PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT DI KELAS RSBI XI IPA 1 SMA N 1 SURAKARTA SKRIPSI OLEH: KARTIKA WIDIASTUTI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2010 to user i

2 digilib.uns.ac.id PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT DI KELAS RSBI XI IPA 1 SMA N 1 SURAKARTA OLEH: KARTIKA WIDIASTUTI K Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 ii

3 digilib.uns.ac.id PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui dan untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persetujuan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd Meti Indrowati, S.Si, M.Si NIP NIP iii

4 digilib.uns.ac.id PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk mamenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari :... Tanggal :... Tim Penguji Skripsi: Nama Terang Tanda Tangan Ketua : Dra Sri Widoretno,M.Si... Sekretaris : Dra. Muzzayinah, M.Si... Anggota I : Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd... Anggota II : Meti Indrowati, S.Si, M.Si... Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan, Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP iv

5 digilib.uns.ac.id ABSTRAK Kartika Widiastuti. K PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT DI KELAS RSBI SMA N 1 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi dengan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort pada siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Surakarta, 2) Besarnya peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi melalui penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe card sort. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersiklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan dasar yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, angket, wawancara, dan kajian dokumen. Validitas data menggunakan teknik triangulasi yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Simpulan penelitian yang diperoleh adalah penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort dapat meningkatkan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi. Hal ini dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan setiap indikator keaktifan bertanya dalam pembelajaran biologi dari siklus I ke siklus II telah dapat mencapai target yang ditentukan. Target untuk indikator keaktifan bertanya adalah 50%. Pada siklus I, persentase indikator keaktifan bertanya sebesar 34,89% dan siklus II sebesar 56,21%. Besarnya peningkatan keaktifan bertanya siswa berdasarkan indikator keaktifan bertanya adalah sebesar 21,32%. v

6 digilib.uns.ac.id MOTTO Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui, sedang kamu tidak. (Al Baqarah: 216) Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S. Al Baqarah : 286) Gagal berarti harus memupuk semangat lagi untuk berusaha lebih baik lagi untuk mendapatkan yang lebih baik dan yang terbaik. Karena kegagalan bukan akhir segalanya tetapi awal dari sebuah kesuksesan. (Penulis) vi

7 digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk: v Ibu, Ibu, dan Ibuku tersayang, wanita terhebat di dunia bagiku..terima kasih tiada terkira untukmu Ibu v Bapak, atas nasihat dan segala pengertian Bapak terima kasih sedalamdalamnya... v Mbak ita dan ade Q ratna terima kasih atas keceriaan yang kalian berikan. v Dede Irsyad tersayang yang selalu memberikan kecerian dengan tingkah lutuna. v Bu Alvi dan Bu Meti, terima kasih atas bimbingan dan nasehatnya v Ambar, sulis, anika, rini, ika, noerma, isnul our friendship will never end, terima kasih atas kebersamaannya... v Annisa tercinta: bunda, rophe, dek djati, aini, desita, heni, kiki, nana, dkk,,,ga ada kalian ga rame.. v Biologi 2005, terima kasih atas kebersamaan dan perjuangan yang tak kan terlupakan. v Para inspiratorku, yang slalu membantuku, yang slalu doain aku,,,terima kasih v Almamater. vii

8 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah dan inayahnya senantiasa memberikan petunjuk dan pertolongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT DI KELAS RSBI XI IPA 1 SMA N 1 SURAKARTA untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ibu Dra.Hj Alvi Rosyidi, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan. 5. Ibu Meti Indrowati, S.Si, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan. 6. Kepala SMA Negeri 1 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 7. Guru Biologi kelas RSBI SMA Negeri 1 Surakarta yang telah membantu kelancaran penelitian dan kerjasamanya. 8. Siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Surakarta. viii

9 digilib.uns.ac.id 9. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penting saya harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Surakarta, Januari 2010 Penulis ix

10 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGAJUAN ii HALAMAN PERSETUJUAN iii HALAMAN PENGESAHAN iv HALAMAN ABSTRAK v HALAMAN MOTTO vi HALAMAN PERSEMBAHAN vii KATA PENGANTAR viii DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 D. Perumusan Masalah 4 E. Tujuan Penelitian 4 F. Manfaat Penelitian 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA 6 A. Tinjauan Pustaka 6 1. Keaktifan Bertanya Siswa 6 2. Strategi Motivasi Dalam Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort 9 B. Kerangka Berpikir 15 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 18 A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian 18 x

11 digilib.uns.ac.id B. Bentuk dan Strategi Penelitian 18 C. Sumber Data 20 D. Teknik Pengumpulan Data Observasi Wawancara Angket 21 E. Validitas Data 22 F. Analisis Data 22 G. Prosedur Penelitian 23 BAB IV. HASIL PENELITIAN 27 A. Deskripsi Lokasi Penelitian 27 B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 28 C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori Siklus I Siklus II 43 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 60 A. Simpulan 60 B. Implikasi 60 C. Saran 60 DAFTAR PUSTAKA 62 LAMPIRAN 64 xi

