Tabel Pelarut Dalam Percobaan Metode Kromatografi. A n-butanol 40 bagian volume. B Iso-butanol 30 bagian volume
|
|
- Yanti Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tabel Pelarut Dalam Percobaan Metode Kromatografi A n-butanol 40 bagian volume Asam asetat glasial 10 bagian volume Air suling 20 bagian volume B Iso-butanol 30 bagian volume Etanol air suling 20 bagian volume Air suling 20 bagian volume Pada 99 bagian volume campuran, tambahkan 1 Bagian volume ammonia pekat C Fenol 80 bagian volume Air suling 20 bagian volume D Etil metil keton 350 bagian volume Aseton 150 bagian volume Air suling 150 bagian volume Amonia pekat 1 bagian volume E Etil metil keton 50 bagian volume Aseton 30 bagian volume Air suling 30 bagian volume F Etil asetat 11 bagian volume Piridin 5 bagian volume Air suling 4 bagian volume G Encerkan 5 ml ammonia pekat dengan air suling hingga 100 ml tambahkan 2 gr trinatrium sitrat dan larutkan Sumber : Standar Industri Indonesia (SII) Departemen Perindustrian Republik Indonesia Yang di cetak tebal pelarut yang digunakan
2 Harga Rf (Ratio faktor) Untuk Berbagai Macam Pelarut Pewarna Pelarut A B C D E F G MERAH Ponceau Mx 0,33 0,55 0,35 0,41 0,41 0,23 0,19 Ponceau 4R 0,18 0,26 0,13 0,26 0,25 0,07 0,57 Carmoisin 0,44 0,17 0,37 0,28 0,55 0,30 0,15 Amaranth 0,14 0,19 0,11 0,17 0,16 0,04 0,03 Red 10 B 0,26 0,30 0,23 0,37 0,37 0,21 0,20 Eritrosin 1,00 0,58 0,47 0,57 1,00 0,56 0,06 Red 2 G 0,35 0,35 0,38 0,39 0,41 0,18 0,46 Red 6 B 0,18 0,17 0,37 0,22 0,22 0,10 0,28 Red FB 0,25 0,11 0,49 0,13 0,58 0,24 0,01 Ponceau SX 0,39 0,30 0,41 0,39 0,51 0,26 0,32 Ponceau 3 R 0,38 0,47 0,35 0,45 0,58 0,21 0,11 Fast red E 0,38 0,47 0,45 0,49 0,51 0,24 0,19 JINGGA Orange G 0,35 0,47 0,48 0,52 0,46 0,23 0,66 Orange RN 0,59 0,75 0,74 0,75 0,78 0,57 0,28 Sunset Yellow 0,28 0,45 0,45 0,43 0,46 0,22 0,43 FCF KUNING Tartrazine 0,12 0,17 0,09 0,20 0,25 0,04 0,70 Naphthol Yellow 0,44 0,54 0,17 0,68 0,73 0,44 0,40 Yellow 2G 0,44 0,41 0,41 0,37 0,65 0,31 0,76 Yellow FRS 0,33 0,47 0,30 0,43 0,47 0,22 0,54 Yellow RY 0,77 0,04 0,18 0,07 0,16 0,03 0,27 HIJAU, BIRU, UNGU Green S 0,44 0,44 0,70 0,41 0,67 0,30 0,83 Blue VRS 0,54 0,07 0,76 0,64 0,70 0,32 0,79 Indago Karimue 0,14 0,20 0,30 0,28 0,34 0,14 0,11 Violet BNP 0,54 0,63 0,80 0,68 0,75 0,32 0,47 COKLAT HITAM Brown FK 0,18 0,34 0,36 0,57 0,61 0,27 0,03 Chocolate brown 0,18 0,34 0,49 0,75 0,77 0,49 0,18 Sumber : Standar Industri Indonesia (SII) Departemen Perindustian Republik Indonesia
3 Contoh Perhitungan Kadar Zat Pewarna Diketahui : b (Kadar benang wool setelah perlakuan) = 0,3401 gr a (Kadar benang wool sebelum perlakuan) = 0,2975gr Berat Sampel = 50 gr Ditanya : Kadar Zat Pewarna? Jawab : Kadar Zat Pewarna = = = = 0, gr Kadar Zat Pewarna = x 0, gr = 0, gr = 1,704 mg 1,704 mg dalam setiap 100 ml sirup. Maka = = = 17,04mg/lt Jadi, kadar zat pewarna yang terkandung pada 1 Liter sirup adalah 17,04 mg zat pewarna.
