BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
|
|
- Glenna Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengetahuan Pengertian Pengetahuan adalah hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali suatu kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak, 2009). Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku (Setiawati, 2008) Tingkat Pengetahuan Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes 7
2 Agepti, dan sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan, misalnya: apa tanda-tamda anak yang kurang gizi, apa penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), dan sebagainya. (Notoadmodjo, 2005). b. Memahami (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya, orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3M (mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup, menguras, dan sebagainya tempat-tempat penampungan air tersebut.(notoadmodjo, 2005). c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya, seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan di tempat ia bekerja atau dimana saja. Orang yang telah faham metodologi penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian di mana saja, dan seterusnya.(notoadmodjo, 2005).
3 d. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. Misalnya, dapat membedakan antara nyamuk Aedes Agepty dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing kremi, dan sebagainya.(notoadmodjo, 2005). e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.(notoadmodjo, 2005). f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
4 norma-norma yang berlaku di masyarakat.misalnya, seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2005) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga yang berhubungan dengan faktor internal dan eksternal. Menutut roger (1974, dikutip dari Notoadmojo, 2007), faktor internal yakni karakteristik orang yang bersangkutan seperti: pendidikan, motivasi, persepsi dan pengalaman yang bersifat given atau bawaan. Faktor Eksternal yakni lingkungan, ekonomi, kebudayaan dan informasi. Menurut Suparlan (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah: a. Pendidikanadalah proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai perubahan tingakat perilaku. Pada umumnya pendidikan meningkatkan tingkat intelegensinya. b. Usiasangat dipengaruhi perkembangan seseorang dalam memahami sesuatu. Menurut beberapa peneliti pengetahuan seseorang bertambah sesuai dengan pertambahan usia. c. Pengalamanmerupakan sesuatu yang sudah pernah dialami, dilihat atau didengar seseorang yang dapat menjadi acuan. Semakin banyak pengalaman seseorang maka semakin banyak usaha seseorang untuk mengatasi sesuatu masalah. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
5 d. Sumber informasiadalah data yang diproses kedalam suatu bentuk dan mempunyai nilai yang nyata Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmojo (2005) dari berbagai cara yang telah digunakan untuk memperoleh pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Cara Tradisional untuk Memperoleh Pengetahuan Cara kuno atau tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan antara lain: 1) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam mencegah masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain. 2) Cara Kekuasaan (Otoriter) Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan sebagainya. 3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hasil ini dilakukan dengan cara mengulangi kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
6 4) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pemikirannya. b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sintesis, logis dan alamiah.cara ini disebut metode penelitian ilmiahatau lebih popular disebut metode penelitian. 2.2 Konsep Ibu Perempuan adalah salah satu fenomena hidup di mana mereka diciptakan dengan segala kekompleksitasan yang tidak akan ada habisnya untuk dibahas, khususnya dalam kacamatan berfikir yang disusun oleh kaum feminis. Pembahasan perempuandalam perspektif feminis sekarang bukan hanya pada tataran kehidupan yang besar seperti politik, ekonomi, budaya dan pendidikan saja tetapi juga sudah merambah pada tataran kehidupan kecil. AdapunPeranan ibu Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya ( Ayu, 2004 ).
