10C L Q opt = 2 3 (0.0098) (9,8) 7(5) ( 10 9, [log( 2,551x10 6 )] 0,9 ([ Qopt ] +0,9 ) ) Q opt = 0, ,3 Q opt = 0,032 m3 s 9, [log( 2,551x10 6 )] 0,9 ([ Qopt ] +0,9 Penyelesaian persamaan untuk mendapatkan debit optimum air (Qopt) membutuhkan proses iterasi. Demgan menggunakan nilai debit optimum air (Qopt) yang telah dihitung, maka untuk menghitung nilai laju aliran masa air (ṁ) yang melalui Pipa Penstock dan kecepatan rata-rata air (v) yang melalui Pipa Penstock dapat dihitung sebagai berikut: )

5 35 m = Qopt.ρ m = 0, m = 32 kg s Menghitung kecepatan aliran melalui Pipa penstock V = Q A V = 0,032 0,0098 V = 3,265 m s Tekanan total (Ptot) di sisi masuk Pipa Penstock dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.1 dengan tekanan statis (Pstat) berdasarkan gambar 3.1 dan dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.2 dimana kecepatan rata-rata (v) di dalam pipa. Pada gambar tersebut tampak bahwa tinggi tanki penampungan air adalah 2 m dari dasar tanki sampai ke permukaan atas, sehingga perhitungan tekanan statis dan tekanan total di sisi masuk Pipa Penstock adalah sebagai berikut: Pstat = ρ. g. h Pstat = ,8. 2 pstat = Pa Menghitung tekanan total di sisi masuk Pipa Penstock Ptot = P stat ρv2 Ptot = ,2652 P tot = ,112 Pa Dengan menggunakan nilai Qopt, maka nilai daya optimum (Popt) juga dapat dihitung. Daya optimum dapat dihitung berdasarkan Persamaan 2.3 terdapat nilai berat spesifik fluida yang belum diketahui. Berat spesifik fluida adalah masa jenis fluida (ρ) dikalikan dengan percepatan gravitasi (g) sehingga γ benilai kg/m 2 s 2, masa jenis fluida bernilai1.000 kg/m 3 dan percepatan gravitasi bernilai 9,8 m/s 2. Perhitungan Popt adalah sebagai berikut:

6 36 Popt = γhg. Q opt Popt = (9.800)(5)(0,032) Popt = 1.324,09 W 4.2 HASIL SIMULASI TURBIN HYDROCOIL VARIASI 1, 2 DAN 3 Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pada Bab III, bahwa simulasi CFD untuk menganalisis performasi Turbin Hydrocoil dengan panjang pitch yang bervariasi dan untuk mendapatkan pengaruh perubahan panjang pitch Turbin Hydrocoil terhadap performasinya. Menggunakan ANSYS CFX 15.0 yang dimana terdiri dari lima tahap, yaitu tahap geometry, mesh, setup, solution dan result. Langkah-langkah yang dilakukan pada kelima tahap tersebut sesuai dengan penjelasan pada Subbab Kelima tahap tersebut berkaitan satu sama lain dan dilakukan sesuai urutan. Pada tahap geometry gambar desain turbin, Pipa Penstock dan Rotation Region berdasrkan perhitungan pada Subbab 4.1 yang telah digambar menggunakan Software Solidworks 2014, dimasukkan ke dalam Design Modeler Software ANSYS CFX Setelah itu langkah selanjutnya adalah mendefinisikan daerah yang terisi penuh oleh air dengan melakukan proses boolean subtract untuk mengurangi atau menghilangkan daerah-daerah yang tidak terisi oleh air seperti sudu turbin dan poros turbin. Proses boolean subtract yang dilakukan adalah mengurangi daerah pipa sebagai target body dengan daerah rotation region sebagai target body. Kemudian mengurangi daerah rotatin region sebagai target body dengan sudu serta poros sebagai tool body. Dengan demikian akan didapatkan sebuah geometri yang hanya terdiri dari daerah-daerah yang terisi oleh air sebagaimana Gambar 4.1