4 PERMENKES RI NO. 722/Menkes/Per/IX/88 Tentang Bahan Tambahan Pangan A. Pewarna Alam (Natural Colour) Nama Bahan Tambahan No Pangan Jenis/Bahan Bahasa Bahasa Makanan Indonesia Inggris 1 Anato Anato Batas Maksimum Penggunaan akhir CI Natural Orange-4 2. Keju 600 mg/kg, tunggal dengan betakaroten 2 Beta-Apo-8 karotenal L. Orange 3 CI No Beta-Apo- 8-carotenal 3. Lemak dan Minyak makan; minyak kacang; minyak kelapa, dan minyak nya; margarine; mentega; sediaan keju olahan secukupnya akhir CI No Jem dan Jeli dengan pewarna 3 Etil Beta- Apo-8- karotenoat Beta-Apo- 8-carotenoic Acid, Ethyl Ester, CI Natural 3. Lemak dan Minyak makan; minyak kacang; minyak kelapa, dan minyak nya; margarine; mentega; sediaan keju olahan Lihat Beta-Apo-8- karotenal Secukupnya Lihat Beta-Apo-8- karotenal
5 Orange 8, L. Orange 9, CI No Kantasantin Canthaxant hine 60 mg/kg produk akhir CI No Jem dan jeli 3. Udang Kalengan dengan pewarna 60 mg/kg, tunggal dengan pewarna 4. Udang Beku 30 mg/kg, tunggal dengan pewarna khusus untuk produk yang telah dipanaskan 5 Karamel, Amonia Sulfit proses Caramel Colour Ammonia 5. Lemak dan minyak makan; minyak kacang; minyak kelapa, dan minyak nya; margarine; mentega; sediaan keju olahan 1. Jamur kalengan 2. Jem dan Jeli secukupnya Secukupnya untuk penggunaan dalam saos dengan
6 Sulphite Process Beverage caramel Beer caramel 6 Karamel Caramel colour (p) Spirit caramel 3. Acar ketimun dalam botol 4. Yoghurt beraroma dan produk yang dipanaskan setelah fermentasi 5. Marmalad 6. Es krim 1. Jamur kalengan 2. Jem dan Jeli 3. Acar ketimun dalam botol pewarna dengan pewarna 150 mg/kg, berasal dari aroma yang digunakan 1,5 gr/kg 3 gr/kg Secukupnya untuk penggunaan dalam saos dengan pewarna dengan pewarna 7 Karmin Carmine, Cochineal and carminic Acid, CI natural red 4, CI No Beta- Karoten Beta- Caroten 4. Yoghur beraroma dan produk yang dipanaskan setelah fermentasi Yoghurt beraroma dan produk yang dipanaskan setelah difermentasi 150 mg/kg dari aroma yang digunakan 20 mg/kg dari aroma yang digunakan 1. Keju 600 mg/kg, tunggal dengan
7 CI Natural Yellow 26 CI No Klorofil Chlorophyll, CI Natural Green 3, CI No Klorofil tembaga komplex Chlorophyll copper complex CI No Kapri kalengan 3. Acar ketimun dalam botol 4. Es krim dan 5. Lemak dan minyak makan; minyak kacang; minyak kelapa, dan minyak nya; margarine; mentega; sediaan keju olahan 1. Jem dan jeli 2. Sediaan Keju Olahan 2. Acar ketimun dalam botol anato 100 mg/kg, tunggal dengan pewarna dengan pewarna akhir Secukupnya dengan pewarna Secukupnya akhir dengan pewarna 11 Kurkumin Curcumin, CI Natural Yellow 3, Turmeric yellow, CI 3. Sediaan keju olahan 2. Lemak dan minyak makan; minyak Secukupnya 50 mg/kg produk akhir Secukupnya
8 No kacang; minyak kelapa, dan minyak nya; margarine; mentega; sediaan keju olahan 12 Riboflavin Riboflavin 1. Acar ketimun dalam botol 2. Keju; sediaan keju olahan 3. Es krim dan dengan pewarna Secukupnya 50 mg/kg produk akhir 13 Titanium Dioksida Titanium Dioxide, Pigmen White 6, CI No Kembang gula Secukupnya B. Pewarna Sintetik (Synthetic Colour) Nama Bahan Tambahan Pangan No Bahasa Bahasa Indonesia Inggris 1 Biru Berlian Brilliant Blue FCF CI Food Blue 2 FD&C Blue No. 1 CI No Jenis/Bahan Makanan 2. Kapri kalengan 3. Ercis kalengan Batas Maksimum Penggunaan akhir (total campuran pewarna 300 mg/kg) 100 mg/kg, tunggal 100 mg/kg, tunggal
9 2 Coklat HT Chocolate Brown HT; CI No Eritrosin Erythrosine CI Food Red 14 FD&Red No. 3 CI No Acar ketimun dalam botol 5. Jem dan Jeli, saus apel kalengan 6. Makanan Lain 1. Minuman ringan dan makanan cair 2. Makanan 2. Buah pir kalengan 3. Buah prom (plum) kalengan 100 mg/kg, tunggal 70 mg/lt siap dikonsumsi 100 mg/kg, tunggal dengan ponceau 4R hanya untuk buah prem merah atau