7 2.3 Konsep zat pewarna makanan Pengertian Bahan pewarna merupakan bahan alami ataupun bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan. Penambahan bahan pewarna pada makanan bertujuan sebagai faktor yang ikut menentukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan. Secara garis besar,berdasarkan sumbernya di kenal dua jenis zat pewarna yang termasuk ke dalam golongan bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna sintesis (Cahyadi, 2009) Jenis- jenis makanan zat pewarna dan makanan a. Pewarna alami Zat pewarna alami merupakan zat pewarna yang berasal dari tanaman, buah-buahan, hewan, gula dan bacteria lumut. Umumnya pewarna alami aman untuk digunakan dalam jumlah yang besar sekalipun, berbeda dengan pewarna sintesis yang keamanan penggunaannya harus dibatasi(yuliarti, 2007). Konsumen dewasa ini banyak menginginkan bahan alami yang masuk dalam daftar diet mereka. Banyak pewarna olahan yang tadinya menggunakan pewarna sintesis berpindah kepewarna alami. Sebagai contohnya serbuk beet mengaitkan pewarna merah sintesis FD dan C No. 2. Namun, penggantian dengan pewarna alami secara keseluruhan masih harus menunggu para ahli untuk dapat menghilangkan kendala, seperti bagai mana menghilangkan rasa beet-nya, mencegah penggumpalan dalam penyimpanan, dan menjaga kestabilan dalam penyimpanan. Beberapa pewarna alami yang berasal dari
8 tanaman dan hewan, di antaranya klorofi, mioglobin dan hemoglobin, anthosianin, flavonoid, tannin, betalain, quinon, dan xanthon serta karotenoid (Cahyadi, 2009). TABEL 2.1 contoh contoh pewarna alami Kelompok Warna Sumer Karamel Coklat Gula dipanaskan Anthosianin Jingga Tanaman Merah Biru Flavonoid Tampa kuning Tanaman Batalain Kuning, Merah Tanaman Quinon Kuning, Hitam Tanaman /bacteria lumut Xanthon Kuning Tanaman Karotenoid Tanpa kuning merah Tanaman/hewan Hame Merah, coklat Hewan Klorofil Hijau, coklat Tanaman (sumber tranggono dkk 1989 dalam yuliarti 2007) Menurut Putri (2010) dan Dedi (2013) Pewarna alami merupakan bahan pewarna yang bahan-bahannya banyak diambil dari tumbuh-tumbuhan. Bahan pewarna alami yang banyak digunakan antara lain sebagai berikut: 1. Daun suji mengandung zat warna klorofil untuk memberi warna hijau menawan, misalnya pada dadar gulung, kue bika, atau kue pisang. Karena keindahan bentuk daunnya, tanaman ini seringkali digunakan sebagai tanaman hias. Agar lebih sempurna, daun suji seringkali dicampur dengan daun pandan sehingga selain memberi warna sekaligus juga memberi aroma harum pada makanan, kue dan
9 minuman Anda. Cara membuatnya: iris halus daun suji dan daun pandan, haluskan dengan cara ditumbuk atau diblender, peras, dan saring, lalu tambahkan air kapur sirih sebagai pengawetnya. Masukkan ke dalam botol tertutup, lalu simpan di lemari es. 2. Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya es krim, susu cokelat, atau kue kering. 3. Kunyit (Curcuma domestica) mengandung zat warna kurkumin untuk memberi warna kuning pada makanan, misalnya tahu, bumbu Bali, atau nasi kuning. Selain itu, kunyit dapat mengawetkan makanan. 4. Cabai merah, selain memberi rasa pedas, juga menghasilkan zat warna kapxantin yang menjadikan warna merah pada makanan, misalnya rendang daging atau sambal goreng. 5. Wortel, beta-karoten (provitamin-a) pada wortel menghasilkan warna kuning. 6. Karamel, warna cokelat karamel pada kembang gula karena proses karamelisasi, yaitu pemanasan gula tebu sampai pada suhu sekitar 170 C. 7. Gula merah, selain sebagai pemanis juga memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya pada bubur dan dodol. 8. Kayu Secang Secang (Caesalpinia sappan L.) adalah tanaman berkayu yang biasa dimanfaatkan bagian batangnya. Cara menggunakannya, batang basah