12 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 1. Frekuensi Setiap Indikator Keaktifan Bertanya Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus 29 Tabel 2. Frekuensi Setiap Indikator Keaktifan Bertanya Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus I 35 Tabel 3. Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran dengan Penerapan Strategi Motivasi Dalam Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Siklus I 36 Tabel 4. Frekuensi Setiap Indikator Keaktifan Bertanya Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus II 46 Tabel 6. Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran dengan Penerapan Strategi Motivasi Dalam Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Siklus II 47 Tabel 7. Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran dengan Penerapan Strategi Motivasi dalam Pembelajaran Aktif Card Sort Siklus I dan Siklus II 55 xii

13 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir 17 Gambar 2. Skema Prosedur penelitian Tindakan Kelas 26 Gambar 3. Diagram Batang Presentase Hasil Observasi Pra Siklus dan Siklus I 40 Gambar 4. Diagram Batang Presentase Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II 50 Gambar 5. Diagram Batang Presentase Hasil Observasi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II 52 xiii

14 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Dan Data Hasil Penelitian a. Silabus Biologi SMA kelas X Materi sistem endokrin dan ketahanan tubuh 64 b. RPP Siklus I 69 c. RPP Siklus II 77 d. Transkrip Wawancara Pra Siklus 83 e. Lembar Obervasi Keaktifan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Pra Siklus 88 f. Lembar Obervasi Keaktifan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Siklus I 90 g. Lembar Obervasi Keaktifan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 92 h. Angket Keterlaksanaan Sintak Pembelajaran Aktif Card Sort 94 i. Wawancara Guru 99 j. Wawancara Siswa 101 Lampiran 2. Perijinan a. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi 105 b. Surat Keputusan Ijin Penyusunan Skripsi 106 c. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out 107 d. Surat Keterangan dari Kepala Sekolah SMA N 1 Surakarta 108 Lampiran 3. Dokumentasi 109 xiv

15 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu pendidikan formal bertugas untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas agar dapat berperan aktif dalam masyarakat. Peserta didik yang utuh dan berkualitas adalah peserta didik yang seimbang antara kemampuan moral, intelektual, sikap, keterampilan, dan mampu berpikir kritis yang didapatkan melalui proses belajar mengajar di sekolah. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator yaitu membantu siswa sehingga mengantarkan siswa ke dalam proses pembelajaran yang bermakna. Seiring dengan dinamika pendidikan global, saat ini banyak sekolah menengah mulai membuka program RSBI. Program RSBI atau Rintisan Sekolah Bertstandar Internasional merupakan salah satu program yang menerapkan penggunaan bahasa bilingual dalam hal ini bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dalam proses pembelajarannya. Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa dan guru. Dalam interaksi tersebut, siswa lebih sebagai subjek pokok bukan objek belajar yang selalu dibatasi dan diatur oleh guru. Sebagai subyek dalam pembelajaran, siswa diharuskan aktif agar dapat belajar sesuai dengan bakat dan segala potensi yang dimiliki siswa. Keaktifan siswa dapat diwujudkan baik keaktifan secara fisik maupun keaktifan mental. Interaksi yang baik antara guru dan siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran bermakna dapat berlangsung efektif. Interaksi belajar mengajar dapat dilakukan dengan mengaktifkan siswa menggunakan teknik tanya jawab atau dialog yang interaktif dalam proses pembelajaran. Adanya interaksi multi arah dengan secara langsung akan membuat pembelajaran lebih bermakna.

16 digilib.uns.ac.id 2 Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran mata pelajaran Biologi di kelas XI IPA 1 program RSBI tahun ajaran 2008/2009 di SMA N 1 Surakarta menunjukkan dalam proses pembelajaran sudah digunakan dua bahasa bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Proses pembelajaran masih bersifat Teacher Centre, belum melibatkan keterlibatan siswa secara menyeluruh. Siswa lebih banyak mendengar dan menulis apa yang disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa terlihat masih kurang dalam proses pembelajaran, terutama keaktifan siswa untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Hanya sekitar 6-7 anak (20%) yang berani bertanya tentang materi yang belum dipahami. Selebihnya sekitar 80 % siswa masih pasif bertanya. Melalui hasil observasi tersebut, dapat diartikan sebagian besar siswa pasif selama pembelajaran. Hasil observasi diperkuat dengan keterangan dari guru yang menyatakan selama pembelajaran keaktifan siswa dalam bertanya sangat kurang, Menurut penuturan siswa, terdapat keengganan siswa untuk bertanya kepada guru karena malu, takut, tidak tahu, dan bila ada hal-hal yang kurang jelas lebih memilih bertanya kepada teman yang lebih pandai. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar (Sardiman, 2007:75). Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam kegiatan pembelajaran diperlukan suatu strategi yang dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

17 digilib.uns.ac.id 3 Strategi motivasi yang dimaksud adalah suatu cara yang ditempuh untuk menumbuhkan suatu tingkah laku tertentu agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, tingkah laku yang akan ditumbuhkan adalah keaktifan bertanya siswa, dalam hal ini pemberian motivasi bertujuan untuk merangsang keaktifan bertanya siswa. Selanjutnya melalui penerapan strategi motivasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi adalah dengan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran aktif (active learning) merupakan salah satu pendekatan yang berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus serta respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi siswa. Proses pembelajaran yang belangsung di dalam kelas akan lebih bermakna apabila dalam proses pembelajaran tersebut siswa aktif dan bisa terlibat secara langsung. Salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan siswa secara menyeluruh, terutama dalam hal keaktifan bertanya siswa dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran aktif (active learning) tipe card sort. Card Sort merupakan teknik pembelajaran aktif yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui pemberian tugas terkait dengan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta, atau menilai informasi yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa melalui cara yang menyenangkan. Model pembelajaran aktif tipe card sort menggunakan fasilitas kartu, dalam kartu tersebut berisi suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh masing-masing siswa. Gerakan fisik yang ada di dalamnya dapat membantu menghilangkan kejenuhan siswa selama pembelajaran. Melalui penerapan strategi motivasi dalam model pembelajaran aktif tipe card sort dapat merangsang keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Keterlibatan tersebut adalah keterlibatan secara fisik maupun mental yang keduanya saling berkaitan satu sama lain. Dalam penerapan model pembelajaran aktif tipe card sort ini siswa commit dituntut to lebih user aktif dalam mengikuti proses

