PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP VERTIGO DI KLINIK SINERGY MIND HEALTH SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP VERTIGO DI KLINIK SINERGY MIND HEALTH SURAKARTA"

Transkripsi

1 PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP VERTIGO DI KLINIK SINERGY MIND HEALTH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Oleh : Krisnanda Aditya Pradana NIM S10022 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 i

2 ii

3 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIM : KRISNANDA ADITYA PRADANA : S10022 Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah di ajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kussuma Husada Surakarta maupun di perguruan tinggi lain. 2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim pembimbing dan masukan Tim Penguji. 3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pancabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini. Surakarta, 2 Januari 2013 Yang membuat Pernyataan Krisnanda Aditya Pradana NIM S10022 iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Anugerah, Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Terapi AkupresurTerhadap Vertigo Di Klinik Sinergy Mind Health Surakarta. Skripsi ini di ajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu Keperawatan di STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati, ingin menyampaikan terimakasih dan rasa hormat kepada 1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menyusun skripsi ini. 2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.kep,Ns., M.Kep selaku ketua prodi S1 Keperawatan serta pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh sabar dan penuh tanggung jawab sampai tersusunnya skripsi ini. 3. Ibu Rufaida Nur Fitriana, S.Kep,Ns selaku pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh tanggung jawab sampai tersusunnya skripsi ini 4. Ibu Happy Indri Hapsari S.Kep,Ns M.Kep selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. iv

5 5. Bapak Oktavianus S.Kep., Ns selaku dosen pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Hanung Prasetya, Skp,S.Psi, M.Si(Psy),Acupt,CHt,CI,CCH,MNLP selaku Kepala Klinik Sinergy Mind Health Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu peneliti selama proses penelitian berlangsung. 7. Kedua orangtua Bapak Narso dan Ibu Surini serta keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan doa sehingga skripsi ini bisa selesai pada waktunya. 8. Andria Permata Sari yang senantiasa memberikan semangat dan membantu sehingga skripsi ini bisa selesai. 9. Teman-teman seangkatan 2010 yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini. 10. Para responden yang telah bersedia dan berpartisipasi selama proses penelitian. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan profesi keperawatan. Surakarta, Januari 2014 Penulis, v

6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAAN... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR SKEMA... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... i ii iii iv vi viii ix x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA5 2.1 Tinjauan Teori Kerangka Teori Kerangka Konsep Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Populasi dan Sampel Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran vi

7 3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data Teknik Pengolahan dan Analisa Data Etika Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Analisa Univariat Analisa Bivariat BAB V PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Skor Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF) Total Sebelum Akupresur Skor Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF) Total Setelah Akupresur Perbedaan Skor Vertigo Symptom Scale - Short Form BAB VI PENUTUP (VSS-SF) Total Sebelum Dan Setelah Dilakukan Terapi Akupresur Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 DAFTAR TABEL Tabel 1.2 Keaslian Penelitian... 5 Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Umur Tabel 4.2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Tabel 4.3 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Tabel 4.4 Skor Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF)Total Sebelum Dan Setelah Akupresur Tabel 4.5 Rerata Skor Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF) TotalSebelum Dan Setelah Interv Tabel 4.6 Uji Normalitas Skor Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF)Total Sebelum Dan Setelah Terapi Akupresur Tabel 4.7 Uji Bivariat Paired Sample t-test Skor Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF) Total Sebelum dan Sesudah Terapi Akupresur viii

9 DAFTAR SKEMA Skema 2.1 Kerangka Teori Skema 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Skema 3.1 Desain Peneliti ix

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Lokasi Titik Akupresur GB Gambar 2.2 Lokasi Titik Akupresur BL Gambar 2.3 Lokasi Titik Akupresur Ki Gambar 2.4 Lokasi Titik Akupresur BL Gambar 2.5 Lokasi Titik Akupresur LR x

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Jadwal Penelitian Surat Permohonan Untuk Berpartisipasi Sebagai Responden Penelitian Formulir Persetujuan Responden Kuesioner Vertigo Symptom Scale-Short Form (VSS-SF) SOP (Standard Operating Prosedure) Akupresur F-1 Usulan Topik Penelitian F-2 Pengajuan Persetujuan Judul F-4 Pengajuan Izin Studi Pendahuluan Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 10 Surat Permohonan Penelitian Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian Lampiran 12 Hasil Uji Analisis Bivariat Paired Sample t-test Lampiran 13 Sertifikat Terapis xi

12 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 Krisnanda Aditya Pradana Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Vertigo Di Klinik Sinergy Mind Health Abstrak Akupresur merupakan pemberian pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu. Vertigo mengacu pada adanya sensasi di mana penderitanya merasa bergerak atau berputar, puyeng, atau merasa seolah-olah benda-benda di sekitar penderita bergerak atau berputar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur terhadap vertigo di klinik Sinergy Mind Health Surakarta. Desain penelitian menggunakan metode quasi eksperimen dengan prepost without control design berupa pemberian akupresur sebanyak 3 kali terapi dalam 1 bulan. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling, sejumlah 16 responden. Hasil penelitian menunjukan rerata Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF) sebelum akupresur (pre test) 24,69 dan setelah akupresur (post test) 15. Hasil penelitian ini menunjukan ada pengaruh terapi akupresur terhadap vertigo di klinik Sinergy Mind Health Surakarta dengan nilai analisa uji Paired sample t-test< 0,05(p value =0,000). Hasil penelitian ini disimpulan bahwa ada pengaruh terapi akupresur terhadap vertigo. Kata kunci : Akupresur, Vertigo, VSS-SF Daftar Pustaka : 33 ( ) xii

13 BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014 Krisnanda Aditya Pradana THE EFFECT OF ACUPRESSURE THERAPY ON VERTIGO AT SINERGY MIND HEALTH CLINIC OF SURAKARTA ABSTRACT Acupressure is an alternative medicine technique similar in principle to acupuncture. It is based on the concept of life energy which flows through "meridians" in the body. In treatment, physical pressure is applied to acupuncture points with the aim of clearing blockages in these meridians. Vertigo refers to an abnormal sensation that is described by the persons as a feeling that they are spinning or the world is spinning around them.the objective of this research is to investigate the effect of acupressure therapy on vertigo at Sinergy Mind Health Clinic of Surakarta. This research used the quasi experimental research with pretest-posttest without control design. The samples of the research were taken by using the consecutive sampling technique. They consisted of 16 respondents. The respondents were exposed to acupressure therapy for three times within one month. The result of the research shows that the average score of the Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF) prior to the treatment with the acupressure therapy (pre-test) is 24.69, and following the treatment (posttest) it becomes 15. The result of the research indicates that there is an effect of acupressure therapy on vertigo at Sinergy Mind Health Clinic of Surakarta as indicated by the value of paired sample t-test< 0.05 (the value of p=0.000). Thus, it can be concluded that there is an effect of acupressure therapy on vertigo. Keywords: Acupressure, vertigo, and VSS-SF References: 33 ( ) xiii