7 37 Gambar 4.1 Desain Turbin Hydrocoil dan Pipa Penstock Setelah Proses Boolean Subtract Tahap mesh adalah tahap dimana geometri objek yang telah didefinisikan pada tahap sebelumnya dicacah menjadi elemen-elemen kecil yang dihubungkan oleh titiktitik. Gambar 4.2 menunjukan hasil tahap mesh, pada tahap ini daerah rotor lebih rapat dibandingkan pada pipa. Hal ini disebabkan karena daerah pada rotor terdapat lebih banyak bagian yang berbentuk kurva dibandingkan dengan daerah pipa. Kerapatan ini diperlukan agar ketelitian perhitungan simulasi lebih tinggi sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat seperti gambar berikut: Gambar 4.2 Hasil Mesh untuk Turbin Hydrocoil dan Pipa Penstock Beberapa hal yang harus dilakukan pada tahap setup adalah mengatur analisis tipe berupa steady state, membuat domain, mengatur boundary condition dan

8 38 membuat interface. Pada saat membuat domain perlu didefinisikan domain yang berputar (rotating) dan yang diam (stationary). Dimana domain yang diam adalah domain pipa, sementara domain yang berputar adalah domain rotation region atau daerah yang dilingkupi rotor turbin. Pada saat menentukan domain yang berputar, perlu diketahui kecepatan putar dari domain tersebut. Pada penelitian ini kecepatan putar domain tersebut divariasikan sebesar 100 rpm, 200 rpm, 300 rpm, 400 rpm dan 500 rpm untuk mengetahui performasi turbin pada kecepatan-kecepatan tersebut, arah putar turbin menentukan hasil simulasi. Arah putar domain ditentukan berdasarkan kaidah tangan kanan, dimana ibu jari menujukkan arah putar positif sementara keempat jari yang menekuk menunjukkan arah putar positif (Luthfie, 2016). Pada penelitian ini arah putarnya tidak berlawanan dengan kaidah tangan kanan sehingga tetap bernilai positif. Jadi kecepatan putar yang dimasukkan untuk domain rotation region tetap bernilai positif. Sebagaimana telah disebutkan pada subbab bahwa model turbulensi yang digunakan pada peneitian ini adalah Shear Stress Transport (SST). Boundary condition yang diatur pada sisi masukkan Pipa Penstock berupa inlet dengan total pressure sebesar ,112 Pa pada sisi keluar pipa berupa outlet dengan mass flow rate atau laju aliran masa sebesar 32 kg/s. Gambar 4.3 Bebagai Interface yang Dibuat Pada Tahap Setup

9 39 Interface diperlukan untuk menentukan hubungan antara domain yang berputar dan domian yang diam. Interface hanya dibuat pada daerah-daerah yang saling bersentuhan antara kedua domain. Dengan melakukan proses boolean subtract pada tahap geometry sebagaimna telah dijelaskan sebelumnya, maka akan didapatkan daerah-daerah yang saling bersentuhan antara kedua domain yang sesuai dengan luasan permukaan rotation region. Sehingga interface dibuat pada daerah-daerah tersebut. Interface dibuat dengan general connection berupa frozen rotor (Luthfie, 2016) seperti yang terlihat pada posisi interface Gambar 4.3. Hasil perhitungan pada tahap solution dapat dilihat pada tahap result. Gambar 4.4 sampai 4.8 menunjukkan contour kecepatan hasil simulasi Turbin Hydrocoil variasi 1 dan Pipa Penstock, pada penelitian ini menggunakan model Shear Stress Transport (SST). Pada Gambar 4.4 sampai 4.8 tampak bahwa kecepatan fluida mengalami peningkatan selama melewati runner. Semakin besar kecepatan putar runner maka peningkatan fliuda semakin besar. Peningkatan kecepatan fliuda terbesar terdapat pada coil (coil A) terakhir Turbin Hydrocoil. Peningkatan kecepatan ini akan berimbas pada transfer energi yang terjadi antara fliuda dan runner turbin. Gambar 4.4 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 1 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 100 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST)

10 40 Gambar 4.5 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 1 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 200 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.6 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 1 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 300 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST)

11 41 Gambar 4.7 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 1 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 400 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.8 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 1 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 500 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.9 sampai 4.13 menunjukkan contour tekanan hasil simulasi Turbin Hydrocoil variasi 1 dan Pipa Penstock dengan model Shear Stress Transport (SST).