18 digilib.uns.ac.id 4 pembelajaran, tidak hanya berperan sebagai penerima informasi pasif, siswa ditantang untuk aktif berkomunikasi terutama keaktifan dalam bertanya, menemukan informasi yang relevan dalam kehidupan nyata dan merancang pemecahan untuk permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diteliti tentang: PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT DI KELAS RSBI XI IPA 1 SMA N 1 SURAKARTA B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu: 1. Apakah keaktifan bertanya siswa dapat ditingkatkan dengan penerapan strategi motivasi dalam model pembelajaran aktif tipe card sort pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009? 2. Seberapa besarkah peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi melalui penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe card sort? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mengetahui peningkatkan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi dengan penerapan strategi motivasi dalam model pembelajaran aktif tipe card sort pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/ Mengetahui besarnya peningkatan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran Biologi melalui penerapan strategi motivasi dalam model pembelajaran aktif tipe card commit sort. to user

19 digilib.uns.ac.id 5 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar dalam hal keaktifan bertanya siswa terhadap materi yang belum dipahami. b. Memberikan informasi kepada guru untuk lebih menekankan pembelajaran pada keaktifan siswa. c. Memperkaya khasanah pengetahuan guru mengenai alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan. 2. Bagi Siswa a. Memberikan masukan kepada siswa agar berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar terutama untuk aktif bertanya terhadap materi yang belum dipahami agar mendapat hasil belajar yang optimal dan dapat meningkatkan prestasi belajar. b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam belajar. 3. Bagi sekolah a. Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran. b. Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program peningkatan proses pembelajaran pada tahap berikutnya.

20 digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Keaktifan Bertanya Siswa a. Pengertian Keaktifan Siswa Menurut Kamus Besar Indonesia (1999:19), Keaktifan adalah kegiatan, kesibukan dalam bekerja, atau berusaha. Jadi keaktifan siswa dapat diartikan sebagai suatu kegiatan, kesibukan dalam bekerja atau berusaha pada siswa selama proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat, kemampuan berpikir kritis serta dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pengajar dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis sehingga merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran guru diharapkan mampu membangkitkan aktivitas berpikir maupun bertidak dalam diri siswa. Melalui aktivitas sendiri proses pembelajaran menjadi berkesan dan dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, dan timbul diskusi antara guru dan siswa. Keberhasilan dalam pembelajaran mandiri bergantung pada keaktifan siswa pada proses pembelajaran. Untuk menjadi mandiri, baik bekerja sendiri maupun kelompok, siswa harus bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berpikir kritis dan kreatif, memiliki pengetahuan tentang diri sendiri, dan bekerja sama. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran mandiri sangat dibutuhkan keaktifan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Macam-macam aktivitas siswa. Sardiman (2007:95) mengatakan bahwa tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip penting dalam interaksi belajar mengajar. Lebih lanjut Rousseau dalam Sardiman (2007:96) mengatakan bahwa Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,

21 digilib.uns.ac.id 7 pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Pembelajaran melibatkan segala aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran baik aktivitas fisik maupun mental. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami segala sesuatu sendiri dengan segala indera yang dimilikinya. Banyak jenis aktivitas siswa di sekolah, Paul B. Dierich dalam Sardiman A. M (2007: 100) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegitan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Visual activities, seperti membaca, memeperhatikan gambar, demonstrasi dan percobaan; 2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memeberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi; 3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, pidato; 4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin; 5) Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola; 6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang; 7) Mental activities, seperti mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, membuat kesimpulan; 8) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang gugup. Belajar tidak akan berlangsung tanpa adanya aktivitas sehingga aktivitas merupakan prinsip utama dalam proses pembelajaran. Beragam jenis aktivitas dapat dilakukan siswa di sekolah. Sistem pembelajaran harus dapat didesain oleh guru agar dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terutama keaktifan mental siswa.keaktifan mental seperti kegiatan siswa bertanya, berpendapat, dan merespon pendapat orang lain. c. Pengertian Bertanya Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia (2005: 1141) Bertanya diartikan meminta keterangan. Lebih lanjut Martinis Yamin (2007: 89) Mengajukan pertanyaan berarti menunjukkan pola fikir yang dimiliki oleh seseorang. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir pada siswa.