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vertigo sesuai dengan akar katanya, dari bahasa Yunani vetere, yang berarti berputar. Vertigo mengacu pada adanya sensasi di mana penderitanya merasa bergerak atau berputar,puyeng, atau merasa seolaholah benda-benda di sekitar penderita bergerak atau berputar. Vertigo biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan dan vertigo dapat berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang-kadang merasa lebih baik jika berbaring, tetapi vertigo dapat terus berlanjut meskipun penderitanya tidak bergerak sama sekali (Fransisca2013). Vertigo merupakan gejala kunci yang menandakan adanya gangguan sistem vestibuler dan kadang merupakan gejala kelainan labirin. Namun, tidak jarang vertigo merupakan gejala dari gangguan sistemik lain (misalnya; obat, hipotensi, penyakit endokrin, dan sebagainya) (Wahyudi 2012). Gangguan pada otak kecil yang mengakibatkan vertigo jarang sekali ditemukan. Namun, pasokan oksigen ke otak yang kurang dapat pula menjadi penyebab. Beberapa jenis obat, seperti kina, streptomisin, dan salisilat, diketahui dapat menimbulkan radang kronis telinga dalam. Keadaan ini juga dapat menimbukan vertigo (Fransisca2013). 7

15 8 Vertigo adalah keluhan yang sering dijumpai dalam praktek yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness).deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau sefalgia, terutama karena di kalangan awam.kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala) sering digunakan secara bergantian (Wreksoatmodjo2004). Insiden vertigodan ketidakseimbangan adalah 5-10%, dan mencapai 40% pada pasien yang berusia lebih tua dari 40 tahun. Insiden jatuh adalah 25% pada pasien yang berusia lebih tua dari 65 tahun di amerika.laporan emergency departments (EDs) di amerika dari tahun menunjukkan bahwa vertigo dan pusing 2,5% menyebabkan pasien jatuh (Samy et. al, 2008).Di RSUP Dr. Kariadi Semarang, vertigo berada pada urutan kelima dari gangguan atau penyakit yang dirawat di bangsal saraf. Dari pasien vertigo yang dikirim ke unit EMG untuk pemeriksaan ABR, 20 persen memperlihatkan gangguan fungsi batang otak: mungkin suatu insufisiensi vertebro basiler (gangguan sistem peredaran darah dasar otak)(pudjonarko 2009).Sedangkan berdasarkan hasil studi pendahuluan di klinik Synergy Mind Health didapatkan data jumlah pasien dengan rentang umur 45 sampai dengan 59 yang menderita keluhan vertigo pada Nopember 2013 sebanyak 17 orang. Penatalaksanaan vertigo bergantung pada lama keluhan dan ketidaknyamanan akibat gejala yang timbul serta patologi yang mendasarinya. Pada vertigo, beberapa tindakan spesifik dapat dianjurkan 8

16 9 untuk mengurangi keluhan vertigo. Pada penyakit meniere, misalnya, pengurangan asupan garam dan penggunaan diuretik disarankan untuk mengurangi tekanan endolimfatik. Untuk BPPV (benign paroxysmalpositional vertigo), dapat dicoba dengan bedside maneuver yang disebut dengan epleyparticle repositioning maneuver. Secara umum, penatalaksanaan medikamentosa mempunyai tujuan utama mengeliminasi keluhan vertigo, memperbaiki proses-proses kompensasi vestibuler, dan mengurangi gejala-gejala neurovegetatif ataupun psikoafektif (Wahyudi 2012). Namun masalah efek samping obat tidak bisa dikesampingkan karena dapat menimbulkan berbagai dampak dalam penggunaan obat baik dari sisi ekonomik, psikologik dan keberhasilan terapi. Dampak ekonomik seperti meningkatnya biaya pengobatan dan dampak psikologik pada kepatuhan penderita dalam minum obat akan berakibat kegagalan terapi (Widyaningsih 2012). Akupresur merupakan tindakan yang mudah dilakukan oleh perawat dan memiliki banyak keuntungan (Dibble et al 2007). Metode akupresur sudah lama diterapkan di Cina seperti ditulis pada buku acupunture without needle karya Dr. Cerney(Artika2006). Akupresur juga aman untuk dilakukan sendiri walaupun belum pernah melakukan sebelumnya, asalkan mengikuti petunjuk yang ada. Titik utama, digunakan untuk segala macam penyebab vertigo : GB 20 fengchi, BL 18 Ganshu, Ki 3 Taixi, BL 23 Shenshu, LR 2 Xingjian (Hartono 2012). 9

17 10 Klinik Synergy Mind Health merupakan klinik komplementer yang mengatasi berbagai masalah pasien yang ingin melakukan pengobatan alternatif dalam mengatasi berbagai penyakit seperti hipertensi, stroke, diabetes militus, nyeri sendi dan salah satunya vertigo. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pasien yang melakukan terapi akupersur untuk mengatasi vertigo, pasien mengatakan sensasi berputar berkurang,dan sakit kepala hilang. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui adakah pengaruh terapi akupresur terhadap vertigo. 1.2 Rumusan Masalah Latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut, adakah pengaruh terapi akupresur terhadap vertigo di klinik Synergy Mind Health? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur terhadap vertigo Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahuivertigo sebelum dilakukan terapi akupresur. 2. Untuk mengetahui vertigo setelah dilakukan terapi akupresur. 3. Untuk menganalisis pengaruh terapi akupresur terhadap vertigo. 10

18 Manfaat Penelitian Manfaat bagi Peneliti Menambah pengalaman dan wawasan peneiti dalam keperawatan komplementer pengaruh pemberian terapi akupresurterhadap vertigo Manfaat bagi institusi pendididkan Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan mengenai pengaruh pemberian terapi akupresurterhadap vertigo Manfaat bagi rumah sakit atau masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan sebagai dasar pertimbangan dalam metode pemberian terapi akupresur dalam mengatasi klien yang mengalami vertigo Manfaat bagi peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai referensi atau titik tolak tambahan bila diadakan penelitian lebih lanjut khususnya bagi pihak lain yang ingin mempelajari mengenai pengaruh pemberian terapi akupresur dalam mengatasi vertigo. 1.5 Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 11

19 12 Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Siti Rukayah (2013) pengaruh terapi akupresur terhadap mual muntah lambat akibat kemoterapi pada anak usia sekolah yang menderita kanker di RS kanker Dharmais Jakarta tahun 2013 kuasi eksperimen dengan pre-post without control design. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling, jumlah sampel 20 orang responden anak sekolah. Hasil penelitian menunjukkan penurunan rerata mual muntah setelah akupresur ( p value=0,000). 12

20 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Vertigo Definisi Vertigo Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness) deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau sefalgi, terutama karena di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala) sering digunakan secara bergantian (Wreksoatmodjo 2004). Vertigo sesuai dengan akar katanya, dari bahasa Yunani vetere, yang berarti berputar, vertigo mengacu pada adanya sensasi di mana penderitanya merasa bergerak atau perputar, puyeng, atau merasa seolaholah benda-benda di sekitar penderita bergerak atau berputar. Biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo dapat berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang-kadang merasa lebih baik jika berbaring, tetapi vertigo dapat terus berlanjut meskipun penderitanya tidak bergerak sama sekali (Fransisca 2013). 13