12 42 Gambar 4.9 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 1 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 100 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.10 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 1 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 200 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST)

13 43 Gambar 4.11 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 1 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 300 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.12 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 1 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 400 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST)

14 44 Gambar 4.13 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 1 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 500 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST) Hasil perhitungan pada tahap solution dapat dilihat pada tahap result. Gambar 4.14 sampai 4.18 menunjukkan contour kecepatan hasil simulasi Turbin Hydrocoil variasi 2 dan Pipa Penstock, pada penelitian ini menggunakan model Shear Stress Transport (SST). Pada Gambar 4.14 sampai 4.18 tampak bahwa kecepatan fluida mengalami peningkatan selama melewati runner. Semakin besar kecepatan putar runner maka peningkatan fliuda semakin besar. Peningkatan kecepatan fliuda terbesar terdapat pada coil terakhir Turbin Hydrocoil. Peningkatan kecepatan ini akan berimbas pada transfer energi yang terjadi antara fliuda dan runner turbin. Gambar 4.14 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 2 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 100 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST)

15 45 Gambar 4.15 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 2 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 200 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.16 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 2 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 300 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST)

16 46 Gambar 4.17 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 2 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 400 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.18 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 2 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 500 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.19 sampai 4.23 menunjukkan contour tekanan hasil simulasi Turbin Hydrocoil variasi 2 dan Pipa Penstock dengan model Shear Stress Transport (SST).

17 47 Gambar 4.19 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 2 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 100 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.20 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 2 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 200 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST)

18 48 Gambar 4.21 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 2 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 300 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.23 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 2 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 400 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST)

19 49 Gambar 4.23 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 2 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 500 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST) Hasil perhitungan pada tahap solution dapat dilihat pada tahap result. Gambar 4.24 sampai 4.28 menunjukkan contour kecepatan hasil simulasi Turbin Hydrocoil variasi 3 dan Pipa Penstock, pada penelitian ini menggunakan model Shear Stress Transport (SST). Pada Gambar 4.24 sampai 4.28 tampak bahwa kecepatan fluida mengalami peningkatan selama melewati runner. Semakin besar kecepatan putar runner maka peningkatan fliuda semakin besar. Peningkatan kecepatan fliuda terbesar terdapat pada coil terakhir Turbin Hydrocoil. Peningkatan kecepatan ini akan berimbas pada transfer energi yang terjadi antara fliuda dan runner turbin. Gambar 4.24 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 3 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 100 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST)

20 50 Gambar 4.25 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 3 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 200 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.26 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 3 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 300 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST)

21 51 Gambar 4.27 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 3 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 400 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.28 Contour Kecepatan Pada turbin Hydrocoil Variasi 3 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 500 RMP dan Model Shear Stress Transport (SST)

22 52 Pada Gambar 4.29 sampai 4.33 menunjukkan contour tekanan hasil simulasi Turbin Hydrocoil variasi 3 dan Pipa Penstock dengan model Shear Stress Transport (SST). Gambar 4.29 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 3 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 100 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.30 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 3 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 200 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST)

23 53 Gambar 4.31 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 3 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 300 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST) Gambar 4.32 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 3 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 400 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST)

24 54 Gambar 4.33 Contour Tekanan Pada Turbin Hydrocoil variasi 3 dan Pipa Penstock Dengan Kecepatan Putar 500 RPM dan Model Shear Stress Transport (SST) Dengan memanfaatkan menu calculator pada tahap result didapatkan nilai torsi untuk berbagai variasi kecepatan putar turbin. Daya turbin dapat diperoleh dengan mengalikan nilai torsi yang didapatkan dari simulasi. Efisiensi turbin yang didapatkan dari hasil bagi antara daya turbin yang telah dihitung dengan daya air yang tersedia kemudian dikalikan 100. Daya air yang tersedia dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.3 dengan mengabaikan nilai efisiensi turbin. Perhitungan daya air yang tersedia adalah sebagai berikut: Popt = γhg. Q opt Popt = (9.800)(5)(0,032) Popt = 1.324,09 W 4.3 PERBANDINGAN HASIL SIMULASI TURBIN HYDROCOIL VARIASI 1, 2 DAN 3 DENGAN PERUBAHAN PANJANG PITCH Sebagaimana telah disebutkan pada subbab 3.2.1, dimana Turbin Hydrocoil tersebut memiliki panjang pitch yang bervariasi dapat dilihat pada Gambar 4.34