22 digilib.uns.ac.id 8 Keterlibatan siswa secara fisik maupun mental dalam proses pembelajaran akan menimbulkan aktivitas belajar yang optimal serta dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Keterlibatan mental dapat ditunjukkan dengan sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain dan mengungkapkan gagasan. Sedangkan yang dimaksud keterlibatan mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut ditertawakan, tidak takut disepelekan, atau tidak takut dimarahi jika salah. Suasana interaktif dalam proses pembelajaran dapat diciptakan dengan cara membangun suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan didalam kelas. Suasana kelas yang kondusif dapat menunjang terjadinya proses pembelajaran yang optimal. Pembelajaran optimal ditandai dengan adanya interaksi timbal balik antara guru dan siswa. d. Aspek Bertanya Jos Daniel Parera (1986: 15) menyatakan bahwa Bentuk verbum bertanya menunjukkan satu aktivitas dan bukan satu produk atau hasil. Di sini aktivitaslah yang diutamakan. Taksonomi bertanya menurut Jos Daniel Parera (1986: 15) dibedakan dalam tujuh kategori, yaitu: 1) Mengingat/Menghafal. Siswa ingat atau mengenal, mengulang kembali informasi. 2) Menterjemahkan. Mengatakan kembali sesuatu hal dengan mempergunakan simbol-simbol yang lain atau dengan bahasa lain dan dengan bahasa yang bergaya dan berdiksi lain. 3) Menginterprestasikan. Siswa menemukan hubungan antara fakta dan kejadian, generalisasi, definisi, nilai, dan keterampilan yang lain. 4) Mengaplikasi. Siswa menyelesaikan masalah dalam kehidupan yang nyata, siswa dapat mengidentifikasi, siswa dapat memilih, dan siswa dapat menerapkan generalisasi dan keterampilannya. 5) Menganalisa. Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yng dia miliki dan dapat membentuk pikirannya. 6) Mensintesis. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang menentut adanya originalitas dan satu kegitan berpikir yang kreatif. 7) Mengevaluasi. Siswa membuat pertimbangan dan penilaian atas baik dan buruk, benar dan salah berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Berdasarkan uraian dari kategori bertanya di atas maka bertanya mengandung tujuh aspek penting yaitu bertanya untuk mengingat atau mengulang informasi, menterjemahkan, menginterprestasikan, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi materi pada proses pembelajaran.

23 digilib.uns.ac.id 9 2. Strategi Motivasi dalam Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort a. Strategi Motivasi 1) Pengertian Strategi Roestiyah (2008:49 )mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan pembelajaran. Dengan suatu strategi yang tepat maka tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan optimal. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus memikirkan suatu strategi yang tepat untuk menyampaikan suatu materi pelajaran. Penetapan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi didalam kelas. 2) Pengertian Motivasi Hamzah (2007:31) menjelaskan hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal maupun eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Motivasi tidak hanya muncul dari dalam diri siswa tetapi motivasi bisa ditumbuhkan dengan memberikan stimulus. Rangsangan yang dapat diberikan antara lain dengan pemberian penghargaan dalam belajar, menciptakan suatu kegiatan yang menarik dalam belajar, dan menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif sehingga memungkinkan siswa belajar dengan baik. Winkel (1999: 150) mengemukakan bahwa motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Dalam proses pembelajaran motivasi dari siswa sangat dibutuhkan karena motivasi belajar adalah commit kunci to user utama keberhasilan suatu proses

24 digilib.uns.ac.id 10 pembelajaran yang akan membawa tercapainya tujuan pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang disampaikan Sardiman A.M (2007:84) Motivation is an essential condition of learning. 3) Prinsip Motivasi Belajar Menurut Keller (1983:87), Dalam motivasi terdapat beberapa prinsip meliputi perhatian (attention), relevensi (relevance), kepercayaan diri (convidance), dan kepuasan (satisfaction). Prinsip tersebut biasa disebut prinsip ARCS (attention, relevance, convidance, satisfaction). Dari prinsip tersebut dapat diuraikan bahwa untuk memenuhi motivasi tersebut siswa harus memiliki perhatian, perhatian siswa didorong oleh rasa ingin tahu yang memerlukan rangsangan atau stimulus yang berupa hal-hal yang aneh, kontradiktif atau kompleks sehingga dapat meningkatkan rasa ingin tahu serta perhatian siswa. Kepercayaan pada diri siswa dipupuk sebagai aspek penggerak motivasi. Relevansi dapat ditunjukkan dengan menghubungkan materi dalam pembelajaran dengan kebutuhan siswa. Kepuasan dapat ditunjukkan dengan memberi penghargaan kepada siwa setelah siswa mencapai hasil yang ditargetkan. Implementasi prinsip-prinsip tersebut sebagai suatu strategi motivasi menurut Suciati (2005: 60) dapat dilakukan antara lain melalui: 1) Penggunaan metode penyampaian pembelajaran yang bervariasi dilengkapi media yang menarik untuk merangsang perhatian siswa; 2) Menyampaikan kepada siswa tentang manfaat pembelajaran, member contoh, latihan atau tes dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan aspek relevensi; 3) Menumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dengan kalimat-kalimat positif; 4) Memberi penghargaan atas keberhasilan siswa jika siswa bertanya dalam bahasa Inggris. 4) Fungsi Motivasi Fungsi motivasi bagi siswa dalam pembelajaran menurut Sardiman (2007:83) meliputi:1) Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul seperti perbuatan belajar. 2) Mengarahkan aktivitas belajar peserta didik. 3) Menggerakkan seperti mesin bagi mobil, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan. Motivasi belajar sangat penting untuk ditumbuhkan karena tanpa adanya motivasi belajar aktivitas belajar pada siswa tidak akan tercipta. Guru harus