21 Insiden Vertigo Di RSUP Dr Kariadi Semarang, vertigo berada pada urutan kelima dari gangguan atau penyakit yang dirawat di bangsal saraf. Dari pasien vertigo yang dikirim ke unit EMG untuk pemeriksaan ABR, 20 persen memperlihatkan gangguan fungsi batang otak: mungkin suatu insufisiensi vertebro basiler (gangguan sistem peredaran darah dasar otak)(pudjonarko 2009). Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, angka penelitian menyebutkan kejadian vertigo kira-kira 20% pada sekelompok orang dengan kurun waktu satu bulan(widiantoro 2010). Di praktik umum, vertigo menempati posisi keempat setelah nyeri, nyeri kepala, dan stroke, dan menempati posisi kedua dibangsal rawat inap (Widiantoro 2010) Patofisiologi Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Menurut Joesoef (2006) dan Wreksoatmodjo (2004), ada beberapa teori yang dapat menerangkan terjadinya vertigo, yaitu: 1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation) Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah. 34

22 2. Teori Konflik Sensorik Dalam keadaan normal, informasi untuk alat keseimbangan tubuh ditangkap oleh tiga jenis reseptor, yaitu reseptor vestibuler, penglihatan, dan propioseptik. Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata, vestibulum dan proprioseptik, atau ketidakseimbangan masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar (yang berasal dari sensasi kortikal). 3. Teori neural mismatch Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik. Menurut teori ini otak mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu; sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom. Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala 4. Teori Otonomik 35

23 Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi gerakan atau perubahan posisi gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan. 5. Teori Sinap Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor). Peningkatan kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistem saraf parasimpatik. Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis Diagnosis Menurut Fransisca (2013) untuk mendiagnosis vertigo meliputi : 1. Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab vertigo. 2. Gerakan mata abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkan dengan otak. 36

24 3. Nistagmus atau juling adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah gerakan tersebut dapat membantu dalam menegakkan diagnosis. Nistagmus dapat dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin kedalam lubang telinga. 4. Untuk menguji keseimbangan, penderita diminta berdiri dan kemudian berjalan dengan satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup. 5. Tes pendengaran kerap kali dapat menentukan ada/tidaknya kelainan telingan yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran. 6. Pemeriksaan lainnya adalah dengan CT-scan atau MRI kepala yang dapat menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf. 7. Jika ada dugaan dapat suatu infeksi, bias diambil contoh cairan dari telingan atau sinus, atau dari tulang belakang (pungsi lumbal). 8. Jika ada dugaan terdapat penurunan aliran darah ke otak, dilakukan pemeriksaan angiogram untuk melihat ada/atau tidaknya sumbatan pada pembuluh darah yang menuju otak Klasifikasi Berdasarkan Penyebabnya 37

25 Menurut Fransisca (2013) ada beberapa jenisvertigo berdasarkan penyebabnya. 1. Vertigo epileptica yaitu pusing yang mengiringi atau terjadi sesudah serangan ayan. 2. Vertigo laringea yaitu pusing karena serangan batuk. 3. Vertigo nocturna yaitu rasa seolah olah akan terjatuh pada permulaan tidur. 4. Vertigo ocularis yaitu pusing karena penyakit mata khususnya karena kelumpuhan atau ketidakseimbangan kegiatan otot otot bola mata, 5. Vertigo rotatoria yaitu pusing seolah olah semua disekitar badan berputar putar. 1.4 Berdasarkan Saluran Vestibular Menurut Israr (2008) vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferaldanvertigo sentral. Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan. 1. Vertigo periferalterjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan.gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain penyakit penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali 38

26 menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran). Etiologi dari vertigo perifer diantaranya: a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan c. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus meniere), mabuk gerakan, vertigo postural d. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor e. Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks (Pirawati dan Siboe 2004). 2. Vertigo sentralterjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil) Penyebab Vertigo 39

27 Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba (Israr 2008) Penyebab Umum Vertigo Menurut Israr (2008) penyebab umum vertigo dibagi menjadi : 1. Keadaan lingkungan : Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut) 2. Obat-obatan : Alkohol, Gentamisin 3. Kelainan sirkulasi :Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler 4. Kelainan di telinga: a. Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo) b. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri c. Herpes zoster d. Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga) e. Peradangan saraf vestibuler 5. Kelainan neurologis 40

28 a. Sklerosis multiple b. Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya c. Tumor otak d. Tumor yang menekan saraf vestibularis Gejala Penyerta Vertigo Menurut Israr (2008) gejala penyerta vertigo meliputi : 1. Vertigo Periferal (Vestibulogenik) a. Pandangan gelap b. Rasa lelah dan stamina menurun c. Jantung berdebar d. Hilang keseimbangan e. Tidak mampu berkonsentrasi f. Perasaan seperti mabuk g. Otot terasa sakit h. Mual dan muntah-muntah i. Memori dan daya pikir menurun j. Sensitif pada cahaya terang dan Suara k. Berkeringat 2. vertigo sentral (Non-Vestibuler) 41

29 a. Penglihatan ganda b. Sukar menelan c. Kelumpuhan otot-otot wajah d. Sakit kepala yang parah e. Kesadaran terganggu f. Tidak mampu berkata-kata g. Hilangnya koordinasi h. Mual dan muntah-muntah Penatalaksanaan Vertigo 1. Terapi simptomatik Terapi simptomatik fase akut diantaranya calsium entry blocker, antikolinergik, simpatomimetik/monoaminergik. a. golongan antihistamin, sedatif tranquilizer, histaminik, antidepresan, atau kombinasi obat-obat tersebut. b. Terapi simptomatik fase rehabilitasi diantaranya metode brand daroff untuk BPPV, latihan visual vestibuler, dan latihan berjalan (gait exercise). 2. Terapi medicinal kausatif Terapi ini diberikan sesuai dengan penyebab vertigo seperti antimigren, antiplatelet agregasi, antiepilepsi. 3. Terapi operatif 42

30 Terapi operatif yang diberikan diantaranya spondilosis servikalis, tumor perdarahan cerebellum, tumor cerebellopontin, tumor ventrikel IV, BPPV, dan Meniere sindrom (Wiranita 2010). 4. Terapi rehabilitasi vestibular Terapi rehabilitasi vestibular (vestibular rehabilitation therapy/vrt) merupakan terapi fisik untuk menyebuhkan vertigo. Tujuan terapi ini adalah untukmengurangi pusing, meningkatkan keseimbangan, dan mencegah seseorang jatuhdengan mengembalikan fungsi sistem vestibular.pada VRT, pasien melakukan latihan agar otak dapat menyesuaikan dan menggantikan penyebab vertigo. Keberhasilan terapi ini bergantung pada beberapa faktor pasien yang meliputi usia, fungsi kognitif (memori, kemampuan mengikuti pentunjuk), kemampuan kordinasi dan gerak, dan kesehatan pasien secara keseluruhan (termasuk sistem saraf pusat), serta kekuatan fisik. Dalam VRT, pasien yang datang ke dokter, akan menjalani beberapa latihan yang akan melatih keseimbangan dalam tingkat yang lebih tinggi, meliputi gerakan kepala, gerakan mata, dan berjalan.menurut Akademi Neurologi Amerika (American Academy of Neurology) metode yang paling efektif untuk BPPV yang disebabkan oleh kristal kalsium di telinga bagian kanal posterior adalah menggunakan teknik reposisi kanalit (canalithrepositioning) atau epley maneuver. Pada prosedur ini, terapis (dokter) akan meminta pasien untuk menggerakkan kepala dan tubuh. Kemudian kristal kalsium akan keluar dari kanal posterior, dan masuk ke 43