10 diserut dan dikeringkan. Serutan batang kayu secang kering direbus dengan air dan disaring, baru dicampurkan ke dalam adonan atau bahan yang akan diwarnai. Secang memberikan warna merah. Kayu secang dapat diperoleh di toko yang menjual jamu tradisional. 9. Angkak Warna merah angkak sangat potensial sebagai pengganti warna merah sintetis. Saat ini angkak digunakan pada berbagai produk makanan seperti pada pembuatan anggur, keju, sayuran, pasta ikan, kecap ikan, minuman beralkohol, aneka kue, serta produk olahan daging seperti sosis. Angkak digunakan dengan cara diseduh air panas, air seduhan pertama dibuang karena rasanya pahit. Baru pada seduhan ketiga disaring, lalu haluskan. Pewarna merah juga dapat diperoleh dari kulit bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L) dengan cara diseduh air panas terlebih dahulu sebelum digunakan, atau diperoleh dari bit yang direbus lalu diambil airnya, atau diblender bitnya. 10. Bunga Telang Bunga telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia.Warna biru keunguannya dapat digunakan sebagai pewarna alami biru pada penganan. Cara menggunakan: cuci bersih bunga telang, remas-remas atau tumbuk dengan sedikit air matang, lalu saring. Bisa juga dengan merebus bunga talang hingga bunga layu dan airnya berwarna biru, kemudian saring dan diambil airnya. Alternatif lain bisa juga dengan
11 cara merendam bunga telang dengan air panas hingga airnya berwarna biru, remas-remas, saring, dan ambil airnya. Untuk menyimpan dalam waktu lama, bunga telang bisa dikeringkan dengan cara dijemur di sinar matahari, lalu masukkan ke dalam kemasan yang kering dan tertutup. 11. Kluwak, Abu Merang dan tinta cumi. Untuk hidangan atau kue yang berwarna hitam dapat digunakan abu merang yang dibuat dari merang yang dibakar, lalu diayak. Atau bisa juga kluwak kwalitas baik dipecahkan, lalu diambil daging buahnya untuk kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bumbu lainnya, atau dari tinta cumi yang dilarutkan dengan air. b. Pewarna sintetis Zat pewarna / zat pewarna buatan harus melalui berbagai prosedur pengujian sebelum dapat digunakan sebagai pewarna pangan. Zat pewarna yang diizinkan penggunaannya dalam pangan disebut sebagai primitted color atau certified color. Zat warna yang akan digunakan harus menjalani pengujian dan prosedur penggunaannya, yang disebut proses sertifikasi. Proses sertifikasi ini meliputi pengujian kimia, biokimia, toksikologi, dan analisis media terhadap zat warna tersebut (yuliarti, 2007). Proses pembuatan zat warna sintesis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara dulu yang
12 kadang kadang berbahaya dan seringkali tertinggal dalam hal akhir, atau terbentuk senyawa senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang di anggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,0004 % dan timbal balik boleh lebih 0,0001 % sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada. (Cahyadi, 2009). Tabel 2.2 bahan pewarna yang diizinkan di indonesia PEWARNA Amaran Biru berlian Eritrosin Hijau FCF Hijau S Indigotin Ponceau 4R Kuning Kuinelin Kuning FCF Riboflavia Tartrazine Amaranth : CI Food Red 9 Brilliant FCF : CI Food red 2 Eridrosin :cl Food red 14 Fast Green FCF : Cl Food green 3 Green S :Cl.food Green 4 Indigotin :Cl. Food Blue 1 Ponceau 4R :Cl Food red 7 Quineline yellow Cl. Food yellow 13 Sunset yellow FCF Cl. Food yellow 3 Riboflavia Tartrazine No indeks Warna (C.I.No.) Batasan Maksimum Penggunaan Sumber : Peraturan Menkes RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 Secara kuantitas, dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada zat pewarna sintetis untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama.