25 digilib.uns.ac.id 11 memiliki strategi untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Kerkaitan dengan hal tersebut diperjelas oleh Karlyn Kamm, M. S. (2003:6) yang menyatakan bahwa: Motivation is important in learning and increases it; students who are motivated do better. a) There are two essential forms of motivation: intrinsic and extrinsic. It s an important goal for educators to develop intrinsic motivation, at least by the junior high level. b) Motivation is measured on reliable scales. c) Motivation orientation can be changed (increased) through several factors, such as a positive atmosphere and feedback (reinforcement), engagement, cooperative learning, and setting and accomplishing goals. d) Rewards can be overused and reduce interest, so teacher judgment in using them is critical. Berdasarkan pendapat di atas motivasi belajar sangat penting untuk ditumbuhkan karena dengan adanya motivasi siswa akan mengerjakan sesuatu dengan lebih baik. Ada dua macam motivasi yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Keberadaan motivasi tersebut sangat diperngaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan yang positif, pembelajaran kooperatif dan tujuan pembelajaran. Pemberian hadiah dapat menumbuhkan dan memunculkan ketertarikan dalam pembelajaran. Jadi guru hendaknya memiliki strategi untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 5) Bentuk-Bentuk Motivasi Di Sekolah Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Nana Sudjana (2001:27-28) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi antara lain cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan keinginan belajarnya. Adanya variasi cara mengajar dapat memberikan suasana baru sehingga dapat mengurangi rasa bosan pada siswa. Ketertarikan siswa untuk belajar akan tumbuh dengan adanya stimulus yang diberikan oleh guru. Stimulus tersebut antara lain dengan pemberian pertanyaan serta memberikan kesempatan kepada

26 digilib.uns.ac.id 12 siswa untuk berperan aktif selama proses pembelajaran. Siswa akan lebih interaktif baik dengan sesama siswa maupun dengan guru. Berdasarkan keterangan di atas dapat ada beberapa cara yang dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa antara lain: a) Membangkitkan minat belajar Tujuan penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan datang. Dengan hal tersebut pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi intrinsik siswa. b) Mendorong rasa ingin tahu Membangkitkan hasrat ingin tahu siswa tentang apa yang akan dipelajari. Cara yang digunakan untuk membangkitkan rasa ingin tahu antara lain dengan menghadapkan siswa pada suatu permasalahan yang harus diselesaikan, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. c) Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik Motivasi intrinsik untuk belajar dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik. Untuk menyajikan materi yang menarik guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang baru dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan d) Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar Prinsip dasar motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan. Apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri, dan bukan oleh orang lain perasaan memiliki tujuan pembelajaran itu pada akhirnya akan melahirkan dorongan untuk memperolehnya. b. Pembelajaran Aktif (Active Learning) 1). Pengertian Active Learning Hisyam Zaini (2001:iv) mengatakan pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan sehingga commit baik to user dengan daya pikir, emosional dan

27 digilib.uns.ac.id 13 keterampilannya mereka belajar dan berlatih. Kegiatan dalam pembelajaran harus membuat siswa aktif, seperti: mendengar dan berbicara, melihat dan membaca, bahkan melakukan peragaan atau melakukan suatu aktivitas. Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran dengan interaksi aktif. Interaksi tersebut meliputi interaksi siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa lainnya. Pembelajaran aktif dititikberatkan pada hubungan antara individu satu dengan individu lainnya. Pembelajaran aktif diorientasikan pada keaktifan siswa, baik aktif fisik, mental, emosional, maupun intelektual. Keaktifan siswa dapat diwujudkan dalam kegiatan mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat. Kegiatan tersebut dapat memunculkan interaksi multi arah antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya. Semakin siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, semakin tinggi kadar pembelajaran aktif. Dalam pembelajaran aktif, guru lebih berperan sebagai fasilitator bukan pemberi ilmu. Kedudukan pendidik sebagai pembimbing dan pemberi arah, peserta didik merupakan obyek sekaligus subyek dan bersama-sama saling mengisi kegiatan belajar aktif dan kreatif. Disini dibutuhkan partisipasi aktif di kelas, bekerja keras dan mampu menghargainya, suasana demokratis, saling menghargai dengan kedudukan yang sama antar teman, serta kemandirian akademis. Pembelajaran aktif juga merupakan salah satu pendekatan yang berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi siswa. 2). Manfaat Pembelajaran Aktif Penerapan pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa manfaat, seperti yang dikemukakan oleh Ari Samadi antara lain: a) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa. c)

28 digilib.uns.ac.id 14 Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok. d) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual. e) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat. f) Membina dan memupuku kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orangtua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa. g) Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme. h) Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika(ari Samadi,2008:3). c. Card Sort Salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan siswa secara menyeluruh, terutama dalam hal keaktifan bertanya siswa dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran aktif (active learning) tipe card sort. Metode ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi. Silberman (2006: 169) menyatakan bahwa Pembelajaran aktif terdiri dari 101 tipe. Salah satu tipe tersebut adalah Kartu Sortir (Card Sort). Langkahlangkah dalam pelaksanaan card sort yang dikemukakan oleh Silberman adalah sebagai berikut: a) Masing-masing siswa diberikan kartu indek yang berisi materi pelajaran. Kartu indek dibuat berpasangan berdasarkan definisi atau kategori; b) Guru meminta siswa untuk bergerak dan berkeliling didalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama (guru dapat menyebutkan kategori sebelumnya atau membiarkan siswa menemukan sendiri); c) Siswa dengan kategori yang sama berkumpul menjadi suatu kelompok dan diminta mempresentasikan kategori masing-masing didepan kelas. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut berikan poin-poin penting terkait dengan materi pelajaran (Silberman,2006:170) Card Sort sebagai salah satu teknik pembelajaran aktif merupakan pembelajaran dengan pemberian tugas dalam kerja kelompok kecil. Melalui kegiatan pencarian kartu, pembahasan kategori dalam kerja kelompok, dan presentasi, siswa dituntut menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Siswa