31 dalam kanal telinga bagian dalam yang akan diabsorpsi tubuh (Dewi 2009) Instrumen Vertigo Vertigo Symptom Scale-Short Form (VSS-SF) merupakan versi pendek dari Vertigo Symptom Scale (VSS). Skala ini digunakan untuk membedakan antara individu dengan rentang umur tahun dengan gangguan sistem vestibular dan dengan individu dengan rentang umur yang sama tanpa gangguan sistem vestibular. Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF)terdiri dari 15 nomor. Setiap nomor memiliki rentang nilai 0-4. Ada tidaknya gejala vertigo didapatkan dengan menjumlahkan nilai dari setiap nomor. Nilai total mulai dari nol sampai enam puluh. Semakin besar nilai menunjukkan bahwa semakin buruk kelainan yang dideritanya. Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF)terdiri dari Frekuensi dan durasi >20 menit atau <20 menit dan gejala penyerta antara lain, perasaan panas atau dingin, mual dan muntah, jantung berdebardebar, perasaan pusing sepanjang hari atau <20 menit, sakit kepala, tidak dapat berdiri, kesulitan bernafas, kehilangan keseimbangan >20 menit atau <20 menit, keringat berlebih, perasaan lemah, nyeri pada jantung. Nilai total 12 menunjukkan seseorang menderita vertigo (Wilhelmsen et al, 2008). Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF)telah menunjukkan konsistensi internal yang memuaskan dan test-retest reliability yang cukup. 44

32 2.1.2 Terapi Akupresur Definisi Terapi Akupresur Akupresur merupakan perkembangan terapi pijat yang seiring dengan perkembangan ilmu akupuntur karena teknik pijat akupresur adalah turunan akupuntur (Hartono 2012). Teknik dalam terapi ini menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi diakukan pada titik-titik yang sama seperti yang digunakan pada terapi akupuntur (Hartono 2012). Akupresur atau biasa yang dikenal dengan terapi totok/tusuk jari adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh (Fengge 2012). Terapi akupresur merupakan pengembangan dari ilmu akupuntur, sehingga pada prinsipnya metode terapi akupresur sama dengan akupuntur yang membedakannya terapi akupresur tidak menggunakan jarum dalam proses pengobatannya. Akupresur berguna untuk mengurangi ataupun mengobati berbagai jenis penyakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan dan kelelahan. Proses pengobatan dengan tehnik akupresur menitikberatkan pada titik-titik saraf ditubuh. Titik-titik akupresur terletak pada kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki. Dikedua telapak tangan dan kaki kita terdapat titik akupresur untuk jantung, paru-paru, ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid, pancreas, sinus dan otak (Fengge 2012). 45

33 Tujuan Akupresur Teknik pengobatan akupresur bertujuan untuk membangun kembali sel-sel dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat system pertahanan dan meregenerasi sel tubuh (Fengge 2012). Umumnya penyakit berasal dari tubuh yang teracuni, sehingga pengobatan akupresur memberikan jalan keluar meregenerasikan sel-sel agar daya tahan tubuh kuat untuk mengurangi sel-sel abnormal. Dalam pengobatan akupresur tidak perlu makan obat-obatan, jamu dan ramuan sebab dengan terapi akupresur tubuh kita sudah lengkap obat dalam tubuh jadi tinggal diaktifkan oleh sel-sel saraf dalam tubuh. Tubuh manusia memiliki kemampuan memproduksi zat-zat tertentu yang berguna untuk ketahanan tubuh. Jika ditambah obat-obatan, yang terjadi adalah kelebihan dosis yang justru akan mengakibatkan kerusakan organ tubuh terutama ginjal (Fengge 2012) Manfaat akupresur Akupresur terbukti bermanfaat untuk pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, rehabilitasi (pemulihan) dan meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk pencegahan penyakit, akupresur dipraktekkan pada saat-saat tertentu secara teratur sebelum sakit, tujuannya untuk mencegah masuknya penyebab penyakit dan mempertahankan kondisi tubuh. Melalui terapi akupresur penyakit pasien dapat disembuhkan karena akupresur dapat digunakan untuk menyembuhkan keluhan sakit dan dipraktikkan 46

34 ketika dalam keadaan sakit. Akupresur juga dapat bermanfaat sebagai rehabilitasi (pemulihan) dengan cara meningkatkan kondisi kesehatan sesudah sakit. Selain itu, akupresur juga bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau promotif walaupun tidak sedang dalam keadaan sakit (Fengge 2012). Menurut Tournaire & Theau-Yonneau (2007) dengan merangsang titik-titik tertentu disepanjang meridian, yang ditransmisikan melalui serabut saraf besar ke formation reticularis, thalamus dan system limbic tubuh melepaskan endorphin. Endorphin adalah zat penghilang rasa sakit yang secara alami diproduksi dalam tubuh, memicu respon menenangkan dan membangkitkan semangat dalam tubuh, memiliki efek positif pada emosi, dapat menyebabkan relaks dan normalisasi fungsi tubuh dan sebagian dari pelepasan endorphin akan menurunkan tekanan darah dan meningkatkan sirkulasi darah Teori Dasar Akupresur Akupresur sebagai seni dan ilmu penyembuhan berlandaskan pada teori keseimbangan yang berasal dari ajaran Taoisme yang menyimpulkan bahwa semua isi alam raya dan sifat-sifatnya dapat dikelompokan kedalam kedua kelompok yang disebut Yin dan Yang. Untuk memudahkan tentang pemahaman terhadapt Yin dan Yang, harus dipahami bahwa semua benda-benda yang sifatnya yang mendekati api dikelompokkan kedalam kelompok Yang dan semua benda yang mendekati air dikelompokkan kedalam kelompok Yin.Api dan air 47

35 digunakan sebagai patokkan dalam keadaan wajar dan dari sifat api dan air tersebut kemudian dirumuskan sifat-sifat penyakit dan bagaimana cara penyembuhannya. Seseorang dikatakan tidak sehat atau sakit apabila Yin dan Yang didalam tubuhnya tidak seimbang (Fengge 2012) Komponen Dasar Akupresur Ada tiga komponen dasar akupresur yaitu Ci Sie atau energi vital, system meridian dan titik akupresur 1. Cie Sie (Energi Vital) Ci sering diartiakan sebagai zat sari-sari makanan dan Sie adalah darah sehingga secara singkat Ci Sie sering disebut sebagai energi vital. Ada dua sumber asal energy vital bawaan dan energi vital didapat. Enegri vital bawaan berasal dari orang tua, maka sifat, watak, bakat, rupa, kesehatan fisik dan mental dari kedua atau salah satu orang tua sering mencul pada anaknya. Sementara itu, energi vital yang didapat bias berasal dari sari makanan yang diperoleh dari ibu (selama dalam kandungan) maupun yang diperoleh sendiri sesudah lahir. Oleh karena itu, kondisi janin sangat tergantung pada jenis makanan, air dan suhu udara yang diperoleh ibu serta dukungan social dari lingkungannya. Kondisi janin tidak terlepas dari kondisi fisik, mental/psikis sang ibu. Enegri vital inilah yang kemudian memberikan kehidupan pada manusia (Fengge 2012). 48