13 Pada kondisi tersebut, dapat terjadi perubahan yang tidak terduga pada tekstur dan aroma makanan.zat pewarna alami juga menghasilkan karakteristik warna yang lebih pudar dan kurang stabil bila dibandingkan dengan zat pewarna sintetis.oleh karena itu zat ini tidak dapat digunakan sesering zat pewarna sintetis (yuliarti, 2007). Menurut Joint FAC/WHO Expert Committee on Food Aditives (JECFA) zat pewarna buatan digolongkan dalm beberapa kelas bedasarkan kelarutannya, yaitu dyes dan lakes. 1. Dyes Dyes adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air, sehingga larutannya menjadi berwarna dan dapat digunakan untuk mewarnai bahan. Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah propelin glikol, gliserin, atau alkohol; sedanagkan dalam semua jenis pelarut organik, dyestidak dapat larut. Dyes terdapat dalam bentuk bubuk, granula, cairan, campuran warna, pasta, dan dispersi(winarno, 1995 dalam Sihombing, 2008). 2. Lakes Zat pewarna ini di buat dari proses pengendapan dan absorpsi days pada radikal (Al atau Ca) yang dilapaisi dengan aluminium hidrat (alumina). Lapisan alaumina ini tidak larut dalam air, sehingga lakes ini tidak larut hampir semua pelarut. Pada ph 3,5 9,5 stabil, dan di luar selang tersebut lapisan alumina pecah sehingga dyes yang di kandungnya
14 terlepas. Ini terdapat pada tablet yang diberi pelapisan (coating), icing, pelapis pondan, pelapis berminyak, campuran adonan kue dan donat, permen dan permen karet dan lain lain (Winarno, 1995 dalam Sihombing, 2008). Akan tetapi, seringkali terjadi penyalahgunaan zat pewarna pemakaaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk teksil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Hai ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan di samping itu harga zat pewarna untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan zat pewarna untuk pangan. Hai ini disebabkan bea masuk zat pewarna untuk pangan jauh lebih tinggi daripada zat pewarna bahan nonpangan. Lagi pula, warna zat pewarna teksil atau kulit biasanya lebih menarik (cahyadi, 2009). Tabel.2.3 Perbedaan pewarna alami dan buatan Pewarna alami Pewarna buatan Lebih aman dikonsumsi. Kadang-kadang memiliki efek negatif tertentu. Warna yang dihasilkan Dapat mengembalikan warna asli, kestabilan warna lebih tinggi, kurang stabil, mudah berubah tahan lama, dan dapat melindungi vitamin atau zat-zat makanan oleh pengaruh tingkat lain yang peka terhadap cahaya selama penyimpanan. keasaman tertentu. Untuk mendapatkan warna Praktis dan ekonomis yang bagus diperlukan bahan pewarna dalam jumlah banyak.
15 Sambungan tabel Keanekaragaman warnanya terbatas Tingkat keseragaman warna kurang baik Kadang-kadang memberi rasa dan aroma yang agak mengganggu. (Dedi 2013) Warna yang dihasilkan lebih beraneka ragam. Keseragaman warna lebih baik. Biasanya tidak menghasilkan rasa dan aroma yang mengganggu. c. Makanan Makanan merupakan aset budaya yang keberadaannya perlu dikembangkan dan dilestarikan. Oleh karena itu, aset budaya ini perlu disebarluaskan agar tidak hilang ditelan waktu (Mawarti, 2000). Jenis makanan yang digunakan untuk makanan anak usia tiga sampai lima tahun sudah berubah dari hanya dua atau tiga jenis bahan (tepung, susu, gula) beransur ansur menjadi campuran beragam bahan makan, yaitu makanan pokok, bahan makanan sumber protein nabati dan hewani, sayuran dan buah buahan. bukan saja untuk memenuhi kebutuhan gizi, tetapi pemberian beragam campuran bahan makanan akan melatih anak untuk makan makanan yang bervariasi, terutama makanan berupa sayuran yang biasanya kurang di sukai anak. Sudah tentu keberasilan menanamkan keberasilan makanan yang baik akan banyak tergantung kepada pengetahuan dan pengertian ibu akan cara dan faedah menyusun makanan yang mememnuhi syarat gizi.(moehji, 2008). Anak anak memang sangat menyukai makanan dengan warna yang menarik dan aroma yang sangat menyegat, terlebih bila makanan itu di iklankan di televisi yang mereka tonton setiap hari. Sayangnya, mereka tidak tau bahwa konsumsi makanan yang mengandung Bahan Tambahan Makanan secara