25 55 Gambar 4.34 Variasi Turbin Hydrocoil (a) Variasi 1 (b) Variasi 2 (c) Variasi 3 Dari Gambar 4.34 tampak bahwa panjang pitch sudu Turbin Hydrocoil variasi 1 awalnya merenggang kemudian menyempit untuk Turbin Hydrocoil variasi 2 masih sama seperti turbin variasi 1 awalnya merenggang kemudian menyempit dengan

26 56 panjang pitch sudu turbinnya lebih sempit seperti terlihat pada Gambar 3.34 (b). Sementara pada turbin variasi 3 dimana awalnya merenggang kemudian menyempit dengan catatan coil C dan Coil B sama-sama merenggang sedangkan Coil A menyempit seperti terlihat pada Gambar 3.34 (c). Tabel 4.1 menunjukkan nilai torsi, daya dan efisiensi turbin untuk Turbin Hydrocoil variasi 1, 2 dan 3 dengan model turbulensi berupa Shear Stress Transport (SST). Pada Tabel 4.1 tampak bahwa nilai torsi ketiga turbin dengan variasi panjang pitch yang berbeda semakin naik seiring peningkatan kecepatan putar runner, sementara daya turbin dan efisiensi turbin naik diantara kecepatan putar 100 sampai 500 rpm. Dimana ketiga turbin tersebut memiliki panjang pitch yang bervariasi samasama mengalami kenaikkan pada daya dan efisiensi turbin dengan kecepatan putar 100 sampai 500 rpm. Pada tabel tersebut tampak bahwa Turbin Hydrocoil variasi 3 memiliki performasi yang paling buruk dibandingkan turbin variasi 1 dan variasi 2. Hal ini ditunjukkan oleh nilai torsi turbin variasi 3 yang lebih kecil dibandingkan kedua variasi lainnya sehingga berimbas pada nilai daya yang dihasikan dan efisiensi turbin tersebut Tabel 4.1 Nilai Torsi, Daya dan Efisiensi Turbin Hydrocoil Variasi 1, 2 dan 3 Berdasarkan Simulasi CFD untuk Berbagai Kecepatan Putar Variasi Turbin Keceptan Putar (RPM) Torsi (Nm) Daya (W) Efisiensi (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,4160 9, , , , , , , , , , , , ,1397

27 57 Gambar 4.35, 4.36 dan 4.37 masing-masing menunjukkan grafik torsi, daya dan efisiensi Turbin Hydrocoil Variasi 1, 2 dan 3. Model turbulensi Shear Stress Transport (SST) menunjukkan besar nilai pada ketiga parameter yaitu turbin variasi 1, 2 dan 3. Dari ketiga gambar tersebut tampak bahwa model turbulensi Shear Stress Transport (SST) menghasilkan nilai ketiga parameter torsi, daya dan efisiensi. Gamabar 4.35 Grafik Torsi Turbin Hydrocoil Variasi 1, 2 dan 3 Hasil Simulasi Gambar 4.36 Grafik Daya Turbin Hydrocoil Variasi 1, 2 dan 3 Hasil Simulasi

28 58 Gambar 4.3 Grafik Efisiensi Turbin Hydrocoil Variasi 1, 2 dan 3 Hasil Simulasi Perbedaan performasi ketiga variasi turbin berhubungan dengan geometri ketiga turbin yang berimbas pada perubahan kecepatan tangensial air melaluinya. Sebagimana telah disebutkan sebelumnya bahwa berdasarkan (Stark, 2011), kecepatan tangensial air di sisi masuk turbin aksial dapat dianggap nol, karena air mengalir sejajar sumbu putar turbin (arah aksial) sehingga tidak memiliki komponen kecepatan arah tangensial. Pada penelitian ini, kecepatan tangensial di sisi masuk tidak nol, tetapi memiliki nilai walaupun lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan tangensial di sisi keluar turbin (Luthfie, 2016). Perbedaan kecepatan tangensial inilah yang mempengaruhi nilai torsi. Perubahan besar kecepatan arah tangensial ini karena perubahan panjang pitch sudu turbin. Hal ini berkaitan dengan geometri turbin dimana sudut sudu turbin pada coil C dan Coil B lebih besar dibandingkan dengan coil A dan panjang pitch turbin yang awalnya merenggang kemudian menyempit, sehingga terjadi pengurangan keceptan tangensial air. 4.3 PENGARUH PERUBAHAN PANJANG PITCH TURBIN HYDROCOIL VARIASI 1, 2 DAN 3 TERHADAP PERFORMASI TURBIN Panjang pith Turbin Hydrocoil sebagaimana telah disebutkan pada Gambar 3.1, 3.2 dan 3.3, memberikan pengaruh pada performasi Turbin Hydrocoil. Pada penelitian ini analisis pengaruh perubahan panjang pitch telah dilakukan pada ketiga Turbin