36 2. Sistem meridian Sistem meridian adalah saluran energi vital yang melintasi seluruh bagian tubuh seperti jaring laba-laba yang memebujur dan melintang untuk menghubungkan seluruh bagian tubuh. Meridian merupakan bagian dari system saraf, pembuluh darah dan saluran limpa. Fungsi meridian menurut Fengge (2012) : a. Menghubungkan bagian tubuh yang satu dengan yang lainnya (muka-belakang, atas-bawah, samping kiri-kanan, bagian luarbagian dalam. b. Menghubungkan organ tubuh yang satu dengan organ tubuh lainnya, menghubungkan organ dengan panca indra dan jaringan tubuh yang lain. Sifat hubungan bolak balik. c. Menghubungkan titik-titik akupuntur/akupresur yang satu dengan yang lainnya, menghubungkan titik akupuntur/akupresur dengan organ dan menghubungkan jaringan tubuh dengan panca indra. d. Merupakan saluran untuk menyampaikan kelainan fungsi organ ke permukaan tubuh yang dapat diketahui melalui kelainan keadaan titik pijat, panca indra atau jaringan tubuh lainnya. e. Merupakan saluran bagi penyebab penyakit masuk ke dalam organ baik penyebab dari luar tubuh maupun penyebab penyakit dari daam tubuh. Meridian dikelompokan menjadi meridian umum dan meridian istimewa. Meridian umum adalah meridian paru-paru, usus besar, 49

37 jantung, limpa, lambung, usus kecil, kantong kemih, ginjal, selaput jantung, tripemanas, kantong empedu dan hati. Sementara meridian istimewa adalah meridian tu dan meridianren yang melintas di garis tengah tubuh. Meridian istimewa ini merupakan pengikat atau penghubungan semua meridian sehingga keempat belas meridian merupakan mata rantai yang tidak terputus. (Sukanta 2008) Kontraindikasi Akupresur merupakan terapi yang dapat dilakukan dengan mudah dan efek samping yang minimal. Meskipun demikian, akupresur tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh yang luka, bengkak, tulang retak atau patah dan kulit yang terbakar (Sukanta 2008) Cara perangsangan titik akupresur Titik akupresur ialah bagian atau lokasi di tubuh sebagai tempat berakumulasinya energi vital. Pada titik akupresure iniah akan dilakukan pemijatan terapi akupresur. Di dalam tubuh kita terdapat banyak titik akupresur, kurang lebih berjumlah 360 titik akupresur yang terletak di permukaan tubuh di bawah kulit. Pertama kali yang harus diperhatikan sebelum melakukan pijat akupresur adalah kondisi umum si penderita. Pijat akupresur tidak boleh dilakukan terdapat orang yang sedang dalam keadaan yang terlalu lapar atau pun terlalu kenyang, dalam keadaan terlalu 50

38 emosional dan pada perempuan yang sedang dalam kondisi hamil (Fengge 2012). Pijatan bisa dilakukan setelah menemukan titik meridian yang tepat yaitu timbulnya reaksi pada titik pijat berupa rasa nyeri, linu atau pegal. Dalam terapi akupresur pijatan bias dilakukan dengan menggunakan jari tangan (jempol dan jari telunjuk). Semua titik pijat berpasangan kecuali untuk jalur meridian Ren dan Tu. Lama dan banyaknya tekanan (pemijatan) tergantung pada jenis pijatan. Pijatan untuk menguatkan (Yang) dapat dilakukan dengan maksimal 30 kali tekanan, untuk masingmasing titik-titik dan pemutaran pemijatannya secara jarum jam sedangkan pemijatan yang berfungsi melemahkan (Yin) dapat dilakukan dengan minimal 50 kali tekanan dan cara pemijatannya berlawanan jarum jam (Fengge 2012). Menurut Fengge (2012), terdapat tiga macam akupresur yaitu : 1. Titik akupresur umum Titik akupresur umum ini terdapat di sepanjang saluran meridian. Setiap titik umum diberi nama oleh penemunya dalam bahasa Tionghoa yang memiliki arti tersendiri dan diberi nomor yang bersifat universal. Misalnya, titik Hegu yang memiiki arti kumpulan jurang. Hegusama dengan titik usus besar dengan nomor 4 (UB.4) dan dalam bahasa inggis disebut Large Intestine nomor 4 (LI.4) 2. Titik akupresur Istimewa 51

39 Titik akupresur istimewa adalah titik yang berserakan (tidak menentu), ada yang di jalur meridian dan ada pula yang di luar jalur meridian. Tiap-Tiap titik umum mempunyai nama dan fungsi masing-masing. Misalnya, Lamwei, berfungsi sebagai titik untuk mengobati penyakit usus buntu. 3. Titik nyeri ( Yes Point ) Titik nyeri berada di daerah keluhan (daerah yang mengalami masalah) misalnya sakit perut, sakit kepala, dan lainlain. Untuk menemukan titk nyeri ini adaah dengan meraba keluhan kemudian cari titik yang paling sensitif atau nyeri. Titik ini hanya berfungsi sebagai penghilang rasa sakit setempat saja, tetapi sering juga berpengaruh pada jaringan tubuh lainnya Akupesur untuk vertigo Akupresur merupakan suatu cara pengobatan dengan memberikan rangsangan penekanan (pemijatan) pada titik tertentu pada tubuh (Fengge 2012). Titik titik akupresur untuk vertigo menurut Hartono (2012) yaitu : 1. Titik-titik utama yang sering dipijat untuk mengatasi vertigo adalah titik GB 20 Fengchi, BL 18 Ganshu, Ki 3 Taixi, BL 23 Shenshu, LR 2 Xingjian. a. GB 20 Fengchi (sedate) adalah titik yang terletak satu cun batas rambut belakang. 52

40 b. BL 18 Ganshu (sedate) adalah titik yang terletak dua jari kiri dan kanan meridian GV, setinggi batas bawah thrakal kesembilan. c. KI 3 Taixi (tonic) adalah titik yang terletak malleolus internus dan tendon achiles, setinggi bagian tertinggi malleolus internus. d. BL 23 Shensu (tonic) adalah titik yang terletak dua jari kiri dan kanan meridian GV, setinggi batas bawah lumbal kedua. e. LR 2 Xingjian (sedate) adalah titik yang terletak 0,5cun batas distal lekukan antara ibu jari dan jari kedua kaki. Gambar 2.1 Lokasi Titik Akupresur GB 20 53

41 Gambar 2.2 Lokasi Titik Akupresur BL 18 Gambar 2.3 Lokasi Titik Akupresur Ki 3 54

42 Gambar 2.4 Lokasi Titik Akupresur BL 23 Gambar 2.5 Lokasi Titik Akupresur LR 2 2. Apabila terjadi keletihan fisik tambahkan titik: GV 20 Baihui, BL 20 Pishu, SP 6 Sanyinjiao, ST 36 Zuzanli, CV 4 Guanyuan. a. GV 20 Baihui (tonic) adalah titik yang terletak 1,5cun di belakang puncak kepala. 55

43 b. BL 20 Pishu (tonic) adalah titik yang terletak dua jari lateral meridian GV, setinggi batas bawah torakal 12. c. SP 6 Sanyinjiao (tonic) adalah titik yang terletak tiga cun diatas malleolus internus. d. ST 36 Zuzanli (tonic) adalah titik yang terletak tiga cun di bawah patella, lateral m. tibialis anterior. e. CV 4 Guanyuan (tonic) adalah titik yang terletak dua cun di atas tulang kemaluan. 3. Apabila terjadi mual muntah tambahkan titik: St 8 Touwei, BL 20 Pishu, St 40 feng long, CV 12 Zhongwan, PC 6 Neiguan. a. St 8 Touwei (sedate) adalah titik yang teretak pada sudut garis batas rambut, sisi temporal dahi. b. BL 20 Pishu (sedate) adalah titik yang terletak dua jari kiri dan kanan meridian GV, setinggi batas bawah tulang thorakal dua belas. c. St 40 feng long (sedate) adalah titik yang terletak dua jari lateral dari tulang kering. d. CV 12 Zhongwan (sedate) adalah titik yang terletak empat cun di atas umbilicus. e. PC 6 Neiguan (sedate) adalah titik yang terletak dua cun di atas pergelangan tangan. 56

44 2.2 Kerangka Teori Skema 2.1 Kerangka Teori Keadaan lingkungan : 1. Mabuk darat 2. Mabuk laut Obat-obatan : 1.Alkohol 2.Gentamisin Gangguan sirkulasi : 1. Transient ischemicatta ck Gangguan telinga : 1. Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis 2. Infeksi telinga 3. Herpes zoster 4. Labirintitis 5. Peradangan saraf vestibuler 6. Penyakit meniere Gangguan neurologis : 1. Sklerosis multiple 2. Tumor otak Suplay darah ke otak tidak mencukupi Vertigo Akupresur (penekanan pada acupoint) pelepasan endorphin Meningkatkan sirkulasi darah Vertigo menurun Rasa nyaman 57

45 2.3 Kerangka Konsep Kerangka konseptual merupakan kerangka fikir mengenai hubungan antar variable-variabel yang terlibat dalam penelitian atau hubungan antar konsep dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada studi kepustakaan (Nasir dkk 2011). Kerangka konseptual ini menjelaskan tentang variable-variabel yang dapat diukur dalam penelitian ini. Kerangka konsep penelitian ini meliputi tiga komponen yaitu : Skema 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Vertigo sebelum intervensi Durasi dan frekuensi vertigo Gejala penyerta Skala vertigo Dilakukan terapi akupresur Vertigo sesudah intervensi Durasi dan frekuensi vertigo Gejala penyerta Skala vertigo 58

46 2.4 Hipotesis Menurut Nasir dkk (2011) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks 1. H 0 pada penelitian ini adalah tidak ada pengaruh terapi akupresur terhadap vertigo. 2. H 1 pada penelitian ini adalah ada pengaruh terapi akupresur terhadap vertigo. 59

47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif, eksperimen semu yang bertujuan untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan- perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur terhadap vertigo. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimental dengan Pre and post test without control (Control diri sendiri). Yang artinya peneliti hanya melakukan intervensi pada satu kelompok tanpa pembanding. Pengaruh perlakuan dinilai dengan cara membandingkan nilai post test dengan pre test (Dharma 2011). Terapi akupresur dilakukan 3 kali terapi dalam satu bulan, pengamatan dilakukan sebelum dan sesudah intervensi akupresur, kelompok diukur Vertigo Symptom Scale-Short Form (VSS-SF) total (pre test) dengan maksud untuk mengetahui Vertigo Symptom Scale-Short Form (VSS-SF) total sebelum dilakukan intervensi akupresur. Sesudah dilakukan intervensi akupresur, pengamatan kembali dilakukan pada saat setelah dilakukan terapi akupresur oleh terapis sebagai data post test. 60

48 Menurut Dharma (2011) untuk desain penelitian Quasi Eksperimental dengan Pre and post test without controladalah sebagai berikut : Skema 3.1 Desain Peneliti R O1 X1 O2 Keterangan : R = Responden yang mendapatkan perlakuan akupresur O1= Pre test sebelum dilakukan akupresur O2= Post test setelah dilakukan terapi akupresur X1= Pemberian terapi akupresur 3.2 Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah unit dimana suatu hasil penelitian akan diterapkan (Dharma 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien di Klinik Sinergy Mind Health Surakarta yang mengeluh vertigo. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di klinik Synergy Mind Health didapatkan data jumlah pasien dengan rentang umur 45 sampai dengan 59 yang menderita keluhan vertigo pada Nopember 2013 sebanyak 17 orang.

49 3.2.2 Sampel Sampel adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari populasi terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau melakukan pengamatan pada unit ini (Dharma 2011). Teknik pengumpulan sampel menggunakan consecutive sampling yaitu suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan, sampai jumlah sampel yang di inginkan terpenuhi (Dharma 2011). 1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : a. Semua pasien yang melakukan terapi akupresur di klinik Synergy Mind Health pada bulan April Mei 2014 b. Mengalami vertigo < 1 bulan c. Pasien dalam kondisi sadar, dapat berorientasi pada tempat, waktu, dan orang 2. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : a. Hamil b. Klien tidak mengalami kulit yang terluka, bengkak, tulang retak, kulit terbakar 3. Besar Sampel Sampel adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari populasi terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau melakukan pengamatan pada unit ini (Dharma 2011).

50 Teknik pengumpulan sample pada penelitian ini mengunakan Convinience sampling. Convinience sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan mencari subjek atas dasar hal-hal yang menyenangkan atau mengenakan peneliti (Nursalam 2008).Sampel pada penelitian ini adalah semua pasien yang melakukan terapi akupresur pada bulan April Mei Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian ini dilaksanakan di klinik Synergy Mind Health Surakarta Waktu Penelitian Waktu penelitian dibagi menjadi 3 tahap meliputi penyusunan proposal, pengumpulan data dan pelaporan hasil penelitian dari 21 Oktober sampai dengan 31 Juni Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran Variabel bebas Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat) (Nasir dkk. 2011).Variabel bebas pada penelitian ini adalah akupresur

51 3.4.2 Variabel terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Nasir dkk. 2011). Variabel terikat pada penelitian ini adalah vertigo Variabel perancu Variabel perancu merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independent dengan dependen (Nasir dkk. 2011). Variabel perancu pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Penelitian Definisi Alat ukur Hasil Ukur Skala Data Vertigo Akupresur Merupakan rasa berputar, vertigo mengacu pada sensasi dimana penderitanya merasa bergerak atau berputar. Akupresur atau penekanan pada titik GB 20 Fengchi, BL 18 Ganshu, Ki 3 Taixi, BL 23 Shenshu, LR 2 Xingjian Instrument Vertigo Symptom Scale-Short Form (VSS-SF) SOP (Standard Operating Procedure) Tidak vertigo < 12 Vertigo 12 Rasio - -

52 Variabel Perancu Definisi Alat ukur Hasil Ukur Skala Data Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Umur responden dihitung dalam tahun. Identitas Pasien yang sejak lahir. Suatu kegiatan atau aktifitas responden sehari-hari. Peneliti mengisi format data demografi sesuai hasil wawancara dengan responden. Peneliti mengisi format data demografi sesuai hasil observasi Peneliti mengisi format data demografi sesuai hasil wawancara dengan responden. 3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data tahun tahun 1. Laki- Laki 2. Perempuan 1. Ibu rumah tangga 2. PNS 3. Wiraswasta 4. Honorer 5. Pegawai Swasta 6. Mahasiswa Interval Nominal Nominal Alat Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalah sebagai berikut : 1. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk memperoleh data karakteristik responden berupa usia, jenis kelamin dan pekerjaan serta studi dokumentasi juga dilakukan untuk mendapatkan data tambahan. 2. Instrument Vertigo Symptom Scale-Short Form (VSS-SF) digunakan untuk mengukur variabel vertigo. Vertigo Symptom Scale-Short Form (VSS-SF) merupakan versi pendek dari Vertigo Symptom Scale (VSS).

53 Skala ini digunakan untuk membedakan antara individu dengan rentang umur tahun dengan gangguan sistem vestibular dan dengan individu dengan rentang umur yang sama tanpa gangguan sistem vestibular. Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF) terdiri dari 15 nomor. Setiap nomor memiliki rentang nilai 0-4. Ada tidaknya gejala vertigo didapatkan dengan menjumlahkan nilai dari setiap nomor. Nilai total mulai dari nol sampai enam puluh. Semakin besar nilai menunjukkan bahwa semakin buruk kelainan yang dideritanya. Nilai total 12 menunjukkan seseorang menderita vertigo (Wilhelmsen et al, 2008). Vertigo Symptom Scale - Short Form (VSS-SF)telah menunjukkan konsistensi internal yang memuaskan dan test-retest reliability yang cukup. 3. Standard Operating Procedure (SOP) digunakan untuk mengukur variabel akupresur yang terdiri dari fase orentasi, fase kerja dan terminasi Prosedur Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : 1. Persiapan a. Prosedur administrasi Pada saat prosedur administrasi, peneliti mengurus surat studi pendahuluan penelitian di Prodi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta untuk dilanjutkan ke

V E R T I G O. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru

V E R T I G O. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru V E R T I G O Author : Yayan A. Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru Pekanbaru, Riau 2008 Avaliable in : Files of DrsMed FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com)

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2)

Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2) Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Vertigo di Klinik Sinergy Mind Health Surakarta Krisnanda Aditya Pradana 1), Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep 2) dan Ns. Rufaida Nur Fitriana, S.Kep 2) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vertigo merupakan suatu fenomena yang terkadang sering ditemui di masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda di sekitarnya seolah-olah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan igo

BAB I PENDAHULUAN. Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan igo 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang secara definitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang

BAB I PENDAHULUAN. igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang secara definitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang mendambakan untuk dapat memiliki hidup yang sehat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang mendambakan untuk dapat memiliki hidup yang sehat, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang mendambakan untuk dapat memiliki hidup yang sehat, sehingga dapat melakukan aktifitas kehidupan sehari-harinya dengan baik. Karena tanpa kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi,

Lebih terperinci

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak. Written by Dr. Aji Hoesodo Stroke adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan peredaran darah di otak. Stroke merupakan suatu kerusakan pada system sentral yang diawali dengan penyakit darah tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Studi dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vertigo merupakan adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH BODY MASSAGE TERHADAP TINGKAT DEPRESI IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI SIYAMTININGSIH KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH BODY MASSAGE TERHADAP TINGKAT DEPRESI IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI SIYAMTININGSIH KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH BODY MASSAGE TERHADAP TINGKAT DEPRESI IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI SIYAMTININGSIH KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ANGGUN

Lebih terperinci

PENGARUH AKUPRESUR PADA TITIK PERICARDIUM 6 TERHADAP MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS KERTEK I WONOSOBO KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH AKUPRESUR PADA TITIK PERICARDIUM 6 TERHADAP MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS KERTEK I WONOSOBO KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH AKUPRESUR PADA TITIK PERICARDIUM 6 TERHADAP MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS KERTEK I WONOSOBO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia ( Depkes, 2015). Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia ( Depkes, 2015). Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia ( Depkes, 2015). Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran 1 BAB I PENDAHULUAN Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat,

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU DALAM MENGATASI KETIDAKNYAMANAN KEHAMILAN TM III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGSARI SUKOHARJO

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU DALAM MENGATASI KETIDAKNYAMANAN KEHAMILAN TM III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGSARI SUKOHARJO PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU DALAM MENGATASI KETIDAKNYAMANAN KEHAMILAN TM III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGSARI SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagain Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak disebabkan kerusakan di dalam otak. Namun, dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak disebabkan kerusakan di dalam otak. Namun, dapat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vertigo merupakan salah satu gangguan yang paling sering dialami dan menjadi masalah bagi sebagian besar manusia. Umumnya keluhan vertigo menyerang sebentar saja;

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

Definisi Bell s palsy

Definisi Bell s palsy Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA METODE DEMONSTRASI DAN AUDIOVISUAL-FLOWCHART DALAM PEMASANGAN IUD KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA METODE DEMONSTRASI DAN AUDIOVISUAL-FLOWCHART DALAM PEMASANGAN IUD KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA METODE DEMONSTRASI DAN AUDIOVISUAL-FLOWCHART DALAM PEMASANGAN IUD KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA. PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP GENDER MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP GENDER MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP GENDER MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyeri kepala (migrain) dan low back pain. Menurut Abdulbar Hamid dalam

BAB I PENDAHULUAN. nyeri kepala (migrain) dan low back pain. Menurut Abdulbar Hamid dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vertigo menduduki peringkat ketiga sebagai keluhan terbanyak setelah nyeri kepala (migrain) dan low back pain. Menurut Abdulbar Hamid dalam presentasinya di The 3rd

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto yang berguna untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS) terapi TENS dan IR dengan TENS,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

Maria Dewi Christiyawati

Maria Dewi Christiyawati ABSTRAK Pemberdayaan Keluarga Untuk Stimulasi Tumbuh Kembang & Kecerdasan Anak TK Usia 4 6 Tahun Di TK Islam Bakti Sobokerto Maria Dewi Christiyawati Latar belakang:desa Sobokerto adalah salah satu desa

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bells Palsy adalah kelumpuhan atau kerusakan pada nervus facialis

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bells Palsy adalah kelumpuhan atau kerusakan pada nervus facialis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bells Palsy adalah kelumpuhan atau kerusakan pada nervus facialis VII. Gejala tampak pada wajah, jika berbicara atau berekspresi maka salah satu sudut wajah tidak ada

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KEJANG DEMAM ANAK TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA (Studi di Klinik Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang)

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KEJANG DEMAM ANAK TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA (Studi di Klinik Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang) PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KEJANG DEMAM ANAK TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA (Studi di Klinik Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang) LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Kanker BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker menjadi salah satu masalah kesehatan banyak negara di dunia dan termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Kanker menjadi penyakit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya nefrologi dan endokrinologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya nefrologi dan endokrinologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya nefrologi dan endokrinologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

Definisi Vertigo. Penyebab vertigo

Definisi Vertigo. Penyebab vertigo Definisi Vertigo Vertigo adalah perasaan yang abnormal mengenai adanya gerakan penderita terhadap lingkungan sekitarnya atau lingkungan sekitar terhadap penderita, dengan gambaran tiba-tiba semua terasa

Lebih terperinci

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2 By: Syariffudin Definisi Teori Penyebab Penyakit Teori penyebab penyakit memiliki pengertian sebuah teori yang mempelajari gejala-gejala timbulnya penyakit karena adanya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn: Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Daerah Temporalis dengan Kompres Hangat Daerah Vena Besar Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam di Ruang Perawatan Anak BPK RSUD Poso Tasnim 1) Abstrak: Kompres

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-experimental (eksperimen semu) dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI PADA KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Disususn Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment dengan

Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment dengan menggunakan rancangan pretest-posttest control group design. Observasi dilakukan sebanyak dua kali

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN PASIEN PASCA BEDAH DENGAN GENERAL ANESTESI DIRUANG AL- FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr. 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperiment dengan rancangan pre dan post test one group design yaitu responden dilakukan pengukuran tingkat nyeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan istilah khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti dari suatu masalah yang menarik perhatian. 28 Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa

Lebih terperinci

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Apa Akupunktur? Akupunktur merupakan praktek penyembuhan kuno obat tradisional Cina di mana jarum tipis ditempatkan pada titik-titik tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat mencapai suatu keseimbangan atau suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik. 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Divisi Rehabilitasi Medik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi manusia. kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. titik pericardium 6 terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester I di

BAB V PEMBAHASAN. titik pericardium 6 terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester I di BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data penelitian dan analisa hasil penelitian maka dilakukan pembahasan secara mendalam mengenai hasil penelitian. Pembahasan di fokuskan untuk menjawab permasalahan penelitian

Lebih terperinci

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar Susah buang air besar atau lebih dikenal dengan nama sembelit merupakan problem yang mungkin pernah dialami oleh anda sendiri. Banyak yang menganggap sembelit hanya gangguan kecil yang dapat hilang sendiri

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

Latihan Olah Nafas Zhen Qi

Latihan Olah Nafas Zhen Qi Latihan Olah Nafas Zhen Qi Meditasi adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar untuk memusatkan banyak titik perhatian ke satu titik perhatian. Salah satu teknik meditasi yang terkait dengan olah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan pengambilan data dilakukan dengan pendekatan retrospektif melalui penelusuran terhadap

Lebih terperinci

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1 Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. Rasa sakit (nyeri) merupakan keluhan

Lebih terperinci

Pendahuluan Meniere s disease atau penyakit Meniere atau dikenali juga dengan hydrops endolimfatik. Penyakit Meniere ditandai dengan episode berulang

Pendahuluan Meniere s disease atau penyakit Meniere atau dikenali juga dengan hydrops endolimfatik. Penyakit Meniere ditandai dengan episode berulang MENIERE S DISEASE Pendahuluan Meniere s disease atau penyakit Meniere atau dikenali juga dengan hydrops endolimfatik. Penyakit Meniere ditandai dengan episode berulang dari vertigo yang berlangsung dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PENTAVALEN LANJUTAN PADA BATITA DI KELURAHAN KEPRABON SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PENTAVALEN LANJUTAN PADA BATITA DI KELURAHAN KEPRABON SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PENTAVALEN LANJUTAN PADA BATITA DI KELURAHAN KEPRABON SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melakukan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melakukan LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Assalammualaikum Wr. Wb Dengan Hormat, Nama Saya adalah Ardina Elvira, sedang menjalani pendidikan di program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Psikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

SUCI ARSITA SARI. R

SUCI ARSITA SARI. R ii iii iv ABSTRAK SUCI ARSITA SARI. R1115086. 2016. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pola Makan Balita di Desa Sambirejo Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi. Program Studi DIV

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU NIFAS KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU NIFAS KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU NIFAS KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ANI MU TAMAROH R1115004 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan quasi eksperiment. Quasi eksperiment adalah penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok

Lebih terperinci

PENGARUH KONSUMSI HATI AYAM TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KONSUMSI HATI AYAM TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH KONSUMSI HATI AYAM TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh : RONA LUTHFI FAUZIYYAH NIM. R1114103 PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE DENGAN MINYAK ESENSIAL YLANG-YLANG (Cananga odorata) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI Studi Ini Dilakukan di PSTW Jara Mara Pati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian bersifat eksperimen atau percobaan adalah kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat

Lebih terperinci

2

2 2 4 6 9 10 Setiap sel senantiasa terbenam dalam air Memerlukan air utk melaksanakan fungsi sel tersebut medium dimana metabolisme tubuh berlangsung. alat pengangkutan tubuh. bahan pelicin utk pergerakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi. 50 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi. 3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Tempat : bangsal saraf dan bedah saraf RSUP

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad

Lebih terperinci

Keluhan & gejala gangguan keseimbangan

Keluhan & gejala gangguan keseimbangan FISIOLOGI KLINIS SISTEM KESEIMBANGAN Devira Zahara DEPARTEMEN THT-KL FK USU / RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN Keluhan & gejala gangguan keseimbangan adanya rasa goyang (unsteadiness) rasa goyang setelah gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia keperawatan menjaga dan mempertahankan integritas kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di dalamnya. Intervensi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TERAPI TOPIKAL TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA KRONIS di ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN

EFEKTIVITAS TERAPI TOPIKAL TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA KRONIS di ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN 1 EFEKTIVITAS TERAPI TOPIKAL TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA KRONIS di ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN SKRIPSI Oleh : Muhammad Affan 1212121113 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 i HALAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker (Karsono, 2006). Kanker merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU 1 PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment yaitu penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok subyek dengan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering kedelapan di seluruh dunia. Insiden penyakit ini memiliki variasi pada wilayah dan ras yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah nyeri kepala (Migren) dan low back pain menurut Abdulbar Hamid dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah nyeri kepala (Migren) dan low back pain menurut Abdulbar Hamid dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vertigo adalah suatu bentuk gangguan orientasi ruang dimana perasaan dirinya bergerak berputar atau bergelombang terhadap ruang disekitarnya (Vertigo Subjektif) atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti ditingkatkan melalui sikap respontif dan efektif dalam melakukan suatu tindakan untuk memberi kenyamanan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan KHARUZA FIKRIYA NIM: R1115052

Lebih terperinci