16 berlebihan, sekalipun sudah diizinkan penggunaanya, akan berakibat buruk bagi mereka( Yuliarti, 2007). 2.4 BAHAYA ZAT PEWARNA BAGI KESEHATAN Pemakaian bahan pewarna pangan sintesis dalam pangan walaupun mempunyai dampak positif bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat mendapat membuat suatu pangan lebih menarik, meratakan warna pangan dan mengembalikan warna dari bahan dasar yang hilang atau berubah selama pengolahan,teryata dapat juga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan bahkan memberidampak negative terhadap kesehatan manusia. Beberapa hal yang mungkin memberi dampak negative tersebut terjadi bila: a. Bahan pewarna sintesis ini di makan dalam jumlah kecil, namun berulang b.bahan pewarna sintesis dimakan dalam jangka waktu lama c. Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda-beda, yaitu tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu pangan sehari- hari, dan keadaan fisik. d.berbagi lapisan masyarakat yang mungkin mengunakan bahan pewarna sintesis yang berlebihan. e. Penyimpanan bahan pewarna sintesis oleh pedagang bahan kimia yang tidak memenuhi persyaratan (Cahyadi, 2009). Amaranth dalam jamlah yang besar dapat menimbulkan tumor,reaksi alergi pada pernafasasan dan dapat mengakibatkan hiperaktif pada anak anak, Alura
17 Merah bisa memacu kangker limpa, sedangkan Karamel dapat menimbulkan efek pada sistem syaraf dan dapat menyebabkan gangguan kekebalan. Penggunaan Tartrazine ataupun Sunset Yellow yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi, khususnya bagi orang yang sensitif pada asamasetilsiklik dan asam benzonat, selain akan mengakibatkan asma dapat pula menyebabkan hiperaktif pada anak. Fast Green FCFyang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi dan produksi tumor, sedang kan Sunset Yellow dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan radang selaput lendir pada hidung, sakit pinggang, muntah muntah dan gangguan pencernaan. Indigotinedalam dosis tertentu akan dapat meningkatkan sensitivitas pada penyakit yang disebabkan oleh virus serta mengakibatkan hiperaktif pada anak-anak. Pemakaian Teritrosinakan mengakibatkan reaksi alergi pada pernafasan, diare hiperaktif pada anak anak dan efek yang kurang baik pada otak dan prilaku, sedangkan Ponciu SX dapat menyebabkan kerusakan sistem urin, kemudian karbon hitam dapat memicu terjadinya tumor Rhodhamin B dapat mengakiabatkan gangguan fungsi hati maupu kangker Methanyl Yellow dapat menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih,saluran pencernaan atau jaringan kulit (Yuliarti, 2007). Sejumlah makanan mengandung bahan berbahaya pewarna tekstil/rhodamin B terdapat pada berbagai jenis makanan yang banyak dikonsumsi anak-anak karena dijual di oleh pedangang seperti saos, sirup, krupuk, arum manis, kornet, roti, cendol, dan permen, minuman ringan seperti limun,kue, gorengan, kerupuk, dan saus sambal. Penggunaan bahan pewarna tekstil sangat berbahaya karena bisa memicu kanker; kanker kelenjar getah bening.salah satu jenis kanker terganas, serta merusak ginjal
18 dan hati Ciri Makanan Menggunakan Pewarna Rhodamin B dan Methanyl Yellow: Terdapat pada saos, kerupuk, agar-agar (jelly), minuman ringan, sirup, es puter dan jajanan basah dll. a. Warnanya mencolok b. Cerah mengilap c. Warnanya tidak homogen (ada yang menggumpal) d. Ada sedikit rasa pahit e. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsi Anak anak tidak bisa memilih yang terbaik bagi diri mereka maka ada baiknya kita yang mengarahkan mereka tidak terlalau banyak mengonsumsi jajanan anak anak, baik jajanan tradisional maupun makanan kemasan. Yang paling baik adalah memberikan bekal berupa makanan dan minuman yang telah kita pilih dengan baik dan menjamin kesehatan mereka. Mengingat terkadang pabrik pembuatan makanan dalam mencantumkan lebelpun tidak sesuai dengan isinya, misalnya tidak terkandung MSG atau pewarna buatan, tetapi nyatanya terkandung MSG atau pewarna buatan. (Yuliarti, 2007).