29 digilib.uns.ac.id 15 dituntut untuk mengenali hubungan antara informasi pada kartu satu dengan informasi pada kartu lainnya dan membentuknya sebagai sebuah kesatuan kategori. Selain keterlibatan siswa dalam berpikir tingkat tinggi, siswa juga terlibat dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab selama pelaksanaan pembelajaran Card Sort. Siswa dapat aktif mengemukakan ide saat membahas kategori dalam kerja kelompok. Siswa dapat mengajarkan pengetahuan kepada siswa lainnya dan saling mengajukan pertanyaan saat kegiatan presentasi kategori. Hal ini menunjukkan di dalam suasana pembelajaran Card Sort telah terjadi interaksi aktif siswa. Dalam pembelajaran card sort ini siswa dapat menguasai materi pelajaran karena siswa terlibat langsung baik secara fisik maupun mental selama proses pembelajaran. Dengan keterlibatan siswa ini akan meningkatkan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat dan mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hisyam Zaini (2008) bahwa pembelajaran aktif merupakan proses belajar dimana peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik yang kemudian akan membuat peserta didik merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. B. Kerangka Pemikiran Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Keberhasilan proses pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran biologi di kelas XI IPA 1 adalah rendahnya keaktifan siswa commit dalam to proses user pembelajaran. Keaktifan siswa

30 digilib.uns.ac.id 16 yang dimaksud adalah keaktifan bertanya dalam pembelajaran yang tampak dari sangat pasifnya siswa dalam hal bertanya, siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Akar permasalahannya adalah strategi pembelajaran yang digunakan belum mampu melibatkan keaktifan bertanya siswa. Terkait dengan permasalahan di atas, perlu dilakukan inovasi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Salah satu cara yang ditempuh adalah penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe card sort. Strategi motivasi dapat meningkatkan kemauan pada siswa untuk belajar. Melalui pembelajaran aktif, siswa diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya fisik tetapi juga melibatkan mental. Keaktifan siswa baik fisik maupun mental dapat terakomodasi dalam pembelajaran aktif Card Sort. Siswa diminta aktif bergerak untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama dan siswa diberi kesempatan saling bertanya serta berpendapat dalam kerja kelompok kecil untuk selanjutnya mengomunikasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Dengan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort diharapkan dapat meningkatkan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran Biologi.

31 digilib.uns.ac.id 17 Adapun alur kerangka pemikiran dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini secara sederhana digambarkan sebagai berikut: Proses pembelajaran biologi di kelas. Keterlibatan siswa khususnya keaktifan bertanya dalam pembelajaran masih kurang Keaktifan bertanya siswa dalam belajar biologi rendah. Penerapan model pembelajaran aktif tipe card sort. Merangsang keterlibatan siswa dalam bertanya, berpendapat, menjawab pertanyaan Keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi meningkat. Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

32 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Surakarta beralamat di Jl. Monginsidi no 40 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap mulai bulan Maret 2009 sampai selesai. Adapun urutan waktu pelaksanaan kegiatan penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: a. Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi: permohonan ijin observasi sekolah, penentuan tidakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, perijinan penelitian dan konsultasi insatrumen penelitian pada pembimbing. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei b. Tahap Penelitian Tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu uji instrument penelitian dan pengambilan data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli c. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian terdiri dari analisis data dan penyusunan laporan. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai selesai. B. Bentuk dan Strategi Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah di dalam kelas serta mencobakan hal-hal baru demi peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),

33 digilib.uns.ac.id 19 pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Namun sebelumnya, keempat tahap tersebut diawali oleh suatu tahapan Pra PTK. Di dalam tahap Pra PTK, permasalahan-permasalahan yang ada di kelas diidentifikasi, dianalisis, dan dirumuskan. Tahap perencanaan mencakup persiapan segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi ajar, rencana pengajaran termasuk di dalamnya metode mengajar, media pembelajaran, dan teknik atau instrumen observasi. Semua perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya diimplementasikan dalam tahap pelaksanaan. Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi dilaksanakan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan memproses data yang diperoleh dari pengamatan. Penelitian yang dilakukan adalah PTK kolaboratif dimana peneliti bekerjasama dengan guru dalam melakukan penelitian, hal ini dilakukan karena guru adalah orang yang paling mengerti kondisi kelas yang sebenarnya. Dengan adanya prinsip kolaboratif ini guru dan peneliti dapat bersinergi dalam menangkap dan mencari jalan keluar untuk mengatasi fenomena yang muncul pada saat terjadi interaksi antara guru dan siswa di kelas. Alternatif pemecahan masalah diajukan peneliti dan didiskusikan dengan guru mengenai pelaksanaannya. Tugas peneliti adalah menyusun rencana kegiatan mulai dari penyusunan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan media pembelajaran. Pelaksana dari tindakan adalah guru dan proses jalannya tindakan diamati oleh peneliti. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan proses pembelajaran biologi sebelum dan sesudah diberi tindakan.