29 59 Hydrocoil variasi 1, 2 dan 3. Dimana ketiga turbin ini mengalami perubahan pada torsi, daya dan efisiensi seperti terlihat pada Tabel 4.1. perubahan panjang pitch turbin memengaruhi perolehan torsi, daya dan efisiensi yang dihasilakan oleh turbin. Semakain rapat panjang pitch maka perolehan torsi akan semakin besar. Hal ini terbukti pada Turbin Hydrocil variasi 2, karena pada turbin variasi 2 memperoleh nilai torsi, daya dan efisiensi lebih besar dibandingkan turbin variasi 1 dan variasi 3. Sementara pada variasi 3 panjang pitch turbin Coil C ke Coil B sama-sama merenggang dan Coil A menyempit.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK Diameter pipa penstock yang digunakan dalam penelitian ini adalah 130 mm, sehingga luas penampang pipa (Ap) dapat dihitung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metodelogi penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan yang jelas dan runtut yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS Dalam bab ini akan dibahas berbagai macam hasil dan analisis dari simulasi yang telah dilakukan. Simulasi dibagi dalam beberapa bagian yaitu : A. Studi numerik : 1. Simulasi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada Bab ini akan menjelaskan teori tentang turbin air secara umum dan Turbin Hydrocoil secara khusus yang dilengkapi dengan hasil eksperimen yang telah dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah. BAB IV ANALISA DATA 4.1 Umum Pada bab ini menguraikan langkah-langkah dalam pengolahan data-data yang telah didapatkan sebelumnya. Data yang didapatkan, mewakili keseluruhan data sistem yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Penelitian Penelitian sling pump jenis kerucut variasi jumlah lilitan selang dengan menggunakan presentase pencelupan 80%, ketinggian pipa delivery 2 meter,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERANCANGAN INSTALASI POMPA SENTRIFUGAL DAN ANALISA NUMERIK MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER CFD FLUENT 6.1.22 PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN SUCTION GATE VALVE CLOSED 25 % SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Validasi Permodelan Validasi permodelan impeller pompa sentrifugal ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rajendran dan Purushothaman.

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERANCANGAN INSTALASI POMPA SENTRIFUGAL DAN ANALISA NUMERIK MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER CFD FLUENT 6.1.22 PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN SUCTION GATE VALVE OPEN 100 % SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluida Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan jumlah penduduk dan sektor industri di Indonesia berpengaruh pada meningkatkanya permintaan kebutuhan akan energi listrik di Indonesia, baik untuk kebutuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-13 Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin Rahmat Taufiqurrahman dan Vivien Suphandani

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Mikrohidro Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal sejak lama, mulai dengan teknologi sederhana seperti kincir air ( water wheel),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Turbin Tesla Turbin Tesla merupakan salah satu turbin yang memanfaatkan energi fluida dan viskositas fluida untuk menggerakkan turbin. Konsep turbin Tesla ditemukan

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro atau biasa disebut PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air sama halnya dengan PLTA, hanya

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA Syamsul Hadi 1*, Muhammad Sidik Teja Purnama 1, Dominicus Danardono Dwi Prija Tjahjana

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3. 1 SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.26 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS Berdasarkan pemodelan aliran, telah diketahui bahwa penutupan LCV sebesar 3% mengakibatkan perubahan kondisi aliran. Kondisi yang paling penting untuk dicermati adalah