Warna pada makanan atau minuman memang kadang memberikan penampilan lain yang lebih menarik. Yuk kita bahas pewarna alami dan bagaimana membuatnya!
Pewarna Alami Warna pada makanan atau minuman memang kadang memberikan penampilan lain yang lebih menarik. Yuk kita bahas pewarna alami dan bagaimana membuatnya! Daun Suji daun suji daun pandan Daun suji
Lebih terperinciWarna pada makanan atau minuman memang kadang memberikan penampilan lain yang lebih menarik. Yuk kita bahas pewarna alami dan bagaimana membuatnya!
http:anitanet.staff.ipb.ac.idartikel-articlehobbieskumpulan-resep-masakanbahan-pewarna-alami Bahan Pewarna Alami Warna pada makanan atau minuman memang kadang memberikan penampilan lain yang lebih menarik.
Lebih terperinciPEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko
PEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-4462135; 0274-882262;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya
Lebih terperinciPembuatan Pewarna Alami Makanan dan Aplikasinya. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY
Pembuatan Pewarna Alami Makanan dan Aplikasinya Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan atau juga dikenal sebagai street food adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, dipasar, tempat pemukiman serta lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, which are part of human diet. Artinya adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zat Warna Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2012, pewarna adalah bahan tambahan pangan (BTP) berupa pewarna alami, dan pewarna sintetis, yang ketika ditambahkan ataudiaplikasikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini banyak terjadi perkembangan di bidang industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ANALISIS ZAT PEWARNA PADA KEPAH ASIN (Polymesoda erosa) YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL DAN PASAR SUKARAMAI DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 A. Identitas Responden a. Nomor Responden
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat mikrobiologis.tetapi, sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan atau street foods adalah jenis makanan yang dijual kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman, serta lokasi yang sejenis. Jenis
Lebih terperinciBahan Tambahan Pangan (Food Additive)
Bahan Tambahan Pangan (Food Additive) A. Tujuan menambahkan bahan tambahan pangan ke dalam makanan: 1. Meningkatkan mutu pangan 2. Meningkatkan daya tarik 3. Mengawetkan pangan B. Macam-macam Bahan Tambahan
Lebih terperinciANALISIS SECARA BIOKIMIA METHANYL YELLOW PADA TAHU YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KODYA BANDUNG
ANALISIS SECARA BIOKIMIA METHANYL YELLOW PADA TAHU YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KODYA BANDUNG Mia Nurkanti Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, UNPAS Abstrak Tahu merupakan pangan yang popular di masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan mempunyai peran yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus masyarakatlah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi saat ini, penggunaan zat warna alami semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pewarna telah lama digunakan pada bahan makanan dan minuman untuk memperbaiki tampilan produk pangan. Pada mulanya zat warna yang digunakanan adalah zat warna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa dan pembau. Dunia visual menggunakan indra penglihatan yang biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan bahan dasar makanan harus mengandung zat gizi untuk memenuhi fungsi
Lebih terperinciOLEH : CHAIRUL MUNIR NIM
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIANPENGETAHUAN IBU TENTANG BAHAYA ZAT PEWARNA MAKANAN PADA KESEHATAN ANAK USIA 3 5 TAHUN DI GAMPONG RAWANG ITEK KAB. ACEH UTARA PROVINSI ACEH OLEH :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Meningkatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan jajanan (street food) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Manusia memerlukan makanan seimbang yaitu karbohidrat, protein, nabati, vitamin dan mineral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan mutu, keamanan, dan daya tarik bahan pangan umumnya bergantung pada beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, nilai gizi dan sifat mikrobiologisnya. Secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jajan merupakan suatu kebiasaan yang telah lama tertanam dalam diri setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam Taryadi (2007), jajanan merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dapat mengubah fungsi tubuh, tidak korosif, dan tidak merugikan secara
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minuman Minuman adalah segala sesuatu yang dikonsumsi dan dapat menghilangkan rasa haus. Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berasa dan tidak berbau. Air
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri (Wahit,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan prilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan menentukan kemajuan suatu bangsa di masa depan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Makanan Jajanan Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food menurut Food and Agriculture Organization didefinisikan
Lebih terperinciJAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA
19 SERI BACAAN ORANG TUA JAGUNG Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan berkembang serta mampu beraktivitas dan memelihara kondisi tubuhnya. Untuk itu bahan pangan atau biasa
Lebih terperinciLKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN
LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN A. Kompetensi Dasar: 3.7 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika
Lebih terperinciZat Kimia Berbahaya Pada Makanan
Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia berbahaya pada makanan sering kita temui pada berbagai jenis produk seperti makanan yang diawetkan, penyedap rasa, pewarna makanan,
Lebih terperinciZat Aditif pada Makanan
Bab 10 Zat Aditif pada Makanan Sumber: Encarta 2005 Gambar 10.1 Makanan dan minuman Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan makan dan minum untuk melangsungkan kehidupannya. Zat-zat makanan yang dikonsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehingga memberikan kesegaran bagi konsumen. Warna yang beraneka macam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es lilin merupakan suatu produk minuman yang banyak disukai anak-anak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan es lilin memiliki rasa yang manis dan dingin sehingga memberikan
Lebih terperincibalado yang beredar di Bukittinggi, dalam Majalah Kedokteran Andalas, (vol.32, No.1, Januari-juni/2008), hlm. 72.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor, diantaranya cita rasa, warna, tekstur, dan nilai gizinya. Sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang Kesehatan No 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinciTES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan
TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah
Lebih terperinciTES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan
TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah
Lebih terperincibumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami
bumbu & rempah bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami rempah Adalah bagian tanaman yang ditambahkan pada makanan untuk menambah atau membangkitkan selera
Lebih terperinciTabel Pelarut Dalam Percobaan Metode Kromatografi. A n-butanol 40 bagian volume. B Iso-butanol 30 bagian volume
Tabel Pelarut Dalam Percobaan Metode Kromatografi A n-butanol 40 bagian volume Asam asetat glasial 10 bagian volume Air suling 20 bagian volume B Iso-butanol 30 bagian volume Etanol air suling 20 bagian
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kecamatan Tilango merupakan bagian dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Gorontalo yang memiliki 7 desa yakni desa Dulomo,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Anak usia Sekolah Dasar merupakan kelompok usia yang mempunyai aktivitas yang cukup tinggi, baik dalam keadaan belajar maupun di saat istirahat. Untuk mendapatkan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadikan tanahnya subur sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kaya sumber daya alam. Letak geografis Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadikan tanahnya subur sehingga cocok untuk pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memilih bahan makanan maka kita perlu memperhatikan kebersihan dan mutunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan pangan adalah bahan yang dibutuhkan oleh manusia untuk tumbuh dan berkembang serta mampu beraktifitas dan memelihara kondisi tubuh. Dalam memilih bahan
Lebih terperinciBAB 2 DATA & ANALISA
3 BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi yang digunakan untuk mendukung kampanye STOP Makan Sembarangan ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1. Literatur Pencarian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal pemerintah telah melakukan berbagai upaya kesehatan seperti yang tercantum dalam Pasal 10 Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk mie merupakan salah satu makanan ringan yang paling banyak diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan renyah saat dimakan, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut WHO yang dimaksudkan makanan adalah semua benda yang termasuk dalam diet manusia sama ada dalam bentuk asal atau sudah diolah. Makanan yang dikonsumsi hendaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang undang kesehatan RI No. 23 pasal 10 tahun 1992 menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan Guru Sekolah Dasar terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamban Jamban keluarga adalah suatu bangunan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriptif yaitu menganalisa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriptif yaitu menganalisa jenis dan kadar zat pewarna buatan yang terdapat pada selai roti yang bermerek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minuman Ringan 2.1.1. Definisi Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan makanan juga semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan muncul berbagai produk makanan dengan berbagai variasi agar
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.801, 2013 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Bahan Tambahan Pangan. Pewarna. batas Maksimum. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperincimemerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa adalah suatu usaha yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen kualitas manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan akan komoditas pangan. Namun, hal ini tidak diikuti dengan peningkatan produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu suatu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor di antaranya cita rasa, warna, tekstur, nilai gizi, dan faktor lainnya. Secara visual, faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi menyebabkan aktivitas masyarakat meningkat, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang di konsumsi,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin meningkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anorganik dan limbah organik. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Limbah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah terpakai, baik dalam skala rumah tangga, industri, pertambangan dan lainlain. Limbah berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan sebagainya. Limbah berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik diolah maupun tidak
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saus Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa latin salsus yang berarti digarami. Sedangkan saus dalam istilah dalam masakmemasak berarti cairan
Lebih terperinciNUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)
NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) dr. Maria Ulfa, MMR Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.
Lebih terperinciPEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi
PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PANGAN Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan-minuman bagi konsumsi manusia,
Lebih terperinciZat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu.
Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu. Tujuan : - Meningkatkan mutu makana -Menambah daya tarik makanan
Lebih terperinciPengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani
Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Bahan makanan umumny mudah rusak (perishable). Perhatikan saja, buah-buahan dan sayuran yang kita panen. Kita dapat melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahaya di dalam setiap masakan makanan yang akan dimakan. juga sesuai dengan selera mereka masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga dalam hidup. Seseorang rela melakukan apapun demi menjaga kesehatan tubuhnya. Salah satunya dengan mengkomsumsi makanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di
1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di sektor industri menengah dan industri kecil atau industri rumah tangga. Perkembangan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan di sekolah menyita waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari hari, termasuk aktifitas makan. Makanan jajanan di sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia, termasuk Bahan Tambahan Pangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Tambahan Pangan Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jeli Jeli merupakan makanan yang dibuat dari karaginan, yaitu senyawa polisakarida rantai panjang yang diekstraksi dari rumput laut jenis-jenis karaginofit, seperti Eucheuma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi pengolahan pangan, industri produksi pangan semakin berkembang. Industri skala kecil, sedang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Tambahan Pangan Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan, bukan merupakan bahan khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai
Lebih terperinciMENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN
MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN Formalin Formalin merupakan larutan 40 % formaldehid, termasuk golongan senyawa aldehid atau alkanal, yang mengandung satu atom karbon.
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU
INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan Pendamping Air Susu Ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi di samping air susu ibu kecuali air putih, untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan salah satu olahan semi padat dengan bahan utama susu. Es krim merupakan produk olahan susu sapi yang dibuat dengan bahanbahan utama yang terdiri atas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan rumit. Namun, makanan tradisional kini dalam proses kembali ke tradisi. Dengan kemajuan budaya global,
Lebih terperincitips: Menyimpan Tahu Segar
Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas
Lebih terperinci