34 digilib.uns.ac.id 20 C. Sumber Data Adapun sumber data dalam penelitian ini antara lain: 1. Informan yang meliputi guru mata pelajaran biologi, siswa dan peneliti. 2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran. 3. Dokumen antara lain berupa kurikulum, skenario pembelajaran, silabus pembelajaran, buku penilaian. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini meliputi observasi, wawancara, angket dan kajian dokumen yang masing-masing diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi Observasi yang dilakukan adalah observasi berperan pasif. Observasi berperan pasif dilakukan dengan jalan peneliti mengambil tempat duduk paling belakang sehingga peneliti dapat secara leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar siswa di kelas. Observasi dilakukan dibantu oleh observer dan juga dilakukan oleh guru yang mengajar. Observasi dilakukan terhadap kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap kinerja siswa difokuskan pada tingkat keaktifan bertanya siswa dalam mengikuti pelajaran. Kinerja guru dan siswa juga dipantau untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks pembelajaran sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pada siklus selanjutnya. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan proses pembelajaran dilengkapi aspek-aspek yang diteliti, sehingga membantu peneliti dalam memfokuskan yang akan diteliti. Aspek yang diteliti adalah kinerja siswa dalam mengingat/menghafal, menterjemahkan, menginterprestasikan, mengaplikasi, menganalisa, mensintesis, mengevaluasi.

35 digilib.uns.ac.id Wawancara Atau Diskusi Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru dengan waktu dan tempat wawancara tidak ditentukan. Wawancara kepada siswa dilakukan untuk menggali data tentang keaktifan bertanya siswa selama pembelajaran biologi dan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan guru meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Meminta pendapat guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, antara lain mengungkap kelebihan, kekurangan, dan permasalahan lain yang berhubungan dengan pembelajaran di kelas. b. Mengemukakan hasil observasi peneliti terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan guru, serta mengemukakan kelebihan dan kekurangan. c. Mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan baik guru maupun peneliti untuk disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada langkah selanjutnya untuk meningkatkan keaktifan bertanya siswa melalui keefektifan strategi motivasi dalam model pembelajaran aktif tipe card sort. 3. Angket Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan bersifat terbuka yaitu setiap pertanyaan diberikan alternatif jawaban dan disediakan ruang yang cukup untuk memberi kesempatan kepada siswa menuliskan alasan ataupun hal yang berkaitan dengan masalah yang ditanyakan. Aspek yang terkandung dalam angket tersebut adalah aspek penilaian kinerja guru yang meliputi: pemberian apersepsi, pemberian motivasi, penyampaian materi, kinerja dalam prosedur pembelajaran card sort, kemampuan mengkondisikan kelas dan aspek kinerja siswa meliputi: perhatian siswa, kinerja siswa dalam pembelajaran card sort, dan keaktifan siswa.

36 digilib.uns.ac.id 22 E. Validitas Data Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu data. Teknik yang digunakan dalam mengukur kevalidan data yang diperoleh pada penelitian ini adalah teknik triangulasi data. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber (data) dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data yaitu dalam pengumpulan data menggunakan beragam sumber data, sehingga data dari satu sumber bisa teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data sejenis dari sumber lain yang berbeda (H.B. Sutopo, 2002: 79-80). Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga sumber/observer yang berbeda, maka data mengenai keaktifan bertanya dalam pembelajaran biologi dari hasil observasi peneliti diuji keabsahannya dengan hasil observasi dari tiga observer. Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya (H.B. Sutopo, 2002: 80-81). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi yang didukung dengan wawancara dan angket dengan sumber datanya adalah siswa untuk menggali data mengenai keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi. F. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini merupakan teknik analisis diskriptif kualitatif. Teknik analisa yang digunakan mengacu pada model analisis yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1996: 16-19) yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data, reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan dari data lapangan dan berlangsung sepanjang kegiatan pelaksanaan penelitian. Reduksi data merupakan bagian dari proses analisis yang

37 digilib.uns.ac.id 23 mempertegas dengan membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada akhir siklus. Penyajian data berupa deskripsi data, tetapi dapat juga berupa matriks, gambar/skema, dan tabel pendukung deskripsi. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan bermakna. G. Prosedur Penelitian Langkah-langkah operasional penelitian adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan sebelumnya, diajukan alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort untuk meningkatkan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran biologi. Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort, meliputi penyusunan silabus, rencana pelaksanaan pengajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian juga disiapkan seperti lembar observasi keaktifan bertanya, angket keterlaksanaan pembelajaran aktif tipe card sort dan pedoman wawancara. 2. Pelaksanaan Tindakan yang telah direncanakan diimplementasikan oleh guru dalam pembelajaran dengan penerapan strategi motivasi dalam pembelajaran aktif tipe Card Sort. Pada awal setiap pertemuan, sebagai bentuk penerapan strategi motivasi guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi bagi siswa. Penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran merupakan penerapan prinsip