10 4 Hijau FCF Fast Green FCF CI Food Green 3 FD&C Green No. 3 CI No Jem dan Jeli, saus apel kalengan 5. Udang kalengan 6. Udang beku 7. Yoghurt beraroma dan produk yang telah dipanaskan setelah fermentasi 8. Irisan daging olahan 9. Makanan 2. Buah pir kalengan ungu dengan ponceau 4R 30 mg/kg, tunggal 30 mg/kg, tunggal, hanya pada produk yang telah dipanaskan 27 mg/kg, berasal dari aroma yang digunakan 15 mg/kg akhir (total campuran pewarna 300 mg/kg)
11 3. Ercis kalengan 4. Acar ketimun dalam botol 5. Jem dan jeli, saus apel kalengan 6. Marmalade 7. Makanan 20 mg/kg, tunggal 200 mg/kg, tunggal atau campuran dengan pewarna 100 mg/kg, tunggal 100 mg/kg, tunggal 5 Hijau S Food Green S, CI Food Green 4, CI No Indigotin Indigotin Indigo Carmine CI Food Blue FD&C Blue No. 2 Lihat coklat HT 2. Jem dan jeli, saus apel kalengan Lihat coklat HT akhir (total campuran pewarna 300 mg/kg)
12 CI No Karmoisin Carmoisine 3. Yoghurt beraroma dan produk yang telah dipanaskan setelah fermentasi 4. Makanan 1. Lihat coklat HT 6 mg/kg dari aroma yang digunakan Lihat coklat HT 8 Kuning FCF CI Food Red 3 Azorubine CI No Sunset yellow FCF CI Food yellow 3 FD&C Yellow No. 6 Food Yellow No. 5 CI No Es krim dan 3. Yoghurt beraroma dan produk yang telah dipanaskan setelah fermentasi 1. Lihat coklat HT 2. Es krim dan 3. Acar ketimun dalam botol 4. Yoghurt beraroma dan produk yang telah dipanaskan setelah fermentasi akhir (total campuran pewarna 300 mg/kg) 57 mg/kg berasal dari aroma yang digunakan Lihat coklat HT akhir (total campuran pewarna 300 mg/kg) 12 mg/kg berasal dari aroma yang digunakan
13 5. Jem dan jeli, saus apel kalengan 6. Marmalad 7. Udang kalengan 200 mg/kg 30 mg/kg, tunggal 9 Kuning Kuinolin 10 Merah Alura Quinolin yellow, Food Yellow 13, CI Acid Yellow 3, CI No Allura Red AC, CI Food Red 17, FD&C Red No. 40, CI No Ponceau 4R Ponceau 4R CI Food Red 7 Brilliant Scarlet CI No Makanan Lihat Coklat HT 1. Lihat kuning kuinolin 2. Minuman ringan dan makanan cair 3. Yoghurt beraroma dan produk yang telah dipanaskan setelah fermentasi 50 mg/kg, tunggal Lihat Coklat HT Lihat kuning kuinolin 70 mg/lt produk siap dikonsumsi 48 mg/kg berasal dari aroma yang digunakan
14 12 Tartrazin Tartrazine CI Food Yellow 4 FD&C Yellow No. 5 CI No. ` Buah pir kalengan 5. Buah prem (plum) kalengan 6. Jem dan jeli 7. Udang kalengan 8. Udang beku 1. Lihat coklat HT 2. Es krim dan 3. Yoghurt beraroma dan produk yang telah dipanaskan setelah fermentasi dengan eritrosin, hanya pada prem merah dan ungu 30 mg/kg, tunggal, hanya pada produk yang telah dipanaskan Lihat coklat HT akhir (total campuran pewarna 300 mg/kg) 18 mg/kg berasal dari aroma yang digunakan
15 4. Buah pir kalengan, ercis kalengan 5. Kapri kalengan 6. Acar ketimun dalam botol 7. Jem dan jeli, saus apel kalengan 8. Marmalad 9. Udang kalengan 100 mg/kg 100 mg/kg, tunggal dengan hijau FCF 30 mg/kg, tunggal
16 Lampiran 9. Gambar 1. Bulu Domba dimasukkan ke dalam sampel Gambar 2. Bulu domba yang sudah dicuci dengan air
17 Gambar 3. Kertas kromatografi dimasukkan ke dalam chamber Gambar 4. Benang woll dimasukkan ke dalam sampel
Kuesioner Penelitian
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ANALISIS ZAT PEWARNA PADA KEPAH ASIN (Polymesoda erosa) YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL DAN PASAR SUKARAMAI DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 A. Identitas Responden a. Nomor Responden
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI. Lokasi : No. Objek Pengamatan Kategori A Pemilihan Bahan Makanan Ya Tidak
LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN KIPANG PULUT DI KECAMATAN PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011 Data Responden Penjamah Makanan Nama : Umur : Jenis Kelamin : Lokasi : No.
Lebih terperinci(asam sitrat), Pengawet (natrium benzoat), Pewarna makanan. Komposisi: Gula, Glukosa, Buah nanas, Asam Sitrat, Perasa dan Pewarna
Lampiran 1. Komposisi Selai roti bermerek. 1. Sampel A Komposisi: Gula, Buah stroberi, Pengental (pektin), Pengatur keasaman (asam sitrat), Pengawet (natrium benzoat), Pewarna makanan. 2. Sampel B Komposisi:
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.801, 2013 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Bahan Tambahan Pangan. Pewarna. batas Maksimum. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Zat Aditif Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. 4 zat warna adalah senyawa organik berwarna yang digunakan untuk memberi
Lebih terperinciTabel jenis pewarna alami pada produk makanan dan batas maksimum penggunaannya
Lampiran 1 Tabel jenis pewarna alami pada produk makanan dan batas maksimum penggunaannya No Jenis Pewarna Alami INS ADI (Acceptable Dairy Intake) Batas Maksimum Penggunaan Kategori (Jam,Jelly dan Marmalad)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zat Warna Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2012, pewarna adalah bahan tambahan pangan (BTP) berupa pewarna alami, dan pewarna sintetis, yang ketika ditambahkan ataudiaplikasikan
Lebih terperinciA. Pewarna Alam (Natural Colour) 1. Es krim dan sejenisnya. 2. Keju
LAMPIRAN 1 Nama Bahan Tambahan Pangan No Bahasa Indonesia Bahasa Inggris 1 Anato Annato 2 Beta-Apo-8 - karotenal CI Natural Orange 4 L.Orange 3 CI No. 75120 Beta-Apo-8 - carotenal CI No. 80820 3 Etil Beta-Apo-8
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriptif yaitu menganalisa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriptif yaitu menganalisa jenis dan kadar zat pewarna buatan yang terdapat pada selai roti yang bermerek
Lebih terperinciTHE IDENTIFICATION OF SYNTHETIC DYES IN RENGGINANG CRACKERS BY PAPER CHROMATOGRAPHY. Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Lelie Amaliatusshaleha
THE IDENTIFICATION OF SYNTHETIC DYES IN RENGGINANG CRACKERS BY PAPER CHROMATOGRAPHY Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Lelie Amaliatusshaleha ABSTRACT Quality of a food is determined by several factors
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Makanan Jajanan Makanan jajanan menurut Permenkes nomor 236 tahun 1997 adalah makanan dan atau minuman yang diolah oleh pengrajin makanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Tambahan Pangan Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi saat ini, penggunaan zat warna alami semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pewarna telah lama digunakan pada bahan makanan dan minuman untuk memperbaiki tampilan produk pangan. Pada mulanya zat warna yang digunakanan adalah zat warna
Lebih terperinciBahan Tambahan Pangan (Food Additive)
Bahan Tambahan Pangan (Food Additive) A. Tujuan menambahkan bahan tambahan pangan ke dalam makanan: 1. Meningkatkan mutu pangan 2. Meningkatkan daya tarik 3. Mengawetkan pangan B. Macam-macam Bahan Tambahan
Lebih terperinciLampiran 1. Penggolongan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
Lampiran 1. Penggolongan Bahan Tambahan Pangan (BTP) Tabel Daftar Golongan BTP yang Diizinkan Penggunaannya No. Nama Golongan 1 Antibuih (Antifoaming Agent) 2 Antikempal (Anticaking Agent) 3 Antioksidan
Lebih terperinciLampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :
Lampiran 1 KUESINER PENELITIAN Analisa Kandungan Natrium Benzoat, Siklamat Pada Selai Roti Yang Bermerek Dan Tidak Bermerek Serta Tingkat Pengetahuan Penjual Tentang Natrium Benzoat, Siklamat Pada Selai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jeli Jeli merupakan makanan yang dibuat dari karaginan, yaitu senyawa polisakarida rantai panjang yang diekstraksi dari rumput laut jenis-jenis karaginofit, seperti Eucheuma
Lebih terperinciZat Aditif pada Makanan
Bab 10 Zat Aditif pada Makanan Sumber: Encarta 2005 Gambar 10.1 Makanan dan minuman Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan makan dan minum untuk melangsungkan kehidupannya. Zat-zat makanan yang dikonsumsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan dalam Peraturan Menteri Kehatan RI No.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Tambahan Pangan Bahan tambahan pangan dalam Peraturan Menteri Kehatan RI No. 1168/Menkes/PER/X/1999 adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya
Lebih terperinciLKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN
LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN A. Kompetensi Dasar: 3.7 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Makanan Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Menurut Notoatmodjo (2003) ada empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia, yakni : memelihara proses
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Makanan Jajanan Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food menurut Food and Agriculture Organization didefinisikan
Lebih terperinciditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan yaitu untuk memperbaiki warna,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Makanan Jajanan Kebutuhan makan anak-anak sekolah dasar perlu mendapat perhatian karena anak-anak mulai mempunyai kesibukan-kesibukan dengan pelajaran di sekolah dan di sekitar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya
Lebih terperinciPengaturan & Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
Pengaturan & Penggunaan Bahan Tambahan Pangan BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA BTP??? bahan atau campuran bahan yang secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Analis Kesehatan Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri
Lebih terperinciANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA
ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA Retno Putri Pamungkas, Vivin Nopiyanti INTISARI Analisis Rhodamin
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN. PERCOBAAN 1: Analisis Zat Pewarna. Kamis 01 Desember 2016
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 1: Analisis Zat Pewarna Kamis 01 Desember 2016 Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Pangan yang diampu oleh: Mujdalipah, S.TP., M.Si dan Shinta Maharani,
Lebih terperinci3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai perbedaan. Hygiene lebih mengarah pada kebersihan perorangan /
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Hygiene dan Sanitasi Makanan Hygiene dan sanitasi adalah suatu istilah yang erat kaitannya satu sama lain sehingga
Lebih terperinciPembuatan Pewarna Alami Makanan dan Aplikasinya. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY
Pembuatan Pewarna Alami Makanan dan Aplikasinya Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tambahan makanan lainnya yang di izinkan (SNI ). Pengendalian
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Serbuk Minuman Rasa Jeruk 2.1.1.Definisi Serbuk Minuman Rasa Jeruk adalah produk yang merupakan campuran tepung, gula pasir dengan cita rasa jeruk (alami, identik alami, tiruan)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cone es krim merupakan salah satu dari berbagai makanan yang banyak didapatkan di
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. CONE ES KRIM 1. Definisi Cone Eskrim Cone es krim merupakan salah satu dari berbagai makanan yang banyak didapatkan di Indonesia. Banyak macam-macam cone es krim yang diproduksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan khas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Tambahan Makanan (BTM) 2.1.1. Defenisi Bahan Tambahan Makanan (BTM) Pengertian Bahan Tambahan Pangan secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan
Lebih terperinciDAFTAR BAHAN PEWARNA YANG DIIZINKAN DIGUNAKAN DALAM KOSMETIK
Lampiran III Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.42.1018 Tentang Bahan Kosmetik (1) DAFTAR BAHAN PE YANG DIIZINKAN DIGUNAKAN DALAM KOSMETIK Area Penggunaan Kolom 1: Kolom 2:
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tambahan makanan lainnya yang di izinkan (SNI ).
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Permen sediaan padat Permen atau Kembang gula gula pasir dengan pewarna sintetis adalah produk yang merupakan campuran (alami, identik alami, tiruan) dan bahan tambahan makanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saus Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa latin salsus yang berarti digarami. Sedangkan saus dalam istilah masakmemasak berarti cairan kental
Lebih terperinciANALISIS RHODAMIN B DALAM SAOS DAN CABE GILING DI PASAR KECAMATAN LAWEYAN KOTAMADYA SURAKARTA DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SKRIPSI
ANALISIS RHODAMIN B DALAM SAOS DAN CABE GILING DI PASAR KECAMATAN LAWEYAN KOTAMADYA SURAKARTA DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SKRIPSI Oleh : PARAMITA ERLIN BUDIANTO K 100040225 FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kosmetika 2.1.1 Pengertian kosmetik Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke- 19, pemakaian kosmetika mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelas, yaitu aza, triarilmetana, quainalin, xanten, dan indigo. Di bawah ini adalah
Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor, diantaranya cita rasa, warna, tekstur dan nilai gizinya. Salah
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. dikonsumsi, seperti rengginang, sirat, roti, kue-kue dan lain-lain. Makanan tersebut
I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Makanan Jajanan Makanan jajanan adalah produk olahan dalam bentuk yang siap untuk dikonsumsi, seperti rengginang, sirat, roti, kue-kue dan lain-lain. Makanan tersebut disukai oleh
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEWARNA SINTETIS PADA PERMEN PADAT SECARA KROMATOGRAFI KERTAS DI BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN MEDAN TUGAS AKHIR
IDENTIFIKASI PEWARNA SINTETIS PADA PERMEN PADAT SECARA KROMATOGRAFI KERTAS DI BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN MEDAN TUGAS AKHIR JERNITA MESTAULI PARHUSIP 132401130 PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PEWARNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,
Lebih terperinciTES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan
TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah
Lebih terperinciBahan Aditif Makanan. TBM Pertemuan ke-4
Bahan Aditif Makanan TBM Pertemuan ke-4 Bahan Aditif Makanan Bahan Tambahan Makanan (BTM) Menurut WHO (World Health Organization) Zat aditif didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan ke dalam makanan
Lebih terperinciTES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan
TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA TARTRAZIN DALAM MINUMAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN WARA KOTA PALOPO
Jurnal Dinamika, April 2011, halaman 34-41 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA TARTRAZIN DALAM MINUMAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN WARA KOTA PALOPO Ilmiati Illing Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anorganik dan limbah organik. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Limbah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah terpakai, baik dalam skala rumah tangga, industri, pertambangan dan lainlain. Limbah berdasarkan
Lebih terperinciONDE-ONDE GURIH CARA MEMBUAT : 1 Campur udang dengan ayam, bawang putih, garam, merica dan gula pasir, aduk rata.
ONDE-ONDE GURIH 250 gram udang cincang 150 gram ayam cincang 2 siung bawang putih haluskan 1 sdt garam, 1/2 sdt merica bubuk 2 sdt gula pasir 1 putih telur 2 sdm tepung maizena 1 sdm daun ketumbar cincang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh kerusakan, pemalsuan dan kontaminasi, baik oleh mikroba atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Untuk memenuhi kebutuhan akan keadaan bebas dari resiko kesehatan yang disebabkan oleh kerusakan, pemalsuan dan kontaminasi, baik oleh mikroba atau senyawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan berbentuk cair yang mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR ZAT PEWARNA (Tartrazine dan Sunset yellow) PADA SIRUP KEMASAN DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENETAPAN KADAR ZAT PEWARNA (Tartrazine dan Sunset yellow) PADA SIRUP KEMASAN DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI ATINA WAHYUNI NIM : 107102000278
Lebih terperinciIDENTIFIKASI ZAT PEWARNA TAMBAHAN PANGAN PADA JELI SECARA KROMATOGRAFI KERTAS TUGAS AKHIR MELVA EKA N. DAMANIK
4 IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA TAMBAHAN PANGAN PADA JELI SECARA KROMATOGRAFI KERTAS TUGAS AKHIR MELVA EKA N. DAMANIK 132401083 PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia, termasuk Bahan Tambahan Pangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciBATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP BAHAN PENGKARBONASI Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau difermentasi (contohnya susu coklat, eggnog,
2013, No.543 8 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN BAHAN PENGKARBONASI BATAS MAKSIMUM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saus Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa latin salsus yang berarti digarami. Sedangkan saus dalam istilah dalam masakmemasak berarti cairan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN MUTU OBAT TRADISIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN MUTU OBAT TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB II BELAJAR, METODE INKUIRI, DAN ZAT ADITIF PADA MAKANAN
BAB II BELAJAR, METODE INKUIRI, DAN ZAT ADITIF PADA MAKANAN A. Belajar 1. Pengertian Belajar Menurut Dmiyati dan Mudjiono ( 2006, h. 5 ) mengatakan Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menggunakan zat warna alami dan sintetis untuk membuat tampilan produk
I. PENDAHULUAN Kebutuhan akan zat warna semakin meningkat seiring dengan berkembangnya dunia industri. Industri pangan, kosmetik, farmasi, dan lainnya menggunakan zat warna alami dan sintetis untuk membuat
Lebih terperinciHubungan Antara Jenis Kerupuk (Bermerk dan Tidak Bermerk) dengan Kandungan Zat Pewarna Sintetis di Pasar Johar Semarang
Hubungan Antara Jenis Kerupuk (Bermerk dan Tidak Bermerk) dengan Kandungan Zat Pewarna Sintetis di Pasar Johar Semarang Diah Usinawati 1, Supriyono Asfawi 2, Eko Hartini 2 1 Alumni akultas Kesehatan Universitas
Lebih terperinciBAB XI BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN
BAB XI BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN Gambar 11.1: Contoh bahan kimia dalam kehidupan Tahukah kalian, bahwa dirumah kalian banyak bahan kimia? 1. Jika tahu, bahan-bahan apakah yang ada di di rumah yang termasuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minuman Ringan 2.1.1. Definisi Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan
Lebih terperinciTES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan
TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah disediakan
Lebih terperinciSOAL UJIAN AKHIR ANALISIS MAKANAN 2008
1 SOAL UJIAN AKHIR ANALISIS MAKANAN 2008 1. Aktivitas air dari produk makanan antara 0,80-0,85 dapat menghambat pertumbuhan A. bakteri B. ragi C. jamur D. jamur dan ragi 2. Kadar air dari produk makanan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciSMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4)
SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2 1. Perhatikan tabel berikut ini! Zat Lakmus Merah Biru (1) (-) (+) (2) (+) (-) (3) (+) (-) (4) (-) (+) Pasangan zat yang bersifat basa adalah... (1)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Pengaturan terhadap Penggunaan Zat Aditif pada Makanan
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Pengaturan terhadap Penggunaan Zat Aditif pada Makanan Berkaitan dengan penggunaan zat aditif pada makanan, terdapat beberapa pengaturan salah satunya yaitu terdapat
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK HIGIENE SANITASI MAKANAN IBU WARUNG ANAK SEHAT (IWAS)
69 Lampiran 1 Kuesioner 1.1 Kuesioner Pretest dan Posttest ANALISIS DAMPAK PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK HIGIENE SANITASI MAKANAN IBU WARUNG ANAK SEHAT (IWAS) Saya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijumpai berbagai jenis sirup, dari asam sampai yang paling manis. Sirup itu sendiri merupakan sediaan minuman cair berupa larutan yang
Lebih terperinciBPOM. Obat Tradisional. Mutu. Persyaratan.
No.1200, 2014 BPOM. Obat Tradisional. Mutu. Persyaratan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN MUTU OBAT TRADISIONAL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pangan 2.1.1. Pengertian Pangan Pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
Lebih terperinciANALISIS SECARA BIOKIMIA METHANYL YELLOW PADA TAHU YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KODYA BANDUNG
ANALISIS SECARA BIOKIMIA METHANYL YELLOW PADA TAHU YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KODYA BANDUNG Mia Nurkanti Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, UNPAS Abstrak Tahu merupakan pangan yang popular di masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diversifikasi pangan merupakan program prioritas Kementerian Pertanian sesuai dengan PP Nomor 22 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sanitasi mempunyai perbedaan.hygiene lebih mengarah pada kebersihan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hygiene dan Sanitasi Makanan Hygiene dan sanitasi adalah suatu istilah yang erat kaitannya satu sama lain sehingga tidak dapat dipisahkan. Namun demikian, pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadikan tanahnya subur sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kaya sumber daya alam. Letak geografis Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadikan tanahnya subur sehingga cocok untuk pengembangan
Lebih terperinciBAHAYA KERACUNAN METANIL YELLOW PADA PANGAN
BAHAYA KERACUNAN METANIL YELLOW PADA PANGAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Selama ini manusia mengonsumsi pangan berupa pangan segar maupun pangan olahan. Kedua
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein
LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN 1.1 Hasil Pengamatan Analisa 1.1.1 Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein No. 1. Perlakuan Pengamatan Sampel sebanyak 1 gr K2SO4 Larutan
Lebih terperinciINTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA MINUMAN RINGAN BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA
INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA MINUMAN RINGAN BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA Nadya Aulia 1 ; Amaliyah Wahyuni, 2 ; Nurhamidi 3 Rhodamin B adalah salah
Lebih terperinciANALISIS ZAT WARNA SINTETIK TERLARANG UNTUK MAKANAN YANG BEREDAR DI PASARAN
Azizahwati, Maryati Kurniadi, Heidi Hidayati Departemen Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia, Depok ISSN : 1693-9883 Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. IV, No. 1, April 2007, 7-25 ANALISIS ZAT WARNA SINTETIK
Lebih terperinciZat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu.
Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu. Tujuan : - Meningkatkan mutu makana -Menambah daya tarik makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Manusia memerlukan makanan seimbang yaitu karbohidrat, protein, nabati, vitamin dan mineral
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A
PEMANFAATAN LIMBAH AIR LERI BERAS IR 64 SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN SIRUP HASIL FERMENTASI RAGI TEMPE DENGAN PENAMBAHAN KELOPAK BUNGA ROSELLA SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : PUJI
Lebih terperinci2013, No BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PROPELAN 1. Nitrogen (Nitrogen) INS. 941 : Tidak dinyatakan (no ADI necessary)
2013, 553 8 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PROPELAN BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN
Lebih terperinciBAHAN KIMIA DALAM BAHAN MAKANAN Das Salirawati, M.Si
BAHAN KIMIA DALAM BAHAN MAKANAN Das Salirawati, M.Si PENDAHULUAN Kita pasti sering membeli makanan instant setiap hari, misalnya kue-kue kering, keripik, crispi, jelly, berbagai jenis permen, dan makanan
Lebih terperinciAlasan Penggunaan BTM : (Food Food Protection Committee in Publication) BAB 4 BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
BAB 4 BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM) Alasan Penggunaan BTM : (Food Food Protection Committee in Publication) Menjaga kualitas makanan dengan menggunakan antioksidan Mempertinggi kualitas dan kestabilan makanan
Lebih terperinciDISUSUN OLEH : AH. FAUZI
ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA SINTETIS PADA BERBAGAI MACAM MERK MINUMAN BERLABEL SARI BUAH YANG DIPRODUKSI OLEH INDUSTRI RUMAH TANGGA YANG BEREDAR DI PASAR BESAR KOTA MALANG SKRIPSI DISUSUN OLEH : AH.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dapat mengubah fungsi tubuh, tidak korosif, dan tidak merugikan secara
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minuman Minuman adalah segala sesuatu yang dikonsumsi dan dapat menghilangkan rasa haus. Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berasa dan tidak berbau. Air
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 239/Men.Kes/Per/V/85 TENTANG ZAT WARNA TERTENTU YANG DINYATAKAN SEBAGAI BAHAN BERBAHAYA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 239/Men.Kes/Per/V/85 TENTANG ZAT WARNA TERTENTU YANG DINYATAKAN SEBAGAI BAHAN BERBAHAYA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciPEMERIKSAAN JENIS DAN KADAR ZAT PEWARNA BUATAN PADA PERMEN LOLIPOP BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2012
PEMERIKSAAN JENIS DAN KADAR ZAT PEWARNA BUATAN PADA PERMEN LOLIPOP BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK YANG BEREDAR KOTA MEDAN TAHUN 2012 Fransisca Mariana Batubara 1, Wirsal Hasan 2, Devi Nuraini Santi 2 1 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang Kesehatan No 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PROPELAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,
Lebih terperinciABSTRAK ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA JELLY BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA
ABSTRAK ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA JELLY BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA Azizah 1 ; Amaliyah Wahyuni 2 ; Nurhamidi 3 Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Higiene dan Sanitasi Makanan Pengertian Higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya
Lebih terperinciANALISIS RHODAMIN B DAN METANIL YELLOW DALAM JELLY DI PASAR KECAMATAN JEBRES KOTAMADYA SURAKARTA DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SKRIPSI
ANALISIS RHODAMIN B DAN METANIL YELLOW DALAM JELLY DI PASAR KECAMATAN JEBRES KOTAMADYA SURAKARTA DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SKRIPSI Oleh : AZIS EKO HASTOMO K 100040194 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinci01.3 Susu kental dan analognya (plain) CPPB Krim yang digumpalkan (plain) CPPB Krim analog CPPB
2013, 556 8 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN GAS UNTUK KEMASAN 1. Karbon dioksida
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehingga memberikan kesegaran bagi konsumen. Warna yang beraneka macam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es lilin merupakan suatu produk minuman yang banyak disukai anak-anak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan es lilin memiliki rasa yang manis dan dingin sehingga memberikan
Lebih terperinciSkripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar.
ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B PADA MINUMAN DINGIN YANG DIJAJAKAN DALAM GEROBAK DI KELURAHAN PATTUNUANG KECAMATAN WAJO KOTA MAKASSAR DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETER UV-Vis Skripsi Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri pangan karena mempunyai banyak kelebihan, diantaranya adalah proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, zat pewarna sintetik lebih banyak beredar dan dipakai oleh industri pangan karena mempunyai banyak kelebihan, diantaranya adalah proses produksinya lebih
Lebih terperinci