Lebih terperinci

BAB IV PROSES SIMULASI

BAB IV PROSES SIMULASI BAB IV PROSES SIMULASI 4.1. Pendahuluan Di dalam bab ini akan dibahas mengenai proses simulasi. Dimulai dengan langkah secara umum untuk tiap tahap, data geometri turbin serta kondisi operasi. Data yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERANCANGAN INSTALASI POMPA SENTRIFUGAL DAN ANALISA NUMERIK MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER CFD FLUENT 6.1.22 PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN SUCTION GATE VALVE CLOSED 75 % SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT 6.2.16 Ridwan Arief Subekti, Anjar Susatyo, Jon Kanidi Puslit Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI Komplek LIPI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Tekanan Atmosfer Tekanan atmosfer adalah tekanan yang ditimbulkan oleh bobot udara di atas suatu titik di permukaan bumi. Pada permukaan laut, atmosfer akan menyangga kolom air

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN ALIRAN DAN ANALISIS

BAB III PEMODELAN ALIRAN DAN ANALISIS BAB III PEMODELAN ALIRAN DAN ANALISIS 3.1 Sistematika Pemodelan Untuk mengetahui pengaruh penutupan LCV terhadap kondisi aliran, perlu dilakukan pemodelan aliran. Pemodelan hanya dilakukan pada sebagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dasar tentang turbin air Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36 B36 Simulasi Numerik Aliran Tiga Dimensi Melalui Rectangular Duct dengan Variasi Bukaan Damper Edo Edgar Santosa Putra dan Wawan Aries Widodo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) Panduan Praktikum Fenomena Dasar 010 A. Tujuan Percobaan: Percobaan 5 Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) 1. Mengamati kerugian tekanan aliran melalui elbow dan sambungan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Konsep Aliran Fluida Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa ALIRAN STEDY MELALUI SISTEM PIPA Persamaan kontinuitas Persamaan Bernoulli

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah... i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... i iv v viii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Manfaat... 2 C. Batasan Masalah... 2 D. Sistematika

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN

SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN Sulistyo Atmadi"', Ahmad Jamaludin Fitroh**' ipenellti Pusat Teknologi Dirgantara Terapan. LAPAN ">Peneliti Teknik Penerbangan ITB ABSTRACT Identification

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembang teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR Oleh : DEKY PUTRA 04 04 22 013 3 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) Mirza Quanta Ahady Husainiy 2408100023 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Turbin Cross Flow Tanpa Sudu Pengarah Pengujian turbin angin tanpa sudu pengarah dijadikan sebagai dasar untuk membandingkan efisiensi

Lebih terperinci

MASUK FAISAL HAJJ MESINN TEKNIK MEDAN Universitas Sumatera Utara

MASUK FAISAL HAJJ MESINN TEKNIK MEDAN Universitas Sumatera Utara ANALISA PRESTASI TURBIN VORTEX DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD PADA DUA VARIASI DIMENSI SUDU SERTA VARIASI DEBIT AIR MASUK SKRIPSI Skripsi Yangg Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Hasil Percobaan PENGUKURAN POMPA SENTRIFUGAL Pengujian Pompa Tunggal Putaran = 2100 rpm No Ps Pd Pd-Ps h Q Head N/m2 N/m2 N/m2 mmhg m3/dt m 1-4000 60000 64000 0 0 6.53061

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai 26 Januari sampai 14 mei 2012 di Laboraorium

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai 26 Januari sampai 14 mei 2012 di Laboraorium III.METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai 26 Januari sampai 14 mei 2012 di Laboraorium Mekanika Fluida Teknik Mesin Universitas Lampung. B. Penyiapan Bahan

Lebih terperinci

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK ANALISA ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA SIRKULAR DAN PIPA SPIRAL UNTUK INSTALASI SALURAN AIR DI RUMAH DENGAN SOFTWARE CFD Oleh : MARIO RADITYO PRARTONO 1306481972 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH NPSH TERHADAP TERBENTUKNYA KAVITASI PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER COMPUTATIONAL FLUID DYANAMIC FLUENT

SIMULASI PENGARUH NPSH TERHADAP TERBENTUKNYA KAVITASI PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER COMPUTATIONAL FLUID DYANAMIC FLUENT SIMULASI PENGARUH NPSH TERHADAP TERBENTUKNYA KAVITASI PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER COMPUTATIONAL FLUID DYANAMIC FLUENT Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

IRVAN DARMAWAN X

IRVAN DARMAWAN X OPTIMASI DESAIN PEMBAGI ALIRAN UDARA DAN ANALISIS ALIRAN UDARA MELALUI PEMBAGI ALIRAN UDARA SERTA INTEGRASI KEDALAM SISTEM INTEGRATED CIRCULAR HOVERCRAFT PROTO X-1 SKRIPSI Oleh IRVAN DARMAWAN 04 04 02

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU DAN LAJU ALIRAN TERHADAP PERFORMA TURBIN KAPLAN Ari Rachmad Afandi 421204156

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4. 1. Perhitungan Pompa yang akan di pilih digunakan untuk memindahkan air bersih dari tangki utama ke reservoar. Dari data survei diketahui : 1. Kapasitas aliran (Q)

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin Pompa air dengan menggunakan tenaga angin merupakan sistem konversi energi untuk mengubah energi angin menjadi putaran rotor

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL 4.1 Kondisi perancangan Tahap awal perancangan sistem perpipaan air untuk penyiraman kebun vertikal yaitu menentukan kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERHITUNGAN

BAB III METODOLOGI PERHITUNGAN BAB III METODOLOGI PERHITUNGAN Pada bab ini menguraikan langkah-langkah sistematis yang dilakukan dalam perhitungan. Metodologi merupakan kerangka dasar dari tahapan penyelesaian tugas akhir. Metodologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut

Lebih terperinci

Jurnal e-dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN

Jurnal e-dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA DI DALAM RUMAH POMPA SENTRIFUGAL YANG DIOPERASIKAN SEBAGAI TURBIN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)MENGGUNAKAN CFD DENGAN HEAD (H) 9,29 M DAN 5,18 M RIDHO

Lebih terperinci

STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)

STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE) STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE) Adhana Tito 2411106007 Dosen Pembimbing : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T. NIPN. 1977 11272002

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL Oleh: ANGGIA PRATAMA FADLY 07 171 051 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL 3.1 Metode Perancangan Pada Analisa Impeller Didalam melakukan dibutuhkan metode perancangan yang digunakan untuk menentukan proses penelitian guna mendapatkan

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA POMPA SENTRIFUGAL UNTUK MEMOMPAKAN CAIRAN LATEKS DARI TANGKI MOBIL KE TANGKI PENAMPUNGAN DENGAN KAPASITAS 56 TON/HARI PADA SUATU PABRIK KARET Oleh : BOBY AZWARDINATA NIM

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh: IMRON HAMZAH NIM. I1414022

Lebih terperinci

ABSTRAKSI Analisis Aliran Fluida Pada sambungan Pipa Ellbow Dan SambunganPipaTee Dengan Computational Fluid Dynamics (CFD) Pipa merupakan alat transpo

ABSTRAKSI Analisis Aliran Fluida Pada sambungan Pipa Ellbow Dan SambunganPipaTee Dengan Computational Fluid Dynamics (CFD) Pipa merupakan alat transpo FLUID FLOW ANALYSIS OF PIPE IN CONNECTION ELBOW AND TEE PIPE WITH COMPUTATIONAL FLUID CONNECTIONS DYNAMICS (CFD) Berry Suarlan Undergraduate Program, Faculty of Industrial Technology, 2010 Gunadarma University

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. engertian Dasar Tentang Turbin Air Kata turbin ditemukan oleh seorang insinyur yang bernama Claude Bourdin pada awal abad 19, yang diambil dari terjemahan bahasa latin dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida Penentuan kecepatan disejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga

Lebih terperinci

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Turbin Air Secara sederhana turbin air adalah suatu alat penggerak mula dengan air sebagai fluida kerjanya yang berfungsi mengubah energi hidrolik dari aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu sistem transfer fluida dari suatu tempat ke tempat lain biasanya terdiri dari pipa,valve,sambungan (elbow,tee,shock dll ) dan pompa. Jadi pipa memiliki peranan

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

Analisis Aliran Fluida Dinamik Pada Draft Tube Turbin Air

Analisis Aliran Fluida Dinamik Pada Draft Tube Turbin Air Analisis Aliran Fluida Dinamik Pada Draft Tube Turbin Air Ridwan Arief Subekti Puslit Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI Komplek LIPI, Jl. Cisitu No.21/154 D Bandung 40135. ridw001@lipi.go.id Abstrak Draft

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT GLADHI DWI SAPUTRA 2111 030 013 DOSEN PEMBIMBING DEDY ZULHIDAYAT NOOR, ST, MT, PhD PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL

SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu

Lebih terperinci

BAB V PERBANDINGAN SISTEM AKTUASI KATUP

BAB V PERBANDINGAN SISTEM AKTUASI KATUP BAB V PERBANDINGAN SISTEM AKTUASI KATUP 5.1 Perbandingan Dengan Sistem Terdahulu Sistem aktuasi katup terdahulu menggunakan tekanan di titik ukur sebagai masukan terhadap sistem pengendali FCV15. FCV15

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM : PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK MEMOMPAKAN CAIRAN LATEKS DARI TANGKI MOBIL KE TANGKI PENAMPUNGAN DENGAN KAPASITAS 56 TON/HARI PADA PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-599 Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin Studi

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HOT MARHUALA SARAGIH NIM. 080401147 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017 ISBN: 978-602-70570-5-0 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017 Analisa

Lebih terperinci

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

grafik hubungan antara sudut datang air (θ) dengan torsi yang dihasilkan dari setiap putaran turbin yang ditentukan sebagai berikut :

grafik hubungan antara sudut datang air (θ) dengan torsi yang dihasilkan dari setiap putaran turbin yang ditentukan sebagai berikut : BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data yang diperoleh melalui simulasi dan analisis screw turbin melalui software autodeks CFD 2013 maka data yang didapat dapat di buat menjadi grafik sebagai berikut : 5.1

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m)

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sumber Energi 2.1.1 Energi Potensial Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut Rumus yang dipakai dalam energi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) 4.1 Pendahuluan Kerugian tekan (headloss) adalah salah satu kerugian yang tidak dapat dihindari pada suatu aliran fluida yang

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN DAN ANALISA

BAB IV DESIGN DAN ANALISA BAB IV DESIGN DAN ANALISA Pada bab ini penulis hendak menampilkan desain turbin air secara keseluruhan mulai dari profil sudu, perhitungan dan pengecekan kekuatan bagian-bagian utama dari desain turbin

Lebih terperinci

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA Studi Kasus: Pengaruh penambahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PEMBUATAN SIMULASI RUMAH TURBIN VORTEX. 1. Pembuatan model CAD digambar pada Software SolidWorks 2010.

LAMPIRAN PEMBUATAN SIMULASI RUMAH TURBIN VORTEX. 1. Pembuatan model CAD digambar pada Software SolidWorks 2010. LAMPIRAN PEMBUATAN SIMULASI RUMAH TURBIN VORTEX 1. Pembuatan model CAD digambar pada Software SolidWorks 2010. 10 00 m m Tiga Variasi Diameter Lubang Buang : D 1outlet = 90mm D 2outlet = 75mm D 3outlet

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Pengujian Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar 0,12 m. Penentuan besarnya diameter lubang buang merupakan hasil dari pengujian

Lebih terperinci

Analisa Aliran Fluida Pada Pipa Spiral Dengan Variasi Diameter Menggunakan Metode Computational Fluid Dinamics (CFD)

Analisa Aliran Fluida Pada Pipa Spiral Dengan Variasi Diameter Menggunakan Metode Computational Fluid Dinamics (CFD) Analisa Aliran Fluida Pada Pipa Spiral Dengan Variasi Diameter Menggunakan Metode Computational Fluid Dinamics (CFD) Dr., Ir. Ahmad Indra. S *), Ridwan. ST.,MT *), Irwan Setiawan **) Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Tinjauan Umum Praktikan sangat membantu dalam mendapatkan gambaran yang nyata tentang alat/mesin yang telah dipelajari di bangku kuliah. Dengan

Lebih terperinci

Stress Analysis Pada Sudu Tetap Turbin Uap Bab III Metodologi BAB III METODOLOGI

Stress Analysis Pada Sudu Tetap Turbin Uap Bab III Metodologi BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI 3.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Berdasarkan ruang lingkup pekerjaan, maka secara umum penyelesaian pekerjaan dilaksanakan kedalam 5 tahapan berikut: Tahap 1 : Pengumpulan data. Pengumpulan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI ALIRAN AIR BERSIH PADA PERUMAHAN TELANAI INDAH KOTA JAMBI SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HITLER MARULI SIDABUTAR NIM.

Lebih terperinci