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT DI KELAS RSBI XI IPA 1 SMA N 1 SURAKARTA SKRIPSI OLEH: KARTIKA WIDIASTUTI K4305016

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Peningkatan Keaktifan Metrik Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aktif Tipe Modeling The Way pada Kelas XI MOA SMK Purnama 2 Gombong

Peningkatan Keaktifan Metrik Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aktif Tipe Modeling The Way pada Kelas XI MOA SMK Purnama 2 Gombong Peningkatan Keaktifan Metrik Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aktif Tipe Modeling The Way pada Kelas XI MOA SMK Purnama 2 Gombong Faisol Al Amin, Wakhid Akhdinirwanto, Arif Maftukhin Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parongpong yang lokasinya terletak di Jl. Cihanjuang Rahayu No.39, Bandung

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-2 SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FITRI ASTUTI WAHYU UTAMI K4310029

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DISERTAI MODUL HASIL PENELITIAN PADA SUB POKOK BAHASAN ZYGOMYCOTINA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar pada hakekatnya adalah sebuah bentuk rumusan prilaku sebagaimana yang tercantum dalam pembelajaran yaitu tentang penguasaan terhadap

Lebih terperinci

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK DISERTAI TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS ORAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-J SMA NEGERI 1 KARTASURA SKRIPSI Oleh : ANI SUGIHARTI NIM. K 4305002 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Keterampilan Proses Sains Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada peran seorang guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Proses pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DISERTAI MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA Lina Wahyuningrum, Pujayanto, Dewanto Harjunowibowo 1) Karangtalun Rt 04 RW

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES PENERAPAN FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Chandra Adi Prabowo K

SKRIPSI. Oleh: Chandra Adi Prabowo K PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Chandra

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 / 2010 Skripsi Oleh: DWITYA NADIA FATMAWATI K 4306022

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

Keperluan korespondensi, HP : ,

Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : HARIS NURHUDA K4312027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: AJENG CAHYA NURANI K1211004 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI PENGGUNAAN STILL PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-4 SMA N 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CD PEMBELAJARAN DISERTAI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANJAR MARGO SUMBOGO B. M. SMP Negeri 1 Banjar Margo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling ketergantungan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : HARIS NURHUDA K4312027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi 7 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi dalam mengaitkan simbol-simbol dan mengaplikasikan konsep matematika

Lebih terperinci

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan proses interaksi kegiatan jasmani dan rohani, dibantu oleh faktor-faktor lain untuk mencapai tujuan belajar yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh: Dwi Listiawan X4306022 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perubahan dari hasil interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan spiritual.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Keaktifan Belajar Sebelum penulis membahas tentang keaktifan belajar, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian belajar. Belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan pembelajaran. Karena perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS XI MIA 4 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS XI MIA 4 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS XI MIA 4 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: NURAINI ANNISA K4311051 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 3 NGUTER

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Laboratorium Belajar adalah suatu proses yang kompleks terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar berlangsung karena adanya interaksi karena

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh Nurma Permata Sari K

Skripsi. Oleh Nurma Permata Sari K PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PERPADUAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM DAN LINGKUNGAN ALAM DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 GONDANGREJO Skripsi Oleh Nurma Permata Sari K.4305017

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan 7 B A B II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan keterangan guru, berpikir, berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktifitas baik fisik

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh : PURWANTO K

Skripsi. Oleh : PURWANTO K UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS INTEGRAL MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK II MELALUI PEMBELAJARAN MODEL KONSTRUKTIVISME MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN ANGKATAN

Lebih terperinci

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian Pembelajaran IPA Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian secara implisit dalam pengajaran terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Semiawan kreativitas adalah suatu kemampuan untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATERI GERAK HARMONIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA N 1 BOYOLALI Skripsi

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: INTAN PRATAMA WULANDARI A510090

Lebih terperinci

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VII A MTS MA ARIF AMBARWINANGUN Anggara Bari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun 1981 dan diadopsi

Lebih terperinci

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Alat - Alat Laboratorium Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara

Lebih terperinci

Oleh Saryana PENDAHULUAN

Oleh Saryana PENDAHULUAN PENDAHULUAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Laporan Hasil Penelitian Tindakan kelas) Oleh Saryana

Lebih terperinci

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES PENERAPAN FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Menurut Nurhadi (2004:112) model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003: BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 2 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DILENGKAPI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Aktivitas Belajar Siswa Menurut Sardiman (2011), pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Examples Non Examples Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga lima orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika. PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN 2014 / 2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Desi Susanti 1, Pebriyenni 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CEPOGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Peraga Alat peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar. Pada siswa SD alat peraga sangat dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta, yang terdiri dari 30 kelas, yakni kelas X MIPA berjumlah 5 dan X IPS berjumlah 5 kelas, kelas XI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI PADA SISWA XI IPS 2 SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 5 SMA BATIK 1 SURAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 5 SMA BATIK 1 SURAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 5 SMA BATIK 1 SURAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING SKRIPSI OLEH : ANISA ZAHRA HERMAYANI K4311010 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wardah Rahmawati

SKRIPSI. Oleh: Wardah Rahmawati PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SPICS (STUDENT CENTERED, PROBLEM BASED, INTEREST, CONFIDENT AND SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA (KELAS X D SMA NEGERI 2 TANGGUL JEMBER) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DISERTAI DENGAN PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1 KARTASURA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci